riyodina g. pratikto

19
Jurnal Komunikasi ISSN 2548-3749 28 KOMUNIKASI KELUARGA DAN MEDIA BARU (STUDI KASUS PERGESERAN POLA KOMUNIKASI KELUARGA PADA MASYARAKAT URBAN DI JAKARTA) Riyodina G. Pratikto Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur email: [email protected] Abstract. The presence of new media (the new media) through the internet, manifesting human wishes and hopes to be able to communicate with a broad reach, without having to be limited again space and time. The development of technology in the field of communication, not only bring new media, but further makes the shift in the pattern of communication in other aspects of human life, such as a change in the process of communication or interaction. Shifting patterns of communication in this community also by itself make the pattern of communication that occurs in a group, the family also experienced a shift. The purpose of this study, is to determine the existence of a shift in interpersonal communication patterns that occur in a family, with the presence of new media. Thus can be known steps - steps of anticipation due to shifting patterns of interpersonal communication within the clan. The theory used Osgood and Schramm communication model. The research method is case study. Data collection with in-depth interviews and observation. The results of this study can further illustrate the shifting of communication patterns from family communication to family mediated communication. The shift in communication patterns caused by new media is positive and negative. The anticipation of the shift in communication patterns in this family, using more face-to-face and two-way communication. Keywords: New media, Pattern, Communication, Family. Abstrak. Kehadiran media baru (the new media) melalui internet, mewujudkan angan dan harapan manusia untuk dapat berkomunikasi dengan jangkauan yang luas, tanpa harus dibatasi lagi ruang dan waktu. Perkembangan teknologi di bidang komunikasi ini, tidak hanya memunculkan media baru saja, tetapi lebih jauh lagi sangat membuat terjadinya pergeseran pola komunikasi pada aspek-aspek kehidupan manusia lainnya, seperti adanya perubahan dalam proses komunikasi atau pun interaksi. Pergeseran pola komunikasi dalam masyarakat ini pun dengan sendirinya membuat pola komunikasi yang terjadi pada sebuah kelompok, yaitu keluarga pun mengalami pergeseran. Tujuan penelitian ini, adalah untuk mengetahui adanya pergeseran pola komunikasi antar pribadi yang terjadi dalam sebuah keluarga, dengan kehadiran media baru. Dengan demikian dapat diketahui langkah langkah antisipasi akibat terjadinya pergeseran pola komunikasi antarpribadi di dalam kelarga tersebut. Teori yang digunakan Model komunikasi Osgood and Schramm. Metode penelitian adalah studi kasus. Pengumpulan data dengan wawancara mendalam dan observasi. Hasil penelitian lebih dapat menggambarkan pergeseran pola komunikasi dari komunikasi keluarga menjadi komunikasi keluarga bermediasi. Pergeseran pola komunikasi yang disebabkan oleh media baru bersifat positif dan negatif. Langkah antisipasi terhadap adanya pergeseran pola komunikasi dalam keluarga ini, lebih menggunakan komunikasi tatap muka dan dua arah. Kata kunci: Media baru, Pola, Komunikasi, Keluarga.

Upload: others

Post on 04-Oct-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Jurnal Komunikasi ISSN 2548-3749

28

KOMUNIKASI KELUARGA DAN MEDIA BARU

(STUDI KASUS PERGESERAN POLA KOMUNIKASI KELUARGA PADA MASYARAKATURBAN DI JAKARTA)

Riyodina G. Pratikto

Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhuremail: [email protected]

Abstract. The presence of new media (the new media) through the internet,manifesting human wishes and hopes to be able to communicate with a broad reach,without having to be limited again space and time. The development of technology inthe field of communication, not only bring new media, but further makes the shift inthe pattern of communication in other aspects of human life, such as a change in theprocess of communication or interaction. Shifting patterns of communication in thiscommunity also by itself make the pattern of communication that occurs in a group,the family also experienced a shift. The purpose of this study, is to determine theexistence of a shift in interpersonal communication patterns that occur in a family,with the presence of new media. Thus can be known steps - steps of anticipation dueto shifting patterns of interpersonal communication within the clan. The theory usedOsgood and Schramm communication model. The research method is case study.Data collection with in-depth interviews and observation. The results of this studycan further illustrate the shifting of communication patterns from familycommunication to family mediated communication. The shift in communicationpatterns caused by new media is positive and negative. The anticipation of the shiftin communication patterns in this family, using more face-to-face and two-waycommunication.

Keywords: New media, Pattern, Communication, Family.

Abstrak. Kehadiran media baru (the new media) melalui internet, mewujudkanangan dan harapan manusia untuk dapat berkomunikasi dengan jangkauan yangluas, tanpa harus dibatasi lagi ruang dan waktu. Perkembangan teknologi di bidangkomunikasi ini, tidak hanya memunculkan media baru saja, tetapi lebih jauh lagisangat membuat terjadinya pergeseran pola komunikasi pada aspek-aspekkehidupan manusia lainnya, seperti adanya perubahan dalam proses komunikasiatau pun interaksi. Pergeseran pola komunikasi dalam masyarakat ini pun dengansendirinya membuat pola komunikasi yang terjadi pada sebuah kelompok, yaitukeluarga pun mengalami pergeseran. Tujuan penelitian ini, adalah untukmengetahui adanya pergeseran pola komunikasi antar pribadi yang terjadi dalamsebuah keluarga, dengan kehadiran media baru. Dengan demikian dapat diketahuilangkah – langkah antisipasi akibat terjadinya pergeseran pola komunikasiantarpribadi di dalam kelarga tersebut. Teori yang digunakan Model komunikasiOsgood and Schramm. Metode penelitian adalah studi kasus. Pengumpulan datadengan wawancara mendalam dan observasi. Hasil penelitian lebih dapatmenggambarkan pergeseran pola komunikasi dari komunikasi keluarga menjadikomunikasi keluarga bermediasi. Pergeseran pola komunikasi yang disebabkan olehmedia baru bersifat positif dan negatif. Langkah antisipasi terhadap adanyapergeseran pola komunikasi dalam keluarga ini, lebih menggunakan komunikasitatap muka dan dua arah.

Kata kunci: Media baru, Pola, Komunikasi, Keluarga.

Jurnal Komunikasi ISSN 2548-3749

29

1. PendahuluanMedia baru atau new media

seperti juga halnya media dalampengertian secara mendasar, adalah alat,perantara yang memudahkan manusiadalam berkomunikasi, terutama ketikaberkomunikasi jarak jauh. Berbicaratentang media baru, tidak lepas dariteknologi, khususnya teknologi dibidang komunikasi. Kehadiran mediabaru melalui perangkat Internet,merupakan salah satu temuan baru dibidang teknologi komunikasi. Sepertitelah disinggung pada penjelasan-penjelasan terdahulu, bahwa melaluiperangkat internet ini, proseskomunikasi tidak lagi dibatasi olehruang dan waktu, karena denganmenggunakan media internet, seseorangdapat terhubung dengan siapa pun dimana pun tanpa lagi terhalang masalahjarak keberadaan maupun jarak waktu.

Perkembangan teknologi dibidang komunikasi ini, tidak hanyamemunculkan media baru saja, tetapilebih jauh lagi sangat memengaruhiaspek-aspek kehidupan manusialainnya, seperti adanya perubahandalam proses komunikasi atau puninteraksi. Terjadi perubahan yang luarbiasa juga ketika manusia berinteraksidan berkomunikasi. Dapat dikatakansudah tidak ada sesuatu yang dapatditutupi atau dirahasiakan. Duniaseolah menjadi tanpa batasan. Seluruhkegiatan dan aktifitas manusia semuamenjadi begitu terbuka. Kita menjadibisa mengetahui segala aktifitas oranglain melalui komunikasi denganmenggunakan media baru, berupamedia sosial. Siapa yang tidakmemiliki akun media sosial?

Facebook, Twitter, YouTube,Linked-in, hi-5, Instagram, Path, sertamedia sosial lainnya, pada era kekinianhadir membawa warna baru dalamproses berkomunikasi danbersosialisasi. Perkembangan teknologi

di bidang komunikasi yang sangat pesatdan mencengangkan, mengantarmasyarakat menjadi demam duniamaya. Hampir setiap orang sekarangsudah menggunakan telepon genggam.Dan pada perkembangan selanjutnyaada teknologi android, yang membuatpara pengguna telepon genggamsemakin tidak ada keterbatasan ruangdan waktu dalam lingkupkomunikasinya. Berbagai fiturkemudahan dalam berkomunikasi kinisudah lazim digunakan oleh sebagianbesar masyarakat pengguna HP (handphone, telepon genggam). Sudah tidakasing lagi pada masa kini kita temuipara pengguna HP berteknologiandroid, bertukar kabar, baik kabarsukacita maupun kabar dukacita, yangdikirim melalui jasa BBM, WhatsApp,Telegram, atau pun Line, dan lain-lain.Undangan pernikahan, undanganpengajian, reuni, atau pun ucapan yangberhubungan dengan hari-hari besarkeagamaan, bahkan peristiwa perceraiansekali pun, semua dengan mudahdijangkau melalui pesan-pesan onlineyang dikirim melalui BBM, WhatsApp,Telegram atau pun Line.

Seiring berkembangnyapengetahuan manusia tentang ilmumaupun fungsi komunikasi, maka didalam proses komunikasi pun, terdapatperubahan pola komunikasi antarmanusia, dan secara umum, atau lebihluas lagi di dalam masyarakat.Perubahan pola komunikasi dalammasyarakat ini pun tentunyamemengaruhi pola komunikasi yangterjadi pada sebuah kelompok, dalamhal ini kelompok yang dimaksud adalahkeluarga, yaitu sebuah kelompokterkecil dan inti dalam masyarakat. Atausebaliknya, pola komunikasi dalamkeluarga, memengaruhi perubahan polakomunikasi dalam kelompok danmasyarakat.

Melalui kehadiran media baruini, seketika mengubah hubungan antar

30 | Riyodina G. Pratikto

INTER KOMUNIKA Jurnal Komunikasi

manusia. Semakin langka kita temukansuasana interaksi, komunikasi yangterjadi antar anggota keluarga. Sebuahkeluarga yang pergi bersama, atau diamdi rumah, menikmati kebersamaandalam sebuah keluarga utuh.

Suasana penuh kehangatandalam keluarga ketika orang tuamendengarkan dengan penuh perhatiansegala cerita, pengalaman, suka dukaanak-anaknya ketika menjalani hari-harinya di sekolah, atau pun kegiatanlain di luar rumah, kini menjadi kianlangka, bahkan nyaris tidak dapat lagikita temukan dalam kehidupankekinian. Sudah tidak ditemukan lagisuasana berebut makanan favorit,bercengkrama sambil menikmatibersama makanan favorit keluarga.Ketika seorang ibu dengan kebahagiaanmeluap, memikirkan menu keluargasetiap akhir pekan, ibu yang begitupaham makanan kesukaan masing-masing putera puterinya. Permainan-permainan masa kecil yang penuhkreasi, dan memancing anak-anak untukmenjadi anak yang kreatif, telahdigantikan oleh “games-games” denganfitur-fitur yang jauh lebih menarik,tanpa disadari menghilangkan budayabermain bersama keluarga. Bagaimanasebuah keluarga bermain ke pantai,membangun rumah pasir; bermainlayang-layang, bagaimana ayahmengajari puteranya menerbangkanlayang-layang; bermain ke toko bukumemilih buku yang digemari, berlombamenabung uang ‘jajan’ dan ‘ongkos’untuk memperoleh buku yangdiinginkan, dan lain-lain. (PratiktoRiyodina; Riyono; 2016:346).

Semua itu sudah sangat jarangkita temukan. Semua sudah digantikanoleh kehadiran teknologi denganperkembangannya yang begitu pesat,terutama teknologi di bidangkomunikasi melalui jaringan internet.

Keluarga dapatlah didefinisikansebagai sebuah kelompok dalampengertian terdiri dari suami-isteridengan anak-anaknya. Kelompokdemikian disebut kesatuan atau unitkonyugal, keluarga dengan anggota-anggota karena suatu perkawinan danketurunannya. Emile Durkheimmenyebut bentuk keluarga seperti iniadalah nuclear family. (PratiktoRiyodina; Riyono; 2016:346).

Pengertian lain tentang keluargayang lebih luas lagi, yaitu yang berpusatkepada keluarga konyugal dariperkawinan ditambah dengan parakerabat sedarah atau beberapa kesatuankonyugal lain. Tipe keluarga semacamini disebut extended family atau adayang memakai dengan istilah lain“keluarga consanguine”, yaituberdasarkan pertalian darah. (PratiktoRiyodina; Riyono; 2016:346).

Melihat pada pengertiankeluarga pada penjelasan terdahulu,maka dapat dikatakan bahwakomunikasi keluarga merupakan sebuahproses pertukaran pesan ataukomunikasi yang terdapat dalam suatukeluarga. Dapat dibayangkan, bahwaproses pertukaran pesan tersebutmerupakan situasi yang menghubung-hubungkan anggota-anggota keluarga.Maka dalam suatu kesatuan keluargaakan terdapat suatu jaringan interaksi,berupa jaringan komunikasi dalamkeluarga. Setiap anggota keluargadengan demikian berada dalam titikpersilangan garis-garis komunikasitersebut.

Komunikasi Jaringan demikiandapat dikatakan juga sebagai jaringanrelasi. Dan relasi sosial ini terbentukkarena adanya interaksi sosial di antaraanggota-anggota kelompok itu.Sedangkan untuk terjadinya suatuinteraksi sosial, haruslah dipenuhinyadua syarat: harus ada kontak sosial danharus adanya komunikasi. Jadi

Komunikasi Keluarga dan Media Baru...| 31

31

komunikasi ini sangat menentukanrelasi yang akan terbentuk. Di sampingditentukan juga sebelumnya, antara laindengan adanya sikap (attitude) daripihak yang akan berkomunikasi.Karena itu dapatlah dikatakan bahwarelasi sosial itu adalah komunikasi itusendiri.

Pola komunikasi dalam keluargaberlangsung dalam konteksantarpribadi. Pola komunikasiantarpribadi memiliki ciri yangmembedakan dengan pola komunikasilain seperti pola komunikasi kelompok,pola komunikais organisasi dan polakomunikasi massa. Ciri tersebut antaralain komunikasi antarpribadi merupakankomunikais yang dapat digunakan untukmemotivasi orang lain. Kekuatnkomunikais ini terletak pada terbukanya konsep diri antar komunikator dankomunikan, sehingga masing – masingkonsep diri dapat diamati. Komunikasiantarpribadi mengandalkan spontanitas,eufimisme atau penghalusan kata, sertaketerbukaan.

Komunikasi antarpribadi dapatterjadi dalam keluarga karena anggotadari komunikasi ini setidak nya duasampai dengan 3 orang yang lebihdikenal bersifat dyadik dan triadic. Polakomunikasi antarpribadi lebih terfokuspada hubungan dan bukan isi dari pesanyang disampaikan, sera umpan baliknya dapat terjadi secara langsung karenabersigat dua arah. Namun denganadanya media baru, memungkinkanpola komunikasi antarpribadi dalamkeluarga menjadi termediasi.

Pola komunikasi antarpribadiyang termediasi dapat terjadi jika antaranggota keluarga menggunakan mediasosial seperti facebook (melalui fiturchatt atau inbox), WhatsApp (melaluifitur chatt atau group yangberanggotakan 3 orang saja), dan jenismedia baru lainnya. Kondisi inimemungkinkan dampak positif dannegatif dapat terjadi. Hal ini lah yang

akan diteliti terkait dengan pergeseranpola komunikasi nya dalam keluarga,khususnya pola komunikasiantarpribadi.

Sementara itu peneliti memilihkota Jakarta sebagai lokasi penelitian inikarena Jakarta adalah Kota di manaKota besar besar merupakan sebuahwilayah, yang kegiatan utamanyaadalah berbagai kegiatan yang tidak adahubungannya dengan bertani, melainkansebuah wilayah yang berfungsi sebagaitempat pemukiman, serta berbagaipemusatan atau pun distribusi pelayananjasa pemerintahan, pelayanan sosial,serta kegiatan perekonomian, dan lain-lain. Kawasan perkotaan yang besardengan jumlah penduduk di atas satujuta orang dan berdekatan dengan kotasatelit disebut sebagai metropolitan.

Berdasarkan uraian mengenaiperkembangan teknologi komunikasi,dengan hadirnya teknologi internet sebagaimedia baru, yang menawarkan kemudahanserta keleluasaan dalam berkomunikasi,maka semakin hilang pula kebiasaanberkomunikasi secara nyata. Adanyasebuah fenomena perubahan pola budayaberkomunikasi, yaitu budayaberkomunikasi secara langsung antaranggota keluarga tersebut, sudahmerupakan suatu hal yang semakin langkadijumpai, apalagi bila itu di kota-kotabesar. Bahkan untuk menanyakan kabaranak-anaknya, atau memanggil anak-anakmakan malam pun sang ibu memanggildengan jasa media baru, entah melaluiWhatsApp, Telegram, Line atau pun BBM(Black Berry Messanger).

Fenomena inilah yang menarik bagipeneliti untuk meneliti perubahan polakomunikasi tersebut. Adanya fenomenaperubahan pola komunikasi tersebut,menjadi terasa begitu menarik untukditelaah, atau bahkan diteliti lebih jauhlagi. Betapa meja makan atau ruangkeluarga tempat para anggota keluargaberkumpul sambil menonton televisi,bercengkrama antar anggota keluarga,yang dahulu begitu akrab terlihat pada

32 | Riyodina G. Pratikto

INTER KOMUNIKA Jurnal Komunikasi

setiap keluarga, semakin jarang terjadi.Lambat laun pola komunikasi tatap mukaatau berkelompok menjadi semakinberkurang. Kalau pun para anggotakeluarga berada dalam ruang yang sama,belum tentu mereka saling berkomunikasisecara langsung. Kecenderungan yangsemakin tampak adalah, mereka lebihtertarik berkomunikasi denganmenggunakan alat komunikasi denganteknologinya masing-masing, merambahdunia maya. Dan sekali lagi, semua itudapat terjadi, diduga sebagai salah satupenyebabnya adalah karena adanyakemajuan di bidang teknologi komunikasiyang begitu pesat.

Pada uraian terdahulu telahdipaparkan bahwa dengan kehadiranteknologi komunikasi baru berupapenggunaan media baru, maka polakomunikasi keluarga mengalamiperubahan, terutama pada keluarga dikota besar seperti Jakarta. Adanyaperubahan tersebut, memunculkanpertanyaan penelitian sebagai berikut:

Bagaimana media barumengubah pola komunikasi keluargaurban di Jakarta?

1. Bagaimana kehadiran mediabaru berdampak terhadap polakomunikasi antarpribadi padakeluarga di Jakarta?

2. Apakah kehadiran media barumenyebabkan adanya pergeseranpola komunikasi antarpribadipada keluarga di Jakarta?

3. Langkah-langkah apa saja yangharus dilakukan untukmengantisipasi dampak mediabaru terhadap pola komunikasiantarpribadi pada keluarga diJakarta?

2. Kerangka Teori

KomunikasiPada dasarnya komunikasi

merupakan sebuah proses penyampaian

pesan dari komunikator kepadakomunikan. Komunikator sebagaipenyampai pesan dapat berupa lembagaatau pun mewakili pesan perorangan.Dan proses komunikasi ini dapatdilakukan secara langsung atau puntidak langsung. Untuk dapatmengetahui apakah komunikan sebagaipenerima pesan paham atau tidakterhadap pesan yang terkirim tersebut,dapat diketahui melalui feedback(umpan balik), yaitu tanggapan ataspesan yang diterima komunikan danseterusnya, hingga pada akhirnyadiperoleh sebuah kesepakatan akan hasilakhir dari proses pengiriman danpenerimaan pesan tersebut. Maka itulahyang dinamakan komunikasi yangefektif. Kedua belah pihak memperolehpemahaman yang saling sesuai denganharapan semula.

Terdapat beberapa definisi,pengertian, model atau pun formulakomunikasi yang dikemukakan olehpara ahli komunikasi, di antaranyaadalah model komunikasi Osgood –Schramm. Proses komunikasi yangpeneliti coba paparkan pada awalpembahasan mengenai pengertiankomunikasi adalah gambaran modelkomunikasi Osgood – Schramm.Secara sederhana dapat dilihat bahwamodel klasik yang dibuat oleh Osgooddan Schramm tersebut, menjelaskantentang proses komunikasi yang terjadisecara sirkuler atau secara berputar,bergantian. Melalui model klasiktersebut, komunikasi digambarkansebagai sebuah proses pertukaran peranantara komunikator dan komunikan.Bagaimana berjalannya prosespengolahan pesan yang terjadi di benakkomunikator, sebelum dia mengirimkanatau menyampaikan pesan tersebutkepada komunikan. Kemudianbagaimana proses pengolahan pesanyang diterima yang terjadi di benakkomunikan, pada saat dia menerima

Komunikasi Keluarga dan Media Baru...| 33

33

Model Osgood -Schramm

pesan yang dikirimkan olehkomunikator. Baik komunikatormaupun komunikan sama-samamelakukan proses pengolahan pesan.Bagi komunikator proses pengolahanpesan tersebut terjadi sesaat sebelum diamengirim pesannya, dan bagikomunikan proses pengolahan pesanterjadi pada saat menerima pesantersebut. Kemudian terjadilah prosesinterpretasi, yang dalam hal inidipengaruhi oleh luas atau sempitnyaframe of reference dan field ofexperience, baik komunikator maupunkomunikan. Untuk lebih jelasnya,proses pertukaran pesan tersebut dapatdilihat pada model Osgood danSchramm sebagai berikut:

Gambar 1. Model Osgood – Schramm

Berdasarkan Model Osgood –Schramm tersebut, dapat dilihat terdapat2 bagian. Pada bagian pertama (bidanglingkaran berwarna hijau/kiri), terlihatsusunan encode, interpreter, dandecode. Kemudian pada bagian kedua(bidang lingkaran berwarnajingga/kanan) susunan terbalikdibanding lingkaran hijau, yaitu decode,interpreter, dan encode. Sebelumkomunikasi berlangsung, di benakkomunikator terjadi proses pengolahanpesan (to encode), kemudian pesandikirimkan, dan diterima olehkomunikan. Pada saat menerima pesan,komunikan akan mengolah pesan

tersebut (to decode), lalu setelahmengolah pesan yang diterima tersebut,diinterpretasikan sesuai dengan frame ofreference dan field of experience-nya,dan setelah menginterpretasikannya,maka komunikan berganti peran untukmemberikan tanggapan atas pesan yangditerimanya tersebut, maka bertukarperan, komunikan menjadi calonkomunikator pada saat mengolah pesanberupa tanggapan yang akandiberikannya (to encode), untukkemudian dikirimkan sebagai tanggapan(feedback), yang kemudian diterimaoleh komunikan, diterjemahkan, terjadiproses decode, dan encode danseterusnya. Begitulah proseskomunikasi tersebut berjalan.

Komunikasi KeluargaWhite and Klein (2002),

mendefinisikan keluarga sebagaikelompok sosial yang memiliki derajatatau level perbedaan kekhasandibandingkan kelompok sosial lainnya.Mereka pun menjelaskan bahwa,"Kelompok non keluarga, sepertijaringan teman-teman atau rekan kerja,biasanya juga memiliki beberapa sifatkeluarga, tetapi tidak terlalu memilikikekhasan seperti halnya keluarga.”(“Family is a social group whosedistinctiveness from other social groupstends to be a matter of degree. Theyexplained, “Nonfamily groups, such asnetworks of friends or coworkers,usually have some family properties butfewer of these properties or in lessobvious amounts.”)

White and Kleinmengidentifikasi terdapat beberapa sifatkeluarga, walaupun masing-masingkeluarga memiliki konsep yangberbeda.

White and Klein membuatbeberapa batasan, atau definisimengenai keluarga sbb:

1. Long-term commitment.Althought a marriage can be

34 | Riyodina G. Pratikto

INTER KOMUNIKA Jurnal Komunikasi

ended and family members canbe estranged, the concept offamily generally involves andexpectation of long-termendurance. Other socialgroupings may demonstratelong-term commitment, butwithout any necessaryexpectation for that outcome.For example, we don’t have tomake a lifelong commitment toa friend, althought we might endup having a friend for life. Thedegree, to which thiscommitment is voluntary, andthus able to be severed, dependson the nature of the bond, whichis the property to which we turnnext.

2. Relations created troughtbiology, law or affection. Familyscholars vary in the kind of bondthat produces the long-termcommitment associated withfamily. For some, a biological,or blood, link is requisite forfamily membership. For others,affinal bonds such as adoptionor legally recognized unions arerequisite. For others, affectionis the criterial bond; that is, theparties must have and affection-based, long term commitment toone another (e.g. a long-term,commited cohabiting pair).Clearly, biological bonds areinvoluntary, whereas affectionalbonds are entirely voluntary.Legal bonds can be changed, butthere presumption is in favor oflong-term stability once formed.

3. Enmeshment in a kinshiporganization. Some scholarsargue that a family is uniqueamong social groups in havingan “outward extension” into abroader kinship organization.For example, we acquire a

“cousin” because a parent’ssibling has a child. A spousegains in-laws upon marriage. Achild has an honorary “auntie”that comes from her mother’sfriendship with a best friend

4. Ongoing interdependence. Thisproperty emphasize that familymembers live together, interacton a frequent basis, or otherwisecreate lives of interdependencein which they affect one anotherin some meaningful way.

5. Institusionalization. Thisproperty underscores that afamily is recognized as a legalinstitution and as such hasnormalized connections withother institutions such asschools, the work-place, andgovernment agencies.(Braithwaite & Baxter, 2006;2)

Berdasarkan kelima batasankeluarga menurut Wheit dan Klein,maka dapat dikatakan bahwa suatukelompok dikatakan keluarga, bilamemenuhi 5 persyaratan atau kategori,yaitu (1). Komitmen jangka panjang.(2). Hubungan sedarah (sekandung).(3). Merupakan sebuah kelompok yangmemiliki keterikatan sangat luas,misalnya dengan adanya perkawinan,maka antar keluarga kedua belah pihakada hubungan saudara sepupu, bibi,paman dan keponakan, antara mertuadan menantu, antara orang tua keduabelah pihak (besan), dan lain-lain. (4).Terjadi hubungan saling ketergantungansatu dengan yang lain. Lebihmenekankan pada pemahaman bahwaanggota keluarga hidup bersama-sama,berinteraksi dengan sering, salingtergantung dan saling memengaruhi satusama lain dalam beberapa hal yangberarti. Dan terakhir (5). Bersifatperlembagaan, artinya ada aturan-aturanberasarkan agama, norma, hukum dan

Komunikasi Keluarga dan Media Baru...| 35

35

etika serta moral yang berlaku dalamsetiap kelompok keluarga.

Komunikasi keluarga padadasarnya merupakan suatu situasipertukaran pesan yang terjadi antaraanggota keluarga dalam sebuahkeluarga. Interaksi yang terjadi dalamkeluarga, tergantung pada kedekatanhubungan antar anggota keluarga.Selain itu pun ada unsur lain, yaitupengaruh dari dalam maupun dari luar.

Pengertian lain mengenaikomunikasi keluarga dikemukakan olehRae Sedwig (1985), “KomunikasiKeluarga adalah suatu pengorganisasianyang menggunakan kata-kata, sikaptubuh (gesture), intonasi suara, tindakanuntuk menciptakan harapan image,ungkapan perasaan serta salingmembagi pengertian (Dikutip dariAchdiat, 1997: 30).

Komunikasi dalam keluarga jikadilihat dari segi fungsinya tidak jauhberbeda dengan fungsi komunikasi padaumumnya. Paling tidak ada dua fungsikomunikasi dalam keluarga, yaitufungsi komunikasi sosial dan fungsikomunikasi kultural. Fungsikomunikasi sebagai komunikasi sosialsetidaknya mengisyaratkan bahwakomunikasi itu penting untukmembangun konsep diri, aktualisasidiri, untuk kelangsungan hidup, untukmemperoleh kebahagiaan, untukmenghindarkan diri dari tekanan danketegangan. Selain itu, melaluikomunikasi seseorang dapat bekerjasama dengan anggota masyarakat-terlebih dalam keluarga-untuk mencapaitujuan bersama (Mulyana dalamDjamarah, 2004:37).

Dalam salah satu penelitiannyatentang keluarga, ahli terapi VirginiaSatir membedakan adanya sistemkeluarga tertutup dan sistem keluargaterbuka.

Perbedaan utama antarakeduanya adalah sifat reaksi merekaterhadap perubahan, dari dalam dan dari

luar. Dalam suatu sistem tertutupbagian-bagian secara kaku dihubungkanatau diputuskan sekaligus. Dalamkedua kasus, informasi tidak mengalirantara bagian-bagian atau dari luar kedalam atau dari dalam ke luar. Ketikabagian-bagian diputuskan, bagian-bagian itu sering tampak oleh bagian-bagian itu bekerja: Informasi bocor kedalam dan ke luar tapi tanpa arah.Tidak ada pembatas-pembatas. Sebuahsistem yang terbuka adalah sistemtempat bagian-bagian salingberhubungan, responsif, dan sensitifterhadap satu sama lain, danmemungkinkan informasi mengalirantara lingkungan internal danlingkungan eksternal. (Satir, 1988:131-132 dalam Mulyana, 2005:215-216).

Di sisi lain Riyodina & RiyonoPratikto, beranggapan bahwa melaluikomunikasi keluarga dengan jaringankomunikasi tersendiri dan inti, dapatmemengaruhi komunikasi yang lebihluas, yaitu masyarakat atau punkelompok dan relasi sosial lainnya.

Arti penting mempelajarikomunikasi keluarga ini ialah, jaringankomunikasi keluarga ini meskipunmerupakan suatu kesatuan yang bulattersendiri, berada di tengah-tengahjaringan-jaringan komunikasi yanglebih luas lagi, yaitu masyarakatmaupun kelompok-kelompok danrelasi-relasi sosial lain. Dengan mempe-lajari tipenya, bentuknya, strukturnya,atau pun faktor-faktor, unsur-unsurfungsi, kekuatan-kekuatan yang ada dibelakang jaringan komunikasi itu,hubungan timbal baliknya denganmasyarakat dan lain-lain, makakomunikasi yang ditujukan kepadasuatu keluarga atau keluarga-keluargamisalnya diharapkan akan bisa lebihberhasil seperti diharapkan. (PratiktoRiyodina & Riyono: 2016;348).

36 | Riyodina G. Pratikto

INTER KOMUNIKA Jurnal Komunikasi

Keluarga UrbanArti kata urban berdasarkan

Kamus Umum Bahasa Indonesia,adalah (1). berkenaan dengan kota;bersifat kekotaan. (2). orang yangberpindah dari desa ke kota.(http://kbbi.web.id/urban).

Apabila kata urban inidilengkapi dengan kata masyarakat,menjadi masyarakat urban, maka dapatdiperoleh sebuah pengertian, bahwayang dimaksud dengan masyarakaturban pertama adalah mereka yangtinggal di kota dan bersifat kekota-kotaan, sementara bila dilihat daripengertian kedua, maka masyarakaturban adalah, sekelompok orang yangberpindah dari desa ke kota.

Adapun sifat kekota-kotaantersebut antara lain adalah: (1). Dari sisikeagamaan, kepercayaan dan tingkatibadah masyarakat kekotaan ini kurangkarena hanya mementingkan keduniaansaja, (2). Individualis, atau dapatmengurus diri sendiri tanpa bantuanorang lain, (3). Pembagian kerja yangtegas dan terkesan membuat batas nyataantar pekerja, (4). Pengaturan waktuyang disiplin, (5). Mudah terpengaruhbudaya baru, atau budaya yang masukke kehidupan masyarakat urban initanpa di lihat dan ditimbang terlebihdahulu. (https://www.selasar.com/gaya-hidup/mengenal-istilah-masyarakat-urban).

Media BaruDi dalam salah satu bukunya,

yaitu Komunikasi Massa, Nawiroh Veramenyampaikan, bahwa ada 2 bentukmedia massa, yaitu media lama danmedia baru.

Penggunaan istilah media lamadan media baru, tidak ada hubungannyadengan isi media tersebut, tetapi lebihditujukan kepada proses terbentuknya.“Media lama adalah bentuk media

massa, terutama pers yangmengandalkan mesin cetak dalamproses pembuatannya.” (Vera, 2016:55).

“Jadi, pemahaman tentangmedia lama bukan mengacu pada mediatradisional, juga bukan media yangketinggalan jaman.” (Vera, 2016; 56).

“Yang membedakan antaramedia lama dan media baru terutamapada proses produksi, penyimpanan,dan penyebarannya.” (Vera, 2016; 56).

“Media cetak mengandalkanpercetakan (press), media elektronikmengandalkan sinyal transmisi,sedangkan media baru mengandalkankomputer.” (Vera, 2016; 88).

“Media baru (new media)merupakan alat atau sarana dalammenyampaikan pesan kepada khalayakluas dengan menggunakan teknologidigital atau disebut juga sebagaijaringan komunikasi dan informasi.”(Vera, 2016; 88).

Maka dapat disimpulkan bahwamedia massa yang terbagi atas 2 jenismedia, yaitu media cetak, yang terdiridari antara lain surat kabar, danmajalah. Sedangkan media elektronikterdiri dari radio, televisi, dan film,masuk pada kategori media lama.Sedangkan media baru dalam prosespenyampaian pesannya kepadakhalayak luas, dilakukan melaluiinternet, website, dan komputermultimedia.

Berdasarkan berbagai kelebihandan kekurangan dari berbagai mediayang digunakan, baik media lamamaupun media baru, intinya masing-masing media tersebut mempunyaitugas utama sebagai alat atau saranapenyebar informasi kepada khalayakluas.

Dalam perkembangannya, dapatdikatakan media baru mampumenjangkau masyarakat di seluruh

Komunikasi Keluarga dan Media Baru...| 37

37

dunia, dengan memunculkan slogan“mampu menggenggam dunia”.

Vera dalam bukunyaKomunikasi Massa, mengutip pendapatMcQuail, 2005, yang menyatakan aspekmendasar dari perkembangan mediabaru ini adalah sebagai berikut:

1. Digitalisasi, yaitu pesan yangdikonstruksi dalam bentuk teks,kemudian diubah menjadiserangkaian kode-kode digitaldan dapat diproduksi,dikirimkan pada penerimamaupun disimpan.

2. Konvergensi, yaitu penyatuansemua bentuk dan fungsi mediayang selama ini berdiri sendiri-sendiri baik dalam prosesorganisasinya, distribusi,penerimaan, regulasi, maupunfungsi sebagai sumber informasidan hiburan. (McQuail, 2005).

Kehadiran media baru ini punmembawa perubahan pada proseskomunikasi yang selama ini ada, baikkomunikasi interpersonal, komunikasikelompok, bahkan komunikasi massasekalipun. Masyarakat pengguna mediabaru ini, seolah terhipnotis, tidak lagiatau jarang berbicara secara langsung,semua dilakukakn melalui perantaraanmedia baru.

Pada media baru terdapatberagam fitur yang merupakankonsekuensi dari ciri konvergensi, yaituantara lain sebagai berikut:

1. Media online, secara umumyang disebut media onlineadalah segala bentuk media yanghanya dapat diakses melaluiinternet. Sedangkan secarakhusus yang dimaksud mediaonline adalah segala jenis mediamassa yang dipublikasikanmelalui internet secara online,baik itu segala jenis media cetakmaupun media elektronik.Misalnya Koran/surat kabar

disajikan secara online makadapat dikatakan sebagai mediaonline. Televisi disajikanmelalui internet disebut sebagaimedia online (televisi online),dan lain-lain. Jika produk mediamassa yang bersifat informasidisebut sebagai karya jurnalistik,maka jurnalistik dalam mediaonline disebut sebagai jurnalistikonline.

2. Media sosial3. Chat room.4. E-mail.5. Mailing list/news group6. World Wide Web (www), dan

lain-lain. (Vera, 2016; 90).

Berdasarkan penjelasanmengenai beragam fitur yang terdapatdi media baru, maka dapat disimpulkanbahwa kehadiran media baru, denganberbagai kemudahan tersebut, membuatmasyarakat semakin praktis dan mudahdalam berkomunikasi, terutama yangberjauhan, sulit dijangkau apabilamelalui komunikasi secara lanngsung,bahkan dengan menggunakan medialama sekalipun, masih terkendala olehruang dan waktu. Melalui media baruini segalanya terasa begitu cepat tanpaada lagi batasan uang dan waktu.

Pada penjelasan terdahulu telahdisampaikan bahwa terdapat beragamfitur sebagai ciri konvergensi. Salahsatunya adalah komunikasi denganmenggunakan media sosial.

“We are already experiencingthe cultural effects of the digitalrevolution that is underway.” (Cross,2011 – dalam Nasrullah; 2015, xi).

Seperti yang dikatakan olehCross, bahwa kita memang sudahmengalami dampak budaya dari adanyarevolusi digital yang sedangberlangsung. Sebagian masyarakat,khususnya masyarakat Indonesia sudahmenggunakan jasa internet melaluipenggunaan media sosial. Misalnya

38 | Riyodina G. Pratikto

INTER KOMUNIKA Jurnal Komunikasi

penggunaan Facebook, Twitter, Path,Instagram, WhatsApp, Telegram, Line,dan lain-lain. Semua media sosialtersebut, memberi kemudahan bagi parapenggunanya untuk dapatberkomunikasi secara langsung denganmenggunakan media. Jarak bukan danwaktu bukan lagi kendala pada saatmasyarakat menggunakan media sosialtersebut.

Berikut terdapat beberapadefinisi media sosial yang berasal dariberbagai literatur penelitian (Fuchs,2014:35-36), sebagai berikut:

1. Mandibergh (2012), mediasosial adalah media yangmewadahi kerjasama di antarapengguna yang menghasilkankonten (user generated content).

2. Shirky (2008), media sosial danperangkat lunak sosialmerupakan alat untukmeningkatkan kemampuanpengguna untuk berbagi (toshare), bekerja sama (to co-operate) di antara pengguna danmelakukan tindakan secarakolektif yang semuanya beradadi luar kerangka institusionalmaupun organisasi.

3. Boyd (2009) menjelaskan mediasosial sebagai kumpulanperangkat lunak yangmemungkinkan individumaupun komunitas untukberkumpul, berbagi,berkomunikasi, dan dalam kasustertentu saling berkolaborasiatau bermain. Media sosialmemiliki kekuatan pada user-generated content (UGC) dimana konten dihasilkan olehpengguna, bukan oleh editorsebagaimana di institusi mediamassa.

4. Van Dijk (2013), media sosialadalah platform media yangmemfokuskan pada eksistensi

pengguna yang memfasilitasimereka dalam beraktivitasmaupun berkolaborasi. Karenaitu media sosial dapat dilihatsebagai medium (fasilitator)online yang menguatkanhubungan antarpenggunasekaligus sebagai sebuah ikatansosial.

5. Meike dan Young (2012)mengartikan kata media sosialsebagai konvergensi antarakomunikasi personal dalam artisaling berbagi di antara individu(to be shared one-to-one) danmedia publik untuk berbagikepada siapa saja tanpa adakekhususan individu. (DalamNasrullah, 2015:11).

Berdasarkan definisi-definisitentang media sosial yang dikemukakanpara ahli tersebut, maka dapat diambilsebuah kesimpulan bahwa pengertianmedia sosial itu adalah media denganmenggunakan jaringan internet yangmemungkinkan para penggunanya dapatsaling berinteraksi, berkomunikasi,menjalin kerjasama, atau pun bahkanmembentuk kelompok dan ikatan sosialsecara virtual.

3. Metodologi Penelitian

Metode PenelitianPendekatan yang digunakan

dalam penelitian ini yakni pendekatankualitatif. Terkait dengan metodekualitatif, Pawito mengatakan sebagaiberikut:

Metode penelitian kualitatiftidak seperti penelitian kuantitatif, tidakmendasarkan bukti-bukti empirik padalogika matematik, prinsip-prinsipbilangan, atau pun teknik analisisstatistik, tetapi lebih mendasarkan diripada hal-hal yang bersifat diskursif,seperti transkrip dokumen, catatan

Komunikasi Keluarga dan Media Baru...| 39

39

lapangan, hasil wawancara, dokumen-dokumen tertulis, dan data non-diskursif (Pawito, 2007:37).

Menurut Rosady Ruslanpenelitian kualitatif memiliki tujuansebagai berikut:

Penelitian kualitatif mempunyaitujuan untuk mendapatkan pemahamanyang sifatnya umum terhadappernyataan sosial dari perspektifpartisipasi. Pemahaman tersebut tidakditentukan terlebih dahulu, tetapidiperoleh setelah melakukan analisisterhadap kenyataan sosial yang menjadifokus penelitian, dan kemudian ditariksuatu kesimpulan berupa pemahamanumum tentang kenyataan-kenyataantersebut (Rosady Ruslan, 2003:213).

Strauss dan Corbin mengatakanbahwa “Riset kualitatif merupakan jenispenelitian yang menghasilkanpenemuan-penemuan yang tidak dapatdicapai dengan menggunakan prosedurstatistic atau cara kuantifikasi lainnya”.

Menurut pendapat dari Bogdandan Taylor yang dikutip oleh Lexy J.Moleong mengenai pendekatankualitatif sebagai berikut: “Sebagaiprosedur penelitian yang menghasilkandata deskriptif berupa kata-kata tertulisatau lisan dari orang-orang dan perilakuyang dapat diamati”.

Pernyataan serupa jugadisampaikan oleh Mulyana yaitu“Penelitian kualitatif bertujuan untukmenggambarkan atau menjelaskansuatu masalah secara objektif yangpada mulanya bersumber padapengamatan penelitian terhadap suatuobjek dalam bentuk deskriptif yaitumemaparkan hasil penelitian secarasisematis dengan menggabungkandengan teori-teori dan konsep yangrelevan”.

Masih menurut pendapatMulyana bahwa “Penelitian kualitatifmerupakan penelitian yang

mengumpulkan data berupa kata-kata,gambar-gambar, dan bukan angka-angka”.

Dari penjelasan beberapateoritisi tentang penelitian kualitatif,maka peneliti beranggapan bahwapendekatan ini dapat dijadikan landasandalam melakukan penelitian ini.

Berdasarkan tujuan penelitian,penelitian ini menggunakan metodestudi kasus. Menurut Robert K. Yin(2004:1), “Studi kasus merupakanstrategi yang lebih cocok bila pokokpertanyaan suatu penelitian berkaitandengan how atau why, bila penelitihanya memiliki sedikit peluang untukmengontrol peristiwa-peristiwa yangakan diselidiki, dan bilamana fokuspenelitian terletak pada fenomenakontemporer di dalam kontekskehidupan nyata. Peneliti hanyamemiliki peluang kecil atau tidakmempunyai peluang sama sekali untukmelakukan kontrol terhadap peristiwatersebut”.

Karakter umum desainpenelitian berperan sebagai latar untukmemikirkan desain yang spesifik bagistudi kasus. Empat tipe desainpenelitian studi kasus yaitu:

1. Desain kasus tunggal holistik2. Desain kasus tunggal terpancang

(embeded)3. Desain multi kasus holistik4. Desain multi kasus terpancang

Terkait dengan topikpermasalahan penelitian ini, maka tipedesain studi kasus yang digunakandalam penelitian ini adalah DesainMulti Kasus Terpancang, karenapenelitian ini memfokuskan diri atauberusaha menjawab masalah-masalah:1). Bagaimana kehadiran media baruberdampak terhadap pola komunikasikeluarga urban di Jakarta? 2). Apakahkehadiran media baru menyebabkanadanya pergeseran pola komunikasikeluarga urban di Jakarta? 3). Langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk

40 | Riyodina G. Pratikto

INTER KOMUNIKA Jurnal Komunikasi

mengantisipasi dampak media baruterhadap pola komunikasi pada keluargaurban di Jakarta? Dan penelitian inimenyertakan 5 (lima) nara sumber yangpeneliti wawancara.

Key Informan dan InformanDalam penelitian ini, subjek

penelitiannya adalah pola komunikasikeluarga. Sementara objek yang ditelitipada penelitian ini adalah keluargaurban di Jakarta yang berkomunikasidengan menggunakan media baru.

Teknik Pengumpulan DataMengenai teknik pengumpulan

data dalam penelitian ini menggunakanwawancara, dokumentasi, taperecorder, dan buku catatan lapangan.

4. Hasil Penelitian

Gambaran Umum Keluarga danKomunikasi Keluarga

Keluarga adalah kelompokterkecil, merupakan kelompok inti,nuclear family, dalam masyarakat, dankeluarga ini dapat dikatakan sebagaidasar terbentuknya kelompok sosial.Kata keluarga berasal dari bahsaSanskerta, kula dan warga, “kulawarga”yang artinya anggota. Jadi maksudnyaadalah kelompok kerabat, suatulingkungan tempat berkumpulnyabeberapa orang yang memilikihubungan darah. Di dalam sebuahkeluarga yang pasti terdiri dariayah/suami, ibu/istri dan anak.Umumnya mereka tinggal bersamadalam sebuah rumah, dan hubunganyang terbentuk di antara mereka adalahhubungan saling ketergantungan. Disamping itu mereka menjalankan fungsidan peran masing-masing sesuai dengantatanan layaknya sebuah keluargasebagai kelompok terkecil dalammasyarakat.

Bila dilihat dari sisi fungsisebuah keluarga, maka hampir setiapkeluarga memiliki beberapa fungsipokok yaitu: fungsi memenuhikebutuhan biologis dan reproduksi,perlindungan, emosional, sosialekonomi, pendidikan, agama, rekreatif,dan lain-lain.

Selain fungsi-fungsi yang telahdisebutkan pada penjelasan terdahulu,terdapat satu fungsi lagi yang cukuppenting, yaitu fungsi sosialisasi danpengendalian sosial. Mengapadirasakan cukup penting? Karena erathubungannya dengan fungsi pendidikan.Terutama berhubungan denganbagaimana mendidik anak agar dapatbersosialisasi dengan baik.

Sosialisasi dimulai dari dalamkeluarga itu sendiri, dan yang kemudianakan menjadi bekal bagi anak-anakketika mulai keluar dari lingkunganrumah dan keluarga, masuk padakelompok-kelompok lain di masyarakat.Kemudian dari sisi fungsi pengendaliansosial, keluarga sangat berperanpenting. Keluarga dapat berperansebagai pengendali sosial, denganmelakukan upaya preventif ataupencegahan terhadap anggota keluarga,sehingga tidak melakukan hal-hal yangmenyimpang dari norma-norma yangberlaku di masyarakat.

Sedangkan fungsi afektif,merupakan fungsi awal, ketika anakbaru saja dilahirkan dan tumbuh hinggadia siap bersosialisasi dengan individulain di luar lingkup keluarga. Pada masakecilnya, anak sangat membutuhkankehangatan perasaan orang tuanya.Misalnya pada saat anak berkomunikasidengan orang tuanya, anak sangatmembutuhkan kehangatan perasaanorang tuanya, sehingga anak tersebutdapat tumbuh dan berkembang denganbaik berbekal pikiran dan jiwa yangsehat.

Komunikasi Keluarga dan Media Baru...| 41

41

Di dalam sebuah wilayah secarageografis, terdapat masyarakat, danmasyarakat ini terdiri dari berbagaikelompok, dan kelompok inti dalammasyarakat itu adalah keluarga. Dariberbagai kelompok kerabat ataukeluarga yang ada dalam masyarakatitu, terdapat keluarga yang berpindahtempat tinggal umumnya yang diketahuiadalah mereka yang berpindah dari desake kota. Kelompok dalam masyarakatyang berpindah dari desa ke kota itulahyang dinamakan sebagai kaum urban.

Gambaran Umum KeluargaUrban

Secara naluriah manusia akanselalu berusaha untuk mempertahankanhidup, sekaligus mengembangkankehidupannya ke arah yang lebih baiklagi. Salah satu usaha dalammengembangkan kehidupan, sebagianmasyarakat berpindah tempat tinggal.Perpindahan itulah yang dinamakandengan urbanisasi. Dalam hal iniumumnya diketahui bahwa urbanisasiadalah, perpindahan penduduk dari desake kota.

Pengertian lain dari urban yangjarang diketahui masyarakat adalahadanya suatu perubahan dari bukanurban (rural), menjadi urban. Makadapat dikatakan bahwa urbanisasimerupakan proses perubahan darisituasi rural ke situasi urban. Makadapat dikatakan bahwa urbanisasiadalah proses perubahan dari rural kesituasi urban. Karena itulah prosesperpindahan penduduk dari desa kekota, secara teknis dikatakan sebagaikelompok urban. Terjadinya urbanisasiatau perpindahan penduduk dari desa kekota disebabkan oleh berbagai alasan.Berbagai penyebab yang menjadi dayaTarik perpindahan dari desa ke kota ituantara lain adalah karena adanyaanggapan bahwa (1). Kehidupan kotayang lebih modern, (2). Sarana danprasarana yang tersedia di kota lebih

lengkap, (3). Banyak terbukakesempatan dan lapangan kerja, (4).Pendidikan sekolah dan perguruantinggi lebih baik dan berkualitas, dansebagainya. Selain adanya daya Tarikyang menyebabkan terjadinyaurbanisasi, ada beberapa faktorpendorong, antara lain adalah, (1).Lahan pertanian semakin sempit, (2).Merasa tidak sejalan dengan budayaasal, (3). Menganggur, karena di desatidak banyak lapangan kerja terbuka,(4), adanya keterbatasan sarana danprasarana di desa, (5). Terusir ataudiusir karena mungkin melanggar adatyang berlaku di desa asal, dan (6).Mempunyai impian yang tidak mungkinterwujud bila tetap berdiam di desa asal.

Selain adanya faktor penarik danpendorong penyebab tejadinyaurbanisasi, ada pula keuntungan atausebaliknya dampak atau akibat yangmuncul karena urbanisasi. Beberapakeuntungan terjadinya urbanisasi, antaralain adalah: (1). Memodernisasikanmasyarakat desa, (2). Memperluaspengetahuan masyarakat desa, (3).Membuat jalinan hubungan baik antarwarga dalam satu wilayah, (4).Mengimbangi masyarakat desa ddengankota, dan lain-lain. Sedangkan dampakterjadinya urbanisasi, antara lain adalahsbb: (1). Terbentuknya suburb, yaitutempat-tempat pemukiman baru dipinggiran-pinggiran kota, (2). Terjadipeningkatan tuna karya, orang-orangyang tidak memiliki pekerjaan tetapatau bahkan pengangguran, (3).Perumahan sempit dan tidak sehat,bahkan tidak layak huni, tidakmemenuhi standar kesehatan,melahirkan (4). Lingkungan tinggalyang tidak sehat dan rawan kejadiankriminal.

Hal lain selain beberapa alasanyang telah dikemukakan pada alineaterdahulu, dan yang terkini adalahdengan adanya media baru.

42 | Riyodina G. Pratikto

INTER KOMUNIKA Jurnal Komunikasi

Pada dasarnya manusia memilihmelakukan proses perubahan dari situasirural ke situasi urban semata-mataadalah untuk memperoleh kehidupanyang lebih baik. Adanya pandanganbahwa kota adalah “modern”, wilayahperkotaan merupakan pusat-pusatperubahan sosial, bahwa masyarakatselalu terbelakang dan “tradisional”,tidak lagi berlaku. Banyak buktiempiris, bahwa istilah tradisional ataumodern tidak harus sejalan berbarengandengan wilayah pedesaan atauperkotaan.

Maka yang dimaksud dengankeluarga urban dalam penelitian ini pun,bukanlah sebatas hanya masyarakat ataukeluarga yang berpindah dari desa kekota, dan juga bukan melulu karenaalasan ekonomi. Keluarga urban yangdimaksud dalam penelitian ini, sesuaipersepsi peneliti, adalah keluarga yangmemang pindah tempat tinggal darisemula ke tempat lain. Bisa saja terjadidari kota yang satu ke kota yang lain.Hal ini terjadi karena ada beberapaalasan yang “memaksa” merekaberpindah tempat tinggal, bahkanpekerjaan. Perpindahan tersebut adayang hanya sebagian anggota keluargasaja, tetapi ada pula yang seluruhkeluarga. Alasan perpindahan lainnyaadalah bisa juga karena adanya ikatanpernikahan, anak yang bersekolah,kuliah atau bekerja di kota lain.

Media Baru dan Pergeseran PolaKomunikasi

Adanya situasi perpindahankelompok-kelompok dalam masyarakatdari

satu tempat ke tempat lain inisemakin tidak menjadi masalah, karenadiiringi dengan adanya perkembanganteknologi khususnya di bidangkomunikasi. Terutama denganmunculnya media baru. Dengan adanya

media baru, memudahkan masyarakatdalam berkomunikasi.

Tidak ada lagi batas ruang danwaktu, di mana saja, kapan saja merekadapat berkomunikasi dengan baik, dantidak mengurangi esensi pertukaraninformasi di antara kedua pihak yangberkomunikasi. Dalam hal ini adalahkomunikasi antara anggota keluarga.Walaupun mungkin posisi masing-masing anggota keluarga secarageografis saling berjauhan, tetapiintensitas percakapan di antara merekatetap terjamin. Pada situasi sepertiinilah mungkin saja terjadi pergeseranpola komunikasi pada prosesberkomunikasi dalam sebuah keluarga.

Pergeseran ini terjadi salahsatunya adalah selain karena adanyatuntutan geografis, saling berjauhanantar anggota keluarga, juga karenakehadiran media baru. Kebiasaan-kebiasaan yang ada dalam polakomunikasi keluarga menjadi berubah,semula komunikasi yang terjadi antaranggota keluarga berlangsung secaralangsung dan saling tatapmuka tanpamenggunakan media, menjadi sangatjarang. Kegiatan-kegiatan yangdilakukan bersama-sama, seperti makanbersama seluruh anggota keluarga,nonton televisi dan sebagainya, menjadisuatu peristiwa langka.

Kehadiran media baru,mengubah pola komunikasi antaranggota keluarga. Di satu sisi denganadanya media baru ini, maka paraanggota keluarga, terutama yang salingberjauhan, dapat dengan mudah setiapsaat saling bertukar informasi, atauhanya sekedar saling melepaskerinduan. Tetapi seperti biasa, setiapperubahan akan membawa dampakpositif atau pun negatif.

Komunikasi Keluarga dan Media Baru...| 43

43

Kehadiran media baru berdampakterhadap pola komunikasikeluarga urban di Jakarta

Seperti yang telah diulas dalamhasil penelitian bahwa keluarga urbanadalah keluarga yang berpindah darisatu kota ke kota lain atau dari tempattinngal yang satu ke tempat tinggal yanglain, yang disebabkan karena beberapahal, seperti tuntutan pekerjaan, anakbersekolah, dan lain sebagai nya.Terjadinya perpindahan secarageografis itulah yang juga membuatsetiap anggota keluarga menjalani polakomunikasi yang berbeda.

Dalam hasil penelitian diulaspergeseran pola komunikasi keluargayang disebabkan oleh media baru.Pertama adalah keluarga yangberpindah dari kota Tangerang keDaerah Istimewa Yogyakarta, karenaalasan pernikahan. Kedua, adalahkeluarga yang salah satu anggotakeluarga nya berpindah dari Semarangke Makassar, karena alasan dinas(bekerja). Pergeseran pola komunikasidua keluarga tersebut dilihat daridampak penggunaan media baru.

Dampak penggunaan media baruberdasarkan hasil penelitian adalahpositif. Pada keluarga pertama, denganperpindahan lokasi tempat tinggal dariTangerang ke Yogyakarta (istrimengikuti suami), media baru sepertipenggunaan facebook, instagram,twitter, path menjadi salah satu alatkomunikasi utama ketika istri harusberjauhan dengan keluarga, sanaksaudara, dan teman – teman nya yangmenetap di Tangerang. Berdasarkanhasil penelitian, pola komunikasi yangdilakukan melalui media baru tersebutdirasa lebih efektif untuk mengetahuikabar orang tua, saudara dan teman.Kabar dapat diperoleh dalam waktuyang cepat, dapat berkirim gambar ataufoto, chatting, tidak terbatas waktu dan

tempat, sehingga dirasa menggantikanjarak geografis yang jauh.

Untuk keluarga yang kedua, istridan anak berada di Semarang,sementara itu suami harus berpindahlokasi tempat tinggal ke Makassardikarenakan dinas (bekerja dalamjangka waktu yang lama), dampakpenggunaan media baru juga diarasakanpositif. Media baru juga dinilai dapatmenggantikan jarak dan waktu,sehingga tinggal berjauhan pun tetapterasa dekat karena dapat berkirim kabardalam waktu yang cepat, suami jugadapat memantau perkembangankesehatan, pendidikan, aktivitasbermain anak – anak nya. Selain itu jikaada masalah keluarga dapat diselesaikandalam waktu yang singkat, karenakomunikasi dapat dilakukan denganberkirim whatsapp, BBM, atau chattingmenggunakan media sosial.

Namun disisi lain ada beberapadampak negatif, seperti pada keluargapertama dan kedua, karena media barusebagai alat komunikasi utama ketikaterpisah oleh letak geografis yangberjauhan, komunikasi antara anggotakeluarga justru didominasi oleh mediabaru tersebut. Beberapa momentkebersamaan dengan keluarga yangmengandalkan komunikasi tatap muka,justru terkadang terabaikan karenapenggunaan gadget yang terlalu sering,dalam hal ini dapat dipahami bahwakehadiran media baru membuatpenggunanya seakan-akan menemukandunianya sendiri yang membuatnyaterasa nyaman dan tidak maumelepaskannya. Sehigga hal ini dapatmelemahkan fungsi keluarga dalammemberikan hiburan dan kasih sayangantar anggota keluarga satu-sama lain.

44 | Riyodina G. Pratikto

INTER KOMUNIKA Jurnal Komunikasi

Kehadiran media barumenyebabkan adanya pergeseranpola komunikasi keluarga urbandi Jakarta

Pergeseran pola komunikasipada dua keluarga urban karena mediabaru adalah dari yang semulapenggunaan media baru tidak intens(frekuensi penggunaan nya sepertigadget dilihat hanya kalau diperlukansaja) menjadi meningkat (sedikit –sedikit buka gadget untuk melihatinformasi keluarga, teman atau kerabatyang tinggal nya jauh).

Intensitas penggunaan gadgetmemiliki hubungan yang dapatmempengaruhi pola komunikasi didalam keluarga. Dimana hakikatnyagadget dibuat dengan fungsi untukmempermudah kegiatan seseorang,dalam artian fungsi gadget disini adalahbaik. Namun dapat mengalamiperubahan fungsi bila penggunaangadget tersebut tidak dibarengi denganilmu yang cukup, dalam artian harusadanya pengelolaan dan pengendalianpenggunaan gadget mulai dari kuantitaswaktu pengguna sampai pada kualitasisidari pengguna yang dilakukan.

Interaksi yang pada awalnyadilakukan secara langsung (tatap muka)kini mulai digantikan menjadi interaksidengan gadget. Pola komunikasi yangmengutamakan bertemu, dudukbersama, tatap muka, dengan ada nyamedia baru menjadi termediasiPerubahan dalam pola komunikasidalam keluarga tersebut menghasilkanpola sikap yang menjadi lebihindividualis. Komunikasi yang semulamenyesuaikan dengan konteks, situasidan kondisi, dengan adanya media baru,kapan saja dan dimana saja komunikasidapat dilakukan. Hal ini dapatmenimbulkan turun nya fungsikomunikasi dalam keluarga karenadominasi media baru yang dapat

menggantikan jarak dan waktu. Sebabperubahan interaksi langsung menjadiinteraksi yang lebih sering dilakukandengan gadget memiliki perbedaan.Diantara peran emosional dan kontaksosial yang tidak dilakukan secara utuh.

Langkah-langkah yang dilakukanuntuk mengantisipasi dampakmedia baru terhadap polakomunikasi pada keluarga urbandi Jakarta

Berdasarkan hasil penelitianlangkah – langkah yang dapat dilakukanuntuk mengantisipasi dampak negatifdari pergeseran pola komunikasikeluarga karena kehadiran media barumeletakkan batasan waktu penggunaan.Pada keluarga pertama, istri yang lebihbanyak mengalami kecanduan mediabaru karena lebih sering menggunakanmedia baru untuk berkomunikasidengan kerabat yang berdomisili diTangerang, mencoba untuk membatasiwaktu penggunaan nya, seperti hanyapada saat tidak bercengkrama dengankeluarga, barulah media baru digunakanuntuk berkomunikasi dengan kerabatnya yang di Tangerang.\

Selain itu keluarga pertama, jugamencoba memberikan nomor teleponrumah, atau memberitahu pada kerabatyang tinggal di Tangerang agarmenghubungi nya lewat sms atautelepon saja jika gadget nya sedangtidak aktif.

Sementara itu pada keluargakedua, media baru digunakan pada jam– jam tertentu saja, misal nya saat anaksedang pergi ke sekolah, istri barumenggunakan media baru nya lewatgadget untuk berkomunikasi dengansuami yang bekerja di Makassar, atauketika sore hari anak – anak berkumpuldi ruang keluarga, mereka dibiasakanuntuk berkomunikasi lewat video calldengan ayah nya, sehingga tetap terjalin

Komunikasi Keluarga dan Media Baru...| 45

45

hubungan harminis dengan ayahmereka, namun di waktu belajar,mereka tidak menggunakan gadget nyauntuk berkomunikasi

Untuk penggunaan media barupada waktu tertentu ini, awal nyadidiskusikan dulu dengan seluruhanggota keluarga, agar tidak terjadikesalapahaman diantara mereka.Dengan memikirkan dampak positif dannegatif atas terjadinya pergeseran polakomuniksasi pada keluarga, makadisimpulkan oleh kedua keluargatersebut bahwa media baru tetapdiperlukan sebagai alat komunikasiuntuk mewakili jarak dan waktu, namunpenggunaan nya harus tetap dibatasiagar masih tetap mengedapankankomunikasi tatap buka dengan anggotakeluarga.

5. Kesimpulan1. Pergeseran pola komunikasi

pada dua keluarga urban karenamedia baru adalah dari yangsemula penggunaan media barutidak intens (frekuensipenggunaan nya seperti gadgetdilihat hanya kalau diperlukansaja) menjadi meningkat (sedikit– sedikit buka gadget untukmelihat informasi keluarga,teman atau kerabat yang tinggalnya jauh).

2. Intensitas penggunaan gadgetmemiliki hubungan yang dapatmempengaruhi pola komunikasidi dalam keluarga. Dimanahakikatnya gadget dibuat denganfungsi untuk mempermudahkegiatan seseorang, dalam artianfungsi gadget disini adalah baik.Namun dapat mengalamiperubahan fungsi bilapenggunaan gadget tersebuttidak dibarengi dengan ilmuyang cukup,

3. Interaksi yang pada awalnyadilakukan secara langsung (tatap

muka) kini mulai digantikanmenjadi interaksi dengangadget. Pola komunikasi yangmengutamakan bertemu, dudukbersama, tatap muka, denganada nya media baru menjaditermediasi Perubahan dalampola komunikasi dalam keluargatersebut menghasilkan polasikap yang menjadi lebihindividualis.

4. Komunikasi yang semulamenyesuaikan dengan konteks,situasi dan kondisi, denganadanya media baru, kapan sajadan dimana saja komunikasidapat dilakukan. Hal ini dapatmenimbulkan turun nya fungsikomunikasi dalam keluargakarena dominasi media baruyang dapat menggantikan jarakdan waktu. Sebab perubahaninteraksi langsung menjadiinteraksi yang lebih seringdilakukan dengan gadgetmemiliki perbedaan. Diantaraperan emosional dan kontaksosial yang tidak dilakukansecara utuh.

6. Saran1. Untuk pergeseran pola

komunikasi pada dua keluargaurban karena media baru adalahdari yang semula penggunaanmedia baru tidak intens(frekuensi penggunaan nyaseperti gadget dilihat hanyakalau diperlukan saja) menjadimeningkat, saran nya adalahdalam penggunaan media barucoba untuk dibatasi waktupenggunaan nya.

2. Untuk intensitas penggunaangadget memiliki hubungan yangdapat mempengaruhi polakomunikasi di dalam keluarga,saran nya adalah harus adanyapengelolaan dan pengendalian

46 | Riyodina G. Pratikto

INTER KOMUNIKA Jurnal Komunikasi

penggunaan gadget mulai darikuantitas waktu penggunasampai pada kualitasisi daripengguna yang dilakukan.

3. Untuk interaksi yang padaawalnya dilakukan secaralangsung (tatap muka) kinimulai digantikan menjadiinteraksi dengan gadget, sarannya adalah pada waktu tertentuini, awal nya didiskusikan duludengan seluruh anggotakeluarga, agar tidak terjadikesalapahaman diantara mereka.Dengan memikirkan dampakpositif dan negatif atasterjadinya pergeseran polakomuniksasi pada keluarga.

4. Untuk turun nya fungsikomunikasi dalam keluargakarena dominasi media baruyang dapat menggantikan jarakdan waktu, saran nya adalahmedia baru tetap diperlukansebagai alat komunikasi untukmewakili jarak dan waktu,namun penggunaan nya harustetap dibatasi agar masih tetapmengedapankan komunikasitatap buka dengan anggotakeluarga.

Daftar PustakaBraithwaite, Dawn O, Leslie A. Baxter.

2006. Engaging Theories in FamilyCommunication MultiplePerspectives. California. USA. SagePublications.Inc.

K. Yin, Robert. 2004. Studi KasusDesain Dan Metode. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

Moleong, Lexy. J. 2005. MetodologiPenelitian Kualitatif Edisi Revisi.Bandung: Remaja Rosda Karya

Mulyana, Deddy. 2001. MetodePenelitian Kualitatif. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

__________________ 2005. IlmuKomunikasi Suatu Pengantar.Bandung: Remaja Rosdakarya

Nasrullah, Rulli, 2015, Media Sosial:Perspektif Komunikasi, Budaya, danSosioteknologi, Bandung: SimbiosaRekatama Media

Pawito. 2007. Penelitian KomunikasiKualitatif. Yogyakarta: LkiS

Pratikto. Riyodina, Riyono Pratikto.2016. Jangkauan Komunikasi.Jakarta: Penerbit Indigo.

Ruslan, Rosady. 2003. MetodologiPenelitian Public Relations danKomunikasi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada

Vera, Nawiroh, 2016. KomunikasiMassa, Bogor, Penerbit: GhaliaIndonesia

Sumber Internethttp://www.kompasiana.com/ryan.asyak

ur/komputer-internet-dan-pengaruhnya-terhadap-masyarakat_55000c42a333117c6f50fb39

(https://www.selasar.com/gaya-hidup/mengenal-istilah-masyarakat-urban)

http://kbbi.web.id/urban