simulasi gizi buruk kelompok 4 yuta

20
AREA MASALAH KESEHATAN Dalam Penentuan area masalah, pertama kali peneliti melakukan observasi ke Puskesmas Tegal Angus dengan mengacu kepada program –program puskesmas, analisis – analisis data program puskesmas dan mencari kelebihan dan kekurangan dalam program puskesmas yang telah di lakukan. Dari hasil observasi di puskesmas di temukan 6 program dasar berikut beberapa masalah di dalamnya : 1. Penyuluhan kesehatan masyarakat (PKM) a. Program penyuluhan tentang gizi kepada ibu hamil dan balita Pencapaian program penyuluhan gizi kepada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus masih cukup rendah. Angka pengetahuan gizi sebesar 50,2%, praktik konsumsi gizi 48,5%, tingkat kecukupan protein 42,4%, tingkat kecukupan Fe sebesar 61%. b. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pencapaian 10 indikator PHBS Tatanan Rumah Tangga di wilayah kerja UPT Puskesmas Tegal Angus hasil pendataan tahun 2010, meliputi : Tidak merokok dalam rumah 24,75 %, Memberantas jentik nyamuk 67,1 %, Asi Eksklusif 75,7 %, Makan sayur dan buah setiap hari 96,31 %, Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun 97,2 %, Jamban sehat 98,4 %, melakukan aktivitas fisik setiap hari 99,21 %, Memakai air bersih 100 %, Menimbang bayi dan balita 1

Upload: yunita-eka-putri-dungga

Post on 26-Oct-2015

68 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kegiatan ph

TRANSCRIPT

Page 1: Simulasi Gizi Buruk Kelompok 4 Yuta

AREA MASALAH KESEHATAN

Dalam Penentuan area masalah, pertama kali peneliti melakukan observasi ke

Puskesmas Tegal Angus dengan mengacu kepada program –program puskesmas,

analisis – analisis data program puskesmas dan mencari kelebihan dan kekurangan

dalam program puskesmas yang telah di lakukan. Dari hasil observasi di puskesmas di

temukan 6 program dasar berikut beberapa masalah di dalamnya :

1.Penyuluhan kesehatan masyarakat (PKM)

a. Program penyuluhan tentang gizi kepada ibu hamil dan balita

Pencapaian program penyuluhan gizi kepada ibu hamil di wilayah kerja

Puskesmas Tegal Angus masih cukup rendah. Angka pengetahuan gizi

sebesar 50,2%, praktik konsumsi gizi 48,5%, tingkat kecukupan protein

42,4%, tingkat kecukupan Fe sebesar 61%.

b. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Pencapaian 10 indikator PHBS Tatanan Rumah Tangga di wilayah kerja UPT

Puskesmas Tegal Angus  hasil pendataan tahun 2010, meliputi : Tidak

merokok dalam rumah 24,75 %, Memberantas jentik nyamuk 67,1 %, Asi

Eksklusif 75,7 %, Makan sayur dan buah setiap hari 96,31 %, Mencuci

tangan dengan air bersih dan sabun 97,2 %, Jamban sehat 98,4 %, melakukan

aktivitas fisik setiap hari 99,21 %, Memakai air bersih 100 %, Menimbang

bayi dan balita ( 100%), Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 100 %.

2.Kesehatan lingkungan

a. Survey jentik nyamuk

Pencapaian survey jentik nyamuk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus

dimana ABJ (Angka Bebas Jentik Cukup Tinggi (< 80 %)

b. Pengawasan saluran pembuangan limbah, sumber air minum-jamban keluarga,

tempat-tempat umum dan institusi kesehatan. Terlihat bahwa kegiatan yang

belum mencapai 100 % adalah kegiatan pengawasan sanitasi tempat-tempat

umum 94 % dan penyehatan lingkungan pemukiman dan jamban keluarga 55

%. Hal ini disebabkan sanitasi tempat-tempat umum yang memenuhi syarat

89%, pemeriksaan penyehatan lingkungan pada perumahan 55% dari 4948

rumah seharusnya diperiksa

1

Page 2: Simulasi Gizi Buruk Kelompok 4 Yuta

3.KIA dan KB

Pelayanan KB

Sasaran pelayanan KB aktif PUS pada tahun 2012 sebanyak 12.294 orang, jumlah

pencapaian cakupan tahun 2012 sebanyak 8120 orang (66,05%) sedangkan target

sebanyak 9836 orang (80%), dengan demikian pelayanan KB aktif masih terdapat

kesenjangan sebesar 13,95%.

Pelayanan KIA

Pemeriksaan ibu hamil (K 1)

Sasaran pelayanan K1 pada tahun 2011 sebanyak 1822 orang, jumlah cakupan

tahun 2011 sebanyak 1793 orang (98,4%) sedangkan target sebanyak 1750 orang

(96%). Dengan demikian pelayanan K1 Ibu Hamil telah memenuhi target.

Pelayanan Kesehatan Bayi (Neonatal)

Sasaran pelayanan N1 pada tahun 2012 sebanyak 1500 orang (70%) sedangkan

target sebanyak 2000 orang (90%), dengan demikian pelayanan N1 masih jauh

dari target.

4.Perbaikan gizi

a. Balita yang mendapat kapsul Vitamin A

Cakupan balita yang mendapat kapsul Vitamin A dosis tinggi di Puskesmas

Tegal Angus tahun 2012 sebesar 87,24% .

b. Ibu Hamil yang mendapat 90 Tablet Fe

Cakupan Ibu Hamil yng mendapat 90 Tablet Fe untuk Puskesmas Tegal

Angus Tahun 2012 sebesar 89,33% menurun dari tahun 2011 yang mencapai

98,7%. 

c. Pemberian makanan pendamping ASI pada bayi BGM dari Gakin

Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada bayi BGM dan Gakin

untuk Puskesmas Tegal Angus tahun 2012 sebesar 60% menurun dari tahun

2011.

2

Page 3: Simulasi Gizi Buruk Kelompok 4 Yuta

d. Balita Gizi Buruk yang mendapat perawatan di Puskesmas Tegal Angus

Tahun 2012 sebesar 80% sama dengan tahun 2011.

5.Pemberantasan penyakit menular (P2M)

a. Program imunisasi

b. Program TB paru dengan kegiatan penemuan penderita TBC

c. Program malaria dengan angka insiden malaria (AMI)

d. Program ISPA dengan frekuensi penemuan dan penaggulangan pneumonia

e. Program diare meliputi frekuensi penanggulangan diare

f. Program rabies

g. Pemberantasan P2B2 demam berdarah

6.Pengobatan dasar

a. Pengobatan rawat jalan

b. Pengendalian persediaan tingkat kecukupan obat/triwulan

c. Pencatatan jumlah Polifarmasi: rasional/tidak

Setelah menemukan data dari puskesmas, peneliti berkunjung ke keluarga binaan

masing – masing. Tiap – tiap peneliti diwajibkan menemukan area masalah pada

masing – masing keluarga binaan. Berikut hasil temuan tiap peneliti pada keluarga

binaan masing - masing :

1.Pemberantasan tempat perindukan nyamuk

2. Perilaku bersih

3. Diare pada balita

4. Gizi buruk

5. Tb Paru pada dewasa

6. Peralatan makan

7. Pengetahuan cuci tangan

Mempertimbangkan hasil temuan data di puskesmas dan hasil penentuan prioritas

masalah dengan metode delphi. Metode delphi adalah suatu teknik membuat

keputusan yang dibuat oleh suatu kelompok, dimana anggotanya terdiri dari para ahli

atas masalah yang akan diputuskan. Proses penetapan Metode Delphi dimulai degan

3

Page 4: Simulasi Gizi Buruk Kelompok 4 Yuta

identifikasi masalah yang akan dicari penyelesaiannya (Harold dkk, 1975 : 40-55).

Berikut ini merupakan proses Metode Delphi :

Setelah kami melakukaan survey pada data program dasar di Puskesmas Tegal Angus

dan kunjungan ke keluarga binaan, kami menemukan berbagai masalah yang telah

diuraikan diatas. Setelah itu kami berdiskusi sesuai dengan dasar keahlian kami yang

sama kami memutuskan untuk mengangkat masalah mengenai tingginya angka gizi

buruk di desa Tanjung Pasir.

Alasan kami mengangkat masalah tersebut adalah :

1. Masih rendahnya angka penyuluhan mengenai gizi balita

2. Masih rendahnya pelayanan kesehatan bayi di Puskesmas Tegal Angus

3. Tingginya angka balita yang mendapatkan perawatan gizi buruk di

Puskesmas Tegal Angus

4. Adanya anggota keluarga binaan yang menderita gizi buruk

5. Masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang makanan 4 sehat 5

sempurna

4

Page 5: Simulasi Gizi Buruk Kelompok 4 Yuta

KERANGKA TEORI

Teori perilaku Lawrence green atau pengetahuan

UNICEF (1988) telah mengembangkan kerangka konsep makro (lihat skema.)

sebagai salah satu strategi untuk menanggulangi masalah kurang gizi. Dalam

kerangka tersebut ditunjukkan bahwa masalah gizi kurang dapat disebabkan oleh:

A. Penyebab langsung

Makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan gizi kurang.

Timbulnya gizi kurang tidak hanya dikarenakan asupan makanan yang kurang,

tetapi juga penyakit. Anak yang mendapat cukup makanan tetapi sering

menderita sakit, pada akhirnya dapat menderita gizi kurang. Demikian pula pada

5

Page 6: Simulasi Gizi Buruk Kelompok 4 Yuta

anak yang tidak memperoleh cukup makan, maka daya tahan tubuhnya akan

melemah dan akan mudah terserang penyakit.

B. Penyebab tidak langsung

Ada 3 penyebab tidak langsung yang menyebabkan gizi kurang yaitu :

- Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai. Setiap keluarga

diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota

keluarganya dalam jumlah yang cukup, baik jumlah maupun mutu gizinya.

- Pola pengasuhan anak kurang memadai. Setiap keluarga dan mayarakat

diharapkan dapat menyediakan waktu, perhatian, dan dukungan terhadap

anak agar dapat tumbuh kembang dengan baik, baik fisik, mental dan sosial.

- Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai. Sistim pelayanan

kesehatan yang ada diharapkan dapat menjamin penyediaan air bersih dan

sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh setiap keluarga yang

membutuhkan.

Ketiga faktor tersebut berkaitan dengan tingkat pendidikan, pengetahuan dan

keterampilan keluarga. Makin tinggi tingkat pendidikan, pengetahuan dan

ketrampilan, makin baik tingkat ketahanan pangan keluarga, makin baik pola

pengasuhan maka akan makin banyak keluarga yang memanfaatkan pelayanan

kesehatan.

C. Pokok masalah di masyarakat

Kurangnya pemberdayaan keluarga dan kurangnya pemanfaatan sumber daya

masyarakat berkaitan dengan berbagai faktor langsung maupun tidak langsung.

D. Akar masalah

Kurangnya pemberdayaan wanita dan keluarga serta kurangnya pemanfaatan

sumber daya masyarakat terkait dengan meningkatnya pengangguran, inflasi dan

kemiskinan yang disebabkan oleh krisis ekonomi, politik dan keresahan sosial

6

Page 7: Simulasi Gizi Buruk Kelompok 4 Yuta

yang menimpa Indonesia sejak tahun 1997. Keadaan tersebut teleh memicu

munculnya kasus-kasus gizi buruk akibat kemiskinan dan ketahanan pangan

keluarga yang tidak memadai.

7

Sanitasi dan air bersih/pelayanan kesehatan dasar tidak memadai

Penyebab langsung

Kurang Gizi Dampak

Penyebab tidak langsung

Page 8: Simulasi Gizi Buruk Kelompok 4 Yuta

Pengangguran, inflasi, kurang pangan dan kemiskinan

Sumber : UNICEF (1988) DENGAN PENYESUAIAN

Teori penyakit mengunakan Teori Jaringan Sebab Akibat (Jaring Laba-Laba)

Dicetuskan oleh Mc Mohan. Hakikat konsep ini adalah efek yg terjadi tidak

tergantung kepada penyebab-penyebab yang terpisah secara mandiri, tetapi lebih

merupakan perkembangan sebagai suatu akibat dari suatu rangkaian sebab-akibat,

dimana setiap hubungan itu sendiri hasil dari silsilah(geneologi) yg mendahuluinya

dan yang kompleks (complex geneology of antecenden).

KERANGKA KONSEP

8

Makanan tidak seimbang InfeksiTidak cukup Persediaan pangan

Kurang pendidikanPengetahuan dan

ketrampilan

Pola asuh anak tidak memadai

Kurangnya pemberdayaan wanita dan keluarga, kurang pemanfaatan

sumberdaya masyarakat

Krisis Ekonomi, Politik, dan Sosial

Akar masalah

Pokok masalah di masyarakat

Pendidikan dan Pengetahuan ibu

Tingkat sosial ekonomi Pendapatan perkapita keluarga

Page 9: Simulasi Gizi Buruk Kelompok 4 Yuta

DEFINISI OPERASIONAL

NO Variabel Definisi Alat Cara Hasil Skala

1. Status gizi

pada balita

Keadaan tubuh

balita (1-5

tahun) akibat

konsumsi,

absorpsi, dan

penggunaan zat

gizi.

Timbanga

n bayi Pemeriksaan

fisik

Gizi buruk <

- 3 SD.

Gizi kurang

> -3 SD s/d –

2 SD.

Gizi baik > -

2 SD s/d + 2

SD.

Ordindssa

l

9

STATUS GIZI PADA BALITA

Penyakit penyerta

Sarana pelayanan kesehatan masyarakat

Sanitasi lingkungan yang buruk

Page 10: Simulasi Gizi Buruk Kelompok 4 Yuta

Gizi lebih >

+ 2 SD

2. Pendapatan

perkapita

keluarga

Jumlah

penghasilan

yang diperoleh

dari kegiatan

atau pekerjaan

anggota

keluarga dibagi

dengan jumlah

anggota

keluarga yang

ada dalam

periode waktu

bulan yang

dinyatakan

dalam rupiah

Kuesioner Wawancara Kurang = <

Rp.1.250000

Cukup =

Rp.1.250.000

Lebih = >

Rp.1.250.000

Ordinal

3. Penyakit

penyerta

Ada tidaknya

penyakit

penyerta yang

menyertai

status gizi

buruk pada

balita

(TB,HIV,ISPA)

Rekam

medis

observasi Ya/Tidak Nominal

4. BBLR Riwayat berat

badan balita

kurang dari

2500g

Rekam

medis

observasi Ya/tidak Nominal

5. Pendidikan

ibu

Tingkat

pendidikan

terakhir yang

telah

Kuesioner Wawancara Ya/Tidak Nominal

10

Page 11: Simulasi Gizi Buruk Kelompok 4 Yuta

diselesaikan

oleh ibu

penderita.

6. Pengetahuan

ibu tentang

gizi balita

Kemampuan

ibu menjawab

pertanyaan

tentang gizi.

Kuesioner Wawancara Baik = 80%

Sedang = 60-

79%

Kurang =

60%

Ordinal

KUESIONER DIAGNOSIS DAN INTERVENSI KOMUNITAS

AREA MASALAH GIZI BURUK PADA DI RUMAH KELUARGA BINAAN

DESA TANJUNG PASIR KECAMATAN TELUK NAGA

I. Identitas Responden

Nama Ibu :

Jumlah Balita :

Nama Balita : 1.

11

Page 12: Simulasi Gizi Buruk Kelompok 4 Yuta

2.

3.

Umur balita : 1.

2.

3.

Alamat :

II. Sosial Ekonomi Keluarga

1. Pendidikan ibu :

a. Tidak sekolah

b. Tamat SD

c. Tamat SLTP

d. Tamat SLTA

e. Tamat Akademi/Perguruan Tinggi

2. Pekerjaan ibu :

a. Tidak Bekerja

b. Bekerja

12

Page 13: Simulasi Gizi Buruk Kelompok 4 Yuta

3. Pendapatan keluarga :

a. ≤ Rp. 1.250.000/ bulan

b. > Rp. 1.250.000/ bulan

3a. Dengan jumlah pendapatan tersebut, apakah sudah cukup untuk memenuhi

kebutuhan keluarga sehari-hari?

3b. Berapa jumlah pengeluaran yang ibu gunakan untuk konsumsi pangan keluarga

selama satu bulan?

3c. Berapa jumlah anggota keluarga yang ditanggung?

4. Jumlah anak : .............

III. Pengetahuan ibu tentang gizi pada balita

1. Menurut ibu, seberapa seringkah sebaiknya menimbang berat badan balita?

a. 1-2 bulan sekali

b. 1 tahun sekali

c. 3-6 bulan sekali

13

Page 14: Simulasi Gizi Buruk Kelompok 4 Yuta

2. Menurut ibu, apakah tujuan dari penimbangan berat badan secara teratur pada

balita ?

a. Sekedar mengetahui berat badan

b. Mengetahui status gizi

c. Untuk keperluan data di Puskesmas/Posyandu

3. Menurut ibu, bagaimanakah cara menilai balita anda cukup gizinya?

a. Bayi/balita yang gemuk dan montok

b. Berat badan bayi/balita berada di atas Garis merah pada Kartu Menuju Sehat

(KMS)

c. Tidak tahu

4. Menurut ibu, makanan apakah yang terbaik bagi bayi?

a. Susu formula

b. Makanan biasa

c. ASI

5. Menurut ibu, Pilihan menu makanan yang paling bergizi adalah ……

a. nasi putih, jagung, tempe, susu

b. nasi putih, ikan, ayam, tahu

c. nasi putih, ayam, sayur, pisang, susu

6. Sepengatuan ibu garam apakah yang baik untuk dikonsumsi?

a. yang beryodium

b. yang mahal

c. semua garam baik

7. Apakah ibu mengetahui tanda-tanda anak yang memiliki gizi kurang?

a. rambut kusam, berat badan kurang

b. selalu mengantuk, berat badan tetap

c. berat badan kurang, selalu menangis

14

Page 15: Simulasi Gizi Buruk Kelompok 4 Yuta

8. Apakah ibu mengetahui vitamin apa yang diberikan pada bayi di posyandu?

a. vitamin A

b. vitamin D

c. vitamin C

9. Apakah ibu mengetahui arti dari ASI ekslusif ?

a. ASI yang diberikan tanpa batas waktu

b. Memberikan ASI dan makanan pendamping lainnya (susu, bubur, nasi tim, dan

lain-lain)

c. Memberikan ASI saja untuk bayi umur 0-6 bulan tanpa makanan pendamping

lainnya

10. Menurut ibu, apakah kelebihan ASI dibandingkan dengan susu formula?

a. Mengenyangkan bayi

b. Membangun kekebalan tubuh bayi, murah, mendekatkan hubungan ibu dan anak

c. Sama saja seperti susu formula

15