sajian kasus 2
DESCRIPTION
stase anakTRANSCRIPT
Toshiba
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
ANAMNESIS
Nama : An. CJenis Kelamin : PerempuanUmur : 9 bulan
Ruang : Melati
Kelas : 3
Nama lengkap : An. C Jenis Kelamin : PerempuanTempat dan tanggal lahir : Karanganyar, 25/12/2013 Umur : 9 bulan
Nama Ayah : Tn. J Umur : 33 tahun
Pekerjaan ayah : Wiraswasta Pendidikan ayah : SMPNama ibu : Ny. S Umur : 28 tahun
Pekerjaan ibu : Ibu Rumah Tangga Pendidikan ibu : SMPAlamat : Banyak 2/2, JatiHarjoMasuk RS tanggal : 16 Juli 2014 Jam 11.30 Diagnosis masuk : Obs. Anemia
Dokter yang merawat : dr. Elief Rohana, Sp.A, M,kes Ko Asisten : Aulia Luthfi Kusuma, S. Ked
Tanggal : 17 Juli 2014 Alloanamnesis di Bangsal Melati
KELUHAN UTAMA : Tidak mau makan
KELUHAN TAMBAHAN : Lemas, batuk, pucatRiwayat penyakit sekarang
3 HSMRS :
Pasien tidak mau makan (+), tubuh terlihat pucat (+), rewel(+),minum (+),muntah (-),batuk (+), pilek (-), sesak (-), BAB (+), BAK (+) , Keluhan lain : benjolan di leher (-), mimisan (-), bintik merah pada kulit (-).1 HSMRS :
Nafsu makan semakin menurun (+), tubuh terlihat pucat (+), rewel (+), muntah (-), batuk (+), pilek (-),sesak (-), minum (+), BAB (+), BAK (+). Keluhan lain : benjolan di leher (-), mimisan (-), gusi berdarah (-), bintik merah pada kulit (-).HMRS : Pasien dibawaIGD kiriman poli anak dengan Anemia keluhan bayi terlihat pucat (+), nafsu makan menurun (+),rewel (+), muntah (-),minum (+),BAB (+), BAK (+). Keluhan lain : benjolan di leher (-), mimisan (-), gusi berdarah (-), bintik merah pada kulit (-).Riwayat penyakit dahulu
Riwayat sakit serupa : disangkal
Riwayat asma
: disangkal
Riwayat kejang tanpa demam : disangkal
Riwayat kejang dengan demam : disangkal
Riwayat batuk pilek sebelumnya: disangkal
Riwayat batuk lama
: disangkal
Riwayat alergi
: disangkal
Riwayat penyakit pada keluarga
Riwayat sakit serupa : disangkal
Riwayat batuk pilek : disangkalRiwayat asma : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat penyakit pada lingkungan
Riwayat sakit serupa : disangkal
Riwayat batuk pilek : disangkal
Riwayat perokok : disangkalRiwayat kontak dengan penderita dengan gejala yang sama : disangkal
Kesan : Riwayat dahulu tidak ada, riwayat keluarga tidak ada, riwayat lingkungan tidak ada.Pohon Keluarga
Keterangan :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Pasien
RIWAYAT PRIBADI
Riwayat kehamilan dan persalinan
Riwayat kehamilan ibu pasien
Ibu G2P2A0 Hamil saat usia 27 tahun. Ibu memeriksakan kehamilannya rutin ke bidan, Ibu tidak pernah mual dan muntah berlebihan, tidak ada riwayat trauma maupun infeksi saat hamil, sesak saat hamil (-), merokok saat hamil (-), kejang saat hamil (-). Ibu hanya minum obat penambah darah dan vitamin dari bidan. Tekanan darah ibu dinyatakan normal. Berat badan ibu dinyatakan normal dan mengalami kenaikan berat badan selama kehamilan. Perkembangan kehamilan dinyatakan normal.
Riwayat persalinan ibu pasien
Ibu melahirkan pasien dibantu oleh bidan, umur kehamilan 9 bulan, persalinan normal, presentasi kepala, bayi langsung menangis dengan berat lahir 2500 gram, tidak ditemukan cacat bawaan saat lahir.
Riwayat paska lahir pasien
Bayiperempuan BB 2500 gram, setelah lahir langsung menangis, gerak aktif, warna kulit kemerahan, tidak ada demam atau kejang. ASI keluar hari ke-3, bayi dilatih menetek dari hari pertama keluar ASI.
Kesan : Riwayat ANC baik, riwayat persalinan baik, riwayat PNC baik.
Riwayat makanan
0-9bulan : ASI, susu formula, bubur susu.Kesan : Pasien mendapat ASI , dan makanan yang cukup.Riwayat perkembangan dan kepandaian
Motorik KasarMotorik HalusBahasaPersonal SosialTengkurap
(8 bulan)
Memegang benda (5 bulan)
Menoleh ke sumber suara ( 4 bulan)
Tersenyum
(2 bulan)
Merangkak
(8 bulan)
Mengoceh (6 tahun)
Kesan : Terdapat keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan. Riwayat Vaksinasi
VaksinIIIIIIIVHepatitis B
0 hari
2 bulan
6 bulan
-
BCG
1 bulan
-
-
-
DPT
2 bulan
4 bulan
6 bulan
-
Polio
1 bulan
2 bulan
4 bulan
6 bulan
Campak
9 bulan
-
-
-
Kesan : Imunisasi dasar lengkap sesuai PPI (diberikan combo (DPT + hepatitis B) pada bulan ke 2Sosial, ekonomi, dan lingkungan
Sosial dan ekonomi
Ayah (33 tahun, wiraswasta) dan ibu (27 tahun, ibu rumah tangga) penghasilan keluarga Rp 1.000.000,00/bulan (keluarga merasa cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari).
Lingkungan
Pasien tinggal bersama ayah, ibu, kakak dan neneknya . Rumah terdiri dari ruang tamu, dapur, 3 kamar tidur, dan 1 kamar mandi. WC menyatu dengan kamar mandi. Sumber air berasal dari PAM. Air minum menggunakan air PAM yang direbus. Atap terbuat dari genteng, dinding dari semen, lantai rumah dari semen. Ventilasi udara dan penerangan cukup. Tidak terdapat pabrik disekitar rumah.
Kesan : keadaan sosial ekonomi cukup & kondisi lingkungan rumah kurang.
Anamnesis sistem
Cerebrospinal : sakit kepala (-), kejang (-), delirium (-)
Kardiovaskuler : demam (-), sianosis (-), keringat dingin (-)
Respiratori : batuk (+), pilek (-), nyeri tenggorokan (-), sesak (-)
Gastrointestinal : mual (-), muntah (-), nyeri perut (-), BAB (+)
Urogenital : BAK (+).Muskuloskeletal : kelainan bentuk (-), nyeri sendi (-), nyeri otot (-), bengkak (-)
Integumentum : bintik merah (-), ikterik (-)
Kesan : Terdapat masalah pada sistem dan respiratori.
PEMERIKSAAN
JASMANINama : An. CJenis Kelamin : PerempuanUmur : 9 bulan
Ruang : Melati
Kelas : 3
PEMERIKSAAN OLEH Aulia Luthfi Kusuma, S.Ked Tanggal 17 Juli 2014 Jam 09.00
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Baik, compos mentis
Vital Sign
HR : 110 /menit
RR : 34/menit
Suhu : 36,4 C
Status Gizi
BB : 5,2 kg
TB : 62 cm
BMI : 13,5
Kesimpulan : status gizi kurang (menurut WHO).
PEMERIKSAAN KHUSUS
Kulit : bintik merah (-), ikterik (-)
Kepala : ukuran normocephal, rambut cepak warna hitam, lurus, jumlah cukup
Mata : mata cowong (-), ca (+/+-), si (+/+), reflek cahaya (+/+), pupil isokor
Hidung : sekret (-/-), epistaksis (-/-), nafas cuping hidung (-/-)
Mulut : mukosa bibir kering (-), sianosis (-), lidah tifoid (-)
Leher : pembesaran limfonodi leher (-), massa (-) kaku kuduk (-)
Thorax : simetris, retraksi (-), ketinggalan gerak (-)
Cor
Inspeksi: ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis kuat angkat
Perkusi : batas kanan atas : SIC II linea parasternalis dextra
batas kanan bawah : SIC IV linea parasternalis dextra
batas kiri atas: SIC II linea parasternalis sinistra
batas kiri bawah: SIC V linea midclavicula sinistra
Auskultasi : BJ I-II normal reguler (+), bising jantung (-)
Paru
Pemeriksaan
Kanan
Kiri
Depan
Inspeksi
Simetris
Ketinggalan gerak (-)
Retraksi dinding dada (-)
Simetris
Ketinggalan gerak (-)
Retraksi dinding dada (-)
Palpasi
Fremitus (n) massa (-)
Fremitus (n) massa (-)
Perkusi
Sonor (+)
Sonor (+)
Auskultasi
SDV (+), Rh (-), Wh (-)
SDV (+), Rh (-), Wh (-)
Belakang
Inspeksi
Simetris
Ketinggalan gerak (-)
Simetris
Ketinggalan gerak (-)
Palpasi
Fremitus (n)
massa (-)
Fremitus (dan)
massa (-)
Perkusi
Sonor (+)
Sonor (+)
Auskultasi
SDV (+), Rh (-), Wh (-)
SDV (+), Rh (-), Wh (-)
Kesan : Kepala dan sistem yang lain dalam batas normal.Abdomen
Inspeksi
: distended (-), sikatrik (-), purpura (-)
Auskultasi
: peristaltik dbn
Perkusi
: timpani (+)
Palpasi
: turgor kulit baik, nyeri tekan (-)
Hepar
: tidak teraba membesar
Lien
: tidak teraba membesar
Anogenital
: tidak ada kelainan
Kesan : Tidak terdapat kelainan pada abdomen .
Ekstremitas : akral hangat (+), deformitas (-), kaku sendi (-), sianosis (-), edema (-)
Tungkai
Lengan
Kanan Kiri
Kanan
Kiri
Gerakan : bebas bebas
bebas
bebas
Tonus : normal normal normal normal
Trofi : entrofi eutrofi
eutrofi
eutrofi
Klonus Tungkai : (-)
(-)
(-) (-)
Reflek fisiologis : biceps (+) normal, triceps (+) normal, reflek patella (+) normal
achiles (+) normal
Refleks patologis : babinski (-), chaddock (-), oppenheim (-), gordon (-), rosolimo (-)
Meningeal Sign : kaku kuduk (-), brudzinski I (-), brudzinski II (-), brudzinski III (-)
brudzinski IV (-)
Sensibilitas : dalam batas normal
Kesan : extremitas superior et inferior dalam batas normal
PEMERIKSAAN LABORATORIUM DARAH RUTIN DAN KIMIA DARAH
(16 Juli 2014)
No
Parameter
Jumlah
Satuan
Nilai Rujukan
1.
Leukosit
13.0uL
5000-10000 /uL
2.
Eritrosit
2.00 uL
4,0-5,5 / uL
3.
Hemoglobin
5.6gr/dl
11,5-13,5 g/dl
4.
Hematokrit
15.2%
40-48%
5.
MCV
76.0femtoliter
82-92 fl
6.
MCH
28.0
Pikograms
27-31 pg
7.
MCHC
36.8
g/dl
32-36 g/dl
8.
Trombosit
272
uL
150.000-300.000/uL
9.
Limfosit
71.6 %
25-40%
10.
Monosit
8.73F3%
3.0-9.0%
Kesan : Terdapat peningkatan Leukosit dan penurunan hemoglobin.(19 Juli 2014)
No
Parameter
Jumlah
Satuan
Nilai Rujukan
1.
Leukosit
11.3uL
5000-10000 /uL
2.
Eritrosit
4.34 uL
4,0-5,5 / uL
3.
Hemoglobin
11.1gr/dl
11,5-13,5 g/dl
4.
Hematokrit
34,4
%
40-48%
5.
MCV
79.0femtoliter
82-92 fl
6.
MCH
25.6
Pikograms
27-31 pg
7.
MCHC
32.4
g/dl
32-36 g/dl
8.
Trombosit
129
uL
150.000-300.000/uL
9.
Limfosit
26.8 %
25-40%
10.
Monosit
4,9
%
3.0-9.0%
Kesan : Terdapat peningkatan kadar leukosit.
RINGKASAN ANAMNESIS
3 HMRS : Pasien tidak mau makan (+), tubuh terlihat pucat (+), rewel(+),minum (+),muntah (-),batuk (+), pilek (-), sesak (-), BAB (+), BAK (+) , Keluhan lain : benjolan di leher (-), mimisan (-), bintik merah pada kulit (-).1 HMRS :Nafsu makan semakin menurun (+), tubuh terlihat pucat (+), rewel (+), muntah (-), batuk (+), pilek (-),sesak (-), minum (+), BAB (+), BAK (+). Keluhan lain : benjolan di leher (-), mimisan (-), gusi berdarah (-), bintik merah pada kulit (-).HMRS : Pasien dibawa IGD kiriman poli anak dengan Anemia keluhan pada bayi terlihat pucat (+), nafsu makan menurun (+),rewel (+), muntah (-),minum (+),BAB (+), BAK (+). Keluhan lain : benjolan di leher (-), mimisan (-), gusi berdarah (-), bintik merah pada kulit (-).Tidak Terdapat riwayat penyakit pada keluarga dan lingkungan yang ditularkan pada pasien. Pasien mendapatkan ASI sampai sekarang.Riwayat ANC baik, persalinan spontan, riwayat PNC baik.Terdapat keterlambatan perkembangan dan kepandaian baik.Imunisasi dasar lengkap berdasarkan PPI, sesuai usia pasien saat ini.Keadaan sosial ekonomi cukup & kondisi lingkungan rumah kurang. RINGKASAN PEMERIKSAAN FISIK
KU: baik, compos mentisVital sign :Nadi 110 /menit, RR 34/menit, Suhu : 36,4 C
Status gizi kurang menurut WHOKulit : dalam batas normalKepala : ca (-/-), si (-/-) Leher : PKGB (-/-)Pemeriksaan thorax : SDV (+/+), ronkhi (-/-), weezing (-/-)Abdomen : bintik merah (-), ikterik (-)Extremitas superior et inferior dan status neurologis dalam batas normalLABORATORIUM
Darah Rutin : Pada pemeriksaan awal penurunan kadar leukosit dan hemoglobin.DAFTAR MASALAH AKTIF / INAKTIF
AKTIF
Batuk
INAKTIF -DIAGNOSA KERJA
Obs. Anemia et causa Anemia Hemolitik
RENCANA PENGELOLAAN
Rencana Terapi
Transfusi PRC 150ccInf KN3a 20 tpmInj. Ampicilin 250 mg/12 jamInj. Dexsametason img/12 jam.CTM 1/6 /dexsa 1/6 / vit C/salbutamol 0,2mg (Puyer 3x1)Muccos drop 3x 0,2cc.Rencana Tindakan
Obsevasi Keadaan Umum dan Vital Sign Bed rest
Rencana Edukasi
Informasi mengenai penyakit yang berkaitan dengan penyakit yang dideritaMemberikan asupan nutrisi yang cukup.PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad fungsionam: ad bonam
Quo ad sanam: dubia ad bonam
Grafik Panas
TglSOAP
16 Juli201417 Juni 2014
18Juni 201419 Juli 2014
20 Juli 201421 Juli 2014
22 juli 2014 Pasien datang kiriman poli anak dengan anemia terlihat pucat (+), nafsu makan menurun (+), batuk (+), panas (-), minum (+), BAB (+),BAK (-)Tubuh terlihat pucat (+), nafsu makan menurun (+), panas (-), batuk (+), mual (-), muntah (-), BAB (-), BAK (+).Tubuh terlihat pucat (-), makan (-), batuk (+), panas (-), mual (-), muntah (-), BAB (-), BAK (+)Tubuh terlihat pucat (-), makan (-), batuk (+), panas (-), mual (-), muntah (-), BAB (-), BAK (+)Tubuh terlihat pucat (-), makan (-), batuk (-), panas (-), mual (-), muntah (-), BAB (-), BAK (+)Panas (-), batuk (-), pilek (-), mual (-), muntah (-), minum (+), BAB (-), BAK (+).Panas (-), batuk (-), pilek (-), mual (-), muntah (-), minum (+), BAB (-), BAK (+). Keadaan Umum : compos mentis TANDA VITAL :
HR : 110x/menitRR : 38x/menitSuhu : 37,3CKepala : normocephal, ca (-/-), Si (-/-).
Leher : PKGB (-).
Thorax :sdv (+/+), rk (-/-),
wz (-)Abdomen: bintik merah (-), ikterik (-), kembung (-)
Ekstremitas : oedem (-), akral hangat.Keadaan Umum : compos mentis TANDA VITAL :
HR : 110x/menitRR : 34x/menitSuhu : 36,4CKepala : normocephal, ca (-/-), Si (-/-).
Leher : PKGB (-).
Thorax :sdv (+/+), rk (-/-),
wz (-)Abdomen: bintik merah (-), ikterik (-), kembung (-)
Ekstremitas : oedem (-), akral hangat.
Keadaan Umum : compos mentis TANDA VITAL :
HR : 110x/menitRR : 32x/menitSuhu : 37,7CKepala : normocephal, ca (-/-), Si (-/-).
Leher : PKGB (-).
Thorax :sdv (+/+), rk (+/+),
wz (-)Abdomen: bintik merah (-), ikterik (-), kembung (-)
Ekstremitas : oedem (-), akral hangat.Keadaan Umum : compos mentis TANDA VITAL :
HR : 120x/menitRR : 32x/menitSuhu : 36CKepala : normocephal, ca (-/-), Si (-/-).
Leher : PKGB (-).
Thorax :sdv (+/+), rk (-/-),
wz (-)Abdomen: bintik merah (-), ikterik (-), kembung (-)
Ekstremitas : oedem (-), akral hangat.Keadaan Umum : compos mentis TANDA VITAL :
HR : 120x/menitRR : 40x/menitSuhu : 35,4CKepala : normocephal, ca (-/-), Si (-/-).
Leher : PKGB (-).
Thorax :sdv (+/+), rk (-/-),
wz (-)Abdomen: bintik merah (-), ikterik (-), kembung (-)
Ekstremitas : oedem (-), akral hangat.Keadaan Umum : compos mentis TANDA VITAL :
HR : 120x/menitRR : 44x/menitSuhu : 36 CKepala : normocephal, ca (-/-), Si (-/-).
Leher : PKGB (-).
Thorax :sdv (+/+), rk (-/-),
wz (-)Abdomen: bintik merah (-), ikterik (-), kembung (-)
Ekstremitas : oedem (-), akral hangat.Keadaan Umum : compos mentis TANDA VITAL :
HR : 120x/menitRR : 44x/menitSuhu : 36 CKepala : normocephal, ca (-/-), Si (-/-).
Leher : PKGB (-).
Thorax :sdv (+/+), rk (-/-),
wz (-)Abdomen: bintik merah (-), ikterik (-), kembung (-)
Ekstremitas : oedem (-), akral hangat.
Obs. Anemia DD :
Leukimia, Thalasemia
Obs. Anemia DD :
Leukimia, ThalasemiaObs. Anemia DD :
Leukimia, ThalasemiaObs. Anemia DD :
Leukimia, ThalasemiaObs. Anemia DD :
Leukimia, ThalasemiaObs. Anemia DD :
Leukimia, ThalasemiaObs. Anemia DD :
Leukimia, Thalasemia
Transfusi PRC 150 cc
I : 30 cc
+ 12 jam
II : 45 cc
12 jam
III : 75cc
Transfusi PRC 150 cc
I : 30 cc
+ 12 jam
II : 45 cc
12 jam
III : 75cc
Inf KN3a 20 tpmInj. Ampicilin 259mg/12 jamInj. Dexsametason img/12 jam.CTM 1/6 /dexsa 1/6 / vit C/salbutamol 0,2mg (Puyer 3x1)Muccos drop 3x 0,2cc.Inf KN3a 20 tpmInj. Ampicilin 259mg/12 jamInj. Dexsametason img/12 jam.CTM 1/6 /dexsa 1/6 / vit C/salbutamol 0,2mg (Puyer 3x1)Muccos drop 3x 0,2cc.Inf KN3a 20 tpmInj. Ampicilin 259mg/12 jamInj. Dexsametason img/12 jam.CTM 1/6 /dexsa 1/6 / vit C/salbutamol 0,2mg (Puyer 3x1)Muccos drop 3x 0,2cc.Inf KN3a 20 tpmInj. Ampicilin 259mg/12 jamInj. Dexsametason img/12 jam.CTM 1/6 /dexsa 1/6 / vit C/salbutamol 0,2mg (Puyer 3x1)Muccos drop 3x 0,2cc.Ceficime 2x 25 mg AFF INFUS & INJ. CTM 1/6 /dexsa 1/6 / vit C/salbutamol 0,2mg (Puyer 3x1)Muccos drop 3x 0,2cc.Ceficime 2x 25 mg
TINJAUAN PUSTAKA
Anemia adalah suatu keadaan dimana masa eritrosit atau hemoglobin yang beredar tidak dapat memenuhi fungsinya untuk menyediakan O2 bagi jaringan. Anemia pada neonatus adalah anemia yang terjadi pada saat lahir atau dalam minggu pertama setelah lahir. Secara umum dapat dibagi menjadi 3 yaitu :
Anemia karena perdarahan
Anemia karena kegagalan proses eritrosit
Anemia karena proses hemolitik.
Anemia Karena Perdarahan
Perdarahan dapat terjadi pada saat prenatal, persalinan dan beberapa hari setelah lahir. Perdarahan terjadi karena perdarahan yang tersembunyi sebelum persalinan, trauma kepala, perdarahan internal, dan pengambilan darah yang berkali-kali akibat pemeriksaan laboratorium.
Anemia karena perdarahan dapat terjadi secara akut atau kronis. Anemia yang terjadi secara kronis umumnya dapat ditoleransi, karena bayi dapat melakukan kompensasi terhadap pendarahan kronik tersebut. Mengdiagnosis pendarahan kronik dengan menemukan tanda-tanda kompensasi dan pucat, dapat juga menunjukan gejala gagal jantung. Anemia yang terjadi umumnya retikulositosis, hipokrom, dan normositosis.
Bayi dengan perdarahan akut mungkin tidak tampak anemis. Anemis yang timbul pada umumnya adalah normokrom dan terjadi dalam waktu 3-4 jam, sehingga pemeriksaan harus diulang 6-12 jam setelah perdarahan.
Gejala klinis yang ditemukan pada perdarahan akut merupakan tanda hipovolemik, hipoksemia (seperti takikardi, takipneu, hipotensi).
Perdarahan Okulta Sebelum Persalinan
Perdarahan dapat disebabkan karena perdarahan fetus masuk ke dalam sirkulasi maternal atau perdarahan pada saat fetus masuk ke fetus yang lain pada kehamilan gemeli.
Perdarahan Feto-maternal
Dapat ditemukan pada sirkulasi maternal 50% dari seluruh kehamilan. Perdaraan terjadi biasanya setelah tindakan amniosintesis atau versi sefalik ekternal. Bila terdapat antigen fetal maternal maka transfusi feto maternal dapat menimbulkan sensitasi pada ibu. Sebagaimana pada kasus inkompatibilitas Rh (D).
Manifestasi klinis tergantung pada jumlah volume yang masuk dan kecepatan perdarahan. Bila terjadi sudah lama dan selama kehamilan anemia terjadi secara perlahan dan memberikan kesempatan untuk fetus melakukan kompensasi hemodinamika. Bayi terlihat pucat saat lahir, sesak nafas, dan terjadi kegagalan sirkulasi. Kadar Hb umumnya < 12 g/dl. Bila perdarahan akut dan terjadi syok hipovolemik kadar Hb tidak dapat merefleksikan jumlah perdarahan yang terjadi. Perdarahan akut sebesar 20 % dari volume darah sudah hampir menimbulkan gejala syok dan penurunan Hb terjadi 3 jam setelah perdarahan. Hasil apusan darah tepi pada perdarahan akut biasanya eritrosit normokrom normositer, pada perdarahan kronis sel eritrosit hipokrom mikrositer. Hitungan retikulosit pada awalnya normal tetapi meningkat setelah ditemukan sel eritrosit berinti dalam darah tepi.
Penegakan diagnosis dapat dilakukan dengan menemukan darah fetal dalam sirkulasi maternal dengan pemeriksaan aglutinasi deferensial, teknik antobody fluoresens serta pewarnaan sel fetal. Cara kleihauer & betke merupakan cara mudah untuk mendeteksi darah fetal. Test ini berdasarkan resistensi oleh Hb fetal terhadap media asam. Tehnik ini dapat dilakukan bila tidak ada keadaan lain yang menyebabkan peningkatan Hb fetal maternal seperti thalasemia minor, anemia sel sabit.
Perdarahan Feto-fetal
Perdarahan terjadi pada kehamilan kembar monozigot dengan plasenta monochoriol. Kejadianya diperkirakan 13-34%. Pertukaran darah dapat menyebabkan anemia pada donor dan polisitemia pada resipien. Bila terjadi pada tranfusi yang bermakna maka kadar Hb > 5 g/dl berbeda dengan kembar dizigot perbedaan Hb maksimal 3,3 g/dl. Bayi yang anemis dapat menderita gagal jantung kongestif, sedang bayi fletorikbermanifestasi sebagai sindrom hiperviskositas, DIC (dissminated intravascular coagulation) dan hiperbilirubin.
Perdarahan dapat terjadi secara akut dan kronis dan dipengaruhi oleh perbedaan berat badan diantara kedua bayi kembar tersebut. Bila perbedaan > 20% transfusi dapat terjadi secara kronis. Bayi yang lebih kecil sebagai donor dan tampak anemis dengan retikulositosis. Bila < 20% maka bayi yang besar akan menjadi donor dan transfusi terjadi secara akut, retikulositosis tidak ditemukan pada donor yang anemis. Donor pada transfusi kronik tampak lebih anemis dibandingkan dengan donor pada transfusi akut.
Perdarahan Internal
Perdarahan tidak terdeteksi sampai terjadi keadaan syok. Anemia yang terjadi pada bayi usia 24-72 jam tanpa ikterus. Perdarahan internal dapat terjadi karena persalinan dengan trauma dapat menyebabkan perdarahan subdural atau subarahnoid, sefal hematom yang besar juga menyebabkan anemia
Perdarahan Extrakranial
Terjadi pada persalinan yang sulit atau persalinan dengan vakum ekstrasi. Perdarahan subgaleal termasuk didalamnya, yaitu perdarahan masuk masuk ke area subaponeurotik dari tulang kepala dan dapat menyebar keseluruh ronggakepala oleh karena tidak adanya perlekatan dengan poriosteum. Kepala bayi lahir tampak bengkak dan biru pembengkakan meluas dari orbita sampai leher. 50% dapat terjadi karena persalinan vakum, 25% pada persalinan normal, 9 % terjadi pada pesalinan sectio sesaria.
Perdarahan dibawah periosteum cenderung terbatas pada satu area namun menimbulkan sefal hematom dan perdarahan aponeurotik yang menyebabkan anemia berat. Apabila terjadi fase akut perdarahan maka harus ditangani dengan segera dan tepat dengan resusitasi, dan bila perlu diberikan transfusi dan vit K. Umumnya penyembuhan spontan dapat dicapa, beberapa hari kemudian dapat terjadi hiperbilurubinemia oleh karena terjadi adanya penyerapan dari hasil pemecahan sel darah merah.
Perdarahan Intrakranial
Dapat terjadi karena perdarahan intraventrikuler dan subarahnoid. Perdarahan intraventrikuler terjadi 50% dengan berat bayi baru lahir < 1500 gram. Bila perdarahan terjadi meluas akan meninggalkan squale dikemudian hari. Dengan gejala seperti ubun-ubun besar membenjol, apneu, kejang dan hipotermi. Perdarahan ini dapat menyebabkan anemia pada bayi saat lahir atau kadar Hb tiba0tiba turun dalam waktu 24 jam pertama.Perdarahan Intra Abdomen
Persalinan letak lintang dengan janin besar sering dihubungan dengan perdarahan intra abdomen meskipun dapat terjadi pada persalinan normal. Organ yang terkena yaitu adrenal, ginjal, hepar, dan limpa atau perdarahan apat masuk dalam rongga retroperitonial sehingga dapat diraba sebagai suatu masa. Perdarahan adrenal dapat menyebabkan koleps mendadak dan sianosis. Gambaran klinis tergantung banyaknya perdarahan misalnya perdarahan di hepar dengan perdarahan di dalam kapsul maka abdomen bayi tampak besar dan anemis. Keadaan ini dapat sembuh atau enimbulkan komplikasi karena ruptur kapsul hepar. Terjadi 24-48 jam setelah lahir dan menimbulkan syok. Ruptur limpa dapat terjadi setelah proses persalinan yang sulit atau akibat pembesaran limpa yang ekstrim seperti pada eritroblastosis fetalis yang berat.
Anemia Karena Kegagalan Produksi Eritrosit
Anemia Diamond- Blackfan (pure red cell anemia) adalah suatu sindrom yang ditandai dengan adanya kegagalan eritropoisis sedang produksi leukosit dan trombosit normal. Anemia dapat ditemukan pada saat bayi baru lahir (25%). Dengan kadar Hb 9,4 g/dl. Disertai retikulositopenia. Sumsum tulang menunjukan defek sistem eritropoiesis ditandai dengan penurunan prekusor eritroit, sedang proliferasi dan diferensiasi sistem hematopoetik lain normal. Kadar eritropoietin dalam serum meningkat sebagai respon kompensasi adanya produksi eritrosit yang tidak efisien.
Sindrom ini terjadi pada bayi lahir rendah ( 10%). Dan disertai anomali kongenital pada 30% pasien. Sering terjadi pada perawaakan pendek, ditemukan pada mikrosefali, palatoschisis, kelainan pada mata, web neck, dan kelainan ibu jari
Patogenesisnya anemia Diamond- Blackfan (pure red cell anemia) diturunkan secara autosomal resesif. Pengobatan dengan kortikosteroit memberikan respon yang baik , hal ini terlihat dengan peningkatan kadar Hb dan retikulosit. Prednisosn umumnya dimulai dengan dosis 2mg/kg BB/ hari. Transpalntasi sumsum tulang alogenik dapat memperbaiki prekusor eritrosit, hal ini menunjukan kelainan terjadi karena defek pada diferensiasi sel induk. Prognosis buruk dan kelainan ini dihubungkan dengan terjadinya anemia aplastik, sindrom meilodisplasi, leukimia akut.
Anemia Karena Proses Hemolitik
Proses hemolitik definisikan sebagai proses patologik yang menyebabkan pemendekan umur eritrosit (