ringkasan pengembangan kurikulum-landasan, prinsip, dan evaluasi kurikulum_ver2

14
Ringkasan Materi Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum Landasan, Prinsip, dan Evaluasi Kurikulum Kegiatan Belajar 2 : Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Dosen Pengampu : Prof. Soenarto Msc, PhD Disusun Oleh: Saras Mareta Ratri (11520241040) Isnan Muladi (11520241049) Saiful Habib (11520241053) Yosafat Yudha Krisnanda (11520244005) Kelas F Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Jurusan Pendidikan Tenik Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2013

Upload: yosafatyeka

Post on 19-Oct-2015

228 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Ringkasan Pengembangan Kurikulum-Landasan, Prinsip, Dan Evaluasi Kurikulum_ver2

TRANSCRIPT

  • Ringkasan Materi Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum

    Landasan, Prinsip, dan Evaluasi Kurikulum

    Kegiatan Belajar 2 : Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum

    Dosen Pengampu : Prof. Soenarto Msc, PhD

    Disusun Oleh:

    Saras Mareta Ratri (11520241040)

    Isnan Muladi (11520241049)

    Saiful Habib (11520241053)

    Yosafat Yudha Krisnanda (11520244005)

    Kelas F

    Program Studi Pendidikan Teknik Informatika

    Jurusan Pendidikan Tenik Elektronika

    Fakultas Teknik

    Universitas Negeri Yogyakarta

    2013

  • A. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum

    1. Uraian Materi 2

    Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman

    belajar yang disediakan bagi siswa di sekolah. Kurikulum disusun oleh para ahii

    pendidikan/ahli kurikulum, ahli bidang ilmu, pendidik, pejabat pendidikan, pengusaha

    serta unsur-unsur masyarakat lainnya.

    a. Prinsip-prinsip umum

    Ada beberapa prinsip umum dalam pengembangan kurikulum:

    1) Prinsip relevansi. Ada dua macam relevansi yang harus dimiliki kurikulum,

    yaitu relevan keluar dan relevansi di dalam kurikulum itu sendiri.

    - Relevansi ke luar maksudnya tujuan, isi, dan proses belajar yang tercakup

    dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan, dan

    perkembangan masyarakat.

    - Kurikulum juga harus memiliki relevansi di dalam yaitu ada kesesuaian

    ataukonsistensi antara komponen-komponen kurikulum, yaitu antara tujuan,

    isi, proses penyampaian, dan penilaian

    2) Prinsip fleksibilitas kurikulum hendaknya memilih sifat lentur atau fleksibel.

    Kurikulum mempersiapkan anak untuk kehidupan sekarang dan yang akan

    datang, di sini dan ditempat lain, bagi anak yang memiliki latar belakang dan

    kemampuan yang berbeda.

    3) Prinsip kontinuitas yaitu kesinambungan. Perkembangan dan proses belajar anak

    berlangsung secara berkesinambungan, tidak terputus-putus atau berhenti-henti.

    4) Prinsip praktis, mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana dan

    biayanya juga murah. Prinsip ini juga disebut prinsip efisiensi. Betapapun bagus

    dan idealnya suatu kurikulum kalau menuntut keahlian-keahlian dan peralatan

    yang sangat khusus dan mahal pula biayanya, maka kurikulum tersebut tidak

    praktis dan sukar dilaksanakan.

    5) Prinsip efektivitas, Walaupun kurikulum tersebut harus murah, sederhana, dan

    murah tetapi keberhasilannya tetap harus diperhatikan.

    Kurikulum pada dasarnya berintikan empat aspek utama yaitu: tujuan-tujuan

    pendidikan, isi pendidikan, pengalaman belajar, dan penilaian.

  • b. Prinsip-prinsip khusus

    Ada beberapa prinsip yang lebih khusus dalam pengembangan kurikulum. Prinsip-

    prinsip ini berkenaan dengan penyusunan tujuan, isi, pengalaman belajar,

    danpenilaian.

    Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan

    Tujuan menjadi pusat kegiatan dan arah semua kegiatan pendidikan. Perumusan

    komponen-komponen kurikulum hendaknya mengacu pada tujuan pendidikan.

    Tujuan pendidikan mencakup tujuan yang bersifat umum atau berjangka panjang,

    jangka menengah, dan jangka pendek (tujuan Khusus). Perumusan tujuan

    pendidiKan bersumber pada:

    - Ketentuan dan kebijaksanaan pemerintah, yang dapat ditemukan dalam

    dokumendokumen lembaga negara mengenai tujuan, dan strategi

    pembangunan termasuk di dalamnya pendidikan;

    - Survai mengenai persepsi orang tua/masyarakat tentang kebutuhan mereka

    yang dikirimkan melalui angket atau wawancara dengan mereka;

    - Survai tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu, dihimpun

    melalui angket, wawancara, observasi, dan dari berbagai media massa;

    - Survai tentang manpower;

    - Pengalaman negara-negara lain dalam masalah yang sama;

    - Penelitian.

  • Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan

    Memilih isi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan yang telah

    ditentukan para perencana kurikulum perlu mempertimbangkan beberapa hal.

    - Perlu penjabaran tujuan pendidikan/pengajaran ke dalam bentuk perbuatan

    hasil belajar yang khusus dan sederhana. Makin umum suatu perbuatan hasil

    belaja dirumuskan semakin sulit menciptakan pengalaman belajar;

    - lsi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan;

    - Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan sistematis.

    Ketiga ranah belajar, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan diberikan

    secara simultan dalam urutan situasi beiajar. Untuk hal tersebut diperlukan

    buku pedoman guru yang memberikan penjelasan tentang organisasi bahan

    dan alat pengajaran secara lebih mendetail.

    Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar

    Pemilihan proses belajar mengajar yang digunakan hendaknya memperhatikan

    hal-hal sebagai berikut:

    - Apakah metode/teknik belajar-mengajar yang digunakan cocok untuk

    mengajarkan bahan pelajaran?

    - Apakah metodeiteknik tersebut memberikan kegiatan yang bervariasi

    sehingga dapat melayani perbedaan individual siswa?

    - Apakah metode/teknik tersebut memberikan urutan kegiatan yang

    bertingkattingkat?

    - Berapa lama waktu dibutuhkan untuk pelaksanaan test? Apakah test tersebut

    berbentuk uraian atau objektif? Berapa banyak butir test perlu disusun?

    - Apakah tes tersebut diadministrasikan oleh guru atau oleh murid?

    - Dalam pengolahan suatu hasil penilaian hendaknya diperhatikan halhal

    sebagai berikut:

    - Norma apa yang digunakan di dalam pengolahan hasil test? Apakah

    digunakan formula quessing?

    - Bagaimana pengubahan skor ke dalam skor masak? Skor standar apa yang

    digunakan?

    - Untuk apakah hasil-hasil test digunakan?

  • c. Pengembang kurikulum

    Dalam mengembangkan suatu kurikulum banyak pihak yang turut berpartisipasi,

    yaitu: administrator pendidikan, ahli pendidikan, ahli kurikulum, ahli bidang ilrnu

    pengetahuan, guru-guru, dan orang tua murid serta tokoh-tokoh masyarakat. Dari

    pihak-pihak tersebut yang secara terusmenerus turut terlibat dalarn pengembangan

    kurikulum adalah: administrator, guru, dan orang tua.

    Peranan para administrator pendidikan

    Para administrator pendidikan ini terdiri atas: direktur bidang pendidikan, pusat

    pengembangan kurikulum, kepala kantor wilayah, kepala kantor kabupaten dan

    kecamatan serta kepala sekolah. Peranan para administrator di tingkat pusat

    (direktur dan kepala pusat) dalam pengembangan kurikulum aclalah menyusun

    dasar-dasar hukum, menyusun kerangka dasar serta program inti kurikulum.

    Kerangka dasar dan program inti tersebut akan menentukan minimum course yang

    dituntut.

    Peranan para ahli

    Pengembangan kurikulum bukan saja didasarkan atas perubahan tuntutan

    kehidupan dalam masyarakat, tetapi juga perlu dilandasi oleh perkembangan

    konsep-konsep dalam ilmu. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum

    membutuhkan bantuan pemikiran para ahli, baik ahli pendidikan, ahli kurikulum,

    maupun ahli bidang studi/disiplin ilmu.

    Peranan guru

    Guru memegang peranan yang cukup penting baik di dalam perencanaan maupun

    pelaksanaan kurikulum. Dia adalah perencana, pelaksana, dan pengembang

    kurikulum bagi kelasnya.

    Peranan orang tua murid

    Orang tua juga mempunyai peranan dalam pengembangan kurikulum. Peranan

    mereka dapat berkenaan dengan dua hal: pertama dalam penyusunan kurikulum

    dan kedua dalam pelaksanaan kurikulum.

    Perguruan tinggi

    Kurikulum minimal mendapat dua pengaruh dari Perguruan Tinggi. Pertama, dari

    pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan di perguruan

    tinggi umum. Kedua, dari pengembangan ilmu pendidikan dan keguruan serta

  • penyiapan guru-guru di Perguruan Tinggi Keguruan (Lembaga Pendidikan

    Tenaga Kependidikan).

    Masyarakat

    Sekolah merupakan bagian dari masyarakat dan mempersiapkan anak untuk

    kehidupan di masyarakat.

    d. Artikulasi dan hambatan pengembangan kurikulum

    Artikulasi dalam pendidikan berarti "kesatupaduan dan koordinasi segala

    pengalaman belajar". Untuk merealisasikan artikulasi kurikulum, perlu meneliti

    kurikulum secara menyeluruh, membuang hal-hal yang tidak diperlukan,

    menghilangkan duplikasi, merevisi metode serta isi pengajaran, mengusahakan

    perluasan dan kesinambungan kurikulum. Dalam pengembangan kurikulum terdapat

    beberapa hambatan.

    Hambatan pertama terletak pada guru. Guru kurang berpartisipasi dalam

    pengembangan kurikulum. Hal itu disebabkan beberapa hal. Pertama kurang

    waktu.

    Kedua kekurangsesuaian pendapat Hambatan lain yang dihadapi oleh

    pengembang kurikulum adalah masalah biaya. Untuk pengembangan kurikulum,

    apalagi yang berbentuk kegiatan eksperimen baik metode, isi atau sistem secara

    keseluruhan membutuhkan biaya yang sering tidak sedikit.

    e. Model-model pengembangan kurikulum

    Sekurang-kurangnya dikenal delapan model pengembangan kurikulum, yaitu: fhe

    dministrative (line staff) model, the grass roofs model, Beauchamp's sysfem, the

    demonstration model, Taba's inverted model, Roger's interpersonal relations model,

    the systematic action research model dan emerging technical model.

    The administrative model

    Model pengembangan kurikulum ini merupakan model paling lama dan paling

    banyak dikenal. Diberi nama model administratif atau line staff karena inisiatif

    dan gagasan pegembangan datang dari para administrator pendidikan dan

    menggunakan prosedur administrasi.

    The grass roots model

    Model pengembangan ini merupakan lawan dari model pertama. lnisiatif dan

    upaya pengembangan kurikulum, bukan datang dari atas tetapi dari bawah, yaitu

    guru-guru atau sekolah

  • Beauchamps system

    Model pengembangan kurikulum ini, dikembangkan oleh Beauchamp seorang

    ahli kurikulum. Beauchamp mengemukakan lima hal di dalam pengembangan

    suatu kurikulum.

    - Pertama, menetapkan arena atau lingkup wilayah yang akan dicakup oleh

    kurikulum tersebut

    - Kedua, menetapkan personalia, yaitu siapa-siapa yang turut serta terlibat

    dalam pengembangan kurikulum.

    - Ketiga, organisasi dan prosedur pengembangan kurikulum. Langkah ini

    berkenaan dengan prosedur yang harus ditempuh dalam merumuskan

    tujuan umum dan tujuan yang lebih khusus, memilih isi dan pengalaman

    belajar, serta kegiatan evaluasi, dan dalam menentukan keseluruhan desain

    kurikulum.

    - Keempat, implementasi kurikulum. Langkah ini merupakan langkah

    mengimplementasikan atau melaksanakan kurikulum yang bukan sesuatu

    yang sederhana, sebab membutuhkan kesiapan yang menyeluruh, baik

    kesiapan guru-guru, siswa, fasilitas, bahan maupun biaya, di samping

    kesiapan manajerial dari pimpinan sekolah atau administrator setempat.

    - terakhir adalah evaluasi kurikulum. Langkah ini minimal mencakup empat

    hal, yaitu: (1) evaluasi tentang pelaksanaan kurikulum oleh guru-guru, (2)

    evaluasi desain kurikulum, (3) evaluasi hasil belajar siswa, (4) evaluasi

    dari keseluruhan sistem kurikulum

    The demonstration model

    Model demonstrasi pada dasarnya bersifat grass roots, datang dari bawah. Model

    ini diprakarsai oleh sekelompok guru atau sekelompok guru bekerja sama dengan

    ahli yang bermaksud mengadakan perbaikan kurikuium. Model ini umumnya

    berskala kecil, hanya mencakup suatu atau beberapa sekolah, suatu komponen

    kurikulum atau mencakup keseluruhan komponen kurikulum Menurut Smith,

    Stanley, dan Shores ada dua variasi model demonstrasi ini.

    - Pertama, sekelompok guru dari satu sekolah atau beberapa sekolah

    ditunjuk untuk melaksanakan suatu percobaan tentang pengembangan

    kurikulum

  • - Bentuk yang kedua, kurang bersifat formal. Beberapa orang guru yang

    merasa kurang puas dengan kurikulum yang ada, mencoba mengadakan

    penelitian dan pengembangan sendiri.

    Tabas inverted model

    Ada lima langkah pengembangan kurikulum model Taba ini:

    - Pertama, mengadakan unit-unit eksperimen bersama guru-guru. Di dalam

    unit eksperimen ini diadakan studi yang saksama tentang hubungan antara

    teori dengan praktik.

    - Langkah kedua, menguji unit eksperimen. Meskipun unit eksperimen ini

    telah diuji dalam pelaksanaan di kelas eksperimen, tetapi masih harus diuji

    di kelas-kelas atau tempat lain untuk mengetahui validitas dan

    kepraktisannya, serta menghimpun data bagi penyempurnaan.

    - Langkah ketiga, mengadakan revisi dan konsolidasi. Dari langkah

    pengujian diperoleh beberapa data, data tersebut digunakan untuk

    mengadakan perbaikan dan penyempurnaan.

    - Langkah keempat, pengembangan keseluruhan kerangka kurikulum.

    Apabila dalam kegiatan penyempurnaan dan konsolidasi telah diperoleh

    sifatnya yang lebih menyeluruh atau berlaku lebih luas, hal itu masih harus

    dikaji oleh para ahli kurikulum dan para profesional kurikulum lainnya

    - Langkah kelima, implementasi dan diseminasi, yaitu menerapkan

    kurikulum baru ini pada daerah atau sekolah-sekolah yang lebih luas.

    Rogers interpersonal relations model

    Menurut Rogers manusia berada dalam proses perubahan (becoming, developing,

    changing), sesungguhnya ia mempunyai kekuatan dan potensi untuk berkembang

    sendiri, tetapi karena ada hambatan-hambatan tertentu ia membutuhkan orang lain

    untuk membantu memperlancar atau mempercepat perubahan tersebut. Ada empat

    langkah pengembangan kurikulum model Rogers.

    - Pertama, pemilihan target dari sistem pendidikan. Di dalam penentuan

    target ini satusatunya kriteria yang menjadi pegangan adalah adanya

    kesediaan dari pejabat pendidikan untuk turut serta dalam kegiatan

    kelompok yang intensif.

    - Langkah kedua dalam pengembangan kurikulum model Rogers adalah

    partisipasi guru dalam pengalaman kelompok yang intensif. Sama seperti

  • yang dilakukan para pejabat pendidikan, guru juga turut serta dalam

    kegiatan kelompok.

    - Langkah ketiga, pengembangan pengalaman kelompok yang intensif

    untuk satu kelas atau unit pelajaran.

    - Langkah keempat, partisipasi orang tua dalam kegiatan kelompok

    Kegiatan ini dapat dikoordinasi oleh BP3 masing-masing sekolah.

    The systematic action-research model

    Model kurikulum ini didasarkan pada asumsi bahwa perkembangan kurikulum

    merupakan perubahan sosial. Hal itu mencakup suatu proses yang melibatkan

    kepribadian orang tua, siswa guru, struktur sistem sekolah, pola hubungan pribadi

    dan kelompok dari sekolah dan masyarakat. Kurikulum dikembangkan dalam

    konteks harapan warga masyarakat, para orang tua, tokoh masyarakat, pengusaha,

    siswa, guru, dan lain-lain, mempunyai pandangan tentang bagaimana pendidikan,

    bagaimana anak belajar, dan bagaimana peranan kurikulum dalam pendidikan dan

    pengajaran.

    Emerging technical models

    Perkembangan bidang teknologi dan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai efisiensi

    efektivitas dalam bisnis, juga mempengaruhi perkembangan model-model

    kurikulum. Tumbuh kecenderungan-kecenderungan baru yang didasarkan atas hal

    itu, di antaranya: The Behavioral Analysis Model, menekankan penguasaan

    perilaku atau kemampuan. Suatu perilaku/kemampuan yang kompleks diuraikan

    menjadi perilakuperilaku yang sederhana yang tersusun secara hierarkis. the

    Sysfem Analysis Model berasal dari gerakan efisiensi bisnis. The Computer-

    Based Model, suatu model pengembangan kurikulum dengan memanfaatkan

    computer.

  • TES FORMATIF

    Tes Formatif 1

    Soal:

    1. Jelaskan tentang landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum.

    2. Jelaskan tentan landasan psikologis dalam pengembangan kuikulum.

    3. Jelaskan tentang landasan perkembangan sosial budaya dalam pengembangan kurikulum.

    4. Jelaskan tentang landasan perkembangan IPTEK dalam pengembangan kurikulum.

    Jawab:

    1. Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum berguna sebagai dasar untuk

    merumuskan interaksi antara pendidik dan terdidik, seperti : apakah yang menjadi tujuan

    pendidikan, siapa yang berperan sebagai pendidik dan siapa yang berberan sebagai

    terdidik, apa isi pendidikan dan bagaimana proses interaksi pendidikan tersebut.

    Pertanyaan-pertanyaan tersebut harus dijawab dengan jawaban yang mendasar (essensial)

    yaitu jawaban-jawaban secara filosofis.

    2. Landasan psikologis berguna untuk melihat kondisi psikologis para peserta didik. Peserta

    didik merupakan individu memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda yang

    dipengaruhi oleh banyak faktor dalam tahap perkembangannya. landasan psikologis

    diperlukan dalam merumuskan tujuan, memilih dan menyusun bahan ajar, memilih dan

    menerapkan metode pembelajaran serta teknik-teknik penilaian.

    3. Kurikulum merupakan rancangan yang digunakan dalam sistem pendidikan. Pendidikan

    bertujuan menciptakan generasi muda untuk terjun ke dunia masyarakat. Dengan

    digunakannya landasan perkembangan sosial-budaya dalam pengembangan kurikulum,

    diharapkan pendidikan bukan memunculkan manusia-manusia yang lain dan asing

    terhadap masyarakatnya, tetapi manusia yang lebih bermutu, mengerti dan mampu

    membangun masyarakat.

    4. Kurikulum sebagai acuan pendidikan harus fleksibel terhadap pekembangan zaman,

    termasuk perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan IPTEK

    mempengaruhi pengembangan kurikulum baik secara langsung maupun tidak langsung.

    Secara langsung perkembangan IPTEK berpengaruh pada isi atau materi ajar yang akan

    disampaikan kepada peserta didik. Sedangkan secara tidak langsung, perkembangan

    IPTEK menyebabkan perkembangan masyarakat, dan perkembangan masyarakat

  • memunculkan masalah-masalah baru yang menuntut pemecahan dengan pengetahuan,

    sedangkan pengetahuan sendiri diperoleh dari proses pendidikan.

    Tes Formatif 2

    Soal :

    1. Jelaskan tentang: beberapa prinsip dalam pengembangan kurikulum.

    2. Jelaskan tentang siapa saja yang bertanggung jawab dalam pengembangan kurikulum.

    3. Jelaskan tentang model-model pengembangan kurikulum.

    4. Jelaskan tentang hambatan-hambatan yang ditemui dalam pengembangan kurikulum

    Jawab :

    1. Prinsip dalam pengembangan kurikulum :

    a. Prinsip relevansi. Ada dua macam relevansi yang harus dimiliki kurikulum, yaitu

    relevan ke luar dan relevansi di dalam kurikulum itu sendiri. Relevansi ke luar

    maksudnya tujuan, isi, dan proses belajar yang tercakup dalam kurikulum hendaknya

    relevan dengan tuntutan, kebutuhan, dan perkembangan masyarakat. Sedangkan

    relevansi di dalam yaitu ada kesesuaian atau konsistensi antara komponen-

    komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi, proses penyampaian, dan penilaian.

    b. Prisnip fleksibilitas, kurikulum hendaknya memilih sifat lentur atau fleksibel.

    c. Prinsip kontinuitas atau kesinambungan. Perkembangan dan proses belajar anak

    berlangsung secara berkesinambungan, tidak terputus-putus atau berhenti-henti.

    d. Prinsip praktis, mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana dan biayanya

    juga murah.

    e. Prinsip efektivitas, Walaupun kurikulum tersebut harus murah, sederhana, dan murah

    tetapi keberhasilannya tetap harus diperhatikan.

    2. Yang bertanggungjawab terhadap perkembangan kurikulum :

    a. administrator pendidikan,

    b. ahli pendidikan,

    c. ahli kurikulum,

    d. ahli bidang ilrnu pengetahuan,

    e. guru-guru, dan orang tua murid

    f. tokoh-tokoh masyarakat.

    3. Model-model pengembangan kurikulum:

  • a. The administrative model

    Model pengembangan kurikulum ini merupakan model paling lama dan paling banyak

    dikenal. Diberi nama model administratif atau line staff karena inisiatif dan gagasan

    pegembangan datang dari para administrator pendidikan dan menggunakan prosedur

    administrasi.

    b. The grass roots model

    Model pengembangan ini merupakan lawan dari model pertama. lnisiatif dan upaya

    pengembangan kurikulum, bukan datang dari atas tetapi dari bawah, yaitu guru-guru

    atau sekolah

    c. Beauchamps system

    Model pengembangan kurikulum ini, dikembangkan oleh Beauchamp seorang ahli

    kurikulum. Beauchamp mengemukakan lima hal di dalam pengembangan suatu

    kurikulum.

    d. The demonstration model

    Model demonstrasi pada dasarnya bersifat grass roots, datang dari bawah. Model ini

    diprakarsai oleh sekelompok guru atau sekelompok guru bekerja sama dengan ahli

    yang bermaksud mengadakan perbaikan kurikuium.

    e. Tabas inverted model

    Ada lima langkah pengembangan kurikulum model Taba ini:

    Pertama, mengadakan unit-unit eksperimen bersama guru-guru.

    Langkah kedua, menguji unit eksperimen.

    Langkah ketiga, mengadakan revisi dan konsolidasi.

    Langkah keempat, pengembangan keseluruhan kerangka kurikulum.

    Langkah kelima, implementasi dan diseminasi.

    f. Rogers interpersonal relations model

    Menurut Rogers manusia berada dalam proses perubahan (becoming, developing,

    changing), sesungguhnya ia mempunyai kekuatan dan potensi untuk berkembang

    sendiri, tetapi karena ada hambatan-hambatan tertentu ia membutuhkan orang lain

    untuk membantu memperlancar atau mempercepat perubahan tersebut.

    g. The systematic action-research model

    Model kurikulum ini didasarkan pada asumsi bahwa perkembangan kurikulum

    merupakan perubahan sosial.

    h. Emerging technical models

  • Perkembangan bidang teknologi dan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai efisiensi

    efektivitas dalam bisnis, juga mempengaruhi perkembangan model-model kurikulum.

    4. Hambatan-hambatan yang ditemui dalam pengembangan kurikulum

    a. Hambatan pertama terletak pada guru. Guru kurang berpartisipasi dalam

    pengembangan kurikulum. Hal itu disebabkan beberapa hal. Pertama kurang waktu.

    b. Kedua kekurangsesuaian pendapat Hambatan lain yang dihadapi oleh pengembang

    kurikulum adalah masalah biaya. Untuk pengembangan kurikulum, apalagi yang

    berbentuk kegiatan eksperimen baik metode, isi atau sistem secara keseluruhan

    membutuhkan biaya yang sering tidak sedikit.

    Tes Formatif 3

    Soal :

    1. Jelaskan tentang: penilaian kurikulum.

    2. Jelaskan tentang evaluasi kurikulum.

    3. Sebutkan dan jelaskan masing-masing model-model evaluasi kurikulum.

    Jawab :

    1. Penilaian kurikulum adalah suatu proses mempertimbangkan kualitas dan efektivitas

    program kurikulum. Penilaian kurikulum dilakukan terhadap pelaksanaan kurikulum

    (unsur tertentu atau keseluruhan).

    2. Evaluasi kurikulum merupakan penentu kebijaksanaan pendidikan maupun pengambilan

    keputusan dalam kurikulum. Hasilnya dapat digunakan pada pengembangan kurikulum itu

    sendiri. Pada tingkat yang sangat informal evaluasi kurikulum berbentuk perkiraan,

    dugaan atau pendapat tentang perubahan-perubahan yang telah dicapai oleh program

    sekolah. Pada tingkat yang lebih formal evaluasi kurikulum meliputi pengumpulan dan

    pencatatan data, sedangkan pada tingkat yang sangat formal berbentuk pengukuran

    berbagai bentuk kemajuan ke arah tujuan yang telah ditentukan.

    3. Model evaluasi kurikulum

    a. Evaluasi model penelitian, Model evaluasi kurikulum yang menggunakan model

    penelitian didasarkan atas teori dan metode fes psikologis serta eksperimen

    lapangan.

    b. Evaluasi model obyektif, evaluasi merupakan bagian yang sangat penting dari

    proses pengembangan kurikulum dan kurikulum tidak dibandingkan dengan

    kurikulum lain tetapi diukur dengan seperangkat objektif (tujuan khusus).

  • c. Model campuran multivariasi, yaitu strategl evaluasi yang menyatukan unsur-unsur

    dari kedua pendekatan tersebut. Strategi ini memungkinkan pembandingan lebih

    dari satu kurikulum dan secara serempak keberhasilan tiap kurikulum diukur

    berdasarkan kriteria khusus dali masing-masing kurikulum.