skripsieprints.umm.ac.id/41795/1/pendahuluan.pdfseluruh resep tuberkulosis yang diresepkan terdiri...

21
SKRIPSI Ulfa Diana Putri PROFIL PERESEPAN OBAT TUBERKULOSIS DI APOTEK KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2018

Upload: others

Post on 29-Nov-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

SKRIPSI

Ulfa Diana Putri

PROFIL PERESEPAN OBAT TUBERKULOSIS

DI APOTEK KECAMATAN BLIMBING

KOTA MALANG

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2018

Lembar Pengesahan

Lembar Pengujian

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufik,

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berbentuk skipsi

ini sesuai waktu yang telah direncanakan. Sholawat serta salam semoga selalu

tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat,

sehingga tugas yang berjudul Profil Peresepan Obat Tuberkulosis Di Apotek

Kecamatan Blimbing Kota Malang dapat terselesaikan.

Dalam penulisan skripsi ini tentunya banyak pihak yang memberikan bantuan

kepada penulis, baik berupa moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih yang tiada terhingga kepada :

1. Dr. Liza Pristianty, M.Si., M.M., Apt. sebagai Pembimbing I dan Ika Ratna

Hidayati, S.Farm., M.Sc., Apt. sebagai Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dengan penuh kesabaran, tulus, ikhlas serta memberi dorongan moral

dan materi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., Sp.FRS sebagai Penguji I dan Mutiara Titani,

M. Sc., Apt. sebagai Penguji II yang telah memberikan saran dan kritik tentang

skripsi yang telah penulis kerjakan.

3. Faqih Ruhyanudin, M.Kep., Sp.Kep.MB. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Hj. Dian Ermawati, S.Farm., Apt., M.Farm. selaku Ketua Program Studi Farmasi

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

5. Kepala Apotek Cempaka dan Apotek Kimia Farma 210 yang telah memberikan

ijin penelitian.

6. Untuk kedua orangtua tercinta ayahanda H. Rakhmadie Effendie dan Ibunda Hj.

Kassirni atas doa yang selalu dipanjatkan untuk kesuksesan penulis, memberikan

kasih sayang yang tiada hentinya serta memberikan motivasi kepada penulis

selama menempuh pendidikan sampai perguruan tinggi.

7. Untuk Bapak Chairil Anwar dan Ibu Ika yang selalu memberikan semangat dan

perhatian kepada penulis serta anak beliau, Chairuddin Rasuly yang telah

memberikan motivasi dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

tepat waktu.

8. Untuk Kakak, Diyah Ayu Shofiana Andriani dan Wahyu Purnomo yang selalu

memberikan semangat dan selalu menghibur penulis dalam penelitian hingga

menyelesaikan skripsi tepat waktu.

9. Untuk sahabat-sahabat, Winda Khoirun Nasicha, Nida Fakhrina, Ririantika Dwi

Jiansari, Rizqi Laili Maulida, Siti Khoirunnisa, Noor Izzatil Faizah dan Sri Putri

Handayani yang selalu memberikan motivasi, mendengarkan keluh kesah penulis

dan selalu memberikan dorongan agar penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

tepat waktu.

10. Untuk teman sekelompok, Sahfilda Naylis Surur, Noviani dan Assriani Pramita

yang telah memberikan banyak bantuan pada saat penyusunan skripsi hingga

selesai.

11. Untuk teman-teman Octophar Angkatan 2014 dan Farmasi A semoga keinginan

kita menjadi orang sukses di masa depan tercapai. Amin.

12. Untuk teman seperantauan, Kerukunan Mahasiswa Murakata dan Persatuan

Mahasiswa Kalimantan Selatan yang selalu mendukung dan memberikan

semangat kepada penulis.

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberikan banyak bantuan.

Sebagai manusia tidak pernah luput dari kesalahan, penulis menyadari bahwa

skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik dari semua

pihak diharapkan demi penyempurnaan. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi

semua pihak. Amin ya rabbal’alamin.

Wassalamualaikum Warrahmatukkah Wabarokaatuh

RINGKASAN

Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang paling sering menyerang

paru. Penyebabnya adalah suatu basil gram positif tahan asam dengan pertumbuhan

sangat lamban yaitu bakteri Mycobacterium tuberculosis (Tjay, 2015). World Health

Organization menyatakan bahwa pada tahun 2012 jumlah kasus tuberkulosis di

Indonesia berada di posisi keempat setelah India, Cina, dan Afrika Selatan (WHO,

2013). Pada tahun 2014 jumlah kasus baru penyakit tuberkulosis paru mencapai 537

kasus, dengan penderita laki-laki berjumlah 275 orang dan wanita berjumlah 262 orang

(Dinkes Kota Malang, 2012). Pada saat ini, kemungkinan ada beberapa pasien

tuberkulosis yang melakukan pengobatan melalui dokter praktek mandiri kemudian

menebus resep obat tuberkulosis di apotek. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka

dilakukan peninjauan tentang peresepan obat tuberkulosis di apotek.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran tentang Profil

Peresepan Obat Tuberkulosis di Apotek Kecamatan Blimbing Kota Malang dan untuk

mengetahui prosentase obat tuberkulosis, peresepan obat tuberkulosis tunggal atau

kombinasi, golongan obat lain yang diresepkan bersama obat tuberkulosis, dosis

pemakaian obat tuberkulosis, dokter penulis resep obat tuberkulosis dan demografi

pasien tuberkulosis.

Rancangan penelitian yang akan digunakan adalah rancangan penelitian

deskriptif. Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan secara retrospektif

dengan metode penelitian Cross Sectional. Langkah-langkah yang akan dilakukan

dalam penelitian ini yaitu dengan mengumpulkan data, klasifikasi, pengolahan atau

analisis data, membuat laporan dan kesimpulan dari resep yang ada di apotek. Resep

tersebut adalah resep OAT yang dituliskan oleh dokter praktek mandiri dalam periode

Januari-Desember 2017.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosentase resep obat tuberkulosis 0,6% (23

lembar) dari total keseluruhan resep sebanyak 3.707 resep. Seluruh resep tuberkulosis

yang diresepkan terdiri dari OAT Tunggal 4,4% (1 lembar), OAT Kombinasi 65,2%

(15 lembar) dan OAT KDT 30,4% (7 lembar). Golongan obat lain yang paling

banyak diresepkan yaitu Vitamin dengan prosentase sebesar 50,0% (15 lembar).

Dokter penulis resep obat tuberkulosis yang paling banyak adalah dokter umum

69,6% (16 lembar). Kejadian pasien tuberkulosis sebagian besar terjadi pada usia

produktif (15-50 tahun), namun pada penelitian ini umur pasien yang tidak tercantum

didalam resep 65,2% (15 lembar). Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa

masih ada pasien tuberkulosis yang melakukan pengobatan sendiri melalui dokter

praktek yang dilihat dari peresepan obat tuberkulosis di apotek.

DAFTAR ISI

Judul Halaman

Lembar Pengesahan ...................................................................................................... ii

Lembar Pengujian ........................................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ................................................................................................. vi

RINGKASAN ............................................................................................................ viii

ABSTRAK .................................................................................................................. vii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xv

DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................... 3

1.3.1 Tujuan Umum ............................................................................................... 3

1.3.2 Tujuan Khusus .............................................................................................. 3

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................................. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 5

2.1 Tinjauan Resep ........................................................................................................ 5

2.1.1 Definisi Resep ............................................................................................... 5

2.1.2 Jenis-Jenis Resep .......................................................................................... 5

2.2 Tinjauan Tentang Tuberkulosis............................................................................... 5

2.2.1 Definisi Tuberkulosis .................................................................................... 5

2.2.2 Klasifikasi Penyakit Tuberkulosis ................................................................ 6

2.2.3 Epidemiologi, Etiologi dan Patogenesis Tuberkulosis ................................. 7

2.2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tuberkulosis ........................................ 8

2.2.5 Gejala Klinis Tuberkulosis ......................................................................... 10

2.2.6 Diagnosis Tuberkulosis ............................................................................... 10

2.3 Riwayat Pengobatan Sebelumnya ......................................................................... 10

2.4 Tujuan, Prinsip dan Tahap Pengobatan Tuberkulosis ........................................... 11

2.5 Panduan Pengobatan Tuberkulosis ....................................................................... 11

2.6 Pengawasan Efek Samping ................................................................................... 19

2.7 Tinjauan Apotek .................................................................................................... 20

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ..................................................................... 21

BAB IV METODE PENELITIAN ............................................................................. 23

4.1 Rancangan Penelitian ............................................................................................ 23

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................................ 23

4.2.1 Populasi Penelitian ...................................................................................... 23

4.2.2 Sampel Penelitian ........................................................................................ 23

4.3 Kriteria Inklusi Apotek ........................................................................................ 24

4.4 Kriteria Inklusi dan Ekslusi Resep ........................................................................ 24

4.4.1 Kriteria Inklusi Resep ................................................................................. 24

4.4.2 Kriteria Eksklusi Resep ............................................................................... 24

4.5 Instrumen Penelitian.............................................................................................. 25

4.6 Variabel Penelitian ................................................................................................ 25

4.7 Definisi Operasional.............................................................................................. 25

4.8 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................... 26

4.9 Tahap Penelitian .................................................................................................... 27

4.9.1 Tahap Pengumpulan Sampel ....................................................................... 27

4.9.2 Pengumpulan Data ...................................................................................... 27

4.9.3 Cara Perhitungan Data ................................................................................ 28

BAB V HASIL PENELITIAN.................................................................................... 29

5.1 Jumlah Resep Obat Tuberkulosis .......................................................................... 30

5.2 Profil Peresepan Obat Antituberkulosis ................................................................ 31

5.2.1 Peresepan Obat Antituberkulosis ................................................................ 31

5.2.2 Peresepan Obat Antituberkulosis dengan Antibiotik Lain .......................... 32

5.2.3 Peresepan Obat Antituberkulosis Dengan Obat Lain yang Diresepkan ..... 33

5.3 Golongan Obat Lain dalam Resep Tuberkulosis .................................................. 35

5.4 Dosis dan Aturan Pakai OAT di Apotek Kecamatan Blimbing ............................ 36

5.5 Tahapan dan Kategori Pengobatan Tuberkulosis .................................................. 39

5.6 Dokter Penulis Resep Obat Antituberkulosis ........................................................ 40

5.7 Data Demografi Pasien Tuberkulosis.................................................................... 41

BAB VI PEMBAHASAN ........................................................................................... 43

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 54

7.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 54

7.2 Saran ...................................................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 56

LAMPIRAN ................................................................................................................ 60

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2. 1 Paduan OAT yang Digunakan di Indonesia ......................................................... 13

2. 2 OAT Kombipak Kategori I dengan BB 33-50 kg ................................................ 13

2. 3 OAT Kombipak Kategori II dengan BB 33-50 kg ............................................... 13

2. 4 Jenis OAT-KDT yang Tersedia ........................................................................... 14

2. 5 Dosis Pengobatan OAT-KDT Kategori-I dan Kategori-II ................................... 14

2. 6 Nama Generik, Nama Dagang, Sediaan, Dosis dan Produsen ............................. 14

2. 7 Obat Kombinasi Dengan Nama Dagang, Sediaan, Dosis dan Produsen.............. 17

2. 8 Jenis dan Dosis OAT Kombipak dengan Berat Badan ........................................ 18

2. 9 Jenis dan dosis obat TB anak ............................................................................... 19

2. 10 Efek Samping Obat Tuberkulosis dan Penanganannya ..................................... 19

4. 1 Variabel Penelitian................................................................................................25

5. 1 Jumlah Resep OAT...............................................................................................30

5. 2 Peresepan Obat Antituberkulosis Tunggal ........................................................... 31

5. 3 Peresepan Obat Antituberkulosis Kombinasi....................................................... 31

5. 4 Peresepan Obat Tuberkulosis Dengan Obat Lain yang Diresepkan .................... 33

5. 5 Golongan Obat Lain dalam Resep Tuberkulosis ................................................. 35

5. 6 Dosis Obat Antituberkulosis yang Diresepkan .................................................... 36

5. 7 Aturan Pakai Setiap Obat dalam Resep OAT ...................................................... 37

5. 8 Tahap Pengobatan Pasien Tuberkulosis ............................................................... 39

5. 9 Kategori Pengobatan Pasien Tuberkulosis ........................................................... 40

5. 10 Dokter Penulis Resep Obat Antituberkulosis ..................................................... 40

5. 11 Dokter Spesialis yang Menuliskan Resep Obat Tuberkulosis ........................... 41

5. 12 Demografi Pasien Tuberkulosis ......................................................................... 42

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3. 1 Skema Kerangka Konseptual ............................................................................... 21

5. 1 Prosentase Resep OAT di Apotek Kecamatan Blimbing......................................31

5. 2 Prosentase Peresepan OAT di Apotek Kecamatan Blimbing .............................. 32

5. 3 Prosentase Peresepan OAT Dengan Obat Lain yang Diresepkan ........................ 34

5. 4 Prosentase Golongan Obat Lain dalam Resep OAT ............................................ 35

5. 5 Prosentase Dosis OAT yang Diresepkan ............................................................. 36

5. 6 Prosentase Tahap Pengobatan Pasien Tuberkulosis ............................................. 39

5. 7 Prosentase Dokter Penulis Resep OAT ................................................................ 41

5. 8 Prosentase Dokter Spesialis yang Menuliskan Resep OAT ................................. 41

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Daftar Riwayat Hidup .............................................................................................. 60

2 Surat Pernyataan....................................................................................................... 61

3 Sertifikat Layak Etik ................................................................................................ 62

4 Surat Permohonan Ijin Penelitians ........................................................................... 63

5 SK Penelitian ............................................................................................................ 65

6 Data Peresepan Obat Tuberkulosis .......................................................................... 65

7 Daftar Pengumpulan Data Akhir .............................................................................. 70

8 Profil Terapi Obat Tuberkulosis............................................................................... 72

9 Dokumentasi Penelitian ........................................................................................... 74

DAFTAR SINGKATAN

BB : Berat Badan

BPOM : Badan Pengawasan Obat dan Makanan

BTA : Basil Tahan Asam

c : Celcius

Depkes RI : Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Dinkes : Dinas Kesehatan

dkk : Dan Kawan-kawan

DM : Diabetes Mellitus

DOTS : Directly Observed Treatment Shortcourse

E : Etambutol

EQA : Quality External Assurance

FDC : Fixed Dose Combination

g : gram

H : Isoniazid

HIV : Human Immunodeficiency Virus

INH : Isoniazid

IUATLD : International Union Against Tuberculosis and Lung Disease

KDT : Kombinasi Dosis Tetap

kg : Kilogram

Kemenkes RI : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Maks : Maksimal

mg : Miligram

No. : Nomor

OAD : Obat Antidiabetik

PDPI : Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

Permenkes RI : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

PMO : Pengawas Menelan Obat

PTU : Propiltiourasil

R : Rifampisin

R/ : Resep

S : Streptomisin

SPS : Sewaktu-Pagi-Sewaktu

TB : Tuberkulosis

TZD : Thiazolidinedion

OAT : Obat AntiTuberkulosis

WHO : World Health Organization

Z : Pirazinamid

56

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, T.Y.; Soedarsono; Thabrani, Z. 2006. Pedoman Diagnosis dan

Penatalaksanaan Di Indonesia. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia,

Jakarta.

Anton, M.; Thomas, A. 2008. Influence of Multidrug Resistance on Tuberculosis

Treatment Outcomes with Standardized Regimens. American Journal of

Respiratory and Critical Care Medicine, 178(3): 306-312.

Ayse, P; Derya, G; Nimet, K; 2003. Follow-up of compliance with tuberculosis

treatment in children: monitoring by urine tests. Pediatr Pulmonol.

36(1):55–7.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2017. Informatorium Obat

Nasional Indonesia Cetakan Tahun 2017. Jakarta.

Brunton LL,. 2005. Goodman and Gilman’s The Pharmacological Basis of

Therapeutics eleventh edition, McGraw-Hill Medical, United States of

America, 683-692, 967-973, 978-980.

Bujnoch, K; Tabbor, R; Petrossian, R; Seaworth, B. 2012. Rifamycins and anti-

diabetic agents: Drug-drug interactions.

Christian, W.; Gomes, V.F.R.; Gustafson; Aaby; Lisse, I.M.; Andersen, P.L.; Glerup,

H.; Sodemann, M. 2009. Vitamin D as Supplementary Treatment for

Tuberculosis. American Journal of Respiratory and Critical Care

Medicine, 179(9): 843-850.

Currie, C.S.M. 2010. Cost, aff ordability and cost-eff ectiveness of strategies to control

tuberculosis in countries with high HIV prevalence. BMC Public Health,

5:130.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2002. Pedoman Nasional

Penanggulangan Tuberkulosis. Cetakan ketujuh hal 1-68. Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2002. Pedoman Nasional

Penanggulangan Tuberkulosis. Cetakan kedelapan hal 1-57. Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2002. Standar Pengawasan Program

Bidang Kesehatan Penanggulangan Tuberkulosis hal 6-16. Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2005. Pharmaceutical Care untuk

Penyakit Tuberkulosis. Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik,

Ditjen Bina Kefarmasian dan Alkes Departemen Kesehatan RI. Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Pemeriksaan Mikroskopis

Tuberkulosis hal 4, 13- 14, 17, 21. Dirjen Pengendalian Penyakit dan

Penyehatan Lingkungan. Jakarta.

57

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Pedoman Nasional

Penanggulangan TB hal 4-20. Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Pedoman Nasional:

Penanggulangan Tuberkulosis hal 8-14. Cetakan ke-2. Jakarta.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. 2012. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur.

Surabaya.

Djojodibroto, D.R. 2009. Respirologi (Respiratory Medicine) pp.151-2. Jakarta :

EGC .

Fortún, J. 2005. Linezolid For The Treatment Of Multidrug-resistant Tuberculosis. J.

Antimicrob. Chemother, 56(1): 180-185.

Gunawan, Sulistia G., Rianto Setiabudy Nafrialdi, Elysabeth, dkk. 2008. Farmakologi

dan Terapi. Edisi ke 5. Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

Guy, T. 2009. British Infection Society guidelines for the diagnosis and treatment of

tuberculosis of the central nervous system in adults and children. Journal of

Infection, 59(3): 167–187.

Hall, R.G II.; Leff R.D.; Gumbo, T. 2009. Treatment of Active Pulmonary

Tuberculosis in Adults: Current Standards and Recent Advances :

Insights from the Society of Infectious Diseases Pharmacists, NIH Public

Access, 29 (12), 1469.

Hartini; Yustina, S.; Sulasmono. 2010. Apotek Beserta Naskah Peraturan

Perundang-Undangan Terkait Apotek Termasuk Naskah dan Ulasan

Permenkes tentang Apotek Rakyat Edisi Revisi Cetakan Ketiga.

Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma.

Jawetz; Melnick; Adelbergs. 2011. Medical Microbiology. McGraw Hill.

Katzung BG. 2003. Basic and Clinical Pharmacologyninth edition, McGraw-Hill

Medical, New York

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Pedoman Nasional

Penanggulangan Tuberkulosis, Edisi 2. Cetakan kesatu, 2 : 3-4, 4 : 13 30-

31, Jakarta.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. TBC Masalah Kesehatan Dunia.

Jakarta.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Pedoman Nasional Pengendalian

Tuberkulosis. Jakarta.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Pedoman Nasional Pengendalian

Tuberkulosis. Jakarta.

58

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Pedoman Nasional Pengendalian

Tuberkulosis. Jakarta.

Kurniasari, RAS., Suhartono., Cahyo, K. 2012. Faktor risiko kejadian tuberkulosis

paru di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri. Media Kesehatan

Masyarakat Indonesia, 11(2), 198-204.

Lestari, P., Endaryanto, A., Sahiratmadja, E., Suharto. 2011. Status gizi dan status

besi anak kontak tuberkulosis serta peranannya dalam kejadian sakit

(Nutrition and iron status in children with TB parents, their role on

infection and disease). JBP, 13(2), 131-136.

Loscalzo J. 2010. Pulmonary and Critical Care Medicine p 121-2. 17. Newyork. Mc

Grand Hill Medical pp.

Mitnick, C.D. 2008. Comprehensive Treatment of Extensively Drug-Resistant

Tuberculosis. N Engl J Med, 359: 563-574.

Naga, S. 2012. Ilmu Penyakit Dalam. Yogjakarta. DIVA press.

Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan di Indonesia. 2006. Pedoman

Penatalaksanaan Tuberkulosis (Konsensus TB). Jakarta.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Standar Pelayanan

Kefarmasian Di Apotek. Jakarta.

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2011. Pedoman Diagnosis dan

Penatalaksanaan Tuberkulosis di Indonesia hal 4-8. Jakarta.

Randy, A.N. 2011. Study Kualitatif Faktor yang Melatarbelakangi Drop Out

Pengobatan Tuberkolosis Paru. Jurnal Kemas, 7(1): 83-90.

Rita, R.S.; Samsul, B.; Trio, S.; Dyah, W.S.R.W.. 2017. Pengaruh Perubahan

Penggunaan Lahan Terhadap Insiden Penyakit Tuberkulosis Paru Vol.5 No. 1.

Jurnal Sylva Lestari. Lampung.

Ruswanto, B. 2010. Analisis spasial sebaran kasus tuberkulosis paru ditinjau dari

faktor lingkungan dalam dan luar rumah di Kabupaten Pekalongan.

Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang..

Ryan, J.L. 2010. Bacterial Diseases, dalam: Stites DP, Terr AI and Parsow TG.

Penyunting Medical Immunology. 9thed. London: Prentice Hall Inc.

Sagung Seto. 2000. Informatorium Obat Nasional Indonesia hal 234-242.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Salim, S.; Abdool; Karim, M.B.; 2010. Timing of Initiation of Antiretroviral Drugs

during Tuberculosis Therapy. N Engl J Med, 362:697- 706.

Seegert, A. B. 2017. Tuberculosis and hypertension—a systematic review of the

literature. Journal Society Affiliation, 56: 54-61.

59

Soedarsono. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru: Multidrug-Resistant (MDR)-

TB. Departemen Ilmu Penyakit Paru Universitas Airlangga. Surabaya.

Storla, D.G. 2009. A systematic review of delay in the diagnosis and treatment of

tuberculosis. BMC Public Health, 8:15.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D hal 9. Bandung.

Alfabeta.

Talu, U.MD. 2009. The Role of Posterior Instrumentation and Fusion After Anterior

Radical Debridement and Fusion in the Surgical Treatment of Spinal

Tuberculosis: Experience of 127 Cases. Journal of Spinal Disorders &

Techniques, 19(8): 554-559.

Tatro D. 2001. Drug Interaction Fact, Drug Interaction. Editor David S.Tatro,Pharm

D, DrugInformation Analyst. San Carlos, California, Fact abd comparisons

Publishing Group

Tjay, T.H. 2015. Obat-Obat Penting Edisi Ke 7 Cetakan Pertama. Jakarta.

Gramedia.

Vernon, A.A. 2004. Rifamycin Antibiotics, with a Focus on Newer Agents. Dalam

Rom, N.W., Garay, M.S. (penyunting). Tuberculosis, Edisi ke 2. Philadelphia:

Lippincot Williams & Wilkins, hlm 75971.

Wardhani RA. 2013. Patogenesis, Diagnosis dan klasifikasi Tubercolosis.

Widoyono. 2011. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan

Pemberantasannya Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Airlangga.

World Health Organization. 2010. Global Tuberculosis Control: Surveillance,

Planning, Financing. Geneva, Switzerland.

Wulandari DR, Sugiri YJ. 2013. Diabetes melitus dan permasalahannya pada

infeksi tuberkulosis. J Respir Indon. ;33(2):126-3

ii