ringkasan eksekutif - orpa.papua.go.idorpa.papua.go.id/kcfinder/upload/files/lapkin2014.pdf · dari...
TRANSCRIPT
4
RINGKASAN EKSEKUTIFRINGKASAN EKSEKUTIF
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Papua Tahun 2014 menggambarkan
pencapaian kinerja Pemerintah Provinsi Papua selama tahun 2014. Pencapaian
kinerja Pemerintah Provinsi Papua Tahun 2014 dapat dilihat dari
keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran dari target indikator berdasarkan
Rencana Kinerja 2014 yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Papua 2013-2018.
Dari hasil pengukuran kinerja pada 22 (dua puluh dua) sasaran, dapat disimpulkan
capaian kinerja Pemerintah Provinsi Papua “Sangat Berhasil,”hal ini dapat dilihat
padacapaian kinerja pelaksanaan masing-masing sasaran sebagai berikut :
16 sasaran termasuk dalam kategori ”Sangat Berhasil.”
1 sasaran termasuk dalam kategori ”Berhasil.”
1 sasaran termasuk dalam kategori “Cukup Berhasil.”
1 sasaran termasuk dalam kategori ”Kurang Berhasil.”
3 sasaran termasuk dalam kategori “Tidak Berhasil.”
Secara umum masih dijumpai beberapa kendala yang perlu diatasi dalam
pencapaian sasaran, yaitu:
1. Belum optimalnya Pemerintah Provinsi Papua dalam menentukan target
kinerja dikarenakan Pemerintah Provinsi Papua baru memiliki IKU.2. Belum optimalnya sistem pengendalian internal pemerintah (SPIP)
dilingkungan SKPD antara lain :
1) Keterbatasan kualitas SDM dalam pelaksanaan perjanjian kinerja tahun
2014.
2) Kurangnya pengawasan pimpinan terhadap pelaksanaan indikator
kinerja sasaran yang telah ditetapkan.
3) Belum tersusunnya SOP pada beberapa unit kerja dikarenakan
terjaadinya perubahan struktur organisasi di Lingkungan Pemerintah
Provinsi Papua.
5
3. Adanya tuntutan kompetensi dalam pelaksanaan tugas yang tidak sesuai
dengan penempatan aparatur dalam jabatan. Hal ini menyebabkan
ketidakefektifan dan efisiensi dalam pelaksanaan tugas pemerintahan,
pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat.
4. Kondisi geografis dan alam yang menghambat pelaksanaan sasaran dan
indikator kinerja sasaran.
Dari segi akuntabilitas keuangan, total anggaran belanja langsung Pemerintah
Provinsi Papua tahun 2014 adalah sebesar Rp4.677.924.198.385,00 dan
anggaran yang diperuntukkan melaksanakan prioritas Indikator Kinerja Utama
(22 sasaran) adalah sebesar Rp2.434.202.471.232,00 atau 52,04%. Realisasi
belanja prioritas IKU adalah Rp1.955.408.003.850,00 atau 80,33% dari
anggaran untuk melaksanakan prioritas IKU.
KATA PENGANTARKATA PENGANTAR
Dengan mempersembahkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya yang dilimpahkan kepada kita,
sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Provinsi Papua ini dapat disusun sebagai
bentuk pertanggungjawaban Pencapaian Kinerja dan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Pemerintah Provinsi Papua Tahun Anggaran 2014 kepada seluruh
stakeholders.
Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Provinsi Papua berisikan
informasi mengenai Rencana Kinerja, Penetapan Kinerja dan Capaian Kinerja Tahun
2014 yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Pemerintah Provinsi Papua Tahun 2013 – 2018.
Rencana Kinerja dan Penetapan Kinerja tahun 2014 ini lebih diarahkan
pada terselenggaranya Good Governance yang merupakan prasyarat bagi setiap
pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta
cita-cita berbangsa dan bernegara. Dalam rangka itu diperlukan pengembangan dan
penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur dan legitimate,
sehingga penyelenggaraan pemerintahan dalam melaksanakan pembangunan
dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasilguna, bersih dan
bertanggungjawab.
Laporan Akuntabiltas Kinerja ini disusun dengan menggunakan data dari
Badan Pusat Statistik, Bank Indonesia dan Realisasi Kinerja dalam Laporan
Akuntabilitas SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Papua. Materi LAPKIN
mengandung analisis pencapaian indikator sasaran dalam mencapai sasaran yang
ditetapkan dalam Idikator Kinerja Utama (IKU) Provinsi Papua dengan mengacu
pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk tahun
yang bersangkutan.
1
Laporan Akuntabilitas Kinerja juga memuat informasi mengenai
keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi Pemerintah Provinsi Papua dalam
mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan, juga dapat digunakan untuk
memperbaiki kinerja Pemerintah Provinsi Papua pada masa mendatang.
Capaian sasaran Pemerintah Provinsi Papua yang diukur melalui indikator
target kinerja yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja (TAPKIN) tahun 2014
adalah predikat “Sangat Berhasil”. Pencapaian kinerja ini tidak terlepas dari
dukungan semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam
penyelenggaraan tata kelola Pemerintah Provinsi Papua.
Demikian Penyusunan LAPKIN Pemerintah Provinsi Papua Tahun 2014
kami sampaikan, kiranya dapat menjadi bahan dalam rangka pengambilan kebijakan
dan evaluasi terhadap kinerja Pemerintah Provinsi Papua.
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberkati kita sekalian dalam
melaksanakan tugas pengabdian kepada bangsa, negara dan masyarakat.
Jayapura, 19 Maret 2016
GUBERNUR PAPUA
LUKAS ENEMBE, SIP, MH
2
DAFTAR ISIDAFTAR ISIHalaman
KATA PENGANTAR ................................................................................................. i
DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii
RINGKASAN EKSEKUTIF ....................................................................................... iv
PENDAHULUANPENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1..........................................GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA
........................................................................................................1
1.1.1......................................................Kondisi Demografis
.......................................................................................1
1.1.2..................................................Kondisi Pemerintahan
.......................................................................................2
1.1.3................................................Kondisi Perekonomian
.......................................................................................5
1.2...................................................................MAKSUD DAN TUJUAN
........................................................................................................7
1.3........................................................SISTEMATIKA PENYUSUNAN
........................................................................................................7
PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA ................................. 9
2.1...................................................................RENCANA STRATEGIS
........................................................................................................9
2.1.1...............................................................Pernyataan Visi dan Misi
........................................................................................................9
2.1.2......................................................................Tujuan dan Sasaran
......................................................................................................13
2.1.3............................................Strategi Pelaksanaan Pembangunan
......................................................................................................17
2.1.4..............................Strategi Pelaksanaan Prioritas Pembangunan
......................................................................................................20
2.2..............................................PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014
......................................................................................................22
3
BABBABII
BABBABIIII
AKUNTABILITAS KINERJA AKUNTABILITAS KINERJA ............................................................... 24
3.1........................................PENGUKURAN PENCAPAIAN KINERJA
......................................................................................................29
3.2.................................................CAPAIAN DAN ANALISA KINERJA
......................................................................................................32
3.3.........................................................AKUNTABILITAS KEUANGAN
......................................................................................................73
PENUTUP PENUTUP ............................................................................................. 80
A. SIMPULAN ...................................................................................... 80
B. UPAYA LEBIH LANJUT ................................................................... 83
LAMPIRAN : PENETAPAN KINERJA 2014
4
BABBABIIIIII
BABBABIVIV
1
BAB I BAB I PENDAHULUANPENDAHULUAN
1.11.1 GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUAGAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA
1.1.11.1.1 Kondisi DemografisKondisi Demografis
Jumlah penduduk Papua tahun 2013 adalah 3.032.488 jiwa yang tersebar di
29 kabupaten/kota. Jumlah penduduk terbesar mendiami Kota Jayapura
sebesar 272.544 jiwa. Secara keseluruhan, jumlah penduduk laki-laki lebih
banyak dari penduduk perempuan. Hal ini tercermin dari angka rasio jenis
kelamin sebesar 112,30, yang berarti terdapat 112 laki-laki setiap 100
perempuan.
Tabel 1.1 Penduduk Provinsi Papua tahun 2013
KABUPATEN/KOTAPENDUDUK RASIO
JENIS KELAMINLAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
Merauke 110.388 99.592 209.980 110,84Jayawijaya 102.912 100.173 203.085 102,73Jayapura 62.788 56.001 118.789 112,12Nabire 73.073 64.210 137.283 113,80Kepulauan Yapen 45.391 42.796 88.187 106,06Biak Numfor 69.582 65.498 135.080 106,24Paniai 83.603 77.721 161.324 107,57Puncak Jaya 61.083 50.927 112.010 119,94Mimika 110.825 85.576 196.401 129,50Boven Digoel 32.698 27.705 60.403 118,02Mappi 45.781 42.225 88.006 108,42Asmat 44.290 40.710 85.000 108,79Yahukimo 92.015 83.071 175.086 110,77Pegunungan Bintang 37.181 32.123 69.304 115,75Tolikara 68.407 56.919 125.326 120,18Sarmi 19.411 16.097 35.508 120,59Keerom 28.186 23.586 51.772 119,50Waropen 14.208 12.697 26.905 111,90Supiori 8.875 8.101 16.976 109,55Mamberamo Raya 10.387 9.389 19.776 110,63Nduga 46.672 39.222 85.894 118,99Lanny Jaya 86.223 74.854 161.077 115,19Mamberamo Tengah 22.904 19.783 42.687 115,78Yalimo 29.072 25.839 54.911 112,51Puncak 52.123 47.803 99.926 109,04Dogiyai 44.913 44.414 89.327 101,12Intan Jaya 22.011 21.394 43.405 102,88Deiyai 34.308 32.208 66.516 106,52Kota Jayapura 143.848 128.696 272.544 111,77
P A P U A 1.603.158 1.429.330 3.032.488 112,16Sumber : Papua Dalam Angka, BPS 2014
2
Dengan luas wilayah 316.553,07 km2, kepadatan penduduk di Papua
sebanyak 10 jiwa per km2. Kepadatan tertinggi terjadi di Kota Jayapura, yakni
287 jiwa per km2, diikuti Kabupaten Jayawijaya (87 jiwa per km2) dan
Kabupaten Mimika (85 jiwa per km2). Sedangkan kepadatan terendah terjadi
di Kabupaten Mamberamo Raya, yakni kurang dari 1 jiwa per km2.
Penduduk Papua berdasarkan kelompok umur ternyata didominasi oleh
kelompok usia muda (0-14 tahun). Kecilnya proporsi penduduk usia tua
(kelompok usia 55 tahun keatas) menunjukkan bahwa tingkat kematian
penduduk usia lanjut sangat tinggi. Selain itu, komposisi penduduk seperti di
atas menyebabkan rasio ketergantungan (dependency ratio) di Papua tahun
2013 cukup tinggi, yaitu sebesar 66,89 persen.
Gambar 1.1 Piramida Penduduk Provinsi Papua Tahun 2013
1.1.21.1.2 Kondisi PemerintahanKondisi Pemerintahan
A. Batas Wilayah
Provinsi Papua secara geografis terletak antara garis koordinat 1o00’ LU –
9o30’ LS dan 134o BT – 141o01’ BT. Dengan luas 322.476 km2, Papua
merupakan Provinsi terluas di Indonesia. Provinsi ini secara administratif
berbatasan dengan:
Sumber : Papua Dalam Angka, BPS 2014
3
Sebelah Utara : Samudra Pasifik
Sebelah Selatan : Laut Arafuru
Sebelah Barat : Papua Barat
Sebelah Timur : Papua Nugini
B. Kabupaten dan Kota
Provinsi Papua, terdiri dari 28 kabupaten dan 1 kota dengan perkembangan
jumlah distrik 389 dan 3.619 kampung. Dari kabupaten ini dibagi dalam
kelompok geografis sebagai berikut :
Tabel 1.2 Nama Kabupaten, Ibu Kota, Jumlah Distrik danKampung
Sumber : Papua Dalam Angka, BPS 2014
NAMA KABUPATEN IBU KOTA DISTRIK KAMPUNGDATARAN MUDAH AKSES 113 915Kab. Biak Numfor Biak 19 187Kab. Jayapura Sentani 19 144Kab. Keerom Arso 7 61Kab. Merauke Merauke 20 168Kab. Nabire Nabira 14 81Kab. Sarmi Sarmi 10 86Kab. Yapen Waropen Serui 14 111Kota Jayapura Jayapura 5 39Kab. Supiori Sorendiweri 5 38DATARAN SULIT AKSES 75 713Kab. Asmat Agats 10 175Kab. Boven Digoel Tanah Merah 20 112Kab. Mamberamo Raya Burmeso 8 58Kab. Mamberamo Tengah Kobakma 5 59Kab. Mappi Keppi 10 137Kab. Mimika Timika 12 85Kab. Waropen Waren 10 87PEGUNUNGAN TENGAH 201 1.991Kab. Deiyai Tigi 5 30Kab. Dogiyai Kigamani 10 79Kab. Intan Jaya Sugapa 6 37Kab. Jayawijaya Wamena 11 117Kab. Lanny Jaya Tiom 10 143Kab. Nduga Kenyam 8 32Kab. Paniai Enarotali 10 70Kab. Pegunungan Bintang Oksibil 34 277Kab. Puncak Ilaga 8 80Kab. Puncak Jaya Mulia 8 67Kab. Tolikara Karubaga 35 514Kab. Yahukimo Dekai 51 518Kab. Yalimo Elelim 5 27
JUMLAH 389 3.619
4
1.1.31.1.3 Kondisi PerekonomianKondisi Perekonomian
A. Struktur Ekonomi
Hingga tahun 2013, distribusi PDRB Provinsi Papua termasuk tambang belum
mengalami perubahan yang signifikan. Sektor pertambangan dan penggalian masih
mendominasi setengah nilai PDRB Papua, namun demikian kontribusi sektor ini
perlahan lahan mengalami penurunan, khususnya dalam lima tahun terakhir yakni
dari 65,79 persen di tahun 2009 menjadi 48,8 persen di tahun 2013.
Setelah sektor pertambangan dan penggalian, sektor pertanian merupakan sektor
dengan kontribusi tertinggi kedua terhadap perekonomian Papua.Tahun 2013,
sumbangan sektor ini sebesar 11,99 persen, turun jika dibanding kontribusi di tahun
2012 (12,83 persen). Di urutan ketiga dan keempat, dengan peranan masing-masing
sebesar 11,9 persen dan 9,64 persen adalah sektor bangunan dan sektor jasa-jasa.
Berbeda dengan sektor pertambangan dan penggalian, kontribusi sektor bangunan
dan sektor jasa-jasa terhadap total nilai PDRB Provinsi Papua justru mengalami
peningkatan, yaitu tahun 2009, kedua sektor ini berperan hanya sekitar enam
persen.
Sementara itu, lima sektor lainnya berperan di bawah 6 persen dan sektor listrik dan
air bersih merupakan kontributor terendah bagi total nilai tambah sektor-sektor
ekonomi di Provinsi Papua.
5
Gambar 1.2 Peranan Sektor Ekonomi Terhadap PDRB Provinsi Papua Dengan dan Tanpa TambangTambang Tahun 2009 - 2013 (%)
Sumber : PDRB Provinsi Papua, BPS 2014
B. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai keseluruhan nilai
tambah barang dan jasa yang dihasilkan dalam waktu satu di wilayah tersebut.
PDRB dapat menggambarkan kondisi perekonomian di suatu wilayah pada waktu
tertentu.
PDRB Papua yang diukur atas dasar harga berlaku Papua mengalami fluktuasi
dalam lima tahun terakhir.Pada tahun 2009 nilai tambah yang dihasilkan sebesar
76,8 triliun rupiah. Pada tahun 2013 nilai tambah yang dihasilkan termasuk tambang
mencapai 93,14 triliun rupiah meningkat jika dibandingkan dengan tahun
sebelumnya yang mencapai 77,4 triliun rupiah.
Tabel 1.3 PDRB Provinsi Papua Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan Dengan danTanpa Tambang Tahun 2009 2013 (juta rupiah)
Tahun Dengan Tambang Tanpa Tambang
6
Harga Berlaku Harga Konstan HargaBerlaku
HargaKonstan
1 2 3 4 5
2008 61,516,238.47 18,931,841.59 21,928,604.97
10,489,193.54
2009 76,886,679.01 23,138,444.49 26,567,253.56
11,787,422.43
2010 87,733,417.07 22,400,088.73 31,574,514.87
13,089,973.44
2011 76,559,100.97 21,207,818.39 36,676,143.26
14,305,731.05
2012 77,765,021.92 21,436,223.73 42,055,959.38
15,564,137.66
2013 93,136,604.41 24,616,649.43 48,210,862.11
16,946,016.05
Sumber : PDRB Prov Papua, BPS 2014
Sementara itu, PDRB atas dasar harga konstan yang secara umum menggambarkan
dinamika produksi seluruh aktifitas perekonomian di Provinsi Papua, pada tahun
2013 diperkirakan bernilai 24,62 trilliun rupiah. Nilai ini lebih tinggi 14,84 persen
dibanding tahun sebelumnya yang telah mencapai 21,44 trilliun rupiah. Dengan
mengeliminir nilai tambah sub sektor pertambangan tanpa migas, PDRB Papua atas
dasar harga berlaku tahun 2013 telah mencapai 48,21 trilliun rupiah atau meningkat
15,65 persen. Sedangkan atas dasar harga konstan, PDRB Papua tahun 2013
bernilai 16,95 trilliun rupiah. Nilai ini juga mengalami peningkatan dibanding tahun
2012 yakni sebesar 8,8 persen.
1.21.2 MAKSUD DAN TUJUANMAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari penyusunan Laporan Akuntabilitas ini adalah untuk memberikan
kontribusi dalam pengambilan keputusan manajemen dalam upaya
peningkatan kinerja (performance improvement) baik dalam bentuk regulasi,
distribusi dan alokasi sumber daya yang dimiliki Pemerintah Provinsi Papua.
Adapun tujuan penyusunan Laporan Kinerja (LAPKIN), adalah :
1. Merupakan sarana bagi Pemerintah Provinsi untuk menyampaikan
pertanggungjawaban kinerja kepada seluruh pemangku kepentingan
(stakeholder).2. Merupakan sarana evaluasi atas pencapaian kinerja Pemerintah Provinsi
sebagai upaya untuk memperbaiki kinerja di masa datang atau dalam
upaya peningkatan kinerja (performance improvement) organisasi baik
dalam bentuk regulasi, distribusi, maupun alokasi sumber daya yang
dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Papua.
7
1.3 1.3 SISTEMATIKA PENYUSUNANSISTEMATIKA PENYUSUNAN
Bab I Pendahuluan
Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan
kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic
issued) yang sedang dihadapi organisasi.
Bab II Perencanaan dan Penetapan Kinerja
Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang
bersangkutan.
Bab III Akuntabilitas Kinerja
3.1Pengukuran Pencapaian Kinerja
Pada sub bab ini disajikan target capaian kinerja organisasi
untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis Organisasi.
3.2Capaian, Analisis, dan KinerjaPada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk
setiap pernyataan kinerja sasaran strategis Organisasi sesuai
dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap
pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis
capaian kinerja sebagai berikut: 1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian
kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun
terakhir; 3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini
dengan target jangka menengah yang terdapat dalam
dokumen perencanaan strategis organisasi; 4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar
nasional (jika ada); 5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau
peningkatan/penurunan kinerja serta alternative solusi yang
telah dilakukan; 6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya;7. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan
ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja).
8
3.3Akuntabitas Keuangan
Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran sasaran dan
program yang mendukung sasaran, yang digunakan untuk
mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen
Penetapan Kinerja.
Bab IV Penutup
Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi
serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi
untuk meningkatkan kinerjanya.
Lampiran : Penetapan Kinerja
BAB II BAB II PERENCANAAN DAN PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJAPENETAPAN KINERJA
2.1.2.1. RENCANA STRATEGISRENCANA STRATEGIS
2.1.1. Pernyataan Visi dan Misi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan
kerangka pembangunan strategis Provinsi Papua untuk periode 5 tahun, yang
memuat penjabaran visi, misi dan program prioritas Gubernur dan Wakil Gubernur
dalam Pembangunan di Provinsi Papua. RPJMD berpedoman kepada Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Papua tahun 2005-2025.
RPMD Provinsi Papua disahkan melalui Perdasi No. 14 tahun 2013 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Papua tahun 2013 -
2018.
Sebagai penerjemahan kebijakan politik Gubernur sebagai Kepala Daerah,
RPJMD menjadi pijakan bagi perencanaan strategis baik SKPD Provinsi maupun
Kabupaten/Kota, yang diejahwantahkan ke dalam dokumen perencanaan tahunan
atau Rencana Kerja Pembangunan daerah (RKPD).
9
Bagian berikut akan menguraikan visi dan misi Gubernur yang tertuang dalam
RPJMD tersebut.
”PAPUA BANGKIT, MANDIRI DAN SEJAHTERA””PAPUA BANGKIT, MANDIRI DAN SEJAHTERA”
Penjelasan masing-masing elemen visi diatas adalah sebagai berikut:
PAPUA BANGKIT :
Terwujudnya Masyarakat Papua yang berkemauan dan bertekad tinggi sebagai
kesadaran kontemplatif kolektif untuk melepaskan diri dari label ketertinggalan dan
kemiskinan untuk mencapai derajat kualitas hidup yang setinggi-tingginya, sehingga
mampu berdiri tegak dengan harkat dan martabat dalam bingkai Negara Kesatuan
Republik Indonesia tanpa menghilangkan identitas diri dan kekhususan ke-Papua-
an. Kebangkitan ini terjadi di level individu, keluarga, komunitas, maupun regional.
Identitas diri orang Papua diakui dan dihormati dalam berbagai level dan bidang
pembangunan. Dimana Orang Papua mampu mengaktualisasikan diri dan
mengambil peran di berbagai bidang pembangunan. Papua Bangkit dapat dilihat dari
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang semakin baik.
PAPUA MANDIRI :
Terwujudnya kondisi Masyarakat Papua mampu mewujudkan kualitas hidup yang
lebih baik dengan mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri untuk
mewujudkan kemajuan ekonomi. Dengan didukung Generasi baru Papua yang
memiliki jiwa kewirausahaan (Enterpreneurship) serta ekonomi kampung tumbuh dan
berkembang. Perwujudan Papua Mandiri dilakukan dengan mendorong tumbuhnya
berbagai sektor unggulan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, perikanan dan
peternakan sektor kehutanan dan pariwisata harus dikembangkan sehingga
memberi nilai tambah dalam pembangunan dan memastikan tersedianya lapangan
kerja, serta didukung pengembangan Industri pengolahan yang berbasis keunggulan
potensi daerah. Papua Mandiri dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi Papua pada
sektor dan subsektor unggulan yang semakin baik.
PAPUA SEJAHTERA :
Terwujudnya semua Masyarakat Papua tanpa terkecuali dapat memenuhi hak-hak
dasarnya di bidang sosial, ekonomi dan budaya terutama pangan, sandang dan
papan secara merata, serta memiliki rasa aman dan kepercayaan yang tinggi kepada
pemerintah sehingga menikmati kehidupan yang lebih bermutu dan maju serta
10
memiliki pilihan yang luas dalam seluruh kehidupannya. Secara sederhana,
sejahtera dipahami sebagai tidak kekurangan sesuatu apapun, perasaan aman
sentosa, makmur dan selamat atau terlepas dari segala macam gangguan. Dengan
pendekatan yang lain, sejahtera juga dapat dikaitkan dengan terbebasnya
masyarakat dari “rasa lapar” dan “rasa takut”. Di sini, kesejahteraan dikaitkan tidak
saja pada konsep lahiriah, tapi juga menjangkau segi batiniah. Dalam konteks
makro, pembangunan daerah juga dimaknai sebagai upaya mencapai kesejahteraan
sosial.
Kesejahteraan sosial merupakan suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial
material maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan
ketenteraman lahir bathin, yang memungkinkan bagi setiap Masyarakat Papua untuk
mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan
sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung
tinggi hak-hak azasi serta kewajiban manusia.
Gambar 2.1 Keterkaitan Visi Papua
Sumber : Perdasi Nomor 14 tahun 2013
Dari gambar di atas tampak jelas bahwa PAPUA BANGKIT merupakan landasan
utama untuk mewujudkan PAPUA MANDIRI DAN SEJAHTERA, selanjutnya untuk
mewujudkan visi Papua Bangkit, Mandiri dan Sejahtera diselimuti dengan prinsip
Kasih Menembus Perbedaan, karena dengan kasih yang akan menembus segala
sekat-sekat perbedaan yang ada, inilah yang disebut Papua Yang Baru Dalam
Bingkai Peradaban Baru Papua.
Berdasarkan Visi Gubenur dan Wakil Gubenur maka ditetapkan misi
pembangunan daerah jangka menengah sebagai berikut:
11
Penjelasan masing-masing misi diuraikan sebagai berikut:
1. Mewujudkan Suasana Aman, Tentram dan Nyaman Bagi Seluruh MasyarakatPapua dalam kedaulatan NKRI
Misi ini dimaksudkan untuk menciptakan suasana aman, tentram dan nyaman bagi seluruh Masyarakat Papua. Terwujudnya suasana dan kepastian keadilan melalui penegakan hukum (law enforcement) dan terjaganya ketertiban umum. Kondisi dan suasana aman, tenteram dan nyaman merupakan potensi dan modal dasar pembangunan di Provinsi Papua.
2. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik, Bersih dan Berwibawaserta penguatan Otsus
Misi ini dimaksudkan untuk menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) serta penguatan Otonomi Khusus Papua dalam Implementasinya sesuai dengan amanat UU No. 21 tahun 2001. Dinamika dan tuntutan masyarakat saat ini, menuntut setiap aparatur pemerintahan profesional dan akuntabel, serta mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan yang terjadi. Salah satu upayanya, adalah denganmelakukan reformasi birokasi.
3. Mewujudkan Kualitas Sumber Daya Manusia Papua yang Sehat, Berprestasidan Berakhlak Mulia
Maksud dari misi ini adalah meningkatnya kualitas SDM Papua yang berdaya saing dan beretika dengan mengembangkan sistem nilai yang positif sesuai kearifan lokal budaya asli masyarakat Papua. Sebaliknya, kebiasaan masyarakat yang tidak baik perlu untuk terus diminimalisir. Sumberdaya manusia adalah kekuatan yang bersumber dari manusia yang dapat disebut sebagai tenaga atau kekuatan (energi atau power). Daya yang bersumber dari manusia ini sering dipadankan dengan istilah man power. Membangun manusia berkualitas berarti membentuk manusia yang utuh dan bernilai positif dengan indikator-indikator kualitas antara lain adalah : sehat, sehingga mampu bekerja keras, tangguh dan ulet dalam menghadapi persoalan, cerdas berpikir dan bertindak, terampil dan memiliki kompetensi, mandiri, memiliki tanggung jawab, produktif, kreatif, inovatif, beorientasike masa depan, disiplin dan berbudi.
Mewujudkan Mewujudkan Suasana Suasana Aman, Tentram dan Nyaman Aman, Tentram dan Nyaman bagi seluruh bagi seluruh masyarakat masyarakat di Papua dalam kedaulatan NKRI. di Papua dalam kedaulatan NKRI. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik, Bersih dan Berwibawa Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik, Bersih dan Berwibawa serta Penguatan Otonomi Khususserta Penguatan Otonomi Khusus..Mewujudkan Sumber Daya Manusia Papua yang Sehat, Berprestasi dan Mewujudkan Sumber Daya Manusia Papua yang Sehat, Berprestasi dan Berakhlak Mulia.Berakhlak Mulia.Pengembangan dan Peningkatan Taraf Ekonomi Masyarakat yang Berbasis Pengembangan dan Peningkatan Taraf Ekonomi Masyarakat yang Berbasis Potensi LokalPotensi Lokal..Percepatan Konektivitas Pembangunan Infrastruktur dan Konektivitas Percepatan Konektivitas Pembangunan Infrastruktur dan Konektivitas Antara Kawasan dan Antar Daerah denganAntara Kawasan dan Antar Daerah dengan Mengedepankan Prinsip-prinsip Mengedepankan Prinsip-prinsip Pembangunan Berkelanjutan.Pembangunan Berkelanjutan.
12
Pengembangan dan Peningkatan Taraf Ekonomi Masyarakat yang Berbasis Potensi LokalMaksud dari tujuan Misi ini adalah membangun struktur perekonomian yang kokoh dan berkelanjutan di seluruh wilayah Papua berbasis ekonomi lokal yang ditandai dengan terwujudnya iklim investasi yang kondusif, tercapainya stabilitas makro ekonomi, meningkatnya kapasitas dan produktivitas industri kecil & menengah, terwujudnya pengelolaan SDA secara lestari yang mendukung peningkatan pekenomian masyarakat khususnya di kampung-kampung. Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Konektivitas Antar Kawasan dan Antar Daerah dengan Mengedapankan Prinsip Pembangunan BerkelanjutanMaksud dari misi ini adalah meningkatkan ketersediaan infrastruktur dan konektivitas antar wilayah dalam mendukung pengembangan wilayah diwujudkan dengan meningkatkan jangkauan pelayanan sistem komunikasi dan Informasi antar wilayah, meningkatkan ketersediaan perumahan rakyat yang layak huni, meningkatkan ketersediaan air bersih, meningkatnya ketersediaan energi listrik dan ramah lingkungan. Selain itu terwujudnya pembangunan berkelanjutan dengan Implementasi Rencana Tata Ruang secara konsisten. Penyediaan dan percepatan infrastruktur yang lebih merata dan terpadu yang ditujukan untuk mendukung perekonomian daerah dengan prinsip Community dan Commodity Based Infrastructure, Integration dan Sustainability.
2.1.2. Tujuan dan Sasaran
Penetapan Tujuan dan sasaran adalah tahap perumusan sasaran strategis
yang menunjukkan tingkat prioritas tertinggi dalam perencanaan pembangunan
jangka menengah daerah yang selanjutnya akan menjadi dasar penyusunan
arsitektur kinerja pembangunan daerah. Tujuan pembangunan adalah penjabaran
atau implementasi dari pernyataan misi yang menunjukkan hasil akhir jangka waktu
tertentu.
Misi 1 : Mewujudkan Suasana Aman,Tentram dan Nyaman Bagi SeluruhMasyarakat Papua dalam kedaulatan NKRI.
Tujuan 1: Mewujudkan suasana aman, tenteram dan nyaman bagi seluruhmasyarakat di Papua dalam kedaulatan negara NKRI.
Terdapat 2 sasaran yang harus dipenuhi untuk pencapaian tujuan ini adalah:
1. Meningkatnya Tata Kehidupan Masyarakat Papua yang Religius.2. Meningkatnya Masyarakat Papua yang Berbudaya.
Tujuan 2 : Meningkatkan rasa aman, tentram dan nyaman bagi seluruhMasyarakat Papua.
Terdapat 2 Sasaran pokok yang harus dipenuhi untuk mencapai tujuan ini adalah :
1. Meningkatnya rasa aman, tentram dan nyaman dan Ketaatan terhadap
Hukum seluruh masyarakat Papua.
13
2. Meningkatnya Partisipasi Masyarakat Adat Papua dalam mewujudkan rasa
aman, tentram dan nyaman bagi seluruh masyarakat Papua.
Misi 2 : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan
berwibawa serta penguatan otonomi khusus
Untuk mewujudkan maksud dari misi ini, dilakukan melalui 5 (lima) tujuan dan 14
(empat belas) sasaran pokok, yaitu :
Tujuan 1 : Mewujudkan Aparatur Pemerintah yang Profesional dan Akuntabel
Terdiri 5 sasaran pokok yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan ini, yaitu :
1. Meningkatnya Profesionalisme dan Akuntabilitas Kinerja serta Disiplin Aparatur.2. Meningkatnya Kualitas Perencanaan Pembangunan Daerah.3. Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik yang Komprehensif berbasis Teknologi
Informasi.4. Meningkatnya Penegakan Hukum dan Pemberantasan KKN.5. Terwujudnya Pengelolaan Keuangan yang Efektif, Efisien dan Akuntabel yang
berpihak pada Layanan Publik.
Tujuan 2 : Mewujudkan Hubungan Kerja antara Provinsi dan Kabupaten/Kota
yang harmonis
Tujuan ini dicapai dengan 3 sasaran pokok, yaitu:
1. Meningkatnya kerjasama antara Pemerintah Provinsi dan Kab/Kota dan antar
Kab/Kota.
2. Terbentuknya Badan Koordinasi wilayah Pembangunan berdasarkan 5 wilayah
Adat.
3. Meningkatnya kemitraan antara Pemerintah, Lembaga Adat dan Agama (tiga
tungku).
Tujuan 3 : Mewujudkan Hubungan Kerja Sama Antara Pemerintah Daerah
dengan Lembaga DPRP dalam rangka Implementasi Kebijakan
Otonomi Khusus Papua.
Sasaran pokok untuk pencapaian tujuan ini, adalah :
14
1. Terwujudnya Hubungan Kerjasama yang Harmonis antara Pemerintah Daerah
dengan Lembaga DPRP dalam rangka Implementasi Kebijakan Otonomi Khusus
Papua.
Tujuan 4 : Mewujudkan Implementasi Kebijakan Otonomi Khusus PapuaSecara Konsekuen
Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan 2 sasaran pokok yaitu :
1. Rekonstruksi Undang-undang No. 21 Tahun 2001 menjadi Undang - undang
Otonomi Khusus Plus (UU Pemerintahan Papua).
2. Terpenuhinya Hak-Hak Dasar Orang Asli Papua berupa Hak memperoleh
Pelayanan Pendidikan, Kesehatan, Pemenuhan Kebutuhan Dasar, Hak Politik,
dan Hak Budaya.
Tujuan 5 : Penataan Sistem Kelembagaan Pemerintah Daerah yang Efektif,Efisien dan Akuntabel yang mencerminkan Kebutuhan Fungsi-Fungsi Pemerintahan
Untuk mencapai tujuan ini dilakukan dengan 3 sasaran pokok, yaitu:
1. Tertatanya Sistem dan Kelembagaan Pemerintahan Daerah pada semua
Tingkatan.2. Restrukturisasi Kelembagaan Pemerintahan Daerah sesuai Kebutuhan dan
Fungsi-fungsi Pemerintahan.3. Meningkatnya Kapasitas dan Berubahnya Pola Pikir (Mindset) Aparatur
Pemerintah Daerah.
Misi 3 : Mewujudkan sumber daya manusia Papua yang sehat, berprestasidan berakhlak mulia
Untuk mewujudkan misi ini dilakukan dengan melalui 2 (dua) tujuan dan 9 sasaran
pokok, yaitu :
Tujuan 1 : Meningkatkan Layanan Sosial Budaya dan Keagamaan
Untuk mencapai tujuan meningkatkan layanan sosial budaya dan keagamaan
dilakukan dengan 5 sasaran pokok yaitu :
1. Terwujudnya sistem administrasi kependudukan yang berkelanjutan.
2. Terwujudnya masyarakat religius, meningkatnya layanan sosial yang berkualitas.
3. Meningkatnya keadilan dan kesetaraan Gender dalam pembangunan.
4. Lestarinya budaya asli dalam perkembangan modernisasi di Papua.
15
Tujuan 2 : Meningkatkan kualitas SDM Papua yang berdaya saing danberetika
Terdapat 4 sasaran pokok untuk mencapai tujuan meningkatkan kualitas SDM Papua
yang berdaya saing dan beretika, yaitu:
1. Meningkatnya prestasi olahraga.
2. Meningkatnya partisipasi pemuda dalam pembangunan.
3. Terwujudnya masyarakat yang sehat dan Terwujudnya masyarakat yang cerdas
dan terampil.
Misi 4 : Pengembangan dan Peningkatan Taraf Ekonomi Masyarakat yangBerbasis Potensi Lokal
Untuk mewujudkan misi ini dilakukan melalui 2 tujuan dan 9 sasaran pokok :
Tujuan 1 : Membangun struktur perekonomian yang kokoh dan berkelanjutandi seluruh Papua berbasis ekonomi lokal yang mandiri
Untuk mencapai tujuan pertama ini dilakukan dengan 7 sasaran pokok :
1. Terwujudnya iklim investasi yang kondusif.2. Tercapainya stabilitas makro ekonomi.3. Meningkatnya kapasitas dan produktivitas koperasi dan Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM).4. Meningkatnya kapasitas dan produktivitas industri kecil & menengah.5. Meningkatnya kinerja dan daya saing BUMD dalam rangka memperbaiki
pelayanannya kepada masyarakatdan memberikan sumbangan terhadap
pendapatan daerah.6. Terwujudnya peningkatan penyediaan lapangan kerja.7. Terselenggaranya promosi potensi kepariwisataan daerah.
Tujuan 2 : Menciptakan pengelolaan SDA secara terpadu denganmemperhatikan penataan ruang dan kelestarian lingkungan
Terdapat 2 sasaran pokok dalam perwujudan tujuan kedua ini, terdiri atas :
1. Terwujudnya pengelolaan SDA secara lestari mendukung peningkatan
perkenomian masyarakat.2. Meningkatnya pendapatan masyarakat adat pemilik hak ulayat.
Misi 5 : Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Konektivitas AntarKawasan dan Antar Daerah dengan Mengedepankan PrinsipPembangunan Berkelanjutan
16
Untuk mencapai maksud dari misi ini akan dilakukan atau diwujudkan melalui 2
tujuan utama dan 10 sasaran pokok :
Tujuan 1 : Meningkatkan ketersediaan infrastruktur dan konektivitas antarwilayah dalam mendukung pengembangan wilayah
Terdapat 6 sasaran pokok yang harus dipenuhi dalam pencapaian tujuan ini, yaitu:
1. Meningkatnya konektivitas antar wilayah.2. Meningkatnya pengelolaan sumberdaya air dan irigasi dalam mendukung
pengembangan wilayah.3. Meningkatnya jangkauan pelayanan sistem komunikasi dan informasi antar
wilayah.4. Meningkatnya pemenuhan perumahan rakyat yang layak huni.5. Meningkatnya pemenuhan air bersih.6. Meningkatnya pemenuhan energi murah dan ramah lingkungan.
Tujuan 2 : Terwujudnya pembangunan berkelanjutan
Terdapat 4 sasaran pokok yang harus dipenuhi untuk mencapai tujuan ini adalah :
1. Implementasi Rencana Tata Ruang secara konsisten, terwujudnya Papua sebagai
paru-paru dunia.2. Kepatuhan setiap pemanfaatan ruang terhadap proses perizinan lingkungan.3. Pengarusutamaan pembangunan berkelanjutan oleh pemangku kepentingan.
2.1.3. Strategi Pelaksanaan
Strategi merupakan langkah-langkah yang berisikan program-program
indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. Strategi dijadikan salah satu rujukan
penting dalam perencanaan pembangunan daerah (strategy focused management).
Rumusan strategi merupakan pernyataan yang menjelaskan bagaimana sasaran
akan dicapai yang selanjutnya diperjelas dengan serangkaian arah kebijakan.
a. Prinsip Dasar Pembangunan
Untuk periode 2013-2018, terdapat 5 (lima) prinsip dasar pembangunan adalah :
1. Perlindungan (Protection), sesuai amanat Undang-undang 21 tahun 2001
tentang Otonomi Khusus Papua, bahwa kebijakan pembangunan Provinsi
Papua diarahkan pada perlindungan terhadap pemenuhan hak-hak dasar
Orang Asli Papua.
2. Keberpihakan (Affirmative), Afirmatif bagi orang asli Papua adalah kebijakan
diskriminasi positif yang diambil dengan tujuan agar Orang Asli Papua
memperoleh kesempatan mendapatkan layanan yang lebih dengan alasan
17
perbedaan kondisi awal sehingga dapat memperoleh peluang yang setara
untuk bersaing dengan kelompok/golongan lain dalam bidang yang sama.
3. Pemberdayaan (Empowerment), bahwa arah kebijakan pembangunan
memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi Orang Asli Papua dalam
segala bidang pembangunan.
4. Keberlanjutan (Sustainability), Pasal 63 Undang-Undang Nomor 21 Tahun
2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua mengamanatkan bahwa
pembangunan di Provinsi Papua dilakukan dengan berpedoman pada prinsip-
prinsip pembangunan berkelanjutan.
5. Keterpaduan (Integrated), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Provinsi Papua tahun 2013-2018 harus mampu memperkuat sinergi antar
bidang, antar ruang dan waktu. Setiap SKPD pelaksana pembangunan di
setiap bidang harus memiliki komitmen yang kuat untuk mencapai sinergi
tersebut melalui proses komunikasi, konsultasi, koordinasi serta pengendalian,
monitoring, dan evaluasi dengan pemangku kepentingan terkait di pusat dan
daerah dan mengedepankan keberhasilan bersama dalam pencapaian
sasaran pembangunan.
6. Tata Pemerintahan yang Baik (Good Governance), bahwa pelaksanaan
pembangunan wajib mengedepankan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan
yang baik.
b. Nilai-nilai Dasar Pembangunan
Adapun nilai-nilai dasar pembangunan adalah :
1. Kecukupan (Sustenance) : pembangunan diarahkan agar masyarakat
merasa tercukupi semua kebutuhan dasar (basic need) seperti sandang,
pangan, papan, kesehatan dan pendidikan.
2. Jati diri (Self Esteem) : pembangunan membentuk motivasi seluruh
masyarakat untuk berkeinginan untuk maju atau need achievement,
menghargai diri sendiri & memiiki rasa percaya diri yg tinggi.
3. Kebebasan (Freedom) : pembangunan dilaksanakan dengan mendorong
nilai-nilai demokrasi dan penghormatan terhadap HAM sehingga masyarakat
bebas dalam bersikap dan berprilaku, rasa takut, perbudakan, kebodohan,
kemiskinan, dan stigmasasi.
c. Orientasi Pembangunan
18
Orientasi pembangunan adalah pandangan yang menjiwai seluruh arah
kebijakan pembangunan selama lima tahun, yaitu :
1. Pembangunan yang bertumpu pada rakyat dan mengutamakan kepentingan
rakyat (People Centered Development).
2. Pembangunan yang bertumpu pada pertumbuhan (Growth), Pemerataan
(Equity) dan Berkelanjutan (Sustainable).
3. Kewilayahan Dinamis Terpadu (Spasial Dinamic Integrated).
d. Strategi Pembangunan
Strategi untuk mencapai misi adalah sebagai berikut :
1. Strategi untuk mewujudkan suasana aman, tentram dan nyaman bagi seluruh
masyarakat Papua dalam kedaulatan NKRI, yaitu :
a) Revitalisasi dan Optimalisasi Peran Lembaga Keagamaan dan Adat.b) Penegakan Hukum dan revitalisasi peran Masyarakat dalam mewujudkan
Ketentraman dan ketertiban Masyarakat.
2. Strategi untuk Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih
dan berwibawa serta penguatan otonomi khusus, yaitu :
a) Reformasi Birokrasi dan Peningkatan Tata Kelola Pemerintahan.b) Koordinasi, integrasi dan sinkronisasi antar wilayah dan antar sektor
dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan daerah.c) Penguatan fungsi koordinasi antar lembaga daerah dan penataan
Kewenangan dalam Pemerintahan Berbasis Otsus.
3. Strategi untuk Mewujudkan sumber daya manusia Papua yang sehat,
berprestasi dan berakhlak mulia, yaitu :
a) Optimalisasi Pengawasan dan pengendalian kependudukan.b) Revitalisasi dan optimalisasi peran lembaga keagamaan, peran
perempuan dan Pelayanan Sosial.c) Revitalisasi nilai-nilai budaya.d) Optimalisasi Pembinaan Olah Raga dan Pemuda.e) Optimalisasi dan revitalisasi pelayanan kesehatan dan pendidikan.
4. Strategi untuk Pengembangan dan Peningkatan Taraf Ekonomi Masyarakat yang
Berbasis Potensi Lokal, yaitu :
a) Mengembangkan struktur perekonomian yang berbasis Keunggulan Lokal
Daerah.
19
b) Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan baru dalam rangka
pemanfaatan sumber daya alam.
5. Strategi untuk Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Konektivitas Antar
Kawasan dan Antar Daerah dengan Mengedepankan Prinsip Pembangunan
Berkelanjutan, yaitu :
a) Pembangunan sarana dan prasarana yang berbasis pada kebutuhan
masyarakat dan konektivitas antar wilayah.b) Pembangunan infrastruktur dasar sesuai dengan potensi, kodisi dan
budaya setempat.c) Pengarusutamaan Pembangunan Berkelanjutan.
2.1.4. Strategi Pelaksanaan
a. Tema Pembangunan tahun 2014
Paradigma baru pelaksanaan pembangunan Provinsi Papua pada tahun
2014, akan menjadi awal bagi suatu pemerintahaan dalam pelaksanaan
pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) kedua dalam
kepemimpinan Kepala Daerah yang berbeda, dengan demikian
permasalahan di Papua kedepan perlu dicermati secara komfrehensif
agar akhir dalam pelaksanaan pembangunan ada target keberhasilan
pembangunan yang bisa capai dan dirasakan dampaknya oleh
masyarakat di Papua sebagai penerima suatu kebijakan pelayanan
pembangunan dari pemerintah.
Untuk itu tema pembangunan Provinsi Papua tahun 2014 adalah
“MEMPERKUAT PEREKONOMIAN DAERAH BERBASIS
SUMBERDAYA LOKAL UNTUK MENGURANGI KESENJANGAN
ANTAR WILAYAH DAN PENINGKATAN KUALITAS HIDUP”.
Sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Gubernur Provinsi Papua No. 4
tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) tahun
2014.
Tema ini dimaknai bahwa membangun struktur perekonomian yang kokoh
dan berkelanjutan di seluruh wilayah Papua berbasis ekonomi lokal yang
ditandai dengan terwujudnya iklim investasi yang kondusif, tercapainya
stabilitas makro ekonomi, meningkatnya kapasitas dan produktivitas
20
industri kecil & menengah, terwujudnya pengelolaan SDA secara lestari
yang mendukung peningkatan pekenomian masyarakat khususnya di
kampung-kampung. Papua Bangkit, Mandiri dan Sejahtera menuntut
pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, berkelanjutan, yang mampu
meningkatkan pemerataan dan kesejahteraan masyarakat secara luas
hingga ke perkampungan, serta berdaya saing tinggi didukung oleh
Sumber Daya Manusia yang berdaya saing serta pengusahaan dan
penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi di dalam mengembangkan
sumber-sumber daya pembangunan. Hal ini memberi pengertian antara
lain bahwa pembangunan struktur perekonomian harus diperkuat dengan
mendudukkan sektor industri berbasis potensi kampung sebagai motor
penggerak yang didukung oleh kegiatan pertanian dalam arti luas dan
pertambangan yang menghasilkan produk-produk secara efisiensi,
modern, dan berkelanjutan serta jasa-jasa pelayanan yang efektif, yang
menerapkan praktik terbaik dan ketatakelolaan yang baik, agar terwujud
ketahanan ekonomi yang tangguh.
b. Prioritas Pembangunan Tahun 2014
Untuk mengimplementasikan dan melaksanakan tema pembangunan
tahun 2014 sehingga lebih fokus, maka ditetapkan prioritas
pembangunan, yaitu :
Tabel 2.1 Prioritas Pembangunan Tahun 2014
No. PRIORITAS SASARAN STRATEGIS
1Peningkatan Pembangunan dan kesejahteraan MasyarakatKampung
Terwujudnya masyarakat yang cerdas dan terampil
Terwujudnya masyarakat yang sehat
Meningkatnya pemenuhan air bersih
Meningkatnya pemenuhan energi Murah dan Ramah Lingkungan
Meningkatnya prestasi olahraga
Meningkatnya partisipasi pemuda dalam pembangunan
Meningkatnya kapasitas dan produktivitas koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
2
Peningkatan Aksesibilitas dan Kualitas Pelayanan pendidikan Dasar dan Menengah
Terwujudnya masyarakat yang cerdas dan terampil
21
3Peningkatan Aksesibilitas dan Kualitas Derajat Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Terwujudnya masyarakat yang sehat
4
Penguatan Ketahanan PanganDaerah dan Perekonomian Daerah Berbasis Sumber Daya Lokal yang Berkelanjutan
Terwujudnya iklim investasi yang kondusif
Meningkatnya kapasitas dan produktivitas koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
Terwujudnya peningkatan penyediaan lapangan kerja
Implementasi Rencana Tata Ruang secara Konsisten
Terwujudnya Papua sebagai Paru-paru Dunia
Meningkatnya peran Sektor Pariwisata dalam perekonomian Daerah
Terwujudnya Pengelolaan SDA secara Lestari mendukung Peningkatan Perekonomian Masyarakat
Meningkatnya Pertumbuhan ekonomi dan Daya Saing Daerah
5Percepatan Pembangunan Infratruktur Dasar Kewilayahan
Meningkatnya konektivitas antar wilayah
Meningkatnya pengelolaan sumberdaya air dan irigasi dalam mendukung pengembangan wilayah
Implementasi Rencana Tata Ruang secara Konsisten
6
Peningkatan Tatakelola Pemerintahan, Ketentraman, Supremasi Hukum dan Penegakkan HAM
Meningkatnya rasa aman, tentram dan nyaman dan Ketaatan terhadap Hukum seluruh masyarakat Papua
Meningkatnya Profesionalisme dan Akuntabilitas Kinerja serta Disiplin Aparatu
Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik yang Komprehensif berbasis Teknologi Informasi
Meningkatnya Penegakan Hukum dan PemberantasanKKN
Meningkatnya pemenuhan Hak-Hak Dasar Orang Asli Papua.
2.2.2.2. PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014
Penetapan Kinerja (TAPKIN) pada dasarnya adalah pernyataan yang
merepresentasikan tekad dan janji atau Harapan Seluruh Rakyat (HASRAT) Papua
untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun
tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang ada antara Gubernur yang
menerima amanah/tanggung jawab/kinerja dengan pihak yang memberikan
amanah/tanggung jawab/kinerja dalam hal ini masyarakat. Dengan demikian,
Penetapan kinerja ini merupakan suatu janji kinerja yang akan diwujudkan Gubernur
dan Wakil Gubernur.
Penyusunan TAPKIN 2014 dilakukan dengan mengacu kepada RPJMD, RKPD
2014, IKU dan APBD Provinsi Papua tahun 2014. Pemerintah Provinsi Papua telah
22
menetapkan TAPKIN sebagai berikut.
Tabel 2.2 Penetapan Kinerja Provinsi Papua Tahun 2014
SASARAN INDIKATOR KINERJASATUA
NTARGET
1 2 3 4
1 Meningkatnya rasa aman, tentram d an nyaman dan Ketaatan terhadap Hukum seluruh masyarakat Papua
1Persentase peraturan perundang-undangan yang responsif dan partisipasif
% 100.00
2Penururnan konflik horisontalberdasarkan SARA
% 28.50
3 Angka kriminalitas % 34.50
2 Meningkatnya Profesionalisme dan Akuntabilitas Kinerja serta Disiplin Aparatur
1Persentase pejabat strukturalyang memenuhi syarat jabatan
% 80.00
2Persentase pemenuhan jabatan fungsional sesuai kebutuhan
% 100.00
3Nilai evaluasi akuntabilitas kinerja pemerintah provinsi oleh KEMENPAN dan RB
Angka C
4 Opini BPK atas LKPD Opini WDP
5 Rata-rata kehadiran pegawai % 90.00
3 Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik yang Komprehensif berbasis Teknologi Informasi
1Persentase SKPD yang telah memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP)
% 100.00
4 Meningkatnya Penegakan Hukum dan Pemberantasan KKN
1Persentase pengaduan dan gugatan masyarakat yang ditangani
% 60.00
2Persentase tindak lanjut atas rekomendasi temuan hasil pemeriksaan
% 40.00
5 Peningkatnya pemenuhan Hak-Hak Dasar Orang Asli Papua.
1Persentase penduduk di atasgaris kemiskinan
Angka 70.00
2Persentase Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
% 4.00
6 Terwujudnya Masyarakat yang Sehat
1
Persentase penduduk asli Papua yang terjangkau dalam Kartu Papua Sehat (KPS)
% 100.00
2Angka kematian ibu per 100.000 ibu melahirkan
Angka 235.00
3Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup
Angka 54.00
4Penanganan Penderita HIV/AIDS yang ditemukan dan mendapatkan ARV
% 100.00
5Persentase kelahiran (partus)yang ditangani tenaga medis % 39.90
23
6Persentase Balita gizi buruk yang ditemukan dan mendapat perawatan
% 100.00
7 Angka usia harapan hidup Angka 68.00
7 Terwujudnya Masyarakat yang Cerdas dan terampil
1Persentase angka melek huruf
% 75.83
2 Rata-rata lama sekolah % 6.87
3 APK PAUD/TK % 29.54
4 Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI
% 99.72
5 Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs
% 55.17
6 Angka Partisipasi Kasar (APK) SMU/SMK/MA
% 41.69
7 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI
% 70.80
8 Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs
% 43.40
9 Angka Partisipasi Murni (APM) SMU/SMK/MA
% 30.02
10 Angka putus sekolah SD/MI % 0.77
11 Angka putus sekolah SMP/MTs
% 0.36
12 Angka putus sekolah SMU/SMK/MA
% 0.84
13 Persentase guru yang telah bersertifikasi
% 60.05
14 Persentase angka kelulusan SD/MI
% 99.80
15 Persentase angka kelulusan SMP/MTs
% 99.50
16 Persentase angka kelulusan SMU/SMK/MA
% 98.00
8 Meningkatnya prestasi olahraga
1 Persentase atlet/klub olah raga yang menerima penghargaan tingkat nasional
% 15.00
9 Meningkatnya partisipasi pemuda dalam pembangunan
1 Peningkatan wirausaha muda asli Papua
% 7.50
10 Terwujudnya iklim investasi yang kondusif 1
Persentase peningkatan nilaiInvestasi PMDN dari tahun ke tahun
% 30.00
2Persentase peningkatan nilai Investasi PMA % 30.00
11 Meningkatnya kapasitas dan produktivitas koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
1Persentase jumlah koperasi sehat (berkualitas)
% 45.00
2Persentase peningkatan jumlah Industri Kecil Menengah
% 3.00
3Persentase peningkatan jumlah Usaha Kecil Menengah
% 5.90
12 Terwujudnya peningkatan 1 Tingkat pengangguran % 2.86
24
penyediaan lapangan kerja terbuka
2Tingkat partisipasi angkatan kerja
% 79.98
13 Meningkatnya peran sektor pariwisata dalam perkonomian daerah
1Persentase Jumlah PDRB dari sektor perdagangan, hotel dan restoran
% 10.35
2
Persentase peningkatan kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara ke Provinsi Papua
% 3.00
14 Terwujudnya pengelolaan SDA secara lestari mendukung peningkatan pekenomian masyarakat
1Kontribusi sub sektor perkebunan dan hasilnya terhadap PDRB (%)
% 0.74
2Kontribusi sub sektor peternakan terhadap PDRB (%)
% 0.82
3Kontribusi sub sektor perikanan terhadap PDRB (%)
% 4.00
4Kontribusi sektor Tanaman Pangan terhadap PDRB
% 5.45
5Kontribusi sektor Kehutanan terhadap PDRB
% 1.57
6
Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB
%45.92
15 Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi danDaya Saing Daerah
1Pertumbuhan Ekonomi (Pertumbuhan PDRB)
% 7% - 8%
2 PDRB per Kapita 26 juta
3 Inflasi % 4.50
4 Indeks Gini 0.35
5Kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDRB
% 3.54
6
Kontribusi PAD terhadap totalPendapatan Daerah
%7.30
16
Meningkatnya konektivitas antar wilayah
1Persentase panjang Jalan Provinsi dalam kondisi mantap (baik dan sedang)
% 61.50
2Persentase jembatan dalam kondisi baik
% 24.00
3Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan
rasio 5,56
4Jumlah arus penumpang angkutan umum per tahun
Per Tahun 3,1 juta
17 Meningkatnya pengelolaan sumberdaya air dan irigasi dalam mendukung pengembangan wilayah
1Persentase lahan budidaya pertanian yang mendapatkanlayanan irigasi
% 60.00
2Panjang jaringan irigasi yang kondisinya baik
% 50.00
3Meningkatnya ketersediaan air baku untuk irigasi % 60.00
25
4Prosentase cakupan sistem pengendalian banjir dan abrasi
% 45.00
18 Meningkatnya pemenuhan perumahan rakyat yang layak huni
1Pemenuhan Rumah Layak Huni
%40.00
19 Meningkatnya pemenuhan air bersih 1
Persentase RT yang terlayaniair bersih
%34.00
20 Meningkatnya pemenuhan energi murah dan ramah lingkungan
1Rumah Tangga pengguna listrik
%36.00
21 Implementasi Rencana TataRuang Secara Konsisten
1
Persentase penerbitan ijin penggunaan lahan skala luasyang sesuai dengan peruntukannya
%70.00
22 Terwujudnya Papua sebagaiparu-paru dunia
1Persentase area hutan mangrove yang kondisi baik
% 80.00
2 Kerusakan Kawasan Hutan % 10.00
3
Persentase Area Hutan Lindung Terhadap Seluruh Kawasan
%
60.00
Tabel 2.3 Realisasi Belanja Provinsi Papua Tahun Anggaran 2014 (Sebelum Dilakukan Audit BPK RI)
No URAIAN RENCANA (Rp) %
1 Belanja Tidak Langsung 6.842.739.879.615,00 59,40
2 Belanja Langsung 4.677.924.198.385,00 40,60
JUMLAH 11.520.664.078.000,00 100Sumber : BPKAD Provinsi Papua Tahun 2015
Alokasi anggaran belanja langsung tahun 2014 yang dialokasikan untuk membiayai
program-program prioritas yang langsung mendukung pencapaian sasaran
pembangunan adalah sebagai berikut :
Tabel 2.4 Rencana Anggaran Tahun 2014
SASARAN ANGGARAN % ANGGARAN1 2 3
1
Meningkatnya rasa aman, tentram dan nyaman dan Ketaatan terhadap Hukum seluruh masyarakat PapuaJumlah peraturan perundang-undangan yang responsif dan partisipasif
84.912.989.000,- 1,82
2Meningkatnya Profesionalisme dan Akuntabilitas Kinerja serta Disiplin Aparatur
9.391.492.000,- 0,20
3Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik yang Komprehensif berbasis Teknologi Informasi
489.919.500,- 0,01
4Meningkatnya Penegakan Hukum dan Pemberantasan KKN
17.584.260.000,- 0,38
5Meningkatnya pemenuhan Hak-Hak Dasar Orang Asli Papua.
13.661.629.200,- 0,29
26
6 Terwujudnya Masyarakat yang Sehat 406.916.469.182,- 8,70
7Terwujudnya Masyarakat yang Cerdas dan terampil
41.629.411.100,- 0,89
8 Meningkatnya prestasi olahraga 37.927.482.550,- 0,81
9Meningkatnya partisipasi pemuda dalam pembangunan
2.448.479.450,- 0,05
10
Terwujudnya iklim investasi yang kondusif 2.993.991.000,- 0,06
11Meningkatnya kapasitas dan produktivitas koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
14.113.290.000,- 0,30
12
Terwujudnya peningkatan penyediaan lapangan kerja
7.273.120.600,- 0,16
13
Meningkatnya peran sektor pariwisata dalam perkonomian daerah
5.870.000.000,- 0,13
14
Terwujudnya pengelolaan SDA secara lestari mendukung peningkatan pekenomian masyarakat
88.210.654.750,- 1,89
15
Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi dan Daya Saing Daerah
10.883.989.000,- 0,23
16
Meningkatnya konektivitas antar wilayah 1.444.145.765.000,- 30,87
17
Meningkatnya pengelolaan sumberdaya air dan irigasi dalam mendukung pengembangan wilayah
103.655.335.000,- 2,22
18
Meningkatnya pemenuhan perumahan rakyat yang layak huni
105.687.922.400,- 2,26
19
Meningkatnya pemenuhan air bersih 15.114.255.000,- 0,32
20
Meningkatnya pemenuhan energi murah dan ramah lingkungan
11.182.857.000,- 0,24
21
Implementasi Rencana Tata Ruang Secara Konsisten
1.233.349.000,- 0,03
22
Terwujudnya Papua sebagai paru-paru dunia 8.875.810.500,- 0,19
JUMLAH ANGGARAN PRIORITAS IKU 2.434.202.471.232,-52,04
JUMLAH BELANJA LANGSUNG 4.677.924.198.385,-
Pada tabel di atas, pada pos belanja dibagi menjadi anggaran yang digunakan untuk
penyelenggaraan program/kegiatan yang utama dan anggaran untuk belanja
langsung program/kegiatan pendukung. Jumlah anggaran untuk program/kegiatan
utama sebesar Rp 2.434.202.471.232,00 atau sebesar 52,04 % dari total belanja
langsung, sedangkan anggaran untuk program/kegiatan pendukung sebesar
Rp 2.246.445.775.153,00 atau 47,96 % dari total anggaran belanja langsung.
Pada anggaran untuk program/kegiatan utama, sasaran pembangunan dengan
anggaran paling besar adalah sasaran Layanan publik meningkat, terutama pada
27
Meningkatnya konektivitas antar wilayah dengan besaran anggaran 30,87 % dari
total belanja langsung. Sasaran lain dengan anggaran yang relatif besar adalah
sasaran Terwujudnya Masyarakat yang Sehat yaitu sebesar 8,70%. Sementara itu,
sasaran dengan anggaran yang relatif kecil adalah sasaran Meningkatnya Kualitas
Pelayanan Publik yang Komprehensif berbasis Teknologi Informasi sebesar 0,01%
dari total anggaran belanja langsung.
29
BAB III BAB III AKUNTABILITAS KINERJAAKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas kinerja merupakan landasan utama proses penyelenggaraan
pemerintahan yang baik. Akuntabilitas, akan menunjukkan sejauh mana sebuah
pemerintah daerah telah memenuhi tugas dan mandatnya dalam penyediaan
layanan publik yang langsung bisa dirasakan hasilnya oleh masyarakat. Pemerintah
Provinsi Papua melaporkan dan mempertanggungjawabkan pencapaian tujuan dan
sasaran dalam rencana kinerja dan program kerja tahunan, dengan
tetap berpegangan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RJPMD) tahun 2013 - 2018 dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) tahun 2014.
Karena itu Pemerintah Provinsi Papua berkomitmen membangun akuntabilitas
melalui pelembagaan pengendalian, evaluasi yang transparan, dan berorientasi pada
perbaikan pelayanan publik. Pijakan yang dipergunakan adalah sistem akuntabilitas
yang berpedoman kepada Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Pengukuran
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata cara Review atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah.
3.1 PENGUKURAN PENCAPAIAN KINERJA3.1 PENGUKURAN PENCAPAIAN KINERJA
Tabel 3.1 Pengukuran Kinerja
SASARANINDIKATOR
KINERJASATUAN TARGET
REALISASI
CAPAIANKINERJA
1 2 3 4 5 6
1 Meningkatnya rasa aman,tentram dan nyaman danKetaatan terhadap Hukumseluruh masyarakat Papua Jumlah peraturanperundang-undangan yangresponsif dan partisipasif
1Persentase peraturanperundang-undangan yangresponsif dan partisipasif
% 100,00 100,00 100
2 Penurunan konflik horisontalberdasarkan SARA
% 28,50 (28,50) -100
3 Angka kriminalitas % 34,50 32,72 105,16
30
2 MeningkatnyaProfesionalisme danAkuntabilitas Kinerja sertaDisiplin Aparatur
1
Persentase pejabat strukturalyang memenuhi syarat jabatan
% 80,00 80,83 101,04
2Persentase pemenuhanjabatan fungsional sesuaikebutuhan
% 100,00 26,35 26,35
3Nilai evaluasi akuntabilitaskinerja pemerintah provinsioleh KEMENPAN dan RB
Angka C C 100
4 Opini BPK atas LKPD Opini WDP WDP 100
5 Rata-rata kehadiran pegawai % 90,00 84,33 93,7
3 Meningkatnya KualitasPelayanan Publik yangKomprehensif berbasisTeknologi Informasi
1
Persentase SKPD yang telahmemiliki Standar OperasionalProsedur (SOP)
%
100,00
30,61
30,61
4 Meningkatnya PenegakanHukum dan PemberantasanKKN
1Persentase pengaduan dangugatan masyarakat yangditangani
% 60,00 100,00 166,67
2Persentase tindak lanjut atasrekomendasi temuan hasilpemeriksaan
% 40,00 82,14 205,35
5 Peningkatnya pemenuhanHak-Hak Dasar Orang AsliPapua.
1Persentase penduduk di atasgaris kemiskinan
% 70,00 30,05 157,07
2Persentase PenangananPenyandang MasalahKesejahteraan Sosial
% 4,00 4,02 100.50
6 Terwujudnya Masyarakatyang Sehat 1
Persentase penduduk asliPapua yang terjangkau dalamKartu Papua Sehat (KPS)
% 100,00 100,00 100,00
2Angka kematian ibu per100.000 ibu melahirkan
Angka 235,00 422,00 55,69
3Angka kematian bayi per1.000 kelahiran hidup
Angka 54,00 8,00 675,00
4
Persentase penangananpenderita HIV/AIDS yangditemukan dan mendapatkanARV
% 100,00 44,0044,00
5Persentase kelahiran (partus)yang ditangani tenaga medis
% 39,90 47,30 118,55
6Persentase Balita gizi burukyang ditemukan danmendapat perawatan
% 100,00 100,00 100,00
7 Angka usia harapan hidup Angka 68,00 68,80 101,18
7 Terwujudnya Masyarakatyang Cerdas dan terampil
1Persentase angka melekhuruf
% 75,83 75,92 100,12
2 Rata-rata lama sekolah % 6,87 6,87 100
3 APK PAUD/TK % 29,54 12,19 41,2
4Angka Partisipasi Kasar (APK)SD/MI
% 99,72 99,72 100
5Angka Partisipasi Kasar (APK)SMP/MTs
% 55,17 55,17 100
6Angka Partisipasi Kasar (APK)SMU/SMK/MA
% 41,69 41,69 100
7Angka Partisipasi Murni (APM)SD/MI % 70,80 75,84 107,12
8Angka Partisipasi Murni (APM)SMP/MTs
% 43,40 38,52 88,76
9 Angka Partisipasi Murni (APM)SMU/SMK/MA
% 30,02 30,02 100
31
10 Angka putus sekolah SD/MI % 0,77 0,77 100
11Angka putus sekolahSMP/MTs
% 0,36 0,20 104,44
12Angka putus sekolahSMU/SMK/MA % 0,84 2,22 -64,29
13Persentase guru yang telahbersertifikasi % 60,05 24,88 158,57
14Persentase angka kelulusanSD/MI % 99,80 99,92 100,12
15Persentase angka kelulusanSMP/MTs % 99,50 99,11 99,61
16Persentase angka kelulusanSMU/SMK/MA % 98,00 98,05 100,05
8 Meningkatnya prestasiolahraga 1
Persentase cabang olah ragayang mendapatkanpenghargaan tingkat nasional
% 15,00 17,00 113,33
9 Meningkatnya partisipasipemuda dalampembangunan
1Peningkatan wirausaha muda asli Papua
% 7,50 7,09 105,33
10 Terwujudnya iklim investasiyang kondusif 1
Persentase peningkatan nilaiInvestasi PMDN dari tahun ketahun
% 30,00 79,19 263,97
2Persentase peningkatan nilaiInvestasi PMA
% 30,00 59,41 198,03
11 Meningkatnya kapasitas danproduktivitas koperasi danUsaha Mikro KecilMenengah (UMKM)
1Persentase jumlah koperasisehat (berkualitas)
% 45,00 13,57 30,16
2.Persentase peningkatanjumlah Industri KecilMenengah
% 3,00 19,40 646,67
3.Persentase peningkatanjumlah Usaha KecilMenengah
% 5,90 11,68 197,97
12 Terwujudnya peningkatanpenyediaan lapangan kerja
1 Tingkat pengangguran terbuka % 2,86 5,51 192,66
2Tingkat partisipasi angkatankerja
% 79,98 96,77 120,99
13 Meningkatnya peran sektorpariwisata dalamperkonomian daerah
1Persentase Jumlah PDRB darisektor perdagangan, hotel danrestoran
% 10,35 9,10 87,92
2
Persentase peningkatankunjungan wisatawandomestik dan mancanegara keProvinsi Papua
% 3,00 0,56 18,67
14 Terwujudnya pengelolaanSDA secara lestarimendukung peningkatanpekenomian masyarakat
1Kontribusi sub sektorperkebunan dan hasilnyaterhadap PDRB (%)
% 0,74 0,95 128,38
2Kontribusi sub sektorpeternakan terhadap PDRB(%)
% 0,82 1,28 156,10
3Kontribusi sub sektorperikanan terhadap PDRB (%)
% 4,00 4,40 110,00
4Kontribusi sektor TanamanPangan terhadap PDRB
% 5,45 8,54 156,70
5Kontribusi sektor Kehutananterhadap PDRB
% 1,57 2,20 140,13
6Kontribusi sektorpertambangan terhadapPDRB
% 45,92 32,05 69,80
15 Meningkatnya PertumbuhanEkonomi dan Daya SaingDaerah
1Pertumbuhan Ekonomi(Pertumbuhan PDRB)
% 7% - 8% 14,84 185,50
2 PDRB per Kapita 26 juta 24.616.649,43
94,68
32
3 Inflasi % 4,50 4,33 103,78
4 Indeks Gini % 0,35 0,41 82,86
5Kontribusi sektor industripengolahan terhadap PDRB
% 3,54 2,50 70,62
6Kontribusi PAD terhadap totalPendapatan Daerah
% 7,30 8,22 112,60
16 Meningkatnya konektivitasantar wilayah 1
Persentase panjang JalanProvinsi dalam kondisimantap (baik dan sedang)
% 61,50 23,26 37,82
2Persentase jembatan dalamkondisi baik
% 24,00 49,28 205,33
3Rasio panjang jalan perjumlah kendaraan
Rasio 1:18 1:91 500,56
4Jumlah arus penumpangangkutan umum per tahun
PerTahun
3,1 juta3.850.11
2124,20
17 Meningkatnya pengelolaansumberdaya air dan irigasidalam mendukungpengembangan wilayah
1Persentase lahan budidayapertanian yang mendapatkanlayanan irigasi
% 60,00 63,80 106,33
2Panjang jaringan irigasi yangkondisinya baik
% 50,00 56,70 113,40
3Meningkatnya ketersediaan airbaku untuk irigasi
% 60,00 68,64 114,40
4Prosentase cakupan sistempengendalian banjir dan abrasi
% 45,00 23,56 52,36
18 Meningkatnya pemenuhanperumahan rakyat yanglayak huni
1Jumlah Rumah Layak Huniyang di butuhkan % 40,00 1,36 3,40
19 Meningkatnya pemenuhanair bersih
1Persentase RT yang terlayaniair bersih
34,00 50,00 147,06
20Meningkatnya pemenuhanenergi murah dan ramahlingkungan
1Rumah Tangga penggunalistrik % 36,00 36,46 101,28
21 Implementasi Rencana TataRuang Secara Konsisten
1
Persentase penerbitan ijinpenggunaan lahan skala luasyang sesuai denganperuntukannya
% 70,00 30,52 103
22 Terwujudnya Papua sebagaiparu-paru dunia
1Persentase area hutanmangrove yang kondisi baik
% 80,00 82,64 103
2 Kerusakan Kawasan Hutan % 10,00 3,00 130,00
3Persentase Area HutanLindung Terhadap SeluruhKawasan
% 60,00 26,61 44,35
3.23.2 CAPAIAN DAN ANALISA KINERJACAPAIAN DAN ANALISA KINERJA
Kesepakatan skala ordinal penilaian untuk mengukur sampai sejauh mana
keberhasilan dan ketidakberhasilan pencapaian sasaran maka digunakan skala
ordinal sebagai berikut :
NOMORJUMLAH NILAIKATEGORI1.2.3.4.5.
33
91 ≤76 ≤ 9066 ≤ 7551 ≤ 65≤ 50Sangat berhasilBerhasilCukup berhasilKurang berhasilTidak berhasil
Pengukuran kinerja tersebut tidak dimaksudkan untuk memberikan
penghargaan maupun hukuman kepada pelaksana program, namun digunakan
untuk melakukan evaluasi dan penilaian terhadap tingkat keberhasilan dan
ketidakberhasilan pencapaian sasaran guna meningkatkan kinerja organisasi.
Selanjutnya analisa dan evaluasi kinerja diperlukan untuk mengidentifikasi
faktor-faktor keberhasilan dan penyebab ketidakberhasilan kinerja yang pada
akhirnya dapat disimpulkan adanya masalah kinerja sebagai bahan
pengambilan keputusan manajemen untuk meningkatkan kinerja melalui
alokasi, distribusi dan regulasi. Oleh karena Pemerintah Provinsi Papua
memiliki struktur organisasi sebagai pelaksana kegiatan maka segala
pencapaian komponen Rencana Stratejik tidak dapat dilepaskan dari bidang-
bidang yang menangani pelaksanaannya sesuai dengan tingkat kewenangan
yang diberikan.
Pencapaian sasaran - sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana kinerja
tahun 2014 oleh Pemerintah Provinsi Papua adalah sebanyak 22 sasaran
stratejik, dan capaian yang dihasilkan berdasarkan Kategori Pencapaian
Sasaran adalah
1) Meningkatnya rasa aman, tenteram dan nyaman dan ketaatanterhadap hukum seluruh masyarakat Papua
34
Secara keseluruhan rata-rata capaian kinerja sasaran “Meningkatnya rasa
aman, tenteram dan nyaman dan Ketaatan terhadap Hukum seluruh
masyarakat Papua” adalah 35,05% atau dalam skala ordinal adalah
”Kurang Berhasil.” Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui
pencapaian 3 (tiga) indikator kinerja sasaran.
Tabel Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan capaiannya diuraikan dalam
table berikut ini:
Tabel Indikator Kinerja Sasaran 1
INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASICAPAIANKINERJA
1 2 3 4 5
1
Persentase peraturan perundang-undangan yang responsif dan partisipasif
% 100.00 100.00 100.00
2Penurunan konflik horisontal berdasarkan SARA
% 28.50 (28.50) (100)
3 Angka kriminalitas % 34.50 32.72 105.16
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 35.05
35
Tahun 2014 Biro Hukum
Sekretariat Daerah
Provinsi Papua telah
menetapkan 10 Perdasus
dan Perdasi. Dari 10
Perdasus dan Perdasi
yang dihasilkan oleh Biro
hukum, kesemuanya
telah dilakukan uji publik untuk memperoleh pandangan dan menjaring
pendapat dari masyarakat serta diharapkan dapat mewakili harapan
masyarakat sehingga peraturan perundang-undangan yang responsif dan
partisipasif tercapai dan capaian indikator kinerja persentase peraturan
perundang-undangan yang responsif dan partisipasif yang didukung
dengan pelaksanaan 4 program antara lain Program Pengawasan Produk
Hukum ini adalah 100%. Kesepuluh Perdasus dan Perdasi tersebut
adalah:
1. APBD Provinsi Papua Tahun Anggaran 2014. 2. Penggabungan Badan Hukum Perusahaan Daerah Irian Bhakti ke
dalam Perusahaan Induk Perseroan Terbatas Irian Bhakti Mandiri. 3. Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Provinsi Papua Tahun 2013.4. Perubahan APBD Provinsi Papua Tahun Anggaran 2014. 5. Perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Papua Nomor 1 Tahun
2010 tentang Pembentukan Dana Cadangan Pemerintah Provinsi
Papua. 6. Keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat Papua yang ditetapkan
melalui mekanisme pengangkatan Periode 2014-2019. 7. APBD Provinsi Papua Tahun Anggaran 2015. 8. Penanganan Khusus terhadap Komunitas Adat Terpencil. 9. Tata Cara Pemberian Pertimbangan Gubernur Terhadap Perjanjian
Internasional. 10.Program Strategis Pembangunan Ekonomi dan Kelembagaan
Kampung.
Tingkat efisiensi kinerja indikator ini adalah 100% dengan menggunakan
98,67% anggaran yang telah dialokasikan. Capaian indikator persentase
peraturan perundang-undangan yang responsif dan partisipasif tahun
2014 tidak dapat diperbandingkan dengan capaian tahun 2013 karena
tahun 2014 merupakan tahun awal pelaksanaan RPJMD Provinsi Papua
36
tahun 2013-2018. Permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian target
indikator kinerja ini adalah kurangnya tenaga terampil khususnya dibidang
hukum, kurangnya dukungan data dan informasi serta dokumen yang
diperlukan dalam rangka penyempurnaan materi Raperdasi/Raperdasus,
terlambatnya penyampaian materi Raperda kabupaten/kota dan
kurangnya data/dokumen hukum yang berkaitan dengan penanganan
perkara-perkara yang melibatkan Provinsi Papua di Lembaga Peradilan.
Atas permasalahan-permasalahan tersebut diharapkan adanya
penempatan tenaga-tenaga yang terampil dibidang hukum dan dukungan
materi atau informasi yang mendukung penyempurnaan rancangan
peraturan daerah dari pemrakarsa.
Pada tahun 2013 terjadi konflik horizontal berdasarkan SARA sebanyak
14 kasus, target indikator ini pada tahun 2014 ditetapkan terjadi
penurunan konflik sebesar 28,50% atau 10 kasus saja, tetapi realisasi dari
target indikator ini adalah terjadi 18 kasus atau meningkat 28,50%. Konflik
horizontal yang terjadi disebabkan masih adanya kesenjangan sosial yang
dirasakan oleh masyarakat terutama pada masyarakat yang tinggal di
daerah pemekaran dan pegunungan. Kesenjangan yang dirasakan
masyarakat terutama disebabkan pembangunan yang masih belum
merata hingga ke daerah-daerah pedalaman yang masih sulit dijangkau
akibat kurangya aksesibilitas disebabkan minimnya jaringan infrastruktur
pendukung.
Pada indikator angka kriminalitas diperoleh capaian sebesar 105,16%
yaitu dari target yang ditetapkan sebesar 34,50% ternyata diperoleh angka
realisasi sebesar 32,72% sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi
penurunan angka kriminalitas di Provinsi Papua sebesar 1,78. Secara
angka, menurut data dari Polda Papua pada tahun 2013 terjadi 6.361
kasus kriminalitas sedangkan tahun 2014 terjadi sebanyak 6.269 kasus
meliputi penganiayaan, pencurian, penipuan, pembunuhan dan
pemerkosaan. Indikator kinerja angka kriminalitas didukung dengan
pelaksanaan Program pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan
tindak kriminal. Efisiensi kinerja indikator ini adalah 351,67% dengan
serapan anggaran pelaksanaan program sebesar 80,05%.
37
Secara keseluruhan capaian sasaran 1 yaitu Meningkatnya rasa aman,
tenteram dan nyaman dan Ketaatan terhadap Hukum seluruh
masyarakat Papua yang didukung oleh empat indikator kinerja
sasaran adalah 35,05%. Capaian ini termasuk kategori kurang berhasil
karena tidak tercapainya target kinerja satu indikator kinerja yaitu konflik
horizontal berdasarkan SARA. Tingkat efisiensi kinerja sasaran ini adalah
35.05% dengan serapan anggaran sebesar 86,98%.
2) Meningkatnya Profesionalisme dan Akuntabilitas Kinerja sertaDisiplin Aparatur.
Secara keseluruhan rata-rata capaian kinerja sasaran “Meningkatnya
Profesionalisme dan Akuntabilitas Kinerja serta Disiplin Aparatur”
adalah 84,22% atau dalam skala ordinal adalah ”Berhasil.” Keberhasilan
pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 5 (lima) indikator
sasaran.
Tabel Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan capaiannya diuraikan dalam
table berikut ini:
Tabel Indikator Kinerja Sasaran 2
INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASICAPAIANKINERJA
1 2 3 4 5
1Persentase pejabat struktural yang memenuhi syarat jabatan
% 80.00 80.83 101.04
2Persentase pemenuhan jabatan fungsional sesuai kebutuhan
% 100.00 26.35 26.35
3Nilai evaluasi akuntabilitas kinerja pemerintah provinsi oleh KEMENPAN dan RB
Angka C C 100,00
4 Opini BPK atas LKPD Opini WDP WDP 100,00
5Rata-rata kehadiran pegawai
% 90.00 84.33 93.70
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 84.22
Indikator Persentase pejabat struktural yang memenuhi syarat jabatan
ditargetkan sebesar 80% dan dapat dicapai 80,83% sehingga capaian
indikatornya adalah 101,04%. Capaian ini menunjukkan bahwa dari
38
seluruh pejabat struktural yang telah dilantik, seluruhnya telah memenuhi
persyaratan yang diamanatkan dalam peraturan perundang-undangan yaitu
Berdasarkan
Undang-undang
Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur
Sipil Negara antara
lain mengamanatkan
bahwa Pengisian
jabatan pimpinan
tinggi utama dan madya pada kementerian, kesekretariatan, lembaga
negara, lembaga nonstruktural, dan Instansi Daerah dilakukan secara
terbuka dan kompetitif di kalangan PNS dengan memperhatikan syarat
kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan latihan, rekam jejak
jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan dilakukan pada
tingkat nasional.
Target indikator persentase struktural yang memenuhi jabatan ditetapkan
sebesar 80% dengan alasan masih terdapat beberapa jabatan struktural
yang masih belum diisi atau belum ada pelantikan lagi sehingga apabila
target ditetapkan 100% maka pencapaian target indikator ini tidak akan
tercapai. Tahun 2013 indikator ini belum ditetapkan sehingga belum dapat
diperbandingkan capaiannya. Tingkat efisiensi kinerja indikator ini adalah
101,04% dengan serapan anggaran 72,37%.
Indikator Persentase pemenuhan jabatan fungsional sesuai kebutuhan
tercapai 26,35% dari target yang ditetapkan sebesar 100%. Capaian
indikator sebesar 26,35% disebabkan adanya jabatan-jabatan fungsional
yang telah ditetapkan atau dilantik oleh SKPD yang bersangkutan seperti
pada RSUD Jayapura tetapi data pejabat fungsional yang ditetapkan
tersebut tidak dikirimkan ke Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi
Papua sehingga data yang ada pada BKD belum menggambarkan kondisi
sesungguhnya. Efisiensi kinerja indikator ini adalah 26,35% dengan
serapan anggaran 98,93%.
39
Indikator Nilai evaluasi akuntabilitas kinerja pemerintah provinsi oleh
KEMENPAN dan RB tahun 2013 adalah C. Nilai tersebut memenuhi target
yang ditentukan yaitu C sehingga capaian indikator ini adalah 100%. Nilai
evaluasi ditetapkan targetnya C karena didasarkan pada hasil penilaian
evaluasi AKIP tahun sebelumnya yang mendapat nilai D sehingga kalau
dibandingkan pencapaian nilai evaluasi AKIP tahun 2013 dengan tahun
2012 terjadi peningkatan yaitu dari D menjadi C. Efisiensi kinerja indikator
nilai evaluasi AKIP dibanding keuangan yaitu kinerja tercapai 100%
dengan serapan anggaran 98,70%.
Tahun 2014 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LPKD) Provinsi Papua
mendapat opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dari BPK RI. Hal ini
menunjukkan bahwa target dari indikator Opini BPK atas LKPD adalah
WDP dapat tercapai 100%. Opini BPK RI terhadap LKPD Provinsi Papua ini
meningkat dibanding tahun 2013 yang mendapat opini Disclaimer.
Pencapaian opini WDP ini diperoleh berkat kerja keras semua SKPD di
lingkungan Pemerintah Provinsi Papua dan dukungan penuh dari Gubernur
dan Wakil Gubernur serta jajaran pimpinan di lingkungan Pemerintah
Provinsi Papua untuk memperbaiki sistem pemerintahan pada umumnya
dan pengelolaan keuangan pada khususnya meskipun masih terdapat
beberapa pengecualian diantaranya mengenai pengelolaan aset tetap
Provinsi Papua yang masih perlu perbaikan dan penertiban dalam hal
pencatatan, pengamanan dan pengakuan aset tersebut. Efisiensi kinerja
indikator ini adalah 100% dengan serapan anggaran 84,74%.
Indikator rata-rata kehadiran pegawai dengan target kinerja 90% terealisasi
sebesar 84,33% sehingga capaian kinerja indikator ini adalah 93,70%.
Perhitungan capaian indikator ini didasarkan pada data kedisiplinan
pegawai yang tercatat pada tiap-tiap SKPD dan menjadi dasar perhitungan
kinerja pegawai. Capaian kinerja indikator ini tidak tercapai 100% karena
adanya pegawai yang cuti, ijin, sakit, dinas luar daerah maupun yang
sedang tugas belajar yang akan mendapatkan penilaian tersendiri dalam
pola perhitungan kinerja pegawai yang bersangkutan serta adanya pegawai
yang tidak hadir tetapi tanpa keterangan.
Efisiensi kinerja sasaran kedua adalah 84,22% dengan serapan anggaran
82,70%.
40
3) Meningkatnya kualitas pelayanan publik yang komprehensif berbasisteknologi informasi.
Secara keseluruhan rata-rata capaian kinerja sasaran “Meningkatnya
Kualitas Pelayanan Publik yang Komprehensif berbasis Teknologi
Informasi” adalah 30,61% atau dalam skala ordinal adalah ”Kurang
Berhasil.” Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian
1 (satu) indikator sasaran. Tabel Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan capaiannya diuraikan dalam
table berikut ini:
Tabel Indikator Kinerja Sasaran 3
INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASICAPAIANKINERJA
1 2 3 4 5
1.
Persentase SKPD yang telah memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP)
% 100,00 30,61 30,61
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 30,61
Tahun 2014 Biro Organisasi dan Pendayagunaan Aparatur Setda Provinsi
Papua melaksanakan Program Penguatan Kapasitas Kelembagaan yang
dijabarkan dalam kegiatan Pelatihan Penyusunan Standar Operasional
Prosedur di Lingkungan Pemerintah Provinsi Papua dan mengundang
seluruh SKPD yang ada.
41
Dari 49 SKPD yang diundang dalam
pelatihan tersebut, hanya sebanyak 15
SKPD yang telah menyusun dan
menyampaikan SOP SKPD sehingga
capaian indikator Persentase SKPD
yang telah memiliki SOP adalah
30,61% dengan realisasi anggaran
sebesar 98,99%. Tingkat efisiensi
kinerja capaian indikator ini adalah 30,61% dibanding pengeluaran
anggaran sebanyak 98,99% dari total anggaran untuk melaksanakan
indikator kinerja tersebut. Capaian tersebut terjadi karena anggaran yang
ada memang dialokasikan untuk
kegiatan pelatihan penyusunan SOP.
Sasaran meningkatnya kualitas pelayanan
publik yang komprehensif berbasis
teknologi informasi mempunyai
dua indikator kinerja yaitu Indeks
Kepuasan Masyarakat (IKM) dan
Persentase SKPD yang telah
memiliki Standart Operasional
Prosedur (SOP) namun pada tahun 2014 indikator kinerja IKM belum
dilaksanakan karena belum dianggarkan dalam DPA SKPD.
4) Meningkatnya penegakan hukum dan pemberantasan KKN
Secara keseluruhan rata-rata capaian kinerja sasaran “Meningkatnya
Penegakan Hukum dan Pemberantasan KKN” adalah 145,80% atau dalam
skala ordinal adalah ”Sangat Berhasil.”Keberhasilan pencapaian sasaran
ini diukur melalui pencapaian 2 (dua) indikator sasaran.Tabel Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan capaiannya diuraikan dalam
table berikut ini:
Tabel Indikator Kinerja Sasaran 4
INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASICAPAIANKINERJA
1 2 3 4 5
42
1Persentase pengaduan dan gugatan masyarakat yang ditangani
% 60,00 100,00 166,67
2Persentase tindak lanjut atas rekomendasi temuan hasil pemeriksaan
% 40,00 49,97 124,93
Rata-rata Capaian Kinerja sasaran 145,80
Capaian dari indikator kinerja sasaran persentase pengaduan dan gugatan
masyarakat yang ditangani diperoleh melalui program mengintensifkan
penanganan pengaduan masyarakat dengan capaian kinerja sebesar
166,67%.Tahun 2014 telah dilakukan verifikasi maupun klarifikasi terhadap sebanyak
31 pengaduan yang berupa : surat pengaduan masyarakat yang dikirimkan
ke kantor Inspektorat baik secara langsung maupun melalui Gubernur
Papua dan Sekretaris Daerah Provinsi Papua, serta pengembangan dari
temuan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.
Indikator kinerja sasaran ini pada tahun 2013 belum ditetapkan sehingga
perbandingan capaian kinerja dilakukan terhadap capaian kinerja kegiatan
yaitu tahun 2013 capaian kinerja kegiatan penanganan kasus pengaduan
masyarakat/aparat dilingkungan pemerintah sebesar 400% sedangkan
tahun 2014 capaian kegiatan ini adalah 100%. Hal ini terjadi karena pada
tahun 2013 target kinerja kegiatan yang ditetapkan adalah 1 dan terealisasi
4 kasus sedangkan untuk tahun 2014, target kinerja kegiatan yang
ditetapkan adalah dalam bentuk persentase yaitu 60% dan terealisasi
100%, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tahun 2013 dan tahun
2014 capaian kegiatan ini adalah sama-sama mencapai target yang
ditetapkan. Efisiensi kinerja indikator ini adalah 166,67% dengan serapan
anggaran 70,78%.
Target Indikator kinerja sasaran persentase tindak lanjut atas rekomendasi
temuan hasil pemeriksaan sebesar 40% tercapai 49,97% sehingga capaian
indikator ini adalah 124,97%. Capaian 49,97% diperoleh dari persentase
tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan BPK RI sebesar 51,49%;
tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan Inspektorat sebesar 58,69%;
tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan Inspektorat Jenderal
Kementerian Dalam Negeri sebesar 76,32% dan tindak lanjut rekomendasi
hasil pemeriksaan Inspektorat Jenderal Teknis sebesar 4,68%. Rincian
43
kemajuan penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan adalah sebagai
berikut : tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan Inspektorat Provinsi Papua
pada SKPD Provinsi Papua hingga 31 Desember 2014, jumlah SKPD yang
telah diperiksa dan dipantau adalah 26 SKPD dengan jumlah temuan 646
temuan dan 833 rekomendasi, telah selesai ditindaklanjuti sebanyak 165
rekomendasi, dalam proses sebanyak 130 rekomendasi dan belum
ditindaklanjuti 538 rekomendasi. Dari sebanyak 646 temuan dan 833
rekomendasi, jumlah rekomendasi dengan nilai kerugian daerah sebanyak
355 rekomendasi senilai Rp 18.654.327.694,38, telah ditindaklanjuti
sebesar Rp1.273.168.474,00 dan sisa belum ditindaklanjuti
Rp17.381.159.220,38 serta temuan kewajiban setor kepada negara/daerah
sebanyak 111 rekomendasi senilai Rp20.350.453.762,00, telah disetor
Rp3.245.305.886,00 sisa belum disetor Rp17.105.147.876,00.
Tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan Inspektorat Provinsi Papua di
Kabupaten/Kota hingga 31 Desember 2014, jumlah kabupaten/kota yang
dipantau adalah 20 kabupaten/kota dengan jumlah temuan 402 temuan dan
528 rekomendasi, telah selesai ditindaklanjuti sebanyak 214 rekomendasi,
dalam proses sebanyak 188 rekomendasi dan belum ditindaklanjuti 126
rekomendasi. Dari sebanyak 402 temuan dan 518 rekomendasi, terdapat
70 rekomendasi dengan nilai kerugian daerah senilai Rp 93.097.130.744,44
dan telah ditindaklanjuti senilai Rp 72.887.488.405,94 sehingga sisa belum
ditindaklanjuti Rp20.209.642.338,50. Rekomendasi kewajiban setor kepada
negara/daerah sebanyak 44 rekomendasi senilai Rp27.134.754.542,70,
telah disetor Rp 1.230.677.143,00 sisa belum disetor Rp25.904.077.399,70.Tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan Inspektorat Jenderal Kementerian
Dalam Negeri yang dilaksanakan tahun 2014 dan data hasil rapat
pemutakhiran tindak lanjut hasil pemeriksaan di Bali tahun 2014, dapat
disimpulkan bahwa untuk tahun pemeriksaan tahun 2011 terdapat 59
temuan dan 66 rekomendasi dengan status tindak lanjut yaitu 64
rekomendasi telah selesai dan dalam proses 2 rekomendasi, tidak ada
temuan keuangan. Pemeriksaan tahun 2012 terdapat 62 temuan dan 88
rekomendasi dengan status tindak lanjut 85 rekomendasi telah selesai dan
3 rekomendasi dalam proses dengan temuan keuangan berupa kerugian
negara senilai Rp1.448.851.365,00 telah disetor Rp503.761.484,00 dan
sisa belum disetor Rp945.089.881,00. Pemeriksaan tahun 2013 terdapat 48
44
temuan dan 56 rekomendasi dengan status tindak lanjut 47 rekomendasi
telah selesai dan 9 belum ditindaklanjuti dengan temuan keuangan berupa
kewajiban setor pada negara/daerah sebesar Rp976.357.500,00 dan telah
disetor Rp976.357.500,00 sehingga sisa belum disetor adalah Rp0,00.
Tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan Inspektorat Jenderal Kementerian
Teknis yang dilaksanakan tahun 2014 dan data hasil rapat pemutakhiran
tindak lanjut hasil pemeriksaan di Bali tahun 2014, dapat disimpulkan
bahwa terdapat 283 temuan dan 342 rekomendasi dengan status tindak
lanjut yaitu 14 rekomendasi telah selesai, dalam proses tindak lanjut 1
rekomendasi dan belum ditindaklanjuti 327 rekomendasi dengan temuan
keuangan berupa kerugian negara sebanyak 28 rekomendasi senilai
Rp2.207.423.590,00, telah disetor Rp99.916.164,00 dan sisa belum disetor
Rp2.107.507.426,00. Temuan keuangan berupa kewajiban setor pada
negara/daerah sebanyak 14 rekomendasi senilai Rp358.511.680,00 telah
disetor Rp10.424.800,00 dan sisa belum disetor Rp348.086.880,00.
Tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan BPK RI Perwakilan Provinsi Papua
yang dilaksanakan selama tahun 2014 dan hasil rekonsiliasi data tindak
lanjut hasil pemeriksaan BPK RI di Kantor BPK RI Perwakilan Papua pada
bulan Desember 2014, dapat disimpulkan bahwa dari 446 temuan dengan
nilai Rp1.252.752.135.504,77 dan 907 rekomendasi dengan nilai
Rp428.017.798.241,31 status tindak lanjutnya yaitu a)180 telah
ditindaklanjuti sesuai rekomendasi senilai Rp107.516.241.342,00; b) 287
belum sesuai dengan rekomendasi dan dalam proses senilai
Rp204.845.526.818,27 serta c) belum ditindaklanjuti 440 rekomendasi
senilai Rp115.656.030.081,04.Selain pemantauan tindak lanjut yang dilaksanakan oleh tim Inspektorat
Provinsi Papua, pada tahun 2014 juga telah dilaksanakan pemantauan
tindak lanjut oleh Majelis Pertimbangan TP-TGR melalui sidang MP TP-
TGR. Sidang dilaksanakan terhadap tiga kasus temuan hasil pemeriksaan
baik temuan APIP maupun temuan pengawas eksternal. Efisiensi kinerja
indikator ini adalah 124,93% dengan serapan anggaran sebesar 88,31%.Efisiensi kinerja sasaran empat adalah 145,80% dengan serapan anggaran
70,78% atau terealisasi Rp7.743.411.800,00 dari anggarannya sebesar
Rp10.939.695.000,00.
45
5) Peningkatnya pemenuhan Hak-Hak Dasar Orang Asli Papua
Secara keseluruhan rata-rata capaian kinerja sasaran “Peningkatnya
pemenuhan Hak-Hak Dasar Orang Asli Papua” adalah 128,79 % atau
dalam skala ordinal adalah ”Sangat Berhasil.” Keberhasilan pencapaian
sasaran ini diukur melalui pencapaian 2 (dua) indikator sasaran. Tabel Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan capaiannya diuraikan dalam
table berikut ini:
Tabel Indikator Kinerja Sasaran 5
INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASICAPAIANKINERJA
1 2 3 4 5
1Persentase penduduk di atas garis kemiskinan
% 70,00 30,05 157,07
2
Persentase Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
% 4,00 4,02 100,50
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 128,79
Pemerintah Provinsi Papua sangat
memperhatikan untuk
meningkatkan hak-hak yang dimiliki
oleh Penduduk Asli Papua dengan
meningkatkan taraf hidup
Masyarakat Asli Papua dan
berusaha untuk menangani
penyadang masalah kesejahteraan
sosial. a. Jumlah penduduk miskin di Papua pada Tahun 2014 mencapai 924,41
ribu orang (30,05 persen), berkurang 36,2 ribu orang dibandingkan
dengan penduduk miskin pada Tahun 2013 yang berjumlah 960,56
ribu orang (31,52 persen). Secara persentase, tingkat kemiskinan di
Papua mengalami penurunan sebesar 1,47 persen yaitu dari 31,52
persen pada Tahun 2013 menjadi 30,05 persen pada Tahun 2014.b. Berdasarkan jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS)
terdapat 198.361 PMKS sedangkan yang dapat tertangani oleh
Pemerintah Provinsi Papua sejumlah 7.940 PMKS yang dilaksanakan
oleh Dinas Kesejahteraan Sosial dan Pemukiman Provinsi Papua. Hal-
hal yang dilaksankan berupa penanganan terhadap meningkatkan
sistem pelayanan sosial dalam bentuk rehabilitasi sosial, perlindungan
46
dan jaminan sosial serta pembedayaan sosial; meningkatkan peran
organisasi, yayasan dan panti sosial dalam mendungkung
kesejahteraan sosial; dan meningkatkan ketersediaan sarana dan
prasarana pemukiman dan perumahan rakyat layak huni bagi
masyarakat terisolir.
Dengan kondisi target dan realisasi capaian kinerja di atas maka masih
banyak permasalahan atau kendala yang dihadapi dalam pemenuhan hak-
hak dasar Orang Asli Papua dan penanggulangan penyandang masalah
kesejahteraan sosial (PMKS) yaitu dengan :
a. Meningkatkan kesehatan bagi Masyarakat Asli Papua dan penyandang
masalah kesejahteraan sosial serta memberikan pemahaman cara
hidup sehat.b. Meningkatkan pendidikan dan kerampilan bagi Masyarakat Asli Papua
dan penyandang masalah kesejahteraan sosial. c. Membuka lapangan pekerjaan baru bagi Masyarakat Asli Papua dan
penyandang masalah sosial salah satunya Pemerintah Provinsi Papua
berusaha meminta perusahaan Freeport membangun smelter di
Provinsi Papua. d. Meningkatkan anggaran pada program-program yang mendukung pada
sasaran pemenuhan hak-hak dasar orang asli Papua dengan bantuan
pemerintah pusat.
6) Terwujudnya Masyarakat yang SehatSecara keseluruhan rata-rata capaian kinerja sasaran “Terwujudnya
Masyarakat yang Sehat” adalah 170,63 % atau dalam skala ordinal
adalah ”Sangat Berhasil” Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur
melalui pencapaian 7 (tujuh) indikator sasaran. Tabel Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan capaiannya diuraikan dalam
table berikut ini:
Tabel Indikator Kinerja Sasaran 6
INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASICAPAIANKINERJA
1 2 3 4 5
1
Persentase penduduk asli Papua yang terjangkau dalam Kartu Papua Sehat (KPS)
% 100,00 100,00 100,00
2 Angka kematian ibu per Angka 235,00 422,00 55,69
47
100.000 ibu melahirkan
3Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup
Angka 54,00 8,00 675,00
4
Persentase penanganan penderita HIV/AIDS yang ditemukan dan mendapatkan ARV
% 100,00 44,00 44,00
5Persentase kelahiran (partus) yang ditangani tenaga medis
% 39,90 47,30 118,55
6Persentase Balita gizi buruk yang ditemukan dan mendapat perawatan
% 100,00 100,00 100,00
7 Angka usia harapan hidup Angka 68,00 68,80 101,18
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 170,63
Dalam misi 3 (tiga) Pemerintah Provinsi Papua tahun 2014 – 2018, terdapat
misi ”Mewujudkan Kualitas Sumber Daya Manusia Papua yang Sehat”.
Untuk mewujudkan misi tersebut Pemerintah Provinsi Papua menyusun 7
(tujuh) indikator sasaran dalam Indikator Kinerja Utama (IKU) Provinsi
Papua yaitu :a. Persentase penduduk asli Papua yang
terjangkau dalam Kartu Papua Sehat
(KPS) dengan capaian kinerja
100%. Hal ini diukur dengan dicetaknya
Kartu Papua Sehat sebanyak
1.174.907 kartu dan telah
diditribusikan ke kabuapten dan
kota di Provinsi Papua.b. Angka kematian ibu per/100.000 ibu melahirkan di Provinsi Papua
mengalami kenaikan hal ini disebabkan masih banyak masyarakat di
Provinsi Papua bersalinnya dibantu bukan oleh para medis dan juga
kondisi daerah yang sulit sehingga kematian ibu meningkatkan dari
target yang ditetapkan pada Indikator Kinerja Utama Provinsi Papua.c. Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup menurun sehingga
capaian kinerja sangat berhasil.d. Persentase penanganan penderita HIV/AIDS yang ditemukan dan
mendapatkan ARV mengalami capaian kinerja kurang berhasil
dikarenakan para penderita HIV/AIDS merasa malu sehingga tidak mau
mendapat ARV.
48
e. Persentase kelahiran (partus) yang ditangani tenaga medis mengalami
peningkatan sebesar 7,40 % (dari 47,30 % - 39,90 %), walaupun
demikian persentase kelahiran tersebut harus ditingkatkan supaya
angka kematian ibu yang melahirkan dapat dapat ditekan.f. Persentase Balita gizi buruk yang
ditemukan dan mendapat
perawatan sangat berhasil yaitu
100%, karena pemerintah
Provinsi Papua langsung
merespon dengan bila ditemukan
balita yang mengalami gizi buruk.g. Angka usia harapan hidup mengalami peningkatan sebesar 0,8 tahun,
pemerintah Provinsi Papua berusaha memberikan bantuan kepada
kabupaten dan kota melalui dan Otonomi Khusus sebesar 80 %
mengalami peningkatan 20 %, yang awalnya sebesar 60%.
7) Terwujudnya masyarakat yang cerdas dan terampilSecara keseluruhan rata-rata capaian kinerja sasaran “Terwujudnya
masyarakat yang cerdas dan terampil” adalah 92,24 % atau dalam skala
ordinal adalah ”Sangat Berhasil.” Keberhasilan pencapaian sasaran ini
diukur melalui pencapaian 16 (enam belas) indikator sasaran. Tabel Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan capaiannya diuraikan dalam
table berikut ini:
Tabel Indikator Kinerja Sasaran 7
INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASICAPAIANKINERJA
1 2 3 4 5
1Persentase angka melek huruf
% 75,83 75,92 100,15
2 Rata-rata lama sekolah % 6,87 6,87 100,00
3 APK PAUD/TK % 29,54 12,21 41,33
4Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI
% 99,72 99,74 100,02
5Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs
% 55,17 55,19 100,04
6Angka Partisipasi Kasar (APK) SMU/SMK/MA
% 41,69 41,71 100,05
49
7Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI
% 70,80 75,86 107,15
8Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs
% 43,40 38,54 88,80
9Angka Partisipasi Murni (APM) SMU/SMK/MA
% 30,02 30,04 100,07
10 Angka putus sekolah SD/MI % 0,77 0,79 102,60
11Angka putus sekolah SMP/MTs
% 0,36 0,22 38,89
12Angka putus sekolah SMU/SMK/MA
% 0,84 2,24 266,67
13Persentase guru yang telah bersertifikasi
% 60,05 24,90 41,47
14Persentase angka kelulusan SD/MI
% 99,80 99,94 100,14
15Persentase angka kelulusan SMP/MTs
% 99,50 99,13 99,63
16Persentase angka kelulusan SMU/SMK/MA
% 98,00 98,07 100,07
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 92,24
Keberhasilan pembangunan suatu wilayah ditentukan oleh sumber daya
manusia yang berkualitas. Pendidikan merupakan salah satu cara
meningkatkan kualitas SDM
tersebut. Oleh karena itu
peningkatan mutu pendidikan
harus terus diupayakan,
dimulai dengan membuka
kesempatan seluas-luasnya kepada
penduduk untuk mengenyam
pendidikan, hingga pada peningkatan
kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendidikan. Untuk mengetahui
seberapa banyak penduduk yang memanfaatkan fasilitas pendidikan dapat
dilihat dari persentase penduduk menurut partisipasi sekolah. Untuk melihat
partisipasi sekolah dalam suatu wilayah biasa dikenal beberapa indikator
untuk mengetahuinya, antara lain: Angka Partisipasi Sekolah (APS), Angka
Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM), Angka putus
sekolah, serta Persentase angka kelulusan sekolah.
Di Provinsi Papua pada tahun lalu, terdapat 2.289 unit sekolah dasar, 540
unit sekolah menengah pertama dan 197 unit sekolah menengah atas dan
93 unit sekolah menengah kejuruan. Sementara jumlah murid sekolah
50
dasar sebanyak 399.444 orang, jumlah murid sekolah menengah pertama
sebanyak 106.482 orang, jumlah murid SMA sebanyak 31.965 orang dan
jumlah murid SMK sebanyak 9.907 orang.
Dengan data 16 (enam belas) Indikator sasaran pada indikator kinerja
utama (IKU) Provinsi Papua rata-rata capaian kinerjanya sangat berhasil
tetapi angka putus sekolah di Provinsi Papua sangat tinggi. Hal ini
disebabkan guru-guru di sekolah menengah pertama maupun sekolah
menegah atas masih sangat sedikit dibandingkan luas wilayah di Provinsi
Papua dan bila siswa atau siswi akan melanjutkan sekolah ke tingkat yang
lebih tinggi dari SD ke SMP maupun dari SMP ke SMA harus sekolah di
kecamatan bahkan harus ke kota kabupaten yang sangat jauh jaraknya
dari kampung halamannya.
8) Meningkatnya prestasi olahragaSecara keseluruhan rata-rata capaian kinerja sasaran “Meningkatnya
prestasi olahraga” adalah 133,33 % atau dalam skala ordinal adalah
”Sangat Berhasil.” Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui
pencapaian 1 (satu) indikator sasaran. Tabel Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan capaiannya diuraikan dalam
table berikut ini:
Tabel Indikator Kinerja Sasaran 8
INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASICAPAIANKINERJA
1 2 3 4 5
1Persentase cabang olah raga yang mendapatkan penghargaan tingkat nasional
% 15,00 17,00 113,33
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 113,33
Dari capaian kinerja olah raga yang mendapat penghargaan tingkat
nasional sangat berhasil, tetapi masih sangat perlu ditingkatkan agar target
berikutnya ditingkatkan. Karena berdasarkan persentase atlit yang dikirim
dalam pertandingan dengan yang memperoleh sangat rendah, sedangkan
potensi atlit atau olahragawan sangat tinggi.
51
Pemerintah Provinsi Papua untuk
meningkatkan atlit sudah
mendatangkan pelatih-pelatih yang
potensial untuk membina altit-atlit
junior agar meningkatkan
kemampuan dan mempersiapkan
atlit-atlit tersebut untuk Pekan Olah
Raga Nasional (PON) yang akan
dilaksanakan di Provinsi Papua
pada tahun 2020.
9) Meningkatnya partisipasi pemuda dalam pembangunanSecara keseluruhan rata-rata capaian kinerja sasaran “Meningkatnya
partisipasi pemuda dalam pembangunan” sebesar 105,33% dengan
predikat “Sangat Berhasil.” Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur
melalui pencapaian 1 (satu) indikator kinerja sasaran.Target Indikator kinerja, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel
berikut :
Tabel Indikator Kinerja Sasaran 9
INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASICAPAIANKINERJA
1 2 3 4 5
1Peningkatan wirausaha muda asli Papua
% 7.50 7.9 105,33
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 105,33
Capaian kinerja sasaran meningkatnya partisipasi pemuda dalam
pembangunan adalah 105,33% yang mengacu pada 1 (satu) indikator
kinerja sebagai alat ukur untuk mencapai sasaran tersebut. Capaian
realisasi anggaran untuk mendukung indikator kinerja Peningkatan
wirausaha muda asli Papua adalah 97,39% dengan target anggaran
sebesar Rp. 383.750.000,00 dan realisasi anggaran sebesar
Rp.373.743.600,00.Dengan tercapainya capaian kinerja sasaran sebesar 105,33% maka bisa
dikatakan bahwa tingkat efisiensi kinerja sasaran meningkatnya partisipasi
52
pemuda dalam pembangunan mengalami adalah 105,33% dengan capaian
realisasi anggaran sebesar 97,39%.
10)Terwujudnya iklim investasi yang kondusifSecara keseluruhan rata-rata capaian kinerja sasaran “Terwujudnya iklim
investasi yang kondusif” sebesar 231% dengan predikat “Sangat
Berhasil.” Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian
2 (dua) indikator kinerja sasaran.
Target Indikator kinerja, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel
berikut :Tabel Indikator Kinerja Sasaran 10
INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASICAPAIANKINERJA
1 2 3 4 5
1Persentase peningkatannilai Investasi PMDN daritahun ke tahun
% 30.00 79.19 263,97
2Persentase peningkatan nilaiInvestasi PMA dari tahun ketahun
% 30.00 59.41 198,03
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 231,00
Capaian kinerja sasaran “terwujudnya iklim investasi yang kondusif” yang di
capai adalah 231%, capaian ini mengacu pada 2 (dua) indikator sebagai
alat ukur untuk mencapai sasaran “terwujudnya iklim investasi yang
kondusif” dan capaian realisasi anggaran yang dicapai untuk mendukung
sasaran ini adalah 94,53% dengan target anggaran sebesar
Rp.3.104.000.000,00 dan realisasi anggaran sebesar Rp.2.918.656.200,00.Iklim investasi yang kondusif di Provinsi Papua terwujud berkat situasi
keamanan yang kondusif sehingga menarik banyak investor untuk
berinvestasi di Provinsi Papua.
Jumlah proyek PMDN yang disetujui pemerintah Provinsi Papua hingga
saat ini mencapai 65 proyek dengan realisasi nilai investasi mencapai
10.680 triliun rupiah dan realisasi jumlah tenaga kerja 41.031 orang. Jumlah
proyek PMDN terbanyak ada di Kabupaten Merauke yaitu 8 proyek dengan
nilai investasi terbanyak juga ada di Kabupaten Merauke.
Jumlah proyek PMA yang disetujui pemerintah Provinsi Papua hingga saata
ini adalah 103 proyek dengan realisasi nilai investasi mencapai 18,545
triliun rupiah dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 35.252 orang.
53
Jumlah PMA terbanyak di Kabupaten Mimika yaitu 12 proyek dengan nilai
investasi PMA terbesar di sektor pertambangan.
11)Meningkatnya kapasitas dan produktivitas koperasi dan Usaha Mikro
Kecil Menengah
Secara keseluruhan rata-rata capaian kinerja sasaran “Meningkatnya
kapasitas dan produktivitas koperasi dan Usaha Mikro Kecil
Menengah ”sebesar 292.72% dengan predikat “Sangat Berhasil.”
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 3 (tiga)
indikator kinerja sasaran.Target Indikator kinerja, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel
berikut :
Tabel Indikator Kinerja Sasaran 11
INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI CAPAIANKINERJA
1 2 3 4 5
1. Persentase jumlah koperasi sehat (berkualitas)
% 45.00 13.57 30.16
2.Persentase peningkatan jumlah Industri Kecil Menengah
% 3.00 19.49 650.00
3Persentase peningkatan jumlah Usaha Kecil Menengah
% 5.90 11.68 198.00
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 292.72
Capaian kinerja sasaran Meningkatnya kapasitas dan produktivitas
koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) 292.72% didukung
oleh 3 (tiga) indikator kinerja sasaran sebagai alat ukur untuk mencapai
sasaran tersebut dan capaian realisasi anggaran yang dicapai untuk
mendukung indikator kinerja adalah 98,74% dengan target anggaran
sebesar Rp.7.267.093.000,00 dan realisasi anggaran sebesar Rp.
7.175.730.700,00.Peningkatan capaian kinerja sasaran ini dapat dilihat dari jumlah koperasi
yang meningkat dari tahun sebelumnya yaitu mencapai 2.816 unit. Jumlah
54
unit koperasi terbanyak terdapat di Kabupaten Mimika sebanyak 372 unit,
Kota Jayapura 332 unit dan Kabupaten Nabire 315 unit.Tingkat efisiensi kinerja sasaran meningkatnya kapasitas dan produktivitas
koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) adalah 292,72%
dengan realisasi keuangan 98,74%.
12)Terwujudnya peningkatan penyediaan lapangan kerjaSecara keseluruhan rata-rata capaian kinerja sasaran “Terwujudnya
peningkatan penyediaan lapangan kerja” sebesar 156.83% dengan
predikat “Cukup Berhasil.” Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur
melalui pencapaian 2 (dua) indikator kinerja sasaran.
Target Indikator kinerja, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel
berikut :
Tabel Indikator Kinerja Sasaran 12
INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI CAPAIANKINERJA
1 2 3 4 5
1Tingkat Pengangguran terbuka
% 2.86 5.51 192.66
2Tingkat partisipasi angkatan kerja
% 79.98 96.77 120.99
Rata-rata Capaian Kinerja 156.83
Capaian kinerja sasaran terwujudnya peningkatan penyediaan lapangan
kerja adalah 156.83% yang didukung oleh 2 (dua) indikator sebagai alat
ukur untuk mencapai sasaran tersebut. Capaian realisasi anggaran yang
untuk mendukung tercapainya sasaran kinerja ini adalah anggaran sebesar
Rp.6.594.566.000,00 dan realisasi sebesar Rp.6.535.854.500,00 atau
99,11%.Penduduk usia kerja adalah penduduk yang berumur 15 tahun ke atas yang
terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Jumlah penduduk usia
kerja di Provinsi Papua adalah 2.165.070 jiwa. Dari semua penduduk usia
kerja, yang termasuk angkatan kerja berjumlah 1.688.876 jiwa dari seluruh
penduduk usia kerja. Jumlah penduduk bekerja di Provinsi Papua mencapai 1.634.332 orang,
sebagian besar bekerja di sektor pertanian, yakni 72,90%. Berdasarkan
55
tingkat pendidikan 63,29% tenaga kerja di Provinsi Papua berpendidikan
SD ke bawah, sedangkan pekerja yang berpendidikan minimal
SMA/sederajat hanya 25,41%.Pengangguran di Provinsi Papua didominasi oleh angkatan kerja
berpendidikan tinggi. Faktor utama yang menyebabkan hal tersebut adalah
adanya kecenderungan angkatan kerja berpendidikan SMA ke atas mencari
lapangan kerja pada sektor formal, sedangkan jumlah kesempatan kerja di
sektor tersebut sangat terbatas sehingga tidak menampung seluruh
angkatan kerja.
13)Meningkatnya peran sektor pariwisata dalam perekonomian daerah.
Secara keseluruhan rata-rata capaian kinerja sasaran “Meningkatnya peran
sektor pariwisata dalam perekonomian daerah” adalah 53,30% atau dalam
skala ordinal adalah ”Kurang Berhasil.” Keberhasilan pencapaian sasaran
ini diukur melalui pencapaian 2 (dua) indikator kinerja sasaran. Tabel Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan capaiannya diuraikan dalam
tabel berikut ini:Tabel Indikator Kinerja Sasaran 13
INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGETREALISAS
ICAPAIANKINERJA
1 2 3 4 5
1Persentase Jumlah PDRB dari sektor perdagangan, hotel dan restoran
% 10.35 9.10 87.92
2
Persentase peningkatan kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara ke Provinsi Papua
% 3.00 0.56 18.67
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 53.30
Capaian kinerja indikator Persentase Jumlah PDRB dari sektor
perdagangan, hotel dan restoran adalah 87,92% dari target yang
ditetapkan sebesar 10,35% dan terealisasi sebesar 9,105. Target indikator
ini tidak tercapai 100% disebabkan tingginya dinamika pertumbuhan sub
sektor perdagangan hotel dan restoran sangat dipengaruhi oleh sub sektor
perdagangan karena nilai tambahnya mendominasi total nilai tambah
sektor tersebut.
56
Pada tahun 2009, pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran
mengalami peningkatan, yaitu dari 10,86 persen di tahun 2008 menjadi
11,57 persen di tahun 2009. Namun demikian, pertumbuhan tersebut
sedikit melambat menjadi 10,49 persen di tahun 2010 dan 9,74 persen di
tahun 2011. Kemudian meningkat kembali menjadi 10,35 persen di tahun
2012. Peningkatan tersebut tidak lepas dari adanya beberapa kegiatan
budaya yang terus digencarkan di papua. Pada bulan-bulan Juni diadakan
festival danau sentani di Jayapura, bulan agustus di Wamena berlangsung
festival lembah Baliem, dan sekitar bulan Oktober ada festival seni budaya
Asmat.
Pertumbuhan yang positif menunjukkan bahwa adanya peningkatan daya
beli masyarakat, peningkatan jumlah hotel di Papua serta peningkatan
tingkat hunian.
Tahun 2012, sub sektor perdagangan tumbuh 10,59 persen sedangkan
dari tahun 2008 sampai 2012 tumbuh pada kisaran Sembilan hingga 12
persen. Sementara itu, peranan sub sektor perdagangan pada PDRB
Papua termasuk tambang dan tanpa tambang tahun 2012 adalah sebesar
6,11 persen dan 11,30 persen.
Pada periode 2008-2012, pertumbuhan sub sektor hotel berada di kisaran
sembilan sampai 14 persen. Pertumbuhan tertinggi sub sektor tersebut
terjadi di tahun 2010 (13,90 persen) dan terendah di tahun 2012 (9,46
persen). Sumbangan nilai tambah yang dihasilkan dari aktifitas hotel
terhadap PDRB Papua sangat rendah yakni hanya di bawah 0,4 persen.
Sementara itu, pertumbuhan sub sektor restoran lebih rendah dibanding
sektor induk dan sub sektor lainnya. Pertumbuhan sub sektor tersebut
selama periode 2008-2012 hanya sekitar tujuh hingga sepuluh persen.
Pertumbuhan terendah di tahun 2012, yaitu 7,46 persen. Sumbangan sub
sektor restoran pada PDRB Papua juga sangat rendah, yaitu 0,30 persen.
Capaian indikator kinerja Persentase peningkatan kunjungan wisatawan
domestik dan mancanegara ke Provinsi Papua adalah 18,67% dari target
yang ditetapkan sebesar 3% dan terealisasi 0,56%. Kinerja indikator ini
tidak tercapai 100% karena banyaknya wisatawan domestik maupun
mancanegara yang datang berkunjung ke Provinsi Papua mengalami
penurunan yaitu dari 17.632 orang yang terdiri dari 1.815 orang wisatawan
mancanegara dan 15.817 orang wisatawan domestik menjadi 964 orang
57
wisatawan mancanegara saja, tidak ada wisatawan domestik yang datang
berkunjung. Potensi wisata di Provinsi Papua didukung dengan jumlah biro
perjalanan di Papua yaitu sebanyak 122 biro perjalanan yang terdiri dari 45
biro perjalanan umum dan 74 agen perjalanan. Rata-rata tinggal
wisatawan mancanegara yang datang ke Provinsi Papua adalah lima hari
dengan pengeluaran rata-rata per hari per orang sebesar Rp3.425.000,00.
14)Terwujudnya pengelolaan SDA secara lestari mendukung peningkatan
perekonomian masyarakat.Secara keseluruhan rata-rata capaian kinerja sasaran “Terwujudnya
pengelolaan SDA secara lestari mendukung peningkatan perekonomian
masyarakat” adalah 126,85% atau dalam skala ordinal adalah ”Sangat
Berhasil.” Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian
6 (enam) indikator kinerja sasaran.
Tabel Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan capaiannya diuraikan dalam
tabel berikut ini:Tabel Indikator Kinerja Sasaran 14
INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASICAPAIANKINERJA
1 2 3 4 5
1Kontribusi sub sektor perkebunan dan hasilnya terhadap PDRB (%)
% 0,74 0,95 128,38
2Kontribusi sub sektor peternakan terhadap PDRB (%)
% 0,82 1,28 156,10
3Kontribusi sub sektor perikanan terhadap PDRB (%)
% 4,00 4,40 110,00
4Kontribusi sektor Tanaman Pangan terhadap PDRB
% 5,45 8,54 156,70
5Kontribusi sektor Kehutanan terhadap PDRB
% 1,57 2,20 140,13
6Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB
% 45,92 32,05 69,80
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 126,85
Indikator kinerja kontribusi sub sektor perkebunan dan hasilnya terhadap
PDRB (%) ditargetkan sebesar 0,74% dan tercapai 0,95% sehingga
capaian kinerja indikator ini adalah 128,38%.
Sub sektor tanaman perkebunan tumbuh 9,47 persen di tahun 2012,
sedikit lebih cepat disbanding tahun sebelumnya yang hanya sebesar
58
8,51 persen. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, pertumbuhan
tertinggi sub sektor ini mencapai 10,32 persen di tahun 2008. Sementara
itu, sumbangan sektor tanaman perkebunan terhadap total nilai PDRB
Papua termasuk tambang dan tanpa tambang di tahun 2012 hanya 0,74
persen dan 1,38 persen.
Jumlah produksi tanaman perkebunan mengalami peningkatan dari
49,550 ton menjadi 50,821 ton. Jumlah produk terdiri dari beberapa
komoditi antara lain kakao, kopi, kelapa, karet, kelapa sawit, dan komoditi
perkebunan lainnya seperti jarak pagar, kapuk randu, sagu pinang, lada
dan jambu mete.
Indikator kinerja kontribusi sub sektor peternakan terhadap PDRB (%) dari
target sebesar 0,82% terealisasi 1,28% dengan capaian kinerja indikator
sebesar 156,10%. Capaian indikator tersebut diperoleh dengan adanya
dukungan kegiatan penguatan kelambagaan usaha peternakan dan
kesehatan hewan (unit usaha) peternakan dimana hasil kegiatan tersebut
yang meliputi pengelolaan manajemen peternakan mulai dari sektor hulu
sampai hilir adalah meningkatnya nilai tambah hasil peternakan yaitu
daging, telur dan susu. Nilai tambah tersebut akan bermanfaat jika
memiliki nilai jual yang tinggi sehingga diperlukan adanya stimulasi
kepada pelaku usaha peternakan dan promosi hasil-hasil usaha
peternakan. Promosi hasil usaha peternakan telah dilakukan antara lain
melalui kegiatan-kegiatan promosi seperti di Batam Expo, Surabaya Ekso,
Penas Malang dan promosi melalui TVRI Papua, RRI dan Media Cetak.
Indikator kinerja kontribusi sub sektor perikanan terhadap PDRB (%)
ditargetkan 4,00% dan terealisasi 4,40% dengan capaian kinerja
110,00%.
Selama periode 2008-2013, produksi sub sektor perikanan semakin
meningkat dan mencapai puncaknya pada tahun 2013 dengan
pertumbuhan sebesar 8,56 persen. Harga yang meningkat dan produksi
yang meningkat menyebabkan nilai tambah yang dihasilkan sub sektor
tersebut juga meningkat. Sementara itu, sumbangan sub sektor tersebut
terhadap PDRB Papua masing-masing 4,00 persen dan 7,39 persen atau
lebih tinggi dibanding tiga sub sektor sebelumnya.
59
Capaian indikator kinerja Kontribusi sektor tanaman pangan terhadap
PDRB (%) adalah 156,70% atau terealisasi 8,54% dari target yang
ditetapkan sebesar 5,45%.
Target indikator tercapai berkat adanya pengembangan agroindustri
tanaman pangan dan hortikultura di Provinsi Papua. Hal ini sejalan
dengan RPJMD Provinsi Papua tahun 2013-2018 yang menitikberatkan
kepada peningkatan nilai tambah produk lokal Papua melalui strategi
tanam, petik, olah dan jual komoditas tanaman pangan dan hortikultura di
Provinsi Papua.
Produksi tanaman pangan dan hortikultura terus meningkat dengan
signifikan namun disisi lain diperlukan adanya pengolahan hasil tanaman
pangan untuk dapat menstabilkan ketersediaan pangan dan pendapatan
pelaku usaha pertanian yang secara otomatis akan memberikan dampak
bagi kondisi perekonomian di Provinsi Papua. Secara umum, sub sektor
tanaman bahan makanan memberi kontribusi yang cukup signifikan
terhadap total nilai tambah sektor pertanian.
Capaian indikator kinerja Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB (%)
adalah 140,13% dari target yang ditetapkan sebesar 1,57% dan
terealisasi sebesar 2,20%.
Keberhasilan pencapaian indikator ini didukung dengan adanya
peningkatan pendapatan negara dari sektor kehutanan yang mencapai
192,6 milyar dari target yang ditetapkan yaitu sabesar 150 milyar.
Peningkatan pendapatan negara sektor kehutanan tercapai berkat adanya
pembangunan hutan tanaman masyarakat hukum adat melalui kegiatan
pemeliharaan demplot hutan rakyat, pengembangan usaha pemanfaaatan
kayu masyarakat hukum adat serta adanya peningkatan pengawasan dan
pengendalian pengelolaan hutan dimana telah dilakukan pembinaan
penatausahaan hasil hutan terhadap 16 pemegang ijin pengelolaan hasil
hutan. Hasil dari pengawasan pengelolaan hutan adalah berkurangnya
perambahan dan pencurian hasil hutan sehingga secara tidak langsung
meningkatkan pendapatan negara dari sektor kehutanan.
60
Indikator ke enam dari sasaran ke 13 yaitu Kontribusi sektor
pertambangan terhadap PDRB (%) tercapai 69,80% dari target yang
ditetapkan sebesar 45,92% dan hanya terealisasi sebesar 32,05%.
Kegagalan pencapaian indikator kinerja ini disebabkan oleh pertumbuhan
produksi yang mengalami perlambatan secara signifikan, bahkan pada
tiga tahun terakhir sub sektor pertambangan tanpa migas mengalami
kontraksi dengan pertumbuhan masing-masing -17,98 persen; -25,86
persen; dan -14,92 persen. Demo yang dilakukan oleh pekerja PT
Freeport dan kondisi keamanan menyebabkan produksi bijih tembaga dan
konsentrat cenderung menurun.
15)Meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan daya saing daerah.Secara keseluruhan rata-rata capaian kinerja sasaran “Meningkatnya
pertumbuhan ekonomi dan daya saing daerah” adalah 108,34% atau
dalam skala ordinal adalah ”Sangat Berhasil.” Keberhasilan pencapaian
sasaran ini diukur melalui pencapaian 6 (enam) indikator kinerja sasaran.
Tabel Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan capaiannya diuraikan dalam
tabel berikut ini:Tabel Indikator Kinerja Sasaran 15
INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASICAPAIANKINERJA
1 2 3 4 5
1Pertumbuhan Ekonomi (Pertumbuhan PDRB)
% 7% - 8% 14,84 185,50
2 PDRB per Kapita Juta 26.000.000,00 24.616.649,43 94,68
3 Inflasi % 4,50 4,33 103,78
4 Indeks Gini 0,35 0,41 82,86
5Kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDRB
% 3.54 2.50 70.62
6Kontribusi PAD terhadap total Pendapatan Daerah
% 7.30 8.22 112.60
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 108,34
Indikator pertama dari sasaran ke 15 yaitu pertumbuhan ekonomi
(pertumbuhan PDRB) ditargetkan sebesar 7-8% dan terealisasi sebesar
14,84% dengan capaian kinerja 185,50%. Nilai realisasi pertumbuhan
ekonomi di Provinsi Papua sebesar 14,84% adalah yang tertinggi
61
dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi
yang cukup tinggi di Provinsi Papua dipengaruhi oleh semakin mudahnya
akses keluar masuk barang dan manusia ke wilayah Papua akibat
semakin meningkatnya pembangunan infrastruktur serta adanya
kemudahan dalam perijinan investasi yang didukung dengan tingkat
keamanan yang semakin baik. Realisasi indikator PDRB per Kapita Provinsi Papua adalah
Rp24.616.649,43 sedangkan target yang ditetapkan adalah
Rp26.000.000,00 atau tercapai 94,68%. Nilai PDRB perkapita termasuk
tambang Provinsi Papua mencapai 24,616 juta rupiah atau turun 0,58%
dari tahun sebelumnya. Penurunan tersebut terjadi karena PDRB pada
tahun ini turun dibanding tahun sebelumnya dan jumlah penduduk
meningkat sehingga nilai PDRB perkapita mengalami penurunan. Selama
periode 2008- 2013, pertumbuhan PDRB perkapita terbesar terjadi pada
tahun 2009 yaitu sebesar 18,65%. Sementara pertumbuhan terendah
terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar -14,70%. Sedangkan PDRB tanpa
tambang perkapita tahun 2013 bernilai 14,02 juta rupiah atau tumbuh
12,23% dari tahun sebelumnya. Selama periode 2008-2013, pertumbuhan
PDRB perkapita tanpa tambang berada pada kisaran 11 hingga 19%.
Capaian indikator kinerja Inflasi di Provinsi Papua adalah 103,78% dengan
target sebesar 4,50% dan realisasi 4,33%. Inflasi diukur dari perubahan
Indeks Harga Konsumen (IHK) yaitu indeks yang mengukur rata-rata
perubahan harga antar waktu dari satu paket jenis barang dan jasa yang
dikonsumsi oleh penduduk atau rumah tangga di suatu kota dengan dasar
suatu periode tertentu. Inflasi di Provinsi Papua tahun 2014 4,33% lebih rendah dari tahun
sebelumnya yaitu 4,50%. Inflasi yang terjadi dipengaruhi oleh kenaikan
harga barang dan jasa pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa
keuangan sebesar 7,60%; kelompok bahan makanan 4,68%; kelompok
pendidikan, rekreasi dan olah raga 3,60%, kelompok perumahan, air,
listrik, gas dan bahan bakar 1,52%; kelomppok kesehatan 1,00% dan
kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,17%.
Indikator kinerja Indeks Gini Provinsi Papua dengan target sebesar 0,35
terealisasi sebesar 0,41 atau tercapai 82,86%.
62
Indeks Gini adalah indikator yang menunjukkan tingkat ketimpangan
pendapatan secara menyeluruh. Nilai indikator Indeks Gini dinyatakan
dalam kisaran angka 0-1 dimana angka 0 menunjukkan tingkat
ketimpangan pendapatan yang semakin tinggi dan angka 1 menunjukkan
tingkat ketimpangan pendapatan yang semakin buruk.
Tahun 2014 Provinsi Papua memiliki Indeks Gini 0,41 dimana angka ini
lebih tinggi dari target yaitu 0,35. Ketimpangan pendapatan ini dapat terjadi
karena kurang meratanya pembangunan di Provinsi Papua terutama
pambangunan di daerah-daerah yang sulit terjangkau akibat akses
transportasi yang masih terbatas. Kesenjangan pembangunan ini
mengakibatkan terjadinya kesenjangan pertumbuhan ekonomi yang
berakibat pada kesenjangan pendapatan penduduk.
Pada indikator kelima yaitu kontribusi sektor industri pengolahan terhadap
PDRB ditetapkan targetnya sebesar 3,54% dengan realisasi 2,50% atau
dengan capaian 70,62%.Capaian indikator ini tidak mencapai 100% dikarenakan di Provinsi Papua
jumlah industri yang tercatat baru sekitar 80 industri besar dan sedang
dengan jumlah tenaga kerja 10.042 orang dan nilai investasi 1,27 trilyun
rupiah dengan nilai produksi 247,68 milyar rupiah. Jumlah industri besar
dan sedang terdapat di Kabupaten Mimika sebanyak 16 unit usaha,
sedangkan industri besar dan sedang yang paling banyak menyerap
tenaga kerja dan paling banyak nilai investasinya adalah industri besar dan
sedang di Kabupaten Merauke, yaitu masing-masing 4.213 tenaga kerja
dan 897,9 milyar rupiah. Nilai output industri besar dan sedang paling
banyak juga dihasilkan di Kabupaten Merauke (146,04 milyar rupiah).
Capaian indikator Kontribusi PAD terhadap total Pendapatan Daerah
adalah 112,60% dengan realisasi 8,22% dari target yang ditetapkan
sebesar 7,30%. Penerimaan asli daerah bersumber pendapatan asli daerah, dana
perimbangan dan pendapatan daerah lain yang sah sedangkan
pendapatan asli daerah diperoleh dari pendapatan pajak daerah,
pendapatan retribusi daerah, pendapatan hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
63
Pada tahun 2014, realisasi PAD Provinsi Papua sebesar
Rp876.899.053.327,32 atau 8,22% dari total Pendapatan Provinsi Papua
sebesar Rp10.641.342.690.013,30.
16)Meningkatnya konektivitas antar wilayahSecara keseluruhan rata-rata capaian kinerja sasaran “Meningkatnya
konektivitas antar wilayah” adalah 218% atau dalam skala ordinal adalah
”Sangat Berhasil.” Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui
pencapaian 4 (empat) indikator kinerja sasaran.
Tabel Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan capaiannya diuraikan dalam
tabel berikut ini:Tabel Indikator Kinerja Sasaran 16
INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASICAPAIANKINERJA
1 2 3 4 5
1Persentase panjang Jalan Provinsi dalam kondisi mantap (baik dan sedang)
% 61.50 23,26 37.82
2Persentase jembatan dalam kondisi baik
% 24.00 49,28 205.33
3Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan
Rasio 1:18 1:91 506
4Jumlah arus penumpang angkutan umum per tahun
Per Tahun 3,1 juta 3,85 juta 124.20
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 218
Indikator kinerja Persentase panjang jalan provinsi dalam kondisi mantap
(baik dan sedang) dengan target 61,50% terealisasi 23,26% atau tingkat
capaian indikator sebesar 37,82%. Data dari Dinas Pekerjaan Umum tahun
2014 total panjang jalan provinsi adalah 4.748.31 km dan panjang jalan
provinsi dalam kondisi mantap adalah 1.104.28 km. Jalan sebagai salah satu infrastruktur penting yang menghubungkan
wilayah satu dengan lainnya di Provinsi Papua memerlukan pemeliharaan
yang terus menerus serta peningkatan jalan untuk menjaga kondisi jalan
agar tetap dalam kondisi baik sehingga aman dalam penggunaannya.
Dinas Pekerjaan Umum sebagai instansi teknis pengelola infrastruktur telah
melaksanakan pemeliharaan jalan yang ada di seluruh wilayah Provinsi
Papua, namun demikian pemeliharaan yang dilaksanakan ternyata belum
dapat menjangkau keseluruhan dari total panjang jalan yang ada. Jalan
provinsi yang telah dilakukan pemeliharaan pada tahun 2014 adalah:
64
(1) Jalan Junction-Wardo (130) 40,94 Km (DAK) dengan hasil berupa 4,00
Km panjang jalan terpelihara.(2) Jalan Junction-Wardo (130) 40,94 Km (Pendamping DAK) dengan hasil
berupa 1,00 Km panjang jalan terpelihara.(3) Jalan Bolakme-Piramid (168) 61,50 Km (DAK) dengan hasil 1,80 Km
panjang jalan terpelihara.(4) Jalan Bolakme-Piramid (168) 61,50 Km (Pendmaping DAK) dengan
hasil 0,60 Km panjang jalan terpelihara.(5) Jalan Bolakme-Kelila-Bokondini (167-DAK) (lanjutan) dengan hasil 0,20
Km panjang jalan terpelihara.(6) Jalan Junction-Wardo (130-Pendamping DAK) (lanjutan) dengan hasil
2,30 Km panjang jalan terpelihara.(7) Jalan Lingkungan Permukiman di Provinsi Papua dengan hasil 100 Km
panjang jalan terpelihara.Selain pemeliharaan jalan di atas, dilaksanakan juga peningkatan jalan
terhadap 23 jalan penghubung antar wilayah di Provinsi Papua.
Capaian indikator Persentase jembatan dalam kondisi baik adalah 205,33%
dengan target sebesar 24,00% terealisasi sebesar 49,28%. Selain jalan,
jembatan juga merupakan infrastruktur penting dalam menghubungkan
wilayah satu dengan lainnya sehingga dapat meningkatkan aksesibilitas
suatu wilayah. Pada tahun 2014, Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Papua telah
melaksanakan pembangunan dan pemeliharaan jembatan pada 39
jembatan di seluruh wilayah Provinsi Papua.Kendala yang dihadapi dalam melaksanakan pemeliharaan dan
pembangunan jalan maupun jembatan di Provinsi Papua adalah tingginya
harga pembebasan lahan dan ganti rugi lahan yang diminta oleh
masyarakat.
Indikator Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan dari target yang
ditetapkan sebesar 1:18 terealisasi 1:91 atau dengan capaian 505,56%.
Nilai capaian tersebut diperoleh karena adanya peningkatan jumlah
kendaraan yang ada di Provinsi Papua dari tahun 2013 sebanyak 52.183
menjadi 432.126 kendaraan pada tahun 2014 atau meningkat sebanyak
379.943 kendaraan atau 828,09% sementara panjang jalan yang ada masih
berada pada angka 4.748.31 Km sehingga dapat dikatakan kondisi lalu
lintas jalan semakin padat.
65
Pada indikator Jumlah arus penumpang angkutan umum per tahun dari
target yang ditetapkana sebesar 3,1 juta per tahun terealisasi sebanyak
3,85 juta atau tercapai 124,20%. Capaian ini menunjukkan bahwa arus
penumpang yang datang maupun yang meninggalkan Papua semakin
banyak. Hal ini dapat menjadi indkator meningkatnya konektivitas antara
wilayah dari Papua ke luar wilayah Papua dan sebaliknya, juga semakin
terbukanya konektivitas antar wilayah di dalam Provinsi Papua. Dengan
semakin terbukanya konektivitas antar wilayah diharapkan akan
meningkatkan akses pembangunan di Provinsi Papua sehingga dapat
meningkatkan pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.
17)Meningkatnya pengelolaan sumberdaya air dan irigasi dalam
mendukung pengembangan wilayah
Secara keseluruhan capaian kinerja sasaran “Meningkatnya pengelolaan
sumberdaya air dan irigasi dalam mendukung pengembangan
wilayah” sebesar 96,62 % dengan predikat “Sangat Berhasil”, dan
pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 4 (empat) indikator
kinerja sasaran. Target Indikator kinerja, realisasi dan capaiannya diuraikan
dalam tabel berikut ini :
Tabel Indikator Kinerja Sasaran 21
INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI CAPAIANKINERJA
1 2 3 4 5
1
Persentase lahan budidaya pertanian yang mendapatkan layanan irigasi
% 60,00 63,80 106,33
2Panjang jaringan irigasi yang kondisinyabaik
% 50,00 56,70 113,40
3Meningkatnya ketersediaan air baku untuk irigasi
% 60,00 68,64 114,40
4Prosentase cakupan sistem pengendalian banjir dan abrasi
% 45,00 23,56 52,36
Rata-rata Capaian Kinerja 96,62
Pemerintah Provinsi Papua sangat konsentrasi terhadap ketahanan pangan
yang menjadi program pemerintah Republik Indonesia untuk swasembada
pangan. Sehingga untuk meningkatkan hal tersebut berusaha
66
meningkatkan pelayanan irigasi untuk mengaliri sawah. Walaupun capaian
kinerja sangat berhasil pemerintah Provinsi Papua tetap berusaha
meningkatkan layanan irigasi untuk mengaliri areal persawahan. Apalagi
Pemerintah Provinsi Papua ditargetkan manjadi lumbung pangan nasional.Sedangkan untuk indikator sasaran cakupan sistem pengendalian banjir
dan abrasi capaiannya rendah karena daerah-daerah di Provinsi Papua
yang berpotensi banjir cukup banyak dan sungai-sungai serta pesisir pantai
sangat panjang dan luas sehingga sangat tinggi untuk terjadi abrasi atau
pengikisan tanah oleh air. Dengan anggaran pemerintah Provinsi Papua
tidak terlalu tinggi, maka diharapkan pemerintah pusat menambahkan
program kegiatan atau anggaran bagi program tersebut.
18)Meningkatnya pemenuhan perumahan rakyat yang layak huni.Secara keseluruhan rata-rata capaian kinerja sasaran “Meningkatnya
Kualitas Pelayanan Publik yang Komprehensif berbasis Teknologi
Informasi” adalah 30,61% atau dalam skala ordinal adalah ”Kurang
Berhasil.” Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian
1 (satu) indikator sasaran. Tabel Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan capaiannya diuraikan dalam
table berikut ini:
Tabel Indikator Kinerja Sasaran 18
INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASICAPAIANKINERJA
1 2 3 4 5
1Jumlah Rumah Layak Huni yang di butuhkan
% 40,00 1,36 3,43 %
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 3,43 %
Kebutuhan rumah layak huni di Provinsi Papua saat ini masih sangat besar
apabila dibandingkan dengan jumlah kebutuhan sebanyak 26.182 KK dan
jumlah yang sudah terbangun hanya 357 unit rumah, sehingga pada Tahun
2014 di Provinsi Papua kekurangan rumah layak huni sebesar 25.825 unit
rumah yang tersebar di sejumlah Kabupaten dan Kota. Dari 357 unit
rumah yang sudah terbangun ada 2 SKPD yang menangani yaitu Dinas
Sosial dan Pemukiman Provinsi Papua jumlah rumah yang dibangun
sebanyak 140 unit diantaranya Kabupaten Jayapura di Distrik Sentani 10
67
unit dan Yapsi 40 unit, Kabupaten Merauke di Distrik Tubang 50 unit,
Kabupaten Lanny Jaya di Distrik Tiom Neri 30 unit dan Kota Jayapura di
Distrik Jayapura Utara 10 unit. Sedangkan data yang ada di Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi Papua Tahun 2014 membangun rumah layak
huni 28 Kabupaten dan 1 Kota, sebagaimana ditunjukkan dalam tabel
berikut ini:
NO.
LOKASI JUMLAH UNIT
1 Kota Jayapura 4
2 Kabupaten Jayapura 5
3 Kabupaten Keerom 3
4 Kabupaten Sarmi 4
5 Kabupaten Mamberamo Raya 10
6Kabupaten Mamberamo Tengah
7
7 Kabupaten Merauke 3
8 Kabupaten Mappi 6
9 Kabupaten Asmat 7
10 Kabupaten Boven Digoel 4
11 Kabupaten Biak Numfor 6
12 Kabupaten Supiori 4
13 Kabupaten Kep. Yapen 4
14 Kabupaten Waropen 6
15 Kabupaten Nabire 4
16 Kabupaten Paniai 6
17 Kabupaten Dogiyai 6
18 Kabupaten Deiyai 6
19 Kabupaten Intan Jaya 6
20 Kabupaten Nduga 6
21 Kabupaten Jayawijaya 9
22 Kabupaten Tolikara 14
23Kabupaten Pegunungan Bintang
11
24 Kabupaten Puncak Jaya 12
25 Kabupaten Yahukimo 15
26 Kabupaten Lanny Jaya 14
27 Kabupaten Yalimo 18
28 Kabupaten Mimika 3
29 Pembangunan Perumahan 10
68
Rakyat (Lanjutan) Sentani
Secara keseluruhan capaian kinerja sasaran “Meningkatnya pemenuhan
perumahan rakyat yang layak huni” sebesar 3,43 % dengan predikat
“Kurang Berhasil”. Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui
pencapaian 1 ( satu) indikator kinerja sasaran yaitu indikator Jumlah
Rumah Layak Huni yang dibutuhkan. Capaian kinerja sasaran ini
menggunakan 81,41% anggaran yang telah dialokasikan, dan mengenai
capaian tahun 2013 tidak dapat diperbandingkan dengan capaian tahun
2014 karena merupakan tahun awal pelaksanaan RPJMD Provinsi Papua
tahun 2013-2018.
19)Meningkatnya pemenuhan air bersih
Secara keseluruhan rata-rata capaian kinerja sasaran “Meningkatnya
Kualitas Pelayanan Publik yang Komprehensif berbasis Teknologi
Informasi” adalah 30,61% atau dalam skala ordinal adalah ”Kurang
Berhasil.” Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian
1 (satu) indikator sasaran. Tabel Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan capaiannya diuraikan dalam
table berikut ini:
Tabel Indikator Kinerja Sasaran 19
INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI CAPAIANKINERJA
1 2 3 4 5
1 Persentase RT yang terlayani air bersih
% 34,00 50,00 147,06%
Rata-rata Capaian Kinerja 147,06%
Secara total masyarakat atau rumah tangga di Provinsi Papua yang harus
terlayani air bersih menurut sumber data dari Dinas Pekerjaan Umum
sebanyak 515.175 dan yang baru terlayani air bersih sebanyak 257.587.
Capaian kinerja sasaran “Meningkatnya pemenuhan air bersih” sebesar
147,06 % dengan predikat “Sangat Berhasil”, dikarenakan target
Pemerintah Provinsi Papua dalam penetapan kinerja sebesar 34%
sedangkan realisasi dari rumah tangga yang membutuhkan layanan air
yaitu 515.175 dan yang baru terlayani air bersih sebanyak 257.587
mencapai 50%. Dari capaian tersebut menunjukkan bahwa rumah tangga
69
yang belum terlayani air bersih sekitar 50% lagi. Keberhasilan pencapaian
sasaran ini diukur melalui pencapaian 1 ( satu) indikator kinerja sasaran
yaitu Persentase RT yang terlayani air bersih, dan capaian anggaran
sebesar 85,86 % dari dana yang dialokasikan.
Adapun kegiatan dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Papua
yang mendukung tercapainya pelayanan Air Bersih guna memenuhi
kebutuhan Mayarakat dengan melaksanakan 8 (delapan) kegiatan, yaitu :
(1) Pembangunan/Rehabilitasi jaringan air minum di distrik abepura
(lanjutan) dengan hasil berupa 1,00 jumlah jaringan minum yang
dibangun/direhabilitasi.
(2) Pemasangan pipa air Bersih dan acesoris Jaringan air Bersih di Distrik
Tigi Barat kabupaten Deiyai (Lanjutan) dengan hasil berupa 1,00 jumlah
jaringan minum yang dibangun/direhabilitasi.
(3) Pembangunan prasarana dan sarana air minum di distrik eragayama
Kabutapen Mamberamo Tengah (Lanjutan) dengan hasil berupa 1,00
jumlah jaringan minum yang dibangun/direhabilitasi.
(4) Pembangunan Jaringan Air Minum di Desa Wamariri Distrik Apawer
Hulu Kab. Sarmi dengan hasil berupa 1,00 jumlah jaringan minum yang
dibangun/direhabilitasi.
(5) Pembangunan Jaringan Air Minum di Desa Hubikosi Distrik Hubikosi
Hulu Kab. Jayawijaya dengan hasil berupa 1,00 jumlah jaringan minum
yang dibangun/direhabilitasi.
(6) Pembangunan Jaringan Air Minum di Desa Meaga Distrik Hubikosi Hulu
Kab. Jayawijaya dengan hasil berupa 1,00 jumlah jaringan minum yang
dibangun/direhabilitasi.
(7) Peningkatan Kapasitas Jaringan Air Minum di Kota Jayapura dengan
hasil berupa 1,00 jumlah jaringan minum yang dibangun/direhabilitasi.
(8) Rehabilitasi Jaringan Air Minum di Kota Jayapura dengan hasil berupa
1,00 jumlah jaringan minum yang dibangun/direhabilitasi.
20)Meningkatnya pemenuhan energi murah dan ramah lingkungan
Secara keseluruhan capaian kinerja sasaran “Meningkatnya pemenuhan
energi murah dan ramah lingkungan” sebesar 101,28 % dengan
predikat “Sangat Berhasil”. Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur
70
melalui pencapaian 1 ( satu) indikator kinerja sasaran. Target Indikator
kinerja, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut ini :
Tabel Indikator Kinerja Sasaran 20
INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI CAPAIANKINERJA
1 2 3 4 5
1 Rumah Tangga pengguna listrik
% 36,00 36,46 101,28
Rata-rata Capaian Kinerja 101,28
Jumlah pelanggan listrik di Provinsi Papua hingga tahun 2014 mengalami
kenaikan mencapai 7,42% dibanding tahun sebelumnya yakni dari 276.724
Rumah Tangga/KK pada tahun 2013 menjadi 297.280 yang tercatat
sebagai pelanggan. Selain dari jumlah pelanggan rumah tangga tersebut
masih ada sekitar 518.173 rumah tangga yang belum mendapatkan
layanan listrik. Secara keseluruhan jumlah rumah tangga/KK yang harus
membutuhkan layanan listrik sebanyak 815.453.
21)Implementasi Rencana Tata Ruang secara konsisten
Secara keseluruhan capaian kinerja sasaran “Implementasi Rencana Tata
Ruang secara konsisten” sebesar 103,00 % dengan predikat “Sangat
Berhasil”, dan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 1 ( satu)
indikator kinerja sasaran. Target Indikator kinerja, realisasi dan capaiannya
diuraikan dalam tabel berikut ini :
Tabel Indikator Kinerja Sasaran 21
INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI CAPAIANKINERJA
1 2 3 4 5
1
Persentase penerbitan ijin penggunaan lahan skala luas yang sesuai dengan peruntukannya
% 70,00 30,52 103,00
Rata-rata Capaian Kinerja 103,00
Pemerintah Provinsi Papua sangat menjaga kondisi hutan lindung agar
tetap terjaga dengan baik, sehingga untuk penerbitan ijin penggunaan
lahan skala luas sangat selektif. Hal ini terlihat dengan capaian kinerja
sangat berhasil. Dalam pemberian ijin penggunaan lahan, pemerintah
Provinsi Papua menekan kepada pihak investor agar memberdayakan dan
71
memperhatikan masyarakat sekitar atau lokal untuk meningkatkan taraf
hidup masyarakat tersebut. Untuk penerbitan ijin penggunaan skala luas
dapat dikeluarkan dengan melihat hutan produksi yang telah ditetapkan
oleh pemerintah pusat.
22)Terwujudnya Papua sebagai paru-paru dunia
Secara keseluruhan capaian kinerja sasaran “Terwujudnya Papua
sebagai paru-paru dunia” sebesar 92,55 % dengan predikat “Sangat
Berhasil”. Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian
3 ( tiga) indikator kinerja sasaran. Target Indikator kinerja, realisasi dan
capaiannya diuraikan dalam tabel berikut ini :
Tabel Indikator Kinerja Sasaran 22
INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI CAPAIANKINERJA
1 2 3 4 5
1 Persentase area hutan mangrove yang kondisi baik
% 80,00 82,64 103,30
2 Kerusakan Kawasan Hutan % 10,00 3,00 130,00
3Persentase Area Hutan Lindung Terhadap Seluruh Kawasan
% 60,00 26,61 44,35
Rata-rata Capaian Kinerja 92,55
Capaian kinerja sasaran Terwujudnya Papua sebagai paru-paru dunia
adalah 59,22% dan capaian anggaran sebesar 98,03 %. Capaian ini
dipengaruhi oleh indikator : 1. Persentase area hutan mangrove yang
kondisi baik tercapai 103,30 % ; 2.Kerusakan Kawasan Hutan hanya
tercapai 30,00% ; 3. Persentase Area Hutan Lindung Terhadap Seluruh
Kawasan hanya tercapai 44,35 %.
Hutan di Papua mencapai 3l.079.185,77 ha, terdiri atas hutan konservasi
seluas 6.436.923,05 ha (20,71%), hutan lindung 7.475.821,50 ha
(24,05%), hutan produksi tetap 8.171606,57 ha (26,3 %), hutan produksi
terbatas 1.816.319 ha (5,84%), dan hutan yang dapat dikonversi
6.354.726 ha (20,45%). Ditambah areal penggunaan lainnya 821.787,91 ha
(2,64%). Hutan hutan di provinsi ini memberikan kontribusi yang
cukup besar bagi pendapatan asli daerah, Contoh, sebanyak
323.987m3, kayu bangunan/timber sebanyak 1.714 m3, kayu balok
olahan/block board sebanyak 1.198 m3, triplek/plywood sebanyak 88.050
72
m3 dan kayu olahan/chips sejumlah 45.289 m3. Selama ini manfaat yang
dapat diperoleh dari sumber daya hutan telah menempatkan hutan dalam
peranan yang cukup besar dalam perolehan devisa, perluasan lapangan
kerja, kesempatan berusaha, pembukaan isolasi daerah, kesejahteraan
masyarakat dan kelestarian lingkungan. Manfaat tersebut tidak hanya
dirasakan oleh pemerintah dan rakyat di Papua tetapi juga masyarakat
dunia internasional yaitu menempatkan hutan tropis sebagai paru-paru
dunia, sumber bahan baku kayu serta sebagai sumber plasma nutfah
dunia.
Secara ringkas capaian keberhasilan 22 (dua puluh dua) sasaran strategis
Pemerintah Provinsi Papua yang telah diuraikan di atas adalah sebagai
berikut:
kategori sangat berhasil 16 sasaran
kategori berhasil 1 sasaran
kategori cukup berhasil 1 sasaran
kategori kurang berhasil 1 sasaran
kategori tidak berhasil 3 sasaran
3 .33 .3 Akuntabilitas KeuanganAkuntabilitas Keuangan
Tabel 3.3 Akuntabiltas Keuangan
SASARANANGGARAN (Rp)
PROGRAMRENCANA REALISASI %
1 2 3 4 5
73
1 Meningkatnya rasa aman, tentram dan nyaman dan Ketaatan terhadap Hukum seluruh masyarakat Papua
84.912.989.000,00 77.254.310.656,00 90,98 Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan
Program Peningkatan Pemberian Bantuan Hukum dan Penegakan Perda
Program Dokumentasi dan Informasi Hukum
Program Pengawasan Produk Hukum
Program Peningkatan Pemberian Bantuan Hukum dan Penegakan Perda
Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah
Program Peningkatan Kapasitas Lembaga MRP
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
Program Peningkatan Keamanan dan kenyamanan Lingkungan
Program pengembangan wawasan kebangsaan
Program peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat (pekat)
Program peningkatan pelayanan kedinasan kepala daerah/wakil kepala daerah
Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan
2 Meningkatnya
Profesionalisme danAkuntabilitas Kinerja serta DisiplinAparatur
9.391.492.000,00 8.753.814.285,00 93,21 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Program Penguatan KapasitasKelembagaan
Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
Program Pendidikan Kedinasan
3 Meningkatnya
Kualitas Pelayanan Publik yang Komprehensif berbasis Teknologi Informasi
489.919.500,00 485.541.250,00 99,11 Program Data/informasi
Program Penguatan KapasitasKelembagaan
4 Meningkatnya
Penegakan Hukum dan PemberantasanKKN
17.584.260.000,00 11.611.366.050,00 66,03 Program peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan
Program Peningkatan Pengawasan dan AkuntabilitasAparatur
Peningkatan Kinerja Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan
74
5 Meningkatnya pemenuhan Hak-Hak Dasar Orang Asli Papua.
13.661.629.200,00 13.103.915.210,00 95,92 Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya
Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
Program Perlindungan dan Jaminan Sosial
Program Pelayanan Kesejahteraan Sosial BerbasisPanti
Program Peningkatan KualitasPerencanaan dan Penganggaran Kesejahteraan Sosial
Program Sinkronisasi dan Koordinasi Perencanaan Penyusunan Pelaksanaan Kebijakan di Bidang Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Program perencanaan sosial dan budaya
Program Peningkatan Pendapatan Masyarakat Kampung, Kelurahan dan Kawasan Miskin Perkotaan
6 Terwujudnya Masyarakat yang Sehat
406.916.469.182,00 382.462.722.869,00 93,99 Program Obat dan PerbekalanKesehatan
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Program Pengembangan Lingkungan Sehat
Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular
Program kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan
Program Sumberdaya Kesehatan
Program peningkatan pelayanan Kesehatan Bayi dan anak Balita
Program Peningkatan kesehatan Ibu Melahirkan
Program Peningkatan Jaminan Masyarakat Miskin Papua
Program Pengembangan Obatasli Daerah
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata
75
Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana RumahSakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata
Program Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan
Program Peningkatan Kesehatan Perorangan
Program Peningkatan Kesehatan Jiwa Masyarakat
Program pelayanan kesehatanpenduduk miskin
Program Pengawasan Ketenagakerjaan
7 Terwujudnya
Masyarakat yang Cerdas dan terampil
41.629.411.100,00 36.813.479.283,00 88,43 Program Pendidikan Anak Usia Dini
Program Pendidikan Menengah
Program Pendidikan Non Formal
Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan
Program Manajemen Pelayanan Pendidikan dan Kebudayaan
Program KPG Khas Papua di 4(empat) Kabupaten
Program Peningkatan Mutu Kesiswaan
Program Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus
Program Pendidikan Layanan Khusus
Program Pendidikan Tinggi
Program peningkatan peran serta dan kesetaraan jender dalam pembangunan
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Papua
Program perencanaan pembangunan daerah
8 Meningkatnya prestasi olahraga
37.927.482.550,00 31.839.500.700,00 83,95 Program Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Olah Raga
Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olah Raga
Program Sinkronisasi dan Koordinasi Perencanaan Penyusunan, Pelaksanaan Kebijakan di Bidang Pendidikan, Pemuda dan OlahRaga
9 Meningkatnya
partisipasi pemuda dalam pembangunan
2.448.479.450,00 1.500.343.200,00 61,28 Program peningkatan peran serta kepemudaan
Program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda
10 Terwujudnya iklim
investasi yang kondusif
2.993.991.000,00 2.667.701.200,00 89,10 Program Peningkatan Promosidan Kerjasama Investasi
Program Peningkatan
76
Pengawasan Penanaman Modal
11 Meningkatnya
kapasitas dan produktivitas koperasi dan UsahaMikro Kecil Menengah (UMKM)
14.113.290.000,00 13.298.783.249,00 94,23 Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah
Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah
Program Peningkatan KualitasKelembagaan Koperasi
Program pengembangan data/informasi
Program pengembangan industri kecil dan menengah
Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri
12 Terwujudnya peningkatan penyediaan lapangan kerja
7.273.120.600,00 7.214.244.100,00 99,19 Program Peningkatan Kualitasdan Produktivitas Tenaga Kerja
Program Peningkatan Kesempatan Kerja
Program Informasi Perencanaan Tenaga Kerja dan Kependudukan
13 Meningkatnya peransektor pariwisata dalam perkonomian daerah
5.870.000.000,00 4.009.163.000,00 68,30 Program pengembangan pemasaran pariwisata
Program pengembangan destinasi pariwisata
Program pengembangan Kemitraan
14 Terwujudnya pengelolaan SDA secara lestari mendukung peningkatan pekenomian masyarakat
88.210.654.750,00 84.942.688.702,00 96,30 Program Pengembangan Kapasitas Pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup
Program Peningkatan Kualitasdan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan)
Program Peningkatan Diversifikasi Penganekaragaman dan Keamanan Pangan
Program Peningkatan Sumberdaya Pertanian
Program Peningkatan Nilai Tambah Produksi Pertanian
Program Pengembangan Kawasan Agribisnis dan Daerah Khusus
Program Pengembangan Tanaman Spesifik Lokal
Program Peningkatan Sumberdaya Pertanian
Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan
Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan
Program peningkatan produksipertanian/perkebunan
Program peningkatan produksihasil peternakan
77
Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah
Program Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan
Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Pemantapan Kawasan Hutan
Program Pemanfaatan PotensiSumber Daya Hutan
Program Perencanaan dan Pengembangan Hutan
Program Pengelolaan Hutan Masyarakat Hukum Adat
Program pembinaan, pengawasan, pengusahaan mineral dan batubara
Program penelitian, mitigasi dan pelayanan geologi
Program penelitian dan pengembangan pada UPTD bidang ESDM
Program pengawasan penyediaan dan pendistribusian bahan bakar minyak (BBM) dan bahan bakar gas (BBG)
15 Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi dan Daya Saing Daerah
10.883.989.000,00 8.992.356.785,00 82,62 Program perencanaan pembangunan ekonomi
Program perencanaan sosial dan budaya
Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
Program Peningkatan Pendapatan Daerah
Program Peningkatan Daya Saing Investasi
16 Meningkatnya konektivitas antar wilayah
1.444.145.765.000,00 1.059.940.512.747,00 73,40 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Program pembangunan jalan dan jembatan
Program rehabilitasi/pemeliharaan jalandan jembatan
Peningkatan Jalan dan Jembatan
Program Perencanaan Teknis Jalan dan Jembatan
17 Meningkatnya pengelolaan sumberdaya air dan irigasi dalam
103.655.335.000,00 91.233.797.596,00 88,02 Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku
Program Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi
78
mendukung pengembangan wilayah
Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya
Program Pengendalian Banjir
Program pembangunan turap/talud/bronjong
Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairanlainnya
18 Meningkatnya pemenuhan perumahan rakyat yang layak huni
105.687.922.400,00 85.857.889.278,00 81,24 Program Pengembangan Perumahan
Inventarisasi dan optimalisasi transportasi terpadu dan perumahan rakyat (KEGIATAN) BPPKP
19 Meningkatnya
pemenuhan air bersih
15.114.255.000,00 12.977.777.450,00 85,86 Program pembangunan infrastruktur perdesaan
Program pelayanan air bersih
20 Meningkatnya
pemenuhan energi murah dan ramah lingkungan
11.182.857.000,00 10.457.837.400,00 93,52 Program penyediaan energi murah bagi masyarakat
Program pengelolaan listrik dan pemanfaatan energi
21 Implementasi
Rencana Tata Ruang Secara Konsisten
1.233.349.000,00 1.209.052.000,00 98,03 Program Peningkatan Pelayanan Perizinan Penanaman Modal
22 Terwujudnya Papua sebagai paru-paru dunia
8.875.810.500,00 8.781.206.840,00 98,93 Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Pemantapan Kawasan Hutan
Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan
Anggaran Prioritas IKU 2.434.202.471.232,00 1.955.408.003.850,00 80,33
Belanja Langsung 4.677.924.198.385,00 3.884.225.042.432,00 83,03
Belanja Tidak Langsung 6.842.739.879.615,00 6.419.561.803.949,00 93,82
TOTAL 11.520.664.078.000,00 10.303.786.846.381,00 89,44
Jumlah total anggaran belanja Pemerintah Provinsi Papua untuk tahun
2014 adalah Rp11.520.664.078.000,00 yang terdiri dari anggaran Belanja
Tidak langsung Rp6.842.739.879,615,00 dan Belanja Langsung
Rp4.677.924.198.385,00. Dari anggaran belanja langsung tersebut, jumlah
anggaran untuk mencapai prioritas IKU adalah sebesar
Rp2.434.202.471,232,00 atau 52,04% dari anggaran belanja langsung.
Realisasi dari anggaran yang digunakan untuk mencapai prioritas IKU
adalah sebesar Rp1.955.408.003.850,00 dari realisasi belanja langsung
atau 50,34%. Persentase realisasi anggaran untuk mencapai prioritas IKU
dibandingkan dengan anggaran untuk melaksanakan prioritas IKU adalah
79
80,33%. Penyerapan anggaran untuk melaksanakan prioritas IKU sebesar
80,33% tersebut terjadi karena tidak semua anggaran yang disiapkan untuk
melaksanakan program prioritas IKU dapat terserap seluruhnya.
LAMPIRAN : PENETAPAN KINERJA PROVINSI PAPUA TAHUN 2014
SASARAN INDIKATOR KINERJASATUA
NTARGET
1 2 3 4
1 Meningkatnya rasa aman, tenteram, nyaman dan Ketaatan terhadap Hukum seluruh masyarakat Papua
1Persentase peraturan perundang-undangan yang responsif dan partisipasif
% 100.00
2Penururnan konflik horisontal berdasarkan SARA
% 28.50
3 Angka kriminalitas % 34.50
2 Meningkatnya Profesionalisme dan Akuntabilitas Kinerja serta Disiplin Aparatur
1Persentase pejabat struktural yang memenuhi syarat jabatan
% 80.00
2Persentase pemenuhan jabatan fungsional sesuai kebutuhan
% 100.00
3Nilai evaluasi akuntabilitas kinerja pemerintah provinsi oleh KEMENPAN dan RB
Angka C
4 Opini BPK atas LKPD Opini WDP
5 Rata-rata kehadiran pegawai % 90.00
3 Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik yang Komprehensif berbasis Teknologi Informasi
1Persentase SKPD yang telah memilikiStandar Operasional Prosedur (SOP)
% 100.00
4 Meningkatnya Penegakan Hukum dan Pemberantasan KKN
1Persentase pengaduan dan gugatan masyarakat yang ditangani
% 60.00
2Persentase tindak lanjut atas rekomendasi temuan hasil pemeriksaan
% 40.00
5 Peningkatnya pemenuhan Hak-Hak Dasar Orang Asli Papua.
1Persentase penduduk di atas garis kemiskinan
Angka 70.00
2Persentase Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
% 4.00
6 Terwujudnya Masyarakat yang Sehat
1Persentase penduduk asli Papua yangterjangkau dalam Kartu Papua Sehat (KPS)
% 100.00
2Angka kematian ibu per 100.000 ibu melahirkan
Angka 235.00
3Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup
Angka 54.00
4Penanganan Penderita HIV/AIDS yangditemukan dan mendapatkan ARV % 100.00
5Persentase kelahiran (partus) yang ditangani tenaga medis
% 39.90
6Persentase Balita gizi buruk yang ditemukan dan mendapat perawatan
% 100.00
7 Angka usia harapan hidup Angka 68.00
7 Terwujudnya Masyarakat yang Cerdas dan terampil
1 Persentase angka melek huruf % 75.83
2 Rata-rata lama sekolah % 6.87
3 APK PAUD/TK % 29.54
4 Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI % 99.72
5Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs
% 55.17
6Angka Partisipasi Kasar (APK) SMU/SMK/MA
% 41.69
7 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI % 70.80
8Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs
% 43.40
9Angka Partisipasi Murni (APM) SMU/SMK/MA
% 30.02
10 Angka putus sekolah SD/MI % 0.77
11 Angka putus sekolah SMP/MTs % 0.36
12 Angka putus sekolah SMU/SMK/MA % 0.84
13Persentase guru yang telah bersertifikasi
% 60.05
14 Persentase angka kelulusan SD/MI % 99.80
15 Persentase angka kelulusan SMP/MTs % 99.50
16Persentase angka kelulusan SMU/SMK/MA
% 98.00
8 Meningkatnya prestasi olahraga
1 Persentase atlet/klub olah raga yang menerima penghargaan tingkat nasional
% 15.00
9 Meningkatnya partisipasi pemuda dalam pembangunan
1 Peningkatan wirausaha muda asli Papua
% 7.50
10 Terwujudnya iklim investasi yang kondusif
1Persentase peningkatan nilai InvestasiPMDN dari tahun ke tahun
% 30.00
2Persentase peningkatan nilai Investasi PMA
% 30.00
11 Meningkatnya kapasitas dan produktivitas koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
1Persentase jumlah koperasi sehat (berkualitas)
% 45.00
2Persentase peningkatan jumlah Industri Kecil Menengah
% 3.00
3Persentase peningkatan jumlah UsahaKecil Menengah
% 5.90
12 Terwujudnya peningkatan penyediaan lapangan kerja
1 Tingkat pengangguran terbuka % 2.86
2 Tingkat partisipasi angkatan kerja% 79.98
13 Meningkatnya peran sektor pariwisata dalam perkonomian daerah
1Persentase Jumlah PDRB dari sektor perdagangan, hotel dan restoran
% 10.35
2Persentase peningkatan kunjungan wisatawan domestik dan mancanegarake Provinsi Papua
% 3.00
14 Terwujudnya pengelolaan SDA secara lestari mendukung peningkatan pekenomian masyarakat
1Kontribusi sub sektor perkebunan dan hasilnya terhadap PDRB (%)
% 0.74
2Kontribusi sub sektor peternakan terhadap PDRB (%)
% 0.82
3Kontribusi sub sektor perikanan terhadap PDRB (%)
% 4.00
4Kontribusi sektor Tanaman Pangan terhadap PDRB
% 5.45
5Kontribusi sektor Kehutanan terhadap PDRB
% 1.57
6
Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB
%45.92
15 Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi dan Daya Saing Daerah
1Pertumbuhan Ekonomi (Pertumbuhan PDRB)
% 7% - 8%
2 PDRB per Kapita 26 juta
3 Inflasi % 4.50
4 Indeks Gini 0.35
5Kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDRB
% 3.54
6
Kontribusi PAD terhadap total Pendapatan Daerah
%7.30
16
Meningkatnya konektivitas antar wilayah
1Persentase panjang Jalan Provinsi dalam kondisi mantap (baik dan sedang)
% 61.50
2Persentase jembatan dalam kondisi baik
% 24.00
3Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan
rasio 5,56
4Jumlah arus penumpang angkutan umum per tahun
Per Tahun 3,1 juta
17 Meningkatnya pengelolaan sumberdaya air dan irigasi dalam mendukung pengembangan wilayah
1Persentase lahan budidaya pertanianyang mendapatkan layanan irigasi
% 60.00
2Panjang jaringan irigasi yang kondisinya baik
% 50.00
3Meningkatnya ketersediaan air baku untuk irigasi
% 60.00
4Prosentase cakupan sistem pengendalian banjir dan abrasi
% 45.00
18 Meningkatnya pemenuhan perumahan rakyat yang layak huni
1Pemenuhan Rumah Layak Huni
%40.00
19 Meningkatnya pemenuhan air bersih
1Persentase RT yang terlayani air bersih
%34.00
20 Meningkatnya pemenuhan energi murah dan ramah lingkungan
1 Rumah Tangga pengguna listrik%
36.00
21 Implementasi Rencana Tata RuangSecara Konsisten
1Persentase penerbitan ijin penggunaan lahan skala luas yang sesuai dengan peruntukannya
%70.00
22 Terwujudnya Papua sebagaiparu-paru dunia
1Persentase area hutan mangrove yang kondisi baik
% 80.00
2 Kerusakan Kawasan Hutan % 10.00
3
Persentase Area Hutan Lindung Terhadap Seluruh Kawasan
%
60.00
Jayapura , Maret 2014GUBERNUR PAPUA
LUKAS ENEMBE, SIP, MH
PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan,dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan dibawahini :
Nama : LUKAS ENEMBE, SIP, MH
Jabatan : Gubernur Papua
Pada tahun 2014 ini berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnyasesuai lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerjajangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumenperencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebutmenjadi tanggung jawab kami.
Jayapura, Maret 2014
GUBERNUR PAPUA
LUKAS ENEMBE, SIP, MH
80
BAB IBAB IVV P E N U T U PP E N U T U P
AA. . SIMPULANSIMPULANSecara umum Pemerintah Provinsi Papua telah dapat melaksanakan tugas-tugas
yang dibebankan selaku penyelenggara administrasi umum pemerintahan,
pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat Papua.
Tugas-tugas tersebut secara operasional telah dilaksanakan oleh Sekretariat, Biro,
Dinas, Badan dan Kantor di lingkungan Pemerintah Provinsi Papua melalui kegiatan
masing-masing satuan kerja dalam rangka pencapaian sasaran dan tujuan stratejik
sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Papua.
Akuntabillitas kinerja dan keuangan yang dilaksanakan dan dicapai dalam tahun
2014adalah :
Keterangan Jumlah
Sasaran stratejik yang dilaksanakan dengan kategori :
22 sasaran
>Kategori “sangat berhasil” 16 sasaran
>Kategori “Berhasil” 1 sasaran
>Kategori “Cukup Berhasil” 1 sasaran
>Kategori “kurang berhasil” 1 sasaran
>Kategori “tidak berhasil” 3 sasaran
Realisasi belanja pelaksanaan IKU Rp1.955.408.003.850,00
>Prosentase realisasi belanja IKU terhadap anggaran IKU
80,33%
Realisasi belanja Langsung Rp3.884.225.042.432,00
> Prosentase realisasi belanja langung terhadap anggaran belanja langsung
89,44%
81
Realisasi keuangan tahun 2014 yang digunakan untuk melaksanakan 22 (dua
puluh dua) sasaran tersebut adalah sebesar Rp2.434.202.471.232,00 atau
80,33% dari anggaran yang ditetapkan sebesar Rp1.955.408.003.850,00.
Penjelasan sasaran sesuai kategori adalah sebagai berikut :
1. Kategori “Sangat Berhasil”, terdiri dari 16 (enam belas) sasaran yaitu:
1) Meningkatnya Penegakan Hukum dan Pemberantasan KKN
2) Peningkatnya pemenuhan Hak-Hak Dasar Orang Asli Papua
3) Terwujudnya Masyarakat yang Sehat
4) Terwujudnya Masyarakat yang Cerdas dan terampil
5) Meningkatnya prestasi olahraga
6) Meningkatnya partisipasi pemuda dalam pembangunan
7) Terwujudnya iklim investasi yang kondusif
8) Meningkatnya kapasitas dan produktivitas koperasi dan Usaha Mikro
Kecil Menengah (UMKM)
9) Terwujudnya peningkatan penyediaan lapangan kerja
10)Terwujudnya pengelolaan SDA secara lestari mendukung peningkatan
pekenomian masyarakat
11)Meningkatnya konektivitas antar wilayah
12)Meningkatnya pengelolaan sumberdaya air dan irigasi dalam
mendukung pengembangan wilayah
13)Meningkatnya pemenuhan air bersih
14)Meningkatnya pemenuhan energi murah dan ramah lingkungan
15)Implementasi Rencana Tata Ruang Secara Konsisten
16)Terwujudnya Papua sebagai paru-paru dunia
2. Kategori “Berhasil”, terdiri dari satu sasaran yaitu:
1) Meningkatnya Profesionalisme dan Akuntabilitas Kinerja serta Disiplin
Aparatur
3. Kategori “Cukup Berhasil”, terdiri dari satu sasaran yaitu:
1) Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi dan Daya Saing Daerah.
4. Kategori “Kurang Berhasil”, terdiri dari satu sasaran yaitu:
82
1) Meningkatnya peran sektor pariwisata dalam perkonomian daerah.
5. Kategori “Tidak Berhasil”, terdiri daritiga sasaran yaitu:
1) Meningkatnya rasa aman, tentram dan nyaman dan Ketaatan terhadap
Hukum seluruh masyarakat Papua
2) Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik yang Komprehensif berbasis
Teknologi Informasi
3) Meningkatnya pemenuhan perumahan rakyat yang layak huni
Secara umum masih dijumpai beberapa kendala yang perlu diatasi dalam
pencapaian sasaran, yaitu:1. Belum optimalnya Pemerintah Provinsi Papua dalam menentukan target
kinerja dikarenakan Pemerintah Provinsi Papua baru memiliki IKU.2. Belum optimalnya sistem pengendalian internal pemerintah (SPIP)
dilingkungan SKPD antara lain :
1) Keterbatasan kualitas SDM dalam pelaksanaan perjanjian kinerja tahun
2014.
2) Kurangnya pengawasan pimpinan terhadap pelaksanaan indikator
kinerja sasaran yang telah ditetapkan.
3) Belum tersusunnya SOP pada beberapa unit kerja dikarenakan
terjaadinya perubahan struktur organisasi di Lingkungan Pemerintah
Provinsi Papua.3. Adanya tuntutan kompetensi dalam pelaksanaan tugas yang tidak sesuai
dengan penempatan aparatur dalam jabatan. Hal ini menyebabkan
ketidakefektifan dan efisiensi dalam pelaksanaan tugas pemerintahan,
pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat.
4. Kondisi geografis dan alam yang menghambat pelaksanaan sasaran dan
indikator kinerja sasaran.
BB. . UPAYA LEBIH LANJUTUPAYA LEBIH LANJUT
Dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan kinerja yang telah dicapai, maka
Pemerintah Provinsi Papua akan terus meningkatkan saling pengertian dan
83
kerjasama antara berbagai pihak yang terkait dengan pelaksanaan tugas-tugas yang
diemban dalam bentuk :
1. Meningkatkan efektivitas penyelenggaraan SPIP pada seluruh SKPD.2. Merencanakan target kinerja dengan baik untuk setiap indikator kinerja sasaran
yang akan dilaksanakan.3. Meningkatkan kompetensi SDM melalui penyelenggaraan diklat, kursus-kursus
dan kegiatan lainnya.4. Meningkatkan pengawasan pimpinan terhadap pelaksanaan indikator kinerja
yang telah ditetapkan.5. Meningkatkan koordinasi pelaksanaan indikator kinerja sasaran yang telah
ditetapkan antar instansi yang terkait.6. Menganggarkan kembali indikator kinerja sasaran yang tidak terealisasi di
tahun 2014 pada tahun 2015.
PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan,dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan dibawahini :
Nama : LUKAS ENEMBE, SIP, MH
Jabatan : Gubernur Papua
Pada tahun 2014 ini berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnyasesuai lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerjajangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumenperencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebutmenjadi tanggung jawab kami.
Jayapura, Maret 2014
GUBERNUR PAPUA
LUKAS ENEMBE, SIP, MH