si-pi,ranti pusriana,hapzi ali,siklus proses bisnis pendukung,universitas mercubuana, 2017

37
1 SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL DOSEN : PROF. DR. IR. HAPZI ALI, MM, CMA TENTANG Siklus Proses Bisnis Pendukung ( Minggu ke 13 ) OLEH : RANTI PUSRIANA 55517110058 MAGISTER AKUNTANSI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MERCUBUANA 2017

Upload: ranti-pusriana

Post on 23-Jan-2018

16 views

Category:

Business


1 download

TRANSCRIPT

1

SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL

DOSEN : PROF. DR. IR. HAPZI ALI, MM, CMA

TENTANG

Siklus Proses Bisnis Pendukung

( Minggu ke 13 )

OLEH :

RANTI PUSRIANA

55517110058

MAGISTER AKUNTANSI

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS

MERCUBUANA

2017

2

Forum :

Menurut saudara apa dampak perkembangan TI seperti dalam implementasi eXtensible Bussiness Reporting Language (XBRL) berbasis

web pada suatu perusahaan, berikan contoh implementasinya pada

perusahaan saudara atau contoh lain yang saudara ketahui.

Quiz : 1. Seperti apakah Buku besar (general ledger) dan siklus pelaporan pada pada

perusahaan saudara atau yang saudara ketahui dan banyak digunakan di perusahaan.

2. Apa yang saudara ketahui tentang identifikasi major threat dalam aktivitas pelaporan

dan mengevaluasi kecukupan pengendalian internal.

DEFINISI

XBRL merupakan singkatan dari eXtensible Business Reporting Languagedan merupakan

'keluarga' dari bahasa programming XML (eXtended Markup Language). XBRL merupakan

bahasa XML yang dibuat secara khusus untuk kepentingan bisnis. Struktur XBRL mirip

dengan bahasa XML. Namun fungsi XBRL lebih baik daripada XML karena XBLR mampu

menampung kebutuhan semantik pelaporan keuangan yang melibatkan keterkaitan ganda

antara satu elemen dengan elemen lainnya dalam laporan keuangan, serta memiliki fitur

extensibilitas yang jauh lebih baik daripada XML.

XBRL pada dasarnya merupakan upaya untuk menambahkan suatu deskripsi terstandar

(tagging) pada informasi bisnis dan keuangan (termasuk laporan keuangan). XBRL

menerapkan konsep metadata dan bersifat free standard, dikembangkan dan diawasi

pemanfaatannya oleh XBRL International Consortium (http://xbrl.org), suatu lembaga nirlaba

internasional.

XBRL dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan sistem pelaporan secara

elektronik. Untuk mempermudah pemahaman, XBRL dapat disamakan dengan

pemberian barcode pada informasi atau data, sehingga akan mempermudah user dalam

membaca laporan, mengelompokkan informasi, dan menganalisisnya secara cepat.

XBRL seringkali dipahami secara kurang tepat karena XBRL bukanlah suatu

merk software atau aplikasi yang akan menggantikan aplikasi atau sistem yang sudah ada.

XBRL bukanlah suatu standar akuntansi baru dan penerapannyapun tidak memerlukan

perubahan standar akuntansi yang sudah diterapkan di suatu negara. XBRL juga tidak akan

merubah format pelaporan. XBRL juga bukan chart of accounts dan juga bukan alat

translasi chart of accounts.

3

Kebutuhan terhadap implementasi sistem pelaporan dan monitoring secara elektronik baik bagi

manajemen perusahaan, investor, maupun di tingkat regulator seperti pengawas pasar modal

menjadi hal yang sangat penting, terutama jika dikaitkan dengan upaya peningkatan

pengawasan. Tanpa didukung hal tersebut tentunya akan sulit bagi regulator untuk

melaksanakan pengawasan yang efektif dan efisien.

Sistem pengawasan yang selama ini digunakan belum dapat memberikan hasil yang optimal,

karena beberapa hal, diantaranya adalah sistem tersebut tidak terotomatisasi, sehingga masih

memerlukan input data secara manual dan berpotensi terjadinya kesalahan (time-consuming and

error-prone), tidak ada penetapan format yang terstandar sehingga format laporan tidak

seragam, tidak disediakan alat validasi secara otomatis, sehingga menurunkan kualitas informas i

Akibat utama dari kondisi tersebut adalah kesulitan bagi pengguna, terutama investor (baik

dalam maupun luar negeri), dalam mendapatkan data dan informasi bisnis yang akurat,

terpercaya, dan relevan bagi kepentingan analisis mereka. Extensible Business Reporting

Language atau yang biasa disebut dengan XBRL dikenal sebagai pelaporan keuangan universa l

yang merupakan format baru laporan keuangan dengan menggunakan perintah (tag) yang biasa

digunakan di internet, sehingga tampilan laporan keuangan tersebut bisa di akses, di analisis dan

di bandingkan dengan lebih mudah.

XBRL dapat secara mendasar mengubah cara bisnis tentang pemberian informasi kepada

investor, pasar dan regulator, dan bagaimana masing-masing kelompok pemangku kepentingan

membuat keputusan yang lebih tepat. XBRL juga dianggap memiliki dampak yang signifikan

terhadap akuntansi dan pengauditan. Oleh karena pentingnya XBRL ini, maka dalam makalah

ini akan dijelaskan mengenai XBRL dan penggunaanya dalam pelaporan keuangan.

XBRL (Extensible Business Reporting Language) adalah suatu standar terbuka berbasis XML

yang mendukung pemodelan informasi serta ekspresi makna semantik yang biasanya

dibutuhkan oleh pelaporan bisnis. Salah satu penggunaan XBRL adalah untuk mendefinis ikan

serta mempertukarkan informasi keuangan seperti laporan keuangan. Komunikasi ini ditentukan

oleh metadata yang disusun dalam taksonomi. Taksonomi tersebut menggambarka n definis i

konsep laporan individu serta hubungan antara konsep-konsep tersebut dan makna semantik

lainnya.

Manfaat dan Penggunaan XBRL pada Dunia Bisnis

Secara umum, manfaat XBRL adalah :

1. Meningkatkan kegunaan sistem pelaporan secara elektronik karena :

a. Format yang sudah terstandar, sehingga menghasilkan informasi dan data yang ‘comparable’

dan mudah untuk dianalisis

b. Validasi secara otomatis, sehingga meminimkan kesalahan input

2. Memudahkan dilakukannya publikasi laporan (termasuk laporan keuangan) karena XBRL

dapat diolah kembali menjadi format yang diinginkan : PDF, HTML, Excel, TXT, dll

3. Meningkatkan kemudahan akses informasi finansial, terutama bagi investor internasiona l,

karena XBRL menerapkan suatu standar identifikasi informasi. Investor luar negeri

dimungkinkan melakukan analisis mereka secara mandiri serta melakukan perbandingan

dengan menggunakan bahasa mereka sendiri

4

4. Mempercepat pengambilan keputusan bisnis bagi investor

Sedangkan manfaat dan kegunaan khususnya adalah semua jenis organisasi dapat menggunakan

XBRL untuk menghemat biaya dan meningkatkan efisiensi dalam menangani bisnis dan

informasi keuangan. Karena XBRL dapat diperluas dan fleksibel, dapat disesuaikan dengan

berbagai kebutuhan yang berbeda. Semua peserta dalam rantai pasokan informasi keuangan

dapat manfaat, apakah mereka pembuat, pemancar atau pengguna data bisnis.

XBRL Bagi Akuntan

Melalui penggunaan XBRL dalam perusahaan, akuntan akan mampu:

1. Mendapatkan data lebih cepat dan dapat diandalkan tentang kinerja keuangan perusahaan.

2. Sangat mengurangi usaha dan biaya dalam mengumpulkan dan menganalisa data

3. Menyederhanakan dan tugas otomatis

4. Fokus pada analisis usaha dan pekerjaan yang menambah nilai

5. Membuat lebih baik menggunakan perangkat lunak untuk meningkatkan efisiensi dan

kecepatan.

Secara ringkas, XBRL dapat mempercepat, mengurangi usaha dan meningkatkan kehandalan

dalam tugas-tugas akuntansi dan audit. Komunitas akuntansi dapat memainkan peran penting

dalam menjelaskan dan mendorong penerapan XBRL. Perusahaan akuntansi utama adalah

anggota penting dari Konsorsium XBRL.

XBRL di Departemen Keuangan Indonesia

Salah satu tugas utama regulator keuangan di seluruh dunia saat ini adalah bagaimana

meningkatkan sistem pengawasan mereka secara elektronik untuk memastikan bahwa data dan

informasi yang disampaikan oleh institusi- institusi yang diawasinya adalah benar dan akurat.

Hal tersebut sangat terkait dengan kebutuhan investor dalam mengakses data

dan informasi secara mudah dan cepat, sebagai dasar pengambilan keputusan bisnis mereka.

Mengantisipasi tantangan tersebut, para regulator mulai memikirkan bagaimana mereka dapat

meningkatkan kemampuan sistem monitoring elektronik mereka sekaligus mampu

menghasilkan data dan informasi yang cepat, akurat, dan relevan bagi kepentingan para

penggunanya. Beberapa regulator telah mulai melakukan evaluasi terhadap sistem mereka dan

BAPEPAM mengimplementasi XBRL sebagai salah satu solusi jawaban atas kebutuhan

tersebut.

Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM dan LK) Departemen

Keuangan RI, sebagai salah satu regulator, memiliki peranan penting yang berkaitan dengan

penyampaian laporan (termasuk laporan keuangan). Peranannya menjadi semakin penting

mengingat semakin meingkatnya jumlah intitusi- institusi yang akan diawasi. Dengan

mengembangkan sistem pelaporan secara elektronik via internet serta didukung dengan

implementasi XBRL, Bapepam-LK diharapkan dapat meningkatkan kemampuannya sebagai

salah satu sumber informasi dan data keuangan yang penting di masa mendatang. Sebagai

informasi, implementasi sistem pelaporan elektronik di industri Pasar Modal Indonesia juga

5

sudah ditetapkan di Cetak Biru Pasar Modal Indonesia 2005–2009 dan diharapkan bisa

dimanfaatkan pada tahun 2006 ini.

Untuk mengeksplorasi manfaat dan penggunaan XBRL tersebut, Bapepam-LK telah

mengirimkan dua orang pegawainya untuk melakukan observasi (internship) di Internationa l

Accounting Standards Committee Foundation (IASCF) XBRL Team, London, UK. Observasi

tersebut dilakukan selama satu bulan (18 Juli 2006–15 Agustus 2006), dengan bantuan

pendanaan dari World Bank (ASEM Grant). Melalui observasi tersebut diharapkan akan

meningkatkan pemahaman yang lebih lengkap mengenai bagaimana memanfaatkan XBRL

dikaitkan dengan rencana pengembangan sistem pelaporan secara elektronik (e-reporting) yang

saat ini akan mulai dikembangkan di industri pasar modal.

Situs ”XBRL Initiative” ini ditujukan sebagai sarana untuk menyebarkan informasi mengenai

hasil observasi. Suatu model (show case) telah dikembangkan bersama IASC Foundation

XBRL Team. Selain untuk mempermudah pemahaman publik terhadap pemanfaatan XBRL,

model tersebut diharapkan dapat digunakan menjadi bahan pertimbangan lebih lanjut mengenai

kajian dan rencana implementasi XBRL di Indonesia.

Wikipedia menyebutkan, XBRL (Extensible Business Reporting Language) adalah suatu

standar terbuka berbasis XML yang mendukung pemodelan informasi serta ekspresi makna

semantik yang biasanya dibutuhkan oleh pelaporan bisnis. Salah satu penggunaan XBRL adalah

untuk mendefinisikan serta mempertukarkan informasi keuangan seperti laporan keuangan.

Komunikasi ini ditentukan oleh metadata yang disusun dalam taksonomi. Taksonomi tersebut

menggambarkan definisi konsep laporan individu serta hubungan antara konsep-konsep tersebut

dan makna semantik lainnya. XBRL menggunakan sintaks XML serta teknologi berbasis XML

lainnya seperti XML Schema, XLink, XPath, Namespace, dll untuk menjelaskan pengertian

semantiknya. Spesifikasi XBRL dikembangkan dan dipublikasikan oleh XBRL Internationa l,

Inc. (XII).

Akan sangat susah bagi kita untuk menganalisis laporan keuangan yang berbentuk PDF, XLS,

dll. apalagi Jika ada 10 macam laporan keuangan dengan format yang berbeda-beda. Untuk

membuat hasil analisis yang benar-benar comparable, mungkin saja kita akan banyak

mengalami kesulitan. Dengan XBRL, semua itu akan mudah untuk kita lakukan, karena XBRL

memiliki Format yang sudah terstandar, sehingga menghasilkan informasi dan data

yang comparable dan mudah untuk dianalisis, selain itu juga dapat dilakukan validasi secara

otomatis, sehingga meminimkan kesalahan input. Hasil analisis dengan XBRL tersebut

kemudian juga dapat diolah kembali menjadi format yang diinginkan: PDF, HTML, Excel,

CSV, TXT, dll.

XBRL ini dapat meningkatkan kemudahan akses informasi finansial, terutama bagi investor

internasional, karena XBRL menerapkan suatu standar identifikasi informasi. Investor luar

negeri dimungkinkan melakukan analisis mereka secara mandiri serta melakukan perbandingan

dengan menggunakan bahasa mereka sendiri. Dan tentu saja akan mempercepat pengambilan

keputusan bisnis.

Cara Kerja XBRL

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, XBRL merupakan sistem pelaporan yang berbasis

XML (Extensible Markup Language). XBRL dapat dikatakan melakukan pemberian barcode

pada informasi atau data sehingga akan mempermudah pengguna dalam membaca laporan,

6

mengelompokkan, dan menganalisisnya secara cepat. Selain itu, basis tagging data ini membuat

komputer dapat mengindentifikasi item dari data sehingga dapat diproses secara efektif dan

efisien.

Saat ini, dapat dikatakan bahwa XBRL merupakan sistem yang berbasis XML terbaik dan

fleksibel karena dapat memenuhi kebutuhan bisnis dan informasi keuangan. XBRL

memungkinkan identifikasi tag yang unik yang dapat diterapkan ke item data keuangan. Selain

itu, XBRL memungkinkan label dalam berbagai bahasa serta dapat digunakan sebagai referensi

akuntansi atau informasi untuk anak perusahaan lainnya. XBRL juga menunjukkan bagaimana

keterkaitan item satu dengan item lainnya. Hal tersebut dapat menggambarkan bagaimana item-

item itu dihitung.

XBRL dapat dengan mudah diperluas, sehingga perusahaan dan organisasi lainnya dapat

menyesuaikan dengan memenuhi berbagai persyaratan khusus. Struktur yang kaya dan kuat

yang disediakan oleh XBRL memungkinkan penanganan data bisnis yang sangat efisien oleh

komputer. Penggunaan XBRL dapat mendukung semua tugas-tugas standar yang diperlukan

dalam penyusunan, penyimpanan, dan penggunaan data bisnis. Informasi yang ada

dikonversikan dengan proses pemetaan yang sesuai atau yang disajikan oleh perangkat lunak

komputer. Kemudian, informasi tersebut dapat dicari, dipilih, ditukar atau dianalisis oleh

komputer dan diterbitkan.

Taksonomi XBRL juga ditampilkan dalam situsnya dan dapat dipilih bahasa yang akan

digunakan. Setiap skema kategoris mendefinisikan tag khusus untuk setiap item data (seperti

laba bersih). Karena yuridis nasional mempunyai peraturan akuntansi yang berbeda sehingga

masing-masing mempunyai taksonomi untuk pelaporan keuangan. GL taksonomi adalah sebuah

taksonomi khusus yang dirancang untuk mendukung pengumpulan data dan pelaporan internal

dalam organisasi. Biasanya sebagian besar pengguna XBRL tidak memahami teknikal

infrastruktur bahasa sistem ini. Maka dari itu perusahaan perangkat lunak seperti penyedia

7

software akuntansi perlu mempertimbangkan akun dari XBRL dan berbagai fiturnya dalam

memproduksi produk mereka.

Laporan keuangan yang tersaji dalam bentuk hardcopy (paper based) seperti yang terlihat di

bawah ini memiliki elemen-elemen yang bersifat statis. Artinya ketika elemen tersebut telah

dilaporkan kepada pengguna, pengguna hanya dapat melihatnya dalam sajian nominal yang

sudah terkunci dalam format tertentu (HTML, PDF, DOC, dan XLS).

Gambar di atas hanya bisa dibaca oleh manusia. Komputer memerlukan data yang terstruktur

dalam penyajian datanya agar dapat dikenali dan dibaca oleh OS / software. Ide dasar inilah

yang mendasari konsep teknis dari XLBR, daripada memerlakukan laporan keuangan hanya

sebagai teks, halaman web atau dokumen tercetak, akan lebih bak memerlakkan setiap elemen

laporan keuangan sebagai individu data terpisah yang unik. Contoh kodifikasi atas baris laporan

keuangan di atas dengan menggunakan XBRL diperlihatkan gambar di bawah ini.

Skrip bahasa XBRL di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

· ifrs-gp: taksonomi XBRL yang disetujui oleh IASC.

8

· unitRef: mendefinisikan jenis mata uang yang digunakan dalam laporan keuangan yang

merujuk pada ISO 4217.

· decimals: mereferensikan jumlah desimal yang digunakan oleh elemen-elemen laporan

keuangan.

· contexRef: mereferensikan konteks informasi keuangan tersebut digunakan.

Skrip yang dikemukakan di atas merupakan contoh ringkas mengenai kodifikasi atas elemen

dalam laporan keuangan dengan menggunakan XBRL. Dokumen yang berisikan elemen-

elemen yang telah ditandai tersebut harus dilengkapi juga dengan beberapa skrip markup

tambahan sesuai dengan skema XML agar menjadi dokumen instans XBRL yang lengkap.

Untuk melihat dokumen XBRL seperti yang diperlihatkan pada gambar di atas, diperlukan

perangkat lunak yan gmampu mengenali bahasa XBRL. Perangkat lunak tersebut harus

memiliki XML Parser. Jika format XBRL tersebut dipublikasi secara online menggunakan

internet, modul inline XBRL dapat dipergunakan sehingga dokumen XBRL tersebut dapat

ditampilkan pada beberapa browser yang telah dilengkapi XHTML atau XML Parser.

Berikut ini adalah ilustrasi yang menggambarkan perbedaan antara sistem pelaporan keuangan

yang masih tradisional (tanpa menggunakan XBRL) dan sistem pelaporan keuangan yang

menggunakan XBRL:

Contoh Kasus Penggunaan XBRL

Salah satu contoh yaitu yang menggunakan XBRL yaitu PT. Bursa Efek Indonesia ( IDX ).

Bursa Efek Indonesia mengimplementasikan XBRL karena memberikan manfaat sebagai

berikut:

9

· Untuk menyempurnakan proses pengumpulan data pelaporan emiten supaya lebih efisien,

komprehensif, dan dapat diandalkan informasinya.

· Meningkatkan daya saing produk-produk data yang kami tawarkan kepada investor institus i

dan swasta.

· Memperkokoh keterbukaan dan keutuhan informasi pasar modal, serta meningkatkan

pelayanan untuk semua konsumen informasi pasar modal.

XBRL diciptakan secara spesifik untuk mengkomunikasikan informasi antara pihak bisnis dan

pengguna informasi keuangan seperti analis, investor dan regulator, dengan menyajikan format

elektronik yang sudah distandarisasi secara umum untuk digunakan dalam pelaporan bisnis.

XBRL tidak mengubah informasi yang dilaporkan, hanya mengubah bagaimana informas i

tersebut dilaporkan.

Secara singkat alur kerja terkait dengan pengembangan pelaporan berbasis XBRL, sebagai

berikut :

10

Latar Belakang dan Tujuan Pengembangan XBRL di Bursa Efek Indonesia

Seiring dengan perkembangan industri pasar modal, kebutuhan informasi atas laporan-laporan

tersebut yang dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan semakin tinggi.

Keinginan agar informasi yang dimiliki suatu perusahaan ataupun suatu Negara dapat

digunakan dan diproses secara cepat dan efisien, diharapkan dapat tercapai apabila informas i

disajikan dalam bentuk format bahasa yang sama. Karenanya, untuk dapat mewujudkan

keinginan tersebut serta juga dapat mendukung terciptanya sarana dalam pelaksanaan business

intelegence, dan mempermudah investor maupun regulator dalam mengakses maupun

mengolah data yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan diperlukan suatu solusi

11

terintegrasi dalam standarisasi bahasa pelaporan informasi, dalam hal ini yaitu Extensib le

Business Reporting Language (XBRL).

Saat ini penyampaian informasi oleh Emiten disampaikan melalui IDXnet. Data yang

disampaikan Emiten sebagian besar belum dapat digunakan secara optimal oleh pengguna data

karena:

· Informasi detail hanya terdapat dalam format pdf dan disertakan dalam lampiran;

· Struktur penyajian laporan yang masih terdapat perbedaan antar Emiten;

· Validasi data yang dilakukan masih manual.

Pengguna data, khususnya investor, banyak mengalami hambatan untuk mendapatkan informas i

secara cepat dan tepat.

Oleh sebab itu, XBRL dapat menjawab tantangan dalam pengolahan data yang lebih cepat.

Metode pelaporan berbasiskan XBRL berfungsi untuk menyamakan standar format pelaporan

yang berbeda-beda, sehingga memudahkan pengguna dalam mengolah data. Dengan

penyamaan standar pelaporan tersebut, maka pelaporan emiten juga dapat digunakan dalam

berbagai bahasa.

12

Dari aspek pemantauan Perusahaan Tercatat, agar dapat melakukan pemantauan dan tindak

lanjut yang responsif, dibutuhan pengelolaan informasi yang cepat, handal dan informatif

karena:

· Bertambahnya jumlah Perusahaan Tercatat di BEI

· Meningkatnya dinamika dan kompleksitas tindakan korporasi yang dilakukan Perusahaan

Tercatat

· Bertambahnya jenis pelaporan dan keterbukaan informasi yang diterima

· Bertambahnya jenis efek dan jenis Perusahaan Tercatat

Pengembangan XBRL di Bursa Efek Indonesia

Sejak tahun 2012, PT bursa Efek Indonesia (BEI) telah memulai pengembangan pelaporan

dengan berbasis XBRL. Dalam rangka terlaksananya pelaporan tersebut, BEI harus menyiapkan

sebuah taksonomi yang mewakili suatu pelaporan. Sebagai langkah pengembangan awal, BEI

telah menyelesaikan taksonomi khusus untuk laporan keuangan perusahaan. Selanjutnya

taksonomi laporan keuangan ini akan disosialisasikan kepada seluruh Perusahaan Tercatat.

Pelaporan informasi laporan keuangan berbasis XBRL tersebut berencana untuk segera

diimplementasikan pada tahun 2015.

Adapun jenis taksonomi laporan keuangan yang ada meliputi laporan:

1. Laporan Posisi Keuangan;

2. Laporan Laba Rugi;

3. Laporan Perubahan Ekuitas;

4. Laporan Arus kas.

Taksonomi tersebut akan menstandarisasi format penyajian laporan keuangan perusahaan dari

seluruh jenis sektor dan subsektor yang telah ditetapkan oleh BEI. Informasi detil terkait dengan

taksonomi dan penyajiannya akan dibahas dalam menu taksonomi.

Setelah pengembangan taksonomi atas laporan keuangan, BEI akan melanjutkan

pengembangan taksonomi ke area Disclosure (Pengungkapan). Hingga saat ini, area disclosure

yang akan dikembangkan masih dalam tahap pembahasan. Area Disclosure tersebut dapat

berupa:

1. Catatan atas laporan keuangan Emiten;

2. Kewajiban keterbukaan informasi dari Emiten;

3. Informasi atas tindakan korporasi Emiten, dll.

Berikut salah satu ilustrasi penggunaan XBRL di BEI.

13

1. Seperti apakah Buku besar (general ledger) dan siklus pelaporan pada pada

perusahaan saudara atau yang saudara ketahui dan banyak digunakan di perusahaan.

2. Apa yang saudara ketahui tentang identifikasi major threat dalam aktivitas pelaporan

dan mengevaluasi kecukupan pengendalian internal.

Buku besar (general ledger) dan siklus pelaporan

Buku besar merupakan buku utama pencatatan transaksi keuangan yang mengkonsolidas ikan

masukan dari semua jurnal akuntansi. Buku besar merupakan dasar pembuatan laporan neraca

dan laporan laba rugi. Buku besar dapat memberikan pelaporan informasi ataupun nilai transaksi

untuk periode akuntansi tertentu.

14

Berdasarkan siklus diatas bahwa buku besar merupakan ujung dari setiap kegiatan dalam suatu

organisasi perusahaan. Hal tersebut memberikan pelaporan atas suatu kinerja dal perusahaan.

· Proses

Database terpusat harus diatur menggunakan cara yang memungkinkan tercapanya berbagai

kebutuhan informasi baik pengguna interne maupun pengguna eksternal. Para manajer

mebutuhkan informasi yang detai dan tepat waktu mengenai hasil operasi dan tanggung jawab

tertentu. Untuk memenuhi berbagai kebutuhan tersebut, sistem buku besar dan pelaporan tidak

hanya menghasilkan laporan periodik, tetapi juga mendukung secara umum.

· Ancaman dan pengendalian

Secara umum terdapat masalah diseluruh siklus buku besar dan pelaporannya. Pada hal ini

terdapat berbagai ancaman diantaranya adanya data buku besar yang tidak akurat atau valid,

pengungkapan laporan keuangan yang tidak diotorisasi, hilangnya atau perusakan data. Dari

adanya ancaman tersebut perlu adanya pengendalian dari timbulnya acncaman yang ada dengan

cara berikut. Pada ancaman data yang tidak akurat dilakukan pengendalian dengan integr itas

pengolahan data sedangkan dari ancaman pengungkapan laporan keuangan yang tidak

diotorisasi, dengan memberikan batasan akses kebuku besar dan back up dan prosedur

pemulihan data. Dengan pengandalian atas ancaman tersebut maka diharapkan dari ancaman

yang muncul akan dapat diatasi dengan baik.

Aktivitas-aktivitas dalam sistem buku besar, antara lain:

1. Memperbarui Buku Besar

15

· Proses

Aktivitas memperbarui buku besar terdiri dari posting entri jurnal yang berasal dari data sumber

berikut.

1. Subsistem akuntansi. Pada subsistem ini membuat sebuah entri jurnal untuk memperbaruhi

buku besar. Dalam teori buku besar dapat diperbaruhi untuk setiap transaksi yang terjadi. Dalam

praktiknya berbagai ubsistem akuntansi biasanya mempebaruhi buku besar dengan cara

meringkas entri jurnal yang menunjukan hasil transaksi yang terjadi dalam periode tertentu.

2. Bendahara. Kantor bendahara menyediakan informasi bagi entri jurnal untuk memperbarui

buku besar terkait transaksi tidak rutin seperti penerbitan dan penarikan utang, pembelian dan

penjualan sekuritas, atau akuisisi saham treasury.

· Ancaman dan pengendalian

Ancaman yang muncu pada proses memperbarui buku besar yaitu adanya pembaruan yang tidak

akurat atas buku besar, entri jurnal yang tidak diotorisasi. Dari ancaman tersebut terdapat

pengandalian yang harus dilakukan yaitu dengan pengndalian integritas pemprosesan entri data,

rekonsiliasi dan laporan pengendalian, pembuatan dan tinjauan jejak audit, pengendalian akses,

rekonsiliasi dan laporan pengendalian. Dan terdapat pengendalian atas entri jurnalasli yang

dilakukan oleh bendahara, yaitu:

1. Pengecekan validitas untuk memastikan akun-akun buku besar ada unuk setiap refrensi nomor

akun yang dijadikan refrensi entri jurnal.

2. Pengecekan field untuk memastikan bahwa jumlah fiel dalam entri jurnal hanya berisi data

numerik.

3. Pengecekan saldo nol untuk memverifikasi bahwa dalam entri jurnal, total debit sama dengan

total kredit.

4. Pengecekan kelengkapan untuk memastikan seluruh data yang terkait telah dimasukan

terutama entri jurnal.

5. Verifikasi closed loop untuk mencocokan nomor akun dengan deskripsi akun untuk

memastikan bahwa akun buku besar yang sedang diakses.

6. Pengecekan tanda saldo akun buku besar untuk memverifikasi saldo berada pada posisi yang

tepat setelah pembauan telah dilakukan.

7. Memhitung total yang terjadi untuk memverifikasi keakuratan pemprosesan sejumlah voucer

jurnal.

Jejak Audit

Jejak audit (audit trail ) adalah jalur yang dapat ditelusuri yang menunjukkan arus sebuah

transaksi yang mengalir melalui system informasi untuk memengaruhi saldo akun buku besar.

Jejak audit ini memungkinkan sebuah transaksi untuk ditelusuri melalui sebuah system

pengolahan data dari titik asal hingga pada keluaran atau sebaliknya dari keluaran menuju titik

asal.

16

Sebuah jejak audit yang didesain dengan tepat menyediakan kemampuan untuk menjalankan

tugas-tugas berikut :

a. Melacak berbagai transaksi dari dokumen sumber aslinya sampai entri jurnal yang

diperbaharui ke buku besar dan sampai pada berbagai laporan atau dokumen lain yang

menggunakan data tersebut.

b. Sarana untuk memverifikasi bahwa seluruh transaksi yang dicatat diotorisasi dan dicatat

dengan benar.

Dalam system akuntansi, file voucher adalah sebuah bagian penting dari jejak audit,

menyediakan informasi mengenai sumber seluruh entri yang dibuat untuk memperbaharui buku

besar. Kemampuan yang sama juga disediakan oleh fitur aliran kerja bisnis dalam system ERP,

yang mempermudah dalam menelusuri setiap langkah yang digunakan dalam memproses

sebuah transaksi.

2. Posting Jurnal Penyesuaian

· Proses

Jurnal penyesuaian asli berasal dari kantor kontrolir dan setelah neraca saldo awal disiapkan.

Jurnal penyesuaian dibagi dalam lima kategori dasar, antara lain:

a. Akrual

Adalah entri yang dibuat pada akhir periode akuntansi yang menggambarkan transaksi-transaks i

yang telah terjadi, tetapi kasnya belum diterima atau dikeluarkan. Contohnya meliputi

pencatatan pendapatan bunga yang harus diterima dan upah yang belum dibayar.

b. Penangguhan

Adalah entri yang dibuat pada akhir periode akuntansi yang menggambarkan penerimaan kas

sebelum pekerjaan terkait transaksi dilaksanakan. Contohnya meliputi pengakuan pendapatan

diterima di muka sebagai kewajiban dan mencatat pembayaran tertentu ( misalnya, sewa, bunga,

dan asuransi ) sebagai asset yang dibayar di muka.

c. Estimasi

Adalah entri yang menunjukkan sebagian biaya yang diharapkan terjadi selama sejumlah

periode akuntansi. Contohnya meliputi depresiasi dan beban utang tak tertagih.

d. Revaluasi

Adalah entri yang dibuat untuk menggambarkan selisih antara nilai akrual dan nilai tercatat dari

suatu asset atau perubahan dalam prinsip akuntansi. Contohnya meliputi perubahan dalam

metode yang digunakan untuk menilai persediaan, mengurangi nilai persediaan yang

menggambarkan tingkat keusangan, atau catatan penyesuaian persediaan yang menunjukkan

hasil tercatat pada saat dilakukan perhitungan fisik persediaan.

e. Koreksi

Adalah entri yang dibuat untuk membalik pengaruh dari kesalahan yang ditemukan dalam buku

besar.

17

Informasi mengenai jurnal penyesuaian juga disimpan dalam file voucher jurnal. Setelah seluruh

jurnal penyesuaian di posting, kemudian dibuat neraca saldo penyesuaian. Neraca saldo

penyesuaian digunakan sebagai input terhadap langkah selanjutnya dalam siklus buku besar dan

pelaporan keuangan, persiapan penyusunan laporan keuangan.

· Ancaman dan Pengendalian

Entri jurnal penyesuaian yang tidak diotorisasi atau tidak akurat adalah ancaman yang perlu

diatasi karena dapat menghasilkan laporan keuangan yang keliru dan mengarah pada keputusan

yang buruk. Untuk mengurangi risiko input yang keliru, jenis pengendalian integr itas

pemrosesan entri data yang sama yang dibahas sebelumnya untuk mencegah ancaman entri

jurnal yang keliru oleh bendahara yang diterapkan terhadap entri jurnal penyesuaian yang dibuat

oleh kontrolir. Pengendalian tambahan disediakan dengan membuat sebuah file jurnal

penyesuaian standar untuk jurnal penyesuaian jurnal yang berulang dibuat pada setiap periode,

seperti beban depresiasi. Sebuah file jurnal penyesuaian standar meningkatkan ketepatan input

dengan mengeliminasi kebutuhan untuk memasukkan jenis entri jurnal yang sama secara

berulang. File jurnal penyesuaian juga mengurangi risiko lupa memasukkan sebuah jurnal

penyesuaian yang berulang, sehingga memastikan kelengkapan input.

Pengendalian akses yang kuat mengurangi risiko jurnal penyesuaian yang tidak diotorisasi.

Rekonsiliasi periodic dan jejak audit menyediakan sebuah sarana untuk mendeteksi jurnal

penyesuaian yang tidak diotorisasi dan tidak akurat.

3. Menyiapkan Laporan Keuangan

Dua perkembangan regulasi dan teknologi terbaru yang memengaruhi proses persiapan laporan

keuangan secara signifikan, antara lain:

a. Transisi dari GAAP ke IFRS

IFRS berbeda dari GAAP dalam beberapa cara yang memengaruhi desain system buku besar

dan pelaporan sebuah perusahaan. Salah satunya adalah pada aktiva tetap. Dalam GAAP,

sebagian besar aktiva tetap utama dicatat dan didepresiasikan dalam basis gabungan.

Sebaliknya, IFRS secara umum mewajibkan pengaturan dalam bentuk komponen aktiva tetap,

untuk mengakui fakta bahwa elemen yang berbeda mungkin memiliki umur ekonomis yang

berbeda. Perbedaan lainnya mencakup perhitungan biaya penelitian dan pengembangan.

Dibandingkan GAAP, IFRS memungkinkan kapitalisasi biaya pengembangan pada tahap awal

proses. Perbedaan ketiga adalah IFRS tidak mengizinkan penggunaan metode last in first out

(LIFO) untuk perhitungan persediaan. Akibatnya, perusahaan yang menggunakan LIFO harus

memodifikasi system akuntansi biayanya dan perhitungan yang digunakan untuk menila i

persediaan.

b. XBRL : Merevolusi Pelaporan XBRL

XBRL adalah singkatan dari eXtensible Business Reporting Language, yaitu suatu bahasa

pemrograman yang didesain secara khusus untuk memfasilitasi komunikasi informasi bisnis.

XBRL secara spesifik didesain bagi penggunaan dalam mengomunikasikan isi dari data

keuangan. Sebelum menggunakan XBRL, harus membuat laporan secara manual dalam

berbagai format bagi berbagai jenis pengguna meskipun laporan dikirim secara elektronik.

XBRL dapat menghemat waktu dan mengurangi kesempatan bagi kesalahan entri data. Dengan

XBRL meningkatkan proses pelaporan, mereka yang menyiapkan membuat kode dan

18

mengirimkannya secara elektronik dalam berbagai format ke para pengguna, yang dapat secara

langsung menganalisinya.

File XBRL yang mengandung data yang ditandai dan diantarkan ke para pengguna disebut

sebagai dokumen contoh. Dokumen contoh berisi mengenai akun-akun dalam laporan keuangan

tertentu, termasuk nilai dan informasi kontekstual seperti unit pengukuran dan apakah nilai

adalah untuk satu titik waktu tertentu dari suatu periode tertentu. Elemen adalah sebuah

komponen data tertentu dalam suatu dokumen contoh XBRL, seperti hal baris laporan

keuangan. Dokumen contoh dibuat dengan menerapkan sebuah taksonomi terhadap serangkaian

data. Sebuah taksonomi adalah serangkaian file yang menjelaskan berbagai elemen-elemen dan

hubungan diantaranya. Satu bagian taksonomi disebut skema, skema adalah sebuah file XBRL

yang menjelaskan setiap elemen yang muncul dalam sebuah dokumen contoh spesifik. Berikut

atribut dasar yang digunakan untuk menjelaskan setiap elemen, antara lain:

· Perangkat lunak menggunakan indentifikasi nama yang unik

· Sebuah deskripsi yang digunakan untuk menginterpretasikan elemen dengan benar

· Jenis data elemen

· Jenis saldo normal elemen

· Jenis periode elemen

Linkbase adalah sebuah file XBRL atau lebih yang menjelaskan hubungan antar elemen yang

muncul dalam sebuah dokumen contoh tertentu. Linkbase antara lain,

· Linkbase Reference, mengidentifikasi keputusan otoritatif yang relevan

· Linkbase Calculation, menjelaskan cara mengombinasikan elemen-elemen.

· Linkbase Definition, menunjukkan hubungan hierarkis antar elemen

· Linkbase Presentation, menjelaskan cara mengelompokkan elemen

· Linkbase Label, mengasosiasikan label-label yang termasuk kelompok human readable

dengan elemen.

Informasi dalam sebuah taksonomi XBRL digunakan untuk menandai data dan membuat sebuah

dokumen contoh, taksonomi yang baik biasanya digunakan untuk membuat satu set dokumen

contoh terpisah, satu untuk tiap tahun pelaporan.

Berikut gambar aktivitas dalam sistem buku besar dan pelaporan :

19

Contoh yang diterapkan di perusahaan :

20

Identifikasi major threat dalam aktivitas pelaporan dan mengevaluasi kecukupan

pengendalian internal.

Pada bagian ini akan dianalisis apakah perusahaan perlu mewaspadai

adanya penyimpangan dan bahaya yang terjadi pada proses pemuthakiran buku besar dan

pelaporan atau tidak. Penyimpangan atau bahaya ini dapat terjadi secara umum, misalkan karena

perusahaan tidak memiliki data induk kode akun yang akurat dan dijaga dengan baik, sehingga

rentan mengalami error dan kesalahan, atau karena data induk disabotase oleh pengguna yang

tidak berwenang. Berikut ini adalah beberapa ancaman dan pengendalian dalam buku besar dan

pelaporan.

21

Tabel Ancaman dan Pengendalian dalam Sistem Buku Besar dan Pelaporan

Berikut ini beberapa penjelasan dari beberapa ancaman serta pengendalian dalam sistem buku

besar dan pelaporan.

a. Kesalahan dalam Memutakhirkan Buku Besar

Kesalahan yang dibuat sewaktu memperbarui buku besar dapat mengarah pada pembuatan

keputusan yang tidak benar berdasarkan informasi salah yang terdapat dalam laporan kinerja

keuangan.

Prosedur pengendalian untuk menangani ancaman ini terbagi dalam tiga

kategori:

- Pengendalian edit input dan pemrosesan

- Laporan rekonsiliasi dan pengendalian

- Pemeliharaan jejak audit yang mencukupi;

Pengendalian 1 :

Edit Input dan Pemrosesan

22

Ada dua sumber ayat jurnal untuk memperbarui buku besar:

- Ayat jurnal ringkasan dari siklus SIA

- Ayat jurnal yang secara langsung dibuat oleh bendahara atau kontroler.

Contoh:

Jurnal yang dibuat oleh kepala bagian akuntansi dan kepala bagian keuangan adalah jurnal asli

yang baru saja dibuat. Konsekuensinya, diperlukan jenis-jenis pengawasan input edit dan

pemrosesan berikut untuk menjamin bahwa transaksi tersebut akurat dan lengkap:

1. Cek validasi (validity check) untuk menjamin bahwa rekening buku besar tersedia untuk

setiap nomor rekening yang deverensi oleh semua jurnal.

2. Cek bentuk data (field check) untuk menjamin bahwa data pada field dalam sebuah jurnal

berisi data numeric.

3. Zero-balance check untuk menjamin bahwa total debit sama dengan totalkredit dalam sebuah

jurnal.

4. Uji kelengkapan (completeness test) untuk menjamin bahwa semua data yang relevan telah

dicatat. Adalah penting bahwa semua jurnal dapat diidentifikasi sehingga informasi ini memilik i

daya telusur audit.

5. Uji pengulangan data (redundand data check) untuk mencocokkan nomor rekening dengan

nama rekening, guna menjamin kebenaran rekening buku

besar yang menerima posting. Untuk sistem entry data on-line, prosedur ini

disebut closed-loop verivication.

6. Penetapan file standar jurnal penyesuaian untuk penyesuaian yang sering terjadi pada akhir

periode, seperti biaya depresiasi. Akurat input diperbaiki tanpa memulang pemasukan data.

Kemungkinan lupa membuat jurnal penyesuaian jenis ini juga dapat dikurangi, sehingga

menjamin kelengkapan input.

7. Cek tanda aritmatika (sigh check) saldo rekening buku besar sesaat setelah dilakukan

pemutakhiran, untuk memastikan bahwa saldonya tepat.

8. Perhitungan total run-to-run, untuk memastikan akurasi pemrosesan

kelompok voucher jurnal. Komputer menghitung saldo baru rekening buku besar, atas dasar

saldo awal, total debit dan total kredit yang dimasukkan ke dalam rekening yang bersangkutan,

dan kemudian membandingkannya dengan saldo rekening buku besar. Jika terjadi antara

perbedaan keduanya, harus segera dilakukan investigasi.

Laporan rekonsiliasi dan pengendalian dapat mendeteksi apabila kesalahan dibuat selama proses

pembaruan buku besar. Misalnya, pembuatan neraca saldo membandingkan saldo rekening

pengendali buku besar dengan saldo total buku pembantu yang terkait.

Jejak audit adalah memperlihatkan jejak sebuah transaksi di sepanjang sistem akuntansi. Jejak

audit khusunya memfasilitasi untuk menelusuri transaksi apa pun dari dokumen sumber aslinya

hingga ke buku besar, dan ke laporan apapun atau dokumen lainnya yang menggunakan data

itu.

23

Dalam system berbasis komputer, penggunaan rekening kliring dan rekening suspense

(rekening penyeimbang) menjamin bahwa rekening buku besar selalu seimbang. Pada akhir

periode semua rekening khusus tersebut harus bersaldo nol, berarti terjadi kesalahan selama

proses pemutakhiran buku besar.

Laporan kontrol dapat membantu mengidentifikasi sumber kesalahan yang terjadi dalam proses

pemutakhiran buku besar. Daftar voucher jurnal urut nomor rekening memudahkan

mengidentifikasi penyebab kesalahan yang berpengaruh terhadap sebuah rekening buku besar.

Daftar voucher jurnal ini juga dapat menunjukan ketiadaan beberapa posting. Akhirnya, daftar

jurnal umum

menunjukkan rincian (nomor rekening, kode referensi sumber, nama rekening, angka yang

didebit atau kredit) untuk setiap jurnal yang diposting ke buku besar. Laporan ini menunjukkan

apakah otal debit dan total kredit yang dipostingkan ke buku besar sama angkanya.

b. Akses Tanpa otorisasi ke Buku Besar

Beberapa pengendalian terhadap ancaman ini adalah : ID dan pasword pemakai Hanya

membaca akses ke buku besar Sistem tersebut harus memeriksa keberadaan kodeotorisasi yang

valid untuk setiap catatan voucher jurnal sebelum memasukkan transaksi tersebut ke buku besar.

c. Kehilangan atau Kerusakan Data Buku Besar

Menyediakan cadangan dan prosedur pemulihan dari bencana yang memadai untuk melindungi

aset ini. Pengendalian cadangan mencakup hal-hal berikut ini: Penggunaan label file internal

dan eksternal dan melakukan pembuatan cadangan buku besar secara rutin

Latar Belakang dan Tujuan Pengembangan XBRL di Bursa Efek Indonesia

Seiring dengan perkembangan industri pasar modal, kebutuhan informasi atas laporan-laporan tersebut yang dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan semakin tinggi. Keinginan agar informasi yang dimiliki suatu perusahaan ataupun suatu Negara dapat

digunakan dan diproses secara cepat dan efisien, diharapkan dapat tercapai apabila informas i disajikan dalam bentuk format bahasa yang sama. Karenanya, untuk dapat mewujudkan keinginan tersebut serta juga dapat mendukung terciptanya sarana dalam pelaksanaan business

intelegence, dan mempermudah investor maupun regulator dalam mengakses maupun mengolah data yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan diperlukan suatu solusi

terintegrasi dalam standarisasi bahasa pelaporan informasi, dalam hal ini yaitu Extensib le Business Reporting Language (XBRL).

Saat ini penyampaian informasi oleh Emiten disampaikan melalui IDXnet. Data yang

disampaikan Emiten sebagian besar belum dapat digunakan secara optimal oleh pengguna data karena:

· Informasi detail hanya terdapat dalam format pdf dan disertakan dalam lampiran;

· Struktur penyajian laporan yang masih terdapat perbedaan antar Emiten;

24

· Validasi data yang dilakukan masih manual.

Pengguna data, khususnya investor, banyak mengalami hambatan untuk mendapatkan informas i

secara cepat dan tepat.

Oleh sebab itu, XBRL dapat menjawab tantangan dalam pengolahan data yang lebih cepat.

Metode pelaporan berbasiskan XBRL berfungsi untuk menyamakan standar format pelaporan yang berbeda-beda, sehingga memudahkan pengguna dalam mengolah data. Dengan penyamaan standar pelaporan tersebut, maka pelaporan emiten juga dapat digunakan dalam

berbagai bahasa.

Dari aspek pemantauan Perusahaan Tercatat, agar dapat melakukan pemantauan dan tindak

lanjut yang responsif, dibutuhan pengelolaan informasi yang cepat, handal dan informatif karena:

· Bertambahnya jumlah Perusahaan Tercatat di BEI

· Meningkatnya dinamika dan kompleksitas tindakan korporasi yang dilakukan Perusahaan Tercatat

· Bertambahnya jenis pelaporan dan keterbukaan informasi yang diterima

· Bertambahnya jenis efek dan jenis Perusahaan Tercatat

Pengembangan XBRL di Bursa Efek Indonesia

Sejak tahun 2012, PT bursa Efek Indonesia (BEI) telah memulai pengembangan pelaporan dengan berbasis XBRL. Dalam rangka terlaksananya pelaporan tersebut, BEI harus menyiapkan

sebuah taksonomi yang mewakili suatu pelaporan. Sebagai langkah pengembangan awal, BEI telah menyelesaikan taksonomi khusus untuk laporan keuangan perusahaan. Selanjutnya taksonomi laporan keuangan ini akan disosialisasikan kepada seluruh Perusahaan Tercatat.

Pelaporan informasi laporan keuangan berbasis XBRL tersebut berencana untuk segera diimplementasikan pada tahun 2015.

Adapun jenis taksonomi laporan keuangan yang ada meliputi laporan:

1. Laporan Posisi Keuangan; 2. Laporan Laba Rugi;

3. Laporan Perubahan Ekuitas; 4. Laporan Arus kas.

25

Taksonomi tersebut akan menstandarisasi format penyajian laporan keuangan perusahaan dari seluruh jenis sektor dan subsektor yang telah ditetapkan oleh BEI. Informasi detil terkait dengan

taksonomi dan penyajiannya akan dibahas dalam menu taksonomi.

Setelah pengembangan taksonomi atas laporan keuangan, BEI akan melanjutkan

pengembangan taksonomi ke area Disclosure (Pengungkapan). Hingga saat ini, area disclosure yang akan dikembangkan masih dalam tahap pembahasan. Area Disclosure tersebut dapat berupa:

1. Catatan atas laporan keuangan Emiten;

2. Kewajiban keterbukaan informasi dari Emiten;

3. Informasi atas tindakan korporasi Emiten, dll.

Berikut salah satu ilustrasi penggunaan XBRL di BEI.

1. Seperti apakah Buku besar (general ledger) dan siklus pelaporan pada pada

perusahaan saudara atau yang saudara ketahui dan banyak digunakan di perusahaan.

26

2. Apa yang saudara ketahui tentang identifikasi major threat dalam aktivitas pelaporan

dan mengevaluasi kecukupan pengendalian internal.

Buku besar (general ledger) dan siklus pelaporan

Buku besar merupakan buku utama pencatatan transaksi keuangan yang mengkonsolidas ikan

masukan dari semua jurnal akuntansi. Buku besar merupakan dasar pembuatan laporan neraca dan laporan laba rugi. Buku besar dapat memberikan pelaporan informasi ataupun nilai transaksi untuk periode akuntansi tertentu.

Berdasarkan siklus diatas bahwa buku besar merupakan ujung dari setiap kegiatan dalam suatu

organisasi perusahaan. Hal tersebut memberikan pelaporan atas suatu kinerja dal perusahaan.

· Proses

Database terpusat harus diatur menggunakan cara yang memungkinkan tercapanya berbagai kebutuhan informasi baik pengguna interne maupun pengguna eksternal. Para manajer

mebutuhkan informasi yang detai dan tepat waktu mengenai hasil operasi dan tanggung jawab tertentu. Untuk memenuhi berbagai kebutuhan tersebut, sistem buku besar dan pelaporan tidak

hanya menghasilkan laporan periodik, tetapi juga mendukung secara umum.

27

· Ancaman dan pengendalian

Secara umum terdapat masalah diseluruh siklus buku besar dan pelaporannya. Pada hal ini

terdapat berbagai ancaman diantaranya adanya data buku besar yang tidak akurat atau valid, pengungkapan laporan keuangan yang tidak diotorisasi, hilangnya atau perusakan data. Dari

adanya ancaman tersebut perlu adanya pengendalian dari timbulnya acncaman yang ada dengan cara berikut. Pada ancaman data yang tidak akurat dilakukan pengendalian dengan integr itas pengolahan data sedangkan dari ancaman pengungkapan laporan keuangan yang tidak

diotorisasi, dengan memberikan batasan akses kebuku besar dan back up dan prosedur pemulihan data. Dengan pengandalian atas ancaman tersebut maka diharapkan dari ancaman

yang muncul akan dapat diatasi dengan baik.

Aktivitas-aktivitas dalam sistem buku besar, antara lain:

1. Memperbarui Buku Besar

· Proses

Aktivitas memperbarui buku besar terdiri dari posting entri jurnal yang berasal dari data sumber

berikut.

1. Subsistem akuntansi. Pada subsistem ini membuat sebuah entri jurnal untuk memperbaruhi buku besar. Dalam teori buku besar dapat diperbaruhi untuk setiap transaksi yang terjadi. Dalam

praktiknya berbagai ubsistem akuntansi biasanya mempebaruhi buku besar dengan cara meringkas entri jurnal yang menunjukan hasil transaksi yang terjadi dalam periode tertentu.

2. Bendahara. Kantor bendahara menyediakan informasi bagi entri jurnal untuk memperbarui buku besar terkait transaksi tidak rutin seperti penerbitan dan penarikan utang, pembelian dan penjualan sekuritas, atau akuisisi saham treasury.

· Ancaman dan pengendalian

Ancaman yang muncu pada proses memperbarui buku besar yaitu adanya pembaruan yang tidak

akurat atas buku besar, entri jurnal yang tidak diotorisasi. Dari ancaman tersebut terdapat pengandalian yang harus dilakukan yaitu dengan pengndalian integritas pemprosesan entri data, rekonsiliasi dan laporan pengendalian, pembuatan dan tinjauan jejak audit, pengendalian akses,

rekonsiliasi dan laporan pengendalian. Dan terdapat pengendalian atas entri jurnalasli yang dilakukan oleh bendahara, yaitu:

1. Pengecekan validitas untuk memastikan akun-akun buku besar ada unuk setiap refrensi nomor akun yang dijadikan refrensi entri jurnal.

2. Pengecekan field untuk memastikan bahwa jumlah fiel dalam entri jurnal hanya berisi data

numerik.

28

3. Pengecekan saldo nol untuk memverifikasi bahwa dalam entri jurnal, total debit sama dengan total kredit.

4. Pengecekan kelengkapan untuk memastikan seluruh data yang terkait telah dimasukan terutama entri jurnal.

5. Verifikasi closed loop untuk mencocokan nomor akun dengan deskripsi akun untuk memastikan bahwa akun buku besar yang sedang diakses.

6. Pengecekan tanda saldo akun buku besar untuk memverifikasi saldo berada pada posisi yang

tepat setelah pembauan telah dilakukan.

7. Memhitung total yang terjadi untuk memverifikasi keakuratan pemprosesan sejumlah voucer

jurnal.

Jejak Audit

Jejak audit (audit trail ) adalah jalur yang dapat ditelusuri yang menunjukkan arus sebuah

transaksi yang mengalir melalui system informasi untuk memengaruhi saldo akun buku besar. Jejak audit ini memungkinkan sebuah transaksi untuk ditelusuri melalui sebuah system

pengolahan data dari titik asal hingga pada keluaran atau sebaliknya dari keluaran menuju titik asal.

Sebuah jejak audit yang didesain dengan tepat menyediakan kemampuan untuk menjalankan

tugas-tugas berikut :

a. Melacak berbagai transaksi dari dokumen sumber aslinya sampai entri jurnal yang

diperbaharui ke buku besar dan sampai pada berbagai laporan atau dokumen lain yang menggunakan data tersebut.

b. Sarana untuk memverifikasi bahwa seluruh transaksi yang dicatat diotorisasi dan dicatat

dengan benar.

Dalam system akuntansi, file voucher adalah sebuah bagian penting dari jejak audit,

menyediakan informasi mengenai sumber seluruh entri yang dibuat untuk memperbaharui buku besar. Kemampuan yang sama juga disediakan oleh fitur aliran kerja bisnis dalam system ERP, yang mempermudah dalam menelusuri setiap langkah yang digunakan dalam memproses

sebuah transaksi.

2. Posting Jurnal Penyesuaian

· Proses

29

Jurnal penyesuaian asli berasal dari kantor kontrolir dan setelah neraca saldo awal disiapkan. Jurnal penyesuaian dibagi dalam lima kategori dasar, antara lain:

a. Akrual

Adalah entri yang dibuat pada akhir periode akuntansi yang menggambarkan transaksi-transaks i

yang telah terjadi, tetapi kasnya belum diterima atau dikeluarkan. Contohnya meliputi pencatatan pendapatan bunga yang harus diterima dan upah yang belum dibayar.

b. Penangguhan

Adalah entri yang dibuat pada akhir periode akuntansi yang menggambarkan penerimaan kas sebelum pekerjaan terkait transaksi dilaksanakan. Contohnya meliputi pengakuan pendapatan

diterima di muka sebagai kewajiban dan mencatat pembayaran tertentu ( misalnya, sewa, bunga, dan asuransi ) sebagai asset yang dibayar di muka.

c. Estimasi

Adalah entri yang menunjukkan sebagian biaya yang diharapkan terjadi selama sejumlah periode akuntansi. Contohnya meliputi depresiasi dan beban utang tak tertagih.

d. Revaluasi

Adalah entri yang dibuat untuk menggambarkan selisih antara nilai akrual dan nilai tercatat dari suatu asset atau perubahan dalam prinsip akuntansi. Contohnya meliputi perubahan dalam

metode yang digunakan untuk menilai persediaan, mengurangi nilai persediaan yang menggambarkan tingkat keusangan, atau catatan penyesuaian persediaan yang menunjukkan

hasil tercatat pada saat dilakukan perhitungan fisik persediaan.

e. Koreksi

Adalah entri yang dibuat untuk membalik pengaruh dari kesalahan yang ditemukan dalam buku

besar.

Informasi mengenai jurnal penyesuaian juga disimpan dalam file voucher jurnal. Setelah seluruh

jurnal penyesuaian di posting, kemudian dibuat neraca saldo penyesuaian. Neraca saldo penyesuaian digunakan sebagai input terhadap langkah selanjutnya dalam siklus buku besar dan pelaporan keuangan, persiapan penyusunan laporan keuangan.

· Ancaman dan Pengendalian

Entri jurnal penyesuaian yang tidak diotorisasi atau tidak akurat adalah ancaman yang perlu

diatasi karena dapat menghasilkan laporan keuangan yang keliru dan mengarah pada keputusan

30

yang buruk. Untuk mengurangi risiko input yang keliru, jenis pengendalian integr itas pemrosesan entri data yang sama yang dibahas sebelumnya untuk mencegah ancaman entri

jurnal yang keliru oleh bendahara yang diterapkan terhadap entri jurnal penyesuaian yang dibuat oleh kontrolir. Pengendalian tambahan disediakan dengan membuat sebuah file jurnal

penyesuaian standar untuk jurnal penyesuaian jurnal yang berulang dibuat pada setiap periode, seperti beban depresiasi. Sebuah file jurnal penyesuaian standar meningkatkan ketepatan input dengan mengeliminasi kebutuhan untuk memasukkan jenis entri jurnal yang sama secara

berulang. File jurnal penyesuaian juga mengurangi risiko lupa memasukkan sebuah jurnal penyesuaian yang berulang, sehingga memastikan kelengkapan input.

Pengendalian akses yang kuat mengurangi risiko jurnal penyesuaian yang tidak diotorisasi. Rekonsiliasi periodic dan jejak audit menyediakan sebuah sarana untuk mendeteksi jurnal penyesuaian yang tidak diotorisasi dan tidak akurat.

3. Menyiapkan Laporan Keuangan

Dua perkembangan regulasi dan teknologi terbaru yang memengaruhi proses persiapan laporan

keuangan secara signifikan, antara lain:

a. Transisi dari GAAP ke IFRS

IFRS berbeda dari GAAP dalam beberapa cara yang memengaruhi desain system buku besar

dan pelaporan sebuah perusahaan. Salah satunya adalah pada aktiva tetap. Dalam GAAP, sebagian besar aktiva tetap utama dicatat dan didepresiasikan dalam basis gabungan.

Sebaliknya, IFRS secara umum mewajibkan pengaturan dalam bentuk komponen aktiva tetap, untuk mengakui fakta bahwa elemen yang berbeda mungkin memiliki umur ekonomis yang berbeda. Perbedaan lainnya mencakup perhitungan biaya penelitian dan pengembangan.

Dibandingkan GAAP, IFRS memungkinkan kapitalisasi biaya pengembangan pada tahap awal proses. Perbedaan ketiga adalah IFRS tidak mengizinkan penggunaan metode last in first out

(LIFO) untuk perhitungan persediaan. Akibatnya, perusahaan yang menggunakan LIFO harus memodifikasi system akuntansi biayanya dan perhitungan yang digunakan untuk menila i persediaan.

b. XBRL : Merevolusi Pelaporan XBRL

XBRL adalah singkatan dari eXtensible Business Reporting Language, yaitu suatu bahasa

pemrograman yang didesain secara khusus untuk memfasilitasi komunikasi informasi bisnis. XBRL secara spesifik didesain bagi penggunaan dalam mengomunikasikan isi dari data keuangan. Sebelum menggunakan XBRL, harus membuat laporan secara manual dalam

berbagai format bagi berbagai jenis pengguna meskipun laporan dikirim secara elektronik. XBRL dapat menghemat waktu dan mengurangi kesempatan bagi kesalahan entri data. Dengan

XBRL meningkatkan proses pelaporan, mereka yang menyiapkan membuat kode dan mengirimkannya secara elektronik dalam berbagai format ke para pengguna, yang dapat secara langsung menganalisinya.

31

File XBRL yang mengandung data yang ditandai dan diantarkan ke para pengguna disebut sebagai dokumen contoh. Dokumen contoh berisi mengenai akun-akun dalam laporan keuangan

tertentu, termasuk nilai dan informasi kontekstual seperti unit pengukuran dan apakah nilai adalah untuk satu titik waktu tertentu dari suatu periode tertentu. Elemen adalah sebuah

komponen data tertentu dalam suatu dokumen contoh XBRL, seperti hal baris laporan keuangan. Dokumen contoh dibuat dengan menerapkan sebuah taksonomi terhadap serangkaian data. Sebuah taksonomi adalah serangkaian file yang menjelaskan berbagai elemen-elemen dan

hubungan diantaranya. Satu bagian taksonomi disebut skema, skema adalah sebuah file XBRL yang menjelaskan setiap elemen yang muncul dalam sebuah dokumen contoh spesifik. Berikut

atribut dasar yang digunakan untuk menjelaskan setiap elemen, antara lain:

· Perangkat lunak menggunakan indentifikasi nama yang unik

· Sebuah deskripsi yang digunakan untuk menginterpretasikan elemen dengan benar

· Jenis data elemen

· Jenis saldo normal elemen

· Jenis periode elemen

Linkbase adalah sebuah file XBRL atau lebih yang menjelaskan hubungan antar elemen yang muncul dalam sebuah dokumen contoh tertentu. Linkbase antara lain,

· Linkbase Reference, mengidentifikasi keputusan otoritatif yang relevan

· Linkbase Calculation, menjelaskan cara mengombinasikan elemen-elemen.

· Linkbase Definition, menunjukkan hubungan hierarkis antar elemen

· Linkbase Presentation, menjelaskan cara mengelompokkan elemen

· Linkbase Label, mengasosiasikan label-label yang termasuk kelompok human readable

dengan elemen.

Informasi dalam sebuah taksonomi XBRL digunakan untuk menandai data dan membuat sebuah

dokumen contoh, taksonomi yang baik biasanya digunakan untuk membuat satu set dokumen contoh terpisah, satu untuk tiap tahun pelaporan.

Berikut gambar aktivitas dalam sistem buku besar dan pelaporan :

32

Contoh yang diterapkan di perusahaan :

33

Identifikasi major threat dalam aktivitas pelaporan dan mengevaluasi kecukupan

pengendalian internal.

Pada bagian ini akan dianalisis apakah perusahaan perlu mewaspadai

adanya penyimpangan dan bahaya yang terjadi pada proses pemuthakiran buku besar dan

pelaporan atau tidak. Penyimpangan atau bahaya ini dapat terjadi secara umum, misalkan karena perusahaan tidak memiliki data induk kode akun yang akurat dan dijaga dengan baik, sehingga rentan mengalami error dan kesalahan, atau karena data induk disabotase oleh pengguna yang

34

tidak berwenang. Berikut ini adalah beberapa ancaman dan pengendalian dalam buku besar dan pelaporan.

Tabel Ancaman dan Pengendalian dalam Sistem Buku Besar dan Pelaporan

Berikut ini beberapa penjelasan dari beberapa ancaman serta pengendalian dalam sistem buku

besar dan pelaporan.

a. Kesalahan dalam Memutakhirkan Buku Besar

Kesalahan yang dibuat sewaktu memperbarui buku besar dapat mengarah pada pembuatan

keputusan yang tidak benar berdasarkan informasi salah yang terdapat dalam laporan kinerja keuangan.

Prosedur pengendalian untuk menangani ancaman ini terbagi dalam tiga

kategori:

35

- Pengendalian edit input dan pemrosesan

- Laporan rekonsiliasi dan pengendalian

- Pemeliharaan jejak audit yang mencukupi;

Pengendalian 1 :

Edit Input dan Pemrosesan

Ada dua sumber ayat jurnal untuk memperbarui buku besar:

- Ayat jurnal ringkasan dari siklus SIA

- Ayat jurnal yang secara langsung dibuat oleh bendahara atau kontroler.

Contoh:

Jurnal yang dibuat oleh kepala bagian akuntansi dan kepala bagian keuangan adalah jurnal asli yang baru saja dibuat. Konsekuensinya, diperlukan jenis-jenis pengawasan input edit dan pemrosesan berikut untuk menjamin bahwa transaksi tersebut akurat dan lengkap:

1. Cek validasi (validity check) untuk menjamin bahwa rekening buku besar tersedia untuk setiap nomor rekening yang deverensi oleh semua jurnal.

2. Cek bentuk data (field check) untuk menjamin bahwa data pada field dalam sebuah jurnal berisi data numeric.

3. Zero-balance check untuk menjamin bahwa total debit sama dengan totalkredit dalam sebuah

jurnal.

4. Uji kelengkapan (completeness test) untuk menjamin bahwa semua data yang relevan telah

dicatat. Adalah penting bahwa semua jurnal dapat diidentifikasi sehingga informasi ini memilik i daya telusur audit.

5. Uji pengulangan data (redundand data check) untuk mencocokkan nomor rekening dengan

nama rekening, guna menjamin kebenaran rekening buku

besar yang menerima posting. Untuk sistem entry data on-line, prosedur ini

disebut closed-loop verivication.

36

6. Penetapan file standar jurnal penyesuaian untuk penyesuaian yang sering terjadi pada akhir periode, seperti biaya depresiasi. Akurat input diperbaiki tanpa memulang pemasukan data.

Kemungkinan lupa membuat jurnal penyesuaian jenis ini juga dapat dikurangi, sehingga menjamin kelengkapan input.

7. Cek tanda aritmatika (sigh check) saldo rekening buku besar sesaat setelah dilakukan pemutakhiran, untuk memastikan bahwa saldonya tepat.

8. Perhitungan total run-to-run, untuk memastikan akurasi pemrosesan

kelompok voucher jurnal. Komputer menghitung saldo baru rekening buku besar, atas dasar saldo awal, total debit dan total kredit yang dimasukkan ke dalam rekening yang bersangkutan,

dan kemudian membandingkannya dengan saldo rekening buku besar. Jika terjadi antara perbedaan keduanya, harus segera dilakukan investigasi.

Laporan rekonsiliasi dan pengendalian dapat mendeteksi apabila kesalahan dibuat selama proses

pembaruan buku besar. Misalnya, pembuatan neraca saldo membandingkan saldo rekening pengendali buku besar dengan saldo total buku pembantu yang terkait.

Jejak audit adalah memperlihatkan jejak sebuah transaksi di sepanjang sistem akuntansi. Jejak audit khusunya memfasilitasi untuk menelusuri transaksi apa pun dari dokumen sumber aslinya hingga ke buku besar, dan ke laporan apapun atau dokumen lainnya yang menggunakan data

itu.

Dalam system berbasis komputer, penggunaan rekening kliring dan rekening suspense

(rekening penyeimbang) menjamin bahwa rekening buku besar selalu seimbang. Pada akhir periode semua rekening khusus tersebut harus bersaldo nol, berarti terjadi kesalahan selama proses pemutakhiran buku besar.

Laporan kontrol dapat membantu mengidentifikasi sumber kesalahan yang terjadi dalam proses pemutakhiran buku besar. Daftar voucher jurnal urut nomor rekening memudahkan

mengidentifikasi penyebab kesalahan yang berpengaruh terhadap sebuah rekening buku besar. Daftar voucher jurnal ini juga dapat menunjukan ketiadaan beberapa posting. Akhirnya, daftar jurnal umum

menunjukkan rincian (nomor rekening, kode referensi sumber, nama rekening, angka yang didebit atau kredit) untuk setiap jurnal yang diposting ke buku besar. Laporan ini menunjukkan

apakah otal debit dan total kredit yang dipostingkan ke buku besar sama angkanya.

b. Akses Tanpa otorisasi ke Buku Besar

Beberapa pengendalian terhadap ancaman ini adalah : ID dan pasword pemakai Hanya

membaca akses ke buku besar Sistem tersebut harus memeriksa keberadaan kodeotorisasi yang valid untuk setiap catatan voucher jurnal sebelum memasukkan transaksi tersebut ke buku besar.

37

c. Kehilangan atau Kerusakan Data Buku Besar

Menyediakan cadangan dan prosedur pemulihan dari bencana yang memadai untuk melindungi

aset ini. Pengendalian cadangan mencakup hal-hal berikut ini: Penggunaan label file internal dan eksternal dan melakukan pembuatan cadangan buku besar secara rutin.

Referensi 1. Hapzi, Ali .2017. Modul Perkuliahan Sistem Informasi dan Pengendalian Internal.

Jakarta.

2. XBRL PT. Bursa Efek Indonesia, http://www.idx.co.id/id-

id/beranda/perusahaantercatat/xbrl/tentangxbrl.aspx

3. http://www.tribunnews.com/bisnis/2012/11/09/permudah-laporan-keuangan-bei-akan-

menerapkan-xbrl

4. https://medium.com/@khristdamay/siklus-proses-bisnis-mendukung-buku-besar-

general-ledger-dan-siklus-pelaporan-serta-aba8ac47c50a

5. http://wandaanindita.blogspot.co.id/2014/01/extensible-business-reporting-

language.html