sengketa penggeseran patok batas wilayah di sebatik
TRANSCRIPT
ARTIKEL
SENGKETA PENGGESERAN PATOK BATAS
WILAYAH DI SEBATIK
Disusun oleh:
1. ( )
2. Christina Ria Ernawati (K2311014
3. ( )
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2012
SENGKETA PENGGESERAN PATOK BATAS
WILAYAH DI SEBATIK
Geopolitik secara umum dapat diartikan sebagai penentuan kebijaksanaan (politik)
yang berdasar kepada konstelasi (letak dan posisi) geografi yang ditempati oleh suatu
bangsa.
Geopolitik Indonesia tiada lain adalah wawasan nusantara. Wawasan nusantara
tidak mengandung unsur-unsur kekerasan, cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungannya berdasarkan ide nasionalnya yang dilandasi pancasila dan UUD 1945 yang
merupakan aspirasi bangsa Indonesia yang merdeka, berdaulat, dan bermartabat serta
menjiwai tata hidup dan tindak kebijaksanaanya dalam mencapai tujuan nasional.
Wawasan nusantara juga sering dimaknai sebagai cara pandang, cara memahami, cara
menghayati, cara bertindak, berfikir dan bertingkah laku bagi bangsa Indonesia sebagai
hasil interaksi proses psikologis.
Peristiwa yang sangat menyinggung geopolitik Indonesia yang sangat
menyinggung harga diri dan kedaulatan Indonesia adalah berita - berita “pertarungan”
Indonesia-Malaysia yang kini bak tiada habisnya. Sepertinya, setiap sekian minggu akan
muncul di berbagai media cetak dan elektronik Indonesia kisah-kisah keagresifan dan
ketamakan Negeri Jiran tersebut. Seperti kita ketahui bersama, goresan awal dari konflik
antara dua Negara ini terletak pada menangnya Malaysia dalam kontes siapa yang boleh
memiliki dua pulau, Sipadan dan Ligitan. Kelanjutan dari peristiwa tersebut adalah
minggu-minggu tegang di perairan Ambalat yang puncaknya adalah “tabrakan” antara dua
kapal perang masing-masing dari kedua negara. Dan pengakuan berbagai kebudayaan asli
Indonesia oleh Malaysia.
Sektor wilayah pun sering kali menjadi potensi pemicu konflik antara Malaysia dan
Indonesia. Hal ini di picu oleh kasus perebutan pulau Sipadan dan Ligitan yang
diperebutkan oleh Indonesia dan Malaysia pada tahun 2006 silam. Hingga kini, kasus ini
telah selesai dengan keputusan bahwa Sipadan dan Ligitan merupakan milik Malaysia
dengan pertimbangan Malaysia lah yang telah melakukan pembangunan awal di wilayah
tersebut. Tanpa disadari, ternyata jauh sebelum kasus ini naik ke permukaan, sudah sangat
banyak pulau-pulau di Indonesia yang dijual kepada Malaysia dengan harga yang relatif
cukup sangat murah hanya karena pembodohan atau penyelewengan yang menggelapkan
2 | A R T I K E L S E N G K E T A S E B A T I K
mata nurani pihak yang bersangkutan. Terakhir potensi pemicu konflik yang menghiasi
hubungan diplomatik Indonesia dan Malaysia adalah kasus Perairan Ambalat. Malaysia
kembali secara sepihak membuat peta wilayah baru yang memasukkan Ambalat kedalam
wilayah negaranya, tetapi Indonesia telah jauh lebih dulu meratifikasi wilayah ini sebagai
wilayahnya dalam Unclos tahun 1982 silam. Terakhir diketahui bahwa Malaysia baru
memusingkan diri untuk berusaha mendapatkan Ambalat semenjak didapatkannya potensi
minyak bumi yang cukup menjanjikan untuk kemajuan ekonomi negara yang
bersangkutan. Kembali masalah ekonomi dan politik.
Perbatasan negara merupakan manifestasi utama kedaulatan wilayah suatu negara.
Perbatasan suatu negara mempunyai peranan penting dalam penentuan batas wilayah
kedaulatan, pemanfaatan sumber daya alam, menjaga keamanan dan keutuhan wilayah.
Penentuan perbatasan negara dalam banyak hal ditentukan oleh proses historis, politik,
hukum nasional dan internasional. Dalam konstitusi suatu negara sering dicantumkan pula
penentuan batas wilayah.
Memasuki abad ke 21 ini, hakikat ancaman yang bagi kedaulatan dan keutuhan
wilayah NKRI juga berubah. Di samping masalah insurgensi dan separatisme yang sejak
awal berdirinya Republik Indonesia merupakan gangguan utama bagi kedaulatan negara
dan keutuhan wilayah Indonesia, realita politik internasional masa kini menunjukkan
adanya potensi ancaman eksternal yang lebih nyata dibanding masa lalu. Walaupun
kemungkinan agresi langsung oleh suatu negara asing dalam waktu dekat masih sangat
kecil, intervensi asing baik secara langsung mapun tidak langsung dalam berbagai masalah
dalam negeri tentu saja merupakan suatu ancaman bagi kedaulatan negara Republik
Indonesia. Selain itu, munculnya terorisme internasional sebagai fenomena “baru” yang
merupakan ancaman bagi keamanan nasional jelas memerlukan penanganan yang serius.
Krisis multi dimensional yang mempengaruhi kondisi sosial, politik dan ekonomi
Indonesia dalam 5 tahun terakhir ini jelas mempunyai dampak terhadap kemampuan TNI
untuk mengatasi dan menghadapi berbagai ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan
tersebut. Salah satunya yang terjadi di wilayah Sebatik yaitu adanya dugaan kasus tentang
penggeseran patok batas wilayah kedaulatan teritoril NKRI.
Dari uraian tersebut diatas, terdapat beberapa permasalahan yang harus dicari
solusinya, diantaranya adalah: Pertama, Tidak jelasnya garis batas laut dan darat,
akibatnya sering menimbulkan konflik. Kerugian selalu ada di pihak Indonesia dan kondisi
ini langsung dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Pada waktu sengketa ambalat banyak
3 | A R T I K E L S E N G K E T A S E B A T I K
nelayan yang sedang mencari ikan dikejar oleh polisi Malaysia. Keadaan didarat, dimana
rumah penduduk ada yang terbagi dua oleh batas negara dimana ruang tamu masuk
diwilayah Indonesia, sedangkan dapur masuk wilayah negara malaysia, tetapi masyarakat
tetap menjadi warga negara Indonesia. Kedua, Eksploitasi sumber daya alam secara ilegal,
terutama hasil kehutanan dan kekayaan laut. Untuk menjaga agara perbatasan tidak mudah
baik didaratan maupun di laut mengingat lausnya daerah yang dijaga dan keamanan yang
terbatas.
Kabupaten Nunukan adalah salah satu Kabupaten di provinsi Kalimantan Timur,
Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di kota Nunukan. Nunukan terletak pada 3° 30`
00″ sampai 4° 24` 55″ Lintang Utara dan 115° 22` 30″ sampai 118° 44` 54″ Bujur
Timur.Kabupaten ini memiliki luas wilayah 14.493 km² dan berpenduduk sebanyak
109.527 jiwa (2004). Kabupaten Nunukan merupakan wilayah pemekaran dari Kabupaten
Bulungan, yang terbentuk berdasarkan pertimbangan luas wilyah, peningkatan
pembangunan, dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Pemekaran Kabupaten
bulungan ini di pelopori oleh RA Besing yang pada saat itu menjabat sebagai Bupati
Bulungan.
Pada tahun 1999, pemerintah pusat memberlakukan otonomi daerah dengan
didasari Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Dengan
dasar inilah dilakukan pemekaran pada Kabupaten Bulungan menjadi 2 kabupaten baru
lainnya yaitu Kabupaten Nunukan dan kabupaten Malinau. Pemekaran Kabupaten ini
secara hukum diatur dalam UU Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten
Nunukan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Kutai Barat, dan Kota
Bontang pada tanggal 4 Oktober 1999. Dan dengan dasar UU Nomor 47 tahun 1999
tersebut Nunukan Resmi menjadi Kabupaten dengan dibantu 5 wilayah administratif yakni
Kecamatan Lumbis, Sembakung, Nunukan, Sebatik dan Krayan.
Pulau Sebatik merupakan salah satu dari 92 pulau terdepan Indonesia di sebelah
timur laut Kalimantan. Letak geografisnya paling unik dan terumit dari sisi potensi konflik
batas dengan negara lain. Pada bagian utara adalah Negara Bagian Sabah, Federasi
Malaysia, sedangkan di selatan wilayah Kecamatan Sebatik, Kabupaten Nunukan, Provinsi
Kalimantan Timur (Kaltim). Di sebelah barat Pulau Sebatik terdapat Pulau Nunukan,
sebagai ibu kota Kabupaten Nunukan, sedangkan di seberang utara terdapat Kota Tawau,
yang sudah berada di Negara Bagian Sabah. Luas Pulau Sebatik wilayah Indonesia, ada
414,16 km2 dan jumlah penduduk 13.776 jiwa.
4 | A R T I K E L S E N G K E T A S E B A T I K
Paling unik, karena satu titik patok tapal batas negara di Pulau Sebatik, membelah
Desa Aji Kuning menjadi milik Indonesia dan Malaysia. Ini merupakan bagian dari 18
patok batas di Pulau Sebatik, dan bagian tak terpisahkan dari 19.328 patok darat Akselerasi
masyarakat antarkedua negara cukup baik. Sebagian besar kebutuhan akan sembilan bahan
pokok warga Indonesia yang berpofesi sebagai petani dan nelayan, sepenuhnya dipasok
dari Tawau. Banyak sekali rumah warga kedua negara posisinya berada persis di atas
patok batas.Tidak Akurat Paling rumit, karena perkembangan ilmu dan teknologi, pada
tahun 1982-1983 Tim General Boder Committee (GBC) Indonesia-Malaysia, menemukan
ketidakakuratan titik koordinat pada pemasangan patok batas di Desa Aji Kuning.
Deviasinya 4 derajat pada patok yang ditanam, sehingga wilayah Indonesia di Pulau
Sebatik dicaplok Malaysia seluas 103 hektare. Tanggal 26 September 1996, terjadi insiden
penembakan oleh polisi hutan Malaysia terhadap anggota Tentara Nasional Indonesia
Angkatan Laut (TNI AL) yang tengah melakukan patroli di Pulau Sebatik. Malaysia
sempat mengancam akan membangun pagar memanjang di sepanjang perbatasan Pulau
Sebatik, ketika muncul saling klaim terhadap kepemilikan Blok Ambalat di Perairan Laut
Sulawesi tahun 2005 dan 2008.
Ketidakakuratan pemasangan patok batas pada titik koordinat yang sesungguhnya
di Desa Aji Kuning merupakan bagian dari 10 masalah patok tapal batas darat Indonesia-
Malaysia yang belum disepakati di Kalimantan. Negosiasi jalan terus. Indonesia-Malaysia
memang telah menetapkan bersama kedua patok di pantai barat dan pantai timur. Namun,
pilar yang terletak di pantai barat Pulau Sebatik tidak ditemukan lagi sehingga tidak dapat
dilakukan rekonstruksi beberapa posisi sebenarnya. Malaysia telah menunjukkan dokumen
yang tidak asli yang memuat hasil-hasil ukuran patok-patok antara kedua pilar tersebut,
yang katanya dibuat oleh Belanda-Inggris, namun patok-patok dimaksud cenderung
menyimpang ke selatan. Gubernur Kaltim Awang Faruk mengatakan, secara bertahap
pemerintah daerah dan departemen terkait di Jakarta terus menjabarkan program
pembangunan berkelanjutan di wilayah pulau terdepan ini .
Pulau Sebatik bagian dari empat pulau terdepan di Provinsi Kaltim. permasalahan
patok batas merupakan salah satu permasalahan serius yang mesti segera diselesaikan
dengan Federasi Malaysia. Di samping persoalan di Pulau Sebatik, patok batas yang belum
di-sepakati di Provinsi Kaltim adalah di Sungai Sinapad dan Sungai Simantipal. Dari 10
permasalahan patok batas yang belum disepakati, di garis batas Kalbar-Sarawak, terdapat
lima problem, yakni segmen Tanjung Datu, Gunung Raya, Batu Aum, Sungai Buan, dan
5 | A R T I K E L S E N G K E T A S E B A T I K
segmen D.400. Kaltim-Sabah, di Pulau Sebatik, Sungai Sinapad, Sungai Semantipal, Pulau
Sebatik, segmen Daerah Prioritas 2700, dan segmen Daerah Prioritas C.500. Di Sungai
Sinapad yang sering disebut masalah, Sungai Sedalir merupakan masalah yang diangkat
oleh Federasi Malaysia atas pengertian hasil-hasil ukuran bersama (Belanda-Inggris) yang
dituangkan dalam persetujuan 1915. Menurut Malaysia, karena Sungai Sinapad adalah
sounthem tributary daripada Sungai Sedalir yang bermuara di atas 4 derajat 20 menit
(hanya 34 menit saja), maka watershed yang tergambar pada peta lampiran persetujuan
1915 ditolak kebenarannya, dan menginginkan watershed yang berada di sebelah timur
Sungai Sinapad, sehingga mengambil alih wilayah Indonesia 4.800 hektare. Padahal, dari
meridian 117 derajat sampai Sungai Sedalir, menurut lampiran persetujuan 1915 terhadap
sekitar sungai yang berasal dari sebelah atas (utara) lintang 4 derajat 20 menit. Malaysia
mengabaikan pengertian small portions, bahwa watershed adalah primo loco daripada
lintang 4 derajat 20 menit dan persetujuan adalah mengikat (obligator). Masalah Sungai
Simantipal, karena Malaysia telah menemukan kasus di mana Sungai Sinapad ternyata
bermuara di utara lintang 4 derajat 20 menit. Malaysia berusaha mencari di tempat lain,
apakah ada kasus serupa. Akhirnya Malaysia menduga bahwa Sungai Simantipal pun yang
sudah diatur di dalam persetujuan 1915, bermuara di sebelah utara lintang 4 derajat 30
menit. Apabila memang benar dugaan Malaysia, bahwa Sungai Simantipal bermuara di
Sungai Sedalir di utara lintang 4 derajat 20 menit, maka di sini belum diketahui ke mana
pihak Malaysia akan memilih watershed yang cocok. Ini karena di kawasan tersebut tidak
ada watershed lain, kecuali yang telah disepakati Belanda-Inggris, seperti tercantum dalam
persetujuan maupun peta lampirannya.
Pembangunan wilayah perbatasan merupakan hal yang penting guna
mempertahankan keutuhan NKRI. Wilayah perbatasan mempunyai nilai strategis dalam
mendukung keberhasilan pembangunan nasional. Keadaan ini dapat merupakan suatu
kegiatan yang memberikan nilai yang berarti bagi bangsa dan negara, kegiatan tersebut
adalah: Mempunyai nilai penting bagi kedaulatan negara, Memiliki kemampuan untuk
mendorong agar terjadi peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat sekitarnya,
Mempunyai kemampuan untuk membangun jaringan kerja dengan wilayah lainnya dan
negara tetangga, Memberikan kontribusi terhadap pertahanan dan keamanan Baik skala
regional maupun nasional.
Beberapa permasalahan yang dihadapi diwilayah perbatasan kepulauan Nunukan
dan sebatik dengan negara Malaysia diantaranya adalah: Pertama, Kaburnya garis
6 | A R T I K E L S E N G K E T A S E B A T I K
perbatasan wilayah negara akibat rusaknya pato-patok dan jarak satu patok dengan patok
lainnya saling berjauhan. Kedua, pengelolaan sumberdaya alam belum terkoordinasi
dengan baik, sehingga banyak sumberdaya alam kita diambil oleh orang asing, misalnya
kasusu ilegalloging. Akibat patok-patok yang tidak jelasmengakibatkan kerugian negara
Indonesia Ketiga, Daerah perbatasan memiliki posisi strategis yang berdapak terhadap
hankam mengingat fungsinya sebagai outlet terdepan Indonesia, dimana banyak terjadi
pelintas batas baik dari dan ke Indonesia maupum Malaysia. Keempat, Kemiskinan akibat
keterisolasian daerah menjadi pemicu tinnginya keinginan masyarakat setempat menjadi
pelintas batas kemalaysia dengan alasan untuk memperbaiki kehidupan, mengingat
perekonomian di malaysia lebih baik daripada di Indonesia. Kelima, Kesenjangan Sarana
dan prasarana antara kedua wilayah negara pemicu orentasi ekonomi masyarakat, seperti
dipulau sebatik, ke tawao malaysia daripada kepulau Nunukan kjarena lebih dekat dan
murah ongkosnya,s erta barang-banrang yang di[erlukan lebih berkualitas. (Balitbang
Dephan).
Oleh karena itu pemerintah kita harus cepat tangap dalam melakukanrespon
negative dari Negara tetangga yang selalu mengklaim wilayak kita adalah wilayah mereka.
Pemerintah juga harus bisa merubah paradigma lama yaitu jika tidak kasus yang mucul
pemerintah hanya bertindak “lemah”, akantetapi jika permasalahan telah muncuat ke
permuakaan baru seperti kebakaran jenggot. Mulai dari saat ini kita harus melindungi dan
menjaga kehormatan territorial Negara kita dari ancaman Negara tetangga yang dengan
seenaknya mengklaim wilayah Negara kita. Kita harus bertindak tegas, tepat, cepat dan
akurat untuk dapat mengantisipasi dan merespon segala tindakan yang bersifat ancaman
nagi Negara kita. Walaupun tidak semua kasus sengketa dengan Negara Malayia tidak
harus dengan jalan perang dan lebih mengutamakan jalan damai/sesuai dengan doktrin
TNI yaitu menggnakan taktik defense aktif. Akan tetapi jika dibiarkan larut-larut kita juga
harus segera dapat mengantisipasinya salah satunya denagan pengamanan batas wilayah
Negara kita memperbanyak patroli dan penguatan/penambahan alutsista berat di wilayah
Negara kita.
Pemerintah Indonesia harus segera menambah personil anggota Tentara Nasional
Indonesia (TNI) yang berjaga di wilayah Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur,
yang kini hanya berjumlah satu pleton. Jumlah tersebut jauh lebih sedikit dibandingkan
dengan jumlah personil keamanan Negara Malaysia yang ditempatkan dilokasi yang sama
mencapai satu kompi pasukan keamanan. Banyaknya pasukan Malaysia tersebut, tidak
7 | A R T I K E L S E N G K E T A S E B A T I K
sebanding dengan pasukan TNI yang ada di daerah itu, sehingga wajar bila saat ini banyak
masalah yang terjadi di perbatasan diantaranya masalah pergeseran patok di Sebatik.
Bukan hanya di Sebatik yang perlu ditambah, tetapi di seluruh wilayah perbatasan juga
harus ditambah minimal sama dengan Malaysia, kalau perlu lebih banyak.
Selain menambah personil, pemerintah juga harus meningkatkan kesejahteraan
anggota TNI yang berjaga di daerah itu seperti menambah uang kemahalan dan
kemudahan untuk hidup bagi keluarganya. Hal itu, sangat penting dilakukan, mengingat
tingginya biaya hidup di daerah-daerah tersebut, bahkan untuk memenuhi kebutuhan
pokok warga maupun anggota TNI lebih dekat dengan Malaysia. Kondisi tersebut sangat
berbahaya bila pemerintah Indonesia tidak mewaspadainya. Selain memberikan uang
kemahalan, pemberian tanda jasa juga sangat penting dilakukan bagi TNI yang berjaga di
wilayah perbatasan, mengingat itu sangat berarti bagi pengabdian mereka selama ini.
Sedangkan untuk mempengaruhi dunia luar, Indonesia juga harus meningkatkan diplomasi
baik ke PBB maupun negara lainnya, menyosialisasikan tentang wilayah perbatasan
Indonesia. Banyak negara yang mengincar wilayah perbatasan Indonesia, pemerintah
jangan sampai lengah, bisa-bisa sedikit demi sedikit perbatasan Indonesia akan beralih ke
negara lain.
Terdapat banyak faktor penyebab lemahnya perhatian dan pemberdayaan sektor
maritim yang menyebabkan begitu maraknya kriminalitas dan pelanggaran kedaulatan
wilayah perairan NKRI. Faktor-faktor tersebut antara lain: Ada beberapa wilayah
perbatasan yang masih menjadi sengketa, Kekosongan aktivitas di sepanjang zona
perbatasan NKRI, Lemahnya pencegahan dan penanggulangan kejahatan serta pelanggaran
wilayah kedaulatan territorial, serta belum jelasnya identitas pulau-pulau terluar sebagai
milik Indonesia.
Untuk menghadapi kemungkinan lebih jauh dari strategi yang diterapkan negara-
negara tetangga khususnya Malaysia, maka pemerintah harus menciptakan counter
strategy dengan cara sebagai berikut : Pertama, Terus mengupayakan negosiasi
penyelesaian atas perbedaan paham dengan mengedepankan argumen yang berlandaskan
Klausul Hukum Laut Internasional (HLI) dan jabarannya. Serta memetakan batas wilayah
laut berpedoman pada ketentuan UNCLOS dan segera mendepositkannya di PBB.
Kedua, Memperluas dan mengintensifkan kajian HLI dan jabarannya atas fakta
kondisi perairan perbatasan NKRI melalui forum nasional (di perguruan tinggi, Deplu,
8 | A R T I K E L S E N G K E T A S E B A T I K
Depdagri, DKP, dll.) serta forum internasional (dengan sesama negara kepulauan seperti :
Jepang, Filipina, negara pantai dan komunitas maritim Internasional).
Ketiga, Pemberdayaan nelayan dengan cara meningkatkan kemampuan (SDM,
kapal dan sarana penunjang) untuk menjadi nelayan modern yang dapat bersaing dengan
nelayan asing dan dapat beroperasi di wilayah perbatasan.
Keempat, Meningkatkan patroli di zona perairan perbatasan, baik patroli darat, laut
maupun patroli udara. Mengingat amat luasnya wilayah teritorial NKRI, seyogyanya
pengawasan dan pengamanan daerah perbatasandilaksanakan dengan melibatkan banyak
pihak berkepentingan seperti tersebut diatas. Ada baiknya patroli dilakukan secara
terkoordinasi (bukan secara bersama-sama). Masing-masing pihak dapat melaksanakan
tugas patroli sesuai dengan lingkup tugas, kewenangan dan kemampuannya. Patroli
terkoordinasi di zona perbatasan dengan Malaysia sudah sering dilakukan terutama pada
wilayah perbatasan yang rawan perompakan bersenjata (piracy) dan daerah sengketa.
Hasilnya, dapat menekan jumlah kasus piracy walau hanya bersifat sementara.
Kelima, Transmigrasi nelayan ke pulau-pulau terpencil di perairan. Transmigrasi
nelayan di perairan akan dapat meningkatkan aktivitas di perairan perbatasan. Namun hal
itu hanya mungkin terjadi bilamana para migran nelayan ini disiapkan dan dibekali dengan
pengetahuan dan keterampilan, dimodernisasi serta dibina sedemikian rupa. Segala
kebutuhannya disediakan dan hasil tangkapan mereka ditampung/dibeli dengan harga yang
wajar. Konsep pemberdayaan mereka adalah pola PNI (Perikanan Inti Nelayan) jadi harus
ada perusahaan perikanan besar sebagai inti yang dapat mensuplai segala kebutuhan dan
menampung hasil tangkapan para nelayan sebagai plasma.
Dari uraian tersebut diatas dapat ditarik suatu kesimpulan yaitu : Pertama,
Kaburnya garis perbatasan wilayah negara akibat rusaknya patok-patok batas Negara dan
jarak satu patok dengan patok lainnya saling berjauhan 5 – 10 Km memiliki posisi strategis
yang berdampak terhadap hankam mengingat fungsinya sebagai outlet terdepan Indonesia,
dimana banyak terjadi pelintas batas baik dari dan ke Indonesia maupun Malaysia. Kedua,
Pengelolaan sumberdaya alam belum terkoordinasi dengan baik, sehingga banyak
sumberdaya alam kita diambil oleh orang asing, misalnya kasus illegal logging. Hal ini
akibat patok-patok batas Negara yang tidak jelas, sehingga Negara Indonesia dirugikan
Daerah perbatasan. Ketiga, Kemiskinan akibat keterisolasian daerah menjadi pemicu
tingginya keinginan masyarakat setempat menjadi pelintas batas ke Malaysia dengan
alasan untuk memperbaiki kehidupan, mengingat perekonomian di Malaysia lebih baik
9 | A R T I K E L S E N G K E T A S E B A T I K
daripada di Indonesia. Keempat, Kesenjangan Sarana dan prasarana antara kedua wilayah
negara pemicu orentasi ekonomi masyarakat, seperti dipulau sebatik, lebih baik ke tawao
Malaysia daripada kepulau Nunukan karena lebih dekat dan murah ongkosnya,serta
barang-barang yang diperlukan lebih berkualitas.
Adapun saran dan masukan dalam permasalahan tersebut diatas diantaranya
adalah: 1) Membuka lapangan kerja seluas-luasnya untuk masyarakat, agar masyarakat
mempunyai pekerjaan, sehingga dapat memenuhi akan kebutuhannya. 2) Memberikan
pelatihan-pelatihan keterampilan kerja untuk masyarakat yang tinggal didaerah perbatasan.
3) Batas negara harus diadakan evaluasi kembali agar patok tanda batas negara jelas
posisinya. 4) Penduduk perbatasan setiap 6 bulan sekali secara bergiliran diadakan
penataran tentang ketahanan nasional, khususnya pemuda. 5) Menambah pos penjagaan di
daerah perbatasan. 6) Membangun rumah Sangat Sederhana (RSS) untuk rakyat miskin
yang tinggal diperbatasan yang tempat tinggalnya tepat bersebelahan dengan batas garis
Negara. 7) Bila memungkinkan masyarakat perbatasan diberikan latihan dasar-dasar
militer khususnya pemuda.
10 | A R T I K E L S E N G K E T A S E B A T I K