sabung ayam pada masyarakat bali kuno … pengesahan skripsi dengan judul “sabung ayam pada...
TRANSCRIPT
SKRIPSI
SABUNG AYAM PADA MASYARAKAT BALI KUNO
ABAD IX – XII
OLEH
I WAYAN GEDE SAPUTRA K.W
1001405017
PROGRAM STUDI ARKEOLOGI
FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
SABUNG AYAM PADA MASYARAKAT BALI KUNO
ABAD IX – XII
Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian Fakultas Sastra dan Budaya Universitas
Udayana guna memenuhi salah satu syarat untuk menempuh ujian sarjana dalam
bidang Arkeologi
OLEH
I WAYAN GEDE SAPUTRA K.W
1001405017
PROGRAM STUDI ARKEOLOGI
FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Sabung Ayam Pada Masyarakat Bali Kuno
Abad IX-XII” ini telah diujikan di depan Panitia Ujian Skripsi dan telah
dinyatakan lulus serta diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana Arkeologi, pada tanggal 14 September 2015.
Ketua
Sekretaris
Dr. Drs. I Ketut Setiawan, M. Hum Drs. I Nyoman Wardi, M.Si
NIP. 19580228 198503 1 003 NIP. 19601231 198803 1 006
KATA PENGANTAR
“Om Swastiastu”
“ Om Ano Bhadrah Kratavo Yantu Visvatah…,
Tanme Manah Siva Samkalyam Astu”
( Rg. Veda I. 89. 1)
‘Semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru…,
Semoga pikiran kita diarahkan Tuhan kepada yang baik’
Penulis panjatkan puja dan puji syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi
Wasa karena atas berkat dan rahmat-Nya skripsi yang berjudul Sabung Ayam
Masa Bali Kuno Abad IX-XII dapat terselesaikan. Skripsi ini disusun sebagai
salah satu syarat yang wajib diselesaikan guna memperoleh gelar sarjana pada
bidang ilmu Arkeologi di Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana.
Penulis mengalami berbagai kendala dan masalah selama proses
penyusunan skripsi ini, baik dalam hal mengumpulkan literature maupun dalam
hal menganalisis data selama proses penyusunan skripsi. Kendala tersebut terjadi
karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki penulis. Penulis berharap,
kekurangan dan kelemahan skripsi ini perlu mendapat kritik maupun saran yang
sifatnya membangun. Penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat
memberikan sumbangan dalam bidang ilmu arkeologi maupun perkembangan
sejarah di Bali.
Skripsi ini dapat terselesaikan tidak terlepas dari bimbingan, doa,
dukungan, serta bantuan dari berbagai pihak. Penulis menyampaikan terimakasih
kepada mereka yang telah berjasa :
1. Bapak Prof. Dr. I Wayan Cika, M.S. Selaku Dekan Fakultas Sastra dan
Budaya Universitas Udayana beserta staff yang telah membantu dalam
penyediaan sarana dan prasarana pendidikan.
2. Bapak Drs. I Wayan Srijaya, M.Hum. selaku Ketua Program Studi
Arkeologi yang telah memberikan dukungan serta fasilitas kepada
penulisn selama menjadi mahasiswa arkeologi.
3. Ibu Ni Ketut Puji Astiti Laksmi, S.S., M.S.i. selaku Pembimbing
Akademik yang merupakan orang tua penulis selama bangku perkuliahan
yang dengan sabar dan bijaksana selalu memberikan bimbingan,
dukungan, serta bantuan jika penulis mengalami kendala selama proses
pendidikan ilmu arkeologi.
4. Bapak Dr. Ketut Setiawan. selaku Pembimbing I yang telah banyak
memberikan petunjuk, saran, serta bantuan literatur kepada penulis selama
proses penyusunan hingga penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Drs. I Nyoman Wardi, M.Si. selaku pembimbing II yang telah
member masukan dan semangat kepada penulis selama proses penyusunan
proposal hingga penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak/Ibu dosen Program Studi Arkeologi Fakultas Sastra dan Budaya
Universitas Udayana yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang
selama penulis menjadi mahasiswa telah banyak memberikan ilmu
pengetahuannya.
7. Orang tuaku tercinta Bapak I Nyoman Joniarsa, S.T serta ibu Ni Nengah
Sari, S.Ag. yang dengan segala keterbatasan tak pernah berhenti
memberikan dukungan moril serta materil kepada penulis, dan juga
dengan sabar memberikan semangat saat penulis mulai putus asa dalam
proses penyusunan skripsi ini.
8. Sahabat serta saudara-saudaraku, Arik Kesumapuja, Fondra, Gusti Agung
Pt. Retno, Nyoman Purwadita, Made Suwardika, Anugrah Singarimbun,
Hendy Lila Winarta, Fondra, Akbar, Miasih, Andriyani, Dewi Wahyuni,
Bayu, Ayik, Desi, Dayu Bunga, Arga Arif Pratama, Gung Swabawa, yang
telah banyak memberikan semangat, motivasi, bantuan, dan hiburan-
hiburan suka duka selama penulis menjadi mahasiswa arkeologi. Jasa-jasa
kalian tak akan pernah penulis lupakan dan semoga hubungan baik ini tak
akan pernah terputus.
9. Rekan-Rekan HMPS WARMA (Warga Mahasiswa Arkeologi) yang
pernah member kepercayaan sebagai koordinator konsumsi selama POSA
masa 2012. Terima kasih atas segala kepercayaan, dukungan serta
pengalaman berharga yang telah penulis dapatkan. Segalanya tak akan
pernah penulis lupakan dan akan menjadi kenangan indah tersendiri di hati
penulis.
10. Rekan-rekan UKM kesenian SSS (Satyam Siwam Sundaram) Fakultas
Sastra dan Budaya Universitas Udayana yang sekian lama telah menjadi
teman dalam ikatan persaudaraan kesenian Fakultas Sastra dan Budaya,
mengajarkan dan berbagi ilmu dalam kesenian klasik serta menambah
keluarga baru di lingkungan kampus. Semoga tetap utuh dan konsisten
melestarikan kesenian melalui berbagai event dan lomba pada masa-masa
berikutnya.
11. Bapak/Ibu serta staff pegawai BPCB (Balai Pelestarian Cagar Budaya)
Gianyar Wilayah Kerja Provinsi Bali, NTB, NTT yang telah banyak
memberikan dukungan, bantuan, pembelajaran serta permalukmannya
selama penulis menyelesaiakan masa studi.
12. Bapak/Ibu serta staff pegawai BALAR (Balai Arkeologi) Denpasar
Wilayah Kerja Provinsi Bali, NTB, NTT yang juga telah memberikan ilmu
pengetahuannya selama proses perkuliahan di program studi arkeologi
yang telah banyak memberikan sumbangsih ilmu baru selama menjadi
mahasiswa arekologi.
13. Teman, rekan dan saudara yang telah membantu penulis namun tidak
dapat penulis sebutkan satu-persatu terimakasih atas segala kebaikannya
hingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Tidak lupa penulis mohon maaf atas segala kesalahan yang pernah
dilakukan baik dengan disengaja maupun tidak.
“Om Santih, Santih, Santih, Om”
Denpasar, 25 Juni 2015
Penulis
ABSTRAK
Sabung ayam merupakan tradisi unik yang erat kaitannya dengan
kehidupan sosial agama masyarakat Hindu Bali. Kegiatan ini sangat sering dan
lumrah ditemui pada kehidupan masyarakat Bali. Terkait kegiatan ini sebenarnya
masih banyak yang dipermasalahkan, salah satunya yang mungkin sering
dipertanyakan publik adalah tentang kapan kemunculan dan bagaiamana kegiatan
sabung ayam di masa lalu. Hal tersebutlah yang dijadikan sebagai acuan guna
mengungkap dan merekonstruksi bagaimana sesunguhnya kegiatan sabung ayam
di masa lalu. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui kapan kemunculan
sabung ayam, apa fungsi sabung ayam pada masa Bali Kuno, dan bagaimana
kemudian perkembangan sabung ayam masa modern kini.
Pada penelitian ini menggunakan beberapa metode pengumpulan data,
analisis data, dan teori untuk memecahkan permasalahan. Metode pengumpulan
data yang digunakan adalah observasi, studi pustaka, dan wawancara. Pada
tahapan selanjutnya data diolah dengan menggunakan analisis kualitatif, analisis
komparatif dan analisis etnoarkeologi. Teori yang digunakan sebagai dasar acuan
dalam penelitian ini adalah teori evolusi budaya universal dan teori struktur
fungsional. Hasil penelitian ini mengindikasikan jika kegiatan sabung ayam baru
dikenal oleh masyarakat Bali masa lalu pada abad ke-10, ditandai dengan
disebutkannya istilah lagan sawung pada prasasti Sembiran A.I. Fungsi sabung
ayam pada masa Bali Kuno dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu, fungsi obyek
pajak, fungsi anugrah atau hadiah raja, dan fungsi sarana pelengkap ritual.
Perkembangan sabung ayam pada masa modern ini, nampaknya berkembang
menjadi bentuk yang kompleks. Sabung ayam dalam bentuk tabuh rah hanya
menglami perubahan pada adaptasi taruhan dalam pelaksanaan, sedangkan sabung
ayam dalam bentuk tajen mengalami perubahan dinamis baik dari segi
pelaksanaan, waktu, maupun pada taji dan ayam yang digunakan.
Kata kunci: Sabung ayam, Kemunculan, Fungsi sabung ayam, Perkembangan.
ABSTRACT
Cockfighting is a unique tradition that is closely related to the social life
of Balinese Hindu religious community. These activities are very frequent and
commonplace found in Balinese life. Related to this activity is still a lot of
question, one that perhaps the public is often questioned about when the
appearance and how your activities in the past cockfights. That matter is used as
a reference in order to uncover and reconstruct how actually means cockfighting
activities in the past. The aim of this study was to find out when the emergence of
cockfighting, what function cockfight at the time of ancient Bali, and how later
developments cockfighting modern times now.
In this study, using several methods of data collection, data analysis,
and theory to solve problems. Data collection methods used were observation,
literature, and interviews. In the next stage the data is processed by using a
qualitative analysis, comparative analysis and analysis ethno archaeology. The
theory used as the basis of this research is the universal theory of cultural
evolution and the theory of functional structures. Results of this study indicate if
new cockfighting activity known by the people of Bali the past in the 10th century,
marked by the mention of the term lagan Sawung the inscription Sembiran AI
Function cockfight at the time of ancient Bali can be grouped into three, namely,
the function of tax object, grace or gift king function, and the function of
complementary means of ritual. The development of cockfighting in modern times,
seems to evolve into complex forms. Cockfighting in the form of tabuh rah only
has changes in the implementation of adaptation bets, while cockfighting in the
form tajen undergo dynamic changes both in terms of execution, time, and on
spurs and chicken used.
Keywords: Cockfighting, Occurrences, Functions cockfighting, Development.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………… i
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………. ii
LEMBAR PERNYATAAN…………………………………………………… iii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………. iv
ABSTRAK……………………………………………………………………. viii
ABSTRACT………………………………………………………………….. ix
DAFTAR ISI ………………………………………………………………… x
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………... xiv
TANDA EJAAN …………………………………………………………….. xv
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang ……………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………... 5
1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………….... 5
1.3.1 Tujuan Umum ……………………………………... 5
1.3.2 Tujuan Khusus ……………………………………. 6
1.4 Manfaat Penelitian ……………………………………… 6
1.4.1 Manfaat Teoritis ………………………………….. 6
1.4.2 Manfaat Praktis ………………………………........ 7
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ………………………………. 8
1.5.1 Ruang Lingkup Objek …………………………….. 8
1.5.2 Ruang Lingkup Permasalahan ……………………. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI,
DAN MODEL PENELITIAN ...…………………………………... 11
2.1 Tinjauan Pustaka …………………………………………. 11
2.2 Konsep …………………………………………………… 17
2.2.1 Tradisi Sabung Ayam ……………………………… 18
2.2.2 Fungsi Sabung Ayam ……………………………… 19
2.2.3 Masyarakat Bali Kuno ……………………………. 19
2.2.4 Data Prasasti ………………………………………. 20
2.2.5 Tajen ………………………………………………. 21
2.2.6 Tabuh Rah …………………………………………. 22
2.3 Landasan Teori …………………………………………….. 22
2.3.1 Teori Fungsionalisme Struktural …………………… 23
2.3.2 Teori Evolusi Budaya ………………………………. 24
2.4 Model Penelitian …………………………………………… 27
BAB III METODE PENELITIAN …………………………………………. 29
3.1 Rancangan Penelitian …………………………………………. 29
3.2 Lokasi Penelitian ……………………………………………… 29
3.3 Jenis dan Sumber Data …………………………………………. 30
3.3.1 Jenis Data ………………………………………………... 30
3.3.2 Sumber Data …………………………………………… 31
3.3.2.1. Data Primer ……………………………………. 32
3.3.2.2. Data Sekunder …………………………………. 32
3.4 Instrument Penelitian ………………………………………….. 32
3.5 Metode Pengumpulan Data ……………………………………. 33
3.5.1 Studi Pustaka ……………………………………………. 33
3.5.2 Observasi ……………………………………………….. 34
3.5.3 Wawancara ……………………………………………… 34
3.6 Teknik Analisis Data ………………………………………….. 35
3.6.1 Analisis Kualitatif ………………………………………. 36
3.6.2 Analisis Komparatif ...…………………………………… 36
3.6.3 Analisis Etnoarkeologi …………………………………. 37
3.7 Penyajian Hasil Penelitian …………………………………….. 38
BAB IV GAMBARAN UMUM SABUNG AYAM ………………………... 40
4.1 Pengertian …..………………………………………………….. 40
4.2 Bentuk dan Jenis ……………………………………………….. 43
4.2.1 Tabuh Rah ……………………………………………… 44
4.2.2 Tajen …………………………………………………… 46
4.3 Sarana dan Prasarana …………………………………………... 47
4.4 Fungsi ………………………………………………………….. 49
4.5 Pelaku atau Aktor …………………………………………….. 51
4.6 Upacara dan Upakara ………………………………………… 52
4.7 Aturan-Aturan dan Peraturan ………………………………… 53
BAB V KEMUNCULAN DAN FUNGSI SABUNG AYAM MASA BALI
KUNO ……………………………………………………………… 56
5.1 Kemunculan Sabung Ayam …………………………………... 56
5.2 Fungsi Sabung Ayam Masa Bali Kuno ……………………….. 73
5.2.1 Sabung Ayam obyek Pajak ……………………………..... 76
5.2.1 Sabung Ayam Sebagai Hadiah Raja …………………….. 79
5.2.2 Sabung Ayam Sebagai Sarana Upacara ………….……... 81
BAB VI PERKEMBANGAN SABUNG AYAM ……………..…………… 99
6.1 Sabung Ayam Masa Kini ……………….………………….. 99
6.2 Tajen Dalam Perjudian Masa Modern ..…………………… 138
BAB VII PENUTUP ………………………………………………………… 156
7.1 Simpulan …………………………………………………… 156
7.2 Saran ………………………………………………………... 161
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 162
LAMPIRAN-LAMPIRAN ……………………………………………………. 163
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Lampiran Foto … .................................................. 166
Lampiran 2. Daftar Pertanyaan Wawancara ............................. 170
Lampiran 3. Biodata Informan .................................................. 172
Lampiran 4. Kutipan Alih Aksara dan Bahasa
Prasasti Dalung …………………………………... 175
Lampiran 5. Tabel Prasasti ……………………………………. 183
Lampiran 6. Daftar Kata (Glosarium) ....................................... 184
TANDA EJAAN
...... = tanda vokal panjang (dirga), tanda perpanjangan ucapan pada
vokal
“...” = kutipan bagian teks
‘...’ = arti kutipan suatu teks dalam bahasa Indonesia
(...) = kata-kata tambahan yang berupa tafsiran
ç = ç lingual, diucapkan seperti
ḍ = ḍ lingual, diucapkan seperti d pada kata ‘tanda’ (bahasa
Indonesia)
e = e taling, diucapkan seperti e pada kata ‘nenek’ (bahasa
Indonesia)
ĕ = e pĕpĕt, diucapkan seperti e pada kata ‘lemah’ (bahasa
Indonesia)
ñ = diucapkan seperti ny pada kata ‘nyanyi’ (bahasa Indonesia)
ņ = ņ lingual, diucapkan seperti n pada kata ‘janda’ (bahasa
Indonesia)
ś = ś palatal, diucapkan seperti sh pada kata ‘shop’ (bahasa Inggris)
ş = ş lingual, diucapkan seperti s pada kata ‘jaksa’ (bahasa
Indonesia)
ŗ = repa, diucapkan seperti rĕ/ri pada kata ‘Kresna/Krisna’ (nama tokoh
wayang)
ö = e taling matedong yang diucapkan seperti o pada kata ‘foto’ (bahasa
Indonesia)