sejarah kalender masehi - oif.umsu.ac.id · steroid merupakan sebuah batu angkasa dengan berbagai...
TRANSCRIPT
Sejarah Kalender Masehi
Majalah OIF UMSU Redaksi : Jl. Denai, No 217 Medan 20226.Telp/WA : 0853 6116 2933 E-mail : [email protected]
Fb : Observatorium Ilmu Falak UMSU Website : www.oif.umsu.ac.id
Penasehat Ahli : Agussani (Rektor UMSU)
Badan Pembina : Nawir Yuslem
Gunawan
Sulidar
Muhammad Qorib
Pimpinan Umum : Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar
Dewan Redaksi : Marataon Ritonga
Hariyadi Putraga
Abu Yazid Raisal
Khairul Bariah Ritonga
Nova Anggraini
Riskiyan Hadi
Leo Hermawan
Dimas Praslisetyo
Editor : Niki Alma Febriana Fauzi
Desain & Layout : Muhammad Hidayat
Majalah OIF UMSU menerima kiriman tulisan dari para pembaca. Panjang tulisan maksimal 5000
karakter dikirim via email disertai alamat lengkap, no. Telp/hp. Semua naskah masuk menjadi
milik Majalah OIF UMSU dan tidak dikembalikan.
Susunan Redaksi
Daftar Isi :
OIF UMSU Memotret Semesta Demi Iman
dan Peradaban
Asteroid Diprediksi Melintasi Bumi Pada September 2019_1 Sejarah Kalender Masehi_ 3
Sinar Matahari dan Cahaya Bulan_ 7 Mengenal KLJ: KAMERA LUBANG JARUM_ 9 Sistem Magnitudo Bintang_ 11 Apa Itu Micromoon? _ 13
Agama Islam dan Penghuni Angkasa Luar Karya Muhammad Arsyad Thalib Lubis (w. 1392 H/1972 M)_ 15 Wawancara Tokoh _ 17 Bantahan Flat Earth_ 21
Revitalisasi & Strategi Ilmu Falak dalam Perspektif Sosial Media_ 25 Parker Solar Probe Berada pada Jarak Terdekat dengan matahari pada Bulan September 2019_ 27 BERMAIN SAMBIL BELAJAR DENGAN ROKET AIR_ 29
OIF Inside _ 31
MUHARRAM
Muharram adalah bulan ke-1 dalam Kalender Islam, dinamakan demikian karena
pada waktu itu (pra-Islam) masyarakat dilar ang melakukan peperangan. Pada bulan ini
juga dahulu para raja begitu mengagungkan bulan ini dengan tidak melakukan aktifitas
apa-apa melainkan hanya duduk santai di singgasana.
Beberapa peristiwa penting di bulan Muharram:
1. Diterimanya taubat Nabi Adam
2. Dilahirkannya Nabi Musa
3. Dingin (sejuk)nya api di tangan Nabi Ibrahim
4. Diangkatnya azab kaum Nabi Yunus
5. Kembalinya penglihatan Nabi Ya’qub
6. Dikeluarkannya Nabi Yusuf dari penjara
7. Nabi Sulaiman diberi singgasana
Muharram 1441 H
Ijtima’ : Jum’at 30 Agus 2019 Pk 17:37 WIB
Tinggi Hilal (di Medan) : +00° 20' 26"
1 Muharram : Ahad 1 Sept 2019 M
Sumber: Al-Qazwainy, ‘Ajā’ib al-Makhlūqāt wa Gharā’ib al-Maujūdāt, Tahkik:
Muhammad bin Yusuf al-Qadhi (Cairo: Maktabah ats-Tsaqāfah ad-Dīniyyah, t.t.)
T A J U K
“ Al-Battani adalah guru orang-orang (astronom) Eropa yang memperkenalkan terminologi-terminologi astronomi
yang digali dari bahasa arab” (W. Durant)
UMSU Unggul, Cerdas, Terpercaya
Ilustrasi asteroid mendekati bumi ( Sumber : ESA )
A
S A J I A N UTAMA
Asteroid Diprediksi Melintasi Bumi Pada September 2019
Dengan adanya lintasan yang menuju ke arah matahari, maka ada kemungkinan pula
orbit dari asteroid tersebut akan berdekatan ataupun masuk ke dalam orbit bumi.
Beberapa waktu lalu pernah muncul suatu isu tentang sebuah asteroid besar yang
sedang dalam perjalanan menuju ke arah bumi dan diperkirakan akan menghantam bumi
pada satu sisi. Seperti pada tahun 2013, terdapat asteroid yang masuk ke bumi dan
meledak di kota Chelyabinsk. asteroid ini berukuran 20 meter, namun ledakannya bisa
menghancurkan lebih dari 7.200 gedung dan dapat melukai lebih dari 1.400 jiwa.
Adapun batu angkasa yang akan segera mampir itu dikenal dengan asteroid 2006
QV89 yang ditemukan oleh Catalina Sky Survey di Arizona pada Agustus tahun 2006 dan
berukuran sekitar 100 kaki (30 – 40 meter). asteroid ini hanya teramati sekitar 10 hari
setelah astronom melakukan pengukuran titik pada gambar angkasa dan tidak cukup
waktu untuk memperkirakan potensi ancamannya pada saat itu.
steroid merupakan sebuah batu angkasa dengan berbagai ukuran, yang biasanya diketahui berada mengorbit di antara orbit planet Mars dan Jupiter.
Namun, terdapat pula batu besar yang digolongkan ke dalam kelas asteroid
yang juga mengorbit mendekati dan menjauhi matahari seperti komet.
Oleh : Hariyadi Putraga
Sept 2019 | 1
Sept 2019 | 2
S A J I A N UTAMA
Sekarang, setelah asteroid itu terlihat kembali pada bulan Agustus, maka
dilakukanlah perhitungan dan pengukuran untuk melihat lintasannya di masa depan.
Para peneliti menyampaikan bahwa batu angkasa itu tidak menjadi ancaman untuk
bumi paling tidak untuk beberapa abad.
Europa Space Agency (ESA) menyampaikan bahwa asteroid 2006 QV89 yang
akan melintas mendekati bumi pada 9 September tidak akan menghantam bumi. Saat
ini asteroid 2006 QV89 digolongkan oleh astronom ke dalam kelas “No Hazard” atau
tidak berbahaya.
Dalam perhitungan yang dibuat oleh NASA dinyatakan bahwa asteroid ini
hanya akan mendekat ke bumi pada September 2019. Sebelumnya, asteroid ini
masuk ke dalam daftar objek beresiko milik ESA, sebagaimana banyak objek lainnya.
Pada kasus asteroid 2006 QV89, perlu diperhatikan bahwa asteroid ini memiliki nilai
0 pada skala Torino, yang mengindikasikan status yang tidak berbahaya.
Diperkirakan pada bulan September batu angkasa ini akan berada pada jarak 6,8 juta
kilometer dari bumi atau sekitar 17 kali jarak bumi ke Bulan. Walaupun masuk ke
dalam kategori beresiko, tetapi ia tidak masuk ke dalam daftar prioritas
penganggulangan.
Banyak asteroid yang muncul sementara dalam daftar beresiko dikarenakan
ketidakpastian pada orbit mereka. Ketidakpastian ini biasanya dikarenakan objek
tersebut baru saja ditemukan oleh observatorium dan hanya terlihat pada beberapa
malam setelah ia ditemukan. Setelah asteroid ini dapat diamati kembali, maka
selanjutnya astronom membuat program modeling untuk orbit asteroid.
Jadi, bagaimana untuk melihat asteroid ini melintas? Menurut ESA, asteroid
2006 QV89 akan mencapai kecerahan maksimum pada magnitudo +21,9 di
pertengahan September, yang artinya batu angkasa ini akan terlihat redup dan akan
sangat sulit terlihat oleh kebanyakan teleskop, kecuali yang berukuran sangat besar
dan bertipe instrumen observatorium seperti VLT (Very large Telescope).
Dalam skala yang dilihat dari
sistem tata surya ini, lintasan
dari asteroid itu (putih) seperti
memotong orbit bumi. Tetapi
asteroid yang akan melintas
pada september 2019 ini tidak
akan berada begitu dekat
dengan bumi. Kemungkinan
asteroid ini menabrak bumi
sebenarnya hanya 1 banding
7299 dan akan kembali
mendekat lagi pada tahun
2032, 2045, dan 2062
mendatang.
Sept 2019 | 3
S A J I A N UTAMA
Sejarah Kalender Masehi
Gambar https://www.wikiwand.com
Kalender Masehi adalah sistem kalender yang digunakan oleh masyarakat dunia hari
ini. Kalender ini berdasarkan sistem matahari, dan oleh karena itu kalender ini disebut juga
dengan Penanggalan Matahari. Penanggalan matahari sendiri adalah penanggalan yang
didasarkan pada peredaran rata-rata bumi mengelilingi matahari. Penanggalan ini juga
dikenal dengan tahun tropical (sanah al-madariyyah) yaitu periode berakhir dan berlalunya
dua kedudukan di matahari dari titik aries (madār al-ḥamal) secara semu di sekitar bumi
dengan waktu hakiki 365 hari 5 jam 48 menit 46 detik atau 365,2422 hari. Periode ini
sekaligus menggambarkan satu rangkaian siang dan malam. Dalam perjalanan awalnya,
terdapat keragaman mengenai panjang tahun matahari ini. Ada yang menetapkan 360 hari,
365 hari, 365,25 hari dan 366 hari. Demikian lagi mengenai bilangan bulan-bulannya.
Sebelum berdirinya kerajaan Roma, kalender Masehi (yang pada awalnya disebut
kalender Romawi kuno) memiliki 10 bulan yang jumlah harinya 304 hari dalam setahun.
Waktu itu Maret dijadikan sebagai bulan pertama, sedangkan Desember sebagai bulan
terakhir. Adapun Januari dan Pebruari tidak diperhitungkan dalam kalender ini. Adapun 10
bulan dalam kalender Romawi Kuno (yang berikutnya menjadi penanggalan Masehi) itu
adalah: Martius (Maret), Aparailis (April), Maius (Mei), Junius (Juni), Quintilis (Juli), Sextilis
(Agustus), September (September), October (oktober), November (Nopember), dan
December (Desember). Nama-nama bulan ini sendiri memiliki kaitan dengan Dewa bangsa
Romawi kala itu. Bulan Maret misalnya berasal dari Dewa Mars, bulan Mei berasal dari nama
dewa Maia, bulan Juni berasal dari nama dewi Juno, demikian seterusnya.
Oleh : Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar
S A J I A N UTAMA
Gambar https://www.wikiwand.com
Penanggalan Masehi adalah penanggalan
yang dipakai secara internasional, oleh
kalangan gereja dinamakan Anno Domini
(AD). Penanggalan Masehi adalah
sebutan untuk penanggalan atau
penomoran tahun yang digunakan pada
kalender Julian dan Gregorian. Pada
awalnya penanggalan di kekaisaran
Roma ditetapkan berdasarkan berdirinya
Kota Roma. Melalui perintah Kaisar
Justinian, seorang Rahib Katolik,
Dionisius Exoguus pada tahun 527 M
ditugaskan pimpinan Gereja untuk
membuat perhitungan tahun dengan
dasar tahun kelahiran Yesus. Oleh karena
itu pula penanggalan ini menggunakan
istilah Masehi (M) dan Sebelum Masehi
(SM) yang merujuk pada kelahiran Nabi
Isa (Yesus) atau Mesias (Masehi).
Kata Masehi sendiri dalam bahasa
Arab disebut “al-masih”. Kata ini dalam
Alkitab bahasa Arab dipakai untuk
istilah bahasa Ibrani "Mesiah" atau
"Mesias".
Dalam bahasa Latin penanggalan ini
disebut Anno Domini (disingkat AD yang berarti
Tahun Tuhan) yang dipakai luas di dunia.
Dalam bahasa Inggris pada zaman modern
muncul istilah Common Era yang disingkat CE
(secara bahasa bermakana Era Umum),
sedangkan waktu sebelum tahun 1 digunakan
istilah Before Christ (BC) yaitu
sebelum kelahiran Kristus, atau Before Common
Era (BCE) yaitu Sebelum Era Umum.
.
Masa sebelum kelahiran Yesus dinamakan masa (tahun) sebelum Masehi. Semua
peristiwa dunia sebelumnya dihitung mundur. Tahun kelahiran Yesus sendiri dihitung
sebagai tahun pertama atau awal perjanjian baru. Tahun kelahiran Yesus itu sendiri
langsung ditetapkan sebagai tahun 1, sedang tahun sebelumnya adalah tahun 1
Sebelum Masehi (atau tahun -1 SM), yang artinya dalam kalender Masehi tidak dikenal
istilah tahun 0. Hal ini dimaklumi karena, angka nol sendiri baru muncul pada abad ke-
8 M oleh matematikawan Muslim terkenal bernama Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi
yang dikenal dengan konsep Aljabarnya.
Sept 2019 | 4
Gambar https://www.wikiwand.com
S A J I A N UTAMA
Seperti diketahui, penanggalan Masehi ini adalah penanggalan berdasarkan
sistem matahari dan terhitung sebagai penanggalan yang paling banyak digunakan di
dunia hingga saat ini. Hal ini antara lain disebabkan tetapnya panjang (masa) tahunnya,
dan keterkaitan dan ketepatannya dengan fenomena alam khususnya perubahan musim
(cuaca) dan pertanian. Diantara jenis-jenis kalender sistem matahari yang pernah eksis
di dunia adalah: Kalender Mesir kuno, Kalender Romawi kuno, Kalender Julian, Kalender
Gregorius, Kalender Suriah, dan lain-lain. Belakangan, Kalender Masehi disebut juga
dengan kalender Gregorius, yaitu kalender berdasarkan peredaran matahari dengan
masa satu tahunnya 365,2422 atau 365 hari 5 jam 48 menit 46 detik. Kalendar ini
merupakan lanjutan dari Kalender Julian yang digunakan secara internasional, kalender
Julian sendiri merupakan lanjutan dari kalender Romawi Kuno. Kalendar Gregorius
muncul karena Kalendar Julian dinilai terjadi sedikit kekeliruan, sebab permulaan musim
bunga (21 Maret) terus semakin maju, sehingga perayaan hari Paskah yang sudah
disepakati sejak Konsili Nicea pada tahun 325 M tidak tepat lagi.
Satu tahun dalam penanggalan Julian berjumlah 365,25 hari, sementara perputaran bumi mengelilingi matahari sesungguhnya berlangsung selama 365,2422 hari sehingga ada selisih sekitar 0,00780121 hari (365,25 hari – 365,2422 hari =
-0,0078 hari). Dalam praktiknya, sisa pecahan ini (-0,0078) dibulatkan menjadi satu
hari dan diletakkan pada bulan Februari pada tiap-tiap tahun yang keempat.
Sept 2019 | 5
Gambar https://www.wikiwand.com
S A J I A N UTAMA
Penggunaan terus menerus seperti ini mengakibatkan hingga tahun 1582 M
terakumulasi kesalahan sebanyak 10 hari. Berikutnya lagi dalam satu milenium (1000
tahun) terakumulasi selisih kesalahan sebanyak 7-8 hari. Hingga saat ini jumlah hari
kesalahan tersebut telah mencapai 13 hari yang dikenal dengan Anggaran Gregorius
(AG), nisbah kepada Paus Gregorius XIII (raja Vatikan).
Untuk mengatasi selisih 0,0078 hari ini dilakukanlah aturan sebagai berikut:
untuk tahun-tahun abad (seperti tahun 1700, 1800, 1900, 2100, 2200, 2300 dan
seterusnya) apabila setelah dibagi 400 tanpa sisa berarti ia tahun kabisat (bulan
Pebruari tahun itu 29 hari), namun apabila bersisa maka tahun basitat (bulan Pebruari
tahun itu 28 hari). Adapun tahun-tahun seperti 1897, 1987, 1992, 1998, 2013 dan
seterusnya, apabila setelah dibagi 4 tanpa sisa maka ia tahun kabisat, sedang apabila
bersisa maka tahun basitat. Dengan aturan ini Kalendar Gregorius tetap berjumlah
365,2422 hari dalam setahun. Karena itulah pada tahun 1582 tepat hari Jum'at, 04
Oktober 1582, melalui satu dekrit ditetapkan keesokan harinya Jum’at, 15 Oktober 1582
M. Sejak saat itu kalender ini dikenal dengan Kalender Gregorius, yang berikutnya hari
ini disebut Kalender Masehi atau Kalender Miladiyah.[]
Sept 2019 | 6
Gambar https://www.wikiwand.com
Orionids
Aktif sejak 23 September hingga 27 september.
Orionids
Aktif sejak 23 September hingga 27 september.
Sept 2019 | 7
K h a z a n a h
Sinar Matahari dan Cahaya Bulan
Oleh : Marataon Ritonga
Gambar: Dokumentasi Tim OIF
Allah berfirman {Q.S. al-Furqan :61} “Maha suci Allah yang telah menjadikan gugusan-
gugusan bintang dan Dia menjadikan juga matahari dan bulan yang bercahaya”.
Matahari dan bulan adalah ciptaan Allah. Keduanya selalu saling membutuhkan dan itu
merupakan bukti kebesaran Allah dan keberadaan Nya.
Matahari adalah sebuah bintang, yang tidak jauh berbeda dengan bintang-bintang
lainnya yang terlihat ketika mengamati langit malam. Yang membedakan bintang
matahari dengan bintang lainnya adalah jaraknya dari bumi. Bintang di langit berjarak
jutaan, bahkan miliaran kali jarak matahari ke bumi sehingga cahaya bintang yang
sampai ke bumi sudah lemah. Jarak antara matahari ke bumi hanya 150 juta kilometer.
Karena begitu dekatnya, pancaran radiasi matahari sangat terasa di bumi. Pancaran
inilah yang menjadi sumber energi bagi kehidupan di permukaan bumi, yang selalu
menyediakan energi yang dibutuhkan secara terus-menerus. Kehidupan di permukaan
bumi ini dimungkinkan bisa berlanjut karena adanya energi yang diberikan matahari.
Misalkan saja tiba-tiba matahari padam, maka segala kehidupan dipermukaan bumi ini
pasti musnah, bumi akan terasa menjadi dingin, gelap dan sepi. Inilah sebabnya
matahari menduduki tempat yang sangat penting dalam kehidupan di permukaan bumi
ini terutama oleh manusia dan makhluk hidup lainnya. Sinar matahari (99%) dibutuhkan
di bumi ini untuk melanjutkan kehidupan semua makhluk hidup. Meskipun matahari
yang banyak memberikan energinya untuk kebutuhan di bumi ini akan tetapi bintang
matahari hanyalah salah satu bintang dari jutaan bintang yang ada dalam Bimasakti.
Ukuran matahari jauh lebih besar dari planet bumi. Matahari merupakan salah satu
bintang yang kecil yang ada di alam semesta. Matahari memancarkan energi ke semua
arah, dan cuaca serta iklim kita juga tergantung kepada energi matahari tersebut. Umur
matahari saat ini diperkirakan sudah mencapai (4,6 miliar tahun) dan dapat
dikategorikan matahari merupakan salah satu bintang yang tidak terlalu tua dan tidak
terlalu muda.
K h a z a n a h
Walaupun matahari dikategorikan bintang yang kecil dibandingkan dengan bintang
yang lainnya, akan tetapi matahari juga masih dikategorikan bintang besar. Dikatakan
demikian karena seandainya satu juta planet seukuran bumi dimasukkan ke dalam
matahari, ia masih dapat menampungnya. Namun demikian matahari terlihat begitu
kecil karena jaraknya yang jauh dari bumi. Walaupun matahari sejauh itu dari bumi,
matahari sangat terang sehingga manusia yang ada di bumi tidak boleh langsung
melihatnya karena dapat merusak mata. Semua kondisi cuaca terjadi karena panas
dari matahari membuat angin terus bergerak. Saat menjadi panas, permukaan bumi
memanaskan udara. Panas dari matahari membuat air laut menguap dan membentuk
awan. Saat awan menjadi dingin, embunnya pun jatuh sebagai hujan. Seperti inilah
fungsi besar sinar matahari bagi kehidupan makhluk di planet bumi. Diameter matahari
sekitar 108 kali diameter bumi.
Bulan adalah benda langit nomor dua paling terang di langit setelah matahari. Bulan
merupakan satu-satunya satelit alami yang dimiliki oleh bumi. Diameter bulan itu
sekitar 3476 kilometer. Bulan yang kita lihat di langit malam dengan cahayanya yang
tajam merupakan hasil dari pantulan sinar matahari. Bulan tidak memiliki cahaya
sendiri melainkan hanya dapat memantulkan cahaya dari matahari. Bulan memberikan
pengaruh besar pada kehidupan makhluk di bumi. Beberapa jenis hewan dan
tumbuhan memiliki siklus kehidupan yang mengikuti siklus fase bulan. Masih banyak
lagi aspek mengenai bulan yang banyak berpengaruh pada kehidupan manusia.
Penentuan awal bulan kamariah (kalender Islam) memakai peredaran bulan sebagai
patokannya.
Gambar: Dokumentasi Tim OIF
Sept 2019 | 8
Sept 2019 | 9
Sajian Khusus Sajian Khusus
Mengenal KLJ: KAMERA LUBANG JARUM
Kamera Lubang Jarum
Kamera lubang jarum atau disebut juga pin hole adalah kamera yang paling sederhana.
Kamera tersebut terdiri dari kotak cahaya, beberapa film, dan sebuah lubang jarum.
Lubang jarumnya merupakan sebuah lubang yang sangat kecil dan sederhana, seperti
ketika jarum melubangi sehelai alumunium foil yang tebal. Kamera lubang jarum berasal
dari penemuan teori pembentukan citra melalui sebuah lubang kecil dari seorang ilmuwan
cina China yang bernama Mo Ing pada abad ke-5 SM. Ia berpendapat “sinar bergerak
melalui garis lurus dan suatu objek akan memantulkan sinar ke segala penjuru”. Pada
prinsipnya, kamera lubang jarum bekerja berdasarkan teori optis; cahaya yang masuk
melalui lubang kecil, kemudian memproyeksikan gambar terbalik pada bidang datar.
Oleh : Riskyan Hadi
Gambar: Dokumentasi Tim OIF
Tahukah anda, kamera
yang kita gunakan saat ini
berawal dari sebuah kotak
yang diberi lubang kecil
dimana lubang kecil
tersebut berfungsi sebagai
lensa pada kamera. Kamera
ini disebut dengan kamera
lubang jarum (pin hole)
Gambar yang terbentuk disebabkan karena
sinar (cahaya) masuk melalui celah lubang
kecil, lalu bayangan obyek yang berada di luar
terpantulkan ke ruang film sehingga
membentuk bayangan obyek/gambar yang
terbalik. Fokus obyek bergantung pada
besarnya lubang yang dibuat. Jika lubang
terlalu besar, maka akan membuat bayangan
menjadi kabur. Akan tetapi jika lubangnya
berukuran kecil, gambar akan terlihat fokus
namun tidak terang. Kamera ini hanya bisa
digunakan untuk sasaran atau objek yang diam
dan terang. Untuk jumlah lubang sendiri jika
lubang lebih dari satu maka gambar yang
terbentuk menjadi eksposur ganda (sebanyak
lubang yang ada).
Gambar : . THE COMPREHENSIVE TECH GUIDE TO PINHOLE
PHOTOGRAPHY (sumber: https://www.diyphotography.net/the-
comprehensive-tech-guide-to)
Sajian Khusus
Sept 2019 | 10
Sejarah Kamera Lubang jarum
Sejarah kamera lubang jarum tidak terlepas dari seorang filsuf China yang
bernama Mo Ti (ke-5 SM). Dia mendapati refleksi gambar di luar ruangan melalui lubang
kecil (pin hole) ke dalam ruangan yang gelap. Fenomena pin hole (lubang jarum) itu
menarik minat banyak ilmuwan. Salah satunya pada abad ke-4 SM, Aristoteles
berpendapat bahwa “mengapa setelah melalui celah segi empat (misalnya anyaman),
sinar matahari tidak membentuk segi empat, melainkan bundar”. Selama 16 abad,
jawaban atas persoalan tersebut belum ditemukan. Teknologi fotografi sederhana mulai
terungkap pada abad ke-10 M. Seorang ahli fisika dan matematika berkebangsaan Arab
bernama Ibnu al-Haytam yang juga dikenal sebagai Alhazen, mencoba membuat formasi
bayangan untuk membuktikan bahwa cahaya mengikuti garis lurus. Dengan melakukan
percobaan mensejajarkan tiga lilin lalu meletakkan sebuah layar berlubang kecil di antara
ketiga lilin dengan dinding, ia lalu menyimpulkan terbentuknya bayangan dikarenakan
cahaya yang masuk melalui lubang kecil. Selain itu Alhazen juga menjelaskan cara
melihat gerhana matahari menggunakan ruangan gelap yang diberi lubang kecil (pin hole)
yang menghadap matahari.
Untuk pertama kalinya, prinsip kerja Alhazen berhasil dikembangkan oleh Reinerus
Gemma Frisius (1545), seorang ahli fisika dan matematika dari Belanda yang diterapkan
pada prinsip kamera obscura. Kamera obscura adalah kamera pertama yang menggebrak
dunia fotografi (Kamera = ruangan, obscura = gelap ). Bagian kamera ini adalah sebuah
kamar gelap tertutup yang hanya memiliki lubang kecil. Cahaya hanya masuk melalui
lubang kecil tersebut. Jika kamera dihadapkan pada benda yang diterangi cahaya, pada
dinding kamera yang berhadapan dengan lubang akan terbentuk gambar proyeksi terbalik
dari benda tersebut. Percobaan pun banyak dilakukan oleh para ahli di masa itu, mulai
dari astronom sampai ke ahli matematika, bahkan pada tahun 1452-1519 Leonardo da
Vinci juga telah memanfaatkan kamera tersebut untuk mewujudkan karyanya. Model
rancangan kamera obscura inilah yang menjadi lambang (icon) pin hole, yang juga di
sebut sebagai nenek moyangnya kamera.
Bagian Kamera Lubang Jarum (Pin Hole)
Pada dasarnya Kamera Lubang Jarum (KJL) memiliki empat bagian yaitu :
1. Lensa KJL adalah tempat terdapatnya celah cahaya, yang biasanya terbuat dari
bahan yang sederhana.
2. Celah cahaya adalah tempat masuknya cahaya dari luar yang mengenai film. Celah
cahaya ini dapat disetarakan dengan diafragma (aperture) pada kamera berlensa,
3. Ruang Film adalah bagian dalam kamera yang redup cahaya, biasanya dicat dengan
warna gelap.
4. Jepretan atau penutup celah cahaya ini hampir sama dengan shutter yaitu untuk
menutup dan membuka celah cahaya.
Sistem Magnitudo Bintang
Pada tahun 1830, Herscel berkesimpulan bahwa bintang yang magnitudonya 1 terangnya
100 kali lebih terang dari bintang yang magnitudonya 6. Tahun 1850-an Weber dan
Fechner mengatakan bahwa kepekaan penginderaan manusia bersifat logaritmik.
Sekarang diberikan ketentuan bintang dengan beda magnitudo 1 memiliki beda
kecerlangan 2,512 kali (selisih lima magnitudo berarti perbedaan kecerlangan seratus
kali), jadi jika bintang A memiliki magnitudo 1 dan bintang B memiliki magnitudo 3
berarti bintang A 6,25 kali tampak lebih terang dari bintang B. Perbandingan magnitudo
semu bintang dapat menggunakan rumus Pogson berikut:
Sept 2019 | 11
S Oleh : Abu Yazid Raisal
Sajian Utama
mengklasifikasikan bintang dalam enam kategori, yaitu bintang yang paling terang dan
tampak oleh mata diberi magnitudo 1, dan bintang paling yang paling lemah cahayanya
yang masih bisa dilihat dengan mata telanjang diberi magnitudo 6.
Terang bintang yang terlihat merupakan ukuran dari fluks energi yang diterima oleh
mata. Fluks energi adalah energi dari sebuah bintang yang diterima pengamat per
satuan waktu persatuan luas. Besarnya energi yang dipancarkan oleh suatu bintang ke
ruang angkasa per satuan waktu disebut luminositas (L) bintang. Terang bintang yang
tampak oleh pengamat bergantung pada fluks energi bintang yang sampai di mata
pengamat. Bintang tampak terang bila fluks energinya besar dan tampak lemah bila
fluks energinya kecil. Fluks energi sebanding dengan luminositas bintang dan
berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya dari pengamat.
Setiap malam jika langit cerah kita akan melihat banyak sekali bintang di langit. Bintang adalah benda langit yang dapat memancarkan cahaya
sendiri. Dari sekian banyak bintang di langit yang terlihat ada bintang yang lebih terang dari bintang yang lain. Tingkat terang suatu bintang dikenal
dengan magnitudo. Skala magnitudo berbanding terbalik dengan tingkat terang bintang, artinya makin terang suatu bintang makin kecil skala
magnitudonya. Dalam abad kedua sebelum masehi, Hipparcus telah
m1 adalah magnitudo bintang yang fluksnya E1, dan m2 adalah magnitudo bintang
yang fluksnya E2. Persamaan di atas dikenal sebagai rumus Pogson. Jelaslah bahwa
persamaan (1) hanya memberikan kecerlangan relatif dua objek. Untuk itu, perlu
ditetapkan suatu objek sebagai standar Umumnya, bintang Vega (α-Lyrae) dipilih sebagai
standar dengan mengeset magnitudo semunya (mVega = 0). Namun semakin
berkembangnya alat-alat penelitian yang lebih canggih mengubah nilainya menjadi 0,03
(mVega = 0,03). Sistem magnitudo dibuat dengan mendasarkan diri pada mata manusia
yang memiliki respon tidak linear terhadap cahaya.
24
LE
dπ=
11 2
2
2,5logE
m mE
− = −
No Nama Bintang Rasi Bintang Asensio
Rekta Deklinasi
Mag.
tampak
Mag.
mutlak
Jarak
(tahun cahaya)
1 Sirius Canis Mayor 6j 45m -16o 42’ 58” -1,46 1,4 8,6
2 Canopus Carina 6j 23m -52o 41’ 45” -0,72 -2,5 74
3 Alpha Centauri Centaurus 14j 39m -60o 50’ 07” -0,27 4,4 4,3
4 Arcturus Bootes 14j 15m 19o 10’ 57” -0,04 0,2 34
5 Vega Lyra 18j 36m 38o 47’ 01” 0,03 0,6 25
6 Capella Auriga 5j 16m 45o 59’ 53” 0,08 0,4 41
7 Rigel Orion 5j 14m -08o 12’ 06” 0,12 -8,1 1400
8 Procyon Canis Minor 7j 39m 05o 13’ 30” 0,38 2,6 11,4
9 Achernar Eridanus 1j 37m -57o 14’ 12” 0,46 -1,3 139
10 Betelgeuse Orion 5j 55m 07o 24’ 25” 0,50 1,4 8,6
Sajian Utama
Mata dirancang untuk menahan perbedaan dalam kecerlangan. Ini adalah
keistimewaan mata yang membuatnya dapat berpindah dari ruang gelap ke tempat
yang terang tanpa mengalami kerusakan.
Fluks energi bintang berbanding terbalik dengan kuadran jaraknya, sehingga
terang bintang yang terlihat oleh mata tidak bisa membandingkan mana yang
sebenarnya lebih terang bintang atau lebih lemah dari bintang lainnya. Terang bintang
yang terlihat oleh mata dinamakan magnitudo tampak atau magnitudo semu.
Magnitudo tampak (m) dari suatu bintang, planet atau benda langit lainnya adalah
pengukuran dari kecerahan atau kecemerlangan yang tampak, yaitu banyaknya cahaya
yang diterima dari objek itu kepada pengamat di Bumi.
Gambar 2. 10 bintang paling terang pada malam hari (sumber: https://apod.nasa.gov)
Magnitudo mutlak adalah magnitudo bintang yang terjadi ketika bintang
tersebut berada pada jarak 10 parsek. Nilainya dapat ditentukan apabila magnitudo
semu dan jarak bintang diketahui. Dengan “menempatkan” bintang-bintang pada jarak
yang sama, kita bisa tahu bintang mana yang benar-benar terang. Hubungan antara
magnitudo semu dan magnitudo mutlak suatu bintang dapat dicari dengan
menggunakan persamaan Pogson. Berikut 10 bintang paling terang yang dapat dilihat
pada malam hari.
Sept 2019 | 12
Sept 2019 | 13
Apa Itu Micromoon? Oleh : Hariyadi Putraga
Setelah sebelumnya di awal tahun 2019 bulan berada pada jarak terdekatnya
dengan bumi dan menghasilkan fenomena Supermoon atau bulan Super, kali ini di
bulan September, bulan akan berada pada jarak terjauhnya (Apogee) dengan bumi.
Hal ini akan mengakibatkan terjadinya fenomena ukuran bulan yang akan terlihat
seperti lebih kecil daripada biasanya.
Fenomena Micromoon (bulan Mikro) maupun Supermoon terjadi pada saat bulan
berada di dalam fase bulan purnama atau pada saat fase bulan baru. Bulan purnama
lebih mudah diamati untuk melihat perbandingan antara kedua fenomena tersebut.
Bulan mengorbit bumi dalam lintasan elips yang mengakibatkan satu sisinya memiliki
jarak paling dekat dan sisi lainnya memiliki jarak paling jauh dari planet bumi. Saat
fenomena bulan berada di Apogee, keadaan ini disebut dengan Micromoon, Minimoon
atau Apogee Moon.
Dikarenakan Micromoon berada pada jarak yang paling jauh, hal ini
mengakibatkan tampilan bulan di langit akan terlihat lebih kecil sekitar 14% dari ukuran
saat bulan berada dalam keadaan Supermoon. Selain itu, daerah yang teriluminasi
terlihat sekitar 30% lebih kecil, sehingga bulan akan terlihat sedikit kurang terang. Hal
ini karena kebalikan dari hukum cahaya kuadrat yang mengubah jumlah cahaya yang
diterima oleh bumi dibalikkan.
K h a z a n a h
Micromoon terkecil dan terjauh tahun ini berada dalam fase purnama yang akan
terjadi pada tanggal 14 September 2019. Micromoon berjarak sekitar dua minggu
setelah terjadinya Supermoon dalam fase bulan baru pada tanggal 30 Agustus 2019.
Waktu ini bertepatan dengan perigee bulan saat konjungsi – titik terdekat bulan
dengan bumi dalam orbitnya. Namun dalam keadaan Supermoon, fase bulan baru ini
akan sulit terlihat dikarenakan iluminasinya yang rendah dan durasinya di langit saat
gelap yang tidak lama. Walaupun tidak dapat melihat Supermoon pada fase bulan
baru, kita dapat melihat pengaruhnya di sepanjang garis pantai laut lepas.
Perbandingan Supermoon dan Micromoon (Isumber : WHNT.com)
Sept 2019 | 14
S A J I A N KHUSUS
Sekitaran bulan baru dan purnama – saat Matahari, bumi dan bulan berada dalam satu garis lurus di angkasa
menunjukkan keadaan pasang air laut. (sumber : earthsky.org)
K h a z a n a h
Micromoon sendiri bukanlah sebuah istilah ilmiah maupun istilah astronomi. Istilah
ini disampaikan oleh Richard Nolle pada tahun 1979 yang juga memberikan istilah pada
Supermoon. Supermoon sendiri merupakan sebuah keadaan saat bulan baru dan bulan
purnama terjadi pada posisi bulan dengan jarak terpendek dalam orbitnya (Perigee).
Ringkasnya, bumi, bulan, dan matahari berada dalam bentuk segaris, dengan posisi bulan
berada pada jarak terdekatnya dengan bumi.
Setelah istilah Supermoon terpopulerkan, masyarakat dengan cepat mengadopsi
istilah Micromoon untuk mendeskripsikan keadaan bulan purnama yang lebih kecil
dibandingkan purnama biasanya pada jarak normal, yaitu saat bulan berada pada jarak
terjauhnya dari bumi (Apogee).
Periode siklus bulan purnama yang berada pada posisi perigee dengan bumi adalah
sekitar 411,8 hari. Dengan perhitungan sederhana, kita dapat memperkirakan dan
menghitung kemungkinan Micromoon akan terjadi setiap purnama ke-14 setiap
tahunnya. Tidak ada peraturan universal yang mengikat definisi berapa jauh posisi bulan
untuk dapat dikualifikasikan sebagai Micromoon. Namun keadaan umumnya adalah saat
bulan berada pada jarak yang lebih dari 400.000 kilometer dalam periode Apogee yang
dapat digolongkan dalam keadaan Micromoon.
Pengaruh gelombang pasang tinggi dikarenakan letak bulan baru yang ekstra - dekat
dengan matahari. Sehingga keadaan pasang dan surut akan sangat terlihat selama
bulan ini, begitu pula pasang tinggi akan terjadi pada saat purnama.
S A J I A N KHUSUS
Agama Islam dan Penghuni Angkasa Luar Karya Muhammad Arsyad Thalib Lubis (w. 1392 H/1972 M)
Sept 2019 | 15
Oleh : Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar
Secara umum, buku ini berisi 31 halaman dengan ukuran kecil,
terdiri dari pembahasan-pembahasan sebagai berikut:
1. Pendahuluan (hlm. 5-7)
2. Penghuni Angkasa Luar (hlm. 7-16)
3. Manusia dan Angkasa Luar (hlm. 17-20)
4. Penghuni Angkasa Luar dan Agama Islam (hlm. 20-31).
Bagian pertama (Pendahuluan) berisi penjelasan dan atau latar
belakang ditulisnya buku ringkas ini. Atas segenap kemajuan dan
capaian di bidang antariksa, hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai
hukum apa yang berlaku di angkasa sana? Lalu dari sudut agama,
agama apa yang berlaku di angkasa luar sana? Lalu bagaimana
pandangan Islam tentang hal itu?
Sejumlah pertanyaan sebagai dikemukakan dalam bagian pendahuluan ini menjadi faktor
utama Muhammad Arsyad Thalib Lubis menulis buku ini.Sedangkan jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan ini ada pada sub-sub pembahasan berikutnya. Dalam hal ini Muhammad Arsyad Thalib
Lubis lebih melihat dan menjawab dalam perspektif wahyu (al-Qur’an dan as-Sunnah) yang
disampaikan kepada baginda Nabi Muhammad Saw.
Pada pembahasan “Penghuni Angkasa Luar”, di bagian ini Muhammad Arsyad Thalib Lubis
menjelaskan tentang terminologi angkasa luar. Menurutnya, angkasa luar yang dimaksud disini
adalah langit (as-sama’) itu sendiri. Untuk definisi ini Muhammad Arsyad Thalib Lubis mengutip dua
ulama tafsir yaitu Tafsir al-Manar dan Al-Alusy. Menurut Tafsir al-Manar, as-sama’ adalah himpunan
alam yang di atas kita. Sedangkan menurut Al-Alusy, as-sama’ adalah benda-benda yang di atas
atau pihak atas (hlm. 7).
Menurut Muhammad Arsyad Thalib Lubis, bahwa menurut al-Qur’an, langit itu ada
penghuninya. Arsyad menerangkan hal ini sebagai berikut: pertama, Penghuni yang disebut “man”.
Mengutip kamus “Mukhtar ash-Shihhah”, man digunakan untuk sesuatu yang dapat diajak
berbicara. Sedangkan dalam kamus “Al-Munjid”, man biasanya digunakan untuk sesuatu yang
berakal. Disini Arsyad menguraikan ayat-ayat yang menggunakan kata man, yaitu QS. Al-Hajj ayat
18, QS. Ar-Rahman ayat 29, QS. Ali Imran ayat 83, QS. An-Naml ayat 65, QS. Bani Israil ayat 44,
QS. An-Naml ayat 87, QS. Az-Zumar ayat 68, QS. Maryam ayat 93. Kedua, Penghuni yang disebut
‘dabbah”. Dabbah (makhluk melata) juga terdapat di langit. Ayat-ayat yang terkait dengannya
antara lain: QS. Asy-Syura ayat 29 dan QS. An-Nahl ayat 49. Menurut “Qamus al-Muhith”, kata
dabbah (makhluk melata) digunakan untuk hewan (yang juga hidup) yang melata dan biasanya
digunakan untuk hewan yang dapat ditunggangi. Dalam pembahasan ini Muhammad Arsyad Thalib
Lubis mengutip pendapat Ibn Hajar al-Asqallany dan Al-Alusy.
Buku ini pada awalnya merupakan kuliah umum yang disampaikan Muhammad Arsyad
Thalib Lubis dalam Dies Natalis II Universitas Al-Washliyah tanggal 18 Mei 1960 M. Dalam
perkembangannya buku ini banyak menarik perhatian para mahasiswa dan masyarakat waktu itu
dan akhirnya bahan kuliah umum ini diterbitkan oleh Pustaka Al-Washliyah Medan pada tanggal 1
Muharram 1380 H (25 Juni 1960 M).
Sept 2019 | 16
S A J I A N KHUSUS
Disini dijelaskan tentang apakah
penghuni angkasa luar itu wajib beragama
Islam? Dalam hal ini Arsyad mengutip aneka
pendapat-pendapat ulama tentang hal ini.
Dalam hal ini Arsyad mengklasifikasi
kepada dua istilah, yaitu risalah taklif dan
risalah tasyrif. Risalah taklif maksudnya adalah
risalah yang membawa ajaran-ajaran dan
hukum-hukum yang harus dilakasanakan oleh
pihak yang bersangkutan (jin dan manusia).
Sedangkan risalah tasyrif maksudnya adalah
risalah untuk kehormatan semata. Oleh karena
itu pula, kerasulan Nabi Saw kepada jin dan
manusia disebut sebagai risalah taklif.
Sedangkan kepada para malaikat, disini para
ulama berbeda pendapat antara taklif dan
tasyrif. Aneka perbedaan pandangan dan
pendapat itu sejatinya adalah berasal dari
perbedaan pendapat dalam menafsirkan ayat-
ayat terkait.
Lalu kaitannya dengan penghuni
angkasa luar, didapat kesimpulan sebagai
berikut:
1. Dengan memandang bahwa Nabi Saw
diutus khusus kepada manusia dan jin,
maka penghuni angkasa luar itu tidak
mesti Islam. Kecuali jin dan manusia itu
sendiri yang berada di angkasa luar.
2. Dengan memandang bahwa Nabi Saw
diutus kepada Malaikat, baik sebagai
risalah taklif maupun risalah tasyrif,
maka malaikat-malaikat di angkasa luar
itu termasuk di bawah kerasulan Nabi
Muhammad Saw.
3. Dengan memandang bahwa Nabi Saw
diutus kepada semua makhluk, maka
semua makhluk yang ada di angkasa
luar itu tunduk kepada kerasulan Nabi
Saw.
Di bagian akhir sub pembahasan ini,
Arsyad melihat dan mengkaji dalam perspektif
usul fikih. Hal ini berangkat dari adanya
sejumlah kata atau kalimat dalam dalil-dalil
terkait seperti kalimat “al-‘alamin”, “man
balagh”, dan “al-khalq kaffah”. Kata-kata ini
menurut istilah usul fikih disebut ‘am (lafaz
umum). Lalu di bagian akhir lagi Arsyad
menyatakan sebagai berikut, “dalil-dalil yang
tersebut di dalam al-Qur’an memungkinkan
penghuni angkasa luar wajib beragama Islam”
[dikutip dari buku “Mengenal Karya-Karya Ilmu
Falak Nusantara”, h. 142-146].
Selanjutnya Arsyad menyatakan bahwa
dabbah sesuai petunjuk al-Qur’an terdapat di
langit. Namun al-Qur’an tidak menyebut di langit
atau di bintang yang mana dabbah tersebut dan
bagaimana pula rupa dan sifatnya.
Ketiga, Penghuni yang disebut malaikat.
Menurut al-Qur’an, langit juga adalah tempat
Malaikat. Disini Arsyad mengutip sejumlah hadis
yang menerangkan tentang hal ini. Demikian lagi
ayat-ayat al-Qur’an, antara lain: QS. An-Najm
ayat 26 dan QS. Bani Israil ayat 95. Dan keempat,
Penghuni yang disebut “al-mala’ al-a’la”. Di langit
ada informasi yang dapat didengar oleh jin dan
setan. Setan-setan di Bumi selalu mencoba
mencuri-curi pendengaran itu. Menurut
keterangan hadis Nabi Saw, pembicaraan yang
dapat terdengar oleh setan-setan itu
disampaikannya kepada tukang-tukang tenung di
bumi dengan menambahi berbagai keterangan
dusta untuk menyesatkan manusia. Selanjutnya
Arsyad mengutip sejumlah ayat, antara lain QS.
Al-Hijr ayat 16-18 dan QS. Ash-Shaffat ayat 6-8.
Lalu pada pembahasan “Manusia dan
Angkasa Luar”, bagian ini menjelaskan tentang
apakah manusia dapat pergi ke angkasa luar.
Dalam hal ini Muhammad Arsyad Thalib Lubis
mengutif firman Allah dalam QS. Ar-Rahman ayat
33 yang menyatakan bahwa jin dan manusia tidak
mampu menembus keluar dari sempadan langit-
langit dan bumi kecuali dengan kekuatan
(sulthan). Sulthan dimaksud disini adalah “al-
quwwah al-kamilah” (kekuatan yang
lengkap/sempurna). Lebih lanjut menurut Arsyad
bahwa manusia dapat menembus langit manakala
memiliki kekuatan yang lengkap untuk naik,
melindungi kehidupannya di angkasa luar, dan
kekuatan-kekuatan lain yang diperlukan. Seperti
dimaklumi bahwa baginda Nabi Saw sejatinya
telah naik ke angkasa dalam peristiwa israk dan
mikraj, yang mana Allah memberi kekuatan yang
lengkap kepada baginda Nabi Saw.
Pada bagian ini Arsyad juga menyinggung
tentang Ya’juj dan Ma’juj yang mendapat kekuatan
di bumi sehingga umat Islam harus menyingkir
untuk sementara waktu. Disini Arsyad juga
menginformasikan bahwa Bibel juga telah
menginformasikan akan kedatangan Ya’juj dan
Ma’juj ini. Disini Arsyad mengutip beberapa
nukilan dari kitab Bibel tentang hal ini.
Pembahasan “Penghuni Angkasa Luar dan Agama
Islam”, merupakan bagian akhir dari buku ini.
Sept 2019 | 17
WAWANCARA TOKOH
Wawancara Founder JAC
(Jogja Astro Club)
Kapan awal mula berdiri JAC (Jogja Astronomi Club)?
JAC saya didirikan tahun 2005, tepatnya tanggal 1 juli 2005. Jadi sudah 14 tahun JAC
berdiri. Sejak kecil saya punya hobi astronomi, atau mengamati langit pada intinya. Bahkan
beberapa kali peristiwa gerhana matahari ketika SD pun saya amati, yang mungkin tidak
terpikir orang-orang ketika itu untuk melakukan pengamatan. Karena di rumah saya punya
kalender terbitan Menara Kudus yang dibelakangnya ada jadwal fenomena astronomi, jadi
sejak SD itu saya sudah mulai tahu fenomena-fenomena langit.
Drs. Mutoha Arkanuddin lahir di Kebumen, 9 November 1966. Beliau adalah pendiri Jogja
Astro Club (JAC). JAC adalah sebuah komunitas masyarakat astronomi di sebuah kota
pendidikan, Yogyakarta, yang lebih dikenal dengan sebutan "Jogja". Kota Jogja terletak di
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada titik astronomis 110º 22" BT dan 07º 04"
LS. Wawancara bersama beliau dilaksanakan pada Ahad 04 Agustus 2019/ 03 Zulhijjah
1440 H. Berikut ini adalah hasil wawancara bersama beliau.
Dari sebelah kanan : Mutoha Arkanuddin (Founder JAC), Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar, MA
(Kepala OIF UMSU), M.Hidayat (Tim OIF UMSU)
Memandang Tim Hisab Rukyat sangat erat kaitannya dengan penentuan awal Bulan
Kamariah, bagaimana pandangan Bapak terhadap kedua metode yakni hisab dan rukyat dalam penentuan awal bulan, apa kelebihan dan kelemahan kedua metode ini, serta mana yang lebih dapat dijadikan patokan?
Keduanya digunakan secara berimbang, namun dalam pandangan saya, adanya ilmu hisab yang kita pelajari saat ini tentu merupakan hasil dari pengamatan terdahulu kemudian
dilakukan pencatatan hingga pola pergerakan benda langit bisa kita perhitungkan untuk selanjutnya. Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama RI selaku pihak pemerintah berupaya merangkul kedua metode ini dalam bentuk menerima metode hisab untuk penentuan awal
bulan diikuti dengan kegiatan rukyat sebagai bentuk pengamalan sunnah Rasul.
Menanggapi tema pembahasan yang belakangan ini menjadi sering diangkat oleh penggiat ilmu falak di Indonesia yaitu tentang revitalisasi ilmu falak baik berupa teknologi yang digunakan, simulasi, kalkulasi dan sebagainya. Bagaimana Bapak
menanggapi hal ini? Perlukah revitalisasi ini dilakukan? Perlu dilakukan dan saat ini revitalisasi itu telah berjalan dan kita juga telah
mengikutinya, baik dari segi perkembangan teknologi yang digunakan maupun peningkatan kemampuan sumber daya manusianya. Dalam pandangan saya OIF UMSU juga telah turut berkontribusi dengan pengadaan alat-alat yang canggih. Sedangkan dari Tim Hisab Rukyat
telah mengembangkan sayapnya dengan merekrut anggota hingga ke daerah-daerah untuk memudahkan kegiatan hisab rukyat di daerah.
Bagaimana suka duka Bapak selama menggeluti bidang Rukyat ini ? Sepertinya cenderung lebih banyak duka dibandingkan dengan suka seperti yang sudah
saya sampaikan sebelumnya. Beberapa waktu yang lalu, Kemenag RI Kanwil Sumut berinisiatif mengirimkan delegasi untuk turun hingga ke daerah-daerah yang jarang tersentuh seperti
Nias. Disana kita melakukan sosialisasi ilmu falak terutama dalam hal pengukuran arah kiblat. Sayangnya, setelah kita berhasil mengakurasi arah kiblat di sana, sekembalinya kami dari sana
arah kiblat dikembalikan lagi seperti semula, ini tentu men
WAWANCARA TOKOH
Mengapa bapak begitu concern dengan dunia astronomi?
Selain memang hobi, juga puncaknya adalah karena satu momen fenomena gerhana yang
terjadi ketika saya duduk di bangku SMA. Ketika itu tanggal 11 Juni 1983, saya duduk di
bangku SMA kelas 2. Pada waktu itu ada peristiwa gerhana matahari total yang heboh di
Jawa, sampai-sampai pemerintah menerbitkan larangan untuk masyarakat keluar rumah
karena dianggap melihat gerhana bisa membutakan mata.
Saya terus terang sangat tidak setuju dengan pernyataan seperti itu karena apa yang
ditakutkan dari sebuah peristiwa gerhana matahari total itu nampaknya terlalu dibesar-
besarkan oleh pemerintah. Tidak ada gerhana pun, jika kita melihat matahari jelas bahaya.
Dalam pikiran masyarakat pada waktu itu, ketika terjadi gerhana matahari total, orang yang
berada di luar walaupun tidak melihat matahari bisa mengalami kebutaan. Hal seperti itu
yang mengakibatkan orang-orang tidak mau keluar dan memilih untuk tetap di dalam
rumah, dan menutup semua lubang-lubang yang memasukkan cahaya ke dalam rumah,
baik dengan kertas koran maupun dengan bahan yang lain. Saya ketika itu justru berada di
luar rumah menikmati gerhana matahari total yang berlangsung 4 menit. Jalanan saat itu
sangat sepi. Nah, peristiwa tersebut membuat saya risih; ada apa ini dengan masyarakat
kita apakah ilmu astronomi tidak banyak dipahami oleh para pemangku kebijakan dan
sebagainya. Itulah yang membuat saya akhirnya mempelajari lebih dalam ilmu astronomi
dan akhirnya menjadi hobi.
Apakah bapak memiliki hobi lain selain astronomi?
Saya memiliki hobi lain yaitu naik gunung. Saya ikut pecinta alam, yang sebenarnya masih
berkaitan dengan astronomi. Jika naik gunung seolah-olah langit terasa dekat sekali. Dari
situlah saya semakin senang untuk mengamati langit. Ketika kuliah pun saya mendapat
mata kuliah astronomi. Di antara teman-teman yang lain, saya yang paling getol
mempelajari mata kuliah tersebut. Sampai-sampai Pak Hariyanto (dosen astronomi) - saya
ingat betul dengan dosennya - memberikan nilai A plus. Selain itu, karena kecintaan saya
dengan astronomi, saya buatkan juga teleskop untuk kampus ketika itu. Di saat kampus
belum memiliki teleskop, saya sudah membuat teleskop di ruang workshop kampus dari
bahan paralon. Bahkan ketika terjadi peristiwa astronomi yang pertama, yaitu Komet Halley
86, kita melakukan observasi. Pada waktu itu saya mulai mengenalkan kepada teman-teman
mengenai fenomena astronomi. Kemudian beberapa kali pada peristiwa gerhana matahari
yang lain kita mengadakan kegiatan dan kita juga yang membuat alatnya. Kita juga bersama
dengan UAD - pada saat itu namanya IKIP Muhammadiyah – sering mengadakan berbagai
kegiatan keastronomian. Karena kakak saya kebetulan mengajar di sana, dan dia tahu saya
hobi astronomi dan punya klub astronomi, maka kami sering mengadakan kegiatan-kegiatan
astronomi bersama. Pada waktu itu di UAD namanya masih kelompok studi fisika.
Sept 2019 | 18
WAWANCARA TOKOH
Sept 2019 | 19
Bagaimana bapak dapat bertemu dengan anggota JAC lainnya?
Pada tahun 2003 atau 2004, saya membuat surat pembaca untuk mencari pecinta astronomi
khususnya di Yogyakarta. Tidak lain, karena saya pikir kurang asyik rasanya jika hanya saya
sendirian yang terlibat. Saya ingin membuat suatu wadah bagi pecinta astronomi. Setelah
terkumpul, kemudian kita adakan pertemuan dan kita resmikan. Waktu itu namanya bukan
Jogja Astronomi Club, tetapi Himpunan Astronomi Amatir Jogja. Lalu berubah menjadi Jogja
Astronomical Society dan kemudian baru disederhanakan menjadi Jogja Astronomi Club. JAC
di resmikan 1 Juli 2005 dan diberikan sambutan oleh Pak Moedji Raharto
(Kepala Observatorium Bosscha tahun 1999-2004) via online. Setelah itu lahirlah secara
resmi Jogja Astro Club. Lalu kita membuat group mailing list dan disitulah kita berdiskusi
tentang segala fenomena astronomi.
Suka duka selama bapak bergelut di dunia astronomi?
Sukanya ialah saya sekarang sangat senang dengan munculnya banyak komunitas
astronomi, munculnya banyak observatoriu, baik di kampus maupun di sekolah-sekolah.
Dukanya itu ialah terkadang kurangnya pemahaman masyarakat terutama pejabat-pejabat
betapa pentingnya astronomi sehingga mereka terkadang tidak mau memikirkan bagaimana
jika astronomi ini menjadi satu mata pelajaran. Dulu pernah diusulkan namun sekarang
hanya disisipkan di geografi IPS. Sekarang dengan tidak adanya lagi astronomi di fisika
sebenarnya saya kurang menerima.
WAWANCARA TOKOH
Sept 2019 | 20
Apa harapan bapak terkait permasalahan astronomi di Indonesia?
Secara nasional saya ingin astronomi dapat menjadi mata kuliah, mata pelajaran di
sekolah-sekolah mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Tidak seperti sekarang;
ada olimpiadenya tetapi tidak ada mata pelajarannya. Mengapa ini pengint? karena ini
menyangkut kehidupan kita saat ini dan masa yang akan datang. Kita tidak mungkin
berputar-putar di bumi saja. Sudah saatnya kita mulai mencoba berpikir tinggal di tempat
yang lain karena tidak selamanya bumi kita ini aman. Coba bayangkan katakanlah
sepuluh tahun lagi ada asteroid yang jatuh ke bumi menghancurkan bumi. Pertanyaannya
ialah apakah sepuluh tahun cukup untuk membuat teknologi penghadang asteroid
tersebut? Kalau kita tidak bisa menemukan lebih cepat, tentu peluang untuk terjadi
bencana tetap sangat besar. Dengan skala waktu kosmos mungkin setiap satu juta tahun
sekali ada asteroid besar jatuh. Katakanlah 26 juta tahun yang lalu bumi ini sudah ada
kehidupan tapi banyak yang punah karena jatuhnya meteor yang sangat besar. Nah,
zaman peradaban manusia ini kita tidak berharap terulang kembali. Oleh karena itu kita
harus punya teknologi. Satu-satunya harapannya ada pada ilmu astronomi.
Belum lagi ketika kita berbicara tentang kehidupan di luar bumi; apakah ada atau tempat
lain yang nyamannya seperti di bumi ini juga jadi masalah juga. Apalagi di dalam al-Quran terdapat banyak ayat-ayat tentang semesta, itu semua sebenarnya
menggambarkan bahwa sebetulnya ilmu yang kita pelajari belum ada apa-apanya. Di luar bumi ini masih banyak ilmu yang belum tergali yang harus kita eksplorasi.
Penyerahan hadiah Buku dari Kepala OIF UMSU untuk Bapak Mutoha Arkanuddin
K A J I A N
Bantahan Flat Earth
Sept 2019 | 21
Oleh : Nova Anggraini
Banyak yang mempertanyakan bentuk bumi; datar atau bulat? Banyak juga yang
mempercayai teori bumi datar, yang sebenarnya lebih cocok disebut dongeng, karena
tidak memiliki landasan ilmiah.
Bagaimana cara membuktikan bumi bulat?
Cara yang paling sederhana adalah dengan mengunduh Google Earth untuk melihat
hasil pemotretan satelit. Setelah menemukan lokasi kita sendiri, yang setiap jalan dan
bangunannya kita kenali, kita bisa zoom out untuk melihat kota, provinsi, pulau, negara,
benua, hingga bumi yang berbentuk bulat. Foto bumi bulat adalah rekonstruksi dari
kumpulan banyak citra satelit beresolusi sangat tinggi.
Penggemar bumi datar mempercayai keberadaan kubah langit, yang sebetulnya
tidak ada, dan sebaliknya tidak percaya keberadaan satelit. Padahal, bukti-bukti
keberadaan satelit biasa kita gunakan sehari-hari, contohnya: siaran televisi, jaringan
untuk perbankan ATM, dan lain sebagainya. Jika butuh bukti langsung, kita bisa
mengunjungi Pusat Teknologi Satelit LAPAN yang berada di Bogor. Satelit diluncurkan
hingga ketinggian melebihi 400 km. LAPAN A2 yang dilepas oleh presiden pada
September 2015, diorbitkan pada ketinggian 650 km.
Sumber foto : internet
K A J I A N
Jika bumi bulat, mengapa horizon permukaan air laut dan jembatan terpanjang
tidak terlihat melengkung? Ini salah satu pertanyaan penggemar bumi datar. Jika
bentangan horizon laut atau jembatan terpanjang hanya sekitar 2 km, bentangan tersebut
terlalu kecil jika dibandingkan dengan jari-jari bumi. Dalam skala yang lebih kecil, jika
jari-jari bumi 63 meter (kira-kira setengah lapangan bola), maka bentangan jembatan
atau horizon laut hanya 0,02 meter atau 2 sentimeter. Garis sepanjang 2 sentimeter pada
lingkaran berjari-jari setengah lapangan bola tidak akan terlihat melengkung.
Kemudian penggemar dongeng bumi datar pun percaya bahwa semua foto planet dan
satelit hanya CGI (Computer Generated Imagery), gambar yang dibuat dari komputer.
Teknologi CGI baru ada pada satu dasawarsa ini, sementara foto-foto planet sudah
diperoleh pada generasi awal penggunaan teleskop dan fotografi. Gambar-gambar dengan
komputer hanya digunakan sebagai bagian edukasi publik agar lebih mudah dipahami
awam, tidak sekedar rumus, grafik, dan tabel yang hanya dimengerti para ilmuwan.
Sebelum ada CGI, para ilmuwan memanfaatkan ilustrasi karya seniman untuk membantu
edukasi publik.
Pendaratan di bulan sering diragukan kebenarannya karena difoto, gambar bumi
hanya sebesar bulan. Ukuran besar dan kecil adalah relatif, dan sehanrusnya dua objek
yang sama besarnya dibandingkan pada jarak yang sama pula. Misalnya, bumi dan bulan
sama-sama dipotret dengan pembanding ballpoint yang dipegang sejauh rentangan
tangan. Dari situ kita akan melihat bahwa gambaran bumi empat kali lebih besar
dibandingkan dengan bulan. Dalam astronomi, besar objek langit dinyatakan dalam
ukuran derajat. Dari bumi, besar bulan terlihat sekitar 0,5 derajat, dan semestinya besar
bumi terlihat sekitar 2 derajat.
Menurut dongeng bumi datar, astronot juga tidak ada. Foto-foto hanya diambil
dalam tangki air dan sekarang menggunakan CGI. Faktanya, manusia sudah bisa
mencapai bulan, dan saat ini pun ada yang bekerja di laboratorium antariksa ISS. Astronot
hanya melatih simulasi gerak di antariksa di dalam tangki air dan CGI hanya digunakan
dalam pembuatan film tentang astronot.
Lalu, menurut peta bumi datar, Australia dan Afrika Selatan adalah negara-negara
di ujung bumi, sehingga tidak ada penerbangan langsung antara dua negara itu,
sementara di bumi bulat, jaraknya hanya sembilan jam. Namun, penerbangan lintas Kutub
Selatan memang jarang karena pertimbangan teknis, salah satunya adalah gangguan
pada mesin akibat suhu yang sangat dingin. Namun, jika cuaca memungkinkan, beberapa
maskapai melakukannya, misalnya LATAM Airlines yang terbang nonstop dari Sydney,
Australia, ke Santiago, Amerika Selatan; Air New Zealand dari Auckland (Selandia Baru)
ke Buenos Aires (Amerika Selatan).
Sept 2019 | 22
Dalam dongeng bumi datar, posisi matahari dekat dengan bumi karena sinar
matahari dan bulan terlihat lebih terang di awan sekitar mereka dibandingkan awan yang
lebih jauh. Jadi, matahari berada sejauh 150 juta km dari bumi, sementara jarak bulan ke
bumi sekitar 384.000 km. Cahaya yang mengenai awan dekat lebih terang daripada awan
jauh karena itu merupakan cahaya pantulan. Sinar matahari menembus awan yang
terlihat bersudut, tidak berupa garis sejajar, juga tidak menunjukkan jarak yang dekat.
Satu lagi yang dipertanyakan adalah gravitasi bumi. Semua benda tetap melekat di
permukaan bumi karena gaya gravitasi bumi. Batu yang dilempar kembali jatuh, serta
satelit dan bulan yang mengorbit bumi, disebabkan oleh gaya gravitasi bumi. Bumi dan
planet-planet lain mengitari matahari karena gaya gravitasi matahari, dan matahari serta
ratusan miliar bintang mengitari pusat galaksi.
K A J I A N
Sept 2019 | 23
Sumber foto : internet
Juli 2019 | 22
K A J I A N
Ada beberapa ayat al-Quran yang biasa digunakan untuk mencari pembenaran dongeng
bumi datar, tanpa memahami makna dan konteksnya :
• QS Al-Baqarah : 22
“Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap
dan dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dia menghasilkan dengan hujan itu
segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu, karena itu janganlah kamu
mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui”.
• QS Al-Gghasyiyah : 20
“Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?”.
• QS An-Naba : 6-7
“Bukankah kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan dan gunung-gunung
sebagai pasak ?
• QS Yasin : 38
”Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang
maha perkasa lagi maha mengetahui”.
• QS Al-Anbiya : 32
“Dan kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedang mereka
berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat padanya”.
Namun, jika kita memahami makna sesuai konteks, pasti akan berbeda.
• QS Al-Baqarah : 22
Firasyan bermakna hamparan tempat istirahat, bukan dalam makna keseluruhan
bumi datar.
• QS Al-Ghasyiyah : 20
Suthihat bermakna dihamparkan sebagai dataran, selain ada gunung yang
ditegakkan pada ayat sebelumnya.
• QS An-Naba : 6-7
Mihadan bermakna hamparan tempat istirahat bukan keseluruhan permukaan
bumi karena pada ayat selanjutnya disebutkan juga ada gunung-gunung.
• QS Yasin : 38
Tajri bermakna berjalan/berlari karena dalam skala galaksi, matahari bersama
ratusan miliar bintang bergerak mengorbit pusat galaksi.
• QS Al-Anbiya : 32
Saqfan bermakna (langit sebagai) atap atau yang melingkupi dalam makna sebagai
kubah.
Sept 2019 | 24
Sept 2019 | 25
K A J I A N
Oleh : Dimas Praslisetyo
Revitalisasi & Strategi Ilmu Falak dalam
Perspektif Sosial Media
Manusia sejatinya memiliki rasa haus akan pengetahuan. Keingintahuan manusia
itu sendiri juga mencakup keingintahuannya pada alam semesta, bahkan lebih. Apa lagi
tentang misteri dunia, ruangan hampa, dan melompati waktu.
Semakin berkembangnya zaman, manusia pun menciptakan teknologi-teknologi
canggih, di antaranya ialah komputer, internet, alat-alat instrumen, roket, dan lainnya
untuk mempermudah pekerjaan mereka. Bahkan manusia zaman sekarang pun tak luput
dari yang namanya sosial media. Sebelum kita memasuki objektivitas tema yang akan
dibahas, apa sesungguhnya makna dari revitalisasi strategi ilmu falak dalam perspektif
sosial media?
Revitalisasi adalah proses, cara, perbuatan menghidupkan atau menggiatkan
kembali/ suatu proses, cara dan perbuatan untuk menghidupkan kembali suatu hal yang
sebelumnya terberdaya, sehingga revitalisasi berarti menjadikan sesuatu atau perbuatan
untuk menjadi vital. Sedangkan kata vital mempunyai arti sangat penting atau sangat
diperlukan sekali untuk kehidupan dan sebagainya.
Pengertian strategi yang lebih mudah kita ketahui yaitu rancangan perencanaan;
sedangkan ilmu falak adalah pengetahuan yang membahas tentang peredaran benda-
benda langit; dan perspektif sendiri berarti memiliki arti sudut pandang. Jadi, revitalisasi
strategi ilmu falak dalam perspektif sosial media adalah proses, cara, membuat hidup
kembali dan merancang perencanaan untuk membuat ketertarikan ilmu falak kepada
masyarakat pengguna sosial media.
Bagaimana cara merevitalisasikan ilmu falak melalui strategi-strategi dalam
perspektif sosial media? Strategi memperkenalkan ilmu falak melalui sosial media, di
antaranya dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: promotion educational tour
astronomy, content creator astronomy, dan polemic astronomy in sosial media.
1. Promotion Educational Tour Astronomy
Ada banyak sekali jenis dan cara orang melakukan promosi. Beda produk atau jasa,
beda pula cara dan media promosinya. Berikut 3 jenis promosi yang dapat kita ketahui,
yaitu: promosi secara fisik, promosi media tradisional, dan promosi melalui media digital.
Dikarenakan pembahasan kita menyangkut sosial media, maka kita akan bahas
mempromosikan ilmu falak melalui media digital.
Jenis promosi melalui media digital mencakup media internet dan sosial media atau
jejaring social. Ini adalah cara modern untuk mempromosikan ilmu falak karena
memungkinkan orang melihat apa saja yang dipromosikan melalui teknologi terkini
seperti ponsel atau laptop. Banyak para pengusaha yang sudah beralih menggunakan
media digital sebagai strategi promosi mereka karena memang media digital saat ini
merupakan cara paling efektif untuk menjangkau konsumen ataupun pengunjung mereka
setiap hari.
K A J I A N
Sept 2019 | 26
Lebih dari 2,7 miliar orang
menggunakan internet di seluruh dunia,
yaitu sekitar 40% dari populasi dunia. 67%
dari semua pengguna internet secara global
menggunakan media sosial.
Kelebihan promosi menggunakan
media digital adalah dapat menjangkau
orang-orang sangat luas dengan waktu dan
biaya yang efisien. Kekurangannya pun tidak
mempengaruhi tempat wisata mupun
eduwisata ilmu falak, bahkan ini sangat
mempengaruhi masyarakat bersosial media
untuk liburan wisata maupun eduwisata
bersama keluarga, sanat, dan kerabat,
dikarenakan masyarakat banyak menikmati
liburan.
Contoh promosi astronomi :
Brosur gerhana bulan total 2018 (Sumber: OIF UMSU) 2. Content Creator Astronomy
Jika kita telusuri di internet lebih dalam lagi, banyak
sekali konten-konten yang berbau astronomi. Para content
creator astronomy pun berusaha menciptakan desainnya
dengan unik yang dapat menarik perhatian pengguna sosial
media.
Para content creator astronomy juga menciptakan
beberapa konsep desain yang berbeda-beda. Ada yang berupa
konten visual video grafis, animasi maupun non-animasi, dan
konten visual seni lukisan mapun desain grafis.
Kamu juga sesekali harus menelusuri hasil ciptaan para
content creator yang telah bertebaran di internet dengan mesin
pencarian yang hasilnya bakal kamu lihat sendiri nantinya.
3. Polemic Astronomy in Sosial Media
Banyak sekali hal-hal yang bakal terjadi di luar dugaan
kita, bahkan banyak mister-misteri di alam semesta yang
masih belum terpecahkan. Apalagi soal konspirasi-konspirasi
astronomi yang telah menggegerkan dunia seperti bumi datar,
proyek Lucifer, pendaratan manusia di bulan, mata saturnus,
presiden Obama pernah ke mars, konspirasi pendaratan di
komet, sabotase pesawat luar angkasa rusia oleh amerika, dan
manusia menjajah mars.
Misteri dan konspirasi seperti ini yang membuat
masyarakat sosial media tertarik dengan segala hal yang
berkaitan tentang astronomi, walaupun hanya sebagian.
Sumber: tr.aliexpress.com
Sumber : Inspiradata.com
Sept 2019 | 27
Sajian Khusus
Parker Solar Probe Berada pada Jarak Terdekat dengan
matahari pada Bulan September 2019 Oleh : Abu Yazid Raisal
Parker Solar Probe adalah pesawat luar angkasa yang dirancang untuk mengenal
lebih dekat matahari, bintang terdekat dengan Bumi. Pesawat ruang angkasa ini dibuat
badan antariksa nasional Amerika Serikat NASA dan diluncurkan dari landasan Cape
Canaveral, Florida, Amerika menggunakan roket Delta IV Heavy pada tanggal 12 Agustus
2018 waktu setempat. Tujuan utama dari pesawat ruang angkasa ini adalah untuk melacak
bagaimana energi dan panas bergerak melalui korona matahari juga untuk mengeksplorasi
apa yang mempengaruhi kecepatan angin matahari serta partikel energetik matahari.
Para ilmuwan telah mencari jawaban untuk permasalahan tersebut selama lebih dari 60
tahun namun terkendala dengan alat. Untuk menyelidiki peristiwa tersebut peneliti harus
mengirim alat yang tepat yang dapat melewati suhu dari korona yang sangat panas.
Dengan kemajuan teknologi akhirnya dapat dibuat alat yang tahan terhadap panas dari
korona matahari sehingga penyelidikan tersebut dapat dilakukan saat ini. Parker Solar
Probe dirancang untuk tahan terhadap suhu yang sangat tinggi. Pesawat ruang angkasa
ini akan terbang ke bagian atmosfer matahari yang dikenal sebagai korona untuk pertama
kalinya. Parker Solar Probe dilengkapi dengan empat instrumen yang dirancang untuk
mempelajari medan magnet, plasma, partikel energetik, dan gambar dari angin matahari.
Gambar 1. Tampilan dari Parker Solar Probe (sumber:
https://svs.gsfc.nasa.gov)
Untuk memecahkan misteri tentang atmosfer
matahari, Parker Solar Probe akan
menggunakan gravitasi Venus sekitar tujuh
tahun yang secara bertahap membawa
orbitnya lebih dekat dengan matahari.
Pesawat ruang angkasa tersebut akan
terbang melalui atmosfer matahari dengan
jarak sekitar 6,1 juta km dari permukaan
matahari (jarak rata-rata bumi-matahari
adalah 150 juta km), lebih dekat dari orbit
Merkurius, dan tujuh kali lebih dekat daripada
wahana antariksa lainnya.
Parker Solar Probe akan menggunakan kombinasi pengukuran pencitraan untuk
merevolusi pemahaman kita tentang korona dan memperluas pengetahuan kita tentang
asal-usul dan evolusi dari angin matahari. Itu juga akan memberikan kontribusi penting
bagi kemampuan manusia untuk meramalkan perubahan dalam lingkungan ruang
angkasa di sekitar bumi yang mempengaruhi kehidupan dan teknologi di bumi. Parker
Solar Probe akan melakukan investigasi ilmiahnya di daerah berbahaya dari panas yang
intens dan radiasi matahari. Pesawat ruang angkasa tersebut akan terbang cukup dekat
ke matahari untuk menyaksikan angin matahari melaju dari subsonik ke supersonik, dan
itu akan terbang melalui tempat kelahiran partikel-partikel surya berenergi tertinggi.
Sajian Khusus
Parker Solar Probe akan menggunakan kombinasi pengukuran pencitraan untuk
merevolusi pemahaman kita tentang korona dan memperluas pengetahuan kita tentang
asal-usul dan evolusi dari angin matahari. Itu juga akan memberikan kontribusi penting
bagi kemampuan manusia untuk meramalkan perubahan dalam lingkungan ruang
angkasa di sekitar bumi yang mempengaruhi kehidupan dan teknologi di bumi. Parker
Solar Probe akan melakukan investigasi ilmiahnya di daerah berbahaya dari panas yang
intens dan radiasi matahari. Pesawat ruang angkasa tersebut akan terbang cukup dekat
ke matahari untuk menyaksikan angin matahari melaju dari subsonik ke supersonik, dan
itu akan terbang melalui tempat kelahiran partikel-partikel surya berenergi tertinggi.
Orbit Parker Solar Probe mengelilingi
matahari berbentuk elips. Parker Solar
Probe berada pada jarak terdekatnya
dengan matahari (perihelion) pertama kali
terjadi pada November 2018. Pada April
2019 Parker Solar Probe akan berada di
perihelion untuk kedua kalinya, dan pada
September 2019 alat ini akan berada di
perihelion untuk kali ketiga. Selanjutnya
pesawat penjelajah ini akan berada di
perihelion yang keempat kalinya pada
bulan Januari 2020 mendatang. Kecepatan
tertinggi alat ini pada saat berada di
perihelion diperkirakan sekitar 343.000
km/jam. Kecepatan ini cukup cepat untuk
digunakan terbang di antara New York dan
London 39 kali dalam satu jam. Untuk
menjaga sistemnya dari panas matahari,
pesawat ini akan kehilangan kontak
selama berada di perihelion. Data yang
direkam akan dipancarkan kembali ke
bumi beberapa minggu setelah berada di
perihelion.
Gambar 2. Ilustrasi Parker Solar Probe mendekati
matahari (sumber: https://www.jpl.nasa.gov)
Gambar 2. Lintasan dan posisi Parker Solar Probe pada tanggal
24 Juli 2019 (sumber: http://parkersolarprobe.jhuapl.edu)
Parker Solar Probe memecahkan rekor sebagai benda buatan manusia dengan jarak
terdekat dengan matahari. Pesawat ruang angkasa Parker Solar melewati rekor saat ini
yakni 42,6 juta km dari permukaan matahari yang terjadi pada 29 Oktober 2018 waktu
setempat. Rekor sebelumnya dipegang oleh pesawat ruang angkasa Jerman-Amerika
Helios 2 pada bulan April 1976. Pesawat ruang angkasa ini akan berulang kali
memecahkan rekornya sendiri ketika misinya berlangsung hingga tahun 2024.
Sept 2019 | 28
Sept 2019 | 29
BERMAIN SAMBIL BELAJAR DENGAN ROKET AIR
S a j i a n
Oleh : Leo Hermawan Permainan atau game merupakan sebuah aktifivitas rekreasi dengan tujuan
bersenang-senang, mengisi waktu luang, atau berolahrga ringa. Permainan biasanya
dilakukan sendiri atau berkelompok. Permainan adalah suatu hal yang sangat digemari
oleh setiap anak-anak dari semua kalangan, dari mulai balita sampai dengan remaja.
Idealnya dalam proses permainan harus disisipi suatu pembelajaran yang dapat
menambah wawasan pola pikir seorang anak. Salah satu permainan yang dapat
nambah pengetahuan anak adalah permainan roket air.
Roket adalah wahana luar angkasa atau
kendaraan terbang yang mendapatkan dorongan
melalui reaksi roket terhadap keluarnya secara
cepat bahan fluida dari keluaran mesin roket.
Sedangkan roket air adalah sebuah replika roket
yang terbuat dari botol minuman bekas yang
dapat terbang yang memanfaatkan air dan udara
bertekanan sebagai bahan bakarnya. Cara kerja
roket air sangat sederhana yaitu botol minuman
bekas yang kita gunakan sebagai roket diisi
dengan air dengan volume tertentu kemudian
udara dimasukkan dengan cara dikompresikan ke dalam botol kemudian botol
ditahan agar tidak terlepas, setelah air dan udara mencapai tekanan tertentu, botol
dilepas sehingga botol roket akan meluncur berlawanan arah dengan arah keluarnya
air dan udara yang bertekanan.
Dalam permainan roket air banyak sekali pengetahuan dan ilmu yang diterapkan
sehingga permainan ini sangat cocok untuk dimainkan oleh anak-anak. Di samping itu
permainan roket air ini juga sangat mudah dalam memainkannya. Roket air dapat
dimainkan secara individu atau berkelompok. Roket air juga dapat melatih kemampuan
anak dalam memperkirakan suatu hal, karena dalam proses permainan roket air ini
banyak hal yang harus di perkirakan atau dipertimbangkan takaran komposisi air
dengan tekanan udara agar roket dapat terbang sesuai keinginan. Roket air juga dapat
digunakan sebagai simulasi peluncuran roket keluar angkasa sehingga anak lebih
mengetahui bagaimana proses peluncuran roket keluar angkasa. Di dalam permainan
roket air ada berapa ilmu fisika yang diterapkan, sehingga dalam proses bermain roket
air juga dapat mempraktekkan teori-teori ilmu fisika yang sering dipelajari di sekolah,
di antaranya sebagai berikut:
1. Hukum III Newton
Hukum III Newton mengatakan, “Apabila sebuah benda memberikan gaya kepada
benda lain, maka benda kedua memberikan gaya kepada benda yang pertama. Kedua
gaya tersebut memiliki besar yang sama tetapi berlawanan arah di mana berlaku
Faksi = -Freaksi.”
Sumber : Dokumentasi OIF UMSU
Sept 2019 | 30
S a j i a n
Saat udara yang ada di bawah roket air diberi gaya aksi maka udara akan
membalas dengan gaya reaksi yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan yaitu
ke atas. Gaya reaksi (Freaksi) = gaya yang diberikan oleh udara (yg ada di bawah roket)
terhadap air dan udara yang keluar dari mulut roket. Karena gaya reaksi inilah yang
menyebabkan roket terdorong ke atas dan akhirnya terbang.
2. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah gerak benda dalam lintasan garis
lurus dengan percepatan tetap. Jadi, ciri utama GLBB adalah bahwa dari waktu ke
waktu kecepatan benda berubah, semakin lama semakin cepat/lambat, sehingga
gerakan benda dari waktu ke waktu mengalami percepatan/perlambatan.
Roket bergerak meluncur ke atas dengan arah vertikal ke atas, gerakan roket
melawan gaya gravitasi bumi yang menariknya untuk kembali ke bumi. Ketika roket
meluncur ke atas, bahan bakar lama kelamaan berkurang sehingga terjadi
perlambatan. Setelah mencapai ketinggian tertenu, roket tidak dapat naik lagi, pada
saat ini kecepatan roket adalah nol. Oleh karena tarikan gaya gravitasi bumi tak pernah
berhenti bekerja pada roket, hal ini menyebabkan roket bergerak turun. Pada saat ini
roket akan jatuh bebas.
Jadi, roket mengalami 2 fase gerakan. Saat bergerak ke atas roket mengalami
GLBB diperlambat dengan kecepatan awal tertentu. Lalu setelah bahan bakar habis,
roket ditarik oleh gaya gravitasi bumi sehingga mengalami jatuh bebas yang
merupakan GLBB dipercepat dengan kecepatan tertentu.
3. Hukum Bernoulli
Hukum Bernoulli mengatakan bahwa “Jumlah dari tekanan, energi kinetik
persatuan volume, dan energi potensial persatuan volume mempunyai nilai yang sama
pada setiap titik sepanjang suatu garis arus”.
Proses terbentuknya hukum Bernoulli pada roket air yaitu dengan cara botol
roket diisi air secukupnya dan udara bertekanan sehingga udara dimampatkan. Ketika
roket diluncurkan, air yang didorong oleh tekanan botol akan keluar melalui lubang
nozzle dengan kecepatan tertentu, tergantung dari volume air dan tekanan udara.
4. Hukum kekekalan momentum
Momentum dimiliki oleh setiap benda yang bergerak. Semakin besar momentum
suatu benda, maka makin sulit menghentikan laju gerak benda tersebut. Konsep
momentum sangat penting, karena pada keadaan-keadaan tertentu, momentum
merupakan besaran yang kekal.
Itulah beberapa konsep fisika yang digunakan dalam permainan roket air. Selain
yang telah disebutkan di atas, masih banyak lagi konsep yang dapat diterapkan dalam
permainan roket air.
Sumber gambar : OIF UMSU
NGINTIP BARENG KETERLIHATAN
GERHANA PARSIAL DI LANGIT MEDAN
BERSAMA TIM OIF UMSU
Pada tahun 2019 ini akan terlihat dua gerhana yang bisa diamati di Indonesia. Yang
pertama Gerhana Bulan Parsial yang terjadi pada tanggal 17 Juli 2019, dan yang kedua
adalah Gerhana Matahari yang akan terjadi pada tanggal 26 September 2019.
Nah, pada tahun ini Gerhana Bulan yang akan terjadi berbeda dengan Gerhana
Bulan Total yang telah terjadi pada tanggal 28 Juli yang lalu. Pada 17 Juli 2019 terjadi
gerhana bulan parsial di kota Medan. Gerhana Bulan Parsial adalah peristiwa ketika
sebagian wajah Bulan terhalang bayangan umbra Bumi sehingga terlihat seperti Bulan
Sabit.
Gerhana Bulan Parsial 17 Juli 2019 ini bisa mulai diamati pada pukul 01.43 WIB
ketika bulan masuk bayangan penumbra. Gerhana Parsial tersebut akan dimulai pada
pukul 03.01 WIB, puncaknya pada pukul 04.30 WIB, dan akan berakhir pukul 04.59 WIB.
Gerhana Bulan ini bisa diamati di Amerika Selatan, Afrika, Eropa, dan Australia. Hal itu
berarti Indonesia (Medan) termasuk dalam area yang bisa mengamati gerhana ini.
OIF UMSU juga melakukan nobar (nonton bareng). Kali ini bukan nonton bareng
pertandingan sepak bola atau pemilihan cawapres, tapi OIF UMSU melakukan ngintip
bareng dengan masyarakat umum yaitu ngintip Gerhana Bulan Parsial dari teleskop-
teleskop yang telah disediakan. Selain pengamatan, kegiatan ini juga diselingi dengan
salah sunah gerhana secara berjamaah. Di samping itu, yang tidak kalah menarik
masyarakat dapat menikmati proses terjadinya gerhana dan berselfi ria.
Sept 2019 | 31
O I F INSIDE O I F INSIDE
Pengamatan bersama Masyarakat Umum
Sept 2019 | 32
Berikut Adalah Beberapa Dokumentasi Kegiatan Tim OIF UMSU
Kunjungan Konsulat Amerika Serikat ke OIF UMSU
Kafrelsheikh Universiti Mesir & Jamiyah
Singapore Collage
SMA Swasta Rahmad Islamiyah
Pameran Pekan Inovasi dan Investasi Sumatera Utara
di Lapangan Merdeka
Pelatihan Teleskop BMKG di OIF UMSU
Sunny Children Club