ruang lingkup kerja farmasis

7
LINGKUP KERJA APOTEKER Tugas Etika dan Per-UU Oleh Bernadetha Maria Estika Pangestuti (138114101) Putu Ririn Andreani (138114111) Wina Susana (138114114) Jessy Florensia (138114125) Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Upload: veysusan

Post on 25-Nov-2015

82 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

LINGKUP KERJA APOTEKERTugas Etika dan Per-UU

OlehBernadetha Maria Estika Pangestuti (138114101)Putu Ririn Andreani (138114111)Wina Susana (138114114)Jessy Florensia (138114125)

Fakultas FarmasiUniversitas Sanata DharmaYogyakartaLingkup Kerja Farmasis

Perhatian utama dokter yang menulis resep ialah pada efek obat pada penderita, nilai terapetika dan toksiologinya. Perawat bertugas untuk memberikan obat, tanggap terhadap bentuk sediaan obat, dan terhadap manifestasi toksisnya. Maka ahli Farmasi (Farmasis) itulah satu-satunya ahli mengenai obat. Ia diberikan tanggung jawab legal untuk menangani obat dan pengetahuan segala sesuatu mengenai obat itu adalah tanggung jawab profesinya. Tidak ada program studi lain selain Farmasi yang memberikan dasar-dasar pengetahuan lengkap mengenai segala sesuatu yang perlu diketahui tentang obat. Jadi hanya seorang Farmasis yang mempunyai kompetensi keahlian obat secara lengkap.

Ruang lingkup kerja farmasis meliputi :

1. Penelitian dan PengembanganPeranan farmasis dalam lingkup ini yaitu meneliti kandungan suatu zat aktif untuk mengetahui manfaat medis zat tersebut. Bila telah diketahui manfaatnya, zat aktif tersebut dikembangkan menjadi suatu produk kesehatan yang bermanfaat bagi masyarakat dan lebih efektif dari obat-obat yang pernah ditemukan sebelumnya.

2. PengawasanPeranan farmasis pada lingkup ini yaitu melaksanakan pengawasan terhadap bahan baku, proses produksi, dan hasil akhir dari produksi obat. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kesalahan yang mungkin terjadi selama proses produksi sehingga didapatkan mutu sediaan obat yang berkualitas dan tidak terdapat perbedaan mutu sediaan obat antara satu dengan yang lain.

3. DistribusiPeran farmasis pada lingkup ini yaitu memastikan bahwa penyaluran obat yang telah diproduksi sampai kepada tempat yang dituju (Apotek, Puskesmas, dll) masih dalam keadaan yang utuh seperti pada saat diproduksi (tidak rusak). Adalah syarat mutlak bahwa setiap obat yang beredar harus aman (safety), bermutu (quality), dan bermanfaat (efficacy). Selain itu, farmasis juga berperan dalam menjamin penyebaran obat secara merata dan teratur agar dapat diperoleh oleh pasien saat dibutuhkan, pengamanan lalu lintas dan penggunaan obat, melindungi masyarakat dari kesalahan penggunaan dan penyalahgunaan obat, menjamin agar obat yang sampai ke tangan pasien adalah obat yang efektif, aman, dan dapat digunakan sesuai tujuan penggunaannya, menjamin penyimpanan obat aman dan sesuai, termasuk selama transportasi.

4. Farmasi KeluargaPeran farmasis pada lingkup ini berperan sebagai apoteker bagi keluarganya yaitu memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga mengenai penggunaan obat yang tepat dan mengenai cara melaksanakan pengobatan mandiri. Farmasis keluarga ini akan membantu memilihkan obat-obat yang aman dan tepat untuk jadi pengobatan mandiri, tidak sembarangan memberi obat yang seharusnya ditebus melalui resep. Farmasis akan bisa mengerti pertolongan pertama yang penting diberikan bila keluarganya sakit.

5. Pelayanan MasyarakatPeran farmasis pada lingkup ini yaitu memberikan pelayanan masyarakat beserta tenaga medis lainnya. Salah satu contohnya yaitu Pos Kesehatan dimana masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan dengan biaya yang terjangkau. Pemanfaatan bahan obat kimia di tengah lingkungan masyarakat sering menjadi masalah dan kekhawatiran tersendiri , banyak masyarakat yang takut menggunakan dan adapula yang sering menyalahgunakan obat-obat tersebut, disitulah peranan farmasis dituntut untuk tidak hanya membuat obat saja tetapi menjadi kontrol masyarakat terhadap penggunaan obat tersebut.

6. Farmasi Rumah SakitFarmasi Rumah Sakit ialah pekerjaan kefarmasiaan yang dilakukan di rumah sakit pemerintah maupun swasta. Fungsi kefarmasian ini yang sudah sangat berkembang di negara maju, juga sudah mulai dirintis di Indonesia dengan pembukaan program spesialisasi Farmasi Rumah Sakit. Jumlah kebutuhan Farmasis di rumah sakit di masa depan akan semakin meningkat karena 3 hal :1. Faktor pertambahan penduduk.2. Meningkatnya kebutuhan untuk perawatan yang lebih baik di rumah sakit.3. Fungsi dan peranan Farmasis Rumah Sakit akan lebih meningkat dalam berbagai aspek mengenai penggunaan dan pemantauan obat.

7. ApotekPeran farmasis dalam lingkup ini yaitu memberikan obat yang sesuai dengan kondisi yang dialami pasien dan juga memberikan informasi yang tepat mengenai cara penggunaan obat dan hal-hal lain yang perlu di perhatikan terkait obat tersebut. Terdapat apotek yang dimiliki pribadi (yang memiliki surat izin apotek) dan ada pula apotek yang bekerja sama dengan institusi lain contohnya puskesmas.

8. MiliterPeranannya yaitu menyediakan obat-obatan yang tepat bagi para personel tenaga militer saat melakukan tugas nya.

9. Pedagang Besar Farmasi (PBF)Mata rantai sebagai perantara industri farmasi dan masyarakat dalam hal penyaluran obat ialah Pedagang Besar Farmasi (PBF). PBF sangat berperanan sebagai sumber penyalur obat dari berbagai industri farmasi yang secara cepat dapat melayani kebutuhan Farmasis Komunitas (Apoteker) untuk secara cepat pula melayani kebutuhan penderita akan obat. PBF juga mengurangi beban finansial Apoteker dalam hal menyimpan stok obat dalam jumlah besar dan menjembatani kerumitan negosiasi dengan ratusan industri farmasi sebagai produsen obat.

10. Instansi PemerintahDepartemen Kesehatan adalah instansi pemerintah yang paling banyak menyerap tenaga Farmasis, terutama Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Minuman (DitJen POM) dan jajaran Pusat Pemeriksaan Obat (PPOM) dan Balai Pemeriksaan Obat dan Makanan (Balai POM) di daerah. Demikian pula Bidang Pengendalian Farmasi dan Makanan pada setiap Kantor Wilayah Departemen Kesehatan (sekarang dihapus, hanya ada Dinas Kesehatan Propinsi) dan jajaran Dinas Kesehatan sampai ke Daerah Tingkat II dan Gudang Farmasi. Fungsi utama Farmasis pada instansi pemerintah ialah administrastif, pemeriksaan, bimbingan dan pengendalian. Departemen HANKAM, juga memerlukan Farmasis yang terutama berfungsi pada bagian logistik dan penyaluran obat dan alat kesehatan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan merekrut Farmasis untuk jabatan dosen di perguruan tinggi. Sesuai Tri Dharma Perguruan Tinggi, maka fungsi seorang Farmasis ialah dalam bidang pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Persyaratan untuk diterima menjadi dosen akan ditingkatkan menjadi lulusan Pascasarjana, atau mempunyai Sertifikat Mengajar Program PEKERTI/AA (Pengembangan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional/Applied Approach), yaitu program penataran dosen dalam aktivitas instruksional atau proses belajar mengajar.

11. Manajemen FarmasiKhususnya instansi swasta banyak memerlukan tenaga ahli berlatar belakang kefarmasian dengan berkembangnya organisasi pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Untuk ini diperlukan pendidikan tambahan, misalnya Magister Manajemen (MBA = Master of Business Administration).