review jurnal fikologi

4
REVIEW JURNAL FIKOLOGI Isolasi dan Purifikasi Mikroalga Di susun oleh: Nama : Arinda Aryu NIM : 13/346951/BI/09010 Golongan : B Asisten : Ihda Zuyina Ratnasari LABORATORIUM SISTEMAITKA TUMBUHAN FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2015

Upload: arindaaryu

Post on 11-Apr-2016

53 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

fikologi

TRANSCRIPT

Page 1: Review Jurnal Fikologi

REVIEW JURNAL FIKOLOGI

Isolasi dan Purifikasi Mikroalga

Di susun oleh:

Nama : Arinda Aryu

NIM : 13/346951/BI/09010

Golongan : B

Asisten : Ihda Zuyina Ratnasari

LABORATORIUM SISTEMAITKA TUMBUHAN

FAKULTAS BIOLOGI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2015

Page 2: Review Jurnal Fikologi

I. PENDAHULUAN

Mikroalga merupakan mikroorganisme yang bersifat fotosintetik

dan mempunyai klorofil untuk menangkap energi matahari dan

karbondioksida menjadi karbon organik (Richmond, 2004). Mikroalga

merupakan produsen primer dalam suatu ekosistem perairan

danmerupakan organisme uniseluler, filamen dan berkembang biak secara

aseksual. Cara hidupnya dapat menempel ataupun melayang

sebagai fitoplankton. Mikroalga adalah alga yang berukuran sangat kecil

sehingga tidak dapat dilihat dengan kasat mata. Mikroalga juga tersebar

dalam perairan laut (Feldman, 1951). Tiga kelas yang paling penting dari

mikroalga dalam hal kelimpahan adalah diatom (Bacillariophyceae),

ganggang hijau (Chlorophyta), dan ganggang emas (Chrysophyta).

Cyanobacteria atau ganggang biru-hijau (Cyanophyceae) juga disebut

sebagai mikroalga, yaitu, Spirulina (Arthrospira platensis dan Arthrospira

maxima). Pertumbuhannya yang cepat dan strukturnya yang sederhana

membuat mikroalga menjadi organisme yang menarik untuk aplikasi

bioteknologi (Kim, 2015).

Mikroalga dapat hidup diberbagai habitat. Mikroalga tumbuh di

berbagai lingkungan seperti air, batu, tanah dan juga hidup pada organisme

lain. Habitat utama mereka adalah air tawar, payau dan ekosistem laut.

Mikrolalga juga dapat ditemukan dalam lingkungan ekstrem seperti cairan

vulkanik dan perairan garam (Duong et al., 2012). Untuk mendapatkan

single cell mikroalga dari habitatnya harus dilakukan isolasi dan purifikasi

terhadap mikroalga tersebut. Hal yang paling penting dalam isolasi,

kultivasi dan pemeliharaan mikroalga adalah sumber cahaya yang

dibutuhkan oleh mikroalga yang bersifat fotoautotrofik dan mixotrofik

(Richmond, 2004). Tujuan isolasi adalah untuk memperoleh mikroalga

murni dari alam dengan cara menyamakan kondisi lingkungan tempat

hidup mikroalga berasal. Kemudian dilakukan purifkasi agar didapatkan

mikroalga murni yang bebas dari kontaminan atau mendapatkan mikroalga

yang diinginkan.

II. PEMBAHASAN

Isolasi mikroalga merupakan kultur homogen yang terdiri dari satu

sel atau filamen. Hal pertama yang dilakukan dalam isolasi yaitu

menyesuaikan lingkungan dengan tempat hidup mikroalga berasal. Agar

isolasi berhasil harus memahami lingkungan tempat hidup mikroalga

sebelum meniru. Setelah meniru kondisi lingkungannya, pengkayaan

nutrien pada medium pertumbuhan juga diperlukan untuk dapat

mematikan organisme non-target. Beberapa spesies mikroalga

membutuhkan nutrisi tertentu, misalnya diatom yang memerlukan

penambahan silika, dan beberapa mikroalga hanya tumbuh bersama

bakteri atau ganggang lainnya (Duong et al., 2012). Pada penelitian Hena

et al (2015), isolasi mikroalga dari limbah pertaninan dilakukan dengan

memperkaya medium dengan menggunakan medium BG11 sebelum

Page 3: Review Jurnal Fikologi

mengisolasinya didalam koloni yang berbeda. Faktor-faktor lingkungan

sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan mikroalga seperti suhu,

salinitas, pH dan intensitas cahaya. Setelah berhasil meniru lingkungan

dari habitatnya, kemudian dilakukan penghapusan kontaminan terutama

yang dapat mengganggu pertumbuhan spesies target (Andersen dan

Kawachi, 2004).

Tiga teknik penting isolasi mikroalga biasanya digunakan

penggoresan, pengenceran berseri dan isolasi sel tunggal. Penggoresan

adalah teknik umum untuk isolasi galur murni dari mikroorganisme

campuran untuk identifikasi. Metode ini membutuhkan teknik aseptis agar

tidak adanya kontaminan. Teknik ini cocok untuk sebagian besar strain

alga. Metode ini adalah metode yang baik untuk mengisolasi kultur axenic

tanpa memerlukan manipulasi atau modifikasi teknik. Pengenceran berseri

metoe yang paling umum digunakan. Faktor dilusi biasanya konstan pada

setiap tahap, sehingga dihasilkan progresi geometri dari konsentrasi secara

logaritmik. Keberhasilan teknik bergantung pada keakuratan dari

perhitungan jumlah sel pada kultur pada saat pemindahan dari satu

medium ke medium lainnya. Metode ini berguna untuk mendapatkan

monokultur tetapi secara umum tidak untuk kultur axenic. Isolasi sel

tunggal mikroalga merupakan teknik dimana sel diambil dari sampel

dengan menggunakan mikropipet dan dipindahkan dari tetesan satu ke

tetesan lainnya. Teknik ini membutuhkan keahlian dan presisi. Tegangan

yang disebabkan oleh mikropipet dapat merusak sel (Kim, 2015).

Purifikasi adalah proses pemisahan organisme yang diinginkan dari

populasi campuran ke media buatan untuk mendapatkan kultur murni.

Purifikasi dapat dilakukan dengan teknik sentrifugasi. Sentrifugasi

berguna untuk memisahkan organisme bedasarkan pada ukuran sel dengan

gaya gravitasi. Biasanya teknik ini diterapkan untuk memisahkan

organisme yang lebih besar dari sel mikroalga. Variasi kecepatan dan

waktu sentrifugasi tergantung ada jenis target mikroalga. Sentrifugasi juga

dapat merusak sel halus melalui tegangan geser (Kim, 2015).

III. KESIMPULAN

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa isolasi mikroalga

dapat dilakukan denga beberapa teknik diantaranya penggoresan,

pengenceran berseri dan isolasi sel tunggal. Salah satu cara untu purifikasi

mikroalga yaitu dengan teknik sentrifugasi.

IV. DAFTAR PUSTAKA

Andersen, R. A. 2005. Algal Culturing Techniques. Elsevier Academic

Press. San Diego. pp: 83-89.

Duong, V. T., Y. Li., E. Nowak & P. M. Schenk. 2012. Microalgae

Isolation and Selection for Prospective Biodiesel Production.

Energies. 5: 1835-1849.

Page 4: Review Jurnal Fikologi

Feldman, Y. 1951. Ecology of Marine Algae. Stanford University Press.

California

Hena, S., S. Fatimah & S. Tabassum. 2015. Cultivation of algae

consortium in a dairy farm wastewater for biodiesel production.

Elsevier. 10: 1-14.

Kim, S. 2015. Handbook of Marien Microalgae Biotechnology Advance.

Elsivier Academic Press. Busan. pp: 43-48.

Richmond, A. 2004. Handbook of Microalga Culture: Biotechnology and

Applied Phycology. Blackwell Science. India. pp: 40-42.