sakramen pengakuan dosa dan religiusitas

87

Click here to load reader

Upload: vandang

Post on 12-Jan-2017

303 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

Page 1: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

SAKRAAMEN PEENGAKUUAN DOOSA DANN RELIGGIUSITAAS

(StudiKa

UNIV

Diajukan

JURU

ERSITAS

asusJemaa

nuntukMeme

SarjanaT

ItaS

11

USAN PE

FAKULT

S ISLAM N

atGerejaKaatedral Jakaarta Pusat)

Skripsi

enuhiPersyarratanMempeerolehGelar

Theologi Islaam (S.Th.I)

Oleh:

SitiNurhallimah

1100321000012

RBANDINNGAN AGGAMA

TAS USHUULUDDINN

NEGRI SY

JAKART

YARIF HI

TA

IDAYATUULLAH

2015 

Page 2: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

(Studi Kasus Jemaat Gereja Katedral Jakarta Pusat)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I)

Oleh

Ita Siti Nurhalimah NIM: 1110032100012

Diperiksa dan disetujui,

JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2015 M /1436 H

Page 3: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

Pr . Dr. Masri Mansoer, MA

LEMBARPENGESAHAN

Skripsi berjudul Sakramen Pengakuan Dosa dan Religiusitas: Studi Kasus Jemaat Gereja Katedral Jakarta Pusat telah diajukan dalam Sidang Munaqasah Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 06 Januari 2015. Skripsi ini telah diterima sebagai salah-satu syarat memperoleh gelar Sarjana Theologi (S.Th.!) pada Program Stud; Perbandingan Agama.

Jakarta, 06 Januari 2015

Panitia Ujian Munaqasah

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangakap Anggota

c:Ik~ Dra. Halimah SM, M.Ag

NIP. 19621006 199003 1 002 NIP. ]9590413 1996032001

Anggota

Penguji I Penguji II

~~ .. J Y Ismatu Ropi, MA., Ph.D NIP. 19691] 15 ]99503 1 002

edia Zainul Bahri MA NIP. 19751019200312 1 003

Dosen Pembimbing

Page 4: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Dengan ini saya:

Nama : Ita Siti Nurhalimah

NIM : I I ]0032 1000 I2

Fak/Jur : UshuluddiniPerbandingan Agama

Judul Skripsi :"Sakramen Pengakuan Dosa dan Religiusitas

(Studi Kasus Jemaat Gereja Katedral Jakarta Pusat) "

Dosen Pembimbing : Drs. M. Nuh Hasan, MA

Menyatakan Bahwa:

I. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya sendiri yang diajukan untuk

memenuhi salah satu Persyaratan memperoleh gelar Strata I (S I) di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang beriaku di UIN SyarifHidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bukan hasil karya saya atau hasil jiplakan dari

karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 5: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

MOTTO

Manusia yang paling baik adalah manusia yang bermanfaat untuk sesamanya.

Terus Berusaha untuk menjadi manusia yang lebih baik.

Berusaha bermanfaat untuk keluarga

Berusaha bermanfaat untuk Lingkungan Sekitar

Berusaha Bermanfaat untuk Agama

Berusaha Bermanfaat untuk Negara Tercinta

(Nurhalimah Salim Ataraxia)

Page 6: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

i

ABSTRAK

Indonesia yang terkenal dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika memiliki

pulau dari Sabang sampai Merauke, dengan berbagai ragam etnis dan suku yang

memiliki kepercayaan yang berbeda-beda. Dalam segi agama rakyat Indonesia bebas

memeluk agama yang mana saja yang menurutnya benar. Akan tetapi agama yang

diakui secara yuridis oleh pemerintah hanya ada 6 agama yaitu Islam, Kristen,

Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu. Semua agama tersebut mengajarkan

kebenaran dan cinta kasih. Semua agama mengenal istilah dosa dan cara

membersihkan dosa tersebut.

Dalam agama Kristen lebih tepatnya Katolik cara untuk menyucikan dosa

disebut sakramen pengakuan dosa. Setiap prilaku seseorang dalam hal agama biasa

disebut religiusitas seseorang, religiusitas merupakan bentuk ketaatan penganut

agama terhadap agama yang dianutnya yang dibuktikan dengan hubungan manusia

dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan

bumi. Yang menjadi masalah disini adalah bagaimana keterkaitan antara sakramen

pengakuan dosa terhadap religiusitas. Penelitian ini merupakan jawaban atas

kegelisahan penulis ketika berkunjung ke Gereja dan melihat kamar-kamar yang

terletak dibagian pinggir gereja, ternyata itu adalah kamar pengakuan dosa. Penelitian

ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana keterkaitan sakramen pengakuan dosa

terhadap tingkat religiusitas para jemaat gereja.

Dengan menggunakan metode penelitian Kualitatif, analisis dilakukan

langsung terjun ke lapangan dengan melakukan wawancara terhadap pendeta dan

penyebaran questioner ke Jemaat gereja. Yang menjadi objek dalam penelitian ini

adalah jemaat gereja katedral Jakarta pusat. Kemudian data-data tersebut ditelaah dan

dideskripsikan supaya bisa diketahui keterkaitan dari sakramen pengakuan dosa

tersebut terhadap tingkat religiusitas jemaat gereja katedral Jakarta tersebut. Tingkat

religiusitas jemaat Gereja katedral Jakarta pusat tersebut ternyata meningkat pasca

melakukan sakramen pengakuan dosa. Sakramen pengakuan dosa juga memiliki

keterkaitan dengan religiusitas, karena ada perubahan sikap dan pemahan yang

signifikan pasca melaksanakan sakramen pengakuan dosa tersebut. Ini berdasar kan

tujuh dimensi religiusitas yang dikemukakan oleh Kendler dengan jawaban setuju

untuk pernyataan Favorable dan tidak setuju untuk pernyataan unfavorable.

Page 7: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

iii

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang pantas penulis ucapkan melainkan memanjatkan Puji dan

Syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan Hidayahnya

sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas akhir ini. Shalawat dan Salam semoga

selamanya tercurah limpahkan kepada baginda tercinta, Nabi akhir zaman, yang

membawa umatnya dari zaman Jahiliyah menuju alam yang terang berderang ini

yakni Nabi Muhamad SAW.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini adalah hanya karya kecil yang tidak ada

harganya bila dibandingkan dengan karya-karya besar dari para Penulis yang hebat.

Penulis merasa berhutang banyak kepada pihak-pihak yang telah direpotkan oleh

penulis, baik memberikan dukungan secara moril dan materinya, motivasi,

bingbingan dan arahan untuk menyelesaikan skripsi ini.

Karya ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua tersayang Mamah

Ooh dan Bapak Salim, mohon maaf anak sulungmu ini belum bisa membahagiakan

kalian, Terimakasih atas segala perhatian, doa dan pengorbanan selama ini yang tidak

bisa penulis ungkapkan karena terlalu banyak pengorbanan yang tidak ada batasnya.

Terimakasih kepada ade tercinta Nining Ratnasari yang selama ini selalu setia

menemani hidupini, selalu menemani saat melaksanakan penelitian, jangan sia-siakan

waktu, isilah waktu dengan hal yang bermanfaat dan jangan sampai menyesal

dikemudian hari. Terimakasih kepada Kedua Nenek yaitu Ema Aop dan Ema Enok

Page 8: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

iv

atas doa-doanya. Terimakasih kepada Keluarga besar dari Mamah dan Bapak atas

segalanya selama ini.

Tak lupa Penulis haturkan Terimakasih yang tak terhingga kepada pihak-

pihak yang telah membantu Penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini antara lain:

1. Drs. M. Nuh Hasan, MA., selaku dosen pembimbing yang tidak pernah jemu

memberikan bingbinganya sehingga Penulis bisa menyelesaikan tulisan ini.

2. Prof. Dr. H. Zainun Kamaludin Fakih, MA. Dan Prof. Dr. Masri Mansoer, MA

selaku Dekan Fakultas Ushuluddin.

3. Keluarga Besar Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta

segenap dosen terutama Ibu Hj Siti Nadroh dan Bapak Ismatu Ropi, karyawan

dan seluruh staf yang telah memberikan ilmu dan memberikan fasilitas kepada

penulis dalam melaksanakan study ini terutama om Toto Tohari yang selalu setia

menemani dan membantu dari mulai proses masuk sampai selesai, semoga semua

kebaikan dibalas oleh Allah SWT.

4. Keluarga Besar Pondok Pesantren RAUDATUL MUTA’ALIMIN CILENDEK

Kota Tasikmalaya yang tidak pernah penulis temukan di tempat lain, guru-guru

yang luar biasa, tidak bisa diungkapkan dengan seribu ungkapan namun penulis

bersyukur bisa menjadi bagian dari keluarga besar ini.

5. Keluarga besar paroki Gereja katedral Jakarta terutama Mas Hendrik, Romo

Cesar Yanto dan para jemaat atas bantuanya selama ini.

Page 9: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

v

6. Sahabat-sahabat tersayang Sonia, Miftahulma’wah dan Ema yang selalu

memberikan bantuan moril dan materinya, terimakasih banyak atas semuanya

selama ini.

7. Teman-teman seperjuangan Perbandingan Agama angkatan 2010 yang tidak bisa

disebutkan satu persatu. Sahabat Elita dan Rita terimakasih atas kebersamaan

selama ini. Dan yang memiliki cerita indah diakhir perjuangan penulisan ini

bersama Fatma Utami Jauharah dan Rizky Yazid.

8. Keluargabesar IMM cabang Ciputat dan keluarga besar Himalaya Jakarta.

9. Keluarga besar kaukus muda ponpes Raudatul mutaalimin cilendek Kota

Tasikmalaya.

10. Seseorang yang selalu menemani penulis hamper 7 tahun semoga kita diberikan

kesempatan untuk terus hidup bersama menjalankan Syariat Allah SWT dan

mengikuti sunnah Nabi SAW.

11. Sahabat-sahabat terkasih Ina nurjanah, Epin kurniasih, Nina nurmilah, Ai

nurfatwa, Dini Fitriani, Miftah Farid dan Wandi Riswandi yang telah berjuang

bersama untuk terus melaksanakan Tholabulilmi, ayo semuanya semangat tinggal

beberapa langkah lagi.

12. Kelompok KKN TOA terimakasih untuk kebersamaan walau hanya 1 bulan tetapi

sangat berkesan.

Alhamdulillah dengan segala keterbatasan dan kekurangan penulis bisa

menyelesaikan pendidikan jenjang S1 ini dan penulis haturkan Terimakasih yang

Page 10: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

vi

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang sudah memberikan bantuan dan

dukunganya selamaini.

Page 11: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK………………………………………………………………………. i

KATA PENGANTAR……………………………………………………………iii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..VI

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah……………………………………….1

B. Rumusan Masalah……………………………………………...4

C. Tujuan Penelitian………………………………………………4

D. Manfaat Penelitian……………………………………………. 5

E. Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori…………………………5

F. Metodologi Penelitian………………………………………… 7

G. Sistematika Penulisan…………………………………………..8

BAB II PEMBAHASAN SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN

RELIGIUSITAS

A. Konsep Dosa……………………………………………………9

B. Konsep Dosa Waris……………………………………………13

C. Konsep Sakramen Pengakuan Dosa………………………….. 18

D. Konsep Penebusan Dosa………………………………………20

E. Tata Cara Pengakuan Dosa…………………………………….22

F. Konsep Religiusitas…………………………………………….25

Page 12: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

vii

BAB III GEREJA KATEDRAL JAKARTA DAN JEMAATNYA

A. Sejarah Gereja ……………….………………………………28

B. Struktur Organisasi Paroki Gereja………………..………….39

D. Jemaat Gereja………………..……………………………… 41

BAB IV KETERKAITAN SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA TERHADAP

RELIGIUSITAS

A. Temuan-Temuan dalam Penelitian dan Analisa Penulis……..42

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………58

B. Saran-saran………………………….........................................59

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….60

LAMPIRAN………………………………………………………………………63

Page 13: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia yang terkenal dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika memiliki

pulau dari Sabang sampai Merauke, dengan berbagai ragam etnis dan suku yang

memiliki kepercayaan yang berbeda-beda. Dilihat dari sejarahnya agama maka agama

memiliki dua jenis yang dapat dikategorikan menjadi duajenis yaitu: 1) agama lokal

seperti agama Parmalim di Sumatra Utara, agama Kaharingan pada masyarakat

Dayak, agama Alattodolo di Tana Toraja dan yang lainya; 2) agama yang datang dari

luar Nusantara seperti Hindu dan Buddha dari India; Khonghucu dan Tao dari

Tiongkok; Kristen dan Katolik dari Eropa; dan Islam dari Timur Tengah.

Semua agama yang datang dari Nusantara itu mempunyai sejarah panjang

untuk bisa diakui dan diterima oleh warga Indonesia. Sesuai dengan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) Tahun 2005 pemeluk agama Islam

87,20%, Kristen 6,20%, Katolik 3,32%, Hindu 2,20% dan Buddha1,07%.1

Dari data di atas terbukti bahwa agama yang dianut di Indonesia bukan hanya

agama Islam saja melainkan agama-agama yang lain termasuk agama Kristen. Kristen

berasal dari kata Kristus, yang artinya gelar kehormatan keagamaan untuk Yesus dari

Nazareth, Kristus dari bahasa Yunani yang berarti“diurapi”.

1Puslitbang Kehidupan Beragama, Kompilasi Kebijakan dan Peraturan Perundang-

Undangan Kerukunan Umat Beragama (Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang

dan Diklat Kementrian Agama RI, 2012), h. 2.

Page 14: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

2

Dalam tradisi gereja ada istilah sakramen, namun ada perbedaan antara tradisi

Gereja Katolik dan Protestan. Dalam Gereja Katolik ada tujuh sakramen yaitu:

sakramen baptis suci, peneguhan iman, pengakuan dosa, Ekaristi, pengurapan minyak

akhir, imamat kudusdan pernikahan, sedangkan dalam Protestan ada dua sakramen

yaitu sakramen baptis suci dan sakramen ekaristi.2

Istilah Katolik berasal dari bahasa Yunani “Katholikos” yang maksudnya

adalah ajaran terbesar di seluruh dunia atau dapat diterima diseluruh dunia, yang

pertama memakai istilah Katolik adalah “Ignatius dari Antiokia”. Lebih lanjut dari

kata Katolik dianggap sebagai nama ajaran gereja yang dipandang besar sebagai

lawan dari ajaran yang muncul di zaman permulaannya. Agama Katolik ini tumbuh

pada awal abad keempat Masehi dimana gereja mendapat pengakuan resmi dari

Kaisar Romawi Konstantin Agung.3

Yesus Kristus adalah pendiri dari agama Kristen, tepatnya Katolik. Nama

“Yesus” berasal dari bahasa Yunani “lesous” yang berasal dari bahasa Ibrani

“yehosyua” dalam bahasa Indonesia dipakai kata Yosua yang artinya Yahweh adalah

penyelamat. Dia adalah orang yang dijanjikan sebagai Messiah yang diuraikan dalam

Perjanjian Lama dengan perantaraan para Nabi. Yesus Kristus berasal dari Nazaret

yang dilahirkan sekitar tahun 7-5 SM atau tahun ke-4 M. Pada usia 27 tahun Ia mulai

mengajarkan ajarannya di Galelia dan kemudian ajarannya menyebar di kalangan

2Anastigitra, “Perbedaan Katolik dan Protestan,” artikel diakses pada 7 September 2014 dari

http://anastigitra.blogspot.com/2011/11/apa-sih-sebenarnya-yang-membedakan.html 3Desi Miharlina, “Konsep Dosa Dalam Pandangan Agama Katolik dan Pandangan

Islam,”(Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, IAIN Wali Songo Semarang, 2010), h.2.

Page 15: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

3

orang-orang Palestina. Yesus dipercaya pengikutnya sebagai pembawa kabar

gembira, yaitu dengan penebusan dosa.

Dalam setiap agama mengenal istilah dosa, karena setiap manusia yang lahir

kedunia ini tidak luput dari kesalahan dan dosa, konsep ini dalam sebuah hadits yang

artinya ”manusia itu adalah tempatnya salah dan lupa.”Dalam konteks ini setiap

agama memberikan cara atau jalan untuk memperbaiki atau menghapus dosa-dosa

tersebut. Itulah konsep dasar yang berkembang dalam beberapa agama. Dalam Islam

dikenal dengan adanya taubat dan dalam Katolik dikenal dengan istilah sakramen

pengakuan dosa.

Karena Katolik memandang penting tentang sakramen pengakuan dosa

sehingga jelas dalam Perjanjian Baru terdapat bahasan tentang hal ini. Pada awal

pelayananya Yohanes pembaptis mengkhotbahkan suatu baptisan pertobatan untuk

penghapuasan dosa. Sebagaimana disebutkan dalam Alkitab Injil markus pasal 1 ayat

4.

Demikianlah Yohanes pembaptis tampil di padang gurun dan menyerukan:

“Bertobatlah dan biarlah dibaptis dan Allah akan mengampunimu.”

Dalam Katolik dikenal adanya dosa waris dan dosa perbuatan. Dosa waris

merupakan hukuman dari Allah untuk Adam dan Hawa karena telah melanggar

perjanjian dengaNya. Dosa waris menurut keyakinan orang Katolik ditebus oleh

Yesus Kristus, sedangkan dosa perbuatan ditebus oleh manusia itu sendiri dengan

cara melakukan sakramen pengakuan dosa. Panggilan untuk bertobat dan janji

pengampunan menonjol dalam pengajaran Yesus. Menurut Paulus “jadi ketahulailah

Page 16: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

4

hai saudara-saudara, oleh karena Dia maka diberitakan kepadamu pengampunan

dosa.4

Dalam agama sikap atau perilaku seseorang bisa tergambar dari keseharian

penganut agama tersebut. Sehingga sikap tersebut biasa disebut tingkat religiusitas

seseorang. Yang dimaksud religiusitas adalah prilaku seseorang yang

menggambarkan ketaatan terhadap agama yang dianutnya.

Karena penulis melihat adanya keunikan dalam tradisi Gereja Katolik yang

berkaitan dengan hal sakramen maka penulis tertarik untuk membahas dan

menelitinya secara lebih lanjut. Penelitian ini berjudul Sakramen Pengakuan Dosa

dan Religiusitas, dengan Studi Kasus Jemaat Gereja Katedral Jakarta Pusat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas penulis tertarik untuk meneliti

tentang dosa dalam agama Katolik, pengakuan dosa dan religiusitas. Dalam penelitian

ini penulis membuat rumusan masalah agar penelitian yang dilakukan lebih terarah.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimana

kaitan sakramen pengakuan dosa terhadap religiusitas jemaat Gereja Katedral

Jakarta?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

4Linwood Urban, Sejarah Ringkas Pemikiran Kristen (Jakarta: BPK Gunung Mulia,2001), h.

128-129.

Page 17: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

5

a. Untuk mengetahui kaitan sakramen pengakuan dosa terhadap religiusitas para

jemaat Gereja Katedral Jakarta Pusat.

b. Untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S1) Theologi Islam

dan ilmu Ushuluddin di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Menjadi bahan rujukan baik secara akademis atau non akademis tentang dosa dalam

agama Katolik untuk kalangan mahasiswa yang membutuhkan atau kalangan lainya.

E. Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori

Untuk melengkapi penelitian ini, penulis melakukan penelitian awal dari

karya-karya sebelumnya yang berkaitan dengan pokok bahasan dan beberapa

diantaranya adalah skripsi tentang “Konsep Dosa dalam Pandangan Agama Katolik

dan Pandangan Islam” yang disusun oleh Desi Miharlina IAIN Semarang. Dalam

tulisan ini dijelaskan konsep dosa dan penebusana, persamaan dan perbedaan, akibat

melakukan dosa menurut pandangan Katolik dan Islam. Penelitian tersebut sifatnya

perbandingan dua agama yaitu Katolik dan Islam, Harun Hadiwijono, dalam bukunya

yang berjudul Iman Kristen, buku ini menjelaskan tentang pengertian dosa menurut

Kristen Katolik yang ada dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Bagaimana

dalam Alkitab ini menceritakan manusia jatuh ke dalam dosa yaitu dengan perantara

penggodaan Iblis dan mendapat hukuman dari Allah karena perbuatannyayang telah

melanggar larangan-Nya.Sedangkan dalam penelitian ini lebih fokus pada sakramen

pengakuan dosa dan religiusitas.

Page 18: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

6

Selain tinjauan pustaka penulis juga mencantumkan landasan teori dalam

penelitian ini, supaya penulisannya tidak kabur dan lebih terarah, dengan

memfokuskan pada tema sakramen pengakuan dosa dan religiusitas.

Sakramen adalah tanda dan sarana kehadiran Allah. Sedangkan dalam sumber

lain sakramen merupakan perayaan iman yang menggunakan tanda atau lambang

konkrit yang menunjukan pada suatu kenyataan rohani.

Dosa adalah kejahatan, kesalahan, kekeliruan atau kekhilafan. Menurut

pandangan agama Kristen dosa adalah setiap pikiran, kata-kata atau tindakan yang

dengan sadar tidak taat terhadap kehendak Allah dan dalam arti tertentu menolak

kebaikan dan cinta Ilahi.Injil Yohanes memandang dosa sebagai ketidakpercayaan

terhadap kristus, kecenderungan memilih kegelapan dari pada cahaya dunia.

Religiusitas diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan manusia yang tidak

hanya pada kegiatan yang kasat mata tetapi lebih dalam lagi, mencakup aspek

perasaan, motivasi dan aspek batiniah manusia. Dengan demikian religiusitas

memiliki makna yang terkait keyakinan, penghayatan, pengalaman, pengetahuan dan

peribadatan seorang penganut agama terhadap agamanya yang diaplikasikan dalam

kehidupannya sehari-hari sebagai pengakuan akan adanya kekuatan tertinggi yang

menaungi kehidupan manusia.

Dari uraian diatas jelas bahwa sakramen pengakuan dosa dan religiusitas

berarti ingin mengetahui pengertian dosa, cara penebusan dosa dan keterkaitan antara

sakramen pengakuan dosa terhasap religiusitas.

Page 19: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

7

F. Metodologi Penelitian

F.1. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data library

research, wawancara mendalam kepada Pastor dan penyebaran Quesioner kepada 20

Jemaat Gereja Katedral Jakarta.

F.2. Pengolahan Data

Setelah data-data terkumpul, langkah yang diambil peneliti adalah mengolah

data-data yang sudah ada. Proses pengolahan data akan menggambarkan data-data

yang ada. Dari data tersebut berupa pemikiran maupun peristiwa, maka peneliti bisa

menguraikan data-data yang ada supaya bisa dipahami dengan jelas.

F.3. Analisa Data

Analisis pembahasan penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan

metode deskriftif-analisis. Penulis menganalisa dari sumber data terkumpul, setelah

pengumpulan dan pengolahan data terhadap data-data yang didapat, maka sangat

penting untuk menganalisa data. Dengan melakukan analisa data peneliti dapat kritis

terhadap data-data yang didapat.

G. Sistematika Penulisan

Secara garis besar penulisan pembahasan skripsi ini terdiri dari lima

pembahasandengan uraian sebagai berikut:

Bab 1 merupakan pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka dan

landasan teori, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. Bab II merupakan

Page 20: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

8

pembahasan tentang konsep sakramen pengakuan dosa dan religiusitas.Terdiri dari

konsep dosa, konsep sakramen pengakuan dosa, tata cara pengakuan dosa dan

konsep religiusitas. Bab III merupakan pembahasan tentang Gereja Katedral Jakarta

dan Jemaatnya, terdiri dari sejarah gereja, letak, struktur organisasi Paroki Gereja dan

jemaat gereja. Bab IV merupakan temuan-temuan dalam penelitian dan analisis

penulis tentang kaitan sakramen pengakuan dosa terhadap religiusitas pada jemaat

gereja katedral Jakarta Pusat. Bab V merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan

saran.

Page 21: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

9

BAB II

SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

A. Pengertian Dosa

Dosa adalah perbuatan yang melanggar hukum Allah. Perbuatan dosa tampak

dalam melawan hukum Allah, yaitu hukum yang tertulis di dalam hukum Taurat.

Orang yang melanggar hukum Allah disebut orang berdosa. Seluruh tabiat orang

berdosa menjadi jahat, rusak dan binasa.Akal, kasih dan kehendak dikuasai dan

dikendalikan oleh dosa sehingga senantiasa perbuatanya melawan hukum Allah.5

Dalam kamus besar bahasa Indonesia yang dimaksud dosa adalah perbuatan

yang melanggar hukum Tuhan atau agama.6Sedangkan dalam pandangan agama

Katolik dosa adalah setiap pikiran, kata-kata atau tindakan yang dengan sadar tidak

taat terhadap kehendak Allah dan dalam arti tertentu menolak kebaikan dan cinta

Ilahi.7

Dalam Perjanjian Lama ditemukan beberapa kata yang berhubungan dengan

dosa, diantaranya adalah Hatta berasal dari bahasa Ibrani yang berarti jatuh dan

mengurangi standar dari Tuhan yang suci. Allah telah menetapkan suatu standar bagi

manusia. Pada saat manusia diusir dari Eden, dengan itu pula manusia turun dari

standar yang ditetapkan oleh Allah, itulah yang disebut dengan hatta. Dosa

merupakan fakta pelanggaran manusia terhadap Allah yang menyebabkan mereka

5Wellem F.D, Injil dan Marapu (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004), h. 307.

6Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai

Pustaka, 1988), h. 212. 7Becker Dieter, Pedoman Dogmatika; Suatu Konpendium Singkat (Jakarta: BPK Gunung

Mulia, 2012), h. 102.

Page 22: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

10

terusir dari Eden. Adapun standar yang diberikan Allah untuk manusia sebelum

mereka diusir dari Eden merupakan standar hidup yang penuh dengan berkat materi.

Hatta standar hidup mereka yang penuh dengan berkat berlimpah berubah menjadi

penderitaan dan kutukan dalam kehidupan.

Kata yang kedua yang berhubungan dengan dosa adalah Avon berasal dari

bahasa Ibrani juga adalah berarti sesuatu "guilty" (kesalahan) atau suatu hal yang

mengakibatkan kita merasa patut dihukum. Istilah ini merupakan penjelasan dari

suatu perasaan di dalam diri yang menganggap bahwa dirinya cacat, atau

menganggap bahwa dirinya tidak benar, sehingga selalu diselimuti perasaan bersalah

di dalam diri tersebut. Hal ini berkaitan dengan fungsi dari hati nurani yang dimiliki

oleh manusia yang berfungsi untuk selalu mengoreksi perbuatan dirinya. Tentunya

avon hanya dimiliki oleh manusia sebagai gambaraan penciptaan-Nya. Dengan

adanya avon di dalam diri manusia, sebagai sarana bagi manusia untuk selalu

mengintrospeksi segala perbuatan yang telah diperbuatnya.

Ketiga adalah Pesha berarti semacam pelanggaran, pelanggaran berarti ada

suatu batas yang sudah ditetapkan, tetapi tetap melewatinya atau sudah ada suatu

standar namun bukan saja tidak bisa mencapai tetapi juga tetap mau melawan atau

melanggar. Maka pengertian ini bersangkut paut dengan suatu pengetahuan yang

jelas, ditambah dengan kemauan yang tidak mau taat. Mengetahui apa itu baik, tetapi

Page 23: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

11

sengaja melawan. Mengetahui batas sudah di situ, tetapi sengaja mau melewatinya.

Tahu batas dan tahu tidak baik, tapi sengaja melewati, itu disebut "pesha".8

Beberapa sarjana Katolik berpendapat mengenai maksud dari dosa,

diantaranya adalah Paulus. Menurut Paulus dosa dikenal dengan ketidak patuhan dan

keinginan yang tidak benar. Dosa bagi Paulus adalah sesuatu yang harus

dipertanggung jawabkan oleh diri sendiri karena kesalahan yang dilakukan oleh

dirinya. Paulus menyebut orang berdosa sebagai musuh dan pembenci Allah.

Manusia sebagai orang yang berdosa tidak hanya melanggar hukum Allah tetapi ingin

merebut tahta Allah dan melampaui batas antara Allah dengan ciptaanya. Dosa juga

dipahami sebagai malapetaka yang berarti bukan manusia yang menjadi subyek tetapi

dosa yang berdiam diri dalam diri manusia. Karakter dosa yang transsubyektif

berpandangan bahwa dosa manusia diakibatkan oleh dosa Adam.

Menurut Pelagius manusia sejak lahir bersih dari dosa seperti halnya Adam

sebelum kejatuhanya, karena ia masih memiliki kehendak yang bebas maka ia dapat

memilih yang baik dan yang jahat sehingga ia masih mampu berbuat baik. Sarjana

yang lain adalah Thomas Aquinas mengemukakan bahwa dosa dibedakan menjadi

lima bagian diantaranya adalah Peccatum Veriale (dosa yang dapat diampuni),

Peccatum Mortale (dosa berat yang tidak bisa diampuni), Peccatum in Deum, In

Seipsum et in Proximum (dosa terhadap Allah, diri sendiri dan sesama), Peccatum

originale (dosa asali), Peccatum Actuale (dosa perbuatan).9

8Dieter, Pedoman Dogmatika, h. 101.

9Dieter, Pedoman Dogmatika, h. 103-104.

Page 24: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

12

Sedangkan Karl Barth sebagai sarjana Kristen modern memandang dosa

hanya bisa dikenal dalam pernyataan Allah melalui Kristus, bukan sebelum atau

diluarnya, maka dalam kajian Kristologi kajian tentang dosa adalah salah satu

bahasannya. Hanya dalam diri Kristus kita diberi cermin untuk mengenal diri kita

sebagai orang-orang berdosa. Karl Barth menggelari Kristus dengan nama-nama

berikut: Allah yang benar yaitu Allah yang merendahkan diri dan yang memberi

kedamaian, manusia yang benar yaitu manusia yang telah dinaikan Allah dan yang

memberi kedamaian dan Penjamin dan saksi perdamaian kita.

Karl Barth menyimpulkan adanya tiga bentuk dosa manusia yakni

keangkuhan, kemalasan dan kebodohan. Menurutnya Keangkuhan adalah bentuk

kongkret dari ketidaktaatan dan ketidakpercayaan manusia. Sedangkan Karl Barth

memahami Kemalasan berarti Allah sendiri tidak hanya menunjukan jalan kepada

manusia, tetapi tidak menerobosnya, sehingga sebenarnya manusia tidak boleh

melepaskan diri demi keinginanya sendiri, tidak boleh mencari jalan-jalan yang kabur

dan penuh kecerobohan, kesedihan dan keputusan dengan menentang anugerah yang

telah menghadap, menuntun dan mengatur jalanya.

Lebih lanjut Karl Barth memahami Kebohongan merupakan penghancuran

diri sendiri karena manusia yang berada dibawah kekuasaan dosa dan membohongi

Allah serta diri sendiri mengalami kehancuran personalitas. Dosa tidak dapat

Page 25: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

13

mengatakan “ya” melaikan hanya kata “tidak”. Dosa tidak dapat membangun

melainkan menghancurkan dan mengakibatkan penderitaan atau maut.10

Secara sedehana dapat disimpulkan bahwa dosa perbuatan manusia muncul

akibat dari adanya dosa waris, yang menjadi hukuman untuk Adam dan Hawa karena

melanggar hukum Allah.

B. Dosa Waris

Dalam beberapa literatur dosa waris adalah dosa yang harus ditanggung setiap

anak manusia akibat kesalahan Adam dan Hawa sebagai bapak manusia semasa di

surga.

B.1. Asal Usul Dosa

Manusia mendapat tugas menjaga Taman Eden (Kejadian 2:15), tetapi tugas

tersebut tidak dijalankannya, karena musuh tidak diusirnya, malah menyerahkan

dirinya kepada kekuasaan musuh itu. Iblis datang kepada manusia untuk menggoda,

sebagai alat untuk menggoda manusia dipakainya binatang ular yang menyampaikan

perkataannya. Ular adalah binatang yang paling cerdik dari segala binatang yang

dijadikan Allah, ular itu mula-mula pergi kepada perempuan itu, lalu berkata:

tentunya Allah berfirman, “Segala pohon dalam taman ini janganlah kamu makan

buahnya, bukan?” ular itu tidak pergi kepada laki-laki tetapi kepada perempuan ini

disengaja oleh iblis.

Lalu sahut perempuan itu kepada ular : ”Buah pohon-pohonan dalam taman

ini boleh kami makan, tetapi tentang buah pohon yang ada ditengah-tengah, Allah

10

Dieter, Pedoman Dogmatika, h.105-107.

Page 26: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

14

berfirman:”Jangan kamu makan atau raba buah itu, nanti kamu mati”, tetapi ular itu

berkata kepada perempuan itu: “Sekali-kali kamu tidah akan mati, tetapi Allah

mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka dan kamu

akan menjadi, seperti Allah tentu tentang yang baik dan yang jahat”. Perempuan itu

melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya lagi pula

pohon itu menarik hati karena memberi pengertian, lalu ia mengambil dari buahnya

dan memakannya dan diberikan kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia dan

suaminya pun memakannya.11

Kemudian Allah menghukum Adam, Hawa dan Iblis dengan cara

mengusirnya dari Taman Firdaus. Sedangkan menurut F.l Bakker hukuman bagi

mereka dikutip dari Firman Allah dalam Perjanjian Lama, dalam Kejadian 3 ayat 1

sampai 3 adalah sebagai berikut:

“Kepada perempuan yang berbunyi: “Bahwa aku akan menambahi segala

kesusahanmu pada masa engkau mengandung, maka dengan kesusahan pun

engkau akan beranak dan engkau akan tekluk pada lakimu dan iapun akan

memerintahkan dikau”.Kepada laki-laki yang berbunyi: “Bahwa sebab engkau

telah mendengar akan kata istrimu, serta memakan buah pohon, yang telah ku

pesan kepadamu jangan engkau makan dia, maka terkutuklah bumi ini karena

engkau akan memakan hasilnya seumur hidupmu”.Kepada ular yang

berbunyi: “Karena engkau telah berbuat demikian, terkutuklah engkau

diantara segala ternak dan diantara segala binatang hutan, dengan perutmulah

engkau akan menjalar, dan debu tanahlah akan kau makan seumur hidupmu.

B.2. Kesalahan Warisan

Kesalahan warisan ini berawal dari Adam dijadikan oleh Tuhan sebagai

kepala manusia. Sebagai kepala umat manusia ia menerima perjanjian dengan Tuhan

11

F.I Bakker, Sejarah Kerajaan Allah Perjanjian Lama (Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2004),

h. 24-28.

Page 27: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

15

dan sebagai kepala umat manusia juga ia melanggar perjanjian itu. Perjanjian

perdamaian tentu hanya dilakukan dengan dua pemimpin bangsa, akan tetapi kedua

bangsa segenapnya itu dianggap menetapkan sendiri perjanjian itu. Maka dari itu

kalau salah satu pemimpin bangsa itu tidak setia pada perjanjian perdamaian itu maka

otomatis bangsanya pun dianggap tidak setia.

Allah dan Adam adalah pihak yang mengadakan perjanjian perdamaian itu

tetapi Adam tidak setia terhadap perjanjianya maka seluruh umat manusia jatuh

kedalam dosa. Paulus berkata”karena seorang dosa masuk kedalam dunia, maka

karena itulah kalian semua berbuat dosa.Allah menghitung kesalahan kita, jadi

dengan langsung inilah yang dinamakan kesalahan warisan”.12

B.3. Kerusakan Warisan

Kerusakan warisan dikarenakan Adam yang dijadikan benih yang akan

mengeluarkan pohon yang besar. Sudah sendirinya keadaan benih menentukan

keadaan pohon kelak. Kalau benihnya baik tentu akan menghasilkan pohon yang

baik. Adam berbuat dosa dijatuhi hukuman, hukuman ini juga berisi kerusakan jiwa

dan tubuh. Orang-orang yang menjadi turunanya juga dilahirkan dengan kerusakan

jiwa dan tubuh. Tidak hanya sakit keadaan manusia sekarang dan tidak sama sekali

sehat melainkan mati. Tidak dapat berbuat baik dan cenderung terus berbuat jahat.

Sudah jelas bahwa segala hidup tidak dapat timbul dari manusia sendiri,

hanya Allah yang dapat memberikan, manusia sendiri sudah mati, manusia sudah

rusak, berarti sudah kehilangan kemuliaan yang telah diberikan Allah (Rm 3:23).

12

Soedarmo, Ichtisar Dogmatika (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011), h. 156.

Page 28: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

16

Kerusakan warisan menjalar dengan kelahiran orang. Tidak langsung dilanjutkan oleh

Allah tetapi ada alatnya yaitu kelahiran.

Dosa warisan dapat menimbulkan pikiran, adakah Allah itu adil kalau

demikian? maka jawabanya jelas Allah itu maha adil, Adam dijadikan sebagai kepala

umat manusia maka segala tindakan dan akibatnya terhitung sebagai tindakan kita

semua yang dikepalai Adam.13

B.4. Hukuman Dosa

Dalam kitab suci dijelaskan bahwa Allah menghukum dosa. Dalam kejadian 2

dan 3, Roma 5:12. hal ini jelas bahwa Allah itu Maha Kasih tetapi Maha Suci tidak

dapat membiarkan dosa. Allah bersifat kebenaran maka tidak dapat mengabaikan

Firman-Nya sendiri.

“Sebab pada hari engkau memakanya pastilah engkau mati”14

Dari penjelasan diatas berati hukuman adalah upah bagi perbuatan yang tidak

baik. Keadilan Allah yang harus menjatuhkan hukuman. Memurnikan yang akan

bergaul dengan Allah, kesuciaan Allah yang memerlukan hal ini.

Kemudian Allah menjelaskan hukuman untuk orang berdosa yang tertulis

jelas dalam Kel 2 ayat 1-7. Hukuman tersebut adalah maut dan hidup manusia

menjadi rusak. Yang dimaksud maut disini ialah perceraian antara apa yang

13

Soedarmo, Ichtisar Dogmatika, h. 157. 14

Alkitab, Kejadian 2:17.

Page 29: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

17

dihubungkan oleh Allah. Maka perceraian tersebut dapat dibedakan menjadi tiga

bagian di antaranya sebagai berikut:

Pertama Perceraian antara jiwa dengan tubuh. Allah menjadikan manusia

sebagai kesatuan antara jiwa dan tubuh. akan tetapi karena dosa kesatuan ini terpecah.

Tubuh akan kembali pada debu, jiwa akan kembali ke kerajaan jiwa. inilah yang

dinamakan maut badani. Maut badani tidak langsung datang kepada manusia setelah

jatuh kedalam dosa. ini sudah menunjukan anugrah Allah. Allah masih hendak

menyelamatkan manusia, memberi kemungkinan untuk bertobat, dengan demikian

tidak segenap makhluk akan lenyap tetapi inti makhluk akan diselamatkan.15

Kedua Maut adalah perceraian Allah dengan manusia, tidak ada hubungan

yang harmonis lagi.Allah melemparkan manusia karena Allah maha suci sedangkan

manusia adalah berdosa.inilah yang disebut maut rohani. Maut rohani adalah

hukuman terhadap dosa, tiap-tiap manusia merasakan hukuman ini, ia merasakan

perceraian maka merasakan keinginan untuk kembali lagi, tetapi merasa takut karena

yang dicari akan melemparkan manusia lagi, yang dicari ini yaitu Allah dan perasaan

mencari dan takut ini ada pada semua diri manusia.

Ketiga Maut adalah perceraian yang kekal antara Allah dan manusia, jika

manusia terus menerus menolak Allah, kemungkinan yang diberikan Allah untuk

bertobat itu berakhir, kemudian manusia akan ditolak oleh Allah dan dijatuhi

hukuman yang kekal. inilah yang disebut maut yang kekal.16

15

Soedarmo, Ichtisar Dogmatika, h. 158.

Page 30: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

18

Sedangkan hukuman untuk dosa yang selanjutnya adalah Hidup manusia

menjadi rusak. Ini berawal dari dosa mengubah hidup manusia. dulu manusia itu

berada pada zona enak dan kepuasaan, manusia ditempatkan di Taman Eden tetapi

setelah dosa datang manusia harus bekerja susah payah. dalam fakta yang lain, dalam

perkawinan cinta perempuan menjadi keinginan nafsu, melahirkan akan menjadi

penuh penderitaan, kasih seorang laki-laki kepada perempuan menjadi lebih keras

disebut memerintahkan. singkatnya adalah hidup yang sempurna menjadi hidup yang

penuh kesukaran dan kesusahan. 17

Menurut Penulis Dosa adalah segala sesuatu baik ucapan atau perbuatan yang

melanggar Hukum Tuhan, baik disengaja atau tidak.Akibat dari dosa harus

ditanggung oleh dirinya sendiri.

C. Sakramen Pengakuan Dosa

Sakramen dalam tradisi Kristen adalah tanda dan sarana kehadiran Allah.

Sedangkan dalam sumber lain sakramen merupakan perayaan Iman yang

menggunakan tanda atau lambang konkrit yang menunjukan pada suatu kenyataan

rohani.

Dalam hal sakramen ada perbedaan antara tradisi Gereja Katolik dan

Protestan. Dalam Gereja katolik ada tujuh sakramen yaitu: sakramen baptis suci,

peneguhan Iman, pengakuan dosa, ekaristi (Perjamuan Kudus), pengurapan minyak

Akhir, Imamat Kudus (Pengangkatan Pejabat Gerejawi) dan Pernikahan.Sedangkan

dalam tradisi Gereja Protestan hanya ada dua sakramen yaitu sakramen baptis suci

17

Soedarmo, Ichtisar Dogmatika, h. 159-160.

Page 31: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

19

dan sakramen ekaristi.Tujuh sakramen gereja tidak hanya menunjuk pada suatu

kenyataan (rahmat atau keselamatan), melainkan menghantarkannya kepada orang

yang beriman.18

Sedangkan yang dimaksud sakramen pengakuan dosa adalah suatu tradisi

Gereja Katolik dimana Yesus telah memberikan kuasa kepada murid- muridnya untuk

melakukan pengampunan dosa, sebagai pelantara manusia dan Allah.Sakramen

sangat perlu dilakukan karena menjadi mediator untuk menghubungkan manusia

dengan Allah. inilah urutan pemberian kuasa dari Yesus kepada murid-muridnya.

Skema 1

18

Adolf Heuken S, Ensiklopedia Gereja IV (Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka, 1995), h.

143.

Yesus

Petrus

Paus

Uskup

Page 32: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

20

19

D. Penebusan Dosa

Penebusan dosa dianggap penting dalam teologi Perjanjian Baru. Doktrin

penebusan dosa juga dianggap sangat penting bagi para penganutnya. penebusan dosa

adalah istilah teologi yang menunjukkan doktrin atau ajaran-ajaran tentang perlunya

suatu cara untuk suatu bentuk pemuasan atau pemilihan dosa yang membawa

perdamaian antara Tuhan dan manusia. Menurut teori ini hubungan antara Tuhan dan

manusia (Adam) adalah baik dan menyenangkan sebelum Adam membuat

pelanggaran memakan buah larangan di surga itu, yang menyebabkan ia berdosa dan

harus mati. Dalam Perjanjian Baru penebusan dibedakan menjadi tiga penjelasan

diantaranya sebagai berikut:

Pertama keadaan yang membutuhkan penebusan, hal ini dipahami dari

perhambaan yang pada zaman Perjanjian Baru dikenal secara luas, budak-budak

dapat dibebaskan dari belenggu dengan cara pembayaran harga tukar yang

setara.20

wawasan Perjanjian Baru mengenai perhambaan dalam arti rohani, yaitu di

bawah kuasa dosa. Kedua tindakan penebusan, Perjanjian Baru dengan tegas

menghubungkan harga penebusan itu kepada kematian Kristus.KetigaPercaya kepada

orang yang ditebus, kini menjadi milik Allah dan keadaan ini membawa serta

kewajiban-kewajiban moral yang baru dalam Perjanjian Baru.wawasan “Dibebaskan

19

Wawancara Pribadi dengan Romo Yustinus Cesar Yanto, Jakarta, 10 November 2014. 20

Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 2 : Misi, Kristen, Roh Kudus, Kehidupan

Kristen(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1995), h. 103-104.

Pastor

Page 33: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

21

untuk Allah” semua ini dihubungkan dengan gagasan kembarnya yakni “Dibebaskan

dari dosa”21

Dari sejarah dosa ini Allah akan membangkitkan, seorang penyelamat yang

akan mengubahnya menjadi sejarah keselamatan, dengan cara yang mirip dalam

memunculkan manusia, Allah kini membawa evolusi manusia lewat perencanaan

baru Roh Kudus, Allah mempersiapkan penjelamaan Putra-Nya dalam umat manusia

yang jatuh. manusia baru ini akan menjadi penyelamat dunia dengan pertama-tama

menjadi penyelamat manusia, rekapitulasi ini akan mengangkat dan menyelamatkan

dunia.22

Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dengan jelas mengatakan bahwa semua

orang adalah orang berdosa. Kita berdosa terhadap Allah Yang Kudus dan Yang

Maha, penebusan harus dilakukan supaya kita dapat memiliki persekutuan dengan

Allah. karena dosa telah merusak sampai kepada tindakan kita yang paling baik,

maka kita tidak dapat memberikan persembahan korban yang memadai atau

memenuhi syarat, sebab persembahan korban kita pun sudah tercemar dan

membutukan korban persembahan yang lain untuk menutupi cacatnya23

.

Kata kunci dalam Alkitab yang berkaitan dengan penebusan dosa adalah

“untuk kita/ atas nama kita”. Tuhan Yesus tidak mati untuk diri-Nya sendiri, Dia

mengambil tempat kita dengan menggenapi peran-Nya sebagai Anak Domba.Allah

yang menghapuskan dosa dunia. 64 Penebusan dosa melalui penyaliban Yesus

21

Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 2, h. 105. 22

Kosmos Tanda Keagungan Allah (Yogyakarta: Kanisius, 2002), h. 134-135. 23

Sproul, Kebenaran-Kebenaran Dasar Iman Kristen (Malang: Literatur Saat, 2000), h. 231.

Page 34: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

22

bertalian erat dengan doktrin yang mengatakan bahwa Yesus itu „manusia sebenar-

benar manusia‟ dan sekaligus „Tuhan yang sebenar-benar Tuhan‟ seperti dirumuskan

dalam konseli Nicea yang menetapkan Ketuhanan Tritunggal.24

Setiap orang katolik diharuskan mengakui dosa 1 kali dalam 1 tahun. Namun

dalam fakta dan kebiasaanya orang-orang katolik mengakui dosanya 2 kali dalam 1

tahun yaitu ketika hari Pascah dan Natal.

E. Tata Cara Sakramen Pengampunan Dosa

Dalam istilah lain sakramen pengampunan dosa dikenal dengan sakramen

rekonsilasi. Setiap dosa merupakan pembangkangan terhadap Allah dan memutuskan

persahabatan kita dengan dia. Maka tujuan akhir dari perayaan tobat adalah

Rekonsiliasi yakni agar kita kembali mengasihi Allah, kita kembali berdamai dengan

Bapak yang lebih dulu mengasihi kita, berdamai dengan Kristus yang telah

menyerahkan diri bagi kita dan berdamai dengan roh kudus yang bersemayam dalam

diri kita.

A.1. Tata cara Rekonsiliasi

Gereja menawarkan tiga cara untuk mendamaikan pentobat dengan Allah.

Yaitu sebagai berikut:

Pertama Tata cara rekonsilisasi Jemaat dengan pengakuan dan Absolusi

Perorangan. Yang dimaksud rekonsilisasi jemaat dengan pengakuan dan absolusi

perorangan yakni pola pengakuan perorangan yang didahului dengan ibadat tobat

24

M. Hashem, Misteri Darah dan Penebusan Dosa, Dimata Agama Purba, Yahudi, Kristen

dan Islam (Bandung: Mizan Media Utama, 2000), h.251.

Page 35: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

23

bersama.Dalam hal ini gereja menganjurkan kalau sejumlah petobat berkumpul untuk

melaksanakan Rekonsiliasi tepat sekali kalau disiapkan untuk sakramen Rekonsiliasi

dengan perayaan sabda.25

Perayaan ini menunjukan lebih jelas bahwa jemaat dari rekonsiliasi. Kaum

beriman bersama sama mendengarkan sabda, yang memaklumkan kerahiman Allah

dan mengundang mereka untuk bertobat. Bersama sama membandingkan hidupnya

dengan sabda Allah dan saling membantu lewat doa bersama. Setelah para petobat

mengaku dosa dan menerima ampun masing-masing kemudian mereka memuji Allah

karena pengampunan yang sudah di terima.

Kedua Tata Cara Rekonsiliasi Perorangan. Pengakuan dosa dengan absolusi

perorangan merupakan satu-satunya cara yang lazim bagi kaum beriman untuk

berdamai dengan Allah dan gereja. Hanya ketidak mampuan fisik dan moral dapat

membebaskan mereka dari cara pengakuan tersebut. Rekonsiliasi perorangan

dilaksanakan dalam ibadat singkat sebagai berikut:

Tanda Salib

Setelah masuk ke tempat pengakuan, petobat langsung berlutut atau duduk

lalu membuat tanda salib.

Salam dari imam

Liturgi Tobat

Bapa berkatilah saya supaya dapat mengaku dosa dengan baik.

Pengakuan saya yang terakhir sejak ............yang lalu.

25

Komisi Liturgi KWI, Puji Syukur (Jakarta: Obor Anggota IKAPI, 2010), h. 115.

Page 36: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

24

Dosa-dosa saya ialah...................................................

Itulah dosa-dosa saya dan mungkin masih ada dosa- dosa yang lain

yang saya lupakan, saya menyesal atas dosa-dosa saya dan dengan rendah hati mohon

ampun dan penitesi yang berguna bagi saya.

( imam memberikan nasehat dan penitensi lalu dilanjut doa tobat dan solusi )

DOA TOBAT

Allah yang maha Rahim aku menyesal atas semua dosaku sebab patut aku

engkau hukum terutama karena telah menghina engkau yang maha baik dan maha

murah bagiku. Aku benci akan semua dosaku dan aku berjanji dengan pertolongan

rahmatmu dan hendak memperbaiki hidupku dan tidak akan berbuat dosa lagi. Allah

kasihilah orang berdosa ini. Amin

Sesudah mendengarkan Nasihat Imamdan diberi tahu mengenai laku tobat

yang harus dilakukan petobat adalah membaca doa tobat. Sesudah diberi absolusi,

petobat membuat tanda salib, mengucapkan terimakasih kepada bapak pengakuan

lalu mengundurkan diri untuk bersyukur atas pengampunan.

Ketiga Tata cara Rekonsiliasi Jemaat dengan Pengakuan dan Absolusi umum.

Ibadat tobat ini tanpak pengakuan perorangan, mengaku dosa secara umum lalu

mendapat pengampunan.Dalam kondisi terdesak imam dapat bahkan perlu

memberikan absolusi umum kepada sejumlah petobat tanpa harus didahului

pengakuan perorangan, misalnya dalam kasus bahaya mati.26

26

Komisi Liturgi KWI, Puji Syukur, h. 116.

Page 37: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

25

F. Religiusitas dalam studi Agama

Religiusitas adalah prilaku seseorang yang mencerminkan ketaatanya kepada

agama yang dianutnya, yang dibuktikan dengan hubungan manusia dengan Tuhan,

manusia dengan manusia dan manusia dengan bumi.

Salah satu Psikolog terkenal yang bernama Kendler mengemukakan bahwa

religiusitas diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan manusia yang tidak hanya

pada kegiatan yang kasat mata tetapi lebih dalam lagi, mencakup aspek perasaan,

motivasi dan aspek batiniah manusia.dengan demikian religiusitas memiliki makna

yang terkait keyakinan, penghayatan, pengalaman, pengetahuan dan peribadatan

seorang penganut agama terhadap agamanya yang diaplikasikan dalam kehidupannya

sehari-hari sebagai pengakuan akan adanya kekuatan tertinggi yang menaungi

kehidupan manusia.27

Lebih lanjut menurut Kendler religiusitas terdiri dari beberapa aspek yaitu

sebagai berikut:

1. Religius Umum (General Religiosity)

Merefleksikan tentang perhatian dan keterlibatan individu dengan hal-hal

yang berkaitan dengan spiritual, seperti menghayati (sensing) keberadaan mereka

selama di alam semesta serta keterlibatan aktif dengan Tuhan dalam kehidupan

sehari-hari maupun ketika sedang bertemu masalah.

2. Religius Sosial (Sosial Religiosity)

27

Kenneth S Kendler, dkk.,“Dimensions of Religiosity and Their Relationship to Lifetime

Psychiatric and Substance Use Disorders.”(Am J Psychiatry 160:3, 2003), h.498.

Page 38: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

26

Pada dimensi ini merefleksikan tingkat interaksi seseorang dengan individu

religius lainnya.hal ini juga menggambarkan frekuensi kehadiran di tempat beribadah

sehingga dimensi ini disebut social religiosity.Social religiosity dianggap sama

dengan apa yang kita istilahkan dengan religious social support.

3. Keterlibatan Tuhan (Involve God)

Merefleksikan sebuah kepercayaan terhadap keterlibatan Tuhan yang secara

aktif dan positif dalam urusan manusia sehari-hari.

4. Sikap memaafkan (Forgiveness)

Kendler dkk menggambarkan forgiveneess sebagai sikap perhatian, cinta

kasih, dan memaafkan kepada sesama, sehingga dimensi ini tidak memunculkan

istilah Tuhan karena ingin mengukur sikap memaafkan terhadap sesama individu.

5. Tuhan sebagai Penetap Takdir (God as judge).

Dimensi ini menggambarkan tentang kepercayaan bahwa Tuhan akan

memberi ganjaran dari apa yang telah kita lakukan, seperti saat kita melakukan hal

baik maka Tuhan akan memberikan pahala, sebaliknya saat kita melakukan kesalahan

Tuhan akan memberikan hukuman.

6. Rasa Tidak Dendam (Unvengefulness)

menggambarkan perilaku yang tidak mendendam yaitu mencerminkan suatu

perilaku yang tidak menaruh rasa dendam.

7. Bersyukur (Thankfulness)

Page 39: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

27

Bagaimana individu menggambarkan rasa syukur (thankfulness),

merefleksikan perasaan berterima kasih yang berlawanan dengan marah terhadap

kehidupan dan Tuhan.28

28

Kendler, “Dimensions of Religiosity and Their Relationship to Lifetime Psychiatric and

Substance Use Disorders,” h.499.

Page 40: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

28

BAB III

JEMAAT GEREJA KATEDRAL JAKARTA PUSAT

Jakarta adalah ibu kota negara Indonesia yang multikurtural, Jakarta memiliki

luas wilayah 661,52 km2 (lautan 6.977,5 km2), dengan penduduk 10.187.595 jiwa

(2011). Jakarta termasuk kota Metropolitan, wilayah metropolitan Jakarta (Jabotabek)

yang berpenduduk sekitar 28 juta jiwa. Merupakan metropolitan terbesar di Asia

Tenggara atau urutan kedua di dunia.

Gereja Katedral terletak di Jl. Gereja Katedral no 7B Jakarta Pusat 1070,

sebelah barat bersebrangan dengan masjid Istiqlal, sebelah utara Jl. Pos, sebelah

Timur Gedung Prima Graha Persada, Jl Gedung kesehatan dan sebelah selatan

bersebrangan dengan lapangan Banteng.

A. Sejarah Gereja Katedral

A.1. Sejarah Gereja di Indonesia

Dengan adanya perubahan politik di Belanda khususnya tahta Raja Lodewijk

seorang Katolik, membawa pengaruh yang cukup positif dimana kebebasan umat

beragama mulai diakui oleh pemerintah. Pada tanggal 8 Mei 1807 pimpinan gereja

Katolik di Roma mendapat persetujuan Raja Louis Napoleon untuk mendirikan

Prefektur Apostolik Hindia Belanda.29

29

Prefektur Apostolik adalah suatu wilayah Gereja Katolik yang bernaung langsung di bawah

pimpinan Gereja Katolik di Roma, yang dipimpin bukan oleh seorang Uskup, melainkan oleh seorang

Imam biasa yang ditunjuk oleh Paus, yang disebut Prefek Apostolik, Lihat: Sejuta Pesona Gereja

Katedral Jakarta (Jakarta: Paroki St Maria diangkat ke Surga Katedral, 2005), h. 17.

Page 41: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

29

Pada tanggal 4 April 1808, dua orang Imam dari Negeri Belanda tiba di

Jakarta, yaitu Pastor Yacobus Nelissen, Pr dan Pastor Lambertus Prinsen, Pr. yang

diangkat menjadi Prefek Apostolik pertama adalah Pastor J. Nelissen, Pr. Setelah

sekitar dua abad perayaan ekaristi dilarang di Hindia Belanda, pada tanggal 10 April

1808, untuk pertama kalinya diselenggarakan misa secara terbuka di Batavia di

rumah Dokter F.C.H Assmuss, kepala Dinas Kesehatan waktu itu. dokter Assmuss

bersama dengan beberapa kawan berhasil mengumpulkan sejumlah orang dan

sebagian besar adalah tentara. upacara Misa berlangsung sederhana dengan tempat

yang kurang memadai. Kedua Pastor tersebut untuk sementara tinggal di rumah

dokter Assmuss.

Pada bulan Mei, kedua Pastor itu sempat pindah ke rumah bambu yang

dipinjamkan pemerintah untuk digunakan sebagai pusat sementara kegiatan-kegiatan

katolik. letaknya di asrama tentara di pojok barat daya Buffelsveld atau Lapangan

Banteng (sekarang kira-kira di antara jalan Perwira dan Jalan Pejambon, di atas tanah

yang saat ini ditempati oleh Departemen Agama). Pada tanggal 15 Mei 1808,

perayaan Misa Kudus pertama dirayakan di gereja darurat (kira-kira tempat parkir

Masjid Istiqlal). pada waktu itu juga telah dibentuk Badan Pengurus Gereja dan Dana

Papa, yang terdiri atas Prefek Apostolik J. Nelissen sebagai ketua, dengan anggota-

anggota Chevreux Le Grevisse, Fils, Bauer dan Liesart.30

Selama tahun 1808, mereka membaptis 14 orang, yaitu seorang dewasa

keturunan Eropa Timur, delapan anak hasil hubungan gelap, di antaranya ada empat

30

Gereja Katedral, Sejuta Pesona, h. 17-19.

Page 42: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

30

yang ibunya masih berstatus budak, dan hanya lima anak dari pasangan orang-orang

tua yang sah status perkawinannya.

A.2. Penyerahan Kapel Protestan Pada Umat Katolik

Karena dirasa perlu adanya sebuah rumah ibadah yang dapat digunakan untuk

mengumpulkan umat, pada 2 Februari 1810, Pastor J. Nelissen, Pr mendapat

sumbangan sebuah kapel dari Gubernur Jenderal Meester Herman Daendels, yaitu

sebuah kapel sederhana yang terletak di pinggir jalan Kenanga, di daerah Senen,

menuju Istana Weltevreden (sekarang RSPAD Gatot Subroto). Kapel ini dibangun

oleh Cornelis Chasteleijn (+ 1714) dan sebelumnya dipakai oleh jemaat Protestan

yang berbahasa Melayu dan pada hari biasa dipakai sebagai sekolah.Kapel ini

merupakan milik Gubernur yang dihadiahkan berikut semua isinya, termasuk 26 kursi

dan sebuah organ yang sudah tidak dapat digunakan.karena kondisi bangunan yang

kurang layak, Pastor Nelissen segera mengerahkan sejumlah orang untuk merenovasi.

Semua pekerjaan ini dipercayakan kepada pengusaha Tjung Sun dibawah

pengawasan Jongkind, arsitek, atas nama Dewan Gereja. Kapel inilah yang menjadi

Gereja Katolik I di Batavia.dalam bulan yang sama, Gereja Katolik pertama di

Batavia ini diberkati dan sebagai pelindungnya dipilih Santo Ludovikus. gedung itu

memang tidak bagus namun dirasa cukup kuat karena terbuat dari batu dan dapat

Page 43: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

31

menampung 200 umat. di dekat gedung gereja itu dibangun sebuah Pastoran

sederhana yang terbuat dari bambu. 31

Pada tanggal 10 Mei 1812 Sir Thomas Stamford Raffles, gubernur Pulau

Jawa, beserta istrinya menjadi ibu/bapak permandian dari Olivia Marianne Stamford

Raffles Villeneuve, putri dari Ludorici Francisci Josephi Villeneuve dan Jeanna

Emilie Gerische Conjugum.

Pada tanggal 6 Desember 1817, jenazah Prefektur Apostolik pertama, Mgr

Jacobus Nellisen, yang meninggal karena sakit TBC disemayamkan di kuburan

Tanah Abang. digantikan Pastor Prinsen, Pr yang sejak tahun 1808 bertugas di

Semarang. meskipun Pastor Prinsen, Pr telah menjadi Prefek Apostolik Jakarta yang

ke dua, beliau lebih sering berada di Semarang. .

Pada tanggal 27 Juli 1826, terjadi kebakaran di segitiga Senen.Pastoran turut

lebur menjadi abu bersama dengan 180 rumah lainnya, sementara itu gedung gereja

selamat namun gedungnya sudah rapuh juga dan tidak dapat digunakan lagi.

Pada waktu itu yang menjabat sebagai Komisaris Jenderal adalah Leonardus

Petrus Josephus Burggraaf Du Bus de Ghisignies, seorang ningrat yang juga

beragama Katolik, berasal dari daerah Vlaanderen di Belgia.ia memiliki wewenang

penuh di Batavia, serta lebih tinggi kekuasaannya dari seorang Gubernur Jenderal.

selama jabatan Du Bus De Ghisignies, 1825-1830, Gereja Katolik Indonesia bisa

bernapas lega. ia beragama Katolik dan sangat memperhatikan kebutuhan umat. ia

31

Adolf Heuken SJ, Gereja-gereja Tua Jakarta (Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka, 2003),

h. 153-154.

Page 44: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

32

juga sangat berjasa dalam menciptakan kebebasan kehidupan beragama di Batavia

waktu itu. Salah satu jasanya adalah Regeringsreglement yang dibuatnya, pada pasal

97 diletakkan: "Pelaksanaan semua agama mendapat perlindungan pemerintah". Ia

juga mendesak Pastor Prinsen untuk segera menetap di Jakarta.32

Melihat kebutuhan umat yang mendesak akan adanya gereja untuk tempat

ibadah, Ghisignies mengusahakan tempat untuk mendirikan Gereja baru. ia memberi

kesempatan kepada Dewan Gereja Katedral untuk membeli persil bekas istana

Gubernur Jenderal di pojok barat/utara Lapangan Banteng (dulu Waterlooplein) yang

waktu itu dipakai sebagai kantor oleh Departemen Pertahanan. pada waktu itu, di atas

tanah tersebut berdiri bangunan bekas kediaman panglima tentara Jenderal de Kock.

umat Katolik saat itu diberi kesempatan untuk membeli rumah besar tersebut dengan

harga 20.000 gulden. pengurus gereja mendapat pengurangan harga 10.000 gulden

dan pinjaman dari pemerintah sebesar 8.000 gulden yang harus dilunasi selama 1

tahun tanpa bunga.

Pada tahun 1826 Ghisignies memerintahkan Ir. Tromp untuk menyelesaikan

"Gedung Putih" yang dimulai oleh Daendels (1809) dan kini dipakai Departemen

Keuangan di Lapangan Banteng.Ir. Tromp diminta juga membangun kediaman resmi

untuk komandan Angkatan Bersenjata (1830) dan sekarang dikenal sebagai Gedung

Pancasila di Jl. Pejambon. Order ketiga pada Ir. Tromp adalah merancang Gereja

Katolik pertama di Batavia. tempatnya adalah yang sekarang dipakai Gereja Katedral.

32

Heuken Sj, Gereja-Gereja Tua di Jakarta, h. 155.

Page 45: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

33

Atas desakan Komisaris Jenderal Du Bus De Ghisignies, Ir. Tromp

merancang gereja baru berbentuk salib sepanjang 33 x 17 meter.ruang altar dibuat

setengah lingkaran, sedang dalam ruang utama yang panjang dipasang 6 tiang. gaya

bangunan ini bercorak barok gotik klasisisme, jendela bercorak neogotik, tampak

muka bergaya barok, pilaster dan dua gedung kanan kiri bercorak klasisistis. menara

tampak agak pendek dan dihiasi dengan kubah kecil di atasnya. maka gaya

bangungan itu disebut eklektisistis. ditambah lagi dua gedung untuk pastoran yang

mengapit gereja di kanan kiri serta deretan kamar-kamar dibelakangnya.

rupanyarancangan Ir. Tromp ini membutuhkan dana yang cukup besar dan

melampaui kemampuan finansial gereja waktu itu. maka rancangan ini tidak pernah

terlaksana.33

Oleh karena itu, gedung yang diperoleh umat Katolik tersebut, atas usul Ir.

Tromp dirombak sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk gereja.bangunan

ini sebenarnya adalah gedung dengan sebuah ruangan luas di antara dua baris pilar.

dikedua sisi panjangnya dilengkapi dengan gang. di tengah atap dibangun sebuah

menara kecil enam persegi. di sebelah timur sebagian dari rumah asli tetap

dipertahankan untuk kediaman pastor dan di sebelah barat untuk koster. altar

agungnya merupakan hadiah dari Komisaris Jenderal du Bus Ghisignies. Gereja yang

panjangnya 35 meter dan lebarnya 17 meter ini pada tanggal 6 November 1829

diberkati oleh Monseigneur Prinsen dan diberi nama Santa Maria Diangkat ke Surga.

33

Gereja Katedral, Sejuta Pesona, h. 21.

Page 46: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

34

Gereja itu cukup membantu para imam dalam menjalankan misi pelayanannya

di Batavia.umat yang mengikuti misa semakin banyak.untuk pertama kalinya, pada

tanggal 8 Mei 1834, empat orang pribumi suku Jawa dibaptis di gereja ini.

Seiring dengan berjalannya waktu, gereja tersebut mengalami banyak

kerusakan.perbaikan yang dilakukan hanya bersifat tambal sulam saja.kemudian pada

tahun 1859 diadakan renovasi yang cukup besar. menurut pengamatan seorang ahli

bangunan, menara yang ada di tengah atap merupakan penyebab terjadinya kerusakan

dan kebocoran. menara tersebut terlalu berat bagi struktur atap gereja, sehingga

menekan tembok dan menimbulkan kebocoran dimana-mana. oleh karena itu

diusulkan untuk membongkar menara kecil tersebut dan menggantinya dengan

sebuah menara baru yang terletak di atas pintu masuk, di sebelah barat. akhirnya pada

tanggal 31 Mei 1880 gereja ini mulai difungsikan lagi setelah selesai direnovasi.

Hampir sepuluh tahun kemudian, 9 April 1890, ditemukan bagian-bagian

gereja yang mulai rusak, Setumpuk kapur dan pasir berserakan dekat sebuah

pilar.keadaan ini cukup mencemaskan para imam, terutama Pater Kortenhorst yang

pagi itu sempat menginjak setumpuk kapur dan pasir tersebut. pada hari yang sama

sekitar pukul 09.00 pagi, Pastor Kortenhorst dan Pastor Luypen memeriksa situasi

gereja. salah satu pilar nampak mengkhawatirkan. pada pukul 10.30 keadaan pilar

tampak lebih buruk dan semakin memprihatinkan. banyak kapur mulai terlepas lagi.

tidak lama kemudian, ketika para pastor memasuki sakristi, bangunan gereja ambruk

disertai suara gemuruh yang mengerikan. Seluruh pekarangan ditutupi debu sehingga

Page 47: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

35

orang tidak dapat melihat lebih dari lima langkah. Jam saat itu menunjukkan pukul

10.45 pagi. Hari itu tepat 3 hari sesudah perayaan Paskah.

Ketika debu sudah mulai turun, kehancuran gereja mulai nampak

jelas.Atapnya menganga.Sebelum peristiwa ini, masih ada 68 bangku terbuat dari

kayu jati dan kini tinggal 10, sisanya rusak berat.Selain itu, yang masih berdiri utuh

adalah altar, pelataran imam dan ruang sakristi serta menara.

Kondisi gereja saat itu sangat parah dan tidak memungkinkan untuk

penyelenggaraan misa.Untuk sementara waktu misa diselenggarakan di dalam garasi

kereta kuda yang disesuaikan fungsinya untuk gereja darurat.

Para imam dan umat mulai mengupayakan dibangunnya gereja yang

baru.Tanggal 1 November 1890 ditandatangani sebuah kontrak antara Monseigneur

Claessens dan pengusaha Leykam tentang pembelian tiga juta batu bata. Ukurannya

harus sesuai dengan contoh yang dilampirkan dan harganya ditetapkan 2,2 dan 2,5

sen sebuah. Mulai tanggal 1 Desember 1890, setiap bulannya harus diserahkan

70.000 buah batu bata dari perusahaan pembakaran.Jumlah batu bata yang retak dan

pecah tidak boleh melebihi 10%.dari kondisi ini jelaslah bahwa pembangunan gereja

dilakukan secara lebih professional.

Orang yang ditunjuk dan dipercaya untuk menjadi perencana dan arsitek

pembangunan gereja ini adalah Pastor Antonius Dijkmans, SJ seorang ahli bangunan

yang pernah mengikuti kursus arsitektur gerejani di Violet-le-Duc di Paris, Perancis

serta Cuypers di Belanda.Pastor Antonius Dijkmans SJ yang sudah tiba di Jakarta dua

Page 48: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

36

tahun sebelum gereja runtuh, sebelumnya sudah membangun dua gereja di Belanda.ia

juga merancang dan membangun kapel Susteran Jl. Pos 2, pada tahun 1891.

Pada pertengahan tahun 1891 mulai dilakukan peletakan batu pertama untuk

memulai pembangunan gereja tersebut.setelah kurang lebih setahun berjalan

pembangunan terpaksa dihentikan karena kurangnya biaya. Selain itu, pada tahun

1894 Pastor Antonius Dijkmans, SJ harus pulang ke Belanda karena sakit dan

akhirnya meninggal dunia pada tahun 1922.pekerjaan pembangunan macet dan misa

tetap dilaksanakan di garasi Pastoran.

Uskup baru, Mgr E.S. Luypen SJ (1898-1923) mengumpulkan dana di

Belanda dan Insinyur M.J. Hulswit memulai pembangunan lagi. Batu "pertama"

diletakkan dan diberkati pada tanggal 16 Januari 1899, sebagai tanda dimulainya lagi

pembangunan gereja ini.pada bulan November balok-balok atap di pasang.

Untuk mendukung dana pembangunan gereja, umat tidak tinggal diam saja.

Badan Pengurus Gereja bersama umat dua kali mengadakan undian (loterai), satu kali

sebelum pelatakan fondamen, kemudian sebelum pembangunan atas dimulai.karena

subsidi dari pemerintah tetap ditolak, maka menutup kekurangan itu dikeluarkan

obligasi sebesar Fl 50.000,- dan pengumpulan derma di kalangan umat Katolik

maupun diluarnya ditingkatkan.

Selain arsitek baru, ada juga seorang kontraktor bernama van Schaik.

Sedangkan Ir. van Es mewakili Badan Pengurus Gereja sebagai bouwheer.Konstruksi

besi kedua menara digambar dan dikerjakan oleh Ir. van Es sendiri.11 tahun sesudah

keputusan Badan Pengurus Gereja, 10 tahun sesudah peletakan batu pertama, gereja

Page 49: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

37

selesai.perlu diingat bahwa selama 7 tahun pembangunan gereja terhenti karena

kehabisan dana, sehingga pembangunan sebenarnya hanya berlangsung 3 tahun.

A.3. Sejarah Nama Gereja Katedral

"De Kerk van Onze Lieve Vrowe ten Hemelopneming Gereja Santa Maria

Diangkat Ke Surga" diresmikan dan diberkati oleh Mgr. Edmundus Sybradus

Luypen, SJ, seorang Vikaris Apostolik Jakarta pada tanggal 21 April 1901. dalam

upacara peresmian tersebut banyak dihadiri para pejabat dan umat. Mgr Luypen

berdoa sejenak di hadapan patung Maria yang terdapat di antara dua pintu utama, lalu

tepat pada pukul 08.00 pagi, Mgr. Luypen mulai mengelilingi seluruh gereja dan

memerciki dengan air suci sambil diiringi paduan suara Santa Sesilia, yang pada

tanggal 22 November 1865 didirikan oleh C.G.F. can Arcken. Prosesi terdiri dari

pembawa salib, putra altar, para imam dan akhirnya sang Vikaris Apostolik. di muka

altar semua berlutut dan menyanyikan Litani Orang Kudus. Misa Pontifikal dengan

liturginya yang kuno nan luhur diselenggarakan oleh Bapa Uskup, didampingi lima

imam. Paduan Suara Santa Sesilia dengan pimpinan bapak Toebosch dan dengan

iringan organ menyanyikan Misa karangan Benoit.Mulai sejak itu gereja utama di

Jakarta itu layak disebut Katedral, karena didalamnya terdapat cathedra, yakni Tahta

Uskup.34

A.4. Gereja Katedral Jakarta Pada Masa Sekarang

Berbagai peristiwa mewarnai lebih dari 100 tahun berdirinya Gereja Katedral

ini. pada tahun 1924 untuk pertama kalinya seorang Uskup ditahbiskan dalam Gereja

34

“Sejarah Gereja Katedral,” artikel diakses pada 11 Juli 2014 dari www.katedraljakarta.or.id

Page 50: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

38

Katedral, yaitu Mgr A. Van Velsen SJ dan tahun berikutnya sidang pertama Majelis

Wali-wali Gereja Indonesia diadakan dalam Pastoran Katedral.

Kardinal Agaginian, seorang Armenia, mengunjungi Jakarta pada tahun 1959

dan diterima dengan meriah oleh Gereja dan pimpinan Negara RI. Pembicaraannya

dengan para waligereja dan pembesar ordo yang berkarya di seluruh Indonesia

penting bagi masa depan. hasilnya diumumkan pada tahun 1961 Gereja di Indonesia

bukan daerah misi lagi, melainkan Gereja Bagian yang berdiri sendiri.

Vikaris Apostolik Jakarta, Mgr. Adrianus Djajasepoetra, yang ditahbiskan di

Katedral Jakarta oleh Duta Besar Vatikan pada tanggal 23 April 1953, sepuluh tahun

tahun kemudian diangkat menjadi Uskup Agung. pada saat itu 1962, Keuskupan

Agung Jakarta mencakup 14 Paroki dengan jumlah umat 32.599 orang. Propinsi

Gereja ini Jakarta mencakup juga keuskupan lain yaitu Keuskupan Bogor dan

Keuskupan Bandung.

Pada tahun 1963/1965.para Uskup Indonesia ikut serta dalam konsili Vatikan

II, yang membawa banyak perubahan dalam pastoral dan liturgi Gereja.waktu para

Uskup masih berada di Roma, di Jakarta pecah G30S PKI, sehingga Katedral perlu

dijaga oleh para Pemuda Katolik dan tentara.

Peristiwa lainnya yang menggembirakan bagi umat Jakarta adalah kunjungan

Paus Paulus VI (1970) dan Paus Yohanes Paulus II (1989) ke Indonesia yang

disambut oleh Mgr Leo Soekoto. ibadat dirayakan dengan meriah oleh Paus Paulus

VI bersama banyak Uskup di Katedral. pada waktu kunjungan Paus Yohanes Paulus

II di Keuskupan Agung Jakarta sedang berlangsung Sinode Pertama.

Page 51: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

39

Seiring dengan masa 100 tahun ini, pada tahun 1988 dilakukan pemugaran

untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan dan membersihkan lumut serta pengecatan

ulang. disamping itu juga dibangun gedung Pastoran dan gedung pertemuan yang

baru dibagian belakang gereja. Pada 13 Agustus 1988, purnakarya pemugaran gereja

Katedral diresmikan oleh Bapak Soepardjo Roestam yang pada saat itu beliau

menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat R.I, hadir

mewakili Presiden Soeharto. Acara dimeriahkan dengan konser orgel oleh bapak Hub

Wolfs, organis dari basilica Santo Servatius di kota Maastricht dan oleh Pastor Alfons

Kurris Pr, dosen di konservatorium pada kota yang sama. Mgr Leo Soekoto

memberkati orgel pipa yang baru dan megah itu, sebuah orgel yang mempunyai 15

register dan diperlengkapi dengan 1000 buah pipa.berselang-seling kedua organis

yang professional itu memperdengarkan karya-karya klasik, yang oleh komponis-

komponis seperti Vivaldi, Bach dan Cesar Frank diciptakan khusus untuk instrumen

rajawi itu.

Pada tahun 2002 juga sempat dilakukan pembersihan dan pengecatan ulang

pada dinding luar gedung gereja Katedral karena lumut banyak tumbuh merambat di

dinding. ketika gedung ini pertama kali dibangun dulu, para pejabat genie (pasukan

zeni) waktu itu menilai gedung gereja yang menghabiskan biaya 628.000 gulden

rancangan P.A Dijkmans tersebut sebagai "gedung yang terlampau kuat" mengingat

struktur gedung dan material yang digunakan sungguh-sungguh pilihan yang terbaik.

maka dari sekarang sampai 100 tahun sesudahnya gereja Katolik utama di Jakarta

tetap berdiri tegak.

Page 52: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

40

B. Struktur Organisasi

Sebelum membahas stuktur organisasi penulis terlebih dahulu membahas

pengertian Gereja secara umum. Gereja berasal dari bahasa Portugis (igreja) dan

dalam bahasa latin (ecclesia) sedangkan bahasa yunaninya (ekklesia). kata inilah yang

sering kita jumpai dalam Perjanjian Baru, Ekklesia diterjemahkan dengan Jemaat. di

dunia Yunanai kata Ekklesia berasal dari kata kerja “Kaleo” yang berarti mereka yang

dipanggil keluar dari bangsa-bangsa, keluar dari kegelapan menuju yang terang. 35

Struktur Organisasi di Gereja Katedral antara lain:

PENGURUS DP/ PGDP

GEREJA KATEDRAL JAKARTA

2013-2016

Ketua Umum/ Pastor Kepala :Pastor St. Bratakartana, SJ

Ketua I/ Pastor Rekan :Pastor Y. Sigit Prasadja, SJ

Ketua II/ Pastor Rekan :Pastor A. Toto Yulianto, SJ

Pastor Rekan :Pastor Y. Maryana, SJ

Pastor Rekan :Pastor RD Y Kesaryanto

Wakil Ketua :Bapak Azis Chandra, SH

Sekreataris I :Ibu Maria Celestina Paramita

Bendahara I :Bapak Paulus Lie Liandra Riady

Bendahara II :Ibu Kristina Susilawati

35

Van nitric dan Boland,Dogmatika masa kini (Jakarta: BPK Gunung Mulia 2011) , h. 359-

360

Page 53: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

41

Anggota :Bapak Budiawan Suwandi

:Ibu Lorentia Lily Pudjawati

:Bapak Tay Thomas Gunawan

:Bapak Hans Alvianto Hon

:Bapak Husen Widjaja

:Bapak Louis Suryawan Kurnia

C. Jemaat Gereja Katedral

Para Jemaat yang menjadi objek penelitian Penulis dari mulai anak-anak,

Remaja, Dewasa dan orang tua.dengan profesi yang berbeda-beda.dari mulai pelajar,

wiraswasta, karyawan biasa dan Ibu Rumah Tangga.Jumlah Jemaat Gereja Katedral

yang terdaftar dalam KK saat ini berjumlah 5.225 jiwa, 2.323 laki-laki dan 2.902

perempuan.

Karena bahasan tentang Jemaat dianggap hal privasi maka tidak banyak yang

bisa dipaparkan, Jemaat yang pasca melaksanakan sakramen pengakuan dosa tidak

ada data tertulis karena itu termasuk rahasia pengakuan.

Page 54: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

42

BAB IV

KETERKAITAN SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA TERHADAP

RELIGIUSITAS

A. Temuan-temuan Dalam Penelitian dan Hasil Analisa Penulis

Dengan Berpedoman Pada skala yang mengadaptasi dari skala religiusitas

Kendler, et al. Dalam skala ini terdapat tujuh sub skala yang bertujuan untuk

mengukur dimensi General religiosity, Social support; Forgiveness, God as

judge,Thankfulness, Unvengefulnessdan Involve god. Maka temuan dalam Penelitian

ini Penulis sesuaikan dengan Tujuh dimensi religiusitas Kendler dari Quesioner yang

disebar ke Jemaat Gereja Katedral yang sudah melaksanakan sakramen pengakuan

dosa dikumpulkan menjadi 61 pernyataan. 21General Religiusity, 7 Social Support, 7

Forgiveness, 6 God as Judge, 4 Thankfulness, 10Unvengefulness dan 6 Involve God.

Berikut ini adalah analisa data ketujuh dimensi keterkaitan sakramen

pengakuan dosa terhadap religiusitas Jemaat Gereja Katedral Jakarta Pusat yang

diperoleh melalui penyebaran Quesioner ke 20 responden yang sudah melakukan

sakramen pengakuan dosa.

1. General Religiusity

Bagian ini menggambarkan tentang hal-hal yang berkaitan dengan Spiritual,

seperti keterlibatan aktif dengan Tuhan.Berikut adalah pernyataan yang termasuk

General Religiusity.

1 Indikator Favo Unfavo Jumlah

1

.

General

religiosi

Menggambarkan

hubungan Indivdu

1. Saya berusaha

menjalani hidup

42.Saya

mempertanyakan

8

Page 55: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

43

ty dengan Tuhan seperti yang

Tuhan

perintahkan

2. Saya memohon

kepada Tuhan

untuk membantu

saya membuat

keputusan-

keputusan penting

4.Tanpa Tuhan,

hidup saya tanpa

tujuan

11.Saya

merasakan

kehadiran Tuhan

14. Saya berusaha

mengakui

kesalahan dan

meminta ampun

pada Tuhan atas

apa yang telah

saya lakukan

16.Saya

merasakan cinta

Tuhan baik secara

langsung maupun

melalui perantara

orang lain

17.Saya

mengandalkan

Tuhan dalam

segala hal

kehadiran Tuhan

Keterlibatan aktif

dengan Tuhan

dalam sehari-hari

5. Setiap hari

saya

menyempatkan

untuk berdoa

kepada Tuhan

43. Setiap

hari saya hanya

mengandalkan

diri sendiri

dalam segala hal

5

Page 56: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

44

6. Keyakinan

kepada Tuhan

membentuk

bagaimana saya

berpikir dan

bertindak setiap

hari

10. Saya merasa

puas dengan

kehidupan

religiusitas saya

13. Setiap hari

saya melihat

buti-bukti

kekuasaan

Tuhan

Keterlibatan aktif

dengan Tuhan

dalam masa krisis

/ menghadapi

kesulitan

7.

Keyakinan pada

Tuhan

membantu saya

melalui kesulitan

8. Dalam

menjalani masa

sulit, saya

berusaha

menemukan

pembelajaran

dari Tuhan

9. Saat

menghadapi

situasi sulit,

agama

membantu saya

memahami

situasi tersebut

44.

Tuhan

meninggalkan

saya dalam

masa-masa sulit

yang saya hadapi

45. Saat bertemu

masalah saya

merasa mampu

menyelesaikanny

a sendiri tanpa

meminta

pertolongan

Tuhan

5

Perhatian

dan keterlibatan

3. Saya

menemukan

- 3

Page 57: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

45

individu dengan

hal-hal yang

berkaitan dengan

spiritual maupun

keagamaan

kekuatan dalam

agama yang saya

yakini

12. Saya

berusaha untuk

menjadi

seseorang yang

taat beragama

15. Saya percaya

bahwa agama

dapat

memberikan

arahan hidup

Dari pernyataan-pernyataan diatas inilah jawaban dan hasil analisa penulis.

N

NO

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1

1

Sangat Setuju 5 25%

2

2

Setuju 15 75%

3

3

Tidak Setuju -

4

4

Sangat Tidak Setuju -

5

5

Jumlah 20 100%

Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 21 point pernyataan tentang

General Religiusity. ke 20 Jemaat Gereja Katedral menjawab setuju untuk pernyataan

Favorable dalam hal perhatian dan keterlibatan Individu dengan hal spiritual seperti

berusaha menjalani hidup seperti yang Tuhan perintahkan, memohon bantuan Tuhan

dalam memutuskan sesuatu dan yang lainya. Sedangkan untuk pernyataan

Page 58: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

46

Unvaforable menjawab tidak setuju.Ini menunjukan bahwa jemaat Gereja Katedral

setelah melakukan sakramen pengakuan dosa tingkat religiusitasnya meningkat.Ini

menunjukan adanya keterkaitan antara sakramen pengakuan dosa dan religiusitas.

2. Social Support

Bagian ini menggambarkan tentang membina hubungan antara sesama

penganut dan non penganut.

Inilah pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan Social Support

2

.

Social

support

Membina

hubungan

dengan

individu

sesame

manusia

maupun

sesama

penganut

agama

18. Saya menjalin

hubungan baik

dengan setiap orang

19. Kebanyakan

teman saya adalah

orang yang religius

20. Bertukar pikiran

tentang agama

merupakan hal yang

penting bagi saya

46.Menurut saya,

menjalin

hubungan baik

dengan orang lain

bukan lah hal

yang penting

4

4

Kehadiran di

tempat

beribadah

21. Beribadah dan

berdoa bersama

merupakan hal yang

menyenangkan bagi

saya

22. Saya mengikuti

berbagai kegiatan

keagamaan di

tempat ibadah

47. Saya tidak

suka mengikuti

berbagai kegiatan

di tempat ibadah

3

3

Dari pernyataan-pernyataan diatas inilah jawaban dari ke 20 responden dan

hasil analisa penulis.

Page 59: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

47

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 4 20%

2 Setuju 16 80%

3 Tidak Setuju - -

4 Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 20 100%

Dari Tabel di atas jelas menunjukan bahwa Jemaat Gereja Katedral yang

sudah melaksanakan sakramen pengakuan dosa memiliki hubungan yang baik dengan

sesama penganut atau non penganut lainya.Ini terbukti dari jawaban para responden

yang menjawab setuju dan sangat setuju untuk pernyataan favorable dan tidak setuju

untuk pernyataan unfavorabledengan pernyataan yang diajukan Penulis.Para Jemaat

juga merasakan Kenyamanan ketika melaksanakan ibadah bersamadan memiliki jiwa

solidaritas yang sangat tinggi.

3. Forgiveness

Bagian ini menggambarkan sikap memaafkan sesama penganut.Dibuktikan

dengan sikap perhatian dan cinta kasih.

Inilah pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan Forgivenees

3. Forgiveness Memaafkan

orang lain dan

diri sendiri

27. Saya

mencoba untuk

memaafkan

orang lain

- 3

Page 60: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

48

28. Meskipun

sulit, saya akan

berusaha untuk

memaafkan

orang lain yang

telah menyakiti

perasaan saya

29. Saya

memaafkan diri

sendiri

Merasakan

kepedulian,

rasa kasih

sayang dan

saling

memaafkan

pada dunia

30. Saya

mencoba hidup

dengan selalu

mencintai orang

lain sebagaimana

saya mencintai

diri sendiri

31. Saya yakin

bahwa saya

harus peduli

terhadap orang

lain seburuk

apapun

perlakuan

mereka terhadap

saya

50. Saya

merasakan

56. Saya tidak akan

memperdulikan

orang-orang yang

telah menyakiti

saya

4

Page 61: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

49

kepedulian yang

mendalam

terhadap dunia

dan isinya

Dari pernyataan-pernyataan diatas inilah jawaban-jawaban 20 responden dan

hasil analisa penulis.

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 4 20%

2 Setuju 16 80%

3 Tidak Setuju - -

4 Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 20 100%

Dari Tabel di atas menunjukan Bahwa Jemat Gereja Katedral Jakarta yang

sudah melaksanakan sakramen pengakuan dosa memiliki sifat saling memaafkan,

berusaha untuk memaafkan diri sendiri, memaafkan kesalahan orang lain dan mereka

memiliki kepedulian terhadap alam semesta ini.Pandangan tersebut berdasarkan

pernyataan yang diajukan penulis kepada responden dengan jawaban setuju untuk

pernyataan favorable dan tidak setuju untuk unfavorable.

4. God as Judge

Bagian ini menunjukan Bahwa Tuhan sebagai Penetap Takdir, ditunjukan

dengan kepercayaan bahwa Tuhan akan memberikan ganjaran dari apa yang kita

perbuat

Page 62: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

50

God as

judge

Mempercayai

tuhan sebagai

penetap takdir

32. Saya percaya bahwa

Tuhan lah sang penetap

takdir

33. Saya percaya segala

yang terjadi adalah

ketetapan dari Tuhan

- 2

2

Mempercayai

hukum dan nilai-

nilai dari Tuhan

34. Saya percaya Tuhan

mempunyai/memberi

banyak peraturan yang

dapat membantu

kelangsungan hidup

hambanya

35. Saya percaya bahwa

kitab suci adalah kalimat

dari Tuhan

36. Saya percaya Tuhan

akan memberikan

balasan yang adil

51. Saya merasa situasi

yang penuh tekanan

merupakan cara Tuhan

untuk menghukum saya

atas dosa-dosa dan

kelalaian saya

- 4

4

Inilah pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan God as Judge

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Page 63: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

51

1 Sangat Setuju 5 25%

2 Setuju 15 75%

3 Tidak Setuju - -

4 Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 20 100%

Dari Tabel Diatas jelas bahwa Jemaat Gereja Katedral Jakarta yang sudah

melaksakan sakramen pengakuan dosa memiliki Kepercayaan yang sangat tinggi

kepada Tuhan Sebagai Penetap Takdir, mempercayai Kitab Suci adalah Firman

Tuhan dan PercayaTuhan itu Maha Adil.Ini semua terbukti dari pernyataan-

pernyataan yang diajukan oleh penulis kepada Responden dengan jawaban setuju dan

sangat setuju untuk pernyataan favorable dan jawaban tidak setuju untuk pernyataan

unfavorable.

5. Thankfulness

Bagian ini menggambarkan rasa syukur setiap individu kepada Tuhan.Inilah

pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan Thankfulness.

Thankfulness Merasakan

bersyukur

39. Saya merasa

diberkati Tuhan

setiap hari

41. Saya

bersyukur

terhadap apapun

yang terjadi

- 2

2

Page 64: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

52

dalam hidup ini

Menggambarkan

perasaan berterima

kasih

40. Saya

berterima kasih

atas apa yang

saya terima

dalam hidup ini

55. Saya marah

pada tuhan karena

membiarkan hal

buruk terjadi pada

diri saya

2

2

Dari pernyataan-pernyataan diatas inilah jawaban dari ke 20 responden dan

hasil analisa penulis

N

NO

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1

1

Sangat Setuju 6 30%

2

2

Setuju 14 70%

3

3

Tidak Setuju - -

4

4

Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 20 100%

Dari Tabel di atas menunjukan bahwa Jemaat Gereja Katedral Jakarta Pusat

yang sudah melaksanakan sakramen pengakuan dosa memiliki rasa bersukur yang

tinggi, selalu bersyukur atas apa yang diberikan Tuhan dalam hidupnya. Seperti

merasa diberkati, bersyukur atas apa yang diberikan Tuhan dan tidak marah ketika

ada hal buruk menimpa dirinya. Ini semua dibuktikan dengan pernyataan-pernyataan

Page 65: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

53

yang diajukan penulis kepada responden dengan Jawaban Setuju dan sangat setuju

untuk pernyataan favorable dan jawaban tidak setuju untuk pernyataan unfavorable.

6. Unvengefulness

Bagian ini menggambarkan prilaku tidak dendam.Inilah pernyataan-

pernyataan yang berkaitan dengan Unvengefulness.

6

.

Unvengefulness Membebaskan

diri dari rasa

dendam

37. Saya

membebaskan

diri dari rasa

dendam.

38. Saya tidak

akan menaruh

rasa dendam

maupun

membalas

kepada orang

yang telah

menyakiti saya

57. Saya yakin

walaupun saya

melakukan

banyak

kesalahan Tuhan

tidak akan

berhenti

mencintai saya.

61. saya tidak

52. Ketika

seseorang

meyakini

perasaan saya,

saya akan

membalasnya

dengan cara

apapun

53. Orang lain

memberitahu

bahwa saya

tidak cukup

bersyukur

dalam menjalani

hidup ini

54. Saya tidak

melihat banyak

hal yang bisa

saya syukuri

dalam

kehidupan ini

1

0

Page 66: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

54

akan membalas

perlakuan buruk

yang orang lain

lakukan terhadap

saya

58. Saya adalah

orang yang

pendendam

59. Satu-satunya

orang yang

harus saya

syukuri atas apa

yang saya

terima dalam

hidup ini adalah

diri saya sendiri

60. Saya yakin

jika saya

melakukan

banyak

kesalahan

Tuhan akan

berhenti

mencintai saya

Inilah jawaban dari ke 20 responden dan analisa penulis tentang pernyataan

yang bersangkutan dengan unvengefulness.

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 7 35%

2 Setuju 13 65%

3 Tidak Setuju - -

Page 67: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

55

4 Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 20 100%

Dari Tabel diatas menunjukan bahwa Jemaat Gereja Katedral Jakarta yang

sudah melaksanakan sakramen pengakuan dosa tidak memiliki sifat pendendam,

mereka selalu berusaha untuk membebaskan diri dari dendam, berusaha tidak

membalas perlakuan buruk orang lain kepada dirinya, dan yakin walaupun dirinya

sudah melakukan salah Tuhan tetap mencintai dirinya.Ini terbukti dari pernyataan

yang diajukan oleh penulis kepada responden dengan jawaban Setuju dan sangat

setuju untuk pernyataan favorable dan tidak setuju untuk pernyataan unfavorable.

7. Involve God

Bagian ini menggambarkan Keterlibatan Tuhan.Inilah pernyataan-pernyataan

yang berkaitan dengan Involve God.

7

.

Involve

God

Mempercayai

Tuhan

23. Saya percaya

pada Tuhan.

24. Saya percaya

Tuhan akan

mengabulkan doa-

doa yang

dipanjatkan oleh

hamba-Nya

48. Saya

meragukan

kehadiran Tuhan

3

Meyakini Tuhan 25. Saya meyakini

Tuhan mencintai

49. Yang saya

tahu Tuhan

3

Page 68: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

56

saya apa adanya

26. Saya yakin

setiap perbuatan

manusia diawasi

oleh Tuhan

hanya mencintai

orang-orang

tertentu saja

Dari pernyataan-pernyataan diatas inilah jawaban ke 20 responden dan hasil

analisa penulis.

NO Alternatif

Jawaban

Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 9 45%

2 Setuju 11 55%

3 Tidak Setuju - -

4

4

Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 20 100%

Tabel di atas menunjukan bahwa Jemaat Gereja Katedral Jakarta Pusat yang

sudah melaksanakan sakramen pengakuan dosa memiliki Keyakinan dan kepercayaan

yang tinggi kepada Tuhan. Seperti percaya kepada Tuhan, percaya bahwa Tuhan akan

mengabulkan doa-doanya, meyakini Tuhan mencintai dirinya dan Yakin bahwa setiap

perbuatan diawasi oleh Tuhan.Ini terbukti dari pernyataan yang diajukan oleh Penulis

Page 69: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

57

kepada responden dengan jawaban setuju dan sangat setuju untuk pernyataan

favorable dan tidak setuju untuk pernyataan unfavorable.

Page 70: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

58

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari analisa diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa jemaat Gereja Katedral

Jakarta setelah melaksanakan Sakramen Pengakuan Dosa Tingkat Religiusitas Para

Jemaat Meningkat dan antara sakramen pengakuan dosa dan religiusitas memiliki

keterkaitan yang sangat kuat.Ini terbukti dari jawaban para responden dengan

jawaban setuju dan sangat setuju atas pernyataan yang diajukan Peneliti. Selain itu

setelah melaksanakan sakramen pengakuan dosa para jemaat terus berusaha untuk

hidup lebih baik dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Bisa menyimpulkan tingkat religiusitas para jemaat gereja Katedral meningkat

dan mengatakan adanya keterkaitan sakramen pengakuan dosa dan religiusitas karena

dari ketujuh dimensi religiusitas rata-rata menjawab setujudan sangat setuju.General

religiosity yang menjawab sangat setuju 25% dan menjawab setuju 75%, Social

Religiusity yang menjawab sangat setuju 20% dan menjawab setuju 80%,

Forgiveness yang menjawab sangat setuju 20% dan menjawab setuju 80%, God as

Judge yang menjawab sangat setuju 25% dan menjawab setuju 75%,Thankfulness

yang menjawab sangat setuju 30% dan menjawab setuju 70%, Unvengefulness yang

menjawab sangat setuju 35% dan menjawab setuju 65%, Involve God yang menjawab

sangat setuju 45% dan menjawab setuju 65%. Semua pernyataan favorable dijawab

dengan setuju dan sangat setuju sedangkan pernyataan Unfavorable dijawab dengan

Page 71: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

59

tidak setuju.Itulah alasan bahwa jemaat Gereja Katedral Jakarta pasca melaksanakan

sakramen pengakuan dosa tingkat religiusitasnya meningkat.

B. Saran-saran

Dari Semua penjelasan di atas,hemat Penulis ada beberapa saran yang Pantas

dijadikan saran Konstruktif adalah sebagai berikut:PertamaKepada Pengurus Gereja

Katedral Mohon dilengkapi koleksi Buku di Perpustakaan dan Websitenya

diusahakan selalu update dengan data-data terbaru.KeduaKepada Jemaat Gereja

Katedral Jakarta Pusat agar tetap konsisten membina Hubungan Baik dengan sesama

atau bukan sesame penganut.

Page 72: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

60

DAFTAR PUSTAKA

Buku

AlKitab. Jakarta: Lembaga AlKitab Indonesia.

Bakker, F.L. Sejarah Kerajaan Allah Perjanjian Lama. Jakarta: BPK Gunung Mulia,

2004.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Jakarta: Balai Pustaka, 1988.

Dieter, Becker. Pedoman Dogmatika: Suatu Konpendium Singkat. Jakarta: BPK

Gunung Mulia, 2012.

Endarmako, Eko. Tesaurus Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Utama, 2006.

Heuken Sj, Adolf. Ensiklopedia Gereja IV. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka,

1995.

---------------------. Gereja-Gereja Tua Jakarta. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka,

2003.

Kementrian Agama RI, Kompilasi Kebijakan dan Peraturan Perundang-Undangan

Kerukunan Umat Beraagama. Jakarta, 2012.

Komisi Liturgi KWI, Puji Syukur. Jakarta: Obor Anggota IKAPI, 2010.

Nitric, Van dan Boland. Dogmatika Masa Kini. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011.

Soedarmo. Ichtisar Dogmatika. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011.

Sosipater, Karel. Etika Perjanjian Baru. Jakarta: Suara Harapan Bangsa, 2010.

Teks Misa Mingguan Gereja Katedral Jakarta, 2014.

Urban, Linwood. Sejarah Ringkas Pemikiran Kristen. Jakarta: Gunung Mulia, 2009.

Wellem, F.D. Injil dan Marapu. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004.

Page 73: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

61

Jurnal

Kendler, Kenneth S. dkk. “Dimensions of Religiosity and Their Relationship to

Lifetime Psychiatric and Substance Use Disorders, Am J Psychiatry.” 160:3,

March, 2003.

“National Institute on Aging Working Group: Multidimensional Measurement of

Religiousness, Spirituality for Use in Health Research.” Fetzer Institute in

Collaboration with National Institute on Aging. Kalamazoo, MI: Fetzer

Institute, 2003.

Skripsi

Miharlina, Desi. “Konsep Dosa Dalam Pandangan Agama Katolik dan Pandangan

Islam.” Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, Institut Agama Islam Negeri

Semarang, 2010.

Syariati, Ali. “Simbolisme Gereja.” Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.

Internet

www.katedraljakarta.or.id.

Page 74: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

LAMPIRAN 1

1. Bagaimana Pandangan bapak Tentang Dosa Secara Umum?

Dosa adalah terputusnya Hubungan Allah dengan manusia. Manusia yang

memutuskan hubungan karena berbuat dosa.

2. Bagaimana Pandangan tentang Sakramen Pengampunan Dosa?

Sakramen Pengakuan Dosa/sakramen tobat adalah suatu tradisi

gereja katolik dimana Yesus telah mmberikan kuasa kepada murid-

muridnya untuk melakukan pengampunan dosa, sebagai pelantara manusia

dan Allah. Inilah urutan Yesus sampai kepada Pastor.

Yesus

Petrus

Paus

Uskup

Pastor

Sakramen sangat perlu dilakukan karena sebagai mediator untuk

menghubungkan manusia dengan Allah

3. Bagaimana Proses Sakramen Pengampunan Dosa?

Dalamhal Proses SakramenPengakuanDosaGerejaMenawarkan 3

Cara:

Page 75: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

Sakramen Rekonsilasi

Setiap dosa merupakan pembangkangan terhadap Allah dan

memutuskan persahabatan kita dengan dia. Maka tujuan akhir dari

perayaan tobat adalah Rekonsiliasi yakni agar kita kembali mengasihi

Allah, kita kembali berdamai dengan Bapak yang lebih dulu mengasihi

kita, berdamai dengan kristus yang telah menyerahkan diri bagi kita dan

berdamai dengan roh kudus yang bersemayam dalam diri kita.

Tata cara Rekonsiliasi

Gereja menawarkan tiga cara untuk mendamaikan pentobat dengan Allah.

Yaitu:

1. Tata cara rekonsilisasi Jemaat dengan pengakuan dan Absolusi

Perorangan

Yang dimaksud Rekonsilisasi jemaat dengan pengakuan dan absolusi

perorangan yakni pola pengakuan perorangan yang didahului dengan

ibadat tobat bersama. Dalam hal ini gereja menganjurkan kalau

sejumlah petobat berkumpul untuk melaksanakan Rekonsiliasi tepat

sekali kalau disiapkan untuk sakramen Rekonsiliasi dengan perayaan

sabda.

Perayaan ini menunjukan lebih jelas bahwa jemaat ( eklesial ) dari

rekonsiliasi. Kaum beriman bersama sama mendengarkan sabda, yang

memaklumkan kerahiman Allah dan mengundang mereka untuk bertobat.

Bersama sama membandingkan hidupnya dengan sabda Allah dan saling

membantu lewat doa bersama. Setelah para petobat mengaku dosa dan

Page 76: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

menerima ampun masing-masing kemudian mereka memuji Allah karena

pengampunan yang sudah di terima .

2. Tata Cara Rekonsiliasi Perorangan

Pengakuan dosa dengan absolusi perorangan merupakan satu-

satunya cara yang lazim bagi kaum beriman untuk berdamai

dengan Allah dan gereja.Hanya ketidak mampuan Fisik dan moral

dapat membebaskan mereka dari cara pengakuan tersebut.

Rekonsiliasi perorangan dilaksanakan dalam ibadat singkat sebagai

berikut:

Tanda Salib

Setelah masuk ke tempat pengakuan, petobat langsung berlutut

atau duduk lalu membuat tanda salib.

Salam dari imam

Liturgi Tobat

Bapa berkatilah saya supaya dapat mengaku dosa dengan baik.

Pengakuan saya yang terakhir sejak ............yang lalu.

Dosa-dosa saya ialah...................................................

Itulah dosa-dosa saya dan mungkin masih ada dosa- dosa yang lain

yang saya lupakan, saya menyesal atas dosa-dosa saya dan dengan

rendah hati mohon ampun dan penitesi yang berguna bagi saya.

( imam memberikan nasehat dan penitensi lalu dilanjut doa tobat

dan solusi )

DOA TOBAT

Page 77: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

Allah yang maha Rahim aku menyesal atas semua dosaku sebab

patut aku engkau hukum terutama karena telah menghina engkau

yang maha baik dan maha murah bagiku. Aku benci akan semua

dosaku dan aku berjanji dengan pertolongan rahmatmu dan hendak

memperbaiki hidupku dan tidak akan berbuat dosa lagi. Allah

kasihilah orang berdosa ini. Amin

Sesudah mendengarkan Nasihat Imam dan diberi tahu mengenai

laku tobatyang harus dilakukan petobat adalah membaca doa tobat

Sesudah diberi absolusi, petobat membuat tanda salib,

mengucapkan terimakasih kepada bapak pengakuan lalu mengundurkan

diri untuk bersyukur atas pengampunan.

3. Tata cara Rekonsiliasi Jemaat dengan Pengakuan dan Absolusi umum

Ibadat tobat ini tanpak pengakuan perorangan, mengaku dosa secara

umum lalu mendapat pengampunan. Dalam kondisi terdesak imam

dapat bahkan perlu memberikan absolusiumum kepada sejumlah

petobat tanpa harus didahului pengakuan perorangan, misalnya dalam

kasus bahaya mati .

Page 78: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

LAMPIRAN 2

PENGANTAR

Selamat Pagi/ Siang/ Sore

Salam kenal...

Saya Ita Siti Nurhalimah mahasiswi Perbandingan Agama semester akhir UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Saya meminta bantuan saudara sekalian untuk menjadi responden dalam

penelitian skripsi saya. Saya mengharapkan kesediaan saudara untuk mengisi serangkaian

pernyataan berikut ini secara jujur dan apa adanya. Dalam skala ini tidak ada jawaban benar atau

salah. Adapun informasi atau data yang anda berikan akan sangat bermanfaat bagi penelitian ini

dan akan terjamin kerahasiaannya, serta hanya digunakan untuk kepentingan pengumpulan

data. Atas kerja sama dan bantuannya, saya ucapkan terimakasih, serta mohon maaf apabila

terdapat kesalahan dalam penulisan.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.

Peneliti,

Ita Siti Nurhalimah

______________________________________________________________________________

DATA DIRI RESPODEN

Nama/Inisial : ...........................................................................

Jenis Kelamin : ○ Laki-laki ○Perempuan

Usia : ........... tahun

Pekerjaan : ...........................................................................

Pendidikan : ...........................................................................

Agama : ……………………………………………….

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam

mengisi kuesioner ini.

Nama & Tanda tangan

Page 79: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

PETUNJUK PENGERJAAN SKALA I

Terdapat beberapa pernyataan yang sesuai atau tidak sesuai dengan Anda. Misalnya Anda adalah

orang yang suka memanfaatkan waktu dengan orang lain. Pilihlah nomor yang menyatakan tingkat Sangat

Tidak Sesuai (STS)sampai Sangat Sesuai (SS) pada tiap-tiap pernyataan dengan menggunakan tanda

silang (√).Pastikan pada setiap pernyataan hanya ada satu pilihan jawaban.

Keterangan Pilihan Jawaban:

STS : Sangat Tidak Sesuai

TS : Tidak Sesuai

S : Sesuai

SS : Sangat Sesuai

CONTOH PENGERJAAN SKALA I

No. Pertanyaan STS TS S SS

Saya merasa ada orang yang peduli dengan saya √

SKALA I

No. Pernyataan STS TS S SS

1. Saya berusaha menjalani hidup seperti yang Tuhan

perintahkan

2. Saya memohon kepada Tuhan untuk membantu saya

membuat keputusan-keputusan penting

3. Saya menemukan kekuatan dalam agama yang saya yakini

4. Tanpa Tuhan, hidup saya tanpa tujuan

5. Setiap hari saya menyempatkan untuk berdoa kepada Tuhan

6. Keyakinan kepada Tuhan membentuk bagaimana saya

berpikir dan bertindak setiap hari

7. Keyakinan pada Tuhan membantu saya melalui kesulitan

8. Dalam menjalani masa sulit, saya berusaha menemukan

pembelajaran dari Tuhan

9. Saat menghadapi situasi sulit, agama membantu saya

memahami situasi tersebut

10. Saya merasa puas dengan kehidupan religiusitas saya

11. Saya merasakan kehadiran Tuhan

12. Saya berusaha untuk menjadi seseorang yang taat beragama

Page 80: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

13. Setiap hari saya melihat buti-bukti kekuasaan Tuhan

14. Saya berusaha mengakui kesalahan dan meminta ampun pada

Tuhan atas apa yang telah saya lakukan

15. Saya percaya bahwa agama dapat memberikan arahan hidup

16. Saya merasakan cinta Tuhan baik secara langsung maupun

melalui perantara orang lain

17. Saya mengandalkan Tuhan dalam segala hal

18. Saya menjalin hubungan baik dengan setiap orang

19. Kebanyakan teman saya adalah orang yang religius

20. Bertukar pikiran tentang agama merupakan hal yang penting

bagi saya

21. Beribadah dan berdoa bersama merupakan hal yang

menyenangkan bagi saya

22. Saya mengikuti berbagai kegiatan keagamaan di tempat

ibadah

23. Saya percaya pada Tuhan

24. Saya yakin bahwa Tuhan selalu memberikan jawaban atas

doa-doa yang dipanjatkan oleh hamba-Nya

25. Saya tahu bahwa Tuhan mencintai saya apa adanya

26. Saya yakin setiap perbuatan manusia diawasi oleh Tuhan

27. Saya mencoba untuk memaafkan orang lain

28. Meskipun sulit, saya akan berusaha untuk memaafkan orang

lain yang telah menyakiti perasaan saya

29. Saya memaafkan diri sendiri

30. Saya mencoba hidup dengan selalu mencintai orang lain

sebagaiman saya mencintai diri sendiri

31. Saya yakin bahwa saya harus peduli terhadap orang lain

seburuk apapun perlakuan mereka terhadap saya

32. Saya percaya bahwa Tuhan lah sang penetap takdir

33. Saya percaya segala yang terjadi adalah ketetapan dari Tuhan

34. Saya percaya Tuhan mempunyai/memberi banyak peraturan

yang dapat membantu kelangsungan hidup hambanya

35. Saya percaya bahwa kitab suci adalah kalimat dari Tuhan

36. Saya percaya Tuhan akan memberikan balasan yang adil

37. Saya membebaskan diri dari rasa dendam

38. Saya tidak akan menaruh rasa dendam kepada orang yang

telah menyakiti saya

39. Saya merasa diberkati Tuhan setiap hari

40. Saya berterima kasih atas apa yang saya terima dalam hidup

ini

41. Saya bersyukur terhadap apapun yang terjadi dalam hidup ini

42. Saya mempertanyakan kehadiran Tuhan

43. Setiap hari saya hanya mengandalkan diri sendiri dalam

Page 81: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

segala hal

44. Tuhan meninggalkan saya dalam masa-masa sulit yang saya

hadapi

45. Saat bertemu masalah saya merasa mampu menyelesaikannya

sendiri tanpa meminta pertolongan Tuhan

46. Menurut saya, menjalin hubungan baik dengan orang lain

bukan lah hal yang penting

47. Saya tidak suka mengikuti berbagai kegiatan di tempat ibadah

48. Saya meragukan kehadiran Tuhan

49. Yang saya tahu Tuhan hanya mencintai orang-orang tertentu

saja

50. Saya merasakan kepedulian yang mendalam terhadap dunia

dan isinya

51. Saya merasa situasi yang penuh tekanan merupakan cara

Tuhan untuk menghukum saya atas dosa-dosa dan kelalaian

saya

52. Ketika seseorang menyakiti perasaan saya, saya akan

membalasnya dengan cara apapun

53. Orang lain memberitahu bahwa saya tidak cukup bersyukur

dalam menjalani hidup ini

54. Saya tidak melihat banyak hal yang bisa saya syukuri dalam

kehidupan ini

55. Saya marah pada tuhan karena membiarkan hal buruk terjadi

pada diri saya

56. Saya tidak akan memperdulikan orang-orang yang telah

menyakiti saya

57. Saya yakin walaupun saya melakukan banyak kesalahan

Tuhan tidak akan berhenti mencintai saya

58. Saya adalah orang yang pendendam

59. Satu-satunya orang yang harus saya syukuri atas apa yang

saya terima dalam hidup ini adalah diri saya sendiri

60. Saya yakin jika saya melakukan banyak kesalahan Tuhan

akan berhenti mencintai saya

61. Saya tidak akan membalas perlakuan buruk yang orang lain

lakukan terhadap saya

Page 82: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

LAMPIRAN 3

No. Dimensi Indikator Favo Unfavo Jumlah

1. General

religiosity /

coping

Menggambarkan

hubungan

Indivdu dengan

Tuhan

1. Saya berusaha

menjalani hidup

seperti yang Tuhan

perintahkan

2. Saya memohon

kepada Tuhan untuk

membantu saya

membuat keputusan-

keputusan penting

4. Tanpa Tuhan, hidup

saya tanpa tujuan

11. Saya merasakan

kehadiran Tuhan

14. Saya berusaha

mengakui kesalahan

dan meminta ampun

pada Tuhan atas apa

yang telah saya

lakukan

16. Saya merasakan

cinta Tuhan baik

secara langsung

maupun melalui

perantara orang lain

17. Saya

mengandalkan Tuhan

dalam segala hal

42. Saya

mempertanyakan

kehadiran Tuhan

8

Keterlibatan aktif

dengan Tuhan

dalam sehari-hari

5. Setiap hari saya

menyempatkan untuk

berdoa kepada Tuhan

6. Keyakinan kepada

Tuhan membentuk

bagaimana saya

berpikir dan bertindak

43. Setiap hari saya

hanya

mengandalkan diri

sendiri dalam segala

hal

5

Page 83: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

setiap hari

10. Saya merasa puas

dengan kehidupan

religiusitas saya

13. Setiap hari saya

melihat buti-bukti

kekuasaan Tuhan

Keterlibatan aktif

dengan Tuhan

dalam masa krisis

/ menghadapi

kesulitan

7. Keyakinan pada

Tuhan membantu saya

melalui kesulitan

8. Dalam menjalani

masa sulit, saya

berusaha menemukan

pembelajaran dari

Tuhan

9. Saat menghadapi

situasi sulit, agama

membantu saya

memahami situasi

tersebut

44. Tuhan

meninggalkan saya

dalam masa-masa

sulit yang saya

hadapi

45. Saat bertemu

masalah saya

merasa mampu

menyelesaikannya

sendiri tanpa

meminta

pertolongan Tuhan

5

Perhatian dan

keterlibatan

individu dengan

hal-hal yang

berkaitan dengan

spiritual maupun

keagamaan

3. Saya menemukan

kekuatan dalam agama

yang saya yakini

12. Saya berusaha

untuk menjadi

seseorang yang taat

beragama

15. Saya percaya

bahwa agama dapat

memberikan arahan

hidup

- 3

2. Social support Membina

hubungan dengan

individu sesame

manusia maupun

sesama penganut

agama

18. Saya menjalin

hubungan baik dengan

setiap orang

19. Kebanyakan

teman saya adalah

46. Menurut saya,

menjalin hubungan

baik dengan orang

lain bukan lah hal

yang penting

4

Page 84: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

orang yang religius

20. Bertukar pikiran

tentang agama

merupakan hal yang

penting bagi saya

Kehadiran di

tempat beribadah

21. Beribadah dan

berdoa bersama

merupakan hal yang

menyenangkan bagi

saya

22. Saya mengikuti

berbagai kegiatan

keagamaan di tempat

ibadah

47. Saya tidak suka

mengikuti berbagai

kegiatan di tempat

ibadah

3

3. Forgiveness Memaafkan

orang lain dan

diri sendiri

27. Saya mencoba

untuk memaafkan

orang lain

28. Meskipun sulit,

saya akan berusaha

untuk memaafkan

orang lain yang telah

menyakiti perasaan

saya

29. Saya memaafkan

diri sendiri

- 3

Merasakan

kepedulian, rasa

kasih sayang dan

saling

memaafkan pada

dunia

30. Saya mencoba

hidup dengan selalu

mencintai orang lain

sebagaimana saya

mencintai diri sendiri

31. Saya yakin bahwa

saya harus peduli

terhadap orang lain

seburuk apapun

perlakuan mereka

terhadap saya

50. Saya merasakan

kepedulian yang

56. Saya tidak akan

memperdulikan

orang-orang yang

telah menyakiti saya

4

Page 85: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

mendalam terhadap

dunia dan isinya

4. God as judge Mempercayai

tuhan sebagai

penetap takdir

32. Saya percaya

bahwa Tuhan lah sang

penetap takdir

33. Saya percaya

segala yang terjadi

adalah ketetapan dari

Tuhan

- 2

Mempercayai

hukum dan nilai-

nilai dari Tuhan

34. Saya percaya

Tuhan

mempunyai/memberi

banyak peraturan yang

dapat membantu

kelangsungan hidup

hambanya

35. Saya percaya

bahwa kitab suci

adalah kalimat dari

Tuhan

36. Saya percaya

Tuhan akan

memberikan balasan

yang adil

51. Saya merasa

situasi yang penuh

tekanan merupakan

cara Tuhan untuk

menghukum saya atas

dosa-dosa dan

kelalaian saya

- 4

5. Thankfulness Merasakan

bersyukur

39. Saya merasa

diberkati Tuhan setiap

hari

41. Saya bersyukur

terhadap apapun yang

terjadi dalam hidup ini

- 2

Page 86: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

Menggambarkan

perasaan

berterima kasih

40. Saya berterima

kasih atas apa yang

saya terima dalam

hidup ini

55. Saya marah pada

tuhan karena

membiarkan hal

buruk terjadi pada

diri saya

2

6. Unvengefulness Membebaskan

diri dari rasa

dendam

37. Saya

membebaskan diri dari

rasa dendam.

38. Saya tidak akan

menaruh rasa dendam

maupun membalas

kepada orang yang

telah menyakiti saya

57. Saya yakin

walaupun saya

melakukan banyak

kesalahan Tuhan tidak

akan berhenti

mencintai saya.

61. saya tidak akan

membalas perlakuan

buruk yang orang lain

lakukan terhadap saya

52. Ketika

seseorang meyakini

perasaan saya, saya

akan membalasnya

dengan cara apapun

53. Orang lain

memberitahu bahwa

saya tidak cukup

bersyukur dalam

menjalani hidup ini

54. Saya tidak

melihat banyak hal

yang bisa saya

syukuri dalam

kehidupan ini

58. Saya adalah

orang yang

pendendam

59. Satu-satunya

orang yang harus

saya syukuri atas

apa yang saya

terima dalam hidup

ini adalah diri saya

sendiri

60. Saya yakin jika

saya melakukan

banyak kesalahan

Tuhan akan berhenti

mencintai saya

10

7. Involve God Mempercayai

Tuhan

23. Saya percaya pada

Tuhan.

24. Saya percaya

48. Saya meragukan

kehadiran Tuhan

3

Page 87: SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA DAN RELIGIUSITAS

Tuhan akan

mengabulkan doa-doa

yang dipanjatkan oleh

hamba-Nya

Meyakini Tuhan 25. Saya meyakini

Tuhan mencintai saya

apa adanya

26. Saya yakin setiap

perbuatan manusia

diawasi oleh Tuhan

49. Yang saya tahu

Tuhan hanya

mencintai orang-

orang tertentu saja

3

Jumlah 45 16 61