sap rematik

12
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Topik : Reumatoid Artritis Hari/ Tanggal : Jumat / 25 November 2011 Waktu : Pukul 09.00 s.d selesai Penyaji : Tempat : Panti Sosial Tresna Werdha Indralaya A. TUJUAN 1. Tujuan Umum Setelah mengikuti proses penyuluhan ini, lansia diharapkan mampu memahami hal-hal yang berkaitan dengan reumatoid artritis 2. Tujuan Khusus Setelah mengikuti proses penyuluhan ini, lansia diharapkan Mampu : a. Mengenal reumatoid artritis b. Mengambil keputusan atau tindakan yang tepat tentang reumatoid arthritis c. Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi lansia dengan reumatoid artritis B. SASARAN Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Indralaya C. GARIS-GARIS MATERI a) Pengertian reumatoid artritis b) Faktor-faktor resiko reumatoid artritis c) Tanda dan gejala reumatoid artritis d) Akibat lanjut reumatoid artritis e) Cara penanganan reumatoid artritis f) PELAKSANAAN KEGIATAN

Upload: yosi-oktarina

Post on 03-Oct-2015

40 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

sap

TRANSCRIPT

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)Topik

: Reumatoid ArtritisHari/ Tanggal: Jumat / 25 November 2011Waktu

: Pukul 09.00 s.d selesaiPenyaji

: Tempat

: Panti Sosial Tresna Werdha Indralaya A. TUJUAN1. Tujuan UmumSetelah mengikuti proses penyuluhan ini, lansia diharapkan mampu memahami hal-hal yang berkaitan dengan reumatoid artritis2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti proses penyuluhan ini, lansia diharapkan

Mampu :

a. Mengenal reumatoid artritisb. Mengambil keputusan atau tindakan yang tepat tentang reumatoid arthritisc. Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi lansia dengan reumatoid artritisB. SASARANLansia di Panti Sosial Tresna Werdha IndralayaC. GARIS-GARIS MATERIa) Pengertian reumatoid artritisb) Faktor-faktor resiko reumatoid artritisc) Tanda dan gejala reumatoid artritisd) Akibat lanjut reumatoid artritise) Cara penanganan reumatoid artritisf) PELAKSANAAN KEGIATANNo.KegiatanPenyuluhPesertaWaktu

1.Pembukaan Menjelaskan rheumatoid arthjitis Mendengarkan2 menit

2.Isi Menjelaskan pengertian reumatoid arthritis Menjelaskan faktor-faktor resiko reumatoid arthritis Menjelaskan tanda dan gejala reumatoid arthritis Menjelaskan akibat lanjut reumatoid arthritis Menjelaskan cara penaganan reumatoid arthritis Mendengarkan Mendengarkan

Mendengarkan

Mendengarkan Mendengarkan

23 menit

3.Penutup

Mengajukan pertanyaan kepada lansia seputar materi yang telah disampaikan Memberikan reward

(aplaus dan pujian)

Membuat kesimpulan

Menyampaikan salam penutup Menjawab pertanyaan Tersenyum

Memperhatikan dan mendengarkan Menjawab salam5 menit

METODE a. Ceramah

b. Tanya Jawab

MEDIA DAN ALATa. leafletb. flipchartMATERI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

DENGAN REMATOID ARTRITIS

I. DEFINISI Rhematoid artritis adalah peradangan yang kronis sistemik, progresif dan lebih banyak terjadi pada wanita, pada usia 25-35 tahun.II. ETIOLOGIPenyebab dari artritis rhematoid belum dapat ditentukan secara pasti, tetapi dapat dibagi dalam 3 bagian, yaitu:

1. Mekanisme imunitas (antigen antibodi) seperti interaksi IgG dari imunoglobulin dengan rhematoid faktor

2. Faktor metabolik

3. Infeksi dengan kecenderungan virus

III. PATOFISIOLOGIInflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema, kongesti vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang berkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular kartilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi membentuk pannus, atau penutup yang menutupi kartilago. Pannus masuk ke tulang sub chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis.

Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi. Bila kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian. Invasi dari tulang sub chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat.

Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan masa adanya serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi. Yang lain. terutama yang mempunyai faktor rhematoid (seropositif gangguan rhematoid) gangguan akan menjadi kronis yang progresif.IV. TANDA DAN GEJALA1. Tanda dan gejala setempat

Sakit persendian disertai kaku terutama pada pagi hari (morning stiffness) dan gerakan terbatas, kekakuan berlangsung tidak lebih dari 30 menit dan dapat berlanjut sampai berjam-jam dalam sehari. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan osteoartritis yang biasanya tidak berlangsung lama.

Lambat laun membengkak, panas merah, lemah

Poli artritis simetris sendi perifer ( Semua sendi bisa terserang, panggul, lutut, pergelangan tangan, siku, rahang dan bahu. Paling sering mengenai sendi kecil tangan, kaki, pergelangan tangan, meskipun sendi yang lebih besar seringkali terkena juga

Artritis erosif ( sifat radiologis penyakit ini. Peradangan sendi yang kronik menyebabkan erosi pada pinggir tulang dan ini dapat dilihat pada penyinaran sinar X

Deformitas ( pergeseran ulnar, deviasi jari-jari, subluksasi sendi metakarpofalangea, deformitas boutonniere dan leher angsa. Sendi yang lebih besar mungkin juga terserang yang disertai penurunan kemampuan fleksi ataupun ekstensi. Sendi mungkin mengalami ankilosis disertai kehilangan kemampuan bergerak yang total

Rematoid nodul ( merupakan massa subkutan yang terjadi pada 1/3 pasien dewasa, kasus ini sering menyerang bagian siku (bursa olekranon) atau sepanjang permukaan ekstensor lengan bawah, bentuknya oval atau bulat dan padat.

Kronik ( Ciri khas rematoid artritis

2. Tanda dan gejala sistemik

Lemah, demam tachikardi, berat badan turun, anemia, anoreksia

Bila ditinjau dari stadium, maka pada RA terdapat tiga stadium yaitu:

a) Stadium sinovitis

Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang ditandai adanya hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat istirahat maupun saat bergerak, bengkak, dan kekakuan.

b) Stadium destruksi

Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi juga pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon. Selain tanda dan gejala tersebut diatasterjadi pula perubahan bentuk pada tangan yaitu bentuk jari swan-neck.

c) Stadium deformitas

Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali, deformitas dan ganggguan fungsi secara menetap. Perubahan pada sendi diawali adanya sinovitis, berlanjut pada pembentukan pannus, ankilosis fibrosa, dan terakhir ankilosis tulang V. AKIBAT LANJUT

1. Mudah jatuh2. Perubahan bentuk tulangVI. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK1. Tes serologi Sedimentasi eritrosit meningkat Darah, bisa terjadi anemia dan leukositosis Rhematoid faktor, terjadi 50-90% penderita2. Pemerikasaan radiologi Periartricular osteoporosis, permulaan persendian erosi Kelanjutan penyakit: ruang sendi menyempit, sub luksasi dan ankilosis3. Aspirasi sendi Cairan sinovial menunjukkan adanya proses radang aseptik, cairan dari sendi dikultur dan bisa diperiksa secara makroskopik. VII. PENATALAKSANAAN

Tujuan utama terapi adalah:1. Meringankan rasa nyeri dan peradangan2. Memperatahankan fungsi sendi dan kapasitas fungsional maksimal penderita.3. Mencegah atau memperbaiki deformitasProgram terapi dasar terdiri dari lima komponen dibawah ini yang merupakan sarana pembantu untuk mecapai tujuan-tujuan tersebut yaitu:

1. Istirahat

2. Latihan fisik

3. Panas

4. Pengobatan

a. Aspirin (anti nyeri)dosis antara 8 s.d 25 tablet perhari, kadar salisilat serum yang diharapakan adalah 20-25 mg per 100 ml

b. Natrium kolin dan asetamenofen ( meningkatkan toleransi saluran cerna terhadap terapi obat

c. Obat anti malaria (hidroksiklorokuin, klorokuin) dosis 200 600 mg/hari ( mengatasi keluhan sendi, memiliki efek steroid sparing sehingga menurunkan kebutuhan steroid yang diperlukan.

d. Garam emas

e. Kortikosteroid

5. Nutrisi ( diet untuk penurunan berat badan yang berlebih

Bila Rhematoid artritis progresif dan, menyebabkan kerusakan sendi, pembedahan dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri dan memperbaiki fungsi. Pembedahan dan indikasinya sebagai berikut:

1. Sinovektomi, untuk mencegah artritis pada sendi tertentu, untuk mempertahankan fungsi sendi dan untuk mencegah timbulnya kembali inflamasi.

2. Arthrotomi, yaitu dengan membuka persendian.

3. Arthrodesis, sering dilaksanakan pada lutut, tumit dan pergelangan tangan.

4. Arthroplasty, pembedahan dengan cara membuat kembali dataran pada persendian.VIII. CARA PENANGANAN1. Menurunjkan berat badan bagi yang kegemukan2. Hindari makan jeroan3. Kompres air hangat4. Latihan gerak sendi pada pagi hari5. Istirahat yang cukup pada siang hari

IX. CARA PENGOBATAN TRADISIONALRamuan : dengan menggunakan jahe merah seukuran jempol, ditambah 5 pucuk daun ubi dan sedikit kapur sirih. Tumbuk halus semua bahan, lalu beri sedikit air. Oleskan pada bagian sendi yang sakit. Diamkan beberapa saat sampai kering. Bilas dengan air sampai bersihX. PROSES KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. Riwayat Kesehatan Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai.

Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum pasien mengetahui dan merasakan adanya perubahan pada sendi.

2. Pemeriksaan Fisik

Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati warna kulit, ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.

Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi sinovial

Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)

Catat bila ada krepitasi

Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan

Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral

Catat bia ada atrofi, tonus yang berkurang

Ukur kekuatan otot

Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya

Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari

3. Riwayat Psiko Sosial

Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup tinggi apalagi pad pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi karean ia merasakan adanya kelemahan-kelemahan pada dirinya dan merasakan kegiatan sehari-hari menjadi berubah. Perawat dapat melakukan pengkajian terhadap konsep diri klien khususnya aspek body image dan harga diri klien.

V. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Berdasarkan tanda dan gejala yang dialami oleh pasien dengan artritis ditambah dengan adanya data dari pemeriksaan diagnostik, maka diagnosa keperawatan yang sering muncul yaitu:

1. Gangguan body image berhubungan dengan perubahan penampilan tubuh, sendi, bengkok, deformitas.

2. Nyeri berhubungan dengan perubahan patologis oleh artritis rhematoid.

3. Risiko cedera berhubungan dengan hilangnya kekuatan otot, rasa nyeri.

4. Gangguan aktifitas sehari-hari berhubungan dengan terbatasnya gerakan.

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.

6. gangguan mobilitas

VI. INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

1. Gangguan body image berhubungan dengan perubahan penampilan tubuh, sendi, bengkok, deformitas.

Tujuan: klien memahami perubahan-perubahan tubuhnya akibat proses penyakit

Recana/tindakan Keperawatan

Dorong klien untuk mengungkapkan rasa takut dan cemasnya mengahdapi proses penyakit. Kondisi ini dapat membantu untuk menyadari keadaan diri. Berikan support yang sesuai. Hal ini dapat membantu meningkatkan upaya menerima dirinya. Dorong klien untuk mandiri. Kemandirian membantu meningkatkan harga diri. Memodifikasi lingkungan sesuai dengan kondisi klien

2. Nyeri berhubungan dengan perubahan patologis oleh artritis rhematoid.

Tujuan: Kebutuhan rasa nyaman klien terpenuhi atau klien terhindar dari rasa nyeri

Recana/tindakan Keperawatan

Istirahatkan klien sesuai kondisi (bed rest). Hal ini dapat membantu menurunkan stress muskuloskeletal, mengurangi tegangan otot, dan meningkatkan relaksasi karena kelelahan dapat mendorong terjadinya nyeri. Pertahankan posisi fisiologis dengan benar atai body alignment yang baik. Bantu dan ajari klien untuk menghindari gerakan eksternal rotasi pada ekstremitas. Hindarkan menggunakan bantal dibawah lutut, tetapi letakkan bantal diatara lutut, hindari fleksi leher.

Bila direncanakan klien dapat menggunakan splint, atau brace. Hal ini dapat mencegah deformitas lebih lanjut. Hindari gerakan yang cepat dan tiba-tiba karena dapat menimbulkan dislokasi dan stres pada sendi-sendi

Lakukan perawatan dengan hati-hati khususnya pada anggota-anggota tubuh yang sakit. Karena gerakan-gerakan yang kasar akan semakin menimbulkan nyeri

Gunakan terapi panas misal kompres hangat pada area/bagian tubuh yang sakit. Panas dapat meningkatkan sirkulasi, relaksai otot-otot, mengurangi kekakuan. Kemungkinan juga dapat membvantu pengeluaran endorfin yaitu sejenis morfin yang diproduksi oleh tubuh.

Lakukan peawatan kulit dan masase perlahan. Hal ini membantu meningkatkan aliran darah relaksasi otot, dan menghambat impuls-impuls nyeri serta merangsang pengeluaran endorfin.

Memberikan obata-obatab sesuai terapi dokter misal, analgetik, antipiretik, anti inflamasi.3. Risiko cedera berhubungan dengan hilangnya kekuatan otot dan sendi

Tujuan:Klien terhindar dari cedera

Recana/tindakan Keperawatan

Gunakan sepatu yang menyokong, hindarkan lantai yang licin, menggunakan pegangan dikamar mandi.

Lakukan latihan ROM (bila memungkinkan). Untuk meningkatkan mobilitas dan kekuatan otot, mencegah deformitas, memperthankan fungsi semaksimal mungkin Monitor atau observasi efek penggunaan obat-obatan misal ada perdarahan pada lambung, hematemesis.

4. Gangguan aktifitas sehari-hari (defisit self care) berhubungan dengan terbatasnya gerakan.

Tujuan:Klien akan mandiri sesuai kemampuan daam memenuhi aktifitas sehari-hari

Recana/tindakan Keperawatan

Ajarkan aktifitas sehari-hari agar klien mulai terkondisi untuk melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuanyya dan bertahap.

Bantu klien untuk makan, berpakaian, dan kebutuhan lain selam memang diperlukan.5. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan sendi

Tujuan:Mobilitas persendian klien dapat meningkat

Recana/tindakan Keperawatan

Bantu klien untuk melakukan ROM aktif maupun pasif. Untuk memelihara fungsi sendi dan kekuatan otot meningkatkan elasitias serabut- serabut otot. Rencanakan program latihan setiap hari (dapat bekerja sama dengan dokter dan fisioterapi)

Lakukan observasi untuk setiap kali latihan

Berikan istirahat secara periode

Berikan lingkungan yang aman misal, menggunakan pegangan saat dikamar mandi, tongkat yang ujungnya sejenis karet sehingga tidak licin

6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.

Tujuan:Klien dan keluarga dapat memahami cara perawatan dirumah.

Recana/tindakan Keperawatan

Tekankan kembali tentang pentingnya latihan atau aktivitas yang dianjurkan, proses penyakit dan keterbatasan-keterbatasannya.

Diskusi tentang diit, dan hindarkan peningkatan berat badan

Berikan jadwal obat-obatan yang ada, anam dosis, tujuan/efek, efek samping dan tanda keracunan obat.

Jelaskan bahwa klien harus menghindari terjadinya konstipasi

Jelaskan, kapan klien harus periksa ulangVII. EVALUASI

1. Prilaku yang adaptif sehubungan dengan adanya masalah konsep diri

2. Nyeri dapat berkurang

3. Mampu untuk melakukan aktifitas sehari-hari

4. Komplikasi dapat dihindari

5. Meningkatkan mobilitas

6. memahami cara perawatan di rumah