sekilas tentang auv dan rov.docx
DESCRIPTION
freeTRANSCRIPT
Sekilas tentang AUV dan ROVPosted by Aldo Fansuri on October 12th, 2011 08:22 PM | Perikanan dan Kelautan
Indonesia yang merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan laut yang tinggi dengan
panjang garis pantai 81.000 km mengandung potensi ekonomi yang bernilai ekonomis tinggi. Namun
potensi kelautan itu belum banyak disentuh, mulai dari Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) maupun kawasan
sepanjang pantai.
Banyak faktor yang menyebabkan kurangnya pemanfaatan potensi kelautan Indonesia. Salah satu
faktornya adalah adanya keterbatasan manuasia dalam menjelajahi dunia bawah air tersebut. Oleh
karena itu dibutuhkan teknologi yang bisa mengekspolrasi potensi kelautan. Salah satu teknologi yang
mulai dikembangkan adalah robot bawah air yaitu ROV dan AUV.
Remote Operated Vehicle atau yang lebih di kenal dengan ROV merupakan salah satu robot bawah air
yang tersambung melalui kabel utama ke unit kontrol. Namun kabel yang terdapat pada ROV dapat
membatasi pergerakannya di bawah air. Oleh karena itu para ilmuwan tertarik mengembangkan AUV.
Antonomous Underwater Vehicle (AUV) merupakan robot bawah air tanpa kabel yang dilengkapi oleh beberapa sensor untuk tujuan tertentu. Pergerakan AUV di dalam air dipengaruhi oleh berbagai gaya antara lain gaya tarik, dorong, apung dan berat. Untuk mendapatkan kecepatan dan kedalaman yang tetap maka dibutuhkan keseimbangan antara gaya-gaya yang bekerja pada AUV tersebut.
Antonomous Underwater Vehicle (AUV) merupakan robot bawah air tanpa kabel yang dilengkapi oleh
beberapa sensor untuk tujuan tertentu. Pergerakan AUV di dalam air dipengaruhi oleh berbagai gaya
antara lain gaya tarik, dorong, apung dan berat. AUV mengirim data ke operator dengan memancarkan
sinyal melalui sebuah antenna.
Dalam mendesign AUV harus diperhatikan beberapa hal, antara lain :harus memiliki sedikit daya apung
positif sehingga saat kembali ke permukaan tidak terjadi kehilangan energi. Untuk mengurangi
pemakaian energi, gaya tarik AUV harus rendah (Gerl, 2006). Tekanan bawah air yang tinggi
membutuhkan syarat terhadap daya tahan sistem mekanik. Data diperoleh dengan sensor.
Terdapat beberapa permasalahan mengenai minimnya daya lihat bawah air. Untuk mengatasi ini maka
digunakan kamera atau laser yang dapat mengukur jarak. Navigasi sukar karena adanya perbedaan arus
pada setiap waktu dan lokasi. Posisi x dan y sulit untuk ditentukan. GPS (Global Positioning System)
tidak bekerja di bawah air. Untuk mengatasi masalah ini salah satu kemungkinan menggunakan menara
eksternal, tetapi menara ini harus disiapkan dengan baik sebelum misi. Daya tahan dalam beroperasi
terbatas tergantung kapasitas energi yang tersedia. Alternatif lain kita bisa menggunakan bahan bakar
minya (Hornfeld, 2005).
Terdapat beberapa properti fisik AUV, yaitu:
1. Sistem Koordinat
Gambar 1. Degree of freedom dari AUV
AUV memiliki tiga koordinat spasial yaitu x, y dan z dan memiliki tiga sudut ?, ? dan ? (seperti gambar 1).
Perpindahan sepanjang x disebut surge (sentakan/tarikan), y disebut sway (goyangan) dan z disebut
heave (berat). Perpindahan rotasi disebut roll, pitch dan yaw(Gerl, 2006).
2. Daya apung dan stabilitas
Setiap benda yang berada di dalam air memiliki gaya apung ke atas. Gaya apung timbul karena adanya
luasan dari volume air yang dipindahkan. Gaya apung memiliki nilai yang sama dengan berat fluida yang
dipindahkan (Streeter et al, 1998). Berlawanan dengan gaya apung, terdapat gaya berat yang mendorong
objek ke bawah. Gaya berat sebanding dengan massa suatu benda. Jika gaya berat benda lebih besar
dari gaya apung, maka benda akan tenggelam. Sebaliknya, jika gaya apung lebih besar maka benda
akan mengapung. Namun jika gaya apung dan gaya berat memiliki nilai yang sama maka benda akan
berada di kolom air (melayang).
Gambar 2. Stabilitas benda yang berada dalam air (Gerl, 2006).
3. Tekanan
Tekanan terhadap AUV meningkat dengan bertambahnya kedalaman. Hubungannya dapat dilihat dari
persamaan berikut, dimana Pa merupakan tekanan atmosfir, ? adalah densitas dari fluida, g adalah
gravitasi dan h adalah kedalaman (Massey, 1998).
P= Pa + ?gh
Pada tekanan 1 atm dapat mempengaruhi bagian dalam badan AUV. Bertambahnya kedalaman setiap
10 meter akan meningkatkan tekanan sebesar 1 atm. Badan AUV harus dapat bertahan dari tekanan.
4. Tarikan
Gaya tarik dapat dihitung menggunakan formula di bawah ini, dimana D adalah gaya tarik, ? adalah
densitas dari fluida, v adalah kecepatan benda, A adalah luas area dan Cd adalah koefesien gaya tarik
(Massey, 1998).
Remote Operated Vehicle (ROV)
Remote Operated Vehicle atau yang lebih di kenal dengan ROV merupakan salah satu robot bawah air
yang tersambung melalui kabel utama ke unit control. Kabel utama akan membawa energi dan perintah
serta sinyal kontrol untuk wahana (ROV). Sedangkan untuk operator , kabel utama membawa data dari
sensor dan kondisi dari ROV. Sebuah kamera pada ROV akan memberikan input ke layar bagaimana
kondisi ROV tersebut.
ROV memiliki ukuran yang berbeda-beda dan dilengkapi dengan TV camera, video kamera, alat mekanik
dan peralatan lainnya.
ROV terdiri dari beberapa jenis antara lain ROV yang memiliki wahana yang kecil (electric). ROV jenis ini
dapat beroperasi diatas kedalaman 300 m (984 feet). Ukurannya yang kecil memudahkan navigasi
dalam air. Jenis ini digunakan terutama untuk pemeriksaan dan observasi. Selain itu terdapata juga High
Capability Electric ROV’s. ROV ini dapat beroperasi sampai kedalaman 6096 m. ROV ini banyak
digunakan untuk keperluan militer dan sains.
Salah satu contoh ROV adala Hyper Dolphin yang mampu melakukan survey pada kedalaman maksimun
3000 m.
Gaya-Gaya yang Bekerja pada AUV Beserta Hukum yang Berlaku
1. Gaya Dorong
Gaya dorong merupakan suatu gaya menggerakkan benda melewati sebuah medium. Gaya tarik ini
timbul dari sifat kekentalan (viskositas) air yang lewat di dekat bagian permukaan benda. AUV melakukan
daya dorong menggunakan propeller.
2. Gaya Tarik
Gaya Tarik merupakan suatu gaya yang melawan gerakan objek. Bagian depan dari AUV berbentuk
setengah lingkaran untuk mengurangi adanya sudut tajam sehingga mengurangi gaya tarik.
3. Gaya apung dan angkat
Gaya apung muncul dari jumlah air yang dipindahkan oleh benda tersebut. Kepadatan cairan
mempengaruhi besarnya gaya tekan ke atas, semakin padat cairan tersebut (berat jenisnya lebih besar),
maka semakin besar gaya tekan ke atas yang diberikan pada benda, artinya daya apung akan semakin
besar. Daya apung positif bila sebuah benda cenderung untuk mengambang (terapung) sedangkan daya
apung negative bila benda cenderung untuk tenggelam dan daya apung bernilai nol (netral) bila benda
tersebut cenderung untuk melayang. Gaya angkat timbul dari gaya yang sama tapi dengan arah ke atas.
4. Gaya berat
Berat benda disebabkan adanya gaya tarik gravitasi antara bumi dan benda tersebut.
Adapun hukum-hukum yang berlaku antara lain:
1. Hukum Archimedes
Hukum Archimedes berkaitan dengan daya apung suatu benda di air. Hukum ini berbunyi jika suatu
benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya kendalam zat cair, maka air akan mendapat gaya
tekan ke atas seberat berat zat cair yang dipindahkannya.
2. Hukum Newton
Hukum Newton 1 adalah sebuah benda yang diam tetap diam dan sebuah benda yang bergerak tetap
bergerak pada kecepatan yang konstan jika semua gaya yang bekerja saling meniadakan. Hukum
Newton 2 adalah gaya merupakan hasil perkalian massa dan percepatan. Hukum Newton 3 adalah aksi =
– reaksi.
3. Hukum Pascal
Hukum ini menyatakan bahwa tekanan yang terdapat di permukaan cairan akan menyebar keseluruh
arah secara merata dan tidak berkurang.
4. Hukum Boyle
Hukum ini menegaskan hubungan antara volume dan tekanan. Volume dari suatu kumpulan gas akan
berbanding terbalik dengan tekanannya.
Aplikasi AUV dan ROV Untuk Bidang Kelautan
ROV dan AUV memiliki multi fungsi dalam bidang kelautan. AUV merupakan robot yang berenang dan
mengunpulkan data dari dunia bawah air. AUV memeiliki kemampuan untuk melakukan pengukuran
parameter secara simultan.
Beberapa contoh aplikasi dalam bidang kelautan antara lain:
1. Penemuan hydrotermal vent, eksplorasi dan sampling.
2. Pemetaan dasar laut
3. Geologi sampling
4. Monitoring (seperti polusi, radiasi kebocoran)
5. Pemeriksaan badan kapal
6. Pemeriksaan kabel bawah laut.
sumber:
Gerl, B. 2006. Vehicle in an Interdisciplinary Context. The University of Western Australia
Hornfeld, W. (2005) Deep-C; the German AUV Development Project
Bremen: Atlas Electronic GmbH, 2005
Massey, B. (1998) Mechanics of Fluids, Seventh Edition Cheltenham: Stanley Thornes Ltd.
Streeter, V., Wylie, E.,Bedford, K. (1998) Fluid Mechanics Boston: WCB
OV (Remotely Operated Vehicle)
ROV (Remotely Operated Vehicle) adalah wahana bawah air yang bertenaga listrik dan dikontrol melalui pusat, dapat bermanuver sesuai perintah manusia dengan pendorong (thruster) hidrolik atau elektrik (Hoong, 2010). Di dalam ROV biasanya terdapat CCD (kamera video) dan lampu pencahayaan. Beberapa instrumen dapat ditambahkan untuk menambahkan kemampuan ROV seperti kamera, manipulator, water sampler, CTD ( Conductivity, Temperature and Depth) (NOAA, 2010). Remote Operation Vehicle secara luas dikenal sebagai nama umum bagi kapal selam mini yang kerap digunakan pada industri minyak dan gas lepas pantai. Kapal selam ini tak berawak, tapi dioperasikan dari kapal lain. ROV memiliki kamera sehingga dapat menampilkan gambar keadaan bawah laut secara real time kepada pengendali ROV. Bila dari gambar yang terlihat menampilkan sesuatu yang dianggap penting untuk diteliti maka akan lebih banyak lagi sensor yang digunakan untuk memeriksa keadaan di lokasi tersebut lebih detail lagi.
Gambar 1. ROV
sumber : http://www.oceaneering.com/wp-content/uploads/2011/07/ROV-Spectrum-Cut-out.jpg
ROV biasanya dikembangkan oleh lembaga penelitian. Salah satu merk ROV yang dikembangkan oleh Woods Hole Oceanographic Institution (WHOI) ialah JASON yang mampu menjelajah hingga kedalaman 6500 meter. Sejak tahun 2002 JASON telah kurang lebih menyelam sebanyak 485 kali. ROV pertama kali yang dilibatkan dalam mendukung pekerjaan di pengeboran minyak lepas pantai adalah RCV-225 dan RCV-150 yang dibuat oleh HydroProducts, Amerika Serikat.
Kegunaan ROV ini biasanya digunakan untuk mengetahui keadaan ekosistem laut dalam. Selain itu ROV juga banyak digunakan oleh para pekerja di rig oil & gas untuk mengecek struktur rig yang telah atau akan dipasang. Pemakaian ROV digunakan baik untuk kalangan militer, bisnis atau komersial, maupun akademis dan riset. Contoh untuk tujuan komersil di dunia pengeboran minyak dan gas lepas pantai adalah sebagai berikut:
1. Menyertai para penyelam, untuk meyakinkan bahwa para penyelam dalam keadaan aman dan siap memberi bantuan
2. Inspeksi atau pemeriksaan anjungan atau kilang minyak, dari mulai pemeriksaan visual sampai menggunakan alat tertentu untuk memonitor efek dari korosi, kesalahan konstruksi, mencari lokasi keretakan, estimasi biologi untuk pencemaran
3. Inspeksi Jalur pipa, mengikuti jalur pipa bawah laut untuk mengecek adanya kebocoran, menentukan perkiraan umur pipa dan meyakinkan bila instalasi pipa dalam kondisi baik.
4. Survei, baik visual maupun survei menggunakan gelombang suara, diperlukan sebelum pemasangan pipa, kabel, dan fasilitas bawah laut lainnya.
5. Pendukung pengeboran dan konstruksi, dari inspeksi visual, memonitor pelaksanaan pengeboran dan konstruksi, sampai melakukan perbaikan-perbaikan jika diperlukan.
6. Memindahkan benda-benda berbahaya di dasar laut, terutama di sekitar fasilitas bangunan seperti kilang minyak. ROV terbukti lebih bisa menekan biaya untuk menjaga daerah tersebut tetap aman dan bersih.
Di bidang telekomunikasi ROVdigunakan untuk mendukung pekerjaan pemasangan kabel telekomunikasi bawah laut, selain memonitor, juga menjaga agar pemasangan kabel sesuai dengan prosedur sehingga terlindung dari gangguan nelayan (kapal trawler) dan kemungkinan kapal membuang jangkar. Selain itu dalam bidang rise ROVdigunakan untuk menginvestigasi perubahan-perubahan yang terjadi di dasar laut pasca gempa dan tsunami.
Prinsip kerja dari ROV adalah ROV bekerja dengan sebuah kontroler yang berada di permukaan air laut (biasanya dikapal). Dari sana operator menggerakan ROV dan mengatur segala kegiatan yang akan dilakukan oleh ROV seperti pengambilan sampel air laut, gerakan kamera video dan lain sebagainya. Antara ROV dan kontroler dihubungkan oleh kabel.
Gambar 2. Komponen dasar sistem ROV
Sumber: Christ dan Wernli, 2007
ROV tersusun dari satu set pengapung besar di atas sasis baja atau aluminium agar. Pengapung itu biasanya terbuat dari busa sintetis. Di bagian bawah konstruksi terpasang alat-alat sensor yang berat. Komposisi ini–komponen ringan di atas dan berat di bawah–akan menghasilkan pemisahan yang besar antara pusat apung dan pusat gravitasi. Maka alat ini pun lebih stabil di dasar laut saat melakukan tugas-tugasnya. ROV memiliki kemampuan manuver yang tinggi. Kabel tambat berfungsi mengirimkan energi
listrik serta data video dan sinyal. Saat bertugas memasang kabel-kabel listrik tegangan tinggi, ROV biasanya ditambahkan tenaga hidrolik. Sistem ROV terdiri atas vehicle (atau sering disebut ROV itu sendiri), yang terhubung oleh kabel umbilical ke ruangan kontrol dan operator di atas permukaan air (bisa di kapal, rig atau barge). Yang paling juga adalah sistem kendali, sistem peluncuran dan sistem suplai tenaga listrik maupun hidrolik. Melalui kabel umbilical, tenaga listrik dan hidrolik, juga perintah-perintah, atau sinyal-sinyal kontrol, disampaikan dari ruang kontrol ke ROV, secara dua arah.
Berdasarkan ukuran, berat, dan kekuatannya, ROV dibagi menjadi berikut:
1. Micro - ROV tipe mikro memiliki ukuran dan erat yang sangat kecil. Sekarang beratnya bisa di bawah 3 kg. ROV ini biasa digunakan untuk membantu penyelam, secara spesifik untuk mengakses tempat yang tidak bisa dijangkau seperti gua kevil dan jalur pipa.
2. Mini - ROV tipe ini memiliki berat kurang lebih 15 kg. ROV tipe mini dapat dikendarai oleh satu orang seperti kapal kecil.
3. General - tipe ini memiliki kekuatan di bawah 5 HP. Biasanya dilengkapi unit sonar dan digunakan untuk survey bawah air. Tipe ini dapat mencapai kedalaman dibawah 1000 meter dan ada juga yang dibuat untuk mencapai kedalaman 7000 meter.
4. Light workclass - tipe ini memiliki kekuatan kira-kira 50 HP. Biasanya memiliki tiga kegunaan. Dibuat dengan bahan polyethylene, stainless steel atau campuran alumunium. Tipe ini mampu mencapai kedalaman di bawah 2000 meter.
5. Trenching/burial - tipe ini memiliki kekuatan lebih dari 200 HP dan dapat mencapai kedalaman sampai 6000 meter (Remotely Operated Vehicle, 2006).
Sistem ROV pada umumnya bekerja diatas wahana apung seperti kapal, barge, atau rig. Bila sistem ROV dipasang diatas kapal, maka posisi ROV di bawah laut akan mengacu pada titik referensi di kapal. Untuk keperluan survei, kapal biasanya menggunakan DGPS (Differential Global Positioning System) sebagai penentuan posisi utamanya. Sedangkan untuk posisi di bawah laut, sistem ROV dilengkapi dengan alat penentuan posisi bawah laut menggunakan gelombang suara (Acoustic Underwater Positioning). Salah satu metode ini adalah Ultra Short BaseLine (USBL), yang akan mengukur jarak, kedalaman, dan azimut ROV terhadap transduser USBL yang dipasang di kapal. Posisi ROV dan data navigasi lainnya, dalam sistem koordinat tertentu akan didapat dan melalui perangkat lunak navigasi tertentu, akan dikirimkan secara real time ke ruang kontrol ROV.
REFERENSI
Andika, Anggri. 2010. ROV. http://anggriandika.wordpress.com/2010/05/13/rov/. Diakses pada tanggal 10 Juni2013 pada pukul 22.00 WIB
Anonim. 2010. ROV. http://zonalaut.com/oceanografi/oceanografi/rov-remotely-operated-vehicle-. Diakses pada tanggal 10 Juni2013 pada pukul 22.00 WIB
Anonim. 2012. ROV. http://www.ilmukelautan.com/instrumentasi-dan-hidroakustik/instrumentasi-kelautan/396-sekilas-tentang-rov. Diakses pada tanggal 10 Juni 2013 pada pukul 22.00 WIB
Fitri, Dini. 2009. ROV. http://dinifitri.blogspot.com/2009/01/tahap-tahap-pembuatan-robot.html. Diakses pada tanggal 10 Juni 2013 pada pukul 22.00 WIB
Khairunnisa, Azzahra. 2010. ROV. http://azzahrakhairunnisa.blogspot.com/ 2012/03/rov-remotely-operated-vehicle.html. Diakses pada tanggal 10 Juni2013 pada pukul 22.00 WIB
NOAA. 2010. Remotely Operated Vehicles (ROV). http://oceanexplorer.noaa.gov /technology/subs/rov.html. Diakses pada tanggal 10 Juni2013 pada pukul 22.00 WIB
/3 YOUR WORLD Beranda TASK JOKE SEA
INSTRUMENTASI KELAUTAN BERBASIS AKUSTIK
REMOTELY OPERATED VEHICLE (ROV) DALAM DUNIA PERIKANAN DAN KELAUTAN
I. Pendahuluan
Instrumentasi Kelautan adalah suatu bidang ilmu kelautan yang berhubungan dengan alat-alat dan piranti
(device) yang dipakai untuk pengukuran dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks
dalam dunia kelautan. Instrumentasi Kelautan secara umum mempunyai 3 fungsi utama :
sebagai alat pengukuran
sebagai alat analisis, dan
sebagai alat kendali.
Definisi ROV (Remotely Operated Vehicle) menurut Marine Technology Society ROV Committee's dalam
"Operational Guidelines for ROVs" (1984) dan The National Research Council Committee's dalam "Undersea
Vehicles and National Needs" (1996) adalah sebuah robot bawah laut yang dikendalikan oleh operator ROV, untuk
tetap dalam kondisi yang aman, pada saat ROV bekerja di lingkungan yang berbahaya. Remotely Operated Vehicle
adalah salah satu metode untuk mengendalikan “Vehicle” secara manual dari jarak jauh.
ROV tersusun dari satu set pengapung besar di atas sasis baja atau aluminium. Pengapung itu biasanya
terbuat dari busa sintetis. Di bagian bawah konstruksi terpasang alat-alat sensor yang berat. Komposisi ini--
komponen ringan di atas dan berat di bawah--akan menghasilkan pemisahan yang besar antara pusat apung dan
pusat gravitasi. Maka alat ini pun lebih stabil di dasar laut saat melakukan tugas-tugasnya. ROV memiliki
kemampuan manuver yang tinggi. Kabel tambat berfungsi mengirimkan energi listrik serta data video dan sinyal.
Saat bertugas memasang kabel-kabel listrik tegangan tinggi, ROV biasanya ditambahkan tenaga hidrolik (Syamsul,
2011).
Dalam perkembangannya kini, pemakaian ROV banyak digunakan baik untuk kepentingan kalangan militer,
bisnis atau komersial, maupun akademis dan riset. Sekarang berbagai pasar sedang menemukan kebutuhan untuk
ROV seperti ilmu kelautan, pemancingan, teknik sipil, keamanan, pendeteksian kandungan mineral dan lain
sebagainya. Kini, ROV menjadi multiguna. Antara lain untuk tujuan dokumentasi den eksplorasi dasar laut,
Search
penanggulangan, penyelidikan, pencarian dan pertolongan (SAR), pengeboran tambang, penggalian/penguburan
bentangan kabel dan lain sebagainya.
II. Pembahasan
Sistem ROV terdiri atas vehicle (atau sering disebut ROV itu sendiri), yang terhubung oleh kabel umbilical ke
ruangan kontrol dan operator di atas permukaan air (bisa di kapal, rig atau barge). Yang paling penting adalah sistem
kendali, sistem peluncuran dan sistem suplai tenaga listrik maupun hidrolik. Melalui kabel umbilical, tenaga listrik dan
hidrolik, juga perintah-perintah, atau sinyal-sinyal kontrol, disampaikan dari ruang kontrol ke ROV, secara dua arah.
ROV dilengkapi dengan peralatan atau sensor tertentu seperti kamera video, transponder, kompas, odometer, bathy
(data kedalaman) dan lain-lain tergantung dari keperluan dan tujuan surveinya (Syamsul, 2011). Menurut Syamsul
(2011) ROV dapat diaplikasikan pada bidang pertambangan, telekomunikasi, dan riset.
A. Bidang pertambangan, minyak dan lepas pantai
Di bidang pertambangan, perminyakan dan gas lepas pantai, baik di dalam maupun luar negeri, penggunaan
ROV sudah tidak asing lagi. Mulai dari perencanaan, pemasangan atau konstruksi sampai dengan perawatan
fasilitas bawah laut tidak lepas dari peran ROV. Demikian juga untuk keperluan pertambangan, jasa ROV pernah
digunakan oleh salah satu perusahaan tambang emas di Sumbawa pada tahun 1999-2000 dalam rangka
pemasangan dan monitoring tailing line (pembuangan limbah) di palung laut selat Alas, Nusa Tenggara Barat.
Aplikasi teknologi ROV di dunia pengeboran minyak dan gas lepas pantai adalah antara lain sebagai berikut:
1. Menyertai para penyelam, untuk meyakinkan bahwa para penyelam dalam keadaan aman dan siap memberi bantuan.
2. Inspeksi atau pemeriksaan anjungan atau kilang minyak, dari mulai pemeriksaan visual sampai menggunakan alat
tertentu untuk memonitor efek dari korosi, kesalahan konstruksi, mencari lokasi keretakan, estimasi biologi untuk
pencemaran.
3. Inspeksi Jalur pipa, mengikuti jalur pipa bawah laut untuk mengecek adanya kebocoran, menentukan perkiraan umur
pipa dan meyakinkan bila instalasi pipa dalam kondisi baik.
4. Survei, baik visual maupun survei menggunakan gelombang suara, diperlukan sebelum pemasangan pipa, kabel, dan
fasilitas bawah laut lainnya.
5. Pendukung pengeboran dan konstruksi, dari inspeksi visual, memonitor pelaksanaan pengeboran dan konstruksi,
sampai melakukan perbaikan-perbaikan jika diperlukan.
6. Memindahkan benda-benda berbahaya di dasar laut, terutama di sekitar fasilitas bangunan seperti kilang minyak.
ROV terbukti lebih bisa menekan biaya untuk menjaga daerah tersebut tetap aman dan bersih.
7. Pada pekerjaan pemotongan bawah air (underwater thermal cutting).
8. Menutup Kebocoran Sumur Minyak Bawah Laut.
B. Bidang telekomunikasi
Pemanfaatan ROV dalam bidang telekomunikasi adalah guna mendukung pekerjaan pemasangan kabel
telekomunikasi bawah laut, selain memonitor, juga menjaga agar pemasangan kabel sesuai dengan prosedur
sehingga terlindung dari gangguan nelayan (kapal trawler) dan kemungkinan kapal membuang jangkar.
C. Bidang riset
ROV mampu menginvestigasi perubahan-perubahan yang terjadi di dasar laut pasca gempa dan tsunami. Selain
itu adalah guna mendukung dalam pemetaan lokasi berbagai harta karun terpendam di perairan laut dalam
Indonesia, keanekaragaman hayati, termasuk bebarapa species ikan langka yang disinyalir berada di perairan
Indonesia dan "Deep Ocean Water" (perairan laut-dalam). Melalui survei dan studi dengan menggunakan alat ROV
tidak berhenti sebatas pengetahuan, melainkan kearah industri seperti pengembangan air dalam kemasan dengan
menggunakan bahan baku air laut-dalam. Di Jepang misalnya untuk air kemasan seperti itu sudah dikembangkan.
Air mineral itu dapat dikembangkan sebagai sumber air yang sehat dan lebih baik kualitasnya daripada air mineral
dari sumber air di daratan.
Menurut Rizki (2008) ROV diklasifikasikan berdasarkan ukuran, berat dan kekuatannya, yang dibagi sebagai
berikut :
1. Micro-ROV. Tipe mikro memiliki ukuran dan berat yang sangat kecil. Sekarang beratnya bisa di bawah 3 kg. ROV ini
biasa digunakan untuk membantu penyelam, secara spesifik untuk mengakses tempat yang tidak bisa dijangkau
seperti gua kecil dan jalur pipa.
2. Mini-ROV. Tipe mini memiliki kurang lebih 15 kg. ROV jenis mini dapat dikendarai oleh satu orang seperti kapal kecil.
Tipe ini memiliki kekuatan di bawah 5 HP. Biasanya dilengkapi unti sonar dan digunakan untuk survei bawah air. Tipe
ini dapat mencapai kedalaman dibawah 1000 meter dan ada juga yang dibuat untuk mencapai kedalaman 7000
meter.
3. Light Worcklass. Tipe ini memiliki kekuatan kira-kira 50 HP. Dibuat denganpolyethylene, stainless steel atau
campuran alumunium. Tipe ini mampu mencapai kedalaman di bawah 2000 meter.
4. Heavy Workclass. Tipe ini memiliki kekuatan kira-kira 220 HP dan dapat mencapai kedalaman sampai dengan 3500
meter.
5. Trenching/burial. Tipe ini memiliki kekuatan lebih dari 200 HP dan dapat mencapai kedalaman sampai 6000 meter.
III. Kesimpulan
ROV adalah instrumentasi kelautan yang digunakan untuk membantu proses pekerjaan manusia di bawah
laut. Aplikasi ROV digunakan pada bidang pertambangan, telekomunikasi, dan riset. Penggunaan ROV memerlukan
operator untuk menggunakannya. Seperti instrumentasi kelautan lainnya ROV juga dapat dipengaruhi oleh noise dari
gelombang air laut yang dapat merusak output ari display operator. Berdasarkan ukuran, berat dan kekuatannya
ROV dapat dibagi menjadi lima yaitu Micro-ROV, Mini-ROV,light Workclass,Heavy Workclass, dan Trenching/burial.
DAFTAR PUSTAKA
Marine Technology Society ROV Committee's "Operational Guidelines for ROVs" (1984).
Rizki, Ilham. 2008. “Pengembangan Prototipe Remotely Operated Vehicle (ROV) : Aspek Mekanis”, Skripsi, Fakultas
Perikanan dan Ilmu kelautan IPB.
Sony,2011. “Instrumentasi Kelautan Berbasis Akustik Remotely Operated Vehicle”.http://fenomenadunia-
sony.blogspot.com/ (diakses tanggal 12 April 2012).
Syamsul. 2011. “ROV (Remotely Operated Vehicle) dan aplikasiny”. http://ocean-eng.blogspot.com/2011/01/rov-remotely-
operated-vehicle-dan.html (diakses tanggal 12April 2012).
The National Research Council Committee's dalam "Undersea Vehicles and National Needs" (1996).
Sumber gambar : hkti.org
Sumber gambar : http://hollandacocobear.wordpress.com/category/instrumentation
Survey dan Perbaikan Pipa Gas dengan alat ROV Juni 26, 2007Posted by Putri in Berlayar, Info, Penelitian.
13 comments
Survey dan Perbaikan Pipa Gas dengan alat ROV
di Area Kerja ConocoPhillips (West Natuna Sea)
Ir.H.Hasanuddin WM.,MSc*
Remotely operated underwater vehicles (ROVs) merupakan nama yang digunakan untuk robot di dunia
industri lepas pantai. ROV sangat bermanfaat dan mudah dilepas dan dioperasikan dari kapal. Robot
ini dihubungkan dengan kabel dan dilengkapi dengan video camera dan peralatan lainnya untuk
survey dan pekerjaan bawah laut. Sistem tenaga hidraulik yang besar terdapat pada alat ini. Peralatan
tambahan dapat pula dipasang pada ROV, seperti sonar, magnetometer, pemotong dan lain-lain.
Salah satu aplikasi penggunaan peralatan ROV ini adalah survey dan perbaikan pipa dibawah laut,
yaitu survey posisi dan pemetaan dasar laut untuk melihat keamanan pipa dan jaringannya. Bila pipa
dan jaringannya dibiarkan begitu saja maka akan timbul kerugian yang besar apalagi kalau pipa itu
pecah dan meledak, maka pasokan gas akan terputus. Oleh karena itu seringkali kegiatan survey ini
selalu bersamaan dengan perbaikan pipa atau dikenal dengan rektifikasi pipa.
Ini merupakan proyek atau pekerjaan oceanografi yang besar dan mahal disamping membutuhkan
peralatan ROV, manusia yang berkeahlian dan kapal survey. Kapal surveynya sendiri juga mempunyai
peralatan dynamic position (DP) yaitu semacam baling-baling atau thruster. Hal ini diperlukan, karena
kapal tidak boleh buang jangkar ditengah laut pada saat survey sehingga tidak mengganggu pipa-pipa
yang akan disurvey dan direktifikasi.
Pipa gas dan jaringannya terhampar begitu saja dibawah laut, kondisi topografi bawah laut itu seperti
halnya didarat, turun naik, berbukit-bukit tingginya bervariasi antara 0 sampai 60 meter. Kondisi inilah
yang menyebabkan pipa gas itu bebas atau yang sering disebut dengan istilah freespan, artinya pipa
itu tidak didukung oleh penyangga diantara dua buah bukit. Freespan bisa panjang-panjang, kalau
freespan-nya panjang maka perlu adanya penyangga biasanya digunakan karung-karung yang dicor
semen. Karung-karung tersebut dengan nama grout bag. Pekerjaan itu semuanya ditangani oleh
ROV. Ada juga istilah touch down untuk ujung-ujung pipa yang menempel atau menyentuh bukit
diantara free span.
ROV tidak saja melakukan pekerjaan tersebut diatas, tetapi alat ini digunakan untuk memutar valve
atau stop kran yang menghubungkan jaringan pipa dengan platform atau anjungan. Ada banyak ball-
valve (BV) yang diputar dan ditutup atau dikenal dengan istilah exercise.
ROV seolah mata dan tangan kita, seolah-olah kita menyelam didasar laut. Kita seakan-akan
menyelam dan bekerja dibawah laut. Pekerjaan ini mengasyikan, tetapi kalau datang arus kuat didasar
laut dan juga di permukaan laut, hal itulah yang “kurang” mengasyikan. Kapal akan goyang,
terkadang peralatan seperti laptop, digital camera dan alat penunjang lainnya terlempar dari meja
kerja kita. Inilah tantangan bekerja di laut. Para oceanographer selalu membuat prediksi-prediksi
harian tentang gelombang, cuaca, arah angin, tinggi gelombang laut, wave, petir, hujan dan lain
sebagainya yang dapat diperoleh informasinya dari platform dan stasiun terdekat, serta Radar di kapal
survey. Bila kita amati di radar kapal survey, maka akan termonitor kapal-kapal disekitar kita, dan
pergerakan awan dan hujan disekitar kita dengan radius yang cukup besar.Tentu saja radar dapat
mendeteksi kecepatan awan dan hujan berikut arahnya.
Awak kapal (vessel-crew) oceanographer, surveyor (geodesy) dan teknisi selalu melakukan latihan
keselamatan kerja yang kita sebut sebagai safety drill. Safety drill adalah sangat penting, mengingat
kita bekerja dilaut lepas yang rawan kecelakaan kerja.
Kegiatan Survey da Rektifikasi
Kegiatan survey dan rektifikasi pipa gas dan jaringannya yang menghubungkan antara platform atau
anjungan yang berada di lepas pantai perairan barat Natuna atau dikenal dengan west Natuna Sea ini
memerlukankan waktu sekitar 6 bulan, yang diselingi dengan pengambilan bahan-bahan seperti
semen, batu kerikil dan makanan dari Batam. Sedangkan kapal survey berangkat dari Singapura.
Inilah ironisnya, kapal-kapal survey itu selalu berlabuh di Singapura, tidak mau di Batam, karena
alasan birokrasi di Indonesia yang terlalu rumit (njelimet dan bikin bingung), juga terlalu banyak
pungutan liar atau setengah liar. Padahal dari sisi teknis pelabuhan di Batam sudah memadai untuk
digunakan sebagai pelabuhan kapal-kapal survey.
Teknologi tepat guna bawah laut adalah dengan menebar atau menghampar kerikil didasar laut yang
lembek atau dikenal dengan soft sea bad. Pada tanah yang lembek itu biasanya grout bag ambles dan
posisinya menjadi tidak tegak, bahkan cenderung miring akibat adanya kekuatan arus bawah
laut. Problem ini acapkali terjadi di periran Natuna Barat bagian utara. Hal ini berbeda dengan di
bagian selatan yang dekat Batam dan Singapura yang sea bad nya cukup stabil. Mengapa hal ini
terjadi? Ini yang masih harus dijawab oleh para oceanographer.
Banyak hal yang ditemukan pada saat survey seperti halnya fish-net yaitu jaring-jaring ikan yang
menyangkut di pipa gas, marine grout (tumbuhan laut) yang menempel di pipa. ROV takut terhadap
fish net ini, karena bisa merusak thruster atau baling-baling penggerak ROV. Kalau nyangkut ROV akan
mati dan harus ditarik keatas. Ini sangat berat, karena ROV work class yang digunakan beratnya lebih
dari 1 ton, tetapi bisa dikerek dengan alat katrol yang dilengkapi dengan mesin pengkerek ROV.
Klasifikasi ROV
ROV ada berbagai macam , ada yang kelas inspeksi (inspection-class) dan yang kelas kerja atau (work-
class). ROV kelas inspeksi seperti gambar dibawah ini :
ROV sea eye falcon ini kecil dan agak ringan, biasanya digunakan untuk survey dan pekerjaan test
karat (catodhic protection) konstruksi platform dan bangunan air lepas pantai, sedangkan yang work-
class seperti dibawah ini:
ROV inilah yang digunakan untuk survey dan rektifikasi pipa gas bawah laut.
Uraian ini ditulis singkat saat melakukan survey di laut lepas west Natuna Sea. Pada kesempatan lain
akan dituliskan artikel lainnya yang berhubungan dengan tulisan ini.
Salam dari bagian barat Laut Natuna,
>>>>>>>> @@@ <<<<<<<<
*) Ir.H.Hasanuddin WM.,MSc adalah Manager Survey PT PATRA DINAMIKA (PERTAMINA-GROUP) .
Beliau alumni GM-ITB angkatan 1976.