ringkasan masih geje

5
RINGKASAN Sorbitol merupakan pemanis yang melepaskan kalori rendah selama asupan, yang disarikan melalui proses tekanan tinggi hidrogenasi katalitik. Dengan rasa manis yang ringan dan menyegarkan, sorbitol sering digunakan sebagai pemanis alternatif dari gula dan juga sebagai moisture control agent. Produk ini juga melakukan sintesis vitamin serta menyerap asam amino dan mineral dalam tubuh manusia. Sorbitol termasuk dalam golongan hexitol. Sorbitol ditemukan terkandung dalam buah beri dari pegunungan dengan konsentrasi 5 sampai 12%, dan sebagian besar tersebar pada bunganya. Nama sorbitol merupakan turunan dari nama ilmiah dari pohon pegunungan yaitu Sorbus aucuparia L. Berikut ini adalah buah – buahan yang kaya akan sorbitol yaitu plum (1,7 – 4,5 wt%), pear (1,2 – 2,8 wt%), peaches (0,5 – 1,3 wt%), dan apel (0,2 – 1 wt%). Pada buah dan daun, sorbitol dibentuk sebagai biochemical intermediate pada sintesis tepung, selulosa, sorbosa dan vitamin C. Pada hewan, sorbitol dapat dideteksi sebagai intermediate pada absorbsi glukosa atau pembentukan fruktosa melalui glukosa. Pada tahun 1890, E. Fischer membawa sorbitol sintesis kimia pertama dengan mereduksi glukosa dengan sodium amalgamat. Hidrogenasi katalitik untuk pertama kali dilaporkan oleh V. Ipatieff pada 1912. Sejak tahun 1950an, sorbitol dikembangkan untuk kepentingan ekonomi secara besar – besaran dalam bidang makanan, pemanis buatan dan sebagai stabilizer kelembapan dan sebagai bahan baku dari produk lain. i

Upload: ade-sonya

Post on 09-Aug-2015

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RINGKASAN masih geje

RINGKASAN

Sorbitol merupakan pemanis yang melepaskan kalori rendah selama asupan, yang

disarikan melalui proses tekanan tinggi hidrogenasi katalitik. Dengan rasa manis yang

ringan dan menyegarkan, sorbitol sering digunakan sebagai pemanis alternatif dari gula

dan juga sebagai moisture control agent. Produk ini juga melakukan sintesis vitamin serta

menyerap asam amino dan mineral dalam tubuh manusia.

Sorbitol termasuk dalam golongan hexitol. Sorbitol ditemukan terkandung dalam

buah beri dari pegunungan dengan konsentrasi 5 sampai 12%, dan sebagian besar tersebar

pada bunganya. Nama sorbitol merupakan turunan dari nama ilmiah dari pohon

pegunungan yaitu Sorbus aucuparia L. Berikut ini adalah buah – buahan yang kaya akan

sorbitol yaitu plum (1,7 – 4,5 wt%), pear (1,2 – 2,8 wt%), peaches (0,5 – 1,3 wt%), dan

apel (0,2 – 1 wt%). Pada buah dan daun, sorbitol dibentuk sebagai biochemical

intermediate pada sintesis tepung, selulosa, sorbosa dan vitamin C. Pada hewan, sorbitol

dapat dideteksi sebagai intermediate pada absorbsi glukosa atau pembentukan fruktosa

melalui glukosa. Pada tahun 1890, E. Fischer membawa sorbitol sintesis kimia pertama

dengan mereduksi glukosa dengan sodium amalgamat. Hidrogenasi katalitik untuk pertama

kali dilaporkan oleh V. Ipatieff pada 1912. Sejak tahun 1950an, sorbitol dikembangkan

untuk kepentingan ekonomi secara besar – besaran dalam bidang makanan, pemanis buatan

dan sebagai stabilizer kelembapan dan sebagai bahan baku dari produk lain.

Akar singkong merupakan bahan baku utama untuk pembuatan produk sorbitol,

starch, dan starch sweeteners. Akar singkong diproses lebih lanjut menjadi tepung tapioka

kemudian akan mnghasilkan sorbitol dan produk starch sweeteners lainnya. Sorbitol

digunakan untuk beberapa bidang, antara lain makanan, farmasi, kosmetik dan pasta gigi,

industri tekstil, kertas, dan sebagainya.

Sorbitol syrup adalah pemanis biang yang melepas kalori rendah selama asupan,

dan disempurnakan melalui proses hidrogenasi katalitik bertekanan tinggi. Dengan rasa

manis yang ringan dan menyegarkan, Sorbitol sering digunakan sebagai pemanis alternatif

untuk gula dan sebagai agen pengontrol kelembaban. Sirup ini juga merangsang sintesis

vitamin dan penyerapan asam amino dan mineral dalam tubuh. Sorbitol syrup adalah bahan

utama yang digunakan dalam pasta gigi, vitamin C, permen karet, peralatan mandi, dan

produk makanan dietatic dan diabetik.

i

Page 2: RINGKASAN masih geje

Sorbitol dapat dibuat dengan berbagai cara dari berbagai jenis bahan baku, dengan

kondisi operasi serta konversi yang berbeda. Pembuatan sorbitol dari bahan baku pati

melalui dua tahap proses utama yaitu proses perubahan starch menjadi glukosa melalui

hidrolisa double enzym. Enzim yang digunakan yaitu α-amylase dan glukoamylase. Tahap

kedua yaitu proses pengubahan glukosa menjadi sorbitol. Ada dua macam proses konversi

glukosa menjadi sorbitol, yaitu proses reduksi elektrolitik dan proses hidrogenasi katalitik.

Proses reduksi katalitik saat ini sudah tidak digunakan karena mahal dan

membutuhkan waktu yang lama untuk menghasilkan sorbitol. Proses pembuatan sorbitol

dengan hidrogenasi katalitik dilakukan dengan mereaksikan larutan dekstrose dan gas

hidrogen bertekanan tinggi dengan menambahkan katalis nikel dalam reaktor (Reaktor

Hidrogenasi). Gas hidrogen masuk dari bawah reaktor secara bubbling dan larutan

dekstrose diumpankan dari atas reaktor sehingga kontak yang terjadi semakin baik. Proses

hidrogenasi katalitik memiliki beberapa keuntungan, yaitu yield tinggi mencapai 95 – 99%.

Selain membutuhkan waktu yang lebih cepat untuk menghasilkan sorbitol. Selain itu,

harga bahan baku penunjang mudah di dapat dengan harga terjangkau.

Pabrik sorbitol ini direnacanakan akan didirikan di Propinsi Jawa Tengah tepatnya

di Kabupaten Batang. Pemilihan lokasi didasarkan pada ketersediaan bahan baku. Selain

itu juga letaknya yang strategis untuk pamasaran karena letaknya berada di jalur pantura

dan bagian tengah pulau Jawa sehingga bisa mempermudah proses pemasaran dan

menjangkau konsumen yang sebagian besar berada di pulau Jawa. Ketersediaan air juga

terjamin karena Kabupaten Batang dialiri oleh 2 sungai besar yaitu Kali Sambong dan Kali

Kramat. Dengan berdirinya pabrik sorbitol ini diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup

penduduk sekitar.

Dalam proses produksi sorbitol dari tepung tapioka dengan hidrogenasi katalitik

ini dibagi menjadi 3 tahapan proses, yaitu:

1. Glucose Production Unit

2. Catalytic Hydrogenation Unit

3. Finishing Unit

Glucose Production Unit menghasilkan larutan dekstrosa hasil dari hidrolisis pati

yang terkandung dalam tepung tapioka. Hidrolisis memakai metode hidrolisis enzim ganda

yaitu α-amylase dan glukoamylase. Larutan dekstrosa kemudian akan dikonversi menjadi

sorbitol syrup.

Catalytic Hydrogenation Unit merupakan proses inti dari produksi sorbitol. Pada

unit larutan dekstrosa akan dikonversi menjadi sorbitol dengan adanya penambahan

ii

Page 3: RINGKASAN masih geje

hidrogen pada tekanan tinggi. Proses hidrogenasi ini dibantu oleh katalis Raney Nikel.

Konversi untuk reaksi ini mencapai 95-99%.

Tahap ketiga yaitu finishing unit, pada tahap ini sorbitol syrup mengalami proses

decolorisasi sehingga diperoleh sorbitol syrup dengan warna yang lebih jernih.

Decolorisasi menggunakan karbon aktif berbentuk serbuk. Selain itu larutan sorbitol akan

dievaporasi hingga menghasilkan sorbitol syrup dengan konsentrasi 70%.

Pabrik direncanakan beroperasi secara kontinyu 24 jam selama 330 hari pertahun

operasi dengan perencanaan sebagai berikut:

a. Kapasitas produksi : 25.000 ton/tahun

b. Jumlah tenaga kerja : 457 orang

c. Kebutuhan bahan baku tepung tapioka : 17.541,880 ton/tahun

Pabrik amoniak ini direncanakan mulai dibangun pada tahun 2013 di Kabupaten

Batang Propinsi Jawa Tengah, dan direncanakan beroperasi pada tahun 2015. Modal

diperoleh dengan perbandingan 70 % modal sendiri dan 30 % modal pinjaman. Dari

analisa perhitungan ekonomi didapat hasil-hasil sebagai berikut :

Modal tetap : Rp 168.124.074.630

Modal kerja : Rp 29.668.954.346

Investasi total : Rp 197.793.028.977

Biaya produksi per tahun : Rp 328.183.234.528

Hasil penjualan per tahun : Rp 450.000.031.763

Internal Rate of Return : 35,3%

Payout time : 2,73 tahun

Break even point : 31,23%

Dari uraian diatas, dari segi teknis dan ekonomis, pabrik ini layak untuk didirikan.

iii