ringkasan latihan ta.docx

26
RINGKASAN Industri garmen ekspor impor dewasa ini semakin berkembang di Indonesia. Kontrol produksi dan kendali mutu tak dipungkiri amat diutamakan agar produk garmen kita tetap eksis di luar negeri. Tak terkecuali yang dilakukan PT. Trinunggal Komara Garmen, sebuah perusahaan garmen ekspor impor yang telah bertahun-tahun melaksanakan produksi untuk kepentingan ekspor dan impor. Perusahaan ini merupakan perusahaan berjenis padat karya, yaitu proses produksinya memerlukan tenaga kerja dalam jumlah yang banyak. Untuk itu kesehatan dan keselamatan kerja tenaga kerja yang tentunya menjadi tanggung jawab perusahaan harus diperhatikan dengan baik dan sesuai standar operasional prosedur yang diterapkan oleh perusahaan ini. Berkenaan dengan hal tersebut, penulis berkunjung ke PT. Trinunggal Komara Garment untuk mengetahui lebih lanjut tentang penerapan LK3 di perusahaan yang bergerak di bidang garment ini sehingga diharapkan dapat lebih memahami tentang penerapan LK3 dan dapat menerapkannya suatu saat di lingkungan kerja. Adapun tujuan dari dibuatnya laporan ini yaitu disamping untuk memenuhi tugas mata kuliah LK3 juga ditujukan sebagai media untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman mengenai penerapan LK3 pada dunia industri, serta sebagai referensi dalam pembelajaran LK3 bagi mahasiswa,

Upload: fida-anwar

Post on 11-Nov-2015

14 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

RINGKASAN

Industri garmen ekspor impor dewasa ini semakin berkembang di Indonesia. Kontrol produksi dan kendali mutu tak dipungkiri amat diutamakan agar produk garmen kita tetap eksis di luar negeri. Tak terkecuali yang dilakukan PT. Trinunggal Komara Garmen, sebuah perusahaan garmen ekspor impor yang telah bertahun-tahun melaksanakan produksi untuk kepentingan ekspor dan impor. Perusahaan ini merupakan perusahaan berjenis padat karya, yaitu proses produksinya memerlukan tenaga kerja dalam jumlah yang banyak. Untuk itu kesehatan dan keselamatan kerja tenaga kerja yang tentunya menjadi tanggung jawab perusahaan harus diperhatikan dengan baik dan sesuai standar operasional prosedur yang diterapkan oleh perusahaan ini.Berkenaan dengan hal tersebut, penulis berkunjung ke PT. Trinunggal Komara Garment untuk mengetahui lebih lanjut tentang penerapan LK3 di perusahaan yang bergerak di bidang garment ini sehingga diharapkan dapat lebih memahami tentang penerapan LK3 dan dapat menerapkannya suatu saat di lingkungan kerja.Adapun tujuan dari dibuatnya laporan ini yaitu disamping untuk memenuhi tugas mata kuliah LK3 juga ditujukan sebagai media untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman mengenai penerapan LK3 pada dunia industri, serta sebagai referensi dalam pembelajaran LK3 bagi mahasiswa,Metode yang penulis gunakan yaitu metode wawancara langsung dengan sumber terkait yang mengetahui prosedur pelaksanaan penerapan LK3 di PT. Trinunggal Komara Garment.Dari kunjungan yang penulis lakukan, diperoleh beberapa informasi penting seperti bagaimana sistem penerapan LK3 di PT. Trinunggal Komara Garment, visi dan misi serta komitmen perusahaan untuk menerapkan LK3 secara nyata dan sesuai dengan standar operasional yang ditetapkan, prosedur pengendalian keselamatan tenaga kerja, pemeliharaan kesehatan tenaga kerja, pengendalian dampak lingkungan akibat proses produksi,Secara garis besar PT. Trinunggal Komara Garment telah menerapkan LK3 dalam operasional perusahaan sehari-hari dengan memperhatikan berbagai aspek seperti keselamatan tenaga kerja, kesehatan tenaga kerja, dan dampak lingkungan disekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar BelakangPenerapan LK3 adalah salah satu hal penting yang harus diterapkan secara nyata di dunia industri. Tiap perusahaan yang memiliki visi dan misi serta berkompetensi sudah seyogyanya menerapkan LK3 dalam operasional proses produksi kesehariannya. Penerapan LK3 ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan tenaga kerja agar produktifitas dan efisiensi produksi dapat diperoleh seoptimal mungkin. Kunci dari produktifitas dan efisiensi produksi ada pada Sumber Daya Manusia (SDM) yang berperan di dalamnya. Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermasalah tentunya menjadi faktor penghambat dalam proses produksi di lingkungan industri. Oleh karena itu diperlukan manajemen atau pengaturan yang berkaitan dengan LK3 untuk meminimalisir dampak yang dapat terjadi dari berbagai hambatan akibat SDM yang bermasalah yang mengakibatkan kecelakaan kerja.Akibat dari kecelakaan kerja tidak saja dapat menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi tenaga kerja dan karyawan, tetapi juga menggangu proses produksi baik sebagian maupun secara menyeluruh, sehingga merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak kepada lingkungan dan manusia secara keseluruhan.2. Rumusan MasalahDalam penyusunan makalah ini, materi yang dibahas mengenai : Penerapan sistem LK3 atau P2K3 di PT Trinunggal Komara garment dan kesesuaiannya dengan sistem yang ada. Perbandingan antara penerapan LK3 atau P2K3 di PT Trinunggal Komara Garment dengan sistem secara umum.

3. Metode PenulisanMetode yang digunakan penulis dalam pembuatan laporan ini yaitu wawancara secara langsung kepada sumber terkait yang mengetahui prosedur pelaksanaan penerapan LK3 di PT. Trinunggal Komara Garment.

4. TujuanAdapun tujuan penulis menyusun laporan ini yaitu :a. Memenuhi tugas mata kuliah Lingkungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (LK3) semester 2,b. Sebagai media untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman mengenai penerapan LK3 pada dunia industri,c. Sebagai referensi bagi mahasiswa dalam pembelajaran LK3.

5. Waktu dan Tempat KunjunganWaktu Kunjungan : Sabtu, 18 Juni 2011Tempat : PT Trinunggal Komara Garment Jl. Mayor Oking Jayaatmaja No. 168 Kelurahan Cirimekar Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Profil dan Gambaran Operasional PerusahaanPT Trinunggal Komara Garment yang berkedudukan di Jalan Mayor Peking nomor 168 Cirimekar Kabupaten Bogor bergerak dalam bidang pengolahan pakaian jadi atau garment. Misi perusahaan yaitu produksi pakaian jadi untuk ekspor dengan tujuan Negara Amerika Serikat. Operasional perusahaan atau Standard Operational Management menganut sistem compliance product safety. Pengendalian mutu menggunakan sistem SOP (System Operational Production). System Operational Production menggunakan system yang bertahap, yaitu menggunakan peralatan sesuai tahapan-tahapan yang berurutan.Operasional produksi sebuah perusahaan seyogyanya harus mengenal LK3/K3 (Keselamatan Kesehatan Kerja) yang diatur oleh peraturan pemerintah melalui perundangan yang berlaku. Pada dasarnya, setiap perusahaan yang berproduksi harus menganut system Kesehatan dan Keselamatan Kerja berdasarkan syarat kerja yang digunakan, diantaranya: 1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan 2. Lebih mencegah/ mengurangi/ memadamkan kebakaran 3. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan 4. Memberi kesempatan/ jalan menyelamatkan diri saat terjadi kebakaran/ kejadian lain yang berbahaya 5. Memberikan pertolongan pada orang yang mengalami kecelakaan 6. Memberi APD terhadap pekerja 7. Mencegah dan mengendalikan menyebarluasnya kelembaban, debu, kotoran, asap, uap gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran. 8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik maupun psikis,keracunan dan infeksi penularan. 9. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai 10. Menyelenggarakan penyegaran udara yang baik,ventilasi yang baik 11. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup,dan ventilasi yang cukup. 12. Memelihara kebersihan,kesehatan,dan ketertiban 13. Memperoleh keserasian antar tenaga kerja 14. Pengangkutan yang aman 15. Mengamankan bahan bahan kimia yang berbahaya 16. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.SOP (System Operational Production) termasuk dalam progress K3 tersebut diatas.2. Gambaran LK3 Lingkungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (LK3)Lingkungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (LK3) adalah program menciptakan lingkungan sehat, aman, sejahtera dan produktif melalui upaya: a. Peningkatan kesehatan dan keselamatan kerjab. Penyerasian lingkungan di dalam dan di sekitar perusahaan

Beberapa contoh kebijakan pemerintah antara lain:a. UU no 14 tahun 1999 tentang ketentuan-ketentuan pokok tenaga kerjab. UU no 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerjac. UU no 23 tahun 1992 tentang kesehatand. Peraturan Menkes tentang Hygiene dan Sanitasi lingkungane. UU no 23 tahun 1997 tentang bahan berbahaya dan beracunf. Peraturan atau persyaratan pembuangan limbah industrySasaran LK3 yaitu mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, terwujudnya produktifitas kerja dan meningkatkan kesejahteraan pekerja. Faktor utama penyebab kecelakaan kerja yaitu dari sumber daya manusia yang lelah, dalam tekanan, kurang supervis, instruksi yang salah, salah dalam penempatan kerja, dalam masa pemulihan, kurang sehat, jenuh, kurang pelatihan. Faktor yang mempengaruhi yaitu a. Beban kerja yang terdiri dari beban fisik, bebean mental, beban social.b. Beban tambahan dari lingkungan terdiri dari golongan fisik (kebisingan, temperatur, radisi, penerangan, getaran), golongan kimia (korosif, beracun, explosive, oksidator, mudah terbakar, dll), golongan biologis (binatang, bakteri, virus, dll), golongan fisiologi atau ergonomic (sikap kerja yang salah, monoton, dll), golongan psikologi (stress, frustasi dalam bekerja, dll)c. Kapasitas kerja tergantung pada keterampilan, kesegaran jasmani rohani, keadaan gizi, jenis kelamin, usia, ukuran tubuh,motivasi.Cara yang dapat diterapkan dalam mengendalikan dampak kecelakaan kerja antara lain: 1. Eliminasi 2. Substitusi 3. Pemisahan 4. Administrasi 5. Pelatihan 6. APDFungsi APD yaitu mengisolasi tubuh pekerja dari bahaya atau resiko pekerjaan.Alat pelindung diri untuk kepala yaitu: safety helmet (hard hat) untuk melindungi kepala dari benda keras, hood untuk melindungi dari bahan kimia, hair cap untuk melindungi dari kotoranAlat pelindung diri untuk wajah dan mata yaitu: kacamata atau spectacles dengan atau tanpa pelindung samping (side shield), googles cup type atau box type, tameng muka atau face screen (face shield)Alat pelindung untuk telinga yaitu ear plug atau sumbat telinga, ear muff atau tutup telinga.Alat pelindung untuk pernapasan yaitu air purifying respirator, air supplying (air supplied respirator) atau suplai oksigen.Alat pelindung untuk tangan yaitu sarung tangan atau gloves, mitten.Alat pelindung kaki yaitu sepatu unutk logam-logam berat, sepatu untuk masuk lab mikrobiologi, pakaian pelindung, apron atau splash protection, lab coat.Beberapa perlengkapan keselamatan kerja yaitu:o Emergency showerSyarat-syaratnya adalah memiliki kualitas standar air minum, debit minimal 30 per menit, aliran air tidak berhenti otomatis, serta harus dilakukan cek rutin sebulan sekali.o Pembasuh mata sterilBerfungsi sebagai pembasuh mata, dapat diset sehingga tepat dengan posisi mata, jangan menggunakan botol steril yang sudah dibuka, segera ganti dengan botol baru yang masih steril, o Kotak P3K dan isinyao Alat pemadam kebakarano Baju tahan api

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)P3K memberikan perawatan darurat pada korban. Tujuan dari P3K adalah meringankan penderitaan korban, mencegah cedera atau penyakit menjadi lebih parah, mempertahankan daya tahan korban, mencarikan pertolongan lebih lanjut, menyelamatkan nyawa korban. Pokok-pokok penting dalam P3K terdiri dari tidak boleh panic, perhatikan napas korban, hentikan pendarahan, perhatikan tanda-tanda shock, jangan pindahkan korban terburu-buru. 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin)5 R merupakan salah satu perubahan yang dilakukan di tempat kerja melalui perubahan perilaku hingga pada penerapannya diharapkan perubahan tersebut menjadi budaya kerja. 5 R terdiri dari ringkas, rapi, resik, rawat, rajin. Proses penerapan 5R membutuhkan langkah sistematis yang bersifat aplikatif dan secara nyata dapat melibatkan seluruh komponen dalam suatu perusahaan. Untuk itu, diperlukan prosedur pelaksanaan program.Metode Program :1. Mewujudkan efisiensi kerja : penghematan penggunaan sumber daya termasuk waktu2. Upaya peningkatan produktivitas kerja : peningkatan nilai tambah dan pengurangan pemborosan3. Upaya peningkatan kualitas kerja : peningkatan hasil kerja agar sesuai dengan kebutuhan konsumen4. Upaya peningkatan keselamatan kerja : peningkatan keamanan dan kenyamanan dalam bekerja.Terdapat 3 asas dalam penerapan 5 R, yaitu konsisten, kontinyu, dan sederhana.

Sasaran penerapan 5 R yaitu: Mewujudkan tempat kerja yang nyaman dan pekerjaan yang menyenangkan Melatih manusia pekerja yang mampu mandiri mengelola pekerjaan Mewujudkan perusahaan bercitra positif di mata pelanggannya yang tercermin dari kondisi tempat kerja

Dampak penerapan 5 R : Zero (minimum potensi terjadinya) : accident (kecelakaan), breakdown (gangguan kerusakan), crisis (krisis), defect (cacat atau salah kerja). Manusia yang bersemangat kerja. Organisasi yang siap mengikuti perubahan sesuai arahan strategi pimpinan Keuntungan dari penerapan 5S / 5R adalah : Menciptakan tempat kerja terbaik dengan prinsip kaizen (perbaikan berkesinambungan). 5S / 5R sebagai barometer manajemen : perusahaan yang lancar dikendalikan oleh setiap orang. Perusahaan sebagai alat penjualan : promosi bukan dengan kata kata tetapi dengan penampakan di lingkungan kerja. 5S / 5R sebagai ilmu perilaku : perbuatan lebih meyakinkan daripada kata kata. Menggunakan pengalaman di perusahaan untuk membersihkan batin : mengubah cara berpikir dan perilaku pribadi. Menggugah tanggung jawab setiap orang di tempat kerja. 5S / 5R sebagai falsafah manajemen.

Bagian-bagian dari 5 R :1) Ringkas ( pemilahan)Prinsip : singkirkan barang-barang yang tak diperlukan dari tempat kerja.Metode : a) penyeragaman pengertian ringkasb) langsung meringkas tempat kerjac) pemeriksaan berkalad) pelembagaan kegiatan ringkasPenerapan : Pelatihan dan penyamaan persepsi tentang penerapan ringkas Menentukan dan meyepakati jadwal penerapan ringkas Kebijakan manajemen dan target evaluasi Evaluasi penerapan ringkas Ringkas pada area kerja perorangan, kelompok dan memindahkan ke TPSHasil: mobilitas tinggi, aliran kerja lancar, keamanan, kenyamanan, produktivitas/efisiensi meningkat.2) Rapi (penataan)Prinsip : setiap barang yang ada di tempat kerja mempunyai tempat yang pasti dan jelas serta harus diletakkan ditempatnya.Metode : a) pengelompokan barangb) penyimpanan tempat, tanda batas, tanda pengenal barangc) denah / peta pelaksaan barangPenerapan: Pelatihan dan penyamaan persepsi tentang rapi Mengklasifikasi tempat simpan dan item-itemnya Menyiapkan tempat simpan Mengatur tata letak tempat kerja Memberi tanda batas Memberi label dan tanda pengenalHasil : kualitas kerja tinggi, tidak ada barang hilang, tidak ada penundaan pekerjaan.3) Resik (pembersihan)Prinsip : bersihkan segala sesuatu yang ada ditempat kerja. Membersihkan berarti memeriksa dan menjaga.Metode : a) penyediaan sarana kebersihanb) pembersihan tempat kerjac) peremajaan tempat kerjad) pelestarian resikPenerapan : Pelatihan dan penyamaan persepsi penerapan resik Menentukan dan menyepakati jadwal penerapan resik Menyiapkan sarana kebersihan Melaksanakan operasi pembersihan awal Membuat dan menyepakati peta tahnggung jawab resik Menyusun standardisasi tata cara kebersihan untuk sarana dan fasilitas bersama Evaluasi penerapan resikHasil : tidak ada gangguan proses, mengulangi kesalahan kerja.4) Rawat (pemantapan)Prinsip : semua orang memperoleh informasi yang dibutuhkan di tempat kerja dengan tepat waktu.Metode :a) penentuan butir kendalib) penetapan kondisi tidak wajarc) mekanisme terpantaud) pola tindak lanjute) pemeriksaan.Penerapan : Melaksanakan aturan tata tertib ringkas Operasi buka : lemari, loker dan laci Menyederhanakan prosedur kerja dengan sasaran memnghemat waktu.Merawat Rapi : Melaksanakan aturan tata tertib rapi Menurunkan sediaan tempat kerja Operasi kelengkapan labelMerawat Resik : Melaksanakan aturan tata tertib resik Operasi computer bersih Operasi langit-langitHasil : resiko dan keracunan kerja berkurang, keselamatan kerja, kualitasproduk dan efisiensi meningkat.5) Rajin ( Disiplin )Prinsip : lakukan apa yang harus dilakukan dan jangan lakukan apa yang tidak boleh dilakukan.Metode : a) penetapan target bersamab) pengembangan teladan atasanc) pembinaan hubungan karyawand) kesempatan belajar bagi karyawan.Penerapan : Terbiasa merawat ringkas, arpi dan resik Melaksanakan standar kerja Mengembangkan kebiasaan positif Kebiasaan positif Kreativitas, mendukung kemampuanHasil: Mendukung efisiensi dan produktivitas kerja, timbul kebanggaan professional.5S / 5R sebagai sasaran utama produktivitas.

BAB III METODE DAN ALAT

1. Metode Pada makalah ini metode pengambilan data yang kami gunakan adalah: Melalui observasi langsung ke PT Trinunggal Komara Garment, wawancara dan diskusi langsung dengan Manajer Personalia PT Trinunggal Komara Garment Bapak Suspardiyo. Browsing internet Literatur buku

2. Bahan dan AlatAdapun alat-alat yang kami gunakan pada saat kunjungan adalah alat perekam serta alat tulis.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HasilPenerapan LK3 dalam Operasional Harian PT Trinunggal Komara Garment yaitu:1. Perusahaan membentuk pengurus P2K3 termasuk tenaga dokter dan paramedik yang sudah bersertifikat hiperkes. Tugas dari pengurus adalah membantu memantau pelaksanaan dan penerapan sitem K3 atau kesehatan kerja di area lingkungan kerja. Dokter dan paramedic memantau syarat-syarat kesehatan, kebersihan di area lingkungan kerja perusahaan. 2. Tempat dan alat-alat kerjaa. Perusahaan harus mempunyai sarana keperluan keluar masuk area yang aman.b. Memilikik penerangan cukup c. Memiliki tempat kerja yang berventilasi cukup.d. Kebersihan harus dijaga kerapihannya atau ketertibannya agar tidak menimbulkan kecelakaane. Menjaga, mengendalikan kebisingan dan getaran serta volume udara tidak boleh melebihi ambang batas yang ditetapkan oleh pemerintah. Poin ini dipantau dengan cara tes laboratorium, sekurang-kurangnya triwulan dalam satu tahun per semester dalam satu tahun yang diakui adalah laboratorium yang telah terakreditasi.f. Orang lain yang tidak berkepentingan dilarang masuk ke ruangan kerja. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga dan mengurangi ketertiban kerja sehingga tidak terjadi kelalaian atau kecerobohan yang berakibat timbulnya kecelakaan

3. Mesin-mesinAlat-alat dan mesin-mesin harus disetting menurut standar operasional berdasarkan kapasitas masing-masing mesin.a. Kapasitas tidak boleh lebih dari yang ditetapkan b. Mesin harus lengakap pengamanannya seperti cover pole atau pentil harus terpaang. Spiral mesin harus terpasang. Mesin jahit harus ada neddle plat. Kebersihan mesin harus terjaga.

4. Instalasi dan Listrika. Instalasi yang tepasang harus dimasukkan dalam ac dan tidak dibenarkan sambungan kabel langsung tanpa system terminal dan susunan kabel harus rapi. Berdasarkan standard perusahaan,untuk mengatur arus listrik harus menggunakan terimanl. Tugas pengurus K3 apabila terjadi penyimpangan pada poin ini harus melapor pada teknisi listrik.

3. Perlengkapan dan Alat KerjaPerusahaan diwajibkan menyediakan dan memberikan alat-alat perlengkapan kerja pada karyawan untuk melindungi diri pada saat melaksanakan tugas kerja, misalnya: Bagian obat / chemical / laboratorium (memiliki SNI), harus menggunakan APD (jas laboratorium,sepatu boat,sarung tangan,karet,masker (respirator). Tempat-tempat obat / drum bekas obat dipasang label sesuai jenis obat dan disusun menurut daftar urutan layout masing-masing. Tempat obat / drum yang masih berisi harus ditempatkan pada layout yang sebenarnya (terdapat tempat khusus) sesuai dengan label jenis obat tersebut.Maksud dan tujuan labeling dan penyusunan layout agar tidak terjadi salah pemakaian jenis obat yang dapat menimbulkan bahaya kecelakaanPada area produksi : Divisi cutting / pemotongan Setiap karyawan wajib memakai masker (respirator) sebab polusi debu tinggi,khusus pekerja mesin potong/cutting menggunakan sarung tangan metalik/baja putih dan masker (respirator). Divisi sewing / menjahit/mesin jahitPekerja yg bekerja di mesin jahit secara umum harus menggunakan masker dan tidak diperbolehkan membawa minuman berwarna,makanan dan benda metal lain agar tidak terjadi kecelakaan dan gangguan kerja. Divisi kebersihanPetugas kebersihan harus diberikan alat-alat kebersihan sesuai standard alat kebersihan. Contoh : sapu bertangkai, tempat sampah berada lengkap dengan sepatu boots dan masker. LaundrySecara umum diwajibkan menggunakan peralatan yang sama yaitu menggunakan APD.Pekerja washing harus menggunakan sepatu boots karena pada proses pencucian dihadapkan dengan substansi kimia seperti hipo (soda api 100%) yang di gunakan untuk memperlunak. Jenis laundry yang di gunakan pun bermacam-macam. Pada tahap washing ( pencucian ) menggunakan formula-formula khusus seperti bahan-bahan kimia khusus untuk membersihkan/mencuci pakaian yang sudah jadi. Semua SOP berjalan. Finishing dan ekspor Pada dasarnya sama bedanya yaitu tidak boleh menggunakan alat-alat kosmetik atau kecantikan, makanan, minuman,dll karena di khawatirkan pakaian yang sudah jadi terkena noda atau terkontaminasi.4. Pemeriksaan KesehatanPemeriksaan kesehatan diwajibkan kepada setiap perusahaan yang mengoperasikan pegawainya untuk berprodiksi dengan menggunakan atau menempatkan tenaga kerja yang benar-benar standar sehat yaitu diantaranya :a. Memulai dari penerimaan calon pegawai harus dilakukan pemeriksaan kesehatan atau melampirkan surat resume sehat dari dokter.b. Secara berkala perusahaan wajib melakukan medical check up bagi seluruh karyawan.c. Perusahaan wajib memeriksakan atau melakukan check up mata minimal 1X setahun.Wajib menyediakan dokter dan paramedis yang sudah bersertifikat hygiene dan hiperkes. Paramedis wajib stand by setiap hari kerja dengan menyiapkan poliklinik dan obat-obatan lengkap. Dokter dan tenaga medis melayani pengobatan dan pemeriksaan karyawan tanpa dipungut biaya dalam P3K. P3K ( Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)Harus memiliki emergency planning. Setiap divisi perusahaan wajib menyediakan alat P3K. Contoh: alat tandu. Berkaitan dengan aturan internasional (tidak diperbolehkan sentuhan dengan lawan jenis) atau pelanggaran harrasement (menggotong orang pingsan ). setiap divisi harus dipasang kotak obat lengkap dengan isinya yang memenuhi standar P3K (minyak angin, perban,dsb).Disediakan administrasi khusus pemantauan lingkungan kesehatan setingkat dengan standar administrasi yang bertugas memonitor obat-obatan atau kotak P3K.5. Pengolahan Limbaha. Limbah PadatLimbah padat yang dihasilkan berasal dari potongan kain dan benang, sludge, dan sampah yang bersal dari kegiatan domestic. Sifatnya tidak berbahaya, hanya menimbulkan gangguan estetika, sedangkan sludge bersifat berbahaya. Upaya penanganan yang dilakukan diantaranya: Potongan kain dan benang dijual ke pihak ketiga, potongan benangnya dijual ke TPS di lokasi kegiatan. Batu apung dari proses laundry dilakukan pengeringan, selanjutnya dijadikan bahan penutup tanah. Sludge dan IPAL ditampung sementara dekat IPAL untuk dijadikan bahan pengurugan. Sedangkan sampah dari kegiatan domestic ditampung di tempat penampungan sementara, selanjutnya diambil oleh petugas lingkungan untuk dibuang ke tempat pembuangan akhir.b. Limbah CairBerasal dari proses laundrydan kegiatan domestic, diantaranya mandi dan cuci. Sifat limbah tidak berbahayatetapi dapat menurunkan kualitas air permukaan. Upaya penanganan yang dilakukan diantaranya limbah cair yang berasal dari proses laundry diolah melalui Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) secara Kimia dan Fisika (penyaringan, flokulasi, sedimentasi, koagulasi, aerasi, dan biotest). Sedangkan dari kegiatan mandi dan cuci dialirkan melalui saluran yang kedap air untuk selanjutnya dibuang ke saluran umum.Parameter yang melebihi baku mutu, yaitu amoniak bebas, sulfide dan COD dilakukan upaya meminimalisasi dampak dengan menambah proses aerasi ke instalasi pengolahan air limbbah dengan tujuan menambah kadar oksigen ke dalam IPAL sehingga limbah cair yang dibuang diharapkan di bawah baku mutu lingkungan.c. DebuPartikel-partikel debu di dalam tuangan dari proses produksi, sedangkan di luar ruangan berasal dari aktifitas di sekitar lokasi dan di luar lokasi pabrik serat kegiatan proses produksi. Sifatnya berbahaya. Upaya penangan dengan pemakaian masker dan pemasangan ventilasi udara serta penanaman phon pelindung di sekitar pabrik.d. GasBerasal dari aktifitas proses produksi serta aktifitas di sekitar lokasi dan di luar lokasi pabrik yang sifatnya berbahaya. Upaya pengelolaan yang dilakukan diantaranya dengan pemakaian masker dan pemasangan ventilasi udara serta penanaman phon pelindung di sekitar pabrik.e. KebisinganSumber kebisingan berasal dari ruangan produksi dan aktifitas di sekitar lokasi dan di luar lokasi pabrik, sifatnya berbahaya. Upaya pengelolaan yang dilakukan antara lain yaitu pemakaian ear plug dan penanaman pohon pelindung (penghijauan) terutama pohon yang berdaun lebar. Kebisingan yang melebihi baku mutu lingkungan dilakukan upaya meminimalisasi dampak dengan menambah penghijauan melalui pendisiplinan dan pengecekan alat produksi dan penanaman pohon pelindung di sekitar lokais pabrik.6. Ventilasi udara dan Air Ventilasi udaraPerusahaan tritunggal membuat ventilasi udara di setiap ruangan sesuai dengan standar yang ditentukan (ambang batas) untuk menjaga stabilitas ventilasi udara.Perusahaan berstandar bangunan sesuai standar dinas tata bangunan kota dengan tinggi (2,5m atau 3m) AirPerusahaan wajib membuat dan menyediakan saluran air yang cukup baik untuk menampung curah hujan maupun menampung limbah cair perusahaan.Limbah cair perusahaan diolah dengan standar UPL atau UKL.Upaya pengolahan limbah sesuai standar pemerintah daerah dan membuat lokasi WWT (water treatment) dengan system recycle dengan standar 10% sudah jernih7. Sistem Audit Sistem audit LK3 pada PT Trinunggal Komara Garment yaitu:a. Audit manajemen atau internal managementb. Cross auditor (dengan pihak kedua)c. Audit pemerintah

Sistem audit nya yaitu: Mencatat dan mengaudit semua system administrasi K3 Membuat laporan audit Pengecekan alat-alat area dan mendeteksi kondisi alatalat tsb dengan pembuktian hasil laboratorium. Evaluasi umum semua kondisi dan lingkungan,mengecek kelengkapan alat dan kebersihan lingkungan.Evaluasi atau pengecekan di lakukan setiap seminggu sekali dan setiap harinya di cek oleh supervisior. PT.Trinunggal komara juga menyediakan safety information dan kotak saran bagi setiap karyawan maupun pekerjanya.

B. PembahasanSecara teoritis dan praktek penerapan LK3/P2K3 di PT Trinunggal Komara Garment sudah berjalan sesuai prosedur yang ada. Aspek-aspek penting seperti pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) pada karyawan, kebersihan pabrik, kesejahteraan dan kesehatan karyawan serta pengolahan limbah telah dilaksanakan dengan optimal oleh perusahaan. Kecelakaan yang pernah terjadi disebabkan karena human error yang dilakukan SDM. Namun pengendalian dapat dilakukan dengan baik oleh perusahaan sehingga proses produksi dan kegiatan operasional harian perusahaan dapat dilakukan dengan optimal. Hal ini didukung oleh situasi lingkungan yang kondusif, penuh dan seluruh personel perusahaan yang berkomitmen untuk menerapkan LK3 secara kontinyu dan konsekuen untuk kebaikan bersama. Baik perusahaan dan tenaga kerja bekerja sama dengan pengurus K3 melalui sistem kontrol, pengendali pengembangan. Apabila terjadi penyimpangan maka wajib ada sanksi untuk pelanggaran tersebut. Seluruh anggota wajib memonitor seluruh kegiatan agar tidak terjadi penyimpangan atau kelalaian dari para petugas itu sendiri, pihak pengurus dan perusahaan wajib aktif ataupun menerima pelaporan. Untuk penyimpangan di area secepatnya direalisasikan. Tiga bulan sekali pengurus LK3 mengadakan rapat serta mengadakan pelatihan P2K3 minimal sekali setahun. Pengurus dan peraturan K3 tiap tahun diganti.

BAB V PENUTUP

1. KesimpulanPenerapan LK3 yang ada di PT Trinunggal Komara Garment telah cukup baik dan dilakukan secara optimal oleh semua perangkat perusahaan dengan sistem yang ada di perusahaan itu sendiri.

2. SaranDiperlukan komitmen serta konsistensi dari seluruh perangkat dan Sumber Daya Manusia (SDM) perusahaan untuk menerapkan K3 sesuai standar yang telah ada. Apabila terjadi penyimpangan wajib memberi sanksi bagi pelanggaran sesuai jenis pelanggaran.

DAFTAR PUSTAKA

Djanis, Ratnawati Lilasari, M.Pd & Henny Rochaeny, M.Pd. 2006. Bahan Ajar Lingkungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Bogor : Akademi Kimia Analisis.Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Bogor Akademi Kimia Analisis