semiotika kepemimpinan sultan muhammad al fatih...

138
SEMIOTIKA KEP FATIH DALAM Diajukan Kepa Untuk Memenuhi Sy JURUSAN KO FAKULTAS IL UNIVERSITAS I PEMIMPINAN SULTAN MUHAMMA M FILM BATTLE OF EMPIRES FETIH SKRIPSI ada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikas yarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Komunikas (S.Kom.I) Oleh : DANG KRISSANDY NIM : 108051000139 OMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLA LMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNI ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATU JAKARTA 1435H/ 2014 M AD AL- H 1453 si si Islam AM IKASI ULLAH

Upload: buitu

Post on 04-Mar-2019

256 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN FATIH DALAM FILM

Diajukan KepadaUntuk Memenuhi Syarat

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD ALDALAM FILM BATTLE OF EMPIRES FETIH 1453

SKRIPSI Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Komunikasi Islam(S.Kom.I)

Oleh :

DANG KRISSANDY NIM : 108051000139

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAMFAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1435H/ 2014 M

ULTAN MUHAMMAD AL-BATTLE OF EMPIRES FETIH 1453

Komunikasi Komunikasi Islam

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

Page 2: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film
Page 3: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film
Page 4: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini peneliti menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli peneliti yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 jenjang sarjana di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang peneliti gunakan dalam penulisan ini telah peneliti cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli peneliti atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka peneliti bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 15 September 2014

Dang Krissandy

Page 5: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

i

ABSTRAKDang KrissandySemiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih dalam Film Battle of Empires Fetih 1453

Film Battle of Empires Fetih 1453 adalah sebuah film yang memuat cerita sejarah perjuangan Sultan Muhammad Al-Fatih dalam merebut kota Konstantinopel, film ini adalah film termahal yang pernah dibuat di Turki sepanjag sejarah pada tahun 2011. Ada 13 negara yang pertama kali menyambutnya diantaranya yaitu Mesir, Turki, Arab, Kzakastan, Azerbeizan, Inggris, Amerika, Prancis, German, Macedonia, Georgia dan Rusia. Hal ini membuktikan, bahwa film-film dalam lingkup Negara Turki sekelas dengan film Hollywod. Film yang mengangkat tentang sejarah kepemimpinan dalam Islam yang dapat menarik perhatian ini, diterima oleh banyak kalangan di dunia. Terlepas dari perseteruan antara dunia Barat dengan dunia Islam, Battle of Empires Fetih 1453 dapat dijadikan acuan bahwa betapa pentingnya melihat sisi lain dari sebuah proses pesan dalam komunikasi massa dalam pembuatan sebuah film.

Penelitian ini bertujuan tidak lain untuk menemukan bagaimana nilai-nilai kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih tervisualisasi oleh film Battle of Empires Fetih 1453? dalam dua adegan khusus saat kondisi peperangan telah berakhir saat gerbang kota Konstantinopel telah berhasil ditaklukan. Aspek teknis seperti apa yang digunakan sineas dalam mengemas gaya kepemimpinan dalam Islam pada saat itu. Secara konvensi, makna apa yang coba diperlihatkan sineas dalam membangun kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih melalui sinematik film Battle of Empires Fetih 1453.

Semiotika sebagai salah satu metode yang digunakan untuk pisau analisis mengenai makna dari tanda-tanda, sangat cocok dalam mengkaji berbagai pesan dalam film ini. Christian Metz, Barthes dan Steve Champsall menjadi tokoh penting yang memperkenalkan metode semiotika film.semiotika film melihat bagaimana tanda dan makan di dalam film ini dapat memvisualisasikan berbagai gambaran berbeda bagi para penonton dan peneliti.

Film Battle of Empires Fetih 1453 memperlihatkan berbagai macam kepemimpinan yang ada dalam kekuasaan dua kubu diantara Eropa dan Timur. Namun Kepemimpinan Sultan Mehmed II dari keturunan kekhalifahan Utsmani perlu dikaji secara semiosis. Karena banyak simbol dan tanda yang memperlihatkan berbagai gambar dan pesan simbolik. Faktor ini yang menjadikan film Battle of Empires Fetih 1453 dianggap memuat simbol-simbol kepemimpinan yang begitu dominan jika dibedah dengan analisis semiotik.

Hasil penelitian membuktikan bahwa kepemimpinan Sultan Muhammad Al- Fatih dalam penaklukan kota Konstantinopel memiliki tanda-tanda dan kode yang muncul dalam beberapa adegan film. Melalui unsur sinematik film, peneliti menemukan Tanda (sign) dan Kode (code) serta Konvensi (Convention) yang tedapat pada elemen Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih yang membangun makna di dalam film. Elemen yang terlihat di dalam film, diperlihatkan dalam beberapa sekuen, adegan dan shot film yang ada pada durasi tertentu di dalam film.

Kata kunci: Film, Sultan Mehmed II, Battle of Empires Fetih 1453, Konstantinopel, Semiotik, Kepemimpinan, tanda dan Convention

Page 6: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

2

KATA PENGANTAR

مسب هللا نمحرلا ميحرلا

Alhamdulillah wa Syukurillah puji syukur penulis panjatkan atas semua nikmat

dan karunia yang Allah berikan selama ini, yang tak henti-hentinya memberikan

kekuatan yang luar biasa disaat penulis merasakan lelah dan jenuh menghadapi

semua kesulitan dalam penyusunan skripsi ini, sehingga skripsi yang berjudul

Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film The Battle of

Empires Fetih 1453 telah selelsai disusun.

Sholawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada Rasulullah Nabi

Besar Muhammad SAW yang yang membawa kita dari zaman kegelapan menuju

zaman yang terang benderang dan penuh dengan pengetahuan seperti pada saat ini

dan semoga kita semua mendapat syafaatnya. Amin ya rabbal alamin.

Penulis menyadari bahwa kesempurnaan hanyalah milik Allah semata

karena sesungguhnya tanpa kehendak-nya segala sesuatu tidak mungkin terjadi.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu, baik secara langsung ataupun tidak langsung.

Betapa pun hebatnya manusia, tak ada yang bisa melakukan segala sesuatunya

sendiri tanpa bantuan orang lain. untuk itu perkenankanlah penulis secara khusus

dengan hormat dan bangga menyampaikan ucapan terima kasih yang sangat

mendalam kepada:

1. Bapak Dr. H. Arief Subhan MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi.

Page 7: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

3

2. Bapak M.A, Dr. Suprapto, M.Ed, Ph.D. selaku Wadek I bidang akademik,

Bapak Drs. Jumroni, M.Si, selaku Wadek II bidang administrasi umum, dan

Bapak Drs. Sunandar, M.Ag, selaku Wadek III bidang kemahasiswaan

3. Bapak Rachmat Baihaky, M.A. selaku Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran

Islam dan Ibu Fita Fathurokhmah, M.Si selaku Sekertaris jurusan yang telah

banyak membantu penulis dalam kelengkapan administrasi.

4. Bapak Dr. Rulli Nasrullah M.Si selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah

banyak membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak henti-

hentinya meluangkan waktu, fikiran dan tenaga dalam memberikan arahan dan

bimbingan disela-sela kesibukan beliau.

5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah

memberikan ilmu, pengalaman dan wawasan serta kontribusi yang tak ternilai

harganya. Semoga menjadi amal ibadah yang tak akan terputus. dan tidak lupa

pula kepada seluruh staff dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, juga

para staff perpustakaan Fakultas maupun Universitas yang telah memberikan

pelayanan kepada penulis selama menjalani studi di kampus.

6. Kepada Tedy Sudira ayahanda penulis dan R. Eli Sumiati Ibunda penulis dan

keluarga besar penulis yang dengan kasih sayangnya tak pernah kenal lelah

dalam mendidik dan membesarkan anak-anaknya dan selalu memberikan

motivasi, doa dan seluruh pengorbanannya baik moril maupun materil.

Sehingga penulis bisa seperti sekarang ini. Jasa kalian tidak dapat dibayar

dengan apapun didunia ini.

Terima Kasih Untuk Segalanya.

Page 8: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

4

7. Kepada pamanku Don Don Jr, dan bibiku Ade Octavia Suryani, sebagai orang

tua waliku di Ciputat, yang selalu mengingatkan penulis tentang arti penting

dari sebuah kejujuran.

8. Kawan-kawan satu kepengurusan di HMI KOMFAKDA periode 2011-2012

Terima kasih selalu menemani dan bersabar kepada penulis yang tak bosan

mengingatkan rapat harian yang diadakan setiap hari jumat.

9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2008, Khususnya teman-teman satu

Kelas KPI E Multitalent Iqbal Maulana, Rangga Ts, Akmal Fauzi, Muhammad

Rizki, Rizka Khadafi, Jati Samudera, M Dhiya Bule, dan teman-teman KKN

Let’s go terima kasih banyak selama ini telah memberikan dukungan, doa, dan

motivasi selama kita menjalani studi di kampus ini. Semoga jalan hidup yang

kita ambil, tidak akan memutuskan ikatan silaturrahim kita selama ini dan

selalu akan tetap baik selamanya. Amin Allahumma Amin

Akhir kata, hanya do’a dan harapan yang dapat penulis panjatkan, semoga

semua kebaikan kalian senantiasa Allah balas dengan limpahan karunia dan

keberkahan bagi kita semua. Amin Amin Yaa Rabbal ‘alamiin…

Jakarta, 15 September 2014

Dang Krissandy

Page 9: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ..................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. v

DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Masalah dan Fokus Permasalahan ............................................ 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 6

D. Metodologi Penelitian .............................................................. 7

E. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 9

F. Sistematika Penulisan .............................................................. 10

BAB II KERANGKA TEORITIS ............................................................ 12

A. Tinjauan Umum Film ............................................................... 12

B. Tinjauan Umum Semiotika ...................................................... 24

C. Pengertian Pemimpin dan Konsep Kepemimpinan Dalam Islam 35

BAB III GAMBARAN UMUM FILM Battle of Empires Fetih 1453 ....... 47

A. Sejarah Tokoh .......................................................................... 47

B. Profil Sutradara ........................................................................ 50

C. Sinopsis Film Battle of Empires Fetih 1453 ............................. 52

D. Profil Aktor Film Battle of Empires Fetih 1453 ........................ 57

E. Tim Produksi Film Battle of Empires Fetih 1453 ..................... 64

Page 10: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

vi

BAB IV TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN ...................................... 67

A. Objek Semiotik Dalam Film The Battle of Empires Fetih 1453 67

B. Pengantar Adegan Yang Diteliti ............................................... 67

C. Narasi Adegan Yang Diteliti .................................................... 95

D. Semiotik Kepemimpinan Dalam Adegan Utama ...................... 99

E. Interpretasi ............................................................................... 112

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 116

A. Kesimpulan .............................................................................. 119

B. Saran ....................................................................................... 121

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 123

LAMPIRAN .................................................................................................. 125

Page 11: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.2 Skema Genre Induk Primer dan Sekunder .................................... 18

Tabel 2.2 Peta Tanda Rolland Bhartes ......................................................... 28

Tabel 3.2 Tabulasi Analisis Film Steve Campsall ........................................ 32

Tabel 1.4 Visualisasi Sekuen 1 Pembuatan Benteng dan Konflik Eksternal . 67

Tabel 2.4 Ikon, Indeks, Simbol Pada Adegan Pembuatan Benteng dan

Konflik Eksternal ........................................................................ 69

Tabel 3.4 Visualisasi Sekuen 2 Pengepungan Pertama dan Konflik Internal 74

Tabel 4.4 Ikon Indeks, Simbol, pada Adegan Pengepungan Pertama dan

Konflik Internal. .......................................................................... 76

Tabel 5.4 Ikon, Indeks, Simbol Pada Pengepungan Ke-Dua dan Serangan

Besar-besaran .............................................................................. 88

Tabel 6.4 Visualisasi Adegan Pengepungan dan Serangan Besar-besaran .... 88

Tabel 7.4 Tabulasi Analisis Tanda Denotasi, Konotasi dan Mitos Dalam

Skenario ...................................................................................... 97

Tabel 8.4 Ikon, Indeks dan Mitos Pada Adegan Utama ................................ 98

Tabel 9.4 Analisis Adegan Utama Melalui Tabulasi Analisis Film Steve

Campsall ..................................................................................... 99

Tabel 11.4 Konvensi dalam Adegan Utama................................................... 107

Page 12: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.3 Faruk Aksoy ............................................................................ 43

Gambar 2.3 Penghasilan Film Battles of Empires Fetih 1453 di Delapan

Negara ..................................................................................... 44

Gambar 3.3 Deverim Evin Sebagai Sultan Muhammad Al-Fatih ................. 51

Gambar 4.3 Ibrahim Chelikol Sebagai Ulubatli Hassan ............................... 52

Gambar 5.3 Recep Aktug Sebagai Constantine XI ....................................... 53

Gambar 6.3 Cengiz Coskun Sebagai Gustiani.............................................. 54

Gambar 7.3 Dilek Serbest Sebagai Halill Pasha ........................................... 55

Gambar 8.3 Erden Alkan Sebagai Era ......................................................... 56

Page 13: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Film bermula pada akhir abad ke-19 sebagai teknologi baru, tetapi

konten dan fungsi yang ditawarkan masih sangat jarang. Film kemudian

berubah menjadi alat presentasi dan distribusi dari hiburan yang lebih tua,

menawarkan cerita, panggung musik, drama, humor, dan trik teknis bagi

konsumsi populer. Film juga hampir menjadi media massa yang sesungguhnya

dalam artian bahwa film mampu menjangkau populasi dalam jumlah besar

dengan cepat, bahkan di wilayah pedesaan. Sebagai media masa, fim

merupakan bagian respon terhadap penemuan waktu luang, waktu libur dari

kerja, dan sebuah jawaban atas tuntutan cara menghabiskan waktu luang

keluargayang sifatnya terjangkau dan (biasanya) terhormat.

Menurut Paul Johnson, media massa tanpa disadari atau bahkan

menyadari betul-betul telah melakukan salah satu “dosa besar”. Salah satunya

adalah “pembunuhan karakter”, dramatisasi fakta palsu atau distorsi informasi.

Dalam sebuah film biasanya mengandung banyak lambang atau simbol

yang berarti. Menurut Deddy Mulyana, lambang atau simbol adalah sesuatu

yang digunakan untuk menunjuk sesuatu lainnya, berdasarkan kesepakatan

sekelompok orang. Lambang meliputi pesan verbal, perilaku non-verbal dan

objek yang maknanya disepakati bersama.

Batlle of Empires Fetih 1945 merupakan sebuah film bertemakan

sejarah peradaban islam yang menceritakan tentang pembebasan Bizantium

(Romawi Timur) dengan ibukotanya Konstantinopel (Istambul) oleh seorang

Page 14: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

2

pemuda yang mengukirkan namanya dalam sejarah dunia dengan prestasi dan

pencapaian yang tidak pernah ada pada masa sebelumnya.

Film ini dibuat mulai September 2009 dan baru selesai Januari 2011.

sehingga film ini baru dapat di tayangkan pada tanggal 17 Februari 2011,

dengan 13 Negara yang pertama kali menyambutnya yaitu: Mesir, Turki, Uni

Emirat Arab, Kazakstan, Ajerbaizan, Inggris, Amerika Serikat, Perancis,

Jerman, Georgia, Macedonia, dan Rusia.

Film yang dibintangi oleh Devrim Evin sebagai pemeran Sultan Al-

Fatih ini disutradarai oleh Faruk Asoy dengan beberapa aktor lainnya seperti

Ibrahim Celikkol sebagai Ulubatli Hasan, Recep Aktug sebagai Constantine

XI, dan lain sebagainya yang sebagian besar berasal dari kebangsaan Turki.

Film ini didominasi dengan gaya dan strategi kepemimpinan Sultan

Muhammad Al-Fatih yang berusaha merebut tanah Konstantinopel dari

kekuasaan bangsa Romawi yang belum dapat dibebaskan ayahnya Sultan

Murad II semasa hidupnya.

Sultan Muhammad Al-Fatih atau juga yang dikenal sebagai Sultan

Mehmed II merupakan seorang pemimpin tangguh yang sudah dari kecil

menerima banyak pemahaman agama. Beliau dilahirkan pada tanggal 26

Rajab tahun 833 H. Pada usia 21 tahun, ia mampu menguasai 6 bahasa dan

ahli bidang strategi perang, sains, matematika. Sisi lain dibalik kesuksesan dan

jiwa kstarianya, ternyata yang paling membuat beliau tangguh luar dalam

adalah ketekunannya dalam shalat Tahajud. Sejak kecil, Sultan Murad II, yaitu

ayah dari Sultan Muhammad Al-Fatih sangat menekankan pentingnya

pendidikan agama. Sehingga tidak sedikit para ulama yang didatangkan untuk

Page 15: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

3

mendidik beliau, yang diantaranya adalah Syekh Ahmad bin Ismail Al-

Kuroniy, seorang pakar fikih yang juga memiliki pengetahuan yang dalam

dalam bidang ilmu Nahwu, Ma’ani, dan Bayan.

Perselisihan diantara wazir-wazir ketika Sultan Muhamad Al-Fatih

menjabat, sehingga kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan Sultan

Muhammad Al-Fatih menimbulkan banyak kontroversi dan rasa ketidak

percayaan masyarakat terhadapnya. Namun dengan penuh rasa percaya diri

dan penuh pertimbangan dalam memerintah Sultan Muhamad Al-Fatih

berhasil membawa pasukanya membebaskan tanah yang dijanjikan Rasulullah

saw. Dalam lisannya yaitu:

كلذ شيجلا معنلو اهريمأ ريمألا معنلف ةينيطنطسقلا نحتفتلشيجلا

Kota konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukanya adalah sebaik-baiknya pemimpin dan pasukan yang berada dibawah komandonya adalah sebaikbaiknya pasukan

Oleh karena itu, ekspedisi Sultan Mehmed II bin Murad, Sultan

ketujuh Utsmani, bukanlah ekspedisi yang biasa, ekspedisinya yang dipimpin

kali ini adalah ekspedisi kerinduan selama 825 tahun. Ekspedisi ini adalah

puncak dari kekerasan niatnya menaklukan Konstantinopel, yaitu nama yang

telah memenuhi benaknya selama 23 tahun lamanya.

Sejarah kepemimpinan islam menjadi sebuah percontohan di negara

yang menegakan syariat islam, hal ini dibuktikan oleh negara Iran yang

menjadikan syariat islam sebagai acuan dalam sebuah kepemimpinan yang

taat dengan prinsip-prinsip dan nilai-nilai Islam, tetapi memang harus diakui

bahwa film-film sejarah tentang kepemimpinan islam atau kisah kisah heroik

Page 16: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

4

para pejuang islam tidak banyak dikenal, karena film tentang sejarah islam

tidak seterkenal film Hollywood yang mudah di jumpai dalam siaran Televisi

di Indonesia saat ini, seperti film Troy, Gladiator, 300, The Patriot, Class of

the Titans, dan Lord of The Ring. sehingga tidak banyak anak bangsa

Indonesia yang tahu kisah-kisah perjuangan Islam yang sesungguhnya.

Dalam film ini banyak menceritakan sejarah yang sesungguhnya, dan

tidak ada yang disembunyikan, seperti pembuatan Meriam terbesar pada masa

itu, Muhammad Al-Fatih Menjadi Imam saat Salat berjama’ah sebelum

melakukan penyerangan, dan yang lebih menarik lagi pada saat Sultan

Muhammad Al-Fatih berpidato untuk memanaskan semangat juang

pasukanya. Salah satu kalimat dalam pidatonya adalah “Kemenangan hanya

akan diraih oleh Iman” tentunya adegan heroik saat penaklukan

Konsatantinopel terjadi dengan visualisasi yang cukup memukau.

Film ini berakhir dengan statemen dari Sultan Muhamad Al-Fatih yang

berbunyi: “Harta kalian adalah bagian dari kami dan kalian bebas hidup

sesuai dengan keyakinan kalian”. Faruk Aksoy sutradara film “Battle Of

Empire Fetih 1453” mengemas statement terakhir sultan Muhammad Al-Fatih

dengan visualisasi dan warna gambar yang menyejukan sehingga pemimpin

islam yang diriwayatkan Rassulullah Saw, terlihat ramah, bijak dan memiliki

pemikiran yang modern.

Dalam film ” Battle Of Empire Fetih 1453” terdapat kata-kata, gambar

dan tulisan yang dimaksudkan pembuat film untuk menunjukkan nilai-nilai

Kepemimpinan yang ada di dalam film, karena itu melalui penelitian ini,

penulis akan mencoba meneliti bagaimana penggambaran nilai-nilai

Page 17: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

5

kepemimpinan yang terkandung di dalam film ”Battle Of Empire Fetih 1453”

dengan menggunakan analisis Semiotika menurut teori Roland Barthes.

Maka dari itu penulis mengambil judul “Semiotika Kepemimpinan

Sultan Muhammad Al-Fatih dalam Film The Battle Of Empire Fetih

1453”.

B. Masalah dan Fokus Permasalahan

1. Masalah

Masalah pada penelitian ini mengacu pada representasi

kepemimpinan dalam islam atau seorang tokoh sejarah seperti Sultan

Muhamad Al-Fatih pada penggunaan simbol – simbol dalam rangkaian

gambar atau adegan (scene) film yang berhubungan dengan

kepemimpinan dalam film Battle Of Empire Fetih 1453.

2. Fokus Permasalahan

Agar penelitian tidak mengarah kepada hal lain di luar konteks

penelitian, maka peneliti memfokuskan permasalahan pada tiga hal

berikut:

a. Bagaimana tanda (sign) dan kode (code) kepemimpinan Sultan

Muhammad Al-Fatih dalam Film Battle of Empires Fetih 1453 ?

b. Bagaimana elemen kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih dalam

Film Battle of Empires Fetih 1453 ?

c. Bagaimana konvensi (convention) kepemimpinan Sultan Muhammad

Al-Fatih melalui Film Battle of Empires Fetih 1453 ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Page 18: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

6

Sesuai dengan rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan

penelitiannya sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui bagaimana tanda (sign) dan kode (code)

kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih dalam Film Battle of

Empires Fetih 1453 ?

b. Untuk menemukan apa saja elemen kepemimpinan Sultan Muhammad

Al-Fatih dalam Film Battle of Empires Fetih 1453 ?

c. Untuk mengetahui bagaimana konvensi (convention) yang muncul

dalam kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih melalui Film Battle

of Empires Fetih 1453 ?

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

1) Memberi gambaran bagaimana penggambaran nilai-nilai

Kepemimpinan dalam film Battle of Empires Fetih 1453 yang

disajikan untuk sebuah tontonan di masyarakat.

2) Memperkaya wawasan tentang persoalan Kepemimpinan di

masyarakat.

3) Menjadi landasan dan gambaran penelitian bagi peneliti

selanjutnya yang akan melakukan penelitian tentang semiotika

film.

b. Manfaat Praktis

1) Memberi wacana baru tentang pentingnya peran kritik, saran, dan

pesan dalam sebuah karya film bagi dunia perfilman di Indonesia

Page 19: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

7

2) Bagi sineas muda Indonesia bisa membuat film yang berkualitas,

bermanfaat, tanpa menyinggung suatu kelompok manapun.

D. Metodologi Penelitian

Semiotika merupakan salah satu analisis isi yang menggunakan

pendekatan analisis isi kualitatif, dengan menggunakan paradigma kritis,

diharapkan muncul sebuah hasil penelitian yang mendalam dan faktual, karena

dengan paradigma kritis, peneliti berpeluang untuk membuat interpretasi-

interpretasi alternatif dalam melakukan interpretasi terhadap simbol-simbol

yang muncul di dalam film.

Maka peneliti berusaha menggambarkan fakta-fakta mengenai

bagaimana visualisasi yang disajikan di dalam film Battle Of Empires Fetih

1453 dapat merepresentasikan tentang kepemimpinan dalam pandangan Islam

secara utuh melalui tanda-tanda yang disebut Barthes sebagai Denotative dan

Conotative Sign melalui skema analisis film yang dikemas secara detail oleh

Steve Campsall dengan memperjelas elemen-elemen serta komponen-

komponen filmnya berdasarkan teori bahasa film Christian Metz.

1. Objek Penelitian dan Unit Analisis

Objek penelitian ini adalah film Battle Of Empire Fetih 1453 yang

disutradarai oleh Faruk Aksoy. Sedangkan unit analisisnya adalah

potongan gambar visual yang terdapat pada film Battle Of Empire Fetih

1453 yang berkaitan dengan rumusan masalah penelitian.

2. Teknik Pengumpulan Data

Page 20: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

8

Dalam penelitian ini data-data dikumpulkan dibagi menjadi dua

bagian yang mengamati langsung data-data yang sesuai dengan pertanyaan

penelitian. Adapun instrument penelitiannya adalah:

a. Data Primer, berupa dokumen elektronik satu keeping DVD Original

film Battle of Empires Fetih 1453 dengan teks bahasa Indonesia.

b. Data Sekunder, berupa dokumen tertulis, yaitu seperti resensi film

Battle of Empires Fetih 1453 baik dari majalah, artikel di internet, dan

buku-buku yang relevan dengan penelitian.

3. Analisis Data

Setelah data primer dan sekunder sudah terkumpul, kemudian

dikaitkan dengan rumusan masalah. Kemudian film “Battle Of Empires

Fetih 1453” dilakukan analisis dengan menggunakan model teknik analisis

semiotika film Christian Metz yaitu dengan cara mencari makna dalam

film yang akan diteliti, serta menggunakan tabulasi analisis film Steve

Campsall sebagai pelengkap dari unsur-unsur film , yaitu seperti :

a. Sign

Unit makna terkecil yang dapat kita jumpai dimanapun kita berada,

dapat kita dengar, kita rasa, kita hirup, dapat pula kita tafsirkan dan

turut menentukan makna keseluruhan.

b. Code

Sekumpulan tanda yang nampak secara alami dan membentuk makna

keseluruhan.

c. Elements

Seluruh aspek dan komponen dalam produksi film dan dapat

memunculkan berbagai representasi makna.

Page 21: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

9

d. Denotative Sign

Terdapat pada signifikasi tahap pertama, yaitu makna paling nyata dari

tanda.

e. Conotative Sign

Istilah yang digunakan Barthes untuk menunjukkan signifikasi tahap

kedua. Hal ini menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda

bertemu dengan perasaan atau emosi dari penonton serta nilai-nilai dari

kebudayaannya.

f. Convention Sign

Merupakan rujukan dalam menilai suatu pekerjaan atau kebiasaan

yang sudah umum di dalam masyarakat dan biasanya eksistensinya

muncul dalam sebuah konsensus.

E. Tinjauan Pustaka

Judul yang digunakan dalam skripsi ini memang banyak kemiripan

dengan judul-judul skripsi yang lain yang mencoba menganilisis film-film, dan

objek lainnya, seperti skripsi-skripsi berikut ini, Semiotika Kepemimpinan

Sallahuddin Al Ayyubi dalam Film Kingdom of Heaven yang ditulis oleh

Muhammad Zidni Rizky dengan NIM : 109051000140 mahasiswa Jurusan

Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas

Syarif Hidayatullah Jakarta. Pisau analisis yang digunakan yaitu mengunakan

pendekatan AJ. Greimas. Hasil penelitian ini adalah mengetahui nilai-nilai

Kepemimpinan dan pesan yang disampaikan dalam film.

Page 22: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

10

Dan penulis juga menjadikan skripsi dengan judul Analisis Semiotik

Film In the Name of God, yang ditulis oleh Hanni Taqiyya dengan NIM:

(107051002739), mahasisiwi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi lulusan tahun 2011 UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta,. Pada skripsinya tersebut, Hani menggunakan

pendekatan Roland Barthes. Adapun wacana yang ingin dibangun berbeda,

yakni mengenai konsep jihad yang mengatasnamakan tuhan.

Dari ke-dua skripsi diatas tidak ada satupun yang menganalisa film

dengan judul Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih dalam

Film Fetih 1453, penulis juga akan menjelaskan kesamaan dan perbedaan

dengan salah satu judul skripsi diatas yaitu skripsi Muhammad Zidni Rizky

yang sama-sama meneliti sebuah film yang fokus penelitiannya pada Nilai-

nilai Kepemimpinan yang terkandung didalam film tersebut, dan

perbedaanya yaitu teori yang di pakai peneliti memakai teori Roland Bathez

sedangkan Muhammad Zidni Rizky memakai teori AJ. Greimas

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembaca dalam melihat gambaran dan uraian

mengenai pembahasan-pembahasan tertentu di dalam skripsi ini, maka dari

itu, peneliti menyusun sistematika penulisan ini ke dalam lima bab. Dalam

bab-bab tersebut mengandung beberapa sub bab yang akan dipaparkan

secara terperinci, adapun sistematika penulisan dapat dilihat sebagai berikut:

Page 23: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

11

BAB I : Pendahuluan, terdiri dari Latar Belakang Masalah,

Masalah dan Fokus Permasalahan, Tujuan Penelitian,

Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan

Pustaka, Sistematika Penulisan.

BAB II : Landasan Teori, yang meliputi tinjauan umum film yang

berisi seputar konsep film sebagai media komunikasi

massa, definisi, unsur film, strukrur film, jenis dan

klasifikasi film. Tinjauan umum semiotika yang meliputi

konsep dasar semiotika, semiotika dalam film, semiotika

Roland Barthes, definisi, pengertian Kepemimpinan dan

konsep Kepemimpinan dalam pandangan Islam.

BAB III : Gambaran umum film Fetih 1453, tentang sutradara film,

serta profil pemain dan kru produksi film Fetih 1453

BAB IV : Analisis Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-

Fatih dalam film Fetih 1453, dikorelasikan dengan

pandangan Islam terhadap Nilai-nilai Kepemimpinan,

serta pesan yang ingin disampaikan melalui film

tersebut.

BAB V : Kesimpulan dan Saran.

Page 24: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

12

BAB II

KERANGKA TEORITIS

A. Tinjauan Umum Film

1. Definisi

Ada beberapa tokoh yang mendefinisikan film dengan berbagai

macam pemikiranya. Menurut Prof. Dr. Azhar Arsyad, M. A, film

merupakan kumpulan dari beberapa gambar yang berada di dalam frame,

dimana frame demi frame diproyeksikan melalui lensaproyektor secara

mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu menjadi hidup. Film

bergerak dengan cepat dan bergantian sehingga memberikan daya tarik

tersendiri.

Lain halnya, menurut Askurai baskin, film merupakan salah satu

bentuk media komunikasi masa dari berbagai macam teknologi dan

berbagai unsur-unsur kesenian. Film jelas berbeda dengan seni sastra, seni

lukis, atau seni memahat. Seni film sangat mengandalkan teknologi

sebagai bahan baku untuk memperoduksi maupun ekshibisi kehadapan

penontonnya. Sedangkan menurut Kamus Bahasa Indonesia (KBI), film

didefinisikan sebagai selaput tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat

gambar negatif (yang akan dibuat potret) atu untuk tempat gambar positif

(yang akan dimainkan di bioskop) gambar hidup.

Pada saat ini film telah menjadi media bertutur manusia, sebeuah alat

komunikasi, menyampaikan kisah. Jika sebelumnya bercerita dilakukan

dengan lisan, lalu tulisan, kini muncul satu media lagi dengan gambar

Page 25: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

13

bergerak yang menceritakan tentang kehidupan. Disinilah kita menyebut film

sebagai representasi dunia nyata. Eric Sasono menulis, disbanding media lain,

film memiliki kemampuan untuk meniru kenyataan sedekat mungkin dengan

kenyataan sehari-hari.

2. Unsur Film

Ada dua unsur yang membantu kita untuk memahami sebuah film

diantaranya adalah unsur naratif dan unsur sinematik. keduanya saling

berkesinambungan dalam membentuk sebuah film, unsur ini saling

melengkapi, dan tidak dapat dipisahkan dalam proses pembentukan film.

a. Unsur Naratif

Unsur naratif berhubungan degan aspek cerita atau tema film. Oleh

karena itu setiap film tidak akan pernah lepas dari unsur naratif. Unsur ini

meliputi pelaku cerita atau tokoh, permasalahan dan konflik, tujuan, lokasi

dan waktu.

1) Pemeran/Tokoh

Dalam film, ada dua tokoh penting untuk membantu ide cerita

yaitu pemeran utama dan pemeran pendukung. Pemeran utama adalah

bagian dari ide cerita dalam film yang diistilahkan protagonis, dan

pemeran pendukung di sebut dengan istilah antagonis yang biasanya

dijadikan pendukung ide cerita dengan karakter pembuat masalah

dalam cerita menjadi lebih rumit atau sebagai pemicu konflik dalam

cerita.

2) Permasalahan dan Konflik

Permasalahan dalam cerita dapat diartikan sebagai penghambat

tujuan, yang dihadapi tokoh protagonis untuk mencapai tujuannya,

Page 26: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

14

biasanya di dalam cerita disebabkan oleh tokoh antagonis.

Permasalahan ini pula yang memicu konflik antara pihak protagonis

dengan antagonis. Permasalahan bisa muncul tanpa disebabkan pihak

antagonis.

3) Tujuan

Dalam sebuah cerita, pemeran utama pasti memiliki tujuan atau

sebuah pencapaian dari karakter dirinya, biasanya dalam cerita ada

sebuah harapan dan cita-cita dari pemeran utama, harapan itu dapat

berupa fisik ataupun abstrak (non-fisik).

4) Ruang/Lokasi

Ruang dan lokasi menjadi penting untuk sebuah latar cerita,

karena biasanya, latar lokasi menjadi sangat penting untuk mendukung

suatu penghayatan sebuah cerita.

5) Waktu

Adanya penempatan waktu dalam cerita dapat membangun

sebuah cerita yang berkesinambungan dengan alur cerita, karaena

dengan adanya waktu, alur cerita dapat terasa lebih realistis karena

telah membantu adanya suasana antara pagi, siang, sore, ataupun

malam.

b. Unsur Sinematik

Unsur sinematik adalah unsur yang membantu ide cerita untuk

dijadikan sebuah produksi film. Karena unsur sinematik merupakan aspek-

Page 27: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

15

aspek teknis dalam sebuah produksi film. Ada empat elemen yang

mendukung unsur sinematik, diantaranya yaitu:

1) Mise-en-scene

Dapat dikatakam sebagai mata kamera, karena ia meliputi

segala hal yang ada di depan kamera. Mise-en-scene memiliki empat

elemen pokok yaitu, seting atau latar, tata cahaya, kostum dan make-

up, dan akting atau pergerakan pemain

2) Sinematografi

Sinematografi adalah perlakuan terhadap kamera dan filmnya

serta hubungan antara kamera dengan obyek yang akan di ambil

gambarnya.

3) Editing

Proses penyatuan dan pemberian efek pada sebuah gambar

(shot) ke gambar (shot) lainnya.

4) Suara

Segala hal dalam film yang mampu kita tangkap melalui indera

pendengaran.

3. Jenis-Jenis Dan Klasifikasi Film

a. Jenis Film

Film memiliki beberapa jenis penyampaian pesan dan penyampain

makana itu semua tergantung seperti apa cara penyampaian yang akan di

buat. Pratista membagi film menjadi tiga jenis yakni: film dokumenter,

film fiksi, dan film eksperimental.

Pembagian ini didasarkan atas cara penyampainya yaitu , naratif

(cerita) dan non-naratif (non cerita). Film fiksi memiliki struktur naratif

Page 28: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

16

yang jelas, sementara film documenter dan eksperimental tidak memiliki

struktur narasi yang jelas. Berikut ini penjelasan deskripsinya:

1) Film Dokumenter

Film dokumenter berhubungan dengan orang-ornang, tokoh,

peristiwa dan lokasi yang nyata. Film dokumenter tidak menciptakan

suatu peristiwa atau kejadian namun merekam peristiwa yang

sungguh-sungguh terjadi atau otentik. Film dokumenter juga tidak

memiliki tokoh antagonis maupun protagonis.

2) Film Fiksi

Film fiksi terikat oleh plot. Dari sisi cerita, film fiksi sering

menggunakan cerita rekaan di luar kejadian nyata serta memiliki

konsep pengadegan yang telah di rancang sejak awal. Struktur film

biasanya terikat dengan kausalitas. Cerita juga biasanya memiliki

karakter (penokoohan) seperti antagonis dan protagonis, jelas sangat

bertolak belakang dengan jenis film dokumenter.

3) Film Eksperimental

Film eksperimental merupakan jenis film yang sangat berbeda

dengan dua jenis film lainnya. Film eksperimental tidak memiliki plot

namun tetap memiliki struktur. Strukturnya sangat dipengaruhi oleh

insting subyektif sineas seperti gagasan, ide, emosi, serta pengalaman

batin mereka. Film-film eksperimental umumnya berbentuk abstrak

dan tidak mudah dipahami. Hal ini disebabkan karena mereka

menggunakan simbol-simbol personal yang mereka ciptakan sendiri.

b. Klasifikasi Film

Page 29: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

17

Sebelumya kita telah membagi film menjadi tiga jenis yaitu film

dokumenter, film fiksi dan film eksperimental. Pembagian tersebut bisa

dikatakan klasifikasi film paling umum. Sebenarnya banyak metode yang

bisa kita gunakan untuk meng-klasifikasi sebuah film dimulai dengan cara

proses produksinya, distribusinya, aktor-aktris favorit, sutradara favorit,

bahkan berdasarkan penulis novel.

Namun ada metode yang paling mudah dan sering digunakan untuk

mengklasifikasi film yakni berdasarkan genre. Genre secara umum

membagi film berdasarkan jenis dan latar ceritanya. Istilah genre berasal

dari bahasa Perancis yang bermakna “bentuk” atau “tipe”. Pada dasarnya

istilah genre mengacu pada istilah Biologi yakni, genus yaitu sebuah

tingkatan klasifikasi untuk flora dan fauna yang tingkatannya berada di atas

spesies.

Dalam film, genre merupakan jenis dari sekelompok film yang

mempunyai karakter atau pola sama (khas) seperti setting, isi dan subyek

cerita. Dari klasifikasi tersebut lahirlah genre-genre populer seperti aksi,

petualangan, drama, komedi, horor, film noir, roman dan sebagainya.

Genre tentunya berfungsi untuk memudahkan klasifikasi sebuah

film, dan genre juga membantu kita memilah film-film yang telah

diproduksi sesuai dengan spesifikasinya. Selain itu fungsi genre membantu

penonton untuk tidak salah memilih film apa yang akan disaksikannya

nanti.

Macam genre bisa mencapai ratusan dan bervariasi, sebagai catatan

setiap film yang diproduksi kebanyakan film itu menggunakan kombinasi

dari beberapa genre sekaligus, kombinasi genre ini sering diistilahkan

Page 30: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

18

sebagai genre hibrida (campuran), tetapi walaupun begitu biasanya film

tersebut tetap memiliki satu atau dua genre yang dominan.

Terdapat genre-genre besar yang diproduksi semenjak

perkembangan film dan yang menjadi titik tolak dari semua perkembangan

genre-genre besar tersebut adalah Hollywood.

Untuk mempermudah pembahasan dan mengklasifikasikan film,

maka berikut ini adalah skema dari genre-genre besar yang dibagi menjadi

dua genre induk, primer dan sekunder.

Tabel 1.2. Skema Genre Film Induk Primer dan Sekunder.

Genre Induk Primer Genre Induk SekunderAksiDramaEpik SejarahFantasiFiksi-ilmiahHororKomediKriminal dan GangsterMusikalPetualangan PerangWestern

BencanaBiografi Detektif Film noir MelodramaOlahragaPerjalananRomanSuperheroSupernaturalSpionaseThriller

1) Genre Induk Primer

Genre ini merupakan genre-genre pokok yang telah ada dan

populer sejak awal perkembangan film di tahun 1900-an hingga 1930-

an. Beberapa jenis genre induk primer, masih berkembang saat ini,

namun beberapa yang lain jauh lebih populer dan sukses di masa lalu.

Di antaranya genre musikal, epik sejarah, perang, serta western.

2) Genre Induk Sekunder

Page 31: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

19

Berbeda dengan genre induk primer, genre induk sekunder

merupakan pengembangan dari genre induk primer yang memiliki

karakter dan ciri-ciri khusus dibandingkan dengan genre induk primer.

c. Film Sebagai Media Komunikasi Massa

Film bermula pada akhir abad ke-19 sebaai teknologi baru, tetapi

konten dan fungsi yang di tawarkan masih sangat jarang. Film kemudian

berubah menjadi alat presentasi dan distribusi dari tradisi hiburan yang

lebih tua, menawarkan cerita,penggung, music, drama, humor, dan trik

teknis bagi konsumsi popular. Film juga hampir menjadi media massa

yang sesungguhnya, dalam artian bahwa film mampu menjangkau

populasi dalam jumlah besar, bahkan sampai ke pedesaan.

Komunikasi massa diadopsi dari istilah bahasa inggris mass

comuniction sebagai kependekan dari mass media communication

(komunikasi media massa) artinya komunikasi yang menggunakan media

massa atau komunikasi yang mass mediated.

Film merupakan salah satu bentuk media komunkasi massa dari

berbagai teknologi dan unsur dari kesenian. Seni film sangat

mengandalkan teknologi sebagai bahan baku sebagai bahan baku

produksinya maupun dalam hal ekshibisi ke hadapan penontonya.

Penyebaran informasi dilakukan melalui media elektronik,

merupakan suatu kegiatan yang memuat hasil penelitian atau pengkajian

dengan dengan cara memanfaatkan teknologi sehingga mampu menarik

minat pengguna untuk memanfaatkanya dengan format yang menarik dan

mudah dipahami tetapi tetap informatif.

Page 32: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

20

Media elektronik saat ini dikenl sebagai media komunikasi yang

merupakan bagian dari media massa, media massa yang tergolong

kedalam media elektronik diantaranya adalah radio dan televisi.

Film pada dasarnya merupakan salah satu hasil produk teknologi

modern yang bisa dijadikan sebagai salah satu saluran dalam proses

komunikasi massa. Dalam film, biasanya terdapat pesan-pesan atau

informasi yang ingin disampaikan kepada para penontonnya.

Film merupakan alat komunikasi massa yang muncul pada akhir

abad ke-19. Film merupakan alat komunikasi yang tidak terbatas ruang

lingkupnya di mana di dalamnya menjadi ruang ekspresi bebas dalam

sebuah proses pembelajaran massa. Kekuatan dan kemampuan film

menjangkau banyak segmen sosial, yang membuat para ahli film memiliki

potensi untuk mempengaruhi membentuk suatu pandangan dimasyarakat

dengan muatan pesan di dalamnya. Hal ini didasarkan atas argument

bahwa film adalah potret dari realitas di masyarakat. Film selalu merekam

realitas yang tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat dan kemudian

memproyeksikanya ke dalam layar

Film tidak hanya berfungsi menyampaikan pesan kepada khalayak

penontonnya tetapi secara aktif mengkonstruksi persepsi khalayak

penontonnya berdasarkan muatan pesan yang dikandungnya. Sekaligus

film adalah cerminan masyarakat dimana film tersebut dibuat. Sebuah film

bagi seseorang yang sungguh-sungguh mencintai sinema tidak hanya

sebagai hiburan semata atau media penyampai pesan saja, namun film

dapat dijadikan media untuk belajar tentang kehidupan. Sineas besar new

Page 33: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

21

wave Perancis, Jean-Luc Godard suatu ketika pernah mengatakan we were

all critics before beginning to make films, and I loved all kinds of cinema.

It was that cinema that made us, or me, at least want to make films. I knew

nothing of life expect through cinema.

Saya setuju dengan pendapat banyak pengamat bahwa film adalah

salahsatu medium yang paling ampuh untuk mempengaruhi manusia, baik

untuk tujuan baik maupun buruk. Dengan memahami sebuah film dengan

baik akan membuat kita mampu mengambil hal-hal yang patut kita contoh

serta membuang jauh hal-hal yang merugikan kita, hingga kita bisa

menjadi manusia yang lebih baik.

Oleh karena itu media bukan cuma menentukan realitas seperti apa

yang akan dikemukakan namun media juga harus bisa memilah siapa yang

layak dan tidak layak masuk menjadi bagian dari realitas itu. Dalam hal ini

media bisa menjadi kontrol yang bisa mempengaruhi bahkan mengatur isi

pikiran dan keyakinan di dalam masyarakat.

d. Film sebagai Media Dakwah

Secara singkat definisi dakwah adalah mengajak orang lain agar

menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larang-Nya. Namun secara

syar’i, makna dakwah adalah menjalankan perintah Allah, baik berupa

perkataan ataupun perbuatan, serta meninggalkan semua larangan Allah,

baik perbuatan ataupun perkataan.

Aktifitas dakwah tidak akan berjalan jika tidak menggunakan alat

atau media (wasilah). Terlebih di era informasi ini, di mana media

semakin berkembang pesat diiringi berkembangnya ilmu pengetahuan dan

Page 34: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

22

ilmu agama. Dan penggunaan media bertujuan untuk mengantisipasi

perkembangan zaman tersebut.

Salah satu media yang cukup berkembang pesat di abad ini adalah

film. Film, sebagaimana yang dibahas pada bagian awal bab ini,

merupakan salah satu jenis seni yang dapat memberikan pengaruh cukup

besar kepada pola pikir masyarakat umum. Ini berarti film dapat menjadi

media yang cukup efektif dalam menjalankan dakwah.

Meminjam pandangan Baran, perkembangan suatu budaya

mengikuti perkembangan media. Berawal dari budaya lisan, yang mana

pada masa ini belum berkembang budaya menulis dan masih memiliki

karakter kedekatan atau keintiman. Kemudian beralih kepada revolusi

media yang semakin tinggi. Manusia semakin bebas dari batas ruang dan

waktu. Dan ini menjadi tantangan sendiri bagi para da’i yang ingin

berdakwah kepada khalayak yang saat ini semakin plural.

Hal di atas mengindikasikan bahwa harus adanya sebuah upaya dan

gaya baru di dalam berdakwah yang sesuai dengan perkembangan zaman.

Ini sebagai upaya umat Islam untuk memperoleh visibilitas dan legitimasi

di ruang publik nasional dan internasional.

Islam bukanlah agam ritual semata. Sebagian orang juga telah

menganggap Islam sebagah falsafah dan jalan hidup. Itu berarti upaya

untuk mengajak orang lain untuk mengikuti agama Islam sebagai jalan

hidup (way of life) individu maupun kehidupan sosial politik, harus

dilakukan sebaik mungkin.

Page 35: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

23

Melalui berbagai produk komunikasi di era global ini, yang salah

satunya adalah film, setidaknya da’i dapat melakukan beberapa

pendekatan dakwah melalui unsur-unsur komunikasi. Masing-masing

unsur harus disinergikan dengan wacana keislaman, agar alur dakwah yang

datang dari komunikator kepada komunikan melalui media komunikasi

berjalan sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam. Hal ini penting dilakukan

mengingat dinamika budaya yang semakin tinggi dan semakin heterogen

dapat memungkinkan para da’i mengalami disorientasi terhadap nilai-nilai

dan ajaran Islam yang ingin disampaikan.

Islamisasi melalui media film, juga merupakan wacana penting di

era digital ini. Hal ini dikarenakan sifat dari penikmat film yang tergolong

gencar memakai budaya konsumsi kontemporer. Islam, dalam kasus ini,

dapat ditampilkan dengan segar, menarik, hybrid dan modern dalam

rangka menjadikan Islam sebagai agama yang relevan dengan budaya yang

saat ini sedang didominasi kaum kapitalis.

B. Tinjauan Umum Semiotika

1. Konsep Semiotika

Semiotika sebagai suatu model dari ilmu pengetahuan sosial

memahami dunia sebagai sistem hubungan yang memiliki unit dasar yang

disebut dengan ‘tanda’. Dengan demikian, semiotik mempelajari hakikat

tentang keberadaan suatu tanda.

Page 36: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

24

Secara sederhana semiotika mempelajari sistem-sistem, aturan-

aturan, konvensi-konvesi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut

mempunyai arti.

Studi sestematis tentang tanda-tanda dikenal semiologi. Arti

harfiahmya adalah “kata-kata mengenai tanda-tanda”. Kata semi dalam

semiologi berasal dari semeion (bahasa latin), yang artiya ‘tanda’.

Semiologi telah dikembanagkan unuk menganalisis tanda-tanda.

Menurut Ferdinand de Saussure didalam bukunya Coursein

General Linguistik. Bahasa adalah suatu sistem tanda yang

mengekpresikan ide-ide (gagasan-gagasan) dan arena itu dapat

dibandingkan dengan sistem tulisan, huruf-huruf untuk orang bisu-tuli,

simbol-simbol keagamaan, aturan-aturan sopan santun, tanda-tanda

kemiliteran, dan sebagainya. Semua itu merupakan hal yang sangat

penting dari keseluruhan sistem tersebut. Suatu ilmu yang mempelajari

tanda-tanda kehidupan dalam masyarakat bersifat dapat dipahami. Hal itu

merupakan bagian dari psikologi social atau berkaitan dengan psikologi

umum. Saussure menyebutkannya sebagai semiologi (dari bahasa Latin

semion: tanda). Semiologi akan menjelaskan unsure yang menyusun suatu

tanda dan bagaimana hukum-hukum itu mengaturnya.

Untuk menyederhanakannya kemudian Umberto Eco dalam

bukunya A Theory of Semiotics Menjelaskan dan mempertimbangkan

bahwa semiotika berkaitan degan segala hal yang dapat dimaknai tanda-

tanda. Suatu tanda adalah segala sesuatu yang dapatdimaknai) sebagai

penggantian yang signifikan untuk sesuatu lainnya. Segala sesuatu ini

Page 37: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

25

tidak terlalu mengharuskan perihal adanya atau mengaktualisasikan perihal

diaman dan kapan suatu tanda memaknainya. Jadi, semiotika ada dalam

semua kerangka (prinsip), semua disiplin studi, termasuk dapat pula

digunakan untuk menipu bila segala sesuatu tidak dapat dipakai untuk

menceritakan tanda tersebut sebagai “kebohongan”, dalam tanda itu

sendiri. Menurut Saussure, persepsi dan pandangan kita tentang realitas,

dikonstruksikan oleh kata-kata dan tanda-tanda lain yang digunakan dalam

koteks social.

2. Konsep Semiotika Rolland Barthes

Semiotika juga menaruh perhatian pada Ideologi yang menguasai

budaya sebuah kelompok pemakai tanda, sebab dalam ideologi itu terdapat

sejumlah asumsi yang memungkinkan penggunaan tanda. Ideologilah yang

mengarahkan budaya. Dan ideologilah yang pada akhirnya menentukan

visi atau pandangan satu kelompok budaya terhadap realitas. Karena itu

jika berbicara tentang simbol, secara tidak langsung juga berbicara tentang

ideologi. Untuk menemukan ideologi dalam suatu tanda perlu diketahui

konteks dimana tanda itu berada dan menurut budaya si pemakai. Sebab

sebuah tanda dapat berubah-ubah maknanya sesuai dengan konteksnya,

baik konteks itu adalah kalimat, wktu, tempat, maupun budaya. Sebuah

simbol akan berubah maknanya bahkan dalam salah konteks (waktu atau

tempat) yang relative sama tapi dalam konteks budaya (peradaban) yang

berbeda. Konteks di sini juga dapat berupa konteks bahasa verbal dan non-

verbal, linguistic dan non-linguistik.

Page 38: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

26

Rolland Barthes merupakan salah satu tokoh yang cukup

berkontribusi dalam kajian semiotika. Teorinya tentang semiologi dan

mitologi merupakan pendalaman dari teori linguistik dan semiologi milik

Saussure. Secara historis, Barthes merupakan salah satu tokoh pemikir

strukturalis. Intelektual dan kritikus sastra Prancis yang satu ini, dianggap

sebagai eksponen penerapan strukturalisme dan semiotika pada studi

sastra. .

Dalam hal semiotika, kunci analisis dari Barthes adalah mengenai

konotasi dan denotasi. Barthes mendefinisikan sebuah tanda (sign) sebagai

sebuah sistem tanda yang di dalamnya mengandung unsur ekspresi (E)

dalam hubungannya (R) dengan isi (C).

Konsep semiotika Barthes dikenal Fiske sebagai Signifikasi dua

tahap (two order signification). Di mana kunci dari signifikasi ini terletak

pada konsep connotative yang dibuat Barthes dalam model semiotikanya.

Melalui model ini, Barthes menjelaskan bahwa signifikasi tahap pertama

merupakan hubungan antara signifier (ekspresi) dan signified (isi) di dalam

sebuah tanda terhadap realitas eksternal. Itulah yang kemudian disebut

oleh Barthes sebagai denotasi, yang mana merupakan makna paling nyata

dari tanda (sign).

Denotasi merupakan tingkat pertandaan yang menjelaskan

hubungan antara tanda dan rujukannya pada realitas, yang menghasilkan

makna yang eksplisit, langsung dan pasti. Sedangkan konotasi adalah

tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan antara penanda dan

Page 39: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

27

petanda, yang didalamnya beroperasi makna yang bersifat implisit dan

tersembunyi.

1. Signifier (penanda) 2. Signified (petanda)

3. Denotative Sign (tanda denotatif)

4. Connotative Signifier (penanda

konotatif)

5. Connotative Signified (petanda

konotatif)

6. Connotative Sign (tanda konotatif)

Tabel 2.2 Peta tanda Roland Barthes.

Dari peta Barthes di atas terlihat bahwa tanda denotatif (3) terdiri

atas penanda (1) dan petanda (2). Akan tetapi, pada saat bersamaan tanda

denotatif adalah juga penanda konotatif (4). Dengan kata lain, hal tersebut

merupakan unsur material : hanya jika anda mengenal tanda “sign”,

barulah konotasi seperti harga diri, kegarangan dan keberanian menjadi

mungkin.

Jadi dalam konsep Barthes, tanda konotatif tidak sekedar memiliki

makna tambahan namun juga mengandung kedua bagian tanda denotatif

yang melandasi keberadaannya. Sesungguhnya, inilah sumbangan Barthes

yang berarti bagi penyempurnaan semiologi Saussure yang berhenti pada

penandaan dan tatanan denotative. Konotasi dan denotasi sering dijelaskan

dalam istilah tingkatan representasi atau tingkatan mana. Secara ringka,

denotasi dan konotasi dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Denotasi adalah interaksi antara signifier dan signified dalam sign, dan

antara sign dengan referent (object) dalam realitas eksternal.

Page 40: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

28

b. Konotasi adalah interaksi yang muncul ketika sign bertemu dengan

perasaan atau emosi pembaca/pengguna dan nilai-nilai budaya mereka.

Makna menjadi subjektif atau intersubjektif. Tanda lebih terbuka

dalam penafsirannya pada konotasi daripada denotasi.

Secara sederhana, denotasi dijelaskan sebagai kata yang tidak

mengandung makna atau perasaan-perasaan tambahan. Maknanya disebut

makna denotatif. Makna denotatif memiliki istilah lain seperti makna

denotasional, makna referensial, makna konseptual atau makna ideasional.

Sedangkan konotasi adalah kata yang mengandung arti tambahan,

perasaan tertentu, atau nilai rasa tertentu disamping makna dasar yang

umum. Konotasi atau makna konotatif desebut juga makna konotasional,

makna emotif atau makna evaluatif.

Denotasi dan konotasi tidak bisa dilihat secara terpisah atau berdiri

sendiri. Sebuah tanda yang kita lihat pasti suatu denotasi. Makna denotasi

adalah apa yang kelihatan pada gambar, dengan kata lain gambar dengan

sendirinya memunculkan denotasi. Denotasi dengan sendirinya akan

menjadi konotasi dan untuk selanjutnya konotasi justru menjadi denotasi

ketika konotasi tersebut sudah umum digunakan dan dipahami bersama

sebagai makna yang kaku.

3. Konsep Semiotika Film

Christian Metz merupakan salah satu kritikus film yang berasal

dari Perancis. Bukunya yang berjudul Language and Cinema memberikan

pemahaman mengenai film sebagai satuan bahasa yang berbeda dari

bahasa tutur. Semua komponen dalam film merupakan serangkaian kode

Page 41: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

29

yang merepresentasikan sebuah budaya, sejarah dan nilai-nilai. Bagi Metz

teori film adalah teori yang mengkaji wacana-wacana sejarah film,

masalah ekonomi film, estetika film dan semiotika film.

Kontribusi penting Metz dalam memahami film terletak pada

bagaimana dia memperkenalkan sebuah konsep cinematis instutitution.

Melalui konsep tersebut Metz mengenalkan, bahwa pengertian film tidak

terbatas pada aspek industri yang memproduksi sebuah film saja,

melainkan juga aspek lain di luar itu, sehinggan penonton dapat menjadi

salah satu bagian dari film dengan cara memposisikan penonton sebagai

kesatuan film yang berfungsi sebagai mesin kedua, yaitu bergerak dalam

wilayah psikologis.

Melalui konsep ini, Metz memaparkan setidaknya ada 3 mesin

utama dalam memaknai film secara utuh sebagai bahan penelitian, yaitu

outer machine (film sebagai industri), inner machine (psikologi penonton),

third machine (penulis naskah film - kritikus, sejarahwan, teoretikus).

Dalam kutipan buku Allex Sobur yang bejudul Semiotika

Komunikasi Oey Hong Lee mengatakan bahwa film adalah alat

komunikasi massa kedua yang muncul setelah surat kabar, sehingga

pertumbuhan film pada abad ke 19 sangat pesat bahkan dalam perkataan

lain unsur-unsur yang merintangi perkembanagan surat kabar sudah dibuat

leyap. Peryataan tersebut mengindikasikan bahwa film saat ini mengalami

perkembangan yang begitu pesat, film tidak hanya dijadikan sebagai alat

hiburan sematata, melainkan untuk bergagai kepentingan politik, ekonomi,

Page 42: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

30

propaganda, dan berbagai kepentingan lainya yang terkadang sulit untuk

kita deteksi.

Maka dari itu, semiotika sebagai sebuah disiplin ilmu yang

mengkaji tanda-tanda dan sistem simbolik memiliki kaitan erat dengan

film sebagai sebuah produk tanda. Di lain pihak, para ahli melihat film

sebagai salah satu media yang dapat mempengaruhi para khalayaknya.

Dan dari sinilah asal mula dilakukannya berbagai penelitian terhadap

simbol dan ikon dalam film, dan pengaruhnya terhadap masyarakat yang

menyaksikan film tersebut.

4. Konsep Semiotika Steve Campsall

Steve Campsall berasal dari Inggris, yang juga salah seorang

pengajar studi bahasa Inggris dan media di The Beauchamp College.

Campsall membuat tabel analisis film yang mengadopsi pemikirian dari

salah seorang tokoh semiotik film yakni Christian Metz. Ia mempunyai

pandangan bahwa film merupakan kesatuan yang terdiri dari bahasa dan

makna, yang kemudian diartikan oleh Campsall sebagai Moving Image

Text : “Film Language”.

Menurutnya Film Language ia ciptakan karena ia berpendapat

bahwa film mempunyai cara tersendiri atau bahasa tersendiri yang

digunakan dalam menyampaikan pesan kepada para penontonnya. Mulai

dari sutradara, produser, editor dan juga semua kru bekerja untuk

menciptakan sebuah makna tersebut melalui gambar bergerak seperti

dalam film.

Page 43: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

31

Di dalam tabel analisis film yang dibuat oleh Campsall, terdapat

banyak komponen yang harus diperhatikan oleh kita sebagai peneliti. Hal

ini dapat dilihat melalui skema analisis film berikut ini:

Tabel 3.2. Tabulasi Analisis Film

Analysing Moving Image Texts: “Film Language”

Signs, Codes and

Conventions

Semiotika, merupakan sebuah jalan untuk menjelaskan bagaimana tanda itu diciptakan. Di dalam film, tanda-tanda tersebut diciptakan oleh para sineas film atau sutradara. Apa yang kita dengar, kita lihat dan kita rasakan merupakan sesuatu yang dapat kita persepsikan dan mengandung sebuah ide. Ide tersebutlah yang kemudian disebut dengan ‘meaning’.

Salah satu contoh pemaknaan penting, misalnya kata-kata pengecut, memiliki lawan heroik. Situasi ini memungkinkan penafsir memiliki pendapat yang berbeda, dan ini dinamakan Binary Opposite. Ada beberapa komponen dalam memahami semiotika film.

- Signs (tanda): unit makna terkecil yang bisa kita tafsirkan dan turut menentukan makna keseluruhan.

- Code (kode): dalam semiotika, sebuah kode adalah sekumpulan tanda yang nampak, “pas”, sekaligus “alami” dalam membentuk makna keseluruhan.

- Convention (konvensi): istilah konvensi itu penting. Ia merujuk pada suatu cara yang sudah umum dalam mengerjakan sesuatu. Dan kita sering mengaitkan sesuatu yang konvensional dengan hasil yang pasti, dan menganggapnya natural.

Perlu kita ketahui pula bahwa tipe tanda dan kode setidaknya terbagi atas 3:

- Ikon : tanda dan kode yang dibuat untuk menunjukkan sesuatu yang melekat atau identik pada sesuatu.

- Indeks : sistem penandaan yang menggunakan unsur kausalitas atau sebab-akibat

Page 44: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

32

- Simbol : pemaknaan terhadap sesuatu yang melepaskan secara total makna denotasi pada sesuatu tersebut.

Hal lain yang juga penting untuk memahami tanda adalah melalui konvensi. Konvensi merupakan suatu kesepakatan umum yang melekat dalam masyarakat dan dijadikan jalan dalam melakukan suatu pekerjaan. Biasanya konvensi terwujud dalam suatu perbuatan.

Mise-En-Adegan Mise-En-Adegan menjawab beberapa pertanyaan penting di dalam sebuah film. Pertanyaan tersebut meliputi efek apa? Makna apa? Bagaimana dia memproduksi? Mengapa dia memproduksi? Dan apa tujuan yang ingin dicapai? Namun, sebenarnya Mise-En-Adegan merupakan segala sesuatu yang dihadirkan para Director atau sutradara ke dalam adegan-adegan, dan rekaman-rekaman yang termuat di dalam kamera melalui aspek Setting, Kostum, Tata Rias, dan Pencahayaan.

Editing Editing merupakan suatu proses memotong dan menggabungkan beberapa potongan film menjadi satu. Membuat film tersebut menjadi cerita yang bersambung, dapat dipahami, realistis, mengalir dan naratif.

Shot Types Shot merupakan pengambilan gambar untuk membangun sebuah potongan gambar yang naratif dan memberikan makna tersendiri terhadap objeknya. Biasanya shot terkait dengan pengambilan kamera. Seperti Close Up (CU), Point of View (POV) dan Middle Shot (MS).

Camera Angle Sudut kamera, biasanya selalu menciptakan makna-makna yang signifikan dengan kondisi atau situasi objek. Seperti sudut kamera POV high angle shot yang mencerminkan superioritas atau kekuasaan.

Camera Movement Pergerakan kamera merupakan suatu bentuk penciptaan makna yang dinamis. Perpindahan dari zoom out ke zoom in misalnya, memiliki nilai dan dinamika makna sendiri.

Lighting Pencahayaan merupakan salah satu aspek penting dalam film. Pencahayaan dapat menimbulkan suasana dan mood yang menegaskan makna. Kegelapan di hutan misalnya menciptakan makna ketakutan dan

Page 45: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

33

kengerian.Dieges And Sound Dieges atau diagenic sound di dalam film

merupakan ‘dunia film’. Dia merupakan bagian dari setiap aksi yang di jalankan aktor. Misalnya suara musik yang mengiringi jalannya aktor dan lainnya.

Visual Effects / SFX SFX merupakan gambar generasi komputer (CGI) yang mana tujuannya untuk menciptakan sebuah realitas dan makna melalui efek-efek gambar dan suara.

Narrative Naratif, merupakan unsur film yang memuat cerita dan kisah khusus di dalam film.

Genre Genre adalah ragam dari naratif yang sedang dibicarakan di dalam film.

Iconography Ikonografi merupakan aspek penting dari genre. Hal inilah yang menjadi simbol-simbol pendukung genre. Seperti padang pasir yang mendukung karakter koboi.

The Star System Bintang-bintang film tertentu bisa menjadi bagiam penting dalam ikonografi dan menjadi penegas makna. Bisa menjadi penegas karakter dan aksi.

Realism Media dapat menyuguhkan tingkat realitas yang sangat tinggi, sehingga sesuatu terkesan benar-benar nyata. Dengan layar yang jernih, jelas, sound yang kuat, dan ruang yang sengaja dibuat gelap, pemirsa dapat merasakan atmosfer realitas yang tinggi.

Tabulasi diatas menunjukan keseluruhan kompleksitas yang terdapat di

dalam semiotika film. Di dalam tabel tersebut juga banyak mengandung

komponen-komponen yang kita jadikan acuan untuk meneliti atau mengkaji lebih

dalam suatu sistem tanda di dalam sebuah film.

C. Pengertian Pemimpin dan Konsep Kepemimpinan Dalam Islam

1. Pengertian Pemimpin

Page 46: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

34

Kata pemimpin berasal dari kata pimpin. Secara harfiah pemimpin

dapat diartikan dengan kata pelopor, atau orang yang dapat menuntun,

membimbing, mengambil langkah awal, memberikan contoh dan

menggerakan oranglain. Atau secara istilah pemimpin adalah orang yang

mampu mempengaruhi orang lain yang ada di sekelilingnya.

Untuk menjadi seorang pemimpin tidaklah mudah. Pemimpin

haruslah meiliki kelebihan dari orang yang dipimpinnya, dan harus

berpikir lebih spesial dari orang-orang yang dipimpinya. Menurut Arifin

Abdurrahman dalam Bukunya “Teori Pengembangan dan Filosofi

Kepemimpinan Kerja” mengatakan bahwa kelebihan pemimpin itu berada

dalam tiga hal yaitu, kelebihan akal dan rasio, kelebihan secara rohani, dan

kelebihan secara jasmani. Berikut ini adalahh penjelasan kelebihan dari

pemimpin yag memiliki katergori sempurna:

a. Kelebihan akal dan rasio:

Seoramg pemimpin harus mengetahui hakekat tujuan dari pada

organisasi yang dipiminya, serta memiliki visi kedepan, seorang

pemimpin harus mengerti dasar-dasar organisasi yang dipimpinya,

seorang pemimpin mengetahui bagaimana cara menjalankan roda

organisasi dengan lebih efektif dan efisien sehinga tujuan organisasi

tercapai dengan maksimal.

b. Kelebihan secara rohani :

Kelebihan secara rohani yaitu kelebihan yang memiliki sifat-sifat

tentang keluhuran budi pekerti, memiliki ketinggian moral,serta memiliki

Page 47: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

35

watak kesederhanaan yang dapat dijadikan contoh bagi setiap orang-orang

yang dipimpinnya.

c. Kelebihan secara Jasmani:

Kelebihan dalam jasmani bukan berarti memiliki kelebihan dalam

rupa/wajah yang rupawan, karena masih banyak orang yang salah

mengartikan kelebihan secara jasmani dalam unsur pemimpin dan

kepemimpinan, tetapi yang dimaksudkan kelebihan secara jasmani adalah

memiliki fisik yang lebih kuat, lebih sempurna, sehat dan memiliki

ketahanan tubuh yang melebihi dari orang-orang yang dipimpinnya.

Pemimpin yang memiliki kategori sempurna adalah ia yang

meililiki ketiga hal tersebut di atas, maka benar adanya jika pemimpin dalam

menjalankan roda kepemimpinanya harus memiliki kelabihan-kelebihan,

karena jika tidak iapun akan mengalami banyak kesulitan dalam menjalankan

kepemimpinannya.

Kepemimpinan dalam bahasa inggris disebut dengan kata Leadership

berasal dari kata to lead (memimpin), leader (pemimpin), dalam bahasa arab

kepemimpinan meiliki kata yang berbeda yaitu berasal dari kata ( qadda –

yaquudu – qiyaadatan ) yang artinya menuntun. Menurut Prof. Kembal Young

seperti yang dikemukakan oleh Kartini Kartono bahwa kepemimpinan adalah

bentuk dominasi yang didasari oleh kemampuan pribadi yang sanggup

mendorong atau megajar orang lain berbuat sesuatu berdasarkan acceptance

(penerimaan) oleh kelompoknya dan memiliki keahlian khusus dan tempat

khusus untuk mencapai tujuan. Menurut Taylor, yang dikemukakan oleh

Panglayakim bahwa kepemimpinan adalah menggerakan orang-orang

Page 48: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

36

bawahan untuk bersama-sama bekerja menuju suatu tujuan yang diinginkan

oleh semua dan dianggap penting untuk self expressi ( ekspresi diri ).

Oleh karena itu tujuan kepemimpinan tak lain adalah menjamin

terwujudnya pencapain sebuah tujuan, dengan cara mengorganisir dan

mengatur sebuah institusi, lembaga, atau sebuah sistem yang sudah terbentuk,

dengan kepemimpinan sebagai fasilitas yang memberikan jalan untuk orang

lain yang terorganisir dapat berproses dalam sebuah organisasi formal agar

mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Berikut ini adalah penjelasan dari

tipe-tipe kepemimpinan yang ada:

a. Kepemimpinan Otoriter

Proses kepemimpinan otoriter adalah pemimpin yang beranggapan

bahwa leadership adalah sesuatu yang menjadi haknya, ia berpendapat

bahwa hanya dengan kepemimpinanya ia dapat melakukan apapun tentang

segala sesuatu yang harus dikerjakan tanpa adanya pertimbangan-

pertimbangan lain yang mungkin akan menghambat, biasanya setiap

pekerjaan yang dia kehendaki kepada bawahanya selalu diawasi dengan

sangat ketat dan terkadang dapat menimbulkan ketegangan-ketegangan di

kalangan para bawahanya.

b. Kepemimpinan Demokratis

Tipe kepemimpinan ini menjadikan bawahan sebagai orang-orang

yang bisa diajak kerjasama, untuk turut serta memberikan pendapat, saran

bahkan sampai kritik pada masa kepemimpinanya, pemimpin semacam ini

sering meminta pendapat pada bawahanya dalam mencari solusi kerja

terbaik, sehingga bawahanya merasa tidak hanya menerima instruksi kerja

saja tapi mereka dibimbing untuk melakukan pekerjan tanpa harus dipaksa

Page 49: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

37

untuk bekerja sehingga menjadi tanggung jawab mereka untuk

menyelesaikan pekerjaanya, namun ketika anggota-angota yang

dipimpinya tidak memiliki kcakapan dan kecerdasan untuk bekerja sama

dengan pemimpinya, maka kemungkinan akan terjadi kegagalan dalam

melakukan pekerjaanya.

c. Kepemimpinan Paternalistis

Kepemimpinan ini menjadikan pemimpin sebagai seorang bapak

ataupun ibu, karena pemimpin dengan gaya paternalistis biasanya

memiliki sifat melindungi dan menjaga kepentingan bawahnya sebagai

bentuk rasa kasih sayang yaitu dengan penjagaan yang ketat. Biasanya

kepemimpinan semacam ini kurang menguntungkan anggotanya karena

akan membentuk lemahnya kepercayaan diri dan tidak bisa

mengembangkan diri dalam melakukan pekerjaanya karena pemimpin

tidak memberikan kesempatan pada anggotanya untuk berinisiatif dan

mengambil keputusan.

d. Kepemimpinan Laissez-Faire

Pada umumnya kepemimpinan jenis ini akan menciptakan suasana

dimana para anggotanya frustasi, bekerja malas-malasan, dan terkesan

main-main dengan pekerjaanya, karena anggota merasakan kurangnya

campur-tangan pemimpin dalam setiap keputusan maupun kebijakan yang

mereka ambil, biasanya pemimpin hanya akan memberikan informasi jika

hanya dimintai, pemimpin cenderung tidak berperan aktif dalam pencarian

solusi agar kinerja anggotanya lebih efektif atau mengatur jalanya roda

organisasi.

Page 50: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

38

e. Kepemimpinan Kharismatik

Tipe kepemimpinan kharismatik ialah dimana seorang pemimpin

memiliki pengaruh yang besar kepada anggotanya, biasanya pemimpin

seperti ini memberikan daya tarik yang luarbiasa, sehingga para

anggotanya tunduk dan patuh tanpa tekanan dan paksaan dari orang yang

memimpinnya, biasanya tipe pemimpin seperti ini memiliki keistimewaan-

keistimewaan, misalnya memiliki kecerdasan yang lebih, memiliki

kekuatan super, pemberani dan lain sebaginya.

f. Kepemimpinan Otokratik

Tipe kepemimpinan seperti ini selalu mengandalkan kekuasaan

yang dianggapnya sebagai kekuatan, karena itu pemimin tipe ini tidak

segan-segan memaksa bawahnya/anggotanya untuk tunduk dan patuh

terhadapnya, karena perintahnya bersifat mutlak dan absolud. Pemimpin

selalu berperan sebagai pemimpin tungal seperti seorang raja, setiap

perintah yang ditetapkanya biasanya tidak melalui konsultasi dengan

siapapun.

g. Kepemimpinan Populistik

Kepemimpinan populistik adalah tipe kepemimpinan di mana

seorang pemimpin mampunmenjadi pemimpin masyarakat, ia memegang

nilai-nilai kemasyarakatan dan ketradisionalan, tipe kepemimpinan seperti

ini bias diterima oleh masyarakat tertentu atau kelompok tertentu, namun

belum tentu dapat diterima oleh masyarakat lain, karena pemahaman akan

nilai-nilai tradisional dan masyarakat yang satu dengan yang lainnya tidak

sama yang terkadang tidak dapat diphami oleh masyarakat ataupun

pemimpin kelompok masyarakat lain.

Page 51: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

39

h. Kepemimpina Administratif

Adalah tipe kepemimpinan dimana seorang pemimpin mampu

menjalankan tugas-tugas administrasi secara efektif. Dengan

kepemimpinan seperti ini akan muncul pengembangan pada hal-hal yang

berhubungan dengan kerjasama antar manusia, dan hal-hal yang

menyangkut masalah-masalah teknis dan manajemen, biasanya tipe

kepemimpinan seperti ini dapat menghadapi masalah secara cepat, lugas,

dan rasional.

2. Konsep Kepemimpinan Dalam Islam

Dalam pandangan Islam, At-Tabrasi dalam tafsirnya mengemukakan

bahwa kata imam mempunyai makna yang sama dengan khalifah. Hanya saja

kata imam digunakan untuk keteladanan. Karena ia diperoleh dari kata yang

mengandung arti depan, berbeda dengan khalifah yang terambil dari kata

"belakang".

Para pakar, setelah menelusuri Al Qur'an dan Hadits menetapkan

empat sifat yang harus dipenuhi oleh nabi yang pada hakikatnya pemimpin

utamanya. Yang pertama Ash Shidq yang berarti kebenaran dan kesungguhan

dalam bersikap, berucap, serta berjuang melaksanakan tugasnya. Kedua,

Amanah, yaitu kepercayaan yang menjadikan dia memeliharaa sebaik-baiknya

apa yang diserahkan kepadanya, baik dari Tuhan maupun dari orang-orang

yang dipimpinnya. Ketiga, Fathanah, yaitu kecerdasan yang melahirkan

kemampuan menghadapi dan menanggulangi persoalan yang muncul seketika

sekalipun. Keempat, Tabligh, yaitu penyampaian yang jujur dan bertanggung

jawab atau diistilahkan dengan keterbukaan.

Page 52: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

40

Dalam pandangan islam,seorang pemimpin adalah orang yang

diberikan amanat oleh Allah SWT untuk memimpin rakyatnya. Dimana ia

akan dimintai pertanggung jawabanya kelak di akhirat. Beberapa ahli

menyimpulkan bahwa ada beberapa cirri penting yang menggambarka

kepemimpinan islam. Veitzal Rivai menyebutkan ada enam cirri

kepemimpinan dalam islam yaitu:

a. Setia Kepeda Allah

Diantara pemimpin dan yang dipimpin terikat dengan kesetiaan

kepada Allah, yang bararti sebuah kepemimpinan yang dijalankan itu

merupakan suatu perwujudan dari seseorang kepada Allah, bukan karena

ambisi ingin menjadi seorang pemimpin saja, jadi semua perilaku dalam

kepemimpinanya merujuk kepada aturan-aturan maupun syriat-syariat

yang sudah ditetpkan Allah SWT.

b. Tujuan Islam Secara Menyeluruh

Menjadi satu kewajiban bagi seorang pemimpin untuk mampu

melihat bahwa tujuan organisasi bukan hanya untuk sekedar tujuan dari

kepentingan sebuah kelompok, apalagi hanya kepentingan satu orang saja,

tetapi akan lebih baik jika kepentingan kelompok dan perorang tersebut

dapat memenuhi kepentingan dalam lingkup yang lebih luas yaitu

kepentingan islam secara keseluruhan.

c. Menjunjung Tinggi syariat dan Akhlak Islam

Pemimpin itu harus terikat dengan peraturan yang terkandung di

dalam syariat Islam, oleh karena itu syarat seseorang menjadi pemimpin

adalah orang yang mampu memegang teguh aturan-aturan di dalam syariat

Page 53: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

41

Islam. Jika pemimpin sewaktu-waktu mengabaikan aturan-aturan dalam

syariat islam, maka pada saat itu ia harus di makzulkan.

d. Pengemban Amanah

Pemimpin adalah seseorang yang mengemban amanah dari Allah.

Oleh karena itu ia memiliki sebuah tanggung jawab yang besar, dalam Al-

Quran memmerintahkan pemimpin melaksanakan tugasnya untuk Allah

Swt dan menunjukan sikap yang baik kepada para pengikutnya.

e. Bermusyawarah dan Tidak Sombong

Mejadi prinsip dasar dari sebuah kepemimpian Islam adalah

terlaksananya musyawarah sebagai sarana untuk menyelesaikan masalah

dalam kepemimpinan. Dengan prinsip dasar ini menjadikan sikap adil dan

memberikan kebebasan berpikir bagi semua pihak yang ada dalam lingkup

kepemimpinanya, oleh karena itu pemimpin islam bukanlah

kepemimpinan tirani yang mengabaikan proses koordinasi atau

musyawarah, namun ini menjadi wadah bertukar pemikiran dengan semua

pihak yang terkait yang di laksanakan secara terbuka, objektif dan

menjunjung tiggi rasa sling menghormati. Sehingga para pengikuit atau

bawahan merasakan bahwa persoalan itu menjadi tujuan untuk

kepentingan mereka bersama.

f. Disiplin Konsisten dan Konsekwen

Disiplin, konsisten, dan konsekwen adalah cirri dari kepemimpinan

dalam Islam, sikap dan sifat-sifat seperti ini tentunya akan diwujudkan

dalam semua tindakan maupun perbuatannya, karena ia yakin bahwa Allah

Page 54: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

42

melihat apa yang dilakuknya, dan itu merupakan sikap dan sifat-sifat yang

tidak boleh dilanggar.

Selanjutnya Al-Ghazali mengatakan bahwa keberadaan pemimpin

merupakan tuntunan bagi ketertiban dunia, karena itu merupakan tuntunan

pula bagi ketertiban agama. Dengan kata lain kewajian mengangkat

seorang kepala Negara atau pemimpin Negara tidak hanya berdasarkan

pertimbangan dunia semata, tetapi juga harus berdasarkan pertimbangan

agama.

Kemudian dalam kitabnya al-Tibr al-Masbuk fi nasihat al-Muluk,

Al-Ghazali mengemukakan bahwa allah telah memilih dua dari antara

cucu-cucu Adam yaitu: pertama, para nabi yang bertugas menjelaskan

kepada hamba-hamba Allah tentang jalan yang benar dan jalan yang akan

membawa kebahagiaan di dunia maupun di akhirat dan kedua, para sultan

yang bertugas menjaga agar hamba-hamba Tuhan tidak saling bermusuhan

dan saling melangar hak yang lain, dengan kearifanya mengembangkan

kesejahteraan mereka dan memandu mereka ke arah kedudukan terhormat,

seperti kata ungkapan bahwa: “Sultan adalah bayangan Allah di muka

bumi-Nya”. Maka itu menjadi keharusan kita tahu bahwa yang oleh Allah

berikan peringkat sultan dan menjadikan bayangan-Nya diatas muka bumi

itu wajib dicintai oleh semua mahluk Allah, dan mereka harus ikut, tunduk

dan taat kepadanya, serta tidak dibenarkan untuk tidak mengikuti

perintahnya. Dengan demikian maka kekuasaan kepala Negara, sultan atau

raja tidah dating dari rakyat tetapi dari Allah berdasarkan pilihan-Nya,

Page 55: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

43

Allah menganugrahkan kesultanan dan kerajaan kepada orang yang

dikehendaki, seperti fiman allah dalam Q.s. Ali ‘Imran 26:

Katakanlah: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Q.s. Ali ‘Imran:26 ).

Berdasarkan ayat yang disebutkan sebelumnya, Al-Ghazali

berpendapat bahwa kekuasaan kepala Negara itu muqaddas (suci), dan oleh

karena itu wajib hukumnya bagi rakyat utuk taat kepada kepala Negara dan

melaksanakan semua perintahnya.

Hampir sependapat dengan Al-Ghazali, Ibn Taymiyah mengemukakan

bahwa: Mendirikan suatu pemerintahan untuk mengelola urusan umat

merupakan kewajiban agama yang paling agung, karena agama tidak mungkin

tegak tanpa pemerintahan. Umat manusia tidak akan mampu untuk mencukupi

semua kebutuhannya tanpa kerjasama dan saling membantu dalam kehidupan

berkelompok, dn tiap kehidupan berkelompok atau bermasyarakat

memerlukan seorang kepala atau pemimpin.

Pendapat Ibn Taymiyah tersebut menunjukan bahwa sultan atau kepala

Negara adalah wakil Tuhan di bumi yang bertugas mengatur dan membina

kehidupan bermasyarakan dengan berpedoman kepada agama. Pendapat Ibn

Taymiyah bersumber kepada penafsiran terhadap Al-Quran berikut ini:

Page 56: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

44

Hai orang yang beriman, taatlah kepada Allah, dan taatlah kepada Rasul, dan kepada Ulil Amri (orang-orang yang berkuasa diantara kamu). Dan bila kamu berselisih tentang sesuatu di kalanganmu sendiri, hendaklah kamu mengembalikanya kepada Allah dan Rasul. Jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian, itu lebih baik dan penyelesaian yang paling indah (Q.s. an-Nisa:59)

Menurut Ibn Taymiyah surah al-Nisa ayat 59 ini ditujukan kepada

rakyat dan rakyat diperintahkan supaya taat, tidak saja kepada Allah dan

Rasul, tetapi juga kepada para pemimpin mereka. Rakyat diminta untuk

melakukan segala perintahnya, selama tidak diperintahkan untuk berbuat

maksiat atau melakukan perbuatan yang dilarang oleh agama, kemudian jika

ada perbedaan pendapat diantara mereka, maka dalam mencari penyelesaian

dianjurkan untuk kembali berpedoman kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul

(Al-Sunnah).

Kedua pemikir Islam di atas (Al-Ghazali dan Ibn Taymiyah) telah

mengemukakan dari berbagai macam alasan yang menjadi dasar pendapat

mereka mengapa seorang pemimpin dalam Islam diberikan hak otoritas dan

kewenanganya dalam menjalankan amanah serta melaksanakan kekuasaanya.

Page 57: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

47

BAB III

GAMBARAN UMUM FILM BATLLE OF EMPIRES FETIH 1453

A. Sejarah Tokoh

Sultan Muhammad Al-Fatih atau yang didalam film Battle of Empires

Fetih 1453 dikenal dengan sebutan Sultan Mehmed II lahir di Edrine pada

Tanggal 29 Maret 1432. Beliau adalah sultan ke-7 Daulah Utsmaniyyah dan

anak ke-3 dari tiga bersaudara. Diceritakan Sultan Murad II ayahnya, ketika

menunggu kelahiran Sultan Mehmed II, menenangkan diri dengan membaca

Al-Quran dan lahirlah anaknya saat bacaanya sampai pada surah Al-Fath, surat

yang berisi janji-janji Allah Swt akan kemenangan kaum Muslim.

Sebagai Anak laki-laki ketiga, Mehmed tidak diperkirakan siapapun untuk

menjadi penganti Murad II menjadi sultan. Ketika berumur 2 tahun Mehmed II

dikirim bersama kaka tertuanya Ahmed ke Amasya, yaitu kota tempat

mempelajari pemerintahan sebagai keluarga kesultanan. Ketika berumur 6

tahun Mehmed II yang masih sangat belia diangkat menjadi gubernur di

Amasya setelah kematian kakanya yang secara tiba-tiba, kemudian setelah 2

tahun memimpin kota Amasya mehmed bertukar tempat dengan kaka

keduanya Ali untuk memimpin Manisa, dan kemalangan pun terjadi dikota

yang sama yaitu di kota Amasya Ali pun dibunuk oleh seorang turki yang

kemungkinan besar adalah kaki tangan Byzantium Romawi yang selalu

menimbulkan kekacauan kepada Utsmani.

Peristiwa yang menimpa kedua anaknya menjadika Murad II

sangatterpukul, yang kemudian harapanyahanya dapat tertumpu pada Sultan

Mehmed II. Maka saat itu juga Murad II memerintahkan Mehmed II untuk

Page 58: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

48

kembali ke Edrine untuk mendapatkan pendidikan khusus dari para Ulama-

ulama terbik pada zamannya, dan mempelajari berbagai macam disiplin ilmu

yang berkaitan dengan Al-Quran, ilmu Fiqh, ilmu bayan, dan beberapa ilmu

lainya seperti bahasa, Astronomi, Matematika, Kimia, Fisika, dan juga teknik

perang militer. Untuk mempersiapkan Mehemed II untuk menjadi penganti

dirinya Murad II memberikan tugas pembentukan kepribadian ini kepada

Syaikh Ahmad Al-Kurani dan Syaikh Aaq Syamsuddin.

Mehmed II mulai menghafal Al-Quran pada usia 8 tahun dan ia juga

mempelajari etika belajar dari Syaikh Al-Kurani namun yang membentuk

mental dan kepribadian Sultan Mehemed II adalah Syaikh Aaq Syamsuddin

yang darinya tidak hanya diajarkan ilmu-ilmu yang dikuasai tetapi senantiasa

mengingatkan akan kemuliaan Ahlu Bisyarah yang akan menaklukan

Konstantinopel, dan menceritakan perjuangan Rasulullah Saw dan para

sahabatnya dalam menegakan Islam.

Proyeksi bahwa Mehmed II adalah sang penakluk Konstantinopel membawa

inspirasi, motivasi dan pengaruh yang sangat besar bagi dirnya, digabungkan

dengan watak dan keamuan kerasnya menjadikan Sultan Mehemed dalam

umur 17 tahun dapat menguasai berbagai macam bahasa yaitu bahasa Turki

dan Persia tyang sangat fasih, Arab, Prancis, Yunani, Serbia, Hebrew, dan

latin. Selain kemapuan dalam berbahasa kemampuanya ditunjukan dalam ilmu

Sejarah, Geografi, Syair dan Puisi, serta keahlianya dalam perangpun selalu

menjadi buah bibir di kalangan Kesultanan, bahkan dikatakan bahwa mehmed

selalu menghabiskan waktunya menunggangi kuda, bahkan Mehmed II

Page 59: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

49

semenjak baligh tak pernah melewatkan shalat Tahajud terlebih melewatkan

Shalat lima waktu.

Kemudian tepat pada usia 19 tahun mehmed mengantikan Ayanya yang

sudah meninggal krena sakit, saat itulah kemudian Mehmed II menjalankan

manifestasi obsesinya sejak kecil yaitu menaklukan konstantinopel. Kebijakan

ini diputuskanya sebagai kebijakan utama dalam pemerintahanya yang baru.

Pernah dideskripsikan oleh Giacomo de Languschi, seorang penulis dari Italia

pada zamanya tentang Sultan Mehmed II sebagai berikut:

Penguasa Turki Utsmani Mehemed Bey adalah sorang pemuda yang

berbadan kekar dan mempunyai perawakan besar, ahli dalam bidang

persenjataan, lebih ditakuti daripata disegani, sedikit tertawa, sangat teliti dan

berhati-hati dalam langkahnya, diberkahi kemurahan hati, gigih dalam

menjalankkan rencananya, gagah dalam setiap usahanya, berhasrat untuk

mencapai prestasi sebagaimana Alexander Macedonia. Setiap hari ia

dibacakan sejarah kesatria Romawi dan kesatria lainya. Dia berbicara tiga

bahasa, yaitu Turki, Yunani, dan Slavia. Dia bersungguh-sunguh mempelajari

keadaan geografi Italia, dan mempelajari kota dimana Paus duduk dandimana

kaisar duduk serta memiliki peta Eropa dangan Negara dan Provinsinya. Dan

tak ada yang menarik baginya selain geografi dan urusan Militer serta dia lihai

dalam menilai kondisi dan keadaan yang sedang dialami sebagian besar

masyarakat di Barat.

Bayak Sejarawan mengatakan bahwa motif utama penaklukan

Konstantinopel adalah usaha Sultan Mehmed II dalam mewujudkan Bisyarah

Rasullulah Saw yang menjadi Inspirator utama dalam hidupnya.

Page 60: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

50

B. Profil Sutradara

Gambar 1.3.1

Faruk Aksoy adalah seseorang yang tidak asing lagi di Turki, dia

adalah seorang sutradara, penulis skenario, produser, sekaligus menjadi

pengusaha. Faruk Aksoy lahir pada tahun 1964 di Sarliurfa, Turki. Dia adalah

pengagas dan pendiri dari salah satu rumah produksi (Production House) yang

cukup terkenal di turki, dengan nama Faruk Production bahkan film yang

sedang penulis teliti merupakan salahsatu film yang di produksi oleh rumah

produksinya sendiri, Kiprahnya dalam dunia per-filman ia mulai sejak 1995

dengan memulai karirnya sebagai aktor (actor) dalam film Ask Olumder

Soyultur, Faruk juga perah menjadi penulis (writer) di tahun 2002 dalam film

Yes il Isk, perjalanan karir Faruk di dunia per-filman juga begitu pesat

sehingga ia pernah menjadi seorang sutradara, penulis, sekaligus produser

dalam sebuah film Cilgir Desare Kampta di tahun (2008).2

Faruk juga membuat Film yang bertemakan sejarah yang berjudul ,

Battle of Empire Fetih 1453, adalah salah satu filmnya yang dibuat di turki

dengan biaya produksi 17 juta US$ atau sekitar Rp. 158 miliar. Dengan biaya

1 http://www.imdb.com/media/rm338997248/tt1783232?ref_=tt_ov_i.- di akses pada 24

juni 2014 2 Concuest Fetih 1453-http://www.imdb.com/title/tt1783232/ di akses pada 24 juni 2014

Page 61: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

51

sebesar itu menjadikan film ini sebagai film termahl yang pernah di buat

sepanjang sejarah perfilman Turki pada tahun 2012.

Film ini dibuat mulai September 2009 dan baru selesai Januari 2011,

dan mulai ditayangkan diseluruh dunia mulai, 16 Februari 2012. Dan yang

pertamakali menyambutnya adalah Mesir, Jerman, Uni Emirat Arab,

Kazakastan, Ajerbeizan, Inggris, dan Amerika Serikat.3 Film ini mendapat

respon yang sanagat baik di masyarakat Turki, film yang di putar di delapan

Negara eropa dan di Box Ofice ini disinyalir mendapatkan keuntungan sekitar

30.469 US$ pada minggu pertamanya4, dan sekitar 30.834.000 US$ jika di

jumlahkan keuntungan dalam satu bulan, dalam penjualan tiket 4 juta

penonton dengan biaya sekitar 2 US$ per-tiket.

Gambar 2.3.5

Penghasilan Film Fetih di 8 Negara

Yang kemudian film ini mengantarkan Faruk Aksoy mendapatkan

penghargaan-penghargaan (Awards)

3 Fetih 1453 - Wikipedia, the free encyclopedia-http://en.wikipedia.org/wiki/Fetih_1453 4 Ibid //www.imdb.com/title/tt1783232/ diakses pada 24 juni 2014 5 http://www.imdb.com/media/rm338997248/tt1783232?ref_=tt_ov_i di akses pada tgl. 24

juni 2014

Page 62: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

52

C. Sinopsis Film Battle of Empires Fetih 1453

Bercerita tentang sejarah persaingan antara dua Negara, yaitu

Imperium Romawi (Byzantium) dan Khilafah Islam (Utsmani), dimana pada

saat itu tentara kesultanan Utsmani dibawah kepemimpinan langsung Sultan

Muhammad Al-Fatih atau lebih dikenal sebagai Sultan Mehmed II, Beliau

dilahirkan di Edyrine, pada tanggal 29 Maret 1432. Mehmed II adalah seorang

pemimpin tangguh yang sudah dari kecil menerima banyak pemahaman

tentang agama.

Sultan Murad II, yaitu ayah dari Mehmed II sangat menekankan

pentingnya pendidikan agama sehingga tidak sedikit para ulama yang

didatangkan untuk mendidik beliau, yang diantaranya adalah Syekh Ahmad

bin Ismail Al-Kuroniy, seorang pakar fikih dan Syakih Aaq Syamsudin

seorang polymath (orang yang memiliki pengetahuan yang sangat luas)

sebagaimana kebanyakan para ulama di zamanya yang juga ahli dalam

pengetahuan astronomi dan ilmu kedokteran.6

Pada usia 21 tahun, beiau mampu menguasai 6 bahasa dan ahli bidang

strategi perang, sains, matematika. Sisi lain dibalik kesuksesan dan jiwa

kstarianya, ternyata yang paling membuat beliau tangguh luar dalam adalah

ketekunannya dalam shalat Tahajud dan salat rawatib semasa baligh hingga ia

wafat.7 Sehingga sosok Muhammad Al-Fatih digambarkan sebagai jawaban

kebenaran atas sabda Rasulullah SAW:

��������� ��� ��� ���� � ��� ����� ����������� �������������������� ������ ������� ������ � �!���" ������ �

6 Felix y. Siauw, Muhammad Al-Fatih 1453 (AlFatih Press Cetakan ke-1, Maret 2013),

h.43-48. 7 Ibid, Felix y. Siauw, h.48-50.

Page 63: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

53

Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukanya adalah sebaik-baiknya pemimpin dan pasukan yang berada dibawah komandonya adalah sebaik-baiknya pasukan. (HR. Ahmad)

Momen diriwayatkanya hadits tersebut dijadikan pembuka alur cerita

sekaligus mengisyaratkan bahwa keseluruhan visualisasi yang disajikan adalah

bentuk adaptasi dari kisah nyata yang terjadi ratusan tahun silam. Sebuah

hadist yang menggerakan jiwa-jiwa pemuda Islam yang bermental jihad untuk

berlomba-lomba membebaskan Konstantinopel. Yang disaat itu seperti

sesuatu yang mustahil untuk ditaklukan oleh siapapun, karena pada saat itu

Konstatinopel bisa dibilang sebagai jantungnya Negara Imperium Romawi.

Berita wafatnya Sultan Murad II disambut gembira oleh kaisar dari

Byzantium, Constantine XI Palailogos berpikir bahwa pengganti sultan Murad

hanyalah seorang anak kecil yang polos, tidak berpengalaman dan lemah

dalam kepemimpinanya. Maka saat itu juga Constanine XI melancarkan

siasatnya untuk mengetahui bahwa Sultan Mehmed II tidak akan menyerang

kerajaan Konstantinopel dengan mengutus ajudanya memberikan surat

perjanjian damai dengan syarat Otoman (Utsmani) harus membayar upeti

sebanyak 300.000 Asper (Asper adalah satuan mata uang yang dipakai

yunani, berbentuk kepingan yang terbuat dari perak, dengan nilai lebih besar

daripada dirham.) kemudian atas pertimbangan demi untuk memberikan

kehidupan yang aman untuk rakyatnya Sultan Mehmed II menyetujui

perjanjian tersebut.

Mehmed II beserta para Wazir (menteri) sebenarnya tidak percaya

begitu saja dengan surat perjanjian damai yang diberikan oleh Kaisar

Constantine XI, menurutnya ini adalah siasat untuk melemahkan mereka,

tetapi bagi Mehmed II tidak ada tujuan lain melebihi pembebasan tanah

Page 64: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

54

Konstantinopel untuk masa depan negara dan rakyatnya, maka itu mereka

harus bersabar sampai semua hambatan yang menghalangi mereka dapat

disingkirkan satu demi satu.

Strategi pengepungan mulai dibuat oleh sultan Mehmed II, ia membuat

rancangan pembuatan sebuah Benteng yang dapat megamankan selat

Bosphorus sekaligus menghubungkan kesultanan Usmani (Ottoman) dan

Eropa, selain itu keberadaan benteng ini juga akan menjadi pemutus suplai

makanan dan perlengkapan perang serta bantuan pasukan dari genoa di Black

Sea. Lebih dari itu, ia dapat menahan dan mengawasi pergerakan logistik di

konstantinopel karena selat Bosphorus ibarat nadi utama yang mengalirkan

kehidupan ke Konstantinopel.

Ketika berita ini sampai ke Konstantinopel, pendudk dan pemerintahan

Byzantium gempar, Constantine XI segera memberangkatkn utusanya untuk

meminta bantuan ke Venesia dan Genoa serta meminta Gustiani panglima

perang dari genoa yang ahli dalam peperangan benteng untuk membantu

Konstantinopel, dengan penawaran bahwa ia akan diberikan sebuah pulau

Limnos jika ia bersedia memimpin pasukanya di Konstantinopel, Constantine

XI juga meminta Vatikan untuk mengumumkan kepada saudara seumat

Kristiani untuk memberitakan bahwa ini adalah perang salib, namun keadaan

umat sedeng dirundung banyak masalah, seperti Inggris dan Prancis sedang

saling berperang, dan Raja German sedang dalam masalah perebutan

kekuasaan. Mehmed II sebenarnya sudah memehami situasi ini dan sudah

menjadi pertimbanganya ketika ia meletakan batu pertamanya untuk mebuat

sebuah benteng di selat Bosphorus, namun Paus dari Vatikan dapat

Page 65: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

55

meyakinkan Venesia dan Genoa, karena bagaimanapun caranya ini dalah

kesempatan untuk Katolik Roma menguasai Greja Kristen Ortodoks, lalu

dibuatlah perjanjian bahwa Paus akan memberikan bantuan pasukan militer

dengan syarat Gereja Hagia Sophia (Ortodoks) harus berada dibawah otoritas

Katolik Roma.

Namun sebagian besar rakyat Konstantinopel tidak setuju dengan

penyatuan gereja mereka dan memilih untuk beribadah di gereja-gereja kecil

yang masih murni tempat ibadahnya kaum Ortodoks, berita ini sudah jelas di

perhatikan Sultan Mehmed kemudian serentak Mehmed II mengirim

utusannya kepada Genadius (Pendeta Kaum Kristen Ortodoks) dengan

memberikan jaminan kebesasan beribadah kepada mereka tanpa ada tekanan

dari katolik jika Kesultanan memerintah di Konstantinopel, kemudian ia

memerintahkan Guru Urban (pembuat meriam) untuk segera menyelesaikan

pekerjaan membuat meriam terbesar dari yang pernah ada sebelemunya yang

bisa menghancurkan ketebalan tembok konstantinopel dan memporak-

porandakan pasukan Constantine XI.

Tepat setelah pembuatan meriam raksasa selesai dikerjakan oleh Guru

Urban, pada hari Jumat, 6 April 1453 M, Sultan Muhammad II bersama

gurunya Syaikh Aaq Syamsudin, beserta tangan kanannya Halil Pasha dan

Zaghanos Pasha merencanakan penyerangan ke Konstantinopel dari berbagai

penjuru benteng kota tersebut dengan berbekal 150.000 ribu pasukan dan

meriam teknologi baru pada saat itu. Mehmed II mengirim surat kepada

Constantine XI untuk masuk islam atau menyerahkan penguasaan kota secara

damai dan membayar upeti atau pilihan terakhir yaitu perang. Constantine

Page 66: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

56

menjawab bahwa dia tetap akan mempertahankan kota dengan dibantu

Kardinal Isidor (utusan dari Vatikan), Pangeran Orkhan (sepupu Mehmed II)

dan Giovani Giustiniani dari Genoa.

Kota dengan benteng lebih dari 10 meter tersebut memang sulit

ditembus, di sisi luar benteng pun dilindungi oleh parit 7 meter. Dari sebelah

barat pasukan artileri harus membobol benteng dua lapis, dari arah selatan

Laut Marmara pasukan laut Turki harus berhadapan dengan pelaut Genoa

pimpinan Giustiniani dan dari arah timur armada laut harus masuk ke selat

sempit Golden Horn yang sudah dilindungi dengan rantai besar hingga kapal

perang ukuran kecil pun tak bisa lewat.

Berhari-hari hingga berminggu-mingu benteng Byzantium tak bisa

dijebol, kalaupun runtuh membuat celah maka pasukan Constantine langsung

mempertahankan celah tersebut dan cepat menutupnya kembali. Usaha lain

pun dicoba dengan menggali terowongan di bawah benteng, cukup

menimbulkan kepanikan kota, namun juga gagal.

Hingga akhirnya sebuah ide yang terkesan anti maindstream dilakukan

hanya dalam waktu semalam. Salah satu pertahanan yang agak lemah adalah

melalui Teluk Golden Horn yang sudah dirantai. Ide tersebut akhirnya

dilakukan, yaitu dengan memindahkan kapal-kapal melalui darat untuk

menghindari rantai penghalang, hanya dalam semalam dan 70-an kapal bisa

memasuki wilayah Teluk Golden Horn (ini adalah ide ”tergila” pada masa itu

namun taktik ini diakui sebagai taktik peperangan (warfare strategy) yang

terbaik di dunia oleh para sejarawan barat sendiri.

Page 67: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

57

Kontroversi tentang film Fetih 1453 muncul dari belahan Eropa sana.

Sebagian masyarakat Yunani terkesan tidak terima ketika film Fetih

menunjukan sebuah kebenaran sejarah yang memfaktakan bahwa tidak

selamanya Islam selalu dalam posisi kalah dan Yunani selalu dalam posisi

menang dengan kesatrianya. Sebagian besar dari mereka bahkan menghendaki

Fetih 1453 dilarang beredar di Yunani yang mungkin oleh sebagian

masyarakat Yunani dianggap SARA.

Meskipun demikian ada juga orang-orang Yunani dan dari belahan

dunia lainnya yang mampu melihat lebih objektif terhadap film ini. Yaitu

mereka-mereka yang mencintai film dengan konteks heroik dengan kualitas

tinggi.8 Mungkin tidak ubahnya seperti saya ketika menikmatii film-film

sepertiTroy, Gladiator, 300, The Patriot, Clash of the Titans, dan Lord of the

Ring

D. Profil Aktor Film Battle of Empires Fetih 1453

1. Devrim Evin sebagai Sultan Mehmed II

Gambar 3.3.9 Deverim Evim

8 http://rosid.net/fetih-1453-menjawab-kerinduan-film-tentang-sejarah-kebesaran-islam/

diakses pada 24 juni 2014 9 http//tweeter@devrim_evin. Turkish State theatre aktor/Direktor. Oyuncu/İstanbul ·

diakses pada 28 juni 2014

Page 68: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

58

Devrim Evin lahir di Adıyaman pada tahun 1978. Ia lulus dari

Departemen Seni Pertunjukan di Ankara Negara Conservatory di

Universitas Hacettepe pada tahun 2001. Ia mulai tampil di City Theatre

Eskişehir pada tahun 2003, dan dipindahkan ke State Theatre Adana pada

tahun 2005. Sejak itu, ia telah tampil di Negara Teater. Evin mempelajari

tindakan fisik dan suara di Italia dan Denmark dengan aktor terkenal

seperti Mario Biagini, Eugenio Barba, dan Torgeir Weithal. Pada tahun

2009, Evin menghadiri Grotowski Year, yang diselenggarakan oleh

Wroclaw Polandia - Grotowski Institute. Ia juga mengambil pelajaran

tindakan fisik dan vokal dalam proyek Quetzacoatl yang dilakukan oleh

Roberta Carreri di Holstebro, Denmark. Pada tahun yang sama, Evin

mengambil tempat dalam proyek Ur-Hamlet dengan Eugenio Barba , dan

bergabung dengan Dance Orixa dan Augusto Omolu. Sejak 2009 , Evin

meneruskan gelar masternya di Departemen Tahap Seni dan Teater Mimar

Sinan Fine Arts University. Saat itu, dia tidak hanya berakting di berbagai

bioskop, tetapi juga dalam serial TV beberapa seperti Kaleiçi, Iki Arada

dan Suc Dosyası. Kemudian pada tahun 2012 , ia menjadi peran utama

dalam satu film dengan produksi termahal di turki, saat itu ia berperan

sebagai Sultan Mehmed II dalam film " Fetih 1453 " , yang disutradarai

oleh Faruk Aksoy10

10 http://www.turkishculture.org/whoiswho/theater/devrim-evin-2780.htm

Page 69: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

59

2. Ibrahim Celikkol sebagai Ulubatli Hasan

Gambar 4.3.11 Ibrahim Celikkol

Ibrahim Celikkol adalah aktor yg dikenal di turki, dia lahir pada

tanggal 14 Februari 1982, dia adalah seorang pemain basket dan mantan model

professional, ayahnya meningal pada saat ia berusia 18 tahun dan salahsatu

prestansi terbesarnya yang dia katakan dalam sebuah wawancara yaitu

membelikan rumah untuk ibu beserta adiknya. ia juga pernah menjadi aktor

dalam serial Televisi yang bejudul: Pars:Narkoteror yang berperan sebagai

Samill Baturai dan banyak serial Televisi lainya yang ia perankan. Kemudian

pada debut pertamanya dalam film layar lebar yang bejudul Battle of Empires

Fetih 1543 ia berperan sebagai Ulubatli Hasan, yaitu orang terdekat Sultan

Mehemed II, bahkan ia menjadi salah satu penentu kemenangan dalam film

ini, ia menjadi orang yang pertamakali mengibarkan bendera kesultanan

Mehmed II di tembok besar Constantinopel, namun dalam cerita film ia

terbuhuh oleh anak panah yang di lepaskan oleh tentara constantinopel saat

mengibarkan bendera kesultanan sehingga dia menjadikan tubuhnya sendiri

sebagai penopang bendera kesultanan Mehmed II sebagai tanda kemenangan.

11 http://www.imdb.com/name/nm2965591/bio?ref_=nm_ov_bio_sm-Diakses pada tgl 24

juni 2014-06-24

Page 70: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

60

3. Recep Aktug Sebagai Constantine XI

Gambar.5.3.12 Recep Aktug

Recep Aktug lahir pada tanggal 13 mei, 1964. Dia adalah seorang

musisi terkenal di Turki, dia memulai karir perdananya sebagai seorang aktor

film pada tahun 2008 dalam Serial Televisi yang berjudul Forbiden Love dia

berperan sebagai Hilmi Onal/Hilmi. Kemudian pada tahun 2011 dia berperan

sebagai Radovan Petrovic dalam Serial Televisi yang berjudul Mavi Klebekler.

Karir Recep Aktug semakin melonjak selain sebagai Musisi sekaligus Aktor

dalam Serial Televisi ia juga mendapatkan tawaran untuk bermain dalam Film

Layar lebar dengan produksi termahal di Turki pada tahun 2012 pada saat itu

yang berjudul Battle of Empires Fetih 1453 dalam filmnya ia berperan sebagai

Raja Constantine XI yang berlawanan dengan Sultan Mehmed II. Dalam

filmya Raja Constantine XI Terbunuh Saat perang melawan pasukan Sultan

Mehmed II, karena dia ingin mempertahankan beteng kerajaan yang selama

berabad-abad berdiri kokoh dan tidak pernah ada yang dapat merobohkan

benteng terkuat dari bangsa Byzantium Romawi saat itu.

12 http://www.imdb.com/name/nm3422495/- Diakses pada tanggal 24 juni 2014

Page 71: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

61

4. Cengiz Coskun sebagai Giovani Gustiniani

Gambar.6.3.13 Cengiz Coskun

Cengiz Coskun lahir pada tanggal 29 April 1982, seorang imigran dari

Bulgaria ke Turki, dia adalah seorang Aktor dan Model di Turki lulusan Sports

Academi di Turki pada tahun2002 sebagai pemain Basket professional dan

model terbaik pada saat yang bersamaan, Cengiz Coskun memulai karirya di

dunia akting, modeling dan dunia televisi pada tahun 2005, karirnya

memuncak pada tahun 2012 pada saat dia berperan sebaggai Giovani

Gustiniani dalam Film Battle of Empires Fetih 1453 ia berperan sebagai

panglima perang yang menguasai ilmu peperangan benteng dari Anatolia

kemudian menjadi tentara bayaran untuk melindungi Benteng Constantinopoli

dari serangan pasukan Sultan Mehmed II. Dia juga pernah memerankan

pasukan khusus divisi pertama Letnan Tugrul dalam film Dag kemudian salah

satu film serial televisinya yang sangat terkenal terkenal di Turki yaitu,

Survivor Selebriti dia berperan sebagai aktor utama dalam film komedi romatis

yang dirilis pada tahun 2013.

13 http://tr.wikipedia.org/wiki/Cengiz_Co%C5%9Fkun- Di Akses pada tanggal 24 juni

2014

Page 72: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

62

5. Dilek Serbest sebagai Era

Gambar.7.3.14 Dilek Serbest

Dilek Serbest lahir di Izmir,Turki pada tanggal 17 Maret, 1981. Dia

adalah seorang model, seringkali dia menjadi model iklan produk-produk

dengan merek terkenal, dia juga sering menjadi model video klip musik. Dilek

Serbest memulai karirnya sebagai seorang artis film pada tahun 2003 dengan

debut perdananya yaitu sebuah film Fiksi Ilmiah yang berjudul Gora.

Kemudian ia juga pernah membintangi film layar lebar bertemakan horror di

tahun 2012 dengan judul Buyu dan Tramvay, sejak itu Dilek Serbest beralih ke

film serial Televisi dengan bebagai maacam genre, seperti film Detektif,

Action dan Drama Musikal, sampai pada tawaran menjadi Pemeran Era dalam

film Battle of Empires Fetih 1453. Peran ini sebenaranya tidak ada dalam fakta

sejarah namun Era adalah peranan Fiksi yang ditambahkan sutradara untuk

mengemas film Epik sejarah dunia yang sangat terkenal ini lebih berkesan

pada alurnya, ia berperan sebagai seorang anak angkat dari pembuat meriam

terbesar yang pernah ada dalam sejarah pada masa Sultan Mehmed II,

14 https://www.google.co.id/search?q=Dilek+Serbest&tbm-Diakses pada tanggal 25 juni

2014

Page 73: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

63

kemudian film ini sedikit dibumbui jalinan kasih sayang antara panglima

perang dengan seorang anak angkat pembuat meriam yang berujung

mengharukan karena panglima perang yang menjadi kekasih Era gugur di

medan pertempuran tepat didepan matanya.

6. Erden Alkan sebagai Chandarly Halil Pasha

Gambar.8.3.15 Erden Alkan

Erden Alkan Lahir pada tanggal 12 Februari 1941 di Giresun Turki.

Dia adalah aktor senior di turki yang memulai debut film pertamanya pada

tahun 1973, dia menjadi pemeran utama dalam film Gonulden Yaraliar dengan

genre film Drama, kemudian dia juga pernah berperan sebagai Supir Taxi

dalam film Lola+Bilidikid pada tahun 1999, dia juga adalah seorang aktor

Turki yang tingal di Jerman, dan banyak film layar lebar yang di bintanginya

di sepamjang tahunnya hingga Film yang terakhir dia perankan adalah Sebagai

Chandarly Halil Pasha yaitu Perdana Mentri Pada masa kesultanan Sultan

Murad II dan Sultan Mehmed II, dalam Film bergenre Epik Sejarah yang

berjudul Battle of Empires Fetih 1453. Erden Alkan berperan sebagai seorang

15 https://www.google.co.id/search?q=erden+alkan+wikipedia&source-Diakses pada

tanggal 25 juni 2014

Page 74: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

64

Perdana Mentri yang bijak dalam mengambil setiap keputusan pada masa

pemerintahan Sultan Mehmed II, Bahkan pada saat itu ia menyarankan agar

Sultan Murad II untuk kembali bertahta karena Sultan Mehmed terlalu muda

dan belum memiliki pengalaman dalam menjalankan roda pemerintahan

karena kondisi kesultanan pada saat itu sedang dalam masa perebutan

kekuasaan yang dilakukan oleh bangsa Byzantium Roma. Kemudian Sultan

Mehmed kembali bertahta setalah dia berumur 21 tahun, dan Halil Pasha pun

dipilihnya untuk menjadi perdana mentri untuk yang ke-dua kalinya, krn

Mehmed II karena Halil pasha di angap sebagai orang sudah mempunyai

pengalaman.

E. Tim Produksi Film Battle of Empires Fetih 1453

Director : Faruk Aksoy

Script Writer : Irfan Saruhan

Writing Credits : Atilla Engin

Producers : Faruk Aksoy, Ayse Germen

Casting : Faruk Aksoy

Co-Producers : Hamit Keles, Faruk Metin

Production manager : Hidayat Cakir, Omer Gultekin

Supervising Producer : Glucihing Onel

Art Direction : Severet Aksoy

Costume Design : Canan Goknil

Original Music : Benjamin Wallfisch

Cinematography : Hasan Gerin, Mirsad Herovich

Film Editing : Erkan Ozekan

Sound Departement : Srdjan Kurpjel – supervising sound editor

Page 75: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

65

Ruben Aguirre Barba – sound effects editor Sirma Dogan – sound designer Mustafa Durma – supervising dialogue

Editorial Departement : Erkan Ozekan

Pemeran Film Battle of Empires Fetih 1453

Devrim Evin : Sultan Mehmed II

Ibrahim Celikkol : Ulubatli Hasan

Dilek Serbest : Era

Cengiz Coskun : Giovanni Giustiniani

Erden Alkan : Chandarly Halil Pasha

Recep Aktug : Constantine XI

Raif Hikmet Cam : Aksemseddin

Naci Adigüzel : Granduk Notaras

Sedat Mert : Zaganos Pasha

Mustafa Atilla Kunt : Sahabettin Pasha

Ozcan Aliser : Saruca Pasha

Yilman Babaturk : Ishak Pasha

Murat Sezal : Isa Pasha

Faik Aksoy : Karaca Pasha

Huseyin Santur : Baltaoglu Suleiman Pasha

Namik Kemal Yigittürk : Molla Husrev

Halis Bayraktaroglu : Kurtçu Dogan

Izzet Civril : Kardinal Isidor

Ali Riza Soydan : Pope Nicholas V

Sahika Koldemir : Gulbahar Hatun

Page 76: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

66

Songul Kaya : Emine Hatun

Adnan Kürkçü : Pastor Genadius

Pemeran Pengganti dalam Film Battle of Empires Fetih 1453

Özkan Güngör Solak

Volkan Keskin Balaban

Faruk Metin Soylu

Toprak Ömer Seran Devshirme

Ozan Çobanoglu Taci

Özcan Özdemir Soldier (uncredited)

Page 77: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

67

BAB IV

TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Objek Semiotik Dalam Film “ Battle of Empires Fetih 1453”

Battle of Empires Fetih 1453 merupakan istilah yang berasal dari

bahasa inggris yang berarti pertempuran kerajaan Fetih. Film ini menceritakan

tentang perjuangan Sultan Muhammad Al-Fatih, seorang pemimpin yang telah

diriwayatkan oleh Rasullullah di Madinah pada 627 M kepada Abu Ayub.

Film Battle of Empires Fetih 1453 diawali kilas balik yang menceritakan

percakapan Rasullulah Saw dengan Abu Ayub tentang Kota Konstantinopel

akan jatuh ke tangan islam. Pemimpin yang menaklukanya adalah sebaik-

baiknya pemimpin, dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah

sebaik-baiknya pasukan. Sutradara menjadikan percakapan tersebut sebagai

Bumper In atau adegan awal dalam film, sehinga film terkesan memiliki nilai

sejarah tinggi dalam pandangan umat muslim. Film ini menceritakan tentang

seorang pemimpin pasukan yang menjadi pembuktian bisyarah rasullulah

SAW tentang pembebasan tanah yang lebih dulu akan ditaklukan sebelum

Roma yaitu Heraklius ( Konstantinopel). Film ini telah menjawab kerinduan

umat muslim tentang kejayaan kepemimpinan Islam dimasa itu.

B. Pengantar Adegan yang Diteliti

Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih terletak dalam beberapa

sekuen dalam film “Fetih 1453” dalam beberapa sekuennya terdapat beberapa

adegan yang berhubungan langsung dengan isi penelitian, tetapi sebelum

membahas adegan utama dalam penelitian ini, penulis akan menganalisis

adegan-adegan yang berhubungan dengan adegan utama dalam penelitian,

Page 78: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

68

yaitu kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih dalam Film ”Battle of

Empires Fetih 1453” sebagai bahan pengantar. Film bergenre Epik sejarah dan

biografi ini, memiliki durasi 02:36:00 atau setara dengan dua setengah jam.

berawal dari kilas balik sabda Rassullulah SAW, hingga Mehmed II dilahirkan

dan tumbuh dewasa menjadi pemimpin yang telah diriwayatkan Rasullulah

SAW, kemudian mulai menjalani aktifitas sebagai seorang pemimpin. Sekuen

tersebeut terangkum dalam beberapa adegan, mulai dari awal mula Sultan

membangun sebuah beteng Rumeli Hisari yang terletak di selat Bosphorus.

Kemudian peperangan di tanah pembebasan, dan kemenangan yang diraih

oleh keyakinan Iman. Namun adegan utama pada penelitian ini kurang lebih

memiliki durasi 5 menit, yaitu adegan pada saat Sultan Mehmed II berdiri

meyakinkan penduduk Konstantinopel tentang kebebasan memeluk agama

yang mereka yakini dan mengajarkan tentang nilai-nilai toleransi dalam

perbedaan agama.

Analisis narasi dalam sebuah film tidak sama seperti analisis narasi

yang biasanya terlintas di dalam benak kita tentang cerita panjang dan

membosankan, dalam Film ini peneliti mencoba menarasikan dan

mendeskripsikan alur cerita film dengan menyertakan komponen analisis film

dan sedikit unsur semiotika. Kemudian setelah itu barulah secara detail akan

dipaparkan bagaimana unsur semiotika menjadi sesuatu yang naratif. Sebagai

salah satu media untuk meneliti narasi dalam sebuah film yang biasanya

muncul dalm skenario dan percakapan yang dilakukan oleh para Aktor dalam

sebuah film.

Page 79: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

69

1. Pembangunan Benteng Rumeli Hisari (Bodazkesen) dan Konflik

Eksternal

Adegan 1 memperlihatkan perencanaan dan pembangunan sebuah

benteng yang harus di selesaikan dalam waktu singkat ia berencana

mendirikan sebuah benteng tepet di sebrang benteng bernama Anadolu Hisari

yang dibuat oleh leluhurnya Sultan Bayezid I. sultan berpikir jka ia dapat

membangun sebuah benteng disebrangnya , maka ia dapat mengamankan selat

Bosphorus dan menjadi pemutus suplai makanan dan perlengkapan perang

serta bantuan pasukan dari Genoa di Black Sea. Dalam adegan ini sutradara

menghadirkan dalam beberapa Shoot yang berhubungan dengan perencanaan

pembuatan sebuah benteng dan konflik yang terjadi. Adegan ini diperankan

oleh sultan dan wazirnya1. Adegan ini terdapat pada durasi 41:08 dengan total

durasi sekitar 8 menit 14 detik. Bagian ini memiliki narasi yang tidak terlalu

panjang atau shot pendek, karena hanya sebagai pengantar di mana pada

waktu itu Mehmed II berencana membangun sebuah benteng yang baru

dengan maksud dan tujuan yang jelas yaitu merealisasikan penyeranganya

terhadap konstantinopel. Dalam adegan ini, waktu plot yang digunakan sangat

pendek dan ringkas, sangat berbeda dengan cerita aslinya.

Bagian lain yaitu terjadi beberapa konflik antara Sultan dengan

Constantin sebabagi kaisar di Konstantinopel. Konflik yang terjadi dimulai

pada April 1452, saat peletakan batu pertama dari sebuah benteng namun

Sultan mehmed tdk menghiraukan semua konflik yang mengatasnamakan

perjanjian damai yang sebelumnya terjadi karena mehmed tahu bahwa

1 Adegan ini terdapat pada durasi 41:08

Page 80: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

70

Constatine ketakutan jika suplai persediaan makanan dari Genoa dan Kapal

yang bergerak dari arah Black Sea dapat dihentikan seandainya benteng itu

berdiri.

Tabel 1.4.

Pembuatan Benteng dan Konflik Ekternal dalam Sekuen 1

Adegan Visualisasi Verbal non Verbal Pemain Interpretasi simbolik

1 Sultan dan

Wazir

Adegan ini pada durasi

41:08 Musyawarah

sebagai bentuk

pengambilan keputusan

dalam syariat islam. Dan

menunjukan kesungguhan

dan kematangan

strateginya kepada Halil

Pasha seorang Kepala

Wazir.

2 Sultan Adegan ini pada durasi

42:07 Menunjukan letak

geografis pembuatan

benteng barunya di

sebrang benteng Andolu

Hisari yang di buat oleh

kakek buytnya.

Pembuatan benteng atas

keyakinan strategi

pengepunganya Sultan

Page 81: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

71

3 Sultan

Wazir

Arsitek

dan

Tukang

Batu

Adegan ini pada durasi

43:50 Sultan memasuki

pengerjaan benteng agar

pembuatan benteng

berjalan cepat sesuai

target yang direncanakan.

Mehmed menjadi simbol

yang di segani dan di

hormati.

4 Raja

constantin

sekretaris

Adegan pada durasi 47:11

Kaisar Constantine

terlihat geram dan

Membicarakan isi surat

ancaman dari segala

penjuru yang

dimaksudkan untuk sultan

Mehmed II jika

meneruskan

pembangunan Benteng

barunya, dengan

sekretaris kerajaan.

5 Sultan dan

Wazir

Adegan pada durasi 48:10

memperlihatkan

keteguhan hati seorang

sultan kepada para

wazirnya dari kondisi

yang terhimpit atas

pembangunan benteng

yang di buatnya.

Page 82: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

72

Tabel 2.4.

Ikon, Indeks dan Simbol

Pada Adegan Pembuatan Benteng dan Konflik Eksternal

Ikon

Ikon pada adegan ini terdapat pada beberapa setting yang memperlihatkan situasi perencanaan strategi perag. Pada bagian ini, setting sebagai ikon dari atribut perencanaan pembuatan benteng seperti Peta yang besar memiliki tingkat kesamaan yang tinggi dengan tujuanya. Selain itu pada struktur bangunan tempat Sultan dan wazirnya sedang berdiri identik dengan aroma ketimuran.

Indeks Terdapat dalam beberapa teks percakapan didalam surat antara Sultan dan raja Constantine yang mengisyaratkan sebuah bentuk perlawanan secara halus dengan isi surat yang mengancam agar tidak terjadi pertumpahan darah diantara mereka. Hal ini dapat dilihat pada durasi 47:11

Simbol Simbol didominasi oleh pemeran utama, Sultan Mehemed II dan Constantine yang divisualisasikan sebagai pemimpin diantara kedua kerajaan yang saling berseteru satu samalain, dan kostum yang dikenakannya, . Maka dari itu, banyak penonton yang kagum dengan keberadaan mereka dan selalu menjadi pusat perhatian dalam adegan tersebut.

Adegan ini berawal dari niat sultan untuk melakukan ekspasinya ke

kota konstantinopel. Pada potongan adegan awal, Sultan dan wazir Halil Pasha

divisualisasikan dengan menggunakan jarak kamera Extreme Long Shoot di

mana, sutradara ingin menunjukan Sultan dan Halil Pasha dari atas, sehingga

interpretasi dapat dilakukan dengan mudah, karena terfokus pada semua objek

seperti Sultan, Halil Pasha dan peta yang menjadi atribut perencanaan srategi.

Pada potongan shot kedua, memvisualisasikan Sultan sedang

menunjukan lokasi pembuatan Benteng yang akan menjadi pemutus Suplai

makanan dan kebutuhan pasukan Konstantinopel pada saat pengepungan,

penggunaan shot dalam adegan ini menngunakan jarak kameraClose-Up, di

mana visualisasi akan terfokus pada lokasi pembuatan benteng yang baru,

yaitu sebuah gambar benteng di dalam peta dengan struktur bangunan yang

berbau timur.

Page 83: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

73

Adegan selanjutnya memvisualisasikan Sultan Mehmed dan semua

pasukannya saat pembuatan Benteng. Jarak kamera pada adegan ini adalah

long shot, di mana sutradara ingin memperlihatkan sebuah situasi yang sangat

sibuk saat-saat pasukan melaksanakan pekerjaanya.

Adegan selanjutnya adalah adegan ketika Constantine sedang berada di

istana dengan sekertarisnya pada jarak kamera yang menggunakan long shot,

sehingga sutradara berhasil memperlihatkan sebuah situasi yang realistis

sebagai representasi dari kondisi Constantine yang sedang marah atas

pembengunan benteng yang akan merugikanya dan menulis surat ancaman

pada Sultan Mehmed IIdengan Sekertarisnya dan properti yang mendukung

narasi.

Potongan adegan selanjutnya memperlihatkan Sutan yang sedang

menunjukan keteguhan atas keputusan yang telah di lakukanya. dan di sisi

kanan dan kirinya terdapat Wazir yang setia menemani Sultan situasi yang

memperlihatkan sebuah ekspresi para Syuhada. Dalam aegan ini, jarak

kamera menggunakan long shot.

Teknis secara keseluruhan adegan di atas memiliki beberapa karakter

sinematografi. Jarak kamera yang digunakan adalah close up, long shot dan

extreme long shot. Pencahayaan yang digunakan cenderung menggunakan

sumber cahaya key lighting dengan kualitas hard light yang memperjelas

objek. setting yang digunakan tipe shot on location dan studio set. Aspek

suara dan editing dalam adegan ini ada dieges sound dan non dieges sound

dengan editing di dominasi tipe sekuen montase, crosscutting, dan match on

action yang diiringi musik instrumental.

Page 84: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

74

Dalam adegan ini, simbol, ikon dan indeks divisualisasikan

berdasarkan narasi. Dari adegan ini tampak adanya simbol keseriusan dan

kesungguhan dalam adegan 1. Simbol strategi dan pengambilan kesepakatan

2, Ketegasan dan keyakinan 3. Simbol perjuangan dan kerja keras 4 dan

kesombongan dan kemarahan 5. Keteguhan hati seorang pemimpin diantara

para Wazirnya. Kelima adegan di atas sebelumnya dibuka dengan visualisasi

Sultan yang sedang membuat strategi pengepungan kota Konstantinopel,

diantara Sultan, Wazir, Constantin dan beberapa penduduk Kesultanan

Mehmed yang lainnya.

Ada monolog yang menarik ketika Sultan Mehmed berada dalam

amcaman surat yang di kirim oleh Constantine saat pembuatan benteng telah

selesai dikerjakan dalam waktu yang singkat. Berikut teks monolog tersebut2:

Sultan Mehmed : Untuk mengakhiri intrik yang terjadi selamaberabad-abad. Rakyatku dan tentaraku bersamaku. Paus telah mengumpulkan dan mempersiapkan pasukanya. Kita akan menyambut kedatangan mereka. Kita akan mengalahkan mereka lagi seperti yang pernah kita lakukan di Varna and Kosovo. Aku tidak seperti para Sultan pendahuluku. Aku adalah Sultan Mehmed Khan. Ini adalah tanahku dan aku berhak membuat benteng di sini. Seluruh tanahku harus berada di bawah kekuasaanku3.

Dalam percakapan ini memberikan gambaran mengenai keteguhan hati

seorang Sultan dalam mempertahankan keyakinannya di mata orang lain. Dari

petikan monolog tersebut dapat kita temukan sosok Sultan Mehmed II

merupakan sosok yang memiliki keteguhan hati dalam memperjuangkan tanah

yang ia cintai, terlebih ketika ia berusaha menegakan Bisyarah Rasullulah

melalui pengepungan kota yang telah dijanjikan. Dan ini sudah sepatutnya

2 Monolog percakapan ini terdapat pada durasi 47:57 hinga durasi 48:35 3 Monolog percakapan ini dapat dilihat pada durasi 47:57 sampai durasi 48:35

Page 85: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

75

menjadi sebuah karakter sorang pemimpin atau mujahid, di mana, sikap rela

berkorban demi kepentingan rakyat dan agamanya yang senantiasa dihadirkan

di dalam hatinya walau di dalam situasi seperti apapun. Sikap Sultan dalam

adegan ini tercermin dalam Al-Qur’an, Surah Al-Anfal (8):60. Allah

berfirman:

(#ρ‘‰Ïãr&uρ Νßγs9 $¨Β Ο çF÷èsÜtGó™$# ÏiΒ ;ο§θè% ∅ÏΒ uρ ÅÞ$t/Íh‘ È≅ø‹y⇐ ø9$# šχθç7Ïδö�è? ϵÎ/ ¨ρ߉tã

«!$# öΝà2¨ρ ߉tãuρ tÌ�yz# uuρ ÏΒ óΟÎγÏΡρߊ Ÿω ãΝßγtΡθßϑn= ÷ès? ª!$# öΝßγ ßϑn= ÷ètƒ 4 $tΒuρ (#θà) Ï�Ζè?

ÏΒ &óx« †Îû È≅‹Î6y™ «! $# ¤∃uθムöΝä3ö‹s9 Î) óΟçFΡr&uρ Ÿω šχθßϑn= ôàè? ∩∉⊃∪

Artinya: Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).

Ayat di atas memberikan indikasi bahwasanya di dalam berjuang di

jalan Allah, kita harus memiliki komitmen dan konsisten terhadap keyakinan

dan prinsip, guna mendapatkan legitimasi dari semua orang. Dan Sultan

Mehmed melalui dialognya di atas, mencoba mencerminkan ayat tersebut

sesuai kemampuan dan kapasitas dirinya.

Tanda lain yang dapat kita temukan pada adegan ini adalah bagaimana

Sultan memiliki cita-cita untuk membangun sebuah benteng pengepungan.

Diceritakan bahwa Sultan Mehmed II merupakan salah seorang Pemimpin

yang telah di kabarkan Rasulullah melalui Hadist yang selama berabad-abad

teah menginspirasi Kehalifahan Utsman tentang Pemimpin terbaik dan

pasukan terbaik yang akan menjadi penakluk Konstantinopel.

Page 86: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

76

2. Adegan Pengepungan Pertama dan Konflik Internal

Pada adegan selanjutnya, adalah Seperti apakah Penyerangsn yang

dilakukan Sultan dan Konflik yang terjadi di internal kesultanan. Adegan ini

berada pada durasi 01:27:49 dan berjalan sekitar 45 Menit. Setelah perjalanan

panjang persiapan pengepungan dilakukan dan pembuatan meriam raksasa

selesai dibuat, barulah sultan memerintahkan seluruh pasukanya untuk

berangkat bersamanya melakukan pengepungan yang telah lama sultan

nantikan.

Di awal adegan tersebut memperlihatkan situasi banyaknya pasukan

yang di ajak sultan untuk melakukan pengepungan, terlihat pasukan sultan

yang menutupi bukit-bukit tinggi saat melakukan perjalanan, hingga

sesampainya sultan di depan benteng terkuat Konstantinopel sultan di sambut

langsung oleh kaisar Byzantium Konstantinopel. Adegan ini memperlihatkan

negosiasi antara Sultan dan Constantine. Pada adegan ini sutradara

mengunakan Medium Shoot dan teknik Kamera Eye Level sehingga penonton

akan merasakan seolah-olah menjadi bagian didalam negosiasi tersebut.

Kemudian dibelakang kedua kutub yang bertentangan diperlihatkan sebagian

pasukan-pasukan yang siap bertempur dan memperjuangkan keyakinan di

antara mereka, dari pakaian yang mereka pakai terlihat pertemuan dua

kekuasaan yang mewakili Negara timur dan barat. Adegan ini memperlihatkan

beberapa shot yang saling berkesinambungan antara Adegan satu dengan

adegan lainya.

Page 87: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

77

Tabel 3.4.

Adegan Pengepungan pertama dan Konflik Internal

Adegan Visualisasi Verbal dan Non Verbal Pemain Interpretasi Simbolik

1 Sultan

Mehmed

Dan

Constant

ine

Pertemuan dua kekuasaan

Byzantium (constantinopel)

dan Utsmani (Otoman)

2 Meriam

Raksasa

Kebesaran Pasukan dan

pesatnya teknologi pasukan

Utsmani (Turki) sehingga

dapat menciptakan meriam

terbesar yang tidak pernah

ada pada zaman itu,

kengerian terjadi saat

mendengar dentuman hulu

ledak meriam tersebut.

3 Pasukan

Muslim

Otoman

Pemakaman masal tanda

banyaknya pasukan sultan

yang gugur merupakan

Kekalahan sultan pada kali

pertama penyerangan.

Page 88: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

78

4

Sultan

Mehmed,

Wazir

dan

Pasukan

Kapal-kapal yang memuat

logistik makanan yang

terbakar,menjadikan

pengepungan selama 40 hari

sia-sia. terlihat sultan yang

berada paling depan barisan

kehilangan kendali atas

amarahnya.

5 Prjurit Mental yang rapuh dan

Kehilangan keyakinan atas

pengepungan yang sia-sia.

6 Zaganos

Pasha

dan Halil

Pasha

Menunjukan Konflik Internal

para Wazir dan rasa tidak

aman berada dalam

penyerangan yang sultan

lakukan.

Page 89: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

79

7 Sultan

Mehmed

Menunjukan keputusasaan

dan perenungan kembali atas

rencana dan strategi perang

yang telah dibuatnya.

8

Sultan

Mehmed

dan

Syaikh

Samsudd

in

Bentuk Suport Guru

Terhadap Murid yang

dicintainya. Dengan

menceritakan penyerangan

yang pernah dilakukan

ayahnya sultan, menjadi

penyemangat baru dan tekad

yang bulat atas pengepungan.

Tabel 4.4.

Ikon, Indeks dan Simbol dalam Adegan “Pengepungan pertama dan

konflik internal”

Ikon Ikon dalam adegan ini terdapat pada setting lokasi yang dipilih yang masih sangat kental dengan peradaban Turki yang merupakan negara perbatasan Asia dan Eropa. Pakaian yang dipakai oleh sultan mewakili kebudayaan Asia timur, kemudian Constantine yang menggunakan baju Zirah seperti pasukan romawi yang mewakili peradaban dari budaya Eropa.

Indeks Indeks di dalam adegan ini terdapat pada kata-kata Sultan ketika ia terus menyerang tanpa menghiraukan pendapat Wazir kepala, bahwasanya Said menolak secara halus namun tetap penuh wibawa untuk tetap menyerang. Sehingga tibul beberapa konflik diantara Wazir-wazirnya. dan Suara yang mengejutkan dan penuh keyakinan menandakan seorang sedang berada pada tingkat emosi tertentu.

Simbol Simbol yang muncul adalah bagaimana keimanan individu yang melekat pada sosok Sultan Mehmed II. Secara konvensional, simbol-simbol agama yang dipertahankan dengan keteguhan hati merupakan suatu tindakan yang didasari dari karakter dan kepribadian seorang pemimpin dalam Islam.

Page 90: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

80

Adegan ini menceritakan proses pengepugan dan penyerangan yang

dilakukan Sultan dan pasukanya. Serangkaian adegan pada tabel 3.4

merupakan proses pengantar adegan menuju adegan penyerangan besar-

besaran Sultan. Dapat kita lihat dalam adegan penyerangan pertama Sultan

Mehmed II, bermakna sebuah bentuk represif pemerintahan Sultan terhadap

kota Konstantinopel, namun hal tersebut ternyata tak sesuai dengan keinginan

sultan karena banyaknya pasukan sultan yang terbunuh dan persediaan

makanan terbakar habis oleh pasukan musuh, sehingga ia harus merubah

strategi dan mempercepat pengepungan yang tidak direncanakan sebelumnya

oleh Sultan.

Unsur mise en scene pada adegan ini memperlihatkan latar atau setting

yang diperkirakan menggunakan shot on location, meskipun tingkat

kebenarannya masih dipertanyakan. Namun, mood yang coba dibangun serta

suasana yang dibangun hampir sama persis seperti peradaban Turki Usmani

pada zaman dulu, dengan pintu kayu yang bercorak, Singgasana Sultan, hiasan

dinding tenda, bentuk tenda sederhana dan hamparan sebuah peta yang besar

di dalam tenda yang membuatnya tampak seperti dalam tenda peperangan di

zaman itu.

Aspek lain adalah pada kostum yang dikenakannya. Penggunaan

kostum militer yang digunakan dua orang pasukan sultan yang putus asa,

merepresentasikan busana anggota militer Yenisseri yang dimiliki Turki

Utsmani saat itu, dengan baju yang mirip gamis namun berkancing mirip

dengan kebudayaan Asia yang berwarna merah, serta peralatan lain seperti

senjata yang masih menggunakan pedang panjang seperti senapan.

Page 91: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

81

Pada tokoh Zaganos Pasha dan Halil Pasha diperlihatkan mengunakan

pakaian dan atribut yang berbeda dari pasukan lain sebagai bentuk pembeda

dari kasta atau jabatan. Aspek lain adalah tata rias wajah yang tampaknya lebih

mendominasikan unsur naturalitas, di mana tata rias tidak begitu menonjol dan

cerah. Hal ini diperkirakan untuk merepresentasikan ruang dan waktu dimana

pada ssat itu mereka berada dalam keaadaan sedang berperang. khususnya

pada zaman itu, kosmetik belum begitu marak diproduksi dan orang pada

zaman dahulu tampaknya memang jarang menggunakan peralatan kosmetik

selain perempuan yang biasanya menggunakan celak.

Namun, tata rias digunakan untuk merepresentasikan kepribadian

tokoh atau pelaku cerita. Warna kostum yang dominan adalah warna gelap.

Biasanya warna gelap identik dengan kejahatan. Namun, semua itu bertolak

belakang dengan apa yang ada di dalam cerita film. Warna hitam dalam film

sepertinya ingin merepresentasikan sebuah kondisi budaya masyarakat Turki

Utsmani ketika itu.

Komponen yang dapat kita analisis pada adegan ini adalah pada unsur

pencahayaan. Pencahayaan dapat kita analisis melalui arah pencahayaan. Arah

pencahayaan pada adegan ini arah lebih memilih top lighting yang fungsinya

sekedar ingin menunjukkan jenis pencahayaan (buatan) dalam sebuah adegan,

yakni dengan menggunakan lampu-lampu standar. Adapun sumber cahaya

yang digunakan sutradara pada adegan ini adalah sumber cahaya utamanya

bersifat key lighting dimana cahaya didominasi sumber cahaya yang membuat

kontras antara area terang dan gelap saja, karena pada adegan ini kebanyakan

dilakukan pada siang hari.

Page 92: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

82

Pergerakan kamera dan tipe shot yang ditampilkan pada adegan ini,

didominasi oleh long shot type, di mana sutradara ingin memperlihatkan

semua pemain yang ketika itu, memang berjumlah tidak sedikit. Pergerakan

kamera juga tidak terlalu dinamis. Visualisasi dibuat se-natural mungkin, guna

ingin merepresentasikan kondisi masa lampau yang memang apa adanya.

Unsur historis yang mendominasi genre film, membuat film ini tampak ingin

dikemas sesuai aslinya.

Dari segi suara, adegan ini tidak menghadirkan dieges-dieges yang

cenderung diegetic sound. Jadi, sumber suara diperoleh langsung dari pemain

yang memperagakan action-action pada shot-shot tersebut. Namun, terkadang

ada pula suara-suara yang sekilas muncul dengan dominasi suara orkestra yang

kompleks, namun menghasilkan suara merdu dan mendayu yang membawa

penonton kepada satu kondisi penuh khidmat.

Ada sebuah dialog yang menarik antara Sultan Mehmed II dengan

Constantine XI Saat melakukan negosiasi dalam penyerangan pertamanya.

Constantine menyambut Sultan dengan ucapan salam yang diucapkan umat

muslim dan kemudian sultan mengucapkan salam yang biasa di ucapkan umat

Kristen Ortodoks, pada hari itu sultan menjelaskan mengapa pengepungan ini

dilakukan padahal perjanjian damai diantara mereka masih mereka pegang.

Pada intinya, dari dialog tersebut, Sultan menginginkan Constantine untuk

segera menyerahkan kotanya secara damai dan harta mereka titetap menjadi

milik mereka, dengan syarat pemerintahan berada dibawah kepemimpinan

sultan. Berikut ini adalah percakapan tersebut:

Page 93: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

83

Constantine XI : Assalamu Alaikum Sultan Mehmed II : Kalos Antamothsikame. Contantine XI : Aku harap aku bisa menjadi tuan rumah yang

baik di istanaku tetapi Anda terlalu ramai. Sultan Mehmed II : Terima kasih atas keramahan anda, Kaisar.

Anda adalah tuan rumah yang baik. Constantine XI : Aku ingin mengingatkan Anda bahwatembok

kami, juga iman kami. Dalam sejarah tidak ada yang pernah bisa meruntuhkannya, Sultan.

Sultan Mehmed II : Setelah pengepungan, Anda tidak akan pernah mengatakan hal itu lagi, Kaisar.

Constantine XI : Tembok kota kami telah mengalami banyak penyerangan sebelumnya. Dan yang terakhir dilakukan ayah Anda. Tapi ia gagal, sama seperti yang lain

Sultan Mehmed II : Kami datang ke sini untuk membuktikan perkataanmu Jika Anda menyerah sekarang, Anda beserta rakyat dan keluarga mereka akan hidup dalam damai. Kita tidak akan menyentuh harta kalian.

Constantine XI : Berarti akan ada banyak darah yang tertumpah, terutama darah Anda.

Sultan Mehmed II : Kami mematuhi yang diperintahkan Al-Quran.

Dari petikan percakapan diatas, tampak sebuah isyarat bahwa Sultan

sangat tegas dalam mempertahankan prinsipnya terlebih mengenai ajaran

agama Islam. Ramah tamah sebagai simbol bangsawan dalam negosiasi pada

saat itu, Tembok yang tak terkalahkan menjadi simbol kesombongan bangsa

Konstantinopel dan mendahulukan kepentingan dari rakyatnya adalah ciri-ciri

dari kepemimpinan dalam Islam. Baju Zirah perang memiliki simbol

kemewahan dan kegagahan dari sebuah bangsa yang cukup terkonstruksi

dengan baik dalam adegan ini. Negosiasi sebagai bentuk peradaban yang

memegang nilai-nilai kemanusiaan dan memberikan stigma positif terhadap

bentuk Kepemimpinan. Terlebih saat sultan seolah member tahu langsung

kepada kita dengan pernyataan sultan yang mengatakan ”Kami Sangatangat

Page 94: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

84

Memetuhi yang diperintahkan Al-Quran”, sikap ini tercermin dalam Qs.Al-

Azhab 36 Allah berfirman:

$tΒ uρ tβ% x. 9ÏΒ ÷σßϑÏ9 Ÿωuρ >πuΖÏΒ ÷σãΒ #sŒÎ) |Ós% ª!$# ÿ…ã& è!θß™u‘uρ #·�øΒ r& β r& tβθ ä3tƒ ãΝßγs9 äοu�z*σø: $#

ôÏΒ öΝÏδÌ�øΒ r& 3 tΒuρ ÄÈ÷ètƒ ©!$# …ã& s!θß™u‘uρ ô‰s) sù ¨≅|Ê Wξ≈ n=|Ê $YΖ.Î7•Β ∩⊂∉∪

Yang Artinya: Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan Barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya Maka sungguhlah Dia telah sesat, sesat yang nyata4.

Surat Al-Azhab ayat 36 diatas sesungguhnya merupakan ayat yang

sangat tegas memerintahkan untuk taat kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul

(as-Sunah. Siapa siapa yang tidak taat kepada keduanya, maka ia telah durhaka

dan barang siapa yang durhaka, maka ia telah tersesat dengan sesat nyang

nyata.

Setelah melakukan negosiasi, kemudian shot beralih pada penyerangan

pertahanan kota Konstantinopel saat itu. Adegan ini didominasi dengan

kegiatan monolog para prajurit yang meneriakan semangat perjuangannya

menembus benteng kota Konstantinopel. dan berakhir saat terbenamnya

matahari. Banyaknya korban yang yang berjatuhan kemudian kapal-kapal

pengangkut logistik yang terbakar membuat pasukan Sultan putus asa dan

membuat Sultan Mehmed II merenungkan rencana pengepungan yang

dilakukan selama 40 hari yang tidak membuahkan hasil apapun, sultan malah

meerima kekalahan yang membuat sultan tidak mau keluar dari tendanya

selama 2 hari berturut-turut. Diceritakan dalam film kejadian ini membuat

4 http://quran-sunnah.net/as-sunnah/ketaatan-kepada-rasulullah-tidak-bisa-dipisahkan-dari-

ketaatan-kepada-allah-as-sunnah-adalah-hujjah-sumber-pensyariatan-di-dalam-islam-setelah-al-quran/#sthash.4wQ4CMIy.dpbs

Page 95: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

85

mental prajuritnya turun dan perselisihan diaantara wajir-wajir itu semakin

terlihat.

Pergerakan kamera dan editing didominasi pola cut to, di mana

perpindahan shot satu ke shot yang lain memunculkan efek memotong gambar

secara langsung, tanpa jeda. Namun, secara keseluruhan, adegan ini mencoba

membangun narasi mengenai perjuangan Sultan dan sejarah perjuangan untuk

menaklukan benteng kota Konstantinopel pada saat itu. Hal tersebut dapat

terlihat dari dialog berikut:

Sultan Mehmed II : Sheik Selamat datang Sheik Samsuddin : Terima kasih, Mehmed. Bagaimana

keadaanmu? Kenapa pasukanmu tidak menyerang?

Sultan Mehmed II : Kami sudah 40 hari di sini. Sheik Samsuddin : Kesabaran diperlukan dalam hal ini. Itu yang

membuat tujuan hidup dan impianmu Tercapai. Aku tahu, kegagalan telah embuatmu dan tentaramu kecewa. Itu sangat mempengaruhi tentaramu. Dan orang-orang itu yang merayakannya. Mari Mehmed Ikuti aku.

Sheik Samsuddin : Sebelum aku kemari aku telah berdoa selama tiga malam berturut-turut. Meminta tanda apakah penyerangan ini diperuntukkan untuk kebaikan atau tidak. Terima kasih kepada Allah, Aku medapatkan apa yang aku minta pada malam terakhir. Aku melihat Ayyub Al-Anshari, ra. dalam mimpiku.beliau mengatakan kepadaku letak makamnya, dan menginginkan aku untuk menunjukkannya kepadamu. Katakan kepadanya, mengapa aku dimakamkan begitu dekat dengan tembok itu. Seperti yang kau ketahui, Ayyub ra. Ikut dengan pengepungan Konstantinopel, bersama dengan tentara Muslim, dia tidak meninggalkan tembok itu sampai ia wafat.

Dan dia tidak muda seperti dirimu, dia sudah tua dan dalam keadaan sakit. Kamu tidak boleh menyerah, Mehmed, kamu datang ke sini adalah sebagai pemimpin yang telah diramalkan. Pergilah dan pimpin tentaramu.

Page 96: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

86

Jika kamu tidak melakukannya sekarang. kamu tidak akan pernah bisa melakukannya lagi. Bangkitkan kembali semangatmu, dan tunjukan kepada semua orang jiwa kepemimpinanmu. Kamu memiliki kemampuan untuk itu.

Ingatlah. semakin tinggi pohon maka angin semakin kencang menerpanya.

Sultan Mehmed II : Aku tidak akan kembali sebelum aku mengambil alih kota ini ayah.

Disisni diperlihatkan usaha Sultan yang begitu keras kemudian

didukung oleh gurunya yang sangat ia hormati menjadikan Sultan Mehemed

memiliki keyakianan dan semangat untuk memperjuangkan Bisyarah

Rasulullah yang telah digambarkan kepadanya atas Kota konstantinopel yang

akan ditaklukannya. Adegan inilah yang akhirnya menjadi titik tolak dalam

meneliti adegan utama mengenai Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih

dalam Film. Adapun unsur semiotika pada adegan ini adalah terletak pada

denotasi dan konotasi yang muncul melalui ikon, indeks dan simbol yang

dihadirkan pada beberapa shot yang ditampilkan. Namun, secara global,

peneliti melihat sebuah narasi yang memiliki pola linier ditampilkan sutradara

pada durasi-durasi pertengahan ini.

3. Adegan Pengepungan kedua dan Serangan Besar-besaran

Adegan Pengepungan dan Peperangan Besar memiliki durasi yang

cukup panjang, karena ada beberapa adegan yang berhubungan dengan sejarah

tentang pembuatan sebuah Meriam yang ukuranya tidak dapat diperkirakan

pasukan musuh, Sultan memerintahkan seorang ahli persenjataan untuk

membuat meriam terbesar yang tak pernah ada di zaman itu. Adegan dimulai

dari durasi 02:05:07 hingga 02:14:01 Hal ini dikarenakan persiapan

Page 97: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

87

pengepungan. Namun pada penelitian kali ini, peneliti akan mencoba

meringkas dan menarasikan poin-poin penting mengenai pengepungan yang

dilakukan Sultan. Adegan ini dimulai pada saat Sultan mengusulkan Strategi

perang yang tidak terduga oleh pasukan Konstantinopel, Sultan

memerintahkan Laksamana dan pasukan-pasukan lautnya untuk menyeret

kapal-kapal yang tidak bisa memasuki teluk Golden Horn melalui jalan darat,

Adegan ini memperlihatkan kengerian di mata pasukan Konstantinopel dan

rakyatnya, terlihat pasukan dari Sultan Mehmed sedang menyeret kapal-kapal

besar yang dimilikinya menyebrangi jalur daratan, seolah-olah mereka sedang

berlayar menuju kedalam Teluk Golden Horn yang ketika berada dilautan di

jaga oleh rantai raksasa sehinga kapal sultan tidak dapat memasuki Teluk.

Setelah pada adegan ini, narasi beralih kepada adegan ketika Sultan

berkhutbah Adegan ini, sutradara memperlihatkan Sultan dengan atribut yang

menyertainya. Di atas bukit pada malam hari, diperlihatkan Sultan bersma

dengan Gurunya dan para Wazirnya. Dalam adegan ini sultan berkata bahwa

kemenangan hanya akan diraih dengan keyakinan iman, kemudian dalam

kondisi yang sangat bersemangat Sultan mengingatkan agar pasukanya

mengingat Bisyarah Rasulullah tentang pembebasan tanah Konstantinopel

yang hanya akan diraih oleh Sebaik-baiknya pemimpin dan sebaik-baiknya

pasukan. Maka dalam pandangan islam tentang seorang Sultan/Pemimpin

yaitu merupakan perwakilan Tuhan di muka bumi maka ketika Sultan

berkhutbah dan menyeru para pasukannya seraya menyebut asma Allah,

pasukanya memiliki keyakinan dalam perjuangan atas pembuktian dari

Bisyarah Rasulullah yang dirindukan umat Muslim saat itu.

Page 98: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

88

Setelah shot berkhutbah pada pasukan selesai, kemudian shot

berpindah dengan editing cut to kepada wajah Sultan dengan tipe shot medium

Close Up yang berfungsi untuk melihatkan objek secara dekat dan

memperjelas karakter dari objek yang diambil. Dalam adegan tersebut,

diperlihatkan pula Sultan mengenakan baju jirah perang yang tebal untuk

melindungi tubuhnya dari serangan lawan, karena pada saat itu telah terjadi

peperangan sebelumnya. Dan pelindung kepala cirri khas ke-Timuran yang

dikenakan Sultan Mehmed II, kemudian terlihat sultan mengepalkan tangan

kanan berusaha menyemangati para pasukan yang sedang berdiri dihadapanya

dengan menyebut asma Allah, kemudian ia acungkan pedang sebagai simbol

perlawan terhadap kedzoliman. Setelah adegan di atas, kemudian sutradara

melakukan perpindahan tempat dengan melakukan Cut Editing pada gambar

mengunakan teknik kamera Medium Long Shoot. Terlihat sultan sedang

melaksanakan kewajiban salat, seting tempat pada saat itu terlihat cuaca di

sore hari yang menandakan akan tenggelamnya matahari, terlihat Sultan

sedang mengimami pasukanya sebelum memulai serangan besar-besaran.

Barulah kemudian adegan berpindah setting kamera dengan

menggunakan teknik kamera Long Shoot di sebuah lapangan yang memiliki

latar belakang peralatan perang dan benteng-benteng buatan untuk mencapai

ketingian benteng yang akan ditembusnya. Pada adegan ini pemain jumlahnya

cukup banyak yang coba memberikan gambaran bahwasanya saat itu

meggambarkan Bisyarah Rasullulah tentang sebaik-baiknya pemimpin dan

pasukan. diceritakan sultan melakukan pemilihan khusus pada pasukan yang

akan berangkat bersamanya untuk melakukan pengepungan Konstantinopel.

Page 99: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

89

Selain mahir dalam peperangan sultan memilih pasukan yang taat beribadah

kepada Allah dan menjalankan sunah Rasulullah. Diperlihatkan pula pada saat

itu cuaca sore hari yang ditandai dengan langit-langit gelap dan meguning

tanda akan tengelamnya matahari. Dalam adegan tersebut, tampak Sultan dan

pasukanya sedang melaksanakan solat Maghrib.

Adegan serangan besar-besaran dimulai saat pemimpin regu dari

pasukan pengali terowongan yang dapat menembus jalur bawah tanah menuju

benteng Konstantinopel melakukan bom bunuh diri untuk memastikan bahwa

pekerjaanya itu tidak ada kesalahan lagi sperti sebelumnya yang pernah

dilakukan ketika puluhan anak buahnya terkurung di dalam lorong karena

strateginya diketahui pasukan Konstantinopel dan menjadi korban, dalam

adegan ini dapat di intrpretasikan tentang pemimpin regu yang rela berkorban

demi anak buahnya sehingga tidak terlalu banyak jumlah korban yang jatuh

kemudian dengan berjihad di jalan Allah ketua regu ini meledakan dirinya

didalam lorong yang tepat pada Benteng pertahanan kota, sutradara membuat

adegan ini begitu singkat, tetapi dengan maksud dan tujuan yang jelas

mengapa ia melakukan adegan bom bunuh diri di saat akan memulai

penyerangan besar. Kemudian shoot berpindah dengan editing Cut to pada

layar terlihat benteng yang dihancurkan akibat aksi bom yang diledakan oleh

regu penggali terowongan. Adegan ini divisualisasikan dengan beberapa tenik

Editing saat benteng hancur dengan efek Editing yang seolah terlihat nyata

Kemudian pada adegan selanjutnya dengan wajah penuh keyakinan

penyerangan besar-besaran dimulai ketika sultan mehmed melihat sebagian

benteng yang kokoh itu hancur karena bom yang disebabkan regu pengali

Page 100: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

90

terowongan, kemudian sultan memerintahkan meriam raksasa untuk segera di

tembakan kearah yang sama, dan membuat benteng Kota konstantinopel

hancur. Adegan tercermin dalam fiman Allah SWT dalam Surat Al-Hasyr

(59):2

(#þθ‘Ζsß uρ Οßγ ¯Ρr& óΟßγ çGyèÏΡ$Β ΝåκçΞθÝÁ ãm zÏiΒ «!$# ãΝßγ9s?r'sù ª!$# ôÏΒ ß]ø‹ym óΟs9 (#θç7Å¡tGøts† ( t∃x‹s%uρ ’Îû ãΝÍκÍ5θè=è% |= ôã”�9 $# 4 tβθ ç/Ì�øƒä† ΝåκsEθã‹ç/ öΝ Íκ‰Ï‰÷ƒr'Î/ “ω÷ƒr& uρ tÏΖ ÏΒ÷σßϑø9$# (#ρç� É9tF ôã$$sù

’Í< 'ρé'¯≈tƒ Ì�≈|Á ö/F{$# ∩⊄∪

Artinya: dan merekapun yakin, bahwa benteng-benteng mereka dapat mempertahankan mereka dari (siksa) Allah; Maka Allah mendatangkan kepada mereka (hukuman) dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. dan Allah melemparkan ketakutan dalam hati mereka; mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang mukmin. Maka ambillah (Kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, Hai orang-orang yang mempunyai wawasan.

Terlihat sultan yang menunggangi kuda dan beberapa atribut perang

seperti panji-panji di sekelilingnya mengantarkan sultan untuk segera

menyerang benteng yang telah hancur lebur. Dalam penyerangan ini, sutradara

memunculkan setidaknya tiga pemain di dalam farme, yaitu Sultan, pengawal,

dan satu lagi pemain yang tampak pasif.

Page 101: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

91

Tabel 5.4.

Ikon,Indeks dan Simbol

Dalam Adegan Pengepungan Kedua dan Serangan Besar

Ikon Ikon dalam adegan ini adalah kehancurn tembok yang digambarkan dan sultan menjadi ikon atas keyakinannya menbobol Benteng Pertahanan Kota dan Panji-panji dengan tulisan dua kalimat syahadat. Selain itu, kondisi alam yang dialami Sultan, memiliki kesamaan dengan cerita asli.

Indeks Indeks dalam adegan ini antara lain, kata-kata Sultan pada saat berkhutbah yang diucapkan dengan nada tinggi sebagai bentuk penyemangat. Perintah Sultan untuk mengarahkan pasukannya harus memiliki keyakinan iman yang mengisyaratkan Sultan dan pasukanya adalah sebaik-baiknya pasukan dan sebik-baiknya pemimpin yang dikatakan Rasullulah SAW.

Simbol Melaksanakan Salat sebelum berperang sebagai simbol keimanan dan penyerangan besar-besaran akan dilakukan. Kapal kapal Yang diangkut melalu jalan darat pada tabel… menyimbolkan kegigihan pasukan.

Tabel 6.4.

Adegan Pengepungan kedua dan Serangan besar-besaran

Adegan Visualisasi Verbal dan Non Verbal Pemain Interpretasi Simbolik

1

Pasukan

Sultan

Mehmed

Semangat prajurit untuk

merebut kemenangan

sehingga melakukan hal yang

tiidak pernah dilakukan

pasukan manapun pada saat

itu.

Page 102: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

92

2 Pasukan

Sultan

Mehmed

Kapal yang melintasi lembah

menjadikan strategi perang

Sultan Mehmed II yang tidak

dapat diperkirakan oleh

pasukan konstantinopel.

3

Pasukan

Muslim

Otoman

Banyaknya jumlah pasukan

muslim dalam pegepungan

Konstantinopel

4

Sultan

Mehmed,

Halil

Pasha,

dan

Syaikh

samsudin

Memiliki keyakinan penuh

pada pasukan yang telah

disiapkan atas kota yang telah

dijanjikan

Page 103: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

93

5

Sultan

Mehmed

dan Para

Wazir

Simbol dari Keyakinan atas

kemenangan kaum Muslim

tidak lain ditentukan pada

kualitas ibadah mereka.

6

Sultan

Mehmed,

Wazir

dan

Pasukan

Perilaku yang dapat

mendekatkan diri kepada

Allah SWT yang memegang

kunci kemenangan

7

Wazir

dan

Pasukan

Akan memulai serangan

besar-besaran dan berjihad di

jalan Allah setelah

menggugurkan kewajiban

sebagai seorang Muslim yang

ta’at.

Page 104: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

94

8 Pasukan

pengali

lorong

Berjihad di jalan Allah

pasukan penggali tanah ini

melakukan bom bunuh diri

agar memastikan pekerjaanya

tidak di gagalkan pasukan

Konstantiopel.

9

visual

benteng

Tanda dari kehancuran kota

Konstantiopel yang memiliki

iman pada tembok kotanya.

10

Sultan

dan

pasukan

Perintah Sultan atau

Pemimpin dalam Islam

merupakan cerminan dari

perintah Allah Swt. Dalam

adegan ini sultan

memerintahkan penyerangan

besar-besaran untuk

menghancurkan benteng

Konstantiopel.

Page 105: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

95

C. Narasi Adegan yang Diteliti

Selanjutnya akan peneliti sajikan Sebelum menganalisis secara detail

bagaimana narasi dalam adegan khusus, yang akan memaparkan komponen-

komponen naratif yang dapat dijadikan acuan dalam memahami adegan

khusus berdasarkan unsur naratif film.

1. Tokoh

Tokoh pada adegan ini terdiri dari tokoh utama dan tokoh

pembantu. Tokoh utama pada adegan ini adalah Sultan Mehmed II. Sultan

divisualisasikan sebagai seorang tokoh protagonis yang memiliki sifat

heroik, pantang menyerah, tegas dan penyayang. Dalam adegan ini, dirinya

divisualisasikan sebagai sosok yang pantang menyerah, berdedikasi tinggi,

dan berwibawa. Meskipun kondisi Kesultanan berada di dalam konflik

Internal, kemudian dirinya tak henti-hentinya memikirkan pembebasan

Kota Konstantinopel dan tak henti-hentinya memberikan contoh sikap dan

wejangan kepada pasukannya untuk tetap bertahan memperjuangkan

Bisyarah Rasulullah SAW, walau dalam kondisi apapun. Adapun tokoh

antagonis, yaitu Constantine XI. Constantine divisualisasikan sebagai

pemicu konflik. Ketika Sultan diancam akan digulingkan dari kekuasaanya

atas kerajaaan Turki Utsmani (Ottoman) Selain itu, Constantine

memerintahkan Sultan untuk membayar upeti dua kali lipat dari tahun

sebelumnya tanpa alasan yang jelas. Didalam suratnya tersebut terkesan

kekaisaran Byzantium Konstantinopel memaksa untuk menaikan pajak

tanpa penjelasan.

Page 106: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

96

2. Masalah dan Konflik

Masalah yang muncul pada adegan Kepemimpinan antara lain ketika

Mayoritas masyarakat Konstantinopel ketakutan dan tidak menerima

kepemimpinan sultan sebelum seultan menjaelaskan kepada mereka apa arti

dari pengepungan yang dilakukannya. Konflik yang muncul pada adegan di

Hagia Sophia hanya ada satu, yaitu konflik batin Sultan Saat Dirinya merasa

tidak diterima Masyarakat Konstantinopel sehingga Sultan memberikan

sebuah pernyataan dan berjanji kepada seluruh masyarakat Konstantinopel.

3. Lokasi

Lokasi utama yang digunakan dalam adegan ini adalah Sebuah Gereja

Hagia Sophia. Yang saat ini menjadi mesjid termegah di dataran kesultanan

Turki Utsmani. sebagai setting utama divisualisasikan dengan cukup baik

dengan properti dan setting latar yang memadai yang cukup menghadirkan

sebuah realisme ketika Hagia Sophia. Dan pintu gerbang kota Konstantinopel

yang di visualisasikan dengan teknik editing pada gambar kota, namun cukup

baik dan akan terlihat nyata pada gambar, karena pencahayaan gambar sangant

tepat.

4. Waktu

Penggunaan waktu dalam adegan ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

Siang, di mana segala aktifitas harian dan konflik dimunculkan dalam waktu

ini. Tinjauan lain adalah dapat kita lihat pada musim panas. Ketika di Gereja,

setting divisualisasikan cerah karena sinar matahari menyinari bagian dari

bangunan yang tembus kedalam ruangan, sehingga sultan menggunakan

pakaian yang tebal untuk melindungi kulitnya dari terik matahari ketika itu.

Page 107: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

97

Gaya Kepemimpinan Sultan di adegan utama pada film ini, memiliki

durasi kurang lebih 3 menit, yakni pada durasi 02:26:41 hingga 02:29:30

dengan 2 setting yang berbeda, yaitu di gerbang kota Konstantinopel dan di

Gereja Hagia Sophia. Setting awal yang muncul adalah di Gerbang Kota

Konstantinopel. Pada gerbang divisualisasikan seorang Sultan dan pasukanya

berjalan menuju kota konstantinopel. Dalam film ini, tidak di jelaskan nama

gerbang yang di lewati oleh Sultan, tetapi visualisasi film sesuai dengan

sejarah yang diceritakan.

Dari sinilah kemudian sultan melihat mayat kaisar Constantine dan

Paglima perang yang bernama Notras beserta jajaranya yang terlihat berlutut

dihadapan sultan, kemudian sultan menyuruhnya berdiri dan berkata “Maka

makamkanlah kaisarmu sesuai dengan kepercayaanmu”, Setelah itu Sultan

Mehmed II ditemani Syeikh Samsuddin, dan para wazirnya memasuki

Gerbang kota Konstantinopel dengan kibaran Ak Sancak (bendera putih yang

bertuliskan dua kalimat syahadat) dan bendera merah,hijau khas Kekalifahan

Turki Utsmani yang bertuliskan syahadat dengan bulan sabitnya, lalu setelah ia

melihat kota Konstantinopel, terlihat mimik wajahnya mengucapkan syukur

karena kekagumanya atas keindahan kota Konstantinopel yang berhasil

ditaklukanya.

Setelah peristiwa tersebut, adegan berpindah ke setting gereja, di mana

sultan sengaja tidak membawa masuk pasukan untuk memasuki kedalamnya.

Tampak suatu kondisi yang memperlihatkan kekhawatiran dalam adegan ini.

Penduduk Konstantinopel khawatir dan mereka merasa sangat ketakutan

ketika melihat Sultan Mehmehd II divisualisasikan seorang ibu yang

Page 108: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

98

menggendong seorang balita yang sedang menangis saat sultan hendak

melewati pintu gereja yang terlihat besar dan megah, sultan kemudian

berusaha mendekati kerumunan tersebut dan menenangkan penduduk yang

ketakutan dengan mengatakan, “Jangan takut mulai saat ini hidup kalian, harta

kalian, adalah bagian dari kami juga, dan kalian bebas hidup sesuai dengan

keyakinan kalian” kemudian terlihat wajah pendeta dan penduduk yang

tadinya tertunduk ketakutan berubah dengan senyuman dan kebahagiaan

karena sebelumnya mayoritas Penduduk adalah pemeluk Agama Kristen

Ortodoks, yang dengan paksa oleh kaisar Constantine agar mereka mau berdoa

bersama menurut ajaran Kristen Katolik Roma, karena paus akan membantu

Konstantinopel dengan syarat mereka mau berdoa bersama dan menerima

otoritas Kristen Katolik pada pemerintahan Konstantinopel kemudian pasukan

Salib akan diperbantukan pada perang tersebut. Saat mendengar penyataan

Seorang Sultan yang dikira akan memerangi agama mereka, senyuman di

wajah para penduduk seakan menerima ortoritas sultan sebagai pemegang

tangkub pemerintahan Konstantinopel, divisualisasikan seorang balita yang

tadinya menagis kemudian di peluk sultan dan kemudian anak itu mencium

mencium pipi Sultan Mehmed II.

Pada sekuen akhir tersebut, Sultan divisualisasikan sangat memiliki

otoritas dalam menentukan keputusan. Pada bagian akhir film terdapat sebuah

visualisasi menarik, yaitu saat kamera bergerak ke atas bangunan dan

memperlihatkan matahari yang bersinar berwarna keemasan setelah seorang

anak dari penduduk Konstantinopel memeluk dam mencium pipi Sultan

Dari paparan narasi di atas, dapat peneliti kaji bahwasanya mitos yang

ingin dibangun di dalam narasi tersebut adalah melalui tokoh Sultan sendiri,

Page 109: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

99

dengan setting atau latar di mana adegan diambil, melalui kata-kata yang

digunakan di dalam dialog dan monolog yang dilakukan para pemain. Adapun

penjelasan mitos secara lebih detail dapat dilihat pada tabel konvensi dan tabel

denotasi dan konotasi.

D. Semiotik Kepemimpinan Dalam Adegan Utama

1. Fokus Permasalahan Tanda-Tanda dan Kode

Setiap adegan memiliki tanda- tanda dan kode dalam adegan dapat

kita lihat dari segala sesuatu yang menonjol yang ditampilkan dan secara

alami memiliki makna tertentu. Tetapi tanda-tanda yang memiliki makna

atau ide-ide tertentu, jelas merupakan hasil representasi dari setiap peneliti

yang membutuhkan pengetahuan seputar konvensi yang berlaku dalam

sebuah wilayah tertentu.

Pada penelitian kali ini, peneliti mencoba mencari unsur Tanda dan

kode pada adegan kepemimpinan pada Sekuen adegan utama dengan

mengklasifikasikan tanda-tanda yang memiliki makna lain atau yang

disebut sebagai konotasi. Pemilihan denotasi dan konotasi dapat melalui

beberapa objek yang dapat dirasakan maupun di dengar. Adapun denotasi

dan konotasi adegan utama pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 110: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

100

a. Denotasi dan Konotasi Pada Fokus Permasalahan Tanda dan Kode

Tabel 7.4.

Analisis Tanda Denotasi, Konotasi dan Mitos Dalam Skenario

Tanda Denotasi Tanda Konotasi dan Mitos Sultan Status kehormatan yang mengisyaratkan sebuah

kepemimpinan dan kealiman. Pemimpin dalam islam Pria Kegagahan dan keberanian dalam mengayomi kaum

lemah, anak-anak dan wanita. Sorban Kesalehan yang disertai intensitas ibadah yang tinggi

serta keistimewaan dalam pribadi. Jubah / gamis Tanda kebesaran dan teladan kaum agamis. Pendeta Penterjemah setiap tanda dan simbol agama melalui

kacamata kesucian. Pedang Media untuk melambangkan kekuatan dalam

memerintah dan menjadi pelindung bagi masyarakat. Sumber kekuatan yang tidak dapat bersuara.

Pintu gerbang Masa depan dan peradaban dalam sebuah kerajaan, jalan utama dan mejadi penghormatan bagi yang berjalan diatasnya sebagai bentuk penerimaan di mata sosial

Bendera Identitas, melambangkan sebuah kehormatan dan nilai-nilai ideologi

Kumis Kenyamanan secara fisik bagi kaum pria. Penjagaan terhadap nilai-nilai suatu ajaran dan budaya.

Kuda perang Perangkat perang yang menjadi simbol kecepatan, berwibawa dan perkasa

Wanita Lemah lembut, penyayang, menjadi pengabdi yang taat. Gereja Perangkat keagamaan dan Tempat peribadatan umat

Kristen Ketakutan Tidak percaya yang meghasilkan bentuk

ketidaknyamanan Sederhana Nilai dari sebuah ajaran yang mengedepankan

kepentingan akhirat daripada dunia. Anak kecil Polos, simbol Kasih sayang, kelemahan bagi setiap

orang tua. Wazir Aparatur Negara dalam bidang tertentu dan Struktur

dalam kepemimpinan Turki Utsmani Prajurit Perangkat pemerintahan dan menjadi simbol kekuatan

dalam peperangan. Pelukan Memberikan keghangatan dan ekspresi penerimaan

dalam kondisi tertentu. Guru Pahlawan yang ikhlas mentrasnformasikan ilmu yang

dimilikinya. Ustadz Status yang menandakan bahwa seseorang telah

mencapai derajat dan tingkat tertentu.

Page 111: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

101

b. Ikon, Indeks dan Simbol dalam Adegan “Kepemimpinan Sultan

Muhammad Al-fatih dalam Film Fetih”.

Tabel 8.4.

Ikon Gereja dengan pendetanya menjadi ikon keagamaan yang sudah memiliki indentitas. Surban yang dikenakan Sultan Mehmed yang mirip dengan surban yang dipakai bangsawan-bangsawan ketimuran. Gamis atau jubahnya yang panjang juga memiliki persamaan dengan budaya negara lain. Pedang, kuda perang, pintu gerbang, dan bendera yang mewakili ideologi sebagai identitas diri. Pada dasarnya ikon identik dengan gambar atau benda lain yang memiliki kemiripan terhadap suatu objek. Namun, pada bagian ini peneliti ingin mencoba mengeksplorasi bentuk lain dari ikon sebagai term yang menyatakan sebagai kemiripan.

Indeks Perkataan, yang memiliki unsur pengaruh terhadap sebuah peristiwa. Di dalam adegan ini, khususnya telah terangkum dalam sebuah teks besar dalam percakapan maupun narasi. Terdapat beberapa indeks yang muncul dan cukup dominan pada adegan tersebut. Yang pertama terletak pada ketakutan penduduk Konstantinopel saat kedatangan sultan ke gereja. Mengahruskan sultan memberikan pernyataan dalam k Kata-kata Sultan yang sudah terangkum terhadap parapenduduk Konstantinopel dengan toleransi dan memberikan kebebasan memeluk agama. Berikut kata-kata tersebut: ”Jangan takut. Mulai saat ini, hidup kalian harta kalian adalah bagian dari kami juga. Dan kalian bebas hidup sesuai dengan keyakinan kalian. Setelah percakapan ini, penduduk pun menerima otoritas Sultan sebagai pemegang kekuasaan atas Konstantinopel.

Simbol Tutur kata yang sopan dan santun dari Sultan sebagai simbol keagungan dari sebuah pemimpin yang memiliki keilmuan dan intelektualitas. Pakaian dan atribut lain sebagai simbol agama dan kekuasaan. Mencintai sesama dan anak-anak sebagai simbol cinta kasih terhadap yang lemah. Sikap tenang dan tidak terburu-buru sebagai simbol kesabaran dan keteguhan.

2. Tabulasi Analisis Elemen Adegan

Sebelum masuk pada penelitian elemen film, peneliti mencoba

memunculkan beberapa potongan shot yang berhubungan langsung dengan

pokok permasalahan dalam penelitian ini, berikut visualisasinya:

Page 112: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

102

Tabel 9.4.

Visualisasi shot dari Adegan “Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih”

Adegan Utama Adegan-adegan Pendukung

02:26:44

02:26:47

02:27:04

Page 113: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

103

02:27:51

02:28:17

02:28:04

02:28:22

Page 114: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

104

02:28:25

02:28:50

02:28:53

02:29:13

Page 115: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

105

02:29:25

3. Analisis Narasi dan Simbolik Antara Adegan Utama dan Pendukung

Pada Tabel 9.3.

Pada tabel di atas menunjukkan adegan-adegan dengan narasi yang

berhubungan satu sama lain. Adegan berikut akan peneliti analisis sesuai

dengan kebutuhan analisis film dari Christian Metz. Dalam adegan yang terdiri

dari rangkaian gambar tersebut, Faruk Aksoy sebagai sutradara film ini

mencoba menggambarkan sebuah nilai-nilai penting terkait dengan

kepemimpinan dalam Isalam.

Pada adegan yang pertama di kolom ke 1, menunjukkan simbol

Kepemimpinan dalam islam, simbol terdapat pada iring-iringan sultan saat

masuk gerbang kota Konstantinopel yang membawa panji-panji dengan tulisan

dua kalimat syahadat sekaligus menjadi media dakwah sultan kemanupun ia

melangkah didalam film ini kibaran bendera Ak Sancak selalu hadir dalam

setiap perjalanan Sultan. Penampilan gambar ini diambil dengan teknik

medium close up oleh kamera dari Anggel menarik yang seakan-akan ingin

mengetahui lebih dekat perjalan Sultan menuju Kota Konstantinopel.

Page 116: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

106

Pada scene yang ke 2, dapat kita lihat adegan ketika sultan disambut

oleh pasukanya yang berbaris membentuk dua barisan yang diantara barisan

itu mereka memberikan jalan kepada Sultan diiringi kata yang serentntak dan

terucap dari mulut mereka mengatakan ”Hidup Sultan” berulang-ulang kali

selama sultan melewati barisan tersebut seolah ucapan syukur pasukan karena

memiliki pemimpin dan menjadi pasukan yang terlah diriwatkan untuk

menaklukan benteng Konstantinopel. Adegan ini dapat dilihat pada durasi

menit ke 02:25:50. Adegan ini ditampilkan untuk menyajikan suatu fakta dan

bukti tentang apa yang terjadi Saat itu ketika Sultan hendak memasuki Kota.

Adegan selanjutnya pada scene pendukung yang ke 2, kolom ke 2.

Setelah disambut dengan sangat meriah oleh para pasukanya, Sultan langsung

memperingatkan pasukannya berhenti karena melihat tawanan yang tertangkap

pasukanya, Dalam adegan ini bisa kita lihat Sultan mengankat tanganya agar

situasi menjadi tenang saat ia akan mengatakan kebijakan ketika melihat

mayat kaisar Constantine yang dibawa oleh Notras dan senatornya.

Pada scene pendukung yang ke 3, memperlihatkan tawanan dan mayat

Kaisar Constantine saat sultan memulai katakan kebijakan untuk setiap

tawanan dan mayat Kaisar, Sultan menyuruh mereka untuk berdiri dan

berkatalah sultan kepadanya: “Makamkanlah Kaisarmu sesuai dengan

kepercayaanmu” pada perkataan ini Sultan Mehemed II menjadi contoh yang

baik sekaligus mengambarkan nilai-nilai toleransi yang dimiliki umat Islam

kepada seluruh pasukanya khususnya kepada umat Kristiani yang pada saat itu

telah menjadi tawanan pasukan Sultan. Nilai-nilai tersebut dalam islam

tergambar jelas dalam ayat Al-Quran surat Al-Kafirun – 06:

Page 117: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

107

ö/ ä3s9 ö/ä3ãΨƒÏŠ u’Í< uρ ÈÏŠ ∩∉∪

Yang artinya: “Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."

Adegan pendukung selanjutnya adalah wajah Saikh Samsuddin yang

terlihat sangat bangga memiliki murid seperti Sultan yang memegang teguh

prinsip dan nilai-nilai toleransi antar umat beragama, Saikh Samsuddin

divisualisasikan dengan wajah tersenyum kemudian melanjutkan

perjalanannya mengiringi sultan masuk ke dalam kota konstantinopel. Adegan

ini memperlihatkan bahwasanya senyuman Saikh adalah senyuman seorang

guru yang bangga terhadap muridnya yang mengamalkan nilai-nilai yang telah

ia ajarkan.

Adegan pendukung selanjutnya memperlihatkan Sultan Mehmed II

memasuki pintu gerbang Gereja Haggia Sophia yang dikawal oleh pasukan

Yenisseri yang berada di luar ruangan yang terlihat sedang mengawasi keadaan

di dalam Gereja yang dipenuhi oleh penduduk Konstantiopel. Terlihat dalam

adegan ini Sultan sebagai seorang penakluk memiliki karisma yang kuat

dengan membawa pedangnya yang menambah kewibawaan seperti seorang

kesatria penakluk. Adegan ini mengunakan pencahayaan Back Light karena

degan efek seperti ini sutradara ingin mengambarkan kewibawaan dan Sultan

adalah pembawa pencerahan untuk penduduk Konstantinopel setelah

bentengnya ditaklukan.

Adegan selanjutnya adalah penduduk Konstantinopel yang Nampak

ketekutan saat melihat Sultan masuk kedalam ruangan Gereja. Terlihat sultan

sangat menghormati penduduk Konstantinopel dengan tidak membawa

pasukannya yang telah berlumuran darah karena usai berperang untuk tidak

Page 118: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

108

memasuki tempat peribadatan umat Kristiani. tergambar sultan tidak

menyuruh pengawal dan pasukannya untuk bersama-sama memasuki Gereja.

Dalam adegan sebelumnya sultan telah menyuruh pengawalnya untuk tetap

berada diluar. Dalam adegan ini Sifat pemberani digambarkan oleh sutradara,

tergambar Sultan memasuki ruangan yang penuh sesak oleh penduduk

konstantinopel sendiri tidak ditemani pengawal ataupun pasukanya.

Adegan pendukung selanjutnya adalah ekspresi para penduduk yang

cemas dan terlihat ketakutan, megambarkan suasana dalam kecemasan

penduduk setelah pemerintahan Kaisar Constantine berhasil ditaklukan oleh

Sultan, teknik kamera yang digunakan dalam adegan ini mengunakan teknik

Medium Close-Up, karena Sutradara inin memperlihatkan kesamaan ekspresi

yang dialami para penduduk dalam tempat dan suasana yang sama. Kemudian

dalam adegan pendukung pda tabel ke-8 dengan mengunakan tehnik Camera

Tracking dari adegan sebelumnya diperlihatkan seorang balita yag sedang

menangis di pangkuan ibunya yang membuat kondisi memperihatinkan

penduduk Konstantinopel terlihat dalam adegan ini sehingga pemaknaan yang

disampaikan terlihat lebih nyata.

Adegan selanjutnya ketika Sutan hendak meneneangkan selruh

penduduk Konstantiopel yang berada di dalam Gereja. Terlihat ekspersi sultan

yang penuh keprihatinan melihat kondisi dan keadaan yang di alami penduduk

Konstantinopel setelah ditaklukan. Kemudian sultan berusaha menenagkan

para penduduk dengan sebuah jaminan darinya kepada seluruh penduduk

Konstantinopel yang ada di dalam ruangan, sultan memberikan jaminan

kepada mereka tentang harta yang mereka miliki tidak akan dirampas dan

Page 119: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

109

mereka bebas memeluk Agama yang mereka yakini. Sang Narator membuat

narasi dari monolog yang diucapkan Sultan Mehmed II sebagai berikut:

“Jangan takut. Mulai saat ini hidup kalian, harta kalian, adalah bagian dari kami juga. Dan kalian bebas hidup sesuai dengan keyakinan kalian”

Pesan yang di sampaikan di atas adalah pesan untuk Selrurh Penduduk

yang ada di Konstantinopel, melalui pesan ini narator ingin menyampaikan

gaya kepemimpinan Sultan Mehmed yang menjadikan nilai-nilai kemanusiaan

dan kebebasan hak asasi manusia yang menjadi pondasi awal pembangunan

kota Konstantinopel, yang pada saat ini pahan tersebut dikenal dengan paham

Sekulerisme.

Adegan pada durasi 02:28:50 didalam kolom ke-9 memperlihatkan

sebuah wajah yang teramat bahagia, yang tidak bisa mengerti lagi kenapa

sultan memberikan hadiah seperti ini atas penaklukan Kota. Raut wajah dari

penduduk dan seorang Pendeta terlihat sangat bahagia ketika Sultan

mengatakan janjinya, karena pada pemerintahan Kaisar Constantine XI malah

justru berbalik dengan keinginan mereka untuk memeluk Agama Kristen

Ortodoks tanpa intervensi dari Agama Kristen Katolik.

Adegan pendukung selanjutnya memperlihatkan wajah seorang balita

dan seorang ibu yang kemudian tersenyum atas kegembiraanya mendengar

perkataan Sultan, Divisualisasikan dari yang semula mereka tertunduk dalam

keadaan ketakutan hingga mereka tersenyum setelah sultan berjanji kepeda

mereka. Adegan ini memperlihatkan suatau penerimaan dari penduduk

konstantinopel atas pergantian tongak kepemimpinan.

Page 120: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

110

Kemudian pada adegan tambahan selanjutnya digambarkan sultan

megendong seorang balita dan balita itu mencium pipi sultan. Sutradara ingin

memperlihatkan sisi sultan yang memiliki sifat kelembutan dan menyayangi

setiap orang yang lemah. Pada adegan ini Back Sound yang dipadukan dengan

gambar membuat adegan berkesan dengan akhir yang bahagia bagi penduduk

Konstantinopel. Kemudian pada adegan pendukung selanjutnya dengan teknik

kamera moving up diperlihatkan sebagian bentuk pada bagian atap bangunan

Gereja Haggia Sophia yang menjadi cirri khas bangunan bergaya eropa yang

menjadi saksi sejarah peradaban islam pada masa itu.

4. Fokus Permasalahan Elemen Kepemimpinan Dalam Film

Tabel 10.4

Analisis Adegan Utama Melalui Tabulasi Analisis Film Steve Campsal

No Elemen Temuan Analisis

1. Mise En Scene What : Dapat diperhatikan pada simbol kostum. Sultan Mehemed II

merupakan salah satu tokoh yang berasal dari kerajaan Turki Utsmani dari Timur. Beliau merupakan representasi di mana kekhalifahan Utsmani menjunjung tinggi simbol-simbol agama Islam.

Dikatakan bahwa Jubah dan mahkota yang dikenakan Sultan Mehmed II ketika itu merupakan simbol keagungan dan kecerdasan secara intelektual.

Kibaran bendera/ panji-panji pepernagan Ak Sancak yang bertuliskan dua kalimat sahadat adalah representasi dari perjuangan dakwah islam yang selelu menemani sultan kemanapun beliau berjalan. Dengan pedang turun temurun dari kekalifahan Utsmani yang dicertitakan sebagai pedang sang penakluk dan termasuk 10 pedang paling bersejarah didunia setelah pedang Zulfikar. Kuda perang yang di hiasi lempengan besi, pasukan yang berbaris. Pintu gerbang yang tinggi dan sepatu yang dikenakan sultan serta Gestur pada sultan yang tenang dan berjalan tegap. Penduduk yang ketakutan dan pasukan sultan, seorang pendeta dan anak kecil dengan latar ruangan gereja Hagia Sophia pada siang hari.

What effect :

Efek yang muncul dari serangkaian perpaduan mise en scene adalah perwujudan setting shot on location yang luas merepresentasikan kondisi Gereja Haggia Sophia yang cukup luas dan muat untuk sebagian

Page 121: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

111

penduduk. Penunjuk status sosial Seorang Sultan, penunjuk ruang dan waktu peristiwa. Pencahayaan yang maksimal, pembangunan karakter kebijakan dan ketegasan yang memadai, serta pemeran yang yang mampu membangun sebuah narasi berdasarkan kisah yang realistis.

What Meaning :

Sistem makna yang ditampilkan adalah melalui pendekatan denotasi konotasi. Dalam adegan denotasi yang muncul adalah mahkota, jubah, panji-panji/bendera, kuda perang, pedang, sepatu, gestur, pintu gebang,gereja, pendeta, seorang anak kecil. Adapun penjelasan makna denotasi dan konotasi pada adegan sudah dipaparkan di atas. How :

Pembangunan mise en scene biasanya dilakukan dengan teknik yang relative sesuai keadaan. Pada adegan ini, tampaknya sutradara memfokuskan pada dua aspek yaitu setting dan pemain. Setting yang kuat di gerbang dan gereja merupakan sebuah konstruksi mise en scene yang difokuskan. Pemilihannya pun tidak sembarangan, ini bertujuan agar mood yang dibangun dapat dirasakan oleh penonton. Begitupun pada pemilihan pemeran utama. Pemeran dalam adegan ini sudah mengalami seleksi atau dilakukan Casting sehingga telah teruji kemampuanya. Sehinnga karakter yang melekat pada pemain sangat baik dan sesuai dengan karakter yang yang ada pada narasi.

Purpose :

Dengan melihat adegan di atas, tampaknya tujuan dari sutradara adalah untuk memvisualisasikan Sultan Mehmed II dengan berbagai atributnya, mood yang mengkhawatirkan pada penduduk telah membangun karakter Sultan yang sangat penting untuk merepresentasikan sejarah secara utuh.

2. Editing Pada adegan ini, unsur editing lebih didominasi bentuk cut, di mana perpindahan dari shot satu ke shot dua terjadi secara langsung tanpa jeda efek editing lainnya. Pada bagian Monolog Sultan di dalam Gereja, terdapat sebuah shot pendek yang membuat tempo aksi yang disajikan terkesan sebentar. Sedangkan efek Green Screen yang mendominasi editing dalam adegan ini, membuat adegan menjadi lebih berisi dan memiliki latar yang bagus.

Penggunaan editing jump cut juga tampak sering digunakan pada adegan ini. Hal ini ingin menunjukkan bahwa serangkaian peristiwa memperlihatkan posisi yang berbeda-beda yang terjadi pada objek.

3. Shot Types Terdapat beberapa tipe shot dalam adegan ini. Pertama, medium long shot. Medium long shot digunakan ketika pasukan Turki Utsmani berbaris dan menyambut Sultan di depan gerbang benteng Konstantinopel. Kedua adalah Medium shot yang menampilkan mayat dari Kaisar Constsntine XI dengan Notras dan jajaranya sedang membungkung dihadapan sultan. kemudian, tipe shot ini juga digunakan ketika Sultan sedang memasuki gerbang Hagia Sophia..

Page 122: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

112

Ketiga adalah medium close up yang digunakan ketika shot Sultan sedang menunggangi kuda dan ketika penduduk yang berada di gereja ketekutan bersama seorang pendeta. Kemudian Close Up digunakan untukSultan pada saat mengendong seoarng anak balita. Pembangunan karakter yang cukup signifikan ini, memunculkan sebuah mood yang membawa penonton juga merasakan apa yang sedang Sultan Mehmed II rasakan dengan mimik, tatapan matanya, serta senyuman yang terlihat dari bibirnya.

Adapun pada potongan adegan, tipe shot yang digunakan adalah Long Shot, di mana objek diperlihatkan seluruh bagian tubuhnya, selain itu untuk memperlihatkan semua objek yang berada di tempat Sultan Mehmed Memasuki gerbag Gereja Hagia Sophia.

4. Camera Angle Sudut kamera. Tipe sudut. Tipe sudut kamera yang tampak pada adegan ini adalah tipe high angle, di mana objek diperlihatkan tampak lebih kecil daripada setting. Hal ini memunculkan kesan bahwa seseorang tersebut sedang terintimidasi, kecil, bahkan lemah Anggle ini tedapat ketika Sultan melihat mayat kaisar Constantine dari atas kuda5. Kemiringan Dalam adegan ini, teknik kemiringan kamera tidak digunakan. Hal ini bisa menimbulkan makna bahwa narasi dan kisah dalam adegan ini masih stabil. Ketinggian Dalam adegan ini, ketinggian kamera tidak digunakan oleh sutradara. Objek dan kamera masih sejajar.

5. Camera Movement

Pergerakan kamera dalam adegan ini di dominasi oleh teknik tilt up yang digunakan untuk memperlihatkan objek yang lebih tinggi dari objek utama terutama pada saat adegan sultan memasuki gerbang kota dan tilt Down digunakan pada saat memasuki Pintu gereja Hgia Sophia yang begitu megah. Kemudian Tilt Up digunakan untuk Bumper Out pada akhir adegan yang memperlihatkan bagian atap bangunan Gereja.

6. Lighting Kualitas cahaya pada adegan ini megunakan pencahayaan yang dikenal dengan sebutan soft light atau denga kata lain cahaya membuat objek tampak lebih tipis. Hal ini menjadi tanda bahwa sutradara ingin menampakkan sepenuhnya objek yang ada di gereja dengan menghilangkan bayangan objek. Arah pencahayaan pada adegan ini adalah back lighting, di mana sutradara mencoba memperlihatkan objek yang misterius. sehingga objek tampak kurang jelas dari arah depan. Dalam adegan ini objek Sultan dan seluruh properti yang ada di dalamnya memiliki bayangan, sehingga objek Sultan dan komponen lain tampak kurang jelas. Kemudian saat percakapan barulah sutradara mengunakan arah pencahayaan frontal lighting yang bermkasud memperlihatkan dengan

5 Adegan dapat dilihat pada durasi 02:26:47

Page 123: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

113

jelas seluruh kopmponen yang ada di dalamnya dan menghapus seluruh bayangan yang ada pada objek. Sumber cahaya pada adegan ini menggunakan key light. Di mana sumber cahaya utama dan paling kuat menghasilkan cahaya. Adapun cahaya utama pada adegan ini adalah sinar matahari yang muncul dari atap bangunan yang keluar dari lunag lunang atap gereja.

7. Dieges and Sound

Suara yang digunakan di dalam adegan ini adalah tipe suara yang dieges sound. Tipe ini memberi pemahaman bahwa sumber suara adalah dari objeknya langsung. Namun, di sisi lain ada suara non dieges sound yang terdengar sangat pelan, yaitu suara musik yang mengilustrasikan suatu kondisi kekhawatiran atau offscreen sound.

8. Visual Effect / SFX

Ada beberapa bagian visual efek di dalam film ini. hal ini menandakan bahwa film ini merupakan jenis film yang yang diintervensi unsur teknologi komputer.

9. Narrative secara singkat, narasi yang dibangun dalam film ini merupakan jenis narasi dengan pola linier. Walaupun pada sebagian adegan sebelumnya narasi ada narasi Flash Bck dalam film ini

10. Genre Genre film ini adalah Epic Movie, di mana sutradara ingin memvisualisasikan mengenai perjalanan seorang tokoh-tokoh tertentu yang sudah melakukan sebuah peristiwa besar atau sudah cukup dikenal oleh masyarakat banyak.

11. Iconoghraphy Ikonografi merupakan sebuah sistem yang mendukung genre. Ikonografi dalam film ini adalah Gereja Hagia Sophia, panji-panji perang, kuda perang, Benteng kota, jubah dan mahkota Sultan mendukung narasi sebagai tokoh Sultan dan gesture yang penuh pengambaran Sultan pada saat itu.

12. The Star System

Pemilihan bintang film dalam film ini persiapannya dengan cara melakukan audisi. Faruk Aksoy sebagai sutradara terjun langsung untuk melakuakan audisi yang dilaksanakan untuk mendapatkan orang yang cocok berperan sebagai Sultan Mehemed II.

Selain peran manusia, sutradara juga menghadirkan peranan penting dalam peperangan sejarah yaitu kuda-kuda perang pada adegan film.

13. Realism Bangunan realitas dalam adegan ini cukup mendukung aspek realism. Hal ini dapat kita lihat dari beberapa shot yang seolah-olah membuatnya benar-benar terjadi. Aspek realism biasanya dipelajari dari sistem budaya masyarakat, aspek-aspek demografis dan kisah-kisah penting yang berhubungan dengan film, sehingga penonton juga dapat merasakan sebuah atmosfer yang juga dirasakan oleh tokoh di dalam film tersebut.

Dalam adegan ini, aspek realisme dibangun berdasarkan kisah Sultan di gereja. Pemilihan setting yang tepat, pengemasan unsur mise en scene yang tepat, dan membangun sebuah cerita yang hidup dan dapat diterima oleh penonton.

Page 124: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

114

5. Fokus permasalahan Konvensi Kpemimpinan

Penjelasan mengenai konvensi, sebetulnya sudah tertera dalam elemen

di bagian akhir, namun, untuk mempermudah penelitian, berikut ini adalah

unsur konvensi yang lebih detail.

Tanda-tanda Simbolik Pemain Konvensi Tutur Kata Santun dan tegas

Sultan Mehmed II Masyarakat Turki Utsmani memiliki dua sub kebudayaan yang disatukan yaitu kebudayaan Eropa dan Asia. Perbedaan karakter dan sifat kedua budaya tersebut cukup kuat. Sultan merepresentasikan budaya timur dalam tanda ini. kemudian menjadi gabungan antara timur Asia dan eropa, sikap sultan yang tegas santun dan memilik jiwa otoritas tinggi menjadi suatu kewajiban dalam memimpin suatu pasukan.

Cara Berbusana Said, Wazir, Syaikh Samsuddin dan pasukan

Ada tiga kebudayaan yang mempengaruhi Turki Utsmani dan membuat sebuah pemahaman berbeda di beberapa kalangan. Dalam berbusana misalnya, pada bagian ini Sultan merepresentasikan antara tiga kebudayaan yang mewakili Eropa Asia, dan Timur. Namun wazir mewaliki kebudayaan dari asia dan Syaikh mewakili kebudayaan timur dengan sorban cirri khas Ketimuran. Namun yang dapat dilihat dari semua itu adalah pakaian pasukan Yennisseri yang menjadi pasukan andalan sultan sekaligus mewakili tiga kebudayaan yang bebeda dan menjadi cirri khas tersendiri bagi Turki Usmani Dari hal ini memperlihatkan juga realitas asli dengan objek film.

Cara Memberikan kebijakan

Sultan Ketenangan dalam berucap dan berpikir adalah langkah awal bagi sultan untuk memulai setiap kebijakan.

Page 125: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

115

Cara Berjalan Sultan Manifestasi dari ajaran Islam yang tidak terburu-buru dengan Gestur yang tenang membuat sultan terlihat berwibawa dan karismatik.

Cara Memperlakukan Tawanan

Sultan Memegang teguh nilai-nilai hukun dan kemanusiaan, serta patuh terhadap norma-norma dalam agama Islam

Cara Menghadapi keadaan Penduduk Konstantinopel

Putus asa dalam menghadapi permasalahan yang ada tidak sejalan dengan ajaran Islam

Cara memperlakukan orang yang berbeda Agama

Sultan Menjunjung tinggi sikap Nabi Muhammad SAW tentang toleransi antar umat beragama. Maka para pemeluk Islam diajarkan untuk tetap saling menghargai dan menyayangi terhadap sesama manusia tanpa memandang keyakinan mereka. Tidak ada fanatisme berlebihan sehingga setiap pemeluk agama memiliki sikap tenggang rasa.

E. Interpretasi

Pesan yang coba disampaikan dalam film ini adalah bagaimana

kepemimpinan dalam islam membawa suatu perubahan yang lebih baik bagi

suatu kaum. Bukan hanya perubahan untuk ummat saja tetapi berpengaruh

pada lingkungan tempat dimana sejarah itu dilahirkan. Jika kita lihat pada

sajian film dan proses produksinya, peneliti melihat adanya satu upaya dari

pembuat film untuk mengingatkan penonton sekaligus membuka memori

terhadap peristiwa penting yang pernah terjadi di Istanbul Turki.

Jika dilihat kontennya, film ini mencoba memperlihatkan kepribadian

Sultan Mehemed II dalam memimpin sehingga menjadi sejarah atas

penaklukan benteng Konstantinopel. Dengan gaya kepemimpinan yang sangat

fleksibel, inovatif, dan penuh dengan kejutan-kejutan atas strategi perangnya.

Page 126: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

116

Seperti yang peneliti ketahui dalam film tenteng kemampuan berpikir dan

kreativitasnya membawa sultan pada kemenangan yang telah menjadi bisyarah

Rasullulah SAW.

Selain itu sikap sultan yang pemberani, tangguh, adil, mencintai

keilmuan dan meyayangi orang yang lemah, serta menghormati gurunya

Syaikh Syamsuddin sangat merepresentasikan pada satu pemimpin besar

dalam dunia Islam. Terlebih jika sifat seperti ini dimiliki oleh pemimpin-

pemimpin kita pada saat ini dengan pesatnya perkembangan teknologi dan

informasi yang dapat mendukung segala aktifitas dalam memimpin suatau

lembaga/instansi yang ada. Seharusnya dapat dijadikan lahan untuk

menanamkan nilai-nilai agama. Film ini, secra khusus telah membangun

sebuah dimensi yang baik pada satu kepemimpinan. Dominasi tokoh dalam

film yang bergenre Sejarah ini, memberikan sebuah stimulus agar para

pemimpin dapat menjadi seorang yang bijak, cerdas dan memiliki integritas

serta capaian prestasi yang tinggi.

Sejarah kepemimpinan Sultan Mehemed II yang penuh cobaan

merupakan pelajaran penting baginya dalam merealisasikan visi dan misi yang

tertanam semenjak beliau kecil. Film ini juga ingin coba menyampaikan

sebuah pemaknaan bahwa sejarah adalah salah satu cabang ilmu yang sangat

penting bagi setiap pemimpin. Seperti dalam ayat Al-Quran yang menjelaskan

tentang pentingnya mengambil pelajaran dari sejarah umat-umat terdahulu,

agar setiap manusia sebagai khalifah harus mengetahui tentang kisah apa yang

membangkitkan dan apa yang menjadi penyebab kehancuran pada masalalu,

nilai-nilai ini terdapat dalam QS.Yusuf (12): 111:

Page 127: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

117

ô‰s)s9 šχ%x. ’Îû öΝÎηÅÁ |Ás% ×οu�ö9Ïã ’Í<'ρT[{ É=≈t6ø9F{$# 3 ∩⊇⊇⊇∪

Yang artinya: Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.

Islam yang ditampilkan dalam film ini adalah nilai-nilai sejarah

kepemimpinan dalam islam yang dapat menolong umat manusia dan memiliki

keyakinan pada Bisyarah Rasulullah SAW. Sultan Muhammad Al-Fatih adalah

salah satu bagian dari Islam, yang ditampilkan dengan karakter yang taat

beribadah dan konsisten dengan tujuanya. Serta segala bentuk sikap dia

terhadap hukum dan cara beliau mengambil setiap kebijakan yang

diberlakukan kepada pasukan dan penduduknya.

Dengan mendalami peristiwa sejarah seseorang dapat menambil

pengalaman dari setiap pemikiran tokoh yang ada pada cerita, tanpa harus

hidup di zamanya. Dalam film ini nilai-nilai sejarah tidak hanya dijadikan

masalalu yang sekedar dijadikan nostalgia, tetapi menjadi perhitungan dalam

perancanaan untuk menentukan keputusan di masa yang akan dating.

Pada adegan utama juga terdapat satu fenomena yang tak kalah

pentingnya, dengan nilai-nilai perjuangan. Yaitu pada saat Sultan memberikan

kebijakan dan berjanji kepada penduduk kota yang sudah ditaklukan. Sultan

menanamkan nilai-nilai sekularisme kepada seluruh penduduk

Konstantinopel, dimana sultan sangat melindungi kebebasan beragama dan

hidup berdasarkan keyakinan kepada penduduknya. Dalam film ini, sutradara

mencoba membangun mood yang membawa kita pada pandangan

kepemimpinan Sultan Mehmed II yang banyak membawa inspirasi pada setiap

Page 128: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

118

keputusan yang diambilnya, dam melauli adegan inilah kita mendapatkan

nilai-nilai toleransi dalam pandangan islam khusunya.

Adapun kritik dari peneliti di dalam film ini hanya pada unsur

sinematik film saja, ilustrasi gambar dengan teknik editing layer yang masih

kurang dan alur film yang kurang membangun mood penonton,khususnya

peneliti. Hal ini mungkin disebabkan narasi film yang berlatar belakang

sejarah, atau mungkin efisiensi waktu yang dilakukan tim produksi.

Terlepas dari semua kekurangan yang ada di dalam film, peneliti

berharap film ini dapat menjadi inspirasi baru dalam memproduksi lebih

banyak lagi film tentang sejarah kepemimpinan dalam Islam.

Page 129: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

119

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Film Battle of Empires Fetih 1453 yang dirilis pada tahun 2011 yang

lalu, telah menarik perhatian jutaan masyarakat tentang sejarah peradaban

islam di eropa. Saejarah tentang penaklukan kota Konstantinopel yang

dipimpin oleh Sultan Muhammad Al-Fatih telah membuat peneliti untuk

mencoba mencari makna yang ada pada perjalanan kepemimpinan dalam

islam. Dengan melihat melalui berbagai pendekatan teori dan

implementasinya terhadap objek penelitian, maka kesimpulan peneliti

terhadap masalah tersebut dapat dilihat pada.

Sign dan Code (tanda-tanda dan kode) yang terdapat pada

Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih adalah pada tanda-tanda verbal

maupun non verbal di dalam adegan utama yang tervisualisasi pada saat

penaklukan Konstantinopel. atau di akhir cerita. Pemilihan sign dan code

berfokus pada adegan Sultan ketika memasuki Gereja Haghia Shophia.

Melalui kajian semiotika, peneliti setidaknya menemukan 20 tanda dan kode

yang signifikan terhadap tujuan penelitian dalam adegan utama yang

dirangkum dalam tabel denotasi dan konotasi.

Elemen yang terdapat dalam Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-

Fatih yaitu terdapat pada 13 komponen penting yang dapat menjelaskannya.

Pertama adalah pada aspek mise en adegan yang menjelaskan makna melalui

kostum, tata rias wajah, setting, dan pencahayaan yang ditampilkan di depan

kamera yang dapat berfungsi sebagai penunjuk tanda, citra dan penunjuk

Page 130: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

120

ruang dan waktu. Selanjutnya adalah pemaknaan melalui editing. Pemaknaan

melalui editing dapat dilihat dari bagaimana sutradara menampilkan berbagai

shot dalam sebuah adegan.

Selanjutnya adalah Shot Types. Tipe Shot merupakan sebuah upaya

menampilkan makna melalui jarak-jarak kamera, sudut, ketinggian dan

kemiringan kamera. Selanjutnya adalah camera angle. Aspek ini

menanamkan makna melalui berbagai sudut kamera secara khusus. Ada pula

camera movement yang mana menghadirkan sebuah pesan melalui

pergerakan-pergerakan kamera yang dinamis. Berikutnya adalah lighting.

Lighting memberikan makna tertentu dalam setiap adegan pemain film, dan

akan menimbulkan efek dan mood-mood tertentu pula.

Dieges and sound yang menghidupkan makna melalui suara-suara

tertentu. Efek visual yang membuat sebuah peristiwa seperti nyata, padahal

semuanya buatan komputer dan menghilangkan unsur natural. Narrative

bekerja pada skenario film. Genre pada film ini adalah Epic (Sejarah), yang

mana masuk ke dalam genre induk sekunder. Sedangkan ikonografinya

adalah semua benda yang dapat dilihat dan memiliki kesamaan yang sangat

dekat terhadap genre.

The star sistem adalah sebuah upaya untuk menyesuaikan pemeran

dengan cerita film. Sedangkan yang terakhir adalah realism, di mana

komponen ini menghendaki bahwa setiap adegan yang ditampilkan dapat

membawa mood penonton pada situasi realistis.

Konvensi di dalam film Battle of Empires Fetih 1453 adalah melalui

beberapa adegan atau adegan yang memiliki nilai-nilai tertentu dengan

Page 131: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

121

kebudayaan masyarakat, agama dan nilai-nilai sosial. Biasanya konvensi

berada pada suatu konsensus yang sudah disepakati bersama dalam satu

wilayah tertentu.

Konvensi dapat bersumber dari mitos, sejarah dan budaya yang

memiliki relevansi sebagai sebuah konsensus di dalam masyarakat dan

dijadikan sebagai acuan umum untuk melakukan atau bertindak sesuatu.

Penduduk Turki Utsmani, sebagai simbol kejayaan Islam di eropa

menjadi sorotan penting di dalam film ini. Dinamika politik dan kebijakan

yang diputuskan dikemas secara naratif dan dibangun berdasarkan histori,

setidaknya dapat memberikan sebuah gambaran kecil kepada penonton

mengenai sebuah sistem kultur dan sosial di Turki Utsmani yang akan

mempengaruhi persepsi setiap penonton.

B. Saran

Saran dari peneliti terhadap film ini adalah, dinamika adegan dan

narasi seharusnya divisualisasikan lebih hidup lagi agar sinematografi tidak

terkesan kaku. Karena pada dasarnya film merupakan jenis multimedia yang

dapat membangaun pesan melalui audio visual, namun ketika membuat film

bergenre Epic (sejarah) sebaiknya karakter di dalam film lebih diperkuat

sehingga film dapat dikemas dengan baik dan karakter penokohan sesuai

dengan sejarah aslinya.

Pesan dakwah yang ingin disampaikan menurut peneliti sudah cukup

baik, terlebih sutradara memasukan adegan pembacaan Ayat Al-Quran dan

Hadist yang sesuai dengan cerita film sebagai upaya meningkatkan kualitas

Page 132: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

122

dan menjadi perbandingan di berbagai kalangan terhadap film yang memang

sarat akan makna-makna agama lebih ditingkatkan.

Terkait kontroversi di Negara Turki mengenai film ini, peneliti hanya

bisa memberikan pandangan bahwa realitas dunia perfilman pada

kenyataanya selalu ada pro dan kontra. Terlebih tentang pemaknaan tokoh dan

pencemaran nama baik suatu umat beragama yang mungkit menjadi hal yang

tidak perlu diperdebatkan lagi.

Peneliti berharap para sineas Indonesia juga tidak kalah saing dengan

negara-negara lainnya dalam pembuatan film yang berkualitas sehingga

perfilman di Indonesia bisa mendapatkan legitimasi dari belahan dunia,

terutama dalam pembuatan film sejarah dengan syarat akan makna Islam ke-

Indonesiaan.

Page 133: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

123

DAFTAR PUSTAKA

Macquail, Denis, Teori Komunikasi Massa, (Salemba Humanika, 2011)

Mulyana Deddy, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2007

Campsal, Steve - 27/06/2002 (Rev, 17/12/2005; 14;18;24) Media - GCSE Film Analysis Guide (3)-SJC.

Azhar Arsyad, Media Pengajaran, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003).

Baskin Askurifai, Membuat Film Indie Itu Gampang, (Bandung:Kataris, 2003)

Tim Peyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008)

Himawan Pratista, Memahami Film.

Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Grasindo, 2000).

Vivian John, Teori Komunikasi Massa, edisi kedua, (terj.) oleh Tri Wibowo B.S (Jakarta: Kencana Prenanda Media, 2006)

Fawwaz bin Hulayyil as-Suhaimi, Begini Seharusnya Berdakwah, (Jakarta: Darul Haq, 2008).

Badruttamam Nurul, Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher (Jakarta Selatan: Grafindo Khazanah Ilmu, 2005).

Eric, Mau Dibawa Ke Mana Sinema Kita?.

Bakti Andi Faisal, Globalisasi: Dakwah Cerdas Era Globalisasi: Antara Tantangan dan Harapan (Lecture at Palembang).

Sobur Alex, Analisis Teks Media:Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, -------Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. (Bandug: Remaja Rodakarya,2006)

Kriyantono Rahmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006).

Zoest dalam Panuti Sudjiman dan Aart van Zoest, Serba-Serbi Semiotika, (Jakarta: Gramedia, 1992)

Felix y. Siauw, Muhammad Al-Fatih 1453 (AlFatih Press Cetakan ke-1, Maret 2013).

Christomy Tommy, Semiotika Budaya, ( Depok : Universitas Indonesia, 2004 )

Sobur Alex, Semiotika Komunikasi (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004).

Page 134: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

124

AS. Haris Sumandiria, Bahasa Jurnalistik; Panduan Praktis Penulis dan Jurnalistik, (Bandung: simbiosa Rekatama Media, 2006).

Abdurahman, Arifin, Teori Pengembangan dan Filosofi Kepemimpinan Kerja, Bharata, Jakarta, 1971.

Mulkanasir, BA., S.Pd., MM, Administration And Management Leadership, Atma Kencana Publishing, 2011, Bogor.

Bin Nuh, Abd. Dan Bakry Omar, Kamus Arab Indonesia – Inggris-Indonesia Inggris, PT. Mutiara Sumber Widya, 2001, Jakarta,

Kartini Kartono, Dr,Pimpinan dan Kepemimpinan, PT. Raya Grafindo Persada, Jakarta, 1994.

Panglaykim, Management Suatu Pengantar, PT. Pembangunan, Jakarta, 1980.

H. Mulkanasir, BA., S.Pd., MM, Administration And Management Leadership, Atma Kencana Publishing, 2011.

Rivai, Veitzal, Prof.m Dr.,M.B.A, Kiat Memimpin Dalam Abad ke-21, Murai Kencan, Jakarta, 2004.

Dr. Husni Rahim Sistem Otoritas dan Aministrasi Islam, PT Logos Kencana Ilmu. 1998, Jakarta.

Sumber Lain:

http://www.imdb.com/media/

Fetih 1453 - Wikipedia, the free encyclopedia

http://en.wikipedia.org/wiki/Fetih_1453

http://rosid.net/fetih-1453-menjawab-kerinduan-film-tentang-sejarah-kebesaran-

islam/

http//tweeter@devrim_evin. Turkish State theatre aktor/Direktor. Oyuncu/İstanbul

http://www.turkishculture.org/whoiswho/theater/devrim-evin-2780.htm

http://tr.wikipedia.org/wiki/Cengiz_Co%C5%9Fkun-

https://www.google.co.id/search?q=Dilek+Serbest&tbm-

Page 135: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

Cover Film Battle of Empires Fetih 1453

Cover CD Film 2

Page 136: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

Lampiran 2:

Antrian Panjang Pembeli Tiket Battles of Empires Fetih 1453

Page 137: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film

Pemberitaan media mengenai Film Battles of Empires Fetih 1453

Page 138: SEMIOTIKA KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26860/1/DANG... · Semiotika Kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih Dalam Film