sebagai suatu konsepsi biologi...
TRANSCRIPT
5/6/15
1
5. Pola Pertumbuhan
Sebagai suatu konsepsi biologi pertumbuhan Mengacu kepada pengertian
“ morfogenesis “
Pertumbuhan Diferensiasi/Perkembangan
Pertambahan ukuran Perkembangan dari fungsi
- Daun - Akar
Perubahan bentuk secara perlahan lahan dalam struktur organisme/
bagian bagiannya
PERTUMBUHAN TANAMAN
Adalah suatu proses kehidupan tanaman pada habitatnya yang menghasilkan pertambahan
ukuran maupun bentuk
Pola Pertumbuham
• Pahami pola pertumbuhan tanaman untuk mendapatkan strategi pemeliharaan tanaman yang tepat dan efektif
• Vegetatif – Generatif • Fase vegetatif : perkembangan bagian vegetatif
tanaman, akar – batang – daun • Fase generatif : perkembangan bagian generatif
seperti bunga, buah, biji
GROWTH STAGE OF MAIZE
5-9 DAS (SEEDLING)
12-55 DAS 71-112 DAS 55-59 DAS VEGETATIVE GROWTH FLOWERING and
FERTIZATION GRAIN FILLING and
MATURITY
Kling, J.G, and Gregory, E. 1997. Morphology and Growth of maize.
GENERATIVE GROWTH
Pola Pertumbuhan Tanaman
BERAT KERING (g) FASE
PEMASAKAN
70 TOTAL FASE PERTUMBUHAN 60 CEPAT (PERIODE KRITIS) BUAH/BIJI 50 FASE BATANG
40 PERTUMBUHAN LAMBAT 20 DAUN 10 AKAR
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 MINGGU SETELAH TANAM
5/6/15
2
PHASE PERTUMBUHAN TANAMAN
• Phase Pertumbuhan Awal ( initial phase ) - pertumbuhan lambat - Organ organ tanaman belum berfungsi (tgt. Cadangan bahan makanan/food reserved) • Phase Eksponential -pertumbuhan cepat -organ organ tanaman telah melaksanakan fungsinya • Phase konstan -pertumbuhan konstan, memasuki masa generatif
Reserves
Photosynthesis
Maintenance
Partitioning
Shoot Biomass
Root Biomass
Growth
Conversion Efficiency
Leaf surface
Temperature Light Photosyntesis
efficiency
Pola Pertumbuhan Tanaman 1. Fase vegetatif
berlangsung sampai waktu tertentu kemudian berangsur diganti fase generatif .
Dalam satu daur pertumbuhan tanaman, fase vegetatif dan fase generatif bergantian.
padi, jagung, kacang tanah, cauliflower, brokoli
2. Fase vegetatif dominan atas fase generatif . contoh : kubis, bruselsprout, bawang merah
3. Fase generatif berjalan (hampir) bersamaan dengan fase vegetatif.
3. Fase generatif berjalan (hampir)
bersamaan dengan fase vegetatif.
5/6/15
3
Potato plant have 4 growth stages
Stage 1. Vegetative growth
Stage 2. Tuber initiation
Stage 3. Tuber growth
Stage 4. Maturation
POLA TANAM/CROPPING SYSTEM
suatu usaha penanaman pada sebidang lahan dengan mengatur pola pertanaman(cropping pattern) yang berinteraksi dengan sumber daya lahan serta teknologi budidaya tanaman yang dilakukan.
POLA PERTANAMAN/CROPPING PATTERN
• Susunan tata letak dan tata urutan tanam,pada sebidang lahan selama periode tertentu,
termasuk didalamnya pengolahan tanah dan
bera.
Cropping system
Physical condition
Human factor
Character of production
Climate (Light,Rainfall temperature)
Soil (fertility,slope)
Sosial (culture,religi ous)
Economics(price & market)
Political consideration
Subsistence commercial
CROPPING SYSTEMS IN DIFFERENT LIFE ZONES (1)
Life zones Dominant Annual crops
1.Tropical rain forest ( 0-500 m altitude,no defined dry season,1500-3000 mm rain) 2.Subtropical humid forest (Premontane)(500-1000 m altitude,short dry season,1500-2000 mm rain) 3.Subtropical dry forest (Premontane)(500-1000 m altitude,long dry season,1000-1500 mm rain) 4.Temperate moist forest (low montane) (1000-2000 m altitude, long dry season,1500 mm rain)
paddy rice,dashien,taro,cowpea,string bean paddy and upland rice, cassava, sweet potato,common bean,string bean,peanut corn,sorghum,cassava,sweet potato,common bean, peanut, soybean corn,milet,wheat,barley,white potato,common bean,broad bean,chick pea
CROPPING SYSTEMS IN DIFFERENT LIFE ZONES (2)
Life zones Dominant Annual crops 5.Temperate dry forest (low montane) (semiarid,500-1000 mm rain) 6.Cool temperate dry to moist forest (Montane) (2000-3000 m altitude,long dry season,500-1000 mm rain)
sorghum,milet,wheat,barley,white potato,broad bean,(sweet) pea wheat,barley,white potato,broad bean
5/6/15
4
GEOGRAPHICAL DISTRIBUTION OF MAJOR SOILS AND LAND USE IN EAST JAVA
Geographic Land Use
1.Soil type : Inceptisol/Andosol (7%) , Altitude : > 1300 msl 2.Soil type : Inceptisol/Latosol (13%), Altitude : 1000-1300 msl 3.Soil type : Entisol/Regosol (20%), Altitude : 700 -1000 msl 4.Soil type : Alfisol/Mediteran Altitude : 400-700 msl 5.Soil type : Vertisol/Grumosol Altitude : < 400 msl 6.Soil type : Entisol/Alluvial Altitude : < 400 msl
forest,horticulture palawija based cropping systems,horticultura forest and palawija based cropping system palawija based cropping systems rice based cropping systems rice based cropping systems
BENTUK POLA TANAM POLA TANAM TUNGGAL/MONOCROPPED/
MONOCUL TURE Penanaman satu jenis tanaman secara terus
menerus pada sebidang lahan. POLA TANAM GANDA/MULTIPLE CROPPING Penanaman dua jenis tanaman atau lebih pada
sebidang lahan pada satu tahun tanam
Cropping systems
Monocropped/ monoculture Multiple cropping
Sequantial croppping Intercropping
Double cropping
Triple cropping
Quadruple cropping
Ratoon cropping Mixed
cropping Row
intercropping Strip
intercropping Relay
intercropping
Alley cropping
POLA TANAM GANDA/MULTIPLE CROPPING
Pola tanam beruntun/Sequantial cropping Pada sebidang lahan ditanam dua jenis tanaman
atau lebih pada satu tahun tanam dengan cara jenis tanaman yang lain ditanam setelah jenis tanaman sebelumnya dipanen,demikian dilakukan secara beruntun.
Pola tanam tumpangsari/Intercropping Penanaman dua jenis tanaman atau lebih yang
dilakukan secara bersama sama dalam sebidang lahan yang sama.
5/6/15
5
POLA TANAM BERUNTUN/SEQUANTIAL CROPPING
Double Cropping Dua jenis tanaman ditanam ditanam pada Sebidang lahan secara beruntun dalam satu tahun tanam Triple Cropping Tiga jenis tanaman ditanam pada sebidang lahan secara beruntun dalam satu tahun tanam Quadruple Cropping Empat jenis tanaman ditanam pada sebidang lahan secara beruntun dalam satu tahun tanam
RATOON CROPPING
Penanaman dilakukan dengan jalan pemangkasan secara kepras sampai
dengan pangkal batang dan selanjutnya tunas tunas baru akan tumbuh kemudian
dan dibiarkan tumbuh sampai panen berikutnya dan dapat diulang beberapa
kali
TUMPANGSARI/ INTERCROPPING
Pola tanam campuran/Mixed cropping Penanaman dua jenis tanaman secara
bersama sama pada lahan yang sama tanpa adanya pengaturan jarak tanam maupun
pengelolahan secara intensive. Pola tanam berbaris/Row intercropping Penanaman dua jenis tanaman atau lebih
secara bersamaan,dimana terdapat satu baris tanaman lain yang teratur letak dan jaraknya
diantara pertanaman yang ada
Alasan MC
PHYSIO TECHNICAL REASONS 1.Better utilization of environmental factors •Light max 2.Greater yield stability in variable environments •invariable environments---à instability yield 3.Soil protection •Provide better soil (low erosion)
SOSIO ECONOMIC REASONS 1.Magnitude of inputs and outputs 2.Regularity of food supply
5/6/15
6
Maninjau Foto: Kurniatun Hairiah
Tabel. Kemungkinan jalinan beberapa sifat tanaman
no Sifat tanaman1 Sifat tanaman2 keuntungan
1. tinggi rendah Effektif dlm penggunaancahaya
2. Perakaran dalam dangkal Mengurangi persaingan unsur hara dlm tanah
3. Umur dalam Pendek/genjah Memperpendek persaingan
4. leguminosae Non leguminosae Membatasi persaingan unsur N
5. Geometrik erek horizontal Effektif dalam penggunaan cahaya
6. Fase linier cepat lambat Menghindari persaingan saat fase linier
7 C3 C4 Effektif penggunaan cahaya,air dan hara
Maximum Incidence of Cassava Rust (Uromyces Manihotis)
Cropping systems Max.incidence (%)
cassava 67,7
Cassava/sweet potato 60,0
Cassava/maize 52,6
Cassava/bean 56,6
Cassava/maize/bean 47,2
Average Incidence of Cassava Bacterial Blight (Xanthomonas
manihotis) Cropping systems Av.Incidence (%)
cassava 20,3
Cassava/maize 16,9
Cassava/melon 18,9
Cassava/maize/melon 14,1
Pola tanam beralur/Strip Intercropping Penanaman dua tanaman atau lebih secara bersamaan dimana terdapat lebih dari satu
barisan tanaman yang teratur letak dan jaraknya diantara tanaman yang ada.
Pola tanaman sisipan/Relay Intercropping Penanaman dua jenis tanaman atau lebih
Dimana tanaman kedua ditanam pada saat tanaman pertama telah memasuki periode
pertumbuhan generative,atau beberapa saat tanaman pertama sebelum dipanen.
5/6/15
7
POLA TANAM BERLORONG/BUDIDAYA LORONG/ALLEY
CROPPING - Merupakan kombinasi Row Intercropping dan Strip Intercropping - Tanaman leguminosae ditanam secara berbaris (row) dan tanaman
semusim ditanam secara beralur (strip) - Pada pola tanam ini tanaman semusim ditanam diantara barisan
tanaman leguminosae yang berbentuk pohon atau tegakan. - Tanaman leguminosae tsb secara periodik dipangkas untuk
mengurangi naungan yang sekaligus dapat digunakan untuk mulsa atau pakan ternak,sedang rantingnya untuk kayu bakar
Peltophorum Gliricidia
4 m
Flemingia congesta Foto: F Agus
BIOLOGICAL EFFICIENCY/LAND EQUIVALENT RATIO
It is useful to express and evaluate: • The advantage or disadvantage in terms of biological
production of intercropping as compared a single culture(maximum production criterion)
• The efficiency or inefficiency of one system as compared to another one with regard to land use(least area criterion)
• The advantage or disadvantage of one combination of crops over another one(crop combination comparison)
LER Equation
LER : Lx + Ly = Ax + Ay Px Py
* Ax : Association Px : Pure Stand
ATER n tM YI
∑ = i . i i=1 t I YM i
tM : Growing period of crop i in monoculture t I : Total time of intercropping system Y I i : Yield of Crop i in intercropping Y M
i : Yield of Crop i in monoculture
5/6/15
8
MASA TANAM PERCOBAAN TUMPANGSARI UBI KAYU DAN KACANG TANAH
SEP OKT NOP DES JAN FEB MRT APR MEI JUN JUL AG
UBI KAYU TUNGGAL (Produksi 18.9 ton/ha)
K.TANAH TUNGGAL (Prod. 2.2 ton/ha)
UBI KAYU TUMPANGSARI (Produksi 17,9 ton/ha)
K.TANAH TUMPANGSARI (Prod.2.0 ton/ha)