sap insulin

27
SATUAN ACARA PENYULUHAN TERAPI INSULIN Oleh : Aliyah Adek R. (105070200111024) Afrida Diyan F. (105070200111041) PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Upload: aliyah-adek-rahmah

Post on 06-Aug-2015

565 views

Category:

Documents


37 download

TRANSCRIPT

Page 1: SAP Insulin

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TERAPI INSULIN

Oleh :

Aliyah Adek R. (105070200111024)

Afrida Diyan F. (105070200111041)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2012

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Page 2: SAP Insulin

Satuan Acara Penyuluhan Terapi Insulin

Pokok Bahasan : Terapi Insulin

Sasaran : Klien dan Pendamping

Tempat : Poliklinik Penyakit Dalam RSSA Malang

Hari/tanggal : 19 November 2012

Alokasi waktu : 60 menit

Metode : Ceramah, Tanya jawab, Diskusi

Pertemuan ke : 1 ( Pertama )

Pengajar : Adek & Afrida

A. Tujuan lnstruksional

a. Umum :

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, klien & pendamping mengerti

dan memahami tentang terapi insulin, baik terkait alat, area, cara penyuntikan,

dan hal-hal yang perlu diperhatikan.

b. Khusus :

1. Klien dan Pendamping memahami tentang anatomi kulit ( dapat

menyebutkan letak penyuntikan insulin )

2. Klien dan Pendamping mengerti tentang jenis pen insulin ( dapat

menyebutkan setidaknya 1 jenis dan mengerti cara penggunaannya )

3. Klien dan Pendamping mengerti tentang area penyuntikkan insulin ( dapat

menyebutkan setidaknya 2 area penyuntikan )

4. Klien dan Pendamping mengerti tentang cara penyuntikkan insulin ( dapat

melakukan penyuntikan dengan dosis yang tepat dan pra penyuntikan

dengan insulin pen )

5. Klien dan Pendamping mengerti tentang hal-hal yang perlu diperhatikan

( dapat menjelaskan kembali cara penyimpanan insulin belum dan sedang

digunakan dan menyebutkan masa penggunaan belum dan sedang/sudah

dibuka )

B. Sub Pokok Bahasan

1. Anatomi kulit

Page 3: SAP Insulin

2. Jenis pen insulin

3. Area penyuntikan insulin

4. Cara penyuntikan insulin

5. Hal-hal yang perlu diperhatikan

C. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Tahap

kegiatan

Waktu Kegiatan perawat Kegiatan perserta Metode Media &

alat

Pembuka

an

(5 menit) 1.Salam

pembukaan

2.

Memperkenalkan

diri

3. Menjelaskan

maksud dan tujuan

4. Membagikan

leaflet

1. Menjawab

salam

2. Mendengarkan

keterangan

Penyaji

Ceramah Microphon

e

Penyajia

n

( 20 menit) 1.Menyampaikan

materi

Memperhatikan

dan

mendengarkan

keterangan penyaji

Ceramah

Diskusi

Leaflet,

ppt

Simulasi (20menit) 1.Mempraktikkan

cara penyuntikkan

insulin mandiri

2.Mempraktikkan

cara penyimpanan

insulin

Praktik dan

simulasi

pemberian insulin

Praktik Spuit, Vial

Insulin,

pen

Insulin,

Alkohol

Swab,

Page 4: SAP Insulin

Tempat

sampah

medis,

lemari

pendingin

mini

Penutup (15menit) 1.Melakukan

Tanya jawab

2.Menutup

pertemuan

3.Menyampaikan

kesimpulan

Mendengarkan

dan bertanya

serta menjawab

pertanyaan

Ceramah,

diskusi,

Tanya

Jawab

Leaflet

,Flipehart,

Ppt

D. Evaluasi

1. Evaluasi Proses :

a. Perserta mengikuti kegiatan pengajaran dengan baik

b. Perserta terlibat aktif dalam pembelajaran

c. Perserta aktif dalam diskusi tanya jawab

2. Evaluasi hasil :

a. Perserta mampu memahami garis besar tentang anatomi kulit

b. Perserta mampu memahami jenis-jenis pen insulin

c. Peserta mampu menyebutkan area yang digunakan sebagai tempat

penyuntikkan insulin

d. Peserta dapat melakukan penyuntikkan insulin secara mandiri

e. Peserta dapat menjelaskan kembali cara penyimpanan insulin

f. Perserta mampu menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

pemberian suntikan insulin

Page 5: SAP Insulin

Terapi Insulin

I. Anatomi kulit

Kulit manusia mempunyai ketebalan yang bervariasi, mulai dari

0,5 mm sampai 5 mm, dengan luas permukaan sekitar 2 m2 dan berat sekitar

4 kg. Kulit dalam bahasa latin disebut cutis dan dibagian bawahnya terdapat

lapisan bernama subcutis. Jika kulit dicubit dan diangkat, kulit itu terasa

longgar terhadap lapisan subcutisdi bawahnya. Lapisan subcutis ini sering

menjadi tempat untuk suntikan obat tertentu, termasuk insulin. Secara garis

besar, lapisan pada kulit dapat dibagi menjadi 2 yaitu kulit bagian luar

(epidermis) dan kulit bagian dalam (dermis), penjelasannya yaitu sebagai

berikut :

a. Epidermis (kulit bagian luar)

Lapisan paling luar pada epidermis dibentuk oleh zat tanduk (keratin)

pada lapisan cornium yang dibentuk oleh sel kulit yang sudah tua.

Pada orang tertentu bagian kulit ini memebri gambaran seperti sisik

tipis. Lapisan ini akan terlepas pada saat digosok waktu mandi dan

lapisan di bawahnya akan mengisi lapisan yang lepas. Lapisan paling

dalam dari epidermis dinamakan lapisan basal atau stratum

germinativum. Disini ditemukan sel-sel yang membelah diri dan

membentuk dan memebentuk sel kulit baru yang selanjutnya bergeser

ke lapisan lebih atas sehingga suatu saat menjadi lapisan cornium.

Pada lapisan ini pula terdapat pigmen melanin yang memeberikan

warna pada kulit. Untuk mencapai lapisan paling atas, sel-sel ini

membutuhkan waktu sekitar 5-6 minggu. Dengan demikian, setiap 4-5

minggu manusia sebenarnya mengalami pergantian kulit.

b. Dermis (kulit bagian dalam)

Pada lapisan dermis dibawah lapisan basal terdapat ujung saraf

peraba, dan pembuluh darah kapiler. Disini juga dapat ditemukan

kelenjar keringat dan kelenjar minyak kulit. Pada lapisan subcutis

dapat ditemkan banyak pembuluh darah, saraf, dan folikel atau akar

rambut beserta m.erector pilli. Pada orang gemuk, dilapisan ini juga

dapat ditemukan banyak jaringan lemak. Pengukuran kegemukan

seseorang dapat dilakukan dengan memanfaatkan pengukuran tebal

Page 6: SAP Insulin

lapisan ini disekitar tulang belikat dan bagian belakang lengan atas.

Pada wanita hamil, bagian ini juga sering menampung cairan.

( Wibowo, Daniel S. 2005)

( Wibowo, Daniel S. 2005)

II. Jenis pen Insulin

Beberapa jenis atau cara yang dapat dilakukan dalam pelaksanaan terapi

insulin dapat dilakukan menggunakan berbagai cara, yaitu sebagai berikut

:

1. Injectors

Untuk injeksi jenis multipel, dapat digunakan insulfon atau I-port.

Suntikan diberikan melalui lokasi khusus yang terhubung melalui

tabung yang dimasukkan dengan jarum dan diganti sekitar seminggu

sekali, namun sampai saat ini injector belum begitu populer di Amerika

Serikat namun sudah populer di Eropa.

Page 7: SAP Insulin

2. Insulin pen

Insulin pen digunakan untuk insulin dengan beberapa formula.

Keuntungan dari penggunaan insulin pen ini adalah keakuratan dan

kekonsistensian dosis yang baik jika menggunakan insulin pen. Berikut

beberapa jenis insulin pen yang dapat digunakan :

Page 8: SAP Insulin

3. Automatic injectors

Automatic injector bekerja dengan menekan tombol pelepas

(keluarnya) jarum secara otomatis yang memeberikan suntuikan

dengan sedikit partisipasi pasien. Orang-orang yang menggunakan

injector dikarenakan mereka tidak bisa belajar untuk melakukan

suntikan terhadap dirinya sendiri. Sebagian besar, namun tidak semua,

orang memiliki ketakutan atau penyesuaian emosi lainnya pada

diabetisi dalam melakukan suntikan pada dirinya sendiri samapai

mereka nyaman melakukan penyuntikan terhadap dirinya sendiri.

Injector otomatis ini dianjurkan digunakan pada penderita diabetes

yang juga mengidap cacat fisik, seperti serebral palsy.

Page 9: SAP Insulin

4. Pompa Insulin-CSII (Continous Subcutaneous Insulin Infusion)

Pompa insulin diinjeksikan (disemprotkan) kedalam tubuh melalui

jaringan subcutan dimana pompa insulin ini menawarkan cara yang

lebih tepat yaitu meniru pengiriman insulin secara normal. Pada salah

satu penelitian, penggunaan jangka panjang dari pompa insulin (CSII)

telah ditemukan memberi manfaat dalam menurunkan kadar HbA1c

dan mengurangi terjadinya hipoglikemia berat. Namun insulin pump ini

dilaporkan dapat meningkatkan angka kejadian diabetisketoacidosis

(DKA) dikarenakan kurangnya pengiriman insulin yang sering dikaitkan

dengan kinking dari tabung. Bahkan dengan nilai HbA1c normal,

ditemukan pemblokiran kemampuan insulin untuk mencapai pasien

yang diperlukan rata-rata 6 jam sampai DKA diidentifikasi. Pompa

insulin memberikan tingkat potensi variabel insulin basal selama

periode 24-jam. Salah satu insulin rapid-acting atau insulin secara

teratur dapat diberikan terus-menerus melalui jarum subcutan. Insulin

bolus kemudian diberikan dengan makanan dan makanan ringan yang

diperlukan. Pompa insulin model yang lebih baru mengandung

augmentasi sensor glukosa, yang memungkinkan pasien dan penyedia

untuk menetapkan faktor koreksi terprogram seperti insulin-karbohidrat

atau ratio insulin-exchange dan parameter sensitivitas insulin lain.

Berikut jenis insulin pump yang dapat digunakan, yaitu :

Page 10: SAP Insulin
Page 11: SAP Insulin

( Guthrie, Diana W. dan Richard A. Guthrie. 2009)

III. Area menyuntik insulin

Tempat penyuntikan insulin bisa dilengan, perut, atau paha. Bila dengan

bantuan orang lain, dilakukan dilengan. Bila menyuntik sendiri, lakukan

diperut atau paha. Jarak suntikan satu dengan yang lainnya sekitar 2 cm.

Jangan terlalu dekat. Lakukan rotasi agar tidak terus menyuntik di tempat

yang sama untuk menghindari terjadinya lipodistrofi (atrofi jaringan) dan

hipertrofi (penebakan) kulit. Untuk suntikan di perut, jauhi pusar dengan

jarak 5 cm. Hindari penyuntikan pada kulit yang luka atau infeksi. Jaga

Page 12: SAP Insulin

kebersihan, usap atau bersihkan dengan alkohol sebelum dan sesudah

penyuntikan.

Berikut gambar lokasi penyuntikan insulin :

( Tandra, Hans. 2007)

Page 13: SAP Insulin

IV. Cara menyuntik insulin

Penyuntikan Insulin dilakukan berdasarkan aturan umum sbb:

1. Setiap lokasi penyuntikan mempunyai kecepatan penyerapan obat

yang berbeda sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengatur waktu

penyuntikan dan prediksi efek optimal dikaitkan dengan asupan

makan.

2. Insulin kerja lambat dan sedang sebaiknya disuntikkan pada lokasi

pantat.

3. Hindari penyuntikan tembus pakaian.

4. Harus melakukan rotasi lokasi penyuntikan tiap hari dengan jarak

kurang lebih 1 jari (2,5cm) dari lokasi terakhir.

5. Memilih teknik cubit / tidak, tegak lurus / miring, disesuaikan

dengan lokasi dan panjang jarum (5mm ; 8mm ; standar 12,7mm).

Teknik cubit pada perut & pantat boleh tegak lurus dan pada lengan

atas serta paha sebaiknya cubit & miring.

6. Paling aman adalah dengan teknik cubit.

7. Masase dan peningkatan aktivitas pada tempat penyuntikan akan

mempercepat penyerapan obat dan menyebabkan hipoglikemia.

8. Insulin sebelum disuntikkan harus sudah campur homogen dengan

cara menggeraakkannya secara bergelombang, usahakan jangan

dikocok. Periksa ulang, jangan sampai ada gelembung udara dalam

spuit.

9. Kelola dengan baik pembuangan bekas spuit dan jarum agar tak

membahayakan orang lain.

10.Hindari pemakaian jarum suntik berulang kali, paling ideal 1 jarum

untuk 1-2 kali penyuntikan.

11.Simpan insulin persediaan / yang terpakai pada lemari pendingin

dan jangan sampai kadaluarsa. Insulin yang sudah dipakai, simpan

pada suhu kamar maksimal selama 1 bulan dan tidak terkena sinar

matahari langsung.

12.Sebelum disuntikkan, keluarkan insulin dari lemari pendingin

minimal 1jam sebelumnya, karena penyuntikkan saat insulin masih

dingin akan menimbulkan rasa nyeri.

13.Pegang spuit pada saat menyuntik seperti memegang alat tulis.

Page 14: SAP Insulin

(Sutejo, A. Y. 2010)

Prosedur Penyuntikan Insulin Mandiri dengan menggunakan spuit :

1. Cuci tangan dengan baik

2. Bersihkan tempat penyuntikan (dengan sabun & air atau isoprofil

alkohol 70%)

3. Usap bagian atas vial insulin dengan isoprofil alkohol 70%

4. Giling-gulingkan vial insulin dalam telapak tangan untuk

mencampur insulin dengan baik (untuk semua jenis insulin kecuali

insulin kerja singkat)

5. Suntikkan sejumlah udara yang sama dengan jumlah dosis insulin

yang akan digunakan ke dalam vial. Aspirasi insulin kerja singkat

terlebih dahulu kemudian kerja sedang / kerja lama (bila diberikan

insulin campuran)

6. Amati spuit terhadap adanya gelembung udara

7. Cubit dan tahan lipatan kulit dan suntikan pada sudut 90 derajat

(bila anda kurus dan berkulit kendur suntikan insulin pada sudut

45derajat untuk menghindari suntikan intramuskular, yang dapat

menyerap insulin lebih cepat)

8. Dalam penyuntikkan insulin tidak diperlukan rutinitas aspirasi,

suntikkan insulin

9. Jika suntikan terasa sakit atau merembes darah / serum dari

tempat suntukan, berikan tekanan selama 5-10menit

(Rumahorbo, Hotma. 1999)

Prosedur penyuntikan insulin dengan menggunakan pena insulin ( insulin

pen ) :

1. Lepaskan penutup pena atau topi

Jika menggunakan intermediate-acting insulin dengan lembut putar

pena diantara telapak tangan 15 detik untuk campuran

2. Lepaskan kertas dan pasang jarum

a. Tarik penutup kertas dari pena jarum

b. Pasang jarum ke ujung pena insulin

c. Lepaskan penutup jarum luar

d. Lepaskan penutup jarum dalam

3. Pastikan pena siap

Page 15: SAP Insulin

a. Putar tombol pemilih dosis di ujung pena untuk 1 atau 2 unit

( dosis monoton perubahan tanda dengan berubahnya tombol )

b. Pegang pena dengan jarum menunjuk ke atas. Tekan tombol

dosis sampai benar-benar sampai menetes. Ulangi jika perlu,

sampai insulin terlihat di ujung jarum. Dial akan kembali ke nol

setelah menyelesaikan langkah dasar

4. Mengatur dosis

Putar dosis tombol untuk mengatur dosis insulin ( anda dapat

memutar mundur juga ). Pena akan memugkinkan untuk menerima

hanya jumlah yang telah ditetapkan. Periksa jendela dosis untuk

memastikan dosis yang akan disuntikkan sudah tepat.

5. Pilih tempat injeksi

Pilih tempat injeksi. Perut adalah tempat yang disukai untuk banyak

jenis insulin-antara bagian bawah rusuk dan kemaluan baris,

menghindar sekitar 3-4 inci pusar. Bagian atas paha dan belakang

lengan atas ( jika anda pleksibel ) dapat juga digunakan

6. Menyuntikkan insulin

a. Posisikan ibu jari di ujung atas tombol pena dengan tenang

untuk terus aman

b. Dengan lembut mencubit kulit dengan tangan bebas

c. Cepat masukkan jarum pada sudut 90 derajat. Melepaskan

cubitan

d. Gunakan ibu jari untuk menekan tombol dosis sampai berhanti

( jendela dosis akan kembali pada nol ). Biarkan jarum di

tempat selama 5-10 detik untuk membantu mencegah insulin

dari bocor keluar dari tempat injeksi

e. Tarik jarum langsung keluar dari kulit. Kadang-kadang akan

keluar sedikit darah atau terjadi memar adalah normal. Lap

dengan tisu atau bola kapas beralkohol, tapi jangan ditekan

7. Tutup kembali insulin pen

Tutup kembai insulin. Buang jarum pergi dalam wadah keras ( pil

kosong atau deterjen wadah kendi aman contoh: letakkan penutup

jarum luar kembali pada pena

Page 16: SAP Insulin

V. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan

Berikut hal-hal yang harus diperhatikan dalam terapi insulin, diantaranya

adalah :

1. Efek Samping Insulin

Jika insulin diberikan lebih banyak dari yang dibutuhkan untuk

metabolisme glukosa akan menimbulkan reaksi hipoglikemia atau

syok insulin, reaksi hipoglikemik ini lebih mudah terjadi pada saat

waktu puncak kerja obat. Hal ini dapat diatasi dengan memberikan

gula peroral atau intravena untuk meningkatkan pemakaian insulin.

Keadaan sebaliknya dimana jumlah insulin tidak cukup, gula tidak

dapat dimetabolismesasikan sehinggga terjadi metabolisme lemak

(glukoneogensis), dimana pada peristiwa glukoneogenesis selain

menghasilkan glukosa, juga akan menghasilkan benda keton.

Pemakaian asam lemak [ keton ] untuk energi menimbulkan

penumpukan benda keton didalam tubuh, dimana jika benda keton

terlalu banyak didalam tubuh akan memicu terjadinya keadaan

ketoasidosis (keadaan dekompensasi metabolik yang ditandai oleh

hiperglikemia, asidosis dan ketosis) . Berikut tanda dan gejala dari

terjadinya reaksi hipoglikemia dan ketoasidosis diabetikum :

REAKSI TANDA DAN GEJALA

Reaksi Hipoglikemik

[ syok insulin ]

Ketoasidosis diabetik

[ reaksi hiperglikemik

]

Sakit kepala, kepala terasa ringan

Gelisah terasa takut, tremor, keringat

berlebihan dingin, kulit lembab, takikardi,

bicara tersendat-sendat, lupa, kekacauan

mental, kejang, kadar gula dara < 60

mg/dl.

Sangat haus, poliuria. Bau napas seperti

buah, pernapasan kusmaul [ dalam, cepat,

melelahkan, terasa menekan , sesak ],

denyut nadi cepat dan lemah, selaput lendir

Page 17: SAP Insulin

kering dan turgor kulit buruk, kadar gula

darah > 250 mg/dl.

2. Lama kerja dan cara penggunaan insulin

Cara penggunaan insulin dapat dikelompokkan tergantung lama

kerja (take effect) dari terapi insulin yang digunakan, yaitu sebagai

berikut :

a. Insulin kerja sangat cepat

Awal kerja 0,2-0,5 jam; lama kerja 0,5-2 jam. Contoh Lispro,

Aspart, Glulisin

b. Insulin kerja pendek (reguler insulin)

Awal kerja 0,5-1 jam; efek puncak 2-3 jam; disuntikkan 15-30

menit sebelum makan. Contoh: Humulin Actrafid

c. Insulin kerja menengah

Awal kerja 1,5-4 jam; efek puncak 4-10 jam; disuntikkan 1-2

kali/hari 15-30 menit sebelum makan. Contoh: Insulin Neutral

Protamin hagedorn (NPH)

d. Insulin kerja panjang

Awal kerja 1-3 jam; tanpa efek puncak; disuntikkan 1 kali/hari

pagi 15-30 menit sebelum makan. Contoh: Insulin Lantus

(glargine), Insulin Detemir

e. Insulin campuran (mixtures)

Terdiri atas 75 bagia insulin humalog (insulin manusia)dan 25

bagian insulin lispro.

(Sutejo, A. Y. 2010)

Berikut tabel mengenai pembagian insulin dan lama kerjanya :

Page 18: SAP Insulin

3. Cara penyimpanan insulin

Cara penyimpanan insulin tidak boleh di simpan di dalam freezer.

Jika insulin belum di buka, cartridge sistem dan perangkat insulin

pen harus di simpan di dalam lemari es 360F-460F (20C-80C),

buang setelah melewati tanggal kadaluarsa. Jika menggunakan vial

dan telah dibuka (sedang digunakan), vial harus dibuang setelah 28

hari setelah dibuka. Jika pendinginan tidak mungkin, botol terbuka

dapat disimpan di-unrefrigerator sampai 28 hari yang harus

terhindar dari panas dan cahaya secara langsung, asalkan suhu

tidak lebih dari 860F (300C). Jika menggunakan cartridge yang

dibuka (sedang digunakan), tidak harus didinginkan tetapi harus

disimpan pada suhu kamar (di bawah 860F) jauh dari panas dan

cahaya langsung. Sistem cartridge harus di buang setelah 28 hari.

4. Cara pemakaian botol dan alat injeksi.

Jika masih menggunakan spuit injeksi dan vial yang menggunakan

NPH atau lente bersama-sama insulin reguler, teknik

Page 19: SAP Insulin

pengambilan harus memasukkan terlebih dahulu insulin reguler

sebelum mengambil insulin NPH atau lente untuk menghindari

kerusakan jangka panjang pada insulin reguler

5. Ciri insulin yang tidak layak pakai atau rusak

Pemakaian insulin harus diperhatikan kelayakannya, hal ini penting

untuk menghindari terjadinya keadaan yang tidak diinginkan (dapat

terjadi toksik), yaitu :

a. Insulin masih dalam masa penggunaan (belum masuk atau

mendekati waktu kadaluarsa)

b. Perhatikan penampilan insulin, jika ia adalah insulin reguler

maka kenampakannya adalah jernih. Jika ia merupakan insulin

intermediet maka kenampakannya adalah keruh. Kerusakan

insulin sebelum masa kadaluarsa banyak terjadi akibat

kesalahan dalam pencampuran anatar insulin reguler dan

insulin intermediet. Warna keruh pada insulin reguler

merupakan tanda bahwa insulin tersebut telah rusak

c. Insulin yang masih layak pakai tidak mengandung endapan.

Pada insulin intermediet, pengecekan dilakukan dengan cara

menggulung dengan lembut insulin di telapak tangan untuk

mencampur subtansi didalamnya, jika tidak ada endapan maka

insulin tersebut masih layak pakai. Jika mengandung endapah

harus dibuang.

Page 20: SAP Insulin

Daftar Pustaka

Donna.I. 1996. Medical Surgical Nursing. Philadelphia : Mosby Year Book.

Greenspan dan Baxter.2000. Endokrinologi Dasar dan Klinik. Jakarta : EGC.

Guthrie, Diana W. dan Richard A. Guthrie. 2009. A Guide To The Pattern Approach:

Management of Diabetes Mellitus For Nurses and Health Care

Professionals Sixth Edition. New York: Springer

Kee and Hayes.1996. Farmakologi, Pendekatam Proses Keperawatan. Jakarta:

EGC.

Rumahorbo, Hotma. 1999. Asuhan Keperwatan Klien Dengan Gangguan Sistem

Endokrin. Jakarta : EGC

Sutejo, A. Y. 2010. 5 Strategi Penderita Diabetes Mellitus Berusia Panjang.

Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Tandra, Hans. 2007. Segala Sesuatu Yang Harus Anda Ketahui Tentang Diabetes:

Panduan Lengkap Mengenal dan Mengatasi Diabetes Dengan Cepat dan

Mudah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Wibowo, Daniel S. 2005. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: Grasindo