sindrom steven-johnson materi.doc
TRANSCRIPT
7/26/2019 SINDROM STEVEN-JOHNSON MATERI.doc
http://slidepdf.com/reader/full/sindrom-steven-johnson-materidoc 1/10
SINDROM STEVEN-JOHNSON, Manifestasi Klinis dan Penanganannya.
Sindro ste!en-"o#nson $SSJ% er&'a(an s&at& (&'&lan ge"ala (linis er&'si
&(o(&tane&s yang ditandai ole# trias (elainan 'ada (&lit !esi(&lo)&losa,
&(osa orifisi& serta ata disertai ge"ala && )erat.
Sinonimnya antara lain: sindrom de Friessinger-Rendu, eritema eksudativum
multiform mayor, eritema poliform bulosa, sindrom mukolutaneo-okular,
dermatostomatitis, dll. Istilah eritema multiforme yang sering dipakai sebetulnya
hanya merujuk pada kelainan kulitnya saja.
• Bentuk klinis SS berat jarang terdapat pada bayi, anak ke!il atau orang tua.
"elaki dilaporkan lebih sering menderita SS daripada perempuan.
• #idak terdapat ke!enderungan rasial terhadap SS $alaupun terdapat
laporan yang menghubungkan kekerapan yang lebih tinggi pada jenis %"&
tertentu.
Penye)a)
• 'tiologi SS sukar ditentukan dengan pasti karena dapat disebabkan oleh
berbagai faktor, $alaupun pada umumnya sering dikaitkan dengan respons
imun terhadap obat.
• Beberapa faktor timbulnya SS diantaranya: infeksi (virus, jamur, bakteri,
parasit)
• *bat (salisilat, sulfa, penisilin, etambutol, tegretol, tetrasiklin, digitalis,
kontraseptif)
• +akanan (!okelat)
• Fisik (udara dingin, sinar matahari, sinar )
• "ain-lain (penyakit polagen, keganasan, kehamilan)
*a(tor 'enye)a) ti)&lnya Sindro Ste!en-Jo#nson
7/26/2019 SINDROM STEVEN-JOHNSON MATERI.doc
http://slidepdf.com/reader/full/sindrom-steven-johnson-materidoc 2/10
Infe(sivirusjamurbakteriparasit%erpes simpleks, +y!oplasma pneumoniae,
vaksiniakoksidioidomikosis, histoplasmastreptokokus,
Staphylococcs haemolyticus, Mycobacterium
tuberculosis, salmonelamalariaO)at salisilat, sulfa, penisilin, etambutol, tegretol,
tetrasiklin, digitalis, kontraseptif, klorpromain,
karbamaepin, kinin, analgetikantipiretik
Ma(anan /oklat
*isi( udara dingin, sinar matahari, sinar
+ain-lain penyakit kolagen, keganasan, kehamilan
(Dikutip dengan modifikasi dari SL Moschella dan HJ Hurley, 19!"
• 0eterlibatan kausal obat tersebut ditujukan terhadap obat yang diberikan
sebelum masa a$itan setiap gejala klinis yang di!urigai (dapat sampai 12
hari). Bila pemberian obat diteruskan dan gejala klinis membaik maka
hubungan kausal dinyatakan negatif. Bila obat yang diberikan lebih dari satu
ma!am maka semua obat tersebut harus di!urigai mempunyai hubungan
kausal.
• *bat tersering yang dilaporkan sebagai penyebab adalah golongan salisilat,
sulfa, penisilin, antikonvulsan dan obat antiinflamasi non-steroid.
• Sindrom ini dapat mun!ul dengan episode tunggal namun dapat terjadi
berulang dengan keadaan yang lebih buruk setelah paparan ulang terhadap
obat-obatan penyebab.
PTO*ISIO+OI
• 3atogenesis SS sampai saat ini belum jelas $alaupun sering dihubungkan
dengan reaksi hipersensitivitas tipe III (reaksi kompleks imun) yang
disebabkan oleh kompleks soluble dari antigen atau metabolitnya dengan
antibodi Ig+ dan Ig4 dan reaksi hipersensivitas lambat (delayed-type
hipersensitivity rea!tions, tipe I5) adalah reaksi yang dimediasi oleh limfosit #
yang spesifik.
• 3ada beberapa kasus yang dilakukan biopsi kulit dapat ditemukan endapan
Ig+, Ig&, /6, dan fibrin, serta kompleks imun beredar dalam sirkulasi.
• &ntigen penyebab berupa hapten akan berikatan dengan karier yang dapat
merangsang respons imun spesifik sehingga terbentuk kompleks imun
7/26/2019 SINDROM STEVEN-JOHNSON MATERI.doc
http://slidepdf.com/reader/full/sindrom-steven-johnson-materidoc 3/10
beredar. %apten atau karier tersebut dapat berupa faktor penyebab (misalnya
virus, partikel obat atau metabolitnya) atau produk yang timbul akibat aktifitas
faktor penyebab tersebut (struktur sel atau jaringan sel yang rusak dan
terbebas akibat infeksi, inflamasi, atau proses metabolik). 0ompleks imun
beredar dapat mengendap di daerah kulit dan mukosa, serta menimbulkan
kerusakan jaringan akibat aktivasi komplemen dan reaksi inflamasi yang
terjadi.
• 0erusakan jaringan dapat pula terjadi akibat aktifitas sel # serta mediator
yang dihasilkannya. 0erusakan jaringan yang terlihat sebagai kelainan klinis
lokal di kulit dan mukosa dapat pula disertai gejala sistemik akibat aktifitas
mediator serta produk inflamasi lainnya.
• &danya reaksi imun sitotoksik juga mengakibatkan apoptosis keratinosit yang
akhirnya menyebabkan kerusakan epidermis.
EJ+ K+INIK
• 7ejala prodromal berkisar antara 2-28 hari berupa demam, malaise, batuk,
korial, sakit menelan, nyeri dada, muntah, pegal otot dan atralgial yang
sangat bervariasi dalam derajat berat dan kombinasi gejala tersebut.
• 0ulit berupa eritema, papel, vesikel, atau bula se!ara simetris pada hampir
seluruh tubuh.
• +ukosa berupa vesikel, bula, erosi, ekskoriasi, perdarahan dan kusta
ber$arna merah. Bula terjadi medadak dalam 2-28 hari gejala prodromal,
mun!ul pada membran mukosa, membran hidung, mulut, anorektal, daerah
vulvovaginal, dan meatus uretra. Stomatitis ulseratif dan krusta hemoragis
gambaran utama.
• +ata: konjungtivas katalaris, blefarokonjungtivis, iritis, iridosiklitis, kelopak
mata edema dan sulit dibuka, pada kasus berat terjadi erosi dan perforasi
kornea yang dapat menyebabkan kebutaan./edera mukosa okuler merupakan faktor pen!etus yang menyebabkan
terjadinya o!ular !i!atri!ial pemphigoid, merupakan inflamasi kronik dari
mukosa okuler yang menyebabkan kebutaan. 9aktu yang diperlukan mulai
onset sampai terjadinya o!ular !i!atri!ial pemphigoid bervariasi mulai dari
beberapa bualn sampai 62 tahun.
DINOSIS
7/26/2019 SINDROM STEVEN-JOHNSON MATERI.doc
http://slidepdf.com/reader/full/sindrom-steven-johnson-materidoc 4/10
• 4iagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis, dan
laboratorium. &namnesis dan pemeriksaan fisis ditujukan terhadap kelainan
yang dapat sesuai dengan trias kelainan kulit, mukosa, mata, serta
hubungannya dengan faktor penyebab.• Se!ara klinis terdapat lesi berbentuk target, iris, atau mata sapi, kelainan
pada mukosa, demam, dan hasil biopsi yang sesuai dengan SS.
• 3emeriksaan laboratorium ditujukan untuk men!ari hubungan dengan faktor
penyebab serta untuk penatalaksanaan se!ara umum. 3emeriksaan yang
rutin dilakukan diantaranya adalah pemeriksaan darah tepi (hemoglobin,
leukosit, trombosit, hitung jenis, hitung eosinofil total, "'4), pemeriksaan
imunologik (kadar imunoglobulin, komplemen /6 dan /8, kompleks imun),
biakan kuman serta uji resistensi dari darah dan tempat lesi, serta
pemeriksaan histopatologik biopsi kulit.
• %asil biopsi dapat menunjukkan adanya nekrosis epidermis dengan
keterlibatan kelenjar keringat, folikel rambut dan perubahan dermis.
• &nemia dapat dijumpai pada kasus berat yang menunjukkan gejala
perdarahan.
• "eukosit biasanya normal atau sedikit meninggi, dan pada hitung jenis
terdapat peninggian eosinofil.
•0adar Ig7 dan Ig+ dapat meninggi, /6 dan /8 normal atau sedikit menurun,
dan dapat dideteksi adanya kompleks imun yang beredar.
• 3emeriksaan histopatologik dapat ditemukan gambaran nekrosis di epidermis
sebagian atau menyeluruh, edema intrasel di daerah epidermis,
pembengkakan endotel, serta eritrosit yang keluar dari pembuluh darah
dermis superfisial.
• 3emeriksaan imunofluoresen dapat memperlihatkan endapan Ig+, Ig&, /6,
dan fibrin. ntuk mendapat hasil pemeriksaan imunofluoresen yang baik
maka bahan biopsi kulit harus diambil dari lesi baru yang berumur kurang dari
18 jam.
DINOSIS NDIN
7/26/2019 SINDROM STEVEN-JOHNSON MATERI.doc
http://slidepdf.com/reader/full/sindrom-steven-johnson-materidoc 5/10
• ;ekrosis epidermal toksik (;'#) dimana manifestasi klinis hampir serupa
tetapi keadaan umum ;'# terlihat lebih buruk daripada SS.
• 'rythema +ultiforme
• Burns, /hemi!al
• Burns, *!ular
• Staphylo!o!!al S!alded Skin Syndrome
• #o<i! 'pidermal ;e!rolysis
• Burns, #hermal
• 4ermatitis, '<foliative
• #o<i! Sho!k Syndrome
PENT+KSNN
• #erapi suportif merupakan tata laksana standar pada pasien SS. 3asien
yang umumnya datang dengan keadaan umum berat membutuhkan !airan
dan elektrolit, serta kebutuhan kalori dan protein yang sesuai se!ara
parenteral. 3emberian !airan tergantung dari luasnya kelainan kulit dan
mukosa yang terlibat. 3emberian nutrisi melalui pipa nasogastrik dilakukan
sampai mukosa oral kembali normal. "esi di mukosa mulut diberikan obat
pen!u!i mulut dan salep gliserin.• ntuk infeksi, diberikan antibiotika spektrum luas, biasanya dipergunakan
gentamisin = mgkgBBhari intramuskular dalam dua dosis. 3emberian
antibiotik selanjutnya berdasarkan hasil biakan dan uji resistensi kuman dari
sediaan lesi kulit dan darah.
• 0ortikosteroid diberikan parenteral , biasanya deksametason dengan dosis
a$al 2 mgkgBB bolus, kemudian selama 6 hari >,1->,= mgkgBB tiap ? jam,
setelah itu diturunkan berangsur-angsur dan bila mungkin diganti dengan
prednison per oral. 3emberian kortikosteroid sistemik sebagai terapi SS
7/26/2019 SINDROM STEVEN-JOHNSON MATERI.doc
http://slidepdf.com/reader/full/sindrom-steven-johnson-materidoc 6/10
masih kontroversial. Beberapa menganggap bah$a penggunaan steroid
sistemik pada anak bisa menyebabkan penyembuhan yang lambat dan efek
samping yang signifikan, namun ada juga yang menganggap steroid
menguntungkan dan menyelamatkan nya$a.
• 3enggunaan %uman Intravenous Immunoglobulin (I5I7) dapat menghentikan
progresivitas penyakit SS dengan dosis total 6 grkgBB selama 6 hari
berturut-turut (2 grkgBBhari selama 6 hari).
• 4ilakukan pera$atan kulit dan mata seta pemberian antibiotik topikal. 0ulit
dapat dibersihkan dengan larutan salin fisiologis atau dikompres dengan
larutan Burro$. 3ada kulit atau epidermis yang mengalami nekrosis dapat
dilakukan debridement. ntuk men!egah sekuele okular dapat diberikan tetes
mata dengan antiseptik.• Faktor penyebab (obat atau faktor lain yang diduga sebagai penyebab) harus
segera dihentikan atau diatasi. 4eteksi dari penyebab yang paling umum
seperti ri$ayat penggunaan obat-obatan terakhir, serta hubungannya dengan
perkembangan penyakit terutama terhadap episode SS, terbukti bermanfaat
dalam manajemen SS.
• &ntibiotik spektrum luas, selanjutnya berdasarkan hasil biakan dan uji
resistensi kuman dari sediaan lesi kulit dan darah.
• &ntihistamin bila perlu. #erutama bila ada rasa gata. *enirain #idrogen
aleat (&vil) dapat diberikan dengan dosis untuk usia 2-6 tahun @,=
mgdosis, untuk usia 6-21 tahun 2= mgdosis, diberikan 6 kalihari.
Sedangkan untuk setiri/in dapat diberikan dosis untuk usia anak 1-= tahun:
1.= mgdosis, 2 kalihariA ? tahun: =-2> mgdosis, 2 kalihari. 3era$atan kulit
dan mata serta pemberian antibiotik topikal.
• Bula di kulit dira$at dengan kompres basah larutan Buro$i.
• #idak diperbolehkan menggunakan steroid topikal pada lesi kulit.
• "esi mulut diberi kenalog in orabase.• #erapi infeksi sekunder dengan antibiotika yang jarang menimbulkan alergi,
berspektrum luas, bersifat bakterisidal dan tidak bersifat nefrotoksik, misalnya
(lindaisin intravena C-2? mgkghari intravena, diberikan 1 kalihari.
PRONOSIS
3ada kasus yang tidak berat, prognosisnya baik, dan penyembuhan terjadi dalam
$aktu 1-6 minggu. 0ematian berkisar antara =-2=D pada kasus berat denganberbagai komplikasi atau pengobatan terlambat dan tidak memadai. 3rognosis lebih
7/26/2019 SINDROM STEVEN-JOHNSON MATERI.doc
http://slidepdf.com/reader/full/sindrom-steven-johnson-materidoc 7/10
berat bila terjadi purpura yang lebih luas. 0ematian biasanya disebabkan oleh
gangguan keseimbangan !airan dan elektrolit, bronkopneumonia, serta sepsis.
D*TR P0STK
• M1Kenna JK, +eiferan KM. 4ermatologi! drug rea!tions. Immunolo and
&llergy /lin ;orth &m 1>>8A18:6EE-816.• /arroll +/, ueng-ue 0&, 'sterly ;B. 4rug-indu!ed hypersensitivity
syndrome in pediatri! patients. 3ediatri!s 1>>2A 2>C : 8C=-E1.
• 7ru!halla R. : nderstanding drug allergies. &llergy /lin Immunol 1>>>A 2>=: S?6@-88.
• Reilly #3, "ash "%, 4oll +&. & role for bioa!tivation and !ovalent binding$ithin epidermal keratino!ytes in sulfonamide-indu!ed !utaneous drugrea!tions. Invest 4ermatol 1>>>A 228 : 22?8G@6.
• a$alkar ;, 'gli F, %ari . Infiltration of !ytoto<i! # !ells in drug-indu!ed
!utaneous eruptions. /lin '<p &llergy 1>>>A 6> : C8@-==.
7/26/2019 SINDROM STEVEN-JOHNSON MATERI.doc
http://slidepdf.com/reader/full/sindrom-steven-johnson-materidoc 8/10
• a$alkar ;, Shrikhande +, %ari . 'viden!e for a role for I"-= and eota<in ina!tivating and re!ruiting eosinophils in drug-indu!ed !utaneous eruptions. &llergy /lin Immunol 1>>>A 2>? : 22@2-@?.
• Fren!h "'. #o<i! epidermal ne!rolysis and Stevens ohnson syndrome: our
!urrent understanding. #llergol $nt . +ar 1>>?A==(2):E-2?.
• %allgren , #engvall-"inder +, 3ersson +, et al. Stevens-ohnson syndrome
asso!iated $ith !iproflo<a!in: a revie$ of adverse !utaneous events reportedin S$eden as asso!iated $ith this drug. J #m #cad Dermatol . ;ov 1>>6A8E(=Suppl):S1?@-E.
• +etry 49, "ahart /, Farmer 0", %erbert &&. Stevens-ohnson syndrome!aused by the antiretroviral drug nevirapine. J #m #cad Dermatol . Feb1>>2A88(1 Suppl):6=8-@.
• +o!kenhaupt +, +essenheimer , #ennis 3, et al. Risk of Stevens-ohnson
syndrome and to<i! epidermal ne!rolysis in ne$ users of antiepilepti!s.%eurology . &pr 21 1>>=A?8(@):2268-C.
• %ebert &&, Bogle +&. Intravenous immunoglobulin prophyla<is for re!urrentStevens-ohnson syndrome. J #m #cad Dermatol . Feb 1>>8A=>(1):1C?-C.
• Ball R, Ball "0, 9ise R3, et al. Stevens-ohnson syndrome and to<i!epidermal ne!rolysis after va!!ination: reports to the va!!ine adverse eventreporting system. &ediatr $nfect Dis J . Feb 1>>2A1>(1):12E-16.
• Bastuji-7arin S, Fou!hard ;, Berto!!hi +, et al. S/*R#';: a severity-of-
illness s!ore for to<i! epidermal ne!rolysis. J $n'est Dermatol . &ug1>>>A22=(1):28E-=6. .
• Bian!hine R, +a!araeg 35, "asagna ", et al. 4rugs as etiologi! fa!tors in the
Stevens-ohnson syndrome. #m J Med . +ar 2E?CA88(6):6E>-8>=.
• Brett &S, 3hilips 4, "ynn &9. Intravenous immunoglobulin therapy for
Stevens-ohnson syndrome. South Med J . +ar 1>>2AE8(6):681-6.
• /ohen B. #he many fa!es of erythema multiforme. ontemp &ediatr .
2EE8A22:2E-6E.
• /unha B&. &ntibioti! side effe!ts. Med lin %orth #m. an 1>>2AC=(2):28E-C=.
• 4armstadt 7", "ane &. 5esi!ulobullous disorders. In: ;elson 9', et al, eds.%elson )e*tbook of &ediatrics. 2=th ed. 3hiladelphia, 3a: 9B SaundersA2EE?:2C=>-1.
• Fren!h "', #rent #, 0erdel F&. se of intravenous immunoglobulin in to<i!
epidermal ne!rolysis and Stevens-ohnson syndrome: our !urrentunderstanding. $nt $mmunopharmacol . &pr 1>>?A?(8):=86-E.
• Frieden I. %ypersensitivity rea!tions. In: Rudolph &+, et al. +udolphs
&ediatrics. 1>th ed. Stamford, /onn: &ppleton H "angeA 2EE?:E>?-C.
7/26/2019 SINDROM STEVEN-JOHNSON MATERI.doc
http://slidepdf.com/reader/full/sindrom-steven-johnson-materidoc 9/10
• 7ar!ia-4oval I, "e/lea!h ", Bo!uet %, et al. #o<i! epidermal ne!rolysis andStevens-ohnson syndrome: does early $ithdra$al of !ausative drugsde!rease the risk of deathJ. #rch Dermatol . +ar 1>>>A26?(6):616-@
• 7insburg /+. Stevens-ohnson syndrome in !hildren. &ediatr $nfect Dis.
+ay-un 2EC1A2(6):2==-C.
• %ofbauer 7F, Burg 7, ;estle F*. /o!aine-related Stevens-ohnson
syndrome. Dermatology . 1>>>A1>2(6):1=C-?>. K+edlineL.
• 4armstadt 7", Sidbury ". 5esi!obullous disorders. In: Behrman R', 0liegman
R+, enson %B (eds) : #e<tbook of 3ediatri!s. 2@th 'd 3hiladelphia, 9BSaunders 1>>8. pp. 12C2-8.
• %ur$it S. 'rythema multiforme: a revie$ of its !hara!teristi!s, diagnosti!
!riteria, and management. &ediatr +e' . an 2EE>A22(@):12@-11. K+edlineL.
• "onjou /, #homas ", Borot ;, "edger ;, de #oma /, "e"ouet %. & marker for Stevens-ohnson syndrome M: ethni!ity matters. &harmacogenomics J . ul- &ug 1>>?A?(8):1?=-C.
• 3arrillo S. Stevens-ohnson syndrome and to<i! epidermal ne!rolysis. urr #llergy #sthma +ep. ul 1>>@A@(8):186-@
• 3rais 4, 7risuru-Soen 7, Barilai &, &mir . 5ari!ella oster virus infe!tionasso!iated $ith erythema multiforme in !hildren. $nfection. an-Feb1>>2A1E(2):6@-E.
• Revu . ;e$ advan!es in severe adverse drug rea!tions. Dermatol lin. *!t
1>>2A2E(8):?E@-@>E, i<.
• Roujeau /, 0elly 3, ;aldi ", et al. +edi!ation use and the risk of Stevens-
ohnson syndrome or to<i! epidermal ne!rolysis. % -ngl J Med . 4e! 282EE=A666(18):2?>>-@.
• Sane S3, Bhatt &4. Stevens-ohnson syndrome and to<i! epidermal
ne!rolysis-!hallenges of re!ognition and management. J #ssoc &hysicians$ndia. *!t 1>>>A8C(2>):EEE-2>>6. K+edlineL.
• S!halo!k 3/, 4inulos 7. +y!oplasma pneumoniae-indu!ed Stevens-
ohnson syndrome $ithout skin lesions: fa!t or fi!tionJ. J #m #cad Dermatol .Feb 1>>=A=1(1):621-=.
• Stevens &+, ohnson F/. & ne$ eruptive fever asso!iated $ith stomatitis and
opthalmitis. Report of t$o !ases in !hildren. #m J Dis hild . 2E11A=1?-=66.
• #odd 7. &dverse !utaneous drug eruptions and %I5: a !lini!ianNs global
perspe!tive. Dermatol lin. *!t 1>>?A18(8):8=E-@1, vi.
• Stro +, 2arson J+, Hal'ern 2, et al . & population-based study of
Stevens-ohnson syndrome. In!iden!e and ante!edent drug e<posures. &r!h4ermatol 2EE2A 21@:C6l-C.
7/26/2019 SINDROM STEVEN-JOHNSON MATERI.doc
http://slidepdf.com/reader/full/sindrom-steven-johnson-materidoc 10/10
• 2o&rsin D. Stevens-ohnson syndrome: nonspe!ifi!parasensitivity rea!tionJ &+& 2E??A 2EC:266-?.
• Male!ille J, Taie) . 4iagnosis, !lassifi!ation and management of erythemamultiforme and Steven-ohnson syndrome. &r!h 4is /hild 1>>>AC6:68@-=1.
• Vol1#e1( 3. /lini!al evaluation and management of drug hypersensitivity.Immunolo and &llergy /lin ;orth &m 1>>8A18:6=@-@2.