sebuah persembahan - · pdf filegedung pusat kegiatan mahasiswa fakultas dakwah dan komunikasi...

16
1 Cermat/ Edisi 1/ 2016 Salam Redaksi Pelindung : Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Penanggung Jawab : Silvia Riski Fabriar Pemimpin Redaksi : Ariviana Noerrahmawati Redaktur Pelaksana : Arum Shafira Kammala Editor : Yunika Indah Wigati dan Suci Nur Barokah Reporter : Ariviana Noerrahmawati, Arum, Ihda, Yunika, dan Suci Layouter & Desain : Ihda Mardliana dan Ariviana Alamat Redaksi : Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Kampus III UIN Walisongo Semarang. Jl. Prof. Dr. Hamka KM 02 Ngaliyan Semarang email : [email protected] facebook : facebook.com/buletin cermat twitter : @cermat_official Susunan Redaksi Alhamdulillah. Rasa syukur tak henti kami haturkan atas terbitnya buletin Cermat edisi 1 tahun 2016. Dalam buletin ini kami membahas tema Dakwah di dunia maya (Dakwah Siber). Dakwah siber sebagaimana yang kita ketahui merupakan salah satu jenis metode baru dalam penyampaian dakwah. Pemanfaatan media sosial sebagai media dalam penyebarannya dirasa cukup efektif dalam masyarakat kekinian yang cenderung serba instan. Tetapi, jika kembali pada makna dakwah dan pelaku dakwah dalam hal ini dai, apakah dakwah siber dan komunikator dakwah siber memenuhi kualifikasi sebagai dai maupun daiyah? Dalam buletin ini kami tidak hanya membahas seputar dakwah siber. Berita seputar kampus tak luput dari perhatian kami. Kami menyadari buletin ini masih banyak kekurangan. Karena bagaimanapun kesalahan adalah milik kami dan kesempurnaan hanya milik Allah. Selamat Membaca... Redaksi Sebuah Persembahan

Upload: lamnhan

Post on 15-Feb-2018

230 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

1Cermat/ Edisi 1/ 2016

Salam Redaksi

Pelindung : Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN WalisongoPenanggung Jawab : Silvia Riski FabriarPemimpin Redaksi : Ariviana NoerrahmawatiRedaktur Pelaksana : Arum Shafira KammalaEditor : Yunika Indah Wigati dan Suci Nur BarokahReporter : Ariviana Noerrahmawati, Arum, Ihda, Yunika, dan SuciLayouter & Desain : Ihda Mardliana dan Ariviana

Alamat Redaksi :Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Kampus III UIN Walisongo Semarang.

Jl. Prof. Dr. Hamka KM 02 Ngaliyan Semarang

email : [email protected] : facebook.com/buletin cermattwitter : @cermat_official

Susunan Redaksi

Alhamdulillah. Rasa syukur tak henti kami haturkan atas terbitnya buletin Cermat edisi 1 tahun 2016. Dalam buletin ini kami membahas tema Dakwah di dunia maya (Dakwah Siber). Dakwah siber sebagaimana yang kita ketahui merupakan salah satu jenis metode baru dalam penyampaian dakwah. Pemanfaatan media sosial sebagai media dalam penyebarannya dirasa cukup efektif dalam masyarakat kekinian yang cenderung serba instan. Tetapi, jika kembali pada makna dakwah dan pelaku dakwah dalam hal ini dai, apakah dakwah siber dan komunikator dakwah siber memenuhi kualifikasi sebagai dai maupun daiyah? Dalam buletin ini kami tidak hanya membahas seputar dakwah siber. Berita seputar kampus tak luput dari perhatian kami. Kami menyadari buletin ini masih banyak kekurangan. Karena bagaimanapun kesalahan adalah milik kami dan kesempurnaan hanya milik Allah. Selamat Membaca...

Redaksi

Sebuah Persembahan

2 Cermat/ Edisi 1/ 2016

Laporan Utama

Semarang. CERMAT -- Penyampaian pesan dakwah saat ini cukup beragam. Metode yang paling sering digunakan adalah metode Dakwah Bil Lisan ataupun Dakwah Bil Qalam. Saat ini, ketika manusia tengah asyik dengan teknologi yang semakin berkembang dan tidak memiliki batasan, metode penyampaian dakwah turut berevolusi.

Munculnya telepon pintar disertai banyaknya media sosial, dimanfaatkan sebagian anak muda untuk berkarya. Salah satunya menyampaikan dakwah dengan memanfaatkan media sosial. Penggunaannya yang praktis dengan jangkauan yang lebih luas menjadi sebuah lahan yang sangat efektif untuk menyampaikan pesan dakwah.

Media Sosial sebagai Media Dakwah

Dok. Cermat/Repro

3Cermat/ Edisi 1/ 2016

Laporan Utama

Dalam segi segmentasi, dakwah dengan media sosial atau Dakwahcyber lebih bervariatif. Bukan hanya untuk orang tua saja, tetapi dakwahcyber cenderung menjadikan anak muda sebagai segmentasi mereka. Sebut saja media sosial facebook, twitter dan instagram. Dengan mnggunakan infografis dan bahasa yang lugas bagi anak muda, mereka rutin dalam menyampaikan pesan dakwah. Beberapa akun seperti @duniajilbab dan @kartunmuslimah cukup aktif dalam aktifitas berdakwah. Admin @duniajilbab menuturkan alasan menggunakan media dalam hal ini instagram, karena penggunanya mayoritas anak muda dan penyebaran dari pesan itu sendiri sangat luas. “Cakupannya sangat luas, dan bisa diakses diseluruh penjuru dunia,” tutur pemilik akun yang tidak bersedia disebutkan namanya. Ia menambahkan selain cakupan yang luas, alasan utama melakukan dakwahcyber karena dakwah merupakan kewajiban semua umat islam. Baik dilakukan dengan cara seperti Nabi pada zamannya yaitu ceramah, melalui buku-buku motivasi, atau melalui

media sosial. “Point pentingnya adalah tujuannya. Metode penyampaian mungkin berbeda tetapi tujuan dakwah tetaplah amar ma’ruf nahi munkar,” imbuhnya. Lebih lanjut, Fitria mahasiswi jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo beranggapan bermunculannya fenomena dakwahcyber berawal dari ikut-ikutan. “Mereka yang aktif di media sosial awalnya hanya ikut-ikutan. Sesuai dengan perilaku masyarakat Indonesia yang terkesan kagetan. Misalkan, dari segi busana, saat ini tengah ramai tren jilbab monokrom, pasti hampir semua wanita di Indonesia ingin memiliki jilbab monokrom. Seperti itulah pelaku dakwahcyber di media sosial,” ujarnya. Fitria berharap jika memanfaatkan media sosial untuk kepentingan umat boleh saja dilakukan. Namun kembalikan kepada esensi dakwah sendiri seperti apa. Jangan terpaku dan mengikuti tren semata. “Kembali pada tujuan dakwah itu sendiri,” tutupnya.

4 Cermat/ Edisi 1/ 2016

Serba-serbi Kampus

Semarang , CERMAT-- Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) menghadirkan seorang motivator hijrah dan juga artis, yakni Peggy Melati Sukma, Selasa (20/10). Kehadiran perempuan asli Jawa Barat ini dalam rangka tour dakwah yang beliau lakukan. Bertema “Berhijrah Menggapai Berkah”, artis yang melewati proses hijrah ini tak sengan menceritakan proses hijrahnya kepada mahasiswa

Berhijrah Menggapai Berkah

Peggy Melati berfoto bersama Dosen FDK, Selasa (20/10). Dok.Cermat_Arum

FDK. Kak Peggy, sapaan akrabnya menceritakan dulu Ia kurang menutup aurat, tidak berjilbab, dan Ia mau bermain sinetron dengan lawan main laki – laki. Tetapi Allah SWT menyadarkannya. Dari situlah proses hijrah kak Peggy dimulai. Hijrah menurut kak Peggy sebagai “Suatu proses, meninggalkan sesuatu yang buruk menuju sesuatu yang baik” . Hijrah ialah meninggalkan sesuatu yang buruk, maka harus

5Cermat/ Edisi 1/ 2016

Serba-serbi Kampussiap apabila meninggalkan sesuatu yang mungkin pada saat itu nyaman untuk kita. “ Seperti ketika saya, kehilangan beberapa perusahaan yang saya miliki,” ujar kak Peggy. “Saya juga tidak segan menutup perusahaan yang menurut saya banyak menimbulkan kemudharatan,” tambahnya. Menurutnya, ketika seseorang ingin berhjrah, fokuskan saja pada hijrahnya. Jangan pada sesuatu yang hilang, karena kelak keberkahan akan muncul setelah kita berjuang dalam hijrah tersebut.” Kak Peggy menambahkan landasi setiap perbuatan yang dilakukan dengan al quran dan bergaulah dengan orang – orang yang baik. “Karena menurut beliau

kunci agar hijrah tetap bertahan, dengan cara seperti di atas,” imbuh kak Peggy. Setelah selesai memberikan motivasi tentang hijrah, kak Peggy menerima cendera mata berupa Wedhas Pop Art Potrait (WPAP). Sembari menerima hadiah, kak Peggy juga berfoto dengan para dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi. “Senang dan bangga bisa mengadakan acara ini, apalagi acaranya di hadiri oleh seorang artis. Peserta sangat antusias, membuat saya selaku ketua panitia merasa bangga,” jelas Firida Sania Nurul Azmi ketua panitia. Firida berharap semoga FDK bisa menghadirkan motivator – motivator handal, untuk menambah wawasan dan pengalaman bagi semua. (Arum)

6 Cermat/ Edisi 1/ 2016

Artikel

Dakwah, kata dakwah yang berasal dari bahasa arab yakni da’a yad’u yang membentuk masdar da’watan yang berarti memanggil, mengajak, mengundang merupakan suatu kewajiban bagi setiap muslim. Selain itu berdakwah adalah tugas mulia dalam pandangan Allah SWT, sehingga dengan dakwah tersebut Allah menyematkan predikat khoiru ummah (sebaik-baik umat) kepada umat Muhammad SAWseperti yang tertuang dalam QS: Ali Imron 110 yang artinya :“Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.”

Seiring dengan perkembangan zaman, cara berdakwah pun juga mengalami perkembangan. Dakwah di era sekarang tidak hanya dilakukan secara sederhana di masjid, tetapi juga mulai memanfaatkan kemajuan teknologi melalui Internet. Hal ini dilakukan agar segmen dakwah lebih meluas dan bisa dilakukan lebih intensif. Contoh berdakwah melalui internet adalah dengan dengan media sosial seperti: Pertama, facebook. Facebook merupakan salah satu jejaring sosial di internet yang mempunyai jutaan pengguna dari berbagai kalangan. Tak terkecuali para da’i sekelas Prof.

Da k wa h d i E ra M o d e r nOleh: Ihda Mardliana

7Cermat/ Edisi 1/ 2016

Artikel

Dr. H.Moh. Ali Aziz, M.Ag. Dalam situs facebook“Moh Ali Aziz” pesan-pesan dakwah yang disampaikan beragam. Mulai dari motivasi melaksanakan sholat yang berkualitas, menjalani hidup dengan bersikap tawadlu, menghargai orang lain, bersyukur, dan pesan-pesan dakwah yang lain. Kedua, menggunakan twitter. Berdakwah di bidang Twitter juga tidak ketinggalan. Seperti halnya Ustadz Felix Siauw. Da’i kelahiran Palembang ini dikenal sebagai aktivis dakwah di media sosial, karena dakwahnya di Twitter begitu populer, padat, mantap dan berpengaruh dan menyentuh hati follower-nya. Ketiga, Menggunakan fasilitas blog (website pribadi) dan website. Blog pada awalnya adalah media sosial yang digunakan hanya untuk menulis catatan harian pribadi yang ada di internet. Beberapa tahun kemudian dari perkembangannya, blog digunakan untuk kepentingan pribadi baik ekonomi, sosial, politik, budaya maupun yang lainnya. Sedangkan website adalah kumpulan dari halaman-halaman situs, yang biasanya terangkum dalam sebuah domain atau subdomain, yang tempatya berada

di World Wide Web(WWW). Diantara contoh website yang digunakan untuk kepentingan dakwah adalah yusufmansur.com milik ustadz Yusuf Mansyur. Beliau menggunakan bahasa yang memotivasi dan menyentuh hati untuk selau mendekatkan diri kepada Allah SWT Dan yang terakhir, Instagram. Dijelaskan dari wikipedia.org instagram merupakan salah satu aplikasi berbagi foto yang dimungkinkan pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan membagikannya dalam berbagai layanan jejaring sosial lainnya. Salah satu akun instagram yang memiliki ciri khas sendiri terhadap gambar yang dibagikannya adalah akun @haditsku. Akun yang juga diikuti oleh Bapak Ridwan Kamil, sering melakukan kegiatan dakwah dengan menyebarluaskan gambar yang berisikan pesan-pesan dakwah. Dengan seringnya mengupload picture dengan kutipan dakwah, melalui akun-akaun sosmed kita seperti yang di atas, secara tidak langsung dapat merubah pola pikir bagi mereka yang melihatnya. Gimana? Masih ragu buat menebar kebaikan?

8 Cermat/ Edisi 1/ 2016

Dewasa ini, Indonesia mendapat pukulan hebat dalam hal keberagamaan. Agama yang seharusnya mampu mengimbangi dan menentramkan masalah sosial dan lainnya pun dapat terseret dalam arus masalah. Beberapa kasus keagamaan mulai bermunculan dalam beberapa bulan terakhir menjelang akhir tahun 2016. Kasus-kasus yang sedang hangat diperbincangkan di masyarakat seperti penyimpangan agama, modus padepokan, hingga penistaan agama telah mengusik pemerintah untuk segera turun tangan. Tidak dapat dipungkiri, bahwa realita Indonesia berdiri diatas banyak aliran keagamaan membuat warga dan pemerintahnya harus selalu siap untuk hal-hal yang seperti ini. Namun, seharusnya, agama tidak dijadikan sebuah alasan klasik untuk melancarkan suatu kejahatan yang mana hal tersebut jauh akan hakikat dari agama sendiri. Dan dengan mengatas namakan agama dalam sebuah kejahatan juga tidak patut dan sangat meresahkan.

IRASIONALITAS LEMAHNYA KECERDASAN SPIRITUAL

Oleh : Yunika Indah Wigati

Opini

Dok. Cermat/Pribadi

9Cermat/ Edisi 1/ 2016

Dalam hal ini, masyarakat Indonesia dituntut untuk cerdas dalam menanggapi semua modus yang akan membawa mereka dalam masalah, baik masalah yang menyinggung keberagamaan atau pada ranah hukum. Kecerdasan yang dibutuhkan setiap masyarakat dalam menghadapi konflik semacam ini tidak hanya dalam hal intelektual saja. Kecerdasan emosional dan spiritual turut berperan aktif dalam hal ini. Mengingat terjadinya masalah yang terjadi belakangan ini bersangkutan dengan keberagamaan hingga kecerdasan spiritual tidak bisa dielakan. Kecerdasan intelektual bisa menjadi salah satu tameng untuk tidak terjerumus dalam permasalahan yang pelik. Takaran untuk selalu dalam hal yang bersifat rasional dan bukan hanya alasan tawaran kenikmatan belaka tanpa dasar kerasionalan. Kecerdasan emosional juga sangat berpengaruh dalam hal ini, karena mengandung sifat untuk tidak tergesa dalam memandang sebuah permasalahan. Namun, adanya kecerdasan intelektual dan emosional belum tentu berhasil sepenuhnya dalam

menghadapi permasalahan dalam masyarakat jika tidak didukung dengan kecerdasan spiritual yang memadahi. Seperti yang kita ketahui, banyak diantara masyarakat Indonesia terjerat tipu muslihat yang seakan menyilaukan dengan tawaran kesejahteraan. Sangat ironi memang, hal-hal irasionalitas yang sedang gencar menghantui bisa menarik semua jenis kalangan masyarakat. Dari mulai tingkat rendah, menengah, hingga atas bisa tertipu oleh iming-iming manis seseorang yang berlindung atas nama agama. Sama halnya dengan masyarakat, pemerintah juga harus mewaspadai akan timbulnya permasa lahan-permasa lahan dalam ranah ini. Sebab, kerjasama pemerintah dengan para pemuka agama bisa menjadi daya tahan ampuh untuk melindungi masyarakat dari hal semacam itu. Disamping dituntutnya setiap pihak untuk bersikap cerdas dalam memilah segala hal yang akan mereka jadikan panutan dalam hidup khususnya pada hal irasionalitas mengatasnamakan yang tidak dapat dipertanggung jawabkan.

Opini

10 Cermat/ Edisi 1/ 2016

Kata Mereka

Dakwah cyber merupakan penyampaian dakwah menggunakan teknologi informasi,yakni melalui internet yang berupa media sosial. Bagaimana tanggapan mahasiswa UIN Walisongo terkait dengan hal ini ?

Fenomena Dakwahcyber

“Saya setuju dengan fenomena ini karena ini menjadi sarana pendukung dan alternative dalam berdakwah karena memudahkan pesan dakwah tersalur dengan cepat dan konvergen.” (Suci)Edi Hermawan, Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam

“Menurut saya dakwah cyber atau dakwah melalui internet itu penting. Mengingat di jaman yang serba gadget, hal ini dapat dijadikan sebagai media dakwah oleh para da’I untuk menyebarkan dakwahnya. Tapi dakwah cyber dilakukan sebagai sarana untuk mengikuti perkembangan zaman dan tentunya tidak terlepas dari inti materi yang akan disampaikan.” (Suci)Haidar Annihrir, Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam

“Setuju karena anak di zaman sekarang menggunakan dan mempunyai media sosial jadi akan lebih efektif dalam pesan dakwah yang akan di sampaikan.” (Suci)Nunung Nurrohmah, Mahasiswi Komunikasi Penyiaran Islam

11Cermat/ Edisi 1/ 2016

Resensi

G u n a w a n Garnida, seorang laki-laki asal Bandung berusia 38 tahun tengah duduk di depan sebuah Handycam. Ditemani istrinya Ibu Itje yang baru saja memastikan jika Satya dan Cakra sudah tertidur. Kemudian pak Gunawan menekan tombol “REC”.

*** Buku ini berkisah tentang seorang pria yang belajar bagaimana menjadi seorang suami dan ayah yang baik bagi keluarga. Tentang seorang pemuda tuna asmara yang akhirnya menemukan cinta. Tentang seorang ibu yang tegar dalam membesarkan kedua anaknya tanpa kehadiran seorang suami. Dan tentang seorang Bapak yang harus pergi meninggalkan anak-anak dan istrinya tetapi berjanji selalu bersama mereka dengan meninggalkan beberapa pesan. Cerita berawal ketika Gunawan, pria 38 tahun asal Bandung menerima vonis menderita kanker. Pak Gunawan berharap bisa bersama anak-anak dan istrinya meskipun raganya tak lagi di dunia. Sebelum ia benar-benar pergi dari dunia ini, ia merekam beberapa pesan untuk nantinya diberikan kepada Satya dan Cakra. Hari sabtu dipilih Ibu Itje sebagai hari bersama bapak. Adithya Mulya, berhasil mencampur aduk hati pembacanya.

Problematika yang sering dihadapi disebuah keluarga. Memberikan sebuah kritik, bagaimana cara mendidik anak yang baik. Bagaimana membangun sebuah keluarga. Sosok Pak Gunawan digambarkan Aditya begitu apik. Sosok Bapak yang sangat bertanggung jawab kepada keluarganya. Ia sudah mempersiapkan semuanya. Jika is meninggal, keluarganya tetap bisa hidup dengan harta yang ditinggalkannya. Seperti prinsip hidupnya “menjadi seseorang yang berguna bagi orang lain”. Buku ini juga pernah diangkat ke layar lebar dengan judul yang sama pada 05 Juli 2016. Buku ini layak untuk masuk ke dalam daftar koleksi buku pribadi, karena didalamnya kita belajar bagaimana menjadi seseorang yang berguna bagi orang lain dan belajar menjadi orang tua dan anak yang baik.

Judul: Sabtu Bersama BapakPenulis: Adhitya MulyaPenerbit: Gagas MediaTebal buku: 278 halamanISBN: 979-780-721-5Tahun: 2014Resentator : Ariviana Noerrahmawati

Pesan Bapak kepada Anak

12 Cermat/ Edisi 1/ 2016

Cerita Pendek

Dinginnya pagi merangsak masuk ditiap celah dinding. Merayu-rayu dan menggoda. Bukankah terlalu awal untuk memulai hari? Aku masih membungkus diri dengan selimut tebal. Enggan beranjak. Tapi dingin tetap memaksaku untuk terjaga. Ah, menyebalkan. Kulirik si penjaga waktu. Pukul tiga dini hari, sebentar lagi subuh. Mungkin sampai azan berkumandang pun aku tetap tak bisa tidur. Penyakit ini tak kenal waktu. Datang dan pergi sesuka hatinya, tanpa meminta izin dulu padaku. Padahal ini tubuhku, aku yang berhak atas diriku, tapi ia tetap tak peduli, selalu hadir saat aku tak menginginkannya dan hilang saat aku benar-benar butuh dia. Insomnia. Sudah lima tahun terakhir aku terusik dengan kehadiran insomnia. Udara makin dingin, membawaku semakin merangkak masuk kedalam selimut. Berharap mendapat nyala kehangatan agar aku tetap terjaga.

Ku tatap jendela berkaca bening dengan pigura berwarna putih. Terlihat setetes air dipermukaannya, lalu kemudian bertambah, dan semakin banyak. “Ah.. Hujan. Pantas dingin,” gerutuku kembali membenamkan diri kedalam selimut. Memandang hujan turun cukup menghibur. Tanpa sadar hujan membawaku pada suatu masa. Masa saat kami masih bahagia, sebelum tragedi itu terjadi. Hari itu aku berulang tahun ke 15 tahun. Ayah, Ibu, dan Abangku mengajak berwisata di Wonosobo, untuk mengunjungi orang tua dari Ibu. Aku cukup antusias dengan wisata kali ini. Maklum saja, kami jarang sekali bisa berkunjung ke Wonosobo karena kesibukan ayah sebagai pimpinan di sebuah Surat Kabar. Karena jarak yang ditempuh antara Jakarta ke Wonosobo cukup jauh, kami memutuskan untuk naik kereta agar memiliki waktu untuk beristirahat. Kurang lebih 5 jam, kami sampai di kota Purwokerto,

Hujan...Oleh : Ariviana Noerrahmawati

13Cermat/ Edisi 1/ 2016

Cerita Pendekdan melanjutkan perjalanan ke Wonosobo dengan menggunakan bus. Perjalanan cukup melelahkan, hampir 7 jam waktu yang kami butuhkan untuk datang mengunjungi kakek dan nenek di Wonosobo. Hampir 2 jam kami berada dibus. Sesampainya di terminal Wonosobo, aku bergegas turun diikuti Abangku, Ayah, dan Ibu. Seseorang melambaikan tangan kepada kami. “Bang. Itu siapa?” tanyaku pada Abang. “Itu Pakdhe Dadi. Masak kamu lupa,” jawab Abangku lalu bergegas menghampiri seseorang yang disebutnya Pakdhe Dadi. “Wah, sudah nunggu lama ya?” tanya Ayah. “Nggak. Cuma 30 menit aja kok,” jawab Pakdhe dengan senyum sumringah sembari memeluk Ayah. “Eh. Ini Jingga ya? Kok kamu sudah besar, sudah tambah tinggi. Dulu tinggimu baru segini (sepinggang Pakdhe) sekarang udah mau nyalip Pakdhe,” tutur Pakdhe lantas menghampiri dan memelukku. “Iya Pakdhe.” Maklum saja, aku jarang sekali pergi ke Wonosobo. Yang terakhir itu ditahun 2007, saat aku masih kelas

2 SD. “Sudah sudah. Temu kangennya nanti lagi. Bapak sama Ibu wes ngenteni ning omah,” tukas Pakdhe Dadi. Kami pun bergegas mengikuti pakdhe. Dari terminal ke tempat Kakek hanya ditempuh kurang lebih 30 menit. Udara disini masih segar, berbeda dengan Jakarta yang udaranya sudah tak karuan. Rumah kakek dan nenek bisa dibilang masih desa. Letaknya dekat dengan Dieng, tapi tidak termasuk dalam wilayah Dieng. “Jingga. Tutup kaca mobilnya. Udaranya dingin. Nanti kamu sakit,” perintah Ibu. “Iya Bu.” Jawabku. Seketika waktu berhenti. Hujan menarikku kembali di atas tempat tidur dengan selimut hangat. Sesuatu yang hangat mengalir di pipi. Ah... hujan, kau menggodaku lagi. Lalu ku pandang hujan dan tersenyum. Hujan membalas senyumku. Aku beranjak dari hangatnya kasur dan selimut. Menghampiri jendela lalu membisikkan sebuah pesan pada hujan. “Sampaikan rinduku untuk mereka,” bisikku. Hujan pun mengangguk. Dan Aku kembali tersenyum melihat hujan berlalu.

14 Cermat/ Edisi 1/ 2016

Resensi

“Journalism is just the art of capturing behaviour.” (Stephen Randall Glass)

Film ini berkisah mengenai seorang jurnalis muda yang sangat ambisius. Ia bernama Stephen Glass seorang anggota jurnalis di majalah terkenal di New York, yaitu The New Republic. The New Republic terbit pertama kali pada tahun 1941. Pada bulan Mei 1998, stafnya terdiri dari 15 orang penulis sekaligus editor. Mereka rata-rata berusia 26 tahun, yang paling muda di

antara mereka adalah Stephen Glass. Ia seorang jurnalis muda yang terlihat cerdas dan berbakat namun masalah timbul saat editornya yaitu Michael Kelly diganti oleh Chuck Lane. Dalam bimbingan Chuck Lane, ia menulis kurang lebih 14 artikel dan artikel terhebatnya berjudul “Hack Heaven”. Dari situ berbagai masalah muncul, salah satu jurnalis Forbes Digital Adam Peneberg mempertanyakan keabsahan akan artikel tersebut.

Judul Film :Shattered GlassSutradara : Billy RayProduksi : Forest Park PicturesDistributor: LionsgateNegara : KanadaResentator : Ariviana Noerrah-mawati

Shattered Glass : Read Between The Lies

15Cermat/ Edisi 1/ 2016

Kemudian Chuck mulai curiga kepada Stephen dan memintanya menunjukan dimana lokasi pertemuan dan meminta untuk bertemu dengan narasumber yang namanya tertulis dalam artikel milik Stephen. Kejanggalan mulai terkuak saat semua bukti yang didatangi Chuck tidak sesuai dengan apa yang ditulis dengan Stephen, dengan kata lain Stephen mengarang keseluruhan artikel tersebut. Bukan hanya itu, ternyata dari 41 artikel yang dibuat oleh Stephen, 27 diantaranya adalah imajinasinya sendiri. Sebenarnya para Jurnalis harus menghormati hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, dan masyarakat perlu diberi informasi yang sifatnya faktual dan jelas sumbernya. Sedangkan dalam film ini Stephen Glass telah melanggar kode etik jurnalistik karena membuat berita bohong, dia tidak bisa menjelaskan fakta dan ia hanya memberikan berita yang tidak jelas sumbernya dan belum jelas juga kebenarannya. S e o r a n g jurnalis dituntut untuk dapat bekerja dengan cepat di bawah tekanan. Namun ketika seorang jurnalis memberikan sebuah berita bohong kepada publik, maka itu akan menjadi candu baginya. Ia akan terus memberikan berita bohong lain untuk menutupi kebohongan-kebohongan sebelumnya. Sama halnya seperti yang terjadi dalam keseharian kita.

Resensi

Dalam film ini kita mendapat pelajaran, bahwa tidak mudah untuk menjadi seorang jurnalis. Seorang jurnalis harus dituntut membuat berita sesuai dengan fakta dan kejadian yang ada tidak dilebih-lebihkan. Jurnalis tidak bisa membuat berita berdasarkan imajinasi belaka. Film ini memberikan pelajaran moral yang sangat berharga. Dimana seseorang hanya perlu berlaku jujur untuk mendapatkan kesuksesan yang sebenarnya. Kebahagiaan yang dirangkum dalam sebuah kebohongan akan menyakitkan saat terungkap. Bagi para pemula, film ini dapat menjadi pengingat bagi mereka agar dapat menentukan langkah yang akan dipilihnya kedepannya. Juga sebagai lampu peringatan untuk tidak melakukan hal yang merugikan.

16 Cermat/ Edisi 1/ 2016

SendiriOleh: Ariviana Noerrahmawati

Aku mas ih menang isSaat orang la in berhent i bersed ihTermenung send i r i mencar i kawanMelantunkan i rama senduTer ingat kekurangan yang da lamBak nada sumbang yang terdengarAku hanya d iamBukan atas dasar merendahNamun memang leb ih ba ikKosong d ida lam is iSep i d isaat ramaiSend i r i d iwaktu bersamaTerd iam d ika la cer i taL isankan berbaga i kehancuranMembayangkan mimpi tanpa akh i rDa lam sebuah a i r mata

Rindu..Gelap lentera padam

Angin berhembus menyapa daun yang tertidur

Dalam malam berbaur sepiResah hati akan salah

Gelisah tanpa temuMenghantar diri terbangun

dalam buaiBeranjak menjemput air

kedamaianSecercah harapan rindu

tersampaiBeralun irama untaian kata

Merintih lirih mengadu dalam tangis

Rindu..Tanpa resah tersampai

Cinta tak terlukis Menghiasi kalbu terluas

Tersampai dalam sepertiga malam

Dalam tumpuan selembar kain

Berbalut irama hambaSelalu merindu pertemuan

dengan sang maha Kasih

Termenung Dalam RinduOleh : Yunika Indah Wigati