sang pahlawan diplomasinews.unika.ac.id/wp-content/uploads/kronik-124.pdf · gerakan sparatisme...

24
1 Kronik Edisi 124/Th.XVI 28 April 2018 th.XVI/28 April 2018 Unika Soegijapranata 124 snap QR code Mgr. A. Soegijapranata, SJ bersama Mgr. Jonghe d’ Ardoye sebagai internuncius atau duta besar Vatikan (nuncio) bertemu dengan presiden Soekarno sehubungan dengan peningkatan status hubungan diplomatik antara Vatikan dengan Indonesia. (Arsip Negara RI - Juni 1950) Bangsa Indonesia adalah bangsa yang menjunjung tinggi kemanusiaan ini dibuktikan dengan bangsa yang menghormati jasa para pahlawannya, karena setiap tanggal 10 November selalu diperingati sebagai Hari Pahlawan. Sebuah pertanyaan mendasar mengapa diperingati tanggal 10 November? Perlu di kenang kembali bahwa pada tanggal 10 November 1945 terjadi pertempuran di kota Surabaya antara tentara Indonesia dengan pasukan Britania Raya. Pertempuran tersebut adalah pertempuran yang pertama antara tentara Indonesia dengan pasukan asing sejak Proklamasi Kemerdekaan yang dikumandangkan 17 Agustus 1945 dan peristiwa tersebut terjadi di Hotel Yamato Tunjungan Surabaya, dimana klimaksnya terjadi perobekan bendera merah putih biru (bendera Belanda) di robek kain warna birunya menjadi merah putih. Setidaknya 6.000 sampai 16.000 pejuang dari pihak Indonesia tewas dan 200.000 rakyat sipil mengungsi dari Surabaya. Korban dari pasukan Inggris dan India kira-kira sejumlah 600 sampai 2000 tentara. Pertempuran berdarah di Surabaya yang memakan ribuan korban jiwa tersebut telah menggerakkan perlawanan rakyat di seluruh Indonesia untuk mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan. Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat sipil yang menjadi korban pada hari 10 November 1945 ini kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan oleh bangsa dan rakyat Indonesia hingga sekarang. Negara Kesatuan Republik Indonenesia sebagai negara yang berdaulat mempunyai berbagai macam sebutan bagi para pahlawan diantaranya Pahlawan Nasional adalah orang yang diangkat dan diberikan kehormatan oleh pemerintah dalam hal ini melalui surat keputusan Presiden berdasarkan jasanya kepada bangsa dan negara, Sang Pahlawan Diplomasi

Upload: others

Post on 13-Jul-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sang Pahlawan Diplomasinews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-124.pdf · gerakan Sparatisme seperti gerakan RMS (Rakyat Maluku Selatan) di Maluku, GAM (Gerakan Aceh Merdeka) di

1Kronik Edisi 124/Th.XVI 28 April 2018

th.XVI/28 April 2018

Unika Soegijapranata124

snapQR code

Mgr. A. Soegijapranata, SJ bersama Mgr. Jonghe d’ Ardoye sebagai internuncius atau duta besar Vatikan (nuncio) bertemu dengan presiden Soekarno sehubungan dengan peningkatan status hubungan diplomatik antara Vatikan dengan Indonesia.

(Arsip Negara RI - Juni 1950)

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang menjunjung tinggi kemanusiaan ini dibuktikan dengan bangsa yang menghormati jasa para pahlawannya, karena setiap tanggal 10 November selalu diperingati sebagai Hari Pahlawan. Sebuah pertanyaan mendasar mengapa diperingati tanggal 10 November? Perlu di kenang kembali bahwa pada tanggal 10 November 1945 terjadi pertempuran di kota Surabaya antara tentara Indonesia dengan pasukan Britania Raya. Pertempuran tersebut adalah pertempuran yang pertama antara tentara Indonesia dengan pasukan asing sejak Proklamasi Kemerdekaan yang dikumandangkan 17 Agustus 1945 dan peristiwa tersebut terjadi di Hotel Yamato Tunjungan Surabaya, dimana klimaksnya terjadi perobekan bendera merah putih biru (bendera Belanda) di robek kain warna birunya menjadi merah putih. Setidaknya 6.000 sampai 16.000 pejuang dari pihak Indonesia tewas

dan 200.000 rakyat sipil mengungsi dari Surabaya. Korban dari pasukan Inggris dan India kira-kira sejumlah 600 sampai 2000 tentara. Pertempuran berdarah di Surabaya yang memakan ribuan korban jiwa tersebut telah menggerakkan perlawanan rakyat di seluruh Indonesia untuk mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan. Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat sipil yang menjadi korban pada hari 10 November 1945 ini kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan oleh bangsa dan rakyat Indonesia hingga sekarang.

Negara Kesatuan Republik Indonenesia sebagai negara yang berdaulat mempunyai berbagai macam sebutan bagi para pahlawan diantaranya Pahlawan Nasional adalah orang yang diangkat dan diberikan kehormatan oleh pemerintah dalam hal ini melalui surat keputusan Presiden berdasarkan jasanya kepada bangsa dan negara,

Sang Pahlawan Diplomasi

Page 2: Sang Pahlawan Diplomasinews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-124.pdf · gerakan Sparatisme seperti gerakan RMS (Rakyat Maluku Selatan) di Maluku, GAM (Gerakan Aceh Merdeka) di

2 Kronik Edisi 124/Th.XVI28 April 2018

Pahlawan Revolusi yang gugur karena kekerjaman G 30 S PKI yang terdiri 7 (tujuh) enam perwira tinggi dan satu orang perwira pertama Angkatan Darat yang jenazahnya ditemukan pada 4 Oktober 1965 oleh angggota Kipam KKO AL dari sebuah sumur tua di daerah Lubang Buaya Pondok Gede Kecamatang Pasar Gede, Pahlawan Emansipasi seperti Ibu Kartini yang membela drajat dan eksistensi para kaum wanita di Indonesia, Pahlawan Tanpa Tanda Jasa ini sebuah sebutan untuk menghargai jasa para guru dan pendidik di Indonesia, Pahlawan Devisa sebutan para tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri, Pahlawan olah raga adalah seseorang yang berjasa karena mengharumkan nama bangsa melalui kegiatan olah raga. Dari ke lima macam pahlawan tersebut ternyata masih ada sebutan satu lagi yaitu Pahlawan Diplomasi.

Sosok Sang DiplomatSetelah mengenal berbagai macam sebutan pahlawan di Indonesia, penulis mencoba ingin menjelaskan tentang pengertian Pahlawan Diplomasi. Pahlawan Diplomasi adalah seseorang yang berjuang membela kedaulatan negara Indonesia melalui seni dan praktik negosiasi baik menyangkut politik, ekonomi, budaya dan lain lain. Di Indonesia gerakan diplomasi terbagi menjadi empat periode yaitu yang pertama masa perang kemerdekaan atau revolusi di tandai dengan berbagai peristiwa penting dalam mempertahankan keutuhan Negara Indonesia melalui diplomasi melawan Belanda , kedua proses integrasi dan disintegrasi wilayah Indonesia antara lain dengan masuknya Irian Barat menjadi Provinsi ke 26 dan Provinsi Timor Timur sebagai Provinsi ke 27 serta lepasnya Timor Timur dari Indonesia pada tahun 1999, ketiga gerakan Sparatisme seperti gerakan RMS (Rakyat Maluku Selatan) di Maluku, GAM (Gerakan Aceh Merdeka) di Aceh dan OPM (Organisasi Papua Merdeka) di Papua, dan keempat yaitu sengketa antara Indonesia dan Malaysia memperebutkan pulau Sipadan-Ligitan dimana Indonesia kalah.

Berdasarkan gerakan gerakan masa diplomasi tersebut tentunya banyak orang yang berperan dalam turut melakukan diplomasi untuk mempertahankan keutuhan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Para pejuang diplomasi sebelum kemerdekaan yang cukup dikenal adalah Ir. Soekarno dilahirkan di Surabaya 6 Juni 1901 yang akhirnya menjadi Presiden RI yang pertama yang terkenal dengan semboyannya diplomasi adalah cara yang terbaik dalam melawan musuh , Moh. Hatta lahir di Bukit Tinggi pada 12 Agustus 1902 beliau adalah seorang pahlawan diplomasi yang dibuktikan dengan memimpin delegasi Indonesia di KMB (Konferensi Meja Bundar) di Den Haag Belanda dan memimpin berbagai pergerakan dengan tanpa kekerasan, Sri Sultan Hamengku Buwono IX lahir 13 April 1922 di Jogjakarta beliau adalah seorang pahlawan diplomasi ulung dengan keberhasilannya mengatur dan menguasai Serangan Umum 1 Maret 1949 dan berhasil mengusai kota Yogyakarta sedang diplomasi kedua adalah berhasil menandatangani pengakuan kedaulatan Indonesia atas Belanda 27 Desember 1949.

Uskup NasionalisKetiga tokoh pahlawan diplomasi tersebut sangatlah dikenal oleh masyarakat Indonesia, namun diantara

pahlawan diplomasi tersebut ada seorang yang belum banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia yaitu Mgr. Albertus Soegijapranata, SJ. Beliau adalah seorang Uskup Agung dari kalangan pribumi pemimpin umat Katolik di Keuskupan Agung Semarang. Lahir dengan nama asli Soegija di Surakarta pada 25 November 1896 sebagai anak kelima dari sembilan bersaudara, keluarga pasangan Bapak Karijosoedarma seorang abdi dalem keraton Surakarta dan Ibu Soepijah seorang pedagang setagen dan nila. Pada tanggal 15 Agustus 1931 ditahbiskan menjadi imam dan berganti nama dari Albertus Soegija menjadi Albertus Soegijapranata, pada 1 Agustus 1940 diangkat menjadi Uskup Vikariat Apostolik Semarang oleh Paus Pius XII.

Mgr. Alb. Soegijapranata, SJ. dalam mengungkapkan rasa kecintaannya kepada Tanah Air Indonesia, memiliki semboyan yang terkenal sampai sekarang ini :

“........kita merasa patriot seratus persen, sebab itu kita pun merasa

Katolik seratus persen pula” Dari pernyataan tersebut dikenal dengan semboyan “Seratus persen Katolik-Seratus persen Indonesia”. (Theodorus Sudimin dan Yohanes Gunawan, Pr, 2015).

Banyak hal yang telah di lakukan oleh Mgr. Alb. Soegijapranata, SJ dalam melawan penjajahan baik Belanda dan Jepang, hal tersebut dibuktikan dengan caranya diplomasi beliau dan perbuatan yang berani tidak gentar sedikitpun melawan penjajah. Dedikasi dan komitmen kepada tanah air diperlihatkan misalnya pada September 1945 ketika pasukan Sekutu datang di Indonesia. Pada saat itu Mgr. Soegija menyuruh membuat Bendera Merah Putih yang besar dan dikibarkan di depan Gedung Gereja Gedangan Semarang. Pihak Belanda menegurnya, namun Mgr. Soegija berani menjawab : “Kalau kamu ingin bendera itu turun, coba datanglah kembali dan rebutlah kekuasaan di sini”.

Dalam sambutannya diulang tahun yang ke 20 jabatan Uskup KAS yang dikutip dari harian Suara Merdeka terbitan 7 November 1960 dimasa penjajahan Jepang saat tinggal di Paroki Gedangan mengatakan “Kalau pada waktu itu ada yang berkata barang siapa tidak mau mengungsi adalah 'pengkhianat', tetapi saya berpendirian sebaliknya, yaitu siapa yang meninggalkan kota dan keluarganya adalah ‘pengkhianat’. Sebab dengan meninggalkan kota serta keluarganya itu sama artinya dengan membiarkan keluarganya serta negaranya menjadi ‘rayahan’ musuh, sedangkan orang-orang itu sendiri tidak berani melawan musuh yang datang. Maka pada waktu itu saya tidak mau meninggalkan Semarang untuk mengungsi. Saya akan tetap menjaga tempat tinggal saya dan mempertahankan tanggung jawab."

Mgr. Alb. Soegijapranata selain pemimpin gereja beliau seorang nasionalis dan sekaligus memiliki jiwa supra-nasional ini dibuktikan sebagai Ketua Dewan Wali Gereja Pusat pada tanggal 14 Desember 1957 mengirimkan surat edaran untuk seluruh umat Katolik Indonesia, dalam surat edaran tersebut beliau menekankan sebagai warga negara Indonesia bahwa yang harus kita lakukan

Page 3: Sang Pahlawan Diplomasinews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-124.pdf · gerakan Sparatisme seperti gerakan RMS (Rakyat Maluku Selatan) di Maluku, GAM (Gerakan Aceh Merdeka) di

3Kronik Edisi 124/Th.XVI 28 April 2018

dan kita usahakan demi tercapainya cita cita Proklamasi Kemerdekaan, kita diwajibkan untuk menaruh cinta kasih yang sejati terhadap tanah air dan bangsa, serta patuh kepada pemerintah Indonesia. Pemikiran beliau tentang kemerdekaan sangat visioner ini dibuktikan saat wawancara dengan Romo J. Dikjkstra, SJ pada tanggal 6 Oktober 1971 yang dimuat dalam buku yang berjudul Beberapa Aspek dari Sejarah Indonesia, beliau berpendapat bahwa kemerdekaan adalah hak dari segala bangsa dan bahwa kemerdekaan adalah sesuai dengan keadilan, dan bahwa segala macam bentuk penjajahan bertentangan dengan hakekat keadilan.

Keberanian dan kelihaiannya berdiplomasi sebagai caranya melawan penjajah membuat Presiden Soekarno sangat dekat dengan Mgr. Alb. Soegijapranat, SJ bahkan

Presiden Soekarno memberikan penghargaan atas pengorbanan dan perjuangan beliau diwujudkan dalam pengangkatan sebagai tokoh Nasional dalam surat Keputusan Presiden No. 152 tahun 1963 tanggal 26 juli dan penganugerahan pangkat Djenderal TNI kehormatan yang tertuang dalam Kepres/Pangti ABRI no. 223/AB-AD tanggal 17 Desember 1964 yang berlaku tanggal 22 Juli 1963. Dengan diperolehnya penghargaan tersebut maka Mgr. Alb. Soegijapranta, SJ berhak di makamkan di Taman Makam Pahlawan Giri Tunggal Semarang.

Ditulis oleh :

Ign. Dadut Setiadi Anggota The Soegijapranata Institute (TSI) dan Pengajar Progdi Ilmu Komunikasi Unika Soegijapranata

Program S-1 Digital Performing ArtsDigital Performing Arts merupakan pengayaan dari Fakultas Bahasa dan Seni yang menggabungkan dunia pendidikan dan dunia hiburan serta dirancang untuk menjawab kebutuhan pasar akan lulusan yang fasih berbahasa Inggris sekaligus trampil menghasilkan karya seni pertunjukan yang berbasis teknologi digital, program yang bisa menjadi pilihan bagi anak muda yang kreatif dan akrab dengan teknologi.

“Yang membedakan program ini dengan program serupa di universitas lain adalah titik berat program pada karya seni pertunjukan (performing arts) yang memanfaatkan teknologi digital. Dalam proses belajar terdiri dari praktikum dan praktek menggunakan peralatan dan program digital, yang sekaligus menjadi bagian dari portofolio sebagai bekal bersaing dalam bisnis dan dunia kerja,”tutur Angelika Riyandari, Ph.D yang saat ini masih menjabat sebagai Dekan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Unika.

Program S-1 E-Commerce Technologydi dalam program E-commerce Technology akan mempelajari teknologi digital, pengelolaan konten, rantai pasokan, sistem pembayaran berbasis Fintech (financial technology) yang didukung dengan pemahaman hukum dan pajak sehingga dimungkinkan untuk memahami transaksi dan operasi bisnis yang lebih menyeluruh dan terintegrasi sehingga mampu membawa perusahaan berkembang pesat, lulusan program E-commerce diharapkan mampu menjadi wirausahawan dan pelaku di bidang bisnis online, tutur Dr. Bernardinus Harnadi, MT yang menjadi pengelola program E-commerce Technology. (Fas)

Unika Luncurkan 3 Program Teknologi DigitalTiga program baru terkait teknologi digital diluncurkan oleh Unika Soegijapranata pada hari Jumat (2/3). Program baru tersebut adalah Program S-1 E-commerce Technology, Program S-1 Digital Performing Arts dan Program S-1 Teknologi Energi.

Unika Soegijapranata selalu berusaha mengembangkan diri dan mendekatkan pada kebutuhan, bukan pasar. Karena jika pasar maka seakan-akan hanya mencari keuntungan sedangkan pengembangan program yang dilakukan lebih melihat tuntutan yang dikehendaki oleh zaman dalam konteks pendidikan dan konteks ekonominya, sekaligus value-value yang ingin Unika kembangkan. Mulai tahun ajaran yang akan datang, Unika sudah mempersiapkan tiga program baru Strata 1 (S-1) dengan berbagai latar belakang yang masing-masing unik.

Program S-1 Teknologi Energi“Munculnya program Teknologi Energi sebagai salah satu program baru dilatarbelakangi oleh permasalahan lingkungan akibat penggunaan bahan bakar fosil yang lama-kelamaan menipis dan adanya program pemerintah yang mendorong untuk alih energi dari bahan bakar fosil ke energi baru dan terbarukan (EDT). Oleh karena itu, muncul berbagai teknologi berbasis energi terbarukan ditawarkan oleh pihak asing misal pusat listrik tenaga surya dan pusat listrik tenaga angin. Sedangkan Indonesia mempunyai potensi energi yang baru dan terbarukan misal energi matahari, angin, air, biomassa dan fuel cell,” ungkap Dr. Leonardus Heru Pratomo, ST., MT yang membidangi Program Teknologi Energi.

Page 4: Sang Pahlawan Diplomasinews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-124.pdf · gerakan Sparatisme seperti gerakan RMS (Rakyat Maluku Selatan) di Maluku, GAM (Gerakan Aceh Merdeka) di

4 Kronik Edisi 124/Th.XVI28 April 2018

Digitalisasi Administrasi di Unika Soegijapranata

“UnikaConnect” yang menjadi program rektorat Unika Soegijapranata selama empat tahun ke depan, telah mendorong munculnya beberapa perangkat lunak yang dibuat untuk merealisasikan visi tersebut dan juga sebagai bentuk inovasi disruptif di lingkungan kampus Unika.

Salah satu perangkat lunak yang dimaksud adalah aplikasi “Unika Kita” yang baru saja di-launching pada hari Kamis (16/3) di ruang hijau gedung Mikael, Unika.

Wakil Rektor II Bidang Administrasi dan Keuangan Unika, Dr. Theresia Dwi Hastuti, SE., MSi., Akt., CPA. yang meresmikan peluncuran aplikasi ini menjelaskan,

"Unika Kita" Hilangkan Hambatan Birokrasi“Unika Kita merupakan aplikasi yang bisa diunduh melalui Goggle Play Store dan bisa menjadi sarana informasi untuk siapapun baik itu tenaga pendidikan, dosen maupun mahasiswa yang ditujukan kepada pihak universitas tanpa melalui surat, dengan maksud supaya universitas bisa cepat merespon apabila ada sesuatu yang terjadi di sekitar kampus Unika yang perlu dilaporkan serta ditangani. Dan untuk sementara yang bisa menerima akses laporan baru Biro Administrasi Umum (BAU) dan Rektorat,” jelas Dr. Theresia.

“Tujuan lain dari aplikasi "Unika Kita” ini juga untuk menghilangkan hambatan birokrasi, supaya apabila ada kejadian entah itu kerusakan, pohon tumbang atau hal lainnya dapat segera terlaporkan dan ditindaklanjuti. Yang perlu dipahami juga bahwa penggunaan aplikasi ini harus dilengkapi foto yang on the spot, jadi apabila tidak menggunakan foto maka laporan tidak akan bisa terkirim,” imbuhnya.

Peluncuran aplikasi “Unika Kita” ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan rapat koordinasi bidang administrasi dan keuangan universitas yang juga membahas hal lain seperti: kartu pegawai, bpjs kesehatan & ketenagakerjaan, presensi elektronik karyawan, pengelolaan S2-S3, dan program cinta lingkungan (konsep Botanical Garden St. Fransiskus Asisi). (Fas)

Dalam beberapa tahun ini, Unika Soegijapranata telah banyak mengubah kebiasaan di dalam proses administrasi yang semula memanfaatkan kertas menjadi berkas elektronik (softcopy). Surat Elektronik antar unit dan lembaga yang telah diluncurkan tahun 2011 terus dikembangkan untuk memudahkan disposisi surat menyurat internal universitas. Sistem yang lain seperti pendaftaran wisuda, pendaftaran mahasiswa baru, legalisasi transkrip dan ijazah, dan surat-surat keterangan dikembangkan sampai saat ini dalam rangka mengusung semangat paperless.

Kini, Unika Soegijapranata mengenalkan program presensi kuliah dengan menggunakan QR Code atau juga dikenal dengan istilah Barcode 3 Dimensi untuk memudahkan proses administrasi perkuliahan. Dosen akan menampilkan QR Code di layar kelas dan mahasiswa dapat melakukan presensi dari masing-masing gadgetnya.

Setelah pertemuan selesai, laporan kehadiran setiap kelas dapat dilihat oleh mahasiswa, orangtua, dosen, atau Tata Usaha. Selain itu, Berita Acara Perkuliahan (BAP) juga dapat langsung disimpan di komputer server universitas. Semua dokumen yang dibutuhkan dalam perkuliahan dapat diunduh sewaktu-waktu apabila dibutuhkan. Sedangkan di sisi mahasiswa, informasi tersebut dapat dipantau melalui Dashboard masing-masing di Sintak maupun Unika Menyapa.

Gunakan Presensi Barcode, Unika Makin Paperless

Dengan sistem ini, perkuliahan dari dosen prodi (program studi) manapun dapat dilakukan di berbagai gedung yang ada di kampus tanpa harus direpotkan dengan berkas-berkas administrasi perkuliahan seperti BAP dan Presensi yang biasa diambil dari Tata Usaha sebelum perkuliahan dimulai. Kuliah dengan memanfaatkan ruang yang sedang tidak digunakan di gedung lain tentunya dapat memperpendek jadwal perkuliahan setiap harinya.

Program ini merupakan lanjutan dari sistem sentralisasi ruangan yang dapat memantau ruang-ruang perkuliahan di setiap gedung yang sedang digunakan dan kosong pada waktu-waktu tertentu. Perpindahan kelas menjadi

Tiga Aplikasi Baru

Page 5: Sang Pahlawan Diplomasinews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-124.pdf · gerakan Sparatisme seperti gerakan RMS (Rakyat Maluku Selatan) di Maluku, GAM (Gerakan Aceh Merdeka) di

5Kronik Edisi 124/Th.XVI 28 April 2018

lebih informatif karena menyertakan fungsi pengiriman notifikasi ke setiap email mahasiswa.

Julius, Kepala Programmer UPT MSI menyampaikan bahwa munculnya ide presensi kuliah dengan QR Code sebenarnya sudah lama sejak diskusi dengan Rektor Unika Soegijapranata pada awal September 2017. Namun karena banyaknya sistem yang harus diselesaikan oleh UPT MSI, menyebabkan program ini baru selesai pada Maret 2018. Menurutnya, program ini akan banyak membantu proses perkuliahan menjadi lebih dinamis dan membantu administrasi dalam merekap aktivitas perkuliahan.

Keren dan CanggihSedangkan menurut Cecilia Titiek Murniati, PhD, Wakil Rektor I Bidang Akademik Unika Soegijapranata, yang mencoba menggunakan presensi QR

Suatu sistem baru telah dibangun oleh Unika Soegijapranata sebagai salah satu perguruan tinggi yang mengalami perubahan atau disrupsi secara teknologi untuk mendukung kegiatan mahasiswa dan memperhatikan lingkungan sesuai semangat “Transformasi Inspiratif” yang menjadi tema karya Unika di tahun akademik 2017-2018.

Perubahan sistem baru ini adalah mulai dilaunchingnya E Sertifikat pada hari Selasa (10/4) bertempat di Ruang Hijau Gedung Mikael, Unika Soegijapranata dengan mengundang Organisasi Mahasiswa (ORMAWA) di lingkungan kampus dan disaksikan oleh Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan Dr V Kristina Ananingsih, ST., M.Sc.

E-Sertifikat Untuk Mendukung Kegiatan Mahasiswa

Code ini dalam ruang kelasnya saat mengajar di Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) menjelaskan,” Para mahasiswa menanggapi dengan antusias penggunaan presensi QR Code ini. Mereka bilang, Wah..keren dan canggih banget Ma’am.”

“Saat para mahasiswa mengcapture QR Code-nya, maka nama mahasiswa tersebut akan muncul pada sisi kanan QR Code-nya. Sehingga apabila belum muncul nama mereka, maka mahasiswa tersebut bisa mengcapture ulang, namun pada saat kuliah kemarin semuanya berjalan lancar,” terang Cecilia.

“Penggunaan presensi QR Code ini juga bisa dipakai untuk penjaminan mutu, artinya dengan metode ini maka dosen dan mahasiswa sama-sama hadir di kelas karena keduanya menggunakan login akademik masing-masing,” imbuhnya.

Menurut mahasiswa prodi Sistem Informasi, Isai Angelo Karnadhi, QR Code sebagai presensi merupakan ide yang baik, praktis, dan paperless. “Layar dosen dapat memantau siapa saja yang presensi secara real-time meminimalkan keisengan mahasiswa. Namun penambahan beberapa fitur yang direncanakan oleh MSI saya yakin bisa menambah akurasi presensi dari dalam kelas namun tetap sederhana,” ungkapnya.

Semoga keberadaan sistem-sistem baru di kampus dapat membantu Unika Soegijapranata dalam mewujudkan semangat dan kepeduliannya terhadap lingkungan. Mengembangkan budaya paperless merupakan langkah kecil yang jika disertai dengan komitmen akan menghasilkan dampak yang besar bagi lingkungan dan masyarakat.

Dalam acara launching E Sertifikat tersebut, Dr Kristina menjelaskan tentang E Sertifikat yang merupakan pengganti sertifikat yang biasanya berupa kertas tetapi diganti dengan softcopy yang memiliki QR Code sehingga bisa tetap sah dan bisa dipergunakan lebih praktis, lebih mudah serta paperless. “E Sertifikat bertujuan untuk mendukung semua kegiatan mahasiswa di Unika, namun tetap memperhatikan lingkungan yaitu dengan mengurangi penggunaan kertas (paperless) yang sebelumnya apabila kita total dalam setahun kurang lebih bisa mencapai sekitar 4000 lembar. Oleh karena itu untuk efisiensi penggunaan kertas dan penggunaan dana maka akan lebih baik jika dana untuk penyediaan kertas sertifikat tersebut justru digunakan untuk mendukung kegiatan mahasiswa,”terangnya.

“Kemudian, kita juga mendukung program sistem informasi atau program online yang memang sudah dilaksanakan oleh universitas, sehingga sertifikat kegiatan mahasiswa yang nantinya tersambung online ini, secara otomatis bisa dibuka oleh mahasiswa di profil personal lewat sintak. Disamping itu dengan E Sertifikat ini juga akan mempermudah pihak UPT (Unit Pelaksana Teknis) Kemahasiswaan serta bagi mahasiswa sendiri dalam pengisian SKPI (Surat Keterangan Pendamping Ijazah) di setiap semester. Selanjutnya, kita juga sedang menyusun program E Portofolio yaitu daftar riwayat hidup mahasiswa yang bisa diakses online. E Portofolio ini bisa dipergunakan oleh mahasiswa untuk beberapa kegiatan, misalnya mereka mau menjadi panitia di suatu kegiatan, akan aplikasi bea siswa, akan mendaftar internship atau exchange nanti mereka bisa download E-Portofolio mereka. Jadi kita link-kan itu dalam suatu sistem informasi online supaya bisa saling mendukung,”jelasnya.

E Sertifikat ini sah karena sudah di atur dalam Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (“UU ITE”)

Page 6: Sang Pahlawan Diplomasinews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-124.pdf · gerakan Sparatisme seperti gerakan RMS (Rakyat Maluku Selatan) di Maluku, GAM (Gerakan Aceh Merdeka) di

6 Kronik Edisi 124/Th.XVI28 April 2018

Juliana Susanti Gunawan, kerap dipanggil sebutan dengan Susan, mempunyai hobi mengkoleksi kain batik dan patung rohani katolik, salah satunya patung Bunda Maria. Susan sempat mengambil S1 Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat Angkatan’ 89. Baru sesudah itu ia memilih kuliah di Unika Soegijapranata Fakultas Pascasarjana Program Magister Hukum Kesehatan.

Alasan Susan melanjutkan S2 di Unika karena kampus tersebut yang pertama di Indonesia yang memiliki Program Magister Hukum Kesehatan (Hukes) dan tidak diragukan mutu pendidikannya yang terbukti dari pencapaian Program Hukes mendapat Akreditasi A.

“Selain, bermutu pendidikannya Hukum Kesehatan juga menjadi sorotan terkait fenomena yang terjadi dalan kasus sengketa medik yang mengakibatkan kerugian yang besar” kata Susan lewat via online. Dalam kasus sengketa medik merugikan dari segi moril apalagi materiil bagi tenaga medik yang telah berkorban menghabiskan waktu, tenaga serta pikirannya untuk menamatkan sekolah kedokteran, mengabdi ke daerah kemudian baru diperkenankan praktik mandiri atau bekerja di Rumah Sakit. Sengketa medik tersebut bukanlah disengaja timbulnya melainkan karena ketidaktahuan seorang

dokter akan hak dan kewajibannya yang diatur rambu rambu etika, disiplin dan hukum.

Dengan mengambil jurusan tersebut baru ia menyadari arti pentingnya mengetahui apa itu hukum kesehatan pada umumnya dan hukum kedokteran pada khususnya.

Wanita kelahiran 12 Januari 1971 patut di contoh oleh para mahasiwa-mahasiswa lainnya karena ia semangat sekali untuk menimba ilmu sampai lain pulau, berhubung berasal dari Pekanbaru, kuliah ia jalani dengan pulang pergi sekali seminggu. “Hari kamis malam saya tiba di semarang dan hari minggu pagi saya sudah sampai lagi di Pekanbaru” tutur Susan. Selain semangat dalam menjalani kuliah, hubungan Susan dengan sesama mahasiswa angkatan 24 sangatlah mesra dan harmonis, begitu juga dengan dosen dosennya. “Saya sangat salut dengan dosen dosen yang membimbing dan mendidik saya, semangat kekeluargaan, rendah hati dan pelayanan dengan kasih sangat kental terasa di lingkungan kampus. Kapan saja dimana saja saya bisa bertanya entah itu lewat whats app atau bertemu secara langsung tanpa adanya birokrasi yang njelimet” kata wanita yang memperoleh IPK 3,93.

Keprihatinan tentang sengketa medis membuat Susan menuliskan Tesis dengan judul “ANALISIS YURIDIS PELIMPAHAN WEWENANG TINDAKAN MEDIS (STUDI KASUS PUTUSAN NO.1165/PID.B/2010/PN.SDA, NO.1166/PID.B/2010/ PN.SDA, NO.1167/PID.B/ 2010/PN.SDA.”

“Selama mengerjakan tesis ini kasus putusan NO.1165/PID.B/2010/PN.SDA tidak terdapat dalam direktori MA, maka saya hunting di pengadilan setempat yakni pengadilan negeri Sidoarjo dan hunting mencari Penasehat Hukum (PH) Kasus Putusan tersebut, Ketua Panitera Pengadilan Sidoarjo menyambut baik kedatangan saya dan memperbolehkan saya mempelajari kasus putusan tersebut berikut semua alat alat buktinya mulai dari tingkat penyidik, kejaksaan dan pengadilan. Begitu juga dengan PH kasus tersebut sangat wellcome menerima saya di kantor pengacaranya di Sidoarjo” tutur Susan.

Menuliskan tesis ini sangat berarti terutama bagi tenaga medis dan tenaga kesehatan khususnya perawat yang bekerja sebagai tim di rumah sakit. Kedua komponen utama di Rumah Sakit tersebut harus benar benar mengerti kemampuan masing masing dan wewenang tindakan medis apa saja yang boleh diberikan baik secara delegatif maupun secara mandat dan harus mengetahui standar profesi, standar prosedur operasional tindakan medis serta kebutuhan medis pasien.

Mempunyai moto “Tiada yang mustahil bagi orang yang berusaha dan percaya kepadaNya serta bersyukur selalu dalam setiap kejadian kehidupan” Susan senantiasa berharap untuk Unika di masa mendatang agar selalu mempertahankan dan meningkatkan kualitasnya dengan mengikuti kemajuan teknologi dan kemajuan budaya. “untuk para mahasiswa terutama lulusan Unika jangan pernah lupa akan petuah pendiri Unika Mgr.Albertus Soegijapranata : Talenta Pro Patria et Humanitate (Talenta terbaik dipersembahkan demi bangsa negara serta kemanusiaan)” tutup Susan. (Adr)

Berburu Sampai ke Pengadilan

Juliana Susanti Gunawan

Page 7: Sang Pahlawan Diplomasinews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-124.pdf · gerakan Sparatisme seperti gerakan RMS (Rakyat Maluku Selatan) di Maluku, GAM (Gerakan Aceh Merdeka) di

7Kronik Edisi 124/Th.XVI 28 April 2018

Lindu Palilih, lahir pada tanggal 26 November 1980. Lindu, merupakan salah satu lulusan wisudawan terbaik tahun 2018, pada program S2 Magister Arsitektur Unika Soegijapranata Semarang. Sebelumnya, ia juga menempuh pendidikan di S1 pada kampus dan jurusan yang sama, karena menurutnya Unika Soegijapranata merupakan kampus yang modern dan lebih unggul terkait visi dan misinya. “Unika itu modern ya, denger-denger Unika juga masuk 10 PTS se-Jawa Tengah, jadi lebih unggul dong” kata Lindu, saat ditemui Kronik.

Begitu Lindu lulus S1 dari Unika, ia langsung mendapatkan pekerjaan yang telah dicita-citakannya, menjadi Arsitektur. Ia bekerja sebagai Aristek di kota Jakarta sampai sekarang. Lalu kenapa ia memilih S2, padahal ia sudah bekerja? Alasan dia untuk mengambil S2 Magister Arsitektur di Unika adalah agar memperoleh ilmu yang lebih dalam tentang hal-hal yang berkaitan dengan bangunan Arsitektur yang perlu di pelajari. Selain itu Lindu juga mendapatkan inspirasi dari ilmu Arsitek di bangku kuliah untuk mendukung masyarakat berpenghasilan rendah atau kurang mampu untuk memiliki rumah dan membuat perubahan rumah bersubsidi menjadi rumah yang sehat dan layak untuk dihuni.

Menuliskan tesis dengan judul “PERUBAHAN RUMAH BERSUBSIDI TIPE 27 LAYAK HUNI DI KABUPATEN KENDAL” merupakan alasan ia peduli terhadap masyarakat yang kurang mampu. “yang saya teliti dari tesis tersebut itu tentang rumah subsidi untuk kalangan masyarakat yang kurang mampu” kata pria yang hobi membaca buku tersebut. Rumah subsidi yang di teliti Lindu merupakan rumah yang bertype 27 ini dikhususkan untuk kalangan masyarakat masyarakat berpenghasilan rendah, maka harapan Lindu rumah type 27 ini, meskipun rumah kecil tapi jika dirubah atau dikembangkan dengan perencanaan yang baik maka dapat menjadi rumah yang layak huni dan sehat bagi penghuninya.

Dengan adanya penelitian tersebut, tesis ini juga tak luput dari kendala yang harus dihadapi Lindu saat mengerjakannya, waktu, merupakan masalah terbesarnya karena ia sambil bekerja dan mengerjakan tesisnya. “ Ya jadi kadang harus bisa bagi waktu, antara kerja sambil ngerjakan tesis, selain itu revisian yang bikin stess, ya wajarlah yang dilakukan oleh setiap mahasiswa, jadi jangan heran ya” kata Lindu sambil tertawa. Meskipun punya beberapa kendala yang berat, Lindu yang mempunyai moto MAJU TERUS PANTANG MUNDUR DAN YAKIN ALLAH PASTI MEMBERIKAN JALAN YANG TERBAIK, saat ia mengalami down, ia teringat pada kata-kata tersebut lalu dengan kesungguhan dan ketekunannya tak lama ia kembali bangkit dan bersemangat untuk menghadapi tantangan yang ada.

Tak lupa dengan almameternya ia juga berharap Unika bisa lebih unggul dari universitas lain khususnya di Jawa Tengah dan Indononesia pada umumnya, dan Unika Soegijapranata harus lebih Modern baik fasilitas kampusnya, dosennya begitu juga dengan mahasiswanya, karena dunia kerja sedang membutuhkan itu. “Alhamdulillah senang terus... karena dosen dan teman-temannya OKE semua....hehehe” tutup Lindu yang mempunyai IPK 3,89. (Adr)

PEDULI DENGAN

MASYARAKAT

BERPENGHASILAN

RENDAH

Page 8: Sang Pahlawan Diplomasinews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-124.pdf · gerakan Sparatisme seperti gerakan RMS (Rakyat Maluku Selatan) di Maluku, GAM (Gerakan Aceh Merdeka) di

8 Kronik Edisi 124/Th.XVI28 April 2018

Dengan judul skripsi “Pusat Rekreasi Pantai di Pesawaran Provinsi Lampung,” Muhammad Hifzil Qiran berhasil menyelesaikan gelar S1 Arsitekturnya dengan IPK 3,39. Alasan laki-laki kelahiran Bengkulu, 24 Januari 1995 memilih lokasi pantai sebagai objek penelitian skripsinya karena ia sangat mencintai pariwisata yang ada di Indonesia, khususnya pantai. Selain itu, alasan lain ia memilih pantai karena di Lampung kota kelahirannya, sangat terkenal dengan pantai. Menurutnya, pariwisata di Indonesia dapat menjadi daya tarik tersendiri sehingga patut untuk dikembangkan lebih lagi.

“Jadi saya suka pariwisata, suka pantai, sama di Lampung juga, kan tempat asal saya banyak pantai, jadi ya udah. Pas aja gitu,” ujarnya saat menjelaskan alasan memilih pantai sebagai obyek penelitian skripsinya.

Selama masa perkuliahan, Hifzil begitu sapaannya, banyak mengalami hambatan terutama karena ia memulai segalanya dari nol. Hal ini dikarenakan banyak temannya yang sudah lebih mengetahui mengenai basic dari arsitek itu sendiri. Walaupun ia sudah menyukai menggambar, namun tetap saja awalnya ia merasa jika mengalami beberapa hambatan.

“Apalagi orang tua saya juga sama sekali gak ada basic kontraktor dan arsitek jadi ya agak merasa seperti hambatan buat saya. Makanya harus kejar bener-bener, sama tugas juga, kan padet banget. Jadi emang harus bener-bener suka sama jurusannya, untungnya saya suka sama jurusannya,” ucap HiFzil yang merupakan alumni SMAN 1 Bandar Lampung.

Selain itu ia sempat menerima tawaran mural di Semarang, salah satunya di Semarang Indah, pada salah satu bar. Untuk sekarang ini, ia juga berencana akan mengerjakan mural di pet shop dan angkringan yang ada di Jl. Gadjah Mada, Semarang.

Hifzil berpesan khususnya untuk para mahasiswa baru agar lebih menetapkan keyakinan akan jurusan yang dipilihnya, sehingga tidak merasa menyesal dan merasa telah membuang-buang waktu di kemudian hari.

“Yang penting netepin keteguhan hati aja, dipikirin kedepannya mau gimana, mau jadi apa. Setelah lulus mau apa? Jangan sampai di awal aja kita udah ‘kalah’, nanti seterusnya bakal ‘kalah’. Kalo dari awal kita udah ada rencana, kita bakal bisa lebih baik dari yang lain,” tutupnya.(Chk)

Tetapkan Hati Sebelum Memilih Jurusan

Muhammad Hifzil Qiran

Page 9: Sang Pahlawan Diplomasinews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-124.pdf · gerakan Sparatisme seperti gerakan RMS (Rakyat Maluku Selatan) di Maluku, GAM (Gerakan Aceh Merdeka) di

9Kronik Edisi 124/Th.XVI 28 April 2018

Pada pelaksanaan wisuda periode I tahun 2018, Unika Soegijaranata memiliki salah satu wisudawati terbaiknya dari program studi Desain Komunikasi Visual (DKV) Fakultas Arsitektur dan Desain (FAD). Wisudawati tersebut yakni bernama Agatha Irene Vania Lystia. Gadis yang akrab disapa Atha ini menyelesaikan studinya di Unika dalam waktu 4,5 tahun dan meraih IPK 3,24.

Atha yang merupakan lulusan SMA Theresiana 1 Semarang ini memilih melanjutkan pendidikan tinggi di Unika atas saran dari para saudara yang telah lebih dulu mengenyam pendidikan di Unika.

“Mereka pintar dan aktif dalam kegiatan kemahasiswaan. Melihat keseimbangan antara pintar dan aktif dalam kegiatan kemahasiswaan tersebut, aku menjadi tertarik kuliah di Unika dan memutuskan untuk kuliah di Unika. Dengan adanya keseimbangan tersebut, aku berpikir kalau Unika itu bukan universitas yang membosankan atau bukan monoton tentang akademik, mahasiswa diberi kebebasan untuk aktif dalam kegiatan kemahasiswaan. Selain itu di Semarang, Unika menjadi universitas yang terfavorit”

Atha memilih program studi Desain Komunikasi Visual Unika karena sesuai dengan passion dirinya sendiri yang menyukai seputar dunia kreatif. Selama kuliah banyak belajar membuat desain logo, membranding logo, belajar menciptakan citra positif untuk klien, itu semua bermanfaat untuk bekerja di dunia kreatif.

Gadis kelahiran Semarang, 22 Januari 1995 dari pasangan Antonius Sunarko dan Agnes Ika ini menjelaskan bahwa untuk meraih IPK 3,24 berawal dari keyakinannya diri sendiri terhadap semboyan yang ia miliki “Proses Tidak Akan Mengkhianati Hasilnya”. Dari semboyan tersebut bergantung pada bagaimana merespon proses yang terima, kalau menjalani dengan setengah-setengah tentu hasilnya akan setengah-setengah juga. Tetapi kalau

selama proses dilakukan dengan sepenuh hati ya hasilnya bakal maksimal, begitu juga saat kuliah dan menyelesaikan proyek akhir sangat menikmati dan serius.

Semboyan tersebut ia buktikan saat mengerjakan proyek akhir yang berjudul “Perancangan Destination Branding Kabupaten Magelang Sebagai Tujuan Wisata Melalui Strategi Komunikasi Visual”. Dalam proyek akhir itu ia merancang destination branding dari Kabupaten Magelang dengan output aplikasi interaktif yang menampilkan citra yang menonjol sebagai gudang candi terbesar di Jawa Tengah, selain Candi Borobudur masih ada belasan candi yang lain.

Dalam proses pengerjaan proyek akhir tersebut, Atha membutuhkan perjuangan berat dalam kegiatan observasinya guna mengetahui permasalahan yang mengakibatkan masyarakat belum mengetahui tentang belasan candi yang ada di Kabupaten Magelang dan guna mengetahui strategi destination branding.

“Kemarin perjuangannya ngeri banget harus bener-bener niat, aku kemarin harus mendaki bukit dulu terus menyusuri air terjun karena banyak sekali candi yang tersembunyi. Lalu aku juga harus masuk semua candi yang ada di Kabupaten Magelang agar bisa tahu strategi destination branding. Dalam waktu sebulan itu banyak sekali aku bolak-balik dari Semarang ke Magelang” terang Atha.

Meskipun banyak sekali proses perjuangan yang ia hadapi, Atha mengaku tidak merasa lelah, namun sebaliknya ia merasa menikmati proses perjuangan yang ia lakukan. Menikmati dalam artian ia berserius dan bahagia karena selain bisa mengerjakan skripsi proyek akhir, ia juga bisa sekalian refreshing dengan memasuki semua candi yang ada. Atha pun berharap proyek akhir yang telah ia kerjakan ini bisa bermanfaat bagi masyarakat luas khususnya bagi kaum muda yang menjadi tulang punggung penerus bangsa. (Holy)

Alumni Unika Pintar-Pintar

dan Aktif Organisasi Agatha Irene Vania Lystia

Page 10: Sang Pahlawan Diplomasinews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-124.pdf · gerakan Sparatisme seperti gerakan RMS (Rakyat Maluku Selatan) di Maluku, GAM (Gerakan Aceh Merdeka) di

10 Kronik Edisi 124/Th.XVI28 April 2018

Lie Sanders Deckcrealy Kurniawan yang kerap disapa Sanders adalah pria kelahiran Semarang 18 September 1995, Sanders menjadi salah satu wisudawan terbaik di Unika Soegijapranata dari Fakultas Teknik Progdi Teknik Sipil dengan IPK 3,35.

“Pada saat SMA kelas 12, terus terang saya bingung untuk ambil jurusan apa pada saat perkuliahan. Tanpa sengaja, saya meminta saran pada guru BK. Guru BK menyarankan coba untuk Teknik Sipil. Tanpa berpikir panjang dan saat pameran tentang Universitas , saya coba daftar Teknik Sipil di Unika Soegijapranata. Saya hanya mengerti sekilas teknik sipil itu bangun-bangun gedung dan lumayan tertarik juga. Saya memilih Unika, karena sebagai Universitas Swasta terbaik di Semarang,” ujarnya menceritakan kembali saat memilih tempat berkuliah.

Sanders adalah alumni SMA Sedes Sapientiae Semarang yang memiliki hobi berenang dan mengoleksi miniatur mobil, tidak menyangka bisa menjadi wisudawan terbaik.

“Perasaan saya cukup terkejut saat tahu menjadi wisudawan terbaik. Yang saya lakukan hanya mengerjakan tugas-tugas yang harus saya kerjakan dan dikumpulkan. Selain itu, saya juga selalu mendengarkan dosen saat berbicara. Pada saat ujian, juga sebelumnya belajar dengan semaksimal mungkin,” tutur Sanders bercerita.

Dalam proses pembuatan skripsi yang berjudul “Pengaruh Matos Terhadap Peningkatan CBR (California Bearing Ratio) dan Sifat Kedap Air pada Tanah Sekitar Rawa

WORK and PRAY, THINK and BELIEVE

Pening (Studi Kasus : Tanah Urug Tanggul di Jalan Lingkar KM.03 Ambarawa)”. Sanders didukung oleh Prinsip Hidupnya “Work and pray, think and believe” itulah prinsip yang dia pegang yang membawa dia menjadi wisudawan terbaik.

“Hambatan dan tantangan saat membuat skripsi yaitu pada awalnya sudah menetapkan suatu tema dan disetujui oleh pembimbing, namun pada saat ujian proposal, hasilnya sangat mengecewakan. Selanjutnya saya memutuskan bukan untuk memperbaiki, namun memutuskan untuk mundur dan ganti tema. Setelah ganti tema tersebut, dan hanya mundur 1 bulan, lalu saya melaksanakan Ujian proposal, draft dan sidang akhir dengan lancar tanpa suatu kendala” ujarnya sambil menceritakan kembali pengalamannya saat membuat skripsi.

Sanders juga mengembangkan softskill nya lewat Organisasi Mahasiswa. Sanders mengikuti beberapa organisasi tingkat fakultas. Kegiatan organisasi yang Sanders jalani selama kuliah adalah BEM-FT. Dengan membagi waktu, agar tidak bertabrakan dengan jadwal kuliah dan mengusahakan agar tidak membolos kuliah.

Tak hanya berkuliah dan berorganisasi saja, Sanders pun juga berjualan sesuai dengan hobinya yaitu mengoleksi miniatur mobil.

“Sambil kuliah, saya sambil bekerja dengan berjualan online miniatur mobil/diecast. Sejak kecil saya senang suka mengoleksi miniatur mobil. Pada saat kelas 10, saya dimintai tolong membelikan miniatur mobil pada toko miniatur di Semarang oleh teman saudara saya. Lalu kata orang tua, coba iseng diambil keuntungan sedikit-sedikit. Selanjutnya, saya mencoba untuk kulak dari toko dan online, lalu saya jual kembali di Facebook” cerita Sanders mengenai pekerjaannya saat berkuliah.

“Jangan pernah menyerah, apabila kalian sudah masuk menjadi bagian dalam teknik dan jangan merasa keahlian kalian bukan disitu tetapi pertahankanlah, maka kalian akan terbiasa dan bisa menyukai jurusan tersebut” itulah pesannya untuk teman-temannya yang ada di Fakultas Teknik.

Dan harapannya untuk Unika yaitu “Tetaplah berkembang dan kompak tiap fakultas, dan jadilah universitas swasta terbaik yang dapat dikenali masyarakat luar Semarang” (Han)

Lie , Sanders Deckcrealy Kurniawan

Page 11: Sang Pahlawan Diplomasinews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-124.pdf · gerakan Sparatisme seperti gerakan RMS (Rakyat Maluku Selatan) di Maluku, GAM (Gerakan Aceh Merdeka) di

11Kronik Edisi 124/Th.XVI 28 April 2018

Sabar Santoso yang kerap disapa Sabar adalah pria kelahiran Temanggung, 1 September 1994. Sabar Santoso menjadi salah satu wisudawan terbaik dari Fakultas Teknik Progdi Teknik Elektro dengan IPK 3,75 pada Wisuda Periode I tahun 2018 Unika Soegijapranata.

“Sama sekali tidak terfikir kalau saya bakalan menjadi wisudawan terbaik. Ini semua berkat doa orang tua saya dan orang-orang terdekat saya yang selalu mendoakan saya” tutur Sabar Santoso.

Dalam proses pembuatan skripsi yang berjudul “Pengaruh Letak Sensor Terhadap Torka yang ada pada Motor Switched Reluctance” Ia merasa terdukung oleh Prinsip Hidup yang sudah dibuatnya.

“Prinsip hidupku jangan pernah puas pada satu hal. Terus gali potensimu, sebab potensi itu yang akan menuntunmu untuk menggapai cita-citamu. Dan terima masukan orang, karena masukan itu akan membawa kita menjadi orang yang lebih baik.” itulah prinsip dalam hidup Sabar, prinsip inilah yang membawanya bisa menjadi wisudawan terbaik.

“Hambatan paling besar dalam penulisan skripsi adalah ketika saya harus membawa topik skripsi saya untuk diterbitkan di jurnal international. Dengan kemampuan bahasa Inggris saya yang pas-pasan membuat saya agak terhambat untuk mengubah skripsi saya ke bahasa Inggris. Kemudian setelah hampir selesai translate isinya ternyata deadline sudah terlewat dan hasil translateku tidak terpakai. Itu adalah kendala ketika saya mengerjakan skripsi. Pokoknya pada intinya “SKRIPSI” itu penuh tantangan,” ujarnya sambil menceritakan kembali hambatan saat membuat skripsi.

”Kalau ditanya kenapa memilih kuliah di Unika Soegijapranata, pilihan tersebut saya ambil karena di kota

Semarang saya punya kakak kandung, sehingga selama kuliah saya tinggal di rumah kakak saya. Sedangkan alasan saya memilih jurusan elektro, karena secara pribadi saya seneng otak atik barang-barang yang berbau elektro” ujarnya saat menceritakan kembali alasan memilih berkuliah di Unika.

Dalam perkuliahannya Sabar juga mengembangkan softskill nya lewat Organisasi Mahasiswa. Sabar Santoso mengikuti beberapa organisasi baik di tingkat Progdi ataupun tingkat Fakultas. Kegiatan organisasi yang Sabar Santoso jalani selama kuliah adalah HMJ-TE dan BEM-FT. Dalam mengatur jadwal perkuliahan dengan Organisasi Mahasiswa pun, Sabar Santoso tidak menemui kesulitan, karena Sabar Santoso sendiri mengalokasikan waktu nya pada semester-semester awal untuk kegiatan organisasi, selain untuk mengembangkan softskill Sabar Santoso memiliki alasan lain yaitu untuk melatih public speaking dan untuk menambah teman.

Tak hanya berkuliah dan berorganisasi saja, Sabar pun juga memiliki kegiatan yang lain seperti melatih guru-guru SMK se-Jawa Tengah di BPDIKJUR dan Ia juga ikut terlibat dalam pelatihan ekstrakulikuler robotik tingkat SMA di Kota Semarang. Dan apabila dosennya sedang penelitian Sabar Santoso juga sering terlibat didalamnya.

“Kebetulan saya sekarang sudah bekerja di PT. MAS Sumbiri, yaitu perusahaan asal Srilanka yang memproduksi salah satu brand pakaian dalam terkenal yaitu victoria secret. Dan saya bersyukur, karena sebelum wisuda saya sudah mendapatkan pekerjaan itu. Pekerjaan itu saya dapat berkat info lowongan dari UPT SSCC Unika tentang bidang yang saya tekuni. Maka dari itu saya coba-coba daftar dan hasilnya saya diterima disitu,” pungkasnya. (Han)

Sudah Bekerja

Sebelum Diwisuda

Sabar Santoso

Page 12: Sang Pahlawan Diplomasinews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-124.pdf · gerakan Sparatisme seperti gerakan RMS (Rakyat Maluku Selatan) di Maluku, GAM (Gerakan Aceh Merdeka) di

12 Kronik Edisi 124/Th.XVI28 April 2018

Lahir di Semarang 30 Maret 1996, Rahardianti Kusumo Astuti, menjadi salah satu wisudawati terbaik dari Prodi Hukum Fakultas Hukum dan Komunikasi (FHK) Unika Soegijapranata. Rahardianti, yang akrab disapa Danti ini, meraih IPK 3,83 (Predikat kelulusan Dengan Pujian).

Skripsinya berjudul “Keadilan Hukum terhadap Perempuan, Ketegangan antara Asas Kesetaraan dan Asas Perlakuan Istimewa terhadap Hukum” menunjukkan rasa empatinya terhadap para perempuan yang menjadi korban ketidakadilan di dalam hukum.

Dirinya mengaku bahwa selama menyelesaikan skripsi ini dirinya pernah menemui hambatan. Namun hambatan-hambatan yang pernah dilaluinya tidak membuatnya menyerah untuk menyelesaikan skripsinya, yang lebih membanggakannya lagi, selain meraih IPK yang tinggi, Danti juga aktif di organisasi kampus. Pernah menjadi panitia PTMB, aktif sebagai bendahara Senat Fakultas Hukum dan Komunikasi satu periode tahun 2015-2016, menjadi BPH dalam dua acara BEM, serta pernah ditunjuk oleh dosen menjadi panitia diskusi dan seminar.

Sudah meraih IPK yang tinggi tidak menjadikan Danti enggan untuk belajar, dirinya mengakui ada satu keinginan

yang belum tercapai hingga saat ini yaitu meningkatkan skor TOEFL nya, dirinya sadar bahwa keahlian berbahasa Inggris dimasa sekarang ini merupakan satu hal yang sangat penting.

Danti juga dengan senyum ramahnya memberikan tips untuk dapat aktif di organisasi sekaligus bisa meraih IPK yang tinggi. “Kalo aku dulu di semester-semester awal bener-bener aku pake buat ngumpulin nilai jadi gak ikut organisasi di kampus, setelah itu sekitar semester 3 dan 4 aku baru aktif, selanjutnya di semester 5 aku mulai fokus lagi buat belajar”. “Namun semua kembali lagi tergantung kemauan setiap mahasiswa untuk belajar”, tambahnya.

Untuk para mahasiswa yang masih berkuliah di Unika Soegijapranata, Danti berpesan agar para mahasiswa mengerjakan tugas-tugas secara mandiri, tidak bergantung dengan teman, karena menurutnya ini juga merupakan salah satu kunci keberhasilan skripsi, jika tiap-tiap mahasiswa benar-benar mendengarkan dosen, belajar, serta mengerjakan tugas-tugasnya mandiri, maka para mahasiswa akan mampu berjuang dan menyelesaikan skripsi dengan baik dan lancar. Motto hidup dari Danti sendiri adalah “Fokus terhadap apa yang kamu cita-citakan.” (YP)

Kerjakan Tugas Secara Mandiri Kunci Keberhasilan Skripsi

Rahardianti Kusumo Astuti

Page 13: Sang Pahlawan Diplomasinews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-124.pdf · gerakan Sparatisme seperti gerakan RMS (Rakyat Maluku Selatan) di Maluku, GAM (Gerakan Aceh Merdeka) di

13Kronik Edisi 124/Th.XVI 28 April 2018

Pada pelaksanaan wisuda periode I tahun 2018, Unika Soegijpranata memiliki salah satu wisudawati terbaik yang bernama Maya Christina Mutiarasari. Gadis yang akrab disapa Maya tersebut merupakan mahasiswi program studi S1 Ilmu Komunikasi Fakultas Hukum dan Komunikasi yang telah lulus pada 14 Februari 2018 yang lalu dengan memboyong IPK 3,67.

Saat ditemui Tim Humas Unika, Maya mengungkapkan bahwa pada awalnya setelah lulus dari SMA Sedes Sapientiae Semarang, ia memilih lanjut kuliah di program studi Arsitektur Unika namun dengan berjalannya waktu ia merasa Arsitektur bukan passion yang ada dalam dirinya lalu ia berpindah ke program studi Ilmu Komunikasi Unika.

Setelah resmi menjadi mahasiswi Ilmu Komunikasi, putri kedua dari pasangan Bambang Margono dan (Alm) Tineke Kencana Dewi ini mengaku memilih konsentrasi jurusan Komunikasi Strategis (Komstra) yang ada di Ilmu Komunikasi Unika.

“Saat penjurusan, aku memilih konsentrasi jurusan Komunikasi Strategis (Komstra), dalam konsentrasi jurusan tersebut aku lebih suka dalam mata kuliah komunikasi pemasaran, aku menekuni bagaimana cara strategi komunikasi pemasaran yang baik ketika membuka bisnis, komunikasinya dituntut enggak boleh asal-asalan, aku belajar bagaimana berkomunikasi dengan baik dan bisa direspon secara baik oleh lawan bicara. Lalu aku juga belajar bagaimana cara membuat iklan yang baik disertai dengan perancangan kalimat-kalimat promosi yang bisa membuat orang lain menjadi tertarik” ujar gadis yang hobi berwisata kuliner dan travelling.

Selanjutnya Maya menyampaikan bahwa keberhasilannya dalam studi dan menjadi wisudawan terbaik, tak lepas juga dari usaha kerasnya dalam pembuatan skripsi yang berjudul “Penguatan Kembali Brand Equity TOA Melalui Penerapan Interated Marketing Communication PT TOA Galva Prima Karya Kantor Perwakilan Semarang”.

Meskipun Maya mampu menyelesaikan penelitian skripsi dalam waktu 5 bulan, ia mengaku tetap mengalami kendala dalam proses penyelesaian skripsi seperti halnya mahasiswa yang lain, namun berkat ketekunan dan keinginan yang kuat untuk menyelesaikan skripsi maka segala kendala tersebut bisa teratasi.

Maya juga tidak lupa dengan kegiatan organisasi kemahasiswaan baik yang ada di tingkat fakultas maupun di tingkat Universitas. Selama menempuh perkuliahan, Maya tercatat sangat aktif dalam kegiatan organisasi mahasiswa dan menduduki peran peran yang staretegis, antara lain : jabatan sebagai manager dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Basketball yang ia jabat selama 2 periode yakni periode 2015-2016 dan periode 2016-2017, lalu sebagai seksi acara dalam Soegijpranata Basketball League saat tahun 2016 dan sebagai sekretaris dalam ajang Communication and Law Cup pada tahun 2015.

Kini Maya bertekad mewujudkan cita citanya menjadi seorang entrepreneur, sesuai dengan apa yang diharapkannya setelah lulus kuliah atau selesai studi. (Holy)

Tetap Berprestasi Karena

Sesuai Passion

Maya Christina Mutiarasari

Page 14: Sang Pahlawan Diplomasinews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-124.pdf · gerakan Sparatisme seperti gerakan RMS (Rakyat Maluku Selatan) di Maluku, GAM (Gerakan Aceh Merdeka) di

14 Kronik Edisi 124/Th.XVI28 April 2018

“Selama menulis tugas ataupun melakukan penelitian, motivasi dan hadiah terbesar bagi saya yakni kesempatan untuk mempublikasikan hasil melalui jurnal. Hal tersebut sangat didukung oleh fakultas sehingga setiap mahasiswa memiliki kesempatan untuk lulus tidak hanya dengan gelar tetapi juga dengan karya,” ungkap Lavernchy Jovanska atau sering disapa Lala sebagai Wisudawan Terbaik dari Program Studi (Prodi) Magister Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Unika Soegijapranata, dengan IPK 3,77 (Predikat kelulusan Dengan Pujian).

Lala yang merupakan putri dari pasangan Dr. Hindarko Boentoro, M.A. dan Liem, Claudy Moreensi serta lahir di Semarang pada tanggal 29 September 1995 adalah alumnus dari Prodi Teknologi Pangan Unika Soegijapranata.

Judul Tesisnya “Reduction of Microbial Contaminant on Strawberries (Fragaria x ananassa) by The Application of Acidic and Alkaline Electrolyzed Water” memiliki latar belakang yang cukup menarik yaitu timbul dari keinginannya untuk meneliti dan mengurangi resiko penyebaran wabah penyakit akibat konsumsi buah yang terkontaminasi pada buah stroberi yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan cenderung dikonsumsi segar, namun memiliki umur simpan yang cenderung pendek. Sehingga untuk memperpanjang umur simpan dan mengurangi resiko penyebaran wabah penyakit akibat konsumsi buah yang terkontaminasi, maka perlu dilakukan penurunan jumlah mikroorganisme pada

permukaan buah. Metode yang dipilih yakni pencucian dengan electrolyzed water yang sudah terbukti dapat menurunkan jumlah mikroorganisme pencemar pada buah-buahan lain.

Saat ditanya tentang tantangan yang muncul saat mengerjakan tesis, Lala mengemukakan,”Semua tahap memiliki tantangannya tersendiri. Namun jika harus memilih salah satu, yang paling menantang adalah proses pengumpulan data (analisa laboratorium) dan interpretasi data.”

Demikian pula Lala juga menuturkan banyak dukungan dari keluarga dan teman-teman yang sangat banyak membantu dan memotivasi saya. “Starting is half the task”, “jangan hanya kecipratan, nyebur sekalian”, “Try to do more than is required of you” , “Stay humble” karena di atas langit masih ada langit, dan banyak quotes-quotes seperti ini dari mereka yang memotivasi saya.

Selain itu juga rasa syukur Lala haturkan kepada Tuhan Yesus serta terima kasih kepada para pejabat fakultas, dosen pembimbing, seluruh dosen, laboran, dan staf Fakultas Teknologi Pertanian atas segala bantuan dan dukungannya.

Takala ditanya pesan apa yang akan disampaikan kepada para mahasiswa yang masih studi, Lala menuturkan, “In every job that must be done, there is an element of fun. You find the fun and snap! The job’s a game” – Mary Poppins. (SF)

Jangan Hanya Kecipratan

Nyebur Sekalian

Lavernchy Jovanska

Page 15: Sang Pahlawan Diplomasinews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-124.pdf · gerakan Sparatisme seperti gerakan RMS (Rakyat Maluku Selatan) di Maluku, GAM (Gerakan Aceh Merdeka) di

15Kronik Edisi 124/Th.XVI 28 April 2018

Webiana Lowisia, salah satu mahasiswi dari Fakultas Teknologi Pertanian angkatan 2014 berhasil meraih predikat lulusan terbaik pada wisuda periode I tahun 2018 dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,90.

Webi, sapaan akrab dari gadis kelahiran Medan, 18 September 1996 ini, mengatakan bahwa ketertarikannya dan keingintahuannya terhadap cara pembuatan makanan yang ada di pasar mendorongnya untuk masuk ke Fakultas Teknologi Pertanian. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa peluang kerja di dunia pangan juga banyak sehingga ia memilih fakultas ini.

Webi juga bercerita pada masa kuliahnya ia sering direkrut di berbagai kegiatan seperti menjadi sekretaris dalam acara ICSAF, menjadi sommelier dalam acara ASSEACU, dan menjadi sekretaris dalam KKL FTP 2014. Selain itu, ia aktif menjadi asisten dosen dan laboratorium di berbagai mata kuliah praktikum yang ada di Fakultas Teknologi Pertanian.

Skripsinya yang berjudul “Antibacterial Compounds on Roasted Coffe: Review” ini ia buat dengan membaca dan mengulas minimal 60 jurnal, dan menggunakan sekitar 100 jurnal untuk diulas dalam rangka membuat skripsi ini.

“Consider what a long way you’ve come today”, adalah kata-kata yang selalu diingat Webi untuk selalu melihat pengalaman dan perjalanan yang telah ditempuh agar tidak menjadi tinggi hati setelah ia sukses. (Ian)

Gunakan 100 Jurnal untuk Ulas Skripsi

Page 16: Sang Pahlawan Diplomasinews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-124.pdf · gerakan Sparatisme seperti gerakan RMS (Rakyat Maluku Selatan) di Maluku, GAM (Gerakan Aceh Merdeka) di

16 Kronik Edisi 124/Th.XVI28 April 2018

Ada banyak mimpi yang ingin dicapai oleh seorang manusia dalam hidupnya. Bagi seorang anak biasanya mimpi utama yang ingin dicapai adalah membanggakan kedua orangtua nya lewat prestasi-prestasi hidup yang dapat digapai. Amadea Carissa Rosemarie Yahya menjadi salah satu anak yang dapat dibanggakan ayahnya, Roy R Yahya ketika ia dapat menjadi wisudawati terbaik Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) program studi Sastra Inggris.

Wanita kelahiran 15 Oktober 1996 yang biasa dipanggil Amadea ini menjadi wisudawati terbaik dengan judul skripsi “Body as Site of Struggle in Katy Perry’s Music Video: Part of Me”. Judul skripsi ini terbilang jarang diangkat sebagai penelitian akhir mahasiswa S1. Amadea mengambil judul skripsi ini karena ketertarikan pribadi nya terhadap feminism yang ada di bidang gender studies. Ia memiliki keinginan membuat suatu karya tulis yang mengangkat tema kesetaraan gender serta dapat mendorong para wanita menyadari kapasitas dan kekuatan yang mereka miliki.

Perjalanan kuliah hingga menulis skripsi tentunya bukan hal yang mudah yang dapat dicapai dalam waktu singkat. Amadea sendiri mengakui adanya tantangan utama yang awalnya ia temui ketika ia memilih judul skripsinya.

“Mulanya saya merasa agak ragu, apa mungkin data ini bisa digunakan karena saya takut kalau skripsi ini dianggap terlalu dangkal atau gitu-gitu aja. Tapi dengan obrolan dan dukungan dari dosen pembimbing, saya akhirnya menemukan teori dari ahli yang bisa saya gunakan untuk mendukung skripsi ini,” ujar alumni SMA Sedes Sapientiae ini.

Ketika Amadea mengingat keluarganya, terutama orangtua yang sudah susah payah membiayai kuliah, ia semangat untuk menyelesaikan skripsinya dan ia rasa hal ini menjadi motivasi bagi semua orang yang sedang menempuh studi maupun sedang mengerjakan skripsi. Tentunya ada banyak pengalaman yang membuat Amadea terkesan selama menjalani studinya di Fakultas Bahasa dan Seni Unika Soegijapranata. Apabila harus memilih salah satu dari sekian banyak pengalamannya selama berkuliah, pengalaman berorganisasi sebagai anggota Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEMF) dan sejumlah kepanitiaan baik dari fakultas maupun universitas menjadi hal yang tidak akan pernah ia sesali. Dengan berbagai pengalaman tersebut, ia merasa berkembang menjadi manusia yang jauh lebih baik sebelumnya.

“Saya ingin mengucapkan terimakasih kepada orangtua saya yang selalu mendukung berbagai keputusan yang saya pilih. Selain itu, kepada para dosen fakutlas terutama untuk kedua dosen pembimbing saya karena kesabaran dan bimbingan beliau sangat berarti untuk saya. Tidak lupa untuk teman-teman saya, yang baik secara langsung atau tidak langsung selalu memberikan dukungan dan bantuan di saat saya membutuhkannya. Berbagi energi positif dari orang-orang di sekitar saya selalu membuat saya bahagia,” tutur Amadea.

Dalam sepanjang waktu perkuliahan hingga penyusunan skripsi tidak hanya ada kenangan indah dan pengalaman yang menyenangkan, tetapi juga pengalaman perjuangan untuk bangkit kembali saat mengalami hambatan saat pembuatan skripsinya, Amadea sadar bahwa ia tidak boleh menunda-nunda kewajiban yang sudah seharusnya ia selesaikan dan harus fokus dengan apa yang sudah menjadi tanggung jawabnya. Meskipun sudah banyak yang mendukung, hanya kita yang memiliki kontrol penuh atas diri dan tindakan kita.

“Ada kata-kata dari salah satu seniman yaitu Vincent van Gogh yang berbunyi, great things are done by a series of small things brought together yang selalu mengingatkan saya untuk selalu fokus dengan setiap langkah yang saya jalani. Karena dengan hal-hal kecil yang baik, akhirnya akan membuahkan hasil besar yang baik pula, begitu juga sebaliknya.

Untuk teman-teman yang masih berkuliah atau sedang mengerjakan skripsi, nikmati waktu yang kamu miliki saat ini dengan sebaik-baiknya karena waktu adalah satu-satunya hal yang tidak akan bisa kembali lagi. Semangat terus untuk menjadi apapun yang kamu inginkan dan kelilingi dirimu dengan hal-hal yang positif untukmu. Jangan lupa selalu bahagia, good luck!” (SF)

Simple Things Become Great Things

Amadea Carissa Rosemarie Yahya

Page 17: Sang Pahlawan Diplomasinews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-124.pdf · gerakan Sparatisme seperti gerakan RMS (Rakyat Maluku Selatan) di Maluku, GAM (Gerakan Aceh Merdeka) di

17Kronik Edisi 124/Th.XVI 28 April 2018

“Kalau saya itu masuknya mahasiswa kupu – kupu (kuliah – pulang). Saya orang yang lebih suka langsung pulang setelah selesai kelas, karena kan kadang masih ada tugas atau yang lainnya. Tapi juga gak melulu, kalau yang seperti itu kita sebut anak – anak nerd, yang kerjaannya belajar. Nggak, siapa bilang belajar, kalau di rumah itu saya main, kalau sore pun pasti dolan. Jadi saya memang bukan aktif di dalam kampus, tapi lebih di luar kampus. Saya belajar hanya kalau akan ada ujian,” Jelas Doohan ketika ditanya perihal stigma “kupu – kupu” atau “kura – kura” yang kerap disematkan pada diri para mahasiswa berprestasi. Mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer (Ikom) Prodi Teknik Informatika angkatan 2014 ini termasuk dalam salah satu wisudawan terbaik pada periode pertama tahun ini.

Pria kelahiran Semarang, 21 Juni 1995 ini memang sudah menyukai kegiatan bermain komputer sejak kecil. “Dari dulu aku sudah suka main komputer, dan sesusah apapun kesulitan yang aku hadapi saat main komputer, aku tetap bisa menikmatinya, jadinya ya aku masuk ke Ikom”, tukasnya. Doohan Kristiawan yang merupakan alumni SMA Sint Louis Semarang telah berhasil lulus dengan IPK 3.96.

Pada proyek akhirnya berjudul “COMPARISON OF STOCK PRICE PREDICTION ACCURACY WITH VARIATION NUMBER OF HIDDEN LAYER CELL IN BACKPROPAGATION ALGORITHM”, Doohan membuat sebuah program yang bertujuan untuk menciptakan kecerdasan buatan (AI) yang mampu memprediksi pergerakan saham dengan menggunakan data dari waktu – waktu yang sudah lewat (lampau). “Awalnya karena dulu pas aku coba – coba main saham selalu habis dan kalah terus, karena benar – benar belum tahu apa – apa. Selain itu, aku juga tertarik pada BOT (Build Operate and Transfer) yang sering dibeli oleh orang – orang yang biasa main saham untuk dipakai sebagai alat prediksi pergerakan saham yang ternyata tidak semuanya bisa memprediksi dengan tepat atau kurang efektif. Nah karena rasa penasaranku ini akhirnya aku kepikiran untuk membuat proyek ini”, terang

Ciptakan Program Prediksi Saham

Doohan. Pada intinya proyek ini lebih berfungsi untuk menguji apakah si AI ini benar – benar bisa memperbaiki hasilnya atau tidak, dan orientasinya bukan pada hasil akhir, tetapi lebih pada memberikan prediksi dan opsi yang paling tepat. Kerja keras Doohan pun terbayar lunas, AI yang ia ciptakan berhasil menembus keakuratan prediksi sebesar 95 %.

Setelah berbincang mengenai proyek akhir dan kecintaannya pada komputer, kami bergeser topik menuju pengalaman pribadinya selama menempuh pendidikan di Unika. 3.5 tahun adalah waktu yang singkat apabila dilihat dari kacamata pendidikan tinggi, namun 3.5 tahun tentu memiliki sisi lain yang selalu tersimpan di benak Doohan. “Salah satu pengalaman menarik yang tidak bisa aku lupakan ada di kegiatan KKU kemarin. Kenyataan di lapangan dan yang ada di bayanganku benar – benar berbeda jauh, dan hal itu sempat membuat aku down. Aku baru tahu kalau ternyata di KKU kita akan dipertemukan dengan teman – teman yang berasal dari berbagai fakultas dan harus berdinamika bersama untuk mendampingi sebuah tempat usaha. Kemarin kami berkesempatan untuk mendampingi sebuah usaha mikro yang berlokasi di pelabuhan. Lokasi yang menurutku jauh dan kami harus bolak – balik selama 14 kali. Tetapi dari semua proses itu semua, ada beberapa pelajaran yang aku ambil. Pertama, ternyata kehidupanku gak seburuk yang aku pikirkan, kita terlalu sering melihat ke atas dan sering lupa bahwa masih banyak saudara – saudara lain yang hidupnya kurang seberuntung kita tapi masih bisa bersyukur. Sedangkan kita yang masih punya orang tua, masih bisa kuliah masih belum bisa bersyukur,” tutup Doohan.

Saat ini Doohan sudah menjadi pengajar di Kolose Loyola Semarang. Salah satu pengalaman yang membuatnya ingin menjadi pengajar adalah ketika ia sempat menjadi asisten dosen. Waktu itu ia menyadari satu hal, bahwa ternyata menjadi pengajar itu lebih sulit ketimbang belajar mandiri. (SAK)

Doohan Kristiawan

Page 18: Sang Pahlawan Diplomasinews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-124.pdf · gerakan Sparatisme seperti gerakan RMS (Rakyat Maluku Selatan) di Maluku, GAM (Gerakan Aceh Merdeka) di

18 Kronik Edisi 124/Th.XVI28 April 2018

Hanna Mulianawati, perempuan kelahiran Semarang, 4 Februari 1997 ini mampu menamatkan gelar S1 Sistem Informasinya dengan IPK 3,90 (Dengan pujian). Perempuan yang akrab disapa Hanna ini memilih “Rancang Bangun Aplikasi Layanan Untuk Alumni Unika Soegijapranata Berbasis Android” sebagai judul skripsinya. Aplikasi yang dibuat adalah ‘Halo Alumni’ yang dapat diunduh di Play Store.

Aplikasi Halo Alumni yang diciptakan sengaja dikhususkan untuk para alumni Unika agar tetap saling bertukar kabar dengan alumni lain. Selain itu, Halo Alumni ciptaan Hanna bertujuan agar para alumni tetap memperoleh kabar terkini seperti berita yang berhubungan dengan Unika. “Kan biasanya walaupun udah lulus masih sering butuh buat legalisir ijazah, atau apa, jadi biar lebih praktis aja,” Ujar Hanna yang merupakan alumni SMA Theresiana I Semarang ini.

Saat berkuliah di jurusan Sistem Informasi, hambatan yang awalnya dirasakan adalah karena Hanna tidak menguasai programming, berbeda dengan teman-temannya yang sudah mengetahui terlebih dahulu. Sehingga ia merasa tertinggal di awal. Saat ini Hanna sudah diterima di sebuah perusahaan di Singapura dan berniat melanjutkan karirnya.

Ada sebuah quote yang selalu dijadikan pegangan olehnya:

"A smooth sea never made a skilled sailor"

Ia beranggapan jika ketika kehidupan kita tidak ada rintangan, maka tidak dapat mengembangkan diri kita. “Semakin banyak permasalahan yang kita hadapi, semakin membuat diri kita semakin berkembang,” tutupnya. (Chk)

Hubungkan Alumni Melalui Aplikasi

Hanna Mulianawati

Page 19: Sang Pahlawan Diplomasinews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-124.pdf · gerakan Sparatisme seperti gerakan RMS (Rakyat Maluku Selatan) di Maluku, GAM (Gerakan Aceh Merdeka) di

19Kronik Edisi 124/Th.XVI 28 April 2018

Cindy Krestanto lahir di Semarang,2 Maret 1996, menjadi salah satu wisudawati terbaik dari Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) pada Wisuda Periode I tahun 2018 Unika Soegijapranata.

Cindy yang berhasil lulus dengan IPK 3,82, adalah alumni SMA Sedes Sapientiae. Tengah menekuni usaha moci milik keluarganya, menjadikan Cindy Krestanto tertantang untuk menjadikan usaha mocinya itu sebagai sumber penelitian skripsinya. Judul skripsi dari Cindy Krestanto yaitu “Penentuan Strategi Keberlanjutan untuk Usaha Moci Cindy.”

Dengan penelitian yang Ia lakukan, Cindy berharap usaha moci keluarganya makin dikenal dan makin berkembang. Selama menyelesaikan skripsi, dirinya mengakui tidak menemui hambatan yang berlebih, semuanya berjalan dengan lancar, jika mendapat hambatan pun, Cindy tidak mengeluh, dirinya merasa semakin tertantang untuk menyelesaikan skripsinya.

Tak hanya berprestasi di bidang akademik, Cindy Krestanto juga aktif pada organisasi di kampus yaitu menjadi pengurus di salah satu UKM Olahraga Fakultas

Hidup Harus Punya Target

Ekonomi dan Bisnis sebagai sekretaris selama satu periode. Baginya aktif di organisasi kampus merupakan hal yang penting juga, selain dapat meningkatkan softskill, juga dapat mengasah kemampuan kita bekerjasama dengan orang lain. “Apalagi kalo di FEB sistimnya harus 1000 poin, jadi ya harus pinter-pinter tuh bagi waktu kapan harus belajar, kapan harus ngerjain tugas, kapan harus fokus organisasi, semua harus seimbang,” ungkapnya.

Selain itu, wanita yang selalu tampil fashionable ini,memiliki hobi dalam merias wajah. Hobi make up nya ini sudah dimilikinya semenjak SMA, namun ketika ditanya apakah akan menjadikan hobinya ini sebagai sumber mata pencaharian, dirinya hanya tersenyum dan berkata bahwa mungkin akan menjadikan hobinya ini hanya untuk pekerjaan sampingan saja.

Memiliki motto hidup “Dalam hidup harus punya tujuan atau target”, menurutnya dengan memiliki target dalam hidup, kita menjadi lebih termotivasi untuk melakukan segala sesuatunya, termasuk dalam hal kelulusannya, dirinya menjadikan kelulusannya ini salah satu target dalam hidupnya, sehingga dirinya termotivasi untuk dapat lulus dengan nilai IPK yang memuaskan. (YP)

Cindy Krestanto

Page 20: Sang Pahlawan Diplomasinews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-124.pdf · gerakan Sparatisme seperti gerakan RMS (Rakyat Maluku Selatan) di Maluku, GAM (Gerakan Aceh Merdeka) di

20 Kronik Edisi 124/Th.XVI28 April 2018

“Tidak selamanya keahlian kita saat ini, akan berguna menyeluruh di masa depan” begitulah kata-kata yang turut menggambarkan perjalanan Amelia Devina, Wisudawan Terbaik Program Studi (Prodi) Akuntansi Unika Soegijapranata. Saat ia memilih jurusan yang diminati di Unika, ia sempat bimbang karena satu sisi ia kurang menyukai beberapa bagian ilmu pengetahuan alam seperti hafalan rumus pada fisika dan kimia, namun di satu sisi, ia menyukai berhitung yang membutuhkan konsentrasi dan ketenangan.

Amel, begitu sapaan akrabnya berasal dari SMA Sedes Sapientiae jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Ia juga mengungkapkan alasan pemilihan Unika sebagai tempat menimba ilmu tidak lain karena banyak teman SMA nya yang “bedhol desa” ke Unika sehingga ia pun juga mengikutinya.

“Jujur saja, sewaktu memilih jurusan di Unika, saya juga cukup bingung karena sebelumnya saya hendak memilih Progdi Teknik Sipil namun saya kurang ahli dalam menggambar. Saya juga sempat memilih Progdi Manajemen, namun saya mendengar

prospek pendidikan akuntansi lebih cerah dan luas sehingga akhirnya saya putuskan pilihan saya di jurusan akuntansi dan di akuntansi, kami lebih banyak berada di kelas untuk kegiatan belajar mengajar. Seandainya, kami belajar di laboratorium pun, hanya di laboratorium komputer. Hal ini juga memenuhi keinginan saya “ jelas Amel.

Pada awalnya, pemahaman Amel tentang akuntansi sedikit terbata-bata karena sebelumnya ia belum pernah mendapatkan dasar akuntansi di SMA. Namun, berbekal kesukaannya pada berhitung, Amel mencoba untuk memahaminya secara perlahan. Perjuangannya pun membuahkan hasil hingga akhirnya Amel lulus pada Februari 2018 dengan IPK 3,87.

Menurut Amel, banyak kesulitan yang dihadapi selama menjalani kuliah salah satunya mengenai sering adanya tugas yang belum diajarkan. Selain itu, ia sendiri juga mengungkapkan bahwa perbedaan sangat nyata masa SMA dan kuliah yaitu mengenai kecepatan pembahasan satu bab. Sewaktu SMA, dalam satu bab menurut Amel, dapat dibahas lebih dari satu minggu. Sedangkan, sewaktu kuliah bertambah

Pilih Prodi Akuntansi Karena Menyukai Berhitung

cepat hingga biasanya satu bab dalam 1 hari.

Sebagai anak sulung dari 2 bersaudara, sementara ayahanda tercinta sudah berpulang (meninggal dunia) sejak tahun 2014, tentunya juga membawa beban tersendiri bagi Amel. Untuk meringankan beban orangtuanya, Amel juga memiliki kegiatan rutin lainnya dengan menabung di UKM Koperasi Mahasiswa (KOPMA) Unika Soegijapranata. Selain itu, ia juga aktif di beberapa UKM dan kepanitiaan kampus seperti Kelompok Studi Investasi (KSI) dan pernah menjadi panitia Soegijapranata Cup.

Selain aktif di kampus, Amel juga aktif sebagai anggota Orang Muda Katolik (OMK) Gereja Santo Paulus dan sudah sering menjadi lektor saat Ekaristi.

Bagi Amel, di antara dosen akuntansi yang pernah mengampunya, dosen favoritnya adalah dosen pembimbing skripsinya yaitu Dr. Sansaloni Butar-butar, M.Si karena dosen tersebut sering memberikan motivasi dan dorongan bagi para mahasiswa yang diampunya untuk lebih rajin mengerjakan tugas akhir. (Cal)

Amelia Devina

Page 21: Sang Pahlawan Diplomasinews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-124.pdf · gerakan Sparatisme seperti gerakan RMS (Rakyat Maluku Selatan) di Maluku, GAM (Gerakan Aceh Merdeka) di

21Kronik Edisi 124/Th.XVI 28 April 2018

Predikat lulusan SMK Antonius Bidang Perkantoran tidak membuat Apelina Theresia atau yang biasa dipanggil Apel (Wisudawan terbaik Progdi Perpajakan) menjadi minder. Pada awalnya, Apel memilih progdi (Program Studi) Perpajakan Unika Soegijapranata karena hanya progdi perpajakan Unika-lah yang menyediakan program D3. Selain itu, ia juga memandang Bidang Perpajakan di Indonesia akan memiliki prospek yang cerah dan waktu tempuh studi yang relatif pendek (dibanding S1) juga turut menjadi petimbangan Apel untuk memilih Progdi Perpajakan Unika Soegijapranata disamping itu Apel pun juga ingin segera bekerja selepas lulus kuliah.

Di tahun pertama kuliah, Apel sempat melihat temannya sangat bersemangat mengikuti kuliah. Banyak dari mereka yang terlihat bisa dan sangat aktif mengajukan pertanyaan ke para dosen dan tentunya hal ini pun sempat membuat Apel menjadi minder meskipun akhirnya ia dapat mengatasi rasa minder tersebut dengan mengulangi kembali bahan kuliah di rumah dan apabila ada pembelajaran yang kurang dimengerti, Apel tidak segan untuk bertanya langsung dengan dosen yang bersangkutan. Usahanya pun tidak sia-sia, Ia tidak menyangka di semester 1 bisa memperoleh IP (indeks Prestasi) 4. Hal ini pun menjadi suatu kebanggaan bagi dirinya.

Sembari menimba ilmu, Apel juga sering menjadi asisten

dosen sejak semester 3 untuk memperdalam ilmu yang ia miliki. Tidak hanya itu, bahkan teman-teman Apel juga sering berkunjung ke rumah Apel untuk belajar bersama. Hal ini pun tidak lepas dari prestasi dan ketekunannya yang berhasil lulus dari D3 dengan IPK 3,98.

Ketekunannya dalam belajar bukan dikarenakan kecintaannya pada satu mata kuliah tertentu ataupun satu dosen tertentu melainkan sebagai bentuk tanggung jawabnya terhadap jasa orangtuanya yang telah membiayainya kuliah, sehingga dalam belajar Apel tidak ambisius dalam mengejar nilai karena baginya nilai yang diperoleh adalah anugerah dari Tuhan.

“Saya pun menyadari bahwa adanya keterbatasan dana dari orangtua yang bekerja sebagai satpam, namun hal itu tidak mematahkan semangat kuliah saya. Untuk itu, setiap ada beasiswa yang ditawarkan di Unika, saya selalu mencoba mendaftar dan sepanjang masa kuliah, saya sempat menjadi penerima 2 beasiswa yaitu Beasiswa PPA (Peningkatan Prestasi Akademik) dan Beasiswa Sandjojo. Dari beasiswa yang saya ikuti, saya mencoba menabung uang yang saya peroleh guna membayar kuliah saya sendiri dibantu dengan tabungan uang jajan yang saya sisihkan. Bahkan, bisa dibilang untuk membiayai kuliah saya, uang yang dikeluarkan oleh orangtua saya tidak lebih dari 10 juta karena orangtua saya hanya membayar uang registrasi masuk” jelas Apel. (Cal)

Sempat Minder Tetapi

Segera Bangkit dan

Menjadi Yang Terbaik Apelina Theresia

Page 22: Sang Pahlawan Diplomasinews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-124.pdf · gerakan Sparatisme seperti gerakan RMS (Rakyat Maluku Selatan) di Maluku, GAM (Gerakan Aceh Merdeka) di

22 Kronik Edisi 124/Th.XVI28 April 2018

Sudah beberapa kali Unika Soegijapranata meluluskan para sarjananya baik itu S1 maupun S2 yang memiliki latar belakang sebagai rohaniwan, salah satunya adalah Romo Norbert atau yang memiliki nama lengkap Norbertus Labu.

Romo Norbert adalah salah satu wisudawan terbaik dari Program Magister Sains Psikologi Jurusan Psikologi Perkembangan, dalam wisuda periode I tahun 2018.

Romo yang sebelumnya berkarya sebagai staf pembina para frater calon imam projo di Seminari Tinggi Interdiosesan Santo Petrus Ritapiret Maumere Flores ini menyelesaikan studi S2 nya dengan judul Tesis ” Hubungan Kecerdasan Spiritual dan Motivasi Imamat dengan Kedisiplinan Pada Calon Imam di Seminari Tinggi”, dan berhasil lulus dengan IPK 3,88 (predikat kelulusan Dengan Pujian).

Romo yang lahir di Gisi (Ngada – Flores), 29 Januari 1969 ini menjelaskan mengenai pilihannya studi lanjut S2 di Unika Soegijapranata.” Saya memilih kuliah di Unika Soegijapranata karena dua alasan yaitu 1) UNIKA merupakan universitas swasta berakreditasi A, yang berarti kualitas universitasnya tidak diragukan lagi. 2) Ingin belajar semangat Mgr Albertus Soegijapranata dari dekat,”jelasnya.

“Saya memilih kuliah pada Program Magister Sains Psikologi dengan Jurusan Psikologi Perkembangan karena minat saya pada ilmu psikologi dan kebutuhan Seminari Tinggi Interdiosesan Santo Petrus Ritapiret akan seoang formator yang memiliki latar belakang studi psikologi,”sambungnya.

Rohaniwan ini adalah putra dari pasangan Yohanes Rudju (alm) dan Hendrika Dhiu dan memiliki lima saudara. Hobi yang digelutinya adalah olah raga, membaca dan menulis, serta salah satu penggemar musik bergenre gregorian (musik-musik gerejawi).

Jawabannya ketika ditanya tentang dinamika selama studi S2 di Unika, Ia mengungkapkan dengan senyum yang khas,” Dinamika selama kuliah S2 di Unika terasa menarik. Dosen memiliki silabus pembelajaran yang jelas. Proses pembelajaran dikemas dengan baik di mana terdapat studi pribadi melalui tugas-tugas pribadi dan studi bersama melalui tugas-tugas kelompok serta diskusi dalam ruang kuliah yang sangat berguna untuk mengembangkan pengetahuan dan wawasan berpikir mahasiswa. Metode pembalajaran seperti ini membantu mahasiswa untuk saling memperkaya. Demikian juga dosen dan mahasiswa saling memperkaya karena terdapat ruang diskusi yang memadai.”

“Menjadi wisudawan terbaik bukanlah tujuan, tetapi merupakan buah dari ketekunan dan kesetiaan. Saya melakukan tugas saya dengan setia dan tekun. Bagi saya hidup adalah belajar dan harus terus belajar,” tuturnya ketika ditanya tentang tips menjadi wisudawan terbaik.

Romo Norbert yang memiliki moto hidup “Dengar dan Jadilah Bijak, Janganlah kebaikan kita hilang karena kekurangan orang lain” ini, juga memberikan pesan kepada siapa pun yaitu “ Belajarlah dengan tekun dan tanpa lelah. Hasilnya tidak selalu kau panen pada saat ini, tetapi akan kau nikmati di masa depan. Lakukan apa yang harus kita lakukan dengan cinta yang besar dan Tuhan akan menyempurnakannya.”

Pada akhir sesi wawancara, Romo Norbert juga mengucapkan terima kasihnya kepada (1) Mgr. Vincentius Sensi Potokota, uskup agung Ende yang telah memberi kesempatan untuk melanjutkan pendidikan di Unika, (2) Prof. Dr. F. Ridwan Sanjaya MS., IEC, sebagai rektor Unika Soegijapranata (3) Para Dosen pembimbing dan penguji Tesis (4) Para Dosen program studi Psikologi Perkembangan dan Kemagisteran yang telah memperkaya saya dengan ilmu psikologi dan teman-teman seangkatan program studi psikologi perkembangan 2016/2017 yang telah menenun kebersamaan sehingga kita menjadi saudara satu sama lain. (Adj)

Dinamika Kuliah S2 Sains Psikologi

Unika Soegijapranata

Rm. Norbertus Labu

Page 23: Sang Pahlawan Diplomasinews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-124.pdf · gerakan Sparatisme seperti gerakan RMS (Rakyat Maluku Selatan) di Maluku, GAM (Gerakan Aceh Merdeka) di

23Kronik Edisi 124/Th.XVI 28 April 2018

Made Ayu Wahyuning Prativi, atau yang akrab disapa Ayu, salah satu mahasiswi dari Magister Profesi Psikologi Klinis Unika Soegijapranata Semarang telah menyelesaikan studinya dan terpilih sebagai wisudawan terbaik pada wisuda periode I tahun 2018.

Ayu yang kelahiran Denpasar 2 Desember 1991 ini, merupakan alumni dari Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dan berhasil menyelesaikan studi Magister Profesi Psikologinya di Unika Soegijapranata dengan IPK 3,61.

Dalam tugas akhirnya, yakni tesis yang berjudul “Insomnia pada Dewasa Awal” Ayu berhasil memberikan masukan yang besar terhadap orang dewasa awal mengenai insomnia.

Ditanya tentang proses penyelesaian tesisnya, Ayu merasa para dosen telah sangat membantunya untuk menyelesaikan thesis tepat waktu. Para dosen juga bersedia memberikan waktunya untuk melakukan diskusi dan membantu menyelesaikan tugas-tugas lebih dari yang dia bayangkan.

Putri dari pasangan I Putu Gde Budhyasa dan Made Sri Yuliati ini memilih melanjutkan S2 Magister Profesi Psikologi di Unika, menurutnya Unika sudah cukup lama memiliki program magister profesi psikologi. Selain itu, Unika yang terletak di kota Semarang, memilki kultur yang tidak terlalu berbeda dengan di Yogyakarta. Unika juga merupakan salah satu universitas yang berlatar belakang universitas katolik sehingga cukup memiliki kesamaan visi dan misi dengan kampusnya yang terdahulu yang berpijak kepada humaniora (memanusiakan manusia).

“Ketika berani bermimpi segala hal dapat diraih. Bermimpi tanpa usaha akan selamanya menjadi bunga tidur. Tidak ada kata terlambat ketika berani berusaha”, begitulah motto wanita penyuka genre musik K-Pop ini.

Ayu juga tidak lupa berbagi tips untuk menjadi yang terbaik, “mengerjakan sesuatu yang kita senangi dan lakukan dengan iklhas. Lakukan dari dirimu dan untuk dirimu sehingga ketika melakukan kesalahan atau kegagalan

tidak akan menyalahkan faktor eksternal tetapi menggali kemampuan internal sehingga dapat mengambil hikmah dan manfaat dari pengalaman tersebut” imbuhnya.

Ucapan terimakasih juga ia sampaikan kepada para dosen dan keluarga, “Banyak hal yang bisa saya pelajari dari para dosen yang sudah membantu saya selama proses pembelajaran. Terutama untuk Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan dan mengingatkan ketika merasa ingin menyerah karena menyelesaikan magister profesi psikologi membutuhkan banyak kesabaran dan proses pengenalan diri” tutupnya. (adj)

Peran Dosen Sangat Membantu Dalam Penulisan Tesis

Made Ayu Wahyuning Prativi

Page 24: Sang Pahlawan Diplomasinews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-124.pdf · gerakan Sparatisme seperti gerakan RMS (Rakyat Maluku Selatan) di Maluku, GAM (Gerakan Aceh Merdeka) di

24 Kronik Edisi 124/Th.XVI28 April 2018

SIDANG REDAKSI: Wakil Rektor 4, Humas REDAKTUR PELAKSANA: Humas Unika Soegijapranata REPORTER: Andra, Chika, Alfrida, Holy, Han loiss, Yoanita, Sherin,Ian, Ari, Calvin, Adjie LAYOUT: Ernanto

KANTOR REDAKSI: Humas Unika Gedung Mikael Lt. 3 Telp. 024 - 8441 555, 850 5003 ext. 1433

Tito Yuniar, salah satu mahasiswa dari Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata angkatan 2013 berhasil meraih predikat lulusan terbaik dalam wisuda periode I tahun 2018 dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3.80.

Lelaki kelahiran Yogyakarta, 16 Juni 1995 ini menyatakan bahwa awalnya ia masuk ke Fakultas Psikologi karena ia memiliki keinginan untuk menjadi bagian dari Human Resource dan karena ia juga menyukai hal-hal seperti psikologi industri dan organisasi, leadership, dan pengembangan pribadi.

Tema skripsi untuk ujian kelulusannya pun tidak berbeda jauh dengan motivasinya untuk masuk ke Fakultas Psikologi yakni “Hubungan antara Komunikasi Atasan kepada Bawahan dengan Komitmen Organisasi pada Karyawan Generasi Y”, di mana ia mengamati fenomena di mana karyawan masa kini yang kebanyakan berasal dari Generasi Y sering berpindah tempat kerja. Dan

Keluar Dari Zona Nyaman Dan Berkarya Demi Kebaikan Diri Dan Lingkungan

dalam skripsinya ia membahas mengenai dampak dari komunikasi antara manajerial dengan karyawan terhadap komitmen karyawan dari Generasi Y ini pada suatu perusahaan.

Di masa kuliahnya, Tito aktif di berbagai organisasi baik dalam maupun luar kampus. Ia pernah aktif sebagai Staff Bidang 1 Penalaran BEM Fakultas Psikologi periode 2014/2015, Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Psikologi periode 2015/2016, Direktur Group of Leader for Research and Society 6, serta menjadi Humas Tim Promosi Psikologi. Selain itu, ia pun juga pernah menjadi panitia Loenpia Jazz 2017.

“Great things never came from comfort zone, make it happen”, merupakan kata motivasi dari Tito untuk selalu berusaha keluar dari zona nyaman dan berkarya demi kebaikan diri dan lingkungan di sekelilingnya. (Ian)

Tito Yuniar