sejarah jiwa di indonesia daryl

27
MAKALAH KEPERAWATAN JIWA “Sejarah Perkembangan Keperawatan jiwa di Indonesia.” NAMA : Daryl farahi kurniawan NIM : P17420213046 Kelas : 2B KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG i

Upload: daryl-farahi-kurniawan

Post on 10-Nov-2015

11 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

keperawatan jiwa

TRANSCRIPT

MAKALAHKEPERAWATAN JIWASejarah Perkembangan Keperawatan jiwa di Indonesia.

NAMA: Daryl farahi kurniawanNIM: P17420213046Kelas: 2B

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANGPRODI D3 KEPERAWATAN PURWOKERTO2015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas anugrahNya makalah ini dapat diselesaikan. Adapun tujuan penyusunan makalah ini dengan judul Perkembangan Keperawatan Jiwa Di Indonesia untuk memenuhi tugas dari dosen matakuliah Keperawatan Jiwa,Penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu penyelesaian makalah ini:1.Dosen matakuliah Keperawatan Jiwa Bpk. Mukhadiono2.Teman-teman kelas 2 B3.Orang tua Penulis yang senantiasa mendoakan kami dan selalu memberikan dukungan. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk hasil yang lebih baik dikemudian hari.

Purwokerto,11 januari 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

COVERiKATA PENGANTARii DAFTAR ISIiiiBAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang1B. Tujuan Umum3C. Tujuan Khusus3BAB II MATERIA. Sejarah Perkembangan Keperawatan Jiwa Di Indonesia4B. Sejarah Psikiatri6C. Sejarah Perkembangan Dan Upaya Kesehatan Jiwa Di Indonesia Secara Garis Besar8D. Keperawatan Jiwa Di Abad 20 di Indonesia10BAB III PENUTUPA. Kesimpulan14 B. Saran14DAFTAR PUSTAKA15

15

BAB 1PENDAHULUANA. LATAR BELAKANGMasalah kesehatan yang merupakan masalah fisik, mental, dan sosial menjadi tantangan, bukan hanya dokter, perawat akan tetapi juga masyarakat pada umumnya. Di Indonesia sejak dahulu telah mengenal gangguan jiwa yang digambarkan dalam cerita Mahabarata dan Ramayana terdapat Srikandi Edan, Gatutkaca Gandrung, dan perilaku Lesmono mirip seorang perempuan.Bagaimana para penderita gangguan jiwa diperlakukan pada zaman dahulu belum diketahui dengan jelas. Tindakan terhadap penderita gangguan jiwa seperti warisan nenek moyang yang turun temurun. Penderita dibuang ke hutan penderita dipasung, diikat atau dirantai bila penderita dianggap membahayakan orang lain dan lingkungan. Bila tidak membahayakan penderita dibiarkan berkeliaran dan menjadi tontonan ataupun objek lelucon bahkan ada yang menganggap orang sakti atau linuwih.Kesehatan Jiwaadalah Perasaan Sehat dan Bahagia serta mampu mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya serta mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain.Kesehatan jiwa meliputi:Bagaimana perasaan anda terhadap diri sendiriBagaimana perasaan anda terhadap orang lainBagaimana kemampuan anda mengatasi persoalan hidup anda Sehari - hari.Keperawatanjiwa dimulai antara tahun 1770 dan 1880 seiring dengan kejadianpenanganan pada seorang penyakit mental. Sebelumnya, pada masa peradaban dimana roh-roh dipercaya sebagai penyebab gangguan dan mengusirnya agarsembuh. Para leluhur Yunani, Romawi dan Arab percaya bahwa gangguan emosional diakibatkan tidak berfungsinya organ pada otak. Mereka menggunakanberbagai pendekatan tindakan seperti : ketenangan, gizi yang baik, kebersihanbadan yang baik, musik dan aktivitas rekreasi.Selama abad 7 sebelum masehi, Hippocrates menjelaskan perubahan perilaku atau watak dan gangguan mental disebabkan oleh perubahan 4 cairan tubuh atauhormon, yang dapat menghasilkan panas, dingin, kering dan kelembaban. Aristotle melengkapi dengan hati, dan Seorang Dokter Yunani, Galen :menyatakan emosi atau kerusakan mental dihubungkan dengan otak. Orang Yunani menggunakan kuil sebagai rumah sakit dan memberikan lingkungan udarabersih, sinar matahari dan air bersih untuk menyembuhkan penyakit jiwa/mental. Bersepeda, Jalan-jalan, dan mendengarkan suara air terjun ini sebagai contohpenyembuhan.Falsafah biasanya diartikan sebagai suatu pandangan dan pengetahuan yang mendasar, yang selanjutnya digunakan untuk mengembangkan dan membangun suatu persepsi atau asumsi tertentu tentang kehidupan. Falsafah memberikan suatu gambaran atau pandangan terhadap suatu sistem nilai dan keyakinan. Bagi setiap individu, falsafah berperan dalam membantu seseorang memahami makna dari pengalaman hidup yang dijalaninya serta berfungsi sebagai penuntun dalam bersikap dan berperilaku. Falsafah hidup seseorang berkembang melalui dari hasil belajar, hubungan interpersonal, pendidikan formal maupun informal, agam, dan dipengaruhi oleh latar belakang budaya serta lingkungan.Berdasarkan konseptual model keperawatan diatas, maka dapat dikelompokkan ke dalam 6 model yaitu:1. Psycoanalytical (Freud, Erickson)2. Interpersonal ( Sullivan, peplau)3. Social ( Caplan, Szasz)4. Existensial ( Ellis, Rogers)5. Supportive Therapy ( Wermon, Rockland)6. Medica ( Meyer, Kraeplin)B. TUJUAN UMUMMahasiswa diharapkan mengerti dan memahami tentang Perkembangan Keperawatan Jiwa di Indonesia.

C. TUJUAN KHUSUSMahasiswa dapat lebih memahami tentang bagaimana Perkembangan Keperawatan Jiwa di Indonesia dari mulai RSJ pertama Indonesia dibangun sampai sekarang.

BAB 2MATERI

A. SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA DI INDONESIAPada zaman kolonial sebelum ada Rumah Sakit Jiwa para penderita gangguan jiwa ditampung di Rumah Sakit umum sipil atau Rumah Sakit militer di Jakarta, Semarang dan Surabaya, pasien yang ditampung pada umumnya merupakan pasien jiwa berat (psikosa). Namun Rumah Sakit tersebut lama-lama tidak cukup untuk menampung penderita sehingga pada tahun 1862 pemerintah Hindia Belanda mengadakan sensus penderita jiwa di Pulau Jawa dan Madura.Rumah Sakit Jiwa yang pertama kali dibangun adalah Rumah Sakit Jiwa Bogor pada tanggal 1 Juli 1882 kemudian Rumah Sakit Jiwa Lawang (1902), Rumah Sakit Jiwa Magelang (1923) dan Rumah Sakit Jiwa Sabang (1927). Namun Rumah Sakit Jiwa Sabang hancur waktu pengeboman sekutu dalam perang dunia kedua. Rumah Sakit Jiwa dibangun jauh dari lingkungan masyarakat, dengan alasan untuk menghindari cap atau stigma yang tidak baik dari masyarakat. Cara pengobatan yang dulu sering dipakai di Rumah Sakit Jiwa ialah isolasidan penjagaan (Custodial Care), suntikan obat penenang, terapi mandi dan pasien dijemur dipanas matahari.Sejak tahun 1910 pasien diberi kebebasan tidak ada penjagaan yang terlalu ketat. Pada tahun 1930 sudah diterapkan terapi kerja seperti menggarap tanah, membersihkan alat makan dan membersihkan lantai. Semua Rumah Sakit Jiwa dan fasilitas lain dibangun dan dibiayai pemerintah Hindia Belanda. Pada Perang Dunia ke-2 dan penjajahan Jepang, ilmu kesehatan jiwa tidak berkembang. Semua fasilitas tidak terawat, dirusak dan dihancurkan Jepang.Setelah merdeka merupakan awal perkembangan keperawatanjiwa. Pada tahun 1947 dibentuk awatanUrusan Penyakit Jiwa namun belum bekerja dengan baik karena revolusi fisik masih berlangsung. Pada tahun 1966 Jawatan Urusan Penyakit Jiwa diganti nama menjadi Direktorat Kesehatan Jiwa dipimpin oleh seorang Direktur Kesehatan Jiwa. Direktur Kesehatan Jiwa pertama kali dipimpin oleh Marzuki Mahdi.Perkembangan sejarah kesehatan jiwayang lain penting setelah Indonesia merdeka yaitu :1. Undang-undang kesehatan jiwa no 3 tahun 1966 ditetapkan oleh pemerintah2. Didirikan BKR-PPJ (Badan Koordinasi Rehabilitasi Penderita Penyakit Jiwa)3. Pembinaan suatu sistem pelaporan diolah dengan komputer sejak 19714. Integrasi kesehatan jiwa dalam pelayanan kesehatan di PuskesmasPihak swasta juga mulai memikirkan masalah kesehatan jiwa, ini terbukti dengan didirikannya sanatorium-sanatorium jiwa diberbagai tempat, seperti Rumah Sakit St Carolus di Jakarta dan Rumah Sakit Gunung Muria di Minahasa dan didirikan pusat kesehatan jiwa masyarakat di Jakarta dan Surabaya.Mulai tahun 2000 keperawatan jiwa di Indonesia mulai bergerak maju. Hal ini ditandai dengan penanganan perawatan mandiri pada keperawatan jiwa, dengan ditetapkannya standar penanganan pada pasien gangguan jiwa dengan 4 masalah besar yang ditemukan. Pada tahun 2002 diperkenalkan bangsal perawatan percontohan paa pasien jiwa atau dikenal dengan Model Pelayanan Keperawatan Profesional Pemula (MPKPP). Dengan adanya MPKPP ini perawatan dan penanganan pasien lebih terstruktur dan tingkat kesembuhan meningkat.Adanya berbagai bencana di Indonesia telah menggugah bidang kesehatan terutama bidang keperawatan jiwa untuk lebih meningkatkan kontribusi dalam pemulihan kondisi masyarakat yang mengalami gangguan psikologis hebat.di daerah pasca bencana dan pasca konflik, keperawatan jiwa telah mencanangkan sebuah program rehabilitasi yaitu Community Mental Helath Nursing (CMHN). Di Nangroe Aceh Darusalam, Poso, NTB, program ini telah berjalan meskipun masih dalam tahap basic. Pada organisasi profesi, keperawatan jiwa telah mempunyai wadah organisasi yang disepakati berdasarkan hasil kongres Himpunan Perawat Kesehatan Jiwa Indonesia I di Magelang awal Desember 2006 dengan nama Ikatan Perawat Kesehatan Jiwa Indonesia.Keperawatan jiwa terus berupaya mengembangkan diri dengan diadakannya Konferensi Nasional (Konas) setiap tahunnya. Konas jiwa pertama kali diselenggarakan di Bandung, kemudian Jogyajarta, dan Semarang. Keputusan yang ditetapkan pada Konas diantaranya adalah adanya 10 masalah besar pada keperawatan jiwa dan penggunaan diagnosa tunggal pada rumusan masalah keperawatan jiwa.

B. SEJARAH PSIKIATRIBerikut ringkasan kejadian kejadian penting yang mempengaruhi perkembangan Keperawatan Psikiatri : Tahun 1856 1929 : Emil Kreepelin mebedakan antara depresi psikosis manicdan schizoprenia dan menyatakan bahwa schizoprenia tidak dapat disembuhkan. Tahun 1856 1939 : Sigmund Freud memperkenalkan teori psikoanalisis dan terapinya. Dia menjelaskan perilaku manusia dalam tahapan psikologi dan membuktikan bahwa perilaku dapat berubah dalam situasi tertentu. Tahun 1857 1939 : Eugene Bleur menjelaskan gangguan psikotik padaschizophrenia (sebelumnya disebut dementia praecox) Tahun 1870 1937 : Alfred Adler mempelajari tentang obat obatanpsikosomatik yang mengarah pada organ luar sebagai penyebab kausatif. Tahun 1875 1961 : Carl Jung menjelaskan jiwa manusia . Tahun 1920 : Harriet Bailey menulis buku keperawatan Psikiatrik yang pertama(Nursing Medical Disease) Tahun 1930 an : Terapi shock insulin, Obat Pentylnetetrazol (Metrazol), ECTdan Prefrontal lobotomy untuk tindakan pasien penyakit mental dengan gangguanpsikotik. Munculnya International Committee for Mental Hygiene. Gerakan Hill-Burton mendirikan unit psikiatri. Tahun 1940 : Gerakan kesehatan mental menyusun kurikulum pendidikan keperawatan untuk spesialis klinik pada tahun 1946. Tahun 1946 s/d 1971 : Gerakan kesehatan mental nasional membuka programpelatihan profesi, Organisasi dunia untuk kesehatan mental mengadakan reset danpendidikan. Tahun 1947 : Helen Render menulis buku Hubungan PerawatPasien diPsikiatri Tahun 1952 : Hildegard E. Peplau menulis buku Hubungan personal dikeperawatan sebagai dasar untuk hubungan perawat-pasien. Tahun 1963-1979 : Perbaikan tingkat ekonomi menekan bertambahnya gangguan jiwa. Amerika meluluskan 50 lulusan perawat psikiatrik. Adanya RSJswasta dan unit Psikiatrik. Perusahaan asuransi memberikan jaminan asuransipada perawatan psikiatrik. Diijinkannya pasien untuk hidup di masyarakat denganmenitikberatkan pada pemberian pendidikan kepada pasien mengenai kegiatan sehari hari dan perawatan diri. Perawat perawat Amerika dan Kanada membentuk North American Nursing Diagnosis Association (Asosiasi Diagnosa Keperawatan Amerika Utara). Tahun 1980 an : Gerakan Sistem Kesehatan Mental (1980), yang disusun untuk memperkuat kemampuan masyarakat dan mengembangkan inisiatif inisiatif baru, belum pernah diimplementasikan sampai dengan tahun 1981.Gerakan rekonsiliasi Tahun 1990 an : Munculnya jaminan asuransi Pada tahun 1970-1980, perawatan beralih dari perawatan rumah sakit jangkapanjang ke lama rawat yang lebih singkat. Fokus perawatan bergeser ke arah community based care / service (Pengobatan berbasis komunitas). Pada tahun-tahun ini banyak dilakukan riset dan perkembangan teknologi yang pesat.Populasi klien di rumah sakit jiwa yang besar berkurang, sehingga banyak rumah sakit yang ditutup. Pusat-pusat kesehatan komunitas jiwa sering tidak mampu menyediakan layanan akibat bertambahnya jumlah klien. Tunawisma menjadi masalah bagi penderita penyakit mental kronik persisten yang mengalami kekurangan sumber daya keluarga dan dukungan sosial yang adekuat

C. SEJARAH PERKEMBANGAN DAN UPAYA KESEHATAN JIWA DI INDONESIA SECARA GARIS BESAR.1. Dulu Kala G. jiwa dianggap kemasukanTerapi : mengeluarkan roh jahat2. Zaman Kolonial Sebelum ada RSJ, pasien ditampung di RSU - yang ditampung,hanya yg mengalami gangguan Jiwa berat3. 1 Juli :1882 : RSJ pertama di Indonesia4. 1902 : RSJ Lawang5. 1923 : RSJMagelang6. 1927 : RSJ Sabang di RS ini jauh dari perkotaan Perawat pasien bersifat isolasi & penjagaan (custodial care)- Stigma- Keluarga menjauhkan diri dari pasien7. Dewasa Ini hanya satu jenis RSJ yaitu RSJ punya pemerintah8. Sejak tahun 1910- mulai dicoba hindari costodial care ( penjagaan ketat) & restraints (pengikatan )9. Mulai tahun 1930 - dimulai terapi kerja seperti menggarap lahanpertanian10. Selama Perang Dunia II & pendudukan jepang - upaya kesehatan jiwa tak berkembang Proklamasi - perkembangan baru Oktober 1947 pemerintah membentuk Jawatan Urusan Penyakit Jiwa ( belumbekerja dengan baik) Tahun 1950 pemerintah memperingatkan Jawatan Urusan Penyakit Jiwa - meningkatkan penyelenggaraan pelayanan11. Tahun 1966 PUPJ Direktorat Kesehatan Jiwa UU Kesehatan Jiwa No.3 thn 1966 ditetapkan oleh pemerintah Adanya Badan Koordinasi Rehabilitasi Penderita Penyakit Jiwa ( BKR-PPJ) Dgn instansi diluar bidang kesehatan12. Tahun 1973 - PPDGJ I yg diterbitkan tahun 1975 ada integrasi dgnpuskesmas13. Sejak tahun 1970 an : pihak swastapun mulai memikirkan masalahkes. Jiwa14. Ilmu kedokteran Jiwa berkembang Adanya sub spesialisasi seperti kedokteran jiwa masyarakat, Psikiatri Klinik, kedokteran Jiwa Usila dan Kedokteran Jiwa Kehakiman Setiap sub Direktorat dipimpin oleh 4 kepala seksi Program Kes. Jiwa Nasional dibagi dalma 3 sub Program yang diputuskan pd masyarakat dengan prioritas pd Heath Promotion15. Sub Program Perbaikan Pelayanan : Fokus Psychiatic medical Care-Penekanan pada curative service ( treatment) dan rehabilitasi Sub Program untukpengembangan sistem- Fokus pada peningkatan IPTEK, Continuing education, research administrasi dan manajemen, mental health information Sub Program untuk establishment community mental health : Diseminasi Ilmu- Fasilitasi RSJ swasta - perijinan- Stimulasi konstruksi RSJ swasta- Kerja sama dgn luar negeri :ASEAN, ASOD, COD, WHO dan AUSAID etc

D. KEPERAWATAN JIWA DI ABAD 20 DI INDONESIASekolah perawatan menawarkan bermacam-macam program dalam keperawatan psikiatrik. Pada prakteknya sekolah keperawatan biasanya mengarahkan topik-topik mengenai perilaku manusia atau kesehatan mental atau gangguan mental, dan dapat diintegrasikan kedalam beberapa mata kuliah seperti pediatric, obstretri dan gerontology. Pengalaman klinik Keperawatanpsikiatrik didapat dalam jangka lebih dari satu tahun, meskipun evaluasi dilakukan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang mencakup konsep dasarkesehatan mental. Jika seorang perawat ingin mendapatkan Register Nurse (perawat terakreditasi) harus melalui suatu latihan, dimana pengalaman klinikkeperawatan psikiatrik dapat digunakan untuk mencapai Register Nurse.Mata kuliah keperawatan psikiatrik dilaksanakan selama 5-10 minggu denganatau tanpa rotasi klinik dan dalam kerangka kesehatan mental atau psikiatrik. Dibeberapa institusi konsep keperawatan psikiatrik diintegrasikan dalam 2 semester, setelah pokok bahasan perkembangan psikologi dan penyimpanganpsikologi. Pengalaman keperawatan psikiatrik diterapkan di unit kedokteranpsikiatrik, rumah sakit jiwa swasta, pelayanan psikiatrik, atau pelayanan kesehatan mental masyarakat. Tindakan keperawatan yang dilakukan dibawahpengawasan perawat teregistrasi (RN) Program diploma biasanya memberikan waktu lebih untuk keperawatan psikiatrik dan pengalaman klinik, dan menekankan pada konsep dasar, prosespengkajian, statistik, dinamika kelompok, pendidikan keluarga dan pasien,tentang peran perawat dalam pencegahan Sekolah tinggi/universitas menawarkan program pasca sarjana jurusanpsikiatrik atau keperawatan kesehatan mental selama 48 50 jam kuliah,pengalaman klinik, penelitian, tugas mandiri dan praktikum. Mata kuliah difokuskan pada kepemimpinan, kehidupan sehari-hari, dasar-dasar konsep,dasar phisiologi, pengkajian klien. Lulusan dapat menjadi perawat spesialis atau perawat klinik, tergantung kepada mata kuliah yang tersedia.Akhir-akhir ini, lahan keperawatan psikiatrik memberikan bermacam-macamkesempatan untuk penjurusan (spesialisasi). Seperti dapat bekerja sebagaiperawat di rumah sakit umum, praktek swasta, konsultan, pengajar dan sebagainya.Pengalaman keperawatan jiwa siswa menjadi dasar yang kuat untukmendapatkan kesempatan berkarier setalah lulus. Beberap contoh tempat melakukan pelayanan keperawatan jiwa seperti di : keperawatan maternitas,keperawatan onkologi, keperawatan okupasi/industri, keperawatan kesehatan masyarakat, kantor keperawatan dan ruang keperawatan gawat darurat.Awal abad 21, fokus perawatan pada preventif atau pengobatan berbasis komunitas, yang menggunakan berbagai pendekatan, antara lain melalui pusat kesehatan mental, praktek, pelayanan di rumah sakit, pelayanan day care,home visite dan hospice care. Pada saat ini banyak terjadi perubahan yang signifikan dalam perawatan kesehatan jiwa. Managed care menghubungkan struktur dan layanan baru. Seorang manajer kasus ditugaskan untukmengkoordinasikan pelayanan untuk klien individu dan bekerja sama dengantim multidisipliner. Alat-alat manajemen klinis yang menunjukkan organisasi, urutan dan waktu intervensi yang diberikan oleh tim perawatan untuk satu gangguan yang teridentifikasi pada klien. Pemberian dan pemfokusan layananpencegahan primer (bukan hanya perawatan berbasis penyakit); mencakup identifikasi kelompok-kelompok berisiko tinggi dan penyuluhan untukmencegah gaya hidup guna mencegah penyakit.Analisa Perkembangan Keperawatan Jiwa Dahulu dan Sekarang Pada awalnya perawatan pasien dengan gangguan jiwa tidak dilakukan olehpetugas kesehatan (Custodial Care) (tidak oleh tenaga kesehatan). Perawatanbersifat isolasi dan penjagaan. Baru sekitar tahun 1945-an fokus perawatan terletak pada penyakit, yaitu model kuratif (model Curative Care). Perawatanpasien jiwa difokuskan pada pemberian pengobatan.Baru tahun 1950 fokus perawatannya mulai befokus pada klien, anggota keluarga tidak dianggap sebagai bagian dari tim perawatan. Awal abad 21, fokus perawatan pada preventif atau pengobatan berbasiskomunitas, yang menggunakan berbagai pendekatan, antara lain melalui pusat kesehatan mental, praktek, pelayanan di rumah sakit, pelayanan day care, homevisite dan hospice care. Seiring perkembangan keperawatan jiwa di dunia, perkembangan di Indonesiapun turut berkembang. Hal ini dimulai sejak zaman Kolonial. Sebelum ada RSJ di Indonesia, pasien gangguan jiwa ditampung di RS Sipil atau RS Militer di Jakarta,Semarang, dan Surabaya, yang ditampung pada umumnya penderita gangguanjiwa berat. Kemudian, mulailah didirikan beberapa rumah sakit jiwa. Pada saat ini, keperawatan jiwa mulai menjadi bagian klinik khusus. Sebelumnya paraperawat berperan sebagai manajer dan koordinator kegiatan dengan melaksanakanperawatan terapeutik sesuai dengan model dasar medis. Pada saat ini dalam pendekatan keperawatan jiwa kita menggunakan beberapa metode konseptual yaitu psychoanalytical (freud, Ericson), interpersonal (Sullivan, peplau), social (caplan, szasz), existensial (ellis, rogers), supportive therapy (wermon, rockland), medica (meyer, kraeplin). Dengan studi lanjutan danpengalaman praktek klinik di bidang perawatan psikiatrik, para ahli spesialis danpraktisi perawat mendapat pengetahuan yang banyak dalam perawatan danpencegahan gangguan psikiatrik.

BAB 3PENUTUPA. KesimpulanBahwa perkembangan keperawatan di Indonesia dipengaruhi oleh kondisi social ekonomi yaitu pada saat penjajahan colonial Belanda, Inggris, Jepang. dalam pendekatan keperawatan jiwa kita menggunakan beberapa metode konseptual yaitu psychoanalytical (freud, Ericson), interpersonal (Sullivan, peplau), social (caplan, szasz), existensial (ellis, rogers), supportive therapy (wermon, rockland), medica (meyer, kraeplin).B. SaranKita sebagai perawat atau calon perawat tidak boleh melupakan sejarah perjuangan keperawatan jiwa di Indonesia yang selalu dipandang sebelah mata di depan khalayak umum dan harus terkobarkan semangat juang demi membantu oran yang mengalami gangguan jiwa agar sembuh seperti semula.

DAFTAR PUSTAKA Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3.Jakarta : EGCTownsend, M.C. (1995). Buku Saku : Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan Psikiatri : Pedoman untuk pembuatan rencana perawatan. (ed. Indonesia).Jakarta : EGC Riyadi Sujono, Purwanto Teguh.2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Graha Ilmu. Jurnal Sejarah perkembangan Keperawatan Jiwa di Indonesia http://bestifyna04.multiply.com/journal/item/23 diakses tanggal 11 januari 2015