sepi membaca al qur’an

Upload: irfan-purnamansyah

Post on 07-Jul-2018

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Sepi Membaca Al Qur’an

    1/9

    Mutiara Zuhud – Letakkan dunia pada tanganmu

    dan akhirat pada hatimu

    Kami sampaikan tanpa cinta dunia

    Feeds:  Pos Komentar

    Sepi membaca Al Qur’an

    7 Januari 2013 oleh mutiarazuhud

    Jangan jadikan rumah sepi seperti kuburan

     

    Berikut kutipan tulisan yang dibuat oleh ulama mereka yang mengikuti ajaran ulama Muhammad bin Abdul Wahhab yakni ulama Muhammad Abduh Tuasikal yang dimuat pada hp://muslim.or.id

    /aqidah/membaca-al-quran-di-sisi-kubur.html (hp://muslim.or.id/aqidah/membaca-al-quran-di-sisi-kubur.html) atau pada hp://rumaysho.com/belajar-islam/jalan-kebenaran/3694-membaca-al-quran-di-sisi-kubur.html (hp://rumaysho.com/belajar-islam/jalan-kebenaran/3694-membaca-al-quran-di-sisi-kubur.html)

    ****** awal kutipan ******Mufti Kerajaan Saudi Arabia di masa silam, Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz rahimahullahditanya, “Apakah membaca Al Qur’an di sisi kubur termasuk amalan yang tidak dituntunkankhususnya surat Fatihah dan Al Baqarah? Karena setahu saya setelah membaca kitab Ar Ruh karyaIbnul Qayyim bolehnya membaca Qur’an ketika pemakaman mayit dan setelah pemakaman. Beliau

    menyebutkan bahwa para salaf menasehati agar membaca Al Qur’ah ketika pemakaman.

    Syaikh Ibnu Baz rahimahullah berkata,

    Membaca Al Qur’an di sisi kubur adalah di antara amalan yang tidak dituntunkan sehingga tidak boleh kita lakukan. Kita tidak boleh pula shalat di sisi kubur karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah melakukan seperti itu. Begitu pula hal tersebut tidak pernah dituntunkan olehkhulafaur rosyidin (Abu Bakar, ‘Umar, ‘Utsman, dan ‘Ali, -pen). Karena amalan tadi hanyalahdilakukan di masjid dan di rumah sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ,

    وا

    ُ

    ل

    َ

    ع

    ْ

    ج

    من

    ك

    ِ

    ت

    َ

    ال

    َ

    ص

    ف

    ك

    ِ

    وت

    ُ

    ی

    ُ

    ب

    ال

    وھ

    ُ

    ذ ِ خَّت

    َ

    ورت

    ُ

    ب

    ُ

    ق

    “ Jadikanlah shalat kalian di rumah kalian dan jangan jadikan rumah tersebut seperti kubur” (HR. Bukharino. 432 dan Muslim no. 777).

    Hadits ini menunjukkan bahwa kubur bukanlah tempat untuk shalat dan juga bukan tempat untuk

    i membaca Al Qur’an | Mutiara Zuhud - Letakkan dunia pada tan... https://mutiarazuhud.wordpress.com/2013/01/07/sepi-membaca-al-quran/

    9 22/11/2015 09:23

  • 8/18/2019 Sepi Membaca Al Qur’an

    2/9

    membaca Al Qur’an. Amalan yang disebutkan ini merupakan amalan khusus di masjid dan dirumah. Yang hendaknya dilakukan ketika ziarah kubur adalah memberi salam kepada penghuninyadan mendoakan kebaikan pada mereka***** akhir kutipan *****

    Mereka pada akhirnya mengingkari kitab Ar Ruh yang ditulis oleh ulama Ibnu Qoyyim Al Jauziah ,murid dari ulama Ibnu Taimiyyah , para ulama panutan mereka sendiri.

    Silahkan baca kutipan Ar Ruh pada hps://mutiarazuhud.files.wordpress.com/2012/12/ar-ruh.jpg(hps://mutiarazuhud.files.wordpress.com/2012/12/ar-ruh.jpg) yang menjelaskan bahwa dahulu kalamemang ada kebiasaan sedekah bacaan Al Qur’an kepada ahli kubur.

    Sedangkan hadits “ Jadikanlah shalat kalian di rumah kalian dan jangan jadikan rumah tersebut sepertikubur” sebagaimana yang mereka sampaikan maupun “ Janganlah kalian jadikan rumah-rumah kaliansebagai kuburan, sesungguhnya syetan itu akan lari dari rumah yang di dalamnya dibacakan surat AlBaqarah.” (HR Muslim) bukanlah larangan sholat atau larangan membaca Al Qur’an di sisi kuburan.

    Kesalahpahaman terjadi karena mereka mengingkari makna majaz atau makna dibalik yang tertulis

    atau makna yang tersirat.

    Sabda Rasulullah yang artinya “ Jangan jadikan rumah kalian seperti kuburan” adalah kalimat majazyang maksudnya adalah “ jangan rumah kalian sepi dari sholat maupun membaca Al Qur’an” . Jadi keduahadits tersebut tidak ada kaitannya dengan kuburan dalam makna dzahir namun kuburan dalam artisepi.

    Dengan mereka melarang sholat atau melarang membaca Al Qur’an di sisi kuburan maka merekadapat termasuk orang-orang seperti Dzul Khuwaishirah At Tamim An Najdi yang pernahmenghardik Rasulullah karena mereka secara tidak langsung telah menghardik atau melarang

    Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang melaksanakan sholat jenazah di sisi kuburan dantentunya membaca Al Fatihah yang termasuk bacaan Al Qur’an.

    ح

    دَّث

    د َّمحم

    ن ر

    َ

    ب

    ْ

    خ

    َ

    أب

    َ

    أ

    ة

    َ

    ی

    ِ

    ا

    َ

    ع

    ُ

    م

    ن

    َ

    ع

    ب

    َ

    أ

    حاق

    ْ

    س

    ِ

    إ

    ي

    ِ

    نا

    َ

    ب

    ْ

    َّ الش

    ن

    َ

    ع

    ي

    ِ

    ب

    ْ

    الشَّع

    ن

    َ

    ع

    ن

    ْ

    با

    بَّاس

    َ

    ع

    رضي

    َّ

    اھَْ عال

    َ

    قتا

    ان

    َ

    س

    ْ

    ِ

    إ

    ان

    َ

    ك

    ول

    ُ

    سر

    َّ

    اَّلصَّ

    اھ

    ْ

    ی

    َ

    ل

    َ

    ع

    َّل

    َ

    س

    ه

    ُ

    دو

    ُ

    ع

    َ

    ی

    ات

    َ

    َ

    ف

    ل

    ْ

    یَّللا

    ِ

    ب

    وه

    ُ

    ن

    َ

    ف

    َ

    د

    َ

    ف

    ال

    ْ

    ی

    َ

    ل

    َّم

    َ

    ل

    َ

    ف

    ح

    َ

    ب

    ْ

    ص

    َ

    أ

    روه

    َ

    ب

    ْ

    خ

    َ

    أ

    ال

    َ

    ق

    َ

    ف

    ك

    َ

    ع

    َ

    َ

    ن

    َ

    أ

    ون

    ُ

    م

    ِ

    ْ

    ع

    ُ

    تو

    ُ

    لا

    َ

    ق

    ان

    َ

    ك

    ل

    ْ

    یَّل ل ا

    ن

    ْ

    ھ ك

    َ

    ف

    ت

    َ

    نا

    َ

    ك

    ة

    َ

    ْ

    ُ

    ظ

    ن

    َ

    أق

    ُ

    ش

    َ

    ن

    ك

    ْ

    ی

    َ

    ل

    َ

    ع

    ت

    َ

    أ

    َ

    ف

    ره

    ْ

    ب

    َ

    ق

    َّى ل

    َ

    ص

    َ

    ف

    ھ

    ْ

    ی

    َ

    ل

    َ

    ع

    Telah menceritakan kepada kami Muhammad telah mengabarkan kepada kami Abu Mu’awiyah dariAbu Ishaq Asy-Syaibaniy dari Asy-Sya’biy dari Ibnu ‘Abbas radliallahu ‘anhuma berkata: Bila adaorang yang meninggal dunia biasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melayatnya. Suatuhari ada seorang yang meninggal dunia di malam hari kemudian dikuburkan malam itu juga.

    Keesokan paginya orang-orang memberitahu Beliau. Maka Beliau bersabda: Mengapa kalian tidakmemberi tahu aku? Mereka menjawab: Kejadiannya malam hari, kami khawatir memberatkan anda.Maka kemudian Beliau mendatangi kuburan orang itu lalu mengerjakan shalat untuknya. (HRBukhari 1170)

    ح

    دَّث

    وب

    ُ

    ق

    ْ

    ع

    َ

    ی

    ن

    ْ

    ب

    ی

    ِ

    ھار

    ْ

    ب

    ِ

    إ

    دَّث

    َ

    یح ح

    َ

    ی

    ن

    ْ

    ب

    ب

    َ

    أ

    ی

    َ

    ك

    ُ

    ب

    دَّث

    َ

    ح

    ة

    َ

    د

    ِ

    ئا ز

    دَّث

    َ

    بح

    َ

    حاقأ

    ْ

    س

    ِ

    إ

    ي

    ِ

    نا

    َ

    ب

    ْ

    الشَّی

    ن

    َ

    ع

    ام

    َ

    ع

    ن

    َ

    ع

    ن

    ْ

    با

    َّاس

    َ

    ع

    رضي

    َّ

    اھَْ عال

    َ

    ق

    ت

    َ

    أ

    ول

    ُ

    سر

    َّ

    اَّلصَّ

    اھ

    ْ

    ی

    َ

    ل

    َ

    ع

    َّل

    َ

    س

    ر

    ْ

    ب

    َ

    قو

    ُ

    ال

    َ

    ق

    َ

    فذ

    َ

    ھ

    ن

    ِ

    ف

    ُ

    د

    و

    َ

    أ

    ت

    َ

    ِ

    ف

    ُ

    د

    حة ِ ا

    َ

    ب

    ْ

    ا

    ال

    َ

    ق

    ن

    ْ

    با

    بَّاس

    َ

    ع

    رضي

    َّ

    اھْ َْفَھفَصَفَّع خث

    َّلصی

    َ

    ل

    َ

    ع

    Telah menceritakan kepada kami Ya’qub bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami Yahya bin AbuBukair telah menceritakan kepada kami Za’idah telah menceritakan kepada kami Abu Ishaq

    Asy-Syaibaniy dari ‘Amir dari Ibnu ‘Abbas radliallahu ‘anhuma berkata; NabiShallallahu’alaihiwasallam mendatangi kuburan. Mereka berkata; Ini dikebumikan kemarin. Berkata,Ibnu ‘Abbas radliallahu ‘anhuma: Maka Beliau membariskan kami di belakang Beliau kemudianmengerjakan shalat untuknya. (HR Bukhari 1241)

    i membaca Al Qur’an | Mutiara Zuhud - Letakkan dunia pada tan... https://mutiarazuhud.wordpress.com/2013/01/07/sepi-membaca-al-quran/

    9 22/11/2015 09:23

  • 8/18/2019 Sepi Membaca Al Qur’an

    3/9

    Begitupula diriwayatkan Umar ra mengetahui bahwa Anas ra sholat di atas kuburan sehingga beliaumenginjak kuburan. Lalu Umar berkata, “Al-qabr, al-qabr! (Kuburan, Kuburan!)” maka Anas ramelangkah (menghindari menginjak dalam batas kuburan), lalu meneruskan shalatnya. [Lihat FathulBari libni Hajar I:524, Darul Ma’rifah, Beirut, 1379].

    Dikarenakan batas kuburan sudah tidak jelas sehingga terinjak oleh Anas ra ketika sholat dan beliauhanya melangkah menghindari menginjak dalam batas kuburan lalu meneruskan sholatnya. Bataskuburan yang tidak boleh diduduki , diinjak , dikapur dan dibangun sesuatu di atasnya adalahsebatas tanah yang ditinggikan satu jengkal.

    Dari Jabir radhiallahu ‘anhu, “Bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah dibuatkan untuk beliau lianglahad dan diletakkan di atasnya batu serta ditinggikannya di atas tanah sekitar satu jengkal” (HR. IbnuHibban)

    Dari Sufyan at Tamar, dia berkata, “ Aku melihat makam Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dibuatundukkan seperti punuk” (HR. al Bukhari III/198-199 dan al Baihaqi IV/3)

    Imam Asy-Syafi’i berkata: “ Aku menginginkan kuburan itu tidak dibangun dan tidak dikapur, karena

     perbuatan seperti itu menyerupai hiasan atau kesombongan, sedangkan kematian bukanlah tempat salah satudi antara dua hal tersebut. Aku tidak pernah melihat kuburan Muhajirin dan Anshar dikapur. Perawi berkatadari Thawus: ‘Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kuburan dibangun atau dikapur.”

    Imam Asy-Syafi’i berkata,” Aku menyukai kalau tanah kuburan itu sama dari yang lain, dan tidak mengapaika ditambah sedikit saja sekitar satu jengkal”

    Ummul mu’minin ‘Aisyah berkata, “Saya masuk ke dalam rumahku di mana Rasulullah dikubur didalamnya dan saya melepas baju saya. Saya berkata mereka berdua adalah suami dan ayahku. Ketika Umardikubur bersama mereka, saya tidak masuk ke rumah kecuali dengan busana tertutup rapat karena malu kepada

    ‘Umar”. (HR Ahmad).Sudah jelas apa yang dicontohkan dengan kuburan Sayyidina Muhammad Rasulullah shallallahualaihi wasallam yang berada dalam bangunan kamar Sayyidah ‘Aisyah radiallahu ‘anha yangmerupakan bangunan, beratap dan dikapur yang masih dia gunakan untuk tinggal, duduk, lalulalang dan melakukan shalat-shalat fardhu, sunnah, membaca Al Qur’an dan kegiatan lainnya yangtentunya dilakukan di sisi kuburan.

    Orang-orang seperti Dzul Khuwaishirah At Tamim An Najdi dipanggil oleh Rasulullah sebagai“orang-orang muda” yakni mereka suka berdalil atau berfatwa dengan Al Qur’an dan Hadits namunsalah paham.

    Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda “Akan keluar suatu kaum akhir jaman, orang-orangmuda yang pemahamannya sering salah paham. Mereka banyak mengucapkan perkataan “KhairilBariyyah” (maksudnya: suka berdalil dengan Al Qur’an dan Hadits). Iman mereka tidak melampauitenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama sebagaimana meluncurnya anak panah dari

     busurnya. Kalau orang-orang ini berjumpa denganmu perangilah mereka (luruskan pemahamanmereka).” (Hadits Sahih riwayat Imam Bukhari 3342).

    “Orang-orang muda” adalah kalimat majaz yang maknanya orang-orang yang kurang berpengalaman sehingga salah memahami Al Qur’an dan As Sunnah

    Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda “ Apabila salah seorang manusia meninggal dunia, makaterputuslah segala amalannya kecuali tiga perkara; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfa’at baginya dan anaksholeh yang selalu mendoakannya.” (HR Muslim 3084)

    i membaca Al Qur’an | Mutiara Zuhud - Letakkan dunia pada tan... https://mutiarazuhud.wordpress.com/2013/01/07/sepi-membaca-al-quran/

    9 22/11/2015 09:23

  • 8/18/2019 Sepi Membaca Al Qur’an

    4/9

    Apa yang dimaksud “terputus segala amalannya” ?

    Hadits itu hanya mengatakan “inqatha’a ‘amaluhu , terputus amalnya maknanya adalah setiapmanusia setelah meninggal dunia maka kesempatan beramalnya sudah terputus atau apapun yangmereka perbuat, seperti penyesalan atau minta ampun ketika mereka memasuki alam barzakh tidakakan diperhitungkan lagi amalnya kecuali amal yang masih diperhitungkan terus adalah apa yangdihasilkan dari amal yang mereka perbuat ketika masih hidup seperti,

    1. Sedekah jariyah2. Ilmu yang bermanfaat bagi dirinya dan yang disampaikan kepada orang lain3. Mendidik anak sehingga menjadi anak sholeh yang selalu mendoakannya

    Hadits tersebut tidak dikatakan, “inqata’a intifa’uhu”, “terputus keadaannya untuk memperolehmanfaat”.

    Adapun amal orang lain, maka itu adalah milik (haq) dari amil yakni orang yang mengamalkan itukepada si mayyit maka akan sampailah pahala orang yang mengamalkan itu kepada si mayyit.

    Contohnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menegaskan bahwa si mayyit akan mendapatkanmanfaat dari sedekah yang dilakukan oleh keluarga yang diatas namakan kepadanya

    ح

    دَّث

    عیل ا

    َ

    ْ

    س

    ِ

    إ

    ال

    َ

    ق

    َن دَّث ح

    ك

    ِ

    ا

    َ

    ن

    َ

    ع

    ا

    َ

    شھ

    ن

    ْ

    ب

    ة ر

    ُ

    ع

    ن

    َ

    ع

    یھ

    ِ

    ب

    َ

    أ

    ن

    َ

    ع

    ة

    َ

    ش

    ِ

    ئا

    َ

    ع

    رضي

    َّ

    اعنَأالجرال

    َ

    ق

    ي

    ِ

    بَّنل

    ِ

    َّلص

    َّ

    اھ

    ْ

    ی

    َ

    ل

    َ

    ع

    َّل

    َ

    س

    ن

    ِ

    إ

    م

    ُ

    أ

    ت

    َ

    ت

    ِ

    ُ

    ت

    ْ

    ا

    ا س

    ْ

    َ

    ھار

    ُ

    أ

    َ

    ل

    ت

    َ

    َّ ل

    َ

    ك

    َ

    تت

    َ

    قَّد

    َ

    ص

    َ

    تقَّد

    َ

    ص

    َ

    ت

    َ

    أ

    َ

    ف

    َ

    أ

    ع

    ال

    َ

    ق

    ع

    َ

    ن

    دَّق

    َ

    ص

    َ

    ت

    ع

    Telah bercerita kepada kami Isma’il berkata telah bercerita kepadaku Malik dari Hisyam bin ‘Urwahdari bapaknya dari ‘Aisyah radliallahu ‘anha bahwa ada seorang laki-laki yang berkata kepada Nabishallallahu ‘alaihi wasallam: Sesungguhnya ibuku telah meninggal dunia secara mendadak dan akumenduga seandainya dia sempat berbicara dia akan bershadaqah. Apakah aku boleh bershadaqahatas namanya? Beliau menjawab: Ya bershodaqolah atasnya. (HR Muslim 2554)

    Contoh si mayyit mendapatkan manfaat dari amal yang dilakukan oleh bukan keluarga. Ini berdasarkan hadits Abu Qotadah dimana ia telah menjamin untuk membayar hutang seorangmayyit sebanyak dua dinar. Ketika ia telah membayarnya Nabi bersabda: “Sekarang engkau telahmendinginkan kulitnya” (HR Ahmad)

    Sedangkan firman Allah ta’ala , wa-an laysa lil-insaani illaa maa sa’aa, “dan bahwasanya seorangmanusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya” (QS An Najm [53]:39)

    Ayat Al-Qur’an itu tidak menafikan adanya kemanfaatan untuk seseorang dengan sebab usaha orang

    lain.

    Ayat Al Qur’an itu hanya menafikan “kepemilikan seseorang terhadap usaha orang lain”. AllahSubhanahu wa ta’ala hanya mengabarkan bahwa “laa yamliku illa sa’yah (orang itu tidak akanmemiliki kecuali apa yang diusahakan sendiri).

    Adapun usaha orang lain, maka itu adalah milik bagi siapa yang mengusahakannya. Jika dia mau,maka dia boleh memberikannya atau mensedekahkannya kepada orang lain dan begitupula jika iamau, dia boleh menetapkannya untuk dirinya sendiri.

     Jadi huruf “lam” pada lafadz “lil insane” itu adalah “lil istihqaq” yakni menunjukan arti “milik”.

    Sesunggunya ayat (QS An Najm [53]:39) terkait kuat dengan ayat sebelumnya yakni tentang dosa bukan tentang pahala.

    allaa taziru waaziratun wizra ukhraa

    i membaca Al Qur’an | Mutiara Zuhud - Letakkan dunia pada tan... https://mutiarazuhud.wordpress.com/2013/01/07/sepi-membaca-al-quran/

    9 22/11/2015 09:23

  • 8/18/2019 Sepi Membaca Al Qur’an

    5/9

    “(yaitu) bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain” (QS An Najm [53]:38)

    Begitulah cara kaum Yahudi atau yang dikenal sekarang kaum Zionis Yahudi menghasut ataumelancarkan ghazwul fikri (perang pemahaman) terhadap kaum muslim dengan menyebarluaskanpotongan-potongan ayat-ayat Al Qur’an dan Hadits untuk menimbulkan perpecahan di antara kaummuslim.

     Jadi sesungguhnya dalam bentuk lengkapnya adalah

    “(yaitu) bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain dan bahwasanya seorangmanusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya dan bahwasanya usaha itu kelak akandiperlihat (kepadanya) Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna. danbahwasanya kepada Tuhanmulah kesudahan (segala sesuatu)” (QS An Najm [53]:38 s/d 42)

    Kaum Yahudi sudah berhasil mensesatkan kaum Nasrani bahwa seseorang dapat menanggung ataumenebus dosa orang lain.

    Padahal sudah dijelaskan

    ” Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya danayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dankefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya” (Jehezkiel 18:20)

    Dijelaskan bahwa kebaikan (pahala) dan kefasikan (dosa) adalah milik orang yang melakukannya

    Kebaikan (pahala) dapat diberikan kepada orang lain namun dosa tidak dapat diberikan atauditanggung oleh orang lain

    Firman Allah ta’ala yang artinya

    “(yaitu) bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain” (QS Al Najm [53]:38)

    “Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain” (QS Al Israa [17]:15)

    “ Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikitpun dan kamu tidak dibalasi, kecuali dengan apa yang telah kamu kerjakan. (QS Yaa Siin [36]:54)

    “Dan takutlah kamu kepada suatu hari di waktu seseorang tidak dapat menggantikan seseorang lainsedikitpun dan tidak akan diterima suatu tebusan daripadanya dan tidak akan memberi manfaatsesuatu syafa’at kepadanya dan tidak (pula) mereka akan ditolong.” (QS Al Baqarah [2]:123)

    Bukankah Imam Syafi’i ~rahimahullah berpendapat bahwa pahala bacaan tidak sampai kepada simayyit ?

    Latar belakang Al Imam Syafi’i ~rahimahullah mengatakan bahwa bacaan Al Qur’an tidak sampaikepada yang wafat, karena orang-orang kaya yang di masa itu jauh hari sebelum mereka wafat,mereka akan membayar orang-orang agar jika ia telah wafat mereka menghatamkan Al Qur’an

     berkali-kali dan pahalanya untuknya, maka Al Imam Syafi’i ~rahimahullah mengatakan bahwapahala bacaan Al Qur’an tidak bisa sampai kepada yang wafat.

    Syarat sampai pahala bacaan tergantung niat (hati) jika niat tidak lurus seperti niat “jual-beli” makapahala bacaan tidak akan sampai. Dituntut keikhlasan bagi setiap yang bersedekah baik dalam bentuk harta maupun dalam bentuk bacaan Al Qur’an.

    Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “ Allah tidak memandang rupa dan harta kamu tetapi

    i membaca Al Qur’an | Mutiara Zuhud - Letakkan dunia pada tan... https://mutiarazuhud.wordpress.com/2013/01/07/sepi-membaca-al-quran/

    9 22/11/2015 09:23

  • 8/18/2019 Sepi Membaca Al Qur’an

    6/9

    ia memandang hati dan amalan kamu.” (HR Muslim 4651).

    Al Imam Syafi’i ~rahimahullah mensyaratkan sampai pahala bacaan jika memenuhi salah satu darisyarat-syarat berikut

    1. Pembacaan dihadapan mayyit (hadlirnya mayyit),2. Pembacanya meniatkan pahala bacaannya untuk mayyit3. Pembacanya mendo’akannya untuk mayyit

    Hal yang perlu kita ingat selalu adalah yang dapat memahami dan menjelaskan perkataan ImamMazhab yang empat adalah para ulama yang sholeh yang mengikuti Imam Mazhab yang empat.

    Para ulama yang sholeh yang mengikuti Imam Mazhab yang empat adalah para ulama yang sholehyang memiliki ketersambungan sanad ilmu (sanad guru) dengan Imam Mazhab yang empat ataupara ulama yang sholeh yang memiliki ilmu riwayah dan dirayah dari Imam Mazhab yang empat

    Imam An Nawawi adalah ulama Syafi’iyah yang paling memahami perkataan Imam As Syafi’i danulama-ulama madzhabnya sebagaimana disebut dalam Al Awaid Ad Diniyah (hal. 55). Sehingga,

    ika ada seseorang menukil pendapat ulama As Syafi’iyah dengan kesimpulan berbeda denganpendapat Imam An Nawawi tentang ulama itu maka pendapat itu tidak dipakai. Lebih-lebih yangmenyatakan adalah pihak yang tidak memiliki ilmu riwayah dan dirayah dalam madzhab As Syafi’i.

    Hal ini dijelaskan contohnya oleh ‘Ulama Syafi’iyah lainnya seperti Syaikhul Islam al-ImamZakariyya al-Anshari dalam dalam Fathul Wahab :

     مأ مجماعاوذھیصأصحابنبعوقاالمیإلثوابھیصأنالشافعمذھمالمشھومسلشرفالنووفقاالقرا

       وصوصالمالعباداجمیثواإلییصأنإلالعلما بحضرقرإذمعلمحموالمذھمشھومقالوموغیرھوقرا

    ذلوبینفعالمینفبقصإذالقرآبعأباالستنباالخبعلیدالذالسبكقابیدولنواألقرا تثواینولالمیت

    الروشرفذكرتوقد

    “Adapun pembacaan al-Qur’an, Imam an-Nawawi mengatakan didalam Syarh Muslim, yaknimasyhur dari madzhab asy-Syafi’i bahwa pahala bacaan al-Qur’an tidak sampai kepada mayyit,sedangkan sebagian ashhab kami menyatakan sampai, dan kelompok-kelompok ‘ulama berpendapat

     bahwa sampainya pahala seluruh ibadah kepada mayyit seperti shalat, puasa, pembacaan al-Qur’andan yang lainnya. Dan apa yang dikatakan sebagai qaul masyhur dibawa atas pengertian apabilapembacaannya tidak di hadapan mayyit, tidak meniatkan pahala bacaannya untuknya ataumeniatkannya, dan tidak mendo’akannya bahkan Imam as-Subkiy berkata ; “yang menunjukkan atashal itu (sampainya pahala) adalah hadits berdasarkan istinbath bahwa sebagian al-Qur’an apabiladiqashadkan (ditujukan) dengan bacaannya akan bermanfaat bagi mayyit dan diantara yang

    demikian, sungguh telah di tuturkannya didalam syarah ar-Raudlah”. (Fathul Wahab bisyarhiMinhajit Thullab lil-Imam Zakariyya al-Anshari asy-Syafi’i [2/23]).

    Syaikhul Islam al-Imam Ibnu Hajar al-Haitami dalam Tuhfatul Muhtaj :

    لیدولنواألقرا تثواالقارینولالمیبحضرقرإذمعلالمذھمشھوإن:مسلشرفالمصنعناق

    “Sesungguhnya pendapat masyhur adalah diatas pengertian apabila pembacaan bukan dihadapanmayyit (hadlirnya mayyit), pembacanya tidak meniatkan pahala bacaannya untuk mayyit ataumeniatkannya, dan tidak mendo’akannya untuk mayyit” (Tuhfatul Muhtaj fiy Syarhi al-Minhaj

    lil-Imam Ibn Hajar al-Haitami [7/74].)

    Rasulullah shallallahu alaihi wasallam juga telah menyampaikan bahwa sedekah tidak selalu dalam bentuk harta

    i membaca Al Qur’an | Mutiara Zuhud - Letakkan dunia pada tan... https://mutiarazuhud.wordpress.com/2013/01/07/sepi-membaca-al-quran/

    9 22/11/2015 09:23

  • 8/18/2019 Sepi Membaca Al Qur’an

    7/9

    ح

    ددَّث

    ْ

    ب

    َ

    ع

    َّ

    انْبَّمحم

    ن

    ْ

    با س

    َ

    أيع

    َ

    بُّضلا

    ن

    َ

    ث َّد ح

    ي ھ

    ن

    ْ

    ب

    مون

    ْ

    ی

    دَّث

    َ

    ح

    اصل

    ل بو

    َ

    أ

    ة

    َ

    ی

    َ

    ی

    ُ

    ع

    ن

    َ

    ع

    ی ح

    َ

    ی

    ن

    ْ

    ب

    ل

    ْ

    َ

    ق

    ُ

    ع

    ن

    َ

    ع

    ی ح

    َ

    ی

    ن

    ْ

    ر ع

    َ

    ی

    ن

    َ

    ع

    ب

    َ

    أ

    س

    َ

    ْ

    ا

    ي

    ِ

    ی

    ِ

    الد

    ن

    َ

    ع

    ب

    َ

    أ

    ر

    َ

    ذ

    ن

    َ

    أ

    اس

    َ

    من

    صحاب

    َ

    أ

    ي

    ِ

    بَّنلا

    َّلص

    َّ

    اھ

    ْ

    ی

    َ

    ل

    َ

    ع

    َّل

    َ

    س

    و

    ُ

    لا

    َ

    ق

    ي

    ِ

    بَّنل

    ِ

    َّلص

    َّ

    اھ

    ْ

    َ

    ل

    َ

    ع

    َّل

    َ

    س

    ی

    ول

    ُ

    سر

    َّ

    اب

    َ

    ھ

    َ

    ذ

    ھل

    َ

    أ

    و

    ُ

    ثُّدلاوج

    ُ

    ْ ا

    ِ

    ب

    ُّون ل

    َ

    ص

    ُ

    ی

    صلك

    ُ

    ن

    ومون

    ُ

    ص

    َ

    ی َ

    ك

    و

    ُ

    ص

    َ

    ون

    ُ

    قَّد

    َ

    ص

    َ

    ت

    َ

    ی

    ضول

    ُ

    ف

    ِ

    ب

    ِ

    ا َ

    ْ

    م

    َ

    أ

    ال

    َ

    ق

    أ

    س

    ْ

    ی

    َ

    ل

    د

    َ

    ق

    ل

    َ

    ع

    َ

    ج

    َّ

    اك

    َ

    ل

    ون

    ُ

    قَّدَّص

    َ

    ت

    ن

    ِ

    إ

    ل

    ُ

    ك

    ِ

    ب

    یحة

    ِ

    ب

    ْ

    س

    َ

    ت

    ة

    َ

    ق

    َ

    د

    َ

    ص

    ل

    ُ

    كَ

    یرة

    ِ

    ب

    ْ

    ك

    َ

    ت

    ة

    َ

    ق

    َ

    د

    َ

    ص

    ل

    ُ

    ك

    ة

    َ

    دی

    ِ

    حم

    َ

    ت

    ة

    َ

    ق

    َ

    د

    َ

    ص

    ل

    ُ

    ك

    ة

    َ

    لی

    ِ

    ْ

    ھ

    َ

    ت

    ة

    َ

    ق

    َ

    د

    َ

    ص

    مر َ أ َ

    روف

    ْ

    ع ا

    ِ

    ب

    ة

    َ

    ق

    َ

    د

    َ

    ص

    ھي

    َ

    ن

    ن

    َ

    ع

    ك

    ْ

    م

    ة

    َ

    ق

    َ

    د

    َ

    ص

    Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad bin Asma` Adl Dluba’i Telahmenceritakan kepada kami Mahdi bin Maimun Telah menceritakan kepada kami Washil maula AbuUyainah, dari Yahya bin Uqail dari Yahya bin Ya’mar dari Abul Aswad Ad Dili dari Abu Dzar bahwa

     beberapa orang dari sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada beliau, WahaiRosulullah, orang-orang kaya dapat memperoleh pahala yang lebih banyak. Mereka shalat sepertikami shalat, puasa seperti kami puasa dan bersedekah dengan sisa harta mereka. Maka beliau pun

     bersabda: Bukankah Allah telah menjadikan berbagai macam cara kepada kalian untuk bersedekah?Setiap kalimat tasbih adalah sedekah, setiap kalimat takbir adalah sedekah, setiap kalimat tahmidadalah sedekah, setiap kalimat tahlil adalah sedekah, amar ma’ruf nahi munkar adalah sedekah (HRMuslim 1674)

    Imam Syafi’i ra , ulama yang telah diakui oleh jumhur ulama dari dahulu sampai sekarang berkompetensi sebagai Imam Mujtahid Mutlak. Ulama yang paling baik dalam memahami Al Qur’an

    dan As Sunnah dan Beliau masih bertemu dengan para perawi hadits atau Salafush Sholeh,sebagaimana yang disampaikan oleh Imam Nawawi

    ق

    ال

    عي

    ِ

    فاَّشلا

    :ارحمھحب

    َ

    ت

    ْ

    س

    ُ

    وی

    أن

    قرأ

    ُ

    ی

    ه

    َ

    د

    ْ

    ِ

    ع

    شي 

    من

    رآن

    ُ

    قلاإوم

    َ

    ت

    َ

    رآخ

    ُ

    قلا

    ه د

    ْ

    ِ

    ع

    كان

    ا ن س

    َ

    ح

    “Imam asy-Syafi’i rahimahullah berkata : “disunnahkan agar membaca sesuatu dari al-Qur’an disisiquburnya, dan apabila mereka mengkhatamkan al-Qur’an disisi quburnya maka itu bagus”(Riyadlush Shalihin [1/295] lil-Imam an-Nawawi ; Dalilul Falihin [6/426] li-Imam Ibnu ‘Allan ;al-Hawi al-Kabir fiy Fiqh Madzhab asy-Syafi’i (Syarah Mukhtashar Muzanni) [3/26] lil-Imamal-Mawardi dan lainnya.

    للمیودعالقبعنقرلوأح:الشافعاق

    Imam Syafi’i mengatakan “aku menyukai sendainya dibacakan al-Qur’an disamping qubur dandibacakan do’a untuk mayyit” ( Ma’rifatus Sunani wal Atsar [7743] lil-Imam al-Muhadditsal-Baihaqi.)

    Imam Ahmad semula mengingkarinya karena atsar tentang hal itu tidak sampai kepadanya namunkemudian Imam Ahmad ruju’

    بیحسألقابالعباحدثنقایعقوبالعباابحدثنقاالحافعبدأبحدثنقاالبیھقإلبسندتحریجبعالحافاق

     عمعین قبرففضعونمأنإذلبنیقاأبیعاللجالبالرحمعبعالحلبأسماعیبمبشحدثنفقاالقبعنالقرأ

    قا, ذلیستحعمإبرأیفإنوخاتمتھالبقرسورأورأسعنإقرأوثسنالتراعلوسنورسوسنوعلبسوقولواجنازعلأحممصلینقاصدوقوكاالحداموسأبروایموأخریجالخالبكأبأخریجحسموقوھذتخریجبعالحافظ

     إھذیأحملفقاالقبعنیقرضریرجحبذفنمفرفلما معبأبیقدامبلقاخرجنفلمبدعالقبعنالقرا

    یقرؤأدفإذأوصأنأبیعاللجالبالرحمعبعحدثنإنقانعقاشیئعنكتبقاثققاإسماعیبمبشفتقول

    ا.فلیقرللرجأحمفقاقابذلیوصعمابسمعوقاوخاتمتھالبقرفاتحقبرعند

    al-Hafidh (Ibnu Hajar) berkata setelah mentakhrijnya dengan sanadnya kepada al-Baihaqi, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Abu Abdillah al-Hafidz, ia berkata telah menceritakan kepadakami Abul ‘Abbas bin Ya’qub, ia berkata, telah menceritakan kepada kami al-‘Abbas bin Muhammad,

    ia berkata, aku bertanya kepada Yahya bin Mu’in tentang pembacaan al-Qur’an disamping qubur,maka ia berkata ; telah menceritakan kepadaku Mubasysyir bin Isma’il al-Halabi dari ‘AbdurRahman bin al-Lajlaj dari ayahnya, ia berkata kepada putranya, apabila aku telah wafat, letakkanlahaku didalam kuburku, dan katakanlah oleh kalian “Bismillah wa ‘alaa Sunnati Rasulillah”, kemudiangusurkan tanah diatasku dengan perlahan, selanjutnya bacalah oleh kalian disini kepalaku awal

    i membaca Al Qur’an | Mutiara Zuhud - Letakkan dunia pada tan... https://mutiarazuhud.wordpress.com/2013/01/07/sepi-membaca-al-quran/

    9 22/11/2015 09:23

  • 8/18/2019 Sepi Membaca Al Qur’an

    8/9

     pada 3 Maret 2014 pada 1:04 pm | Balas

    surah al-Baqarah dan mengkhatamkannya, karena sesungguhnya aku melihat Ibnu ‘Umarmenganjurkan hal itu. Kemudian al-Hafidh (Ibnu Hajar) berkata setelah mentakhrijnya, hadits inimauquf yang hasan, Abu Bakar al-Khallal telah mentakhrijnya dan ia juga mentakhrijnya dari AbuMusa al-Haddad sedangkan ia orang yang sangat jujur. Ia berkata : kami shalat jenazah bersama

     bersama Ahmad, maka tatkala telah selesai pemakamannya duduklah seorang laki-laki buta yangmembaca al-Qur’an disamping qubur, maka Ahmad berkata kepadanya ; “hei apa ini, sungguhmembaca al-Qur’an disamping qubur adalah bid’ah”. Maka tatkala kami telah keluar, berkata Ibnu

    Qudamah kepada Ahmad : “wahai Abu Abdillah, apa komentarmu tentang Mubasysyir bin Isma’il ?“, Ahmad berkata : tsiqah, Ibnu Qudamah berkata : engkau menulis sesuatu darinya ?”, Ahmad berkata : Iya. Ibnu Qudamah berkata : sesungguhnya ia telah menceritakan kepadaku dari AbdurRahman bin al-Lajlaj dari ayahnya, ia berpesan apabila dimakamkan agar dibacakan pembukaanal-Baqarah dan mengkhatamkannya disamping kuburnya, dan ia berkata : aku mendengar Ibnu‘Umar berwasiat dengan hal itu, Maka Ahmad berkata kepada laki-laki itu “lanjutkanlah

     bacaaanmu”.

    Abdul Haq berkata : telah diriwayatkan bahwa Abdullah bin ‘Umar –radliyallahu ‘anhumaa-memerintahkan agar dibacakan surah al-Baqarah disisi quburnya dan diantara yang meriwayatkandemikian adalah al-Mu’alla bin Abdurrahman

    Wassalam

     

    Zon di Jonggol, Kabupaten Bogor 16830

     

    Ditulis dalam Islam, Umum | Dengan kaitkata Janganlah jadikan rumah kalian, kuburan maknamajaz yakni sepi, makna majaz, sepi dari sholat maupun membaca Al Qurʹan , sepi seperti kuburan |1 Komentar

    Satu Tanggapan

    Abu ZainiSemoga rumah-rumah kita senantiasa diterangi cahaya Qurani….

    Blackberry Z3 - Hitam

    Rp2.319.000

    R 2.272.700

    -6%

    i membaca Al Qur’an | Mutiara Zuhud - Letakkan dunia pada tan... https://mutiarazuhud.wordpress.com/2013/01/07/sepi-membaca-al-quran/

    9 22/11/2015 09:23

  • 8/18/2019 Sepi Membaca Al Qur’an

    9/9

    Comments RSS

    Blog di WordPress.com.

    The MistyLook Theme.

    i membaca Al Qur’an | Mutiara Zuhud - Letakkan dunia pada tan... https://mutiarazuhud.wordpress.com/2013/01/07/sepi-membaca-al-quran/