s geo 0608414 chapter4x -...
TRANSCRIPT
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Daerah Penelitian
1. Letak dan Luas Daerah Penelitian
Kecamatan Kalijati Terletak Di Kabupaten Subang. Kecamatan Kalijati
terletak pada 107o34’12’’ sampai 107o43’12’’ BT dan 6o25’16’’ sampai 6o34’
46’’LS. Kecamatan Kalijati memiliki luas 6.718,00 Ha. terdiri dari 10 desa
yaitu Ciruluk, Kalijati Timur, Marengmang, Banggala Mulya, Jalupang,
Tanggulun Barat, Kaliangsana, Kalijati Barat, Tanggulun Timur, Caracas.
Adapun wilayah Kecamatan Kalijati sebagai berikut:
a. Sebelah Utara : Kecamatan Purwadadi
b. Sebelah Selatan : Kecamatan Sagalaherang
c. Sebelah Barat : Kecamatan Cipendeuy
d. Sebelah Timur : Kecamatan Dawuan
Aksesibilitas menuju wilayah Kecamatan kalijati relatif mudah, Karena
mudah dijangkau dengan berbagai jenis kendaraaan. Namun demikian
Aksesibilitas ke Desa-Desa di Kecamatan Kalijati memiliki Aksesibilitas
yang berbeda, desa yang lokasi dekat dengan jalan provinsi memiliki
Aksesibilitas baik sedangkan yang jauh kurang baik, prasarana transportasi
antara desa tidak beraspal atau tidak berbatu ditunjang dengan jumlah
kendaraan umum yang terbatas sehingga jenis kendaraan umum yang ada
hanya ojeg atau masyarakat yang memiliki kendaraan sendiri sehingga
mereka biasa pergi ke
55
kota atau ke pasar sesuai kebutuhan masing-masing, begitupun dengan
letak sekolah-sekolah menengah atas yang berada di Kecamatan Kalijati yang
berada di pelosok dan jalannya kurang bagus sehingga menyulitkan anak-
anak untuk pergi ke sekolah.
2. Kondisi Demografis
Kondisi demografis merupakan gambaran penduduk yang melibatkan
variabel demografi seperti jumlah penduduk, komposisi, persebaran,
kelahiran, kematian, dan migrasi. Variabel-variabel tersebut dapat
memberikan gambaran keadaan penduduk termasuk keadaan sosial
ekonominya. Tingkat kemajuan suatu masyarakat khususnya masyarakat
yang berada di Kecamatan Kalijati yang menyekolahkan anaknya ke sekolah
menengah atas juga akan terlihat dari kondisi demografisnya. Dalam
penelitian ini hanya akan dibahas beberapa variabel demografi yaitu jumlah
dan kepadatan penduduk, kondisi pendidikan berdasarkan jenis kelamin usia
sekolah menengah atas.
a. Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Menurut data monografi semester 1 tahun 2009, Kecamatan Kalijati
memiliki jumlah penduduk 55.639 jiwa, terdiri dari jumlah laki-laki 26.676
jiwa dan perempuan 28.963 jiwa dan jumlah kepala keluarga 12.470 jiwa,
mayoritas penduduk yang ada di Kecamatan Kalijati beragama islam dan
penduduk asli.
56
Tabel 4.1
Kepadatan Penduduk Kasar Tiap Desa Di Kecamatan Kalijati Tahun 2009
No
Desa
Jumlah(Jiwa)
Luas(Km2)
Kepadatan (Jiwa/Km2)
1 Ciruluk 4134 5,083 813
2 Kalijati Timur 7741 2,933 2.639
3 Marengmang 5558 14,640 380
4 Banggala Mulya 3491 14,676 238
5 Jalupang 4385 1,666 2.632
6 Tanggulun Barat 6679 8,027 832
7 Kaliangsana 3736 5,631 663
8 Kalijati Barat 10206 1,861 5.484
9 Tanggulun Timur 6325 6,887 918
10 Caracas 3384 5,776 585
Jumlah 55.639 67,180 Jumlah
Rata-rata 5.563 6,718 Rata-rata
Sumber: Propil Desa Kecamatan Kalijati Semester 2 (2009)
Menurut Bintarto (1977:26), mengemukakan kepadatan desa
berdasarkan kepadatan penduduknya sebagai berikut:
a) Desa terkecil jika kepadatan penduduknya 100 jiwa/Km2
b) Desa kecil jika kepadatan penduduknya 100-500 jiwa/Km2
c) Desa sedang jika kepadatan penduduknya 500-1000 jiwa/Km2
d) Desa besar jika kepadatan penduduknya 1000-3000 jiwa/Km2
e) Desa terbesar jika kepadatan penduduknya >3000jiwa/Km2
Berdasarkan klasifikasi di atas, desa Kalijati Barat merupakan desa
terbesar kepadatan penduduknya, desa Jalupang dan desa Kalijati Timur
merupakan desa besar kepadatan penduduknya, Desa Ciruluk, Desa
Tanggulun Barat, Desa Tanggulun Timur, Desa Kaliangsana merupakan Desa
58
Sedang kepadatan penduduknya dan Desa Marengmang, Desa
Banggala merupakan Desa kecil kepadatan penduduk.
b. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Usia SMA/
Sederajat
Tabel 4.2
Usia Sekolah Menengah Atas/Sederajat
No
Nama Desa
Jumlah usia sekolah
Jumlah Laki-laki Perempuan
1 Ciruluk 133 121 254
2 Kalijati Timur 203 205 408
3 Marengmang 116 120 236
4 Banggala Mulya 88 90 178
5 Jalupang 132 90 222
6 Tanggulun Barat 143 147 290
7 Kaliangsana 100 83 183
8 Kalijati Barat 273 321 594
9 Tanggulun Timur 106 106 212
10 Caracas 89 55 144
Total 1383 1338 2721
Sumber: Propil Desa Kecamatan Kalijati Semester 2 (2009)
59
c. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian Kecamatan Kalijati
dapat di lihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.3
Komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian
No Mata Pencaharian Jumlah(jiwa) Persentase(%)
1 Petani 4055 24,92
2 Pedagang/Wirasuasta 3091 18,99
3 ABRI/POLRI 355 2,18
4 PNS 1120 6,88
5 Buruh 5518 33,91
6 Lain-Lain 2130 13,09
Jumlah 16269 100
Sumber: Propil Desa Kecamatan Kalijati Semester 2 (2009)
Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat di kecamatan
kalijati mata pencahariannya sebagai buruh mencapai 33,91% , petani
24,92%, pedagang/wiraswasta 18,99%, lain-lain terdiri dari pengusaha,
pengrajin kecil, peternak hewan mencapai 13,09% sedangkan PNS hanya ada
6,88% dan propesi sebagai ABRI/POLRI 2,18 paling sedikit dibandingkan
dengan mata pencaharian yang lain.
d. Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan
Sumber daya manusia di suatu wilayah berdasarkan latar belakang
tingkat pendidikan, akan mencerminkan kualitas sumber daya manusia di
wilayah tersebut. Pendidikan merupakan jembatan yang menghubungkan
manusia dengan kemajuan, kesejahteraan, tanpa pendidikan sumberdaya
manusia tidak mungkin berkembang, dan mungkin saja penduduk tanpa
60
pendidikan akan terpuruk karena tanpa ilmu pengetahuan penduduk akan
mudah di bohongi maka pendidikan sangat penting bagi keberlanjutan Negara
ini. Di bawah ini tabel komposisi penduduk menurut pendidikan yang berada
di Kecamatan Kalijati sebagai berikut:
Tabel 4.4
Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan
No Pendidikan Jumlah(jiwa) Persentase(%)
1 Belum sekolah 6788 23,89
2 Tidak Tamat sekolah 0 0
3 Tamat SD/sederajat 15925 56,05
4 Tamat SLTP/Sederajat 24 0,08
5 Tamat SMA/SEDERAJAT/Sederajat
5210 18,33
6 Tamat Akademik/Sederajat 211 0,74
7 Tamat Perguruan Tinggi/Sederajat 253 0,89
Jumlah 28411 100
Sumber: Propil Desa Kecamatan Kalijati Semester 2 (2009)
Berdasarkan tabel di atas Kecamatan Kalijati dalam tingkat pendidikan
sudah cukup dapat dilihat yang tidak tamat sekolah tidak ada dan kebanyakan
penduduk sudah tamat SD mencapai 56,05%, belum sekolah 23,89%, tamat
SMA/SEDERAJAT/Sederajat 18,33, Tamat perguruan tinggi mencapai
0,89%, tamatan akademik 0,74% dan tamatan SLTP/Sederajat hanya
mencapai 0,08%, paling rendah dibandingkan dengan yang lain.
61
2. Sebaran Bangunan SMA/Sederajat
Persebaran sekolah yang dimaksudkan dalam penelitian ini sejauh mana
masyarakat memanfaatkan sekolah yang dekat dengan tepat tinggalnya
dibandingkan dengan sekolah-sekolah yang ada di luar Kecamatan.
Persebaran lokasi sekolah menengah atas sangat penting adanya karena
dengan persebaran sekolah tersebut tidak berada dalam satu tempat sehingga
apabila tersebar setidaknya masyarakat bisa memilih sekolah tersebut bisa
berdasarkan waktu, jarak maupun biaya yang dikeluarkan persebaran sekolah
juga akan mempengaruhi terhadap jumlah masuknya siswa. Selain itu juga
dengan adanya persebaran sekolah yang telah di bangun akan banyak
memberikan manfaat bagi masyarakat dalam memilih sekolah tersebut dan
betapa pentingnya pendidikan.
Sekolah menengah atas yang berada di Kecamatan Kalijati tersebar ke
dalam tiga desa yaitu sarana sekolah yang ada di Kecamatan Kalijati untuk
sekolah lanjut tingkat akhir ada lima sekolah, yaitu SMK Angkasa 1 Kalijati
dan SMK Angkasa 2 Kalijati berada di Desa Kalijati Barat, SMA At-
Tawazun Kalijati berada di Desa Kalijati Timur, SMA PGRI Kalijati berada
di Desa Kalijati Timur, dan SMAN 1 Kalijati, berada di Desa Tanggulun
Barat.
Posisi sekolah atau letak posisi sekolah ditinjau dari situation secara
tidak langsung ataupun tidak langsung letak sekolah biasanya mempengaruhi
orang tua dalam memilih sekolah sebagai anaknya untuk menuntut ilmu dan
mengembangkan dirinya pada sekolah tersebut. Lokasi sekolah yang berada
62
dekat dengan jalan raya atau dalam pemukiman biasanya menjadi
pertimbangan juga pada orang tua untuk menyekolahkan anakya.
Sekolah menengah atas yang berada di Kecamatan Kalijati yang dekat
dengan dengan jalan utama hanya ada 3 sekolah yaitu sekolah SMK Angkasa
2 Kalijati berada di Desa Kalijati Barat, SMA At-Tawazun Kalijati berada di
Desa Kalijati Timur, Sma Pgri Kalijati berada di Desa Kalijati Timur, dan
yang berada di pelosok yaitu SMK Angkasa 1 Kalijati dan SMAN 1 Kalijati,
berada di Desa Tanggulun Barat. Dapat di lihat pada gambar 4.3 sebagai
berikut:
64
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian
1. Faktor Fisik
a. Lokasi
Pada studi geografi, lokasi merupakan variabel penting yang dapat
mengungkapakan berbagai hal tentang gejala atau fenomena yang dipelajari.
Menurut Sumaatmadja (1981:118), menjelaskan bahwa : lokasi suatu benda
dalam ruang dapat menjelaskan dan dapat memberikan kejelasan pada benda
atau gejala geografi yang bersangkutan secara lebih jauh lagi. Pada studi
geografi, lokasi merupakan variabel penting yang dapat mengungkapkan
berbagai hal tentang gejala atau fenomena yang dipelajari. Lokasi sangat erat
kaitanya dengan jarak di permukaan bumi.
Tabel 4.5
Lokasi Sekolah Yang Berada Di Pusat Kota
No Lokasi sekolah Frekuensi(f) Presentase(%)
1 Tidak 11 15
2 Ia 64 85
Jumlah 75 100
Sumber: hasil penelitian 2010
Masyarakat yang berada di Kecamatan Kalijati memilih sekolah untuk
anaknya melanjutkan ke sekolah menengah atas yang lokasi sekolahnya
berada di pusat kota, dari tabel ditas di jelaskan masyarakat yang
menyekolahkan anakanya di pusat kota hampir sebagian besar dan
masyarakat yang tidak menyekolahkan anaknya tidak di pusat kota hampir
setengahnya.
65
Tabel 4.6
Lokasi Sekolah Yang Berada Dekat Dengan Jalan Raya
No Lokasi sekolah Frekuensi(f) Presentase(%)
1 Tidak 14 19
2 Ia 61 81
Jumlah 75 100
Sumber: hasil penelitian 2010
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat yang
menyekolahkan anaknya ke sekolah menengah atas memilih sekolahnya
berada dekat dengan jalan raya hampir sebagian besar masyarakat menjawab
lokasi anaknya sekolah dekat dengan jalan raya dan hampir setengahnya
masyarakat tidak menyekolahkan anaknya ke sekolah yang lokasinya dekat
dengan jalan raya.
Tabel 4.7
Lokasi Sekolah
No Lokasi sekolah Frekuensi(f) Presentase(%)
1 Stategis 53 71
2 Pelosok 22 29
Jumlah 75 100
Sumber: hasil penelitian 2010
Lokasi sekolah biasanya sangat berpengaruh terhadap daya tarik atau
daya serap masyarakat untuk menyekolahkan anaknya kesekolah yang
lokasinya mudah di jangkau dan ongkosnya tidak terlalu besar dapat di lihat
dari tabel di atas masyarakat banyak menyekolahkan anaknya sebagian besar
ke sekolah yang letaknya strategis dengan presentase 71% yang termasuk dan
menyekolahkan anaknya ke sekolah yang berada di pelosok hampir
66
setengahnya dilihat dari presentase diatas. Kebanyakan masyarakat yang
menyekolahkan di pelosok karena anak tersebut mempunyai kendaraan
sendiri dengan menggunakan motor jadi ongkos lebih irit.
Tabel 4.8
Transportasi Menuju Sekolah
No Transportasi menuju sekolah
Frekuensi(f) Presentase(%)
1 Sulit 13 17
2 Mudah 46 61
3 Cukup 16 21
Jumlah 75 100
Sumber: hasil penelitian 2010
Transportasi merupakan hal yang terpenting bagi kelancaran untuk
bepergian baik keluar kota ataupun di daerah sendiri, dari tabel di atas
masyarakat memilih sekolah menengah atas sebagian besar anaknya memilih
transportasi yang mudah, dan hampir setengahnya masyarakat memilih
cukup. Adapun masyarakat yang memilih transportasinya sulit hanya
sebagian kecil mungkin dikarenakan sekolah tersebut memiliki daya tarik
tersendiri bisa sekolah favorit ataupun yang lainnya tapi dalam hal ini
transportasi merupakan hal terpenting bagi kelancaran pergi ke sekolah, agar
anak tidak telat masuk sekolah karena harus menunggu kendaraan atau
angkutan umum.
67
b. Jarak
Jarak sekolah biasanya mempengaruhi dalam memilih sekolah karena
apabila dalam pandangan jarak yang jauh biasanya sulit untuk sampai atau
lama di bawah ini jarak dari tempat tinggal menuju sekolah menengah atas
yang berada di Kecamatan Kalijati dapat di lihat pada tabel berikut:
Tabel 4.9
Jarak Ke SMA/Sederajat
No Jarak Frekuensi(f) Presentase(%)
1 1-3km 13 17
2 3-5km 59 78
3 5-7km 3 4
4 >7km 0 0
Jumlah 75 100
Sumber: hasil penelitian 2010
Berdasarkan tabel di atas bahwa sekolah menengah atas yang berada di
Kecamatan Kalijati dari rumah masyarakat berjarak 3-5 km hampir
seluruhnya, sisanya sebagian kecil sedangkan >7 km tidak ada. Dapat
disimpulkan bahwa jarak ke sekolah menengah atas tidak terlalu jauh dari
pemukiman masyarakat yang berada di Kecamatan Kalijati.
68
Tabel 4.10
Jarak Ke Sekolah
No Jarak Frekuensi(f) Presentase(%)
1 1-3km 31 41
2 3-5km 13 17
3 5-7km 4 5
4 >7km 27 36
Jumlah 75 100
Sumber: hasil penelitian 2010
Pada tabel diatas jarak masih mempengaruhi terhadap pemelihan
sekolah menengah atas setengahnya masih memilih sekolah yang dekat
dengan tempat tinggalnya dan ada juga masyarakat yang memilih sekolah
yang lebih jauh dari rumahnya hampir setengahnya dan sisanya sebagian
kecil memilih jarak yang lebih jauh.
Tabel 4.11
Pengaruh Jarak Bagi Kelancaran Sekolah
No Pengaruh jarak Frekuensi(f) Presentase(%)
1 Berpengaruh 16 21
2 Tidak berpengaruh 58 77
3 Tidak ada jawaban 1 1
Jumlah 75 100
Sumber: hasil penelitian 2010
Dari tabel diatas dapat di lihat sejauh mana jarak berpengaruh bagi
masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah menengah atas hampir
selurunya masyarakat menjawab bahwa jarak tidak berpengaruh di lihat dari
keterjangkauan anaknya pergi ke sekolah karena walaupun sekolah dekat
69
dengan rumah akan tetapi ongkos yang di keluarkan lebih besar ketimbang
ongkos yang di keluarkan ke sekolah yang dituju walaupun lebih jauh akan
tetapi ongkosnya lebih murah karena sekolahnya berada dekat dengan jalan
raya.
Tabel 4.12
Waktu Tempuh Yang Dibutuhkan Untuk Sampai Ke Sekolah
No Waktu tempuh Frekuensi(f) Presentase(%)
1 10-15 menit 5 7
2 15-20 menit 31 41
3 20-30 menit 21 28
4 >30 menit 18 24
Jumlah 75 100
Sumber: hasil penelitian 2010
Dilihat dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa di Kecamatan
Kalijati waktu tempuh untuk sampai kesekolah menengah atas atau dimana
anak tersebut sekolah hampir setengahnya 10-15 menit, 15-20 menit , 20-30
menit , >30 menit untuk sampai kesekolah masing-masing
c. Keterjangkauan
Keterjangkauan suatu sekolah atau pada umumnya, tergantung pada
kondisi permukaan buminya suatu daerah tersebut dan pada umumnya pula,
keterjangkauan tersebut akan berubah perlahan sejalan dengan
berkembangnya perkembangan ilmu-ilmu, seperti Ilmu Ekonomi, Ilmu
Komunikasi, Teknologi (IPTEK), dan Transportasi.
70
Tabel 4.13
Keadaan Jalan Menuju Sekolah
No Kondisi jalan Frekuensi(f) Presentase(%)
1 Baik 31 41
2 jelek 21 28
3 Cukup 21 28
4 Rusak 2 3
Jumlah 75 100
Sumber: hasil penelitian 2010
Keadaan jalan di Kecamatan Kalijati sendiri masih kurang bagus
terutama ke pelosok-pelosok masih kurang diperhatikan oleh pemerintah
setempat. Jalan yang kelihatan bagus haya jalan yang dekat dengan jalan
provinsi atau dekat dengan jalan raya. Dari penjelasan tabel di atas keadaan
jalan menuju sekolah menengah atas hampir setengahnya menjawab sudah
baik dan sisanya menjawab sebagian kecil masih rusak dan jelek . Jadi
kondisi jalan sangat mempengaruhi dalam pemilihan sekolah juaga agar anak
mereka pergi kesekolah tidak merasa kesulitan.
Tabel 4.14
Jenis Kendaraan Yang Digunakan Ke Sekolah
No Jenis kendaraan Frekuensi(f) Presentase(%)
1 Mobil 7 9
2 Motor 57 76
3 Ojeg 4 5
4 Jalan kaki 7 9
Jumlah 75 100
Sumber: hasil penelitian 2010
71
Pada tabel di atas jenis kendaraan yang di gunakan ke sekolah
menengah atas yang berada di Kecamatan Kalijati kebanyakan masyarakat
memberikan kendaraan sendiri yaitu dengan menggunakan motor dengan
jumlah Presentase(%) yang mengunakan motor hampir seluruhnya dengan
presentase 76%, sisanya sebagian kecil menggunakan mobil, ojeg dan jalan
kaki. Jadi dapat disimpulkan masyarakat di Kecamatan Kalijati lebih
memberikan kendaraan sendiri untuk pergi kesekolah untuk menghindari
kesiangan sekolah dan pengiritan ongkos apabila menggunkan motor.
Tabel 4.15
Keterjangkauan Sekolah
No Keterjangkauan Frekuensi(f) Presentase(%)
1 Tidak 18 24
2 Ia 57 76
Jumlah 75 100
Sumber: hasil penelitian 2010
Dalam penelitian ini keterjangkauan sekolah yang ada di pelosok lebih
dekat namun ongkos yang di keluarkan lebih besar akan tetapi masyarakat
lebih memilih sekolah yang jauh karena letak sekolah dekat dengan jalan
raya dan ongkos yang dikeluarkan lebih sedikit dibanding sekolah yang dekat
dengan rumah tapi di pelosok. Selain kondisi jalan, kelancaran transportasi
dan jenis transportasi juga merupakan alasan kenapa masyarakat memilih
sekolah di luar kecamatan akan tetapi mudah dijangkau. Pada tabel di atas
dapat dijelaskan bahwa masyarakat memilih sekolah menengah atas yang
sekolahnya mudah di jangkau hampir seluruhnya menjawab sekolahnya
72
mudah di jangkau baik menggunakan kendaraan apapun dan sebagian kecil
masyarakat yang menjawab sulit dijangkau.
2. Faktor Sosial
a. Pendapatan
Kecamatan Kalijati memiliki jumlah penduduk 55.639 jiwa, terdiri dari
jumlah laki-laki 26.676 jiwa dan perempuan 28.963 jiwa. Jumlah kepala
keluarga Kecamatan Kalijati ialah 12.470 KK. Berdasarkan data monografi
Kecamatan Kalijati tahun 2009 semester 1. Dan jumlah kepadatan penduduk
Kecamatan Kalijati mencapai 828 jiwa/km2. Pendapatan atau penghasilan
pokok masyarakat sangat berpengaruh bagi keberlanjutan kehidupan
masyarakat tersebut karena dengan adanya penghasilan setidaknya
masyarakat bisa mencukupi setiap kebutuhannya berdasarkan keperluan yang
di butukkan bukan hanya kebutuhan pokok saja akan tetapi kebutuhan yang
lainnya juga di bawah ini tabel masyarakat Kecamatan Kalijati berdasarkan
penghasilan pokok yang dilakukan dengan cara penelitian.
Tabel 4.16
Penghasilan Pokok Masyarakat Berdasarkan Pekerjaannya
No Penghasilan pokok Frekuensi(f) Presentase(%)
1 <Rp 500.000 6 8
2 Rp500.000-Rp1.000.000 45 60
3 Rp1.000-000-Rp1.500-0000 14 19
4 >Rp1.500.000 10 13
Jumlah 75 100
Sumber: hasil penelitian 2010
73
Penghasilan pokok masyarakat yang menyekolahkan anaknya ke
sekolah menengah atas yang berada di kecamatan kalijati berdasarkan
pekerjaannya dapat dilihat pada tabel di atas bahwa sebagian besar
pendapatannya mencapai Rp500.000-Rp1.000.000, sebagian kecil
pendapatannya mencapai Rp1.000-000-Rp1.500-0000, mencapai
>Rp1.500.000 dan <Rp 500.000. Dapat disimpulkan bahwa masyarakat yang
menyekolahkan anaknya ke sekolah menengah atas memiliki penghasilan
yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan pendidikan.
Tabel 4.17
Penghasilan Masyarakat Berdasarkan Kebutuhanya
No Mencukupi Frekuensi(f) Presentase(%)
1 Tidak 59 79
2 Ia 16 21
Jumlah 75 100
Sumber: hasil penelitian 2010
Penghasilan masyarakat berdasarkan tabel di atas dan tabel 4.17 bahwa
masyarakat di Kecamatan Kalijati hampir seluruhnya menjawab tidak
mencukupi tiap bulannya baik pengeluarannya digunakan pendidikan,
kesehatan, kontrakan rumah ataupun kebutuhan yang lainnya sedangkan
sebagian kecil menjawab mencukupi tiap bulannya.
74
Tabel 4.18
Jumlah Tanggungan
No Tanggungan Frekuensi(f) Presentase(%)
1 1-3 65 87
2 3-5 10 13
3 5-7 0 0
4 >7 0 0
Jumlah 75 100
Sumber: hasil penelitian 2010
Dilihat dari tabel di atas bahwa masyarakat yang menyekolahkan
anaknya ke sekolah menengah atas yang memiliki tanggungan 1-3 hampir
seluruhnya, yang memiliki tanggungan 3-5 hanya sebagian kecil sedangkan
tanggungan 5-7 dan >7 tidak ada artinya bahwa masyarakat tidak memiliki
tanggungan sebanyak itu.
Jadi masyarakat di sana hanya sedikit jumlah tanggungannya karena
kebanyakan anaknya sudah menikah jadi yang menjadi tanggungan yang
masih sekolah saja baik anak yang belum sekolah, SD, SMA/Sederajat,
SMA/Sederajat ataupun PT. Jadi apabila dilihat dari jumlah tanggungannya
masyarakat di Kecamatan Kalijati masih sanggup untuk menyekolahkan
anaknya ke jenjang yang lebih tinggi lagi.
75
Tabel 4.19
Pendidikin Formal
No Pentingnya Pendidikan formal Frekuensi(f) Presentase(%)
1 Cukup penting 14 19
2 Sangat penting 42 56
3 Penting 15 20
4 Tidak begitu penting 4 5
Jumlah 75 100
Sumber: hasil penelitian 2010
Dengan perkembangan zaman di dunia pendidikan yang terus berubah
dengan signifikan sehingga banyak merubah pola pikir pendidik, dari pola
pikir yang awam dan kaku menjadi lebih modern. Hal tersebut sangat
berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di Indonesia.
Menyikapi hal tersebut pakar-pakar pendidikan mengkritisi dengan cara
mengungkapkan konsep dan teori pendidikan yang sebenarnya untuk
mencapai tujuan pendidikan yang sesungguhnya. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian yang di lakukan bahwa masyarakat masih memandang pendidikan
sangat penting berdasarkan tabel diatas dan sisanya menjawab sebagian kecil
masyarakat menjawab cukup penting, penting dan tidak terlalu penting.
76
Tabel 4.20
Biaya Yang Dikeluarkan Tiap Bulannya
No Jumlah Biaya yang dikeluarkan Frekuensi(f) Presentase(%)
1 <Rp 500.000 5 7
2 Rp500.000-Rp1.000.000 18 24
3 Rp1.000-000-Rp1.500-000 46 61
4 >Rp1.500.000 7 9
Jumlah 75 100
Sumber: hasil penelitian 2010
Biaya merupakan bentuk pengeluaran yang dikeluarkan untuk
kebutuhan setiap hari, minggu, bulan atau pertahun. Masyarakat yang
menyekolahkan anaknya ke sekolah menengah atas tiap bulannya
pengelurannya hampir sebagian besar mengeluarkan biaya Rp500.000-
Rp1.000.000, hampir setengahnya mengeluarkan Rp1.000-000-Rp1.500-000,
, >Rp1.500.000 dan tidak ada masyarakat yang pengeluaranya <Rp 500.000.
Tabel 4.21
Biaya Transportasi Ke Sekolah
No Jumlah Biaya transportasi Frekuensi(f) Presentase(%)
1 <Rp 2000 4 5
2 Rp2000-5000 46 61
3 Rp5000-8000 21 28
4 >Rp8000 4 5
Jumlah 75 100
Sumber: hasil penelitian 2010
Transportasi merupakan hal yang paling penting bagi kelancaran
menuju sekolah menengah atas karena biasanya transportasi yang mudah di
dapat dan murah akan lebih memilih sekolah yang transportasinya mudah
77
karena apabila transportasi lancar maka mempengaruhi bagi kelancaran
sekolah contohnya anak tidak akan kesiangan. Pada tabel di atas dapat dilihat
masyarakat yang mengeluarkan ongkosnya sebagian besar Rp2000-5000,
hampir setengahnya mengeluarkan Rp5000-8000, dan sisanya mengeluarkan
>Rp8000 , <Rp 2000 hanya sebagian kecil saja. Jadi dapat disimpulkan
masyarakat tiap harinya bisa mengeluarkan uang jajan anaknya bisa mencapai
Rp10000 ataupun lebih karena disesuaikan dengan ongkos dan kebutuhan
yang lainnya.
Tabel 4.22
Pengeluaran Yang Dipakai Tiap Bulannya Selain Buat Makan
No Jumlah Biaya yang dikeluarkan Frekuensi(f) Presentase(%)
1 Pendidikan 73 97
2 Trasfortasi 0 0
3 Kesehatan 1 1
4 Kontrakan rumah 1 1
Jumlah 75 100
Sumber: hasil penelitian 2010
Pada tabel di atas dapat dilihat masyarakat tiap bulanya pengeluaran
yang dipakai selain buat makan hampir seluruhnya masyarakat memanfaatkan
buat pendidikan betapa pentingnya pendidikan bagi kelangsungan bangsa dan
keberlanjutan kehidupannya kelak apabila anak bisa sekolah ke jenjang yang
lebih tinggi lagi selainnya masayarakat mengeluarkan buat kesehatan dan
kontrakan rumah hanya sebagian kecil saja. Jadi dapat disimpulkan bahwa
masyarakat masih mengangap penting pendidikan bagi kehidupan selanjutnya
78
dan bekal bagi anak kelak kerena apabila pendidikan semakin tinggi mungkin
moral bangsa ini tidak akan rusak.
b. Mata Pencaharian
Manusia selalu berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya yang tak
pernah terbatas, sedangkan alat pemenuhan kebutuhannya sangat terbatas.
Kebutuhan tersebut didapat dengan menggunakan biaya dan usaha sendiri.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka manusia mencari sumber mata
pencaharian agar tetap bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan hidupnya.
Mata pencaharian responden di Kecamatan Kalijati dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel 4.23
Jenis Pekerjaan Pokok
No Jenis pekerjaan pokok Frekuensi(f) Presentase(%)
1 Petani 27 36
2 Pedagang/Wiraswasta 20 27
3 ABRI/POLRI 4 5
4 PNS 10 13
5 Lainnya 14 19
Jumlah 75 100
Sumber: hasil penelitian 2010
Mata pencaharian merupakan faktor utama bagi masyarakat terhadap
kebutuhannya karena dari mata pencaharian tersebut kebutuhan mereka dapat
terpenuhi atau tidak, dari tabel di atas di jelaskan bahwa masyarakat
Kecamatan Kalijati yang menyekolahkan anaknya ke sekolah menengah atas
79
hampir setengahnya sebagai anak petani, dagang/wiraswasta, sebagian kecil
anak PNS, ABRI/POLRI dan pekerjaan lainnya meliputi sebagai ojeg
ataupun pengrajin sebagai mata pencaharian. Sebagaimana telah dijelaskan
sebelumnnya bahwa masyarakat di Kecamatan Kalijati hampir sebagian besar
sebagai petani.
Tabel 4.24
Masyarakat Yang Memiliki Pekerjaan Sampingan
No Masyarakat yang memiliki pekerjaan sampingan
Frekuensi(f) Presentase(%)
1 Ia 28 37
2 Tidak 47 63
Jumlah 75 100
Sumber: hasil penelitian 2010
Masyarakat yang menyekolahkan anaknya ke sekolah menengah atas
yang memiliki pekerjaan sampingan hampir setengahnya memiliki pekerjaan
sampingan sisanya sebagian besar masyarakat tidak memiliki pekerjaan
sampingan karena sebagian besar masyarakat Kalijati sebagi petani.
Karena dengan masyarakat mempunyai pekerjaan sampingan dapat
menambah pendapatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari agar
mencukupi karena pendapatan yang di peroleh tidak sepenuhnya dipakai
untuk makan akan tetapi digunakan untuk biaya pendidikan, kesehatan
ataupun untuk membayar kontrakan rumah agar bisa kebutuhan tiap bulannya
bisa mencukupi.
80
Tabel 4.25
Masyarakat Berdasarkan Jenis Pekerjaan Sampingan
No Jenis Pekerjaan Frekuensi(f) Presentase(%)
1 Petani 3 4
2 Pedagang/wiraswasta 8 11
3 Tukang/buruh 3 4
4 lainya 14 19
Jumlah 28 48
Sumber: hasil penelitian 2010
Pekerjaan merupakan hal yang penting bagi keberlanjutan kehidupan
kerena dengan adanya pekerjaan maka kebutuhan sehari-hari akan bisa
tercukupi selain pekerjaan pokok ada juga pekerjaan sampingan yang dengan
pekerjaan sampingan tersebut akan membantu masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari yang tidak tercukupi oleh pekerjaan pokok.
Berdasarkan penelitian dari 75 responden yang menyekolahkan anaknya
kesekolah menengah atas dari 75 responden yang memiliki pekerjaan
sampingan hanya 28 orang, dapat dilihat dari dari tabel diatas hanya sebagian
kecil pekerjaan sampingannya sebagai petani dan buruh,
pedagang/wiraswasta dan sebagai tukang ojeg.
81
Tabel 4.26
Penghasilan Berdasarkan Jenis Pekerjaan Sampingan
No Pendapatan pekerjaan sampingan Frekuensi(f) Presentase(%)
1 <Rp 500.000 14 19
2 Rp500.000-Rp1.000.000 11 15
3 Rp1.000-000-Rp1.500-0000 1 1
4 >Rp1.500.000 2 3
Jumlah 75 38
Sumber: hasil penelitian 2010
Pada tabel diatas pendapatan masyarakat yang memiliki pekerjaan
sampingan sebagian kecil pendapatannya <Rp 500.000, Rp500.000-
Rp1.000.000, 1% Rp1.000-000-Rp1.500-0000, >Rp1.500.000 hanya 2%. Itu
artinya dari 75 responden masyarakat yang memiliki pekerjaan sampingan
hanya 28orang.
3. Bentuk Partisipasi Masyarakat
Bentuk partisipasi masyarakat terhadap pendidikan merupakan hal yang
sangat penting karena pendidikan merupakan dasar untuk kita lebih maju lagi
agar kedepannya lebih bermanfaat bagi kehidupan kita ataupun orang lain.
Dari tabel di bawah ini dapat dilihat sejauh mana masyarakat ikut
berpartisipasi terhadap pendidikan dan betapa pentingnya pendidikan itu bagi
kehidupan anaknya di masa yang akan datang.
82
Tabel 4.27
Bentuk Parisipasi Masyarakat Dalam Menghadiri Undangan Dari Sekolah
No Undangan sekolah Frekuensi(f) Presentase(%)
1 Ia 71 95
2 Tidak 4 5
Jumlah 75 100
Sumber: hasil penelitian 2010
Dari tabel diatas Masyarakat yang berada di Kecamatan Kalijati yang
menyekolahkan anaknya ke sekolah menengah atas apabila ada undangan dari
sekolah masyarakat suka menghadirinya ini dapat di lihat hampir seluruhnya
masyarakat hadir, dan hanya sebagian kecil masyarakat yang tidak datang.
Hal ini masyarakat sudah ikut berpartisipasi dalam pendidikan dengan
cara masyarakat tersebut sudah menyempatkan datang ke sekolah tersebut.
Adapun yang tidak datang ke sekolah karena orang tuanya sibuk bekerja dan
anak tersebut tinggal bersama neneknya sehingga tidak bisa datang karena
alasan sudah tua.
Tabel 4.28
Partsisipasi Masyarakat Dalam Kegiatan Sekolah
No Partisipasi masyarakat Frekuensi(f) Presentase(%)
1 Ia 72 96
2 Tidak 3 4
Jumlah 75 100
Sumber: hasil penelitian 2010
Pada tabel diatas dijelakan berdasarkan hasil penelitian, masyarakat
yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan sekolah dapat dilihat hampir
83
seluruhnya masyarakat ikut berpartisipasi dan sebagian kecil masyarakat
tidak ikut berpartisipasi dari jumlah presentase dapat disimpulkan bentuk
partisipasi masyarakat terhadap pendidikan sangat tinggi dibandingkan yang
tidak berpartisipasi. Artinya dalam kemajuan suatu sekolah peranserta orang
tua sangat berpengaruh terhadap kemajuan dan perkembangan sekolah untuk
ke depannya agar lebih baik lagi.
Tabel 4.29
Bentuk Partisipasi Masyarakat Yang Diberikan Ke Sekolah
No Bentuk partisipasi Frekuensi(f) Presentase(%)
1 Tenaga 9 12
2 Uang 64 85
3 Pikiran 2 3
4 Harta benda 0 0
Jumlah 75 100
Sumber: hasil penelitian 2010
Patisipasi masyarakat menurut Mubyarto (1984:35), adalah “kesediaan
untuk membantu berhasilnya setiap program pembangunan sesuai dengan
kemampuan setiap orang atau anggota masyarakat tanpa disertai pengorbanan
kepentingannya sendiri maupun masyarakatnya”.
Partisipasi masyarakat merupakan inti dari sebuah program bersama,
dengan kata lain partisipasi masyarakat merupakan wujud pertanggung
jawaban masyarakat terhadap suatu program. Masyarakat diberi wewenang
untuk berpartisipasi dalam mengelola berbagai macam program terutama
yang berkaitan dengan pendidikan.
84
Berdasarkan hasil penelitian dan untuk lebih jelasnya dapat di lihat
pada tabel di atas bentuk partisipasi masyarakat yang diberikan kepada
sekolah dilihat dari tabel diatas hampir seluruhnya masyarakat memberikan
uang karena alasanya uang lebih bermanfaat, praktis dan lain sebagainya,
tetapi ada juga yang memberikan tenaga hanya sebagian kecil dengan alasan
tidak memiliki uang jadi tenaga dan pikiran yang bisa diberikan.
Tabel 4.30
Masyarakat Menyekolahkan Anaknya Ke SMA/ Sederajat
No Daerah sekolah SMA/Sederajat Frekuensi(f) Presentase(%)
1 Luar kecamatan 45 60
2 Dalam kecamatan 30 40
Jumlah 75 100
Sumber: hasil penelitian 2010
Sekolah merupakan tempat dimana anak didik, mengembangkan diri
mereka mau kearah yang mana sekolah juga merupakan tempat kedua selain
di rumah, pada tabel diatas dapat dilihat masyarakat cenderung ke mana
dalam memilih sekolah hampir sebagian besar masyarakat menyekolahkan
anaknya ke luar Kecamatan dan setengahnya masyarakat menyekolahkan
anaknya di dalam Kecamatan. Masyarakat yang menyekolahkan anaknya ke
luar kecamatan yang tempat tinggalnya dekat dengan jalan raya alasannya
walaupun di desa tersebut ada sekolah akan tetapi masyarakat lebih memilih
ke luar karena ongkos yang dikeluarkan tidak terlalu besar dan kendaraan
menuju ke sekolah mudah.
85
Tabel 4.31
Nama Sekolah
No Nama Sekolah Frekuensi(f) Presentase(%)
1 SMK Angkasa 1 Kalijati 5 6
2 SMK Angkasa 2 Kalijati 5 6
3 SMAN 1 Kalijati 10 13
4 SMA Pgri Kalijati 8 10
5 SMA At-Tawazun 2 3
6 SMK 2 Subang 11 15
7 SMAN 2 Subang 15 20
8 SMAN 1 Subang 9 12
9 SMKN 1 Subang 8 11
10 SMAN 1 Purwakarta 2 3
Jumlah 75 100
Sumber: hasil penelitian 2010
Pada tabel 4.32 Nama-nama sekolah yang dipilih oleh masyarakat di
Kecamatan Kalijati untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah menengah
atas. Pada tabel diatas lima sekolah yang berada di dalam Kecamatan yaitu
SMK Angkasa 1 Kalijati, SMK Angkasa 2 Kalijati, SMAN 1 Kalijati, SMA
Pgri Kalijati, SMA At-Tawazun dan sisanya SMA/Sederajat yang berada di
luar kecamatan, yang paling banyak di pilih SMA yang berada di luar
kecamatan yaitu SMA 2 Subang hampir 20% karena letaknya strategis dan
dekat dengan raya, mudah di jangkau merupakan sekolah favorit.
86
Tabel 4.32
Alasan Masyarakat Menyekolahkan Anaknya Ke SMA/ Sederajat Yang Berada Di Luar/Dalam Kecamatan
No Alasan masyarakat menyekolahkan ke sekolah tersebut
Frekuensi(f) Presentase(%)
1 Mudah dijangkau 39 52
2 Sekolah favorit 32 43
3 Pasilitas memadai 4 5
4 Sarana dan prasarana 0 0
Jumlah 75 100
Sumber: hasil penelitian 2010
Pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat menyekolahkan
anaknya ke sekolah menengah atas hampir sebagian besar sekolahnya mudah
dijangkau, hampir setengahnya sekolah favorit dan sebagian kecil pasilitasnya
memadai dan untuk saran dan prasarana tidak ada yang memilih ke sekolah,
karena alasan masuk sekolah karena sarana dan prasarana yang ada di sekolah
tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa sekolah tersebut mudah di jangakau
karena sejauh apapun pasti masyarakat tersebut tidak bermasalah dengan
jarak dan lokasi. Hal ini sesuai yang di kemukakan oleh, Pasya Kamil
Gurniwan (2006:111) ialah hubungan interaksi antar tempat dapat dicapai,
Baik menggunakan sarana transportasi umum, tradisional, atau jalan kaki.
87
C. Analisis Data Uji Hipotesis
Berdasarkan analisis perhitungan korelasi produk moment dan uji t
maka dapat disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.33 Perhitungan Hipotesis
No Variabel Nilai r Uji t
1 Lokasi 0,037 0,319
2 Pendapatan 0,689 11,190
Sumber: hasil penelitian 2010
1. Pengaruh Lokasi Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Pendidikan
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
Kecamatan Kalijati memiliki jumlah penduduk Kecamatan Kalijati
memiliki jumlah penduduk 55.639 jiwa, terdiri dari jumlah laki-laki 26.676
jiwa dan perempuan 28.963 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk berdasarkan
usia masuk sekolah lanjut tingkat akhir berjumlah 2721 jiwa. Tingkat
partisipasi masyarakat terhadap pendidikan cukup tinggi terbukti
masyarakatnya hampir 50% sudah menyelesaikan wajib belajar 9 tahun.
Sarana sekolah yang ada di Kecamatan Kalijati untuk sekolah lanjut
tingkat akhir ada lima sekolah, yaitu SMK Angkasa 1 Kalijati dan SMK
Angkasa 2 Kalijati berada di Desa Kalijati Barat, SMA At-Tawazun
Kalijati berada di Desa Kalijati Timur, SMA PGRI Kalijati berada di Desa
Kalijati Timur, dan SMAN 1 Kalijati, berada di Desa Tanggulun Barat.
88
Persebaran sekolah tersebut sudah strategis apabila di lihat dalam peta
namun pada kenyataannya masih banyak masyarakat yang menyekolahkan
anaknya di sekolah di luar kecamatan. Hal ini terkait dengan transportasi,
keterjangkauan, sarana dan prasarana di sekolah tersebut dari hasil
perhitungan lokasi tidak berpengaruh terhadap pemilihan sekolah banyak
yang memilih sekolah yang berada di luar kecamatan dari pada memilih
yang dekat dengan tempat tinggal. Berdasarkan hasil perhitungan korelasi
product moment di dapat 0,011 artinya pengaruhnya “sangat rendah”.
Kemudian untuk menyakinkan bahwa koefisien korelasi hasil perhitungan
mempunyai arti (bermakna). Di uji dengan menggunakan rumus t rumusnya
sebagai berikut:
t= �√���
(���� )
Dengan menggunkan rumus tersebut maka didapat hasil uji t dengan
hasil t lebih kecil dari t tabel distribusi (t=0,803 >t1= 1,667) dengan
demikian dapat dijelaskan bahwa ho=p=0 diterima dan ha=p≠0 ditolak.
Dapat disimpulkan lokasi tidak memiliki hubungan dengan partisipasi
masyarakat terhadap pendidikan, artinya lokasi sekolah tidak mempengaruhi
terhadap daya serap siswa, karena lokasi yang berada di pelosok akan
memperhambat bagi kelancaran sekolah begitupun dengan transportasi dan
ongkos yang dikeluarkan akan lebih besar walaupun jaraknya dekat. Hal ini
terkait dengan Jarak sekolah dari tempat tinggal dapat menjadi
pertimbangan untuk memilih sekolah. Karena apabila lokasi sekolah dekat
89
dengan tempat tinggal biasanya menjadi prioritas dalam pemilihan tempat
belajar, dan sebaliknya apabila lokasi sekolah jauh dari tempat tinggal
biasanya menjadi pertimbangan kedua untuk memilih sekolah.
Jarak merupakan pembatas yang mempunyai sifat alamiah. Jarak
mempunyai kaitan dengan lokasi dan upaya dalam pemenuhan kebutuhan
pokok kehidupan manusia. Faktor jarak menunjukan jauh dekatnya suatu
objek untuk dapat dijangkau. Jarak dapat dibedakan menjadi dua yaitu jarak
absolut yang ditentukan oleh satuan meter atau kilometer dan jarak relatif
yang ditentukan oleh faktor lain seperti waktu. Jarak waktu dalam penelitian
ini adalah jarak antara sekolah tujuan dan sekolah terdekat dengan tempat
tinggal siswa yang ditentukan oleh satuan kilometer.
Tabel 4.34
Perbandingan Jarak Terdekat Dengan Sekolah Tujuan
No Jarak sekolah (f) (%) No Jarak sekolah
Terdekat
(f) (%)
1 1-3km 13 17 1 1-3km 31 41
2 3-5km 59 78 2 3-5km 13 17
3 5-7km 3 4 3 5-7km 4 5
4 >7km 0 0 4 >7km 27 36
Jumlah 75 100 Jumlah 75 100
Sumber: hasil penelitian 2010
Mengacu pada standar jarak dalam kota menurut Chapin dalam
Jayadinata, idealnya lokasi sekolah menengah atas dari tempat tinggal
adalah 20 menit atau 30 menit, hampir 24% lokasi sekolah yang dipilih oleh
90
masyarakat untuk menyekolahkan anaknya tidak ideal jika dilihat dari segi
jarak absolut yaitu lebih dari 3 km.
Pemilihan lokasi sekolah yang jauh bukan karena tidak adanya
sekolah akan tetapi cenderung disebabkan oleh faktor lain diluar faktor jarak
absolut . Jadi masyarakat di kecamatan kalijati lebih memilih sekolah yang
jaraknya lebih jauh dari tempat tinggal.
Keterjangkauan pada umumnya, tergantung pada kondisi permukaan
buminya suatu daerah tersebut selain itu keterjangkauan tersebut akan
berubah perlahan sejalan dengan berkembangnya perkembangan ilmu-ilmu,
seperti Ilmu Ekonomi, Ilmu Komunikasi, Teknologi (IPTEK), dan
Transportasi.
Berdasarkan pedoman wawancara masyarakat Kecamatan Kalijati
memilih menyekolahkan anaknya yang mudah di jangkau, walaupun
sekolah dekat dengan tempat tinggal tetapi masyarakat lebih memilih
menyekolahkan anaknya ke luar kecamatan karena sekolah yang berada di
luar kecamatan lebih mudah di jangkau, dari pada sekolah yang berada di
dalam kecamatan di lihat dari berbagai macam kendala tidak adanya
transportasi, jalan jelek, biaya yang di keluarkan lebih mahal dari pada
sekolah yang di luar kecamatan karena lokasi sekolah tidak berpengaruhi
terhadap pemilihan sekolah menengah atas, dan berbagai macam alasan juga
kenapa masyarakat lebih memilih sekolah di luar kecamatan selain mudah
dijangkau sekolahan tersebut merupakan sekolah favorit, ongkos yang
91
dikeluarkan tidak terlalu mahal walaupun jaraknya lebih jauh tapi kendaraan
atau alat transportasi lancar.
Namun pada kenyataannya dalam perhitungan korelasi product
moment dengan hasil 0,037 artinya “sangat rendah (tak berkorelasi)”
Kemudian untuk menyakinkan bahwa koefisien korelasi hasil perhitungan
mempunyai arti (bermakna). Di uji dengan menggunakan rumus t rumusnya
sebagai berikut:
t= �√���
(���� )
Dengan menggunkan rumus tersebut maka didapat hasil uji t dengan
hasil t lebih kecil dari t tabel distribusi (t=0,093<t1= 1,667) dengan
demikian dapat dijelaskan bahwa ho=p=0 diterima dan ha=p≠0 ditolak.
Berdasarkan uji t diatas keterjangkuan tidak memiliki hubungan dengan
partisipasi masyarakat terhadap pendidikan. Artinya keterjangkuan tidak
mempengaruhi terhadap partisipasi masyarakat terhadap pendidikan karena
walaupun sekolah jauh masyarakat tetap memilih sekolah yang mudah di
jangkau dibandingkan sekolah yang berada di dalam Kecamatan.
2. Latar Belakang Sosial Ekonomi Penduduk
Latar belakang sosial ekonomi dapat mempengaruhi pola pikir
seseorang dalam menghadapi sesuatu. Tinggi tingkat kesadaran masyarakat
akan pentingnya pendidikan bagi anak, menyebabkan seseorang memiliki
kecenderungan atau alasan tertentu yang melatar belakangi dalam pemilihan
92
sekolah. Alasan tersebut muncul karena masyarakat menginginkan agar
anaknya lebih dapat mengembangkan kemampuannya sendiri. Latar
belakang sosial ekonomi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
sebarapa penting masyarakat memandang nilai pendidikan.
a. Pentinggnya Pendidikin Formal Bagi Masyarakat
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan masyarakat, dengan
adanya pendidikan manusia dapat mengembangkan segala potensi yang ada
dalam dirinya, selain itu dengan adanya pendidikan manusia dapat
meningkatkan pengetahuannya maupun keterampilannya (skill). Untuk
mengetahui apakah masyarakat di Kecamatan Kalijati memandang
pentingnya pendidikan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.35
Pendidikan Formal
No Pentingnya Pendidikan formal Frekuensi(f) Presentase(%)
1 Cukup penting 14 19
2 Sangat penting 42 56
3 Penting 15 20
4 Tidak begitu penting 4 5
Jumlah 75 100
Sumber: hasil penelitian 2010
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat memandang
pendidikan formal sebagian besar menjawab sangat penting dan sisanya
menjawab sebagian kecil masyarakat menjawab cukup penting, penting dan
tidak terlalu penting. Hal ini bahwa masyarakat sudah menyadari betapa
pentingnya pendidikan bagi kehidupan sekarang atau kehidupan yang akan
93
datang karena dengan pendidikan dapat mencerdaskan kehidupan bangsa
akan lebih baik lagi dan sumber daya manusia akan berkwalitas lagi.
b. Pengaruh Pendapatan Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam
Pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
Manusia selalu berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya yang tak
pernah terbatas, sedangkan pemenuhan kebutuhannya sangat terbatas.
Kebutuhan tersebut didapat dengan menggunakan biaya dan usaha.
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan pedoman wawancara
setiap responden memiliki tingkatan pendapatan yang berbeda. Semakin
tinggi pendapatan yang mereka miliki, maka semakin baik taraf kehidupan
yang mereka dapatkan. Tingkat pendapatan berpengaruh terhadap pemilihan
sekolah menengah atas.
Hal ini dapat di buktikan dengan hasil perhitungan rumus perhitungan
korelasi product moment dengan hasil 0,689 artinya “kuat” bedasarkan dari
pedoman koefisien korelasi pada tabel koefisien korelasi. Karena apabila
pendapatan tinggi maka masyarakat dapat menyekolahkan anaknya ke
jenjang yang lebih tinggi, sebaliknya masyarakat yang tidak memiliki
penghasilan yang lebih menyekolahkan anaknya semampunya sudah cukup
yang penting anaknya sudah mengecam pendidikan hingga sampai sekolah
menengah atas.
94
Kemudian untuk menyakinkan bahwa koefisien korelasi hasil
perhitungan mempunyai arti (bermakna). Di uji dengan menggunakan
rumus t rumusnya sebagai berikut:
t= �√���
(���� )
Dengan menggunkan rumus tersebut maka didapat hasil uji t dengan
hasil t lebih besar dari t tabel distribusi (t= 11,190>t1= 1,667) dengan
demikian dapat dijelaskan bahwa ho=p=0 ditolak dan ha=p≠0 diterima.
Berarti terdapat hubungan yang kuat pendapatan dengan partisipasi
masyarakat terhadap pendidikan di Kecamatan Kalijati Kabupaten Subang.
Dimana pendapatan sangat mempengaruhi terhadap pendidikan untuk
menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi lagi.
Mata pencaharian merupakan kebutuhan dasar setiap manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya baik kebutuhan sehari-hari ataupun
kebutuhan yang lain setiap mata pencaharian dapat mempengaruhi terhadap
pendapatan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut manusia mencari sumber
mata pencaharian agar tetap dapat bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Mata pencaharian merupakan faktor utama bagi masyarakat terhadap
kebutuhannya karena dari mata pencaharian tersebut kebutuhan mereka
dapat terpenuhi atau tidak, Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnnya
95
bahwa masyarakat di Kecamatan Kalijati hampir sebagian besar sebagai
petani.
D. Pembahasan
Suatu tempat atau wilayah yang berkaitan dengan karakteristik tempat
atau suatu wilayah, karakteristik tempat yang bersangkutan sudah dapat
diabstraksikan lebih jauh. Lokasi relatif memberikan gambaran tentang
keterbelakangan, perkembangan dan kemajuan wilayah yang bersangkutan
dibandingkan dengan wilayah lainnya. lokasi relatif dapat ditinjau dari site
dan situasi (situation). Site adalah semua sifat atau karakter internal dari
suatu daerah tertentu sedangkan situasi adalah lokasi relatif dari tempat atau
wilayah yang bersangkutan yang berkaitan dengan sifat-sifat eksternal suatu
region. (Sumaatmadja, 1981:118)
Lokasi sekolah yang tersebar seharusnya memiliki angka masukan
siswa yang merata dan lebih banyak lagi, masyarakat menyekolahkan
anaknya ke sekolah yang lebih dekat, meskipun pada kenyataanya lokasi
sekolah strategis minat siswa untuk sekolah belum maksimal apalagi
masyarakat yang tempat tinggalnya dekat dengan jalan raya masyarakat
lebih memilih sekolah yang berada di luar Kecamatan dengan alasan ongkos
yang di keluarkan lebih sedikit dibandingkan sekolah yang berada di dalam
Kecamatan berdasarkan analisis hipotesis dapat di peroleh hasil
perhitungan, lokasi tidak berpengaruh terhadap pemilihan sekolah banyak
96
yang memilih sekolah yang berada di luar Kecamatan daripada memilih
yang dekat dengan tempat tinggal.
Berdasarkan hasil perhitungan korelasi product moment di dapat
0,011 artinya pengaruhnya “sangat rendah”. Kemudian untuk menyakinkan
bahwa koefisien korelasi hasil perhitungan mempunyai arti (bermakna).
Maka di uji dengan uji t didapat hasil uji t dengan hasil t lebih kecil dari t
tabel distribusi (t=0,803>t1= 1,667) dengan demikian dapat dijelaskan
bahwa ho=p=0 diterima dan ha=p≠0 ditolak. Dapat disimpulkan lokasi tidak
memiliki hubungan dengan partisipasi masyarakat terhadap pendidikan,
artinya lokasi sekolah tidak mempengaruhi terhadap daya serap siswa, hal
ini terbukti masyarakat di Kecamatan Kalijati lebih memilih sekolah yang
jauh dari rumah karena sekolah tersebut merupakan sekolah pavorit, mudah
di jangkau, jenis transfortasi lancar, frekuensi kendaraan 24 jam dan ongkos
yang di keluarkan lebih murah dibandingkan sekolah yang berada di dalam
kecamatan, walaupun dekat dengan rumah tetapi ongkos yang di keluarkan
lebih besar daripada sekolah di Luar kecamatan dan di tunjang dengan
kualitas sekolah tersebut, karena lokasi yang berada di pelosok akan
memperhambat bagi kelancaran sekolah begitupun dengan transportasi dan
ongkos yang dikeluarkan akan lebih besar walaupun jaraknya dekat.
Jarak merupakan pembatas yang mempunyai sifat alamiah. Jarak
mempunyai kaitan dengan lokasi dan upaya dalam pemenuhan kebutuhan
pokok kehidupan manusia. Jarak dari tempat tinggal dapat menjadi
pertimbangan untuk memilih lokasi sekolah.
97
Lokasi sekolah yang dekat dengan tempat tinggal biasanya menjadi
prioritas dalam pemilihan tempat belajar, sebaliknya lokasi sekolah yang
jauh dari tempat tinggal biasanya menjadi pertimbangan kedua dalam
memilih sekolah.
Faktor jarak menunjukan jauh dekatnya suatu objek untuk dapat
dijangkau. Jarak dapat dibedakan menjadi dua, yaitu jarak absolut yang
ditentukan oleh satuan meter maupun kilometer dan jarak relatif yang
ditentukan oleh faktor lain seperti waktu. (Sumaatmadja,1981:118)
Jarak absolut dalam penelitian ini adalah jarak antara sekolah tujuan
dan sekolah terdekat dengan tempat tinggal siswa yang di tentukan dengan
satuan kilometer. Mengacu pada standar jarak relatif dalam kota. Idealnya
waktu tempuh sampai ke sekolah menengah atas ialah 20 menit atau 30
menit, (Chapin dalam Jayadinata:1999:161)
Pemilihan lokasi sekolah yang jauh bukan karena tidak adanya
sekolah akan tetapi cenderung disebabkan oleh faktor lain diluar faktor jarak
absolut . sehingga masyarakat di Kecamatan Kalijati lebih memilih sekolah
yang jaraknya lebih jauh dari tempat tinggal.
Meskipun lokasi sekolah memiliki jarak yang lebih jauh masyarakat
tetap menyekolahkan anaknya kerena pendidikan merupakan yang
terpenting bagi perkembangan anak. selain itu masyarakat memilih sekolah
di luar kecamatan karena sekolah tersebut merupakan sekolah favorit dan
mudah di jangkau oleh siswa.
98
Kecamatan Kalijati memiliki jumlah penduduk 55.639 jiwa, terdiri
dari jumlah laki-laki 26.676 jiwa dan perempuan 28.963 jiwa. Sedangkan
jumlah penduduk berdasarkan usia masuk sekolah lanjut tingkat akhir
berjumlah 2721 jiwa. Sarana sekolah yang ada di Kecamatan Kalijati untuk
sekolah lanjut tingkat akhir ada lima sekolah, yaitu SMK Angkasa 1 Kalijati
dan SMK Angkasa 2 Kalijati berada di Desa Kalijati Barat, SMA At-
Tawazun Kalijati berada di Desa Kalijati Timur, SMA PGRI Kalijati berada
di Desa Kalijati Timur, dan SMAN 1 Kalijati, berada di Desa Tanggulun
Barat.
Keterjangkauan pada umumnya. Tergantung pada kondisi permukaan
bumi suatu daerah tersebut dan pada umumnya pula, keterjangkauan
tersebut akan berubah perlahan sejalan dengan berkembangnya
perkembangan ilmu-ilmu, seperti Ilmu Ekonomi, Ilmu Komunikasi,
Teknologi (IPTEK), dan Transportasi. Hubungan atau interaksi antar tempat
dapat di capai, baik menggunakan sarana transportasi umum, tradisional,
atau jalan kaki, (Kamil Pasya Gurniwan,2006:111).
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan pedoman
wawancara pada masyarakat yang menyekolahkan anaknya ke sekolah
menengah atas bahwa keterjangkuan suatu tempat tidak berpengaruh
terhadap pemilihan sekolah hal ini masih terkait atau ada hubungannya
dengan faktor jarak, lokasi sekolah bahwa walaupun sekolahnya jauh tetapi
masyarakat di Kecamatan Kalijati lebih memilih sekolah yang berada di luar
Kecamatan terkait dengan kondisi jalan, transportasi karena walaupun
99
sekolah menengah atas lebih dekat dengan tempat tinggal, tetapi waktu
tempuh terkadang membutuhkan waktu yang sangat lama karena sulitnya
transportasi dan ongkos yang di keluarkan lebih besar daripada sekolah
yang berada di luar Kecamatan karena aksesibilitas jalan bagus selain
mudah dijangkau sekolahan tersebut merupakan sekolah favorit, ongkos
yang dikeluarkan tidak terlalu mahal walaupun jaraknya lebih jauh tetapi
kendaraan atau alat transportasi lancar.
Berdasarkan hasil perhitungan dan hasil penelitian yang di lakukan
keterjangkuan suatu tempat atau lokasi sekolah tidak mempengaruhi
terhadap partisipasi masyarakat terhadap pendidikan karena walaupun jarak,
waktu tempuh tidak masalah karena masyarakat lebih memilih sekolah yang
mudah di jangkau walaupun sekolahnya lebih jauh dari pada sekolah yang
berada di dalam Kecamatan. Masyarakat di Kecamatan Kalijati lebih
memilih sekolah yang berada di luar Kecamatan dengan alasan sekolah
tersebut mudah di jangkau, sekolah favorit dan anaknya menginginkan
masuk sekolah ke sekolah tersebut dan ongkos yang di keluarkan lebih irit.
Latar belakang pendidikan biasanya dapat mempengaruhi terhadap
pemilihan lokasi sekolah, berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan
pedoman wawancara. Masyarakat yang menyekolahkan anaknya ke sekolah
menengah atas mayoritas memiliki penghasilan diatas upah minimum
berkisar sebagian besar pendapatannya mencapai Rp500.000 sampai Rp
1.500.000 Dapat disimpulkan bahwa masyarakat yang menyekolahkan
anaknya ke sekolah menengah atas memiliki penghasilan mencukupi untuk
100
memenuhi kebutuhan sehari-hari dan pendidikan. Masyarakat yang
memiliki mata pencaharian sampingan hanya 28orang.
Transportasi merupakan hal yang paling penting bagi kelancaran
menuju sekolah menengah atas, berdasarkan hasil penelitian mayoritas
masyarakat mengeluarkan biaya transportasi untuk pendidikan berkisar
antar Rp 2000 sampai Rp 8000. Berdasarkan analisis pendapatan
masyarakat, Semakin besar peluang menyekolahkan anak karena biaya
transportasi bisa tercukupi hal ini menunjukan bahwa taraf kehidupan
mereka semakin baik pula. (Payaman, 1997:34)
Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari berdasarkan hasil penelitian
yang di lakukan kepada masyarakat di Kecamatan Kalijati yang
menyekolahkan anaknya ke sekolah menengah atas hampir sebagian besar
menjawab tidak mencukupi.
Berdasarkan hasil perhitungan rumus perhitungan korelasi product
moment dengan hasil 0,689 artinya “kuat” berdasarkan dari pedoman
koefisien korelasi pada tabel koefisien korelasi. Bahwa pendapatan
mempengaruhi terhadap partisipasi masyarakat terhadap pendidikan di
Kecamatan Kalijati karena apabila pendapatan tinggi maka masyarakat
dapat menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi, sebaliknya
masyarakat yang tidak memiliki penghasilan yang lebih, masyarakat
menyekolahkan anaknya semampunya sudah cukup yang penting anaknya
sudah mengecam pendidikan hingga sampai sekolah menengah atas,
(Payaman, 1997:34).
101
Cara orang tua melatih anak untuk menguasai cara-cara mengurus diri,
Sikaf orang tua sangat mempengaruhi perkembangan anak Peranserta
keluarga sangat mempengaruhi juga terhadap pendidikan anak, (Hasbullah,
1999:8).
Kemudian untuk menyakinkan bahwa koefisien korelasi hasil
perhitungan mempunyai arti (bermakna). Di uji dengan uji t maka didapat
dengan hasil t lebih besar dari t tabel distribusi (t= 11,190>t1= 1,667)
dengan demikian dapat dijelaskan bahwa ho=p=0 ditolak dan ha=p≠0
diterima. Berarti terdapat hubungan yang kuat pendapatan dengan
partisipasi masyarakat terhadap pendidikan di Kecamatan Kalijati
Kabupaten Subang.
Tingkat pendapatan berpengaruh terhadap pemilihan sekolah
menengah atas. Hal ini sesuai dengan yang di kemukakan oleh (Payaman,
1997:21). Karena semakin besar pendapatan yang di peroleh maka semakin
besar pula kesempatan masyarakat tersebut dapat menyekolahkan anaknya
ke jenjang yang lebih tinggi lagi agar anak tersebut dapat berhasil.
Dan berdasarkan penelitian masyarakat di Kecamatan Kalijati bentuk
partisipasi masyarakat terhadap pendidikan tinggi hal ini dapat di lihat
dalam partisipasi masyarakat turut serta mengambil bagian dalam suatu
kegiatan dan turut memanfaatkan serta menikmati hasil yang di capai,
(Margono, 1995:80), hal ini sesuai dengan masyarakat ikut berpartisipasi
dalam kegiatan sekolah dan datang menghadiri undangan dari sekolah dan
102
memberikan sumbangan. Berdasarkan penelitian yang di lakukan
masyarakat dalam bentuk partisipasi masyarakat untuk sekolah hampir
sebagian besar memberikan uang karena uang lebih dibutuhkan dan praktis
dari pada bentuk partisipasi yang lain misalnya tenaga, pikiran, harta benda
walaupun ada yang memberikan sumbangan tersebut namun hanya beberapa
orang, (Pasaribu dan Simanjuntak, 1986:265).
Tingkat pendidikan tercermin pada setiap mata pencaharian yang
dimiliki masyarakat yang ada di Kecamatan Kalijati untuk menyekolahkan
anaknya ke sekolah menengah atas berdasarkan hasil penelitian kepada
masyarakat dijelaskan bahwa masyarakat Kecamatan Kalijati yang
menyekolahkan anaknya ke sekolah menengah atas hampir setengahnya
sebagai anak petani, dagang/wiraswasta, sebagian kecil anak PNS,
ABRI/POLRI dan pekerjaan lainnya meliputi sebagai ojeg ataupun
pengrajin sebagai mata pencaharian.
Masyarakat di Kecamatan Kalijati dalam bentuk partisipasi terhadap
pandidikan tinggi dilihat dari bentuk partisipasi masyarakat yang di berikan
dan hampir sebagian besar masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan
sekolah untuk menunjang keberhasilan sekolah tersebut.
Mata pencaharian dengan pendapatan sangat berhubungan karena
pendapatan dapat dilihat dari mata pencaharian, hal ini terkait dengan
hubungan pendidikan dan produktivitas tercermin dalam tingkat penghasilan
kerena pendidikan lebih tinggi mengakibatkan produktivitas kerja yang