sekilas pendekatan partisipatif

Upload: andre-illu

Post on 28-Mar-2016

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Sekilas Pendekatan Partisipatif

TRANSCRIPT

Sekilas Pendekatan PartisipatifIstilah partisipasi belakangan ini seperti menjadi mode. Begitu laris, dipakai siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Bahkan lembaga-lembaga pemerintah yang sebelumnya alergi dengan istilah ini serentak menyanyikan partisipasi dengan nada mirip koor. Begitu saktinya mantra partisipasi ini sehingga seseorang atau sesuatu yang tidakngomongpartisipasi dianggap mengalami kelainan atau sakit jiwa.Ironisnya pemahaman terhadap konsep partisipasi itu sendiri sangat beragam. Kadang-kadang, kata partisipasi hanya disampaikan sebatas retorika (lips-service) tanpa disertai aksi yang sepadan.1. Asal-mulaLahirnya Pendekatan PartisipatifPada awalnya, pendekatan partisipatif lahir sebagai kritik terhadap metode-metode penelitian konvensional, Dua diantara banyak metode penelitian konvensional yang menjadi sasaran kritik ini antara lain adalah penelitian-penelitian yang terlalu banyak menggunakan logika sains, dan penelitian-penelitian etnometodologis.Penelitian dengan menggunakan pendekatan sains dinilai banyak mengandung kelemahan antara lain: (1) Hanya menghasilkan pengetahuan yang empiris-analitis, dan cenderung tidak mendatangkan manfaat bagi obyek (masyarakat lokal); (2) Banyak bermuatankepentingan teknis untuk melakukan rekayasa sosial (social enginering); (3) Memungkinkan terjadinya "pencurian" terhadap kekayaan pengetahuan lokal oleh peneliti (orang luar) sehingga sangat berpotensi untuk menyebabkan penindasan terhadap orang dalam (masyarakat lokal).. Sementara pendekatan etnometodologis, meskipun berusaha memahami kehidupan sehari-hari masyarakat, mencoba menghasilkan pengetahuan yang bersifat historis-hermeuneutik, dan meyakini adanya makna di balik fenomena sosial, juga memiliki kelemahan. Yakni kecenderungannya untuk menghasilkan pengetahuan yang hanya bisa memaafkan realita.Sebagai alternatif dimunculkan apa yang kini disebut pendekatan partisipatif. Kepentingan pendekatan ini adalah emansipasi/pelibatan masyarakat.Metode-metode yang menggunakan pendekatan yang partisipatif ini (misalnyaParticipatory Rural AppraisaldanParticipatory Action Research) bukanlah pendekatan yangahistoris(terlepas dari pendekatan-pendekatan sebelumnya). Pendekatan ini banyak menggunakan metode-metode yang sudah ada, yakni menggunakan cara-cara yang digunakan dalam teori-teori antropologi, komunikasi, sosiologi, dll.Menurutpendekatan ini, tujuan harus ditentukan oleh subyek untuk meniadakan penindasan ideologis. Pendekatan ini menekankan pentingnya prosessharing of knowledgeantara peneliti dengan masyarakat di lokasi penelitian. Proses analisa dilakukan bersama peneliti dan masyarakat setempat. Hasil analisa tersebut langsung dikembalikan kepada masyarakat untuk selanjutnya disusun rencana tindakan bersama (oleh karena itu pendekatan ini disebut jugariset aksi). Ukuran dari pendekatan ini adalah terjadinya perubahan sosial..

2. Aneka Tafsir PartisipasiSecaraharfiah, partisipasi berarti "turut berperan serta dalam suatu kegiatan, keikutsertaan atau peran serta dalam suatu kegiatan, peran serta aktif atau proaktif dalam suatu kegiatan. Partisipasi dapat didefinisikan secara luas sebagai "bentuk keterlibatan dan keikutsertaan masyarakat secara aktif dan sukarela, baik karena alasan-alasan dari dalam dirinya (intrinsik) maupun dari luar dirinya (ekstrinsik) dalam keseluruhan proses kegiatan yang bersangkutan"Kata keterlibatan dalam definisi partisipasi sendiri ditafsirkan secara beragam oleh banyak kalangan. Konsorsium Pengembangan Masyarakat Nusa Tenggara misalnya menafsirkan partisipasi berdasarkan tingkat keterlibatan masyarakat sebagai menjadi beberapa tahap sebagai berikut: Tahap MobilisasiPartisipasi tahap ini dicirikan oleh adanyapenggunaanteknologi luar tanpa minta pendapat dari masyarakat, dan masyarakat masyarakat dikerahkan untuk melaksanakannya.Mobilisasi dikritik karena dianggap bukan menyertakan masyarakat melainkan mengerahkan masyarakat. Keterlibatan atau keikutsertaan masyarakat dalam suatu kegiatan tidak lahir secara sukarela melainkan dengan cara diperintah atau dipaksa. Karena itu tahap mobilisasi dianggap sama sekali tidak partisipatif,bahkan bertentangan dengan prinsip-prinsip pendekatan partisipatif.Dengan cara mobilisasi seringkali masyarakat hanya dijadikan obyek pembangunan. Tahap Pengenalan PartisipasiTahap partisipasi jenis ini memiliki ciri adanya penggunaan teknologi luar yang tanpa meminta pendapat dari masyarakat. Keterlibatan masyarakat dalam hal ini masih terbatas, seringkali sebagai obyek percobaan penggunaan teknologi baru.Masyarakat memang diminta untuk melakukan ujicoba secara terbatas sebelum memutuskan apakah sesuatu kegiatan atau teknologi akan diterapkan secara lebih luas. Tetapi apa yang disebut partisipasi masyarakat sesungguhnya belum tumbuh benar. Artinya, rancangan kegiatan dan keputusan tentang jenis kegiatan atau teknologi yang diadopsi masih ditentukan oleh orang luar, bukan oleh masyarakat sendiri sehingga nyaris menempatkan mereka sebagai sekedar pelaksana kegiatan saja. Tahap Pemberdayaan MasyarakatTahap ini memiliki ciri adanya teknologi tepat guna dari luar yang diperkenalkan, dan masyarakat didorong atau diberikan motivasi untuk meningkatkan kemampuannya.Pada tahap ini, keterlibatan masyarakat mulai menjadi pertimbangan utama dalam proses perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian hasil program. Tetapi, karena selama ini masyarakat jarang diberi kesempatan untuk berperan aktif, maka orang luar (lembaga program) masih harus memotivasi masyarakat agar mau berperan aktif, dan mampu menentukan pilihan teknologi atau kegiatan. Tahap Kesetaraan/KesejajaranCiri-ciri pokok partisipasi dalam tahapan ini antara lainteknologi lokal dipergunakan, teknologi tepat guna dari luar diperkenalkan, dan masyarakat sudah mampu memilih teknologi yang paling cocok untuk dirinya sendiriTahap ini bisa disebut sebagai bentuk partisipasi yang paling ideal. Orang luar menjadi mitra sejajar masyarakat (orang dalam). Masyarakat sudah memiliki kemauan dan kemampuan untuk menentukan apa yang terbaik bagi peningkatan kesejahteraan hidupnya. Program direncanakan, dilaksanakan, serta dinilai bersama masyarakat. 3. Pendekatan PartisipatifBukan Tanpa KelemahanPada dasarnya semua metode pembangunan masyarakat bersifat netral, tergantung siapa yang menggunakan dan untuk kepentingan apa dia digunakan.Pendekatan partisipatif bukan tanpa kelemahan. Distorsi dalam penggunaan pendekatan partisipatif sangat mungkin terjadi terutama jika digunakan untuk tujuan ekonomi atau politik tertentu.Dalam pendekatan partisipatif, keterlibatan masyarakat tidak hanya terbatas dalam pengertian ikut serta secara fisik, melainkan keterlibatan yang memungkinkan mereka melaksanakan penilaian terhadap masalah serta berbagai potensi yang terdapat dalam lingkungannya sendiri, untuk kemudian menentukan kegiatan yang mereka butuhkan. Keterlibatan masyarakat ini adalah keterlibatan yang mengarah kepada tumbuhnya kemampuan-kemampuan mereka untuk lebih berdaya menghadapi berbagai tantangan hidup tanpa harus tergantung kepada orang lain. Ketika masyarakat semakin kuat, peran orang luar semakin dikurangi. Inilah sebabnya pendekatan partisipatif disebut juga dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat.