review journal anfar

8
REVIEW JOURNAL Evaluation of a TLC Densitometric Method for Analysis of Azole Antifungal Agents Disusun oleh : Andrew Goldfrid G1F009064 Soffatul Azizah G1F009065 Winahto G1F009066 Rani F G1F009068 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU ILMU KESHATAN JURUSAN FARMASI

Upload: soffatul-azizah

Post on 02-Dec-2015

40 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Review Journal Anfar

REVIEW JOURNAL

Evaluation of a TLC Densitometric Method for Analysis of Azole Antifungal Agents

Disusun oleh :

Andrew Goldfrid G1F009064

Soffatul Azizah G1F009065

Winahto G1F009066

Rani F G1F009068

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU ILMU KESHATANJURUSAN FARMASI

PURWOKERTO

2012

Page 2: Review Journal Anfar

REVIEW JOURNAL

Evaluation of a TLC Densitometric Method for Analysis of Azole Antifungal Agents

I. Pendahuluan

Obat anti fungi yang beredar dipasaran, obat-obat golongan azole (imidazol dan triazole) yang memiliki tingkat ketepatan dan profil keselamatan yang dapat diterima, oleh karena itu obat-obat tersebut termasuk obat terapi yang penting. Derifat imidazole yang digunakan dalam melakukan analisis adalah ketoconazole dan bifonazole,sedangkan derifat triazole adalah fluconazole dan itraconazole. Sumber yang didapatkan deteksi densitometri secara ekstensif digunakan dalam menganalisis senyawa tersebut.

Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan bentuk kromatografi planar dengan fase diam berupa lapisan yang seragam (uniform) pada permukaan bidang datar yang di dukung oleh lempeng kaca, pelat aluminium, atau pelat plastik. Fase gerak yang dikenal sebagai pelarut pengembang akan bergerak sepanjang fase diam karena pengaruh kapiler pada pengembangan secara mekanik (ascending), atau karena pengaruh gravitasi pada pengembangan secara menurun (descending) (Gandjar,2007).

Prinsip dari Kromatografi Lapis tipis adalah distribusi komponen yang didasarkan atas kelarutan komponen dalam fase gerak dan fase diam, serta pemisahan berdasarkan perbedaan partisi dan absorbsi dalam dua fase tersebut. Dimana komponen sampel akan terpisah dengan seberapa kuat mereka terjerap dalam fase diam dan bagaimana mereka mudah larut dalam fase gerak (Gandjar, 2007).

Page 3: Review Journal Anfar

II. Cara Kerja

a. Pembuatan Larutan Standar

dilarutkan secara terpisah dalam 10 ml metanol

Dilarutkan dalam klorofom Diencerkan dengan metanol untuk memberika 3:1

v/v metanol:klorofom

b. Pembuatan Larutan SampelPengambilan sampel pada tablet Ketokonazole 200 mg dan 50 mg Fluconazole, preparasi sampel yang dilakukan adalah :

Dilarutkan dalam 10 ml metanol Dikocok selama 15 menit sebanyak 3x

pengulangan Disaring dengan kertas saring no.2

Disimpan selama 1 minggu di refigerator dengan suhu 8ºC

Disimpan dan dilindungi dari penyinaran langsung

c. Elusi Sampel

- diisi dengan eluen fase gerak I (kloroform:etil asetat-asam

asetat glasial:air 4:4:4:1) dan fase gerak II ( heksana: etil asetat:

metanol: air: asam asetat glasial 42: 40: 15: 21)

- dijenuhi dengan uap eluen, dibuktikan dengan dimasukkan

tissue ke dalam chamber tetapi jangan dicelupkan pada eluen

dan dibiarkan tissue menjadi basah

10 mg Ketokonazol 10 mg Bifinazole 10 mg Fluconazole

Larutan Baku

10 mg Itrazole

Larutan Baku

9,8 mg ketokonazol dan 37,6 mg flokonazole

Sampel dengan kosentrasi 1mg/ml

Larutan sampel

Chamber

Lempeng KLT

Page 4: Review Journal Anfar

- dimasukkan ke dalam ruang elusi (chamber) yang sudah berisi

eluen

- dijenuhi dengan uap eluen dengan arah elusi naik, tinggi

permukaan eluen tidak boleh melebihi tinggi garis start

- dijenuhi uap eluen

- ditutup chambernya dengan rapat

- dibiarkan eluen naik sampai garis front

- setelah eluen sampai garis front, diangkat lempeng KLT dengan

hati – hati

- dikeringkan

III. Hasil dan PembahasanHasil dari percobaan pada jurnal didapatkan nilai Rf untuk ketokonazole,

flukonazole, bifonazole, dan itrakonazole pada kedua fase adalah 0,47;0,62;0,84;0,94 untuk fase gerak I dan 0,32;0,43;0,70;0,79 pada fase gerak II, berdasarkan parameter pemisahan dan waktu pengembangan / elusi , dimana waktu pengembangannya adalh 28 menit dan fase gerak yang dipilih adalah fase gerak II. Analisis kuantitatif yang dilakukan pada percobaan pada jurnal adalah densitometri.

Plat Klt dipindahkan secara terpisah menggunakan scanner densitometri dalam UV dengan kisaran panjang gelombang 200-400nm, dimana celah pada scanner adalah 6mm x 0,6 mm dengan kecepatan scanning 20 menit. Sumber radiasi UV adalah lampu deutrium, dimana parameter yang didapatkan ditetapkan menggunaka komputerisasi. Hasil densitogram yang dihasilkan untuk sampel dan standar azole pada 260 nm digambarkan pada gambar 2.

Puncak no 1 pada gambar tidak diketahui secara signifikan , oleh karena itu

perlakuan selanjutnya yang dilakukan adalah plat disemprot menggunakan reagen Dragendroff yang berfungsi untuk memfisualisasikan sampel tersebut.

Hasil

Page 5: Review Journal Anfar

Validasi metode dan analisis kuantitatif

Validasi dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip yang ada pada ICH (presisi,akurasi,dan linearitas).Presisi yang diukur (repeatibility) hasilnya 100 % dari penyelidikan,RSD untuk n = 6 hasil,akurasi ditunjukan dari persentase recovery dari level konsentrasi pada reverensi standar (80,100,dan 120%).Nilai recovery dari ketokonazole adalah 101,7 , 100,9 ,dan 100,2%.Untuk flukonazole 102.4, 100.2 dan 99.7%.Nilai LOD pada s/n = 3 dan nilai LOQ 10.Linearitas dapat diketahui dengan 5 konstanta data.Hasil ketokonazol dan flukonazol dapat dilihat pada gambar berikut :

Ketokonazol dan flukonazol dilakukan pengukuran pada obat dengan bentuk sediaan tablet release tidak termodifikasi.Untuk senyawa kali ini selektivitas metode dinilai dengan membandingkan nilai RF sampel dengan standar pada referensi.Parameter titik puncak dibandingkan sampel dengan standar.Pengukuran panjang gelombang ketokonazol adalah 231 nm dan untuk flukonazol 262 nm. Hasil validasi untuk bifonazole dan itrakonazole dapat dilihat pada tabel berikut yang dianalisis pada panjang gelombang 260 nm:

Dari data yang ada metode yang digunakan untuk analisis kuantitatif ketokonazol,flukonazol,bifonazol,dam itrakonazol memungkinkan untuk digunakan rutin pada analisis farmasi.

IV. Kesimpulan

Page 6: Review Journal Anfar

Metode baru untuk analisis kualitatif dan kuantitati pada empat sampel antifungal sazole yang dikembangkan menggukan kromatografi lapis tipis dengan deteksi densitrometri. Prosedur untuk analisis kuantitatif simulta ketokonazole, bifonazole, flukonazole dan itraconazole dapat digunakan untuk analisis selanjutnya untuk produk-produk obat-obatn. Uji metode validasi yang dilakukan menunjukkan kesesuaian untuk tujuan yang diinginkan. Dimungkinkan metodologi yang dilakukan diatas juga dapat digunakan untuk memeriksa senyawa dalam bahan-bahan biologi dan lingkungan dengan preparasi yang sesuai.

DAFTAR PUSTAKA

Gandjar, Ibnu Tholib dan Abdul Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis.

Yogyakarta : UGM