sejarah dan perkembangan konsep epidemiologi keperawatan

34
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN KONSEP EPIDEMIOLOGI KEPERAWATAN MAKALAH SEJARAH DAN PERKEMBANGAN KONSEP EPIDEMIOLOGI KEPERAWATAN Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Epidemiologi Keperawatan Dosen Pembimbing : Ns. Sri Hartini,S.Kep,. Kelompok III Disusun Oleh : 1. Arizka Dwi Irawan 2. Dewi Nisrokhayana 3. Indah Ratnasari 4. Maghfudon 5. Noor Arif Puji Hidayat 6. Siti Aminatuszulfa 7. Verra Ayu Andraini 8. Angga Ari Fahmi PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES CENDEKIA UTAMA KUDUS 2012

Upload: suryananda93

Post on 26-Dec-2015

85 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

umum

TRANSCRIPT

Page 1: Sejarah Dan Perkembangan Konsep Epidemiologi Keperawatan

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN KONSEP EPIDEMIOLOGI KEPERAWATAN

MAKALAHSEJARAH DAN PERKEMBANGAN KONSEP EPIDEMIOLOGI

KEPERAWATANDisusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Epidemiologi KeperawatanDosen Pembimbing : Ns. Sri Hartini,S.Kep,.

Kelompok III

Disusun Oleh :

1.      Arizka Dwi Irawan

2.      Dewi Nisrokhayana

3.      Indah Ratnasari

4.      Maghfudon

5.      Noor Arif Puji Hidayat

6.      Siti Aminatuszulfa

7.      Verra Ayu Andraini

8.      Angga Ari Fahmi

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANSTIKES CENDEKIA UTAMA KUDUS

2012

Page 2: Sejarah Dan Perkembangan Konsep Epidemiologi Keperawatan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada  Tuhan YME yang telah memberikan rahmat, karunia,

serta hidayah-Nya kepada kami. Sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Epidemiologi

dengan judul “Sejarah dan Perkembangan Konsep Epidemiologi” dengan sebaik-baiknya.

Makalah ini kami susun untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai

Definisi, sejarah dan perkembangan, peristiwa bersejarah dalam epidemiologi, teori

perkembangan epidemiologi, tujuan dan jenis-jenis epidemiologi, ruang lingkup epidemiologi

dan konsep epidemiologi keperawatan. Disamping itu penulisan makalah ini disusun untuk

memenuhi tugas mata kuliah Epidemiologi Keperawatan di STIKES Cendekia Utama Kudus,

prodi keperawatan semester III.

Dalam penyelesaian makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan

oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari

berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan cukup baik. Dalam penyusunan

makalah ini banyak pihak-pihak yang telah membantu di dalamnya. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih,kepada :

1.      Bapak dr.Muchtadi,M.Sc.,selaku ketua STIKES Cendekia Utama Kudus.

2.      Ibu Ns.Biyanti Dwi Winarsih,S.Kep,M.Kes,. selaku ketua prodi keperawatan

3.      Ibu Ns. Sri Hartini,S.Kep.,. selaku dosen pengampau mata kuliah Epidemiologi

Keperawatan.

4.      Pihak-pihak lain yang belum disebut namanya.

Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan

makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan  kritik dan saran

yang bersifat membangun, agar penulisan makalah ini bisa lebih baik lagi. Harapan kami,

semoga makalah yang sederhana ini, dapat memberi kesadaran tersendiri bagi mahasiswa

keperawatan khususnya agar mengetahui pentingnya mengetahui dan memahami sejarah dan

perkembangan konsep epidemiologi keperawatan.

Kudus, Oktober  2012

Page 3: Sejarah Dan Perkembangan Konsep Epidemiologi Keperawatan

DAFTAR ISI

HALAMANJUDUL .............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1

1.2  Tujuan penulisan .................................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1  Definisi Epidemiologi ......................................................................................... 1

2.2  Sejarah dan Perkembangan Epidemiologi ........................................................... 5

2.3  Peristiwa Bersejarah Epidemiologi ...................................................................... 2

2.4  Teori Perkembangan Epidemiologi ..................................................................... 3

2.5  Tujuan Epidemiologi ........................................................................................... 4

2.6  Jenis – jenis epidemiologi .................................................................................... 5

2.7  Ruang Lingkup Epidemiologi ............................................................................. 6

2.8  Konsep Epidemiologi .......................................................................................... 7

BAB IV PENUTUP

4.1  Simpulan ............................................................................................................ 18

4.2  Saran .................................................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Sejarah Dan Perkembangan Konsep Epidemiologi Keperawatan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

 Seiring kemajuan zaman yang semakin berkembang maka berimbas pula pada

perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Dimana untuk menjadi seorang sarjana

keperawatan dituntut untuk kematangan dalam segi materi maupun skill (ketrampilan) di

ilmu keperawatan. Dalam ilmu keperawatan terdapat banyak sekali ilmu pengetahuan

yang dipelajari. Dimana diantaranya mempelajari tentang epidemiologi dalam

keperawatan.

Epidemiologi tidak berkembang dalam ruang hampa. Aneka ilmu dan peristiwa,

seperti kedokteran, kedokteran sosial, revolusi mikrobiologi, demografi, sosiologi,

ekonomi, statistik, fisika, kimia, biologi molekuler, dan teknologi komputer, telah

mempengaruhi perkembangan teori dan metode epidemiologi. Demikian pula peristiwa

besar seperti The Black Death (wabah sampar), pandemi cacar, revolusi industri (dengan

penyakit okupasi), pandemi Influenza Spanyol (The Great Influenza) merupakan

beberapa contoh peristiwa epidemiologis yang mempengaruhi filosofi manusia dalam

memandang penyakit dan cara mengatasi masalah kesehatan populasi.

Harapan kami, setelah makalah yang bertema pendidikan ini telah tersusun dapat

menambah wawasan mahasiswa. Sehingga, mahasiswa mengetahui bahwasanya Sejarah

epidemiologi perlu dipelajari agar orang mengetahui konteks sejarah, konteks sosial,

kultural, politik, dan ekonomi yang melatar belakangi perkembangan epidemiologi,

sehingga konsep, teori, dan metodologi epidemiologi dapat diterapkan dengan tepat.

Page 5: Sejarah Dan Perkembangan Konsep Epidemiologi Keperawatan

1.2  Tujuan penulisan

1.2.1        Tujuan umum

Untuk mendapatkan pengetahuan tentang sejarah dan perkembangan konsep Epidemiologi.

1.2.2        Tujuan khusus

Tujuan kami dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :

1.      Menambah pengetahuan tentang definisi epidemiologi.

2.      Untuk mengetahui bagaimana Sejarah dan Perkembangan Konsep Epidemiologi.

3.      Untuk mengetahui bagaimana peristiwa bersejarah  dalam Epidemiologi.

4.      Untuk mengetahui bagaimana Teori Perkembangan Epidemiologi.

5.      Untuk mengetahui bagaimana Tujuan Epidemiologi.

6.      Untuk mengetahui bagaimana Jenis – jenis epidemiologi.

7.      Untuk mengetahui Ruang Lingkup Epidemiologi.

8.      Untuk mengetahui bagaimana Konsep Epidemiologi.

Page 6: Sejarah Dan Perkembangan Konsep Epidemiologi Keperawatan

BAB IITINJAUAN TEORI

      2.1 Definisi Epidemiologi

                        Kata Epidemiologi berasal dari bahasa yunani yaitu Epi (Pada / di

antara), Demos (Penduduk/Rakyat) dan Logos (Ilmu/Doktrin) sehingga epidemiologi

berarti ilmu pada penduduk. Jika menurut asal katanya epidemiologi berarti ilmu yang

digunakan untuk mencari pemecahan masalah yang terjadi pada

penduduk/masyarakat.

                        Wade Hampton Frost (1972) Guru besar Epidemiologi di School of

hygiene, University Johns Hopkins mendefisinikan epidemiologi sebagai suatu

pengetahuan tentang fenomena massal penyakit infeksi atau sebagai riwayat alamiah

penyakit menular. Disini tampak bahwa pada waktu itu penekanan perhatian

epidemiologi hanya ditujukan kepada masalah penyakit infeksi yang mengenai massa

(masyarakat).

                        Greenwood (1934) professor di school of hygiene and tropical

medicine, London mengemukakan batasan yang lebih luas dimana dikatakan bahwa

epidemiologi mempelajari tentang penyakit dan segala macam kejadian penyakit yang

mengenai kelompok penduduk.

             Kemudian Brian MacMahon (1970) pakar epidemiologi di amerika serikat

yang bersama Thomas F. Pugh menulis buku Epidemiologi yang berjudul Principles

and Methods menyatakan bahwa epidemiologi adalah studi tentang penyebaran dan

penyebab kejadian penyakit pada manusia dan mengapa terjadi distribusi semacam

itu. Walaupun definisinya cukup sederhana, disini tampak bahwa macMahon

menekankan epidemiologi sebagai suatu pendekatan metodologik dalam menentukan

distribusi penyakit dan mencari penyebab mengapa terjadi distribusi sedemikian dari

suatu penyakit.

                        Gary D. friedman (1974) dalam bukunya Primer of Epidemiologi

menuliskan bahwa epidemiology is the study of disease occurance in human

populations. Batasan ini lebih sederhana dan tampak senapas dengan apa yang telah

dikemukakan macMahon.

            Anders Ahlbom & Staffan Norel (1989) dalam bukunya introduction of

Modern Epidemiology. Dikatakan bahwa epidemiologi adalah ilmu pengetahuan

mengenai terjadinya penyakit pada populasi manusia.

Page 7: Sejarah Dan Perkembangan Konsep Epidemiologi Keperawatan

                        Setelah membaca berbagai macam definisi epidemiologi diatas senada

dengan kesimpulan dari Last, J.M, Ed (1988) yang mengatakan epidemiologi adalah

Ilmu tentang distribusi dan faktor-faktor determinan yang mempengaruhi status

kesehatan atau menyebabkan terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan pada

kelompok masyarakat tertentu dan penggunaan study tersebut untuk menanggulangi

masalah-masalah kesehatan.

2.2  Sejarah dan Perkembangan Epidemiologi

          Epidemiologi  sudah cukup lama dikenal atau diperkenalkan dalam dunia

kesehatan dan kedokteran. Dikenal beberapa orang yang telah mematok sejarah

penting dalam perkembangan epidemiologi.

1.      Hippocrates (377-260 SM).

Hippocrates adalah seorang filsuf dan dokter Yunani pasca-

Socrates, yang dikenal sebagai Bapak Kedokteran Modern.

Hippocrates telah membebaskan hambatan filosofis cara

berpikir orang-orang pada zaman itu yang bersifat spekulatif

dan superstitif (tahayul) dalam memandang kejadian penyakit.

Hippocrates memberikan kontribusi besar dengan konsep kausasi penyakit yang

dikenal dalam epidemiologi dewasa ini, bahwa penyakit terjadi karena interaksi antara

= host-agent-environment‘ (penjamu - agen- lingkungan). Dalam bukunya yang "On

Airs, Waters and Places" (¯Tentang Udara, Air, dan Tempat.) yang diterjemahkan

Francis Adam, Hipoccrates mengatakan, penyakit terjadi karena kontak dengan jazad

hidup, dan berhubungan dengan lingkungan eksternal maupun internal seseorang.

2.      John Graunt (1662)

Merupakan orang pertama melakukan kuantifikasi atas kejadian kesakitan dan

kematian dengan menganalisis laporan mingguan kelahiran dan kematian di kota

London.

3.      William Farr (1839)

Page 8: Sejarah Dan Perkembangan Konsep Epidemiologi Keperawatan

Orang pertama yang menganalisis statistik kematian untuk mengevaluasi masalah

kesehatan. Ia juga yang mengembangkan beberapa metode penting dalam

epidemiologi seperti definisi populasi berisiko, populasi pembanding,dll.

4.      Antonio Van Leeuwenhoek (1632-1732).

Dia seorang ilmuan yang menemukan Mikroskop, penemu bakteri dan parasit,

penemu spermatozoa. Penemuan bakteri telah membuka tabir suatu penyakit yang

berguna untuk analisis epidemiologi selanjutnya.

5.      Robert Koch

Dia memperkenalkan Tubekulin yang dipakai untuk mendeteksi adanya riwayat

infeksi Tuberkulosis sebagai perangkap diagnosis TBC pada anak-anak. Dia juga

terkenal dengan Postulac Koch yang mengemukakan tentang konsep untuk

menentukan kapan mikroorganisme dapat dianggap penyebab suatu penyakit.

6.      Max Van Patternkofer

Dia mengidentifikasikan penyebab sebuah penyakit, dia ingin membuktikan

bahwa vibrio bukanlah penyebab kolera.

7.      Jhon Snow (1854)

Orang pertama yang mengembangkan metode investigas wabah yang dapat

mengantarkan penyelidikan kea rah penyebab.

8.      Percival Pott

Dia menganalisis tentang meningginya kejadian kanker skrotum di kalangan

pekerja pembersih cerobong asap dan dia menemukan bahwa tar yang terdapat

pada cerobong asap itulah yang menjadi biang keladinya. Dia dianggap sebagai

bapak epidemiologi modern.

9.      James Lind, 1747

Dia mengamati bahwa ada kelompok tertentu dalam suatu pelayaran panjang yang

mengalami Scurvy (kurang vitamin c) hal ini dikarenakan mereka semuanya

memakan makanan kaleng. Dia dikenal sebagai bapak Trial Klinik.

10.  Dool dan Hill,1950

Mereka adalah peneliti pertama yang mendesain penelitian yang melahirkan bukti

adanya hubungan antara rokok dan kanker paru. Keduanya adalah pelopor

penelitian di bidang epidemiologi klinik.

Page 9: Sejarah Dan Perkembangan Konsep Epidemiologi Keperawatan

2.3  PERISTIWA BERSEJARAH EPIDEMIOLOGI

Cukup banyak peristiwa-peristiwa penting bersejarah sepanjang perjalanan waktu

epidemiologi dari masa kemasa. Sebagian diantaranya dapat disebutkan disini, yaitu :

1.      The Black Death

Pada abad ke 13-14 terjadi epidemi penyakit dengan mortalitas tinggi di

seluruh dunia, disebut The Black Death (penyakit sampar, pes, Bubonic plague).

Penyakit sampar atau pes disebabkan oleh Yersinia pestis yang menginfeksi

rodensia (terutama tikus), lalu menular ke manusia melalui gigitan kutu (flea).

Penyakit sampar menyebabkan demam, pembengkakan kelenjar limfe, dan

bercak-bercak merah di kulit, sehingga wabah sampar disebut Bubonic Plague

( bubo‘ artinya inflamasi dan pembengkaan kelenjar limfe). The Black Death

membunuh hampir 100 juta penduduk di seluruh dunia dalam tempo 300 tahun.

Hampir sepertiga populasi Eropa (sekitar 34 juta) meninggal karena penyakit

tersebut. Kematian dalam jumlah serupa terjadi pada penduduk China dan India.

Timur Tengah dan benua Afrika juga mengalami epidemic tersebut. Meskipun

jumlah total tidak diketahui, outbreak 1348 - 1349 diperkirakan telah membunuh

400,000 orang di Suriah .

Secara tradisi The Black Death diyakini disebabkan oleh salah satu dari tiga

bentuk Yersinia pestis (bubonik, pnemonik, dan spetikemik). Tetapi beberapa

ilmuwan dewasa ini menduga, penyakit itu disebabkan suatu virus yang

menyerupai Ebola atau antraks. Dua peneliti biologi molekuler dari Universitas

Liverpool, Profesor Christopher Duncan dan Susan Scott, menganalisis sejarah

Bubonic Plague dan menerapkan biologi molekuler dengan modeling

menggunakan komputer. Berdasarkan analisis, Duncan dan Scott mengemukakan

teori bahwa agen penyebab wabah sampar bukan suatu bakteri melainkan filovirus

yang ditularkan langsung

dari manusia ke manusia.

Menurut Profesor Duncan, gejala The Black Death ditandai oleh demam

mendadak, nyeri, perdarahan organ dalam, dan efusi darah ke kulit yang

menimbulkan bercak-bercak di kulit, khususnya sekitar dada. Karena itu Duncan

dan Scott menamai epidemi penyakit sampar =wabah hemoragis‘ (haemmorhagic

plague), bukan Bubonic Plague yang lebih menonjolkan aspek pembesaran

kelenjar limfe.

Page 10: Sejarah Dan Perkembangan Konsep Epidemiologi Keperawatan

2.      Cacar dan Vaksinasi Edward Jenner (1749–1823).

Edward Jenner adalah penemu metode pencegahan cacar yang lebih aman,

disebut vaksinasi. Cacar merupakan sebuah penyakit menular yang menyebabkan

manifestasi klinis berat dan sangat fatal. Penyakit ini disebabkan oleh virus

Variola major atau Variola minor. Cacar disebut Variola atau Variola vera, berasal

dari kata Latin = varius‘ yang berarti bercak, atau =varius‘ yang berarti

gelembung kulit. Terma =smallpox‘ dalam bahasa Inggris digunakan pertama kali

di Eropa pada abad ke 15 untuk membedakan cacar dengan =great pox‘ (sifilis).

Masa inkubasi sekitar 12 hari. Virus cacar menempatkan diri di dalam pembuluh

darah kecil di bawah kulit, mulut dan tenggorokan. Pada kulit penyakit ini

menyebabkan keropeng (ruam) berbentuk makulopapular, kemudian membentuk

gelembung kulit berisi cairan. Penderita cacar mengalami keropeng kulit,

sehingga disebut =speckled monster‘ (monster bernoda). Selain itu cacar

menyebabkan kebutaan karena ulserasi kornea dan infertilitas pada penderita pria.

Variola major lebih sering dijumpai, menyebabkan bentuk klinis yang berat,

dengan lebih banyak keropeng kulit, panas yang lebih tinggi, dengan case fatality

rate 30-35%. Angka kematian karena Variola major pada anak bisa mencapai

80%. Variola minor memberikan manifestasi klinis yang lebih ringan disebut

alastrim, lebih jarang terjadi, dengan angka kematian sekitar 1% dari korban.

3.      Wabah Kolera

Pada 1816-1826 terjadi pandemi pertama kolera di berbagai bagian dunia.

Penyakit itu menyerang korban dengan diare berat, muntah, sering kali berakibat

fatal. Pandemi dimulai di Bengal (India), lalu menyebar melintasi India tahun

1820. Sebanyak 10,000 tentara Inggris dan tak terhitung pada penduduk India

meninggal selama pandemi tersebut. Pandemi kolera meluas ke China, Indonesia

(lebih dari 100,000 orang meninggal di pulau Jawa saja), dan Laut Kaspia,

sebelum akhirnya mereda. Kematian di India antara 1817-1860 diperkirakan

mencapai lebih dari 15 juta jiwa. Sebanyak 23 juta jiwa lainnya meninggal antara

1865-1917. Kematian penduduk di Rusia pada periode yang sama mencapai lebih

dari 2 juta jiwa. Pandemi kolera kedua terjadi 1829-1851, mencapai Rusia,

Hungaria (sekitar 100,000 orang meninggal) dan Jerman pada 1831, London pada

1832 (lebih dari 55,000 orang meninggal di Inggris), Perancis, Kanada (Ontario),

dan Amerika Serikat (New York) pada tahun yang sama, pantai Pasifik Amerika

Page 11: Sejarah Dan Perkembangan Konsep Epidemiologi Keperawatan

Utara pada 1834. Outbreak selama dua tahun terjadi di Inggris dan Wales pada

1848 dan merenggut nyawa 52,000 jiwa.

4.      Influenza Besar (1918 - 1919 )

Pada Maret 1918 hingga Juni 1920 terjadi pandemi luar biasa yang disebut

Influenza Besar (Flu Spanyol, The Great Influenza). Peristiwa itu dianggap

pandemi yang paling mematikan dalam sejarah kemanusiaan. Penderita flu

meninggal dalam tempo beberapa hari atau beberapa jam sejak gejala klinis. Virus

influenza strain subtipe H1N1 yang sangat virulen diperkirakan menyerang 500

juta orang di seluruh dunia dan membunuh 50 hingga 100 juta orang hanya dalam

waktu 6 bulan. Tidak seperti outbreak influenza lainnya, wabah Flu Spanyol tidak

hanya menyerang orang dewasa tetapi juga anak-anak. Sebuah studi mengatakan,

wabah itu menyerang 8-10 persen dari semua dewasa muda.

2.4  TEORI PERKEMBANGAN EPIDEMIOLOGI

Epidemiologi sebagai suatau ilmu berkembang dari waktu ke waktu. Hal ini dilator

belakangi oleh beberapa hal, diantaranya :

1.      Tantangan zaman dimana terjadi perubahan masalah dan perubahan pola

penyakit. Dewasa ini telah terjadi perubahan pola penyakit ke arah penyakit

tidak menular dan epidemiologi tidak hanya dihadapkan dengan masalah

penyakit semata tetapi hal yang berkaitan langsung ataupun tidak langsung

dengan penyakit serta masalah kesehatan secara umum. Hal ini berbeda pada

zaman John Snow epidemiologi diarahkan untuk masalah penyakit tidak

infeksi dan wabah saja.

2.      Perkembangan ilmu pengetahuan lainya. Perkembangan ilmu kedokteran dan

ilmu-ilmu lain seperti biostatistik, administrasi dan ilmu perilaku yang

berkembang pesat meniupkan angin kesegaran untuk perkembangan

epidemiologi.

Dengan perkembangan tersebut para ahli kesehatan masyarakat dari masa

ke masa juga mempunyai perkembangan pandangan terhadap proses

terjadinya penyakit yang dikemukakan dengan beberapa konsep atau teori,

diantaranya:

a.       Contagion Theory.

Page 12: Sejarah Dan Perkembangan Konsep Epidemiologi Keperawatan

Teori ini mengemukakan bahwa terjadinya penyakit diperlukan adanya

kontak antara satu person dengan person lain. Teori ini di kembangkan

berdasarkan situasi penyakit pada masa itu yang kebanyakan adalah

penyakit yang menular karena adanya kontak langsung. Teori ini bermula

pada pengamatan terhadap epidemic dan penyakit Lepra di Mesir.

b.      Hippocratic Theory.

Teori ini di pelopori oleh Hippocrates yang lebih mengarahkan kausa pada

suatu factor tertentu. Menurutnya bahwa kausa penyakit berasal dari alam,

cuaca dan lingkungan. Teori ini mampu menjawab masalah penyakit pada

waktu itu dan di pakai hingga tahun 1800an dan teori ini ternyata tidak

mampu menjawab berbagai penyakit infeksi lain yang mempunyai rantai

penularan yang lebih berbelit-belit.

c.       Miasmatic Theory

Teori ini menunjukan gas-gas busuk dari perut bumi yang menjadi kausa

penyakit namun tidak dapat menjawab pertanyaan tentang penyebab

berbagai penyakit.

d.      Epidemic Theory

Teori ini menghubungnkan terjadinya penyakit dengan cuaca dan factor

geografis, Zat organic dari lingkungan dianggap sebagai pembawa

penyakit . Teori ini diterapkan oleh John Snow dalam menganalisis diare

di London.

e.       Thery Kuman (Grem Theory).

Kuman (mikroorganisme) ditunjuk sebagai kausa penyakit . Kuman

dianggap sebagai kausa tunggal penyakit namun teori ini mendapat

tantangan dari berbagai penyakit kronis misalnya jantung dan kanker.

f.       Theory Multi kausa

Teori ini disebut sebagai konsep multi factorial yang menekankan bahwa

suatu penyakit terjadi sebagai hasil dari interaksi berbagai factor misalnya

interaksi lingkungan yang berupa factor biologis, kimiawi, dan social

memegang peranan dalam terjadinya penyakit.

2.5  TUJUAN EPIDEMIOLOGI

Di dalam definisi-definisi epidemiologi yang diutarakan para ahli diatas, tersirat

beberapa tujuan epidemiologi, yaitu :

Page 13: Sejarah Dan Perkembangan Konsep Epidemiologi Keperawatan

1)      Mengumpulkan fakta dan data tentang berbagai masalah yang ada dalam

masyarakat.

2)      Menjelaskan sifat dan penyebab masalah kesehatan  tersebut.

3)      Menemukan/merencanakan pemecahan masalah serta mengevaluasi aktivitas

pelaksanaanya.

4)      Menggambarkan status kesehatan penduduk, untuk menetapkan prioritas

masalah dalam perencanaan.

5)      Mempelajari riwayat alamiah suatu penyakit atau masalah kesehatan,

petunjuk bagi upaya pencegahan dan mekanisme pengendalian.

6)      Mempelajari penyebab / faktor risiko suatu penyakit / masalah kesehatan.

7)      Mengembangkan system pengendalian dan pemberantasan penyakit dalam

suatu system administrasi.

Menurut Lilienfeld ada tiga tujuan umum studi epidemiologi, yaitu :

1)        Untuk menjelaskan etiologi (studi tentang penyebab penyakit) satu penyakit atau

sekelompok penyakit, kondisi, gangguan, defek, ketidakmampuan, sindrom, atau

kematian melalui analisis terhadap data medis dan epidemiologi dengan

menggunakan manajemen informasi sekaligus informasi yang berasal dari setiap

bidang atau disiplin ilmu yang tepat, termasuk ilmu sosial/perilaku.

2)        Untuk menentukan apakah data epidemiologi yanga ada memang konsisten

dengan hipotesis yang diajukan dan dengan ilmu pengetahuan, ilmu perilaku, dan

ilmu biomedis yang terbaru.

3)        Untuk memberikan dasar bagi pengembangan langkah – langkah pengendalian dan

prosedur pencegahan bagi kelompok dan populasi yang berisiko, dan untuk

pengembangan langkah – langkah dan kegiatan kesehatan masyarakat yang

dipelukan, yang kesemuanya itu akan digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan

langkah – langkah , kegiatan, dan program entervensi.

2.6  JENIS-JENIS  EPIDEMIOLOGI

Epidemiologi menekankan upaya menerangkan bagaimana distribusi penyakit

dan bagaimana  berbagai komponen menjadi faktor penyebab penyakit tersebut.

Untuk mengungkapkan dan menjawab masalah tersebut, epidemiologi melakukan

berbagai cara yang selanjutnya menjadikan epidemiologi dapat dibagi dalam

beberapa metode.

Pada dasarnya metode epidemiologi dibagi 3, yaitu :

1)      Epidemiologi Deskriptif

Page 14: Sejarah Dan Perkembangan Konsep Epidemiologi Keperawatan

Epidemiologi deskriptif mempelajari tentang frekuensi dan distribusi suatu

masalah kesehatan dalam masyarakat. Keterangan tentang frekuensi dan

distribusi suatu penyakit atau masalah kesehatan menunjukan tentang besarnya

masalah itu dalam pertanyaan mengenai faktor who (siapa), where (dimana),dan

when (kapan).

a.       Siapa

Merupakan pertanyaan tentang faktor orang yang akan di jawab dengan

mengemukakan perihal mereka yang terkena masalah. Bisa mengenai

variable umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, dan

pendapatan. Faktor-faktor ini biasa disebut sebagai variable

epidemiologi/demografi. Kelompok orang yang potensial atau punya peluang

untuk menderita sakit atau mendapatkan resiko, biasanya disebut population

at risk (populasi berisiko).

b.      Dimana

Pertanyaan ini mengenai faktor tempat dimana masyarakat tinggal atau

bekerja atau dimana saja ada kemungkinan mereka menghadapi masalah

kesehatan. Faktor tempat ini dapat berupa kota (urban), dan desa (rural),

pantai dan pegunungan, daerah pertanian, industry, tempat bermukim atau

bekerja.

c.       Kapan

Kapan kejadian penyakit berhubungan juga dengan waktu. Faktor waktu ini

dapat berupa jam, hari, minggu, bulan, dan tahun, musim hujan dan musim

kering.

Contoh :

“Banyaknya penderita TBC di daerah Sulawesi selatan  adalah 25.000 lelaki

pada tahun 1992. ”

2)      Epidemiologi Analitik

Epidemiologi Analitik berkaitan dengan upaya epidemiologi untuk menganalisis

faktor penyebab (determinant) msalah kesehatan. Disini  diharapkan epidemiologi

mampu menjawab pertanyaan kenapa (why) apa penyebab  terjadinya masalah itu.

Contoh :

“setelah ditemukan secara deskriptif bahwa banyak perokok yang menderita kanker

paru , maka perlu dianalisis lebih lanjut apakah rokok itu merupakan faktor

determinant/penyebab terjadinya kanker paru.”

Page 15: Sejarah Dan Perkembangan Konsep Epidemiologi Keperawatan

3)      Epidemiologi Eksperimental

Salah satu hal yang perlu dilakukan sebagai pembuktian bahwa suatu faktor sebagai

penyebab terjadinya suatu luaran (output = penyakit), adalah diuji kebenaranya

dengan percobaan (eksperimen).

Contoh :

“jika rokok dianggap sebagai penyebab kanker paru maka perlu dilakukan

eksperimen jika rokok dikurangi maka kanker paru akan menurun atau sebaliknya.

Untuk ini dilakukan perbandingan antara kelompok orang yang merokok dengan

orang yang tidak merokok,kemudian dilihat jumlah penderita penyakit kanker paru

untuk masing-masing kelompok. Dari perbedaan yang ada dapat disimpulkan ada

atau tidaknya pengaruh rokok terhadap penyakit kanker paru tersebut.

Ketiga jenis epidemiologi ini tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainya

saling berkaitan dan mempunyai peranan masing-masing sesuai tingkat kedalaman

pendekatan epidemiologi yang dihadapi. Secara umum dapat dikatakan bahwa

pengungkapan dan pemecahan masalah epidemiologi dimulai dengan epidemiologi

deskriptif, lalu diperdalam  dengan epidemiologi analitik dan disusul dengan

melakukan epidemiologi eksperimental.

Jenis-jenis epidemiologi dapat juga dilihat dari aspek  lain sehingga ditemukan

berbagai jenis epidemiologi lainya . misalnya ada epidemiologi penyakit menular,

kependudukan, kesehatan reproduksi, statistik, farmasi,dll.

2.7  RUANG LINGKUP EPIDEMIOLOGI

Pada awalnya epidemiologi hanya mempelajari penyakit yang bersifat

menular/infeksi dan akut. Pada perkembangan lebih lanjut, epidemiologi juga

mempelajari penyakit tidak menular juga kronis, masalah sosial/prilaku, penilaian

terhadap pelayanan kesehatan, serta diluar bidang kesehatan.

Jadi ruang lingkup epidemiologi diantaranya adalah :

1.      Epidemiologi Penyakit Menular:

Telah banyak memberikan peluang dalam usaha pencegahan dan

penanggulangan penyakit menular tertentu.

2.      Epidemiologi Penyakit Tidak Menular :

Memegang peranan dalam timbulnya berbagai masalah penyakit tidak menular

seperti kanker, penyakit sistemik serta berbagai penyakit menahun lainya,

Page 16: Sejarah Dan Perkembangan Konsep Epidemiologi Keperawatan

termasuk masalah meningkatnya kecelakaan lalulintas dan penyalah gunaan

obat-obatan tertentu.

3.      Epidemiologi Klinik:

Bentuk ini merupakan salah satu bidang epidemiologi yang sedang

dikembangkan oleh para klinisi yang bertujuan untuk membekali para

klinisi/dokter tentang cara pendekatan masalah melalui disiplin ilmu

epidemiologi.

4.      Epidemiologi kesehatan lingkungan dan Kesehatan Kerja :

bentuk ini merupakan salah satu bagian epidemiologi yang mempelajari serta

menganalisis keadaan kesehtan tenaga kerja akibat pengaruh keterpaparan pada

lingkungan kerja,serta kebiasaan hidup para pekerja.

5.      Epidemiologi Kependudukan:

merupakan salah satu cabang ilmu epidemiologi yang menggunakan system

pendekatan epidemiologi dalam menganalisis berbagai permasalahan yang

berkaitan dengan bidang demografi serta factor-faktor yang mempengaruhi

berbagai perubahan demografis yang terjadi di dalam masyarakat.

6.      Epidemiologi Kesehatan Jiwa:

merupakan salah satu dasar pendekatan dan analisis masalah gangguan jiwa

dalam masyarakat yang mempengaruhi timbulnya gangguan jiwa dalam

masyarakat.

7.      Epidemiologi Gizi:

dewasa ini banyak digunakan dalam analisis masalah gizi masyarakat dimana

masalah ini erat hubungannya dengan berbagai factor yang menyangkut pola

hidup masyarakat.

8.      Epidemiologi Pelayanan Kesehatan :

Bentuk ini merupakan salaah satu system pendekatan manajemen dalam

menganalisis masalah, mencari factor penyebab timbulnya suatu masalah serta

penyusunana rencana pemecahan masalah tersebut secara menyeluruh dan

terpadu.

2.8  KONSEP EPIDEMIOLOGI

Dalam perkembangan ilmu epidemiologi sarat dengan hambatan-hambatan

karena belum semua ahli bidang kedokteran setuju metode yang di gunakan pada

epidemioogi. Hal ini disebabkan karena perbedaan paradigma dalam menangani

Page 17: Sejarah Dan Perkembangan Konsep Epidemiologi Keperawatan

masalah kesehatan antara ahli pengobatan dengan metode epidemiologi terutama

pada saat berlakunya paradigma bahwa penyakit disebabkan oleh roh jahat.

Dari tokoh-tokoh tersebut paling tidak telah meletakkan konsep epidemiologi

yang masih berlaku hingga saat ini. Konsep-konsep tersebut antara lain.

a.Pengaruh lingkungan terhadap kejadian suatu penyakit

           b. Penggunaan data kuantitatif dan statistic

c. Penularan penyakit.

d. Eksperimen pada manusia

Secara sederhana sejarah perkembangan epidemiologi dapat dibedakan atas

empat tahap, yakni :

1.      Tahap Pengamatan.

Cara awal untuk mengetahui frekuensi dan penyebaran suatu masalah

kesehatan serta faktor-faktor yang mempengaruhi ini dilakukan dengan

pengamatan (observasi ). Hasil pengamatan hipocrates berhasil

menyimpulkan adanya hubungan antara timbul atau tidaknya penyakit

dengan lingkungan tetapi Hipocrates tidak berhasil membuktikan

pendapatnya karena pengetahuan untuk itu belum berkembang. Dari yang

dikemukakan oleh Bapak ilmu kedokteran dipandang merupakan landasan

perkembangan epidemiologi. Tahap perkembangan epidemiologi ini

dikenal dengan nama tahap penyakit dan lingkungan.

2.      Tahap Perhitungan Tahap perkembangan selanjutnya dari epidemiologi

disebut dengan tahap perhitungan. Pada tahap ini upaya untuk mengukur

frekuensi dan penyebaran suatu masalah kesehatan dilakukan dengan

bantuan ilmu hitung. Jonh Graunt, menyimpulkan bahwa frekuensi dan

penyebaran angka kematian ternyata lebih tinggi pada bayi serta berbeda

antara penduduk pria dan penduduk wanita.

3.      Tahap Pengkajian Tekhnik pengkajian pertama kali diperkenalkan oleh

William Farr pada tahun 1839 yang melakukan pengkajian terhadap data

yang ada dan dari pengkajian ini berhasil dibuktikan adanya hubungan

statistik antara peristiwa kehidupan dengan keadaan kesehatan masyarakat,

adanya hubungan antara angka kematian dengan status perkawinan serta

adanya hubungan antara tingkat social ekonomi dengan tingkat kematian

penduduk.

Dengan cara kerja yang sama John Snow pada tahun 1849 berhasil

Page 18: Sejarah Dan Perkembangan Konsep Epidemiologi Keperawatan

membuktikan adanya hubungan antara timbulnya penyakit kolera dengan

sumber air minum penduduk.  Tehnik yang dilakukan oleh William Farr

dan John Snow ini hanya melakukan pengkajian data yang telah ada dalam

arti yang terjadi secara alamiah bukan dari hasil percobaan sehingga

dikenal dengan tahap eksperimen alamiah.

4.      Tahap Uji coba Cara kerja ini telah lama dikenal dikalangan kedokteran.

Pada tahun 1774 Lind melakukan pengobatan kekurangan vitamin C

dengan pemberian jeruk. Jenner pada tahun 1796 juga melakukan uji coba

klinis terhadap vaksin cacar terhadap manusia. Di dalam perkembangan

batasan epidemiologi selanjutnya mencakup sekurang-kurangnya 3 elemen

yaitu:

1.        Mencakup semua penyakit Epidemiologi mempelajari semua

penyakit, baik penyakit infeksi maupun penyakit non infeksi, seperti

kanker, penyakit kekurangan gizi (malnutrisi), kecelakaan lalu lintas

maupun kecelakaan kerja, sakit jiwa dan sebagainya. Bahkan di

negara-negara maju, epidemiologi ini mencakup juga kegiatan

pelayanan kesehatan.

2.        Populasi

Apabila kedokteran klinik berorientasi pada gambaran-gambaran dari

penyakit-penyakit individu maka epidemiologi ini memusatkan

perhatiannya pada distribusi penyakit pada populasi masyarakat atau

kelompok.

3.        Pendekatan ekologi Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar

belakang pada keseluruhan lingkungan manusia baik lingkungan fisik,

biologis, maupun sosial. Hal inilah yang dimaksud pendekatan

ekologis. Terjadinya penyakit pada seseorang dikaji dari manusia dan

total lingkungannya.

Page 19: Sejarah Dan Perkembangan Konsep Epidemiologi Keperawatan

BAB III

PENUTUP

3.1  SIMPULAN

1. Sejarah perkembangan epidemiologi dilatar belakangi oleh:

a. Tantangan zaman dimana terjadi perubahan masalah dan perubahan pola penyakit.

b. Perkembangan ilmu pengetahuan lainya.

2. Teori- teori yang menjelaskan tentang proses terjadinuya suatu penyakit yaitu:

Contagionn Theory, Hippocratic Theory, Miasmatic Theory, Epidemic Theory, Theory

Kuman, Theory Multi kausa.

3. Tokoh-tokoh dalam sejarah perkembangan epidemiologi antara lain:

Antonio Van Leeuwenhoek, Robert Koch, Max Van Patternkofer, John Snow, Percival

pott, James Lind, Dool dan Hill.

4. Ruang lingkup epidemiologi dibedakan menjadi tiga macam yaitu:

a.     Subjek dan objek epidemiologi adalah masalah kesehatan

b.    Masalah kesehatan yang dimaksud menunjuk kepada masalah kesehatan yang

ditemukan pada sekelompok manusia.

c.     Dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan dimanfaatkan

data tentang frekwensi dan penyebaran masalah kesehatan tersebut.

5. Secara garis besar jangkauan epidemiologi antara lain:

a.    Epidemiologi Penyakit Menular

b.   Epidemiologi penyakit tidak menular

c.    Epidemiologi Klinik

d.   Epidemiologi Kependudukan

e.    Epidemiologi pelayanan kesehatan

f.    Epidemiologi Lingkungan dan Kesehatan Kerja

g.   Epidemiologi Kesehatan Jiwa

h.   Epidemiologi Gizi

i.     Epidemiologi Kesehatan Reproduksi

j.     Epidemiologi Perencanaan

k.   Epidemiologi Perilaku

l.     Epidemiologi Genetik

m. Epidemiologi Kesehatan Drurat

n.    Epidemiologi Remaja

Page 20: Sejarah Dan Perkembangan Konsep Epidemiologi Keperawatan

o.    Epidemiologi Kausalitas

4.2 SARAN

 Setelah makalah yang bertema pendidikan ini dapat menambah wawasan mahasiswa.

Sehingga mahasiswa tidak hanya tahu tetapi juga dapat memahami sejarah dan

perkembangan konsep epidemiologi keperawatan serta dapat mengaplikasikanya dalam

kehidupan sehari-hari.

                                         

Page 21: Sejarah Dan Perkembangan Konsep Epidemiologi Keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Azwar,Azrul.1988. Pengantar Epidemiologi. Binarupa Aksara : Jakarta Barat

Bustan, M.N. 2006. Pengantar Epidemiologi. Rineka Cipta : Jakarta.

Effendy, Nasrul.1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Penerbit Buku

Kedokteran . Jakarta

Kasjono,heru subaris dan Heldhi B. Kristiawan.2008. Intisari Epidemiologi.Mitra Cendekia :

Jogjakarta.

Murti, Bhisma.1997. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi. Rinekacipta : Jakarta

Noor,Nasri.2000. Dasar Epidemiologi. Rineka Cipta : Jakarta.

Notoatmodjo,Soekidjo.2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta. Jakarta.

http://Epidemiolog.Wordpress.com./2008/11/08/Ruang-Lingkup Epidemiologi.

diakses tanggal 29 Oktober 2012.

http://Epidemiolog.Wordpress.com /2008/05/11/Sejarah Epidemiologi -2.

Diakses tanggal 29 Oktober 2012.

http://Epidemiolog.Wordpress.com./2008/05/11 Dasar epidemiologi .

Diakses tanggal 29 Oktober 2012.