rochima es 3.docx

29
TUGAS IKD TELENURSING TELENURSING DISUSUN O L E H ROCHIMA S1 KEPERAWATAN tingkat 1-B NIM: S1 ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH SAMARINDA

Upload: hira-damayanti

Post on 19-Nov-2015

288 views

Category:

Documents


23 download

TRANSCRIPT

TUGAS IKD TELENURSING

TELENURSING

DISUSUN OLEH

ROCHIMAS1 KEPERAWATAN tingkat 1-BNIM:

S1 ILMU KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH SAMARINDA2013/2014

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb. Puji skyukur penulis panjatkan, atas segala rahmat dan karunia Allah SWT, makalah ini dapat terselesaikan sebagaimana waktu yang telah ditentukan tanpa halangan suatu apapun. Tujuan penulis Makalah ini adalah untuk menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah IKD. Besar harapan penulis bahwa makalah ini bisa memberikan manfaat bagi kita semua khususnya S1 KEPERAWATAN serta dapat menambah pengetahuan kita khususnya tentangTELENURSING.Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada :.1. selaku dosen pembimbing 1. Teman teman khususnya S1 keperawatan STIKES Muhammadiyah SamarindaPenulis menyadari sepenuhnya, masih terdapat kekurangan dari penulis Makalah ini, dan penulis senantiasa mengharapkan saran yang sifatnya membangun untuk penyempurnakan Makalah ini dari para pembaca.Wassalamuaalaikum Wr. Wb.Samarinda,14 Desember 2013 ROCHIMAPenyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........iDAFTAR ISI.........iiBAB I : PENDAHULUAN.....1BAB II :PEMBAHASAN.......2A.TELENURSING .................................................................2B. PRINSIP-PRINSIP TELENURSING..............................................................2C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TELENURSING .2D.RISET TENTANG TELENURSING.........................................................................4E. APLIKASINYA DALAM PELAYANANKEPERAWATAN..........................................4F. DILEMA TELENURSING DI INDONESIA1. DILIHAT DARI LEGALITAS2. DILIHAT DARI SKILL3. DILIHAT DARI FINANSIAL (KEUANAGAN)4. DILIHAT DARI MANFAATBAB III : PENUTUP...........8DAFTAR PUSTAKA.........9

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar belakangDalam rangka mendukung pencapaian Indonesia Sehat 2010, Departemen Kesehatan sudah lama menyusun Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS). Indonesia sehat 2010 akan tercapai dengan baik apabila di dukung oleh tersedianya data dan informasi yang akurat serta disajikan secara cepat dan tepat waktu. Dengan kata lain, pencapaian Indonesia Sehat 2010 memerlukan dukungan informasi yang dapat diandalkan (reliable). (Boy, 2007) Keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan juga dituntut untuk memberikan pelayanan yang professional dan mengedepankan perkembangan teknologi kesehatan. Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2010 adalah sebanyak 54 juta orang dengan pertumbuhan 20%. Dengan semakin berkembangnya penggunaan internet diikuti pula perkembangan. dalam dunia kesehatan dan keperawatan, maka saat ini telemedicine, telehealth dan telenursing menjadi alternative dalam memberikan pelayanan kesehatan dan keperawatan. Telenursing saat ini semakin berkembang pesat di banyak negara, terkait dengan beberapa faktor seperti mahalnya biaya pelayanan kesehatan, banyak kasus penyakit kronik dan lansia, sulitnya mendapatkan pelayanan kesehatan di daerah terpencil, rural, dan daerah yang penyebaran pelayanan kesehatan belum merata. Keuntungannya, telenursing dapat menjadi jalan keluar kurangnya jumlah perawat terutama di negara maju, mengurangi jarak tempuh, menghemat waktu tempuh menuju pelayanan kesehatan, mengurangi jumlah hari rawat dan jumlah pasien di RS, serta menghambat infeksi nosokomial. Sama seperti telemedicine yang saat ini berkembang sangat luas yang telah diaplikasikan di Amerika, Yunani, Israel, Jepang, Italia, Denmark , Belanda, Norwegia, Jordania dan India bahkan Malaysia. Telenursing telah lama diaplikasikan di Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Inggris.

1.2 Tujuan penulisan

A. Tujuan Umum :Tujuan dibuatnya makalah ini adalah nutuk memberikan informasi tentang Telenursing bagi para pembaca dan juga sebagai penambah wawasan bagi kita semua.

B. Tujuan Khusus :- Menjelaskan definisi Telenursing- Menganalisa prinsip prinsip Telenursing- Menjelaskan kelebihan dan kekurangan Telenursing- Menjelaskan Riset tentang Telenursing- Menganalisa Aplikasi dari Telenursing- Menjelaskan Dilema Telenursing di Indonesia

BAB IIPEMBAHASAN

2.1Pengertian Telenursing2.2 Prinsip TelenursingPrinsip-prinsip telenursing adalah : tidak mengubah sifat dasar dari praktek asuahan keperawatan, dimana perawat terlibat dalam telenursing mulai dari pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasi asuhan keperawatan. Perawat juga terlibat dalam informasi, pendidikan, arahan dan dukungan secara pribadi dalam telenursing hubungan ditetapkan melalui penggunaan telepon, komputer, internet atau teknologi komunikasi lainnya.2.3Kelebihan dan kekurangan Telenursing Kelebihan Telenursing Telenursing dapat diartikan sebagai pemakaian teknologi informasi dibidang pelayanan keperawatan untuk memberikan informasi dan pelayanan keperawatan jarak jauh. Model pelayanan ini memberikan keuntungan antara lain : 1. Mengurangi waktu tunggu dan mengurangi kunjungan yang tidak perlu, 2. Mempersingkat hari rawat dan mengurangi biaya perawatan, 3. Membantu memenuhi kebutuhan kesehatan, 4. Memudahkan akses petugas kesehatan yang berada di daerah yang terisolasi, 5. Berguna dalam kasus-kasus kronis atau kasus geriatik yang perlu perawatan di rumah dengan jarah yang jauh dari pelayanan kesehatan, dan6. Mendorong tenaga kesehatan atau daerah yang kurang terlayani untuk mengakses penyedia layanan melalui mekanisme seperti : konferensi video dan internet (American Nurse Assosiation, 1999). 7. Peningkatan jumlah cakupan pelayanan keperawatan dalam jumlah yang lebih luas dan merata, 8. Dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperawatan (model distance learning) dan perkembangan riset keperawatan berbasis informatika kesehatan dan meningkatkan kepuasan perawat dan pasien terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan serta meningkatkan mutu pelayanan perawatan di rumah (home care). 9. Meningkatkan rasa aman (safety) perawat dan klien, karena dengan diterapkannya telenursing semakin meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga dan meningkatkan kepatuhan. Telenursing telah menyediakan sarana bagi konsumen untuk memanggil perawat agar mendapatkan saran kesehatan. seorang perawat dengan pelatihan khusus dapat menawarkan pendidikan dan dukungan, sehingga ini bermanfaat karena klien membutuhkan dukungan yang tidak mungkin didapatkan dengan kontak langsung.

Kekurangan dan hambatan dalam telenursing Menurut Amy Peck (2005) ada tiga ketegori dasar hambatan dalam telenursing, meliputi: perilaku, legislatif, dan teknologi. Hambatan perilaku, ada ketakutan bahwa perawat akan mendelegasikan tugas ke mesin. Pada awalnya perawat akan resisten terhadap telenursing akibat kurangnya penguasaan terhadap teknologi informasi dan teknologi telekomunikasi. Namun dengan adanya pelatihan dan adanya support system, perawat bisa merasakan manfaat telenursing untuk dirinya dan pasien. Legislasi, telenursing muncul sebagai issue kebijakan public secara mayor, belum adanya kepastian lisensi tentang telenursing. Secara teknologi, Elektronik Health Record (EHR) dan standar data mendukung perkembangan telenursing. Tanpa EHR telehealth tidak bisa bekerja. Ketersediaan system penyimpanan data pasien kapanpun dan dimanapun provider membutuhkannya.

Sumber lain menyebutkan, antara lain :o Tidak adanya interaksi langsung perawat dengan klien yang akan mengurangi kualitas pelayanan kesehatan. Kekawatiran ini muncul karena anggapan bahwa kontak langsung dengan pasien sangat penting terutama untuk dukungan emosional dan sentuhan terapeutik. Sedangkan kekurangan lain dari telenursing ini adalah kemungkinan kegagalan teknologi seperti gangguan koneksi internet atau terputusnya hubungan komunikasi akibat gangguan cuaca dan lain sebagainya sehingga menggangu aktifitas pelayanan yang sedang berjalan, selain itu juga meningkatkan risiko terhadap keamanan dan kerahasiaann dokumen klien. 2.4Riset tentang Telenursing 1. Jonsson & Willman dalam penelitiannya menemukan bahwa implementasi telenursing dalam perawatan di ruumah pada klien dengan luka di tangan merupakan inovasi pengembangan inisiatif yang berfokus pada kolaborasi antara perawat dan klien. Klien merasa puas dengan penggunaan videophone untuk melihat staf perawat memberikan perawatan kepada mereka, dan dengan melihat muka perawat membuat rasa aman pada pasien. Perawat merasa lebih nyaman dengan penggunaan audio-vidio contact untuk melihat kondisi pasien dan melakukan pengkajian kondisi luka, serta merekam luka. Selain itu perawat merasakan bahwa waktu bekerja meraka lebih bermanfaat. Penelitian ini menandaskan bahwa telenersing dengan menggunakan teknologi audio-vidio sangat efektif untuk melakukan komunikasi antara perawat dan pasien dan memberikan kepuasan pada perawat dan klien dalam melakukan perawatan rumah. 2. Hartford Kathleen dalam penelitiannya tentang Telenursing and patients Recovery from Bypass menemukan bahwa aplikasi teknologi telekomunikasi dalam memberikan pelayanan keperawatan membuat pasien mampu untuk belajar bagaimana merawat dirinya sendiri, dan ini juga membantu perawat untuk melakukan pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan secara efektif. Selain itu juga memperpendek lama perawatan.3. Bohnenkamp & Blackett meyatakan bahwa dengan telenursing pasien menunjukkan kepuasan yang lebih tinggi dan perawat telah meningkatkan pemahaman tentang masalah yang dialami klien, dan klien merasa lebih nyaman karena sudah diberi informasi oleh perawat. Klien percaya bahwa telenursing membuat perawatan lebih mudah diakses; mereka lebih suka memanfaatkan telenursing daripada menunggu tatap muka pada saat kunjungan langsung meskipun klien masih percaya bahwa kunjungan dengan tatap muka langsung adalah yang terbaik.

4. Penelitian dari Susan Kay Bohnenkamp, RN, MS, CCM dengan judul Traditional Versus Telenursing Outpatient Management of Patients With Cancer With New Ostomi.Hasil : Telenursing meningkatkan kepuasan pada pasien. Pasien percaya bahwa telenursing membuat perawatan lebih accessible, dia suka dengan telemedicine dari pada face to face, tetapi menganggap face to face adalah yang terbaik.(http://ons.metapress.com/content/f662854712557057/, diperoleh tanggal 02 Mei 2012).

5. Penelitian dari Anthony F. Jerant, MD dengan judul A Randomized Trial of Telenursing to Reduce Hospitalization for Heart Failure: Patient-Centered Outcomes and Nursing Indicators. Hasil : Penelitian ini membandingkan 3 perawatan modalitas untuk menurunkan kekambuhan CHF selama 180 hari follow up. Subyek menerima kunjungan dasar selama 60 hari dan mendapat satu dari 3 terapi modalitas : (a) video-based home telecare; (b) telephone calls; and (c) usual care Kekambuhan pada CHF menurun lebih dari 80% dengan telenursing dibandingan dengan perawatan biasa. Dari penelitian ini juga menurunkan kunjungan emergensi pada CHF. Pada perawatan diri kedua group tidak ada perbedaan secara signifikan tentang kepatuhan, pengobatan, status kesehatan dan kepuasan. Telenursing dapat menurunkan hospitalisasi pada CHF dan meningkatkan frekuensi komunikasi dengan pasien.(http://www.haworthpress.com/store/toc/J027v22n01_TOC.pdf?sid=F92MP1MXXT1X8JN4VFE1BXJ22VPX12U5&, diperoleh tanggal 02 Mei 2012).

6. Penelitian dari L. Schlachta-Fairchild dengan judul Findings Of The 2004 Nternational Telenursing Survey.Hasil : Mayoritas perawat yang melakukan tidak tersertifikasi dalam telemedicine, telenursing, atau nursing informatics dan percaya bahwa sertifikasi pada telenursing adalah penting dan interes untuk dilakukan sertifikasi dan merupakan indikasi telenursing seharusnya merupakan bagian dasar dari pendidikan keperawatan dan pengalaman klinik (http://www.mrc.co.za/conference/satelemedicine/Castelli.pdf, diperoleh tanggal 02 Mei 2012).

7. Impact of tele-advice on community nurses knowledge of venous leg ulcer care (Ameen, Coll, & Peters, 2005). Pada penelitian ini dikemukakan efektifitas telenursing dibidang manajemen perawatan ulkus kaki, desain yang digunakan adalah quasi eksperimental dengan pendekatan pre dan post intervensi pada 2 kelompok yaitu kelompok intervensi sebanyak 19 orang dan kelompok kontrol sebanyak 19 orang, pada penelitian ini didapatkan bahwa terdapat perbaikan yang signifikan dalam hal kemampuan perawat komunitas dalam manajemen perawatan ulkus kaki antara sebelum dan sesudah intervensi melalui telenursing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tele-saran dapat menjadinmanfaat besar bagi perawat komunitas dalam meningkatkan pengetahuan mereka dalam praktek perawatan ulkus kaki. Ini akan memiliki implikasi signifikan untuk penggunaan sumber daya manusia yang lebih efisien dan efektivitas biaya dalam perawatan luka.

8. Tele-education in emergency care (Binks & Benger, 2007). Dalam artikel ini dijelaskan bahwa Telenursing juga bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan dalam hal ini adalah perawat, terutama petugas kesehatanmyang bertugas didaerah-daerah terpencil yang kadang sulit diakses melalui jalan darat karena kondisi geografis yang tidak memungkinkan sehingga mereka kurang terpapar informasi-informasi maupun pengetahuan terkini menghenai pelayanan keperawatan. Disini dijelaskan bagaimana telenursing dimanfaatkan sebagai sarana penambahan wawasan dan pengetahuan mengenai keperawatan gawat darurat terhadap petugas kesehatan yang bertugas di daerah terpencil. Dalam Tele-education dapat diterapkan empat domain pembelajaran, yaitu : 1) pengetahuan, 2) keterampilan, 3) hubungan (relationship), dan 4) sikap (attituds).

9. Efficacy of tele-nursing consultations in rehabilitation after radical prostatectomy: a randomised controlled trial study (Jensen, Kristensen, Christensen, & Borre, 2011). Dalam artikel ini dijelaskan bahwa terdapat peningkatan angka dalam insiden kanker prostat menyebabkan tuntutan yang lebih tinggi terhadap peran perawatan kesehatan masyarakat. Untuk mengatasi kondisi tersebut, prostatektomi radikal jalur cepat telah diperkenalkan, sehingga waktu rawat menjadi pendek dan sedikit waktu yang tersedia untuk edukasi terhadap pasien post op prostektomy, maka pasien dituntut agar mampu melakukan perawatan secara mandiri melalui bantuan Telenursing. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki apakah konsultasi telepon perawat yang dipimpin (TC) dapat mengoptimalkan sumber daya, rehabilitasi secara aman dan kepuasan pasien dalam periode pasca-operasi. Penelitian ini merupakan uji coba terkontrol secara acak prospektif dari 95 pasien baik intervensi atau standar tindak lanjut. Intervensi yang diberikan adalah TC tambahan 3 hari pasca bedah. Pendidikan perawatan dan pasien selama rawat inap yang diberikan adalah sama untuk semua pasien. Data dikumpulkan dari catatan medis dan kuesioner 2 minggu pasca-bedah. Memang tidak ditemukan perbedaan dalam keberhasilan keseluruhan tentang kepuasan pasien, rasa aman dan ketidaknyamanan pasca-operasi. Beberapa pasien memiliki kebutuhan yang belum terpenuhi saat dirawat di rumah sakit sehingga peberian TC menjadi alternatif pilihan yang baik. Secara umum, pasien cukup terdidik dalam pengelolaan rehabilitasi awal dan mereka menyatakan kepuasan yang tinggi dan rasa aman pada periode pasca operasi setelah pulang meskipun tanpa TC. Oleh karena itu, TC tidak akan menjadi prosedur standar, tetapi hasilnya telah meningkatkan kesadaran dalam praktek klinis sehari-hari dan dapat dioptimalkan pemanfaatannya.

10. Using the Tele-ICU Care Delivery Model to Build Organizational Performance, Part 1 (Rufo, 2011). Dalam artikel ini dijelaskan bahwa paradigma dalam model pemberian perawatan saat ini telah bergeser ke arah perbaikan kualitas hidup pasien dan keamanan perawatan pasien. Tele-health terintegrasi adalah salah satu contoh. Dengan menggunakan perangkat mobile dan keahlian dari dokter yang berpengalaman dapat dihubungkan ke lokasi terpencil, sehingga pemberi asuhan keperawatan didaerah terpencil sekarang dapat menerima bantuan untuk manajemen pasien secara langsung melalui metode ini. Tele-ICU adalah salah satu contoh dari penerapan model teknologi yang mempercepat pemecahan masalah klinis dan pengambilan keputusan, sehingga mempercepat pemberian perawatan kritis dan akhirnya meningkatkan hasil yang diharapkan.

11. A second set of eyes: an introduction to tele-ICU (Goran, 2010). Dalam artikel ini dijelaskan bahwa Tele-ICU, eICU, virtual ICU, atau pusat ICU terpencil telah diterapkan dalam perawatan pasien ICU oleh dokter di 28 negara, lebih dari 40 sistem perawatan kesehatan, dan lebih dari 200 rumah sakit. Meskipun di beberapa tim perawatan tetap belum terbiasa untuk aplikasikan metode baru ini, sedangkan yang lain tetap skeptic meskipun rasio biaya perawatan yang bisa ditekan dan manfaat yang didapat. Namun, dengan perluasan berbagai program dan publikasi hasil klinis dan fiskal, tele-ICU menjadi lebih diperhatikan dan mengubah wawasan tentang perawatan klinis.

12. Home-Based Telemedicine: A Survey of Ethical Issues (Bauer, 2001). Dalam artikel ini dikemukakan berupa hasil survey terhadap pemanfatan Telemediciene didapatkan data bahwa secara ekonomis maupun efektifitasnya boleh dikatakan bagus, karena dari segi biaya yang harus dikeluarkan relatif rendah, kemudin dari segi efektifitasnya pasien tidak perlu datang ke tempat pelayanan kesehatan yang dituju, tetapi cukup hanya dengan berinteraksi melalui Telemediciene maupun Telenursing pasien sudah dapat terlayani. Namun masalah yang muncul dalam penilaian ini adalah bahwa mereka tidak mengidentifikasi adanya nilai-nilai moral maupun implikasi etis dari penerapan metode ini. Oleh sebab itu sebagai pengguna metode ini hendaknya petugas kesehatan atau perawat yang mengelolanya harus memilki pemahaman yang luas tentang keilmuan keperawatan itu sendiri maupun metode Telenursing yang digunakan.

2.5Aplikasi Telenursing dalam pelayanan KeperawatanTelenursing dapat diterapkan di rumah, rumah sakit melalui pusat telenursing dan melalui unit mobil. Telepon triase dan home care berkembang sangat pesat dalam aplikasi telenursing. Di dalam home care perawat menggunakan sistem monitor parameter fisiologi seperti tekanan darah, glukosa darah, respirasi dan berat badan melalui internet. Melalui sistem interaktif video, pasien contact on-call perawat setiap waktu untuk menyusun video konsultasi ke alamat sesuai dengan masalah, sebagai contoh bagaimana mengganti baju, memberikan injeksi insulin atau diskusi tentang sesak nafas. Secara khusus sangat membantu untuk anak kecil dan dewasa dengan penyakit kronik dan kelemahan khususnya dengan penyakit kardiopulmoner dan persyarafan. Telenursing membantu pasien dan keluarga untuk berpartisipasi aktif di dalam perawatan, khususnya dalam managemen penyakit kronis. Hal ini juga mendorong perawat menyiapkan informasi yang akurat dan memberikan dukungan secara online. Pedoman praktek lainnya yang menggunakan telenursing adalah : 1. Menyampaikan informasi penting klien seperti data elektrokardiogram, CT Scan, foto rontgen, dsb. 2. Menggunakan video, komputer untuk memantau kondisi kesehatan klien. 3. Memantau status kesehatan klien di rumah sakit atau rumah misal, tekanan darah, nadi pernafasan, suhu dan sebagainya. 4. Membantu wisatawan untuk mendapatkan perawatan kesehatan di tempat tujuan mereka. 5. Membantu operasi klien dari jarak jauh. 6. Menggunakan video konference untuk menyediakan sesi pendidikan keperawatan berkelanjutan. 7. Mengembangkan website untuk memberikan informasi kesehatan dan waktu konseling.

2.6Dilema Telenursing di Indonesia

BAB IIIPENUTUP

3.1KESIMPULAN

Telenursing adalah pemberian servis dan perawatan oleh perawat dengan menggunakan telekomunikasi, meningkatkan akses untuk tindakan keperawatan kepada pasien pada lokasi yang jauh atau terpencil. Aplikasinya saat ini, menggunakan teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi antara fasilitas-fasilitas kesehatan di dua negara dan memakai peralatan video conference. Telenursing bagian integral dari telemedicine atau telehelt. Telenursing saat ini semakin berkembang pesat di banyak negara, terkait dengan beberapa faktor seperti mahalnya biaya pelayanan kesehatan, banyak kasus penyakit kronik dan lansia, sulitnya mendapatkan pelayanan kesehatan di daerah terpencil, rural, dan daerah yang penyebaran pelayanan kesehatan belum merata.

3.2KRITIK DAN SARAN

Memberikan pelayanan yang terbaik bagi klien- klien yang membutuhkan jasa kita dengan hati yang tulus dan ikhlas, semoga Allah memberikan balasan yang setimpal bagi kita semua.Engkau akan melihat orang-orang yang beriman dalam kasih sayang mereka, dalam kecintaan mereka dan dalam keakraban mereka antara sesamanya adalah bagaikan satu tubuh. Apabila salah satu anggotanya merasakan sakit, maka sakitnya itu akan merembet ke seluruh tubuhnya, sehingga (semua anggota tubuhnya) merasa sakit, dan merasakan demam ( karenanya). (HR Bukhari).Tentunya dalam pembutan makalah ini banyak kekurangan dan kesalahan, oleh karena kritik dan saran sangat Saya harapkan guna kesempurnaan makalah ini.

F. Riset mengenai Telenursing1. Jonsson & Willman dalam penelitiannya menemukan bahwa implementasi telenursing dalam perawatan di ruumah pada klien dengan luka di tangan merupakan inovasi pengembangan inisiatif yang berfokus pada kolaborasi antara perawat dan klien. Klien merasa puas dengan penggunaan videophone untuk melihat staf perawat memberikan perawatan kepada mereka, dan dengan melihat muka perawat membuat rasa aman pada pasien. Perawat merasa lebih nyaman dengan penggunaan audio-vidio contact untuk melihat kondisi pasien dan melakukan pengkajian kondisi luka, serta merekam luka. Selain itu perawat merasakan bahwa waktu bekerja meraka lebih bermanfaat. Penelitian ini menandaskan bahwa telenersing dengan menggunakan teknologi audio-vidio sangat efektif untuk melakukan komunikasi antara perawat dan pasien dan memberikan kepuasan pada perawat dan klien dalam melakukan perawatan rumah. 2. Hartford Kathleen dalam penelitiannya tentang Telenursing and patients Recovery from Bypass menemukan bahwa aplikasi teknologi telekomunikasi dalam memberikan pelayanan keperawatan membuat pasien mampu untuk belajar bagaimana merawat dirinya sendiri, dan ini juga membantu perawat untuk melakukan pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan secara efektif. Selain itu juga memperpendek lama perawatan.3. Bohnenkamp & Blackett meyatakan bahwa dengan telenursing pasien menunjukkan kepuasan yang lebih tinggi dan perawat telah meningkatkan pemahaman tentang masalah yang dialami klien, dan klien merasa lebih nyaman karena sudah diberi informasi oleh perawat. Klien percaya bahwa telenursing membuat perawatan lebih mudah diakses; mereka lebih suka memanfaatkan telenursing daripada menunggu tatap muka pada saat kunjungan langsung meskipun klien masih percaya bahwa kunjungan dengan tatap muka langsung adalah yang terbaik.

4. Penelitian dari Susan Kay Bohnenkamp, RN, MS, CCM dengan judul Traditional Versus Telenursing Outpatient Management of Patients With Cancer With New Ostomi.Hasil : Telenursing meningkatkan kepuasan pada pasien. Pasien percaya bahwa telenursing membuat perawatan lebih accessible, dia suka dengan telemedicine dari pada face to face, tetapi menganggap face to face adalah yang terbaik.(http://ons.metapress.com/content/f662854712557057/, diperoleh tanggal 02 Mei 2012).

5. Penelitian dari Anthony F. Jerant, MD dengan judul A Randomized Trial of Telenursing to Reduce Hospitalization for Heart Failure: Patient-Centered Outcomes and Nursing Indicators. Hasil : Penelitian ini membandingkan 3 perawatan modalitas untuk menurunkan kekambuhan CHF selama 180 hari follow up. Subyek menerima kunjungan dasar selama 60 hari dan mendapat satu dari 3 terapi modalitas : (a) video-based home telecare; (b) telephone calls; and (c) usual care Kekambuhan pada CHF menurun lebih dari 80% dengan telenursing dibandingan dengan perawatan biasa. Dari penelitian ini juga menurunkan kunjungan emergensi pada CHF. Pada perawatan diri kedua group tidak ada perbedaan secara signifikan tentang kepatuhan, pengobatan, status kesehatan dan kepuasan. Telenursing dapat menurunkan hospitalisasi pada CHF dan meningkatkan frekuensi komunikasi dengan pasien.(http://www.haworthpress.com/store/toc/J027v22n01_TOC.pdf?sid=F92MP1MXXT1X8JN4VFE1BXJ22VPX12U5&, diperoleh tanggal 02 Mei 2012).

6. Penelitian dari L. Schlachta-Fairchild dengan judul Findings Of The 2004 Nternational Telenursing Survey.Hasil : Mayoritas perawat yang melakukan tidak tersertifikasi dalam telemedicine, telenursing, atau nursing informatics dan percaya bahwa sertifikasi pada telenursing adalah penting dan interes untuk dilakukan sertifikasi dan merupakan indikasi telenursing seharusnya merupakan bagian dasar dari pendidikan keperawatan dan pengalaman klinik (http://www.mrc.co.za/conference/satelemedicine/Castelli.pdf, diperoleh tanggal 02 Mei 2012).

7. Impact of tele-advice on community nurses knowledge of venous leg ulcer care (Ameen, Coll, & Peters, 2005). Pada penelitian ini dikemukakan efektifitas telenursing dibidang manajemen perawatan ulkus kaki, desain yang digunakan adalah quasi eksperimental dengan pendekatan pre dan post intervensi pada 2 kelompok yaitu kelompok intervensi sebanyak 19 orang dan kelompok kontrol sebanyak 19 orang, pada penelitian ini didapatkan bahwa terdapat perbaikan yang signifikan dalam hal kemampuan perawat komunitas dalam manajemen perawatan ulkus kaki antara sebelum dan sesudah intervensi melalui telenursing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tele-saran dapat menjadinmanfaat besar bagi perawat komunitas dalam meningkatkan pengetahuan mereka dalam praktek perawatan ulkus kaki. Ini akan memiliki implikasi signifikan untuk penggunaan sumber daya manusia yang lebih efisien dan efektivitas biaya dalam perawatan luka.

8. Tele-education in emergency care (Binks & Benger, 2007). Dalam artikel ini dijelaskan bahwa Telenursing juga bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan dalam hal ini adalah perawat, terutama petugas kesehatanmyang bertugas didaerah-daerah terpencil yang kadang sulit diakses melalui jalan darat karena kondisi geografis yang tidak memungkinkan sehingga mereka kurang terpapar informasi-informasi maupun pengetahuan terkini menghenai pelayanan keperawatan. Disini dijelaskan bagaimana telenursing dimanfaatkan sebagai sarana penambahan wawasan dan pengetahuan mengenai keperawatan gawat darurat terhadap petugas kesehatan yang bertugas di daerah terpencil. Dalam Tele-education dapat diterapkan empat domain pembelajaran, yaitu : 1) pengetahuan, 2) keterampilan, 3) hubungan (relationship), dan 4) sikap (attituds).

9. Efficacy of tele-nursing consultations in rehabilitation after radical prostatectomy: a randomised controlled trial study (Jensen, Kristensen, Christensen, & Borre, 2011). Dalam artikel ini dijelaskan bahwa terdapat peningkatan angka dalam insiden kanker prostat menyebabkan tuntutan yang lebih tinggi terhadap peran perawatan kesehatan masyarakat. Untuk mengatasi kondisi tersebut, prostatektomi radikal jalur cepat telah diperkenalkan, sehingga waktu rawat menjadi pendek dan sedikit waktu yang tersedia untuk edukasi terhadap pasien post op prostektomy, maka pasien dituntut agar mampu melakukan perawatan secara mandiri melalui bantuan Telenursing. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki apakah konsultasi telepon perawat yang dipimpin (TC) dapat mengoptimalkan sumber daya, rehabilitasi secara aman dan kepuasan pasien dalam periode pasca-operasi. Penelitian ini merupakan uji coba terkontrol secara acak prospektif dari 95 pasien baik intervensi atau standar tindak lanjut. Intervensi yang diberikan adalah TC tambahan 3 hari pasca bedah. Pendidikan perawatan dan pasien selama rawat inap yang diberikan adalah sama untuk semua pasien. Data dikumpulkan dari catatan medis dan kuesioner 2 minggu pasca-bedah. Memang tidak ditemukan perbedaan dalam keberhasilan keseluruhan tentang kepuasan pasien, rasa aman dan ketidaknyamanan pasca-operasi. Beberapa pasien memiliki kebutuhan yang belum terpenuhi saat dirawat di rumah sakit sehingga peberian TC menjadi alternatif pilihan yang baik. Secara umum, pasien cukup terdidik dalam pengelolaan rehabilitasi awal dan mereka menyatakan kepuasan yang tinggi dan rasa aman pada periode pasca operasi setelah pulang meskipun tanpa TC. Oleh karena itu, TC tidak akan menjadi prosedur standar, tetapi hasilnya telah meningkatkan kesadaran dalam praktek klinis sehari-hari dan dapat dioptimalkan pemanfaatannya.

10. Using the Tele-ICU Care Delivery Model to Build Organizational Performance, Part 1 (Rufo, 2011). Dalam artikel ini dijelaskan bahwa paradigma dalam model pemberian perawatan saat ini telah bergeser ke arah perbaikan kualitas hidup pasien dan keamanan perawatan pasien. Tele-health terintegrasi adalah salah satu contoh. Dengan menggunakan perangkat mobile dan keahlian dari dokter yang berpengalaman dapat dihubungkan ke lokasi terpencil, sehingga pemberi asuhan keperawatan didaerah terpencil sekarang dapat menerima bantuan untuk manajemen pasien secara langsung melalui metode ini. Tele-ICU adalah salah satu contoh dari penerapan model teknologi yang mempercepat pemecahan masalah klinis dan pengambilan keputusan, sehingga mempercepat pemberian perawatan kritis dan akhirnya meningkatkan hasil yang diharapkan.

11. A second set of eyes: an introduction to tele-ICU (Goran, 2010). Dalam artikel ini dijelaskan bahwa Tele-ICU, eICU, virtual ICU, atau pusat ICU terpencil telah diterapkan dalam perawatan pasien ICU oleh dokter di 28 negara, lebih dari 40 sistem perawatan kesehatan, dan lebih dari 200 rumah sakit. Meskipun di beberapa tim perawatan tetap belum terbiasa untuk aplikasikan metode baru ini, sedangkan yang lain tetap skeptic meskipun rasio biaya perawatan yang bisa ditekan dan manfaat yang didapat. Namun, dengan perluasan berbagai program dan publikasi hasil klinis dan fiskal, tele-ICU menjadi lebih diperhatikan dan mengubah wawasan tentang perawatan klinis.

12. Home-Based Telemedicine: A Survey of Ethical Issues (Bauer, 2001). Dalam artikel ini dikemukakan berupa hasil survey terhadap pemanfatan Telemediciene didapatkan data bahwa secara ekonomis maupun efektifitasnya boleh dikatakan bagus, karena dari segi biaya yang harus dikeluarkan relatif rendah, kemudin dari segi efektifitasnya pasien tidak perlu datang ke tempat pelayanan kesehatan yang dituju, tetapi cukup hanya dengan berinteraksi melalui Telemediciene maupun Telenursing pasien sudah dapat terlayani. Namun masalah yang muncul dalam penilaian ini adalah bahwa mereka tidak mengidentifikasi adanya nilai-nilai moral maupun implikasi etis dari penerapan metode ini. Oleh sebab itu sebagai pengguna metode ini hendaknya petugas kesehatan atau perawat yang mengelolanya harus memilki pemahaman yang luas tentang keilmuan keperawatan itu sendiri maupun metode Telenursing yang digunakan.

DAFTAR PUSTAKAMartono.(2006). Telenursing (Pelayanan Asuhan Keperawatan Jarak Jauh)"Alternatif Asuhan Keperawatan Indonesia Menjelang Indonesia Sehat 2010" dalam http://www.inna-ppni.or.id/ index.php?name=News&file=article&sid=71, diperoleh tanggal 02 Mei 2012Susan Kay Bohnenkamp, Traditional Versus Telenursing Outpatient Management of Patients With Cancer With New Ostomi dalam http://ons.metapress.com/ content/ f662854712557057/, diperoleh tanggal 02 Mei 2012Wikipedia.(2007). Telenursing, dalam http://en.wikipedia.org/wiki/telenursing, diperoleh tanggal 02 Mei 2012http://www.telehealth.ca/imgs/works.gif, diperoleh tanggal 02 Mei 2012http://ijahsp.nova.edu/articles/1vol2/telehealth.jpg, diperoleh tanggal 02 Mei 2012----. 2010. Telenursing. Uppsala University: Centre for Research Ethics & Bioethics Research. Available from: http//[email protected] K.S. Lopez. A.M. Blackett A. Traditional Versus Telenursin Outpatient Management of Patients With Cancer With New Ostomies. Oncology Nursing Forum. 31;5.Clark R. A, Yallop J, Wicket D, et al. 2006. Nursing Sans Frontieres: Three Year Case Study of Multy-State Registration to Support Nursing Practice Using Information Technology. Australian Journal of Advance Nursing. 24;1.Fairchild L.S, Elfrink V, Dieckman A. 2006. Patient Safety, Telenursing and Telehealth. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov. ch48

Hartford Kathleen. 2005. Telenursing and Patients Recovery from Bypass Surgery. Journal of Advance Nursing. 50; 5; 459-468.

Hoglund A.T. 2007. Ethical Dilemmas in Telenursing. Journal of Clinical Nursing. 16; 1865-1871. Available from: http://www.crb.uu.se/research/clinical-ethics/telenursing.html

Jackson S. 2008. Technology Study Show Growing Use, Increase Satisfaction with Telehealth. Hospital Home Health. 25;5;61-72. Available from: www.ahcmedia.com/online.html.