rye bread
TRANSCRIPT
Rye Bread
Rye bread adalah salah satu roti yang menggunakan bahan dasar dari
tepung rye. Rye bread termasuk dalam kategori brown bread, yaitu jenis roti yang
menggunakan tepung berserat tinggi seperti whole wheat atau tepung rye. Brown
bread secara kasat mata memang berwarna kecokelatan, meski tidak semua roti
berwarna cokelat masuk dalam kategori ini. Warna ini secara alami didapat dari
bagian berserat (bran) dari serealia yang sengaja tidak dibuang dan digunakan
dalam tepungnya. Selain berserat tinggi, kandungan gizinya juga baik, terutama
kandungan vitamin, mineral, dan lemak baik.
Rye bread adalah roti yang berserat tinggi dan memiliki aroma khas yang
lebih kuat dari roti gandum. Rye bread murni artinya hanya menggunakan tepung
rye tanpa campuran terigu/gandum. Roti ini sering kali ditambahkan molases,
sehingga warnanya lebih gelap. Penggunaan tepung rye membuat volume roti
tidak mengembang sebesar roti dari tepung terigu/gandum. Di Amerika Serikat,
roti jenis ini biasa disajikan sebagai roti untuk sandwich dengan bahan isi daging
(kornet atau pastrami), yang paling terkenal adalah Reuben Sandwich, berisi
daging, sauerkraut, dan keju Swiss.
Rye bread adalah sumber penting dari vitamin B, yakni mencapai 200 g
kebutuhan perhari dan dapat menyediakan 40% dan 22% thiamin dan riboflavin
dari kebutuhan per hari untuk remaja dan dewasa. Rye bread tinggi kandungan
antioksidan (TEAC, PRSC, DPPH RSA, dan FCR) daripada roti dengan tepung
terigu.
Gambar . Rye Bread
Tutup dengan clingwrap
Diamkan (t=24 jam)
Adonan biang
200 ml air hangat175 gram tepung rye1 sdt muncung yeast
Pencampuran dalam mangkuk
Pengadukan Adonan biang
Pemindahan ke mangkuk adonan bread maker
1/2 sdm garam
500 gr tepung protein tinggi
Pengaturan mesin (pemilihan tombol “dough”)
100 ml air hangat100 gram tepung rye½ sdt yeast
Pencampuran dalam mangkuk
Mesin dibiarkan bekerja (t=1,5 jam)
Diagram Alir Pembuatan Rye Bread
Titik kritis dalam pembuatan rye bread yang dipilih adalah proses mixing
(pencampuran atau pengadukan). Mixing berfungsi untuk mencampur secara
homogen semua bahan, mendapatkan hidrasi yang sempuna pada karbohidrat dan
protein, membentuk dan melunakkan gluten, serta menahan gas pada gluten.
Tujuan mixing adalah untuk membuat dan mengembangkan daya rekat. Proses
mixing harus dilakukan secara hati-hati karena jika mixing dilakukan secara
berlebihan maka dapat mengakibatkan rusaknya susunan gkuten, adonan semakin
panas, dan proses peragian akan semakin lambat. Namun sebaliknya, jika mixing
yang dilakukan kurang maka akan menyebabkan adonan roti menjadi kurang
elastis, volume roti sangat kurang, dan roti yang dihasilkan akan mudah hancur
ketika mengembang sebelum dibakar atau ketika dalam oven. Pencampuran
semua bahan secara merata untuk hidrasi yang sempurna dari pati dan protein
sehingga membentuk gluten, pelunakan gluten dan memperoleh kekuatan
menahan gas dengan baik. Lama pengadukan harus disesuaikan dengan
kemampuan tepung terigunya (jumlah protein), karena semakin tinggi proteinnya
semakin lama pengadukannya, demikian pula sebaliknya.
Pengangkatan adonan
Pengempisan dan pembagian adonan menjadi dua bulatan
Diamkan adonan hingga mengembang (t=30 menit)
Pengolesan (campuran 1 putih telur dan 1 sdm air)
Pemanasan dengan oven (T=190°C, t=30 menit)
Rye Bread
Pembuatan rye bread ini dimulai dengan persiapan bahan-bahan. Hal
pertama yang dilakukan adalah pembuatan adonan biang. Pembuatan adonan
biang dilakukan dengan menggunakan 100 gram tepung rye, ½ sdt yeast dan 100
ml air hangat. Penggunaan air hangat bertujuan untuk melarutkan yeast yang
digunakan. Bahan-bahan tersebut kemudian dicampurkan, ditutup dengan
clingwrap dan didiamkan selama 24 jam. Tujuan pembuatan adonan biang ini
adalah untuk membuat starter untuk pembuatan roti tersebut. Selama adonan
didiamkan terjadi proses fermentasi sehingga terbentuk starter. Faktor-faktor yang
harus diperhatikan adalah suhu penyimpanan dan juga kebersihan alat serta
ruangan penyimpanan agar tidak terjadi kontaminasi selama pembentukan starter.
Suhu ruangan penyimpanan juga dapat berpengaruh terhadap pembentukan starter
tersebut karena suhu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pertumbugan mikroorganisme.
Tahap selanjutnya adalah pembuatan adonan roti. Bahan yang digunakan
adalah 175 gram tepung rye, 1 sdt muncung yeast dan 200 ml air hangat. Tepung
rye memiliki kadar pentosan yang tinggi, yang akan memberikan struktur pada
roti, tetapi dapat juga menghambat pembentukan gluten dan membuat adonan
menjadi lebih lengket. Tepung rye juga terdiri dari beberapa protein, tetapi tidak
membentuk gluten dengan kualitas yang baik, sehingga roti yang dibuat dengan
100% tepung rye akan memiliki karakteristik keras dan padat, oleh karena itu
pada pembuatan roti dengan menggunakan tepung rye biasanya dikombinasikan
dengan tepung berprotein tinggi. Yeast yang digunakan bersama starter berfungsi
untuk mengembangkan adonan dengan menghasilkan gas CO2, memudahkan
pembentukan gluten dan memberikan rasa serta aroma khas pada roti.
Penggunaan air pada pembuatan roti ini berfungsi untuk membentuk gluten pada
saat air dicampur dengan tepung, mengontrol kepadatan adonan dan suhu,
membantu penyebaran bahan lain agar tercampur rata serta memungkinkan agar
terjadinya aktivitas enzim. Air juga dapat mengontrol proses fermentasi roti. Pada
daerah yang beriklim dingin dan sangat dingin maka air yang digunakan untuk
membuat roti adalah air dengan suhu normal atau air hangat, namun pada daerah
yang beriklim normal atau panas maka air yang digunakan untuk membuat roti
adalah air dengan suhu normal atau air es. Untuk mengetahui berapa cepat
pengembangan adonan roti maka selain berapa jumlah ragi yang digunakan, faktor
berapa suhu air yang digunakan akan sangat menentukan. Air yang digunakan
juga jangan terlalu panas karena dapat menyebabkan ragi menjadi mati.
Bahan-bahan yang diperlukan untuk pembuatan adonan selanjutnya
dicampurkan dan diaduk, kemudian ditambahkan adonan biang (starter) pada
campuran tersebut. Mixing (pencampuran, pengadukan) berfungsi untuk
mencampur secara homogen semua bahan, mendapatkan hidrasi yang sempuna
pada karbohidrat dan protein, membentuk dan melunakkan gluten, serta menahan
gas pada gluten. Tujuan mixing adalah untuk membuat dan mengembangkan daya
rekat. Selama mixing bahan-bahan akan bersatu membentuk suatu adonan. Selama
mixing terjadi pembentukan gluten, yang berfungsi sebagai rangka/penopang
struktur roti. Proses mixing tergantung pada alat yang digunakan, kecepatan
pencampuran, penyerapan air dari gluten, formula dan masa peragian, dan jenis
roti yang diinginkan. Faktor yang harus diperhatikan adalah waktu. Lama
pengadukan harus disesuaikan dengan kemampuan tepung terigunya (jumlah
protein), karena semakin tinggi proteinnya semakin lama pengadukannya,
demikian pula sebaliknya. Jika terlalu lama diaduk adonan akan menjadi rusak,
adonan akan pecah, lengket dan roti akan melebar dan membuat kontrol
fermentasi akan susah atau tidak merata.
Adonan yang telah terbentuk tersebut selanjutnya dipindahkan ke dalam
mangkuk bread maker, dan ditambahkan dengan 500 gram tepung terigu
berprotein tinggi serta 1 sdm garam. Terigu jenis ini dihasilkan dari penggilingan
gandum jenis hard atau keras. Terigu tersebut mempunyai sifat gluten yang kuat,
kandungan protein 11-12 persen, sifat elastisitasnya baik, dan tidak mudah putus.
Penambahan tepung berprotein tinggi ini dapat memperbaiki karakteristik roti
yang dibuat dengan tepung rye, sehingga roti memiliki karakteristik yang lebih
baik. Penambahan garam dalam adonan berfungsi untuk menstabilkan gluten,
memungkinkan toleransi yang lebih baik pada fermentasi, penambah rasa gurih,
sebagai pembangkit rasa bahan-bahan lainnya dan pengatur warna kulit roti
(pengontrol waktu fermentasi, mencegah timbulnya bakteri dalam adonan).
Garam juga dapat mengeraskan dan memperkuat struktur roti. Penambahan garam
tidak dilakukan di awal karena ragi akan mati bila dicampur bersamaan dengan
garam.
Gambar . Bread Maker
Setelah adonan dimasukkan ke dalam bread maker, mesin diatur dengan
memilih tombol “dough”, kemudian mesin dibiarkan bekerja selama 1,5 jam.
Proses yang terjadi selama mesin bekerja adalah mixing dan juga fermentasi, dan
dihasilkan adonan yang mengembang. Fermentasi dilakukan untuk menghasilkan
potongan roti (loaves) dengan bagian yang porus dan tekstur roti yang lebih
lembut. Metode ini didasarkan pada terbentuknya gas akibat proses fermentasi
yang menghasilkan konsistensi adonan yang frothy (porus seperti busa).
Fermentasi adonan didasarkan pada aktivitas-aktivitas metabolis dari khamir dan
bakteri asam laktat. Pembentukkan gas pada proses fermentasi sangat penting
karena gas yang dihasilkan akan membentuk struktur seperti busa, sehingga aliran
panas ke dalam adonan dapat berlangsung cepat pada saat baking. Panas yang
masuk ke dalam adonan akan menyebabkan gas dan uap air terdesak ke luar dari
adonan, sementara terjadi proses gelatinisasi pati sehingga terbentuk struktur
frothy.