ringkasan eksekutif · web viewuntuk mendapatkan ilmu digunakan gabungan berpikir deduksi dan...

33
1 Pengantar Metodologi Penelitian Pengantar Makalah ini dimaksudkan sebagai bacaan pendukung dalam perkuliahan Metodologi Penelitian di PPS Universitas PGRI Adibuana Surabaya, 23 Juni 2010. Terdapat 4 topik uraian, yakni : (1) Hubungan antara Pengetahuan, Ilmu, Filasaf dan Penelitian, (2) Penelitian, (3) Menyusun Usulan Penelitian (4) Melaksanakan Penelitian dan (5) Laporan Penelitian. Diwajibkan mahasiswa memperdalam isi topik-topik yang sesuai dengan bidang yang diminatinya, melalui berbagai bacaan lain termasuk buku Pengantar Penelitian yang diterbitkan oleh UNIPA. Sukses. Prof. Suhardjono Pengetahuan, Ilmu, Filsafat, dan Penelitian Segala sesuatu yang diketahui oleh manusia merupakan pengetahuan (knowledge) manusia. Termasuk di dalamnya ilmu. Ilmu (science) merupakan bagian pengetahuan yang spesifik. Ilmu bertugas sebagai peningkat kehidupan manusia. Obyek kajian ilmu berada pada sebatas pengalaman manusia. Filsafat ilmu merupakan pengetahuan yang mengkaji secara mendalam dan menyeluruh tentang hakikat ilmu, yang mempertanyakan apa (ontologi), bagaimana (epistemolgi) dan untuk apa (aksiologi) ilmu itu. Menggunakan ketiga landasan tersebut, ilmu dapat ditelaah secara filsafati sehubungan dengan perbedaan, peran, dan manfaatnya bagi hidup dan kehidupan kemanusiaan. Untuk mendapatkan ilmu digunakan gabungan berpikir deduksi dan induksi melalui daur kegiatan: perumusan masalah - kajian konsep teori - menduga jawaban masalah - kajian fakta empirik - dan pengujian dugaan jawaban terhadap fakta yang didapat . Prosedur berpikir tersebut dikenal sebagai metode (berpikir) ilmiah. Ada tiga jenis penerapan metode ilmiah yakni (a) kegiatan penelitian (research), (b) pengembangan (development), dan (c) evaluasi (evaluation). Pada diktat ini, kegiatan pengembangan dan evaluasi disebut sebagai bagian dari salah satu jenis kegiatan penelitian, yakni penelitian pengembangan dan penelitian evaluatif. Penelitian merupakan upaya pemecahan atau pemaparan masalah dengan menggunakan metode Suhardjono 2010 1

Upload: lythien

Post on 20-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RINGKASAN EKSEKUTIF · Web viewUntuk mendapatkan ilmu digunakan gabungan berpikir deduksi dan induksi melalui daur kegiatan: perumusan masalah - kajian konsep teori - menduga jawaban

1

Pengantar Metodologi Penelitian

PengantarMakalah ini dimaksudkan sebagai bacaan pendukung dalam perkuliahan Metodologi Penelitian di PPS Universitas PGRI Adibuana Surabaya, 23 Juni 2010.Terdapat 4 topik uraian, yakni : (1) Hubungan antara Pengetahuan, Ilmu, Filasaf dan Penelitian, (2) Penelitian, (3) Menyusun Usulan Penelitian (4) Melaksanakan Penelitian dan (5) Laporan Penelitian.Diwajibkan mahasiswa memperdalam isi topik-topik yang sesuai dengan bidang yang diminatinya, melalui berbagai bacaan lain termasuk buku Pengantar Penelitian yang diterbitkan oleh UNIPA.Sukses.

Prof. Suhardjono

Pengetahuan, Ilmu, Filsafat, dan Penelitian Segala sesuatu yang diketahui oleh manusia merupakan pengetahuan (knowledge) manusia. Termasuk di dalamnya ilmu. Ilmu (science) merupakan bagian pengetahuan yang spesifik. Ilmu bertugas sebagai peningkat kehidupan manusia. Obyek kajian ilmu berada pada sebatas pengalaman manusia. Filsafat ilmu merupakan pengetahuan yang mengkaji secara mendalam dan menyeluruh tentang hakikat ilmu, yang mempertanyakan apa (ontologi), bagaimana (epistemolgi) dan untuk apa (aksiologi) ilmu itu. Menggunakan ketiga landasan tersebut, ilmu dapat ditelaah secara filsafati sehubungan dengan perbedaan, peran, dan manfaatnya bagi hidup dan kehidupan kemanusiaan. Untuk mendapatkan ilmu digunakan gabungan berpikir deduksi dan induksi melalui daur kegiatan: perumusan masalah - kajian konsep teori - menduga jawaban masalah - kajian fakta empirik - dan pengujian dugaan jawaban terhadap fakta yang didapat . Prosedur berpikir tersebut dikenal sebagai metode (berpikir) ilmiah.Ada tiga jenis penerapan metode ilmiah yakni (a) kegiatan penelitian (research), (b) pengembangan (development), dan (c) evaluasi (evaluation). Pada diktat ini, kegiatan pengembangan dan evaluasi disebut sebagai bagian dari salah satu jenis kegiatan penelitian, yakni penelitian pengembangan dan penelitian evaluatif.Penelitian merupakan upaya pemecahan atau pemaparan masalah dengan menggunakan metode ilmiah, dan terdiri dari tiga elemen utama, yaitu (1) masalah, (2) teori, dan (3) pengumpulan dan analisis fakta empirikMelalui penelitian, ilmu dan teknologi melaju dengan sangat cepat dan mampu memberikan berbagai dampak pada hidup dan kehidupan manusia.

Suhardjono 2010

1

Page 2: RINGKASAN EKSEKUTIF · Web viewUntuk mendapatkan ilmu digunakan gabungan berpikir deduksi dan induksi melalui daur kegiatan: perumusan masalah - kajian konsep teori - menduga jawaban

Pengantar Metodologi Penelitian

1.1. Pengetahuan (knowledge)Kemajuan manusia dewasa ini tidak lain karena pengetahuan yang dimilikinya. Bagaimana manusia berpengetahuan? Apa motif manusia mencari pengetahuan? Apa yang ia lakukan dan dengan apa agar memiliki pengetahuan? Kemudian apakah yang ia ketahui itu benar? Dan apa yang mejadi kriteria kebenarannya? Itu adalah sebagian contoh pertanyaan di sekitar pengetahuan. Sangat sering kita mendengar kata “pengetahuan”. Apa arti kata itu? Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan pengetahuan sebagai "segala sesuatu yang diketahui" manusia. Apa saja yang kita ketahui, merupakan pengetahuan kita. Dengan demikian, pengetahuan mempunyai makna yang sangat luas, dan untuk memudahkan kajian diadakanlah pemilahan.Pengetahuan dapat dipilahkan menurut kegunaannya (dan kemudian diberi nama tertentu) misalnya: pengetahuan tentang baik dan buruk (etika), pengetahuan tentang indah dan jelek (estetika), atau pengetahuan tentang benar dan salah (logika). Pengetahuan juga digolongkan berdasarkan darimana pengetahuan itu diperoleh. Sebagaimana diketahui, pengetahuan dapat diperoleh dari hasil berpikir, muncul dari perasaan hati, hasil tangkapan indera, dan bahkan pengetahuan juga dapat diperoleh secara unik, melalui intuisi, supra-natural, wahyu, mimpi, dan sebagainya..Tafsir (2004) membagi pengetahuan dalam tiga kelompok: sain, filsafat dan mistik. Ketiganya berbeda alam obyek, paradigma, metode serta kriteria yang digunakannya. Salah satu cara mendapatkan pengetahuan (yang umum dan paling banyak diketahui), adalah melalui pikiran atau melalui penalaran. Tentu saja, tidak semua pengetahuan manusia merupakan hasil penalaran atau hasil berpikir. Manusia, memang bukanlah semata-mata mahluk yang berpikir. Manusia berkemampuan untuk berpikir, merasa, dan mengindera. Oleh karena itu sebagian terbesar pengetahuan manusia bersumber dan merupakan hasil dari ketiga kemampuan tersebut. Pengetahuan yang dihasilkan dari kegiatan penalaran1 mempunyai ciri yang khusus. Kekhususan ini disebabkan oleh karena penalaran juga merupakan proses berpikir yang spesifik. Ada dua ciri khusus yang menandai penalaran :

Pertama, penalaran merupakan proses berpikir logis yaitu kegiatan berpikir yang sesuai dengan logika2 atau sesuai dengan jalan pikiran yang masuk akal, dan

Kedua, penalaran merupakan proses berpikir yang menyandarkan diri pada suatu analisis.

Kerangka berpikir guna menganalisis itu adalah: logika penalaran ilmiah. Menggunakan penalaran ilmiah, yaitu penalaran yang menggunakan logika ilmiah dalam analisisnya, akan didapat pengetahuan dengan ciri khusus, yang disebut pengetahuan ilmiah.

1 Penalaran adalah kegiatan berpikir menurut pola tertentu, menurut logika tertentu dengan tujuan untuk menghasilkan penegtahuan Aliran yang menggunakan penalaran sebagai sumber kebenaran disebut aliran rasionalisme dan yang menganggap fakta sebagai kebenaran disebut aliran empirisme2 Logika adalah cara penarikan kesimpulan, atau pengkajian untuk berpikir secara sahih (valid). Terdapat dua macam yaitu logika induktif dan deduktif.

Suhardjono 2010

2

Page 3: RINGKASAN EKSEKUTIF · Web viewUntuk mendapatkan ilmu digunakan gabungan berpikir deduksi dan induksi melalui daur kegiatan: perumusan masalah - kajian konsep teori - menduga jawaban

Pengantar Metodologi Penelitian

Ilmiah artinya bersifat ilmu atau memenuhi syarat (hukum) ilmu. Pengetahuan yang dihasilkan melalui penalaran ilmiah, merupakan pengetahuan yang telah memenuhi syarat keilmuan. Pengetahuan keilmuan (atau sains, science, ilmu, atau ilmu pengetahuan) merupakan bagian pengetahuan manusia dan secara umum disebut sebagai 'ilmu'. Apakah yang dimaksud dengan ilmu?

Suhardjono 2010

3

Page 4: RINGKASAN EKSEKUTIF · Web viewUntuk mendapatkan ilmu digunakan gabungan berpikir deduksi dan induksi melalui daur kegiatan: perumusan masalah - kajian konsep teori - menduga jawaban

Pengantar Metodologi Penelitian

1.2. Ilmu (Science)Pada khasanah Bahasa Indonesia, kata ilmu memiliki makna yang luas. Karena itu, sering membawa kekaburan terhadap definisi ilmu. Perhatikan penggunaan kata 'ilmu' pada rangkaian kata berikut ini: ilmu fisika, ilmu kimia, ilmu bermain gitar, ilmu bela diri, ilmu gaib, ilmu hitam, "ngelmu kebatinan", ilmu pengetahuan. Tentunya kata-kata "ilmu" tersebut mempunyai makna yang TIDAK sama. Suriasumantri (1981) menyatakan perlunya membedakan antara ilmu dan pengetahuan, disarankannya untuk menggunakan terminologi pengetahuan untuk "knowledge" dan ilmu untuk "science"Meskipun terdapat beragam tafsiran tentang makna ilmu, namun terdapat kesamaan pokok, yaitu: ilmu merupakan bagian dari pengetahuan. Ilmu merupakan pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri khusus baik dilihat dari untuk apa ilmu itu, apa obyek telaahannya, dan bagaimana mendapatkannya. Manusia mendapatkan ilmu berkat kemampuannya bernalar. Dengan penggunaan akal (rasio), dihasilkan pengetahuan yang bersifat rasional, konsisten dan merupakan satu kesatuan sistem terhadap pengetahuan keilmuan yang telah ada sebelumnya (kebenaran koherensi3). Sedangkan dengan bantuan indera (yang berupa hasil-hasil pengamatan empirik) dapat teruji apakah pengetahuan tersebut sesuai dengan keadaan nyata (kebenaran korespondensi4) Penalaran (yang mengacu pada kebenaran koherensi dan korespondensi) merupakan salah satu proses berpikir dalam menarik kesimpulan. Kesimpulan yang dihasilkan merupakan hasil kegiatan berpikir dan bukan hasil ungkapan perasaan kalbu, bisikan hati, atau yang lain. Kesimpulan itu akan berwujud pengetahuan dengan ciri yang spesifik, yang disebut sebagai ilmu. Dengan demikian, ilmu merupakan pengetahuan yang rasional, konsisten, dan sistematis dan dapat teruji kebenarannya, baik secara rasional maupun secara empirik. 1.3. Teknologi Teknologi merupakan “buah” dari ilmu. Manusia juga menggunakan ilmu untuk memecahkan masalahnya. Sebagai hasil dari penggunaan ilmu, berbagai proses dan produk teknologi dihasilkan secara mengagumkan. Teknologi telah mampu memecahkan berbagai persoalan manusia dan menjadikan kehidupan lebih indah, lebih mudah dan lebih dapat dinikmati. Namun demikian, teknologi juga dituduh menimbulkan berbagai permasalahan baru. Banyak bukti menunjukkan bahwa hasil teknologi merupakan pisau bermata dua, kebahagiaan di satu sisi dan kesengsaraan di sisi yang lain. Misalnya, kemajuan teknologi informasi yang mewarnai abad 21 dan menjadikan dunia lebih 'kecil' dan menjadikannya lebih transparan.Informasi (dan artinya juga pengetahuan) akan berkembang dengan sangat cepat, luas dan sangat banyak. Nilai-nilai dan norma-norma yang telah mapan akan mengadapi tantangan perubahan. Ketergantungan antar sesama bangsa dan sesama manusia menjadi lebih terasa dan diperlukan. Suka tidak-suka, mau tidak-mau, terjadinya perubahan perilaku sosial dan budaya sebagai dampak dari kemajuan di 3 Koherensi ialah bahwa suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren dan konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. 4 Korespondensi suatu pernyataan dianggap benar apabila materi pengetahuan yang dikandung berkorespondensi dengan fakta objek yang dituju oleh pernyataan tersebut.

Suhardjono 2010

4

Page 5: RINGKASAN EKSEKUTIF · Web viewUntuk mendapatkan ilmu digunakan gabungan berpikir deduksi dan induksi melalui daur kegiatan: perumusan masalah - kajian konsep teori - menduga jawaban

Pengantar Metodologi Penelitian

bidang ilmu dan teknologi akan mempengaruhi kehidupan kita. Mengapa ilmu dan teknologi demikian pesat majunya?Di abad 21 berbagai perubahan terjadi dengan sangat banyak dan sangat cepat. Penyebab utamanya, antara lain adalah pesatnya laju teknologi mikroelektronika, telekomunikasi dan informasi. Kemajuan pesat itu dipicu oleh melajunya perkembangan ilmu yang merupakan hasil kegiatan penelitian. Melalui kegiatan penelitian diperoleh berbagai pengetahuan ilmu dan teknologi baru. Selanjutnya, dengan diketemukannya ilmu dan teknologi baru akan merupakan pijakan bagi lebih banyak lagi penemuan-penemuan baru, baik dalam kashanah keilmuan maupun penerapannya yang berupa produk teknologi. Akibatnya, kemajuan ilmu dan teknologi tidak bersifat linier, tetapi melesat secara eksponensial. 1.4. Kebenaran KeilmuanBerpikir merupakan suatu kegiatan dalam usaha menemukan pengetahuan yang benar. Apakah yang dimaksud “benar” itu? Di samping adanya kebenaran yang hakiki (yaitu kebenaran pengetahuan yang diyakini diberikan oleh Tuhan Yang Mahabenar), terdapat pula berbagai kriteria kebenaran pengetahuan yang berlaku di masyarakat. Kriteria kebenaran pengetahuan sangat beragam. Pengetahuan kita tentang benar-salahnya, baik-buruknya, indah-jeleknya sesuatu obyek yang sama, dapat berbeda. Hal tersebut karena, kegiatan mencari pengetahuan yang benar (termasuk berpikir dalam mencari kebenaran) dapat dilakukan dengan berbagai cara. Dalam sejarah manusia, usaha-usaha untuk mencari kebenaran telah dilakukan dengan berbagai cara seperti : a. Secara kebetulan : Ada cerita yang

kebenarannya sukar dilacak mengenai kasus penemuan obat malaria yang terjadi secara kebetulan. Penemuan pohon kina terjadi secara kebetulan saja.

b. Trial And Error, cara ini berupaya mencari kebenaran melalui coba-coba. Apa yang akan dicobakan tidak mempunyai argumentasi yang “benar”, sehingga hasil kebenaranya juga diragukan kebenarannya.

c. Melalui Otoritas: Kebenaran bisa didapat melalui otoritas seseorang yang memegang kekuasaan, seperti seorang raja atau pejabat pemerintah yang setiap keputusan dan kebijaksanaannya dianggap benar oleh bawahannya.

d. Berdasarkan pengalaman yang mendasarkan pada pengalaman pribadinya. Kebenaran yang diyakini oleh pribadi yang satu sangat mungkin berbeda dengan pribadi yang lain, karena pengalaman yang berbeda.

e. Melalui penalaran yang dapat dipakai guna menemukan kebenaran menurut kriteria tertentu, yaitu menurut kriteria kebenaran keilmuan atau kebenaran ilmiah. Sebagaimana telah diuraikan, kebenaran ilmiah merupakan gabungan dari keberanan konsep argumentasi (kebenaran teoritis), dan kebenaran bukti (kebenaran empirik) serta kebenaran analisis dari kedua kebenaran tersebut. Sebagai kegiatan berpikir, penalaran mempunyai ciri-ciri tertentu. Ciri pertama adalah terdapatnya proses berpikir logis yaitu berpikir menurut logika tertentu. Ciri kedua, adalah adanya sifat analitik pada proses berpikirnya. Sehingga suatu penalaran ilmiah merupakan suatu kegiatan analisis yang menggunakan logika berpikir ilmiah.

Suhardjono 2010

5

Page 6: RINGKASAN EKSEKUTIF · Web viewUntuk mendapatkan ilmu digunakan gabungan berpikir deduksi dan induksi melalui daur kegiatan: perumusan masalah - kajian konsep teori - menduga jawaban

Pengantar Metodologi Penelitian

Dari sekian metode yang ada untuk memperoleh kebenaran, metode ilmiah merupakan salah satu metode yang besar sekali pengaruhnya dalam kehidupan manusia. Metode ilmiah ini pada prinsipnya adalah hasil pengembangan dari penerapan dua paham berpikir filosofis, yakni paham rasionalisme dan empirisme (Suriasumantri, 1996; Beerling et al., 1997).

Suhardjono 2010

6

Page 7: RINGKASAN EKSEKUTIF · Web viewUntuk mendapatkan ilmu digunakan gabungan berpikir deduksi dan induksi melalui daur kegiatan: perumusan masalah - kajian konsep teori - menduga jawaban

Pengantar Metodologi Penelitian

1.5. Filsafat Ilmu Perkataan Inggris philosophy yang berarti filsafat berasal dari kata Yunani “philosophia” (philos, philia, cinta) dan (sophia, kearifan, kebenaran, pengetahuan). Banyak yang mengartikan filsafat sebagai kecintaan terhadap pengetahuan.Menurut sejarah orang pertama yang memakai istilah philosophia dan philosophos ialah Pytagoras (592-497S.M.), yang menganggap dirinya “philosophos” (pencinta kearifan). Timbulnya filsafat karena manusia merasa kagum dan merasa heran pada gejala-gejala alam. Dalam perkembangan lebih lanjut, karena persoalan manusia makin kompleks, maka tidak semuanya dapat dijawab oleh filsafat secara memuaskan. (The Liang Gie, 1987).Sebelum abad ke 17 ilmu pengetahuan adalah identik dengan filsafat, atau ilmu merupakan bagian dari filsafat, sehingga definisi tentang ilmu bergantung pada sistem filsafat yang dianut. Perkembangan ilmu pengetahuan semakin lama semakin maju dengan munculnya ilmu-ilmu baru yang pada akhirnya memunculkan pula sub-sub ilmu pengetahuan baru bahkan kearah ilmu pengetahuan yang lebih khusus lagi seperti spesialisasi-spesialisasi. Karena itu, terdapat berbagai cabang filsafat, di antaranya (a) Epistemologi (filsafat Pengetahuan), (b) Etika (filsafat Moral), (c) Estetika (filsafat Seni), (d) Metafisika, (e) Politik (filsafat Pemerintahan), (f) Filsafat Agama, (g) Filsafat Ilmu, (h) Filsafat Pendidikan, (i) Filsafat Hukum, dan lain-lain. Untuk mengatasi kesenjangan antara ilmu yang satu dengan ilmu yang lainnya, dibutuhkan suatu bidang ilmu yang dapat menjembatani serta mewadahi perbedaan yang muncul. Dipercaya bidang filsafat yang mampu mengatasi hal tersebut, adalah filsafat (tentang) ilmu. Wibisono (1984) menyatakan filsafat ilmu merupakan salah satu cabang filsafat yang berusaha untuk memahami apakah hakekat ilmu pengetahuan itu sendiri. Sedangkan Suriasumantri (1984) mendefinisikannya sebagai bagian dari pengetahuan filsafat yang secara khas mempelajari ilmu pengetahuan ilmiah. Pengetahuan yang menjadi kajian filsafat ilmu (terapan), adalah: hakikat keilmuan, metode keilmuan, sarana keilmuan, dan nilai etis dalam keilmuan. Sebagai telaahan filsafat yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakekat ilmu, dapat dilakukan dengan mengacu pada tiga landasan pengetahuan yaitu:

1. Landasan aksiologi yang mempersoalkan peran dan fungsi ilmu. Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan, bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral.

2. Landasan ontologi mempertanyakan obyek apa yang ditelaah ilmu, atau hakikat apa yang dikaji.

3. Landasan epistemologi mempersoalkan bagaimana proses yang memungkinkan didapatnya ilmu pengetahuan serta kriteria kebenaran ilmiah yang dianutnya.Cara mendapatkan ilmu (epistemologi) : Cara atau metoda yang khusus guna mendapatkan ilmu disebut metode keilmuan, yang merupakan bagian dari landasan epistemologi pengetahuan.

Suhardjono 2010

7

Page 8: RINGKASAN EKSEKUTIF · Web viewUntuk mendapatkan ilmu digunakan gabungan berpikir deduksi dan induksi melalui daur kegiatan: perumusan masalah - kajian konsep teori - menduga jawaban

Pengantar Metodologi Penelitian

Metode keilmuan merupakan kerangka berpikir spesifik, yang menggabungkan cara berpikir deduktif dan induktif. Metode keilmuan merupakan rentetan daur berpikir induksi, deduksi, dan penyahihan (verifikasi) yang terus menerus tak kunjung henti. Berdasar daur tersebut, metode keilmuan juga sering disebut sebagai metode hipotetiko- deduktif-induktif. Akibat dari kegiatan yang spesifik tersebut, menjadikan ilmu secara hakiki berbeda dengan pengetahuan yang lain.

1.6. Metode Keilmuan: Berpikir deduksi dan induksiDalam perjalanan sejarah kehidupan manusia tercatat bahwa untuk mendapatkan kebenaran, baik kebenaran yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya, manusia senantiasa mempergunakan seluruh keberadaanya secara utuh dan menyeluruh. Dengan cara seperti itu telah memungkinkan dihasilkannya berbagai macam metode sebagai suatu sarana atau instrumen bagi manusia dalam mendapatkan kebenaran. Dari sekian metode yang ada untuk memperoleh kebenaran, metode ilmiah merupakan salah satu metode yang besar sekali pengaruhnya dalam kehidupan manusia. Metode ilmiah ini pada prinsipnya adalah hasil pengembangan dari penerapan dua paham berpikir filosofis, yakni paham rasionalisme dan empirisme (Suriasumantri, 1996; Beerling et al., 1997).Empirisme vs Rasionalisme: Sebagai suatu paham atau aliran dalam filsafat, empirisme menekankan pengalaman sebagai sumber utama untuk mendapatkan pengetahuan. Istilah empirisme berasal dari bahasa Yunani empeiria yang berarti coba-coba atau pengalaman. Pemikiran empirisme lahir sebagai suatu sanggahan terhadap aliran filsafat rasionalisme yang mengutamakan akal sebagai sumber pengetahuan. Para tokoh filsafat mengembangkan pemikiran empiris karena mereka tidak puas dengan cara mendapatkan pengetahuan sebagaimana dipercayai oleh aliran rasionalisme. Orang-orang rasionalisme dalam mencari kebenaran sangat menjunjung tinggi penalaran atau yang disebut dengan cara berpikir deduksi, yaitu pembuktian dengan menggunakan logika. Sebaliknya, bagi John Locke, berpikir deduksi relatif lebih rendah kedudukannya apabila dibandingkan dengan pengalaman indera dalam pengembangan pengetahuan. Bacon juga berkesimpulan bahwa logika hanyalah membawa kerugian daripada keuntungan. Bacon beranggapan bahwa untuk mendapatkan kebenaran maka akal budi bertitik pangkal pada pengamatan inderawi yang khusus lalu berkembang kepada kesimpulan umum. Pemikiran Bacon yang demikian ini, kemudian melahirkan metode berpikir induksiDengan demikian, ada dua logika yang umum dipakai manusia dalam memecahkan masalahnya: (a)Logika deduktif mengacu pada dunia konsep pada khasanah pengetahuan keilmuan yang sahih atau dunia rasional, sedangkan (b) logika induktif melandaskan dirinya pada dunia fakta-fakta atau khasanah dunia empirik. Metode keilmuan yang merupakan gabungan antara logika deduktif dan logika induktif, berarti pula menggabungkan rasionalisme dan empirisme dan memungkinkan terjadinya sifat saling mengoreksi terhadap kesimpulan kebenaran yang dihasilkan. Kelemahan penyimpulan deduksi dan induksi : Baik cara berpikir deduktif maupun induktif keduanya mempunyai kelemahan. Kebenaran penyimpulan deduktif

Suhardjono 2010

8

Page 9: RINGKASAN EKSEKUTIF · Web viewUntuk mendapatkan ilmu digunakan gabungan berpikir deduksi dan induksi melalui daur kegiatan: perumusan masalah - kajian konsep teori - menduga jawaban

Pengantar Metodologi Penelitian

tidak saja sangat tergantung pada kebenaran premis mayor dan tetapi juga pada kebenaran dalam penarikan kesimpulannya. Sedangkan kebenaran penyimpulan induktif juga sangat tergantung pada kebenaran hasil pengamatan empirik. Hasil pengamatan empirik seringkali menyesatkan. Kebenaran induksi juga tergantung dari kualitas kesimpulan yang dilakukan.Gabungan berpikir induksi deduksi: Melihat kelemahan kedua cara berpikir itu, dipadukan cara berpikir deduktif dan induktif, yang kemudian dikenal sebagai metode ilmiah. Penggabungan cara berpikir deduktif dan cara berpikir induktif memberikan dukungan kebenaran konsep dan fakta. Ciri khas metode keilmuan: Metode keilmuan merupakan kerangka berpikir yang bersifat tanpa henti. Metode keilmuan merupakan rentetan daur berpikir induksi, deduksi, dan penyahihan (verifikasi) yang terus menerus tak kunjung henti. Berdasar daur tersebut, metode keilmuan juga sering disebut sebagai metode hipotetiko-deduktif-induktif. Karakteristik penting metode keilmuan adalah sifat tak pribadi (impersonal) dengan demikian kebenarannya bersifat obyektif. Di samping itu adanya mekanisme berpikir induktif-deduktif menyebab-kan metode keilmuan berkemam-puan untuk memperbaiki diri sendiri. Sehingga metode ini dapat digunakan oleh setiap ilmuan atau peneliti untuk mengaji pengalaman manusia dengan tidak dipengaruhi isi dari pengalaman yang akan dikajinya. Karena pada hakekatnya metode ilmiah merupakan cara bekerjanya pikiran.1.7. Penerapan Metode Ilmiah Pengetahuan yang benar dapat diperoleh baik melalui pendekatan non-ilmiah maupun pendekatan ilmiah. Berbagai pendekatan non-ilmiah yang sering dipakai, seperti: akal sehat, prasangka, intuisi, penemuan kebetulan, coba-coba, pendapat otoritas dan lain-lain. Pendekatan ilmiah juga dipakai dalam memperoleh kebenaran. Pendekatan ilmiah yang dilakukan melalui metode keilmuan dapat dilakukan baik secara informal dalam kehidupan sehari-hari, maupun secara lebih formal melalui berbagai bentuk kegiatan kegiatan kelimuan. Suhardjono, dkk (1995) menyatakan kegiatan ilmiah dapat dikelompokkan menjadi tiga, yakni (a) kegiatan penelitian (research), (b) pengembangan (development), dan (c) evaluasi (evaluation). Perbedaan dari ketiga kegiatan ilmiah tersebut dapat dilihat dari tujuan utama, serta langkah kerja yang dilakukan, sebagaimana pada tabel berikut ini.

Penelitian Pengembangan Evaluasi

Penelitian bertujuan untuk memperoleh pengetahuan (informasi) ilmiah dari hal yang dipermasalahkan.

Informasi tersebut dapat berupa gambaran dari keadaan sebagaimana adanya (penelitian deskriptif),

Atau dengan melakukan perlakuan(treatment) guna mengetahui akibat dari perlakuan tersebut (penelitian eksperimen, dan penelitian tindakan)

Pengembangan (dapat berupa perancangan, perencanaan, rekayasa) guna memperoleh produk (dapat berupa rancangan, model, alat, dll) guna memecahkan masalah nyata.

Evaluasi bertujuan untuk memperoleh pengetahuan (informasi) guna pengambilan keputusan terhadap hal yang dipermasalahkan.

Informasi tersebut umumnya merupakan hasil analisis kesenjangnagn antara satu keadaan (yang diharapkan) dengan keadaan lain (yang terjadi).

Suhardjono 2010

9

Page 10: RINGKASAN EKSEKUTIF · Web viewUntuk mendapatkan ilmu digunakan gabungan berpikir deduksi dan induksi melalui daur kegiatan: perumusan masalah - kajian konsep teori - menduga jawaban

2

Pengantar Metodologi Penelitian

1.8 . Keterkaitan metode ilmiah dengan penelitian: Bila diperhatikan ketiga kegiatan menggunakan langkah kegiatan yang sama (karena ketiganya harus menggunakan metode keilmuan), perbedaan terjadi karena tujuan yang berbeda. Sehingga seringkali kegiatan pengembangan dan kegiatan evaluasi disebut pula sebagai kegiatan penelitian, dan dinamakan sebagai penelitian pengembangan dan penelitian evaluasi. Ada pula yang menyatakan bahwa semua penerapan dari metode ilmiah adalah penelitian. Padalah, metode keilmuan dapat dilakukan baik secara informal dalam kehidupan sehari-hari. Dan hanya penerapan metode ilmiah yang dilakukan secara formal melalui berbagai bentuk kegiatan kegiatan kelimuan sajlah, yang umum disebut sebagai kegiatan penelitian. Kembali ditegaskan bahwa penelitian (riset, research) merupakan kegiatan kajian suatu masalah dengan menggunakan metode ilmiah. Sehingga penelitian atau riset (research) merupakan penyelidikan suatu masalah secara sistematis, kritis, ilmiah, dan lebih formal dan yang umumnya bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, menguji kebenaran, atau evaluasi suatu pengetahuan yang memiliki kemampuan deskripsi dan/atau prediksi. Penelitian merupakan upaya pemecahan atau pemaparan masalah dengan menggunakan metode ilmiah, dan terdiri dari tiga elemen utama, yaitu (1) masalah, (2) teori, dan (3) pengumpulan dan analisis fakta empirikSecara lebih rinci, prosedur penelitian dalam penerapan metode keilmuan umumnya mengikuti langkah berikut: (1) mendapatkan dan merumuskan permasalahan secara jelas dan spesifik, (2) melakukan kajian teoritis yang guna menetapkan –hipotesis- atau kriteria-kriteria variabel dari hal yang dipermasalkan berdasarkan kajian teori, (3) mengumpulkan dan menganalisis data, atau melakukan kegiatan pengembangan berdasar kriteria teoritik dan (4) menarik kesimpulan dan mempublikasikan hasil penelitiannya.

PenelitianPenelitian (riset, research) merupakan upaya mencari informasi untuk

pemecahan masalah dengan menggunakan metode ilmiah. Sehingga apapun jenis penelitian, kegiatan penelitian memiliki tahapan (a) mendapatkan dan merumuskan masalah, (b) mengaji teori untuk merumuskan hipotesis atau menetapkan kriteria variabel dalam pengembangan / perancangan / pendiskripsian, (c) mengumpulkan fakta empirik, baik dengan menggunakan berbagai intrumen, melakukan perlakuan, atau dengan membuat produt tertentu, (d) menganalisis temuan fakta atau produk dengan kriteria teoritik untuk pengambilan kesimpulan, dan (e) menyimpulkan hasil dan mepublikasi hasil penelitiannnya.Terdapat berbagai jenis penelitian: (a) Penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh pengetahuan (informasi) dari hal yang dipermasalahkan pada keadaan permasalahan sebagaimana adanya, (b) Penelitian eksperimen dengan melakukan perlakukan (treatment) atau tindakan (action) guna mengetahui hasil atau mengkaji proses melalui penelitian tindakan, (c) Penelitian (atau kajian) pengembangan yang berupa perancangan, perencanaan, rekayasa, berujuan memperoleh produk yang

Suhardjono 2010

10

Page 11: RINGKASAN EKSEKUTIF · Web viewUntuk mendapatkan ilmu digunakan gabungan berpikir deduksi dan induksi melalui daur kegiatan: perumusan masalah - kajian konsep teori - menduga jawaban

Pengantar Metodologi Penelitian

dapat berupa rancangan, model, alat, dalam upaya memecahkan masalah nyata, serta (d) Penelitian evaluasi guna memperoleh pengetahuan (informasi) dalam pengambilan keputusan.2.1. Definisi PenelitianAda berbagai pemaknaan tentang arti penelitian. Di antaranya menyatakan penelitian (riset, research) merupakan suatu kegiatan kajian suatu masalah dengan menggunakan metode ilmiah. Penelitian merupakan kegiatan kegiatan ilmiah yang sistematis, logis, terkontrol, dan empiris. Penelitian (riset, research) merupakan upaya mencari informasi untuk pemecahan masalah dengan menggunakan metode ilmiah. Sehingga apapun jenis penelitian, kegiatan penelitian memiliki tahapan (a) mendapatkan dan merumuskan masalah, (b) mengaji teori untuk merumuskan hipotesis atau menetapkan kriteria variabel dalam pengembangan / perancangan / pendiskripsian, (c) mengumpulkan fakta empirik, baik dengan menggunakan berbagai intrumen, melakukan perlakuan, atau dengan membuat produk tertentu, (d) menganalisis temuan fakta atau produk dengan kriteria teoritik untuk pengambilan kesimpulan, dan (e) menyimpulkan hasil dan mempublikasi hasil penelitiannnya.Kegiatan penelitian timbul karena adanya sifat manusia yang selalu ingin tahu. Rasa ingin tahu tersebut membawa permasalahan. Penelitian dilakukan untuk memperoleh jawaban terhadap permasalahan yang membutuhkan jawaban ilmiah. Permasalahan penelitian dapat berupa pencarian teori, pengujian teori ataupun untuk mengasilkan suatu pruduk guna pemecahan masalah praktis yang berada pada lingkup pengetahuan ilmiah. Permasalahan penelitian yang baik ditandai dengan: (1) Adanya keberlanjutan antara satu penelitian dengan penelitian berikutnya. (2) Hasilnya memberikan tambahan bermakna pada khasanah pengetahuan ilmiah, (3) Hasil penelitiannya dapat diaplikasikan pada pemecahan masalah praktis. Hasil pengetahuan yang diperoleh melalui kegiatan penelitian mempunyai sifat khusus, yaitu bersifat keilmuan, dan bila terkumpul secara sistematis membentuk khazanah pengetahuan yang disebut ilmu.

2.2. Jenis PenelitianPada berbagai buku tentang penelitian, dinyatakan bahwa jenis penelitian dapat dipilahkan berdasarkan tujuannya, model penelitiannnya, dan ketersediaan datanya.

Dikelompokkan berdasar pada..

Jenis penelitian Keterangan

Tujuan Umum

Penelitian eksploratif Mengeksplorasi, mendiskripsikan asal usul atau sebab sesuatu

Penelitian deskriptif mengumpulkan informasi tentang sesuatu dan kemudian mendiskripsikannya

Penelitian eksperimen mengetahui akibat dari adanya perlakuan yang dengan sengaja dikenakan

Penelitian pengelolaan, pengembangan

Mengembangkan, menyempurnakan

Penelitian verifikasi, evaluatif Mengecek, mengevaluasi atau menguji

Pendekatan pelaksanaan

Penelitian bujur (longitudinal) Satu fenomena sebuah subyek, secara kontinyu dan waktu panjang

Penelitian silang (cross- Satu fenomena sejumlah subyek,

Suhardjono 2010

11

Page 12: RINGKASAN EKSEKUTIF · Web viewUntuk mendapatkan ilmu digunakan gabungan berpikir deduksi dan induksi melalui daur kegiatan: perumusan masalah - kajian konsep teori - menduga jawaban

Pengantar Metodologi Penelitian

sectional) secara bersamaan dan waktu relative singkat

Pemanfaatan hasil Penelitian DasarPenelitian Terapan

Bidang Ilmu Keteknikan, Pendidikan, Pertanian, Sosial, Eksakta, dll

Subtansi disiplin keilmuan

Tempat Penelitian LaboratoriumLapangan

Jenis data

Kualitatif Data berbentuk informasi, komentar, pendapat, dan sejenisnya

Kuantitatif Data dalam bentuk angka-angka, atau data yang dapat dikuantitatifkan.

2.3. Masalah Keilmuan

Apakah masalah itu? Definisi ‘masalah’ bermacam-macam. Di antaranya menyatakan bahwa ‘masalah’ terjadi bila ada ketidak-sesuaian atau kesenjangan antara harapan dan kenyataan, antara das Sollen dan das Sein, antara apa yang seharusnya dan apa yang ada dalam kenyataan. Di kehidupan sering dijumpai masalah-masalah yang memerlukan jawaban dengan kriteria kebenaran tertentu. Sumber pengetahuan tidak hanya pikiran, tetapi juga intuisi, perasaan, dan juga wahyu. Dalam kehidupan sangat sering dijumpai masalah-masalah yang memerlukan jawaban dengan kriteria kebenaran tertentu. Hanya bila masalah tersebut membutuhkan kebenaran berkriteria keilmuan, maka masalah ini disebut masalah keilmuan. Masalah seperti itulah yang semestinya memerlukan jawaban dengan kerangka berpikir tertentu, yaitu digunakannya metode keilmuan, atau memerlukan kegiatan penelitian (ilmiah) dalam mencari jawaban dan pemecahannya.Terdapat berbagai sumber untuk “mendapatkan” masalah. Masalah-masalah keilmuan sangat banyak dijumpai melalui bacaan. Bacaan yang berupa laporan hasil penelitian, majalah ilmiah, jurnal umumnya sarat dengan informasi yang mengungkapkan pula berbagai masalah keilmuan yang menarik. Seminar, diskusi dan pertemuan ilmiah juga merupakan ladang masalah penelitian yang subur. Melalui kegiatan tersebut, acapkali terlontar berbagai masalah penelitian yang sudah jadi yang selanjutnya dapat dikembangkan sebagai masalah penelitian. Masalah penelitian dapat tergali melalui hasil pengamatan. Dari pengamatan akan timbul berbagai pertanyaan-pertanyaan yang melalui penelitian dapat dicari jawabannya. Permasalahan penelitian yang baik : Tentu saja tidak semua masalah keilmuan yang dihadapi dan telah dapat diidentifikasi, akan dijamin sebagai masalah yang layak dan sesuai untuk diteliti. Kelayakan suatu penelitian berkaitan dengan banyak faktor.

Kemanfaatan hasil. Sejauh mana penelitian terhadap masalah tersebut akan memberikan sumbangan kepada khasanah teori ilmu pengetahuan atau kepada pemecahan masalah-masalah praktis.

Kriteria pengetahuan yang dipermasalahkan yaitu: (a) mempunyai khasanah keilmuan yang dapat dipakai untuk pengajuan hipotesis, dan (b) mempunyai kemungkinan mendapatkan sejumlah fakta empirik yang diperlukan guna pengujian hipotesis.

Persyaratan dari segi si peneliti , yang pada prinsipnya sejauh mana kemampuan si peneliti

Suhardjono 2010

12

Page 13: RINGKASAN EKSEKUTIF · Web viewUntuk mendapatkan ilmu digunakan gabungan berpikir deduksi dan induksi melalui daur kegiatan: perumusan masalah - kajian konsep teori - menduga jawaban

3

Pengantar Metodologi Penelitian

untuk melakukan penelitian. Hal ini menyangkut setidak-tidaknya lima faktor, yakni: biaya; waktu; alat dan bahan; bekal kemampuan teoritis peneliti; dan penguasaan peneliti terhadap metode penelitian yang akan digunakannya.

Di samping itu, penelitian harus “ APIK “ APIK “ artinya : AA sli, penelitian harus merupakan karya asli penyusunnya, bukan merupakan

plagiat, jiplakan, atau disusun dengan niat dan prosedur yang tidak jujur. Syarat utama penelitian sebagai karya ilmiah adalah kejujuran.

PP erlu, permasalahan yang dikaji pada penelitian itu memang perlu, mempunyai manfaat. Bukan hal yang mengada-ada, atau memasalahkan sesuatu yang tidak perlu lagi dipermasalahkan. Sebagai contoh, apakah masih diperlukan untuk mempermasalkan hal terlalu umum seperti: hubungan antara kecepatan air dengan debit, luas penampang dengan lebar sungai, dan sejenisnya.

II lmiah, penelitian harus berbentuk, berisi, dan dilakukan sesuai dengan kaidah-kaidah kebenaran ilmiah. Penelitian harus benar, baik teorinya, faktanya maupun analisis yang digunakannya. Untuk itu berbagai prosedur dalam pelaksanaan penelitian harus diikuti, seperti misalnya : (1) mendapatkan permasalahan, (2) merumuskan permasalahan secara jelas dan spesifik, (3) melakukan kajian teoritis yang mendasari masalah tersebut, (4) merumuskan jawaban sementara –hipotesis- dari hal yang dipermasalkan berdasarkan kajian teori, (5) menentukan teknik dan instrument untuk mendapatkan fakta empirik yang berkitan dengan hipotesis, (6) mengumpulkan dan menganalisis data, dan (7) menarik kesimpulan, memberikan saran, mempublikasikan hasil penelitiannya

KK onsisten, masalah penelitian seharusnya berkesesuaian (konsisten) dengan kemampuan dan kemauan si penyusun.

Usulan Penelitian Usulan penelitian mengawali kerja penelitian. Melalui usulan itu, peneliti memaparkan gagasannya kepada orang lain, guna (a) mendapatkan

tambahan pandangan, komentar, saran dan kritik untuk penyempurnaan gagasan penelitiannya, (b) memperoleh dana penelitian, atau (c) mendapat persetujuan akademis, bila penelitiannya berkaitan dengan penyusunan skripsi, tesis atau disertasi. Suatu usulan penelitian harus mampu mengungkapkan kepada pembacanya bahwa masalah yang akan dikajinya bermanfaat dan dapat diselesaikan. Usulan penelitian juga harus mampu mengungkapkan dipakainya metode keilmuan dalam penelitian yang diusulkan.Baik buruknya usulan penelitian sangat menentukan disetujui atau tidaknya kerja penelitian. Banyak bukti menunjukkan bahwa suatu gagasan penelitian yang baik tidak dapat disetujui karena buruknya usulan penelitian. Kerangka isi usulan penelitian pada umumnya terdiri dari beberapa bab, yakni

Suhardjono 2010

13

Page 14: RINGKASAN EKSEKUTIF · Web viewUntuk mendapatkan ilmu digunakan gabungan berpikir deduksi dan induksi melalui daur kegiatan: perumusan masalah - kajian konsep teori - menduga jawaban

Bab 1. Pendahuluan

Judul penelitian : Tuliskan judul penelitian Anda

Latar belakang masalah : Jelaskan pentingnya masalah tersebut berikut uraian penjelasan mengapa masalah ini dipermasalahkan.

Rumusan masalah : Tuliskan dengan baik rumusan-rumusan masalah yang akan dikaji

Tujuan dan manfaat penelitian : Uraikan dengan jelas apa yang akan dicapai dengan penelitian ini. Jabarkan pula apa manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian yang diajukan.

Pengantar Metodologi Penelitian

Bab pertama berjudul pendahuluan atau permasalahan terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan serta manfaat Bab kedua berjudul kajian pustaka yang memaparkan uraian dari teori-teori dan hasil-hasil penelitian yang berkesesuaian dan ditujukan untuk merumuskan hipotesis, atau untuk menetapkan kriteria (rumus, prinsip) yang diperlukan dalam pengembangan, perancangan, atau menetapkan kriteria yang diharapkan dipakai pada kegaitan evaluasi.Bab ketiga berupa rancangan metode penelitian berisi rencana penelitian (penjelasan tentang populasi, sampling, penjelasan variabel dan instrument serta metode pengumpulan data, serta rancangan tabulasi dan analisis data yang akan dipakai dalam pengujian hipotesis), atau rancangan kegiatan (pada penelitian pengembangan dan evaluasi)Bab keempat berisikan rencana paparan hasil, rencana waktu, personalia, dan biaya.

3.1. Bab Pendahuluan atau Bab PermasalahanBab yang mengawali suatu usulan penelitian pada umumnya dinamakan bab Pendahuluan. Isi dari bab ini adalah jabaran tentang apa, mengapa, dan bagaimana masalah yang diajukan, karena itu, bab ini juga sering disebut sebagai bab Permasalahan. Melalui bab ini, paling tidak dituliskan latar belakang masalah, identifikasi dari permasalahan yang akan dikaji, pembatasan dan ruang lingkup bahasan dan rumusan-rumusan masalah. Di samping itu, dipaparkan pula tujuan dan manfaat dari hasil penelitian. Dengan membaca bab tersebut, pembaca diharapkan mengetahui garis besar apa, mengapa hal yang dipermasalahkan, serta bagaimana cara melaksanakan penelitian untuk mengkaji atau memecahkan masalah.Berikut disajikan penjelasan mengenai: peenulisan judul penelitian, latar belakang masalah, rumusan masalah, dan tujuan-manfaat penelitian.3.1.1 Penulisan Judul penelitian Judul penelitian merupakan label dari keseluruhan isi rancangan kegiatan. Sebagai label haruslah menarik dan mampu menggambarkan isi, serta merangsang pembaca untuk membaca isi usulan penelitiannya. Judul penelitian ditulis dengan kalimat dan padat. Hal yang seharusnya tertulis pada judul adalah gambaran dari apa yang dipermasalahkan, karenanya semua variabel penelitian dan bagaimana hubungannya upaya ditulis dalam judul. Judul ditulis dalam kalimat deklaratif (kalimat pernyataan dan bukan kalimat tanya), dalam satu kalimat; Tidak menggunakan kata-kata yang bermakna ganda, puitis, atau pernyataan yang muluk-muluk. Di bawah judul sering dituliskan pula sub judul untuk menambahkan keterangan yang lebih rinci tentang populasi.

Suhardjono 2010

14

Page 15: RINGKASAN EKSEKUTIF · Web viewUntuk mendapatkan ilmu digunakan gabungan berpikir deduksi dan induksi melalui daur kegiatan: perumusan masalah - kajian konsep teori - menduga jawaban

Pengantar Metodologi Penelitian

3.1.2. Menyusun latar belakang masalah Identifikasi masalah: Identifikasi masalah merupakan tahap awal dalam memahami pemahaman. Melalui identifkasi, suatu objek permasalahan dapat diperjelas masalah yang akan dipersoalkan. Perhatikanlah kasus berikut: Misalnya ditemukannya jenis semen baru. Inovasi di bidang bahan bangunan tersebut dapat diidentifikasikan menjadi masalah sehubungan dengan latar belakang:

siapkan tenaga tukang saat ini menggunakan kualitas semen yang baru itu? syarat perhitungan konstruksi apa yang harus disesuaikan? bagaimana dengan pemasaran semen yang lama? dan banyak lagi masalah yang dapat terungkapkan.

Dari contoh di atas tampak bahwa pada uraian latar belakang masalah harus mampu menjelaskan mengapa sesuatu itu dipermasalahkan.Latar belakang masalah mengungkapkan dasar alasan dari suatu perumusan masalah yang akan dicari jawabannya, atau mengapa sesuatu (masalah) itu dipermasalahkanPembatasan masalah dilakukan akibat banyaknya kemungkinan yang terjadi dari suatu permasalahan. Contoh adanya penemuan jenis semen baru, dapat menjadi berbagai masalah yang berkaitan dengan: mutu tenaga kerja (siapkan tenaga tukang saat ini menggunakan kualitas semen yang baru itu?), pendekatan teori (syarat perhitungan konstruksi apa yang harus disesuaikan?), masalah ekonomi (bagaimana dengan pemasaran semen yang lama?), dan lain-lain. Karena itu permasalahan yang akan dikaji harus dibatasi. Setiap pembatasan masalah, harus disertai dengan alasan yang mendasari pembatasan tersebut. Misalnya masalah kesehatan pasca bencana banjir, permasalah tersebut sangat luas sehingga dibatasi hanya pada macam penyakit tertentu, berdasar pertimbangan dan alasan tertentu.Dengan membatasi permasalahan diharapkan masalah penelitian dapat lebih dipertegas, dalam arti ditentukan batas-batas ruang lingkupnya. Hanya dengan adanya batas-batas permasalahan yang jelas, akan dapat diketahui dan ditetapkan faktor-faktor apa saja yang perlu dibahas dan faktor-faktor apa yang tidak perlu.Pembatasan masalah tersebut sesuai dengan azas keilmuan yaitu ”bukan kuantitas yang menentukan mutu keilmuan suatu penelitian, melainkan kualitas jawabannya”. Penulisan latar belakang masalah dapat disusun melalui dua pendekatan.

Pertama, diawali dari pemikiran teoritis kemudian mengarah ke fakta empirik. Kedua, diawali dari dunia empirik ke arah teoritik.

Pemikiran teoritik dimaksudkan untuk memaparkan bahwa permasalahan terhadap suatu kejadian atau situasi yang ingin dikaji berdasar pada kaidah / konsep ilmu untuk kemudian dihubungkan dengan keadaan fakta-fakta di lapangan. Sedangkan pemikiran empirik bermula dari adanya permasalahan bedrdasar fakta empirik yang kemudian dikaitkan dengan khasanah teoritik dari fakta empirik tersebut.

Suhardjono 2010

15

Page 16: RINGKASAN EKSEKUTIF · Web viewUntuk mendapatkan ilmu digunakan gabungan berpikir deduksi dan induksi melalui daur kegiatan: perumusan masalah - kajian konsep teori - menduga jawaban

Pengantar Metodologi Penelitian

3.1.3. Rumusan masalah hal terpentingBagian terpenting dari pengajuan masalah adalah perumusan masalah. Rumusan masalah merupakan INTI dari pengajuan masalah. Penilaian suatu usulan penelitian pada umumnya didasarkan pada baik-buruknya mutu rumusan masalahnya. Rumusan masalah juga merupakan hal yang (biasanya) dibaca pertama kali oleh penilai usulan penelitian. Karena melalui rumusan masalah tersebut, telah dapat diperkirakan mutu dan kemungkinan keberhasilan penelitian yang diajukan. Rumusan masalah merupakan pertanyaan-pertanyaan yang ingin dicari jawabannya melalui kegiatan penelitian yang diusulkan. Ringkasnya, rumusan masalah merupakan soal-soal yang dapat dirumuskan dari permasalahan pene litian yang akan dikaji.Sebagai contoh adanya masalah yang akibat banjir. Apa yang dapat kita perbuat terhadap masalah tersebut? Sebelum masalah itu dapat dirinci lebih jelas, maka kita tidak dapat berbuat apa-apa. Untuk itu, masalah tersebut harus dirinci misalnyamenjadi: adakah bentuk pintu air tertentu yang dapat mengatur banjir dengan lebih cepat dan akurat? Berubahnya masalah menjadi soal yang lebih rinci dan jelas, yang merupakan rumusan masalah, merupakan langkah agar pencarian jawaban jadi lebih terarah dan mudah. Perbedaan rumusan masalah dan judul penelitian : Judul penelitian merupakan label yang merangkum isi permasalahan, sedangkan rumusan masalah merupakan soal-soal dari hal yang dipermasalahkan. Umumnya satu permasalahan dapat terurai menjadi beberapa rumusan masalah. Kriteria rumusan masalah yang baik: Suatu masalah dikatakan telah dirumuskan dengan baik, bila (1) variabel-variabel penelitian ternyatakan dengan jelas dan rinci, dan (2) masalahnya telah diidentifikasikan dan dibatasi. Misalnya dari permasalahan “banjir” diidentifikasikan menjadi “rancangan pintu air” dan dibatasi hanya pada persoalan “debit kecil”. Rumusan masalah yang mempertanyakan “adakah pengaruh antara peningkatan kesejahteraan dengan pembangunan bendungan,” adalah contoh rumusan masalah yang tidak jelas. Konsep variabel peningkatan kesejahteraan dan pembangunan bendungan terlalu luas, tidak jelas dan kurang rinci. Demikian pula rumusan masalah yang ditulis sebagai berikut “Sejauh mana pengaruh antara banjir terhadap keresahan masyarakat? Sebagai suatu rumusan masalah (atau soal yang harus dicari jawabannya), rumusan masalah tersebut kurang jelas dan tajam. Variabel banjir sangat luas maknanya, apakah luasnya, intensitasnya, tingginya, besarnya atau yang lain. Kriteria yang banyak dipakai dalam penulisan rumusan masalah adalah:

a) menggunakan kalimat tanya, b) variabel-variabel yang dipermasalahkan apakah itu berupa variabel bebas,

variabel tergantung, ataupun variabel yang lain harus dapat ternyatakan dengan jelas, rinci, dan tajam,

c) hubungan di antara variabel-variabel tersebut jelas terungkapkan,

Suhardjono 2010

16

Page 17: RINGKASAN EKSEKUTIF · Web viewUntuk mendapatkan ilmu digunakan gabungan berpikir deduksi dan induksi melalui daur kegiatan: perumusan masalah - kajian konsep teori - menduga jawaban

Pengantar Metodologi Penelitian

d) dapat menunjukkan lingkup atau batasan atau populasi masalah yang akan dikaji.

Variabel harus bisa diamati dan diukur: Perlu diingat kembali bahwa rumusan masalah yang baik sangat menentukan keberhasilan langkah kegiatan berikutnya. Merumuskan masalah pada dasarnya adalah menyusun pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya ingin dicari baik melalui kajian teoritis maupun dengan pembuktian empiris. Guna memungkinkan pengujian secara empirik maka variabel-variabel yang diajukan harus dapat diamati dan diukur. Suatu konsep dapat diukur melalui salah satu dari empat macam skala pengukuran sebagai berikut.

a) Skala nominal yang hanya bersifat mengklasifikasikan konsep berdasar ciri khasnya atau atribut dari konsep-konsep, misalnya pria-wanita, bendung tetap-bendung gerak, sedimentasi-erosi.

b) Skala ordinal yang sudah menunjuk adanya perbedaan peringkat dari variabel yang dikaji, namun yang ditunjukkan hanyalah perebedaannya, selisih perbedaan (interval) di antara perbedaan tersebut tidaklah sama, misalnya sersan-letnan-mayor; rendah-sedang-tinggi; deras-sangat deras

c) Skala interval yang telah memberikan jarak di antara peringkat dengan memakai skala metrik dan dengan mempunyai jarak sama di antara peringkat, misalnya nilai matematika 70, 72, 74.

d) Skala ratio yang merupakan skala metrik dengan jarak interval yang sama dan mempunyai titik nol berlaku umum, misalnya ukuran berat (kg, lb, ton) ukuran panjang (cm, inc,), ukurang debit (m3/det) dll.

Penjelasan tentang hubungan antara konsep (variabel atau atribut) dengan skala pengukurannya sangat penting karena keduanya akan menentukan rancangan pelaksanaan penelitian. Yaitu pada penetapan instrumen, pencarian fakta empirik dan juga dalam menentukan teknik analisis dalam pengujian hipotesis.3.1.4. Tujuan dan manfaat penelitianTujuan penelitian menyatakan target tertentu yang akan diperoleh dari kegiatan penelitian yang diusulkan. Tujuan penelitian harus dinyatakan secara spesifik, dalam pernyataan yang jelas dan tegas, tidak mengundang kesimpangsiuran arti dalam memaparkan hasil-hasil yang diharapkan dari penelitian. Umumnya tujuan penelitian dimulai dengan kalimat:

a) penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui ...... dstnyab) hasil penelitian ini adalah untuk memperoleh....... dstnya.

Sedangkan kegunaaan penelitian menyatakan manfaat yang dapat dipetik dari pemecahan masalah yang didapat dari hasil penelitian yang berguna setidak-tidaknya bagi kepentingan ilmiah atau kepentingan terapan. Karena penelitian merupakan bagian kecil dari permasalahan yang terjadi di dunia nyata, maka dalam mengungkapkan manfaat penelitian tentunya tidak mengada-ada atau melebih-lebihkan dari manfaat yang sebenarnya akan dicapai. Misalnya dinyatakan bahwa “ hasil penelitian ini akan menyelesaikan masalah banjir di perkotaan” rasanya terlalu berlebihan, karena hasil penelitian umumnya berupa “informasi pengetahuan keilmuan”.

Suhardjono 2010

17

Page 18: RINGKASAN EKSEKUTIF · Web viewUntuk mendapatkan ilmu digunakan gabungan berpikir deduksi dan induksi melalui daur kegiatan: perumusan masalah - kajian konsep teori - menduga jawaban

Pengantar Metodologi Penelitian

3.2. Bab Tinjauan Pustaka3.2.1. Argumentasi ilmiahPada bab kajian / tinjauan kepustakaan dituliskan berbagai kajian teori dan hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan variabel yang dipermasalahkan. Mengapa? Karena, cara ilmiah dalam memecahkan persoalan pada hakikatnya adalah digunakannya pengetahuan ilmiah sebagai dasar argumentasi. Yaitu, dipakainya referensi yang berisi teori ilmiah yang sahih maupun berdasar hasil-hasil penelitian yang telah diverifikasi kebenarannya. Hasil-hasil penelitian yang telah diverifikasi kebenarannya pada umumnya merupakan dasar argumentasi ilmiah yang sangat kokohKriteria kepustakaan yang baik. Sedikitnya ada dua syarat utama harus dipenuhi oleh sumber bacaan yang akan digunakan dalam kajian teori, yakni:

a) adanya keterkaitan antara isi bacaan dengan masalah yang dibahas, dan b) kemutahiran sumber bacaan, artinya sumber bacaan yang sudah kadaluwarsa

harus ditinggalkan. Penelitian dengan daftar kepustakaan yang sangat banyak, namun keterkaitan antara isi kepustaan dan masalah yang dibahas tidak terlalu jelas, harus dihindari. Kualitas hasil karya ilmiah tidak berkaitan dengan banyaknya buku yang tercantum pada daftar pustaka, tetapi pada kualitas pustaka yang digunakannya.3.2.2. HipotesisJenis penelitian korelasi atau peneltian perbedaan, baik yang dilakukan dengan memakai perlakuan (penelitian eksperimen) maupun yang tidak (penelitian deskriptif), bertujuan untuk pengujian hipotesis. Apa yang dimaksud dengan hipotesis? Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap pertanyaan yang diajukan pada rumusan masalah penelitian. Jawaban sementara ini dirumuskan dari khasanah pengetahuan teoritis yang diperoleh dari tinjauan pustaka. Sehingga, hipotesis adalah jawaban terhadap masalah penelitian (yang secara teoritis) dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenaran teorinya. Untuk dapat memenuhi kriteria kebenaran keilmuan, yaitu harus benar teori dan fakta, maka hipotesis masih memerlukan pengujian berdasar fakta empirik yang dikumpulkan. Peran hipotesis pada penelitian ilmiah adalah:

1) memberikan tujuan yang tegas bagi peneliti, 2) membantu dalam penentuan arah kegiatan yang harus ditempuh,dalam

pembatasan ruang lingkup, memilih fakta, dan menentukan relevansi pelaksanaan kegiatan

3) menghindarkan peneliti dari suatu kegiatan pelaksanaan penelitian yang tidak terarah dan tidak bertujuan.

Apakah setiap penelitian harus mempunyai hipotesis? Jawaban terhadap pertanyaan ini dapat ya dan dapat pula tidak. Jika penelitian itu adalah penelitian yang merupakan penerapan dari metode ilmiah jawabannya adalah ya. Karena sebagai

Suhardjono 2010

18

Page 19: RINGKASAN EKSEKUTIF · Web viewUntuk mendapatkan ilmu digunakan gabungan berpikir deduksi dan induksi melalui daur kegiatan: perumusan masalah - kajian konsep teori - menduga jawaban

Pengantar Metodologi Penelitian

dijelaskan sebelumnya, komponen metode keilmuan terdiri dari masalah - teori - hipotesis - fakta - pengujian hipotesis Namun, terdapat pula penelitian-penelitian yang komponennya tidak seperti itu, misalnya studi kasus, survey, studi pengembangan, dan studi evaluasi. Pada jenis tersebut hipotesisnya tidak dapat secara jelas diungkapkan. Namun, apabila mengacu pada peran hipotesis sebagai penuntun langkah pelaksanaan penelitian, maka kegiatan penelitian semestinya mempunyai hipotesis. Misalnya pada studi perencanaan, paling tidak pada pada awal kegiatan peneliti telah mempunyai gambaran sementara (hipotesis) terhadap hasil rancangan yang akan dibuatnya. Apakah hipotesis tersebut harus tertuliskan atau tidak, merupakan permasalahan yang lain.Kriteria hipotesis yang baik : Pada suatu usulan penelitian, hipotesis merupakan jawaban (sementara) dari rumusan masalah, sehingga dalam merumuskan hipotesis yang baik, hendaknya:

1) dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan.2) dirumuskan dalam kalimat yang sederhana, jelas dan padat.3) menyatakan macam pertautan antara dua variabel atau lebih dan mencakup

keseluruhan konsep permasalahan. Sumber dalam merumuskan hipotesis : Sumber hipotesis dapat diperoleh secara induktif dari pengamatan empiris atau secara deduktif dari khasanah teori yang sahih. Dengan demikian hipotesis dapat dirumuskan dari (a) pengalaman, pengamatan dan dugaan si peneliti, (b) hasil-hasil dari penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, dan (d) teori-teori yang sudah terbentuk.Hipotesis yang dirumuskan berdasar pengalaman, pengamatan dan dugaan peneliti merupakan hipotesis yang paling lemah, yang umumnya hanya digunakan pada penelitian eksploratif dan diskritif yang memang bertujuan untuk mengetahui paparan hipotesis yang sebenarnya. Bila mengacu pada langkah metode keilmuan, hipotesis yang dirumuskan berdasar dugaan peneliti, belum memenuhi kriteria kebenaran teoritik. Hipotesis yang dirumuskan berdasar hasil-hasil penelitian terdahulu dan berdasar teori yang telah mapan, memiliki tingkat kebenaran teoritik yang tinggi, dan hipotesis itulah yang akan diuji dengan serangkaian fakta empirik melalui kegiatan penelitian.Hipotesis hubungan dan hipotesis perbedaan: Pada jenis penelitian korelasi atau peneltian perbedaan hipotesis dapat dibagi menjadi dua kelompok yakni: (a) hipotesis tentang hubungan, dan (b) hipotesis tentang perbedaan. Hipotesis tentang hubungan (atau juga pengaruh), menyatakan tentang ada tidaknya hubungan antara dua variabel atau lebih. Sebagai contoh: Terdapat hubungan posistif yang bermakna antara besaran butir sedimen dengan volume gerusan dan endapan. Hipotesis semacam ini mendasari jenis penelitian korelasional. Sedangkan hipotesis tentang perbedaan, menyatakan ada tidaknya perbedaan akibat ‘perlakuan’ tertentu. Sebagai contoh : Terdapat perbedaan kekuatan tekan beton akibat berbedanya jenis semen yang digunakan. Jenis hipotesis semacam ini membawa pada penelitian pembandingan (komparatif).Hipotesis diuji atau dibuktikan: Sebagai jawaban sementara yang benar menurut teori, sangat mungkin hipotesis tersebut tidak sesuai dengan fakta yang ada. Hal ini karena (1) Dari satu masalah dapat dirumuskan berbagai jawaban yang benar secara teori. (2) Ada kemungkinan terdapat kesalahan dalam pencarian data empirik. Sehingga berupaya membuktikan atau mempertahankan hipotesis (yang salah). Yang benar adalah menguji hipotesis dengan fakta yang dikumpulkan. Bila perlu

Suhardjono 2010

19

Page 20: RINGKASAN EKSEKUTIF · Web viewUntuk mendapatkan ilmu digunakan gabungan berpikir deduksi dan induksi melalui daur kegiatan: perumusan masalah - kajian konsep teori - menduga jawaban

Pengantar Metodologi Penelitian

hipotesis (yang salah) dirubah atau ditinggalkan bila ternyata tidak sesuai dengan data yang diperoleh. Memang, hal itu tidaklah mudah dilakukan, karena dalam merumuskan hipotesis telah dilakukan berdasar teori-teori (yang sudah dengan susah payah dibaca dan dipelajari) sehingga peneliti cenderung untuk tidak memperhatikan hasil penelitian yang berlawanan dengan hipotesisnya.

Suhardjono 2010

20

Page 21: RINGKASAN EKSEKUTIF · Web viewUntuk mendapatkan ilmu digunakan gabungan berpikir deduksi dan induksi melalui daur kegiatan: perumusan masalah - kajian konsep teori - menduga jawaban

Bab 3: Rancangan Metode Penelitian

Rancangan penelitian: Jelaskan rancangan pelaksanaan penelitian misalnya rancangan percobaan yang akan dipakai, pembagian kelompok sampel dll.

Uraikan mengenai variabel-variabel penelitian, populasi dan sampel serta teknik pencarian dan penggunaan sampel tersebut.

Tuliskan instrumen dan metode pengumpulan data yang dirancangkan.

Jabarkan rancangan tabulasi data dan analisis data yang akan dipakai dalam pengujian hipotesis.

Pengantar Metodologi Penelitian

3.3. Bab Rancangan Metode Penelitian Pada Bab Rancangan Metode Penelitian dituliskan antara lain: rancangan penelitian, penjelasan variabel dan instrumen serta metode pengumpulan data, serta rancangan tabulasi dan analisis data dalam pengujian hipotesis. Melalui Bab ini harus tampak informasi tentang berbagai fakta empirik yang akan digunakan untuk menguji hipotesis, bagaimana mendapatkan dan menganalisis fakta tersebut serta mengapa fakta itu diperlukan. Termasuk didalamnya uraian tentang variabel-variabel yang akan dikaji, populasi, sampling, instrumen pengukuran dan metode pencarian data dan rancangan analisis data yang akan digunakan. Rancangan penelitian: Pada usulan juga dituliskan gambaran langkah dalam pengambilan sampel. Juga harus dapat terjabarkan teknik-teknik dan alat-alat yang akan digunakan untuk mengamati dan mengukur data. Peran fakta empirik dalam pengujian hipotesis : Hipotesis memerlukan pengujian yang didasarkan pada temuan fakta empirik. Dengan demikian suatu usulan penelitian harus dilengkapi dengan rancangan dalam pencarian fakta empirik dan juga rancangan teknik statistika yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis.Kesalahan dalam pencarian fakta ermpirik : Sebagaimana telah diketahui, penelitian merupakan salah satu upaya cara untuk memperoleh pengetahuan yang benar. Tentu saja bukan kebenaran yang absolut, tetapi pengetahuan yang dalam upaya memperolehnya diharapkan agar dapat memberikan kesalahan yang sekecil-kecilnya. Untuk itu peneliti harus mengetahui hal-hal yang memungkinkan terjadinya kesalahan. Bagian kegiatan yang seringkali berpeluang untuk terjadinya kesalahan dalam kegiatan pencarian data adalah ketika (a) pengambilan sampel; (b) menetapkan hubungan antar variabel; dan (c) saat mengukur variabel. Apa yang dimaksud dengan sampel? Sampel adalah bagian kecil dari populasi yang mewakili populasi sebagai data empirik penelitian. Untuk dapat mewakili populasi maka sampel harus mempunyai ciri-ciri/sifat/karakteristik yang sama dengan populasi. Untuk mencapai hal itu, teknik penetapan jumlah dan prosedur cara penarikan sampel merupakan hal penting yang menentukan apakah sampel tersebut benar-benar dapat mewakili populasi atau tidak. Teknik penetapan besaran dan kelompok sampel tersebut umum disebut sebagai teknik sampling.Mengapa penelitian memerlukan sampel? : Untuk kondisi tertentu, penelitian populasi tidak mudah bahkan tidak mungkin dilakukan. Misalnya karena populasi yang tak terbatas atau sangat banyak. Misalnya akan dicari kualitas mutu air di sungai tertentu. Populasi air di sungai tersebut tentu sangat banyak, sehingga diperlukan sampel air sungai yang akan dianalisis mutu airnya. Dalam keadaan ini dilakukan penelitian dengan menggunakan sampel. Sampel merupakan sebagian (kecil) dari populasi yang ditetapkan dan dipilih sedemikian, sehingga dapat mewakili kedaaan populasi.Teknik sampling : Adalah kegiatan dalam menetapkan jumlah dan cara mengambil sampel. Agar sampel dapat sedekat mungkin mewakili populasi, dilakukan dua cara

Suhardjono 2010

21

Page 22: RINGKASAN EKSEKUTIF · Web viewUntuk mendapatkan ilmu digunakan gabungan berpikir deduksi dan induksi melalui daur kegiatan: perumusan masalah - kajian konsep teori - menduga jawaban

Pengantar Metodologi Penelitian

melalui teknik acak (random sampling) dan teknik bukan acak (non-random sampling). Teknik sampel acak dilakukan dengan memilih secara acak sejumlah sampel dari populasi. Pemilihannya dapat dilakukan dengan cara undian, atau menggunakan tabel angka random. Jenis sampel acak yang sering digunakan adalah:

1) Acak sederhana (random sampling), yang memberikan peluang yang sama pada setiap elemen populasi untuk menjadi anggota sampel

2) Acak-berstrata (stratified random sampling), yang dilakukan dengan terlebih dulu membagi populasi dalam kelompok/strata tertentu sebelum dilakukan pemilihan secara acak dari kelompok itu.

Di samping itu terdapat jenis pengambilan sampel secara acak yang lain yaitu misalnya: sampel acak bertahap (multistage random sampling) dan acak klaster (cluster random sampling). Pengambilan sampel secara tidak acak (non random) dimaksudkan untuk memilih sampel dengan kriteria tertentu yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan penelitian. Termasuk pada teknik sampling kelompok ini, adalah teknik sampel berdasar quota dan sampel purposiveBerapa jumlah sampel yang baik? Pertanyaan yang sering diajukan sehubungan dengan sampel adalah berapa jumlah sampel yang baik. Beberapa buku menyatakan sedikit- dikitnya 5, tapi ada pula yang menyatakan 10, ada pula yang menyatakan makin banyak makin baik. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah banyaknya sampel sangat relatif. Namun, setidak-tidaknya terdapat empat faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan banyaknya sampel, yakni:

1) derajat keseragaman populasi; 2) tingkat ketelitian hasil yang dikehendaki peneliti; 3) rencana analisis statistika yang akan dipakai, dan 4) biaya, tenaga, dan waktu yang tersedia.

Untuk lebih memperjelas hal di atas, perlu dipahami arti populasi. Beberapa pakar mendefinisikan populasi sebagai :

1) Populasi adalah keseluruhan dari subyek penelitian2) Populasi adalah semua anggota kelompok orang, kejadian atau obyek yang

telah dirumuskan dengan jelas sebagai obyek penelitian.Penelitian populasi : Terdapat penelitian yang tidak menggunakan sampel, yang disebut penelitian populasi. Peneliti dalam hal ini mengamati obyek terhadap seluruh anggota sampel tanpa terkecuali. Hasil pengamatannya, dengan demikian, akan berlaku untuk populasi tersebut. Instrumen penelitian: Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengambil data atau informasi. Kebenaran data atau informasi yang diambil sangat tergantung dari kebenaran instrumen yang dipakai. Dengan demikian penetapan, penyusunan dan penggunaan instrumen merupakan bagian penting pada pelaksanaan penelitian. Jenis-jenis instrumen penelitian, yang umum dipakai adalah

1) Peralatan ukur (instrument) yang biasa digunakan dalam survey keairan (misalnya alat ukur, instrument peneyelidikan tanah, alat ukur debit, dll).

2) Wawancara atau kuisener yang digunakan misalnya untuk mengetahui sikap, pernyataan, pendapat dari petani terhadap sesuatu permasalahan.

3) Tes yang dipakai untuk mengukur unjuk kerja tertentu, misalnya ketrampilan petani dalam menggunakan teknologi baru.

Suhardjono 2010

22

Page 23: RINGKASAN EKSEKUTIF · Web viewUntuk mendapatkan ilmu digunakan gabungan berpikir deduksi dan induksi melalui daur kegiatan: perumusan masalah - kajian konsep teori - menduga jawaban

4

Pengantar Metodologi Penelitian

4) Observasi atau pengamatan, dll.Jenis instrumen yang digunakan sangat tergantung kepada data yang akan diambil, metode pengumpulan data, rancangan analisis data, sampel, lokasi penelitian, kemampuan pelaksana, biaya dan waktu.Rancangan pengumpulan dan analisis data: Usulan harus mampu mengungkapkan gambaran langkah dalam pengambilan sampel. Juga harus dapat terjabarkan teknik-teknik dan alat-alat yang akan digunakan untuk mengamati dan mengukur data. Rancangan Waktu dan Dana : Usulan penelitian juga harus mengungkapkan rancangan waktu, tenaga, dan biaya bahkan bila perlu peralatan-peralatan yang akan digunakan. Rancangan ini diperlukan untuk melihat kemungkinkan dapat tidaknya penelitian dilaksanakan.Waktu yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu penelitian sangat tergantung dari tujuan, macam fakta empirik yang dicari, dan banyak hal yang lain. Mutu keilmuan suatu hasil penelitian tidak ada kaitannya dengan jangka waktu penelitian.Suatu usulan penelitian yang baik juga mengungkapkan kemungkinan masalah-masalah yang diperkirakan akan dihadapi atau kendala-kendala yang diperkirakan akan ada serta cara mengatasinya.

Melaksanakan PenelitianKegiatan penelitian diawali dari gagasan yang kemudian dituliskan dalam bentuk usulan penelitian. Pada pembuatan tesis, usulan penelitian itu harus

terlebih dahulu mendapat persetujuan dosen pembimbing, sebelum ”dilaksanakan”. Akibat berbedanya jenis penelitian, berbeda pula macam kegiatan dan tahapan dalam pelaksanaan penelitiannya.Untuk mengumpulkan data dibutuhkan alat, yang umum disebut sebagai instrumen penelitian. Kebenaran data sangat tergantung pada kebenaran instrumen yang digunakan. Karena itu penetapan instrumen, merupakan kegiatan penting dalam pelaksanaan penelitian. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan, validitas dan reliabilitas. Analisis data umumnya menggunakan statitik, terutama untuk data kuantitatif yaitu data yang berupa angka atau bisa diangkakan. Terdapat beberapa macam statistik yang dapat digunakan yaitu: statistik deskriptif, statistik inferensial, statistik parametris dan statistik non parametris. 4.1. Kelompok Jenis Penelitian menurut TujuannyaJenis penelitian itu dibedakan menurut tujuannya, sebagai berikut:

Tujuan :menguji hipotesis

Penelitian korelasi : Dengan perlakuan

Penelitian EKSPERIMENPenelitian pembandingan:

Dengan perlakuanPenelitian korelasi : Tanpa

perlakuanPenelitian DESKRIPTIF

Penelitian pembandingan : Tanpa perlakuan

Tujuan:menghasilkan rancangan,

Penelitian pengembangan:

Suhardjono 2010

23

Page 24: RINGKASAN EKSEKUTIF · Web viewUntuk mendapatkan ilmu digunakan gabungan berpikir deduksi dan induksi melalui daur kegiatan: perumusan masalah - kajian konsep teori - menduga jawaban

Pengantar Metodologi Penelitian

desain, model, rekayasa enjinering atau produk lain

Tujuan:memperoleh informasi,

atau mendiskripsikannya untuk keperluan tertentu.

Penelitian evaluasiStudi kasus

Survey

Suhardjono 2010

24

Page 25: RINGKASAN EKSEKUTIF · Web viewUntuk mendapatkan ilmu digunakan gabungan berpikir deduksi dan induksi melalui daur kegiatan: perumusan masalah - kajian konsep teori - menduga jawaban

Pengantar Metodologi Penelitian

4.2. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data Melaksanakan penelitian umumnya disamaartikan dengan kegiatan pengumpulan data. Hal tersebut wajar karena kegiatan utama pelasanaan penelitian erat berkaitan dengan data (pengumpulan dan analisis data). Keadaan itu berbeda dengan penyusunan usulan yang lebih banyak berkaitan dengan kajian teori. Porsi utama pelaksanakan penelitian adalah mendapatkan data untuk ‘mengisi’ variabel penelitian. Bagaimana data yang akan dicari sangat bergantung dari definisi operasional variabel penelitian. Data yang umum dicari dalam permasalahan teknik keairan, antara lain data hujan, debit, iklim, daerah aliran sungai (luasnya, bentuknya, dll), data pemakai air (jumlah, latar belakang, status sosek, dll), dan lain-lain.Data dibeda-beda berdasar berbagai hal antara lain:

Ditinjau dari cara memperoleh data

Data primer : data yang diperoleh langsung dari sumber data

Data sekunder : data yang diperoleh dari sumber tidak langsung

Ditinjau dari tingkat keterukuran

• data kualitatif : data yang tidak bisa diukur dengan angka atau data yang tidak bisa diangkakan

• data kuantitatif : data yang bisa diangkakan atau dikuantifikasikan

Berdasarkan tingkat pengukuran variabel

• Data nominal • Data ordinal • Data interval • Data rasio

Instrumen : Untuk mengumpulkan data dibutuhkan alat, yang umum disebut sebagai instrumen penelitian. Kebenaran data sangat tergantung pada kebenaran instrumen yang digunakan. Karena itu penetapan instrumen, merupakan kegiatan penting dalam pelaksanaan penelitian. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan, validitas dan reliabilitas

(a) Validitas (kesahihan) artinya instrumen mampu mengukur apa yang ingin diukur, dan dapat mengungkap data dari variabel secara benar. Untuk dapat mengukur data tinggi hujan dibutuhkan alat penakar hujan gar mampu menggambarkan besaran tinggi hujan dengan benar.

(b) Reliabilitas (dapat dipercaya) artinya instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai pengumpul data, sehingga data yang terkumpul juga dapat dipercaya. Pengukur hujan dianggap reliabel bila hasil pengukurannya tidak berubah (tetap ajeg) akibat perubahan waktu atau perubahan kondisi lain. Untuk itu sebelum menggunakan instrumen, perlu dilakukan kalibrasi guna menjaga validitas dan reliabilitas instrumen

Pada kegiatan pengumpulan data di bidang keairan, berbagai instrumen telah diproduksi untuk tujuan pengumpulan data tertentu. Kemajuan teknologi menjadikan instrumen tersebut makin canggih, akurat, mudah penggunaannya, valid dan reliabel. Tidak jarang data yang akan dikumpulkan berupa sikap, pendapat, atau gambaran karakteristik tertentu dari responden (misalnya petani yang ingin diketahui pengetahuan, sikap, dan peranannya dalam upaya pencegahan bahaya banjir).Untuk keperluan pengumpulan data sejenis itu, umumnya dilakukan melalui instrumen yang berupa (a) angket, kuisener, yang dapat berupa angket terbuka, isian, rating

Suhardjono 2010

25

Page 26: RINGKASAN EKSEKUTIF · Web viewUntuk mendapatkan ilmu digunakan gabungan berpikir deduksi dan induksi melalui daur kegiatan: perumusan masalah - kajian konsep teori - menduga jawaban

Pengantar Metodologi Penelitian

scale, check-list, dan lain-lain, bila dikehendaki data tentang pendapat responden mengenai sesuatu yang dipermasalahkan, (b) pedoman wawancara bila data akan dijaring dalam bentuk tanya-jawab atau dialog untuk memperoleh gambaran tentang sesuatu dengan lebih mendalam, (c) panduan observasi, bila data dikumpulkan melalui pengamatan terhadap sesuatu proses kegiatan, (tes) bila data berupa ukuran kemampuan responden mengenai sesuatu yang dipermasalahkan. 4.3. Menganalisis dan menginterpetasi dataMenganalisis dan menginterpertasi data adalah kegiatan (a) memilah dan menata data yang diperoleh, (b) memberikan skor, atau interpertasi lain terhadap data sesuai dengan tujuan penelitian, (c) melakukan analisis data untuk pengujian hipotesis, atau untuk keperluan lainnya. Analisis data umumnya menggunakan statitik, terutama untuk data kuantitatif, yaitu data yang berupa angka atau bisa diangkakan. Terdapat beberapa macam statistik yang digunakan yaitu statistik deskriptif, statistik inferensial, statistik parametris dan statistik non parametris.

Statistik deskriptif adalah statistik yang dipakai untuk menganlisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data terkumpul sebagaimana adanya. Statistik deskriptif digunakan untuk membantu memaparkan (menggambarkan) keadaan yang sebenarnya (fakta) dari satu sampel penelitian (penelitian deskriptif). Statistik deskritif tidak berfungsi untuk membuat kesimpulan yang berlaku untuk generalisasi, artinya penelitian deskriptif tidak untuk menguji suatu hipotesis

Statistik inferensial atau atau statitik induktif atau statitik probabilitas digunakan untuk menganalisis data yang berasal dari sampel dan hasilnya akan diberlakukan untuk populasi. Statistik ini berfungsi untuk membantu dalam penarikan kesimpulan yang bersifat umum dari data yang spesifik.

Statistik parametris adalah statistik yang digunakan untuk menguji parameter populasi melalui data yang diperoleh melalui sampel. Parameter populasi meliputi rata-rata, simpangan baku, dan varian. Statitik ini banyak dipakai untuk menganalisis data interval dan rasio.Pengujian parameter melalui data sampel dinamakan uji hipotesis. Terdapat dua macam uju hipotesis untuk menguji perbedaan, yaitu (a) membandingkan rata-rata dari dua sampel, bila datanya interval atau rasio dengan menggunakan analisis uji-t, (b) membandingkan rata-rata lebih dari dua sampel, dengan memakai Analisis Varian (ANAVA)

Statistik nonparametris tidak menguji parameter populasi, tetapi menguji distribusi.

Untuk memilih teknik analisis statistika yang sesuai, perlu memperhatikan (a) jenis penelitian dan tujuan peneilitian (deskriptif, inferensial), (b) jenis variabel (terikat, bebas), (c) tingkat pengukuran variabel (nominal, ordinal, interval), (d) banyaknya variabel (satu, lebih dari satu ), dan (e) maksud statistik (kecenderungan memusat, variabilitas, hubungan (korelasi, asosiasi), pembandingan (komparasi), interaksi, kecocokan, dan sebagainya). Saat ini berbagai program perangkat lunak untuk membantu menganalisis data tersedia di pasar. Penggunaan program itu akan sangat membantu dalam akurasi dan kecepatan analisisDi samping analisis statistik, dapat pula dilakukan anlisis non-statitik. Analisis ini dilakukan apabila datanya kualitatif, yaitu data-data yang tidak bisa di-angka-kan,

Suhardjono 2010

26

Page 27: RINGKASAN EKSEKUTIF · Web viewUntuk mendapatkan ilmu digunakan gabungan berpikir deduksi dan induksi melalui daur kegiatan: perumusan masalah - kajian konsep teori - menduga jawaban

Pengantar Metodologi Penelitian

sehingga analisis non-statistik lebih tepat digunakan. Data kualitatif biasanya diolah atau dianalisis berdasarkan isinya (subtansinya). Analisis non statistik ini sering juga disebut dengan analisis isi (content analysis), yang mencakup analisis deskriptif, kritis, komparatif, dan sintesis. Penelitian yang menggunakan data kualitatif disebut penelitian kualitatif.

Suhardjono 2010

27

Page 28: RINGKASAN EKSEKUTIF · Web viewUntuk mendapatkan ilmu digunakan gabungan berpikir deduksi dan induksi melalui daur kegiatan: perumusan masalah - kajian konsep teori - menduga jawaban

5

Pengantar Metodologi Penelitian

Laporan Penelitian Akibat prosedur pelaksanaan kegiatannya berbeda, terdapat beberapa perbedaan dalam laporan hasil penelitiannya. Namun demikian, karena

skripsi adalah karya tulis ilmiah, maka penyusunan skripsi tetap menggunakan kerangka berpikir menurut metode ilmiah. Kerangka berpikir keilmuan tersebut terdiri dari (a) perumusan masalah, (b) kajian teori, (c) pengumpulan fakta empirik, (d) analisis fakta terhadap teori, dan (d) penyajian hasil.Kerangka isi laporan penelitiannya terdiri dari tiga bagian, yakni (a) bagian awal, (b) bagian inti, dan (c) bagian penunjang.Bagian Awal: Hal-hal yang termasuk dalam bagian awal adalah: halaman judul, lembaran persetujuan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran (kalau ada) , serta abstrak atau ringkasan. Bagian inti merupakan bagian terpenting dari suatu laporan penelitian. Bagian Inti terdiri dari sajian mulai Bab Pendahuluan sampai dengan Bab Kesimpulan dan Saran. Bagian Penunjang: umumnya terdiri dari sajian daftar pustaka dan lampiran-lampiran.Jurnal Ilmiah adalah terbitan yang secara khusus mempublikasikan hasil-hasil kegiatan ilmiah (yang umumnya berupa hasil penelitian). Hal yang tidak mudah dalam menulis laporan hasil penelitian untuk jurnal adalah keterbatasan halaman. Karena itu kemampuan untuk memadatkan laporan, agar isinya tetap terkomunikasikan dan terjaga, dengan tetap enak dibaca dan mampu menarik minat, menjadi kemampuan yang memerlukan latihan. Laporan penelitian merupakan salah satu bentuk karya tulis ilmiah. Untuk itu, sajian tulisannya harus sesuai dengan tata cara yang berlaku dalam khasanah keilmuan. Bila laporan itu ditulis dalam Bahasa Indonesia, maka hendaknya mengikuti kaidah penulisan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Kerangka Isi Laporan PenelitianTerdapat berbagai alasan mengapa seseorang melakukan penelitian. Salah satu alasan adalah untuk membuat Karya Tulis Ilmiah dalam penyelesaian tugas akhir. Pada jenjang S1, karya tulis ilmiah itu disebut sebagai skripsi sedang pada jenjang S2 disebut Tesis, dan jenjang S3 disebut Desertasi.

Kerangka Isi Laporan Penelitian : Untuk jenis-jenis penelitian di atas, umumnya kerangka isi laporan penelitiannya terdiri dari tiga bagian, yakni (a) bagian awal, (b) bagian inti, dan (c) bagian penunjang.5.1. Bagian Awal: Hal-hal yang termasuk dalam bagian awal adalah: halaman judul, lembaran persetujuan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran (kalau ada) , serta abstrak atau ringkasan.

5.2. Bagian inti merupakan bagian terpenting dari suatu laporan penelitian. Bagian Inti terdiri dari sajian mulai Bab Pendahuluan sampai dengan Bab Kesimpulan dan Saran sebagai contoh berikut ini:

Penelitian korelasi Penelitian

pembandingan (bertujuan menguji

Penelitian (kajian) Pengembangan(bertujuan menghasilkan pruduk)

Survey, Studi kasus, Penelitian (kajian)

evaluasi (bertujuan memperoleh informasi)

Suhardjono 2010

28

Page 29: RINGKASAN EKSEKUTIF · Web viewUntuk mendapatkan ilmu digunakan gabungan berpikir deduksi dan induksi melalui daur kegiatan: perumusan masalah - kajian konsep teori - menduga jawaban

Pengantar Metodologi Penelitian

hipotesis)Bab 1: Pendahuluan Latar Belakang Masalah Identifikasi dan

Pembatasan Masalah Rumusan Masalah Tujuan dan Manfaat

Bab 1: Pendahuluan Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Rancanagn Spesifikasi

Produk Tujuan dan Manfaat

Bab 1: Pendahuluan Latar Belakang Masalah Identifikasi dan Pembatasa

Msalah Rumusan Masalah Tujuan dan Manfaat

Bab 2: Kajian Pustaka Pembahasan teori dan

hasil-hasil penelitian Perumusan hipotesis

Bab 2: Kajian Pustaka Pembahasan teori dan

hasil-hasil penelitian Kriteria perencanaan dan

pengujian produk.

Bab 2: Kajian Pustaka Pembahasan teori dan

hasil-hasil penelitian Macam dan kriteria

pengujian data.Bab 3: Metode Penelitian Rancangan penelitian Instrumen penelitian Populasi dan sampel Teknik analisis

Bab 3: Metode Pengembangan Prosedur

pengembangan Analisis data Perencanaan dan

pengembangan Analisis keyakan

produk

Bab 3: Metode Studi Rancangan pelaksanaan

studi Instrumen penelitian Populasi dan sampel Teknik analisis

Bab 4: Hasil Penelitian Paparan hasil uji

hipotesis Pembahasan

Bab 4: Hasil Pengembangan Paparan hasil produk Pembahasan

Bab 4: Hasil Studi Paparan Data Pembahasan

Bab 5: Kesimpulan dan Saran Rangkuman Kesimpulan Saran

Bab 5: Kesimpulan dan Saran Rangkuman Kesimpulan Saran

Bab 5: Kesimpulan dan Saran Rangkuman Kesimpulan Saran

5.3. Bagian Penunjang: umumnya terdiri dari sajian daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

Bacaan Antariksa. (2006), Penggunaan Bahasa Indonesia Dalam Penulisan Laporan Penelitian, Makalah disajikan

pada diskusi penelitian di FT Unibraw, tanggal 11 Maret 2006Soemargono, Soejono. (1983). Filsafat Ilmu Pengetahuan.Yogyakarta: Nur Cahaya.Suhardjono (1990). Sebuah Pengantar Tentang: Fislafat Ilmu dan Hakekat Penelitian. Makalah

disampaikan pada Penataran Metodologi Penelitian Ilmiah angkatan ke IV, Pusat Penelitian Universitas Brawijaya Malang. Tanggal 17-22 September 1990.

Suhardjono, (2004), 50 Pertanyaan dan Jawaban di sekitar MENYUSUN USULAN PENELITIAN makalah pada Lokakarya dan Penataran Penelitian Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Widya Gama Malang, Sabtu 14 Agustus 2004

Suriasumantri, Jujun S. (1984). Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Sinar Harapan.Suriasumantri, Jujun S. (ed) (1981). Ilmu dalam Prespektif. Jakarta: Gramedia.Tafsir, Ahmad, (2004). Filsafat Ilmu: mengurai Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi Pengetahuan.

Bandung: Remaja RosdakaryaThe Liang Gie., (1999)., Pengantar Filsafat Ilmu”, Cet. Ke-4, Yogyakarta : Liberty Van Peursen, C.A., (1985), Susunan Ilmu Pengetahuan Sebuah Pengantar Filsafat Ilmu, terjemahan

J.Drost, Jakarta: GramediaWibisono , Koento dkk., (1997)., Filsafat Ilmu Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan, Jakarta:

Intan Pariwara.

Suhardjono 2010

29