skripsirepository.ummat.ac.id/890/1/cover sampai bab iii.pdfmenyelesaikan skripsi ini. 7. buat semua...
TRANSCRIPT
SKRIPSI
STUDI KONDISI SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT PENDIDIKAN MASYARAKAT PESISIR KELURAHAN BINTARO KECAMATAN
AMPENAN KOTA MATARAM
STUDY OF SOCIO ECONOMIC CONDITIONS AND EDUCATION
LEVEL OF COASTAL COMMUNITIES OF BINTARO SUB-DISTRICT, AMPENAN SUB-DISTRICT OF MATARAM CITY
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM 2020
Oleh
SITI SYARIFAH SAADAH
NIM: 11314A0043
i
SKRIPSI
STUDI KONDISI SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT PENDIDIKAN MASYARAKAT PESISIR KELURAHAN BINTARO KECAMATAN
AMPENAN KOTA MATARAM
STUDY OF SOCIO ECONOMIC CONDITIONS AND EDUCATION
LEVEL OF COASTAL COMMUNITIES OF BINTARO SUB-DISTRICT, AMPENAN SUB-DISTRICT OF MATARAM CITY
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Pada Program Studi Pendidikan Geografi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Mataram
Oleh:
SITI SYARIFAH SAADAH NIM: 11314A0043
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2020
ii
iii
iv
v
vi
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Ende pada tanggal 03 Juli1994 sebagai putri ke tiga dari tiga bersaudara dari pasangan bapak H.M.Saadah Yusuf dan ibu Sahuda Gili Nusa. Dengan memiliki cita-cita sebagai guru muda, memiliki hobi bernyanyi dan membaca.
Penulis menempuh pendidikan :
1. Sekolah Dasar di SDN Rodja 1 dan lulus pada tahun 2006
2. Sekolah Menengah Pertama di SMPN 1 Ende Selatan dan lulus pada tahun
2009
3. Sekolah Menengah Atas di MAN Ende dan lulus pada tahun 2012
4. Penulis mengikuti tes masuk Perguruan Tinggi dan terdaftar sebagai
mahasiswi
Strata 1 Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Mataram.
vii
MOTTO
Selalu ada harapan bagi mereka yang sering berdoa.selalu ada jalan
bagi mereka yang sering berusaha
Tidak ada kesuksesan melainkan dengan pertolongan allah (QS.Huud
: 88)
viii
PERSEMBAHAN
Yang utama dari segalanya, sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih sayang-mu telah memberikan kekuatan, membekaliku dengan ilmu, serta memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia serta kemudahan yang engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan keharibahan Rasullallah Muhammad SAW.
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kusayangi:
1. Kedua orang tuaku tercinta bapak Hj Muhammad Saadah Yusuf dan ibu
Sahuda sebagai tanda bukti dan rasa terima kasih yang telah memberikan
kasih sayang, dan segala dukungan yang tiada habis-habisnya.
2. Ibu Hj. Mas’ad, S.Pd.,M.Si dan ibu Nurin Rochayati, S.Pd.,M.Pd selaku
dosen pembimbing terima kasih yang tak terhingga atas nasihat dan waktu
yang diluangkan untuk membimbing saya selama proses konsultasi hingga
skripsi ini dapat terselesaikan.
3. Untuk kedua kakakku tercinta Aminah Hm. Saadah Yusuf dan Suwarni
Hm. Saadah Yusuf.
4. Sahabat seperjuanganku Nuriah Safar, Siti Hajar Nggesu, Iyut Mayasari,
Restianti Usman, Hazlinda, Sitti Sofiah, Sita Junaidin, Mirna Wati, Ani
Astiani terima kasih untuk semangat, bantuan, dukungan, dan canda tawa
kalian semua, dan terima kasih untuk kenangan manis selama masa
perkuliahan.
5. Buat adik-adikku Iffa Fazirah, Rahayu, Radiatul Adwiyah, Astuti, Dzuhri,
Raudah, Anisa, Alfianti, Fanti, Hilman, Nurwahida, Purnama dan semua
yang sudah turut berperan dalam penyusunan skripsi ini, terima kasih atas
bantuan semangat dan dukungan kalian.
6. Almamater tercinta.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan ridho-nya, sehingga skripsi Studi Kondisi Sosial Ekonomi Dan Tingkat Pendidikan Masyarakat Pesisir Kelurahan Bintaro Kecamatan Ampenan Kota Mataram dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini banyak pihak yang telah memberikan bimbingan, bantuan, dorongan, dan doa baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih dan rasa hormat kepada :
1. Bapak Drs. H. Arsyad Abdul Gani, M.Pd selaku rektor Universitas Muhammadiyah Mataram.
2. Ibu Dr.Hj.Maemunah, S.Pd.,M.H Selaku Dekan FKIP-UMM 3. Ibu Nurin Rochayati, S.Pd.,M.Pd ketua Program Studi Pendidikan
Geografi. 4. Ibu Hj. Mas’ad, S.Pd.,M.Si selaku Dosen Pembimbing I dan ibu Nurin
Rochayati, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dan motivasi dari berbagai kesempatan selama pelaksanaan penyusunan skripsi.
5. Seluruh dosen program studi pendidikan geografi serta dosen yang ada diruang lingkup FKIP yang banyak membantu dalam pelaksanaan proses perkuliahan.
6. Orang tua tercinta serta keluarga yang telah memberikan luapan kasih sayang, doa, bimbingan, dan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
7. Buat semua pihak yang juga turut memberikan semangat kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritikan yang bersifat membangun sangat diharapkan. Akhirnya, penulis berharap skrispi ini dapat bermanfaat bagi pengembang dunia pendidikan.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................... i
HALAMAN PERSUTUJUAN .......................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................... iii
SURAT PERNYATAAN .................................................................. iv
RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vi
MOTTO ............................................................................................ vii
PERSEMBAHAN .............................................................................. viii
KATA PENGANTAR ....................................................................... ix
DAFTAR ISI ..................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................... xiii
ABSTRAK.......................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah ............................................................. 5 1.3. Tujuan Penelitian ............................................................... 5 1.4. Manfaat penelitian ............................................................ 6
1.4.1 Manfaat Teoritis ....................................................... 6 1.4.2 Manfaat Praktis ......................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Yang Relevan ....................................................... 8
2.2 Kajian Teori ......................................................................... 10
2.2.1 Kondisi Sosial Ekonomi ........................................... 10
2.2.2 Tingkat Pendidikan .................................................. 13
2.2.3 Masyarakat Pesisir ................................................... 17
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian ........................................................... 24
3.2 Lokasi Penelitian .................................................................. 24
xi
3.3 Metode Penentuan Informan ................................................ 25
3.3.1 Informan Kunci ........................................................ 26
3.3.2 Informan Biasa ........................................................ 26
3.4 Jenis Dan Sumber Data ........................................................ 27
3.4.1 Jenis Data ................................................................ 27
3.4.2 Sumber Data ............................................................ 27
3.5 Instrumen Penelitian ............................................................ 28
3.6 Metode Pengumpulan Data .................................................. 28
3.6.1 Metode Observasi .................................................... 29
3.6.2 Metode Wawancara .................................................. 29
3.6.3 Metode Dokumentasi ............................................... 31
3.7 Teknik Analisis Data ............................................................ 31
BAB IV HASIL PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian .................................................... 35
4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian ..................................... 35
4.1.2 Gambaran Umum Wilayah ....................................... 38
4.1.3 Pelaksanaan Penelitian ............................................. 41
4.2 Hasil Penelitian .................................................................... 42
4.2.1 Studi Kondisi Sosial Ekonomi Dan Tingkat Pendidikan
Masyarakat Pesisir Kelurahan Bintaro Kecamatan
Ampenan Kota Mataram .......................................... 42
4.3 Pembahasan ......................................................................... 50
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan .............................................................................. 53
5.2 Saran .................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 4.1 Sarana Pendidikan Kelurahan Bintaro ..................................... 39 2. Tabel 4.2 Sarana Dan Kepersertaan Kesehatan
Masyarakat Kelurahan Bintaro .............................................................. 40 3. Tabel 4.3 Jumlah Tempat Ibadah Dan TPU Kelurahan Bintaro ................ 40
xiii
DARTAR GAMBAR
1. Gambar : Komponen Dalam Analisis Data ............................................. 32 2. Gambar : Struktur Organisasi Kelurahan Bintaro .................................... 38
xiv
Siti Syarifah Saadah,2020 “Studi Kondisi Sosial Ekonomi dan Tingkat
Pendidikan Masyarakat Pesisir Kelurahan Bintaro Kecamatan Ampenan Kota Mataram”. Skripsi. Mataram. Universitas Muhammadiyah Mataram. Pembimbing I : HJ. Mas’ad, S.Pd.,M.Si Pembimbing II : Nurin Rochayati, S.Pd.,M.Pd
ABSTRAK Masyarakat dikawasan pesisir Indonesia sebagian besar berprofesi sebagai
nelayan yang diperoleh secara turun-temurun dari nenek moyang mereka. Karakteristik masyarakat nelayan terbentuk mengikuti sifat dinamis sumber daya yang digarapnya, sehingga untuk mendapatkan hasil tangkapan yang maksimal nelayan harus berpindah-pindah. 1) Bagaimana kondisi sosial ekonomi masyarakat pesisir Kelurahan Bintaro Kecamatan Ampenan Kota Mataram 2) Bagaimana tingkat pendidikan masyarakat pesisir Kelurahan Bintaro Kecamatan Ampenan Kota Mataram. Manfaat penelitian ini adalah manfaat teoritis dan praktis. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Bintaro Kecamatan Ampenan Kota Mataram
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Sumber data yang digunakan sumber data primer dan sekunder. Instrument penelitian peneliti itu sendiri. Teknik penentuan informan teknik proposive sampling yang menjadi informan kunci yaitu anggota masyarakat dan pemerintah daerah dan informan biasa pemerintah daerah diantaranya Lurah Bintaro. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data, display data, dan verifikasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kondisi sosial ekonomi masyarakat Kelurahan Bintaro Kecamatan Ampenan Kota Mataram mengalami perubahan hal ini tampak dalam kehidupan sosial saling membantu dan mampu meringankan beban bagi masyarakat nelayan. Masyarakat di Kelurahan Bintaro sudah terbiasa melakukan aktifitas secara gotong royong salah satunya gotong royong kebersihan lingkungan, karena masyarakat beranggapan bahwa dengan gotong royong seberat apapun pekerjaan itu dapat diselesaikan dan mampu menepis perbedaan, mempererat persaudaraan, meringankan beban dan dapat membantu faktor ekonomi masyarakat nelayan Bintaro itu sendiri. Tingkat pendapatan ekonomi tidak sebanding, dimana kehidupan masyarakat nelayan Bintaro sangat bergantung pada musim. Menjadi nelayan tidak semudah yang kita bayangkan banyak mengalami kesulitan di mana dalam proses tangkapan ikan tidak semudah itu. Misalnya disaat kondisi cuaca yang bagus maka hasil tangkapannya juga banyak, tapi disaat kondisi cuaca yang buruk seperti musim ombak besar nelayan tidak berani untuk melaut jadi penghasilan nelayan tidak ada sama sekali kalaupun tetap berangkat melaut hasil tangkapan ikannya sedikit atau menurun dikarenakan ikan sangat sulit ditangkap sehingga kerja keras nelayan menjadi sia-sia.
Kata kunci : Kondisi Sosial, Ekonomi, Pendapatan, dan Tingkat Pendidikan.
xv
ABSTRACT
Most of the people in the coastal areas of Indonesia work as fishermen who have been handed down from generation to generation from their ancestors. The characteristics of the fishing community are formed following the dynamic nature of the resources they are working on, so to get the maximum catch the fisherman must move around. 1) What is the socio-economic condition of the coastal communities of Bintaro Village, Ampenan Subdistrict, Mataram City 2) What is the education level of the coastal community of Bintaro Subdistrict, Ampenan Subdistrict, Mataram City. The benefits of this research are theoretical and practical benefits. This research was conducted in Bintaro Village, Ampenan District, Mataram City.
The research method used in this study is a qualitative research method. Data sources used are primary and secondary data sources. The research instrument of the researcher itself. The technique for determining informants is the propellant sampling technique that is the key informant, namely members of the community and local government and ordinary local government informants including the Lurah Bintaro. Data collection techniques using the method of observation, interviews, and documentation. Data analysis techniques used in this study are data reduction, data display, and verification
The results showed that the socio-economic conditions of the people of Bintaro Village, Ampenan Subdistrict, Mataram City, experienced a change. This was apparent in the social life of helping each other and being able to ease the burden on fishing communities. Communities in the Bintaro Kelurahan are accustomed to doing mutual cooperation activities, one of which is environmental cooperation, because the community believes that with any heavy cooperation, the work can be completed and able to ward off differences, strengthen brotherhood, ease the burden and can help the economic factors of the Bintaro fishing community alone. The level of economic income is not comparable, where the lives of Bintaro fishing communities are highly dependent on the season. Being a fisherman is not as easy as we imagine many have difficulties where the process of catching fish is not that easy. For example, when the weather conditions are good, the catches are also many, but when the weather conditions are bad such as the big wave season the fishermen do not dare to go to sea so the fishermen's income is not there at all even if they still go to sea the catches of the fish are few or decreased because the fish are very difficult to catch so fishermen's hard work is in vain.
Keywords: Social Conditions, Economy, Income, and Education Level.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia dikenal dengan negara yang bercorak maritim di mana
masyarakat Indonesia masih banyak menggantungkan hidupnya pada perairan
laut sebagai salah satu sumber perekonomian masyarakat, terutama bagi
masyarakat yang tinggal di daerah pinggiran pantai atau yang sering disebut
dengan masyarakat pesisir, yang sebagian besar menggantungkan hidupnya
pada hasil laut sebagai mata pencaharian utama masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya baik bekerja sebagai nalayan, petani tambak, pedagang
ikan, maupaun masyarakat yang mengelola daerah pesisir sebagai pariwisata.
Masyarakat dikawasan pesisir Indonesia sebagian besar berprofesi
sebagai nelayan yang diperoleh secara turun-temurun dari nenek moyang
mereka. Karakteristik masyarakat nelayan terbentuk mengikuti sifat dinamis
sumber daya yang digarapnya, sehingga untuk mendapatkan hasil tangkapan
yang maksimal nelayan harus berpindah-pindah. Selain itu, resiko usaha yang
tinggi menyebabkan masyarakat nelayan hidup dalam suasana alam yang
keras yang selalu diliputi ketidakpastian dalam menjalankan usaha.
Rumah tangga nelayan memiliki ciri khusus seperti penggunaan
wilayah pesisir dan laut (common property) sebagai faktor produksi, jam
kerja harus mengikuti kondisi oseanografis (melalui hanya rata-rata sekitar 20
hari dalam satu bulan, sisanya relatif menganggur). Demikian juga pekerjaan
menangkap ikan adalah pekerjaan yang penuh resiko, sehingga pekerjaan ini
2
umumnya dikerjakan oleh laki-laki. Hal ini mengandung arti bahwa keluarga
yang lain tidak dapat membantu secara penuh, sehingga masyarakat yang
tinggal diwilayah pesisir pada umumnya sering diidentikan dengan
masyarakat miskin.
Rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan peralatan yang
digunakan nelayan berpengaruh pada cara dalam menangkap ikan,
keterbatasan dalam pemahaman akan teknologi, menjadikan kualitas dan
kuantitas tangkapan tidak mengalami perbaikan. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan pendapatan nelayan antara lain dengan
meningkatkan produksi hasil tangkapannya. Seperti, nelayan ini tidak hanya
sebatas nelayan ikan, tetapi mereka juga mengambil biota laut lainnya seperti
gurita, cumi-cumi, lobster, udang laut, kerang dan sebagainya. Hasil
tangkapan tersebut pun sangat terbatas, dan kadang kala hasil tangkapan
tersebut tidak seluruhnya terjual, tapi untuk konsumsi sendiri sebab mereka
memiliki tanggungan dalam keluarga.
Hal lain yang turut berkontribusi memperburuk tingkat kesejahteraan
nelayan adalah mengenai kebiasaan atau pola hidup. Tidak pantas jika kita
menyebutkan nelayan pemalas, karena jika dilihat dari daur hidup nelayan
yang selalu bekerja keras. Namun kendalanya adalah pola hidup konsumtif,
dimana pada saat penghasilan banyak, tidak ditabung untuk persiapan
paceklik melainkan dijadikan kesempatan untuk membeli kebutuhan
sekunder.
3
Kondisi sosial dalam sebuah keluarga dapat berupa pendidikan orang
tua, pendidikan anggota keluarga lainnya, kondisi rumah, jenis tempat
tinggal, dan lainnya. Kondisi sosial tersebut akan berpengaruh pada kesiapan
anak dalam belajar dan penguasaan nilai-nilai sosial yang dimiliki anak.
Kondisi ekonomi keluarga bisa berupa pendapatan orang tua, pendapatan
sampingan orang tua, pengeluaran untuk biaya sekolah, pengeluaran untuk
kesehatan, tabungan, dan kekayaan lainnya. Kondisi ekonomi keluarga akan
berpengaruh pada penyediaan fasilitas belajar dan juga pemenuhan gizi anak
sehingga dapat belajar dengan baik.
Tingkat pendidikan dimasyarakat nelayan sangat rendah salah satunya
disebabkan oleh kemiskinan yang ada pada masyarakat nelayan, dengan
kondisi ekonomi yang lemah tidak memungkinkan bagi nelayan untuk
memberikan pendidikan yang layak bagi anak-anaknya selain itu pandangan
masyarakat nelayan terhadap pendidikan juga berpengaruh terhadap tingkat
pendidikan dimasyarakat nelayan. Pendidikan diperlukan dikalangan anak
nelayan untuk bekal dimasa yang akan datang agar nelayan tidak terus
berkutat dalam sebuah lingkaran kemiskinan yang tidak berujung. Kehidupan
nelayan yang serba kekurangan teryata mempengaruhi mereka terhadap
tingkat pendidikan. Walaupun bagi nelayan maupun istrinya pendidikan
adalah hal yang penting dan bermanfaat namun ada kecenderungan bahwa
mereka kurang berambisi untuk meraih pendidikan yang lebih tinggi.
Keterbatasan ekonomi dan kenyataan yang mereka temui sehari-hari, dengan
4
kesempatan bekerja amat terbatas, mempengaruhi mereka terhadap manfaat
pendidikan.
Anak-anak yang ikut membantu orang tua mencari nafkah dalam usia
dini adalah hal yang biasa, mereka beralasan bahwa penghasilan orang tuanya
tidak mencukupi. Mereka biasanya bekerja ketika pulang sekolah atau liburan
sekolah sehingga jangan kaget jika anak mereka pun rata-rata tidak sempat
menyelesaikan pendidikan hingga jenjang setinggi-tingginya.
Berdasarkan observasi awal peneliti Jumat tanggal 08 November 2019
jam 17.00 di Kelurahan Bintaro Kecamatan Ampenan Kota Mataram.
Kondisi sosial masyarakat di Kelurahan Bintaro sangat ramah serta mereka
saling membantu dan gotong royong antara sesamanya. Mereka juga
melakukan rutinitas mingguan seperti jumat bersih, namun kegiatan tersebut
kurang dilaksanakan terlihat dari banyaknya sampah-sampah yang berserakan
disekitaran pinggir pantai. Selain kondisi sosial terdapat pula kondisi
ekonomi yang cukup memprihatinkan. Mayoritas masyarakat Kelurahan
Bintaro merupakan menengah kebawah, dengan bermata pencaharian sebagai
nelayan dan pedagang kecil-kecilan. Para nelayan masih menggunakan alat
pancing tradisonal untuk menangkap ikan seperti jaring (jala).
Sedangkan dalam tingkat pendidikan masyarakat Bintaro dalam
kategori rendah karena orang tua memberikan kewenangan terhadap anak
untuk melanjutkan pendidikan kejenjang lebih tinggi akan tetapi, kebanyakan
anak-anak lebih antusias mengikuti pekerjaan orang tua sebagai nelayan. Jadi,
pendidikan yang sebenarnya diutamakan menjadi terbengkalai. Sebagian
5
besar pendidikan masyarakat disana yaitu pada tingkat SMP. Dan sebagian
kecilnya lagi masyarakat disana menempuh pendidikan pada tingkat SMA
hingga Sarjana. Dengan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk
meneliti bagaimana kondisi sosial ekonomi dan tingkat pendidikan
masyarakat pesisir pantai, sehingga peneliti mengambil judul,” Studi
Kondisi Sosial Ekonomi dan Tingkat Pendidikan Masyarakat Pesisir
Kelurahan Bintaro Kecamatan Ampenan Kota Mataram”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kondisi sosial ekonomi masyarakat pesisir Kelurahan Bintaro
Kecamatan Ampenan Kota Mataram ?
2. Bagaimana tingkat pendidikan masyarakat pesisir Kelurahan Bintaro
Kecamatan Ampenan Kota Mataram ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian, sesuai dengan rumusan permasalahan
tersebut:
1. Untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat pesisir Kelurahan
Bintaro Kecamatan Ampenan Kota Mataram
2. Untuk mengetahui tingkat pendidikan masyarakat pesisir Kelurahan
Bintaro Kecamatan Ampenan Kota Mataram
6
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1.4.1 Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi penelitian
selanjutnya atau penelitian lain yang mengkaji tentang Studi Kondisi
Sosial Ekonomi dan Tingkat Pendidikan Masyarkat Pesisir Kelurahan
Bintaro Kecamatan Ampenan Kota Mataram.
1.4.2 Manfaat praktis
Secara praktis, penelitian ini dapat berguna bagi:
1) Bagi peneliti
Menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan penulis
untuk berfikir secara kritis guna melatih kemampuan, memahami dan
menganalisis masalah-masalah kondisi sosial ekonomi dan tingkat
pendidikan.
2) Bagi masyarakat
Memberikan masukan kepada masyarakat nelayan agar lebih
memperhatikan pendidikan khususnya bagi anak nelayan.
3) Bagi pemerintah terkait
Memberikan masukan kepada pemerintah khususnya
pemerintah Kelurahan Bintaro Kecamatan Ampenan Kota Mataram
agar lebih memperhatikan kondisi sosial ekonomi dan tingkat
pendidikan anak nelayan.
7
AB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang relevan biasanya digunakan untuk mencari persamaan
dan perbedaan antara penelitian orang lain dengan penelitian yang sedang kita
buat atau membandingkan penelitian yang satu dengan yang lainnya.
1. Penelitian yang pernah diteliti oleh mahasiswa yang bernama Sarjulis,
Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra Universitas Andalas tahun 2011
yang berjudul ”Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir Tanjung
Mutiara Kabupaten Agam”.
Ada perbedaan dan persamaan dengan penelitian yang sedang
diteliti. Perbedaan itu diantaranya: penelitian diatas menjelaskan
tentang Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir dalam
perspektif historis dengan menggunakan metode historis (sejarah)
sedangkan peneliti menjelaskan tentang Kondisi Sosial Ekonomi dan
Tingkat Pendidikan Masyarakat Pesisir dengan menggunakan metode
Kualitatif. Dari berbagai aspek kehidupan yaitu kehidupan sosial,
ekonomi, dan tingkat pendidikan. Selain itu, mengenai lokasinya juga
berbeda. Persamaannya yaitu sama-sama menjelaskan tentang
kehidupan masyarakat pesisir.
2. Penelitian yang pernah diteliti oleh mahasiswa yang bernama Amri,
Resmiati Yunus, Sutrisno Mohamad. Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu
Sosial Universitas Negeri Gorontalo dengan judul “Perubahan
8
Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat pesisir di Kecamatan Bokam
Kepulauan Kabupaten Banggi Laut”
Ada perbedaan dan persamaan penelitian dengan penelitian
yang sedang diteliti. Perbedaan itu di antaranya: penelitian di atas
menjelaskan potret Perubahan Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat
Pesisir. Sedangkan peneliti lebih memfokuskan pada Kehidupan Sosial
Ekonomi dan Tingkat Pendidikan Masyarakat Pesisir Kelurahan
Bintaro Kecamatan Ampenan Kota Mataram. Dari berbagai aspek
kehidupan yaitu kehidupan sosial, ekonomi, dan tingkat pendidikan.
Mengenai lokasi penelitiannya juga pun berbeda. Persamaannya yaitu
sama-sama menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, teknik
pengumpulan data di lakukan dengan observasi, wawancara, dan
dokumentasi dan mengunakan teknik analisis data menggunakan model
analisis interaktif, yaitu interaksi antara pengumpulan data dengan tiga
komponen yakni reduksi data, sajian data, dan penarikan
kesimpulan/verivikasi
3. Penelitian yang pernah diteliti oleh mahasiswa yang bernama Yudi
Firgianti Kadir, Trisnowati Tuahunse, Lukman D Katili. Program Studi
Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Gorontalo tahun
2013 dengan judul “Perkembangan Kehidupan Sosial Ekonomi
Masyarakat Pesisir Pantai (Studi Kasus di Kelurahan Tanjung
Keramat).
9
Ada perbedaan dan persamaan dengan penelitian yang sedang
diteliti. Perbedaan itu di antaranya: penelitian di atas menjelaskan dan
memfokuskan pada Perkembangan Kehidupan Sosial Ekonomi
Masyarakat Pesisir Pantai dengan mengambil studi kasus di Kelurahan
Tanjung Keramat sedangkan penelitian yang sedang diteliti
menjelaskan tentang Kondisi Sosial Ekonomi dan Tingkat Pendidikan
Masyarkat Pesisir tidak hanya dilihat dari aspek kehidupan sosial
ekonomi saja namun dari aspek tingkat kependidikan. Penelitian diatas
menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenalogis
sedangkan penelitian yang di teliti menggunakan metode kualitatif
deskriptif. Mengenai lokasi penelitiannya juga pun berbeda.
persamaannya sama-sama menggunkan metode penelitian kualitatif.
2.2 Kajian Teori
2.2.1 Kondisi Sosial Ekonomi
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita mengamati adanya
perbedaan kondisi antar warga, baik dilingkungan keluarga maupun
masyarakat. Dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas perbedaan
mencakup berbagai aspek kehidupan, misalnya ada orang kaya dan orang
miskin, ada orang yang berkuasa dan ada orang yang tidak berkuasa, serta
ada orang yang dihormati dan orang yang tidak dihormati.
Kondisi cenderung merujuk pada keadaan ekonomi dan sosial
seseorang dalam kaitannya dengan jabatan (kekuasaan), dan peranan yang
dimiliki orang bersangkutan didalam masyarakat. Status atau kondisi
10
cenderung memperlihatkan tingkat kedudukan sesorang dalam
hubungannya dengan orang lain berdasarkan suatu ukuran tertentu. Ukuran
atau tolak ukur yang dipakai didasarkan pada salah satu kombinasi yang
mencakup tingkat pendidikan, prestasi dan kekuasaan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kondisi adalah persyaratan
atau keadaan. Kondisi adalah situasi atau keadaan yang ada pada diri
individu baikitu di luar maupun didalam dirinya.
a. Sosial
Di kehidupan kita sebagai anggota masyarakat istilah sosial
sering dikaitkan dengan hal-hal yang berhubungan dengan manusia
dalam masyarakat, seperti kehidupan kaum miskin di kota, kehidupan
kaum berada, kehidupan nelayan dan seterusnya. Dan juga sering
diartikan sebagai suatu sifat yang mengarah pada rasa empati terhadap
kehidupan manusia sehingga memunculkan sifat tolong menolong,
membantu dari yang kuat terhadap yang lemah, mengalah terhadap
orang lain, sehingga sering dikatakan sebagai mempunyai jiwa sosial
yang tinggi.
b. Ekonomi
Adalah suatu ilmu sosial yang mempelajari tentang kegiatan
manusia yang berkaitan dengan aktivitas produksi, distrubusi, dan
konsumsi terhadap barang dan jasa. Ada juga yang menyebutkan
defenisi ekonomi adalah semua yang berhubungan dengan upaya dan
daya manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya untuk mencapai
11
suatu tingkatan kemakmuran. Istilah “ekonomi” berasal dari bahasa
yunani, yaitu “Oikos” yang artinya keluarga/rumah tangga, dan
“Nomos” yang artinya peraturan/hukum. Sehingga arti Ekonomi secara
harfiah adalah suatu manajemen rumah tangga atau aturan rumah
tangga.
c. Sosial Ekonomi
Sosial ekonomi merupakan posisi atau kedudukan seseorang
dalam kelompok masyarakat yang ditentukan terhadap jenis aktivitas
ekonomi, pendidikan dan pendapatan. Pada pembahasannya sosial serta
ekonomi sering menjadi objek pembahasan yang berbeda.
Pengertian Kondisi Sosial Ekonomi menurut para ahli berikut
ini merupakan:
1) Sumardi
Kondisi sosial ekonomi adalah suatu kedudukan yang diatur
secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam
masyarakat, pemberian posisi itu disertai pula dengan seperangkat
hak dan kewajiban yang harus dimainkan oleh si pembawa status.
2) Manaso Malo
Merupakan suatu kedudukan yang diatur secara sosial dan
menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam sosial
masyarakat. Pemberian posisi disertai pula dengan seperangkat hak
dan kewajiban yang harus dimainkan oleh si pembawa status
12
3) W.S Winke
Menyatakan bahwa pengertian status sosial ekonomi
mempunyai makna suatu keadaan yang menunjukan pada
kemampuan finansial keluarga dan perlengkapan material yang
dimiliki, dimana keadaan ini bertaraf baik, cukup, dan kurang.
2.2.2 Tingkat Pendidikan
a. Pengertian Tingkat
Pengertian tingkat menurut KBBI adalah susunan yang berlapis-
lapis atau berlenggek-lenggek seperti lenggek rumah, tumpan pada
tangga (jenjang). Tinggi rendahnya martabat (kedudukan, jabatan,
kemajuan peradaban, pangkat, derajat dan sebagainya). Tingkat
merupakan suatu pangkat, kedudukan, lapisan atau kelas suatu susunan.
Dimana tingkat sangat penting dalam kedudukan yang menandakan
bahwa adanya suatu perbedaan tinggi rendahnya suatu posisi. Dengan
kata lain tingkat merupakan pemisah antara posisi yang tinggi dengan
yang rendah karena tingkat dapat dikatakan pemisah antara pangkat
yang tinggi kepangkat yang lebih rendah.
b. Pengertian Pendidikan
Pengertian pendidikan adalah suatu proses dimana suatu bangsa
mempersiapkan generasi mudanya untuk menjalankan kehidupan dan
memenuhi tujuan kehidupan secara efektif dan efesien. Pendidikan
lebih dari sekedar pengajaran, karena dalam kenyataan pendidikan
adalah suatu proses dimana suatu bangsa atau negara membina atau
13
mengembangkan kesadaran diri diantara individu-individu, dengan
kesadaran tersebut, suatu bangsa atau negara dapat mewariskan
kekayaan budaya atau pemikiran kepada generasi berikutnya, sehingga
menjadi inspirasi bagi mereka dalam setiap aspek kehidupan.
Pendapat lain menurut MJ Langeveld mengatakan bahwa
pendidikan adalah pemberian bimbingan atau bantuan rohani bagi yang
masih memerlukannya. Menurut K.H Dewantara “pendidikan adanya
upaya untuk memajukan budi pekerti(kekuatan batin), pikiran (intelek)
dan jasmani anak” pendidikan adalah suatu proses, teknik, dan metode
belajar mengajar dengan maksud transfer suatu pengetahuan dari
seseorang kepada orang lain melalui prosedur yang sistematis dan
terorganisir yang berlangsung dalam jangka waktu yang relatif lama.
Menurut Sumitro bahwa” pendidikan adalah proses dalam mana
potensi-potensi, kemampuan-kemampuan, kapasitas-kapasitas manusia
yang mudah dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan, disempurnakan
dengan kebiasan-kebiasan yang baik, dengan alat (media) yang disusun
sedemikian rupa, dan digunakan oleh manusia untuk menolong orang
lain atau dirinya sendiri dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa para ahli
didik berbeda pendapat, namun dari perbedaan pendapat tersebut dapat
diambil kesimpulannya adanya titik persamaan yang secara ringkas
dapat dikemukakan bahwa pendidikan adalah bimbingan yang
14
dilakukan oleh orang dewasa kepada anak didik dalam masa
pertumbuhan agar ia memiliki kepribadian.
c. Tingkat Pendidikan
Andrew E. Sikula menyatakan tingkat pendidikan adalah suatu
proses jangka panjang yang menggunakan prosedur sistematis dan
terorganisir, yang mana tenaga kerja manajerial mempelajari
pengetahuan konseptual dan teoritis untuk tujuan-tujuan umum.
Pendapat lain menurut Azyumardi Azra menyatakan bahwa tingkat
pendidikan merupakan suatu kegiatan seseorang dalam
mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk tingkah lakunya, baik
untuk kehidupan masa kini dan sekaligus persiapan bagi kehidupan
masa yang akan datang dimana melalui organisasi tertentu maupun
tidak terorganisir. Dalam Kamus Bahasa Indonesia tingkat pendidikan
adalah tahap yang berkelanjutan yang ditetapkan berdasarkan tingkat
perkembangan para peserta didik, keluasan bahan pengajaran, dan
tujuan pendidikan yang dicantumkan dalam kurikulum.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan adalah suatu
proses peserta didik dalam meningkatkan pendidikan sesuai dengan
jenjang yang akan ditempuhnya dalam melanjutkan pendidikan yang
ditempuh. Tingkat pendidikan ditempuh secara manajerial atau
terorganisir.
15
d. Indikator Tingkat Pendidikan
Menurut UU SISDIKNAS No.20 (2003), indikator tingkat
pendidikan terdiri dari jenjang pendidikan dan kesesuaian jurusan.
Terdiri dari:
1. Jenjang Pendidikan
a) Pendidikan dasar: jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan)
tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang
pendidikan menengah.
b) Pendidikan menengah: jenjang pendidikan lanjutan pendidikan
dasar.
c) Pendidikan tinggi: jenjang pendidikan setelah pendidikan
menengah yang mencakup program serjana, magister. doktor, dan
spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
2. Kesesuaian jurusan
adalah sebuah karyawan direkut terlebih dahulu perusahaan
menganalisis tingkat pendidikan dan kesesuaian jurusan pendidikan
karyawan tersebut agar nantinya dapat ditempatkan pada posisi
jabatan yang sesuai dengan kualifikasi pendidikannya tersebut.
Dengan demikian karyawan dapat memberikan kinerja yang baik
bagi perusahaan.
Jenjang pendidikan adalah tahap pendidikan yang
ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan
16
yang akan dicapai, dan kemampuan yang di kembangkan, terdiri
dari:
1) Pendidikan formal indkatornya adalah jenjang pendidikan
terakhir yang ditamatkan oleh pekerja, dan kesesuaian jurusan.
2) Pendidikan non formal indikatornya relevansi pendidikan
nonformal yang pernah diikuti dengan pekerjaan sekarang.
3) Pendidikan formal indikatornya sikap dan kepribadian yang
dibentuk dari keluarga dan lingkungan.
2.2.3 Masyarakat Pesisir
a. Masyarakat
Masyarakat berasal dari kata musyarak (arab), yang artinya
bersama-sama, yang kemudian berubah menjadi masyarakat, yang
artinya berkumpul bersama, hidup bersama dengan saling berhubungan
dan saling mempengaruhi, selanjutnya mendapatkan kesempatan
menjadi masyarakat (indonesia).
Menurut Koentjaraningrat, masyarakat adalah memang
kesimpulan manusia yang saling bergaul atau dengan istilah ilmiah
saling berinteraksi. Setiap manusia yang berinteraksi itu merupakan
masyarakat, karena dalam suatu masyarakat harus terdapat suatu ikatan
yang khusus dan dengan saling berinteraksi akan menimbulkan suatu
kesadaran kolektif manusia untuk saling berinteraksi dan membuat
suatu ikatan yang demikian dari berbagai pengertian mengenai
masyarakat dapat digeneralisikan bahwa setiap individu yang
17
berkelompok yang hidup bersama dan bekerja sama dan berstruktur
dalam suatu pola organisasi kelompok dan memiliki ciri khas nilai dan
norma, yang membedakan satu masyarakat dengan masyarakat lainnya.
Sedangkan menurut Abdul Syani bahwa masyarakat merupakan
kelompok-kelompok makhluk hidup dengan realitas-realitas baru yang
berkembang menurut hukum-hukumnya sendiri dan berkembang
menurut pola perkembangan yang sendiri. Masyarakat dapat
membentuk kepribadian yang khas bagi manusia, sehingga tanpa
adanya kelompok, manusia tidak akan mampu untuk dapat berbuat
banyak dalam kehidupan.
Dalam Kamus Bahasa Indonesia masyarakat diartikan,
pergaulan hidup manusia sehimpunan manusia yang hidup bersama
dalam suatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan tertentu, orang banyak,
khalayak ramai. Suatu proses interaksi sosial antar individu yang
membentuk suatu kelompok masyarakat dan hidup bersama dalam
suatu himpunan individu yang disebut sebagai masyarakat. Terikat
dengan suatu sistem dan norma yang disepakati lalu diakui sebagai
suatu aturan-aturan yang mengatur serta mengikat kehidupan dari setiap
individu yang berada disuatu kelompok masyarakat. Supaya dapat
menjelaskan pengertian masyarakat secara umum, maka perlu ditelaah
tentang ciri-ciri dari masyarakat itu sendiri. Menurut Soerjano
Soekanto, menyatakan bahwa sebagai suatu pergaulan hidup atau suatu
18
bentuk kehidupan bersama manusia, maka masyarakat itu mempunyai
ciri-ciri pokok yaitu:
a) Manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial tidak ada ukuran
yang mutlak ataupun angka yang pasti untuk menentukan berapa
jumlah manusia yang harus ada. Akan tetapi secara teoritis, angka
minimumnya ada dua orang yang hidup bersama.
b) Bercampur untuk waktu yang cukup lama. Kumpulan dari manusia
tidaklah sama dengan berkumpulnya manusia, maka akan timbul
manusia-manusia baru. Manusia itu juga dapat bercakap-cakap,
merasa dan mengerti, mereka juga mempunyai keinginan-keinginan
untuk menyampaikan kesan-kesan atau perasaan-perasaannya.
Sebagai akibat hidup bersama itu, timbullah sistem komunikasi dan
timbullah peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antar
manusia dalam kelompok tersebut.
c) Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan.
d) Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan
bersama menimbulkan kebudayaan, oleh karena setiap anggota
kelompok merasa dirinya terkait satu dengan yang lainnya.
b. Masyarakat Pesisir
a) Pengertian Masyarakat Pesisir
Menurut Arif Satria masyarakat pesisir adalah sekumpulan
masyarakat yang hidup bersama-sama mendiami wilayah pesisir
membentuk dan memiliki kebudayaan yang khas yang terkait
19
dengan ketergantungan pada pemanfaatan sumber daya pesisir.
Berdasarkan pendapat diatas dapat diketahui bahwa individu-
individu yang hidup bersama dan bersatu membentuk suatu
kelompok atau koloni, yang terkait oleh suatu norma dan memiliki
corak kehidupan yang khas dan sama-sama menggantungkan hidup
pada sumber daya pesisir.
Secara teoritis, masyarakat pesisir merupakan masyarakat
yang tinggal dan melakukan aktifitas sosial ekonomi yang terkait
dengan sumber daya wilayah pesisir dan lautan. Dengan demikian,
secara sempit masyarakat pesisir memiliki ketergantungan yang
cukup tinggi dengan potensi dan kondisi sumber daya pesisir dan
lautan. Namun demikian, secara luas masyarakat pesisir dapat pula
didefenisikan sebagai masyarakat yang tinggal secara spasial
diwilayah pesisir tanpa mempertimbangkan apakah mereka
memiliki aktifitas sosial ekonomi yang terkait dengan potensi dan
kondisi sumber daya pesisir dan lautan.
Masyarakat pesisir itu sendiri dapat didefenisikan sebagai
kelompok orang atau suatu komunitas yang tinggal didaerah pesisir
dan sumber kehidupan perekonomiannya bergantung secara
langsung pada pemanfaatan sumber daya laut dan pesisir.
Masyarakat pesisir tentu tidak saja nelayan, melainkan juga
pembudidaya ikan, pengolah ikan, bahkan pedagang ikan, dan juga
semua masyarakat yang tinggal dan bermukim didaerah pesisir
20
pantai dan yang menggantungkan hidup pada sumber daya yang
ada di laut maupun di daerah pesisir.
b) Karakteristik Masyarakat Pesisir
Sifat dan karakteristik masyarakat pesisir ditentukan
interaksi faktor-faktor sosial, ekonomi, dan lingkungannya,
karakteristik masyarakat nelayan yang mencolok adalah
ketergantungan mereka pada musim, masyarakat pesisir sangat
tergantung pada kondisi lingkungan dan sangat rentan terhadap
kerusakan lingkungan. Masyarakat pesisir memiliki karakter
masyarakat ada, masyarakat lokal, dan masyarakat tradisonal, yang
masih memegang teguh budaya dan adat istiadat yang ada
didaerahnya. Masyarakat berada dalam kelompok-kelompok usaha
ekonomi nelayan dimana terkait dalam kelompok-kelompok
organisasi nelayan. Menurut Fachrudin bahwa perbedaan
masyarakat pesisir dengan masyarakat lainnya, perbedaan tersebut
terletak pada karakteristik aktifitas ekonomi masyarakat pesisir dari
latar belakang budaya mereka sendiri yang tergolong lebih
berorientasi pada alam bebas, di mana kehidupan masyarakat
pesisir sangat dipengaruhi lingkungan, musim, pasar, sehingga
kehidupnnya tidak menentu.
Masyarakat pesisir yang menggantungkan hidup seutuhnya
pada sumber daya alam yang berupa hasil laut dan berkecipung
didunia bahari kelautan telah menciptakan salah satu ciri
21
masyarakat pesisir yang salah satunya adalah masyarakat pesisir
yang disebut nelayan. Imron berpendapat bahwa nelayan adalah
suatu kelompok masyarakat yang hidupnya tergantung langsung
pada hasil laut, baik dengan cara melakukan penangkapan atau
budidaya. Pada umumnya tinggal dipinggir pantai sebuah
lingkungan pemukiman yang dekat dengan lokasi kegiatannya.
Masyarakat pesisir yang merupakan kelompok masyarakat
yang bertempat tinggal atau menetap didaerah pesisir atau
sepanjang garis pantai yang memiliki karakter dan ciri khas yang
berbeda yang hidup terpola dalam suatu struktur sosial masyarakat
yang keseluruhan hidupnya menggantungkan hidup dari sumber
daya laut maupun pesisir, sehingga menimbulkan sebuah kebiasaan
atau kebudayaan masyarakat pesisir. Masyarakat pesisir yang juga
termasuk dalam masyarakat yang bercorak maritim dengan segala
ciri khas dan karakteristik juga norma serta nilai yang terdapat
didalamnya menjadi sebuah bentuk masyarakat yang terlatih untuk
hidup bersama alam dan menimbulkan berbagai persepsi dan
pandangan yang luas bagi kehidupan mereka dalam berbagai
menghadapi berbagai macam kondisi sosial yang terjadi, seperti
tantangan dan permasalahan hidup baik dibidang ekonomi, politik
pendidikan, kesehatan dan lainnya.
22
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dan tujuan kegunaan tertentu. Margono (2007:159)
mengatakan bahwa metode penelitian dibedakan menjadi dua yaitu metode
penelitian kuantitatif dan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian
kuantitatif adalah suatu proses menemukan keterangan mengenai apa yang
ingin kita ketahui, sedangkan penelitian kualitatif adalah penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang dan perilaku yang diamati.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena data yang akan
diperoleh dilapangan lebih banyak bersifat informasi dan keterangan-
keterangan bukan dalam bentuk simbol atau angka. Penelitian kualitatif adalah
jenis penelitian yang menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, situasi atau
berbagai variabel. Pengunaan metode kualitatif dalam penelitian ini untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan Kondisi Sosial Ekonomi dan Tingkat
Pendidikan Masyarakat Pesisir Kelurahan Bintaro Kecamatan Ampenan Kota
Mataram.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Bintaro Kecamatan Ampenan
Kota Mataram. Adapun letak Kelurahan Bintaro Kecamatan Ampenan Kota
Mataram sebagai berikut:
23
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Lombok Barat
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Ampenan Tengah
Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Ampenan Utara
Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Lombok
3.3 Metode Penentuan Informan
Informan adalah orang yang diwawancarai dan dimintai informasi
oleh pewawancara atau orang yang diperkirakan menguasai dan memahami
data, informasi, atau pun fakta dari suatu obyek penelitian.
Sugiyono (2015:301) dalam penelitian kualitatif, tenik sampling yang
yang sering digunakan adalah Proposive Sampling, dan Snowball Sampling.
Seperti yang telah dikemukakan bahwa, proposive sampling adalah teknik
pengambilan sampel sumber data dengan perimbangan tertentu.
Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu
tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga
akan memudahkan peneliti menjelajah obyek/situasi sosial yang diteliti.
Snowball Sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data, yang
pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar . hal ini di lakukan
karena dari jumlah sumber data yang sedikit itu tersebut belum mampu
memberikan data yang memuaskan, maka mencari orang lain lagi yang dapat
digunkan sebagai sumber data. Dengan demikian jumlah sampel sumber data
akan semakin besar, seperti bola salju yang menggelinding, lama-lama
menjadi besar.
24
Berdasarkan hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa, penentuan
teknik sampel dalam penelitian ini menggunakan Proposive Sampling. Teknik
sampel ini memberikan data yang lebih lengkap dan mereka tersebut adalah
orang yang mengetahui tentang kondisi sosial ekonomi dan tingkat
pendidikan misalnya tokoh masyarakat, dan pemerintah setempat yang
mengetahui pesisir pantai itu sendiri.
Adapun macam-macam informan dalam penelitian ini adalah:
3.3.1 Informan Kunci
Informan kunci ialah seseorang yang lebih mengetahui secara
lengkap dan mendalam mengenai informasi yang akan menjadi
permasalahan dalam penelitian. Orang-orang yang dimaksud adalah tokoh
masyarakat (kepala lingkungan) setempat, dan pemerintah daerah.
3.3.2 Informan biasa
Informan biasa yaitu tokoh masyarakat yang memberikan
informasi sebagian besar interaksi sosial dan kepercayaan masyarakat di
Kelurahan Bintaro Kecamatan Ampenan Kota Mataram serta
memberitahukan informan kunci yang lebih mendalam. Adapun informan
biasa dalam penelitian ini adalah para masyarakat yang ada disekitar
Kelurahan Bintaro Kecamatan Ampenan Kota Mataram tersebut.
3.4 Jenis Dan Sumber Data
3.4.1 Jenis Data
Arikunto (2004:98) dalam pelaksanaan penelitian, penelitian
memerlukan data yang akurat agar hasil kajian dapat dipertanggung
25
jawabkan kebenerannya. Dalam melaksanakan penelitian, ada dua jenis
data yaitu data kuantitatif dan data kualitatif.
a. Data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka yang melalui
penelitian perhitungan.
b. Data kualitatif adalah data-data yang berupa uraian-uraian dengan
melalui penelitian sosial.
Dari jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
data Kualitatif, yaitu data yang berkaitan dengan Kondisi Sosial Ekonomi
dan Tingkat Pendidikan Masyarakat Pesisir Kelurahan Bintaro Kecamatan
Ampenan Kota Mataram.
3.4.2 Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian ini adalah
subyek dari mana data di peroleh. Menurut Winarno Surakhmad
(2014:134) sumber data menurut sifatnya di golongkan menjadi 2 (dua)
jenis yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.
a. Sumber data primer adalah sumber-sumber yang memberikan data
langsung dari tangan pertama.
b. Sumber data sekunder adalah sumber mengutip dari sumber lain.
Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Jadi data primer adalah sumber data yang didapatkan melalui
wawancara dan observasi. Sedangkan data sekunder adalah sumber data
yang didapatkan melalui dokumentasi berupa gambar dari hasil penelitian.
26
3.5 Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen penelitian adalah
penelitian itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus
“divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang
selanjutnya terjun kelapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen
meliputi validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif
penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk
memasuki obyek penelitian, baik secara akademis maupun logistiknya. Yang
melakukan validasi adalah peneliti itu sendiri, melalui evaluasi diri seberapa
jauh pemahaman terhadap metode kualitatif, penguasaan teori dan wawasan
terhadap bidang yang teliti, serta kesiapan dan bekal memasuki lapangan.
Sebagai satu-satu alat pencapaiannya instrument pertama dalam penelitian ini
adalah peneliti itu sendiri dibantu sebuah kamera dan alat tulis.
3.6 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penelitian menggunakan 3 (tiga) metode
pengumpulan data. Metode tersebut antara lain akan akan dijelaskan sebagai
berikut.
3.6.1 Metode Observasi
Yatim Ryanto (2001:27) Metode Observasi adalah studi yang
disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala alam
dengan cara pengamatan dan pencatatan. Jadi observasi bermaksud
untuk mengumpulkan data yang merupakan verbalisasi dari hal-hal
yang diamati.
27
Dalam penelitian ini observasi digunakan untuk mengamati
secara langsung situasi sosial, untuk memperoleh data yang aktual dan
sistematik mengenai Studi Kondisi Sosial Ekonomi dan Tingkat
Pendidikan Masyarakat Pesisir Kelurahan Bintaro Kecamatan
Ampenan Kota Mataram.
3.6.2 Metode Wawancara
Mulyana (2001:108) Wawancara adalah bentuk komunikasi
secara langsung antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin
memperoleh informasi dan seseorang lain yang memiliki informasi
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tertentu berdasarakan
tujuan tertentu.
Menurut Sugiyono (2009: 194) adapun macam-macam
wawancara sebagai berikut:
1) Wawancara Terstruktur
Wawancara Tersruktur digunakan sebagai teknik
pengumpulan data/fakta bila peneliti atau pengumpulan data telah
mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang telah
diperoleh. Oleh karena itu, dalam melakukan wawancara,
pengumpulan data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa
pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun
sudah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap
responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpulan data
mencatatnya.
28
2) Wawancara Semistruktur
Wawancara jenis ini adalah untuk menentukan
permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak diwawancarai
diminta pendapat dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara
peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang
di kemukakan oleh orang yang diwawancarai.
3) Wawancara Takterstruktur
Merupakan teknik wawancara dimana wawancara tidak
menggunakan daftar pertanyaan sebagai penuntun selama dalam
proses wawancara.
Adapun dalam penelitian ini yang peneliti gunakan adalah
wawancara Semistrukur dimana dalam melakukan wawancara
pihak yang diwawancarai lebih terbuka mengenai permasalahan
tentang kondisi sosial ekonomi dan tingkat pendidikan dan
peneliti mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang
dikemukakan oleh orang yang diwawancarai.
3.6.3 Metode Dokumentasi
Arikunto (2006:113) menyatakan bahwa dokumentasi berasal
dari kata “dokumen” yang artinya barang-barang tertulis. Sehingga
dalam buku tersebut dijelaskan bahwa metode dokumentasi adalah
mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, buku, transkip,
surat kabar, notulen rapat, agenda dan sebagainya.
29
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode
dokumentasi adalah cara untuk mendapatkan data-data berupa laporan
tertulis dari suatu peristiwa yang terdiri dari penjelasan dan pikiran
terhadap suatu pikiran, ketentuan-ketentuan, foto-foto dan dokumen-
dokumen lain yang ada kaitannya dengan data penelitian.
Dalam penelitian ini akan di cantumkan berupa dokumentasi
seperti foto-foto mengenai Kondisi Sosial Ekonomi dan Tingkat
pendidikan Masyarakat Pesisir Kelurahan Bintaro Kecamatan Ampenan
Kota Mataram.
3.7 Teknik Analisis Data
Miles and Huberman 1984 dalam Sugiyono (2015:335)
mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan
secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,
sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu: data
reduction, data dsiplay, dan conclusion drawing/verifaction. Sebagaimana
gambar yang berikut ini :
Gambar 1: Komponen dalam analisis data (interactive model)
Data
collection Data
display
Conclusions:
drawing/verifying
Data
reduction
30
Sugiyono (2011:244) penelitian ini merupakan penelitian yang
menggunakan data kualitatif lalu dianalisis dengan menggunakan beberapa
metode teknik analisis data. Analisis data adalah proses pengaturan urutan
data, mengorganisasi kedalam suatu pola, kategori dan uraian sumber data.
Berbeda dengan penafsiran Bodgam dalam Sugiyono, analisis
kualitatif adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,
sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya diinformasikan kepada
orang lain.
a. Data Reduction (Reduksi Data)
Dari lokasi penelitian, data lapangan dituangkan dalam uraian
laporan yang lengkap dan terinci. Data dan laporan lapangan kemudian
direduksi, dirangkum, dan kemudian dipilah-pilah hal yang pokok,
difokuskan untuk dipilih yang terpenting kemudian dicari tema atau
polanya (melalui proses penyuntingan pemberian kode dan pentebalan).
Reduksi data dilakukan terus menerus selama proses peneltian
berlangsung. Pada tahapan ini setelah data dipilih kemudian
disederhanakan, data yang tidak diperlukan disortir agar memberi
kemudahan dalam penampilan, penyajian, serta untuk menarik
kesimpulan sementara.
b. Data Display (Penyajian Data)
Data Display (Penyajian Data) dimaksudkan agar lebih
mempermudah bagi peneliti untuk dapat melihat gambaran secara
31
keselurahan atau bagian-bagian tertentu dari data penelitian. Hal ini
merupakan pengorganisasian data kedalam suatu bentuk tertentu
sehingga kelihatan jelas sosoknya lebih utuh. Data-data tersebut
kemudian dipilah-pilah dan disisikan untuk disortir menurut
kelompoknya dan disusun sesuai dengan kategori yang sejenis untuk
ditampilkan agar selaras dengan permasalahan yang dihadapi, termasuk
kesimpulan-kesimpulan sementara diperoleh pada waktu data
direduksi.
c. Conclusion Drawing/Verifikasi (menarik kesmipulan)
Pada penelitian kualitatif, verifikasi dilakukan secara terus
menerus sepanjang proses penelitian dilakukan. Sejak pertama
memasuki lapangan dan selama proses pengumpulan data, peneliti
berusaha untuk menganalisis dan mencari pola tema, hubungan
persamaan, hipotesis dan selanjutnya dituangkan dalam bentuk
kesimpulan yang masih bersifat relatif.