rilis pupr #1 sp.birkom/iii/2018/150 ii ss madiun – ss caruban (8,45 km) dan ss caruban –...
TRANSCRIPT
Rilis PUPR #1
30 Maret 2018
SP.BIRKOM/III/2018/150
Tol Ngawi - Wilangan Diresmikan, Menjadi Tulang Punggung Perekonomian Nasional
Madiun—Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan kembali pentingnya Indonesia untuk
memiliki daya saing yang tinggi dalam kompetisi global yang dinamis yang senantiasa menuntut kualitas,
kecepatan dan kemudahan dalam perekonomian.
Untuk itu, investasi pada infrastruktur menjadi tahapan pertama yang fundamental disamping
investasi pada sumberdaya manusia. Infrastruktur, baik jalan tol, jalan nasional, airport, pelabuhan,
semuanya harus cepat diselesaikan agar Indonesia tidak tertinggal dari bangsa-bangsa lain.
Jalan tol yang dibangun akan menjadi tulang punggung pengembangan wilayah. Keberadaan
tol akan mendukung mobilitas barang dan jasa yang terintegrasi satu sama lain dengan dengan kegiatan
pelabuhan, airport, kawasan ekonomi khusus, kawasan pariwisata dan kawasan industri. Apabila
semuanya terkoneksi, jalan tol akan menekan tingkat kemahalan biaya transportasi untuk berbagai
produk unggulan Indonesia
“Alhamdulillah, telah selesai tol dari Ngawi hingga Wilangan dan tahun depan saya harapkan
bisa lebih maju lagi. Selain itu untuk lebaran juga sudah bisa kita nikmati. Jakarta-Ngawi yang biasa
ditempuh 24 jam menjadi lebih singkat yakni 10 jam,” jelas Presiden Jokowi dalam sambutan peresmian
Tol Ngawi-Wilangan di Gerbang Tol Madiun, Kamis (29/3/2018).
Turut hadir Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Sekretaris
Kabinet Pramono Anung, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Gubernur Jawa Timur Sukarwo dan Direktur
Utama PT. Jasa Marga Desi Arryani.
Presiden Jokowi memerintahkan Kementerian PUPR untuk fokus pada penyelesaian
pembangunan jalan tol dari Jakarta - Pasuruan yang ditargetkan tersambung pada tahun 2018 dan pada
akhir 2019 hingga Banyuwangi.
Dalam acara peresmian, Presiden Jokowi, Menteri Basuki dan Menteri Sri Mulyani mencoba
ruas tol tersebut menggunakan truk gandar dua. Secara simbolik, truk angkutan logistik merupakan
penerima manfaat utama kehadiran jalan tol.
Dalam rangka mendukung efisiensi biaya angkutan logistik, Pemerintah melakukan
harmonisasi tarif tol dengan prinsip menjaga kepercayaan investor dan menghormati kontrak.
Harmonisasi tarif dilakukan melalui perpanjangan masa konsesi dan pemberian insentif perpajakan.
Selain itu dilakukan penyederhanaan golongan kendaraan dari semula lima golongan menjadi tiga
golongan.
“Ada 39 ruas tol yang tarif per km diatas Rp 1.000. Kita evaluasi dan memang bisa diturunkan
dengan kompensasi perpanjangan masa konsesinya. Tiga diantaranya yakni tol Solo-Ngawi, Ngawi-
Kertosono, dan Kertosono-Mojokerto selain konsesi juga mendapat insentif pajak,” jelas Menteri Basuki.
Kementerian PUPR juga melakukan penyederhanaan golongan kendaraan di jalan tol.
Golongan II dan III akan digabung menjadi golongan II dan golongan IV dan V digabung menjadi
golongan III. Dampak rasionalisasi akan terjadi penurunan tarif per km pada golongan kendaraan II dan
III hingga 35%.
Tarif Tol Ngawi-Wilangan
Menteri Basuki mengatakan tarif tol Ngawi-Wilangan merupakan tarif yang sudah diterapkan
harmonisasi. Besaran tarif awal per km diperkirakan sebesar Rp 1.200, menjadi lebih kecil menjadi Rp
1.000 per km untuk kendaraan golongan I. Pemberlakuan tarif tol Ngawi-Wilangan menunggu
Keputusan Menteri PUPR yang akan keluar dalam waktu dekat.
Penyederhanaan golongan kendaraan menjadi tiga golongan, berdampak pada penurunan tarif
untuk truk. Misalnya truk golongan V semula diperkirakan membayar sekitar Rp 172.500 menjadi Rp
96.000.
Ruas tol Ngawi-Wilangan yang diresmikan merupakan Seksi I, II dan III sepanjang 49,5 km
sebagai bagian dari Tol Ngawi-Kertosono dengan total 87 km dengan investor PT. Ngawi Kertosono Jaya
(PT. NKJ). Ruas Tol Ngawi – Wilangan dibangun oleh PT NKJ meliputi Seksi I Klitik – SS Madiun (20 Km),
Seksi II SS Madiun – SS Caruban (8,45 Km) dan SS Caruban – Nganjuk (Wilangan) (21,06 Km).
Sisanya untuk Seksi IV Wilangan - Kertosono sepanjang 37,5 Km dibangun oleh Pemerintah
sebagai bagian dari VGF (Viability Gap Funding). Besaran VGF sebagai bentuk dukungan Pemerintah
untuk pembangunan Seksi IV adalah Rp 3,1 triliun. Progres ruas Wilangan - Kertosono saat ini sudah 61%
dan ditargetkan bisa beroperasi akhir 2018.
Setelah selesai dibangun seluruh ruas akan dioperasikan oleh PT NKJ. Biaya investasi
keseluruhan yang dikeluarkan PT. NKJ sebesar Rp 9,73 triliun yang berasal dari modal pemegang saham
30% dan pinjaman perbankan dan lembaga keuangan sebesar 70%. Pemegang saham yakni PT. Jasa
Marga (60%) dan PT. Waskita Toll Road (40%).
Turut hadir Dirjen Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT)
Hery Trisaputra Zuna, Sekretaris BPJT Darda Daraba, Direktur Jalan Bebas Hambatan, Perkotaan, dan
Fasilitasi Jalan Daerah, Ditjen Bina Marga Sugiyartanto, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional
(BBPJN) VII Herry Marzuki, Kepala BBPJN VIII Ketut Dharmawahana, Kepala BBWS Bengawan Solo
Charisal A. Manu, dan Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja. (*)
Biro Komunikasi Publik
Kementerian PUPR