semester 7 ebm syairah banu 1102008249

9
Telaah Kritis Jurnal Tugas Evidence Based Medicine Kelompok: B1 Rina Widia Astuti 1102008216 Syairah Banu 1102008249 Yudi Siswanto 1102008265 Heru Arifardi 1102008286 Niken Septia Nita 1102008294 Rita Resmiasih 1102008304 Dahvia Nursriyanti 1102008320 Siti Arieanni Kesuma 1102008340 Lia Haryani 1102006150 Naflin Nittiversitas 1102010312 Dosen Pembimbing: dr.Hj.Resmi Kartini,MS.

Upload: syairah-banu-djufri

Post on 05-Jan-2016

46 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

kedokteran

TRANSCRIPT

Telaah Kritis JurnalTugas Evidence Based Medicine

Kelompok: B1Rina Widia Astuti 1102008216

Syairah Banu 1102008249Yudi Siswanto 1102008265Heru Arifardi 1102008286

Niken Septia Nita 1102008294Rita Resmiasih 1102008304

Dahvia Nursriyanti 1102008320Siti Arieanni Kesuma 1102008340

Lia Haryani 1102006150Naflin Nittiversitas 1102010312

Dosen Pembimbing: dr.Hj.Resmi Kartini,MS.

Blok Kedokteran KeluargaFakultas Kedokteran Universitas Yarsi

Tahun Ajaran 2011/2012

Skenario : Tuan N,usia 65 tahun dengan riwayat merokok 30 tahun 2 bungkus perhari datang dibawa oleh keluarganya dengan keluhan sesak napas, batuk berdahak bewarna kuning. Selama dua tahun terakhir ini kerap batuk-batuk dan merasa kesulitan nafas namun kali ini di rasa jauh lebih berat dari sebelumnya. Kesadaran kompos mentis, tensi 170/100, nadi 100x/menit, JVP 5+2, RR 40x/menitPemeriksaan fisik paru:

Perkusi : hipersonor daerah kedua basal paruAuskultasi : vesikuler melemah ekspirasi memanjang,wheezing + (ki-ka)

Setelah di lakukan pemeriksaan spirometri pasien didiagnosis menderita eksaserbasi PPOK (penyakit paru obstruktif kronik) berat. Panduan penatalaksanaan menyatakan bahwa untuk eksaserbasi PPOK berat disarankan menggunakan salmeterol meskipun dalam prinsipnya yang krusial adalah menggunakan agen bronkodilator jangka panjang melalui inhalasi. Pihak keluarga karena merasa iba,meminta dokter untuk memberikan terapi dengan obat yang paling mahal agar Tn.N segera pulih. Dalam hal ini obat yang paling merupakan tiotropium yang juga merupakan bronkodilator jangka panjang. Namun dokter belum mengetahui apakah tiotropium lebih efektif dalam mencegah eksaserbasi PPOK berat atau tidak.

Foreground Question: Apakah Tiotropium terbukti lebih efektif sebagai preventif eksaserbasi PPOK berat dibandingkan dengan salmeterol?

Population : laki-laki lansia penderita PPOK berat dengan eksaserbasiIntervension : pemberian tiotropium bromida Comparison : pemberian salmeterolObjective : keektifan sebagai terapi preventif eksaserbasi PPOK berat

Keyword: Severe COPD exacerbation, salmeterol, tiotropium, efficacy

Type of Question : Therapy

Type of Study : Prospective (Cohort)

Pemilihan situs : http://www.nejm.org/medical-searchHasil Pencarian : 5 artikelArtikel yang dipilih : Tiotropium versus Salmeterol for the Prevention of Exacerbations of COPD

Dimuat dalam : The New England of Journal MedicineTahun terbit : 2011Edisi : Vol.364 No.12Halaman : 1093-1103

Telaah kritis terapi:1. Apakah lokasi subyek penelitian ke kelompok terapi atau kontrol betul-betul secara

acak (random) atau tidak?Ya.Pada bagian Method, study design and oversight (halaman 1094) tertera bahwa studi yang dilakukan adalah randomized, double-blind, double dummy, parallel-group trial.

2. Apakah semua keluaran (outcome) dilaporkan?Ya. Paga bagian method, end points (halaman 1094) dijabarkan titik akhir (end point) penelitian yang utama dan sekunder.

Lalu pada result (halaman 1096) di cantumkan dengan jelas data-data yang diperoleh juga perhitungan statistiknya.

3. Apakah lokasi penelitian menyerupai lokasi anda bekerja atau tidak?Ya.

Dilihat dari kriteria inklusi pasien di jabarkan pada method, patient (halaman 1096) yang juga dirangkum pada tabel 1 (halaman 1098) dapat dilihat bahwa pasien pada skenario menyerupai pasien yang sesuai dengan kriteria inklusi sehingga settingan pasien sesuai.

4. Apakah kemaknaan statistik maupun klinis dipertimbangkan atau dilaporkan?Ya. Secara klinis, end point (titik akhir) yang diinginkan dijelaskan definisinya jadi dapat diketahui bagaimana kriteria end point tersebut.

Data statistik dijelaskan secara mendetail di bagian result (halaman 1096-1101) dicantumkan secara mendetail dan juga dibuatkan bentuk diagram nya.

5. Apakah tindakan terapi yang dilakukan dapat dilakukan ditempat anda bekerja atau tidak?Studi ini dapat dilakukan di Indonesia karena pada penjabaran dibagian method, procedure (halaman 1095) pemberian obat ini dilakukan dengan menggunakan HandiHaler yang tersedia juga disini.

Namun sebagai dokter umum kompetensi terhadap penyakit PPOK adalah 3a, yang berarti dapat memberikan terapi awal dalam setingan non darurat lalu merujuk bila perlu, dikarenakan ini adalah kasus eksaserbasi berat ada baiknya dokter umum merujuk kasus ini untuk ditangani spesialis.

6. Apakah semua subyek penelitian dipertimbangkan dalam kesimpulan?

Gambar 1 (halaman 1097) menggambarkan jalannya penelitian dimulai dari screening hingga follow up,

yang kemudian dibahas di bagian discussion (halaman 1101).