sejarah al washliyah

15
AWAL BERDIRINYA AL WASHLIYAH Al Jam’iyatul Washliyah merupakan organisasi Islam yang lahir pada 30 November 1930 dan bertepatan 9 Rajab 1349 H di kota Medan, Sumatera Utara. Al Jam’iyatul Washliyah yang lebih dikenal dengan sebutan Al Washliyah lahir ketika bangsa Indonesia masih dalam penjajahan Hindia Belanda (Nederlandsh Indie). Sehingga para pendiri Al Washliyah ketika itu turut pula berperang melawan penjajah Belanda. Tidak sedikit para tokoh Al Washliyah yang ditangkap Belanda dan dijebloskan ke penjara. Tujuan utama untuk mendirikan organisasi Al Washliyah ketika itu adalah untuk mempersatukan umat yang berpecah belah dan berbeda pandangan. Perpecahan dan perbedaan tersebut merupakan salah satu strategi Belanda untuk terus berkuasa di bumi Indonesia. Oleh karena itu, Organisasi Al Washliyah turut pula meraih kemerdekaan Indonesia dengan menggalang persatuan umat di Indonesia. Penjajah Belanda yang menguasai bumi Indonesia terus berupaya agar bangsa Indonesia tidak bersatu, sehingga mereka terus mengadu domba rakyat. Segala cara dilakukan penjajah agar rakyat berpecah belah. Karena bila rakyat Indonesia bersatu maka dikhawatirkan bisa melawan pejajah Belanda. Upaya memecah belah rakyat terus merasuk hingga ke sendi-sendi agama Islam. Umat Islam kala itu dapat dipecah belah lantaran perbedaan pandangan dalam hal ibadah dan cabang dari agama (furu’iyah). Kondisi ini terus meruncing, hingga umat Islam terbagi menjadi dua kelompok yang disebut dengan kaum tua dan kaum muda. Perbedaan paham di bidang agama ini semakin hari semakin tajam dan sampai pada tingkat meresahkan. Dengan terjadinya perselisihan di kalangan umat Islam di Sumatera Utara khususnya kota Medan, para pelajar yang menimba ilmu di Maktab Islamiyah Tapanuli Medan berupaya untuk mempersatukan kembali umat yang terpecah belah itu. Upaya untuk mempersatukan umat Islam terus dilakukan dan akhirnya terbentuklah organisasi Al Jam’iyatul Washliyah yang artinya Perkumpulan yang menghubungkan.

Upload: ahmad-subhan

Post on 19-Jan-2016

154 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Sejarah al Washliyah

TRANSCRIPT

AWAL BERDIRINYA AL WASHLIYAH

Al Jam’iyatul Washliyah merupakan organisasi Islam yang lahir pada 30

November 1930 dan bertepatan 9 Rajab 1349 H di kota Medan, Sumatera

Utara. Al Jam’iyatul Washliyah yang lebih dikenal dengan sebutan Al Washliyah

lahir ketika bangsa Indonesia masih dalam penjajahan Hindia Belanda

(Nederlandsh Indie). Sehingga para pendiri Al Washliyah ketika itu turut pula

berperang melawan penjajah Belanda. Tidak sedikit para tokoh Al Washliyah

yang ditangkap Belanda dan dijebloskan ke penjara.

Tujuan utama untuk mendirikan organisasi Al Washliyah ketika itu adalah untuk

mempersatukan umat yang berpecah belah dan berbeda pandangan.

Perpecahan dan perbedaan tersebut merupakan salah satu strategi Belanda

untuk terus berkuasa di bumi Indonesia. Oleh karena itu, Organisasi Al

Washliyah turut pula meraih kemerdekaan Indonesia dengan menggalang

persatuan umat di Indonesia.

Penjajah Belanda yang menguasai bumi Indonesia terus berupaya agar bangsa

Indonesia tidak bersatu, sehingga mereka terus mengadu domba rakyat.

Segala cara dilakukan penjajah agar rakyat berpecah belah. Karena bila rakyat

Indonesia bersatu maka dikhawatirkan bisa melawan pejajah Belanda.

Upaya memecah belah rakyat terus merasuk hingga ke sendi-sendi agama

Islam. Umat Islam kala itu dapat dipecah belah lantaran perbedaan pandangan

dalam hal ibadah dan cabang dari agama (furu’iyah). Kondisi ini terus

meruncing, hingga umat Islam terbagi menjadi dua kelompok yang disebut

dengan kaum tua dan kaum muda. Perbedaan paham di bidang agama ini

semakin hari semakin tajam dan sampai pada tingkat meresahkan.

Dengan terjadinya perselisihan di kalangan umat Islam di Sumatera Utara

khususnya kota Medan, para pelajar yang menimba ilmu di Maktab Islamiyah

Tapanuli Medan berupaya untuk mempersatukan kembali umat yang terpecah

belah itu. Upaya untuk mempersatukan umat Islam terus dilakukan dan

akhirnya terbentuklah organisasi Al Jam’iyatul Washliyah yang artinya

Perkumpulan yang menghubungkan. Maksudnya adalah menghubungkan

manusia dengan Allah Swt. dan menghubungkan manusia dengan manusia

(sesama umat Islam).

PENDIRIAN AL WASHLIYAH

Perselisihan faham antara kaum tua dengan kaum muda tentang masalah

ibadah. membuat kaum pelajar yang menimba ilmu di madrasah Maktab

Islamiyah Tapanuli (MIT) Medan resah. Para siswa tersebut memiliki

perkumpulan pelajar yang bernama Debating Club (Perkumpulan

Debat/diskusi). Dalam diskusi-diskusi rutin di perkumpulan itu sering dibahas

tentang masalah-masalah yang tengah terjadi pada umat Islam dan salah

satunya mengenai perbedaan pendapat di tubuh umat Islam.

Diskusi mencapai puncaknya pada bulan Oktober 1930. Di awal bulan itu

diadakan pertemuan di kediaman Yusuf Ahmad Lubis, di Jl. Glugur kota Medan.

Pada pertemuan yang dipimpin Abdurrahman Syihab dihadiri oleh Yusuf Ahmad

Lubis, Adnan Nur, M. Isa dan beberapa pelajar lainnya. Dalam pertemuan itu

disepakati untuk memperbesar perkumpulan pelajar yang mereka miliki yaitu

Debating Club. Untuk menindaklanjuti hasil rapat di tempat Yusuf Ahmad lubis,

selanjutnya diadakan pula pertemuan kedua di rumah Abdurrahman Syihab di

Petisah, kota Medan yang dihadiri oleh Ismail Banda, Yusuf Ahmad Lubis,

Adnan Nur, Abdul Wahab, dan M. Isa. Disepakati dalam pertemuan itu untuk

mengundang alim ulama, tuan-tuan guru dan para pelajar lainnya pada

pertemuan yang lebih besar yang direncanakan pada 26 Oktober 1930 di

Maktab Islamiyah Tapanuli (MIT) Medan.

Sesuai dengan yang direncanakan, pertemuan yang lebih besar berlangsung di

MIT Medan. Pertemuan itu dihadiri para ulama, guru-guru, pelajar dan

pemimpin Islam di kota Medan dan sekitarnya. Setelah melakukan pembicaraan

yang cukup panjang dan mendalam, maka seluruh peserta yang hadir kala itu

sepakat membentuk sebuah perkumpulan yang bertujuan memajukan,

mementingkan dan menambah tersyiarnya agama Islam.

Pertemuan di MIT Medan itu dipimpin oleh Ismail Banda sebagai orang yang

tertua ketika itu, dan di forum tersebut disampaikan pula penjelasan mengenai

bentuk organisasi yang hendak didirikan nantinya. Penjelasan mengenai bentuk

organisasi disampaikan antara lain oleh Ismail Banda, M. Arsyad Thalib Lubis

dan H. Syamsudin.

MEMBERI NAMA ORGANISASI

Setelah diambil kesepakatan untuk membentuk sebuah perkumpulan dan

mendengarkan penjelasan tentang bentuk organisasi yang hendak dibentuk itu,

maka atas persetujuan peserta yang hadir, dimintakan kepada salah seorang

guru di Maktab Islamiyah Tapanuli (MIT) Medan yaitu Syech H. Muhammad

Yunus (seorang ulama yang dihormati) untuk memberikan nama yang cocok

bagi perkumpulan yang akan dibentuk. Upaya meminta kepada seorang ulama

untuk memberikan nama dianggap sebagai sikap sopan santun atau akhlak

yang baik seorang murid kepada gurunya.

Syech H. Muhammad Yunus yang didatangi oleh murid-muridnya tidak serta

merta menjawab keinginan itu. Terlebih dahulu ia melakukan sholat dua rakaat

dan berdo’a kepada Allah Swt. Setelah itu ia mendatangi para muridnya dan

mengatakan, ”Menurut saya kita namakan saja perkumpulan itu dengan ‘Al

Jam’iyatul Washliyah’.” Nama tersebut kedengarannya indah dan terasa

agak asing di telingan para muridnya, dan belum pernah terdengar sebelumnya

atau yang hampir sama dengan itu. Seketika itu semua yang

mendengarkannya sejutu, dengan nama Al Jam’iyatul Washliyah. Arti Al

Jam’iyatul Washliyah adalah ‘Perhimpunan yang memperhubungkan’.

Al Jam’iyah atau Jama’ah berarti Perkumpulan atau perhimpunan.

Al Washliyah atau Washolah artinya menghubungkan.

Sehingga arti dari Al Jam’iyatul Washliyah adalah Perkumpulan atau

Perhimpunan yang Menghubungkan.

Yaitu mengubungkan antara umat manusia dengan Allah Swt sebagai

penciptanya. Mengubungkan atau menghimpun manusia dengan manusia

lainnya agar bersatu dan menghubungkan manusia dengan alam sekitarnya.

Hal ini sesuai dengan makna Hablun-minallah wa hablun minannaas (Hubungan

manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan sesama manusia).

PERESMIAN AL WASHLIYAH

Pada tanggal 30 November 1930 bertempat di Maktab Islamiyah Tapanuli (MIT)

Medan yang terletak di Jl. Hindun kota Medan diadakan kembali pertemuan

lebih besar yang mendapat perhatian sangat luas dari masyarakat sekitar kota

Medan.

Dalam rapat itu disepakati tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah

Tangga (AD/ART) serta kepengurusan pertama Al Washliyah. Sejak saat itu

resmilah Organisasi Al Washliyah berdiri. Ketua Al Washliyah yang pertama

diserahkan kepada Ismail Banda lantaran usianya lebih tua dari anggota yang

lain. Adapun susunan pengurus Al Washliyah yang pertama terdiri dari:

Penasehat : Syech H. Muhammad Yunus

Ketua I : Ismail Banda

Ketua II : Abdurrahman Syihab

Penulis I : M. Arsyad Thalib Lubis

Penulis II : Adnan Nur

Bendahari : M Ya’cub

Pembantu-pembantu : Syamsudin

Yusuf Ahmad Lubis

A. Malik

A. Aziz Effendy

Namun Pada awal bulan Juli 1931 susunan pengurus Al Jam’iyatul Washliyah

terjadi pertukaran. Hal ini lantaran M. Arsyad Th Lubis sebagai Penulis I harus

berangkat ke Meulaboh, Aceh memenuhi panggilan kaum muslimin untuk

menjadi guru agama. Adapun perubahan susunan pengurus tersebut adalah:

Penasehat : Syech H. Hassan Ma’sum

Syech H. Muhammad Yunus

Ketua I : Kadhi H. Ilyas

Ketua II : Ismail Banda

Penulis I : H. Mahmud Kadli Sei Kerah

Penulis II : Adnan Nur

Bendahari : H.M Ya’cub

Pembantu-pembantu : Abdurrahman Syihab, Abdul Wahab

Pada akhir tahun 1931 kembali terjadi pergantian pengurus. Kali ini beberapa

orang yang lebih muda masuk dalam susunan kepengurusan, yaitu:

Ketua I : Abdurrahman Syihab

Ketua II : Kadhi H. Ilyas

Sekretaris/bendahari : Adnan Nur

Pembantu-pembantu : Ismail Banda, Usman Deli, O.K. Abdul Aziz, Baharudin

Ali

Susunan pengurus ini pun tidak bertahan lama. Karena Ismail Banda hendak

menunaikan ibadah haji sekaligus melanjutkan pendidikannya di Mekkah dan

Adnan Nur ingin aktif di Partai Gerakan Indonesia (Gerindo), maka pada 30 Juni

1932 dilakukan lagi pertukaran pengurus untuk yang ke empat kalinya.

Penasehat : Syech H. Hassan Ma’sum

Syech H. Muhammad Yunus

Syech Kadhi H. Ilyas

Ketua I : T. H. M. Anwar

Ketua II : Abdurrahman Syihab

Penulis I : Udin Syamsuddin

Penulis II : Yusuf Ahmad Lubis

Bendahari : Suhailuddin

Pembantu-pembantu : Baharudin Ali, M. Saad, Abdul Wahab, M. Arsyad Thalib

Lubis

PARA PENDIRI AL WASHLIYAH

Dalam sejarah perjuangan Islam di Sumatera Utara saat menjelang

kemerdekaan, para pendiri Al Washliyah adalah orang-orang yang sangat

menonjol dalam memperjuangkan Islam, baik dalam bidang pendidikan,

dakwah, amal sosial maupun dalam bidang politik. Mereka dikenal sebagai

orang yang pekerja keras, soleh, memiliki pengetahuan keislaman secara

mendalam, memiliki keikhlasan dan semangat juang yang tinggi serta rela

berkorban dengan jiwa dan hartanya demi agama Islam.

Para pendiri Al Washliyah terdiri dari para pelajar yang berusia sekitar 20-26

tahun. Meski masih berusia muda, para pendiri itu memiliki kharisma yang

tinggi di lingkungannya. Diusiannya yang relatif muda, mereka telah

bersepakat untuk mendirikan organisasi yang menjadi jembatan antara paham

kaum tua dengan paham kaum muda. Adapun yang termasuk sebagai pendiri

Al Jam’iyatul Washliyah adalah :

1. Ismail Banda

2. Abdurrahman Syihab

3. Muhammad Arsyad Thalib Lubis

4. Adnan Nur Lubis

5. Syamsudin

6. Yusuf Ahmad Lubis

Tiga Serangkai Pendiri Al Jam’iyatul Washliyah

Mereka ini rata-rata adalah para pelajar yang menimba ilmu di Maktab

Islamiyah Tapanuli (MIT) Medan. Usia mereka ketika itu masih sangat belia.

Namun memiliki cara pandang yang jauh ke depan (Bashirah).

Para pelajar MIT Medan ini memiliki sebuah perkumpulan kecil yang dinamai

dengan Debating Club (kelompok diskusi). Debating Club ini dipimpin oleh

seorang pelajar yang sangat cerdas yaitu Abdurrahman Syihab. Dalam

kelompok kecil ini sering dibicarakan dan didiskusikan permasalahan yang

Ismail Banda M. Arsyad Th. Lubis

Abd. Rahman Syihab

sedang hangat di masyarakat terutama mengenai permasalahan agama.

Debating Club ini terus aktif melakukan diskusi-diskusi sehingga semakin hari

semakin luas yang terlibat dalam diskusi. Dan bermula dari diskusi kecil itu

maka lahir sebuah ide untuk mendirikan perkumpulan yang sangat besar. Dan

akhirnya lahirlah organisasi Al Washliyah.

MAKTAB ISLAMIYAH TAPANULI (MIT) MEDAN

Maktab Islamiyah Tapanuli (MIT) Medan, Sumatera Utara merupakan sebuah

madrasah kecil saksi bisu lahirnya Al Washliyah. Madrasah ini tidak bisa

dipisahkan dari sejarah berdirinya Al Washliyah. Karena di tempat inilah Al

Washliyah pertama kali diresmikan yang dibidani oleh para pelajar sekolah

tersebut.

Pada tahun 1930-an, MIT Medan merupakan satu-satunya sekolah Islam yang

ada di kota Medan, maka tidak heran jika madrasah ini mendapat perhatian

yang cukup besar dari para penuntut ilmu sekitar kota Medan, bahkan dari

pelosok Indonesia dan Malaysia.

Madrasah MIT Medan terletak jauh dari pusat keramaian dan hiruk pikuk kota

Medan, Madrasah ini tepat berada di pinggir sungai Deli. Sungai Deli

merupakan sungai yang membelah kota Medan. Madrasah sederhana ini

dikelilingi oleh pepohonan yang hijau dan cukup sejuk serta jauh dari hiruk

pikuk atau kebisingan suara kendaraan atau yang lainnya. Dengan kondisi

tersebut maka para pelajar sangat nyaman dalam menimba ilmu di maktab itu.

Para guru yang mengajar di maktab tersebur diantaranya adalah:

1. Syech H. Ja’far Hassan

2. Syech H. Muhammad Yunus

3. Syech H. Yahya

LAMBANG AL WASHLIYAH

Lambang organisasi Al Washliyah adalah bulan sabit berbintang lima, di dalam

perisai berpucuk lima, bertuliskan الجمعية الوصلية (aksara Arab/Sulus) berwarna putih dan dasar hijau.

Perisai Berpucuk Lima

Bulan Sabit

Bintang LimaDasar Hijau

Tulisan ‘Al Jam’iyatul Washliyah’ dengan aksara Arab

ARTI LAMBANG AL WASHLIYAH

1. Bulan Terbit

Artinya:

Mengisyaratkan bulan purnama raya yang lagi memancarkan cahayanya di

alam dunia ini, yaitu peringatan kepada sekalian alam bahwa agama Islam

akan berkembang meratai seluruh penjuru alam.

“Dialah Allah yang telah menjadikan matahari bersinar dan bulan

bercahaya.” (Al Qur’an)

2. Lima Bintang Bersatu

Artinya:

Sebagai sinar yang merupakan sendi kebenaran agama Islam dengan rukun

Islam yang lima. Terutama sekali sembahyang lima waktu, sebagai fondasi

yang kokoh menyinari rohani dan jasmani untuk menunaikan perintah Ilahi

guna mencapai kemuliaan di dunia dan di akhirat.

“Dan akan beberapa tanda, dan dengan bintang itu mereka mendapat

petunjuk.” (Al Qur’an)

3. Warna Putih

Artinya:

Keimanan orang yang mukmin itu sebagai cahaya bulan yang baru terbit.

Warna sinarnya memancarkan cahaya terang benderang. Apabila cahaya

tersebut timbul dengan pancarannya meskipun hujan dan awan serta angin

badai yang keras, cahaya itu tidak akan lenyap. Ia akan tetap bersinar

hingga sampai saat yang penghabisan.

4. Dasar yang Berwarna Hijau

Artinya:

Setiap orang mukmin itu wajib suci hati, rohani, jasmani serta budi

pekertinya. Dan lemah lembut dalam mencapai kemuliaan dan perdamaian

yang kekal di muka bumi ini.

“Adakah tidak engkau lihat sesungguhnya Allah telah menurunkan dari

langit akan air, maka jadilah bumi hijau. Sesungguhnya Allah amat pengasih

lagi amat mengetahui (mengkabarkan).” (Al Qur’an)

5. Cahaya Bulan dan Bintang

Artinya:

Agama Islam dan kaum muslimin sebagai pedoman petunjuk keselamatan di

daerah dan dilautan dengan jalan lemah lembut. Cahaya dimanapun tidak

dapat dilindungi dan ditutupi apa pun juga. Ibarat air, ia akan berjalan

meratai bumi, lambat laun ia akan meratai bumi seluruhnya.

“Dan Dialah Allah yang telah menjadikan bagi kamu akan beberapa bintang

supaya kamu dapat petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut.

Sesungguhnya Kami nyatakan beberapa tanda bagi kaum yang mengerti.”

(Al Qur’an)

LAGU MARS AL WASHLIYAH

Mars Al Washliyah

Ciptaan: H. Umar Ya’cub Nasution

Al Washliyah, Washliyah, Washliyah perhimpunan kami …… 2x

Perhimpunan menuju untuk berbakti

Hidup sentosa rukun damai berbakti pada Ilahi

Hiduplah Washliyah, hidupnya berjasa ………. 2x

Anggotanya stia, menurut ajaran Allah yang mulia

Bersatulah kita wahai saudara-saudara sekalian

Mari bersatu, ya.. ikhwan

Ya.. ya… ikhwan, ya… banil authan

Bersatulah kita untuk mencapai kemuliaan

Bersatulah ya ikhwan, buangkanlah pertikaian

Junjung tinggi amar Tuhan

Hiduplah Washliyah zaman ber..zaaa..maan (mrl)

TINGKAT PIMPINAN ORGANISASI AL WASHLIYAH

Tingkat pimpinan dalam struktur organisasi Al Washliyah adalah sebagai

berikut:

1. Pengurus Besar Al Jam’iyatul Washliyah atau di singkat PB Al Washliyah

untuk tingkat pusat dan berkedudukan di Ibukota Negara.

2. Pimpinan Wilayah Al Jam’iyatul Washliyah atau di singkat PW Al

Washliyah untuk tingkat Provinsi dan berkedudukan di Ibukota Provinsi.

3. Pimpinan Daerah Al Jam’iyatul Washliyah atau di singkat PD Al Washliyah

untuk tingkat Kabupaten /Kota dan berkedudukan di Kabupaten/Kota.

4. Pimpinan Cabang Al Jam’iyatul Washliyah atau di singkat PC Al Washliyah

untuk tingkat Kecamatan dan berkedudukan di Kecamatan.

5. Pimpinan Ranting Al Jam’iyatul Washliyah atau di singkat PR Al Washliyah

untuk tingkat Desa/Kelurahan dan berkedudukan di Desa/Kelurahan.

BAGAN PIMPINAN ORGANISASI AL WASHLIYAH

Selain struktur vertikal (garis lurus ke bawah dan ke atas), Al Washliyah pun

memiliki struktur horizontal (garis lurus ke samping/sejajar).

1. Dewan Fatwa PB Al Washliyah

Tugasnya memberikan fatwa sebagai pedoman penyelesaian persoalan-

persoalan organisasi dalam bidang hukum dan keorganisasian.

Pengurus Besar Al Washliyah

Pimpinan Wilayah Al Washliyah

Pimpinan Daerah Al Washliyah

Pimpinan Cabang Al Washliyah

Pimpinan Ranting Al Washliyah

Pengurus Besar Al Washliyah berkedudukan di Ibukota negara.

Pimpinan Wilayah Al Washliyah berkedudukan di Ibukota Provinsi.

Pimpinan Daerah Al Washliyah berkedudukan di Kabupaten/Kota.

Pimpinan Cabang Al Washliyah berkedudukan di Kecamatan.

Pimpinan Ranting Al Washliyah berkedudukan di Desa/Kelurahan.

2. Dewan Penasehat dan Pertimbangan PB Al Washliyah

Tugasnya memberikan nasihat dan pertimbangan dalam upaya pembinaan

dan pengembangan organisasi guna mencapai tujuan organisasi.

3. Majelis-majelis

Berfungsi sebagai badan pembantu pimpinan sesuai dengan tingkat dan

bidangnya masing-masing. Ada pun majelis-majelis yang ada di dalam Al

Washliyah adalah:

a. Majelis Pendidikan dan Kebudayaan (MPK)

b. Majelis Dakwah

c. Majelis Amal Sosial (MAS)

d. Majelis Kader dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

e. Majelis Pembina dan Pengembangan Ekonomi

f. Mejelis Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM)

ORGANISASI BAGIAN AL WASHLIYAH

Al Washliyah merupakan organisasi induk yang memiliki beberapa organisasi

otonom atau disebut dengan organisasi bagian dari Al Washliyah. Organisasi

bagian ini di bawah pengawasan dan bimbingan Pimpinan Al Washliyah

setingkat serta seazas dan setujuan dengan Al Washliyah.

Saat ini Al Washliyah memiliki tujuh Organisasi Bagian yang masih eksis.

Organisasi bagian ini dibagi menurut bidang garapannya masing-masing

sehingga tidak terjadi tumpang tindih program. Adapun ketujuh organisasi

bagian terdiri dari:

1. Organisasi untuk kaum Wanita atau Ibu-ibu dengan nama Muslimat

Al Washliyah.

2. Organisasi Pemuda dengan nama Gerakan Pemuda Al Washliyah di

singkat GPA.

3. Organisasi Puteri dengan nama Angkatan Puteri Al Washliyah di

singkat APA.

4. Organisasi Pelajar/Remaja dengan nama Ikatan Putera-Puteri Al

Washliyah di singkat IPA.

5. Organisasi Mahasiswa dengan nama Himpunan Mahasiswa Al

Washliyah di singkat HIMMAH.

6. Organisasi Sarjana dengan nama Ikatan Sarjana Al Washliyah di

singkat ISARAH.

7. Organisasi Guru dengan nama Ikatan Guru Al Washliyah di singkat

IGA.

Masing-masing organisasi bagian itu mempunyai pimpinan pusat sebagai

tingkatan pimpinan tertinggi dan sampai pimpinan ranting sebagai tingkatan

terendah. Di dalam Muktamar Al Washliyah, seluruh organ bagian itu turut

serta mengadakan muktamar pula. Namun untuk internal, masing-masing

mengadakan Muyawarah sendiri.

BAI’AH AL WASHLIYAH

بسم الله الرحمن الرحيم

Yه واشهدان محمدرسوالللYه اشهدان آلاله اآلالل

Artinya:

Dengan Nama Allah yang Mahapengasih lagi Mahapenyayang

Aku bersaksi sesungguhnya tiada tuhan selain Allah dan aku bersaksi

sesungguhnya Nabi Muhammad utusan Allah

Aku ridho Allah Tuhanku dan Islam sebagai agamaku dan Nabi Muhammad

sebagai Nabi dan Rasulku dan kaum muslimin dan kaum muslimat sebagai

saudaraku.

Saya Berjanji:

1. Melaksanakan syariat Islam dan ajaran Islam secara istiqomah.

2. Melaksanakan amanah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Al

Jam’iyatul Washliyah serta keputusan Muktamar dan peraturan-peraturan

organisasi yang ada.

3. Memelihara harkat dan martabat serta kehormatan dan independensi Al

Jam’iyatul Washliyah.

4. Memelihara keutuhan kerjasama dalam memimpin dan melaksanakan

segala aktifitas dan amal usaha organisasi Al Jam’iyatul Washliyah.

STRUKTUR ORGANISASI AL JAM'IYATUL WASHLIYAH

Pengurus Besar Al Washliyah Berkedudukan di Ibukota Negara

Pimpinan Wilayah Al Washliyah Berkedudukan di Ibukota Propinsi

Pimpinan Daerah Al Washliyah Berkedudukan di Ibukota Kabupaten/Kota

Pimpinan Cabang Al Washliyah Berkedudukan di Kecamatan

Pimpinan Ranting Al Washliyah Berkedudukan di Kelurahan/Desa

BAGAN PENGURUS BESAR AL WASHLIYAH

Dewan Fatwa Al Washliyah   

Dewan Penasehat dan Pertimbangan 

 

Pengurus Besar

 

Majelis Pendidikan & Kebudayaan

   Majelis Dakwah

 

 

Majelis Kader & Pengembangan SDM

    Majelis Pembinaan & Pengembangan Ekonomi 

 

Majelis Amal Sosial   

Majelis Pengembangan dan Penelitian 

 

Majelis Bantuan Hukum

dan HAM