sifat fisik batubara

22
GEOLOGI BATUBARA “Hubungan Sifat Fisik Batubara dengan Rank” PERINGKAT BATUBARA Peringkat batubara (coal rank) Coalification; Rank (Peringkat) berarti posisi batubara tertentu dalam garis peningkatan trasformasi dari gambut melalui batubrara muda dan batubara tua hingga grafit.Proses transformasi fisika dan kimia yang tetap disebut coalification (atau carbonification) Peringkat batubara adalah equivalent dengan derajat metamorfisma. ORGANIC METHAMORPHISM Methamorphism of organic matter,dimulai setelah organisma mati mengalami pembusukan dan berlangsung jutaan tahun, menghasilkan secara meningkat perbedaan unsur-unsur, yaitu perbedaan jenis petroleum, gas dan batubara. Macam proses yang kompleks terdiri dari 2 tigkatan utama yaitu :

Upload: anakbatu

Post on 23-Jun-2015

2.897 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sifat Fisik Batubara

GEOLOGI BATUBARA

“Hubungan Sifat Fisik Batubara dengan Rank”

PERINGKAT BATUBARA

Peringkat batubara

(coal rank) Coalification;

Rank (Peringkat) berarti posisi batubara tertentu dalam garis peningkatan

trasformasi dari gambut melalui batubrara muda dan batubara tua hingga

grafit.Proses transformasi fisika dan kimia yang tetap disebut coalification (atau

carbonification) Peringkat batubara adalah equivalent dengan derajat

metamorfisma.

ORGANIC METHAMORPHISM

Methamorphism of organic matter,dimulai setelah organisma mati mengalami

pembusukan dan berlangsung jutaan tahun, menghasilkan secara meningkat

perbedaan unsur-unsur, yaitu perbedaan jenis petroleum, gas dan batubara.

Macam proses yang kompleks terdiri dari 2 tigkatan utama yaitu :

1. Fase biokimia

Tingkatan biokimia (atau biogenetik) daripada metamorfisme organik

adalah aksi orgsnisme hidup, khususnya dominan bakteri dan fungi

(jamur). Dalam pembentukan batubara, material tanaman mengalami

proses peatifikasi (humifikasi) terhadap humic matter. Komposisi

microbiologi tidak dapat terjadi di atas temperatur tertentu (> ± 800C)

2. Fase geokimia

Page 2: Sifat Fisik Batubara

Fase geokimia didominasi oleh pengaruh peningkatan temperatur dan

tekanan, disebabkan oleh peningkatan kedalaman penimbunan unsur

organik di bawah tutupan sedimen (sedimentary overburden).

Tidak jelas batas kedua fase tersebut, tetapi bisa dikatakan reaksi berakhir pada

tingkat gambut dan aksi geokimia menjadi agen utama pada tingkat brown-coal

dan hard-coal.

Batubara ( Coal / Humic Coal)

Terdiri dari dominan unsur C, H dan O.

Belerang dan nitrogen dan unsur-unsur teras elemen lainnya hadir hanya dalam

jumlah yang kecil.

Kayu sebagai asal batubara, mengandung kurang lebih:

C = 50%

H = 6%

O = 43%.

Grafit yang terbentuk pada tahap akhir coalifikasi terdiri dari 100% C. Coalifikasi

adalah suatu proses pengayaan yang konstan terhadap karbon dengan

pengurangan H dan O, pelepasan terutama H2O. CO2, CH4, dan hidrokarbon

lainnya.

Klassifikasi Peringkat Batubara

(Coal Rank)

Parameter kimia sebagai penentu coal rank :

- Carbon, hydrogen, dan hydrogen asal dari elementary analysis, dihitung

bersama-sama dengan kandungan air dan ash-free (w.a.f basis)

Page 3: Sifat Fisik Batubara

- Kandungan volatile matter atau nilai komplementernya daripada

kandungan fixed carbon berasal dari proximate analysis sebagaimana

menghitung w.a.f basis,

- Nilai kalori daripada batubara dihitung bersama-sama dengan kelembaban

(moist), mineral matter, free basis dan kandungan air (total moisture).

- Dari unsur oxygen tidak pernah digunakan sebab untuk determinasi tidak

cukup akurat dan secara eksak sulit ditentukan,

- Hydrogen terbukti sebagai indikator peringkat (rank) hanya untuk

batubara anthracite,

- Kandungan elemen karbon digunakan sangat luas, khususnya untuk

lingkungan saintifis untuk determinasi peringkat batubara,

- Kandungan C digunakan hanya untuk low-rank coal dan meta-anthracite.

- Kandungan volatile matter dan fixed carbon hanya dapat pada batubara tua

berperingkat tinggi, dan tidak bisa pada peringkat rendah disebabkan

volatile matter diatas 33% atau dibawah 67 fixed carbon,

Di sisi lain : Nilai kalori dan kandungan air adalah parameter sangat baik untuk

batubara muda dan batubara tua berperingkat derajat rendah, tetapi tidak baik

untuk peringkat tinggi.

American system

Berdasarkan atas fixed carbon untuk batubara berperingkat tinggi, dan Nilai kalori

yang diexpresikan dalam British Thermal Unit (Btu) untuk batubara berderajat

rendah. Sistem Amerika terdiri dari 4 grup peringkat utama dan 13 sub-grup

dengan nama masing-masing. Misalnya low-volatle bituminous Penamaan

tersebut di atas sangat umum digunakan. (lihat tabel: Tabel Peringkat Batubara)

Sistem Klassifikasi International

Untuk batubara tua, didasarkan pada : Volatile matter untuk peringkat tinggi,

Nilai kalori (diekspresikan dengan kalori) untuk batubara peringkat rendah, Batas

antara batubara muda dan batubara tua terletak pada nilai kalori 5700 kCal/Kg.

Tidak ada penamaan batubara berdasakan peringkat, tetapi perbedaannya hanya

Page 4: Sifat Fisik Batubara

berdasarkan 9 klas batubara. Untuk batubara muda, meskipun nilai kalori cukup

bisa dipakai sebagai parameter, komite Internasional memilih water content

sebagai indikator, dan menetapkan 6 klas (10-15) untuk batubara muda Sistim

Eropa keseluruhan mencakup 15 kelas batubara

Metode penentuan peringkat (Rank) didasarkan pada Kandungan fixed carbon

dan nilai kalori ditentukan berdasarkan metode standard analysis sifat batubara.

Seri Peringkat Batubara (The coal rank series)

Gambut, adalah bagian permulaan seri koalifikasi. Gambut, memiliki

kandungan air hingga 90%, tetapi kebanyakan akan hilang dengan

pengeringan, memiliki kandungan carbon antara 50 – 60%. Batas antara

gambut dan batubara muda yaitu kandungan air lebih dari 70% (ash-free)

dan nilai kalori kuang dari 1800 kCal/kg (moist ash-free)

Batubara Muda (Brown Coal) Argumen mengenai subjek batubara muda

ini sangat panjang mengenai definisi, batasan, subdivisi, Di Amerika,

dibedakan batubara muda dan lignit : Batubara muda (=unconsolidated)

Lignit (= consolidated lignite coal). Batubara muda berada pada semua

peringkat antara gambut dan batubara tua (lihat tabel peringkat batubara)

Batas bawah batubara muda adalah pada total moisture content 70% a.f.,

equivalen dengan nilai kalori sekitar 1800 kCal/Kg dan batas bawahnya

pada nilai kalori 5700 kCal/Kg.

Hard Coal Bila batubara, berwarna hitam dan garis-garis coklat yang

jarang menunjukkan batubara tua. Batubara tua (Hard Coal), pada klass 3

– 9 berhubungan dengan batubara bituminous dan klas 0 – 2 dengan

batubara anthracite,

Graphite, secara teoritis adalah tingkatan terahir dari batubara yang

mencapai 100% konsentrasi kandungan carbon, tetapi dalam praktek

graphite sangat jarang dijumpai dalam sayatan meta-anthracite, graphite

di alam selalu diakibatkan metamorfisme batuan keras pada temperatur

sangat tinggi.

Page 5: Sifat Fisik Batubara

Beberapa pengaruh dalam proses coalifikasi

Abnormal coalification processes;

Abnormal pressure, misalnya karena perlipatan secara orogenetik, apat

mengakibatkan evolusi struktur yang berpengaruh luas terhadapat evolusi

kimiawi.

Radioactivity, memberikan efek terhadap coalification dimana uranium dan

thorium yang terkonsentrasi dalam batubara dan partikel alfa bombard (membom)

unsur organik, menyebabkan coalification tingkat tinggi pada lingkaran pengaruh

(ceating distinct contact halos)

Fenomena ini jarang terjadi, biasanya terbatas hanya psekitar butiran

mineralradioaktif dalam batubara

Intrusi batuan beku dapat mempengaruhi DOM daripada seam (lapisan) batubara

dengan 2 cara:

Pengaruh Intrusi pada batubara

Effek pertama adalah metamorfisma regional oleh intrusi magma kedalam seri

batuan sedimen diatas, atau biasanya dibawah coal seam.

Penambahan temperatur menghasilkan peninggian DOM sekitar intrusi (contoh

kasus batubara Gondwana di Afrika Selatan, dimana batubara sekitar ntrusi

cendrung teraltrasi membentuk anthracite)

SIFAT BATUBARA ( PROPERTIES OF COAL )

Batubara memiliki substansi yang kompleks dan meskipun demikian akan

dipelajari mengenai Fisika dan kimiawi penting tertentu,

Pada umumnya sifat batubara, antara lain:

1. Sifat umum (general properties)

Page 6: Sifat Fisik Batubara

2. Sifat fisika (phisical properties)

3. Sifat kimia (chemical properties)

4. Sifat teknis (technical properties).

Metode analisa standard :

Laboratorium Industri umumnya memakai 2 metode:

1. Analisis proximat,

Analisis proksimat batubara bertujuan untuk menentukan kadar Moisture

(air dalam batubara) kadar moisture ini mengcakup pula nilai free moisture serta

total moisture, ash (debu), volatile matters (zat terbang), dan fixed carbon (karbon

tertambat). Moisture ialah kandungan air yang terdapat dalam batubara sedangkan

abu (ash) merupakan kandungan residu non-combustible yang umumnya terdiri

dari senyawa-senyawa silika oksida (SiO2), kalsium oksida (CaO), karbonat, dan

mineral-mineral lainnya,Volatile matters adalah kandungan batubara yang

terbebaskan pada temperatur tinggi tanpa keberadaan oksigen (misalnya CxHy,

H2, SOx, dan sebagainya),

Fixed Carbon

Fixed carbon ialah kadar karbon tetap yang terdapat dalam batubara

setelah volatile matters dipisahkan dari batubara. Kadar fixed carbon ini berbeda

dengan kadar karbon (C) hasil analisis ultimat karena sebagian karbon berikatan

membentuk senyawa hidrokarbon volatile.

Nilai Kalor Batubara (Coal Calorific Value)

Salah satu parameter penentu kualitas batubara ialah nilai kalornya, yaitu

seberapa banyak energi yang dihasilkan per satuan massanya. Nilai kalor batubara

diukur menggunakan alat yang disebut bomb kalorimeter.

Kalorimater bom terdiri dari 2 unit yang digabungkan menjadi satu alat. Unit

pertama ialah unit pembakaran di mana batubara dimasukkan ke dalam bomb lalu

Page 7: Sifat Fisik Batubara

diinjeksikan oksigen lalu bomb tersebut dimasukkan kedalam bejana disini

batubara dibakar dengan adanya pasokan udara/oksigen sebagai pembakar. Unit

kedua ialah unit pendingin/kondensor (water handling)

Kadar Sulfur

Salah satu cara untuk menentukan kadar sulfur yaitu melalui pembakaran

pada suhu tinggi. Batubara dioksidasi dalam tube furnace dengan suhu mencapai

1350°C. Sulfur oksida (SOx) yang terbentuk sebagai hasil pembakaran kemudian

ditangkap oleh oleh detektor infra merah kalau menggunakan metode infrared

sedangkan kalau menggunakan metode HTM akan ditangkap oleh larutan

peroksida lalu dititrasi dengan natrium borat dan kemudian dianalisis.

Analisis ultimat. Analisis ultimat dilakukan untuk menentukan kadar

karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen, (N), dan sulfur (S) dalam

batubara. Seiring dengan perkembangan teknologi, analisis ultimat batubara

sekarang sudah dapat dilakukan dengan cepat dan mudah. Analisa ultimat ini

sepenuhnya dilakukan oleh alat yang sudah terhubung dengan komputer. Prosedur

analisis ultimat ini cukup ringkas; cukup dengan memasukkan sampel batubara ke

dalam alat dan hasil analisis akan muncul kemudian pada layar komputer.

Analisa Size Analisis

Data analisis dari suatu hasil tambang ialah satu data dari data-data yang

diperlukan dalam perancangan coal preparation plant, pada crushing plant dan

screening plant pemeriksaan size diperlukan untuk melihat apakah hasil dari

proses masih sesuai dengan spesifikasi atau tidak, pada proses loading dilakukan

untuk mengantisifasi masalah yang timbul karena kalau terlalu banyak yang fine

coal nilai total moisturenya cenderung meningkat dan akan berdebu pada saat

kering.

2. Analisis proximate

Page 8: Sifat Fisik Batubara

Analisis proximate menunjukan persen berat dari fixed carbon, bahan

mudah menguap, abu, dan kadar air dalam batubara. Jumlah fixed carbon dan

bahan yang mudah menguap secara langsung turut andil terhadap nilai panas

batubara. Fixed carbon bertindak sebagai pembangkit utama panas selama

pembakaran. Kandungan bahan yang mudah menguap yang tinggi menunjukan

mudahnya penyalaan bahan bakar. Kadar abu merupakan hal penting dalam

perancangan grate tungku, volum pembakaran, peralatan kendali polusi dan sistim

handling abu pada tungku. Analisis proximate untuk berbagai jenis batubara

Tabel . Analisis proximate untuk berbagai batubara (persen)

Parameter Batubara

India

Batubara

Indonesia

Batubara Afrika

Selatan

Kadar air 5,98 9,43 8,5

Abu 38,63 13,99 17

Bahan mudah

menguap

(volatile matter)

20,70 29,79 23,28

Fixed Carbon 34,69 46,79 51,22

Parameter-parameter tersebut digambarkan dibawah ini.

Fixed carbon:

Fixed carbon merupakan bahan bakar padat yang tertinggal dalam tungku

setelah bahan yang mudah menguap didistilasi. Kandungan utamanya adalah

karbon tetapi juga mengandung hidrogen, oksigen, sulfur dan nitrogen yang tidak

terbawa gas. Fixed carbon memberikan perkiraan kasar terhadap nilai panas

batubara.

Bahan yang mudah menguap (volatile matter):

Bahan yang mudah menguap dalam batubara adalah metan, hidrokarbon,

hydrogen, karbon monoksida, dan gas-gas yang tidak mudah terbakar, seperti

karbon dioksida dan nitrogen. Bahan yang mudah menguap merupakan indeks

dari kandunagnbahan bakar bentuk gas didalam batubara. Kandunag bahan yang

mudah menguap berkisar antara 20 hingga 35%.

Page 9: Sifat Fisik Batubara

Bahan yang mudah menguap:

Berbanding lurus dengan peningkatan panjang nyala api, dan membantu dalam

memudahkan penyalaan batubara

Mengatur batas minimum pada tinggi dan volum tungku

Mempengaruhi kebutuhan udara sekunder dan aspek-aspek distribusi

Mempengaruhi kebutuhan minyak bakar sekunder

Kadar abu

Abu merupakan kotoran yang tidak akan terbakar. Kandungannya berkisar

antara 5% hingga 40%. Abu:

Mengurangi kapasitas handling dan pembakaran

Meningkatkan biaya handling

Mempengaruhi efisiensi pembakaran dan efisiensi boiler

Menyebabkan penggumpalan dan penyumbatan

Kadar Air:

Kandungan air dalam batubara harus diangkut, di-handling dan disimpan

bersama-sama batubara. Kadar air akan menurunkan kandungan panas per kg

batubara, dan kandungannya berkisar antara 0,5 hingga 10%. Kadar air:

Meningkatkan kehilangan panas, karena penguapan dan pemanasan berlebih

dari uap

Membantu pengikatan partikel halus pada tingkatan tertentu

Membantu radiasi transfer panas

Kadar Sulfur

Pada umumnya berkisar pada 0,5 hingga 0,8%. Sulfur:

Mempengaruhi kecenderungan teradinya penggumpalan dan penyumbatan

Mengakibatkan korosi pada cerobong dan peralatan lain seperti pemanas udara

dan

economizers

Membatasi suhu gas buang yang keluar

Analisis Ultimate

Analsis ultimate menentukan berbagai macam kandungan kimia unsur-

unsur seperti karbon, hidrogen, oksigen, sulfur, dll. Analisis ini berguna dalam

Page 10: Sifat Fisik Batubara

penentuan jumlah udara yang diperlukan untuk pemakaran dan volum serta

komposisi gas pembakaran. Informasi ini diperlukan untuk perhitungan suhu

nyala dan perancangan saluran gas buang dll. Analisis ultimate untuk berbagai

jenis batubara diberikan dalam tabel dibawah.

Tabel. Analisis ultimate batubara

Parameter Batubara India, % Batubara Indonesia, %

Oksigen 9,89 11,88

Kadar Air 5,98 9,43

Bahan Mineral (1,1 x

Abu)

38,63 13,99

Karbon 41,11 58,96

Hidrogen 2,76 4,16

Nitrogen 1,22 1,02

Sulfur 0,41 0,56

Oksigen 9,89 11,88

Tabel . Hubungan antara analisis ultimate dengan analisis proximate

%C = 0,97C+ 0,7(VM - 0,1A) - M(0,6-0,01M)

%H = 0,036C + 0,086 (VM -0,1xA) - 0,0035M

2

(1-0,02M)

%N2 = 2,10 -0,020 VM

Dimana

C = % fixed carbon

A = % abu

VM = % bahan mudah menguap (volatile matter)

M = % kadar air

Tiga elemen-elemen pertama adalah tergantung kepada komposisi maseral dan

peringkat batubara tertentu. Elemen berikut utamanya maceral-independent. Sifat

Page 11: Sifat Fisik Batubara

fisika, kimiawi dan, teknis batubara tergantung kepada tipe batubara demikian

halnya terhadap peringkat batubara.

Sifat Umum (General properties) :

Warna, perbedaan warna /shades adalah catatan untuk berbagai macam litotipe

(yaitu cerah untuk vitrain, gelap untuk fusain). Yang lebih penting adalah

perubahan makroskopik dari coklat cerah ke gelap dalam batubara muda dan

hitam sempurna dalam batubara tua, tergantung pada peringkat.

Kilap, juga adalah tergantung pada maceral-independent, tetapi peningkatan

secara bertahap kilap berkaitan dengan pemantulan sinar (light reflectance) yaitu

typical daripada peningkatan peringkat batubara.

Nyala, berkaitan dengan peringkat, daya bakar batubara berbeda memiliki pula

nyala yang berbeda pula, terutama dengan hilangnya zat terbang (yaitu, batubara

zat terbang tinggi, pembakarannya panjang, dan batubara peringkat tinggi rendah

zat terbang terbakar dengan nyalanya pendek). Akan tetapi komposisi maseral

juga memegang peranan penting , tergantung atas jumlah exinites.

Pelapukan, mengurangi kilapan dan mengurangi kontras antar litotypes.

pelapukan disertai oleh oksidasi dan pengrusakan pada tekstur asal dalam

batubara. Singkapan yang melapuk tidak dapat dipakai untuk diskripsi dan

sampling (percontoan). Perpanjangan pelapukan batubara yang ditambang yang

terdapat di penampungan mengurangi kwalitas teknis. Derajat pelapukan

kadang-kadang diekspresikan dengan SLACKING INDEX: gumpalan batubara

akan terapung di air dan kering dan jumlah yang terpisah dapat dideterminasi

dengan pengayakan.

Spontaneous combustion, adalah suatu rekasi dimana tergantung kepada derajat

oksidasi, yaitu pelapukan batubara. Hal ini dapat berbahaya selama penambangan

jika tiba-tiba kontak dengan oksigen dari udara, dan terutama sekali kelembaban,

udara basah (damp air), disebabkan pengapian.

Sifat Fisika (Phisical properties):

Page 12: Sifat Fisik Batubara

Ultrafine structure; Batubara dapat diperikan sebagai substansi colloidal yang

terdiri dari partikel-partikel kecil atau micelles yang mempunyai dimeter mikron,

Peningkatan devolatilisasi (devolatilization), menyebabkan pertumbuhan

micelles lebih besar dan menjadi lebih teratur.

Densitas (density): densitas berkurang pada batubara muda (± 1.5 gr/cm3) hingga

batubara bituminous pada sekitar DOM 70 (1.25 gr/ cm3), dan kemudian

bertambah lagi hingga 1.5 pada antrasit dengan DOM 95, selanjutnya akan

meningkat tajam melalui meta-antrasit hingga grafit (± 2.2).

Porositas (porosity). Sebenarnya ada 2 sistim pori dalam batubara, yaitu: Yang

pertama dibentuk oleh pori-pori lebih besar dengan menembuskan mercury

dibawah tekanan, dan pori-pori ultrafines lainnya dengan memasukkan helium ,

Dalam batubara peringkat rendah porositas bisa lebih dari 20% , tetapi cepat

berkurang hingga minimum sekitar 2.5% pada DOM 75. bertambah kembali

kearah antrasit (± 10%).

Kompaksi (compaction), tergantung terutama kepada makroporositas,

Kapasitas Adsorpsi (adsorption capacity), tergantung atas area permukaan

internal batubara dan secara mendasar dalam mikroporositas. Tergantung pada

penyerapan gas pada low-temperature, Oleh karena itu gas methane , berasal dari

proses koalifikasi pada peringkat rendah , biasanya tidak dilepas tetapi diserap

oleh batubara. Bawaan ini berbahaya dengan akumulasi gas methane apabila

bercampur dengan oxygen dari udara dapat memberikan munculnya fire-dump

explosions (ledakan) di tambang batubara.

Moisture holding capacity atau “total moisture” atau “bed moisture”, dalam

batubara peringkat rendah tergantung besarnya makroporositas dan kecepatan

pengurangan dalam range batubara muda ( yaitu sesungghnya diklassifikasikan

dengan kandungan total moisture), hingga mencapai kurang dari 5% pada DOM

60, Porositas serupa, mencapai minimum sekitar 1% sekitar DOM 75 dan secara

nyata bertambah kembali hingga sekitar 2 – 3% dalam peringkat tertinggi.

Page 13: Sifat Fisik Batubara

Nilai kalori (calorific value), sebenarnya takaran nilai kalori, berbeda untuk 3

grup maseral; tertinggi pada exinite, menengah pda vitrinite dan terrendah pada

inertenit. Nilai kalori daripada vitrinite adalah parameter rank-classification untuk

batubara tua berderajat rendah dan ketinggiannya tergantung kepada kandungan

air (moisture content).

Kekuatan (strength), adalah berhubungan dengan kekerasan (hardness) dan

kerapuhan (friability), selanjutnya sifat daripada batubara muda lebih plastis,

Standard perkiraan untuk batubara tua adalah Vicker’s Hardness Test, Kekerasan

batubrara maximum yaitu pada DOM ± 65, minimum pada DOM 35 – 90,

dengan anthrasit yang memiliki DOM lebih tinggi dari 94 bertindak sebagai

material-material klastik. Mikrokekerasan (Microhardness) HV100 dalam kg/mm2

adalah Vicker microhadness untuk suatu beban 100 g. Kekuatan (the strength)

HV1000 dalam kg/mm2 adalah Vickers microhardness untuk beban 1000 g.

Konduktifitas kelistrikan, Konduktifitas panas, Sifat optis: Reflektifitas sinar,

Anisotrophy, Diffraksi sinar-x, Resonansi elektron, Immersion swelling, Thermal

expansion.

Keliatan (plastisitas), pada temperature kamar batubara bersifat/bertindak sebagai

kompak britel (brittle solid), Diskusi mengenai deformasi plastis dan plastisitas

pada temperature tinggi, adalah faktor penting dalam pemurnian batubara (coal

refining).

Sifat Kimia (Chemical Properties)

Sulphur (Belerang) hadir dalam jumlah sedikit sebagai campuran organic

bawaan (inherent) dalam batubara dan mungkin berasal dari protein dari tanaman

asli yang diperkaya oleh bakteri sulfur. Bubuk sulfur dalam batubara adalah

unsur mineral tambahan dan terdapat dalam jumlah yang bervariasi. Belerang

tidak diinginkan sebab bertindak sebagai polutan dalam atmosfer dalam atmosfer,

kontaminasi dalam distalasi gas, dan mengganggu dalam pembuatan kokas , sulit

terhidrilisis dan memiliki sifat efek korosif yang tinggi di dalam oven Sebagian

akan hilang dalam pengkokasan bercampur dengan zat terbang.

Page 14: Sifat Fisik Batubara

Nitrogen berasal dari protein unsur tanaman asli, biasanya dibawah 1% dan pada

batubara peringkat tinggi hadir hanya sebagai trace,

Pelarutan (Solubility); fraksi-fraksi terlarut dapat diekstraksi dari batubara

dengan berbagai macam larutan organic, tetapi perlarutan adalah tidak pernah

lengkap kecuali dibantu oleh temperatur tinggi untuk mengadakan degradasi

panas dan reaksi-reaksi dalam larutan.

Aromatik (Aromaticity) , batubara umumnya highly aromatic. Exinite kurang

aromatic sehubungan dengan vitrinites, tetapi dengan mikrinit bertentangan.

Sifat Teknis

Nilai praktis daripada suatu batubara adalah ditentukan oleh 3 faktor utama;

1. Kandungan unsur terbang (volatile matter) Kandungan volatile batubara

penting dalam ekstraksi coal tar dan gas. Pyrolysis, dimana batubara yang

dipanasi dalam oven dengan pengeluaran oksigen. Nama alternative adalah

“dry distillation”.

Produksi utama pyrolusis adalah: coal tar, coal gas, gas metan, gas coke ,

2. Kokabilitas (the Cokeability), Proses pengkokasan: semua batubara berupa

vitrinite adalah layak pengkokasan batubara, tetapi lebih pantas pada

peringkat range terbatas hingga medium (sebagian yang rendah), Dalam

proses pengkokasan, adalah peleburan batubara (the coal melt),

pengembangan (swells) dan pelepasan zat terbang. Titik yang penting

adalah peleburan dan devolatisasi,

• Hasil daripada pengkokasan adalah busa (foamy) peleburan porous

residu yang kaya dengan karbon.

• Kokas berkwalitas tinggi diharapkan mengandung kurang dari 7%

abu dan kurang dari 1.3% sulfur (dimana berdampak merugikan

terhadap logam).

3. Nilai panas (the heating values).

Page 15: Sifat Fisik Batubara

Ada 3 temperature range dalam pyrolysis :

Low temperature coking (up to ± 6000C)

Medium temperature coking (up to ± 8000C)

high temperature coking (up to ± 10000C).

dimana yang terakhir adalah sangat penting, menghasikan high kokas

kwalitas metalurgi (quality metallurgical coke) dipakai sebagai agen

pemisah dalam blast-furnaces (dapur) . Produk sampingnya (by product)

adalah ammonia, benzene, aromatic tars, dan gas.