rumusan masalah
DESCRIPTION
bagaimana menentukan rumusan masalahTRANSCRIPT
A. Latar Belakang
Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan Negara.
Sedangkan tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mewujudkan tujuan mulia tersebut, sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan pun memiliki peranan
yang sangat besar untuk keberhasilan suatu pendidikan. Mulai dari peran guru, lingkungan belajar sampai pada
ketersediaan fasilitas belajar mengajar. Salah satu fasilitas dalam proses belajar mengajar yang tidak boleh
dikesampingkan adalah Laboratorium. Diharapkan laboratorium yang tersedia merupakan tempat
latihan yang memiliki kesamaan operasional dan peralatan dengan yang akan digunakan didalam
tempat kerjanya kelak.
Dikemukakan pada PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
bahwa Laboratorium dan jenis peralatannya merupakan sarana dan prasana penting untuk
penunjang proses pembelajaran di sekolah. Apalagi dengan diberlakukannya Kurikulum 2013,
siswa tidak hanya dituntut untuk membuktikan tetapi dituntut pula untuk dapat menemukan suatu
konsep. Laboratorium merupakan sumber belajar yang efektif untuk mencapai kompetensi yang
diharapkan bagi siswa. Untuk meningkatkan efesiensi dan efektifitas, laboratorium harus
dikelola dan dimanfaatkan dengan baik. Sebagus dan selengkap apapun suatu laboratorium
tidak akan berarti apa-apa bila tidak ditunjang oleh manajemen yang baik. Oleh karena itu, untuk
mengoptimalkan fungsi laboratorium perlu dikelola secara baik untuk kelancaran proses belajar
mengajar.
Untuk mengetahui apakah laboratorium di SMPN 11 Semarang sudah sesuai dengan kriteria
laboratorium ideal, maka dilakukan observasi laboratorium.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah laboratoriuum IPA SMPN 11 Semarang digunakan secara optimal ?
2. Bagaimana desain tata ruang laboratorium IPA di SMPN 11 Semarang ?
3. Bagaimana manajemen laboratorium IPA di SMPN 11 Semarang ?
4. Apakah kondisi laboratorium IPA SMPN 11 Semarang sudah sesuai dengan kriteria
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari dilaksanakannya observasi laboratorium di SMPN 11 Semarang adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui ke optimalan penggunaan laboratorium IPA SMPN 11 Semarang
2. Untuk mengetahui desain tata ruang laboratorium IPA di SMPN 11 Semarang.
3. Untuk mengetahui manajemen laboratorium IPA SMPN 11 Semarang
4. Untuk mengetahui kondisi laboratorium IPA SMPN 11 Semarang apakah sudah sesuai
dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007.
D. Manfaat
E. Tinjauan Pustaka
Laboratorium Pendidikan selanjutnya disebut laboratorium, adalah unit penunjang
akademik pada lembaga pendidikan, berupa ruangan tertutup atau terbuka, bersifat permanen
atau bergerak, dikelola secara sistematis untuk kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau
produksi dalam skala terbatas, dengan menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan
metode keilmuan tertentu dalam rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat.
Dalam pengelolaan laboratorium, pengelolaannya meliputi beberapa aspek yaitu sebagai
berikut:
1. Perencanaan
2. Penataan
3. Pengadministrasian
4. Pengamanan, perawatan, dan pengawasan
Di bawah ini akan dijelaskan secara rinci mengenai aspek-aspek tersebut di atas.
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan sebuah proses pemikiran yang sistematis, analitis, logis tentang kegiatan
yang harus dilakukan, langkah-langkah, metode, SDM, tenaga dan dana yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efektif dan efisien. Perencanaan ini dimaksudkan untuk
merencakan konsep dari suatu laboratorium itu sendiri. Bagaimanakah bentuk laboratorum yang
ideal? Berapa besarkah ukurannya? Pertanyaan-pertanyaan ini tidak serta merta dapat kita
dijawab, karena sebuah laboratium dibangun untuk tujuan tertentu. Artinya sebelum
laboratoium itu dibangun harus tahu dulu untuk keperluan apa dan untuk dipakai siapa
laboratorium tersebut. Misalnya laboratorium yang akan digunakan untuk pembelajaran
Biologi di Sekolah Menengah tentunya akan memiliki bentuk yang berbeda dengan
laboratorium untuk penelitian. Demikian pula, laboratorium untuk penelitian atau percobaan
fisiologi tumbuhan akan berbeda dengan laboratorium untuk ekologi. Pada umumnya bentuk,
ukuran dan tata ruang suatu laboratorium didesain sedemikian rupa sehingga pemakai
laboratorium mudah melakukan aktivitasnya.
Disamping bentuk, ukuran laboratorium perlu mendapat perhatian, karena fungsi
laboratorium di sekolah-sekolah tidak hanya digunakan untuk percobaan yang bersifat
individual. Umumnya laboratorium digunakan untuk berbagai kegiatan percobaan dalam
konteks proses belajar mengajar. Jumlah siswa yang melebihi kapasiitas ruangan
laboratorium dalam satu kali percobaan akan mengganggu kenyamanan dan jalannya
percobaan atau aktivitas lainnya. Sebuah laboratorium dengan ukuran lantai seluas 100
m2 dapat digunakan oleh sekitar 40 orang siswa, dengan rasio setiap siswa menggunakan
tempat seluas 2,5 m2 dari keseluruhan luas laboratorium. Laboratorium untuk
keperluan praktikum mahasiswa membutuhkan ukuran lebih luas lagi, misalnya 3 – 4
m2 untuk setiap mahasiswa.
2. Penataan
Tata letak peralatan adalah suatu bentuk usaha pengaturan penempatan peralatan di
laboratorium, sehingga laboratorium tersebut berwujud dan memenuhi persyaratan untuk
beroperasi. Kata pengaturan dalam kalimat di atas mengandung makna yang sangat luas,
yaitu bahwa dalam mewujudkan suatu laboratorium yang layak operasi diperlukan
penempatan perlatan yang tersusun yang rapi berdasar kepada proses dan langkah-langkah
penggunaan/aktivitas dalam laboratorium yang diharapkan, begitu pula dengan daerah kerja
harus memiliki luas yang memungkinkan pengguna/pekerja/operator dapat bergerak bebas,
aman dan nyaman, di samping lalu lintas bahan yang akan digunakan dapat sampai ke tempat
kerja dengan mudah dan lancar.
Tujuan Tata Letak laboratorium
a. Mengurangi hambatan dalam upaya melaksanakan suatu pekerjaan yang menjadi
tanggung jawabnya.
b. memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna/pekerja/operator.
c. Memaksimalkan penggunaan peralatan.
d. Memberikan hasil yang maksimal dengan pendanaan yang minimal
e. Mempermudah pengawasan.
Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam menyusun tata letak peralatan dan perabotan
laboratorium adalah:
a. mudah dilihat
b. mudah dijangkau
c. aman untuk alat
d. aman untuk pemakai
3. Pengadministrasian
Pengadministrasian sering juga disebut sebagai kegiatan menginventaris. Inventaris adalah
sutu kegiatan dan usaha untuk mnyediakan catatan tentang keadaan semua fasilitas, barang-
barang yang dimiliki sekolah. Bagi SMP yang mempunyai beberapa lab sangat penting untuk
mendata fasilitas/menginventaris alat dan bahan lab untuk kegiatan pembelajaran siswa. Dengan
kegiatan invetarisasi yang memadai akan dapat diperoleh pedoman untuk mempersiapan
anggaran atau mempersiapkan kegiatan pada tahun yang akan datang.
Catatan inventaris yang baik akan mempermudah pergantian tanggung jawab dari pengelola
yang satu ke yang lainnya. Inventaris juga akan mempermudah untuk mengetahui dimana suatu
peralatan akan ditempatkan. Dengan demikian akan mempermudahkan pengontrolan, seperti
terhadap kehilangan yang disebabkan oleh kecerobohan atau kecurian.
Menurut Instruksi Mendikbud No. 4/M/1980 tentang tata pelaksanaan dan pelaporan hasil
inventarisasi barang milik/kekayaan negara di lingkungan Depdikbud, maka ada beberapa daftar
alat inventarisasi yang harus digunakan atau diisi, diantaranya:
a. Buku Induk Barang Inventaris
b. Buku Catatan Barang Inventaris
c. Buku Golongan Barang Inventaris
d. Laporan Triwulan Mutasi barang
e. Daftar Isian Barang
f. Daftar Rekapitulasi barang Inventaris
g. Laboratorium di sekolah terdiri atas beberapa jenis dengan karakteristik yang berbeda,
namun dari sudut pandang pengadministrasian memiliki pola dan aspek yang serupa.
Untuk keperluan administrasi diperlukan beberapa format yang terdiri atas:
1. Format A : Data ruangan laboratorium
2. Format B1 : Kartu barang
3. Format B2 : Daftar barang
4. Format B3 : Daftar penerimaan/pengeluaran barang
5. Format B4 : Daftar usulan/permintaan barang
6. Format C1 : Kartu alatFormat C2 : Daftar alat
7. Format C3 : Daftar penerimaan/pengeluaran alat
8. Format C4 : Daftar usulan/permintaan alat
9. Format D1 : Kartu zat
10. Format D2 : Daftar zat
11. Format D3 : Daftar penerimaan/pengeluaran zat
12. Format D4 : Daftar usulan/permintaan zat
Teknik administrasi laboratorium sering kali dilakukan secara manual, namun akan
lebih mudah apabila menggunakan bantuan komputer.
1. Pengadministrasian Ruangan Laboratorium
Setiap laboratorium harus memiliki denah yang menggambarkan keadaan macam
ruangan yang ada, jaringan listrik, jaringan air dan jaringan gas.Ruangan-ruangan
tersebut harus tercatat namanya, ukuran, dan kapasitas dalam Format A.
2. Pengadministrasian Fasilitas Umum Laboratorium
Fasilitas umum laboratorium yang dimaksud adalah barang-barang yang merupakan
perlengkapan laboratorium. Barang-barang yang termasuk ke dalam kategori ini seperti:
o Alat pemadam kebakaran
o Perlengkapan P3K
o Mebeler
o Blower
o Instalasi air
o Instalasi listrik
o Instalasi gas, dll.
Untuk mengadministrasikan fasilitas umum laboratorium digunakan 4 macam format,
yaitu format B1, B2, B3, dan B4. Format B1 disebut kartu barang. Kartu ini digunakan
di gudang maupun disetiap lab. Oleh karena itu sebaiknya untuk setiap barang sejenis
nomor kartu di gudang harus sama dengan nomor kartu di setiap lab, dan kartu ini hanya
digunakan untuk satu macam barang. Pada bagian atas kartu barang tertera abjad dari A
sampai Z, untuk memberi nama awal dari suatu barang. barometer dan blower, kedua
barang tersebut berawalan huruf B, karena secara urutan alfabetis urutan kata barometer
(Ba) lebih dahulu dari kata Blower (Bl), maka nomor kartu untuk barometer harus lebih
rendah dari nomor kartu blower, misalnya barometer nomor 1 dan blower nomor 2.
Informasi lain yang harus diisi pada kartu barang adalah nama barang, golongan, nama
induk barang, lokasi penyimpanan, spesifikasi (merek, ukuran, pabrik, kode barang),
mutasi barang, riwayat barang. Golongan barang dimaksudkan apakah barang tersebut
barang perkakas, barang optik, barang elektronik, dsb. Kode barang biasanya sudah
diberikan pabrik/katalog. Nomor induk adalah nomor pada buku induk/daftar barang.
Pada kolom mutasi, jika barang diterima, hendaknya pada kolom keterangan diisikan
sumber dana dan tahun pengadaan, sedangkan apabila barang tersebut dipindahkan pada
kolom keterangan dituliskan tempat terakhir yang dituju. Di bagian setelahnya kartu
barang memuat informasi tentang riwayat barang, yaitu keterangan tentang pelaksanaan
pemeliharaan atau perbaikan dari barang tersebut.
Format B2 disebut daftar barang atau buku induk. Daftar barang merupakan
rekapitulasi dari B1 (kartu barang). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengisian
atau pendistribusian daftar barang adalah nomor urut, nomor induk, kode barang,
spesifikasi, dan jumlah barang yang diisikan dalam format B2 (daftar barang). Jangan
sekali-kali menghilangkan nama barang pada B2 sekalipun jumlah persediaan yang
tercantum pada B1 tidak ada, karena akan menyulitkan pelacakan barang tersebut pada
masa mendatang.
Fomat B3 disebut daftar penerima/pengeluaran barang. Format B3 bagi teknisi
yang bekerja di lab berfungsi sebagai alat penerimaan dari gudang atau pengeluaran pada
lab lain.
Format B4 disebut juga format usulan barang. Usulan barang dapat berupa
perbaikan/rehabilitasi atau pengadaan baru. Mekanisme kerja pengusulan barang
dilakukan oleh penanggung jawab lab berdasarkan kebutuhan yang diajukan oleh para
guru pembimbing praktikum. Alur selanjutnya penanggung jawab lab melaporkan
kepada kepala sekolah. Dalam pengusulan, spesifikasi barang/alat/zat mempunyai
fungsi yang sangat penting, karena apabila barang yang diterima tidak sesuai dengan
pengajuan/pemesan mempunyai dasar yang kuat untuk menolak barang tersebut. Oleh
karena itu untuk memudahkan perencanaan, setiap laboratorium minimal di gudang, atau
sekolah harus memiliki katalog barang, alat, maupun katalog bahan
3. Pengadministrasian alat dan zat
Alat yang dimaksudkan adalah alat-alat yang di gunakan untuk pelaksanaan praktikum.
4. Pengamanan, perawatan, dan pengawasan
Pada dasarnya pengamanan, perawatan dan pengawasan laboratorium merupakan
tanggung jawab bersama baik pengelola maupun pengguna. Mengatur dan memelihara laboratorium
merupakan upaya agar laboratorium selalu tetap berfungsi sebagaimana mestinya. Sedangkan
upaya menjaga keselamatan kerja mencakup usaha untuk selalu mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium dan penangannya bila terjadi kecelakaan. Usaha yang
dilakukan dalam memelihara kelancaran penggunaan laboratorium, antara lain:
a. Jadwal penggunaan laboratorium yang jelas
b. Tata tertib laboratorium yang dilaksanakan dengan tegas
c. Alat penanggulangan kecelakaan: pemadam kebakaran, kotak P3K, dll dalam keadaan baik dan
dipahami
Sarana pengamanan yang diperlukan dan harus ditaati di hampir semua laboratorium antara lain:
a. Saluran air dengan kran dan shower
b. Saluran gas dengan kran sentral
c. Jaringan listrik yang dilengkapi dengan sekering atau pemutus arus
d. Kotak p3k yang berisi lengkap obat
e. Nomor telepon kantor pemadam kebakaran, rumah sakit, dan dokter
f. Alat pemadam kebakaran yang siap pakai dan mudah dijangkau
g. Aturan dan tata tertib penanggulangan kecelakaan
Adapun untuk pengawasan biasanya hanya dilakukan oleh ara pengelola laboratorium yang
memiliki pemahaman dan keterampilan kerja di laboratorium, bekerja sesuai tugas dan
tanggung jawabnya, dan mengikuti peraturan. Pengelola laboratorium di sekolah umumnya
sebagai berikut:
a. Kepala SekolahDeskripsi tugas kepala sekolah:
1. Memberi tugas kepala laboratorium/koordinator laboratorium untuk mengoptimalkan
fungsi laboratorium.
2. Memberikan bimbingan, pengarahan, monitoring, dan evaluasi kepada tenaga-tenaga
yang bertugas di laboratorium.
3. Memberikan motivasi kepada guru-guru IPA untuk memanfaatkan sarana
laboratorium dalam kegiatan belajar mengajar IPA.
4. Menyediakan dana untuk keperluan operasional laboratorium IPA.
b. Kepala/koordinator Laboratorium
Deskripsi tugas kepala/koordinator laboratorium:
1.Bertanggung jawab penuh atas kelengkapan administrasi laboratorium IPA.
2.Bertanggung jawab atas kelancaran penggunaan laboratorium IPA.
3.Mengusulkan kepada kepala sekolah tentang pengadaan alat dan bahan yang
dibutuhkan.
c. Pengelola laboratoriumDeskripsi tugas pengelola laboratorium (Guru dan laboran)
Bagi sekolah yang tidak memiliki tenaga laboran maka pekerjaan ini harus dikerjakan
oleh guru:
1.Mengerjakan administrasi laboratorium.
2.Mempersiapkan dan menyimpan kembali alat dan bahan yang digunakan dalam
KBM IPA.
3.Bertanggung jawab atas kebersihan ruangan dan alat laboratorium.
4.Memperbaiki alat-alat yang rusak atau tidak berfungsi.
5.Membuat LKS.