september 2010

84
SEPTEMBER 2010 LIONMAG 1 TRAVEL LUCCA, A JEWEL OF TUSCANY :: NEW BALI SECTION SPESIAL YOGYAKARTA TIDAK UNTUK DIBAWA PULANG HANYA UNTUK DIBACA DIATAS PESAWAT TIDAK UNTUK DIBAWA PULANG HANYA UNTUK DIBACA DIATAS PESAWAT DESTINASI : A VOYAGE TO THE ORANG UTANS OF CENTRAL KALIMANTAN THE INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR VOLUME V / SEPTEMBER 2010

Upload: bentang-media-nusantara

Post on 12-Mar-2016

242 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

LIONMAG _ inflight magazine of Lion Air

TRANSCRIPT

Page 1: SEPTEMBER 2010

SEPTEMBER 2010 LIONMAG 1

TRAVELLUCCA, A JEWEL OF TUSCANY

:: NEWBALI SECTION

SPESIALYOGYAKARTA

TIDAK UNTUK

DIBAWA PULANG

HANYA UNTUK

DIBACA DIATAS PESAWAT

TIDAK UNTUK

DIBAWA PULANG

HANYA UNTUK

DIBACA DIATAS PESAWAT

DESTINASI : A VOYAGE TO THE ORANG UTANS OF CENTRAL KALIMANTAN

The InflIghT MagazIne of lIon aIr VOLUME V / SEPTEMBER 2010

Page 2: SEPTEMBER 2010

2 LIONMAG SEPTEMBER 2010

Page 3: SEPTEMBER 2010

SEPTEMBER 2010 LIONMAG 3

Page 4: SEPTEMBER 2010

4 LIONMAG SEPTEMBER 2010

LIONMAG SEPTEMBER 2010

Content

16

48

SPESIALYOGYAKARTA

DESTINASIA VOYAGE TO THE ORANG UTANS OF CENTRAL KALIMANTAN

8 NEWS AROUND

12 LEISURE

30 WISDOM IN THE AIR

32 TRAVEL

38 EVENT

54 TRAVEL

62 TIPS

64 GALLERY

78 LADY IN THE AIR

NEW

BALI SECTION

68

RALAT:Edisi Agustus pada artikel tentang Merapi, tertulis Teks & Foto : Toto Santiko Budi, yang benar adalah Teks & Foto : Bernadus Budhiprayoga Suryanto

FoTo: PAUL I. ZACHARIA

Page 5: SEPTEMBER 2010

SEPTEMBER 2010 LIONMAG 5

Page 6: SEPTEMBER 2010

6 LIONMAG SEPTEMBER 2010

JEMY VESTIUS CONFIDOMaster of Science in Engineering Management Tufts University, AS, ini kini bertugas sebagai Master Trainer pada Telkom Training Center, Bandung. Bidang yang diajar Member of Society Competitive Inteligent Professional (SCIP) hingga need analysis.

Contributors

54

48

32

78

1

CaMpbEll brIDgESehari-hari Campbell Bridge adalah seorang Lawyer di Sidney Australia. Tapi hobinya pada fotografi telah membawanya pada setiap kesempatan di pelosok Asia Tengah, Himalaya hingga Asia Tenggara. Dia sangat terpesona dengan budaya keramahan penduduk Indonesia. Sejak 2007 aktif menulis kisah perjalanan di Majalah ini.

pETEr MIlNELahir di Inggris, Peter Milne telah tinggal dan bekerja selama 14 tahun di Indonesia. Saat ini bekerja dan menetap di Jakarta sebagai konsultan pembangunan. Pada edisi ini Peter menulis tentang Tuscany di Italy

TOTO SaNTIkO bUDIFotografer lepas, tinggal di Jakarta. Mengawali karir di Surabaya, tahun 2000. Sebagai staf foto Harian Radar Surabaya. Tahun 2005 bergabung dengan Jiwa Foto Agency Jakarta. Sejumlah karyanya pernah dimuat media lokal dan Internasional, seperti koran Tempo, National Geographic Indonesia dan Destin Asia.

paUl I ZaCHarIaPenggemar foto dan travel ini belajar memotret sejak usia 10 tahun, dan acap menjadi juri lomba foto lokal dan nasional sejak 1987. Sebagai fellow perdana di Indonesia dari lembaga fotografi Royal Photographic Society, Inggris, ia kerap menulis di media nasional.2

3

4

5

Seorang abdi dalem berpayung di halaman Dalam Keraton

FoTo : PAUL I ZACHARIA

COVER HIT

Page 7: SEPTEMBER 2010

SEPTEMBER 2010 LIONMAG 7

Page 8: SEPTEMBER 2010

8 LIONMAG SEPTEMBER 2010

Pernahkah kita berpikir sejenak bagaimana rumitnya sebuah operasional penerbangan? Pada satu flight saja, itu sudah pekerjaan yang rumit, terukur detil dan tentu mesti dilakukan secara cermat. Dari mulai sistem reservasi, teknik operasional penerbangan, bagasi penumpang dan kargo hingga asuransinya. Semuanya mesti dipikirkan dan dikerjakan secara terpadu.

Tolong digarisbawahi, itu baru satu flight saja, Jakarta-Manado direct umpamanya. Tahukah Anda berapa kali kami menerbangkan pesawat dalam sehari? Anda mungkin ruwet memikirkannya bila saya beritahu. Dalam sehari, kami menerbangkan 415 flight. Artinya, 415 pergerakan pesawat di take-off, di udara hingga landing dari kota asal ke kota tujuan. Bisa Anda bayangkan betapa rumitnya itu. Namun bagi kami, hal itu adalah pekerjaan sehari-hari yang kami lakukan dengan senang hati. Sistem pun terus kami sempurnakan.Sekarang, bisa rasakan sendiri pada libur Lebaran ini di mana pergerakan manusia semakin padat.

Nah, sebagai bagian dari penyempurnaan tadi, yang bertujuan meningkatkan pelayanan dan kebutuhan dari penumpang, kami juga terus menambah pesawat di armada kami. Pada awal bulan September ini, pesawat Boeing 737-900ER kami yang ke-39 dan ke-40 akan bergabung untuk memperkuat armada Lion Air. Kedua pesawat tersebut memiliki kode registrasi LLH dan LLI. Selain itu, untuk Wings Air, juga akan bertambah lagi satu pesawat ATR 72, yang akan tiba dari pabriknya di Toulouse, Prancis. Ini juga penting untuk memperluas dan memperkukuh jangkauan kami sebagai jembatan udara terbesar yang menghubungkan kota ke kota dan pulau ke pulau di Indonesia.

Harapannya, semoga kami bisa membantu lebih bisa merekat Indonesia Raya ini sebagai suatu keluarga superbesar pada suasana Ramadhan dan Lebaran tahun ini. Atas nama seluruh keluarga besar Lion Air, kami mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri 1431 H, dengan sungguh-sungguh kami mohon maaf lahir dan batin.

Salam,

Rusdi KiranaPresiden Direktur

cockpit’s note

PRESIDENT DIRECTORRusdi Kirana

DIRECTOR OF PRODUCTIONCapt. Ertata Lananggalih

DIRECTOR OF OPERATIONCapt. Hadikuntjoro Filemon

DIRECTOR OF TECHNICSRomdani

DIRECTOR OF COMMERCEAchmad Hasan

DIRECTOR OF GENERAL AFFAIRS & FINANCEEdward Sirait

GM SALES & MARKETINGRudy Lumingkewas

GM SERVICEAndi Burhan

PUBLISHER & EDITOR IN CHIEFMakhfudz Sappe

EDITOR Ed Zoelverdi, Priyanto Sismadi, Safari A. Husain, Ristiyono

MARKETING MANAGERA Gener Wakulu

MARKETING Lily Suhairy , G. Hardianto, Ririn Tri Astuti, Rusman Madjulekka, Adriansyah, M. Lottong Makaraka

DESIGNERGerald Manuel Wangsasaputra

MARKETING SUPPORTFarid K

FINANCEAde Kristanti

CIRCULATIONM. Solichin

PUBLISHED BYPT BENTANG MEDIA NUSANTARA

ADVERTISINGTel.: +62 (21) 98494404Fax.: +62(21)3151668Email: [email protected]@lionmag.com,

ISSN: 1979-4185

Majalah LIONMAG terbit setiap bulan dan di distribusikan ke seluruh pesawat Lion Air.LIONMAG juga dapat dibaca di seluruh outlet The Coffee Bean, Walnut Cafe dan Dome Coffee.

Merekat Keluarga Superbesar

Page 9: SEPTEMBER 2010

SEPTEMBER 2010 LIONMAG 9

Page 10: SEPTEMBER 2010

10 LIONMAG SEPTEMBER 2010

news around

Kebutuhan Vitamin C penting bagi tubuh kita, termasuk Anda yang sering berpergian keluar kota maupun luar negeri. Selain menjaga dan meningkatkan stamina tubuh, Vitamin C dosis tinggi juga bermanfaat memperkuat sistem imun tubuh, bagus untuk menguatkan tulang dan gigi, kecantikan kulit, serta mengurangi risiko terkena serangan jantung.

YOU.C1000 tersedia dalam 2 jenis produk yang dibuat dari bahan-bahan alami dengan teknologi modern dari Jepang. YOU.C1000 Vitamin Orange dan Vitamin Lemon untuk Anda nikmati setiap hari sebagai minuman kesehatan yang menyegarkan. YOU.C1000 Lemon Water dan Orange Water minuman isotonik dengan 1000 mg Vitamin C, diperuntukkan bagi Anda yang aktif dan cocok diminum sehabis berolahraga atau beraktivitas. Dengan mengonsumsi YOU.C1000 Anda bisa mendapatkan tubuh yang sehat dan kulit yang cantik.

Minuman Kesehatan Bagi TubuhYOU C1000.

Dengan kondisi iklim dunia yang kian memburuk, banyak

hal yang dapat kita lakukan guna mengurangi “beban” bumi,

salah satunya yang dilakukan Surabaya Plaza Hotel (SPH) sejak

1 Februari 2009 dengan pemberlakuan semua area hotel bebas

rokok dan satu-satunya hotel yang menerapkan sistem ini.

Berkat konsistensinya, mengantarkan hotel ini pada ajang

penghargaan tingkat nasional “Indonesia Green Awards (IGA)

2010”. Ajang yang diselenggarakan Majalah Bisnis & CSR

didukung DPD – RI dan The La Tofi School of Corporate Social

Responsibility ini, memilih 54 entitas dari seluruh Indonesia yang

berhak memperoleh penghargaan.

Surabaya Plaza Hotel mendapatkan penghargaan “gold”

kategori Best Indonesia Green Hotel, menyisihkan beberapa hotel

di Indonesia. “Kami sangat bangga akhirnya konsistensi dalam

menerapkan kebijakan smoke free ini mendapat apresiasi dalam

skala nasional. Hal ini sebagai lecutan untuk memacu kami lebih baik

lagi dalam upaya go green, sekaligus menjadi inspirator bagi hotel,

bahkan entitas lain”. kata Yusak Anshori, General Manager SPH.

Hotel Atlet Century Park adalah hotel bisnis berbintang

empat dengan lokasi strategis di jantung area bisnis Jakarta.

Hotel ini memiliki 475 kamar dan suite serta ruangan serba

guna untuk mengakomodasi berbagai acara dapat menampung

10-2000 orang. Dikelilingi pusat bisnis, mal-mal bergengsi,

dan pusat hiburan di daerah Senayan, Hotel Atlet Century Park

menawarkan sisi bisnis, hiburan, dan wisata yang menyatu.

Hotel Atlet Century Park melakukan renovasi total di

semua kamar dan function room-nya. Dengan konsep kamar

lux lebih luas dan modern, pemandangan kamar dengan

tampilan pepohonan hijau dan rindang serta suasana gedung-

gedung mewah di Jakarta, fasilitas free shuttle bus ke mal-mal

berkelas (Plaza Senayan, Senayan City, dan FX-tainment, Grand

Indonesia), private lounge di setiap lantai, butler service,

private check in & out service, dilengkapi dengan WiFi.

Dari sisi kuliner, hotel ini menyajikan aneka kelezatan

hidangan unggulan

lokal dan internasional

dari tim kuliner yang

handal. Aneka menu

traditional seperti variasi

nasi tradisional juga

menjadi sebuah nilai

lebih hotel ini. Untuk

keterangan lebih lanjut,

silahkan mengunjungi

website kami di www.

atletcentury.com.

STAY AND ExPERIENCE THE DIFFERENCEHOTEL ATLET CENTURY PARK-JAKARTA

SURAbAYA PLAzA HOTEL RAIH PENGHARGAAN EMAS “INDONESIA GREEN AWARDS 2010”

Page 11: SEPTEMBER 2010

SEPTEMBER 2010 LIONMAG 11

Sebagai wujud rasa ingin berbagi kasih

di bulan suci Ramadhan, Hotel Santika

Premiere Jakarta membagikan ta’jil gratis

beberapa saat sebelum Adzan Magribh

berkumandang. Kegiatan ini dilaksanakan

secara bergantian oleh segenap karyawan serta karyawati

dari tiap-tiap departemen yang ada di Hotel Santika

Premiere Jakarta. Aneka ta’jil yang berbeda-beda setiap

harinya ini dibagikan ke supir taxi yang berada di hotel,

para pejalan kaki, supir angkutan kota, serta siapa saja

yang melintasi area depan hotel. Selain itu, kegiatan

membagi ta’jil gratis inipun dilaksanakan di area pom

bensin dan pos polisi terdekat. Diharapkan dengan adanya

kegiatan ini dapat menjadi salah satu cara menunjukkan

kepedulian pihak hotel kepada umat Muslim yang sedang

menunaikan ibadah puasa tetapi tidak dapat berbuka

puasa bersama keluarga karena masih di jalan.

HOTEL SANTIKA PREMIERE JAKARTAbAGI TA’JIL GRATIS

Page 12: SEPTEMBER 2010

12 LIONMAG SEPTEMBER 2010

news around

Lion Air ikut membantu menyosialisasikan program Pemprov

Sulsel yakni “Visit South Sulawesi Year 2012” dengan memasang

logo program tersebut di pesawat Lion Air. Peresmian branding

untuk promosi pariwisata Sulsel dan informasi terkait tahun

kunjungan wisata ke Sulsel tahun 2012 mendatang tersebut

dilakukan Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo dan

Direktur Utama Lion Air Rusdi Kirana di apron bandara Sultan

Hasanuddin, Makassar, 25 Agustus lalu. Pemasangan logo tersebut

ditandai prosesi adat mappassili, yaitu menyucikan badan pesawat

dengan cara memercikkan air.

Menurut Presiden Direktur Lion Air, Rusdi Kirana, branding

tersebut juga sebagai apresiasi atas tingginya load factor dengan

tujuan Makassar dan sebaliknya. “Sifatnya apresiasi, tidak ada

bentuk kerjasama keuangan atau sponsor,” kata Rusdi Kirana

di sela-sela acara tersebut. Rusdi juga menambahkan bahwa

frekuensi keluar-masuk Lion Air di Makassar mencapai 60 kali

setiap harinya. Iapun menyatakan akan meningkatkan frekuensi ke

Makassar di masa mendatang. Sementara Gubernur Sulsel Syahrul

Yasin Limpo dalam sambutannya mengatakan sangat berterima

kasih kepada manajemen Lion Air, khususnya kepada Rusdi Kirana

atas kesediaannya membantu sosialisasi program pemprov ini.

“Dari tahun ke tahun jumlah penerbangan yang keluar dan masuk

di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin semakin bertambah.

Itu indikasi kegiatan ekonomi di daerah ini bertumbuh pesat,”

tukas syahrul dalam sambutannya.

Dalam acara tersebut hadir pula Ibu drg. Ayunsri Harahap, istri

Gubernur Syahrul –yang sekaligus Direktur RS Khusus Dadi, Ketua

DPRD Sulawesi Selatan, Kajati Sulsel, para pejabat Makoopsau

II, dan pejabat Angkasa Pura I. Lion Air sendiri dalam sehari

menerbangkan 415 flight untuk semua tujuan. Pada awal bulan

September ini, pesawat Boeing 737-900ER ke-39 dan 40 akan

bergabung memperkuat armada Lion Air, dengan kode registrasi

LLH dan LLI. Ditambah satu lagi pesawat ATR 72, yang akan tiba

dari pabriknya di Toulouse, Prancis untuk Wings Air.

LION AIR DUKUNG VISIT SOUTH SULAWESI 2012

Prosesi adat mappassili, menyucikan badan pesawat

dengan memercikkan air oleh Gubernur Sulsel Syahrul

Yasin Limpo dalam rangka sosialisasi program “Visit

South Sulawesi Year 2012”, bersama Presiden Direktur

Lion Air Rusdi Kirana. Gubernur Sulsel menyempatkan

diri masuk ke Boeing 737-900 ER.

Page 13: SEPTEMBER 2010

SEPTEMBER 2010 LIONMAG 13

Page 14: SEPTEMBER 2010

14 LIONMAG SEPTEMBER 2010

Leisure

Aston Jayapura Hotel & Convention Center

akan menjadi hotel bintang 4 internasional

yang terdepan di Jayapura dengan konsep

memberikan standar terbaik bagi pelancong

bisnis maupun bagi penyelenggara kegiatan

MICE. Terletak di pusat kota Jayapura yaitu di

Jalan Percetakan Negara, hanya 5 menit dari

kantor Gubernur dan daerah pusat perbelanjaan,

Aston Jayapura memiliki 102 kamar dan suites

yang modern, fasilitas konvensi yang luas seperti

ball room terbesar di Jayapura, sebuah café

shop, roof top lounge dengan hiburan live music,

sebuah pusat kebugaran lengkap dengan fasilitas

fitness, spa, sauna - whirlpool dan steam room,

klub karaoke dan satu-satunya restoran hidangan

Barat yang mewah di Jayapura – Bistro Bar &

Grill yang dilengkapi dengan hiburan live music di

malam hari.

ASToN JAYAPUrA HoTEL & CoNvENTIoN CENTEr

Jl. Percetakan Negara No. 50 - 58

Jayapura 99111, Papua

T. 0967 - 537 700 F. 0967 - 536 600

www.AstonJayapura.com

Adalah Ibu Maria, yang lebih

dikenal dengan Ceu Mar

telah membuka warung nasi

khas Sunda ini lebih dari 20

tahun silam. Warung C’mar

berlokasi di jalan Terusan

ABC no. 21, Bandung. Warung

ini setiap hari buka melayani

pengunjung dari jam 19.00-

08.00 wib. Tempat ini akan

sangat ramai pengunjung

ketika waktu menunjukan

pukul sepuluh malam.

Sehingga jangan kaget kalau

kita akan menjumpai antrian

panjang di pinggir jalan mirip

para tamu undangan hajatan

mengantri makanan yang

disajikan secara prasmanan.

Soal harga tergantung

dari menu yang kita ambil.

Asal tahu saja, menu yang

ditawarkan disini adalah

menu masakan khas Sunda,

dan kita mengambil sendiri

apa yang ingin kita makan.

Tersedia juga berbagai macam

minuman seperti teh, kopi, es

jeruk dan minuman kemasan

botol lainnya.

WArUNG C’MAr

Jl. Terusan ABC No. 21

Bandung

Katsu atau Katsuretsu makanan yang

berasal dari Jepang ini merupakan

makanan cutlet yang bertabur tepung

remah roti atu breadcrumb yang digoreng

membungkus irisan daging tanpa tulang.

Katsusei yang berlokasi di Plaza Indonesia

ini mendedikasikan diri untuk premium

katsu yang otentik dari Jepang. Bahan

baku yang dipilih sangat berkualitas

terutama untuk daging ayam, sapi, seafood

hingga daging pork. Untuk daging sapi

dipilih wagyu yang disajikan dalam menu

Wagyu Beef Katsu. Hanya di Katsusei ini

Anda bisa menemukan katsu yang terbuat

dari pork yang disebut Tonkatsu. Tapi

jangan kuatir, Katsusei menerapkan kaidah yang ketat dengan memisahkan cara pengolahan

antara menu pork dengan menu lainnya. Bahkan menu prok ini diolah dalam dapur yang

berbeda termasuk juga semua peralatan dapurnya pun terpisah.

KATSUSEI

Plaza Indonesia L 1/E19-19A

Jl. M.H. Thamrin Kav. 28-30

Jakarta 10350

Nikmatnya Prasmanan Tengah Malam

WARUNG C’MAR

KATSUSEI Premium Katsuretsu

ASTON JAYAPURA HOTEL & CONVENTION CENTER

Mulai beroperasi

Page 15: SEPTEMBER 2010

SEPTEMBER 2010 LIONMAG 15

Gumarang Lounge merupakan salah satu

fasilitas yang disediakan Hotel Ibis Jakarta

Tamarin untuk para tamu yang ingin bersantai

menghabiskan waktu. Tempat yang nyaman,

suasana tenang ,interior modern serta view yang langsung

menghadap pool terrace dikemas untuk memanjakan para

tamu yang datang. Siap melayani segala pesanan tamu

selama 24 jam, kemudian terdapat Internet corner yang

dapat digunakan secara Cuma-Cuma, selain itu kami juga

menyediakan big screen yang selalu dinyalakan pada pukul

06.00 sampai dini hari.

Afternoon Tea dari pukul 16.00 – 19.00 merupakan salah

satu kegiatan rutin yang mengunakan Gumarang Lounge

untuk memfasilitasi para tamu executive yang menginap

di hotel agar dapat menikmati waktu sore mereka dihotel

dengan santai. Semua makanan yang disediakan selalu

bervariasi tiap bulannya, Ibis Jakarta Tamarin secara rutin

membuat menu-menu pilihan baru yang sensasional tiap

bulannya untuk memanjakan para pengunjungnya.

HoTEL IBIS TAMArIN JAKArTA

Jl. KH. Waid Hasyim No.77

Jakarta Pusat 10340

T. 021-3912323 F. 021 -3157707

Email : [email protected]

Hotel Ibis Tamarin Jakarta

GUMARANG LOUNGE

Page 16: SEPTEMBER 2010

16 LIONMAG SEPTEMBER 2010

Leisure

Bagi orang Sulawesi Selatan menu yang satu ini sudah tidak

asing lagi, bahkan terlalu akrab dalam kehidupan sehari-hari.

Pallumara, nama masakan berkuah dari ikan ini boleh dibilang

masuk dalam golongan menu sup ikan merupakan makanan

rumahan yang selalu dihidangkan dan disantap setiap hari.

Rasa asam segar menjadi ciri dari makanan ini. Hampir semua

jenis ikan bisa dimasak, dan cara pengolahannya pun sangat

sederhana, ikan bandeng paling favorit untuk masakan Palumara.

Bumbu utamanya adalah kunyit dan asam jawa. Namun juga bisa

ditambah bawang merah, sereh, minyak kelapa, cabe rawit yang

dibiarkan utuh dan sedikit gula pasir.

Bagi kita yang belum pernah dan penasaran ingin mencicipi

segarnya sup ikan ini tidak perlu pergi jauh ke Makassar.

Pallumara selalu siap tersedia di Tanjung Pasir Resort. Sebuah

resort dengan konsep keluarga ini terletak di Jl. Tanjung Pasir

Km 7, Teluk Naga-Tangerang. Dapat ditempuh sekitar 20 menit

dari Bandara Internasional Soekarno Hatta dan 50 menit dari kota

Jakarta. Menikmati segarnya Palumara diantara taman tropis

yang luas serta gemericik air dari kolam-kolam ikan yang besar.

Bagi yang hobi mancing dapat memancing ikan di kolam-kolam

tersebut dan hasilnya bisa langsung dimasak oleh chef yang

profesional. Sebuah resort yang pas untuk aktivitas akhir pekan

bersama keluarga.

NIKMATNYA PALLUMARATANJUNG PASIr rESorT

Jl. Raya Tanjung Pasir Km. 7,

Teluk Naga – Tangerang

T. 0817138710, 0817138716, 0817138720

F. 021- 70702772

Page 17: SEPTEMBER 2010

SEPTEMBER 2010 LIONMAG 17

Page 18: SEPTEMBER 2010

18 LIONMAG SEPTEMBER 2010

speciaL KERAToN YoGYAKARTA

Page 19: SEPTEMBER 2010

SEPTEMBER 2010 LIONMAG 19

TEKS & FoTo: PAUL I.ZACHARIA

Keraton YogyakartaReplika Estetika Mooie Indie

Dari semua istana kuno, inilah yang paling terkenal di Indonesia.

Salah satu tujuan utama yang pamungkas dari Jawa Tengah

ini memang unggul, karena istana ini memiliki arsitektur istana

Jawa yang termewah,; dengan balairung-pendapa yang megah dan

halaman dengan lapang pandang yang luas. Selain itu keterawatan

seluruh kompleks membuat pengunjung dapat berpuas menengok

masa lalu Mooie Indie secara utuh.

eraton – dari kata Ka-RATU-an yang berarti Tempat Tinggal Ratu atau raja, adalah istana Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang menjadi kebanggaan Daerah Istimewa

Yogyakarta. Fungsi kesultanan tersebut telah berakhir pada tahun 1950, saat ia bergabung dalam NKRI. Namun ia tetap berfungsi sebagai rumah tangga Sultan Jogja dan segenap householdnya yang masih menjalankan tradisi kesultanan hingga kini. Inilah keunikan kerajaan di dalam republik yang sangat menarik!

Istana perpaduan gaya Jawa dan Eropa ini didirikan pada pemerintahan Sultan Hamengku Buwono I pasca Perjanjian Giyanti pada tahun1755. Sebagai korban gempa pada tahun 1867, Keraton Jogja mengalami kerusakan berat. Pada pemerintahan HB VII pada tahun 1889, istana tersebut dipugar. Meski tata letaknya masih dipertahankan, namun bentuk bangunan telah diubah menjadi yang terlihat sekarang. Semua bangunan dan fitur keraton ini memiliki nama yang cukup kompleks bila harus dirinci satu-satu! Bahkan seluruh tata letak keraton terhadap kota dengan pola poros - yaitu Keraton dalam satu garis lurus berawal dari Panggung Krapyak di Selatan sampai ke Tugu Jogja di Utara - juga sarat simbol. Sekompleks budaya Jawa itu sendiri.

(Atas) Para Abdi dalem menanti dengan

sabar dalam seragam keseharian

(Halaman Samping searah jarum jam)

Gedong Kuning, rumah tinggal Sultan

dengan ukiran yang cantik. ; Plafon

Bangsal Sitihinggil yang rapi dan berukir

mengesankan.. ; Fasada yang menghadap

alun-alun, dari Bangsal Pagelaran

Page 20: SEPTEMBER 2010

20 LIONMAG SEPTEMBER 2010

speciaL KERAToN YoGYAKARTA

Sebagian kompleks keraton berfungsi sebagai museum yang memeragakan berbagai koleksi milik kesultanan, cenderamata dari kerajaan-kerajaan Eropa, replika pusaka keraton, dan berbagai perangkat gamelan. Selain itu keraton juga membanggakan berbagai warisan budaya, berupa upacara tradisional yang tetap dipelihara dengan setia. Keraton Yogyakarta telah menjadi benteng terakhir perlindungan adat, lengkap dengan para pemangku adatnya.

Yang harus diperhatikan saat mengunjungi Keraton adalah adanya dua akses untuk memasuki kawasan Keraton yang tidak ada petunjuknya untuk segera bisa dilihat pengunjung awam. Mereka bisa saja hanya masuk dari gerbang utama yang menghadap alun-alun, lalu merasa sudah selesai. Padahal kawasan dimana terdapat bangsal utama harus dimasuki lewat gerbang samping barat!

Yang disayangkan adalah minimnya foto-foto dari suasana Keraton dalam masa kejayaannya. Yang ada hanyalah foto-foto

reproduksi yang sangat tak layak pamer dalam Museum Kereta, yang menyimpan koleksi kereta-kereta kuda. Hal lain yang disayangkan adalah jam buka resmi Keraton yang terlalu singkat, karena ditutup pada pukul 13.00. Dimana-mana di dunia, obyek wisata utama harus membuka diri untuk menerima turis seakomodatif mungkin. Selain itu untuk memasuki kawasan Bangsal Kencana yang menjadi pusat kompleks Keraton, kita masih harus membayar tiket dengan sistim penulisan kwitansi, sehingga sangat tak praktis dan memakan waktu. Saat kami sudah ditolak masuk karena kesorean, beruntung ada beberapa grup yang meminta-minta supaya diterima masuk, sehingga kami bisa ikut mendapat dispensasi!

Sebetulnya kita harus mau bekerja mengikuti jam kerja seperti biasanya, karena bagi pelancong, setiap kesempatan memasuki keraton akan menjadi pengalaman berharga yang bernilai promotif dan pasti menambah kas Keraton sendiri!

(Searah jarum jam) Salah satu dari koleksi kereta kuda di Museum Kereta

Sultan.; Lorong menuju Kaputren yang berhias lampu-lampu cantik.; Detil

ukiran pilar kayu yang diberi prada, dan terawat rapi.; Gerbang Regol

Danapratopo yang diapit oleh dua Dwarapala

Page 21: SEPTEMBER 2010

SEPTEMBER 2010 LIONMAG 21

Beberapa pengunjung melewati tangga penghubung kawasan Pagelaran dan Sitihinggil

Seorang turis menanyakan arah di depan Gedung Gongso Slendro

Page 22: SEPTEMBER 2010

22 LIONMAG SEPTEMBER 2010

(Searah jarum jam) Bangsal Manis dengan pagar

yang terawat rapi.; Sekelompok pengunjung foto

bersama di belakang Bangsal Pagelaran.; Diorama

suasana kostum Sultan di Bangsal Pasewakan

Page 23: SEPTEMBER 2010

SEPTEMBER 2010 LIONMAG 23

Page 24: SEPTEMBER 2010

24 LIONMAG SEPTEMBER 2010

TEKS & FoTo: ToTo SANTIKo BUDI

Keunikan Berbalut Misteri

speciaL MASANGIN

MASANGIN,

Page 25: SEPTEMBER 2010

SEPTEMBER 2010 LIONMAG 25Temaram senja nan romantis di Alun-alun Kidul salah satu spotfavorit anak muda kota.

Page 26: SEPTEMBER 2010

26 LIONMAG SEPTEMBER 2010

Sinar matahari mulai meredup di ufuk barat Yogykarta.

Siang yang terik perlahan berganti sore yang sejuk.

Birunya langit menjelma jingga lengkap dengan

hiasan gumpalan awan yang berarak. Lampu-lampu

kota mulai ‘hidup’ sinar kuning keemasannya membangun

suasana hangat dan romantis. Semakin banyaklah manusia yang

hadir di Alun-alun Selatan suatu akhir pekan itu.

Setiap sore (utamanya akhir pekan atau hari libur) tanah lapang

luas yang letaknya ada di belakang kompleks Keraton Kesultanan

Yogyakarta Hadiningrat itu memang selalu ramai. Masing-masing

datang dengan tujuan masing-masing. Meskipun bukan taman

hiburan namun tempat yang dikalangan anak muda Yogya dikenal

dengan nama Alkid (alun-alun kidul) ini mempunyai fasilitas-

fasilitas yang ‘memanjakan’ pengunjung terutama anak-anak.

Mereka bisa menjajal aneka permainan yang ada. O ya,

segenap permainan itu tidak disediakan pihak keraton, ataupun

(Searah jarum jam) Siluet kontestan Masangin.; Langkah mantap ‘Sang Juara’ Masangin.; Dua beringin dan mereka yang penasaran menaklukkan.

Masangin-lah permainan yang membedakan Alkid ini dengan alun-alun atau taman yang ada di tempat lain.”

Page 27: SEPTEMBER 2010

SEPTEMBER 2010 LIONMAG 27

pemerintah daerah setempat melainkan oleh orang perorangan.

Mereka dengan jeli membaca peluang bisnis. Ada tempat, ada

pengunjung maka kemudian tersedialah pejualan dan persewaan

aneka permainan seperti odong-odong, becak mini, sepeda mini

dan tandem, mobil-mobilan, beraneka permainan ketangkasan,

mandi bola, kuda, dan seterusnya. Bisa juga melihat gajah

keraton di kandang yang letaknya berseberangan dengan Alkid.

Bila anak-anak tertarik dengan semua permainan tadi maka

mereka yang lebih besar tertarik untuk bergerombol di depan

dua batang pohon beringin tua yang tegak berdiri di tengah Alkid.

Beringin itu dikelilingi oleh pagar hingga disebut Ringin Kurung.

Mereka datang demi Masangin.

Sebagian pengunjung itu telah datang sejak matahari masih

bersinar. Mereka dengan sabar menanti gelap tiba untuk

mencoba tantangan, sebuah ‘ritual’ unik, masangin (masuk di

antara dua beringin) Tujuannya mereka berusaha melewati jalan

di antara kedua pohon beringin tadi dengan mata ditutup kain.

Jarak antara kedua pohon itu sendiri sekitar 7 meter. Entah

sejak kapan dan dari mana munculnya mitos ini, konon barang

siapa yang berhasil berjalan melewati kedua beringin itu akan

mendapatkan berkah dari Yang Maha Kuasa.

Masangin-lah permainan yang membedakan Alkid ini dengan

alun-alun atau taman yang ada di tempat lain.

Meskipun terlihat mudah tapi kenyataannya tak sedikit yang

gagal. Berbagai trik coba dilakukan, seperti melepas alas kaki

untuk merasakan ada tidaknya rumput (jalan menuju kedua

pohon itu tidak ditumbuhi rumput lagi akibat seringnya dilewati).

Tapi pada prakteknya tetap saja susah. Mereka, para ‘kontestan’

merasa telah berjalan lurus, namun apa yang terjadi? Mereka

justru berputar arah menuju ke tempat semula padahal tinggal

beberapa langkah lagi untuk berhasil. Tak ayal penonton pun

terbahak tak kuasa menahan geli.

Disemangati suporter belum tentu juga bisa berhasil.

Page 28: SEPTEMBER 2010

28 LIONMAG SEPTEMBER 2010

Alun-alun kidul berlokasi di belakang

kompleks bangunan keraton Yogyakarta.

Meskipun derajat dan fungsinya tak

setinggi Alun-alun Utara (lor) namun

secara spiritual tempat ini berwatak

tenang (disimbulkan dengan gajah),

karena konon dianggap sebagai tempat

palereman (istirahat) para dewa. Tak

heran tempat ini banyak dikunjungi orang

yang ingin menenangkan hati atau sekedar

bercengkrama.

Lapangan dengan luas sekira 2,5 hektar

ini pun melengkapi diri dengan aneka

jajanan mulai dari yang ringan dan

sederhana hingga yang kelas berat.

Dijamin acara nongkrong makin asyik dan

lidah dimanjakan tentunya. Sebut saja

minuman hangat nan menyegarkan badan

dan dijamin menjauhkan angin ‘jahat’

memasuki tubuh, wedang ronde. Atau ada

juga aneka bebakaran mulai dari jagung,

pisang, hingga roti bakar berlapis beragam

selai. Warung nasi lesehan dengan

dilengkapi lauk ikan atau ayam bakar juga

tak ketinggalan menemani malam anda di

sini.

Bukan berarti saat matahari masih

bersinar di alun-alun kidul ini tak ada

yang menarik untuk dinikmati. Anda bisa

menyewa andong untuk mengelilinginya.

Di pagi hari anak-anak dan remaja usia

sekolah pun senang memanfatkan area ini

untuk bermain sepak bola.

Berhadap-hadapan dengan Alkid ini adalah

gedung Sasono Hinggil Dwi Abad, yang

pada waktu-waktu tertentu menggelar

pertunjukan wayang semalam suntuk.

Sejarah panjang mengikuti fungsi

kawasan yang terletak di sebelah barat

Tamansari ini. Dahulu tempat ini pernah

dipakai sebagai tempat latihan baris-

berbaris prajurit keraton sehari sebelum

pelaksanaan grebeg, tempat pisowanan

abdi dalem wedana prajurit beserta anak

buahnya di malam bulan puasa, lomba

panahan, bahkan adu harimau melawan

kerbau.

Jadi, kalau anda sedang berkunjung ke

Jogjakarta, setelah puas berwisata kota

(banyak sekali objek menarik di bekas

ibukota RI ini), berwisata belanja di

Malioboro, dan berwisata kuliner gudeg

Wijilan maupun bakpia Pathok. Maka

ketika anda melancong ke Yogyakarta,

wajib hukumnya untuk ke Alkid dan ber-

Masangin.

(Searah jarum jam) Tersedia juga kuda tunggang sewaan.; Wedang Ronde,minuman tepat saat bersantai di Alkid.; Keliling Alkid dengan andong (kereta kuda) pun menyenangkan. ; Persewaan tutup mata, jeli menyongsong rezeki.

Page 29: SEPTEMBER 2010

SEPTEMBER 2010 LIONMAG 29

Page 30: SEPTEMBER 2010

30 LIONMAG SEPTEMBER 2010

bENTENG VREDEbURGDi ujung jalan Malioboro, kita dapat

mampir di Benteng Vredeburg.

Benteng yang dibangun Belanda

tahun 1765 ini dulunya merupakan

basis perlindungan Belanda dari

kemungkinan serangan pasukan

Keraton. Benteng ini dibuka untuk

umum pertama kali pada tahun

1987. Kita dapat melihat koleksi

minirama yang menceritakan sejarah

perjuangan di Yogyakarta. Bangunan

berbentuk tembok tinggi ini memiliki

menara pemantau di empat penjurunya yang dulu digunakan sebagai tempat

patroli. Dari menara paling selatan, kita dapat menikmati pemandangan ke Keraton

Kesultanan Yogyakarta.

Kota ini memang istimewa, bukan karena statusnya sebagai Daerah

Istimewa saja, melainkan memang segala yang ada di kota ini benar-

benar spesial. Mulai dari adat dan budayanya, keseniannya, kehidupan

sosial warganya yang begitu ramah. Selain itu, kota yang sudah berdiri

sejak abad 17 ini juga sarat dengan peninggalan sejarah sehingga

sangat menarik dijadikan tujuan wisata sejarah disamping juga memang banyak spot-

spot keindahan wisata lain yang mengelilinginya. Beberapa hal yang menarik untuk

dicermati dan dinikmati ketika berkunjung ke kota ini diantaranya seperti:

KERATONBerwisata ke Yogyakarta kurang lengkap

rasanya jika belum mengunjungi Keraton

Kasultanan Yogyakarta. Keraton ini sudah

berdiri sejak tahun 1755 pasca Perjanjian

Giyanti dengan Raja pertamanya Pangeran

Mangkubumi dengan gelar Sri Sultan

Hamengku Buwono I (HB I). Yang perlu

diperhatikan adalah jam buka Keraton yang

hanya sampai jam 13.00. Jadi harus lebih

awal datang agar memiliki waktu yang cukup

untuk mengagumi keindahan dan keunikan

Keraton ini.

TAMANSARITamansari hanya sekitar 500 meter sebelah

selatan Keraton Yogyakarta. Bila dilihat

selintas bangunan ini memiliki gaya Eropa

karena arsiteknya bangsa Portugis disamping

juga makna-makna simbolik Jawa tetap

dipertahankan. Tamansari dibangun pada

masa Sultan Hamengku Buwono I akhir abad

XVII M. Tamansari merupakan kompleks

yang terdiri dari kolam pemandian, kanal air,

ruangan-ruangan khusus dan sebuah kolam

yang besar.

Pasar tradisional yang sudah

mengalami beberapa kali pemugaran

ini berdiri sejak tahun 1758. Pasar ini

termasuk tujuan favorit wisatawan

yang datang ke Yogyakarta. Disini kita

bisa mendapatkan berbagai macam

barang tradisional sebagai oleh-oleh.

Mulai dari makanan hingga pakaian.

Berbagai jenis batik, baik yang

masih berupa kain maupun pakaian,

tulis maupun print dapat mudah

diperoleh dan tentunya dengan harga

terjangkau.

bERINGHARJO

YOGYAKARTA’SHOT SPOTS

speciaL SPoT YoGYAKARTA

TEKS: RISTIYoNo FoTo: ToTo SANTIKo BUDI

Page 31: SEPTEMBER 2010

SEPTEMBER 2010 LIONMAG 31

CANDI PRAMbANANMenjulang setinggi 47 meter, candi Prambanan berdiri gagah

menunjukkan kecantikan dan keindahannya. Dibangun di

abad ke-10 pada masa pemerintahan dua raja, Rakai Pikatan

dan Rakai Balitung candi ini menunjukkan kejayaan Hindu di

tanah Jawa. Candi ini memiliki tiga candi utama yaitu Candi

Wisnu, Brahma, dan Siwa yang merupakan lambang Trimurti

dalam kepercayaan Hindu. Dari pusat kota Yogyakarta dapat

ditempuh sekitar 20 menit dengan jarak 17 kilometer ke arah

. Sekarang di area halaman candi ini sudah dibuat taman

yang indah. Ada beberapa candi lagi yang jaraknya tidak

terlalu jauh dari candi Prambanan, yaitu candi Kalasan dan

candi Sambisari.

MALIObOROJalan sepanjang satu kilometer ini sudah menjadi kawasan

perdagangan sejak tahun 1758 saat Sri Sultan Hamengku

Buwono I mengembangkan sarana perdagangan melalui

sebuah pasar tradisional. Kawasan ini masih bertahan hingga

sekarang bahkan menjadi salah satu ikon kota Yogyakarta.

Malioboro dalam bahasa sansekerta berarti “karangan

bunga”, dasar dari penamaan jalan yang terletak sekitar

800 meter dari Keraton ini karena dulu setiap kali Keraton

melaksanakan perayaan jalan ini dipenuhi karangan bunga.

Sepanjang jalan ini dipenuhi penjual cinderamata khas

Yogyakarta dan bila malam tiba menjadi surganya para

penikmat kuliner dengan maraknya warung lesehan.

http

://pu

rbak

alay

ogya

.com

galle

rica

ndi-p

ram

bana

n.jp

g

Page 32: SEPTEMBER 2010

32 LIONMAG SEPTEMBER 2010

Pada tahun 1906 seorang ekonom berkebangsaan Italia

bernama Vilfredo Pareto melakukan sebuah penelitian

mengenai distribusi kekayaan di negaranya. Hasil

penelitian tersebut yaitu delapan puluh persen jumlah

kekayaan masyarakat Italia dikuasai oleh hanya dua puluh persen

penduduk yang menempati kalangan atas dalam strata ekonomi.

Dan sebaliknya, sisa dua puluh persen kekayaan dibagi-bagi

diantara delapan puluh persen rakyat.

Karena begitu seringnya fenomena 80-20 ini muncul, maka

dalam kasus-kasus pemecahan masalah, para analis dan pembuat

keputusan biasanya menggunakan prinsip pareto ini dengan

cara mengatasi dua puluh persen penyebab yang memberikan

delapan puluh persen akibat. Hukum pareto ini memberikan

panduan yang sangat penting untuk mengalokasikan usaha dan

sumber daya. Sesungguhanya hukum pareto ini bisa bermanfaat

dalam pemecahan masalah-masalah dan pengambilan keputusan-

keputusan pribadi karena sebenarnya hukum pareto memberikan

panduan kepada kita untuk menentukan prioritas.

Kembali kepada penelitian yang dilakukan Pareto, ia

melakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui mengapa

delapan puluh persen kekayaan hanya dinikmati oleh dua puluh

persen orang saja. Hasil penelitian lanjutan inilah yang sangat

mengejutkan. Pareto membuat kesimpulan, seandainya jumlah

kekayaaan yang ada dibagi rata di antara seluruh penduduk

Italia, maka hanya dalam waktu satu tahun, maka akan kembali

terbentuk pola yang sama, delapan puluh persen kekayaan akan

kembali dinikmati oleh hanya dua puluh persen penduduk.

Bagaimana mungkin? Fakta empiris yang saya temui,

jangankan dalam kondisi dibagi rata, dalam kondisi kaya raya pun

seseorang bisa kemudian menjadi jatuh miskin dan sebaliknya

seseorang yang merangkak dari bawah bisa sampai di puncak

kekayaan. Menimbang fakta tersebut maka prioritas dalam

penelitian Pareto tidak hanya terjadi pada bagian kesimpulannya

namun juga terjadi pada sebab dan konsekuensinya itu sendiri.

Seandainya kekayaan sebuah negara dibagi rata dalam sekejap,

maka orang-orang yang sebelumnya pernah berjuang untuk kaya

akan memiliki prioritas yang berbeda dengan orang-orang yang

tiba-tiba menjadi kaya. orang-orang yang sejatinya kaya akan

melihat uang yang dipegang oleh semua orang sebagai potensi

pasar yang besar dan ia memprioritaskan uang yang dipegangnya

untuk membangun sebuah bisnis. Sebaliknya, orang-orang

yang tiba-tiba menjadi kaya segera memanfaatkan kesempatan

tersebut untuk menikmati kekayaannya. Hasilnya, sama seperti

penelitian Pareto, dalam waktu satu tahun, delapan puluh persen

kekayaan akan kembali jatuh kepada hanya dua puluh persen

penduduk.

Kalau begitu caranya, apakah hal itu berarti yang kaya akan

tetap kaya dan yang miskin akan tetap miskin? Tidak sepenuhnya

benar. Memang akan tetap ada dua puluh persen orang yang

menguasai delapan puluh persen kekayaan namun kabar baiknya,

Anda bisa menentukan pilihan apakah Anda ingin berada di

kelompok yang dua puluh persen ataukah berada di kelompok

yang delapan puluh persen sisanya.

oLEH : JEMY V. CoNFIDo

Di dunia ini tidak ada orang bodoh,

yang ada adalah orang yang tidak

bisa menentukan prioritasPepatah Cina kuno

wisdoM in tHe air

http

://w

ww

.sou

ndte

xtm

edia

.com

.au/

info

rmat

ion/

bigs

tock

phot

o_Bo

oks_

3930

3.jp

g

Page 33: SEPTEMBER 2010

SEPTEMBER 2010 LIONMAG 33

Singkat kata, prioritas bisa menentukan kualitas hidup

manusia karena prioritas yang dibuat oleh seseorang

akan menentukan alokasi sumber daya yang dimilikinya.

Sumber daya bisa berupa uang, materi, tenaga, pikiran,

keahlian dan yang paling mahal adalah waktu. Karena

waktu adalah satu-satunya sumber daya yang tidak bisa

diperbaharui dan tidak bisa pula digantikan.

Bila urusan membuat prioritas hanyalah sekedar

membedakan mana yang penting dan mana yang tidak

penting tentu bukanlah perkara sulit. Persoalannya, dalam

membuat prioritas kita seringkali dihadapkan pada pilihan

antara mana yang penting dan mana yang lebih penting

sehingga kita seringkali terlambat untuk menyadari mana

yang seharusnya kita pilih. Dan, karena kita tidak bisa

berkompromi dengan waktu, maka yang tersisa tinggalah

sebuah penyesalan. Mungkin sebagian besar manusia

pernah mengalami penyelasan seperti ini termasuk saya

dan Anda. Agar kita tidak mengalami penyesalan serupa,

ada baiknya kita menyimak ilustrasi berikut ini.

Dalam sebuah seminar mengenai prioritas, seorang

ahli meletakkan batu-batu besar di dalam sebuah

akuarium kosong hingga ia tidak bisa menambahkan lagi

batu ke dalam akuarium tersebut. Lalu ia bertanya kepada

para hadirin,

”Apakah akuarium ini sudah penuh?” Para hadirin pun

berteriak serempak, ”Sudah!” Sang ahli tersenyum, lalu

ia pun memasukkan batu-batu kecil ke dalam akuarium

tersebut dan mengguncang-guncangkannya sehingga tidak

ada lagi batu kecil yang bisa ditambahkan.

Ia pun kembali bertanya, ”Apakah akuarium ini sudah

penuh?” Para hadirin sekali lagi menjawab serempak,

”Sudah!”

Sang ahli kembali tersenyum dan ia pun memasukkan

pasir ke dalam akuarium tersebut dan mengguncang-

guncangkannya sampai padat. Ia pun kembali bertanya

untuk ke-tiga kalinya, ”Apakah akuarium ini sudah penuh?”

Para hadirin kembali serempak menjawab, ”Sudah!” Lalu

sang ahli pun menuangkan air ke dalam akuarium tersebut

sampai meluap. Ia pun bertanya, ”Apa yang bisa kita

pelajari dari percobaan yang baru saja saya peragakan ini?

”Seorang peserta menjawab, ”Manfaatkan kesempatan

yang ada sekecil apa pun kesempatan itu.” Sang ahli pun

menjawab, ”Benar, dan dahulukan hal-hal yang utama

dalam memanfaatkan kesempatan tersebut.”

Dalam hidup ini ada batu-batu besar yang sebaiknya

lebih dahulu mendapat tempat, lalu diikuti batu-batu

kecil, pasir dan air. Kejelian Anda dalam membedakan

keempatnya akan menuntun Anda mencapai kualitas hidup

yang lebih baik.

Page 34: SEPTEMBER 2010

34 LIONMAG SEPTEMBER 2010

When most people think of the cities of Tuscany — that iconic province of Italy where

the Renaissance was born and from which it spread across the rest of medieval

Europe — the first that come to mind are usually the famous trio of Florence, Siena

and Pisa. but one somewhat smaller former city state, Lucca, lies between all three,

making it an ideal base from which to explore Tuscany, as well as being a beautiful

example of an Italian Renaissance city in itself.

traVeL LUCCA TUSCANY

A Jewel of TuscanyLUCCA

TEXT & PHoToS : PETER MILNE

Page 35: SEPTEMBER 2010

SEPTEMBER 2010 LIONMAG 35

Lucca is a pure gem of a

Renaissance city, steeped

in history and crammed

with majestic churches and

famous for its tempting

restaurants. Added to this, what makes

it so unique is that, despite the march of

time and the arrival of modernity, Lucca

still possesses its medieval city walls in

their entirety. Built mainly in the sixteenth

century and running for about 4 km, the

imposing red brick ramparts are amongst

the best-preserved Renaissance defences

that remain in Europe today. They lend

the city a unique character by shutting

out most of the traffic and preserving the

narrow streets for pedestrians. Visitors can

stroll amongst Lucca’s medieval streets,

sample the delights of the cafes and pastry

shops, and take in the atmosphere of

another era — one before the invention

of the internal combustion engine. And,

despite its beauty and smaller scale, Lucca

seems to have escaped the tourist hordes

that regularly descend on Florence and

Pisa during the summer months. Lucca

is also the birthplace of the composer,

Giacomo Puccini, of La Bohème and

Madame Butterfly fame. For opera-

lovers there is not a single night of the

year when Lucca does not have a Puccini

performance, together with music by

Mozart, Verdi or Bach, in at least one of its

many churches.

originally founded by the

Etruscans several centuries before Christ,

Lucca became a Roman colony in 180 BC

as the Romans consolidated their control

over the peninsula. Lucca’s Roman legacy

is reflected today in the way the city’s

ancient grid pattern has been preserved

down the centuries in the layout of its

narrow roads. It is also apparent in the

striking elliptical shape of what is today

the Piazza dell’Anfiteatro, surrounded

as it is by tall medieval buildings that

follow the outline of Lucca’s Roman

amphitheatre. Descend into the cellars of

some of the surrounding shops and you

will find the original Roman brickwork

of the foundations of the amphitheatre.

In the centre of the city one of Lucca’s

most elegant churches, the church of San

Michele in Foro, betrays from its name

that it stands beside the original site of the

Roman forum.

Lucca became a self-governing city

(comune) in the twelfth century, at which

time it underwent an economic boom

thanks to its high-quality silk production.

This helped to make Lucca wealthy and

enabled the city to rival the dominance of

Byzantium for the European silk trade. It

(Clock wise) One of the many cafes in Lucca, on a street of medieval

houses.; The great man himself: Puccini’s statue in a small

square next to his house in the centre of Lucca.; The old town of

Pietrasanta looking towards the Apuane Alps beyond the city walls.

(Page across) View across the medieval city of Lucca, towards the

Apuane Alps of north Tuscany in the background.

Page 36: SEPTEMBER 2010

36 LIONMAG SEPTEMBER 2010

was at this time that the other city states of Tuscany also started to expand rapidly

as centres of commerce and political power, and Lucca soon found itself caught

in the rivalry between Florence and Pisa. Later, in 1314, internal discord in Lucca

weakened the political elite and allowed it to fall under the control of Pisa, but just

a couple of years later it won its freedom back under the leadership of a mercenary

commander, Castruccio Castracani. Lucca then went on to become one of the most

powerful Italian city states under Castracani, rivaling Florence and defeating her in

battle. Lucca remained an independent republic for almost the next 500 years, until

Napoleon Bonaparte put a final end to its freedom in 1805.

Napoleon marched into the Italian peninsula and created the so-called

Kingdom of Italy in 1804, making Lucca into a principality the following year. But as

he did elsewhere, Napoleon handed out these newly created fiefdoms to members

of his family and in Lucca’s case to his sister, Elisa. Elisa apparently wasn’t all bad,

however: she is credited with the decision to plant trees all the way around the city

ramparts, trees that today have grown to their full height and offer shade for all the

joggers, walkers and cyclists who make use of the walls.

So, what of the main sights of Lucca, apart from an hour-long stroll around

the city’s walls, which is an absolute must. one of my own favourites is climbing

the two medieval towers within the city that are open to the public and enjoying

the superb views across the medieval sea of tiled rooftops; after all, Lucca was

renowned as “the city of one hundred towers” in its Renaissance heyday. Today,

although most of them have long since collapsed, 14 towers remain. The thirteenth

century Torre Guinigi is one of Lucca’s most striking landmarks, topped as it is with

a small copse of stunted oak trees. If you can make it up the 230 stone steps, the

tower affords stunning views across Lucca and beyond the tree-lined city walls,

towards the Apuane Alps to the north. Its rival is the Torre delle ore, which is

slightly shorter with only 207 steps and without the vegetation on top. The original

use of these medieval towers was primarily military, as lookout posts for spying

approaching armies from afar. Huge bells in the towers would be rung as a warning

of imminent attack. only later, as Lucca grew in wealth, did the construction of

towers become a means for the most powerful families to show off their prestige

as they tried to build higher than their neighbours. The Torre Guinigi is named

after the powerful Guinigi family and connected to the family mansion, the Palazzo

dei Guinigi. The Guinigis ruled Lucca during the fifteenth century when Florence

was at its most powerful, and the family is credited with keeping Lucca out of the

clutches of the Medici family, who ruled Florence at that time and until the late

1700s. Fittingly, the family had the highest tower, higher even than the cathedral

campanile.

Towards the southern side of the old city is Lucca’s remarkable Romanesque

cathedral, the Cattedrale di San Martino, with its ornate colonnaded façade

and oddly positioned campanile, originally built in 1060 as a defensive tower.

Romanesque architecture is a term used to describe architecture that relied on

ancient Roman style, with rounded arches, large towers and decorative arcading. It

is a style that dominates Lucca’s churches. The cathedral dates from the eleventh

century and is dedicated to St Martin, who is depicted as a Roman soldier on the

façade of the building cutting his cloak with his sword in order to share it with a

needy beggar. In a corner of the interior contained in a small temple is a life-sized

wooden effigy of Christ, which was believed by early pilgrims to have been carved

by Christ’s follower, Nicodemus, at the time of the crucifixion. In fact, subsequent

tests have since established that the wood dates from the thirteenth century.

traVeL LUCCA TUSCANY

Page 37: SEPTEMBER 2010

SEPTEMBER 2010 LIONMAG 37

Top left:• The Torre Guingi with

its tiny copse of holm oaks trees

on top.

Middle left:• View from the Torre

Guingi across Lucca to the Torre

delle Ore.

Bottom left:• The beach clubs on

the beach of Marina di Pietrasanta,

Lucca’s favourite seaside escape.

Top middle:• The façade of the

11th century Romanesque church,

Chiesa di San Michele in Foro,

topped with the figure of Archangel

Michael slaying a dragon.

Top right: • The Ponte della

Maddalena, also known as “Devil’s

Bridge” near Bagni di Lucca, on the

River Serchio, which flows down

to Lucca.

Middle right:• A beach club at

Marina di Pietrasanta.

Bottom right:• A small garden roof-

terrace amidst the terracotta tiled

roofs of Lucca.

Page 38: SEPTEMBER 2010

38 LIONMAG SEPTEMBER 2010

Nonetheless, the effigy is still paraded around the streets of Lucca

once a year at sundown on 13th September. Two of the cathedral’s

most important artworks are the magnificent Last Supper by

Tintoretto and the sublime marble portrait and tomb of Ilaria del

Carretto, the young and beautiful wife of Paolo Guinigi. Paolo’s

wife died at the tender age of 26 after giving birth to her second

child. The rich merchant expressed his grief (and his considerable

wealth) by commissioning this exquisite sculpture in 1405.

Just as impressive as the cathedral is the eleventh century

Chiesa di San Michele. The church has a picture-book façade

topped by the Archangel Michael slaying a dragon, and a carved

Madonna and child at its corner overlooking the piazza. Today, the

Piazza San Michele still has the feel of being at the centre of the

city and it is an ideal spot to sit at a café and watch the world go

buy while sipping a cappuccino or a cold lager. Facing the façade

of the church not far from the piazza is a narrow alley that leads

to the house where Puccini was born in 1858 and wrote much of

his later work, including Madame Butterfly. Although the building

is not open to the public, a plaque marks its significance, and just

opposite a bronze statue of the composer sits quietly smoking a

cigarette (despite the new laws that ban smoking in public spaces)

overlooking the small Piazza Cittadella.

If you need a break from churches and climbing towers,

an example of one of Lucca’s elegant houses is the Palazzo

Pfanner, close to the city walls, with its ornate eighteenth century

gardens complete with statues of Greek and Roman gods. The

palazzo was used as the location in the filming of Portrait of

a Lady (1996) starring Nicole Kidman. The name Pfanner is

relatively recent, and comes from one Felix Pfanner, an Austrian

brewer, who emigrated to Lucca in 1846. In those days beer-

making was a rather Germanic activity and Lucca had decreed it

could only be established by a “skilled German”. Pfanner stepped

forward with the idea of setting up a brewery in the basement

of the house and despite his Austrian origins he was accepted.

Thus he became the first person to bring beer to Italy — so the

bars and café terraces of Lucca (and elsewhere in Italy) have

something to thank him for.

Although there is plenty to see and explore in the

medieval city centre of Lucca, if time permits it is well-positioned

to serve as a base for day trips into Tuscany. For example, the

more well-heeled residents of Lucca have made the beach resorts

of Marina di Pietrasanta and Viareggio their weekend getaways in

the summer months and the beach clubs make for a relaxing day

by the sea. Then the city of Pisa is less than 30 minutes away from

Lucca by train. Siena makes a perfect overnight trip, being about

1.5 hours away by motorway, although there are several exquisite

villages to discover if you take the back roads. Meanwhile,

Florence is only an hour away by train, with all the history and

art that that city has to offer. But it is always nice to return to the

peace and charm of Lucca.

traVeL LUCCA TUSCANY

(Top) A typical quiet street

in the centre of Lucca.

(Center) The striking

13th century mosaic, The

Ascension, on the façade

of San Frediano church.

(Bottom) The 18th century

gardens of Palazzo Pfanner,

with its Baroque statues of

Roman gods and goddesses.

Page 39: SEPTEMBER 2010

SEPTEMBER 2010 LIONMAG 39

Page 40: SEPTEMBER 2010

40 LIONMAG SEPTEMBER 2010

eVent PAMERAN FoTo FESTIVAL ERAU

Page 41: SEPTEMBER 2010

SEPTEMBER 2010 LIONMAG 41

Festival Erau 2010

sebagai hajatan akbar

wisata budaya Kutai

Kartanegara, memang

bukan sekadar tontonan.

Para pengunjung bisa saja

‘diundang’ bergabung, misalnya, dalam

sebuah acara tarian. Dan mereka yang

semula datang hanya ingin memotret,

hasil fotonya pun dapat membuahkan

hadiah. Inilah pertama kali dalam sejarah

Festival Erau, ada agenda Lomba Foto --

yang terbuka untuk umum.

Dewan juri terdiri dari Ed Zoelverdi, Paul

I Zacharia dan Arbain Rambey. Peserta

kategori umum tampaknya bukan orang

yang awam bergaul dengan fotografi.

Sedangkan peserta dari jurnalis -- semua

dari media lokal, tampaknya belum lebih

unggul ketimbang peserta umum.

Rata-rata, baik peserta umum ataupun

jurnalis, boleh dibilang tidak mengalami

kendala teknis. Fasilitas kamera dewasa

ini memang super-pintar. Foto dijamin

jadi. Tapi jadinya foto dapat dibedakan

dari sekadar “kepintaran kamera” atau

hebatnya sang Mat Kodak. Ini masuk kajian

segi tematis, namanya, mana foto yang

unggul menangkap kemilaunya Festival

Erau.

lomba dibagi dalam dua kategori, yakni

dari kalangan umum alias //hobbyist/, dan

dari kalangan wartawan atau media pers.

Biasanya, informasi adanya lomba foto

untuk suatu hajatan ada tenggang waktu

minimal sebulan. Nah, dalam Festival Erau

2010 waktunya terbilang singkat. Ternyata

peminat lumayan banyak: foto yang masuk

sekitar 700, karya dari 70 peserta.

Sesuai pakem penjurian lomba foto, dewan

juri bertugas memilih foto unggulan dari //

stock/ yang tersedia. Setelah melewati tiga

tahap penyaringan -- sering diserai diskusi,

maka didapat tiga foto dari masing-masing

kategori. Menarik dicatat, pemenang dari

KEMILAU FESTIVAL ERAU 2010CATATAN ED ZoELVERDI

(Kiri Atas) Wisatawan asing antusias melihat pameran foto (Kiri bawah) Foto bersama para pemenang seusai penyerahan hadiah (Tengah atas) Seusai

tari Gantar penari berinteraksi dengan pengunjung sebagai wujud persaudaraan (Tengah bawah) Suasana pembukaan pameran yang dipadati pengunjung (Kanan) Pameran dibuka oleh Sekretaris Daerah Kukar HAPM Haryanto Bachroel

Page 42: SEPTEMBER 2010

42 LIONMAG SEPTEMBER 2010

Juara Kategori Umum

Juara Kategori Jurnalis

Juara Harapan Kategori Umum

Foto yang oke secara teknis, dan terbilang oke pula secara

tematis, disaring lagi dari segi estetis. Pada giliran ini yang ditilik

adalah faktor upaya sang fotografer. Ada kejelian memilih sudut

pandang unik, serta momen yang jitu. Ini tak ada urusan dengan

istilah “kebetulan” atau “keberuntungan”, tapi patut dihargai

sebagai keunggulan khas seorang pemotret.

Foto-foto para pemenang -- plus karya Paul I. Zacharia dan

Makhfudz Sappe -- dipamerkan di Discovery Mall, Kawasan

Kuta, Bali dari tanggal 6 - 8 Agustus 2010. Pameran foto

ini dibuka oleh Dr. H.K.A.P.M. Haryanto Bachroel, Sekretaris

Kabupaten Kartanegara. Pameran foto Festival Erau 2010 ini

banyak dikunjungi wisatawan mancanegara. Mereka berdecak

kagum sekaligus bertanya-tanya di mana gerangan lokasi Kutai

Kartanegara. Menilik seriusnya mereka mengamati foto-foto

itu, tampaknya mereka bakal cerita pada teman atau kerabat di

negerinya, dan siap mengagendakan kunjungan wisata ke Kutai

Kartanegara.

Selamat untuk para pemenang lomba, dan acungan jempol untuk

panitia penyelenggara. Bersamaan dengan itu, pantas pula kita

ucapkan “bravo!” untuk Sri Wahyuni, Kepala Biro Humas dan

Protokol Kabupaten Kartanegara sekaligus kordinator lomba foto

Erau -- yakinlah, kerja keras Ibu dan staf niscaya membuahkan

hasil yang kian berkilau pada hajatan wisata budaya di tahun

mendatang. Sukses!

1

1

3

3

3

2

2

21

Karmila Wati M Agri Winata Firman Hidayat

Syaiful Anwar

Faisal Sasmita

Ady Nugroho

Wawan Yusuf Faisal Sasmita M Ali Ichwani

Page 43: SEPTEMBER 2010

SEPTEMBER 2010 LIONMAG 43

Page 44: SEPTEMBER 2010

44 LIONMAG SEPTEMBER 2010

TEKS & FoTo: PAUL I.ZACHARIA

MAKIN JELASLAH bILA DI KOTA JAWA TIMUR INI,

TERJADI FENOMENA bARU:

RATUSAN MOdEL YANG SUKA dIFOTO

dIBURU RATUSAN FOTOGRAFER YANG SUKA MOdEL!

JEMBER FASHIoN CARNAVAL IX

eVent JEMBER FASHIoN CARNAVAL

MAIN MATAMAKIN MATANG

Dynand dengan para model DreamSky - pesona kedirgantaraan

Page 45: SEPTEMBER 2010

SEPTEMBER 2010 LIONMAG 45

emasuki tahun ke

sembilan, karnaval

tahunan JFC yang

selalu mencengangkan

makin menunjukkan

kedewasaannya. Parade

kostum fantasi yang

sarat inspirasi, imajinasi

dan ilusi ini telah makin

halus digarap, dan diapresiasi pengamat seni dan ekspresi diri.

Dari peragaan ‘urakan’ pada tahun 2001, para desainer otodidak

– karena merancang busananya sendiri – ini tidak lagi dipandang

sesudut mata. Dunia desain terbelalak dan mengucek matanya,

saat mereka menatap para artis busana ini berseliweran dalam

dandanan liar, tapi indah – binal, tapi mempesona.

Kembali Dynand Fariz – penggagas, pemimpin JFC Center, yang

sekaligus dosen di ESMoD Jakarta -meneguhkan posisinya

sebagai penggerak para pemuda kota santri ini, bahwa mereka

mampu mengubah paradigma kemapanan sambil berprestasi.

Dalam JFC IX yang digelar pada 8 Agustus 2010 kemarin,

sebanyak sembilan tema diluncurkan dalam kemeriahan warna

warni dan keunikan bentukan yang sulit disangkal estetikanya.

Pada malam sebelum prosesi, diadakanlah Press Conference

dimana sembilan tema itu diperagakan di depan pers dan media.

Diawali dengan DreamSky, dalam balutan warna langit biru dan

putih, fashion show di Dynand Fariz Center dipadati pers yang

haus meraup imaji-imaji unik artistik produk para desainer fantasi

ini. Disini yang dapat ikut hanyalah para pemimpin, atau disebut

Majorettes, karena kematangan mereka dalam mengusung suatu

desain. Asesori mereka juga tidak selengkap yang akan dipakai

keesokan harinya. Bagaimana mungkin lengkap, bila peserta akan

menjadi bak tiang sangkar burung setinggi empat meter? Atau

suatu mahluk psikedelik bersayap selebar delapan meter?

Kemudian bergulirlah TorAJA, yang distilisasi dalam busana

berupa rumah-rumah dan tanduk-tanduk kerbau. Demikian

padatnya asesori sehingga kadang sudah sulit mencari wajah sang

modelnya! Lalu diiring dentingan piano ringan dunia kanak-kanak,

mahluk-mahluk bersayap warna-warni permai mempesona indra

dalam defile BUTTErFLY. Sejak kepompong sampai bulu halus

panjang meliuk ramping di kepala sambil mereka melenggok

manja. Berlanjut dengan THAILAND yang tampil keemasan

menyilaukan – sebagai salah satu negara yang terpilih untuk

dipromosikan. Berlanjut dengan CACTUS, tanaman yang sangat

kaya dalam bentuk dan warna, KABUKI, yang mengusung idiom-

Dibalik durinya, ada ceria peraga

Cactus

Peserta Toraja memanggul rumah dan tanduk

Page 46: SEPTEMBER 2010

46 LIONMAG SEPTEMBER 2010

idiom negara matahari terbit. Disini tampil ksatria samurai

dengan terompah kayu setebal tigapuluh sentimeter, walau

ada juga putri-putri Nippon yang manis bernaung di bawah

dedaunan sakura.

Tiba-tiba terdengar ringkikan kuda dan derap mendebarkan,

saat rombongan buas MoNGoL merangsek masuk. Pahlawan-

pahlawan tegap dan menyeramkan ini menyeret pedang

raksasanya yang berat – suatu aplikasi yang pasti terinspirasi

film-film kolosal. Lalu suasana yang gelap makin tepat menjadi

latar para dedemit APoCALYPSE yang membawa suasana akhir

jaman. Salah satu kulminasi ekspresi tema ini berupa seorang

dukun indian Maya (Inca?) dengan dekorasi wajah yang sangat

mendetil dan layak menjadi karya seni tersendiri. Akhirnya

voYAGE menutup seluruh prosesi dengan semua suasana dan

simbol pengarungan samudera pada jaman lalu.

Para fotografer mencoba memetik gambar dalam intensitas

tinggi, sementara para model juga nampaknya sudah sangat

siap diekspos ke pasar internasional. Kedua pihak saling

membutuhkan. JFC terasa makin matang main mata dengan

para pembawa berita!

eVent JEMBER FASHIoN CARNAVAL

Dalam pementasan lengkap keesokan harinya, enam ratusan

model dengan busana rancangan mereka sendiri mengundang

decak kagum puluhan ribu penonton yang datang dari sudut-

sudut kota dan luar kota juga. Sayangnya mereka kikir sekali

memberi aplaus yang layak diberikan sebagai komplimen yang

tulus. Rupanya kita belum cukup terbudaya untuk mengapresiasi

karya anak bangsa, yang sudah mencurahkan enersi sepanjang

tahun untuk perhelatan berkelas internasional ini.

JFC telah menjadi kalender tahunan para penikmat seni ekspresi

diri. Kesibukan sepanjang tahun berpentas dimana-mana

membuktikan JFC telah mampu memijakkan kaki dalam kancah

seni yang cukup sesak. Sudah selayaknya mereka didukung

pemerintah secara lebih total, karena jelas dampak positifnya

bagi kota, bahkan propinsi Jawa Timur. Tidak perlu heran bila

suatu saat untuk menonton JFC kita harus bersaing dengan

negara-negara lain yang akan menjadi pengundang pentas

mereka. Kita berani mengclaim, bahwa di dunia belum ada

karnaval dengan peserta yang semuanya unik, individual, dan

memiliki otentisitas seintens ini. Suatu Samba School Brasilia

memiliki seragam untuk semua peserta karnaval akbar Rio de

Janeiro. Juga demikian di Trinidad yang sudah lebih dari setengah

Pemakai topeng saat menunduk dalam defile Apocalypse

eVent JEMBER FASHIoN CARNAVAL

Page 47: SEPTEMBER 2010

SEPTEMBER 2010 LIONMAG 47

abad. Peserta JFC semuanya berbeda, karena

sang peraga adalah juga sang pencipta busana!

Saya sulit menjawab saat banyak teman-teman

dari Jakarta, Bandung menanyakan, bagaimana

cara paling efisien menuju Jember. Ya, terbang ke

Surabaya atau Malang saja dulu. Lalu berapa

lama ke lokasi? Ya, siaplah lima-enam jam

termasuk makan.

Apa? ?

Saatnya sebuah bandara disiapkan menampung

tamu internasional membawa dolar ke kas

Jember, karena inilah kendala terbesar untuk JFC

berkibar.

Semoga pada JFC X pada 24 Juli 2011 dimana

akan digelar sepuluh tema terbaik selama satu

dasawarsa, Pemkab Jember dapat mendukung

dengan shuttle bus yang murah meriah, supaya

pengunjungnya tidak segan menempuh

jalan selama setengah hari itu!

Kegarangan Pahlawan

Mongol dalam fantasi artistik

Pemeran Kabuki dalam berbagai gaya bak komik anime

Dalam nuansa pastel, Butterfly tampil

mempesona

Thailand telah

dikenal lewat

Wat atau Kuil

mereka yang

berwarna

keemasan

Page 48: SEPTEMBER 2010

48 LIONMAG SEPTEMBER 2010

Saya, dan mungkin juga

seluruh pengunjung

yang hadir di Bentara

Budaya, rabu 4 Agustus

2010 lalu tidak pernah

akan menyangka bahwa

penampilan sang maestro tari topeng

Indramayu di atas panggung itu adalah

penampilannya yang terakhir.

Masih teringat jelas dalam ingatan saya

bagaimana ia hadir di atas panggung.

Muncul dari sisi kiri panggung dengan

digendong sosok rentanya serta merta

menjadi pusat perhatian. Semua penonton

seakan tercekat dan menahan nafas

sembari menoleh ke bagian kiri panggung.

Sinar lampu kilat para fotografer pun

menghujani perempuan 80 tahun itu.

Pesonanya bak superstar.

Tak lama kemudian perempuan yang

namanya harum di dunia internasional

ini pun mulai menari. Ia melakuknnya

dengan takzim meski dengan duduk.

Sejak terserang stroke lima tahun lalu

bagian kiri tubuhnya tak dapat bergerak.

Hanya tangan kanannya dengan

Selamat Jalan Mimi Rasinahjemarinya yang lentik bergerak-gerak

terbata. Sesekali ia meraih selendang

birunya dan mengibaskannya ke udara.

Menyaksikannya menari dengan penuh

semangat (terpancar dari gestur tubuhnya)

meski dalam kondisi kesehatan yang

serba terbatas itu sungguh mengharukan

sekaligus merinding dibuatnya.

Tarian Panji Rogoh Sukma malam itu

ditarikan Mimi Rasinah bersama cucunya

Aerli Rasinah (24 tahun), sementara

berdiri di kiri dan kanannya duabelas

anak-anak generasi penerus tari topeng

TEKS & FoTo: ToTo SANTIKo BUDI

eVent LAST DANCE

Page 49: SEPTEMBER 2010

SEPTEMBER 2010 LIONMAG 49

di masa depan (semoga). Dua tahun lalu

melalui sebuah prosesi Sang Maestro telah

mentahbiskan Aerli sang cucu sebagai

pewaris pusaka tari topeng Indramayu.

Gerak-gerik tarian itu memang terlihat

minimalis tapi sesungguhnya penuh arti

karena kabarnya seluruh gerakan berasal

dari hati. Dua sosok berbeda generasi

itu menari dengan singkron. Aerli

mengenakan topeng dan berdiri gagah di

belakang menerjemahkan gerakan serba

terbatas sang nenek.

Penonton pun memberi tepuk tangan

panjang saat pertunjukan malam itu

berakhir. Sebagian bahkan mengikuti Mimi

Rasinah hingga ke sebuah ruang yang

disediakannya beristirahat.

Kecintaan perempuan yang lahir dari

keluarga seniman dari Desa Pekandangan,

Kecamatan Indramayu ini memang luar

biasa. Hal itu pula yang menyebabkan

ia tanpa ragu berangkat ke Jakarta

meski tubuhnya telah renta. Tujuh jam

perjalanan tak membuat dirinya ragu

demi menari. Dalam suatu kesempatan ia

pernah berujar ingin terus menari hingga

nyawanya dicabut. Kenyataannya dua

hari seusai menari di ibukota, Tuhan pun

memanggilnya dengan penuh cinta.

Selamat jalan Mimi Rasinah, maafkan kami yang acap abai dengan seni tradisi kami sendiri.”

(Kiri atas) Digendong menuju panggung pementasan. (Kiri bawah) Mimi Rasinah dan anak-anak didiknya-harapan penerus tari topeng masa depan memberi

salam pada penonton. (Tengah) Stroke pun tak mampu menghentikan sang maestro menari, siapa kira ini pementasannya yang terakhir di depan publik.

(Kanan) Menari berdua bagaikan sejiwa bersama sang pewaris ilmu tari topeng yang juga cucunya Aerli Rasinah.

Page 50: SEPTEMBER 2010

50 LIONMAG SEPTEMBER 2010

A VOYAGE TO THE ORANG UTANS OF CENTRAL KALIMANTAN

TEXT & PHoToS : CAMPBELL BRIDGE

Proboscis monkeys are frequently seen in the trees along the river in morning and evening.

destinasi PANGKALAN BUN

Page 51: SEPTEMBER 2010

SEPTEMBER 2010 LIONMAG 51

Sitting on the upper deck of our river boat (“klotok”)

in the Tanjung Puting National Park in the late

afternoon, the sights and sounds of approaching

dusk in the Borneo jungle are all around us.

Proboscis monkeys sit perched high in the branches

before suddenly leaping across large spaces of open air to grasp

the next flimsy branch. Swallows and bats swoop along the

surface of the river as the golden evening light on the palm trees

slowly gives way to darkness and the sounds of the night.

The island of Borneo still conjures up images in one’s

imagination as one of the world’s last wild places. The tropical

rainforest of Tanjung Puting National Park on the island’s

southern coast is home not only to a large concentration of

orangutans, but also many wild and exotic animals like the

clouded leopard, leopard cat, crocodiles, many types of lizards

and snakes, sun bears, birds of prey, water birds and hornbills.

Tanjung Puting National Park became a game reserve in 1935 and

was upgraded to a National Park in 1982.

My wife Karin and I are on our own private klotok just a

few kilometres from Camp Leakey in the middle of the park.

Camp Leakey was established in 1971 by Dr Biruté Galdikas. It is

home to both wild and rehabilitated orangutans. Camp Leakey is

in a remote location and can only be reached by boat. Tanjung

Puting, with about a population of about 5,000 orangutans, is

renowned as probably the best place in the world to see them

in the wild. Here at Camp Leakey, a rehabilitation centre for

orangutans rescued from captivity, orangutans are taught the

skills of the wild and how to survive in nature. once the lengthy

process is finished they return to the jungle.

The river journey to Camp Leakey begins with a trip by

klotok across the Kumai River, past the cargo terminals and

oceangoing ships before entering to the smaller Sekonyer River.

Approaching Camp Leakey the river water becomes jet black in

colour as a result of tannin in the water. Slowly cruising the palm

fringed banks of the river is a wonderful way to see families of

proboscis monkeys, hornbills, wild orangutan, and sometimes

even crocodiles.

After several hours of klotok travel, at the head of an ever

narrowing stream, Camp Leakey itself is reached. Walking a

few hundred metres along an elevated timber elevated walkway

leads to the few buildings around the camp itself. There are

usually always orangutans hanging around the camp itself, as

well as wild boar and other animals. While there is always

something to see there, from close up views of orangutans and

their babies to seeing an orangutan trying to unlock the door to

the food shed, a highlight is to go on a jungle walk to the feeding

stations where rangers place bananas and fruit on a feeding

platform, calling out to the wild orangutans in the jungle as they

do so. Soon, these wonderful gentle creatures start appearing

through the undergrowth or simply crash through the tree tops,

many with babies clinging to them. Some of these amazingly

gentle creatures even walk around within a few metres of the

mesmerised tourists.

Returning to our klotok in the late afternoon, we move

away down river to find our jungle “camp” for the night. Fortified

with a delicious afternoon tea and fried banana, our guide Ambo

tells us the Tanjung Puting itself is well preserved and relatively

safe. However, in Kalimantan as a whole, and despite the

Indonesian government realising the importance of preserving

the orangutans, they are under severe threat from poaching and

particularly the destruction of habitat as a result of deforestation

and to make way for palm oil plantations. Hopefully the fact that

Page 52: SEPTEMBER 2010

52 LIONMAG SEPTEMBER 2010

Princess and her baby Purdy often hang around in Camp Leakey

Page 53: SEPTEMBER 2010

SEPTEMBER 2010 LIONMAG 53

Tanjung Puting has such international

prestige and recognition will assist in the

preservation of orangutans.

As darkness falls on the klotok,

our cook Darma prepares a delicious

Indonesian meal of ayam goreng, rice,

vegetables, and small sweet bananas,

all washed down with rich Indonesian

coffee. our guide Ambo tells us the plan

for the next day of jungle trekking and

orangutan viewing at one of the other two

rehabilitation centre for orangutans in

the area - Tanjung Harapan and Pondok

Tanggui. As we watch, our open air dining

room is transformed as it has bedding

put down, mosquito nets erected and rain

protection put in place for our wonderful

night in the open air. While one can stay

on land based accommodation here at

Rimba Lodge, the whole experience of

cruising the river in a boat with one’s own

personal crew while seeing and hearing all

the jungle has on display day and night is

not to be missed.

Next day sees us off to yet another

feeding station at Pondok Tanggui. This

time the jungle walk sees us steeping

carefully over small logs covering a muddy

track, then avoiding living streams of

well named fire ants sharing out path.

Reaching the feeding station and the usual

spread of bananas and fruits, the rangers

carry out their now familiar shrieking and

hooting to call the orangutans. After a

few minutes there is the usual rustling in

the tree tops as the large red furry shapes

appear and orangutans literally descended

on us from all directions.

Then with little warning, the group

around the feeding station suddenly

thins out dramatically as a huge male

appears and proceeds to help himself

to everyone’s feast. Known as “The

King”, this male weighed in excess of 100

kilograms. His massive cheeks and large

throat pouches gave him an unmistakeable

appearance. As Ambo explains to us it

is curious how younger orangutans are

obviously so gregarious and affectionate

Clockwise :Wild orangutans are common in the treetops; Who is watching who??; A family of proboscis monkeys; Klotok parking at Camp Leakey

Page 54: SEPTEMBER 2010

54 LIONMAG SEPTEMBER 2010

but these mature males are solitary animals. When he is around, all other

orangutans keep well out of his way.

on our last night back on the river, the lights of our klotok are turned

off to reveal a dance of hundreds of fireflies among the trees on the river

banks on both sides of us. Somehow this added even further magic to what

was an amazing journey to an extraordinary place.

After two three nights and two full days in this extraordinary place,

it is easy to see why the wild orangutan is probably the best known image

of Indonesia in the entire world. Another real pleasure of the journey

to Tanjung Puting is meeting an amazing variety of tourists from all over

the world. While a trip here is little time consuming, it is not difficult to

arrange.

The nearest airport to Tanjung Puting National

Park is Pangkalan Bun in Central Kalimantan.

While there are some direct flights from both

Jakarta and Surabaya, the best connections

are through Semarang and Banjarmasin,

both of which are well served by Lion Air.

Tours, hotels and klotok hire can be arranged

through Pak Nanang, an excellent local travel

agent. His contact details are:-

PT. Putri Rimba Marumba tour and travel

Perum Akasia Permai 58

Jl. Pramuka Pasir Panjang

Pangkalan Bun – Central Kalimantan 74111

Indonesia

Phone : 62-532-2030722 Fax : 62-532-22935

Mobile/ Hp : 0813 492 88887

Email : [email protected].

Rimba Lodge is an alternative for those who

do not wish to stay on a klotok. The lodge

can arrange your transfer from Pankalan Bun

airport to the Lodge and also organise guides

and transport within the Park. All rooms

have Western showers and toilets, with air

conditioning and hot water available in some

rooms. The website is www.rimbalodge.com.

It can also be booked through Pak Nanang.

TRAVEL INFORMATION

MAP

The Rimba Lodge jetty; Persuading a guide to open the food shed; Karin at the entrance to Camp Leakey

Central Kalimantan

Pangkalan BunTanjung Puting

destinasi PANGKALAN BUN

INDONESIA

Page 55: SEPTEMBER 2010

SEPTEMBER 2010 LIONMAG 55

Page 56: SEPTEMBER 2010

56 LIONMAG SEPTEMBER 2010

elihat kapal feri KMP Muria perlahan-lahan merapat di

dermaga Pelabuhan Karimunjawa, rasanya saya sudah

tidak sabar lagi untuk meloncat ke darat. Maklumlah, saya

bersama 18 teman satu rombongan sudah terlalu lama di perjalanan.

Dimulai dari Jakarta kemarin petang, kami menuju Jepara memakai

bis, dan baru sampai tadi pagi. Lalu, untuk menuju pulau ini, kami

mesti menghabiskan waktu 5,5 jam di atas feri.

Untungnya, kami menempati ruangan VIP yang ber-AC,

bersofa empuk, dan masih bisa menonton televisi. Nasib kami lebih

baik dibanding 200-an lebih penumpang lain yang menempati kelas

ekonomi yang duduk berimpitan, bahkan sebagian besar malah

duduk seadanya di lantai-lantai kapal tiga tingkat ini. Di dek paling

atas, bahkan saya menemui Hans, seorang turis Jerman, yang

kulitnya sudah memerah seperti udang rebus akibat terlalu lama

Coba rasakan

nikmatnya ‘hotel’

di tengah laut,

bercanda dengan

hiu, dan mengunjungi

pulau-pulau

berpantai pasir putih.

traVeL KARIMUNJAWA

Surga Kecil

TEKS & FoTo: TEGUH SUDARISMAN ; FoTo UNDERWATER : IDA FARIDA

Page 57: SEPTEMBER 2010

SEPTEMBER 2010 LIONMAG 57

terpanggang matahari. Ia ke Karimunjawa ber-backpacking-ria

bersama putrinya. “oh tidak, terima kasih. Saya di sini saja,” kata

lelaki berusia sekitar 50 tahun itu, ketika saya beritahu bahwa ia

bisa mendinginkan diri sebentar di ruang VIP.

Mendarat di pulau utama, Karimun, saya masih heran

mengapa banyak orang yang rela menempuh perjalanan jauh

untuk ke kepulauan yang terdiri dari 27 pulau ini. (Mungkin

bagi orang zaman dulu, jarak Jepara-Karimun yang 45 mil itu

dianggap dekat, karena Karimun sendiri kurang lebih artinya

‘sepelemparan batu’). Pulau yang mempunyai lapangan terbang

mini ini berbukit-bukit dan memanjang, namun jika dilihat dari

kapal, sepertinya tidak ada yang menarik. Tapi saya tak sempat

berpikir panjang, karena kami segera naik elf ke pelabuhan lama

di ujung selatan. Kampung yang saya lewati tidak ada bedanya

dengan suasana pedesaan di Jawa. Bahkan rasanya saya tidak

seperti tengah berada di sebuah pulau.

Mas Aris dan Mas Jabrik menyambut kami dengan perahu

kecilnya, dan kami pun menyeberang lagi, menuju ‘hotel’ di mana

kami akan menginap. Ya, kami tidak akan menginap di resor

atau penginapan di pulau utama, melainkan di Wisma Apung

Jaya Karimun, sekitar 10 menit berperahu dari dermaga lama

ini. Sebenarnya nama ‘wisma apung’ ini kurang tepat, karena

memang tidak mengapung di atas air, melainkan tiang-tiangnya

tertancap di dasar laut dangkal. Ke-17 kamar serta lantainya yang

semuanya dari kayu, terletak sekitar satu meter di atas pemukaan

laut. Wisma Apung Pak Joko, begitu nama yang lebih populer.

Namun wisma yang berdiri tahun 2004 itu kini dikelola istrinya,

Bu Nurul, setelah Pak Joko meninggal sekitar setahun lalu.

KEPULAUAN KARIMUNJAWA

SEMARANG

JEPARA

Wisma Apung dari kejauhan

Page 58: SEPTEMBER 2010

58 LIONMAG SEPTEMBER 2010

Vidy, Dinda, Ida dan Sonya segera mencebur ke laut

untuk snorkeling. Namun sebagian teman yang lain berkerumun

di pinggir kolam buatan di tengah wisma. Teriakan dan jeritan

kecil terdengar dari dalam kolam. Ketika saya melongok, ihhh...

ternyata di kolam itu berseliweran banyak ikan hiu! Norman dan

Siska tengah ada di dalam kolam, dan tampaknya Norman tengah

berusaha menangkap seekor hiu pari.

Meski kelihatannya menyeramkan, puluhan hiu yang ada

di kolam itu merupakan hiu jinak. “Jenisnya hiu pari dan hiu putih.

Semuanya ada 30 ekor,” kata Bu Nurul. Lebih tepatnya, hiu black

tip, dengan ciri warna hitam di ujung sirip punggung. “Nggak

apa-apa kok, turun ke kolam. Asal tidak sedang punya luka di kaki

saja.” Hiiih! Norman akhirnya bisa menangkap ekor hiu pari, dan

mengangkatnya. “Wah, berat sekali. Kulitnya seperti ampelas!”

Tidak semua hiu berkumpul di satu kolam. Selain di kolam

berbentuk L dan berukuran sekitar 3 kamar tidur ini, ada dua

kolam kecil yang terpisah, berisi ikan-ikan hiu yang masih kecil.

Lalu ada satu kolam lagi yang berisi anak-anak penyu, serta ikan-

ikan cantik. Di kolam utama sendiri juga ada penyu dan bintang

laut. Seekor penyu yang besar sekali tampak malas bergerak, dan

juga tak merasa terganggu oleh teman-teman hiunya yang tak

henti bergerak.

Hari makin sore, kesibukan pun kini berganti melihat

sunset. Tidak perlu mencari tempat lain untuk mengejar yang

satu ini. Tinggal buka pintu belakang tiap kamar, dan matahari

yang hendak pulang ke peraduannya pun terlihat di sana, dengan

nelayan bersama sampannya sebagai latar depan. Ya, ini memang

‘kemewahan’ yang ditawarkan wisma ini. Sunset from your own

room! Malam, setelah makan malam yang diantar dengan perahu

dari pulau utama, saya bergabung dengan Novi dan Vindhya,

tidur-tiduran di ponton di depan wisma, membiarkan diri diayun-

ayun ombak yang tenang, sambil memandang ribuan bintang di

langit. Hmmm... perjalanan yang melelahkan kini sedikit demi

sedikit mulai ‘terbayar’.

• Pesona Cemara BesarBagi penyuka sunrise, mungkin Wisma Apung bukan

tempat yang tepat, karena dari sini matahari terhalang bukit di

pulau utama. Namun bias sinarnya yang keemasan memaksa

kami untuk betah berlama-lama duduk di beranda atau di ponton,

sambil menyeruput kopi dan melihat perahu-perahu nelayan

lewat di depan wisma. Begitu matahari muncul, sinarnya segera

menyapu seluruh bagian wisma. Dan, meski kami semua belum

mandi, kini waktu yang tepat untuk berfoto-foto! Kami baru

berhenti ketika perahu Pak Harto -asisten Bu Nurul- datang

membawa sarapan.

Yang ia bawa tak hanya sarapan kami, namun juga

sarapan ikan-ikan hiu piaraan Bu Nurul. Ikan hiu itu sebenarnya

dibeli Bu Nurul dari para nelayan yang jaringnya tak sengaja

menangkap ikan-ikan itu. Setelah cukup besar, ikan itu dilepaskan

traVeL KARIMUNJAWA

Nyiur melambai di Tanjung Gelam

Page 59: SEPTEMBER 2010

SEPTEMBER 2010 LIONMAG 59

Page 60: SEPTEMBER 2010

60 LIONMAG SEPTEMBER 2010

lagi ke laut. Untuk makanan hiu-hiu itu, ia setiap hari menyiapkan

sepuluh kilo ikan-ikan kecil, misalnya ikan kembung, yang dibeli

dari para nelayan seharga Rp 2.500 per kilo.

Hari ini kami akan ber-island hopping, dan yang kami

kunjungi lebih dulu adalah Pulau Cemara Besar. Sepertinya,

pulau ini menjadi favorit para ‘Karimuners’, karena dari kejauhan

pun, saya bisa melihat banyak perahu kecil berjejer-jejer. Para

penumpangnya terlihat bertebaran di berbagai sudut. Ada yang

tengah snorkeling di air yang berwarna torquiose, namun ada

juga yang berjalan-jalan di pantai pasir putih pulau ini yang

landai sekali hingga puluhan meter. Baru kali ini saya melihat

ada pantai yang begitu lebar dan datar di kepulauan utara Pulau

Jawa. Beberapa kali ke Kepulauan Seribu, belum pernah saya

menjumpai pulau dengan pantai seperti di Cemara Besar ini.

Ketika cuaca agak mendung, kami bergerak menuju

sebuah pulau gosong, pulau berupa gundukan pasir yang timbul-

tenggelam oleh pengaruh pasang-surut air laut. Cuaca di sini

sangat cerah, sehingga semua teman mencebur ke air untuk

ber-snorkeling. Ida menemukan terumbu karang berbentuk bulu

ayam, dan juga tiga nemo (clown fish) yang tengah asyik bermain.

Tujuan kami selanjutnya adalah Tanjung Gelam, sebuah

sudut di barat daya pulau utama. Dari kejauhan, sudah kelihatan

jelas mengapa tanjungan ini dipilih. Garis pantainya yang putih

memanjang berhias pohon-pohon kelapa melengkung, dan

dibatasi batu-batu karang. Siang yang panas menjadi tak terasa

melihat air yang bening hingga terlihat dasarnya yang putih.

Kami baru pulang menjelang sore, tapi kali ini

mampir dulu ke perkampungan dekat dermaga, karena perut

keroncongan minta diisi. Hingga senja, kami menghabiskan

waktu dengan makan bakso dan sate, naik odong-odong keliling

pulau, dan melihat latihan menari di sebuah sekolah dasar.

Begitu kembali ke wisma, rutinitas kemarin sore terulang lagi:

melihat sunset. Kali ini, sinar matahari membuat garis seperti pita

melintasi sebuah rumah bagan yang ada di belakang wisma.

traVeL KARIMUNJAWA

Golden morning di Wisma Apung Sarapan datang

Sunset dari kamar Wisma Apung

Page 61: SEPTEMBER 2010

SEPTEMBER 2010 LIONMAG 61

Page 62: SEPTEMBER 2010

62 LIONMAG SEPTEMBER 2010

• Hujan di Tengah LautCuaca agak mendung ketika pagi itu perahu kami

bergerak menuju Pulau Gosong Seloka, di timur Pulau Karimun.

Dua atau tiga lumba-lumba tampak berloncatan di kejauhan

sana, dan hanya membuat kami kecewa karena pertemuan tak

terduga itu berlangsung sangat singkat. Dan benar, begitu kami

sampai ke pulau gosong, mendung yang tadi makin menebal

berubah menjadi hujan deras. Kami meringkuk di bawah terpal

untuk menghindari terpaan air hujan yang dingin, begitu perahu

bergerak di tengah guyuran hujan. Meski saya sempat khawatir

dan menyarankan untuk pulang ke wisma, namun tampaknya Mas

Aris sang jurumudi yakin bahwa hujan ini ringan saja. Ia pun tetap

membawa kami ke tujuan semula, ke Pulau Cilik di utara sana.

Perkiraan Mas Aris benar, karena hujan ini tidak disertai

angin dan ombak besar, dan agak berkurang begitu kami merapat

di dermaga Pulau Cilik. Dua perahu yang membawa rombongan

lain tampak juga bersandar di pulau berpasir krem ini, dan para

penumpangnya tampak tengah... snorkeling lagi di tengah hujan.

Saya tak mengerti apa enaknya

snorkeling di tengah hujan, jadi saya

memutuskan untuk berteduh di teras sebuah

vila, dan begitu hujan benar-benar berhenti,

saya berjalan kaki mengelilingi pulau. Sesuai

namanya, dikelilingi dalam 5 menit saja

pulau ini sudah habis. Pulau ini mirip dengan

pulau-pulau kecil di Kepulauan Seribu. Yang

membedakannya, di sini selain ada pohon-

pohon cemara juga banyak pohon kelapa.

Cuaca yang belum kembali cerah masih

mengikuti kami begitu perahu bergerak lagi ke

Pulau Tengah. Pulau ini jauh lebih besar dan

lebih ramai dibanding Pulau Cilik. Pohon-pohon

kelapa lebih banyak lagi di sini, begitu juga

perahu-perahu wisatawan yang ditambatkan di

dermaga. Namun tak hanya itu. Saya melihat

ada grup-grup diving dan juga grup SAR yang

tengah melakukan latihan penyelamatan. Tenda-tenda mereka

terpasang di pelataran tak jauh dari dermaga. Kami snorkeling

tak jauh dari dermaga, dan mata kami dimanjakan oleh terumbu-

terumbu karang cantik dan ikan-ikannya yang berseliweran. Di

sini kami menemui banyak karang meja yang berbentuk bulat

pipih, lebih banyak dibanding di pulau gosong dekat Tanjung

Gelam.

Grup diving yang kami temui ternyata dari Universitas

Diponegoro Semarang, dan kami sempat berkenalan dengan

instrukturnya, Pak Amiruddin, yang berasal dari Aceh. “Wah,

instrukturnya ganteng sekali ya, seperti bintang film India!” kata

Dinda, teman kami, yang sepertinya naksir. Tak heran setelah ia

bisa berfoto dengan sang instruktur, sepanjang perjalanan pulang

ia tak henti-henti kami goda. Sayangnya, meski kemudian kami

sama-sama searching di Facebook mencari nama sesuai yang

Amiruddin berikan, kami tak menemukannya juga. Impian Dinda

pun tinggal kenangan...

Hari keempat di Karimunjawa, yang kami lakukan hanya

menunggu sunrise, lalu memberi makan ikan-ikan hiu. Kami

mesti berkemas, karena ini saatnya kami pulang ke Jepara.

Kapal feri yang akan membawa kami sudah siap di dermaga,

dan akan berangkat pukul delapan tepat. Meski terasa sangat

singkat dan belum banyak yang bisa kami lihat, dan saya juga

belum bisa menangkap satu ekor hiu pun di kolam, kini saya

sudah paham, mengapa orang rela menempuh perjalanan jauh

untuk bisa ke surga kecil ini....

traVeL KARIMUNJAWA

Menikmati keindahan bawah laut Karimunjawa

Page 63: SEPTEMBER 2010

SEPTEMBER 2010 LIONMAG 63

Page 64: SEPTEMBER 2010

64 LIONMAG SEPTEMBER 2010

Acara mudik menjelang Lebaran menjadi fenomena

tersendiri. Banyak cara bisa ditempuh agar bisa

mudik untuk kumpul dengan keluarga pada Hari

Raya Idul Fitri. Kalau sudah begini, semua jalur transportasi

pasti membludak. Tidak peduli mau mudik dengan bus, kapal,

pesawat terbang maupun kendaraan pribadi. Bahkan sepeda

motor sekalipun. Tapi tentunya kita semua menginginkan

hal yang sama, agar acara mudik dapat nyaman dan aman,

selamat sampai tujuan. Untuk itu ada beberapa tips yang

bermanfaat saat mudik dengan pesawat terbang:

Pastikan kita sudah • booking tiket jauh hari sebelumnya,

sekaligus untuk pergi pulang. Pastikan juga nama yang

tercantum di tiket sudah cocok, karena saat ini penerbangan

menerapkan aturan ketat, jika bukan nama pemilik tiket pasti

akan ditolak.

Teliti dan pastikan lagi jadwal penerbangan, tanggal dan jam •

pemberangkatan, lebih baik check in lebih awal ketimbang

ketinggalan pesawat. Atau dapat juga menggunakan layanan

city check in yang dapat dilakukan di semua kantor Lion Air,

atau agen travel yang ditunjuk.

Karena bagasi pesawat terbatas, jangan terlalu banyak bawa •

barang bawaan sehingga tidak merepotkan. Bawa seperlunya

saja, akan lebih baik bila ada barang yang bisa dibeli di tempat

tujuan. Selalu waspada menjaga barang bawaan kita.

Kita perlu waspada, jangan mudah menerima pemberian •

minuman atau titipan barang orang yang tidak di kenal. Banyak

kejadian perampasan barang karena terbius obat yang di

masukan kedalam minuman. Jangan pula menerima titipan

barang orang yang tidak dikenal. Kita perlu waspada, bisa jadi

barang tersebut berisi barang terlarang seperti narkotika.

Jangan memasukkan barang-barang berharga seperti •

perhiasan, uang, handphone ke dalam bagasi pesawat. Ada

baiknya kunci dengan benar tas yang akan kita taruh di bagasi

pesawat. Hendaknya membawa barang seperlunya saja ke

dalam kabin penumpang.

Selesai• check in, jangan salah ruang tunggu. Di boarding pass

tertera ruang tunggu nomor berapa sesuai tujuan kita.

Pastikan sebelum kita bepergian dengan pesawat terbang perut •

tidak dalam keadaan kosong.

Perhatikan saat pramugari memperagakan demo alat •

keselamatan. Dengarkan setiap petunjuk dan baca setiap

petunjuk keselamatan yang tertulis di kartu petunjuk

keselamatan. Kartu tersebut biasanya disediakan di kantong

kursi penumpang.

Sebelum pesawat benar-benar landing dan parkir dengan •

sempurna, jangan membuka seat belt, apalagi jalan-jalan

dan sibuk menurunkan barang dari bagasi atas. Jangan buru-

buru menyalakan ponsel karena mengganggu sistem navigasi

pesawat.

Cek lagi nomor bagasi untuk menghindari salah ambil tas •

maupun barang bawaan lainnya.

Namun terlepas dari semua tips di atas, yang paling penting

diperhatikan adalah menjaga kondisi kesehatan tubuh agar selalu

prima menjelang perjalanan mudik, baik dengan pesawat terbang

atau moda transportasi lain. Hal itu penting agar perjalanan tidak

terhalang oleh kondisi kesehatan, padahal, perjalanan dengan

pesawat adah aktivitas yang melelahkan. Semoga kita dapat

merayakan Idul Fitri dalam kebahagiaan di tengah keluarga.

TIPS MUDIK DENGAN PESAWAT

http

://w

ww

.con

text

pr.c

o.uk

/med

iafil

es/A

irpo

rt.jp

g

tips

Page 65: SEPTEMBER 2010

SEPTEMBER 2010 LIONMAG 65

Page 66: SEPTEMBER 2010

66 LIONMAG SEPTEMBER 2010

Para pekerja desain grafis dan penikmat multimedia dimanjakan dengan

hadirnya iMac dengan layar lebar. Apple memproduksi iMac terbaru dengan

pilihan layar 21,5 inci dan 27 inci. Tidak sebatas layarnya

saja yang lebar, iMac baru ini juga dilengkapi

berbagai piranti yang membuatnya lebih

mantap. iMac dengan layar 27 inci tersedia

empat pilihan prosesor yang berbeda yakni

3,2 GHz atau 3,6 GHz dengan chip Intel Core

i5 quad core 2,8 Ghz yang memiliki cache

level 3,8 MB, serta Intel Core i7 quad core

dengan prosesor 2,93 Ghz dengan cache

level 3,8 MB. Model 27 inci quad-core

ini dilengkapi dengan ATI Radeon 5750

dengan memori GDDR5 1GB. Dilengkapi

dengan SDRAM DDR3 1333 MHz sebesar

4GB, yang dapat mendukung upgrade

RAM hingga 16 GB. Pilihan hardisk 500

GB atau 1 TB dan menyediakan pilihan

upgrade hardisk hingga 2 TB.

Yang baru dari Nokia bagi pecinta musik yang juga aktif

di jejaring sosial,NoKIA X2. Dengan desain alumunium,

slim dan dilapisi glasses membuat peranti ini enak

dipegang. Karena mengedepankan musik, X2 dilengkapi

music player dengan dedicated music key. Salah satu

kelebihan gadget ini adalah speakernya yang kencang,

ada dua loudspeaker di kiri kanan, atas bawah. Juga

pengguna X2 ini dapat mendengarkan FM Radio

langsung tanpa menggunakan headset.

Jangan kuatir bagi pengguna

yang aktif di jejaring sosial,

X2 telah dilengkapi fitur

yang memungkinkan akses

Facebook maupun Flicker

di layar utama. Selain itu,

tersedia Nokia messaging

yang memungkinkan

pengguna mengatur email

dan chat langsung dari

perangkat. Aplikasi ovi store,

memungkinkan pengguna

mengunduh langsung berbagai

permainan, audio dan video.

X2 juga dilengkapi kamera auto

fokus 5 megapiksel.

IMAC 27 INCH | MEMAHAMI TIAP DETAIL KEbUTUHAN

NOKIA x2MEMANJAKAN PENIKMAT MUSIK

GaLerY

Awal Mei lalu Sony memperkenalkan dua kamera mutakhirnya, NEX-5

dan NEX-3. Mutakhir? Betul, sekaligus kabar yang bisa bikin was-was

para kompetitornya. Soalnya keduanya –yang masuk gugusan kamera

digital “α (alpha)” di Sonny dengan interchangeable lens. Mudahnya,

ini kamera saku digital yang bisa masuk di jaket atau kantung kecil tapi

dengan lensa yang bisa ditukar-tukar. Tidak seperti DSLR konvensional,

konstruksi ‘mirrorless’ pada kamera ini mengurangi ketebalan kamera.

Disain inovatif pada NEX-5 dikonstruksi dari magnesium alloy, sedang

casing NEX-3 terbuat polycarbonate. Yang jelas, NEX menawarkan

gambar 14.2 megapixel Exmor™ APS HD CMoS sensor. Sensor ini lebih

besar 60 persen dari kamera micro lainnya.

Selain itu, NEX-5 dan NEX-3 adalah kamera dengan pertama high

definition video recording. Sebagai tambahan untuk 720p HD

recording, NEX-5 juga punya kemampuan perekaman Full HD (1920 x

1080i) video yang kompatibel untuk televisi HD television. Sekaligus

Sony memperkenalkan tiga lensa baru seri E dengan 16mm F2.8,

18mm-55mm F3.5-5.6 dan 18mm-200mm F3.5-6.3.

SONY ALPHA NEx | TERObOS PASAR

Page 67: SEPTEMBER 2010

SEPTEMBER 2010 LIONMAG 67

Tidak seperti tablet iPad buatan Apple, Huawei S7 yang

merupakan inovasi produsen ponsel dari China ini juga

berfungsi sebagai smartphone. Karena itu produk ini cocok

bagi orang-orang yang suka gadget dan teknologi baru tetapi

juga mobile. Perangkat yang telah menggunakan prosesor

Snapdragon dari Qualcomm ini berbasis oS Android versi 2.1.

Memiliki layar dengan lebar 7 inci WVGA 800x480, kamera

1.3MP yang merupakan kamera depan, Memory Internal 8GB

hingga mendukung 32GB, Sensor gravitasi, Bluetooth 2.1, Micro

USB 2.0, Wi-fi, Speaker Hi-fi, Jack Audio 3.5 mm dan slim slot

card. Juga dilengkapi dengan aplikasi multimedia seperti media

player dan photo browser. Selain bisa digunakan untuk eBook,

juga bisa konek dengan TV melalui HDMI.

FujiFilm rencananya pada awal September ini akan merilis

kamera digital seri S long zoom terbaru yaitu Finepix

S2800HD dengan kisaran harga 2 jutaan rupiah. Sudah tentu

kehadirannya akan meramaikan persaingan para produsen

kamera digital dalam merebut pasar yang ada. Kamera ini

menggunakan lensa Fujinon Wide-Angle (28mm-504mm),

14 MP CCD dan 18x zoom optik. Fitur lainnya, kamera ini

dilengkapi dengan viewfinder elektronik dan layar LCD 3 inci.

Juga mampu merekam video HD 720p serta tersedia mini

HDMI port. Selain itu fitur Tracking Auto Focus memungkinkan

Anda melacak subjek yang bergerak secara otomatis. Anda

juga dapat memperoleh fitur Smile Detection, Blink Detection,

Scene Recognition otomatis, Dual Image Stabilization, serta

fungsi Deteksi wajah.

FUJI FINEPIx S2800HDCUKUP MURAH DENGAN FITUR MENAWAN

TAbLET HUAWEI S7 | TAbLET+SMARTPHONE

Page 68: SEPTEMBER 2010

68 LIONMAG SEPTEMBER 2010

Page 69: SEPTEMBER 2010

SEPTEMBER 2010 LIONMAG 69

Page 70: SEPTEMBER 2010

70 LIONMAG SEPTEMBER 2010

BaLi section FESTIVAL LAYANG- LAYANG

Berbagai macam layang-layang menghiasi langit Pantai Mertasari-Sanur, dalam rangka Sanur Village Festival 2010

Page 71: SEPTEMBER 2010

SEPTEMBER 2010 LIONMAG 71

birunya langit di atas

Pantai Mertasari Sanur

mendadak riuh dengan

warna-warni layang-

layang kreasi yang mengikuti

kontes yang menjadi salah satu

bagian acara Sanur Village

Festival (SVF) 2010, awal Agustus

lalu. Ratusan layang-layang

yang berlomba ini merupakan

hasil kreasi perorangan maupun

kelompok yang datang dari

berbagai daerah di tanah air

diantaranya Surabaya, Malang,

Jakarta dan Bandung. Selain

peserta lokal maupun nasional

festival ini juga diikuti peserta dari

mancanegara seperti Amerika

Serikat, Prancis, Jepang, Jerman,

Australia, Thailand, Belanda,

Selandia Baru, Malaysia, Swedia,

Singapura, India, Korea Selatan

dan China.

TARIAN LAYANG-LAYANG DI ATAS AWAN SANUR bALITEKS : RISTIYoNo FoTo : MAKHFUDZ SAPEE

Page 72: SEPTEMBER 2010

72 LIONMAG SEPTEMBER 2010

Bunyi tetabuhan balaganjur yang begitu dinamis mengiringi

peserta menaikkan layang-layang mereka di tengah teriknya

matahari. Berbagai bentuk dan kreasi layang-layang

menari indah diantara awan menjadi sebuah tontonan

yang menarik. Salah satunya adalah layang-layang Janggan

berkepala naga dengan ekor sepanjang 160 meter. Biasanya

tradisi menerbangkan layang-layang dilakukan setelah

panen dimana anak-anak merayakan kegembiraan orang

tua dengan membuat layang-layang dan diterbangkan di

sawah. Sedangkan dipantai dikemas untuk memeriahkan

pariwisata. Cuaca yang cerah ditunjang angin yang

cukup kencang membuat para peserta kian semangat.

Kekompakan dan sportivitas kelompok layang-layang ini bisa

diterapkan dalam berbagai segi kehidupan. Beberapa orang

memegangi tali dan sebagian lainnya berusaha menaikkan

layang-layang. Mereka sama-sama bersemangat untuk

menerbangkannya.

(Atas) Ritual dengan berbagai macam sesaji sebelum layangan

diterbangkan (Tengah) Salah satu grup peserta kategori layang-

layang kreasi baru (Bawah) Ekor panjang sebuah layang-layang

menari di atas awan

BaLi section FESTIVAL LAYANG- LAYANG

Page 73: SEPTEMBER 2010

SEPTEMBER 2010 LIONMAG 73

BaLi section

Sebagai bagian dari The Luxury Collection®, The Laguna

Resort & Spa, Nusa Dua, Bali merupakan pilihan tepat untuk

tinggal dan berlibur di pulau Bali. Terletak di Nusa Dua,

kawasan paling eksklusif di pulau Bali, The Laguna Resort & Spa

adalah salah satu resor terbaik dengan fasilitas mewah dan lengkap.

Deburan ombak pantai Nusa Dua yang berpasir putih, pepohonan

tropis nan rindang, kolam renang yang luas serta nuansa resor

bergaya kontemporer Bali, akan membuat liburan kita tak terlupakan.

Kamar dan suite mewah dilengkapi dengan TV plasma 42 inch, DVD,

sambungan akses internet dengan kecepatan tinggi broadband serta

Wi Fi diseluruh areal resor. Rasakan sebuah pengalaman berlibur

penuh kemewahan dengan paket Rupiah dari The Laguna, A Luxury

Collection Resort & Spa, Nusa Dua, Bali mulai dari Rp. 1,850,000++ per

malam untuk kamar tipe Deluxe Garden View.

THE LAGUNA,

A LUxUrY CoLLECTIoN rESorT & SPA, NUSA DUA, BALI

Kawasan Pariwisata Nusa Dua Lot. N.2

Nusa Dua, Bali 80363, Indonesia

T. +62 361 771 327 F. +62 361 771849

www.luxurycollection.com/bali

MENIKMATI KEMEWAHAN DI NUSA DUA bALI

Page 74: SEPTEMBER 2010

74 LIONMAG SEPTEMBER 2010

BaLi section

Bermalas-malasan di atas sofa yang lembut dan menikmati indahnya sunset di lautan

lepas dalam alunan chill out music, tentunya menjadi kenikmatan tersendiri bagi kita.

Suasana romantis ini dapat kita nikmati di Sunset on Seminyak (SoS), sebuah club

& bar yang menjadi bagian dari Hotel Anantara Seminyak Bali. SoS terbagi dalam

tiga area, pertama bagi kita yang ingin bermalas-malasan berjemur di bawah terik

matahari diatas bed yang berjajar rapi. Area kedua merupakan DJ Lounge dan dance

floor yang baru selalu siap dengan performance international DJ. Di area ini terdapat

catwalk kaca sepanjang 20 meter diatas dance floor. Sementara area ketiga adalah

Rooftop Grill & Wine (RGW), dimana kita bisa menikmati sensani rasa dari berbagai

menu spesial dengan ditemani segelas wine pilihan.

SOS - Anantara Seminyak

Jl. Abimanyu (Dhyana Pura) – Seminyak Bali

T. +62 361-737773 F. +62 361-737772

Ingin rekreasi sambil olah raga yang menantang di Bali? Kita bisa mencoba olah raga

air yang akhir-akhir ini digandrungi, kite surfing atau seluncur dengan layang-layang.

Sebelum memulai olah raga ini, terlebih dulu layang-layang yang panjanganya

mencapai 12 meter ini bagian rangkanya diisi udara. Kemudian dihubungkan dengan

tali sepanjang 30 meter untuk menarik peselancar. Salah satu pantai yang cocok

untuk kegiatan ini adalah pantai Mertasari, kawasan Sanur. Bagi yang ingin mencoba,

di pantai ini biasanya mangkal mobil boks yang sekaligus merangkap tempat

penyewaan dan kursus kilat yang didampingi instruktur yang berpengalaman. Biaya

yang dibutuhkan untuk olah raga ini tergolong cukup tinggi, sekitar Rp. 900 ribu

untuk sewa alat, kursus dan instruktur selama 2,5 jam.

DRAMATIC SUNSET ON SEMINYAK

KITESURFING DI PANTAI SANUR

74 LIONMAG SEPTEMBER 2010

Sebagai tujuan wisata yang sudah sangat

populer, Bali bagai menyimpan daya

tarik magis yang dapat membuat setiap

orang yang pernah kesana selalu saja

ingin kembali lagi. Keindahan pantai,

gunung, seni dan budaya lokalnya mampu

membuat orang berdecak kagum. Nah,

bila kita ingin menikmati sesuatu yang lain

dari wisata di Bali ini tidak ada salahnya

mencoba berkunjung ke Bali Bird Park.

Sebuah taman burung yang pas buat

rekreasi keluarga dan anak-anak. Taman

burung yang buka dari jam 09.00 – 17.30

WITA ini memiliki lebih dari seribu ekor

burung dari sekitar 250 spesies berbeda.

Selain berbagai jenis burung langka yang

berasal dari berbagai daerah di Indonesia,

juga ada koleksi burung dari Afrika dan

Amerika Selatan. Salah satunya Jalak

Bali (Bali Starling) burung langka yang

menjadi ikon Bali. Juga ada burung jenis

Bubo Sumatranus dari Sumatra, sedang

dari Amerika Selatan ada Scarlet Macaw

dan Toucan. Dari Afrika ada Kongo Grey

Parrot. Di sini kita juga diberi kesempatan

untuk memberi makan burung dan berfoto

dengan burung di pundak.

Jl. Serma Cok Ngurah Gambir Singapadu,

Batubulan - Gianyar - Bali

T. + 62 361 299352 F. +62 361 299614

bALI bIRD PARK

Page 75: SEPTEMBER 2010

SEPTEMBER 2010 LIONMAG 75

Page 76: SEPTEMBER 2010

76 LIONMAG SEPTEMBER 2010

Boeing 737 - 300Total 2 units. Economy Class 149 seats (all economy)

MD 90Total 4 units. 166 seats (all economy)

pONSElSemua ponsel dan peralatan elektronik yang menggunakan pemancaran radio tidak diperbolehkan selama berada dida-lam pesawat, hal ini sangat mengganggu sistem navigasi dan komunikasi dengan menara pengawas setempat.

pEralaTaN ElEkTrONIkUntuk penggunaan Laptop dan PDA boleh dipergunakan setelah fasten seatbelt “OFF” dengan menggunakan flat mode. Setelah fasten seatbelt “ON” untuk persiapan mendarat maka penumpang harus mematikan pengguna laptop dan PDA tersebut.

baraNg -baraNg bErHarga laINNYaBarang- barang yang mudah terbakar (seperti korek api), me-ledak (petasan), material yang mengandung magnet, baterai, tabung gas, tidak diperbolehkan untuk dibawa.

MErOkOkPeraturan Pemerintah melarang kegiatan merokok selama dalam penerbangan, Terdapat detektor asap disemua toilet dan akan dikenai sanksi bagi yang melanggar peraturan.

pErJalaNaN DENgaN aNak-aNakLion Air tidak menyediakan makanan bayi untuk rute domestik dan popok tidak disediakan dipesawat. Lion Air hanya menye-diakan air panas untuk susu bayi.

bagaSIBarang atau benda tajam harus di pak dalam bagasi dan tidak diperkenankan untuk dibawa kedalam bagasi kabin.Bawalah benda berharga dalam tas yang anda bawa sendiri.Perhatikan berat bagasi anda.

- Bagasi untuk Rute Domestik Kelas Ekonomi : 25 kg Kelas Bisnis : 40 kg

- Bagasi untuk Rute Internasional Kelas Ekonomi : 20 kg Kelas Bisnis : 30 kg

UTaMakaN kESElaMaTaNSabuk pengaman harus selalu terpasang sewaktu take-off dan landing. Dianjurkan untuk selalu memasang seat belt selama penerbangan.

Barang bawaan harus diletakan di atas kepala atau dibawah kursi di depan anda.

Silakan membaca kartu instruksi keselamatan yang terdapat di dalam kantung kursi. Di kartu tersebut anda bisa menge-tahui pintu darurat dan letak jaket pelampung.

Perhatikan baik-baik demo keselamatan dan instruksi yang diberikan oleh cabin crew.

Apa yang harus anda ketahuiTentang keamanan, kenyamanan dan keselamatan Anda didalam pesawat

Selamat Datang ...AIRCRAFT FLEET

Boeing 737 - 900 ER Total 178 units213 seats (all economy)195 seats economy. business class 10 seats.Lion Air is the launch custumer of Boeing 737-900ER and has received a total 36 units 737-900ER to date

Boeing 737 - 400Total 9 units. 168 seats (all economy)

Boeing 747 - 400 Total 2 units484 seats (all economy)22 seats business

Page 77: SEPTEMBER 2010

SEPTEMBER 2010 LIONMAG 77

Boeing 737 - 300Total 2 units. Economy Class 149 seats (all economy)

MD 90Total 4 units. 166 seats (all economy)

pONSElSemua ponsel dan peralatan elektronik yang menggunakan pemancaran radio tidak diperbolehkan selama berada dida-lam pesawat, hal ini sangat mengganggu sistem navigasi dan komunikasi dengan menara pengawas setempat.

pEralaTaN ElEkTrONIkUntuk penggunaan Laptop dan PDA boleh dipergunakan setelah fasten seatbelt “OFF” dengan menggunakan flat mode. Setelah fasten seatbelt “ON” untuk persiapan mendarat maka penumpang harus mematikan pengguna laptop dan PDA tersebut.

baraNg -baraNg bErHarga laINNYaBarang- barang yang mudah terbakar (seperti korek api), me-ledak (petasan), material yang mengandung magnet, baterai, tabung gas, tidak diperbolehkan untuk dibawa.

MErOkOkPeraturan Pemerintah melarang kegiatan merokok selama dalam penerbangan, Terdapat detektor asap disemua toilet dan akan dikenai sanksi bagi yang melanggar peraturan.

pErJalaNaN DENgaN aNak-aNakLion Air tidak menyediakan makanan bayi untuk rute domestik dan popok tidak disediakan dipesawat. Lion Air hanya menye-diakan air panas untuk susu bayi.

bagaSIBarang atau benda tajam harus di pak dalam bagasi dan tidak diperkenankan untuk dibawa kedalam bagasi kabin.Bawalah benda berharga dalam tas yang anda bawa sendiri.Perhatikan berat bagasi anda.

- Bagasi untuk Rute Domestik Kelas Ekonomi : 25 kg Kelas Bisnis : 40 kg

- Bagasi untuk Rute Internasional Kelas Ekonomi : 20 kg Kelas Bisnis : 30 kg

UTaMakaN kESElaMaTaNSabuk pengaman harus selalu terpasang sewaktu take-off dan landing. Dianjurkan untuk selalu memasang seat belt selama penerbangan.

Barang bawaan harus diletakan di atas kepala atau dibawah kursi di depan anda.

Silakan membaca kartu instruksi keselamatan yang terdapat di dalam kantung kursi. Di kartu tersebut anda bisa menge-tahui pintu darurat dan letak jaket pelampung.

Perhatikan baik-baik demo keselamatan dan instruksi yang diberikan oleh cabin crew.

Apa yang harus anda ketahuiTentang keamanan, kenyamanan dan keselamatan Anda didalam pesawat

Selamat Datang ...AIRCRAFT FLEET

Boeing 737 - 900 ER Total 178 units213 seats (all economy)195 seats economy. business class 10 seats.Lion Air is the launch custumer of Boeing 737-900ER and has received a total 36 units 737-900ER to date

Boeing 737 - 400Total 9 units. 168 seats (all economy)

Boeing 747 - 400 Total 2 units484 seats (all economy)22 seats business

Page 78: SEPTEMBER 2010

78 LIONMAG SEPTEMBER 2010

RoUTE MAP LIoN AIR DAN WINGS AIR

Page 79: SEPTEMBER 2010

SEPTEMBER 2010 LIONMAG 79

Page 80: SEPTEMBER 2010

80 LIONMAG SEPTEMBER 2010

LadY in tHe air NURKHoLISHA FAJRI WIJANINGSIH

Ini faktanya: namanya lengkapnya Nurkholisha Fajri Wijaningsih. Nama

panggilannya: Shasa. Betawi asli. Jadi tidak usah tanya-tanya lagi dari

mana asal kedua orang tuanya yang bernama Wijaya Adi Kusuma dan

Rasminingsih Komalasari. ‘Rumor’nya: Jarang kita dapati ada gadis Betawi

jadi pramugari –isyu yang membuat Shasa tertawa, karena sebagai

pramugari tentu ia telah banyak terbang kesana-kemari mengunjungi

berbagai kota. Yang jelas, di kabin pesawat Lion Air, bisa kita lihat seorang

gadis Betawi yang cantik dengan rambut hitam sepunggung hilir-mudik

tersenyum pada penumpang. Name tag di uniformya terbaca: Nurkholisha.

Tapi di luar situasi bekerja, mungkin kita tidak mengenali Shasa. “Aku

kan mengenakan kerudung, baik kalau tinggal bermalam di sebuah kota

bersama kru Lion Air atau sehari-hari di rumahku,” ujar gadis dengan

postur tinggi 164 cm dan bobot 48 kg ini.

Shasa sendiri baru merayakan ulang tahunnya yang ke-21 tanggal 3 Agustus

lalu. Ketika ditanya apa makna usia 21 tahun baginya, ia menjawab, “Itu

adalah masa-masa yang cukup matang untuk menentukan masa depan

kita mau kemana.” Saat dicecar lebih terperinci, anak ke-3 dari tujuh

bersaudara ini memaparkan, “Pilihan-pilihan kan terbuka. Sekarang kita

melihat apa yang kita lakukan. Tentu kita bertanya, mau kemana kita di

masa depan. Saya ingin punya usaha sendiri suatu hari nanti.”

Bagaimana mewujudkannya? “oh, sekarang mungkin masih mimpi. Tapi

kan, it started with a dream. Masalahnya, bagaimana kita kerja untuk

mewujudkan mimpi kita itu. Dari diri kita sendiri. Sukses atau tidak, itu soal

nanti,” urai gadis yang minat di bidang makanan ini. Soalnya, Shasa sekolah

di bidang pariwisata sebelumnya, khususnya boga. Ketika ditanya makanan

kegemarannya, kontan ia menjawab, “Ya makanan Betawi, gak usah jauh-

jauh, soto betawi. Jelas juga, nasi uduk. Lalu gado-gado dan ketoprak,”

tambahnya.

Uniknya, sebagai gadis mudah yang sedang semangat-semangatnya, Shasa

mengaku saat ini lebih mementingkan teman ketimbang pacar. “Gak apa-

apa, nanti ada yang baik. Kalau kita sedang tidak punya pacar, apa harus

dibuat punya pacar? Jangan easy come easy go,” cetusnya. Gadis cantik ini

juga mengungkapkan pandangannya soal kecantikan wanita. “Kecantikan

itu mesti dari hati. Sebab kalau dari inner beauty sudah cantik, terpancar

auranya keluar. Bukan cuma mulus di luar,” tutupnya.

Betul, betul, betul.

IT STARTED witH a Dream

TEKS

: GEG

EN ;

FoTo

: RIS

TIYo

No

Page 81: SEPTEMBER 2010

SEPTEMBER 2010 LIONMAG 81

Page 82: SEPTEMBER 2010

82 LIONMAG SEPTEMBER 2010

postcard

Pada hari raya, umat Islam di seluruh dunia telah bersiap sejak dini hari. Pagi hari

menjelang sholat Idul Fitri, diperkenankan untuk makan atau minum sebelum

melaksanakannya. Berbeda dengan Idul Adha di mana dianjurkan untuk tidak

makan atau minum sebelum sholat. Maka umat Islam pun tumpah ruah menyesaki

masjid raya dan tanah-tanah lapang di kota-kota, di seluruh dunia pada hari yang

sama, susul-menyusul silih berganti mengikuti pergerakan matahari. Inilah sholat

Ied. Sebuah fenomena ritual yang kolosal. Universal tentunya. Tua-muda bahkan anak-anak

dibawa serta. Usai sholat dua rakaat, dilanjutkan dengan mendengarkan khotbah dari khatib. Inilah puncak dari

rangkaian puasa Ramadhan sebulan sebelumnya, perayaan kemenangan yang dilanjutkan dengan bermaaf-

maafan antara sesama. Di Indonesia disebut “Lebaran”.

Selamat merayakan Idul Fitri 1431 Hijriah, mohon maaf lahir dan batin.

SHOLAT IED

FoTo

: MAK

HFU

DZ S

APPE

Page 83: SEPTEMBER 2010

SEPTEMBER 2010 LIONMAG 83

Page 84: SEPTEMBER 2010

84 LIONMAG SEPTEMBER 2010