resume jurnal.ppt

28
TM – 3 TUGAS SEARCHING DAN PRESENTASI Ratih Purnamasari Nukana 1002005002

Upload: ratihpurnamasarinukana

Post on 14-Apr-2016

134 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

Page 1: resume jurnal.ppt

TM – 3TUGAS SEARCHING DAN

PRESENTASI

Ratih Purnamasari Nukana1002005002

Page 2: resume jurnal.ppt

Behavioral factors associated with diarrhea among adults over 18 years

of age in Beijing, China

Ma, et al.

BMC Public Health2014

Page 3: resume jurnal.ppt

MASALAH

• Bagaimanakah prevalensi diare pada orang dewasa lebih dari 18 tahun di Beijing, China ?

• Apa saja faktor resiko terjadinya diare pada orang dewasa lebih dari 18 tahun di Beijing, China ?

Page 4: resume jurnal.ppt

LATAR BELAKANG

• Sampai saat ini masih banyak orang yang menderita diare. Selain karena penyakitnya sendiri, terdapat pula biaya sosial dan ekonomi yang besar yang disebabkan oleh tingginya insiden penyakit diare.

Page 5: resume jurnal.ppt

TUJUAN

• Mencari prevalensi dan faktor resiko diare pada orang dewasa di Beijing, China

Page 6: resume jurnal.ppt

METODE PENELITIAN• Desain penelitianDesain penelitian menggunakan studi cross-sectional• SampleTeknik sampling yang digunakan : randomized dan systematic sampling. Sampel

yang didapatkan : orang dewasa sebanyak 12.936 yang berusia diatas 18 tahun di Beijing• InstrumentPengambilan data menggunakan kuisioner (karakteristik demografi, insiden diare,

perilaku terkait diare)• Analisis- Hasil dari kuisioner akan dianalisis menggunakan statistik deksriptif untuk

mendapatkan frekuensi dan proporsi.- Univariate logistic regression dilakukan untuk menilai faktor yang berkaitan

dengan diare.- Multivariate logistic regression dilakukan mencari faktor individu yang berkaitan

dengan diare.

Page 7: resume jurnal.ppt

HASIL PENELITIAN• Prevalensi diare selama satu tahun sebanyak 17.5 %.• Enam faktor perilaku terkait dengan diare antara lain :1. Mencuci tangan sebelum makan dan setelah BAB (AOR

0.707, 95% CI 0.597 ~ 0.837) 2. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir (AOR

0.M872, 95% CI 0.786 ~ 0.967) 3. Mengkonsumsi makanan mentah (AOR 1.285, 95% CI

1.138 ~ 1.450) 4. Menggunakan pisau yang sama saat memasak

makanan mentah dan matang (AOR1.149, 95% CI 1.041 ~ 1.268)

5. Beraktivitas fisik secara teratur (AOR 0.719, 95% CI 0.651 ~ 0.793)

Page 8: resume jurnal.ppt

KESIMPULAN

• Kebiasaan hidup yang baik, kebiasaan makan yang baik, dan aktivitas fisik secara teratur dapat mencegah gejala diare dan menurunkan resiko terjadinya diare.

Page 9: resume jurnal.ppt

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DAN PERSONAL HYGIENE IBU DENGAN

KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN SUMUREJO KECAMATAN GUNUNGPATI

KOTA SEMARANG

Riki Nur PratamaJurnal Kesehatan Masyarakat

2013

Page 10: resume jurnal.ppt

MASALAH

• Bagaimanakah hubungan antara kebersihan lingkungan dan personal hygiene ibu dengan kejadian diare pada balita di daerah Sumurejo Gunungpati?

Page 11: resume jurnal.ppt

LATAR BELAKANG

• Penyakit diare sering terjadi pada anak berusia kurang dari 5 tahun (balita). Berdasarkan data yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Gunungpati , kasus diare meningkat tiap tahunnya.

Page 12: resume jurnal.ppt

TUJUAN

• Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan hubungan antara kebersihan lingkungan dan personal hygiene ibu dengan kejadian diare pada balita di daerah Sumurejo Gunungpati

Page 13: resume jurnal.ppt

METODE PENELITIAN• Desain penelitianPenelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. • Sample

Pengambilan sampel dengan systematic sampling. Populasinya adalah seluruh balita sebanyak 386 balita.• Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi menggunakan kuisioner• Analisis

Analisis data dengan univariat dan bivariat (chi-square)

Page 14: resume jurnal.ppt

HASIL PENELITIAN• Berdasarkan hasil statistik :- Tidak ada hubungan kepemilikan penyediaan air bersih (p

value = 0.087), tidak ada hubungan jenis sarana penyediaan air bersih (p value = 0.0116), tidak ada hubungan kondisi saluran pembuangan air limbah (p value = 0.224), tidak ada hubungan kepemilikan jamban (p value = 0.566), tidak ada hubungan jenis jamban (0.207), tidak ada hubungan mencuci tangan dengan sabun sebelum memasak (p value = 0.305), tidak ada hubungan mencuci tangan dengan sabun setelah BAB (p value = 0.364), tidak ada hubungan merebus botol susu kedalam air panas sebelum digunakan (p value = 0.364) dengan kejadian diare

- Ada hubungan kondisi tempat sampah (p value = 0.02), dan ada hubungan mencuci tangan dengan sabun sebelum menyuapi anak (p value = 0.015) dengan kejadian diare .

Page 15: resume jurnal.ppt

KESIMPULAN

• Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kondisi tempat sampah dan mencuci tangan dengan sabun sebelum menyuapi anak dengan kejadian diare di daerah Sumurejo Gunungpati Semarang

Page 16: resume jurnal.ppt

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP STATUS GIZI

BALITA DI PEDESAAN

Mazarina DeviJurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

September 2010

Page 17: resume jurnal.ppt

MASALAH

• Apa saja faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi balita di pedesaan ?

Page 18: resume jurnal.ppt

LATAR BELAKANG

• Gizi kurang dan gizi buruk masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.

• Asupan gizi yang baik sering tidak bisa dipenuhi oleh seorang anak, diantaranya karena faktor ekonomi keluarga, pendidikan, dan jumlah keluarga.

Page 19: resume jurnal.ppt

TUJUAN

• Analisis ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi balita di Pedesaan.

Page 20: resume jurnal.ppt

METODE PENELITIAN• Desain penelitian

Desain penelitian menggunakan rancangan cross sectional. • SamplingSampel dipilih berdasarkan PPS (Probability Proportional to Size).

Sampel diambil dari 7 provinsi di Indonesia. Di setiap wilayah 30 desa dipilih. Di tiap desa, 40 rumah tangga dipilih dengan random sistematik.• Instrument

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner.• Analisis

Analisis data dilakukan secara deskriptif melalui uji chi square dan multivariat. Deskriptif untuk mengetahui rataan setiap variabel karakteristik keluaraga, tingkat konsumsi dan status gizi balita.

Page 21: resume jurnal.ppt

HASIL PENELITIAN

• Pada studi ini didapatkan sampel 51,3% perempuan dan 48,7% laki-laki. Dari hasil tabulasi silang didapatkan 51,7% balita laki-laki status gizi baik dan 51,3% gizi buruk. Sebanyak 48,3% balita perempuan dengan gizi baik, dan 49,3% dengan gizi buruk.

• Berdasakan hasil chi-square tidak ada hubungan antara jenis kelamin dan status gizi balita.

Page 22: resume jurnal.ppt

HASIL PENELITIAN

• Berdasarkan hasil tabulasi silang diperoleh status gizi baik balita berusia 7-24 bulan lebih tinggi daripada status gizi buruk. Pada usia 25-36 bulan yang status gizi baik sebanyak 21,4% sedangkan gizi kurang sebanyak 27,0%. Pada usia 37-59 bulan yang berstatus gizi baik 33,0% sedangkan status gizi kurang 34,5%.

• Berdasarkan hasil chi-square diperoleh tidak ada hubungan nyata antara sebaran kelompok umur balita dengan status gizi

Page 23: resume jurnal.ppt

HASIL PENELITIAN

• Berdasarkan hasil tabulasi silang, keluarga dengan diperoleh bahwa keluarga dengan jumlah anggota di bawah 4 orang memiliki persentase status gizi baik lebih tinggi dari status gizi buruk. Pada keluarga dengan jumlah anggota keluarga lebih dari 4 orang, status gizi kurang balita lebih tinggi dibanding dengan status gizi baik.

• Berdasarkan hasil Uji Chi-Square di- peroleh bahwa tidak ada hubungan yang nyata antara sebaran jumlah anggota ke- luarga dengan status gizi.

Page 24: resume jurnal.ppt

HASIL PENELITIAN• Berdasarkan tabulasi silang, diperoleh bahwa

persentase status gizi kurang lebih tinggi daripada status gizi baik diderita balita dari ayah yang tidak bersekolah dan berpendidikan hanya sampai tamat SD dan SMP. Sedangkan pada pendidikan ibu. Persentase gizi kurang lebih tinggi daripada status gizi baik pada balita dari ibu yang berpendidikan hanya sampai tingkat SD dan ibu yang tidak bersekolah.

• Berdasarkan hasil Uji Chi-Square di- peroleh bahwa tidak ada hubungan yang nyata antara tingkat pendidikan ayah dan ibu dengan status gizi.

Page 25: resume jurnal.ppt

HASIL PENELITIAN• Berdasarkan tabulasi silang diperoleh bahwa persentase

status gizi kurang lebih tinggi dari pada status gizi baik diderita balita dari ayah yang bekerja sebagai petani, nelayan, buruh harian, tukang becak, tukang perahu, pe- rajin/calo/TKI serta ayah yang tidak be- kerja, tidak bersekolah, dan berpendidikan hanya tamat SD dan Sekolah Menengah Pertama. Sedangkan untuk jenis pekerja- an ibu, persentase gizi kurang lebih tinggi daripada status gizi baik pada balita dari ibu yang bekerja sebagai petani/nelayan, buruh harian, dan pengrajin/TKI.

• Berdasarkan hasil Uji Chi-Square diperoleh bahwa ada hubungan yang nyata antara jenis pekerjaan ayah dan ibu dengan status gizi (p < 0,05).

Page 26: resume jurnal.ppt

HASIL PENELITIAN

• Berdasarkan tabulasi silang diperoleh bahwa persentase status gizi kurang lebih tinggi daripada status gizi baik pada balita dari ibu yang kisaran usianya kurang dari 19 tahun dan ibu yang usianya di atas 40 tahun.

• Dari uji Chi-Square diperoleh bahwa tidak ada hubungan yang nyata antara sebaran usia ibu dengan status gizi.

Page 27: resume jurnal.ppt

HASIL PENELITIAN

• Berdasarkan tabulasi silang persentase status gizi kurang pada ibu yang tidak lagi menyusui lebih tinggi daripada status gizi baik, sedangkan pada ibu yang memberikan ASI eksklusif persentase status gizi baik lebih tinggi daripada gizi kurang.

• Berdasarkan uji Chi-Square diperoleh bahwa tidak ada hubungan yang nyata antara sebaran status menyusui dengan status gizi.

Page 28: resume jurnal.ppt

KESIMPULAN• Dari hasil uji multivarian menunjukkan bahwa

faktor yang paling dominan berhubungan dengan status gizi adalah jenis pekerjaan ayah dan jenis pekerjaan ibu. Berdasarkan data tingkat pendidikan orang tua dan jenis pekerjaan orang tua, keluarga yang menjadi sampel memper- lihatkan indikasi dari golongan keluarga yang tingkat pendapatannya rendah. Jenis Kelamin, umur balita, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan orang tua, dan jenis pekerjaan orang tua berhubungan dengan status gizi balita di pedesaan.