sejarah perkembangan islam di indonesia

10
Sejarah Perkembangan Islam Di Indonesia A. Kedatangan dan Penyebaran Islam di Indonesia Pada abad ke-1 hingga ke-7 M, pelabuhan-pelabuhan penting di Sumatra dan Jawa sering disinggahi pedagang asing, seperti Pelabuhan Lamuri (Aceh), Barus dan Palembang di Sumatra serta Pelabuhan Sunda Kelapa dan Gresik di Jawa. Cikal bakal keberadaan Islam di Nusantara telah dirintis pada periode abad ke-1 hingga ke-5 H atau abad ke-7 hingga ke-8 M. Pada periode ini, para pedagang dan mubalig membentuk komunitas Islam. Para mubalig memperkenalkan dan mengajarkan Islam kepada penduduk setempat tentang Islam. Ajaran-ajaran Islam tersebut antara lain sebagai berikut : 1. Islam mengajarkan toleransi terhadap sesama manusia, saling menghormati dan tolong menolong. 2. Islam mengajarkan bahwa dihadapan Allah, derajat semua manusia sama, kecuali takwanya. 3. Islam mengajarkan bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Pengasih dan Penyayang, dan mengharamkan manusia saling berselisih, bermusuhan, merusak, dan saling mendengki. 4. Islam mengajarkan agar manusia menyembah hanya kepada Allah dan tidak menyekutukannya serta senantiasa setiap saat berbuat baik terhadap sesama manusia tanpa pilih kasih. Ajaran Islam ini sangat menarik perhatian penduduk Indonesia. Dengan demikian, dakwah dan pengaruh Islam makin meluas, baik di kalangan masyarakat biasa, maupun bangsawan atau penguasa. Proses Islamisasi diperkirakan sudah

Upload: baitinnajmah

Post on 16-Apr-2017

133 views

Category:

Education


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sejarah Perkembangan Islam Di Indonesia

Sejarah Perkembangan Islam Di Indonesia

A. Kedatangan dan Penyebaran Islam di Indonesia

Pada abad ke-1 hingga ke-7 M, pelabuhan-pelabuhan penting di Sumatra dan Jawa

sering disinggahi pedagang asing, seperti Pelabuhan Lamuri (Aceh), Barus dan Palembang

di Sumatra serta Pelabuhan Sunda Kelapa dan Gresik di Jawa. Cikal bakal keberadaan

Islam di Nusantara telah dirintis pada periode abad ke-1 hingga ke-5 H atau abad ke-7

hingga ke-8 M. Pada periode ini, para pedagang dan mubalig membentuk komunitas

Islam. Para mubalig memperkenalkan dan mengajarkan Islam kepada penduduk setempat

tentang Islam. Ajaran-ajaran Islam tersebut antara lain sebagai berikut :

1. Islam mengajarkan toleransi terhadap sesama manusia, saling menghormati dan tolong

menolong.

2. Islam mengajarkan bahwa dihadapan Allah, derajat semua manusia sama, kecuali

takwanya.

3. Islam mengajarkan bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Pengasih dan

Penyayang, dan mengharamkan manusia saling berselisih, bermusuhan, merusak, dan

saling mendengki.

4. Islam mengajarkan agar manusia menyembah hanya kepada Allah dan tidak

menyekutukannya serta senantiasa setiap saat berbuat baik terhadap sesama manusia

tanpa pilih kasih.

Ajaran Islam ini sangat menarik perhatian penduduk Indonesia. Dengan demikian,

dakwah dan pengaruh Islam makin meluas, baik di kalangan masyarakat biasa, maupun

bangsawan atau penguasa. Proses Islamisasi diperkirakan sudah berlangsung sejak

persentuhan itu terjadi. Di Aceh, kerajaan Islam Samudra Pasai berdiri pada pertengahan

abad ke-13 M sehingga perkembangan masyarakat muslim di Malaka semakin pesat. Ibnu

Batutah menceritakan, Sultan Kerajaan Samudra Pasai, Sultan Al Malik Az Zahir

dikelilingi oleh ulama dan mubalig Islam.

Sementara itu di Jawa proses penyebaran Islam sudah berlangsung sejak abad ke-11

M dengan ditemukannya makam Fatimah binti Maimun di Leran Gresik yang bertahun

475 H/1082 M. Pengaruh Islam yang masuk ke Indonesia bagian timur, terutama Maluku,

tidak dapat dipisahkan dari jalur perdagangan yang terbentang sepanjang pusat lalu lintas

pelayaran internasional di Malaka, Jawa, dan Maluku.

Menurut Tome Pires, masyarakat yang masuk Islam di Maluku dimulai kira-kira

tahun 1460-1465 M. Mereka datang dan menyebarkan pembelajaran Islam melalui

Page 2: Sejarah Perkembangan Islam Di Indonesia

perdagangan, dakwah, dan perkawinan. Sulawesi, terutama bagian selatan, sejak abad 15

M sudah didatangi oleh pedagang-pedagang muslim yang kemungkinan berasal dari

Malaka, Jawa, dan Sumatra. Pada abad ke-16 di daerah Goa sebuah kerajaan terkenal di

daerah itu telah terdapat masyarakat muslim.

B. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan

1. Ilmu-ilmu Keagamaan

Perjuangan itu dilakukan, diberbagai aspek antara lain pendidikan, kesehatan,

dakwah, sosial, politik hingga teknologi. Setidaknya ada dua cara yang dilakukan oleh

para ulama dalam menumbuhkembangkan ajarannya yaitu sebagai berikut:

a. Membentuk kader-kader ulama yang akan bertugas sebagai mubalig ke daerah-

daerah yang lebih luas.

b. Melalui karya-karya tulisan yang tersebar dan dibaca di seluruh Nusantara. Karya-

karya itu mencerminkan perkembangan pemikiran dan ilmu-ilmu agama di

Indonesia pada masa itu.

Ilmuwan-ilmuwan muslim di Indonesia tersebut, antara lain:

a) Hamzah Fansuri (sufi) dari Sumatera Utara. Karyanya yang berjudul Asrar Al Arifin

fi Bayan ila Suluk wa At Tauhid.

b) Syamsuddin As Sumatrani dengan karyanya berjudul Mir’atul Mu’min (Cermin

Orang Beriman).

c) Nurrudin Ar Raniri, yaitu seorang yang berasal dari India keturunan Arab Quraisy

Hadramaut. Karya-karyanya meliputi ilmu fikih, hadis, akidah, sejarah, dan tasawuf

yang diantaranya adalah As Sirat Al Mustaqim (hukum), Bustan As Salatin

(sejarah), dan Tibyan fi Ma’rifat Al Adyan (tasawuf).

d) Abdul Muhyi yang berasal dari Jawa. Karyanya adalah kitab Martabat Kang Pitu

(Martabat yang Tujuh).

e) Sunan Bonang dengan karyanya Suluk Wijil

f) Ronggowarsito dengan karyanya Wirid Hidayat Jati

g) Syekh Yusuf Makasar dari Sulawesi (1629-1699 M). Karya-karyanya yang belum

diterbitkan sekitar 20 buah yang masih berbentuk naskah.

h) Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari (1812 M) seorang ulama produktif yang

menulis kitab sabitul Muhtadil (fikih).

i) Syekh Nawawi Al Bantani yang menulis 26 buah buku diantaranya yang terkenal

Tafsir Al Muris

j) Syekh Ahmad Khatib dari Minangkabau (1860-1916 M)

Page 3: Sejarah Perkembangan Islam Di Indonesia

2. Arsitektur Bangunan

Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau memiliki penduduk yang juga terdiri dari

beragam suku, bangsa, adat, kebiasaan dan kebudayaan masing-masing. Oleh karena itu

perbedaan latar belakang tersebut, arsitektur bangunan-bangunan Islam di Indonesia

tidak sama antara satu tempat dengan tempat yang lainnya. Beberapa hasil seni

bangunan pada masa pertumbuhan dan perkembangan Islam di Indonesia antara lain.

Masjid-masjid kuno di Demak, Sandang Duwur Agung di Kasepuhan Cirebon, Masjid

Agung Banten dan Masjid Baiturahman di Aceh.

Beberapa masjid masih memiliki seni masih memiliki seni bangunan yang

menyerupai bangunan merupai pada zaman Hindu. Ukiran-ukiran pada mimbar, hiasan

lengkung pola kalamakara, mihrab dan bentuk mastaka atau memolo menunjukkan

hubungan yang erat dengan kebudayaan agama Hindu, seperti Masjid Sendang Duwur.

C. Peranan Umat Islam pada Masa Penjajahan, Masa Kemerdekaan dan Masa

Perkembangan

1. Masa penjajahan

Jauh sebelum Belanda masuk ke Indonesia, sebagian besar masyarakat Nusantara

telah memeluk agama Islam yang ajarannya penuh kedamaian, saling menghormati,

dan tidak bersikap buruk sangka terhadap bangsa asing. Semula bangsa asing seperti

Portugis dan Belanda datang ke Indonesia hanya untuk berdagang, tetapi dalam

perkembangan selanjutnya niat itu berubah menjadi keinginan untuk menjadikan

Indonesia sebagai koloni di bawah kekuasaan dan jajahannya. Portugis berhasil

meluaskan wilayah dagangnya dengan menguasai Bandar Malaka di tahun 1511

sehingga akhirnya mereka dapat masuk ke Maluku, Ternate dan Tidore.

Portugis juga mematikan aktivitas perdagangan kaum muslim Indonesia di daerah

lainnya seperti Demak. Pada tahun 1527 M, Demak di bawah pimpinan Fatahillah

berhasil menguasai Banten. Banten dan Aceh kemudian menjadi pelabuhan yang ramai

menggantikan Bandar Malaka.

Dilandasi semangat tauhid dan hasil pendidikan yang diperoleh dari pesantren

menyebabkan semakin bertambahnya kader pemimpin dan ulama yang menjadi

pengayom masyarakat. Kaum bangsawan dan kaum adat yang semula tidak memahami

niat para ulama untuk mempertahankan Indonesia dari cengkeraman penjajah secara

perlahan bersatu padu untuk mempertahankan Nusantara dari ekspansi Belanda.

Contoh perlawanan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh tersebut antara lain:

a. Tuanku Imam Bonjol melalui Perang Paderi (1821-1837) di Sumatera Barat.

Page 4: Sejarah Perkembangan Islam Di Indonesia

b. Pangeran Diponegoro (1815-1838) melalui Perang Diponegoro di Jawa Tengah.

c. Perang Aceh (1873-1904) di bawah pimpinan Panglima Pilom, Teuku Cik Ditiro,

Teuku Umar, dan Cut Nyak Din.

2. Masa Kemerdekaan

Umat Islam kemudian mengganti perjuangannya melawan penjajahan dengan

strategi atau jalan mendirikan organisasi-organisasi Islam yang diantaranya sebagai

berikut:

a. Syarikat Dagang Islam

Syarikat Dagang Islam yang kemudian berubah menjadi Syarikat Islam berdiri pada

tahun 1905 dipimpin oleh H. samanhudi, A.M. Sangaji, H.O.S. Cokroaminoto dan

H. Agus Salim. perkumpulan ini berdiri dengan maksud untuk meningkatkan taraf

hidup bangsa ndonesia, terutama dalam dunia perniagaan.

b. Jam’iatul Khair

Berdiri pada tahun 1905 M di Jakarta adalah pergerakan Islam yang pertama di

pulau Jawa. Anggotanya kebanyakan keturunan (peranakan) Arab.

c. Al Irsyad

Al Irsyad adalah organisasi Islam yang didirikan tahun 1914 M oleh para pedagang

dan ulama keturunan Arab, seperti Syekh Ahmad Sorkali.

d. Perserikatan Ulama

Gerakan modernis Islam yang berdiri pada tahun 1911 M oleh Abdul Halim dan

berpusat di Majalengka Jawa Barat. Organisasi ini diakui keberadaannya oleh

Belanda tahun 1917 dan bergerak dibidang ekonomi dan sosial, seperti mendirikan

panti asuhan yatim piatu pada tahun 1930 M.

e. Muhammadiyah

Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta 18 November 1912 oleh KH. Ahmad

Dahlan bertepatan tanggal 8 Zulhijah 1330. Muhammadiyah bukan merupakan

partai politik, tetapi gerakan Islam yang bergerak dalam bidang sosial dan

pendidikan.

f. Nahdatul Ulama

Didirikan pada bulan Januari 1926 oleh KH. Hasyim Asy’ari yang bertujuan

membangkitkan semangat para ulama Indonesia dengan cara meningkatkan dakwah

dan pendidikan karena saat itu Belanda melarang umat Islam mendirikan sekolah-

sekolah yang bernafaskan Islam seperti Pesantren.

3. Masa Perkembangan

Page 5: Sejarah Perkembangan Islam Di Indonesia

Di masa perkembangan atau setelah memperoleh kemerdekaan, umat Islam juga

memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya memajukan bangsa dan negara.

Peran-peran tersebut antara lain dilakukan melalui hal-hal sebagai berikut.

a. Membentuk Departemen Agama

Tujuan dan fungsi Departemen Agama dirumuskan sebagai berikut:

a) Mengurus serta menuntut pendidikan agama di sekolah-sekolah serta

membimbing perguruan-perguruan agama.

b) Mengikuti dan memperhatikan hal-hal yang bersangkutan dengan agama dan

keagamaan.

c) Memberi penerangan dan penyuluhan agama.

b. Di Bidang Pendidikan

Salah satu bentuk pendidikan Islam tertua di Indonesia adalah pesantren yang

tersebar di berbagai pelosok daerah. Lembaga ini dipimpin oleh seorang kyai dan

saat ini sudah banyak muncul pesantren yang bersifat modern. Artinya, pendidikan

Islam tersebut memiliki kurrikulum dan jenjang-jenjang pendidikan mulai dari

tingkat dasar (ibtidaiyah), menengah (tsanawiyah), dan tingkat atas (aliyah), bahkan

sampai ke tingkat perguruan tinggi, seperti Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) dan

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) yang sekarang telah menjadi Universitas Islam

Negeri (UIN).

c. Majelis Ulama Indonesia

Selain Departemen Agama, pemerintah Indonesia juga mendirikan Majelis

Ulama Indonesia (MUI), yaitu suatu wadah kerja sama antara pemerintah dan ulama

dalam urusan keorganisasian, khususnya agama Islam. Majelis Ulama Indonesia

bergerak dalam bidang dakwah dan pendidikan. Majelis Ulama Indonesia (MUI)

pusat berdiri pada bulan Oktober 1962 yang memiliki tujuan awal antara lain sebagai

berikut:

a) Pembinaan mental dan agama bagi masyarakat.

b) Ikut ambil bagian dalam penyelenggaraan revolusi dan pembangunan semesta

berencana dalam rangka demokrasi terpimpin.

D. Hikmah Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia

Setelah memahami bahwa perkembangan Islam di Indonesia memiliki warna atau

ciri yang khas dan memiliki karakter tersendiri dalam penyebarannya, kita dapat

mengambil hikmah, diantaranya sebagai berikut:

1. Islam membawa ajaran yang berisi kedamaian.

Page 6: Sejarah Perkembangan Islam Di Indonesia

2. Penyebar ajaran Islam di Indonesia adalah pribadi yang memiliki ketangguhan dan

pekerja keras.

3. Terjadi akulturasi budaya antara Islam dan kebudayaan lokal meskupin Islam tetap

memiliki batasan dan secara tegas tidak boleh bertentangan dengan ajaran dasar dalam

Islam.

E. Manfaat dari Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia

Banyak manfaat yang dapat kita ambil untuk dilestarikan diantaranya sebagai

berikut:

1. Kehadiran para pedagang Islam yang telah berdakwah dan memberikan pengajaran

Islam di bumi Nusantara turut memberikan nuansa baru bagi perkembangan

pemahaman atas suatu kepercayaan yang sudah ada di nusantara ini.

2. Hasil karya para ulama yang berupa buku sangat berharga untuk dijadikan sumber

pengetahuan.

3. Kita dapat meneladani Wali Songo telah berhasil dalam hal-hal seperti berikut.

a. Menjadikan masyarakat gemar membaca dan mempelajari Al Quran.

b. Mampu membangun masjid sebagai tempat ibadah dalam berbagai bentuk atau

arsitektur hingga ke seluruh pelosok Nusantara

4. Mampu memanfaatkan peninggalan sejarah, termasuk situs-situs peninggalan para

ulama, baik berupa makam, masjid, maupun peninggalan sejarah lainnya.

5. Seorang ulama atau ilmuwan dituntut oleh Islam untuk mempraktikkan tingkah laku

yang penuh keteladanan agar terus dilestarikan dan dijadikan panutan oleh generasi

berikutnya.

6. Para ulama dan umara bersatu padu mengusir penjajah meskipun dengan persenjataan

yang tidak sebanding.

F. Perilaku Penghayatan Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia

Ada beberapa perilaku yang merupakan cerminan dari penghayatan terhadap

manfaat yang dapat diambil dari sejarah perkembangan Islam, yaitu antara lain sebagai

berikut:

1. Berusaha menjaga persatuan dan kerukunan antaraumat beragama, saling menghormati,

dan tolong menolong.

2. Menyikapi kejadian masa lalu dengan sikap sabar dan tetap meyakini bahwa setiap

kejadian pasti ada hikmahnya.

3. Sumber ilmu pengetahuan yang berupa karya tulis dari para ulama hendaknya terus

digali atau dipelajari dan dipahami maksudnya.