satuan acara penyuluhan terapi aktivitas bermain kelompok 6
Post on 01-Sep-2015
25 views
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Satuan Acara Penyuluhan Terapi Aktivitas Bermain Kelompok 6TRANSCRIPT
SATUAN ACARA PENYULUHAN TERAPI AKTIVITAS BERMAIN
DI RUANG ANAK ALEXANDRIA RSUD DR. H. MOCH.
ANSARI SALEH BANJARMASIN
Tugas Kelompok Stase Keperawatan Anak
Program Pendidikan Profesi Keperawatan (Ners)
Stikes cahaya bangsa
Oleh :
Kelompok 1
1. Abdi prasetio,S.Kep
2. Agustini fujiarti,S.Kep
3. Afriyani sintha,S.kep
4. Aryo,S.Kep
5. Maulana,S.Kep
6. Makmun,S.Kep
7. Nisfi cahyati,S.Kep
8. Rina maulina,S.Kep
9. Yuhadi effendi,S.Kep
PROGRAM PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKES )
CAHAYA BANGSA BANJARMASIN
2015
Satuan Acara Penyuluhan : Terapi Aktifitas Bermain Pada Anak Di Rumah Sakit
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
TERAPI AKTIFITAS BERMAIN PADA ANAK DI RUMAH SAKIT
A. PENDAHULUAN
Masuk rumah sakit merupakan peristiwa yang sering menimbulkan pengalaman traumatik, khususnya pada pasien anak yaitu ketakutan dan ketegangan atau stress hospitalisasi. Stress ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya perpisahan dengan orang tua, kehilangan control, dan akibat dari tindakan invasif yang menimbulkan rasa nyeri. Akibatnya akan menimbulkan berbagai aksi seperti menolak makan, menangis, teriak, memukul, menyepak, tidak kooperatif atau menolaktindakan keperawatan yang diberikan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan pengaruh hospitalisasi pada anak yaitu dengan melakukan kegiatan bermain. Bermain merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesenangan dan kepuasan. Bermain merupakan aktivitas yang dapat menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak dan merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial sehingga bermain merupakan media yang baik untuk belajar karenadengan bermain anak-anak akan belajar berkomunikasi, menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan dapat mengenal waktu, jarak serta suara.
Anak-anak pada usia pre-school senang bermain dengan warna, oleh karena itu, mewarnai bisa menjadi alternatif untuk mengembangkan kreatifitas anak dan dapat menurunkan tingkat kecemasan pada anak selama dirawat. Salah satu karakteristik perkembangan motorik halus pada anak pre-school adalah mampu mengenali warna. Dengan permainan mewarnai menjadi salah satu media bagi perawat untuk mampu mengenali tingkat perkembangan anak. Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama mewarnai,anak akan mengekspresikanimajinasinya dalam goresan warna pada gambar sehingga untuk sementara waktu anak akan merasa lebih rileks.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti terapi bermainpada anak selama 35 menit, anak diharapkan bisa mengekspresikan perasaannya dan menurunkan kecemasannya, merasa tenang selama perawatan di rumah sakit dan tidak takut lagi terhadap perawat sehingga anak bisa merasa nyaman selama dirawat di rumah sakit, serta dapat melanjutkan tumbuh kembang anak yang normal atau sehat.
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan terapi bermain satu kali diharapkan anak mampu :
a. Bisa merasa tenang selama dirawat
b. Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan perawat
c. Mau melaksanakan anjuran dokter dan perawat
d. Gerakan motorik halus pada anak lebih terarah
e. Dapat bersosialisasi dan berkomunikasi dengan teman sebaya yang dirawat di ruang yang sama
f. Ketakutan dan kejenuhan selama dirawat anak dengan berdoa sebelum dan sesudah kegiatan
g. Melatih sosial emosi anak.
C. MANFAAT TERAPI BERMAIN
1. Permainan aktif penting untuk perkembangan otot dan bermanfaat untuk melepas kelebihan energi
2. Melalui bermain anak secara berkelanjutan mempraktikan pengalaman yang lalu mengasimilisasikannya ke dalam berbagai persepsi dan hubungan yang baru. Bermain membantu anak memahami dunia tempat mereka tinggal dan membedakan antara fantasi dan kenyataan
3. Mereka belajar untuk saling memberi dan menerima
4. Anak-anak bereksperimen dan mencoba ide mereka dalam bermain melalui setiap media yang mereka miliki.
5. Bermain pada anak akan memberikan kemampuan pada anak untuk eksplorasi tubuh dan merasakan bdirinya sadar dengan orang lain.
6. Bermain dapat memberikan sarana untuk melepaskan diri dari ketegangan stress yang dihadapi lingkungan
7. Bermain juga dapat memberikan nilai moral tersendiri kepada anak (Wong, 2000)
D. RENCANA KEGIATAN TERAPI
1. Jenis Program Bermain
Mengumpulkan bola sesuai angka yang disediakan
2. Karakteristik Bermain
Melatih motorik halus
Melatih persepsi sensori : penglihatan dan imajinasi anak
Mengenal bentuk dan motorik halus
Melatih keterampilan dan motorik halus sekaligus koordinasi mata
Melatih Kognitif
3. Karakteristik Peserta
Usia 4-7 tahun
Jumlah peserta 4 orang anak dan didampingi oleh orang tua
Keadaan umum mulai membaik
Peserta kooperatif
4. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan
Hari/ tanggal: sabtu , 31 Juli 2015
Waktu: 11.00 WITA- 11.35 WITA
Tempat: Ruang Anak Aexandria RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin
5. Metode
Berhitung dengan media
6. Alat alat yang digunakan (Media)
Kertas Bergambar
Kapas gulung / bola
7. Orientasi dan uraian tugas
a. Struktur Organisasi
1) Leader: Afriyani Sintha,S.Kep
2) Co. Leader: Nisfi Cahyani,S.Kep
3) Fasilitator: Yuhadi Effendi, S.Kep
Makmun,S.Kep
Maulana,S.Kep
Rina Maulina,S.kep
4) Observer: Aryo Setiawan,S.Kep
Agustini Fujiarti,S.kep
Abdi Prasetyo,S.Kep
b. Uraian tugas sebagai berikut:
1) Leader, tugasnya:
a) Membuka acara permainan
b) Mengatur jalannya permainan mulai dari pembukaan sampai selesai.
c) Mengarahkan permainan.
d) Memandu proses permainan.
2) Co Leader, tugasnya :
a) Membantu leader mengatur jalannya permainan
b) Membantu memberi motivasi pada peserta bersama dengan leader
c) Bersama dengan leader memandu dan mengarahkan proses bermain
3) Fasilitator, tugasnya:
a) Membimbing anak bermain.
b) Memberi motivasi dan semangat kepada anak dalam mewarnai
c) Memperhatikan respon anak saat bermain.
d) Mengajak anak untuk bersosialisasi dengan perawat dan keluarganya.
4) Observer, tugasnya:
a) Mengawasi jalannya permainan.
b) Mencatat proses kegiatan dari awal hingga akhir permainan.
c) Mencatatsituasi penghambat dan pendukung proses bermain.
d) Menyusunlaporan dan menilai hasil permainan
Skema Penatalaksanaan Terapi Bermain
(Leader) (Co Leader)
(Anak 6) (Fasilitator)
(Anak 1) (Anak 5)
(Anak 2) (Fasilitator)
(Anak 4)
(Fasilitator)
(Anak 3)
(Obsever) (Observer)
E. STRATEGI PELAKSANAAN
No
Waktu
Kegiatan Bermain
Kegiatan Peserta
1
5 menit
Pembukaan:
1. Leader membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.
2. Leader memperkenalkan nama terapis yang lain.
3. Leader menjelaskan tujuan dari permainan
4. Kontrak waktu
1. Menjawab salam
2. Mendengarkan
3. Memperhatikan
4. Memperhatikan
2
20 menit
Pelaksanaan:
1. Leader dibantu oleh co leader dan fasilitator untuk mengatur posisiduduk setiap terapis dengandua orang pasien anak
2. Fasilitator membagikan kertas bergambarangka dan gulungan kapas / bola.
3. Fasilitator mengajak dan memotivasi klien (anak) untuk bisa mengumpulkan kpas/bola sesuai gambar yang ditentukan
Memulai mencocokan gambar angka sesuai dengan gulungan kapas/bola didampingi oleh fasilitator.
5. Leader dan co leader memberi semangat pada anak selama proses permainan.
6. Fasilitator memotivasi anak untuk dapat mencocoakan angka sesuai jumlah kapas
Apabila anak tidak mau aktif,melibatkanorangtua atau pendamping anak untukmembantu anak mencocoakan angka sesuai jumlah kapas.
1. Mengumpulkan bola atau kapas sesuai angka
3
10 menit
Evaluasi:
1. Menanyakan kepada anak tentang jumlah kapas gulung dengan gambar angka
2. Menanyakan tentang perasaan anak setelah diberi bermain .
Beri pertanyaan
4
5 menit
Terminasi:
1. Leader menutup acara permainan dengan memberikan reward kepada seluruh peserta
2. Salam penutup
1. Memperhatikan
2. Memberi salam
F. EVALUASI YANG DIHARAPKAN
a. Evaluasi Struktur
Kondisi lingkungan tenang, dilakukan di tempat tertutup dan memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan
Posisi tempat di lantai menggunakan tikar
Adik-adik sepakat untuk mengikuti kegiatan
Alat yang digunakan dalam kondisi baik
Leader, Co Leader, fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya.
b. Evaluasi proses
Leader dapat mengkoodiansi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir
Leader mampu memimpin acara
Co- Leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan
Fasilitator mampu memotivasi adik-adik dalam kegiatan
Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab antisipasi masalah
Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok.
Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga