revisi tugas 1-fiskom- wanda suryadinata

12
 TUGAS FISIKA KOMPUTASI Metoda Euler, Euler-Cromer dan Verlet Disusun oleh :  Nama : Wanda Suryadinata  NPM : 140310120051 Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran 2015 Jl. Raya Bandung    Sumedang Km 21 Jati nangor 45363

Upload: wanda-suryadinata

Post on 05-Nov-2015

29 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

  • TUGAS FISIKA KOMPUTASI

    Metoda Euler, Euler-Cromer dan Verlet

    Disusun oleh :

    Nama : Wanda Suryadinata

    NPM : 140310120051

    Departemen Fisika

    Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

    Universitas Padjadjaran

    2015

    Jl. Raya Bandung Sumedang Km 21 Jatinangor 45363

  • 1. Latihan membuat coding untuk latihan 1 sampai 3 beserta analisa grafik

    yang diperoleh dan bandingkan solusi analitis

    a. Peluruhan

    Algoritma :

    1. Memasukkan besaran fisis dan konstanta yang terdapat pada persamaan

    2. Menentukan banyaknya perulangan perhitungan dalam persamaan

    3. Membuat perulangan dari tahap awal sampai tahap ke-n, dimana pada

    matlab, perhitungan dimulai dari 1

    4. Mencari nilai analitik

    5. Plot grafik perbedaan nilai analitik dan numerik

    clear clf y(1)=100; x(1)=0; tau=4.3e9; %konstanta peluruhan a=0; %waktu awal b=double (24*3600*365*1000); %akhir peluruhan n=1000; %banyak pias h=b/n; %lebar pias

    for step = 1:n %pengulangan y(step+1) = y(step) - (y(step)/tau)*h; x(step+1)=x(step)+h; end t=a:h:b; analitik=y(1)*exp(-t/tau) %fungsi analitik plot (x,y,'r',x, analitik,'b')

    xlabel ('waktu (second)'), ylabel ('peluruhan(number of atom)') title ('wanda tugas peluruhan') grid on

  • :: merah = solusi numerik, biru = solusi analitik

  • Analisa :

    Terlihat pada grafik hasil perbandingan numerik dan analitik dimana nilai

    numerik lebih akurat dari pada numerik, hal ini dikarenakan pada solusi analitik

    hanya melakukan perhitungan yang tidak terlalu banyak seperti perhitungan

    numerik yang relatif banyak pengulangannya.

    b. Hambatan Udara

    Algoritma :

    1. Memasukkan besaran fisis dan konstanta yang digunakan, seperti nilai

    daya 400 watt, ro 1,2, luas penampang 1,25 m2, massa sebesar 50 kg,

    dan lebar pias sebesar 1000

    2. Semua data akan berakumulasi pada perulangan perhitungan, sesuai

    dengan banyaknya perulangan yang dipakai, yaitu 1000

    3. Memplot grafik hasil perhitungan numerik yang didapat

    clear clf

    y(1)=5; %kecepatan awal x(1)=0; %x(1)=a; a=0; %waktu mulai (s) b=100 ; % waktu akhir (s) P=400; %daya C=0.5; ro=1.2; %massa jenis udara 1,2 kg/m^3 A= 1.25 ; %luas permukaan m= 50 ; %massa n=100; %lebar pias h=b/n; for step=1:n y(step+1)= y(step)+ h*((P/(m*y(step)))-

    (C*ro*A*y(step)*y(step)/m)); x(step+1)= x(step)+h;

    end t=a:h:b;

    plot (x,y,'b') xlabel ('waktu (second)'), ylabel ('kecepatan(m/s)') title ('wanda tugas hambatan udara') grid on

  • Analisa :

    Dari grafik hasil perhitungan numerik dari hambatan udara ini, terlihat

    kecepatan akan naik secara eksponensial sebelum kecepatannya mencapai 8,1 m/s.

    Hal ini dikarenakan daya yang digunakan masih dalam proses mencapai 400 watt,

    dan setelah kecepatan mencapai 8 m/s saat waktu 10 s, terlihat kecepatan sepeda

    lebih konstan dan telah mencapai daerah steady statenya.

    c. Pendulum

    Algotritma :

    1. Memasukkan besaran fisis dan konstanta yang terdapat pada persamaan

    2. Menentukan banyaknya perulangan perhitungan dalam persamaan

    3. Membuat perulangan dari tahap awal sampai tahap ke-n, dimana pada

    matlab, perhitungan dimulai dari 1

    4. Mencari nilai analitik dengan perhitungan analitik=n*sin(sqrt(g/l)*t)

    5. Plot grafik perbedaan nilai analitik dan numerik serta menganalisanya

  • clear clf

    n=100; theta= zeros(n,1); omega= zeros(n,1); t=zeros(n,1); theta (1)=30; g=9.8; l=1; h=0.04; for step=1:n omega(step+1)= omega (step) - ((g/l)*theta (step)*h) theta (step+1)=theta (step)+ omega(step)*h t(step+1)= t(step)+h

    end analitik=n*sin(sqrt(g/l)*t) plot (t,theta,'b',t,analitik,'r') xlabel ('waktu (second)'), ylabel ('theta(rad)') title ('wanda tugas pendulum') grid on

    :: biru= numerik, merah = analitis

  • Analisa :

    Terlihat bahwa solusi numerik pada metoda euler sedikit kurang bagus

    dibanding solusi yang diberikan oleh analitik, ini dikarenakan pada kondisi

    osilasi, metoda yang digunakan adalah metoda euler-cromer

    6. Perbedaan metoda/algoritma euler dengan euler-cromer dan verlet

    a. Metoda Euler

    Metode Euler merupakan metode numerik paling sederhana dan

    diturunkan dari deret Taylor, bentuk persamaan pada metoda euler adalah :

    xyxfyy ),( iii1i

    Kecepatan dalam perhitungan pada metoda ini cukup cepat, tetapi

    akurasi pada metoda euler limit atau terbatas dan solusi yang dihasilkan

    tidak stabil, atau kurang presisi.

    b. Metoda euler-cromer

    Metoda euler-cromer stabil untuk sistem yang berosilasi.

    Persamaan pada metoda euler cromer :

    Solusi dari metoda euler cromer ini menghemat energi untuk

    masalah osilasi, tidak seperti metoda euler yang meningkat energi osilator

    dengan bertambahnya waktu. Sehingga metoda euler cromer sangat stabil

    pada sistemnya berosilasi.

    c. Metoda Verlet

    Metoda ini digunakan dalam simulasi partikel. Sehingga, dengan

    menggunkan metoda ini dalam mensimulasikan partikel dapat dikerjakan

    dengan cepat dengan presisi yang tinggi. Pendekatan matematika yang

    mendekati algoritma asli verlet :

  • Berdasarkan perbedaan dari ketiga metoda tadi, dapat dianalisa

    dalam bentuk grafik berikut :

    Dapat dilihat bahwa, dengan menggunakan metoda euler,

    perhitungan yang dilakukannya cukup tinggi tetapi tingkat kestabilannya

    tidak bagus, tetapi dengan metoda euler-cromer, hasilnya cukup stabil

    dibanding dengan menggunakan metoda euler. Sedangkan metoda verlet,

    terlihat sangat presisi. Sehingga metoda ini sering digunakan untuk

    mensimulasikan partikel.

    7. Membuat program dari contoh 1-3 degan menggunakan algoritma soal no

    2

    a. Metoda Euler Cromer

    Algoritma :

    Memasukkan besaran fisis yang diperlukan dalam perhitungan yang

    terdapat pada bandul fisis

    Persamaan fisis yang digunakan dalam perhitungan : (percepatan)

  • Dimana untuk fungsi awal dari theta :

    Nilai cos dan sin dapat disesuaikan di dalam listing program

    Dalam algoritma numericalnya, terdapat persamaan :

    Perulangan pada euler cr0mer :

    Setelah perhitungan, tinggal plot grafik dari perhitungan yang

    diperoleh

    clear clf

    n=100; theta= zeros(n,1); omega= zeros(n,1); t=zeros(n,1); theta (1)=30; g=9.8; l=1; h=0.04; for step=1:n omega(step+1)= omega (step) - ((g/l)*theta (step)*h) theta (step+1)=theta (step)+ omega(step+1)*h t(step+1)= t(step)+h

    end analitik=30*sin(sqrt(g/l)*t) plot (t,theta,'b',t,analitik,'r') xlabel ('waktu (second)'), ylabel ('theta(rad)') title ('wanda tugas pendulum') grid on

  • b. Metoda Verlet

    Algoritma :

    Memasukkan besaran fisis yang diperlukan dalam perhitungan yang

    terdapat pada bandul fisis

    Persamaan fisis yang digunakan dalam perhitungan : (percepatan)

    Dimana untuk fungsi awal dari theta :

    Nilai cos dan sin dapat disesuaikan di dalam listing program

    Dalam algoritma numericalnya, terdapat persamaan :

    x(j) = 2*x(j-1) - x(j-2) + Deltat*Deltat*(-1.0*l/m)*x(j-1); v(j-1) = (x(j) - x(j-2))/ (2*Deltat);

    Setelah perhitungan, tinggal plot grafik dari perhitungan yang

    diperoleh

  • clear all clc close

    x(1) = 0.0; % posisi awal v(1) = 2.0; % kecepatan awal Deltat = 0.5; x(2) = x(1) + v(1)*Deltat; %posisi akhir l = 1; % panjang kawat m = 1.0; % kilograms Tfinal = 100; % waktu akhir t = 1:Deltat:Tfinal; % array waktu dimulai dari 1 N =length (t); % panjang elemen array for j=3:N; x(j) = 2*x(j-1) - x(j-2) + Deltat*Deltat*(-1.0*l/m)*x(j-1); v(j-1) = (x(j) - x(j-2))/ (2*Deltat); end v(N) = (x(N)-x(N-1))/Deltat; plot(t, x, 'b');

    xlabel('waktu(sec)'); ylabel('x(meters)'); title ('pendulum dengan metoda verlet')

  • Analisa:

    Dari perhitungan numerik dan analitis yang sudah dikerjakan, terdapat

    perbedaan saat plot grafik. Ini berdasarkan perumusan dan perhitungan yang

    dilakukan. Dimana pada solusi analitis hanya melihat gambaran secara umum dan

    perhitungan numerik melihat dari setiap komponen dan elemen. Sehingga, dalam

    perhitungan numerik hasil yang diperoleh sedikit lebih baik dari analitis. Tetapi

    dari berbagai metoda, terdapat beberapa metoda yang tidak sesuai dengan contoh

    kasus. Misalnya pada pendulum. Pada pendulum, lebih cocok menggunakan euler

    cromer dari pada menggunakan metoda euler, dikarenakan tingkat kestabilan nilai

    dari kedua metoda ini berbeda. Terlihat, pada metoda euler cromer memiliki

    akurasi dan presisi nilai yang sangat tinggi. Pada metoda verlet, lebih sering

    digunakan untuk menghitung jumlah partikel, karena keakuratannya yang sangat

    tinggi.