september 2010
DESCRIPTION
LIONMAG _ inflight magazine of Lion AirTRANSCRIPT
SEPTEMBER 2010 LIONMAG 1
TRAVELLUCCA, A JEWEL OF TUSCANY
:: NEWBALI SECTION
SPESIALYOGYAKARTA
TIDAK UNTUK
DIBAWA PULANG
HANYA UNTUK
DIBACA DIATAS PESAWAT
TIDAK UNTUK
DIBAWA PULANG
HANYA UNTUK
DIBACA DIATAS PESAWAT
DESTINASI : A VOYAGE TO THE ORANG UTANS OF CENTRAL KALIMANTAN
The InflIghT MagazIne of lIon aIr VOLUME V / SEPTEMBER 2010
2 LIONMAG SEPTEMBER 2010
SEPTEMBER 2010 LIONMAG 3
4 LIONMAG SEPTEMBER 2010
LIONMAG SEPTEMBER 2010
Content
16
48
SPESIALYOGYAKARTA
DESTINASIA VOYAGE TO THE ORANG UTANS OF CENTRAL KALIMANTAN
8 NEWS AROUND
12 LEISURE
30 WISDOM IN THE AIR
32 TRAVEL
38 EVENT
54 TRAVEL
62 TIPS
64 GALLERY
78 LADY IN THE AIR
NEW
BALI SECTION
68
RALAT:Edisi Agustus pada artikel tentang Merapi, tertulis Teks & Foto : Toto Santiko Budi, yang benar adalah Teks & Foto : Bernadus Budhiprayoga Suryanto
FoTo: PAUL I. ZACHARIA
SEPTEMBER 2010 LIONMAG 5
6 LIONMAG SEPTEMBER 2010
JEMY VESTIUS CONFIDOMaster of Science in Engineering Management Tufts University, AS, ini kini bertugas sebagai Master Trainer pada Telkom Training Center, Bandung. Bidang yang diajar Member of Society Competitive Inteligent Professional (SCIP) hingga need analysis.
Contributors
54
48
32
78
1
CaMpbEll brIDgESehari-hari Campbell Bridge adalah seorang Lawyer di Sidney Australia. Tapi hobinya pada fotografi telah membawanya pada setiap kesempatan di pelosok Asia Tengah, Himalaya hingga Asia Tenggara. Dia sangat terpesona dengan budaya keramahan penduduk Indonesia. Sejak 2007 aktif menulis kisah perjalanan di Majalah ini.
pETEr MIlNELahir di Inggris, Peter Milne telah tinggal dan bekerja selama 14 tahun di Indonesia. Saat ini bekerja dan menetap di Jakarta sebagai konsultan pembangunan. Pada edisi ini Peter menulis tentang Tuscany di Italy
TOTO SaNTIkO bUDIFotografer lepas, tinggal di Jakarta. Mengawali karir di Surabaya, tahun 2000. Sebagai staf foto Harian Radar Surabaya. Tahun 2005 bergabung dengan Jiwa Foto Agency Jakarta. Sejumlah karyanya pernah dimuat media lokal dan Internasional, seperti koran Tempo, National Geographic Indonesia dan Destin Asia.
paUl I ZaCHarIaPenggemar foto dan travel ini belajar memotret sejak usia 10 tahun, dan acap menjadi juri lomba foto lokal dan nasional sejak 1987. Sebagai fellow perdana di Indonesia dari lembaga fotografi Royal Photographic Society, Inggris, ia kerap menulis di media nasional.2
3
4
5
Seorang abdi dalem berpayung di halaman Dalam Keraton
FoTo : PAUL I ZACHARIA
COVER HIT
SEPTEMBER 2010 LIONMAG 7
8 LIONMAG SEPTEMBER 2010
Pernahkah kita berpikir sejenak bagaimana rumitnya sebuah operasional penerbangan? Pada satu flight saja, itu sudah pekerjaan yang rumit, terukur detil dan tentu mesti dilakukan secara cermat. Dari mulai sistem reservasi, teknik operasional penerbangan, bagasi penumpang dan kargo hingga asuransinya. Semuanya mesti dipikirkan dan dikerjakan secara terpadu.
Tolong digarisbawahi, itu baru satu flight saja, Jakarta-Manado direct umpamanya. Tahukah Anda berapa kali kami menerbangkan pesawat dalam sehari? Anda mungkin ruwet memikirkannya bila saya beritahu. Dalam sehari, kami menerbangkan 415 flight. Artinya, 415 pergerakan pesawat di take-off, di udara hingga landing dari kota asal ke kota tujuan. Bisa Anda bayangkan betapa rumitnya itu. Namun bagi kami, hal itu adalah pekerjaan sehari-hari yang kami lakukan dengan senang hati. Sistem pun terus kami sempurnakan.Sekarang, bisa rasakan sendiri pada libur Lebaran ini di mana pergerakan manusia semakin padat.
Nah, sebagai bagian dari penyempurnaan tadi, yang bertujuan meningkatkan pelayanan dan kebutuhan dari penumpang, kami juga terus menambah pesawat di armada kami. Pada awal bulan September ini, pesawat Boeing 737-900ER kami yang ke-39 dan ke-40 akan bergabung untuk memperkuat armada Lion Air. Kedua pesawat tersebut memiliki kode registrasi LLH dan LLI. Selain itu, untuk Wings Air, juga akan bertambah lagi satu pesawat ATR 72, yang akan tiba dari pabriknya di Toulouse, Prancis. Ini juga penting untuk memperluas dan memperkukuh jangkauan kami sebagai jembatan udara terbesar yang menghubungkan kota ke kota dan pulau ke pulau di Indonesia.
Harapannya, semoga kami bisa membantu lebih bisa merekat Indonesia Raya ini sebagai suatu keluarga superbesar pada suasana Ramadhan dan Lebaran tahun ini. Atas nama seluruh keluarga besar Lion Air, kami mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri 1431 H, dengan sungguh-sungguh kami mohon maaf lahir dan batin.
Salam,
Rusdi KiranaPresiden Direktur
cockpit’s note
PRESIDENT DIRECTORRusdi Kirana
DIRECTOR OF PRODUCTIONCapt. Ertata Lananggalih
DIRECTOR OF OPERATIONCapt. Hadikuntjoro Filemon
DIRECTOR OF TECHNICSRomdani
DIRECTOR OF COMMERCEAchmad Hasan
DIRECTOR OF GENERAL AFFAIRS & FINANCEEdward Sirait
GM SALES & MARKETINGRudy Lumingkewas
GM SERVICEAndi Burhan
PUBLISHER & EDITOR IN CHIEFMakhfudz Sappe
EDITOR Ed Zoelverdi, Priyanto Sismadi, Safari A. Husain, Ristiyono
MARKETING MANAGERA Gener Wakulu
MARKETING Lily Suhairy , G. Hardianto, Ririn Tri Astuti, Rusman Madjulekka, Adriansyah, M. Lottong Makaraka
DESIGNERGerald Manuel Wangsasaputra
MARKETING SUPPORTFarid K
FINANCEAde Kristanti
CIRCULATIONM. Solichin
PUBLISHED BYPT BENTANG MEDIA NUSANTARA
ADVERTISINGTel.: +62 (21) 98494404Fax.: +62(21)3151668Email: [email protected]@lionmag.com,
ISSN: 1979-4185
Majalah LIONMAG terbit setiap bulan dan di distribusikan ke seluruh pesawat Lion Air.LIONMAG juga dapat dibaca di seluruh outlet The Coffee Bean, Walnut Cafe dan Dome Coffee.
Merekat Keluarga Superbesar
SEPTEMBER 2010 LIONMAG 9
10 LIONMAG SEPTEMBER 2010
news around
Kebutuhan Vitamin C penting bagi tubuh kita, termasuk Anda yang sering berpergian keluar kota maupun luar negeri. Selain menjaga dan meningkatkan stamina tubuh, Vitamin C dosis tinggi juga bermanfaat memperkuat sistem imun tubuh, bagus untuk menguatkan tulang dan gigi, kecantikan kulit, serta mengurangi risiko terkena serangan jantung.
YOU.C1000 tersedia dalam 2 jenis produk yang dibuat dari bahan-bahan alami dengan teknologi modern dari Jepang. YOU.C1000 Vitamin Orange dan Vitamin Lemon untuk Anda nikmati setiap hari sebagai minuman kesehatan yang menyegarkan. YOU.C1000 Lemon Water dan Orange Water minuman isotonik dengan 1000 mg Vitamin C, diperuntukkan bagi Anda yang aktif dan cocok diminum sehabis berolahraga atau beraktivitas. Dengan mengonsumsi YOU.C1000 Anda bisa mendapatkan tubuh yang sehat dan kulit yang cantik.
Minuman Kesehatan Bagi TubuhYOU C1000.
Dengan kondisi iklim dunia yang kian memburuk, banyak
hal yang dapat kita lakukan guna mengurangi “beban” bumi,
salah satunya yang dilakukan Surabaya Plaza Hotel (SPH) sejak
1 Februari 2009 dengan pemberlakuan semua area hotel bebas
rokok dan satu-satunya hotel yang menerapkan sistem ini.
Berkat konsistensinya, mengantarkan hotel ini pada ajang
penghargaan tingkat nasional “Indonesia Green Awards (IGA)
2010”. Ajang yang diselenggarakan Majalah Bisnis & CSR
didukung DPD – RI dan The La Tofi School of Corporate Social
Responsibility ini, memilih 54 entitas dari seluruh Indonesia yang
berhak memperoleh penghargaan.
Surabaya Plaza Hotel mendapatkan penghargaan “gold”
kategori Best Indonesia Green Hotel, menyisihkan beberapa hotel
di Indonesia. “Kami sangat bangga akhirnya konsistensi dalam
menerapkan kebijakan smoke free ini mendapat apresiasi dalam
skala nasional. Hal ini sebagai lecutan untuk memacu kami lebih baik
lagi dalam upaya go green, sekaligus menjadi inspirator bagi hotel,
bahkan entitas lain”. kata Yusak Anshori, General Manager SPH.
Hotel Atlet Century Park adalah hotel bisnis berbintang
empat dengan lokasi strategis di jantung area bisnis Jakarta.
Hotel ini memiliki 475 kamar dan suite serta ruangan serba
guna untuk mengakomodasi berbagai acara dapat menampung
10-2000 orang. Dikelilingi pusat bisnis, mal-mal bergengsi,
dan pusat hiburan di daerah Senayan, Hotel Atlet Century Park
menawarkan sisi bisnis, hiburan, dan wisata yang menyatu.
Hotel Atlet Century Park melakukan renovasi total di
semua kamar dan function room-nya. Dengan konsep kamar
lux lebih luas dan modern, pemandangan kamar dengan
tampilan pepohonan hijau dan rindang serta suasana gedung-
gedung mewah di Jakarta, fasilitas free shuttle bus ke mal-mal
berkelas (Plaza Senayan, Senayan City, dan FX-tainment, Grand
Indonesia), private lounge di setiap lantai, butler service,
private check in & out service, dilengkapi dengan WiFi.
Dari sisi kuliner, hotel ini menyajikan aneka kelezatan
hidangan unggulan
lokal dan internasional
dari tim kuliner yang
handal. Aneka menu
traditional seperti variasi
nasi tradisional juga
menjadi sebuah nilai
lebih hotel ini. Untuk
keterangan lebih lanjut,
silahkan mengunjungi
website kami di www.
atletcentury.com.
STAY AND ExPERIENCE THE DIFFERENCEHOTEL ATLET CENTURY PARK-JAKARTA
SURAbAYA PLAzA HOTEL RAIH PENGHARGAAN EMAS “INDONESIA GREEN AWARDS 2010”
SEPTEMBER 2010 LIONMAG 11
Sebagai wujud rasa ingin berbagi kasih
di bulan suci Ramadhan, Hotel Santika
Premiere Jakarta membagikan ta’jil gratis
beberapa saat sebelum Adzan Magribh
berkumandang. Kegiatan ini dilaksanakan
secara bergantian oleh segenap karyawan serta karyawati
dari tiap-tiap departemen yang ada di Hotel Santika
Premiere Jakarta. Aneka ta’jil yang berbeda-beda setiap
harinya ini dibagikan ke supir taxi yang berada di hotel,
para pejalan kaki, supir angkutan kota, serta siapa saja
yang melintasi area depan hotel. Selain itu, kegiatan
membagi ta’jil gratis inipun dilaksanakan di area pom
bensin dan pos polisi terdekat. Diharapkan dengan adanya
kegiatan ini dapat menjadi salah satu cara menunjukkan
kepedulian pihak hotel kepada umat Muslim yang sedang
menunaikan ibadah puasa tetapi tidak dapat berbuka
puasa bersama keluarga karena masih di jalan.
HOTEL SANTIKA PREMIERE JAKARTAbAGI TA’JIL GRATIS
12 LIONMAG SEPTEMBER 2010
news around
Lion Air ikut membantu menyosialisasikan program Pemprov
Sulsel yakni “Visit South Sulawesi Year 2012” dengan memasang
logo program tersebut di pesawat Lion Air. Peresmian branding
untuk promosi pariwisata Sulsel dan informasi terkait tahun
kunjungan wisata ke Sulsel tahun 2012 mendatang tersebut
dilakukan Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo dan
Direktur Utama Lion Air Rusdi Kirana di apron bandara Sultan
Hasanuddin, Makassar, 25 Agustus lalu. Pemasangan logo tersebut
ditandai prosesi adat mappassili, yaitu menyucikan badan pesawat
dengan cara memercikkan air.
Menurut Presiden Direktur Lion Air, Rusdi Kirana, branding
tersebut juga sebagai apresiasi atas tingginya load factor dengan
tujuan Makassar dan sebaliknya. “Sifatnya apresiasi, tidak ada
bentuk kerjasama keuangan atau sponsor,” kata Rusdi Kirana
di sela-sela acara tersebut. Rusdi juga menambahkan bahwa
frekuensi keluar-masuk Lion Air di Makassar mencapai 60 kali
setiap harinya. Iapun menyatakan akan meningkatkan frekuensi ke
Makassar di masa mendatang. Sementara Gubernur Sulsel Syahrul
Yasin Limpo dalam sambutannya mengatakan sangat berterima
kasih kepada manajemen Lion Air, khususnya kepada Rusdi Kirana
atas kesediaannya membantu sosialisasi program pemprov ini.
“Dari tahun ke tahun jumlah penerbangan yang keluar dan masuk
di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin semakin bertambah.
Itu indikasi kegiatan ekonomi di daerah ini bertumbuh pesat,”
tukas syahrul dalam sambutannya.
Dalam acara tersebut hadir pula Ibu drg. Ayunsri Harahap, istri
Gubernur Syahrul –yang sekaligus Direktur RS Khusus Dadi, Ketua
DPRD Sulawesi Selatan, Kajati Sulsel, para pejabat Makoopsau
II, dan pejabat Angkasa Pura I. Lion Air sendiri dalam sehari
menerbangkan 415 flight untuk semua tujuan. Pada awal bulan
September ini, pesawat Boeing 737-900ER ke-39 dan 40 akan
bergabung memperkuat armada Lion Air, dengan kode registrasi
LLH dan LLI. Ditambah satu lagi pesawat ATR 72, yang akan tiba
dari pabriknya di Toulouse, Prancis untuk Wings Air.
LION AIR DUKUNG VISIT SOUTH SULAWESI 2012
Prosesi adat mappassili, menyucikan badan pesawat
dengan memercikkan air oleh Gubernur Sulsel Syahrul
Yasin Limpo dalam rangka sosialisasi program “Visit
South Sulawesi Year 2012”, bersama Presiden Direktur
Lion Air Rusdi Kirana. Gubernur Sulsel menyempatkan
diri masuk ke Boeing 737-900 ER.
SEPTEMBER 2010 LIONMAG 13
14 LIONMAG SEPTEMBER 2010
Leisure
Aston Jayapura Hotel & Convention Center
akan menjadi hotel bintang 4 internasional
yang terdepan di Jayapura dengan konsep
memberikan standar terbaik bagi pelancong
bisnis maupun bagi penyelenggara kegiatan
MICE. Terletak di pusat kota Jayapura yaitu di
Jalan Percetakan Negara, hanya 5 menit dari
kantor Gubernur dan daerah pusat perbelanjaan,
Aston Jayapura memiliki 102 kamar dan suites
yang modern, fasilitas konvensi yang luas seperti
ball room terbesar di Jayapura, sebuah café
shop, roof top lounge dengan hiburan live music,
sebuah pusat kebugaran lengkap dengan fasilitas
fitness, spa, sauna - whirlpool dan steam room,
klub karaoke dan satu-satunya restoran hidangan
Barat yang mewah di Jayapura – Bistro Bar &
Grill yang dilengkapi dengan hiburan live music di
malam hari.
ASToN JAYAPUrA HoTEL & CoNvENTIoN CENTEr
Jl. Percetakan Negara No. 50 - 58
Jayapura 99111, Papua
T. 0967 - 537 700 F. 0967 - 536 600
www.AstonJayapura.com
Adalah Ibu Maria, yang lebih
dikenal dengan Ceu Mar
telah membuka warung nasi
khas Sunda ini lebih dari 20
tahun silam. Warung C’mar
berlokasi di jalan Terusan
ABC no. 21, Bandung. Warung
ini setiap hari buka melayani
pengunjung dari jam 19.00-
08.00 wib. Tempat ini akan
sangat ramai pengunjung
ketika waktu menunjukan
pukul sepuluh malam.
Sehingga jangan kaget kalau
kita akan menjumpai antrian
panjang di pinggir jalan mirip
para tamu undangan hajatan
mengantri makanan yang
disajikan secara prasmanan.
Soal harga tergantung
dari menu yang kita ambil.
Asal tahu saja, menu yang
ditawarkan disini adalah
menu masakan khas Sunda,
dan kita mengambil sendiri
apa yang ingin kita makan.
Tersedia juga berbagai macam
minuman seperti teh, kopi, es
jeruk dan minuman kemasan
botol lainnya.
WArUNG C’MAr
Jl. Terusan ABC No. 21
Bandung
Katsu atau Katsuretsu makanan yang
berasal dari Jepang ini merupakan
makanan cutlet yang bertabur tepung
remah roti atu breadcrumb yang digoreng
membungkus irisan daging tanpa tulang.
Katsusei yang berlokasi di Plaza Indonesia
ini mendedikasikan diri untuk premium
katsu yang otentik dari Jepang. Bahan
baku yang dipilih sangat berkualitas
terutama untuk daging ayam, sapi, seafood
hingga daging pork. Untuk daging sapi
dipilih wagyu yang disajikan dalam menu
Wagyu Beef Katsu. Hanya di Katsusei ini
Anda bisa menemukan katsu yang terbuat
dari pork yang disebut Tonkatsu. Tapi
jangan kuatir, Katsusei menerapkan kaidah yang ketat dengan memisahkan cara pengolahan
antara menu pork dengan menu lainnya. Bahkan menu prok ini diolah dalam dapur yang
berbeda termasuk juga semua peralatan dapurnya pun terpisah.
KATSUSEI
Plaza Indonesia L 1/E19-19A
Jl. M.H. Thamrin Kav. 28-30
Jakarta 10350
Nikmatnya Prasmanan Tengah Malam
WARUNG C’MAR
KATSUSEI Premium Katsuretsu
ASTON JAYAPURA HOTEL & CONVENTION CENTER
Mulai beroperasi
SEPTEMBER 2010 LIONMAG 15
Gumarang Lounge merupakan salah satu
fasilitas yang disediakan Hotel Ibis Jakarta
Tamarin untuk para tamu yang ingin bersantai
menghabiskan waktu. Tempat yang nyaman,
suasana tenang ,interior modern serta view yang langsung
menghadap pool terrace dikemas untuk memanjakan para
tamu yang datang. Siap melayani segala pesanan tamu
selama 24 jam, kemudian terdapat Internet corner yang
dapat digunakan secara Cuma-Cuma, selain itu kami juga
menyediakan big screen yang selalu dinyalakan pada pukul
06.00 sampai dini hari.
Afternoon Tea dari pukul 16.00 – 19.00 merupakan salah
satu kegiatan rutin yang mengunakan Gumarang Lounge
untuk memfasilitasi para tamu executive yang menginap
di hotel agar dapat menikmati waktu sore mereka dihotel
dengan santai. Semua makanan yang disediakan selalu
bervariasi tiap bulannya, Ibis Jakarta Tamarin secara rutin
membuat menu-menu pilihan baru yang sensasional tiap
bulannya untuk memanjakan para pengunjungnya.
HoTEL IBIS TAMArIN JAKArTA
Jl. KH. Waid Hasyim No.77
Jakarta Pusat 10340
T. 021-3912323 F. 021 -3157707
Email : [email protected]
Hotel Ibis Tamarin Jakarta
GUMARANG LOUNGE
16 LIONMAG SEPTEMBER 2010
Leisure
Bagi orang Sulawesi Selatan menu yang satu ini sudah tidak
asing lagi, bahkan terlalu akrab dalam kehidupan sehari-hari.
Pallumara, nama masakan berkuah dari ikan ini boleh dibilang
masuk dalam golongan menu sup ikan merupakan makanan
rumahan yang selalu dihidangkan dan disantap setiap hari.
Rasa asam segar menjadi ciri dari makanan ini. Hampir semua
jenis ikan bisa dimasak, dan cara pengolahannya pun sangat
sederhana, ikan bandeng paling favorit untuk masakan Palumara.
Bumbu utamanya adalah kunyit dan asam jawa. Namun juga bisa
ditambah bawang merah, sereh, minyak kelapa, cabe rawit yang
dibiarkan utuh dan sedikit gula pasir.
Bagi kita yang belum pernah dan penasaran ingin mencicipi
segarnya sup ikan ini tidak perlu pergi jauh ke Makassar.
Pallumara selalu siap tersedia di Tanjung Pasir Resort. Sebuah
resort dengan konsep keluarga ini terletak di Jl. Tanjung Pasir
Km 7, Teluk Naga-Tangerang. Dapat ditempuh sekitar 20 menit
dari Bandara Internasional Soekarno Hatta dan 50 menit dari kota
Jakarta. Menikmati segarnya Palumara diantara taman tropis
yang luas serta gemericik air dari kolam-kolam ikan yang besar.
Bagi yang hobi mancing dapat memancing ikan di kolam-kolam
tersebut dan hasilnya bisa langsung dimasak oleh chef yang
profesional. Sebuah resort yang pas untuk aktivitas akhir pekan
bersama keluarga.
NIKMATNYA PALLUMARATANJUNG PASIr rESorT
Jl. Raya Tanjung Pasir Km. 7,
Teluk Naga – Tangerang
T. 0817138710, 0817138716, 0817138720
F. 021- 70702772
SEPTEMBER 2010 LIONMAG 17
18 LIONMAG SEPTEMBER 2010
speciaL KERAToN YoGYAKARTA
SEPTEMBER 2010 LIONMAG 19
TEKS & FoTo: PAUL I.ZACHARIA
Keraton YogyakartaReplika Estetika Mooie Indie
Dari semua istana kuno, inilah yang paling terkenal di Indonesia.
Salah satu tujuan utama yang pamungkas dari Jawa Tengah
ini memang unggul, karena istana ini memiliki arsitektur istana
Jawa yang termewah,; dengan balairung-pendapa yang megah dan
halaman dengan lapang pandang yang luas. Selain itu keterawatan
seluruh kompleks membuat pengunjung dapat berpuas menengok
masa lalu Mooie Indie secara utuh.
eraton – dari kata Ka-RATU-an yang berarti Tempat Tinggal Ratu atau raja, adalah istana Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang menjadi kebanggaan Daerah Istimewa
Yogyakarta. Fungsi kesultanan tersebut telah berakhir pada tahun 1950, saat ia bergabung dalam NKRI. Namun ia tetap berfungsi sebagai rumah tangga Sultan Jogja dan segenap householdnya yang masih menjalankan tradisi kesultanan hingga kini. Inilah keunikan kerajaan di dalam republik yang sangat menarik!
Istana perpaduan gaya Jawa dan Eropa ini didirikan pada pemerintahan Sultan Hamengku Buwono I pasca Perjanjian Giyanti pada tahun1755. Sebagai korban gempa pada tahun 1867, Keraton Jogja mengalami kerusakan berat. Pada pemerintahan HB VII pada tahun 1889, istana tersebut dipugar. Meski tata letaknya masih dipertahankan, namun bentuk bangunan telah diubah menjadi yang terlihat sekarang. Semua bangunan dan fitur keraton ini memiliki nama yang cukup kompleks bila harus dirinci satu-satu! Bahkan seluruh tata letak keraton terhadap kota dengan pola poros - yaitu Keraton dalam satu garis lurus berawal dari Panggung Krapyak di Selatan sampai ke Tugu Jogja di Utara - juga sarat simbol. Sekompleks budaya Jawa itu sendiri.
(Atas) Para Abdi dalem menanti dengan
sabar dalam seragam keseharian
(Halaman Samping searah jarum jam)
Gedong Kuning, rumah tinggal Sultan
dengan ukiran yang cantik. ; Plafon
Bangsal Sitihinggil yang rapi dan berukir
mengesankan.. ; Fasada yang menghadap
alun-alun, dari Bangsal Pagelaran
20 LIONMAG SEPTEMBER 2010
speciaL KERAToN YoGYAKARTA
Sebagian kompleks keraton berfungsi sebagai museum yang memeragakan berbagai koleksi milik kesultanan, cenderamata dari kerajaan-kerajaan Eropa, replika pusaka keraton, dan berbagai perangkat gamelan. Selain itu keraton juga membanggakan berbagai warisan budaya, berupa upacara tradisional yang tetap dipelihara dengan setia. Keraton Yogyakarta telah menjadi benteng terakhir perlindungan adat, lengkap dengan para pemangku adatnya.
Yang harus diperhatikan saat mengunjungi Keraton adalah adanya dua akses untuk memasuki kawasan Keraton yang tidak ada petunjuknya untuk segera bisa dilihat pengunjung awam. Mereka bisa saja hanya masuk dari gerbang utama yang menghadap alun-alun, lalu merasa sudah selesai. Padahal kawasan dimana terdapat bangsal utama harus dimasuki lewat gerbang samping barat!
Yang disayangkan adalah minimnya foto-foto dari suasana Keraton dalam masa kejayaannya. Yang ada hanyalah foto-foto
reproduksi yang sangat tak layak pamer dalam Museum Kereta, yang menyimpan koleksi kereta-kereta kuda. Hal lain yang disayangkan adalah jam buka resmi Keraton yang terlalu singkat, karena ditutup pada pukul 13.00. Dimana-mana di dunia, obyek wisata utama harus membuka diri untuk menerima turis seakomodatif mungkin. Selain itu untuk memasuki kawasan Bangsal Kencana yang menjadi pusat kompleks Keraton, kita masih harus membayar tiket dengan sistim penulisan kwitansi, sehingga sangat tak praktis dan memakan waktu. Saat kami sudah ditolak masuk karena kesorean, beruntung ada beberapa grup yang meminta-minta supaya diterima masuk, sehingga kami bisa ikut mendapat dispensasi!
Sebetulnya kita harus mau bekerja mengikuti jam kerja seperti biasanya, karena bagi pelancong, setiap kesempatan memasuki keraton akan menjadi pengalaman berharga yang bernilai promotif dan pasti menambah kas Keraton sendiri!
(Searah jarum jam) Salah satu dari koleksi kereta kuda di Museum Kereta
Sultan.; Lorong menuju Kaputren yang berhias lampu-lampu cantik.; Detil
ukiran pilar kayu yang diberi prada, dan terawat rapi.; Gerbang Regol
Danapratopo yang diapit oleh dua Dwarapala
SEPTEMBER 2010 LIONMAG 21
Beberapa pengunjung melewati tangga penghubung kawasan Pagelaran dan Sitihinggil
Seorang turis menanyakan arah di depan Gedung Gongso Slendro
22 LIONMAG SEPTEMBER 2010
(Searah jarum jam) Bangsal Manis dengan pagar
yang terawat rapi.; Sekelompok pengunjung foto
bersama di belakang Bangsal Pagelaran.; Diorama
suasana kostum Sultan di Bangsal Pasewakan
SEPTEMBER 2010 LIONMAG 23
24 LIONMAG SEPTEMBER 2010
TEKS & FoTo: ToTo SANTIKo BUDI
Keunikan Berbalut Misteri
speciaL MASANGIN
MASANGIN,
SEPTEMBER 2010 LIONMAG 25Temaram senja nan romantis di Alun-alun Kidul salah satu spotfavorit anak muda kota.
26 LIONMAG SEPTEMBER 2010
Sinar matahari mulai meredup di ufuk barat Yogykarta.
Siang yang terik perlahan berganti sore yang sejuk.
Birunya langit menjelma jingga lengkap dengan
hiasan gumpalan awan yang berarak. Lampu-lampu
kota mulai ‘hidup’ sinar kuning keemasannya membangun
suasana hangat dan romantis. Semakin banyaklah manusia yang
hadir di Alun-alun Selatan suatu akhir pekan itu.
Setiap sore (utamanya akhir pekan atau hari libur) tanah lapang
luas yang letaknya ada di belakang kompleks Keraton Kesultanan
Yogyakarta Hadiningrat itu memang selalu ramai. Masing-masing
datang dengan tujuan masing-masing. Meskipun bukan taman
hiburan namun tempat yang dikalangan anak muda Yogya dikenal
dengan nama Alkid (alun-alun kidul) ini mempunyai fasilitas-
fasilitas yang ‘memanjakan’ pengunjung terutama anak-anak.
Mereka bisa menjajal aneka permainan yang ada. O ya,
segenap permainan itu tidak disediakan pihak keraton, ataupun
(Searah jarum jam) Siluet kontestan Masangin.; Langkah mantap ‘Sang Juara’ Masangin.; Dua beringin dan mereka yang penasaran menaklukkan.
Masangin-lah permainan yang membedakan Alkid ini dengan alun-alun atau taman yang ada di tempat lain.”
“
SEPTEMBER 2010 LIONMAG 27
pemerintah daerah setempat melainkan oleh orang perorangan.
Mereka dengan jeli membaca peluang bisnis. Ada tempat, ada
pengunjung maka kemudian tersedialah pejualan dan persewaan
aneka permainan seperti odong-odong, becak mini, sepeda mini
dan tandem, mobil-mobilan, beraneka permainan ketangkasan,
mandi bola, kuda, dan seterusnya. Bisa juga melihat gajah
keraton di kandang yang letaknya berseberangan dengan Alkid.
Bila anak-anak tertarik dengan semua permainan tadi maka
mereka yang lebih besar tertarik untuk bergerombol di depan
dua batang pohon beringin tua yang tegak berdiri di tengah Alkid.
Beringin itu dikelilingi oleh pagar hingga disebut Ringin Kurung.
Mereka datang demi Masangin.
Sebagian pengunjung itu telah datang sejak matahari masih
bersinar. Mereka dengan sabar menanti gelap tiba untuk
mencoba tantangan, sebuah ‘ritual’ unik, masangin (masuk di
antara dua beringin) Tujuannya mereka berusaha melewati jalan
di antara kedua pohon beringin tadi dengan mata ditutup kain.
Jarak antara kedua pohon itu sendiri sekitar 7 meter. Entah
sejak kapan dan dari mana munculnya mitos ini, konon barang
siapa yang berhasil berjalan melewati kedua beringin itu akan
mendapatkan berkah dari Yang Maha Kuasa.
Masangin-lah permainan yang membedakan Alkid ini dengan
alun-alun atau taman yang ada di tempat lain.
Meskipun terlihat mudah tapi kenyataannya tak sedikit yang
gagal. Berbagai trik coba dilakukan, seperti melepas alas kaki
untuk merasakan ada tidaknya rumput (jalan menuju kedua
pohon itu tidak ditumbuhi rumput lagi akibat seringnya dilewati).
Tapi pada prakteknya tetap saja susah. Mereka, para ‘kontestan’
merasa telah berjalan lurus, namun apa yang terjadi? Mereka
justru berputar arah menuju ke tempat semula padahal tinggal
beberapa langkah lagi untuk berhasil. Tak ayal penonton pun
terbahak tak kuasa menahan geli.
Disemangati suporter belum tentu juga bisa berhasil.
28 LIONMAG SEPTEMBER 2010
Alun-alun kidul berlokasi di belakang
kompleks bangunan keraton Yogyakarta.
Meskipun derajat dan fungsinya tak
setinggi Alun-alun Utara (lor) namun
secara spiritual tempat ini berwatak
tenang (disimbulkan dengan gajah),
karena konon dianggap sebagai tempat
palereman (istirahat) para dewa. Tak
heran tempat ini banyak dikunjungi orang
yang ingin menenangkan hati atau sekedar
bercengkrama.
Lapangan dengan luas sekira 2,5 hektar
ini pun melengkapi diri dengan aneka
jajanan mulai dari yang ringan dan
sederhana hingga yang kelas berat.
Dijamin acara nongkrong makin asyik dan
lidah dimanjakan tentunya. Sebut saja
minuman hangat nan menyegarkan badan
dan dijamin menjauhkan angin ‘jahat’
memasuki tubuh, wedang ronde. Atau ada
juga aneka bebakaran mulai dari jagung,
pisang, hingga roti bakar berlapis beragam
selai. Warung nasi lesehan dengan
dilengkapi lauk ikan atau ayam bakar juga
tak ketinggalan menemani malam anda di
sini.
Bukan berarti saat matahari masih
bersinar di alun-alun kidul ini tak ada
yang menarik untuk dinikmati. Anda bisa
menyewa andong untuk mengelilinginya.
Di pagi hari anak-anak dan remaja usia
sekolah pun senang memanfatkan area ini
untuk bermain sepak bola.
Berhadap-hadapan dengan Alkid ini adalah
gedung Sasono Hinggil Dwi Abad, yang
pada waktu-waktu tertentu menggelar
pertunjukan wayang semalam suntuk.
Sejarah panjang mengikuti fungsi
kawasan yang terletak di sebelah barat
Tamansari ini. Dahulu tempat ini pernah
dipakai sebagai tempat latihan baris-
berbaris prajurit keraton sehari sebelum
pelaksanaan grebeg, tempat pisowanan
abdi dalem wedana prajurit beserta anak
buahnya di malam bulan puasa, lomba
panahan, bahkan adu harimau melawan
kerbau.
Jadi, kalau anda sedang berkunjung ke
Jogjakarta, setelah puas berwisata kota
(banyak sekali objek menarik di bekas
ibukota RI ini), berwisata belanja di
Malioboro, dan berwisata kuliner gudeg
Wijilan maupun bakpia Pathok. Maka
ketika anda melancong ke Yogyakarta,
wajib hukumnya untuk ke Alkid dan ber-
Masangin.
(Searah jarum jam) Tersedia juga kuda tunggang sewaan.; Wedang Ronde,minuman tepat saat bersantai di Alkid.; Keliling Alkid dengan andong (kereta kuda) pun menyenangkan. ; Persewaan tutup mata, jeli menyongsong rezeki.
SEPTEMBER 2010 LIONMAG 29
30 LIONMAG SEPTEMBER 2010
bENTENG VREDEbURGDi ujung jalan Malioboro, kita dapat
mampir di Benteng Vredeburg.
Benteng yang dibangun Belanda
tahun 1765 ini dulunya merupakan
basis perlindungan Belanda dari
kemungkinan serangan pasukan
Keraton. Benteng ini dibuka untuk
umum pertama kali pada tahun
1987. Kita dapat melihat koleksi
minirama yang menceritakan sejarah
perjuangan di Yogyakarta. Bangunan
berbentuk tembok tinggi ini memiliki
menara pemantau di empat penjurunya yang dulu digunakan sebagai tempat
patroli. Dari menara paling selatan, kita dapat menikmati pemandangan ke Keraton
Kesultanan Yogyakarta.
Kota ini memang istimewa, bukan karena statusnya sebagai Daerah
Istimewa saja, melainkan memang segala yang ada di kota ini benar-
benar spesial. Mulai dari adat dan budayanya, keseniannya, kehidupan
sosial warganya yang begitu ramah. Selain itu, kota yang sudah berdiri
sejak abad 17 ini juga sarat dengan peninggalan sejarah sehingga
sangat menarik dijadikan tujuan wisata sejarah disamping juga memang banyak spot-
spot keindahan wisata lain yang mengelilinginya. Beberapa hal yang menarik untuk
dicermati dan dinikmati ketika berkunjung ke kota ini diantaranya seperti:
KERATONBerwisata ke Yogyakarta kurang lengkap
rasanya jika belum mengunjungi Keraton
Kasultanan Yogyakarta. Keraton ini sudah
berdiri sejak tahun 1755 pasca Perjanjian
Giyanti dengan Raja pertamanya Pangeran
Mangkubumi dengan gelar Sri Sultan
Hamengku Buwono I (HB I). Yang perlu
diperhatikan adalah jam buka Keraton yang
hanya sampai jam 13.00. Jadi harus lebih
awal datang agar memiliki waktu yang cukup
untuk mengagumi keindahan dan keunikan
Keraton ini.
TAMANSARITamansari hanya sekitar 500 meter sebelah
selatan Keraton Yogyakarta. Bila dilihat
selintas bangunan ini memiliki gaya Eropa
karena arsiteknya bangsa Portugis disamping
juga makna-makna simbolik Jawa tetap
dipertahankan. Tamansari dibangun pada
masa Sultan Hamengku Buwono I akhir abad
XVII M. Tamansari merupakan kompleks
yang terdiri dari kolam pemandian, kanal air,
ruangan-ruangan khusus dan sebuah kolam
yang besar.
Pasar tradisional yang sudah
mengalami beberapa kali pemugaran
ini berdiri sejak tahun 1758. Pasar ini
termasuk tujuan favorit wisatawan
yang datang ke Yogyakarta. Disini kita
bisa mendapatkan berbagai macam
barang tradisional sebagai oleh-oleh.
Mulai dari makanan hingga pakaian.
Berbagai jenis batik, baik yang
masih berupa kain maupun pakaian,
tulis maupun print dapat mudah
diperoleh dan tentunya dengan harga
terjangkau.
bERINGHARJO
YOGYAKARTA’SHOT SPOTS
speciaL SPoT YoGYAKARTA
TEKS: RISTIYoNo FoTo: ToTo SANTIKo BUDI
SEPTEMBER 2010 LIONMAG 31
CANDI PRAMbANANMenjulang setinggi 47 meter, candi Prambanan berdiri gagah
menunjukkan kecantikan dan keindahannya. Dibangun di
abad ke-10 pada masa pemerintahan dua raja, Rakai Pikatan
dan Rakai Balitung candi ini menunjukkan kejayaan Hindu di
tanah Jawa. Candi ini memiliki tiga candi utama yaitu Candi
Wisnu, Brahma, dan Siwa yang merupakan lambang Trimurti
dalam kepercayaan Hindu. Dari pusat kota Yogyakarta dapat
ditempuh sekitar 20 menit dengan jarak 17 kilometer ke arah
. Sekarang di area halaman candi ini sudah dibuat taman
yang indah. Ada beberapa candi lagi yang jaraknya tidak
terlalu jauh dari candi Prambanan, yaitu candi Kalasan dan
candi Sambisari.
MALIObOROJalan sepanjang satu kilometer ini sudah menjadi kawasan
perdagangan sejak tahun 1758 saat Sri Sultan Hamengku
Buwono I mengembangkan sarana perdagangan melalui
sebuah pasar tradisional. Kawasan ini masih bertahan hingga
sekarang bahkan menjadi salah satu ikon kota Yogyakarta.
Malioboro dalam bahasa sansekerta berarti “karangan
bunga”, dasar dari penamaan jalan yang terletak sekitar
800 meter dari Keraton ini karena dulu setiap kali Keraton
melaksanakan perayaan jalan ini dipenuhi karangan bunga.
Sepanjang jalan ini dipenuhi penjual cinderamata khas
Yogyakarta dan bila malam tiba menjadi surganya para
penikmat kuliner dengan maraknya warung lesehan.
http
://pu
rbak
alay
ogya
.com
galle
rica
ndi-p
ram
bana
n.jp
g
32 LIONMAG SEPTEMBER 2010
Pada tahun 1906 seorang ekonom berkebangsaan Italia
bernama Vilfredo Pareto melakukan sebuah penelitian
mengenai distribusi kekayaan di negaranya. Hasil
penelitian tersebut yaitu delapan puluh persen jumlah
kekayaan masyarakat Italia dikuasai oleh hanya dua puluh persen
penduduk yang menempati kalangan atas dalam strata ekonomi.
Dan sebaliknya, sisa dua puluh persen kekayaan dibagi-bagi
diantara delapan puluh persen rakyat.
Karena begitu seringnya fenomena 80-20 ini muncul, maka
dalam kasus-kasus pemecahan masalah, para analis dan pembuat
keputusan biasanya menggunakan prinsip pareto ini dengan
cara mengatasi dua puluh persen penyebab yang memberikan
delapan puluh persen akibat. Hukum pareto ini memberikan
panduan yang sangat penting untuk mengalokasikan usaha dan
sumber daya. Sesungguhanya hukum pareto ini bisa bermanfaat
dalam pemecahan masalah-masalah dan pengambilan keputusan-
keputusan pribadi karena sebenarnya hukum pareto memberikan
panduan kepada kita untuk menentukan prioritas.
Kembali kepada penelitian yang dilakukan Pareto, ia
melakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui mengapa
delapan puluh persen kekayaan hanya dinikmati oleh dua puluh
persen orang saja. Hasil penelitian lanjutan inilah yang sangat
mengejutkan. Pareto membuat kesimpulan, seandainya jumlah
kekayaaan yang ada dibagi rata di antara seluruh penduduk
Italia, maka hanya dalam waktu satu tahun, maka akan kembali
terbentuk pola yang sama, delapan puluh persen kekayaan akan
kembali dinikmati oleh hanya dua puluh persen penduduk.
Bagaimana mungkin? Fakta empiris yang saya temui,
jangankan dalam kondisi dibagi rata, dalam kondisi kaya raya pun
seseorang bisa kemudian menjadi jatuh miskin dan sebaliknya
seseorang yang merangkak dari bawah bisa sampai di puncak
kekayaan. Menimbang fakta tersebut maka prioritas dalam
penelitian Pareto tidak hanya terjadi pada bagian kesimpulannya
namun juga terjadi pada sebab dan konsekuensinya itu sendiri.
Seandainya kekayaan sebuah negara dibagi rata dalam sekejap,
maka orang-orang yang sebelumnya pernah berjuang untuk kaya
akan memiliki prioritas yang berbeda dengan orang-orang yang
tiba-tiba menjadi kaya. orang-orang yang sejatinya kaya akan
melihat uang yang dipegang oleh semua orang sebagai potensi
pasar yang besar dan ia memprioritaskan uang yang dipegangnya
untuk membangun sebuah bisnis. Sebaliknya, orang-orang
yang tiba-tiba menjadi kaya segera memanfaatkan kesempatan
tersebut untuk menikmati kekayaannya. Hasilnya, sama seperti
penelitian Pareto, dalam waktu satu tahun, delapan puluh persen
kekayaan akan kembali jatuh kepada hanya dua puluh persen
penduduk.
Kalau begitu caranya, apakah hal itu berarti yang kaya akan
tetap kaya dan yang miskin akan tetap miskin? Tidak sepenuhnya
benar. Memang akan tetap ada dua puluh persen orang yang
menguasai delapan puluh persen kekayaan namun kabar baiknya,
Anda bisa menentukan pilihan apakah Anda ingin berada di
kelompok yang dua puluh persen ataukah berada di kelompok
yang delapan puluh persen sisanya.
oLEH : JEMY V. CoNFIDo
Di dunia ini tidak ada orang bodoh,
yang ada adalah orang yang tidak
bisa menentukan prioritasPepatah Cina kuno
wisdoM in tHe air
http
://w
ww
.sou
ndte
xtm
edia
.com
.au/
info
rmat
ion/
bigs
tock
phot
o_Bo
oks_
3930
3.jp
g
SEPTEMBER 2010 LIONMAG 33
Singkat kata, prioritas bisa menentukan kualitas hidup
manusia karena prioritas yang dibuat oleh seseorang
akan menentukan alokasi sumber daya yang dimilikinya.
Sumber daya bisa berupa uang, materi, tenaga, pikiran,
keahlian dan yang paling mahal adalah waktu. Karena
waktu adalah satu-satunya sumber daya yang tidak bisa
diperbaharui dan tidak bisa pula digantikan.
Bila urusan membuat prioritas hanyalah sekedar
membedakan mana yang penting dan mana yang tidak
penting tentu bukanlah perkara sulit. Persoalannya, dalam
membuat prioritas kita seringkali dihadapkan pada pilihan
antara mana yang penting dan mana yang lebih penting
sehingga kita seringkali terlambat untuk menyadari mana
yang seharusnya kita pilih. Dan, karena kita tidak bisa
berkompromi dengan waktu, maka yang tersisa tinggalah
sebuah penyesalan. Mungkin sebagian besar manusia
pernah mengalami penyelasan seperti ini termasuk saya
dan Anda. Agar kita tidak mengalami penyesalan serupa,
ada baiknya kita menyimak ilustrasi berikut ini.
Dalam sebuah seminar mengenai prioritas, seorang
ahli meletakkan batu-batu besar di dalam sebuah
akuarium kosong hingga ia tidak bisa menambahkan lagi
batu ke dalam akuarium tersebut. Lalu ia bertanya kepada
para hadirin,
”Apakah akuarium ini sudah penuh?” Para hadirin pun
berteriak serempak, ”Sudah!” Sang ahli tersenyum, lalu
ia pun memasukkan batu-batu kecil ke dalam akuarium
tersebut dan mengguncang-guncangkannya sehingga tidak
ada lagi batu kecil yang bisa ditambahkan.
Ia pun kembali bertanya, ”Apakah akuarium ini sudah
penuh?” Para hadirin sekali lagi menjawab serempak,
”Sudah!”
Sang ahli kembali tersenyum dan ia pun memasukkan
pasir ke dalam akuarium tersebut dan mengguncang-
guncangkannya sampai padat. Ia pun kembali bertanya
untuk ke-tiga kalinya, ”Apakah akuarium ini sudah penuh?”
Para hadirin kembali serempak menjawab, ”Sudah!” Lalu
sang ahli pun menuangkan air ke dalam akuarium tersebut
sampai meluap. Ia pun bertanya, ”Apa yang bisa kita
pelajari dari percobaan yang baru saja saya peragakan ini?
”Seorang peserta menjawab, ”Manfaatkan kesempatan
yang ada sekecil apa pun kesempatan itu.” Sang ahli pun
menjawab, ”Benar, dan dahulukan hal-hal yang utama
dalam memanfaatkan kesempatan tersebut.”
Dalam hidup ini ada batu-batu besar yang sebaiknya
lebih dahulu mendapat tempat, lalu diikuti batu-batu
kecil, pasir dan air. Kejelian Anda dalam membedakan
keempatnya akan menuntun Anda mencapai kualitas hidup
yang lebih baik.
34 LIONMAG SEPTEMBER 2010
When most people think of the cities of Tuscany — that iconic province of Italy where
the Renaissance was born and from which it spread across the rest of medieval
Europe — the first that come to mind are usually the famous trio of Florence, Siena
and Pisa. but one somewhat smaller former city state, Lucca, lies between all three,
making it an ideal base from which to explore Tuscany, as well as being a beautiful
example of an Italian Renaissance city in itself.
traVeL LUCCA TUSCANY
A Jewel of TuscanyLUCCA
TEXT & PHoToS : PETER MILNE
SEPTEMBER 2010 LIONMAG 35
Lucca is a pure gem of a
Renaissance city, steeped
in history and crammed
with majestic churches and
famous for its tempting
restaurants. Added to this, what makes
it so unique is that, despite the march of
time and the arrival of modernity, Lucca
still possesses its medieval city walls in
their entirety. Built mainly in the sixteenth
century and running for about 4 km, the
imposing red brick ramparts are amongst
the best-preserved Renaissance defences
that remain in Europe today. They lend
the city a unique character by shutting
out most of the traffic and preserving the
narrow streets for pedestrians. Visitors can
stroll amongst Lucca’s medieval streets,
sample the delights of the cafes and pastry
shops, and take in the atmosphere of
another era — one before the invention
of the internal combustion engine. And,
despite its beauty and smaller scale, Lucca
seems to have escaped the tourist hordes
that regularly descend on Florence and
Pisa during the summer months. Lucca
is also the birthplace of the composer,
Giacomo Puccini, of La Bohème and
Madame Butterfly fame. For opera-
lovers there is not a single night of the
year when Lucca does not have a Puccini
performance, together with music by
Mozart, Verdi or Bach, in at least one of its
many churches.
originally founded by the
Etruscans several centuries before Christ,
Lucca became a Roman colony in 180 BC
as the Romans consolidated their control
over the peninsula. Lucca’s Roman legacy
is reflected today in the way the city’s
ancient grid pattern has been preserved
down the centuries in the layout of its
narrow roads. It is also apparent in the
striking elliptical shape of what is today
the Piazza dell’Anfiteatro, surrounded
as it is by tall medieval buildings that
follow the outline of Lucca’s Roman
amphitheatre. Descend into the cellars of
some of the surrounding shops and you
will find the original Roman brickwork
of the foundations of the amphitheatre.
In the centre of the city one of Lucca’s
most elegant churches, the church of San
Michele in Foro, betrays from its name
that it stands beside the original site of the
Roman forum.
Lucca became a self-governing city
(comune) in the twelfth century, at which
time it underwent an economic boom
thanks to its high-quality silk production.
This helped to make Lucca wealthy and
enabled the city to rival the dominance of
Byzantium for the European silk trade. It
(Clock wise) One of the many cafes in Lucca, on a street of medieval
houses.; The great man himself: Puccini’s statue in a small
square next to his house in the centre of Lucca.; The old town of
Pietrasanta looking towards the Apuane Alps beyond the city walls.
(Page across) View across the medieval city of Lucca, towards the
Apuane Alps of north Tuscany in the background.
36 LIONMAG SEPTEMBER 2010
was at this time that the other city states of Tuscany also started to expand rapidly
as centres of commerce and political power, and Lucca soon found itself caught
in the rivalry between Florence and Pisa. Later, in 1314, internal discord in Lucca
weakened the political elite and allowed it to fall under the control of Pisa, but just
a couple of years later it won its freedom back under the leadership of a mercenary
commander, Castruccio Castracani. Lucca then went on to become one of the most
powerful Italian city states under Castracani, rivaling Florence and defeating her in
battle. Lucca remained an independent republic for almost the next 500 years, until
Napoleon Bonaparte put a final end to its freedom in 1805.
Napoleon marched into the Italian peninsula and created the so-called
Kingdom of Italy in 1804, making Lucca into a principality the following year. But as
he did elsewhere, Napoleon handed out these newly created fiefdoms to members
of his family and in Lucca’s case to his sister, Elisa. Elisa apparently wasn’t all bad,
however: she is credited with the decision to plant trees all the way around the city
ramparts, trees that today have grown to their full height and offer shade for all the
joggers, walkers and cyclists who make use of the walls.
So, what of the main sights of Lucca, apart from an hour-long stroll around
the city’s walls, which is an absolute must. one of my own favourites is climbing
the two medieval towers within the city that are open to the public and enjoying
the superb views across the medieval sea of tiled rooftops; after all, Lucca was
renowned as “the city of one hundred towers” in its Renaissance heyday. Today,
although most of them have long since collapsed, 14 towers remain. The thirteenth
century Torre Guinigi is one of Lucca’s most striking landmarks, topped as it is with
a small copse of stunted oak trees. If you can make it up the 230 stone steps, the
tower affords stunning views across Lucca and beyond the tree-lined city walls,
towards the Apuane Alps to the north. Its rival is the Torre delle ore, which is
slightly shorter with only 207 steps and without the vegetation on top. The original
use of these medieval towers was primarily military, as lookout posts for spying
approaching armies from afar. Huge bells in the towers would be rung as a warning
of imminent attack. only later, as Lucca grew in wealth, did the construction of
towers become a means for the most powerful families to show off their prestige
as they tried to build higher than their neighbours. The Torre Guinigi is named
after the powerful Guinigi family and connected to the family mansion, the Palazzo
dei Guinigi. The Guinigis ruled Lucca during the fifteenth century when Florence
was at its most powerful, and the family is credited with keeping Lucca out of the
clutches of the Medici family, who ruled Florence at that time and until the late
1700s. Fittingly, the family had the highest tower, higher even than the cathedral
campanile.
Towards the southern side of the old city is Lucca’s remarkable Romanesque
cathedral, the Cattedrale di San Martino, with its ornate colonnaded façade
and oddly positioned campanile, originally built in 1060 as a defensive tower.
Romanesque architecture is a term used to describe architecture that relied on
ancient Roman style, with rounded arches, large towers and decorative arcading. It
is a style that dominates Lucca’s churches. The cathedral dates from the eleventh
century and is dedicated to St Martin, who is depicted as a Roman soldier on the
façade of the building cutting his cloak with his sword in order to share it with a
needy beggar. In a corner of the interior contained in a small temple is a life-sized
wooden effigy of Christ, which was believed by early pilgrims to have been carved
by Christ’s follower, Nicodemus, at the time of the crucifixion. In fact, subsequent
tests have since established that the wood dates from the thirteenth century.
traVeL LUCCA TUSCANY
SEPTEMBER 2010 LIONMAG 37
Top left:• The Torre Guingi with
its tiny copse of holm oaks trees
on top.
Middle left:• View from the Torre
Guingi across Lucca to the Torre
delle Ore.
Bottom left:• The beach clubs on
the beach of Marina di Pietrasanta,
Lucca’s favourite seaside escape.
Top middle:• The façade of the
11th century Romanesque church,
Chiesa di San Michele in Foro,
topped with the figure of Archangel
Michael slaying a dragon.
Top right: • The Ponte della
Maddalena, also known as “Devil’s
Bridge” near Bagni di Lucca, on the
River Serchio, which flows down
to Lucca.
Middle right:• A beach club at
Marina di Pietrasanta.
Bottom right:• A small garden roof-
terrace amidst the terracotta tiled
roofs of Lucca.
38 LIONMAG SEPTEMBER 2010
Nonetheless, the effigy is still paraded around the streets of Lucca
once a year at sundown on 13th September. Two of the cathedral’s
most important artworks are the magnificent Last Supper by
Tintoretto and the sublime marble portrait and tomb of Ilaria del
Carretto, the young and beautiful wife of Paolo Guinigi. Paolo’s
wife died at the tender age of 26 after giving birth to her second
child. The rich merchant expressed his grief (and his considerable
wealth) by commissioning this exquisite sculpture in 1405.
Just as impressive as the cathedral is the eleventh century
Chiesa di San Michele. The church has a picture-book façade
topped by the Archangel Michael slaying a dragon, and a carved
Madonna and child at its corner overlooking the piazza. Today, the
Piazza San Michele still has the feel of being at the centre of the
city and it is an ideal spot to sit at a café and watch the world go
buy while sipping a cappuccino or a cold lager. Facing the façade
of the church not far from the piazza is a narrow alley that leads
to the house where Puccini was born in 1858 and wrote much of
his later work, including Madame Butterfly. Although the building
is not open to the public, a plaque marks its significance, and just
opposite a bronze statue of the composer sits quietly smoking a
cigarette (despite the new laws that ban smoking in public spaces)
overlooking the small Piazza Cittadella.
If you need a break from churches and climbing towers,
an example of one of Lucca’s elegant houses is the Palazzo
Pfanner, close to the city walls, with its ornate eighteenth century
gardens complete with statues of Greek and Roman gods. The
palazzo was used as the location in the filming of Portrait of
a Lady (1996) starring Nicole Kidman. The name Pfanner is
relatively recent, and comes from one Felix Pfanner, an Austrian
brewer, who emigrated to Lucca in 1846. In those days beer-
making was a rather Germanic activity and Lucca had decreed it
could only be established by a “skilled German”. Pfanner stepped
forward with the idea of setting up a brewery in the basement
of the house and despite his Austrian origins he was accepted.
Thus he became the first person to bring beer to Italy — so the
bars and café terraces of Lucca (and elsewhere in Italy) have
something to thank him for.
Although there is plenty to see and explore in the
medieval city centre of Lucca, if time permits it is well-positioned
to serve as a base for day trips into Tuscany. For example, the
more well-heeled residents of Lucca have made the beach resorts
of Marina di Pietrasanta and Viareggio their weekend getaways in
the summer months and the beach clubs make for a relaxing day
by the sea. Then the city of Pisa is less than 30 minutes away from
Lucca by train. Siena makes a perfect overnight trip, being about
1.5 hours away by motorway, although there are several exquisite
villages to discover if you take the back roads. Meanwhile,
Florence is only an hour away by train, with all the history and
art that that city has to offer. But it is always nice to return to the
peace and charm of Lucca.
traVeL LUCCA TUSCANY
(Top) A typical quiet street
in the centre of Lucca.
(Center) The striking
13th century mosaic, The
Ascension, on the façade
of San Frediano church.
(Bottom) The 18th century
gardens of Palazzo Pfanner,
with its Baroque statues of
Roman gods and goddesses.
SEPTEMBER 2010 LIONMAG 39
40 LIONMAG SEPTEMBER 2010
eVent PAMERAN FoTo FESTIVAL ERAU
SEPTEMBER 2010 LIONMAG 41
Festival Erau 2010
sebagai hajatan akbar
wisata budaya Kutai
Kartanegara, memang
bukan sekadar tontonan.
Para pengunjung bisa saja
‘diundang’ bergabung, misalnya, dalam
sebuah acara tarian. Dan mereka yang
semula datang hanya ingin memotret,
hasil fotonya pun dapat membuahkan
hadiah. Inilah pertama kali dalam sejarah
Festival Erau, ada agenda Lomba Foto --
yang terbuka untuk umum.
Dewan juri terdiri dari Ed Zoelverdi, Paul
I Zacharia dan Arbain Rambey. Peserta
kategori umum tampaknya bukan orang
yang awam bergaul dengan fotografi.
Sedangkan peserta dari jurnalis -- semua
dari media lokal, tampaknya belum lebih
unggul ketimbang peserta umum.
Rata-rata, baik peserta umum ataupun
jurnalis, boleh dibilang tidak mengalami
kendala teknis. Fasilitas kamera dewasa
ini memang super-pintar. Foto dijamin
jadi. Tapi jadinya foto dapat dibedakan
dari sekadar “kepintaran kamera” atau
hebatnya sang Mat Kodak. Ini masuk kajian
segi tematis, namanya, mana foto yang
unggul menangkap kemilaunya Festival
Erau.
lomba dibagi dalam dua kategori, yakni
dari kalangan umum alias //hobbyist/, dan
dari kalangan wartawan atau media pers.
Biasanya, informasi adanya lomba foto
untuk suatu hajatan ada tenggang waktu
minimal sebulan. Nah, dalam Festival Erau
2010 waktunya terbilang singkat. Ternyata
peminat lumayan banyak: foto yang masuk
sekitar 700, karya dari 70 peserta.
Sesuai pakem penjurian lomba foto, dewan
juri bertugas memilih foto unggulan dari //
stock/ yang tersedia. Setelah melewati tiga
tahap penyaringan -- sering diserai diskusi,
maka didapat tiga foto dari masing-masing
kategori. Menarik dicatat, pemenang dari
KEMILAU FESTIVAL ERAU 2010CATATAN ED ZoELVERDI
(Kiri Atas) Wisatawan asing antusias melihat pameran foto (Kiri bawah) Foto bersama para pemenang seusai penyerahan hadiah (Tengah atas) Seusai
tari Gantar penari berinteraksi dengan pengunjung sebagai wujud persaudaraan (Tengah bawah) Suasana pembukaan pameran yang dipadati pengunjung (Kanan) Pameran dibuka oleh Sekretaris Daerah Kukar HAPM Haryanto Bachroel
42 LIONMAG SEPTEMBER 2010
Juara Kategori Umum
Juara Kategori Jurnalis
Juara Harapan Kategori Umum
Foto yang oke secara teknis, dan terbilang oke pula secara
tematis, disaring lagi dari segi estetis. Pada giliran ini yang ditilik
adalah faktor upaya sang fotografer. Ada kejelian memilih sudut
pandang unik, serta momen yang jitu. Ini tak ada urusan dengan
istilah “kebetulan” atau “keberuntungan”, tapi patut dihargai
sebagai keunggulan khas seorang pemotret.
Foto-foto para pemenang -- plus karya Paul I. Zacharia dan
Makhfudz Sappe -- dipamerkan di Discovery Mall, Kawasan
Kuta, Bali dari tanggal 6 - 8 Agustus 2010. Pameran foto
ini dibuka oleh Dr. H.K.A.P.M. Haryanto Bachroel, Sekretaris
Kabupaten Kartanegara. Pameran foto Festival Erau 2010 ini
banyak dikunjungi wisatawan mancanegara. Mereka berdecak
kagum sekaligus bertanya-tanya di mana gerangan lokasi Kutai
Kartanegara. Menilik seriusnya mereka mengamati foto-foto
itu, tampaknya mereka bakal cerita pada teman atau kerabat di
negerinya, dan siap mengagendakan kunjungan wisata ke Kutai
Kartanegara.
Selamat untuk para pemenang lomba, dan acungan jempol untuk
panitia penyelenggara. Bersamaan dengan itu, pantas pula kita
ucapkan “bravo!” untuk Sri Wahyuni, Kepala Biro Humas dan
Protokol Kabupaten Kartanegara sekaligus kordinator lomba foto
Erau -- yakinlah, kerja keras Ibu dan staf niscaya membuahkan
hasil yang kian berkilau pada hajatan wisata budaya di tahun
mendatang. Sukses!
1
1
3
3
3
2
2
21
Karmila Wati M Agri Winata Firman Hidayat
Syaiful Anwar
Faisal Sasmita
Ady Nugroho
Wawan Yusuf Faisal Sasmita M Ali Ichwani
SEPTEMBER 2010 LIONMAG 43
44 LIONMAG SEPTEMBER 2010
TEKS & FoTo: PAUL I.ZACHARIA
MAKIN JELASLAH bILA DI KOTA JAWA TIMUR INI,
TERJADI FENOMENA bARU:
RATUSAN MOdEL YANG SUKA dIFOTO
dIBURU RATUSAN FOTOGRAFER YANG SUKA MOdEL!
JEMBER FASHIoN CARNAVAL IX
eVent JEMBER FASHIoN CARNAVAL
MAIN MATAMAKIN MATANG
Dynand dengan para model DreamSky - pesona kedirgantaraan
SEPTEMBER 2010 LIONMAG 45
emasuki tahun ke
sembilan, karnaval
tahunan JFC yang
selalu mencengangkan
makin menunjukkan
kedewasaannya. Parade
kostum fantasi yang
sarat inspirasi, imajinasi
dan ilusi ini telah makin
halus digarap, dan diapresiasi pengamat seni dan ekspresi diri.
Dari peragaan ‘urakan’ pada tahun 2001, para desainer otodidak
– karena merancang busananya sendiri – ini tidak lagi dipandang
sesudut mata. Dunia desain terbelalak dan mengucek matanya,
saat mereka menatap para artis busana ini berseliweran dalam
dandanan liar, tapi indah – binal, tapi mempesona.
Kembali Dynand Fariz – penggagas, pemimpin JFC Center, yang
sekaligus dosen di ESMoD Jakarta -meneguhkan posisinya
sebagai penggerak para pemuda kota santri ini, bahwa mereka
mampu mengubah paradigma kemapanan sambil berprestasi.
Dalam JFC IX yang digelar pada 8 Agustus 2010 kemarin,
sebanyak sembilan tema diluncurkan dalam kemeriahan warna
warni dan keunikan bentukan yang sulit disangkal estetikanya.
Pada malam sebelum prosesi, diadakanlah Press Conference
dimana sembilan tema itu diperagakan di depan pers dan media.
Diawali dengan DreamSky, dalam balutan warna langit biru dan
putih, fashion show di Dynand Fariz Center dipadati pers yang
haus meraup imaji-imaji unik artistik produk para desainer fantasi
ini. Disini yang dapat ikut hanyalah para pemimpin, atau disebut
Majorettes, karena kematangan mereka dalam mengusung suatu
desain. Asesori mereka juga tidak selengkap yang akan dipakai
keesokan harinya. Bagaimana mungkin lengkap, bila peserta akan
menjadi bak tiang sangkar burung setinggi empat meter? Atau
suatu mahluk psikedelik bersayap selebar delapan meter?
Kemudian bergulirlah TorAJA, yang distilisasi dalam busana
berupa rumah-rumah dan tanduk-tanduk kerbau. Demikian
padatnya asesori sehingga kadang sudah sulit mencari wajah sang
modelnya! Lalu diiring dentingan piano ringan dunia kanak-kanak,
mahluk-mahluk bersayap warna-warni permai mempesona indra
dalam defile BUTTErFLY. Sejak kepompong sampai bulu halus
panjang meliuk ramping di kepala sambil mereka melenggok
manja. Berlanjut dengan THAILAND yang tampil keemasan
menyilaukan – sebagai salah satu negara yang terpilih untuk
dipromosikan. Berlanjut dengan CACTUS, tanaman yang sangat
kaya dalam bentuk dan warna, KABUKI, yang mengusung idiom-
Dibalik durinya, ada ceria peraga
Cactus
Peserta Toraja memanggul rumah dan tanduk
46 LIONMAG SEPTEMBER 2010
idiom negara matahari terbit. Disini tampil ksatria samurai
dengan terompah kayu setebal tigapuluh sentimeter, walau
ada juga putri-putri Nippon yang manis bernaung di bawah
dedaunan sakura.
Tiba-tiba terdengar ringkikan kuda dan derap mendebarkan,
saat rombongan buas MoNGoL merangsek masuk. Pahlawan-
pahlawan tegap dan menyeramkan ini menyeret pedang
raksasanya yang berat – suatu aplikasi yang pasti terinspirasi
film-film kolosal. Lalu suasana yang gelap makin tepat menjadi
latar para dedemit APoCALYPSE yang membawa suasana akhir
jaman. Salah satu kulminasi ekspresi tema ini berupa seorang
dukun indian Maya (Inca?) dengan dekorasi wajah yang sangat
mendetil dan layak menjadi karya seni tersendiri. Akhirnya
voYAGE menutup seluruh prosesi dengan semua suasana dan
simbol pengarungan samudera pada jaman lalu.
Para fotografer mencoba memetik gambar dalam intensitas
tinggi, sementara para model juga nampaknya sudah sangat
siap diekspos ke pasar internasional. Kedua pihak saling
membutuhkan. JFC terasa makin matang main mata dengan
para pembawa berita!
eVent JEMBER FASHIoN CARNAVAL
Dalam pementasan lengkap keesokan harinya, enam ratusan
model dengan busana rancangan mereka sendiri mengundang
decak kagum puluhan ribu penonton yang datang dari sudut-
sudut kota dan luar kota juga. Sayangnya mereka kikir sekali
memberi aplaus yang layak diberikan sebagai komplimen yang
tulus. Rupanya kita belum cukup terbudaya untuk mengapresiasi
karya anak bangsa, yang sudah mencurahkan enersi sepanjang
tahun untuk perhelatan berkelas internasional ini.
JFC telah menjadi kalender tahunan para penikmat seni ekspresi
diri. Kesibukan sepanjang tahun berpentas dimana-mana
membuktikan JFC telah mampu memijakkan kaki dalam kancah
seni yang cukup sesak. Sudah selayaknya mereka didukung
pemerintah secara lebih total, karena jelas dampak positifnya
bagi kota, bahkan propinsi Jawa Timur. Tidak perlu heran bila
suatu saat untuk menonton JFC kita harus bersaing dengan
negara-negara lain yang akan menjadi pengundang pentas
mereka. Kita berani mengclaim, bahwa di dunia belum ada
karnaval dengan peserta yang semuanya unik, individual, dan
memiliki otentisitas seintens ini. Suatu Samba School Brasilia
memiliki seragam untuk semua peserta karnaval akbar Rio de
Janeiro. Juga demikian di Trinidad yang sudah lebih dari setengah
Pemakai topeng saat menunduk dalam defile Apocalypse
eVent JEMBER FASHIoN CARNAVAL
SEPTEMBER 2010 LIONMAG 47
abad. Peserta JFC semuanya berbeda, karena
sang peraga adalah juga sang pencipta busana!
Saya sulit menjawab saat banyak teman-teman
dari Jakarta, Bandung menanyakan, bagaimana
cara paling efisien menuju Jember. Ya, terbang ke
Surabaya atau Malang saja dulu. Lalu berapa
lama ke lokasi? Ya, siaplah lima-enam jam
termasuk makan.
Apa? ?
Saatnya sebuah bandara disiapkan menampung
tamu internasional membawa dolar ke kas
Jember, karena inilah kendala terbesar untuk JFC
berkibar.
Semoga pada JFC X pada 24 Juli 2011 dimana
akan digelar sepuluh tema terbaik selama satu
dasawarsa, Pemkab Jember dapat mendukung
dengan shuttle bus yang murah meriah, supaya
pengunjungnya tidak segan menempuh
jalan selama setengah hari itu!
Kegarangan Pahlawan
Mongol dalam fantasi artistik
Pemeran Kabuki dalam berbagai gaya bak komik anime
Dalam nuansa pastel, Butterfly tampil
mempesona
Thailand telah
dikenal lewat
Wat atau Kuil
mereka yang
berwarna
keemasan
48 LIONMAG SEPTEMBER 2010
Saya, dan mungkin juga
seluruh pengunjung
yang hadir di Bentara
Budaya, rabu 4 Agustus
2010 lalu tidak pernah
akan menyangka bahwa
penampilan sang maestro tari topeng
Indramayu di atas panggung itu adalah
penampilannya yang terakhir.
Masih teringat jelas dalam ingatan saya
bagaimana ia hadir di atas panggung.
Muncul dari sisi kiri panggung dengan
digendong sosok rentanya serta merta
menjadi pusat perhatian. Semua penonton
seakan tercekat dan menahan nafas
sembari menoleh ke bagian kiri panggung.
Sinar lampu kilat para fotografer pun
menghujani perempuan 80 tahun itu.
Pesonanya bak superstar.
Tak lama kemudian perempuan yang
namanya harum di dunia internasional
ini pun mulai menari. Ia melakuknnya
dengan takzim meski dengan duduk.
Sejak terserang stroke lima tahun lalu
bagian kiri tubuhnya tak dapat bergerak.
Hanya tangan kanannya dengan
Selamat Jalan Mimi Rasinahjemarinya yang lentik bergerak-gerak
terbata. Sesekali ia meraih selendang
birunya dan mengibaskannya ke udara.
Menyaksikannya menari dengan penuh
semangat (terpancar dari gestur tubuhnya)
meski dalam kondisi kesehatan yang
serba terbatas itu sungguh mengharukan
sekaligus merinding dibuatnya.
Tarian Panji Rogoh Sukma malam itu
ditarikan Mimi Rasinah bersama cucunya
Aerli Rasinah (24 tahun), sementara
berdiri di kiri dan kanannya duabelas
anak-anak generasi penerus tari topeng
TEKS & FoTo: ToTo SANTIKo BUDI
eVent LAST DANCE
SEPTEMBER 2010 LIONMAG 49
di masa depan (semoga). Dua tahun lalu
melalui sebuah prosesi Sang Maestro telah
mentahbiskan Aerli sang cucu sebagai
pewaris pusaka tari topeng Indramayu.
Gerak-gerik tarian itu memang terlihat
minimalis tapi sesungguhnya penuh arti
karena kabarnya seluruh gerakan berasal
dari hati. Dua sosok berbeda generasi
itu menari dengan singkron. Aerli
mengenakan topeng dan berdiri gagah di
belakang menerjemahkan gerakan serba
terbatas sang nenek.
Penonton pun memberi tepuk tangan
panjang saat pertunjukan malam itu
berakhir. Sebagian bahkan mengikuti Mimi
Rasinah hingga ke sebuah ruang yang
disediakannya beristirahat.
Kecintaan perempuan yang lahir dari
keluarga seniman dari Desa Pekandangan,
Kecamatan Indramayu ini memang luar
biasa. Hal itu pula yang menyebabkan
ia tanpa ragu berangkat ke Jakarta
meski tubuhnya telah renta. Tujuh jam
perjalanan tak membuat dirinya ragu
demi menari. Dalam suatu kesempatan ia
pernah berujar ingin terus menari hingga
nyawanya dicabut. Kenyataannya dua
hari seusai menari di ibukota, Tuhan pun
memanggilnya dengan penuh cinta.
Selamat jalan Mimi Rasinah, maafkan kami yang acap abai dengan seni tradisi kami sendiri.”
“
(Kiri atas) Digendong menuju panggung pementasan. (Kiri bawah) Mimi Rasinah dan anak-anak didiknya-harapan penerus tari topeng masa depan memberi
salam pada penonton. (Tengah) Stroke pun tak mampu menghentikan sang maestro menari, siapa kira ini pementasannya yang terakhir di depan publik.
(Kanan) Menari berdua bagaikan sejiwa bersama sang pewaris ilmu tari topeng yang juga cucunya Aerli Rasinah.
50 LIONMAG SEPTEMBER 2010
A VOYAGE TO THE ORANG UTANS OF CENTRAL KALIMANTAN
TEXT & PHoToS : CAMPBELL BRIDGE
Proboscis monkeys are frequently seen in the trees along the river in morning and evening.
destinasi PANGKALAN BUN
SEPTEMBER 2010 LIONMAG 51
Sitting on the upper deck of our river boat (“klotok”)
in the Tanjung Puting National Park in the late
afternoon, the sights and sounds of approaching
dusk in the Borneo jungle are all around us.
Proboscis monkeys sit perched high in the branches
before suddenly leaping across large spaces of open air to grasp
the next flimsy branch. Swallows and bats swoop along the
surface of the river as the golden evening light on the palm trees
slowly gives way to darkness and the sounds of the night.
The island of Borneo still conjures up images in one’s
imagination as one of the world’s last wild places. The tropical
rainforest of Tanjung Puting National Park on the island’s
southern coast is home not only to a large concentration of
orangutans, but also many wild and exotic animals like the
clouded leopard, leopard cat, crocodiles, many types of lizards
and snakes, sun bears, birds of prey, water birds and hornbills.
Tanjung Puting National Park became a game reserve in 1935 and
was upgraded to a National Park in 1982.
My wife Karin and I are on our own private klotok just a
few kilometres from Camp Leakey in the middle of the park.
Camp Leakey was established in 1971 by Dr Biruté Galdikas. It is
home to both wild and rehabilitated orangutans. Camp Leakey is
in a remote location and can only be reached by boat. Tanjung
Puting, with about a population of about 5,000 orangutans, is
renowned as probably the best place in the world to see them
in the wild. Here at Camp Leakey, a rehabilitation centre for
orangutans rescued from captivity, orangutans are taught the
skills of the wild and how to survive in nature. once the lengthy
process is finished they return to the jungle.
The river journey to Camp Leakey begins with a trip by
klotok across the Kumai River, past the cargo terminals and
oceangoing ships before entering to the smaller Sekonyer River.
Approaching Camp Leakey the river water becomes jet black in
colour as a result of tannin in the water. Slowly cruising the palm
fringed banks of the river is a wonderful way to see families of
proboscis monkeys, hornbills, wild orangutan, and sometimes
even crocodiles.
After several hours of klotok travel, at the head of an ever
narrowing stream, Camp Leakey itself is reached. Walking a
few hundred metres along an elevated timber elevated walkway
leads to the few buildings around the camp itself. There are
usually always orangutans hanging around the camp itself, as
well as wild boar and other animals. While there is always
something to see there, from close up views of orangutans and
their babies to seeing an orangutan trying to unlock the door to
the food shed, a highlight is to go on a jungle walk to the feeding
stations where rangers place bananas and fruit on a feeding
platform, calling out to the wild orangutans in the jungle as they
do so. Soon, these wonderful gentle creatures start appearing
through the undergrowth or simply crash through the tree tops,
many with babies clinging to them. Some of these amazingly
gentle creatures even walk around within a few metres of the
mesmerised tourists.
Returning to our klotok in the late afternoon, we move
away down river to find our jungle “camp” for the night. Fortified
with a delicious afternoon tea and fried banana, our guide Ambo
tells us the Tanjung Puting itself is well preserved and relatively
safe. However, in Kalimantan as a whole, and despite the
Indonesian government realising the importance of preserving
the orangutans, they are under severe threat from poaching and
particularly the destruction of habitat as a result of deforestation
and to make way for palm oil plantations. Hopefully the fact that
52 LIONMAG SEPTEMBER 2010
Princess and her baby Purdy often hang around in Camp Leakey
SEPTEMBER 2010 LIONMAG 53
Tanjung Puting has such international
prestige and recognition will assist in the
preservation of orangutans.
As darkness falls on the klotok,
our cook Darma prepares a delicious
Indonesian meal of ayam goreng, rice,
vegetables, and small sweet bananas,
all washed down with rich Indonesian
coffee. our guide Ambo tells us the plan
for the next day of jungle trekking and
orangutan viewing at one of the other two
rehabilitation centre for orangutans in
the area - Tanjung Harapan and Pondok
Tanggui. As we watch, our open air dining
room is transformed as it has bedding
put down, mosquito nets erected and rain
protection put in place for our wonderful
night in the open air. While one can stay
on land based accommodation here at
Rimba Lodge, the whole experience of
cruising the river in a boat with one’s own
personal crew while seeing and hearing all
the jungle has on display day and night is
not to be missed.
Next day sees us off to yet another
feeding station at Pondok Tanggui. This
time the jungle walk sees us steeping
carefully over small logs covering a muddy
track, then avoiding living streams of
well named fire ants sharing out path.
Reaching the feeding station and the usual
spread of bananas and fruits, the rangers
carry out their now familiar shrieking and
hooting to call the orangutans. After a
few minutes there is the usual rustling in
the tree tops as the large red furry shapes
appear and orangutans literally descended
on us from all directions.
Then with little warning, the group
around the feeding station suddenly
thins out dramatically as a huge male
appears and proceeds to help himself
to everyone’s feast. Known as “The
King”, this male weighed in excess of 100
kilograms. His massive cheeks and large
throat pouches gave him an unmistakeable
appearance. As Ambo explains to us it
is curious how younger orangutans are
obviously so gregarious and affectionate
Clockwise :Wild orangutans are common in the treetops; Who is watching who??; A family of proboscis monkeys; Klotok parking at Camp Leakey
54 LIONMAG SEPTEMBER 2010
but these mature males are solitary animals. When he is around, all other
orangutans keep well out of his way.
on our last night back on the river, the lights of our klotok are turned
off to reveal a dance of hundreds of fireflies among the trees on the river
banks on both sides of us. Somehow this added even further magic to what
was an amazing journey to an extraordinary place.
After two three nights and two full days in this extraordinary place,
it is easy to see why the wild orangutan is probably the best known image
of Indonesia in the entire world. Another real pleasure of the journey
to Tanjung Puting is meeting an amazing variety of tourists from all over
the world. While a trip here is little time consuming, it is not difficult to
arrange.
The nearest airport to Tanjung Puting National
Park is Pangkalan Bun in Central Kalimantan.
While there are some direct flights from both
Jakarta and Surabaya, the best connections
are through Semarang and Banjarmasin,
both of which are well served by Lion Air.
Tours, hotels and klotok hire can be arranged
through Pak Nanang, an excellent local travel
agent. His contact details are:-
PT. Putri Rimba Marumba tour and travel
Perum Akasia Permai 58
Jl. Pramuka Pasir Panjang
Pangkalan Bun – Central Kalimantan 74111
Indonesia
Phone : 62-532-2030722 Fax : 62-532-22935
Mobile/ Hp : 0813 492 88887
Email : [email protected].
Rimba Lodge is an alternative for those who
do not wish to stay on a klotok. The lodge
can arrange your transfer from Pankalan Bun
airport to the Lodge and also organise guides
and transport within the Park. All rooms
have Western showers and toilets, with air
conditioning and hot water available in some
rooms. The website is www.rimbalodge.com.
It can also be booked through Pak Nanang.
TRAVEL INFORMATION
MAP
The Rimba Lodge jetty; Persuading a guide to open the food shed; Karin at the entrance to Camp Leakey
Central Kalimantan
Pangkalan BunTanjung Puting
destinasi PANGKALAN BUN
INDONESIA
SEPTEMBER 2010 LIONMAG 55
56 LIONMAG SEPTEMBER 2010
elihat kapal feri KMP Muria perlahan-lahan merapat di
dermaga Pelabuhan Karimunjawa, rasanya saya sudah
tidak sabar lagi untuk meloncat ke darat. Maklumlah, saya
bersama 18 teman satu rombongan sudah terlalu lama di perjalanan.
Dimulai dari Jakarta kemarin petang, kami menuju Jepara memakai
bis, dan baru sampai tadi pagi. Lalu, untuk menuju pulau ini, kami
mesti menghabiskan waktu 5,5 jam di atas feri.
Untungnya, kami menempati ruangan VIP yang ber-AC,
bersofa empuk, dan masih bisa menonton televisi. Nasib kami lebih
baik dibanding 200-an lebih penumpang lain yang menempati kelas
ekonomi yang duduk berimpitan, bahkan sebagian besar malah
duduk seadanya di lantai-lantai kapal tiga tingkat ini. Di dek paling
atas, bahkan saya menemui Hans, seorang turis Jerman, yang
kulitnya sudah memerah seperti udang rebus akibat terlalu lama
Coba rasakan
nikmatnya ‘hotel’
di tengah laut,
bercanda dengan
hiu, dan mengunjungi
pulau-pulau
berpantai pasir putih.
traVeL KARIMUNJAWA
Surga Kecil
TEKS & FoTo: TEGUH SUDARISMAN ; FoTo UNDERWATER : IDA FARIDA
SEPTEMBER 2010 LIONMAG 57
terpanggang matahari. Ia ke Karimunjawa ber-backpacking-ria
bersama putrinya. “oh tidak, terima kasih. Saya di sini saja,” kata
lelaki berusia sekitar 50 tahun itu, ketika saya beritahu bahwa ia
bisa mendinginkan diri sebentar di ruang VIP.
Mendarat di pulau utama, Karimun, saya masih heran
mengapa banyak orang yang rela menempuh perjalanan jauh
untuk ke kepulauan yang terdiri dari 27 pulau ini. (Mungkin
bagi orang zaman dulu, jarak Jepara-Karimun yang 45 mil itu
dianggap dekat, karena Karimun sendiri kurang lebih artinya
‘sepelemparan batu’). Pulau yang mempunyai lapangan terbang
mini ini berbukit-bukit dan memanjang, namun jika dilihat dari
kapal, sepertinya tidak ada yang menarik. Tapi saya tak sempat
berpikir panjang, karena kami segera naik elf ke pelabuhan lama
di ujung selatan. Kampung yang saya lewati tidak ada bedanya
dengan suasana pedesaan di Jawa. Bahkan rasanya saya tidak
seperti tengah berada di sebuah pulau.
Mas Aris dan Mas Jabrik menyambut kami dengan perahu
kecilnya, dan kami pun menyeberang lagi, menuju ‘hotel’ di mana
kami akan menginap. Ya, kami tidak akan menginap di resor
atau penginapan di pulau utama, melainkan di Wisma Apung
Jaya Karimun, sekitar 10 menit berperahu dari dermaga lama
ini. Sebenarnya nama ‘wisma apung’ ini kurang tepat, karena
memang tidak mengapung di atas air, melainkan tiang-tiangnya
tertancap di dasar laut dangkal. Ke-17 kamar serta lantainya yang
semuanya dari kayu, terletak sekitar satu meter di atas pemukaan
laut. Wisma Apung Pak Joko, begitu nama yang lebih populer.
Namun wisma yang berdiri tahun 2004 itu kini dikelola istrinya,
Bu Nurul, setelah Pak Joko meninggal sekitar setahun lalu.
KEPULAUAN KARIMUNJAWA
SEMARANG
JEPARA
Wisma Apung dari kejauhan
58 LIONMAG SEPTEMBER 2010
Vidy, Dinda, Ida dan Sonya segera mencebur ke laut
untuk snorkeling. Namun sebagian teman yang lain berkerumun
di pinggir kolam buatan di tengah wisma. Teriakan dan jeritan
kecil terdengar dari dalam kolam. Ketika saya melongok, ihhh...
ternyata di kolam itu berseliweran banyak ikan hiu! Norman dan
Siska tengah ada di dalam kolam, dan tampaknya Norman tengah
berusaha menangkap seekor hiu pari.
Meski kelihatannya menyeramkan, puluhan hiu yang ada
di kolam itu merupakan hiu jinak. “Jenisnya hiu pari dan hiu putih.
Semuanya ada 30 ekor,” kata Bu Nurul. Lebih tepatnya, hiu black
tip, dengan ciri warna hitam di ujung sirip punggung. “Nggak
apa-apa kok, turun ke kolam. Asal tidak sedang punya luka di kaki
saja.” Hiiih! Norman akhirnya bisa menangkap ekor hiu pari, dan
mengangkatnya. “Wah, berat sekali. Kulitnya seperti ampelas!”
Tidak semua hiu berkumpul di satu kolam. Selain di kolam
berbentuk L dan berukuran sekitar 3 kamar tidur ini, ada dua
kolam kecil yang terpisah, berisi ikan-ikan hiu yang masih kecil.
Lalu ada satu kolam lagi yang berisi anak-anak penyu, serta ikan-
ikan cantik. Di kolam utama sendiri juga ada penyu dan bintang
laut. Seekor penyu yang besar sekali tampak malas bergerak, dan
juga tak merasa terganggu oleh teman-teman hiunya yang tak
henti bergerak.
Hari makin sore, kesibukan pun kini berganti melihat
sunset. Tidak perlu mencari tempat lain untuk mengejar yang
satu ini. Tinggal buka pintu belakang tiap kamar, dan matahari
yang hendak pulang ke peraduannya pun terlihat di sana, dengan
nelayan bersama sampannya sebagai latar depan. Ya, ini memang
‘kemewahan’ yang ditawarkan wisma ini. Sunset from your own
room! Malam, setelah makan malam yang diantar dengan perahu
dari pulau utama, saya bergabung dengan Novi dan Vindhya,
tidur-tiduran di ponton di depan wisma, membiarkan diri diayun-
ayun ombak yang tenang, sambil memandang ribuan bintang di
langit. Hmmm... perjalanan yang melelahkan kini sedikit demi
sedikit mulai ‘terbayar’.
• Pesona Cemara BesarBagi penyuka sunrise, mungkin Wisma Apung bukan
tempat yang tepat, karena dari sini matahari terhalang bukit di
pulau utama. Namun bias sinarnya yang keemasan memaksa
kami untuk betah berlama-lama duduk di beranda atau di ponton,
sambil menyeruput kopi dan melihat perahu-perahu nelayan
lewat di depan wisma. Begitu matahari muncul, sinarnya segera
menyapu seluruh bagian wisma. Dan, meski kami semua belum
mandi, kini waktu yang tepat untuk berfoto-foto! Kami baru
berhenti ketika perahu Pak Harto -asisten Bu Nurul- datang
membawa sarapan.
Yang ia bawa tak hanya sarapan kami, namun juga
sarapan ikan-ikan hiu piaraan Bu Nurul. Ikan hiu itu sebenarnya
dibeli Bu Nurul dari para nelayan yang jaringnya tak sengaja
menangkap ikan-ikan itu. Setelah cukup besar, ikan itu dilepaskan
traVeL KARIMUNJAWA
Nyiur melambai di Tanjung Gelam
SEPTEMBER 2010 LIONMAG 59
60 LIONMAG SEPTEMBER 2010
lagi ke laut. Untuk makanan hiu-hiu itu, ia setiap hari menyiapkan
sepuluh kilo ikan-ikan kecil, misalnya ikan kembung, yang dibeli
dari para nelayan seharga Rp 2.500 per kilo.
Hari ini kami akan ber-island hopping, dan yang kami
kunjungi lebih dulu adalah Pulau Cemara Besar. Sepertinya,
pulau ini menjadi favorit para ‘Karimuners’, karena dari kejauhan
pun, saya bisa melihat banyak perahu kecil berjejer-jejer. Para
penumpangnya terlihat bertebaran di berbagai sudut. Ada yang
tengah snorkeling di air yang berwarna torquiose, namun ada
juga yang berjalan-jalan di pantai pasir putih pulau ini yang
landai sekali hingga puluhan meter. Baru kali ini saya melihat
ada pantai yang begitu lebar dan datar di kepulauan utara Pulau
Jawa. Beberapa kali ke Kepulauan Seribu, belum pernah saya
menjumpai pulau dengan pantai seperti di Cemara Besar ini.
Ketika cuaca agak mendung, kami bergerak menuju
sebuah pulau gosong, pulau berupa gundukan pasir yang timbul-
tenggelam oleh pengaruh pasang-surut air laut. Cuaca di sini
sangat cerah, sehingga semua teman mencebur ke air untuk
ber-snorkeling. Ida menemukan terumbu karang berbentuk bulu
ayam, dan juga tiga nemo (clown fish) yang tengah asyik bermain.
Tujuan kami selanjutnya adalah Tanjung Gelam, sebuah
sudut di barat daya pulau utama. Dari kejauhan, sudah kelihatan
jelas mengapa tanjungan ini dipilih. Garis pantainya yang putih
memanjang berhias pohon-pohon kelapa melengkung, dan
dibatasi batu-batu karang. Siang yang panas menjadi tak terasa
melihat air yang bening hingga terlihat dasarnya yang putih.
Kami baru pulang menjelang sore, tapi kali ini
mampir dulu ke perkampungan dekat dermaga, karena perut
keroncongan minta diisi. Hingga senja, kami menghabiskan
waktu dengan makan bakso dan sate, naik odong-odong keliling
pulau, dan melihat latihan menari di sebuah sekolah dasar.
Begitu kembali ke wisma, rutinitas kemarin sore terulang lagi:
melihat sunset. Kali ini, sinar matahari membuat garis seperti pita
melintasi sebuah rumah bagan yang ada di belakang wisma.
traVeL KARIMUNJAWA
Golden morning di Wisma Apung Sarapan datang
Sunset dari kamar Wisma Apung
SEPTEMBER 2010 LIONMAG 61
62 LIONMAG SEPTEMBER 2010
• Hujan di Tengah LautCuaca agak mendung ketika pagi itu perahu kami
bergerak menuju Pulau Gosong Seloka, di timur Pulau Karimun.
Dua atau tiga lumba-lumba tampak berloncatan di kejauhan
sana, dan hanya membuat kami kecewa karena pertemuan tak
terduga itu berlangsung sangat singkat. Dan benar, begitu kami
sampai ke pulau gosong, mendung yang tadi makin menebal
berubah menjadi hujan deras. Kami meringkuk di bawah terpal
untuk menghindari terpaan air hujan yang dingin, begitu perahu
bergerak di tengah guyuran hujan. Meski saya sempat khawatir
dan menyarankan untuk pulang ke wisma, namun tampaknya Mas
Aris sang jurumudi yakin bahwa hujan ini ringan saja. Ia pun tetap
membawa kami ke tujuan semula, ke Pulau Cilik di utara sana.
Perkiraan Mas Aris benar, karena hujan ini tidak disertai
angin dan ombak besar, dan agak berkurang begitu kami merapat
di dermaga Pulau Cilik. Dua perahu yang membawa rombongan
lain tampak juga bersandar di pulau berpasir krem ini, dan para
penumpangnya tampak tengah... snorkeling lagi di tengah hujan.
Saya tak mengerti apa enaknya
snorkeling di tengah hujan, jadi saya
memutuskan untuk berteduh di teras sebuah
vila, dan begitu hujan benar-benar berhenti,
saya berjalan kaki mengelilingi pulau. Sesuai
namanya, dikelilingi dalam 5 menit saja
pulau ini sudah habis. Pulau ini mirip dengan
pulau-pulau kecil di Kepulauan Seribu. Yang
membedakannya, di sini selain ada pohon-
pohon cemara juga banyak pohon kelapa.
Cuaca yang belum kembali cerah masih
mengikuti kami begitu perahu bergerak lagi ke
Pulau Tengah. Pulau ini jauh lebih besar dan
lebih ramai dibanding Pulau Cilik. Pohon-pohon
kelapa lebih banyak lagi di sini, begitu juga
perahu-perahu wisatawan yang ditambatkan di
dermaga. Namun tak hanya itu. Saya melihat
ada grup-grup diving dan juga grup SAR yang
tengah melakukan latihan penyelamatan. Tenda-tenda mereka
terpasang di pelataran tak jauh dari dermaga. Kami snorkeling
tak jauh dari dermaga, dan mata kami dimanjakan oleh terumbu-
terumbu karang cantik dan ikan-ikannya yang berseliweran. Di
sini kami menemui banyak karang meja yang berbentuk bulat
pipih, lebih banyak dibanding di pulau gosong dekat Tanjung
Gelam.
Grup diving yang kami temui ternyata dari Universitas
Diponegoro Semarang, dan kami sempat berkenalan dengan
instrukturnya, Pak Amiruddin, yang berasal dari Aceh. “Wah,
instrukturnya ganteng sekali ya, seperti bintang film India!” kata
Dinda, teman kami, yang sepertinya naksir. Tak heran setelah ia
bisa berfoto dengan sang instruktur, sepanjang perjalanan pulang
ia tak henti-henti kami goda. Sayangnya, meski kemudian kami
sama-sama searching di Facebook mencari nama sesuai yang
Amiruddin berikan, kami tak menemukannya juga. Impian Dinda
pun tinggal kenangan...
Hari keempat di Karimunjawa, yang kami lakukan hanya
menunggu sunrise, lalu memberi makan ikan-ikan hiu. Kami
mesti berkemas, karena ini saatnya kami pulang ke Jepara.
Kapal feri yang akan membawa kami sudah siap di dermaga,
dan akan berangkat pukul delapan tepat. Meski terasa sangat
singkat dan belum banyak yang bisa kami lihat, dan saya juga
belum bisa menangkap satu ekor hiu pun di kolam, kini saya
sudah paham, mengapa orang rela menempuh perjalanan jauh
untuk bisa ke surga kecil ini....
traVeL KARIMUNJAWA
Menikmati keindahan bawah laut Karimunjawa
SEPTEMBER 2010 LIONMAG 63
64 LIONMAG SEPTEMBER 2010
Acara mudik menjelang Lebaran menjadi fenomena
tersendiri. Banyak cara bisa ditempuh agar bisa
mudik untuk kumpul dengan keluarga pada Hari
Raya Idul Fitri. Kalau sudah begini, semua jalur transportasi
pasti membludak. Tidak peduli mau mudik dengan bus, kapal,
pesawat terbang maupun kendaraan pribadi. Bahkan sepeda
motor sekalipun. Tapi tentunya kita semua menginginkan
hal yang sama, agar acara mudik dapat nyaman dan aman,
selamat sampai tujuan. Untuk itu ada beberapa tips yang
bermanfaat saat mudik dengan pesawat terbang:
Pastikan kita sudah • booking tiket jauh hari sebelumnya,
sekaligus untuk pergi pulang. Pastikan juga nama yang
tercantum di tiket sudah cocok, karena saat ini penerbangan
menerapkan aturan ketat, jika bukan nama pemilik tiket pasti
akan ditolak.
Teliti dan pastikan lagi jadwal penerbangan, tanggal dan jam •
pemberangkatan, lebih baik check in lebih awal ketimbang
ketinggalan pesawat. Atau dapat juga menggunakan layanan
city check in yang dapat dilakukan di semua kantor Lion Air,
atau agen travel yang ditunjuk.
Karena bagasi pesawat terbatas, jangan terlalu banyak bawa •
barang bawaan sehingga tidak merepotkan. Bawa seperlunya
saja, akan lebih baik bila ada barang yang bisa dibeli di tempat
tujuan. Selalu waspada menjaga barang bawaan kita.
Kita perlu waspada, jangan mudah menerima pemberian •
minuman atau titipan barang orang yang tidak di kenal. Banyak
kejadian perampasan barang karena terbius obat yang di
masukan kedalam minuman. Jangan pula menerima titipan
barang orang yang tidak dikenal. Kita perlu waspada, bisa jadi
barang tersebut berisi barang terlarang seperti narkotika.
Jangan memasukkan barang-barang berharga seperti •
perhiasan, uang, handphone ke dalam bagasi pesawat. Ada
baiknya kunci dengan benar tas yang akan kita taruh di bagasi
pesawat. Hendaknya membawa barang seperlunya saja ke
dalam kabin penumpang.
Selesai• check in, jangan salah ruang tunggu. Di boarding pass
tertera ruang tunggu nomor berapa sesuai tujuan kita.
Pastikan sebelum kita bepergian dengan pesawat terbang perut •
tidak dalam keadaan kosong.
Perhatikan saat pramugari memperagakan demo alat •
keselamatan. Dengarkan setiap petunjuk dan baca setiap
petunjuk keselamatan yang tertulis di kartu petunjuk
keselamatan. Kartu tersebut biasanya disediakan di kantong
kursi penumpang.
Sebelum pesawat benar-benar landing dan parkir dengan •
sempurna, jangan membuka seat belt, apalagi jalan-jalan
dan sibuk menurunkan barang dari bagasi atas. Jangan buru-
buru menyalakan ponsel karena mengganggu sistem navigasi
pesawat.
Cek lagi nomor bagasi untuk menghindari salah ambil tas •
maupun barang bawaan lainnya.
Namun terlepas dari semua tips di atas, yang paling penting
diperhatikan adalah menjaga kondisi kesehatan tubuh agar selalu
prima menjelang perjalanan mudik, baik dengan pesawat terbang
atau moda transportasi lain. Hal itu penting agar perjalanan tidak
terhalang oleh kondisi kesehatan, padahal, perjalanan dengan
pesawat adah aktivitas yang melelahkan. Semoga kita dapat
merayakan Idul Fitri dalam kebahagiaan di tengah keluarga.
TIPS MUDIK DENGAN PESAWAT
http
://w
ww
.con
text
pr.c
o.uk
/med
iafil
es/A
irpo
rt.jp
g
tips
SEPTEMBER 2010 LIONMAG 65
66 LIONMAG SEPTEMBER 2010
Para pekerja desain grafis dan penikmat multimedia dimanjakan dengan
hadirnya iMac dengan layar lebar. Apple memproduksi iMac terbaru dengan
pilihan layar 21,5 inci dan 27 inci. Tidak sebatas layarnya
saja yang lebar, iMac baru ini juga dilengkapi
berbagai piranti yang membuatnya lebih
mantap. iMac dengan layar 27 inci tersedia
empat pilihan prosesor yang berbeda yakni
3,2 GHz atau 3,6 GHz dengan chip Intel Core
i5 quad core 2,8 Ghz yang memiliki cache
level 3,8 MB, serta Intel Core i7 quad core
dengan prosesor 2,93 Ghz dengan cache
level 3,8 MB. Model 27 inci quad-core
ini dilengkapi dengan ATI Radeon 5750
dengan memori GDDR5 1GB. Dilengkapi
dengan SDRAM DDR3 1333 MHz sebesar
4GB, yang dapat mendukung upgrade
RAM hingga 16 GB. Pilihan hardisk 500
GB atau 1 TB dan menyediakan pilihan
upgrade hardisk hingga 2 TB.
Yang baru dari Nokia bagi pecinta musik yang juga aktif
di jejaring sosial,NoKIA X2. Dengan desain alumunium,
slim dan dilapisi glasses membuat peranti ini enak
dipegang. Karena mengedepankan musik, X2 dilengkapi
music player dengan dedicated music key. Salah satu
kelebihan gadget ini adalah speakernya yang kencang,
ada dua loudspeaker di kiri kanan, atas bawah. Juga
pengguna X2 ini dapat mendengarkan FM Radio
langsung tanpa menggunakan headset.
Jangan kuatir bagi pengguna
yang aktif di jejaring sosial,
X2 telah dilengkapi fitur
yang memungkinkan akses
Facebook maupun Flicker
di layar utama. Selain itu,
tersedia Nokia messaging
yang memungkinkan
pengguna mengatur email
dan chat langsung dari
perangkat. Aplikasi ovi store,
memungkinkan pengguna
mengunduh langsung berbagai
permainan, audio dan video.
X2 juga dilengkapi kamera auto
fokus 5 megapiksel.
IMAC 27 INCH | MEMAHAMI TIAP DETAIL KEbUTUHAN
NOKIA x2MEMANJAKAN PENIKMAT MUSIK
GaLerY
Awal Mei lalu Sony memperkenalkan dua kamera mutakhirnya, NEX-5
dan NEX-3. Mutakhir? Betul, sekaligus kabar yang bisa bikin was-was
para kompetitornya. Soalnya keduanya –yang masuk gugusan kamera
digital “α (alpha)” di Sonny dengan interchangeable lens. Mudahnya,
ini kamera saku digital yang bisa masuk di jaket atau kantung kecil tapi
dengan lensa yang bisa ditukar-tukar. Tidak seperti DSLR konvensional,
konstruksi ‘mirrorless’ pada kamera ini mengurangi ketebalan kamera.
Disain inovatif pada NEX-5 dikonstruksi dari magnesium alloy, sedang
casing NEX-3 terbuat polycarbonate. Yang jelas, NEX menawarkan
gambar 14.2 megapixel Exmor™ APS HD CMoS sensor. Sensor ini lebih
besar 60 persen dari kamera micro lainnya.
Selain itu, NEX-5 dan NEX-3 adalah kamera dengan pertama high
definition video recording. Sebagai tambahan untuk 720p HD
recording, NEX-5 juga punya kemampuan perekaman Full HD (1920 x
1080i) video yang kompatibel untuk televisi HD television. Sekaligus
Sony memperkenalkan tiga lensa baru seri E dengan 16mm F2.8,
18mm-55mm F3.5-5.6 dan 18mm-200mm F3.5-6.3.
SONY ALPHA NEx | TERObOS PASAR
SEPTEMBER 2010 LIONMAG 67
Tidak seperti tablet iPad buatan Apple, Huawei S7 yang
merupakan inovasi produsen ponsel dari China ini juga
berfungsi sebagai smartphone. Karena itu produk ini cocok
bagi orang-orang yang suka gadget dan teknologi baru tetapi
juga mobile. Perangkat yang telah menggunakan prosesor
Snapdragon dari Qualcomm ini berbasis oS Android versi 2.1.
Memiliki layar dengan lebar 7 inci WVGA 800x480, kamera
1.3MP yang merupakan kamera depan, Memory Internal 8GB
hingga mendukung 32GB, Sensor gravitasi, Bluetooth 2.1, Micro
USB 2.0, Wi-fi, Speaker Hi-fi, Jack Audio 3.5 mm dan slim slot
card. Juga dilengkapi dengan aplikasi multimedia seperti media
player dan photo browser. Selain bisa digunakan untuk eBook,
juga bisa konek dengan TV melalui HDMI.
FujiFilm rencananya pada awal September ini akan merilis
kamera digital seri S long zoom terbaru yaitu Finepix
S2800HD dengan kisaran harga 2 jutaan rupiah. Sudah tentu
kehadirannya akan meramaikan persaingan para produsen
kamera digital dalam merebut pasar yang ada. Kamera ini
menggunakan lensa Fujinon Wide-Angle (28mm-504mm),
14 MP CCD dan 18x zoom optik. Fitur lainnya, kamera ini
dilengkapi dengan viewfinder elektronik dan layar LCD 3 inci.
Juga mampu merekam video HD 720p serta tersedia mini
HDMI port. Selain itu fitur Tracking Auto Focus memungkinkan
Anda melacak subjek yang bergerak secara otomatis. Anda
juga dapat memperoleh fitur Smile Detection, Blink Detection,
Scene Recognition otomatis, Dual Image Stabilization, serta
fungsi Deteksi wajah.
FUJI FINEPIx S2800HDCUKUP MURAH DENGAN FITUR MENAWAN
TAbLET HUAWEI S7 | TAbLET+SMARTPHONE
68 LIONMAG SEPTEMBER 2010
SEPTEMBER 2010 LIONMAG 69
70 LIONMAG SEPTEMBER 2010
BaLi section FESTIVAL LAYANG- LAYANG
Berbagai macam layang-layang menghiasi langit Pantai Mertasari-Sanur, dalam rangka Sanur Village Festival 2010
SEPTEMBER 2010 LIONMAG 71
birunya langit di atas
Pantai Mertasari Sanur
mendadak riuh dengan
warna-warni layang-
layang kreasi yang mengikuti
kontes yang menjadi salah satu
bagian acara Sanur Village
Festival (SVF) 2010, awal Agustus
lalu. Ratusan layang-layang
yang berlomba ini merupakan
hasil kreasi perorangan maupun
kelompok yang datang dari
berbagai daerah di tanah air
diantaranya Surabaya, Malang,
Jakarta dan Bandung. Selain
peserta lokal maupun nasional
festival ini juga diikuti peserta dari
mancanegara seperti Amerika
Serikat, Prancis, Jepang, Jerman,
Australia, Thailand, Belanda,
Selandia Baru, Malaysia, Swedia,
Singapura, India, Korea Selatan
dan China.
TARIAN LAYANG-LAYANG DI ATAS AWAN SANUR bALITEKS : RISTIYoNo FoTo : MAKHFUDZ SAPEE
72 LIONMAG SEPTEMBER 2010
Bunyi tetabuhan balaganjur yang begitu dinamis mengiringi
peserta menaikkan layang-layang mereka di tengah teriknya
matahari. Berbagai bentuk dan kreasi layang-layang
menari indah diantara awan menjadi sebuah tontonan
yang menarik. Salah satunya adalah layang-layang Janggan
berkepala naga dengan ekor sepanjang 160 meter. Biasanya
tradisi menerbangkan layang-layang dilakukan setelah
panen dimana anak-anak merayakan kegembiraan orang
tua dengan membuat layang-layang dan diterbangkan di
sawah. Sedangkan dipantai dikemas untuk memeriahkan
pariwisata. Cuaca yang cerah ditunjang angin yang
cukup kencang membuat para peserta kian semangat.
Kekompakan dan sportivitas kelompok layang-layang ini bisa
diterapkan dalam berbagai segi kehidupan. Beberapa orang
memegangi tali dan sebagian lainnya berusaha menaikkan
layang-layang. Mereka sama-sama bersemangat untuk
menerbangkannya.
(Atas) Ritual dengan berbagai macam sesaji sebelum layangan
diterbangkan (Tengah) Salah satu grup peserta kategori layang-
layang kreasi baru (Bawah) Ekor panjang sebuah layang-layang
menari di atas awan
BaLi section FESTIVAL LAYANG- LAYANG
SEPTEMBER 2010 LIONMAG 73
BaLi section
Sebagai bagian dari The Luxury Collection®, The Laguna
Resort & Spa, Nusa Dua, Bali merupakan pilihan tepat untuk
tinggal dan berlibur di pulau Bali. Terletak di Nusa Dua,
kawasan paling eksklusif di pulau Bali, The Laguna Resort & Spa
adalah salah satu resor terbaik dengan fasilitas mewah dan lengkap.
Deburan ombak pantai Nusa Dua yang berpasir putih, pepohonan
tropis nan rindang, kolam renang yang luas serta nuansa resor
bergaya kontemporer Bali, akan membuat liburan kita tak terlupakan.
Kamar dan suite mewah dilengkapi dengan TV plasma 42 inch, DVD,
sambungan akses internet dengan kecepatan tinggi broadband serta
Wi Fi diseluruh areal resor. Rasakan sebuah pengalaman berlibur
penuh kemewahan dengan paket Rupiah dari The Laguna, A Luxury
Collection Resort & Spa, Nusa Dua, Bali mulai dari Rp. 1,850,000++ per
malam untuk kamar tipe Deluxe Garden View.
THE LAGUNA,
A LUxUrY CoLLECTIoN rESorT & SPA, NUSA DUA, BALI
Kawasan Pariwisata Nusa Dua Lot. N.2
Nusa Dua, Bali 80363, Indonesia
T. +62 361 771 327 F. +62 361 771849
www.luxurycollection.com/bali
MENIKMATI KEMEWAHAN DI NUSA DUA bALI
74 LIONMAG SEPTEMBER 2010
BaLi section
Bermalas-malasan di atas sofa yang lembut dan menikmati indahnya sunset di lautan
lepas dalam alunan chill out music, tentunya menjadi kenikmatan tersendiri bagi kita.
Suasana romantis ini dapat kita nikmati di Sunset on Seminyak (SoS), sebuah club
& bar yang menjadi bagian dari Hotel Anantara Seminyak Bali. SoS terbagi dalam
tiga area, pertama bagi kita yang ingin bermalas-malasan berjemur di bawah terik
matahari diatas bed yang berjajar rapi. Area kedua merupakan DJ Lounge dan dance
floor yang baru selalu siap dengan performance international DJ. Di area ini terdapat
catwalk kaca sepanjang 20 meter diatas dance floor. Sementara area ketiga adalah
Rooftop Grill & Wine (RGW), dimana kita bisa menikmati sensani rasa dari berbagai
menu spesial dengan ditemani segelas wine pilihan.
SOS - Anantara Seminyak
Jl. Abimanyu (Dhyana Pura) – Seminyak Bali
T. +62 361-737773 F. +62 361-737772
Ingin rekreasi sambil olah raga yang menantang di Bali? Kita bisa mencoba olah raga
air yang akhir-akhir ini digandrungi, kite surfing atau seluncur dengan layang-layang.
Sebelum memulai olah raga ini, terlebih dulu layang-layang yang panjanganya
mencapai 12 meter ini bagian rangkanya diisi udara. Kemudian dihubungkan dengan
tali sepanjang 30 meter untuk menarik peselancar. Salah satu pantai yang cocok
untuk kegiatan ini adalah pantai Mertasari, kawasan Sanur. Bagi yang ingin mencoba,
di pantai ini biasanya mangkal mobil boks yang sekaligus merangkap tempat
penyewaan dan kursus kilat yang didampingi instruktur yang berpengalaman. Biaya
yang dibutuhkan untuk olah raga ini tergolong cukup tinggi, sekitar Rp. 900 ribu
untuk sewa alat, kursus dan instruktur selama 2,5 jam.
DRAMATIC SUNSET ON SEMINYAK
KITESURFING DI PANTAI SANUR
74 LIONMAG SEPTEMBER 2010
Sebagai tujuan wisata yang sudah sangat
populer, Bali bagai menyimpan daya
tarik magis yang dapat membuat setiap
orang yang pernah kesana selalu saja
ingin kembali lagi. Keindahan pantai,
gunung, seni dan budaya lokalnya mampu
membuat orang berdecak kagum. Nah,
bila kita ingin menikmati sesuatu yang lain
dari wisata di Bali ini tidak ada salahnya
mencoba berkunjung ke Bali Bird Park.
Sebuah taman burung yang pas buat
rekreasi keluarga dan anak-anak. Taman
burung yang buka dari jam 09.00 – 17.30
WITA ini memiliki lebih dari seribu ekor
burung dari sekitar 250 spesies berbeda.
Selain berbagai jenis burung langka yang
berasal dari berbagai daerah di Indonesia,
juga ada koleksi burung dari Afrika dan
Amerika Selatan. Salah satunya Jalak
Bali (Bali Starling) burung langka yang
menjadi ikon Bali. Juga ada burung jenis
Bubo Sumatranus dari Sumatra, sedang
dari Amerika Selatan ada Scarlet Macaw
dan Toucan. Dari Afrika ada Kongo Grey
Parrot. Di sini kita juga diberi kesempatan
untuk memberi makan burung dan berfoto
dengan burung di pundak.
Jl. Serma Cok Ngurah Gambir Singapadu,
Batubulan - Gianyar - Bali
T. + 62 361 299352 F. +62 361 299614
bALI bIRD PARK
SEPTEMBER 2010 LIONMAG 75
76 LIONMAG SEPTEMBER 2010
Boeing 737 - 300Total 2 units. Economy Class 149 seats (all economy)
MD 90Total 4 units. 166 seats (all economy)
pONSElSemua ponsel dan peralatan elektronik yang menggunakan pemancaran radio tidak diperbolehkan selama berada dida-lam pesawat, hal ini sangat mengganggu sistem navigasi dan komunikasi dengan menara pengawas setempat.
pEralaTaN ElEkTrONIkUntuk penggunaan Laptop dan PDA boleh dipergunakan setelah fasten seatbelt “OFF” dengan menggunakan flat mode. Setelah fasten seatbelt “ON” untuk persiapan mendarat maka penumpang harus mematikan pengguna laptop dan PDA tersebut.
baraNg -baraNg bErHarga laINNYaBarang- barang yang mudah terbakar (seperti korek api), me-ledak (petasan), material yang mengandung magnet, baterai, tabung gas, tidak diperbolehkan untuk dibawa.
MErOkOkPeraturan Pemerintah melarang kegiatan merokok selama dalam penerbangan, Terdapat detektor asap disemua toilet dan akan dikenai sanksi bagi yang melanggar peraturan.
pErJalaNaN DENgaN aNak-aNakLion Air tidak menyediakan makanan bayi untuk rute domestik dan popok tidak disediakan dipesawat. Lion Air hanya menye-diakan air panas untuk susu bayi.
bagaSIBarang atau benda tajam harus di pak dalam bagasi dan tidak diperkenankan untuk dibawa kedalam bagasi kabin.Bawalah benda berharga dalam tas yang anda bawa sendiri.Perhatikan berat bagasi anda.
- Bagasi untuk Rute Domestik Kelas Ekonomi : 25 kg Kelas Bisnis : 40 kg
- Bagasi untuk Rute Internasional Kelas Ekonomi : 20 kg Kelas Bisnis : 30 kg
UTaMakaN kESElaMaTaNSabuk pengaman harus selalu terpasang sewaktu take-off dan landing. Dianjurkan untuk selalu memasang seat belt selama penerbangan.
Barang bawaan harus diletakan di atas kepala atau dibawah kursi di depan anda.
Silakan membaca kartu instruksi keselamatan yang terdapat di dalam kantung kursi. Di kartu tersebut anda bisa menge-tahui pintu darurat dan letak jaket pelampung.
Perhatikan baik-baik demo keselamatan dan instruksi yang diberikan oleh cabin crew.
Apa yang harus anda ketahuiTentang keamanan, kenyamanan dan keselamatan Anda didalam pesawat
Selamat Datang ...AIRCRAFT FLEET
Boeing 737 - 900 ER Total 178 units213 seats (all economy)195 seats economy. business class 10 seats.Lion Air is the launch custumer of Boeing 737-900ER and has received a total 36 units 737-900ER to date
Boeing 737 - 400Total 9 units. 168 seats (all economy)
Boeing 747 - 400 Total 2 units484 seats (all economy)22 seats business
SEPTEMBER 2010 LIONMAG 77
Boeing 737 - 300Total 2 units. Economy Class 149 seats (all economy)
MD 90Total 4 units. 166 seats (all economy)
pONSElSemua ponsel dan peralatan elektronik yang menggunakan pemancaran radio tidak diperbolehkan selama berada dida-lam pesawat, hal ini sangat mengganggu sistem navigasi dan komunikasi dengan menara pengawas setempat.
pEralaTaN ElEkTrONIkUntuk penggunaan Laptop dan PDA boleh dipergunakan setelah fasten seatbelt “OFF” dengan menggunakan flat mode. Setelah fasten seatbelt “ON” untuk persiapan mendarat maka penumpang harus mematikan pengguna laptop dan PDA tersebut.
baraNg -baraNg bErHarga laINNYaBarang- barang yang mudah terbakar (seperti korek api), me-ledak (petasan), material yang mengandung magnet, baterai, tabung gas, tidak diperbolehkan untuk dibawa.
MErOkOkPeraturan Pemerintah melarang kegiatan merokok selama dalam penerbangan, Terdapat detektor asap disemua toilet dan akan dikenai sanksi bagi yang melanggar peraturan.
pErJalaNaN DENgaN aNak-aNakLion Air tidak menyediakan makanan bayi untuk rute domestik dan popok tidak disediakan dipesawat. Lion Air hanya menye-diakan air panas untuk susu bayi.
bagaSIBarang atau benda tajam harus di pak dalam bagasi dan tidak diperkenankan untuk dibawa kedalam bagasi kabin.Bawalah benda berharga dalam tas yang anda bawa sendiri.Perhatikan berat bagasi anda.
- Bagasi untuk Rute Domestik Kelas Ekonomi : 25 kg Kelas Bisnis : 40 kg
- Bagasi untuk Rute Internasional Kelas Ekonomi : 20 kg Kelas Bisnis : 30 kg
UTaMakaN kESElaMaTaNSabuk pengaman harus selalu terpasang sewaktu take-off dan landing. Dianjurkan untuk selalu memasang seat belt selama penerbangan.
Barang bawaan harus diletakan di atas kepala atau dibawah kursi di depan anda.
Silakan membaca kartu instruksi keselamatan yang terdapat di dalam kantung kursi. Di kartu tersebut anda bisa menge-tahui pintu darurat dan letak jaket pelampung.
Perhatikan baik-baik demo keselamatan dan instruksi yang diberikan oleh cabin crew.
Apa yang harus anda ketahuiTentang keamanan, kenyamanan dan keselamatan Anda didalam pesawat
Selamat Datang ...AIRCRAFT FLEET
Boeing 737 - 900 ER Total 178 units213 seats (all economy)195 seats economy. business class 10 seats.Lion Air is the launch custumer of Boeing 737-900ER and has received a total 36 units 737-900ER to date
Boeing 737 - 400Total 9 units. 168 seats (all economy)
Boeing 747 - 400 Total 2 units484 seats (all economy)22 seats business
78 LIONMAG SEPTEMBER 2010
RoUTE MAP LIoN AIR DAN WINGS AIR
SEPTEMBER 2010 LIONMAG 79
80 LIONMAG SEPTEMBER 2010
LadY in tHe air NURKHoLISHA FAJRI WIJANINGSIH
Ini faktanya: namanya lengkapnya Nurkholisha Fajri Wijaningsih. Nama
panggilannya: Shasa. Betawi asli. Jadi tidak usah tanya-tanya lagi dari
mana asal kedua orang tuanya yang bernama Wijaya Adi Kusuma dan
Rasminingsih Komalasari. ‘Rumor’nya: Jarang kita dapati ada gadis Betawi
jadi pramugari –isyu yang membuat Shasa tertawa, karena sebagai
pramugari tentu ia telah banyak terbang kesana-kemari mengunjungi
berbagai kota. Yang jelas, di kabin pesawat Lion Air, bisa kita lihat seorang
gadis Betawi yang cantik dengan rambut hitam sepunggung hilir-mudik
tersenyum pada penumpang. Name tag di uniformya terbaca: Nurkholisha.
Tapi di luar situasi bekerja, mungkin kita tidak mengenali Shasa. “Aku
kan mengenakan kerudung, baik kalau tinggal bermalam di sebuah kota
bersama kru Lion Air atau sehari-hari di rumahku,” ujar gadis dengan
postur tinggi 164 cm dan bobot 48 kg ini.
Shasa sendiri baru merayakan ulang tahunnya yang ke-21 tanggal 3 Agustus
lalu. Ketika ditanya apa makna usia 21 tahun baginya, ia menjawab, “Itu
adalah masa-masa yang cukup matang untuk menentukan masa depan
kita mau kemana.” Saat dicecar lebih terperinci, anak ke-3 dari tujuh
bersaudara ini memaparkan, “Pilihan-pilihan kan terbuka. Sekarang kita
melihat apa yang kita lakukan. Tentu kita bertanya, mau kemana kita di
masa depan. Saya ingin punya usaha sendiri suatu hari nanti.”
Bagaimana mewujudkannya? “oh, sekarang mungkin masih mimpi. Tapi
kan, it started with a dream. Masalahnya, bagaimana kita kerja untuk
mewujudkan mimpi kita itu. Dari diri kita sendiri. Sukses atau tidak, itu soal
nanti,” urai gadis yang minat di bidang makanan ini. Soalnya, Shasa sekolah
di bidang pariwisata sebelumnya, khususnya boga. Ketika ditanya makanan
kegemarannya, kontan ia menjawab, “Ya makanan Betawi, gak usah jauh-
jauh, soto betawi. Jelas juga, nasi uduk. Lalu gado-gado dan ketoprak,”
tambahnya.
Uniknya, sebagai gadis mudah yang sedang semangat-semangatnya, Shasa
mengaku saat ini lebih mementingkan teman ketimbang pacar. “Gak apa-
apa, nanti ada yang baik. Kalau kita sedang tidak punya pacar, apa harus
dibuat punya pacar? Jangan easy come easy go,” cetusnya. Gadis cantik ini
juga mengungkapkan pandangannya soal kecantikan wanita. “Kecantikan
itu mesti dari hati. Sebab kalau dari inner beauty sudah cantik, terpancar
auranya keluar. Bukan cuma mulus di luar,” tutupnya.
Betul, betul, betul.
IT STARTED witH a Dream
TEKS
: GEG
EN ;
FoTo
: RIS
TIYo
No
SEPTEMBER 2010 LIONMAG 81
82 LIONMAG SEPTEMBER 2010
postcard
Pada hari raya, umat Islam di seluruh dunia telah bersiap sejak dini hari. Pagi hari
menjelang sholat Idul Fitri, diperkenankan untuk makan atau minum sebelum
melaksanakannya. Berbeda dengan Idul Adha di mana dianjurkan untuk tidak
makan atau minum sebelum sholat. Maka umat Islam pun tumpah ruah menyesaki
masjid raya dan tanah-tanah lapang di kota-kota, di seluruh dunia pada hari yang
sama, susul-menyusul silih berganti mengikuti pergerakan matahari. Inilah sholat
Ied. Sebuah fenomena ritual yang kolosal. Universal tentunya. Tua-muda bahkan anak-anak
dibawa serta. Usai sholat dua rakaat, dilanjutkan dengan mendengarkan khotbah dari khatib. Inilah puncak dari
rangkaian puasa Ramadhan sebulan sebelumnya, perayaan kemenangan yang dilanjutkan dengan bermaaf-
maafan antara sesama. Di Indonesia disebut “Lebaran”.
Selamat merayakan Idul Fitri 1431 Hijriah, mohon maaf lahir dan batin.
SHOLAT IED
FoTo
: MAK
HFU
DZ S
APPE
SEPTEMBER 2010 LIONMAG 83
84 LIONMAG SEPTEMBER 2010