riveted joints

48
Riveted Joints (Sambungan Paku Keling) 1. Pendahuluan. 2. Metode Paku Keling. 3. Jenis- jenis Kepala rivet. 4. Bahan-bahan Paku Keling. 5. Pembuatan Rivet. 6. Jenis-jenis Sambungan Paku Keling. 7. Lap Joint (Sambungan Berimpit). 8. Butt Joint (Las Tumpu). 9. Istilah-istilah Teknik. 10. Caulking & Fullering ( Perapat dan Pengalur). 11. Kegagalan Sambungan Paku Keling. 12. Kekuatan Paku Keling. 13. Efesiensi Sambungan Paku Keling. 14. Desain Sambungan Boiler. 15. Desain Longitudinal Las Tumpu Boiler. 16. Desain Bagian Sambungan Bundar Untuk Sebuah Boiler. 17. Sambungan yang direkomendasikan Tempat Tekanan. 18. Sambungan Paku Keling untuk Struktur Penggunaan Sambungan Kekuatan (Sambungan Lozenge). 19. Beban Eksentrik Paku Keling. 8.1. Pendahuluan Rivet (paku keling) adalah sebuah batang silinder pendek dengan ujung (kepala) membulat. Bagian silindris dari paku keling disebut shank atau tubuh dan bagian bawah shank dikenal sebagai tangkai, seperti yang ditunjukkan oleh gambar 8.1.

Upload: chamdybaraba

Post on 02-Jul-2015

714 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Riveted Joints

Riveted Joints (Sambungan Paku Keling)

1. Pendahuluan. 2. Metode Paku Keling. 3. Jenis-jenis Kepala rivet. 4.

Bahan-bahan Paku Keling. 5. Pembuatan Rivet. 6. Jenis-jenis Sambungan Paku

Keling. 7. Lap Joint (Sambungan Berimpit). 8. Butt Joint (Las Tumpu). 9. Istilah-

istilah Teknik. 10. Caulking & Fullering ( Perapat dan Pengalur). 11. Kegagalan

Sambungan Paku Keling. 12. Kekuatan Paku Keling. 13. Efesiensi Sambungan

Paku Keling. 14. Desain Sambungan Boiler. 15. Desain Longitudinal Las Tumpu

Boiler. 16. Desain Bagian Sambungan Bundar Untuk Sebuah Boiler. 17.

Sambungan yang direkomendasikan Tempat Tekanan. 18. Sambungan Paku

Keling untuk Struktur Penggunaan Sambungan Kekuatan (Sambungan Lozenge).

19. Beban Eksentrik Paku Keling.

8.1. Pendahuluan

Rivet (paku keling) adalah sebuah batang silinder pendek dengan ujung

(kepala) membulat. Bagian silindris dari paku keling disebut shank atau tubuh dan

bagian bawah shank dikenal sebagai tangkai, seperti yang ditunjukkan oleh

gambar 8.1.

Rivets digunakan untuk membuat ka itan permanen antar

plat misalnya dalam pekerjaan struktural, tank dan boiler. Paku keling biasanya

dibuat dari baja, kuningan, alumunium atau tembaga, tetapi ketika kekuatan dan

berubahnya kekencangan sambungan menjadi pertimbangan utama, paku

keling,baja yang digunakan.

Page 2: Riveted Joints

8.2. Metode paku keling

Fungsi paku keling pada sambungan adalah membuat sambungan yang

kuat dan kencang. Kekuatan dibutuhkan untuk menghindari kegagalan

sambungan. Kekencangan berperan dalam menghasilkan kekuatan dan

menghindari kebocoran dalam boiler atau di lambung kapal.

Ketika dua plat akan diikatkan dengan sebuah paku keling seperti yang

ditunjukkan pada gambar 8.2 (a), lubang pada plat dipukul dan di-ream, atau

dibor. Pemukulan adalah metode termurah dan digunakan untuk plat yang relatif

tipis dan ada dalam kerja struktural. Karena proses pemukulan merusak area di

sekitar lubang, pengeboran digunakan dalam sebagian besar pekerjaan tekanan

kapal bejana. Dalam penggunaan paku keling untuk struktur dan tekanan kapal

bejana, diameter lubang paku keling biasanya berkisar antara 1-5 mm lebih besar

dari diameter nominal paku keling.

Gambar 8.2

Plat dibor secara bersamaan dan kemudian dipisahkan untuk

menghilangkan blurrs or chips supaya menghasilkan flush joint yang kencang

antar plat. Red hot rivet dimasukkan ke dalam plate dan the point (contohnya

kepala kedua) kemudian terbentuk. Hal ini dapat dilakukan dengan tangan atau

dengan mesin keling. Dalam sambungan kelingan dengan tangan, kepala paku

keling yang pertama disokong oleh palu atau batangan yang berat kemudian the

die atau menyetel, seperti yang ditunjukkan pada gambar 8.2 (a), ditempatkan

berlawanan dengan ujung/akhir bagian atas dan pukulannya dilakukan dengan

menggunakan palu. Hal tersebut menyebabkan shank meluas sehingga pengisian

Page 3: Riveted Joints

lubang dan tangkai berubah menjadi puncak seperti yang ditunjukkan oleh gambar

8.2 (b). Keling dingin, memelihara kontrak. Kontraksi disamping akan menipis,

tapi akan timbul tekanan longitudinal yang masuk ke dalam paku keling yang

menyatukan plat

Dalam mesin keling, the die adalah bagian palu yang dioperasikan dengan

udara hidrolik atau tekanan uap.

8.3. Jenis-jenis kepala rivet

The Indian Standard Institution merekomendasikan tiga jenis kepala paku

keling sebagai berikut :

1. kepala paku keling untuk kegunaan umum (diameter di bawah 12 mm) seperti

yang ditunjukkan pada gambar 8.3, berdasarkan IS : 2155-1962.

2. kepala paku keling untuk kegunaan umum (diamater antara 12-48 mm) seperti

yang ditunjukkan oleh gambar 8.4, berdasarkan IS : 1929-1961.

3. kepala paku keling untuk boiler (diameter antara 12-48 mm) seperti yang

ditunjukkan pada gambar 8.5, berdasarkan IS : 1928-1961.

Page 4: Riveted Joints
Page 5: Riveted Joints
Page 6: Riveted Joints

Snap head (pembalut kepala/kepala paku keling) biasanya digunakan

dalam kerja struktural dan mesin keling. Kepala terbenam biasanya digunakan

dalam pengerjaan kapal dimana permukaan flush dibutuhkan. Kepala konis (juga

dikenal sebagai conoidal heads) biasanya digunakan dalam pemaluan dengan

tangan. Kepala tirus memiliki kekuatan maksimum tapi sulit untuk dibentuk.

8.4. Bahan-bahan paku keling

Bahan paku keling untuk kegunaan umum dapat dibuat dari baja yang

sesuai dengan IS : 1148-1957 (spesifikasinya pada batang paku keling untuk

kegunaan umum) atau IS : 1149-2957 ( spesifikasinya pada batang paku keling

dengan keregangan tinggi untuk kegunaan umum).

Bahan paku keling untuk keperluan boiler dapat dibuat dari bahan yang

sesuai dengan IS : 1990-1962 (spesifikasinya pada paku keling baja dan batang

penahan untuk boiler).

8.5. Pembuatan rivet

Berdasarkan spesifikasi dari I.S.I, paku keling dapat dibuat baik dengan

cold heading maupun hot forging(penempa panas). Jika paku keling dibuat

melalui proses cold heading, paku keling tersebut dapat diberikan panas yang

cukup sehingga tekanan yang ada dalam proses cold heading dapat dihilangkan.

Jika paku keling dibuat melalui proses hot forging(penempa panas), pembuatan

keling akan terlihat setelah selesai akan mendingin secara berangsur-angsur.

Page 7: Riveted Joints

8.6. Jenis-jenis sambungan paku keling

Berikut ini adalah dua tipe sambungan paku keling, yang dibagi

berdasarkan cara plat yang disatukan.

(1).Sambungan berimpit,

(2). Las tumpu

8.7. Lap joint (Sambungan berimpit)

Sambungan berimpit itu yang satu plat tumpang tindih dengan yang lain

dan yang dua plat kemudian menjepit bersama.

8.8. Butt joint (Las tumpu)

Las tumpu itu plat utama yang are kept in tumpu penjajaran(i.e.singgung)

yang lain masing-masing dan penutup plat (i.e. pita besi) adalah salah satu tempat

dari satu sisi atau kedua sisi plat utama. Penutup plat itu kemudian menjepit

bersama dengan plat utama. Berikut ini adalah dua tipe las tumpu :

(1). Sabuk penggerak las tumpu tunggal, dan

(2). Sabuk penggerak las tumpu ganda.

Pita besi las tumpu tunggal, tepi-tepi dari plat utama tumpu tiap yang lain

dan only penutup plat pertama adalah dari plat utama dan tempat dari satu sisi

plat kemudian menjepit bersama.

Tambahan diatas, berikut ini adalah tipe sambungan paku keling yang

dibagi berdasarkan barisan-barisan paku keling.

(1). Sambungan paku keling tunggal

(2). Sambungan paku keling ganda.

Sambungan paku keling tunggal adalah baris tunggal yang ada di paku

keling sambungan berimpit lihat pada ganbar 8.6 (a) dan baris tunggal di paku

keling dari satu sisi di sebuah las tumpu lihat pada gambar 8.8.

Page 8: Riveted Joints

Gambar 8.6

Page 9: Riveted Joints

Gambar 8.8 tunggal paku keling sabuk penggerak las tumpu ganda

(a). kampuh rantai parallel (b). kampuh keling liku-liku

Gambar 8.9 Paku keling sabuk penggerak las tumpu ganda

Page 10: Riveted Joints

Gambar 8.10 paku keling ganda sabuk penggerak las tumpu

dengan keling liku-liku

Gambar 8.11 tiga paku keling dua sabuk penggerak las tumpu

Page 11: Riveted Joints

Sambungan paku keling ganda adalah baris ganda dari paku keling

disambungan berimpit lihat pada gambar 8.6 (b) dan (c) dan ada dua baris paku

keling dari satu sisi di sebuah las tumpu lihat pada gambar 8.9.

Sambungan itu mungkin menyerupai lipat tiga paku keling atau lipat

empat paku keling.

Catatan: Ketika paku keling dipernis in the various are opposite to each other,

lihat pada gambar. 8.6 (b), kemudian sambungan itu dikatakan jugas sebagai

kampuh rantai parallel. Pada pegangan yang lain , jika paku keling didekatkan

baris zig-zag seperti tiap arah paku keling di pertengahan dari dua paku keling of

the opposite to each other, lihat pada gambar 8.6 (c), kemudian sambungan

dikatakan juga sebagai juga paku keling zig-zag.

8.9. Istilah-istilah teknis

Berikut ini adalah istilah-istilah di sambungan paku keling yang penting

dari pandangan pokok.

1. Pitch (jarak)

Jarak dari pusat paku keling pertama ke pusat paku keling selanjutnya

pengukuran parallel to the scam. Biasanya menunjukan huruf p.

2. Diagonal Pitch (jarak diaogonal)

Jarak antara pusat paku keling didekatkan oleh baris-baris sambungan

paku keling zig-zag. Biasanya menunjukan dengan Pd

3. Back Pitch (jarak penyokong)

Jarak tegak lurus antara garis pusat dari keberhasilan baris-baris.

Biasanya menunjukan dengan Pb

4. Margin (batas)

Jarak antara pusat lubang paku keling mendekati pinggir diantara plat.

Biasanya menunjukan dengan m.

Page 12: Riveted Joints

8.10. Caulking & fullering (Perapat dan Pengalur)

Kebocoran sambungan atau caiaran erat dalam tekanan bejana seperti uap boiler, menerima udara dan bak cadangan dan lain-lain.

Sebuah proses mengenal perapatan adalah menggunakannya. Dalam proses ini, Bagian sempit perkakas tumpul menghubungkan perkakas perapat. Kira-kara tebal 5 mm dan lebar 38 mm, digunakan. Pinggir pada alat itu berdasarkan pada sebuah sudut 80. Alat itu bergerak setelah masing-masing menghembus sepanjang tepi pada plat yang meluncur pada sebuah siku-siku pada 75 – 80 untuk memperlancar gaya ke bawah pada tepi itu. Ini telihat bahwa duri-duri alat plat itu di A dalam gambar 8.12 (a) pembentukan logam ke sambungan logam. Dalam praktek sebenarnya, masing-masing keduanya merapat A dan B. Kepala paku keling lihat gambar C juga putaran ke bawah dengan perkakas perapat menjadi uap sambungan sempit. Besar perawatan memerlukan pencegah luka-luka di perkakas plat.

8.11 . kegagalan sambungan paku keling

Berikut ini hal kegagalan sambungan paku keling :

1) Keretakan pada plat

2) Keretakan pada plat melintang paku keling bawah

3) Gesekan pada paku keling

4) Pematahan paku keling

Page 13: Riveted Joints

1. Keretakan pada plat

Keretakan sebuah sambungan pada plat lihat pada gambar 8.13. Ini akan

menghindari batas tetap, m = 1.5d.

Dimana d adalah diameter keling

2. Keretakan pada plat melintang paku keling bawah

Menghindari tegangan tarik pada plat utama, plat utama atau plat penutup

lihat pada gambar 8.14.Seperti hal yang sebenarnya, mempertimbangkan jarak

panjang plat tunggal,setiap paku keling bertanggung jawab atas banyak panjang

plat tunggal.

Page 14: Riveted Joints

Memberikan daya tahan pada keretakan plat atau kuat retak atau nilai retak

pada plat.

Jika, p = Jarak paku keling

D = Diameter paku keling

t = Tebal plat

ft = Tegangan tarik ijin untuk bahan plat,

Mengetahui keretakan pada area per jarak panjang,

Jadi, memberikan daya tahan atau tarik dibutuhkan keretakan plat per jarak

panjang,

3. Gesekan pada paku keling

Plat yang dihubungkan dengan tegangan tarik paku keling di paku keling,

dan bila paku keling tak mampu menolak tegangan, gesekan paku keling putus

seperti gambar 8.15.

Perlu diperhatikan bahwa paku keling di gesekan tunggal sambungan

berimpit dan penutup las tumpu tunggal, seperti pada gambar 8.15, tapi paku

keling digesekan ganda pada penutup las tumpu ganda lihat pada gambar 8.16.

Memberikan daya tahan pada gesekan paku keling putus adalah memberikan

gesekan atau gsekan kuat atau nilai gesekan pada paku keling.

Page 15: Riveted Joints

Jika, d = Diameter paku keling

ft = Tegangan tarik ijin kuat gesekan pada bahan paku keling, dan

n = nomer paku keling per jarak panjang

mengetahui luasan gesekan,

( pada geseran tunggal)

(teoritis, geseran ganda)

(menurut aturan Indian Boiler Regulation)

o Ketahanan geser atau pull yang ditarikgseran pada keling per panjang jarak

(pada geseran tunggal)

( secara teoritis, pada geseran ganda)

( pada geseran ganda)

(meurut aturan Indian Boiler)

4. Pematahan paku keling

Terkadang, paku keling tidak mengalami gesekan dibawah tegangan

tarik,tapi terpotong seperti pada gambar 8.17

Page 16: Riveted Joints

Ketahanan yang dapat ditahan paku keling yang akan patah dikenal

sebagai tahanan patah atau nilai ketahanan.

Diketahui d = diameter paku keling

t = ketebalan plat

fe = nilai aman tegangan patah untuk bahan paku keling

n = nomor paku keling per panjang jarak selama patah

diketahui luasan patah per paku keling

Jadi total daerah patah

Dan tahanan patah atau dorongan yang diperlukan untuk pmatahan paku keling

per panjang jarak,

Catatan : jumlah paku kelin dalam potongan sebaiknya sama dengan jumlah paku

keling dalam patahan.

8.12. Kekuatan paku keling

Kekuatan sambungan dapat diartikansebagai kekuatan maksimum, yang

dapat dipindahkan, tanpa menyebabkannya gagal., kita telah melihatnya pada

gambar 8.11 bahwa Pt, Ps dan Pc adalah tekanan yang diperlukan untuk

memecahkan plat, memotong paku keling dan mematahkan paku keling. Sebuah

contoh kecil yang akan ditunjukan bahwajika kita menaikan tekanan pada

Page 17: Riveted Joints

sambungan paku keling, akan gagal ketika ketiga tekanan ini mencapai titk

maksimum, karena sebuah nilai yang lebih tinggi oleh tekanan lain tidak akan

pernah tercapai karena sambungan gagal atau dengan mematahkanplat,mmotong

paku keling, atau mematahkan paku keling.

Jika sambungan tersambung secara terus menerus seperti dalam boiler,

kekutannya dihitung per panjang jarak. Tapi jika sambungannya kecil,

kekuatannya dihitung per keseluruhan panjang plat.

8.13. Efisiensi sambungan paku keling

Efesiemsi sebuah sambungan paku keling adalah rasio kekuatan

sambungan hingga kekuatan tidak terpancang atau solid plat.

Kita telah mendiskusikan tentang kekuatan sambungan paku keling

= nilai akhir Pt, Ps, dan Pc

Kekuatan tidak terpancang( atau solid) plat,

Jadi efisiensi sambungan paku keling,

Dimana p = jarak paku keling

t = ketebalan palt,dan

ft = ketahanan tegangan tarik pada bahan plat.

Tabel berikut menjelaskan efisiensi sambungan paku keling pada boiler

sesuai peraturan boiler India..

Page 18: Riveted Joints

Tabel 8.1

Sambungan berimpit Efisiensi

(%)

Las tumpu

(pita besi ganda)

Efisiensi

(%)

Paku keling tunggal

Paku keling ganda

Paku keling tiga

45 – 60

63 – 70

72 - 80

Paku keling tunggal

Paku keling ganda

Paku keling tiga per

jarak karena tidak

sama dengan lebar

pita besi

Empat paku keling

55 – 60

70 – 83

80 – 90

85 – 94

8.14. Desain sambungan boiler

Kita telah mendiskusikan pada bab sebelumnya bahwa boiler mempunyai

sambungan longitudinal sebagaimana sambungan bundar. Sambungan

longitudinal biasa digunakan untuk menggabungkan bagian akhir plat untuk

mendapatkan diameter yang diperlukan. Untuk tujuan ini digunakan sebuah las

tumpu bawah dengan 2 tutup plat. Sambungan bundar biasa digunakan untuk

mendapatkan panjang boiler yang diperlukan. Untuk tujuan ini digunakan sebuah

las tumpu sambung dengan satu cincin menutupi bagian lainnya.

Karena boiler terbuat dari sejumlah cincin, maka sanbungan longitudinal

digilirkan untuk kenyamanan cincin yang disambungkan pada tempat dimana

sambungan longitudinal dam sanbungan bundar disatukan.

Asumsi berikut dibuat ketika marancang sebuah sambungan untuk boiler :

1. .Beban pada sambungan dibagi sama pada etiap bagian paku keling. Dengan

asumsi bahwa tutp dan plat kaku dan bahwa semua pembentukan sambungan

berlangsung dalam sambungan itu sendiri.

2. Tekanan pada daya regang sama pada setiapbagian logam antara paku keling.

3. Tekanan potongan dalam semua paku keling belum terbentuk

4. Tekanan patah belum terbentuk

Page 19: Riveted Joints

5. Tidak ada tekanan bengkok pada paku keling

6. Lubang untuk dimasuki paku keling tidak boleh melemahkan bagian lainnya

7. Paku keling mengisi lubang setelah lubang dibentuk

8. Gesekan antara kedua permukaan plat diabaikan

8.15. Desain longitudinal las tumpu boiler

Berdasarkan peraturan boiler India,prosedur berikut dipakai pada desan

sambungan longitudinal

1) Ketebalan kerangka boiler

Pertama, ketebalan kerangka boiler ditentukan dengan menggunakan

rumus tebal silinder

(Corrosion allowance)

Dimana t = ketebalan kerangka boiler dalam cm

P = tekanan uap boiler dalam kg/cm2

d = diameter dalam kerangka boiler dalam cm

ft = regangan tekanan yang dibolehkan dalam kg/cm2

efisiensi sambungan longitudinal

Hal-hal yang diperhatikan:

a) Ketebalan kerangka boiler tidak boleh kurang dari 7mm

b) Efisiensi sambungan yang diambil dari tabel 8.1

c) Factor keamanan nilai dari factor keamanan unuk berbagai jenis sambungan

pada boiler.

Page 20: Riveted Joints

Tabel 8.2

Tipe sambungan Factor keamanan

Dikeling dengan tangan Mesin keling

Sambungan berimpit

Sabuk penggerak las

tumpu tunggal

Paku keling las tumpu

tunggal

Paku keling las tumpu

ganda

4.75

4.75

4.75

4.75

4.5

4.5

4.5

4.0

2) Diameter paku keling

Setelah menemukan ketebalan kerangka boiler(t), diameter paku keling

pada lubang paku keling(d) dapat ditentukan dengan menggunakan rumus empiris

Erwin:

Tapi jika ketebalan plat < 8mm, maka diameter lubang paku keling bisa

dihitung dengan menyamakan ketahanan poong keling hingga ketahanan patah.

Tabel berikut menjelaskan nilai diameter paku keling berdasarkan diameter

lubang keling per IS: 1928 – 1961.

Tabel 8.3

Ukuran dasar paku keling dalam mm Diameter lubang paku

keling,minimum(mm)

12

14

16

13

15

17

Page 21: Riveted Joints

18

20

22

24

27

30

33

36

39

42

48

19

21

23

25

28.5

31.5

34.5

3.7.5

41

44

50

Berdasarkan IS : 1928 – 1961, tabel berikut menjelaskan kombinasi

panjang dan diameter paku keling.

Kombinasi panjang dan diameter pilihan untuk paku keling yang

digunakan pada boiler seperti IS : 1928 – 1961

(semua dimensi dalam mm)

panjang Diameter

12 14 16 18 20 22 24 27 30 33 36 39 42 48

28

31.5

35.5

40

45

50

56

63

X

X

X

X

X

X

X

X

-

X

X

X

X

X

X

X

-

-

X

X

X

X

X

X

-

-

-

X

X

X

X

X

-

-

-

-

X

X

X

X

-

-

-

-

-

X

X

X

-

-

-

-

-

-

X

X

-

-

-

-

-

-

-

X

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Page 22: Riveted Joints

71

80

85

90

95

100

106

112

118

125

132

140

150

160

180

200

224

250

X

X

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

X

X

X

X

X

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

X

X

X

X

X

X

X

X

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

X

X

X

X

X

X

X

X

X

-

-

-

-

-

-

-

-

-

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

-

-

-

-

-

-

-

-

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

-

-

-

-

-

-

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

-

-

-

-

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

-

-

-

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

-

-

-

-

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

-

-

-

-

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

-

-

-

-

-

-

-

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

-

-

-

-

-

-

-

-

-

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

-

-

-

-

-

-

-

-

-

X

X

X

X

X

X

X

X

X

3) Jarak paku keling

Jarak paku keling keretakan tahanan plat berlaku dengan tahanan gesekan

pada paku keling. Dikenal dengan

a) Jarak paku keling tidak lebih kecil dari 2d, yang mana penting untuk susunan

kepala.

b) Nilai maksimum dari jarak paku keling untuk sambungan membujur dari

boiler per I.B.R. adalah :

Dimana t = tebal plat silinder dalan cm, dan

C = konstanta

Page 23: Riveted Joints

Nilai konstanta C adalah dalam tabel berikut ini

Tabel 8.5

Nomer paku

keling

Per jarak panjang

Sambungan

berimpit

Las tumpu

(pita besi tunggal)

Las tumpu

(pita besi ganda)

1

2

3

4

5

1.31

2.62

3.47

4.17

-

1.53

3.06

4.05

-

-

1.75

3.50

4.63

5.52

6.00

Catatan: Jika jarak paku keling di dapat dengan menghitung tahanan patah –

tahahan potong lebih dari Pmax, lalu ambil yang nilai Pmax.

4) Ruang baris paku keling

Ruang baris paku keling seperti yang ditetapakan oleh peraturan boiler

India sebagai berikut:

a) Untuk nomor paku keling yang sama lebih dari satu baris ikatan sanbungan

atau sambungan bawah,jarak antara baris paku keling (Pb) tidak lboleh kurang

dari : 0,33 p+ 0.67d, untuk paku keling zig-zag dan 2d untuk pakun keling

rantai

b) Untuk sambungan sejulmlah paku keling di baris luar adalah ½ jumlah paku

keling baris dalam dan jika rantai baris dalam dikeling,jarak antara baris luar

dan baris selanjutnya tidak boleh kurang dari: 0,33 p+ 0.67d atau 2d,yang

mana lebih besar.

Jarak antara baris yang mana terdapat keseluruhan jumlah paku keling tidak

boleh kurang dari 2d’

Page 24: Riveted Joints

c) untuk sambungan yang mana terdapat sejumlah paku keling pada baris dalam

terluar adalah paku keling zig-zag, jarak antara baris luar dimana jumlah

penuh paku keling (zig-zig) tidak boleh kurang dari 0.165p+0,67d.

catatan: untuk penjelasan diatas, p adalah jarak paku keling pada baris luar.

5) Ktebalan ikat bawah

1) Berasarkan I.B.R, ketebalan ikat bawah adalah sebagai berikut:

a) Ketebalan ikat bawah ,sebaiknya kurang dari 1 cm

b) t = 1,125 t, untuk ikatan tunggal bawah biasa (paku keling)

, untuk ikatan tunggsl bawah , untuk setiap paku keling

alternative apda baris luar yang diabaikan.

t = 0,625t, untuk ikatan bawah ganda yang sama dengan 1 lebar paku

keling biasa (paku keling rantai)

, untuk ikatan bawah ganda yang sama dengan paku

keling alternative pada baris luar yang di abaikan.

c) Untuk ikatan bawah yang lebarnya tidak sama,ketebalan ikat bawah

adalah:

t1 = 0.75 t, untuk lebar sabuk dalam, dan

t1 = 0,625t, untuk sabuk sesak diluar

6) Margin

Margin yang dapat ditarik adalah 1,5d

8.16 Desain bagian sambungan bundar untuk sebuah boiler

Prosedur berikut diambil dari desain sambungan untuk sebuah boiler

1. ketebalan kerangka dan diameter paku keling

ketebalan kerangka boiler dan diameter paku keling akan sama dengan

bagian sambungan untuk sebuah boiler.

2. Jumlah paku keling

Page 25: Riveted Joints

Karena bagian tersebut adlah bagian sambungan, maka paku keling akan

berada dalam potongan tunggal

Jadi ketahanan potong paku keling

(dimana n = jumlah total paku keling)

Diketahui diameter dalam kerangka boiler (D) dan tekanan uap (P),berat total

potongan yang berlaku pada sambungan bundar,

dari persamaan (i) dan (ii), kita dapatkan

3. Jarak apku keling

Jika efisiensi sambungann longitudinal diketahui, maka efisiensi dari

sambungan lingkar dapat dihitung. Umumnya nilai diambil 50% dari efisiensi

patah sambungan longitudinal, tapi jika lebih dari 1 sambungan lingkar

digunakan,maka 62% untuk sambungan intermediate ( tengah), jika diketahui

efisiensi sambungan bundar( ),jarak paku keling dari bagian sambungan bisa

didapat dengan digunakan jarak

4. Jumlah baris

Jumlah paku keling dalam 1 baris sambungan lingkar bisa didapat dari

hubungan berikut:

Nomor paku keling adalah satu baris

(dimana D = diameter dalam kerangka)

Dan jumlah baris

Page 26: Riveted Joints

=

5. Setelah menemukan no.baris, tipe sambungan (paku keling tunggal,ganda,dll)

dapat ditentukan lalu no.paku keling dalam 1 baris dan bagian dapat

ditentukan kenbali. Dalam rangka untuk mendapatkan sambungan than

bocor,jarak untuk sanbungan harus diperhatikann sesuai peraturan boiler

India.

6. jarak antar baris paku keling ( bagian belakang) dihitung dengan

menggunakan jarak yang telah dibicarakan pada bagian sebelumnya

7. setelah mengetahui jarak antara baris paku keling (Pb), tumpang tindih plat

dapat diperbaiki degan menggunakan persamaan berikut:

dimana

m = margin

Gambar 8.18

Page 27: Riveted Joints

Ada beberapa cara menggabungkan sambungan longitudinal dan sambungan

bundar.salah satu metode menyambungkan sambungan longitudinal dan bundar

ditunjukan gambar 8.18.

8.17. Sambungan yang direkomendasikan tempat tekanan

Tabel berikut menunjukan sambungan yang direkomendasikan untuk tempat

tekanan:

Table 8.6

Diameter kaerangka

(meter)

Tebal kerangka

(mm)

Tipe sambungan

0.6 – 1.8

0.9 – 2.1

1.5 – 2.7

6 – 13

13 - 25

19 – 40

Dua paku keling

Tiga paku keling

Empat paku keling

8.18. Sambungan paku keling untuk structur penggunaan sanbungan

kekuatan penyatuan (sambungan lozenge )

Page 28: Riveted Joints

Sebuah sambungan keling yang dikenal sebagai sanbungan lozenge buasa

digunakan untuk atap, jembatan kerja atau balok penopang dll yang digunakan

pada gambar 8.19. pada sambungan seperti ini,* keling berlian dipakai sehingga

sambungan yang dibuat kokoh menyatu.

Gambar 8.19 menunjukan keling 3 dengan sanbungan bawah ganda

Diketahui b =lebar plat

t = tebal plat

d = diameter keling

dalam merancang sanbungan lozenge digunakan prosedur beriku;

1. diameter keling

diameter lubang keling dihitung dengan mengguankan hubungan:

d = 6 dengan angka bisa

berdasarkan I.S: 1929 – 1961, ukuran keling untuk kegunaan umum ditunjujkan

ole tabel berikut

Table 8.7

Diameter

Lubang 13.5 15.5 17.5 19.5 21.5 23.5 25.5 29 32 35 38 41 44 50

Page 29: Riveted Joints

paku

keling

Diameter

Paku

keling

12 14 16 18 20 22 24 27 30 33 36 39 42 48

2. No.keling

Jumlah keling yang dirlukan untuk sambungan bisa dihitung dengan

ketahanan potong atau patah keling.

Diketahui P = tekanan maksimum yang dilakukan pada sambungan.

Ini adalah ketahanan pecah piringan pada baris luar yang

hanya mempunyai 1 keling.

n = jumlah keling.

Karena sambungannya adalah sambungan ikat bawah ganda, maka keling

berada pada potongan ganda. Dapat diasumsikan bahwa ketahanan keling pada

potongan ganda adalah 1,75 kali dari potongan tunggal untuk memudahkan berat

beban yang memungkinkan kecelakaan kerja.

Jadi ketahanan geser 1 keling,

Ketahanan patah dari 1 rivet,

Jadi, ketahanan geser lebih kecil dari ketahanan potong, maka ;

Didapatkan jumlah dari paku keling,

3. Dari jumlah keling, nomor baris dan jumlah keling pada setiap baris

4. Ketebalan ikatan bawah

Page 30: Riveted Joints

Ketebalan dari ikatan bawah,

t1=1.25.t untuk single cover strap

=075.t untuk double cover strap

5. Efisiensi sambungan

Pertama-tama hitung ketahanan pada bagian 1-1, 2-2, 3-3. Pada bagian 1-1

hanya terdapat satu lubang keling.

Jadi ketahanan sambungan yang pecah pada 1-1,

Pada bagian 2-2, terdapat 2 lubang keling

+ kekuatan satu keling pada bagian depan

(ini mengarah pada fakta bahwa untuk memecahkan pitingan pada bagian 2-2,

paku keling dibagian depan; atau bagian 1-1 harus retak terlebih dahulu).

Jadi ketahanan sambungan yang pecah pada 2-2,

Pada bagian 3-3, terdapat 3 lubang paku keling. Keretakan plat akan terjadi

jika satu paku keling pada bagian 1-1 dan dua paku keling pada bagian 2-2

retak.

Jadi ketahanan sambungan sepanjang bagian 3-3,

+ kekuatan satu keling pada bagian depan

Kekuatan minimal sambungan dari Pt1, Pt2, Pt3, dan Ps.

Kita tahu kekuatan plat yang tidak di paku keling,

Jadi, efisiensi sambungan :

=

Table 8.8

Diameter Diameter paku Jarak paku

Page 31: Riveted Joints

Tebal plat

(mm)

Lubang paku

keling

(mm)

keling

(mm)

keling

P =3d + 5mm

Batas jarak

(mm)

2 8.4 8 29 16

3 9.5 9 32 17

4 11 10 35 17

5 – 6 13 12 38 18

6 – 8 15 14 47 21

8 – 12 17 16 56 25

11 – 15 21 20 65 30

8.19. Beban Eksentrik Paku Keling

Sebuah beban eksentrik paku keling ditunjukkan pada gambar 8.22.

Seperti sambungan, garis aksi dari beban tidak berada pada titik pusat system

pengelingan jadi semua beban paku keling tidak sama. Beban eksentrik yang

dihasilkan pergeseran kedua cenderung disebabkan dari dua gaya sambungan

antara titik pusat gravitasi ditambah pergeseran searah atau pergeseran primer.

Page 32: Riveted Joints

Dimana : P = Beban eksentrik pada sambungan, dan

E = Keeksentrisan dari beban yaitu jarak antara garis aksi

beban dan titik pusat system pengelingan.

Prosedur berikut diadaptasi untuk mendesain beban eksentrik paku keling.

1. Pertama-tama, tentukan titik pusat gravitasi ‘G’ dari system pengelingan.

Dimana : A = luasan melintang dari tiap pengelingan

x1, x2, x3, xn = jarak antar pengelingan dari OY,

y1, y2, y3, yn = jarak antar pengelingan dari OX.

Page 33: Riveted Joints

Kita tahu bahwa,

( diamana n = jumlah keling )

2. Masukkan dua buah gaya P1 dan P2 pada titik pusat gravitasi ‘G’ system

pengelingan. Gaya ini sama dan berhadapan ke P seperti pada gambar 8.23 (a).

3. Asumsikan bahwa semua pengelingan ukurannya sama, efek dari P1 = P untuk

menghasilkan beban geser searah ditiap pengelingan yang besarnya sama.

Oleh karena itu, beban geser searah pada tiap pengelingan,

4. Efek dari Ps = P menghasilkan momen puntir yang bsesarnya sama P x e

untuk merontasikan sambungamn kira –kira pada titik pusat gravitasi, G’ dari

system pengelingan searah jarum jam. Berdasarkan momen puntir, beban

geser kedua pada tiap –tiap pengelingan dihasilkan. Dalam pekerjaan untuk

menemukan beban geser kedua, dua asumsi berikut dibuat:

a) beban geser kedua sebanding dengan jarak radial dari pengelingan

dibaawah kesetimbangan dari titik pusat gravitasi sistem pengelingan.

b) Petunjuk dari beban geser kedua tegak lurus dengan garis sambung titk

pusat pengelingan ke titik pusat gravitasi dari system pengelingan.

Dimana F1, F2, F3 = beban geser kedua dari pengelingan 1,2,3,…dst.

l1, l2, l3 = jarak radial dari pengelingan 1,2,3,…dst.

Dari titik pusat gravitasi system pengelingan.

Jadi dari asumsi (a),

F1 α l1 ; F2 α l2 dan juga pada

Page 34: Riveted Joints

Kita tahu bahwa jumlah dari momen puntir external dan mmen tahanan internal

harus sama dengan nol.

Jadi

=

Daripenjelasan diatas nilai F1 bisa dihitung dan oleh sebab itu F2 danF3 bisa

diketahui. Penjelasan dari gaya ini adalah pada sudut siku – siku ke titik pusat

sambungan dari pengelingan ke titik pusat gravitasi system pengelingan seperti

ditunjukann dalam gambar 8.23 (a).

5. Beban utama dan beban geser bisa dijumlah secara vector untuk menemukan

beban resultan R pada tiap pengelingan, seperti dalam gambar 8.23 (b). Bisa

juga dengan menggunakan persamaan

sudut antara beban geser langsung dan beban geser kedua

Beban berat keling pada salah satu dimana sudut masuk antara beban geser

langsung dan beban geser kedua minimum. Beban keling maksimum menjadi

masalah pertama dalam menentukan kekuatan sambungan keling. Dikeahui

tegangan geser ijin, diameter keling yang mungkin spesifik.

Catatan : dalam menyelesaikan masalah, utama dan beban geser mungkin

mendekati skala dan pada umumnya paku keling menjadi total resultan

maksimum beban geser akan nyata dengan dperiksa. Nilai beban untuk paku

keling kemudian dijumlah.

Page 35: Riveted Joints