sintesis dan karakterisasi kompleks …/sintesis...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari...

92
SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS BESI(III) DAN NIKEL(II) DENGAN PIRAZINAMIDA Disusun Oleh RUS MAYSYAROH M 0304061 SKRIPSI Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Sains Kimia FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Upload: hoangcong

Post on 24-Apr-2018

255 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS

BESI(III) DAN NIKEL(II) DENGAN PIRAZINAMIDA

Disusun Oleh

RUS MAYSYAROH

M 0304061

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian

persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Sains Kimia

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 2: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini dibimbing oleh :

Pembimbing I

Prof. Drs. Sentot Budi Rahardjo, Ph.D.

NIP. 19560507 198601 1001

Pembimbing II

Dra. Tri Martini, M.Si.

NIP. 19581029 198503 2002

Dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi pada :

Hari : Selasa

Tanggal : 25 Agustus 2009

Anggota Tim Penguji :

1. Dr.rer.nat. Atmanto Heru W., M.Si.

NIP. 19740813 200003 1001

2. Nestri Handayani, M.Si., Apt.

NIP. 19701211 200501 2001

1. ………………………………

2. ………………………………

Disahkan oleh

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Ketua Jurusan Kimia,

Prof. Drs. Sentot Budi Rahardjo, Ph.D.

NIP. 19560507 198601 1001

Page 3: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi saya yang berjudul

“SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS BESI(III) DAN NIKEL(II)

DENGAN PIRAZINAMIDA” adalah benar – benar hasil penelitian sendiri dan tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat kerja atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara

tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, Agustus 2009

Rus Maysyaroh

Page 4: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

iv

ABSTRAK

Rus Maysyaroh. 2009. SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS BESI(III) DAN NIKEL(II) DENGAN PIRAZINAMIDA. Skripsi. Jurusan Kimia. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sebelas Maret . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sintesis kompleks, formula, dan karakteristik dari masing – masing senyawa kompleks yang terbentuk. Kompleks Fe(III) dan Ni(II) dengan pirazinamida telah disintesis dengan perbandingan mol logam dan mol ligan 1 : 1 dalam air. Formula kompleks yang diperkirakan dari analisis kadar Fe dan Ni dalam kompleks dengan spektroskopi serapan atom (SSA) adalah Fe(pirazinamida)mCl3.nH2O (m = 1 atau 2 dan n = 12,13,5 atau 6) dan Ni(pirazinamida)m(NO3)2.nH2O (m = 2 atau 3 dan n = 10,11,3 atau 4). Perbandingan muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan kation : anion = 3 : 1 untuk kompleks Fe(III)-pirazinamida dan 2 : 1 untuk kompleks Ni(II)-pirazinamida. Analisis termal dengan Thermogravimetric/Differential Thermal Analyzer (TG/DTA) mengindikasikan adanya enam molekul H2O dalam kompleks Fe(III)-pirazinamida dan sembilan molekul H2O dalam kompleks Ni(II)-pirazinamida. Data spektrum infra merah menunjukkan pergeseran serapan gugus fungsi karbonil pada kompleks Fe(III) yang mengindikasikan gugus fungsi tersebut terkoordinasi pada atom pusat Fe(III) secara monodentat. Pergeseran serapan gugus fungsi karbonil dan cincin pirazin pada kompleks Ni(II), mengindikasikan gugus fungsi tersebut terkoordinasi pada atom pusat Ni(II) secara bidentat. Pengukuran momen magnet dengan Magnetic Susceptibility Balance (MSB) menunjukkan bahwa kedua kompleks bersifat paramagnetik dengan µeff = 5,97 – 6,15 BM untuk kompleks Fe(III)-pirazinamida dan 3,49 – 3,57 BM untuk kompleks Ni(II)-pirazinamida. Harga absorptivitas molar kompleks Fe(III)-pirazinamida adalah 1610,32 L.mol-1cm-1 sedangkan untuk kompleks Ni(II)-pirazinamida adalah 7,49 dan 41,15 L.mol-1cm-1. Hal ini mengindikasikan kedua kompleks berstruktur oktahedral dengan rumus [Fe(pza)2(H2O)4]Cl3.2H2O dan [Ni(pza)2(H2O)m](NO3)2.nH2O (m = 2,3 dan n = 8,7). Kata kunci : Sintesis, Karakterisasi, Kompleks Fe(III), Kompleks Ni(II),

Pirazinamida.

Page 5: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

v

ABSTRACT

Rus Maysyaroh. 2009. SYNTHESIS AND CHARACTERIZATION COMPLEXES OF IRON(III) AND NICKEL(II) WITH PYRAZINAMIDE. Thesis. Department of Chemistry. Mathematic and Science Faculty. Sebelas Maret University. The purpose of this research is to find out the synthesis complexes , formula, and characteristic of each complexes which was formed. Complexes of iron(III) and nickel(II) with pyrazinamide had been synthesized in 1 : 1 mole ratio of metal to ligan in aquadest. The formula of complexes which were predicted from analysis of % Fe and Ni in complexes by Atomic Absorption Spectroscopy are Fe(pyrazinamide)mCl3. nH2O (m = 1 or 2 dan n = 12,13,5, or 6) dan Ni(pyrazinamide)m(NO3)2.nH2O (m = 2,3 dan n = 10,11,3,4). Charge ratios of cation and anion of complexes were measured by conductivitymeter correspond to 3 : 1 for Fe(III)-pyrazinamide and 2 : 1 for Ni(II)-pyrazinamide. The thermal analysis was determined by Thermogravimetric/ Differential Thermal Analyzer (TG/DTA) indicate that both of complexes contain six molecules hydrates for Fe(III)-pyrazinamide and nine molecules hydrates for Ni(II)-pyrazinamide. Data of infra red spectras show a negatif shift of C=O group absorption and indicate this functional group is coordinated to the center ion by monodentat order in Fe(III) complexes. A negatif shift of C=O group absorption and positif shift of pyrazine ring absorption indicate this functional groups are coordinated to the center ion by bidentat order in Ni(II) complexes. Magnetic susceptibility measurements show that complexes are paramagnetic with µeff = 5,97 – 6,15 BM for Fe(III)-pyrazinamide and 3,50 – 3,58 BM for Ni(II)-pyrazinamide. The molar absorptivity for Fe(III)-pyrazinamide is 1610,32 L.mol-1cm-1 while for Ni(II)-pyrazinamide is 7,49 dan 41,15 L.mol-1cm-1 indicates that the structure of both complexes are octahedral with formulas [Fe(pza)2(H2O)4]Cl3.2H2O and [Ni(pza)2(H2O)m](NO3)2.nH2O (m = 2,3 and n = 8,7). Keywords : Synthesis, Characterization, Complexes Fe(III), Complexes Ni(II),

Pyrazinamide.

Page 6: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

vi

MOTTO

Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah,

Niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya,

dan memberinya rizqi dari arah yang tidak disangka - sangkanya

(Q.S.Ath-Thalaq : 2 - 3)

Jagalah Alloh niscaya engkau akan mendapatiNya dihadapanmu,

Kenalilah Alloh di waktu lapang niscaya Dia mengenalmu di waktu sempit,

Ketahuilah, bahwa apa yang luput darimu tidak akan mengenaimu

Dan apa yang mengenaimu tidak akan luput darimu.

Ketahuilah, bersama kesabaran ada pertolongan,

Bersama kesusahan ada jalan keluar dan

Bersama kesulitan ada kemudahan.

(H.R. Tirmidzi)

Page 7: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

vii

PERSEMBAHAN

Dengan segenap rasa syukur penulis persembahkan karya ini untuk :

Kedua orang tuaku, Bapak Zainu dan Ibu Siti Djuwariyah Allohummaghfirlii wali waalidayya war hamhumaa kama robbayaanii shoghiiro,

Semoga kalian senantiasa mendapat perlindungan Alloh,

Mas Shidiq, Mas Ipul, Mbak Nur dan Mbak Irna Baarokallohu fiikum atas doa dan dukungannya selama ini

Jazakumulloh Khoirul Jazaa Semoga Alloh membalas kebaikan kalian semua

Page 8: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillaah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah ‘Azza wa Jalla

atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS BESI(III)

DAN NIKEL(II) DENGAN PIRAZINAMIDA” guna memenuhi sebagian

persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Sains di Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari banyak pihak. Oleh

karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Drs. Sutarno, M.Sc., Ph.D. selaku dekan FMIPA UNS.

2. Bapak Prof. Drs. Sentot Budi Rahardjo, Ph.D. selaku ketua jurusan kimia dan

pembimbing I.

3. Ibu Dra. Tri Martini, M.Si. selaku pembimbing II.

4. Bapak I.F. Nurcahyo, M.Si. selaku pembimbing akademis dan ketua

laboratorium kimia dasar FMIPA UNS Surakarta beserta para stafnya.

5. Bapak dan ibu dosen jurusan kimia FMIPA UNS, atas semua ilmu yang telah

diberikan.

6. Bapak Dr.rer.nat. Fajar Rakhman Wibowo, M.Si. selaku ketua sub

laboratorium kimia pusat FMIPA UNS dan para stafnya.

7. Dosen dan karyawan FMIPA UNS Surakarta.

8. Staf dan operator sub laboratorium kimia Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

9. Bapak dan ibuku tercinta, mas Shidiq, mbak Yani, mas Ipul, mbak Nur, dan

mbak Irna barokallahu fiikum.

10. Teman – temanku mbak Laily, NH, Anggun, Ade, Camel, Mar’atus, Astri Y,

Maya, Eva, Inti, Nana, jazaakumullohu khoiron.

11. Teman-teman kimia angkatan 2004, 2005, 2006, 2007 terima kasih untuk

semuanya.

Page 9: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

ix

12. Semua pihak yang telah membantu namun yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu, terima kasih.

Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini.

Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan

penulis. Semoga karya kecil ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu

pengetahuan dan kita semua.

Surakarta, Agustus 2009

Rus Maysyaroh

Page 10: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

x

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii

HALAMAN PERNYATAAN.............................................................................. iii

ABSTRAK........................................................................................................... iv

ABSTRAC............................................................................................................ v

MOTTO................................................................................................................ vi

PERSEMBAHAN................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR.......................................................................................... viii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ...................................................................... ...... 3

1. Identifikasi Masalah ................................................................ ...... 3

2. Batasan Masalah ............................................................................ 4

3. Rumusan Masalah ......................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 4

D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 4

BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 5

A. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 5

1. Sintesis Kompleks ......................................................................... 5

2. Senyawa Kompleks Besi(III) dan Nikel(II)................................... 6

3. Teori Pembentukan Kompleks....................................................... 8

a. Teori Ikatan Valensi................................................................. 8

b. Teori Medan Kristal.................................................................. 11

c. Teori Orbital Molekul............................................................... 17

Page 11: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

xi

4. Sifat Magnetik ............................................................................... 18

5. Daya Hantar Listrik ....................................................................... 20

6. Spektroskopi Infra Merah ............................................................. 22

7. Thermogravimetric/Differential Thermal Analysis (TG/DTA)….. 23

8. Pirazinamida................................................................................... 25

B. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 25

C. Hipotesis ............................................................................................. 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 29

A. Metode Penelitian .............................................................................. 29

B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 29

C. Alat dan Bahan ................................................................................... 29

1. Alat ................................................................................................ 29

2. Bahan ............................................................................................. 30

D. Prosedur Penelitian ............................................................................. 30

1. Sintesis Kompleks ......................................................................... 30

a. Sintesis Kompleks Fe(III) dengan Pirazinamida...................... 30

b. Sintesis Kompleks Ni(II) dengan Pirazinamida....................... 31

2. Penentuan Kadar Besi dan Nikel.................................................... 31

3. Pengukuran Daya Hantar Listrik ................................................... 32

4. Analisis TG/DTA .......................................................................... 32

5. Pengukuran Momen Magnet ......................................................... 32

6. Pengukuran Spektrum Infra Merah ............................................... 32

7. Pengukuran Spektrum Elektronik................................................... 33

E. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ............................................. 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................. 34

A. Sintesis Kompleks................................................................................ 34

1. Sintesis Kompleks Besi(III) dengan Pirazinamida......................... 34

2. Sintesis Kompleks Nikel(II) dengan Pirazinamida......................... 35

B. Penentuan Formula Kompleks............................................................. 36

Page 12: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

xii

1. Pengukuran Kadar Besi dan Nikel…............................................. 36

a. Pengukuran Kadar Besi dalam Kompleks................................ 36

b. Pengukuran Kadar Nikel dalam Kompleks.............................. 36

2. Pengukuran Daya Hantar Listrik.................................................... 37

3. Analisis Termal dengan TG/DTA................................................... 38

C. Karakteristik Kompleks....................................................................... 41

1. Sifat Kemagnetan............................................................................ 41

2. Spektrum Infra Merah..................................................................... 42

3. Spektrum Elektronik....................................................................... 45

D. Perkiraan Struktur Kompleks............................................................... 47

1. Perkiraan Struktur Kompleks Fe(III)-pirazinamida........................ 47

2. Perkiraan Struktur Kompleks Ni(II)-pirazinamida......................... 48

BAB V PENUTUP............................................................................................... 50

A. Kesimpulan......................................................................................... 50

B. Saran................................................................................................... 51

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 52

LAMPIRAN.......................................................................................................... 56

Page 13: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Orbital Hibridisasi beberapa Konfigurasi Geometri....................... 10

Tabel 2. Energi Transisi dan Panjang Gelombang Maksimum Konfigurasi

Elektron d5 dalam Medan Ligan Oktahedral.................................. 15

Tabel 3. Faktor Koreksi Diamagnetik untuk Beberapa Kation, Anion, Atom

Netral dan Molekul (10-6 cgs)…..................................................... 19

Tabel 4. Konduktansi Molar Ion dalam Air pada 25 ºC............................... 21

Tabel 5. Kadar Besi dalam Kompleks Besi(III) dengan Pirazinamida

dengan Berbagai Komposisi secara Teoritis.................................. 36

Tabel 6. Kadar Nikel dalam Kompleks Nikel(II) dengan Pirazinamida

dengan Berbagai Komposisi secara Teoritis.................................. 37

Tabel 7. Daya Hantar Listrik Larutan Standar dan Kompleks dalam Air..... 37

Tabel 8. Perkiraan Pelepasan Molekul Kompleks Fe(pza)2Cl3.6H2O........... 39

Tabel 9. Perkiraan Pelepasan Molekul Kompleks Ni(pza)2(NO3)2.10H2O... 40

Tabel 10. Serapan Gugus Fungsi Ligan Pirazinamida dan Kompleks

Fe(III)-pirazinamida maupun Ni(II)-pirazinamida.......................... 42

Tabel 11. Panjang Gelombang Maksimum (λmaks), Absorbansi (A) dan

Absorptivitas Molar (ε) FeCl3.6H2O, Ni(NO3)2.6H2O.................... 46

Page 14: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Struktur Pirazinamida ..................................................................... 1

Gambar 2. Struktur Molekul [Cu(IDA)(pza)(H2O)].H2O.................................. 2

Gambar 3. Struktur Kompleks {[Cu(pzca)(CH3CN)3](ClO4)2.H2O}n............... 2

Gambar 4. Struktur Kompleks[Fe(Hbida)Cl(H2O)].......................................... 7

Gambar 5. Kompleks [Ni(2A-4Mpy)(dipicolinate)(H2O)2].2H2O.................... 7

Gambar 6. Struktur Kompleks Ni(II)[5-(2'hydroxyphenyl)-3-phenylpyrazoline] 8

Gambar 7. Ikatan Koordinasi pada Kompleks

[Ni(2A-4Mpy)(dipicolinate)(H2O)2].H2O................................ ...... 9

Gambar 8. Ikatan pada Ion Kompleks [FeCl6]3-................................................ 10

Gambar 9. Orbital d dan Susunannya dalam Ruang......................................... 11

Gambar 10. Diagram Pemisahan Orbital d dalam Medan Oktahedral................ 12

Gambar 11. Diagram Pemisahan Orbital d dan Bidang Kubik Medan Tetrahedral 13

Gambar 12. Diagram Orgel dan Spektrum Transisi Elektronik untuk Ion d8... 14

Gambar 13. Spektrum Elektronik (a) [Ni(H2O)6]2+ dan (b) [Ni(NH3)6]

2+......... 15

Gambar 14. Diagram Tingkat Energi Orgel untuk Konfigurasi Elektron d5 dalam

Medan Ligan Oktahedral.................................................................... 15

Gambar 15. Diagram Tingkat Energi Orbital Molekul Kompleks Oktahedral........ 17

Gambar 16. Diagram Tingkat Energi Orbital Molekul Kompleks Tetrahedral....... 18

Gambar 17. Kurva TG/DTA Kompleks [Cu2(pcp)2(4,4’-bipy)].5H2O................ 24

Gambar 18. Beberapa Kemungkinan Koordinasi Pirazinamida pada Atom Pusat

Fe(III) dan Ni(II).............................................................................. 26

Gambar 19. Spektrum Elektronik Fe3+ pada Larutan FeCl3.6H2O (a) dan Fe3+ pada

Larutan Kompleks Fe(III)-pirazinamida (b) dalam Metanol.......... 34

Gambar 20. Spektrum Elektronik Ni2+ pada Larutan Ni(NO3)2.6H2O (a) dan

Ni2+ pada Larutan Kompleks Ni(II)-pirazinamida (b) dalam Metanol 35

Gambar 21. Termogram TG/DTA Kompleks Fe(III)-pirazinamida.................. 38

Page 15: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

xv

Gambar 22. Termogram TG/DTA Kompleks Ni(II)-pirazinamida...................... 40

Gambar 23. Spektrum Infra Merah Kompleks Fe(III)-pirazinamida.................. 43

Gambar 24. Spektrum Infra Merah Kompleks Ni(II)-pirazinamida................... 44

Gambar 25. Perkiraan Struktur [Fe(pirazinamida)2(H2O)4]Cl3.2H2O................. 48

Gambar 26. Perkiraan Struktur [Ni(pirazinamida)2(H2O)2]Cl3.8H2O................. 49

Gambar 27. Perkiraan Struktur [Ni(pirazinamida)2(H2O)3]Cl3.7H2O................. 49

Page 16: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Tahapan Sintesis Kompleks Fe(III) dan Ni(II) dengan

Pirazinamida.................................................................................... 56

Lampiran 2. Perhitungan Rendemen Hasil Sintesis Kompleks............................ 57

Lampiran 3. Pengukuran Kadar Besi dan Nikel dalam Kompleks dengan

Spektrofotometer Serapan Atom (SSA).......................................... 58

Lampiran 4. Pengukuran Daya Hantar Listrik dengan Konduktivitimeter.......... 61

Lampiran 5. Pengukuran Sampel Kompleks dengan

Thermogravimetric/Differential Thermal Analyzer (TG/DTA)....... 63

Lampiran 6. Penentuan Momen Magnet Efektif.................................................. 66

Lampiran 7. Perhitungan Nilai Absorptivitas Molar dan Energi

Pembelahan Kompleks.................................................................... 70

Lampiran 8. Spektrum Infra Merah Ligan dan Kompleks................................... 72

Gambar 1. Diagram Tahapan Sintesis Senyawa Kompleks.............................. 56

Gambar 2. Kurva Larutan Standar Fe(III)......................................................... 58

Gambar 3. Kurva Larutan Standar Ni(II).......................................................... 60

Gambar 4. Spektrum Infra Merah Ligan Pirazinamida..................................... 72

Gambar 5. Spektrum Infra Merah Kompleks Fe(III)-pirazinamida.................. 73

Gambar 6. Spektrum Infra Merah Kompleks Ni(II)-pirazinamida................... 74

Tabel 1. Konsentrasi Besi dalam Larutan Sampel......................................... 59

Tabel 2. Konsentrasi Nikel dalam Larutan Sampel....................................... 60

Tabel 3. Daya Hantar Listrik Larutan Standar dan Sampel Kompleks dalam

Akuades........................................................................................... 61

Tabel 4. Kondisi Pengukuran Sampel Kompleks dengan TG/DTA.............. 63

Tabel 5. Hasil Uji TG/DTA........................................................................... 63

Tabel 6. Perhitungan Pelepasan Molekul dalam Kompleks Fe(III)-

pirazinamida.................................................................................... 64

Page 17: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

xvii

Tabel 7. Perhitungan Pelepasan Molekul dalam Kompleks Ni(II)-pirazinamida 65

Tabel 8. Hasil Pengukuran Kerentanan Magnetik........................................ 66

Tabel 9. Harga μeff pada Beberapa Harga χg dari Sampel Kompleks Fe(III)-

pirazinamida................................................................................... 68

Tabel 10. Harga μeff pada Beberapa Harga χg dari Sampel Kompleks Ni(II)-

pirazinamida................................................................................... 69

Tabel 11. Harga Absorptivitas Molar Formula Kompleks Fe(III)-pirazinamida 70

Tabel 12. Harga 10 Dq FeCl3.6H2O, Ni(NO3)2.6H2O, Fe(III)-pirazinamida dan

Ni(II)-pirazinamida.......................................................................... 71

Page 18: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

xviii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejumlah senyawa kompleks terjadi dan terdapat secara alamiah dalam sistem

biologi. Proses pengikatan oksigen oleh Fe menjadi senyawa kompleks dalam tubuh

merupakan salah satu contoh aplikasi senyawa kompleks. Studi pembentukan

kompleks menjadi hal yang menarik untuk dipelajari karena kompleks yang terbentuk

dimungkinkan memberi banyak manfaat, misalnya untuk ekstraksi, sebagai katalis,

dan penanganan keracunan logam berat.

Suatu senyawa heterosiklis memainkan peranan penting dalam banyak sistem

biologi, khususnya sistem ligan donor N yang merupakan komponen beberapa

vitamin dan obat-obatan. Oleh sebab itu, banyak dilakukan penelitian mengenai

senyawa heterosiklis dan kompleksnya, baik mengenai struktur maupun

spektroskopinya (Cakir, Bicer, Aoki dan Coskun, 2006), salah satunya adalah

pirazinamida. Pirazinamida merupakan turunan amida heterosiklik dan beberapa

kompleks yang terbentuk darinya digunakan secara luas dengan aktivitas

antituberkulosis (gambar 1). Pirazinamida (pza atau pyrazine-2-carboxamide)

mempunyai efek bakterisid yang membunuh atau menghentikan pertumbuhan bakteri

penyebab tuberkulosis, pada umumnya digunakan bersama-sama obat tuberkulosis

lainnya (Siswandono, 2000).

N

N C

NH2

O

Gambar 1. Struktur Pirazinamida

Blanco, Perez, Maria, Lazarte, Carbalo, Castineiras dan Gutierrez (2003)

mensintesis kompleks [Cu(IDA)(pza)(H2O)].H2O (IDA = iminodiacetato, pza =

Page 19: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

xix

pyrazine-2-carboxamide), dalam kompleks tersebut nitrogen cincin pirazin

terkoordinasi pada Cu(II) seperti ditunjukkan oleh gambar 2.

Gambar 2. Struktur Molekul [Cu(IDA)(pza)(H2O)].H2O (Blanco et al., 2003)

Selain itu juga telah disintesis kompleks {[Cu(pzca)(CH3CN)3](ClO4)2.H2O}n

(pzca = 2-pyrazine carboxamide), dalam kompleks tersebut atom O gugus karbonil

dan atom nitrogen cincin pirazin terkoordinasi pada ion pusat Cu(II) sebagaimana

ditunjukkan oleh gambar 3 (Tanase, Gallego, Bouwman, Rene de Gelder dan Reedijk,

2005).

Gambar 3. Struktur Kompleks {[Cu(pzca)(CH3CN)3](ClO4)2.H2O}n (Tanase et al., 2005)

Akyuz, Andreeva, Sukarova dan Basar (2007) melaporkan bahwa dalam

kompleks yang disintesisnya, yaitu M(pza)2Ni(CN)4 (dengan M = Mn, Ni, Zn, Cd dan

pza = pirazinamida), bahwa ikatan koordinasi pirazinamida pada ion pusat terjadi

Page 20: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

xx

melalui nitrogen cincin pirazin. Menurutnya, pirazinamida ini mempunyai empat

donor elektron (dua nitrogen pada cincin pirazin, nitrogen pada gugus amino dan

oksigen pada gugus karboksil) dan dua akseptor (hidrogen pada gugus aminonya),

sehingga ikatannya dengan ion logam dimungkinkan dapat terjadi dengan model yang

berbeda-beda.

Dari uraian di atas, maka menarik dikaji lebih lanjut interaksi pirazinamida

dengan ion logam lainnya, yaitu besi(III) dan nikel(II) meskipun hanya sebatas

sintesis dan karakterisasinya. Besi (III) cukup reaktif sehingga dapat membentuk

banyak senyawa koordinasi dengan berbagai macam ligan (Cotton dan Wilkinson,

1989), sedangkan nikel mampu berkoordinasi dengan berbagai macam ligan karena

didukung energi penstabilan medan kristal (Crystal Field Stabilization Energy-CFSE)

yang cenderung sedang dibandingkan ion logam transisi deret pertama lainnya,

sehingga mudah membentuk senyawa kompleks (Cotton dan Wilkinson, 1989).

B. Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

a. Sintesis kompleks dapat dilakukan dengan berbagai cara dan kondisi antara lain

mereaksikan ligan dan logam pada pH tertentu, merefluks, mencampur tanpa

pemanasan, atau dengan pemanasan dan pengadukan.

b. Formula kompleks dapat ditentukan berdasarkan analisis unsur C, H, N,O dan

logam atau diperkirakan dari analisis logamnya saja.

c. Kedudukan anion dalam kompleks dapat bertindak sebagai ligan atau sisa asam.

d. Keberadaan air dalam suatu kompleks dapat sebagai ligan atau bukan ligan.

e. Gugus yang terkoordinasi pada logam dapat ditentukan melalui kristalografi sinar

X atau diperkirakan dari data spektrum Infra Merah.

f. Karakterisasi kompleks diperkirakan melalui spektrum infra merah, spektrum

ultraviolet-visible (Uv-Vis) , sifat kemagnetan, atau potensial redoksnya.

Page 21: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

xxi

2. Batasan Masalah

a. Formula kompleks diperkirakan dari pengukuran kadar logamnya, daya hantar

listriknya, dan pengukuran dengan Thermogravimetric/Differential Thermal

Analysis (TG/DTA).

b. Gugus fungsi ligan yang terkoordinasi pada atom pusat diperkirakan dari

spektrum infra merahnya.

c. Karakterisasi kompleks diperkirakan melalui spektrum infra merah, spektrum

ultraviolet-visible (Uv-Vis), dan sifat kemagnetannya.

3. Rumusan Masalah

a. Bagaimana sintesis kompleks besi(III) dan nikel(II) dengan pirazinamida ?

b. Bagaimana formula kompleks besi(III) dan nikel(II) dengan pirazinamida ?

c. Bagaimana karakteristik kompleks besi(III) dan nikel(II) dengan pirazinamida ?

C. Tujuan Penelitian

1. Mensintesis senyawa kompleks besi(III) dan nikel(II) dengan pirazinamida.

2. Mengetahui formula kompleks besi(III) dan nikel(II) dengan pirazinamida .

3. Mengetahui karakteristik kompleks besi(III) dan nikel(II) dengan pirazinamida

yang meliputi sifat kemagnetannya, sifat elektroniknya, koordinasi ligan dengan

ion pusat dan perkiraan struktur kompleksnya.

D. Manfaat Penelitian

Dengan mengetahui karakteristik kompleks yang dihasilkan, maka akan

memudahkan dalam pembelajaran peningkatan aktivitas dan efektivitasnya sebagai

obat antibakteri atau antidotum untuk keracunan logam berat.

Page 22: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

xxii

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Sintesis Kompleks

Sintesis kompleks dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain

merefluks larutan logam dan ligan selama beberapa jam, pencampuran dan

pengadukan larutan dengan pemanasan atau tanpa pemanasan. Pemanasan kadang

dibutuhkan guna mempercepat reaksi yang terjadi. Cara sintesis kompleks dengan

refluks sebagaimana dalam pembentukan kompleks MX2.n(INH-DCB) (M = Co(II),

Ni(II); X = Cl¯, Br¯, NO3¯ dan INH-DCB = N-Isonicotinamido-2’,4’-

Dichlorobenzalaldimine) (Agarwal, Sharma, Singh dan Agarwal, 2005). Garam

Co(II) atau Ni(II) dalam larutan etanol panas dicampurkan dengan larutan ligan

dalam etanol panas (1 : 2 atau 1 : 3), kemudian direfluks pada water bath sekitar 2 – 3

jam. Setelah didinginkan pada suhu kamar, kompleks berwarnapun terbentuk,

kemudian disaring, dicuci dengan etanol, dan dikristalisasi, serta dikeringkan dengan

P2O5 dalam vakum.

Cara sintesis lainnya sebagaimana pada kompleks [Cu(IDA)(pza)(H2O)].H2O

(IDA = iminodiacetato; pza = pyrazine-2-carboxamide) (Blanco et al., 2003), yaitu

Cu2CO3(OH)2 dan H2IDA direaksikan dengan pirazinamida dalam 150 ml air dengan

perbandingan mol 1 : 2 : 2, akan dihasilkan larutan biru. Penguapan pertama

menghasilkan kristal biru muda (senyawa 1), diikuti kristal biru tua (senyawa 2) dan

kristal pirazinamida. Senyawa 2 inilah yang merupakan kompleks

[Cu(IDA)(pza)(H2O)]H2O. Cara sintesis hanya dengan pengadukan sebagaimana

dalam sintesis kompleks [Fe(Hbida)Cl(H2O)] (Moon, Kim, Lah, 2006), sebanyak

0,17 g FeCl3.6H2O (0,63 mmol) ditambahkan kedalam larutan 0,16 g (0,62 mmol)

H3bida (N-(benzimidazol-2-ylmethyl)iminodiacetic acid) dalam 30 ml metanol.

Larutan diaduk konstan sampai jernih, dibiarkan selama ± 7 hari hingga terbentuk

kristal berwarna oranye.

Page 23: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

xxiii

2. Senyawa Kompleks Besi dan Nikel

Suatu senyawa kompleks akan terbentuk bila terjadi ikatan kovalen koordinasi

antara suatu atom atau ion logam dengan beberapa molekul netral atau ion donor

elektron. Atom atau ion logam berfungsi sebagai ion pusat sedangkan molekul netral

atau ion donor elektron berfungsi sebagai gugus pengeliling atau yang lebih dikenal

dengan ligan (Day et al., 1985). Atom pusat biasanya ion – ion logam transisi yang

berfungsi sebagai penerima pasangan elektron bebas dari ligan (Cotton, Wilkinson

and Gauss, 1995). Kemampuan suatu ion logam untuk berikatan dengan sejumlah

ligan dinyatakan oleh bilangan koordinasinya. Ligan yang dapat menyumbangkan

lebih dari satu pasang elektron (mempunyai lebih dari satu atom donor) disebut ligan

polidentat (Cotton et al., 1988).

Besi termasuk golongan logam transisi yang mempunyai konfigurasi

elektronik [Ar] 3d6 4s2 yang mempunyai tingkat oksidasi utama (+II) dan (+III),

kompleks besi(III) pada umumnya lebih stabil daripada kompleks besi(II) (Lee,

1991). Besi (III) ditinjau dari muatan kompleksnya dapat membentuk kompleks yang

bervariasi yaitu kationik, netral dan anionik. Keistimewaan yang menarik dari

koordinasi kimia besi(III) adalah kecenderungannya membentuk kompleks dengan

ligan donor atom O dibandingkan dengan ligan donor atom N (Greenwood and

Earnshow, 1984).

Kompleks besi(III) umumnya membentuk struktur oktahedral dengan

bilangan koordinasi enam, sebagaimana pada kompleks [Fe(Hbida)Cl(H2O)] (Moon

et al., 2006). Kompleks [Fe(Hbida)Cl(H2O)] yang berstruktur oktahedral dengan

harga momen magnet 5,83 BM, ikatan koordinasi ligan pada ion pusat Fe3+ melalui

kedua atom O gugus karbonil dan dua nitrogen amin (N1 dan N2) dari ligan N-

(benzimidazol-2-ylmethyl)iminodiacetic acid, satu atom Cl dan sebuah molekul air,

sebagaimana ditunjukkan oleh gambar 4.

Page 24: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

xxiv

Gambar 4. Struktur Kompleks [Fe (Hbida)Cl(H2O)] (Moon et al., 2006)

Nikel merupakan salah satu logam transisi deret pertama yang terletak pada

periode empat dan golongan VIIIB, memiliki nomor atom 28 dan massa atom 58,71

g/mol (Huheey and Keiter, 1993). Nikel dalam keadaan nikel(II) lebih stabil daripada

nikel(0), nikel(I), nikel(III) dan nikel(IV). Nikel(I) dan nikel(0) tidak stabil karena

mudah teroksidasi, nikel(III) mudah tereduksi menjadi nikel(II) dan nikel(IV) jarang

ditemukan (Cotton et al., 1988). Bentuk kompleks nikel(II) yang paling umum adalah

oktahedral dan bujur sangkar (square planar) (Lee, 1991).

Bulut, Ucar, dan Kazak (2009) mensintesis Ni(II)-dipicolinat dengan 2-

Amino-4-methylpyrimidine (2A-4Mpy), menghasilkan kompleks [Ni(2A-4Mpy)

(dipicolinate)(H2O)2].2H2O sebagaimana ditunjukkan oleh gambar 5. Dalam

kompleks tersebut, dua atom O dan satu atom N dari dipicolinat, satu atom N dari

2A-4Mpy dan dua molekul air terkoordinasi pada ion pusat Ni2+ membentuk geometri

oktahedral terdistorsi.

Gambar 5. Kompleks [Ni(2A-4Mpy)(dipicolinate)(H2O)2].2H2O (Bulut et al., 2009)

Page 25: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

xxv

Struktur kompleks Ni(II) bujur sangkar terjadi pada kompleks (Ni[5(2’-

Hydroxyphenyl)-3-phenylpyrazoline]) seperti ditunjukkan oleh gambar 6. Bentuk

bujur sangkar ini terjadi karena masing-masing ligan pirazolin mendonorkan satu

atom O dan satu atom N pada ion pusat Ni2+, koordinasi ini diketahui dari tidak

nampaknya puncak proton hidroksil pada spektrum 1H NMR. Spektrum UV-Vis

kompleks (Ni[5-(2'-hydroxyphenyl)-3-phenylpyrazoline]) menunjukkan dua puncak

pada 25.147 dan 20.225 cm-1 yang merupakan transisi gg BA 21

11 → dan gg BA 1

11

1 → .

C

H2C

N

O

CHNH

Ni

N

HN

C

CH CH2

O

Gambar 6. Struktur Kompleks (Ni[5-(2'hydroxyphenyl)-3-phenylpyrazoline]) (Tripathi, Sharma, Chaturvedi, 2003)

3. Teori Pembentukan Kompleks

a. Teori Ikatan Valensi

Berdasarkan teori ini, pembentukan senyawa kompleks melibatkan reaksi

antara asam Lewis (atom pusat) dengan basa-basa Lewis (ligan-ligan) melalui ikatan

kovalen koordinasi (Effendy, 2007). Menurut Pauling, ikatan kovalen terjadi karena

adanya tumpang tindih antara orbital kosong logam dengan orbital ligan yang berupa

molekul atau ion yang mempunyai pasangan elektron bebas (Day et al., 1985). Dalam

ikatannya dengan ligan-ligan, atom pusat menggunakan orbital-orbital hibrida yang

diperoleh dari proses hibridisasi, yaitu proses pembentukan orbital-orbital hibrida

Page 26: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

xxvi

dengan tingkat energi yang sama melalui kombinasi linear orbital-orbital atom

dengan tingkat energi yang berbeda (Effendy, 2007).

Kompleks [Ni(2A-4Mpy)(dipicolinate)(H2O)2].2H2O (gambar 5) (Bulut et al.,

2009) yang bergeometri oktahedral, disebabkan 6 orbital kosong dari ion Ni2+

didonasi oleh sepasang elektron N piridin dan dua pasang elektron atom O gugus

karboksilat dari ligan dipicolinat, dua pasang elektron dari air, dan sepasang elektron

atom N dari 2-Amino-4-methylpyrimidine yang menempati dua orbital 3d, satu orbital

4s dan tiga orbital 4p, yang kemudian mengalami hibridisasi d2sp3 seperti ditunjukkan

oleh gambar 7.

Ni2+ [Ar]

Ni2+ [Ar] tereksitasi

3d8 4s0 4p0 4d0

3d8

[Ni(2A-4Mpy)(dpc)(H2O)2] [Ar]

3d8 4s24p6 4d4

Didonasi oleh 1 atom N, 2 atom O dari dpc,

2 atom O dari air, 1 atom N dari 2A-4Mpy,

hibrida sp3d2 = oktahedral

N N O OOO.... .... ....

Gambar 7. Ikatan Koordinasi pada Kompleks ([Ni(2A-4Mpy)(dipicolinate)(H2O)2]. 2H2O) (Bulut et al., 2009)

Berdasarkan fakta eksperimen, kompleks [FeCl6]3- bergeometri oktahedral

dan bersifat paramagnetik yang kemagnetikannya setara dengan adanya 5 elektron

tidak berpasangan (high spin) pada orbital 3d atom pusatnya. Oleh karena itu,

pembentukan kompleks ini melibatkan hibridisasi sp3d2 (Effendy, 2007),

sebagaimana ditunjukkan oleh gambar 8.

Page 27: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

xxvii

Fe3+ [Ar]

Fe3+ [Ar] hibridisasi

3d5 4s0 4p0 4d0

3d5

[FeCl6]3- [Ar]

3d5 4s24p6 4d4

Didonasi oleh 6 atom Cl membentuk

hibrida sp3d2 (oktahedral)

Cl Cl Cl ClClCl.... .... ....

Gambar 8. Ikatan pada Ion Kompleks [FeCl6]3- (Effendy, 2007)

Hibridisasi dapat diperkirakan dari bentuk geometri molekul atau senyawa

hasil eksperimen. Geometri hasil hibridisasi beberapa orbital lain ditunjukkan oleh

tabel 1 (Sharpe , 1992). Teori ikatan valensi ini dapat menjelaskan struktur dan

kemagnetan banyak senyawa kompleks, namun memiliki kelemahan yaitu tidak dapat

menerangkan warna kompleks yang dihasilkan dan momen magnet yang berbeda

pada temperatur yang bervariasi (Lee, 1994).

Tabel 1. Orbital Hibridisasi Beberapa Konfigurasi Geometri (Sharpe, 1992)

Bilangan koordinasi

Konfigurasi orbital

Bentuk geometri Ion kompleks

2 sp linier [Ag(NH3)2] +

3 sp2 trigonal [HgI3]-

sp3 tetrahedral Ni(CO)4 4

dsp2 square planar [Ni(CN)4]2-

dsp3 trigonal bipyramida [CuCl5]3- 5

d2sp2 square pyramid [Ni(CN)5]3-

6 d2sp3, sp3d2 oktahedral [Co(NH3)6]3+

Page 28: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

xxviii

b. Teori Medan Kristal

Menurut teori ini, interaksi antara logam atau atom pusat dan ligan dalam

kompleks adalah murni elektrostatik. Logam transisi sebagai atom pusat diasumsikan

sebagai ion positif yang dikelilingi oleh ligan yang bermuatan negatif atau molekul

netral yang mempunyai pasangan elektron bebas (Lee, 1994). Interaksi ini

menimbulkan medan kristal dan menyebabkan naiknya tingkat energi semua orbital

yang dimiliki oleh atom pusat, serta menyebabkan pemisahan orbital-orbital d dari

atom pusat, tetapi tidak menyebabkan pemisahan orbital-orbital p (Effendy, 2007).

Orbital-orbital d ada lima macam yaitu dxy , dxz ,dyz , dx2

-y2 dan dz

2 dengan susunannya

dalam ruang ditunjukkan pada gambar 9. Orbital dz2 merupakan hasil kombinasi

linear dari orbital dz2

-x2 dan dz

2-y

2.

y

x

z

x

y

x

zzy

x y

3 dz2

dx2

-y2 dxy dyz dxz

Gambar 9. Orbital d dan Susunannya dalam Ruang (Huheey et al., 1993)

1. Pembelahan Orbital d Kompleks Oktahedral

Satu ion sebagai pusat oktahedral dikelilingi oleh enam ligan yang terletak

pada sumbu oktahedral (gambar 10). Orbital d akan mengalami kenaikan energi

karena tolakan dari ligan. Orbital dz2 , dx

2-y

2 , yang berada pada sumbu oktahedral

mengalami tolakan lebih besar daripada orbital dxy , dxz , dyz yang berada diantara

sumbu oktahedral. Hal ini mengakibatkan pemisahan (splitting) orbital d, dimana

orbital dz2 dan dx

2-y

2 (orbital eg) mengalami kenaikan energi sedangkan orbital dxy ,dxz,

dyz (orbital t2g) mengalami penurunan energi (Huheey et al., 1993). Perbedaan tingkat

energi antara dua kelompok orbital tersebut dinyatakan 10 Dq atau ∆o yang juga

menunjukan kekuatan medan kristal.

Page 29: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

xxix

Pada kompleks oktahedral, pengisian orbital t2g menurunkan energi kompleks

yang akan membuatnya lebih stabil sebesar -0,4∆0 per elektron. Sementara pengisian

orbital eg menaikkan energi sebesar 0,6∆0 per elektron. Total Crystal Field

Stabilization Energi (CFSE) atau energi yang terstabilkan oleh medan kristal adalah

CFSEoctahedral = -0,4n(t2g) + 0,6n(eg)

n(t2g) dan n(eg) berturut – turut adalah jumlah elektron yang mengisi orbital t2g dan eg.

Nilai CFSE konfigurasi d0 dan d10 adalah nol baik di medan ligan kuat maupun

lemah. Nilai konfigurasi d5 juga nol pada medan ligan lemah (Lee, 1994).

Pembelahan orbital pada kompleks oktahedral ditunjukkan oleh gambar 10.

------------------------------

eg

t2g

tingkat energi rata-rata

ion logam dalam medan oktahedral

+0,6

-0,4

o

o

o

(dz2, dx

2-y2)

(dxy, dyz, dxz)

energi rata-rataion logam bebas

z

x

y

Gambar 10. Diagram Pemisahan Orbital d dalam Medan Oktahedral (Lee, 1994).

2. Pembelahan Orbital d Kompleks Tetrahedral

Bila keempat ligan mendekati ion pusat secara tetrahedral, maka arah

pendekatan ligan-ligan tersebut tidak searah, baik dengan kelompok orbital t2g

maupun dengan orbital eg. Arah pendekatan ligan menuju ion pusat lebih dekat

kepada orbital t2g (dxy , dxz , dyz) dibanding dengan orbital eg (dz2 dan dx

2-y

2). Medan

listrik yang terjadi pada pembentukan kompleks tetrahedral menyebabkan pemisahan

orbital pada ion pusat menjadi kelompok orbital t2g yang triplet dengan energi yang

lebih tinggi dan kelompok orbital eg dengan tingkat energi yang lebih rendah (Huheey

et al., 1993). Diagram pemisahan orbital d dan bidang kubik medan tetrahedral

ditunjukkan pada gambar 11.

Page 30: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

xxx

dxy dxzdyz

dz2

dx2

-y2

t2

e

A

energi (tetrahedral)

z

x

y

Gambar 11. Diagram Pemisahan Orbital d dan Bidang Kubik Medan Tetrahedral (Huheey et al., 1993)

Kompleks tetrahedral mempunyai energi pemisahan atau medan ligan sebesar

4/9 Δokathedral (Δo) (Yamamoto, 1986). Karena itu pada kompleks tetrahedral, energi

setiap orbital pada eg = -3/5 x 4/9 Δo = -0,27 Δo dan energi setiap orbital pada t2g =

+2/5 x 4/9 Δo = +0,18 Δo (Syarifuddin, 1994).

3. Spektrum Elektronik Kompleks Fe(III) dan Ni(II)

Pada senyawa kompleks terdapat tiga jenis transisi elektronik dari ion logam

yang memberikan spektrum, yaitu transisi perpindahan muatan (charge transfer),

transisi antara orbital pada ligan, dan transisi d-d. Transisi elektronik yang terjadi

pada kompleks nikel(II) adalah akibat dari pembelahan tingkat energi pada orbital-

orbital d oleh suatu medan ligan. Dalam keadaan ion bebas atau tanpa adanya medan

ligan, tolakan elektrostatis antara elektron-elektron yang tidak berpasangan

menghasilkan tingkat-tingkat energi yang dinyatakan dengan term symbol 1S, 1D, 1G,

3P dan 3F (Miessler and Tarr, 1991) sebagaimana ditunjukkan oleh gambar 12.

Page 31: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

xxxi

Gambar 12. Diagram Orgel dan Spektrum Transisi Elektronik untuk Ion d8 (Lee, 1994)

Keadaan dasar 3F mempunyai dua elektron dengan spin sejajar, tetapi keadaan

1G, 1D dan 1S mempunyai elektron dengan spin berlawanan. Sehingga transisi dari

keadaan dasar ke keadaan tereksitasi 1G, 1D dan 1S terlarang dan dapat diabaikan.

Keadaan 3F dan 3P merupakan transisi yang diperbolehkan.

Dalam medan oktahedral, keadaan 3P tidak terpecah (splitting) dan ditulis

sebagai 3T1g, sedangkan keadaan 3F terpecah menjadi tiga tingkat, yaitu 3T1g, 3T2g,

dan 3A2g. Tiga transisi yang mungkin adalah dari 3A2g → 3T2g (F),

3A2g → 3T2g (F),

3A2g → 3T1g (P), transisi ini tampak sebagai tiga puncak pada spektrum UV-Vis (Lee,

1994). Sebagai contohnya kompleks hijau [Ni(H2O)6]2+ yang mempunyai spektrum

elektronik sekitar 1111 nm (9.000 cm-1), 714 nm (14.000 cm-1) dan 400 nm (25.000

cm-1). Apabila pada kompleks [Ni(H2O)6]2+ ditambahkan ligan NH3 sehingga menjadi

kompleks violet [Ni(NH3)6]2+, maka spektrum elektroniknya menjadi berada di

sekitar 1000 nm (10.000 cm-1), 571 nm (17.500 cm-1) dan 364 nm (27.500 cm-1)

(Sharpe, 1992) sebagaimana ditunjukkan oleh gambar 13.

3A2g

3T2g

3T1g (F)

3T1g (P)

Medan Ligan Bertambah

3F

3P

Energi

Page 32: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

xxxii

3A2g 3T1g (P)3A2g

3T1g (F)

3A2g 3T2g (F)

υ/cm-1

Gambar 13. Spektrum Elektronik (a) [Ni(H2O)6]2+ dan (b) [Ni(NH3)6]

2+ (Sharpe, 1992)

Transisi elektronik besi(III) dengan konfigurasi elektron d5 pada medan ligan

oktahedral ditunjukkan dalam diagram tingkat energi orgel seperti pada tabel 2 dan

gambar 14.

Tabel 2. Energi Transisi dan Panjang Gelombang Maksimum Konfigurasi Elektron d5

dalam Medan Ligan Oktahedral (Day and Selbin, 1985)

Transisi Frekuensi (cm-1) λmaks(nm)

6A1g → 4T1g (G) 18.000 556

6A1g → 4T2g (G) 23.000 435

6A1g → 4Eg,

4A1g (G) 24.000-25.000 400-417 6A1g →

4T2g (D) 28.000 357 6A1g →

4Eg (D) 29.500 339

4F

4D

4P4G

6S

4T 2g4T 1g4A 2g

4T 1g4E g4T 2g

4E g, 4A 1g4T 2g4T 1g

6A 1g

D aerah M ed an L igan

Gambar 14. Diagram Tingkat Energi Orgel untuk Konfigurasi Elektron d5 dalam Medan Ligan Oktahedral (Day and Selbin, 1985)

log ε

Page 33: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

xxxiii

Serapan transisi elektron pada 4F dan 4P tidak terlihat disebabkan energinya

jauh lebih besar dibandingkan 4G dan 4D (Miessler et al., 1991). Serapan elektronik

yang terjadi pada kompleks [FeCl3(H2O)3]3H2O berupa transisi d-d dan transisi

perpindahan muatan. Transisi d-d murni adalah eksitasi pada orbital d. Transisi ini

terlarang menurut Laporte karena menghasilkan intensitas yang rendah (absorptivitas

molar (ε) mencapai 50 L.mol-1.cm-1) yang terjadi pada daerah panjang gelombang

500-600 nm dengan transisi elektroniknya 6A1g → 4T1g (G). Meskipun terlarang,

transisi ini penting untuk menentukan besarnya pembelahan (Δo) orbital d pada

medan oktahedral (Lee, 1991). Besarnya energi transisi (10 Dq) dapat dihitung

dengan persamaan (1) :

( )1.10. −==∆ molJDqNhc

Ao λ ....................................................(1)

keterangan : h = tetapan Planck (6,626.10-34 Js)

c = kecepatan cahaya (3.108 ms-1)

λ = panjang gelombang maksimum (m)

NA = bilangan avogadro (6,023.1023 mol-1)

(Szafran, Pie and Singh, 1991)

Transisi yang menghasilkan pita intensitas rendah namun bukan nol tidak

selamanya terlarang. Hal ini disebabkan orbital-orbital yang terlibat sebenarnya tidak

mempunyai sifat 3d murni, artinya ada beberapa vibrasi ligan yang menyebabkan

sedikit bersifat p tercampur dengan orbital-orbital d, sehingga transisi jenis dp ↔

diperbolehkan dengan ε = 500 L.mol-1.cm-1 (Lee, 1994).

c. Teori Orbital Molekul

Teori orbital molekul didasarkan asumsi bahwa pada pembentukan senyawa

kompleks terjadi interaksi kombinasi linear antara orbital-orbital dari atom pusat

dengan orbital-orbital dari ligan membentuk orbital molekul. Interaksi antara atom

Page 34: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

xxxiv

pusat dengan ligan-ligan merupakan gabungan dari interaksi elektrostatis (ionik) dan

interaksi kovalen (Effendy, 2007). Sifat ikatan kovalen pada senyawa kompleks dapat

dijelaskan dengan teori orbital molekul.

Pada kompleks oktahedral yang digunakan untuk membentuk orbital molekul

adalah enam orbital logam (sebagai s, px, py, pz, dz2 dan dx

2-y

2) dan enam orbital ligan

(Sharpe, 1992). Orbital-orbital yang mempunyai energi sama atau hampir sama dapat

mengadakan tumpang tindih membentuk orbital molekul bonding dan orbital molekul

antibonding. Tiga orbital d logam t2g (dxy, dxz, dyz) merupakan orbital nonbonding,

yang tidak terlibat dalam pembentukan ikatan. Ketiga orbital p membentuk orbital

molekul bonding t1u dan orbital molekul antibonding t1u*. Orbital dx

2-y

2 dan dz2

membentuk orbital molekul bonding e1g dan orbital molekul antibonding e1g*. Orbital

s membentuk orbital molekul bonding a1g dan orbital molekul antibonding a1g*

(Huheey et al., 1993). Diagram tingkat energi orbital molekul pada kompleks

oktahedral ditunjukkan oleh gambar 15.

t *1 u

a *1 g

e*

g

t 2 g

e g

t 1 u

a 1 g

( n + 1 ) p

( n + 1 ) s

n d

t 2 g

e g

a 1 g

t 1 u

o r b i t a l a t o ml o g a m a t a ui o nl o g a mb e b a s( a )

o r b i t a l a t o ml o g a m a t a ui o n l o g a mp a d a m e d a no k t a h e d r a l( b ) o r b i t a l m o l e k u l

k o m p l e k so k t a h e d r a l( d )

o r b i t a l -o r b i t a lk e l o m p o k l i g a n( c )

1 0 D q

Gambar 15. Diagram Tingkat Energi Orbital Molekul Kompleks Oktahedral (Effendy, 2007)

σ

Page 35: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

xxxv

Pada kompleks tetrahedral orbital dz

2 dan dx2

-y2 merupakan orbital nonbonding

yang tidak terlibat pada pembentukan ikatan. Empat orbital ligan yang simetrinya

sama dengan orbital logam akan bertumpang tindih. Setiap tumpang tindih orbital

dapat membentuk orbital molekul bonding dan orbital molekul nonbonding. Diagram

tingkat energi orbital molekul pada kompleks tetrahedral dapat dilihat pada gambar

16.

t *2

a *1

t*2

t2 g

a 1

t 2

( n + 1 )p

( n + 1 ) s

n d e

t 2

a 1

t 2

o r b i ta l a to mlo g a m a ta uio nlo g a mb e b a s( a )

o r b i ta l a to mlo g a m a ta uio n lo g a mp a d a m e d a nte tr a h e d r a l( b )

o r b i ta l m o le k u lk o m p le k ste tra h e d r a l( d )

o r b i ta l -o r b i ta lk e lo m p o k l ig a n( c )

1 0 D q

Gambar 16. Diagram Tingkat Energi Orbital Molekul Kompleks Tetrahedral (Effendy, 2007)

4. Sifat Magnetik

Sifat magnetik kompleks dibedakan menjadi dua yaitu sifat paramagnetik dan

diamagnetik. Kompleks dengan medan ligan lemah menghasilkan pemisahan orbital

d (Δ) yang tidak terlalu besar, sehingga setelah elektron memenuhi orbital d energi

rendah elektron berikutnya akan mengisi orbital d energi tinggi, sehingga elektron

cenderung tidak berpasangan. Keadaan ini dinamakan spin tinggi. Kompleks dengan

medan ligan kuat menghasilkan pemisahan orbital d yang cukup besar, sehingga

elektron cenderung berpasangan. Keadaan ini dinamakan spin rendah yang

menimbulkan sifat diamagnetik (Lee, 1994).

σ

Page 36: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

xxxvi

Adanya elektron yang tidak berpasangan akan menyebabkan sifat

paramagnetik pada senyawa kompleks. Gerakan spin elektron dari orbital d tersebut

menimbulkan momen magnet permanen yang bergerak searah dengan medan magnet

luar dan menghasilkan nilai kerentanan magnet (Jolly, 1991).

Pada pengukuran dengan neraca kerentanan magnetik, diperoleh harga

kerentanan magnetik per gram (Xg), hubungannya dengan kerentanan magnetik molar

(XM) ditunjukkan oleh persamaan (2) (Szafran et al., 1991). Harga XM dikoreksi

terhadap faktor diamagnetik (XL) dari ion logam dan ligan, sehingga diperoleh harga

kerentanan magnetik terkoreksi (XA), yang ditunjukkan oleh persamaan (3).

XM = Xg x Berat Molekul (dalam g mol-1)......................................................(2)

XA = XM - ∑XL ...............................................................................................(3)

Tabel 3. Faktor Koreksi Diamagnetik untuk Beberapa Kation, Anion, Atom Netral

dan Molekul (10-6 cgs) (Huheey et al., 1993)

No Kation/anion/atom netral/molekul Faktor koreksi (10-6 cgs)

1. Ni2+ -13,00 2. Fe3+ -13,00 3. Cl¯ -23,40 4. NO3¯ -18,90 5. C -6,00 6. H -2,93 7. N (dalam lingkar lima atau enam) -4,61 8. N (amida) -2,11 9. O (aldehid atau keton) -1,73 10. H2O -13,00

Hubungan antara μeff dengan kerentanan magnetik terkoreksi (XA) ditunjukkan oleh

persamaan (4) (Szafran et al., 1991).

μeff = 2,828 (XA x T)1/2 BM (Bohr Magneton) ...............................................(4)

keterangan : μeff = momen magnet (BM)

T = suhu (K)

Page 37: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

xxxvii

Momen magnet logam transisi merupakan paduan dari momen spin dan

orbital, akan tetapi pada kebanyakan senyawa kompleks kontribusi orbital hampir

dapat diabaikan sehingga momen magnet dapat dihitung berdasarkan momen magnet

spin saja, rumus momen magnet yang ditimbulkan oleh spin (spin-only) ditunjukkan

pada persamaan (5).

μs = 2[s(s+1)]1/2 BM (Bohr Magneton) ..........................................................(5)

keterangan : μs = momen magnet yang ditimbulkan oleh spin elektron

s = total spin elektron = ½ x jumlah elektron tidak berpasangan

Hubungan nilai momen magnet suatu senyawa dengan banyaknya elektron

yang tidak berpasangan dinyatakan dalam persamaan (6) (Jolly, 1991).

μs = [n(n+2)]1/2 BM (Bohr Magneton) ……………..……………………….(6)

keterangan : μs = momen magnetik yang ditimbulkan oleh spin elektron

n = jumlah elektron yang tidak berpasangan

Ion Fe3+ mempunyai konfigurasi elektron d5 sehingga bersifat paramagnetik.

Harga momen magnet efektif kompleks besi(III) spin tinggi dengan lima elektron

yang tidak berpasangan adalah 5,92 BM sedang pada eksperimen berkisar pada 5,7 –

6,0 BM. Kompleks besi(III) spin rendah mempunyai momen magnetik sebesar 2,0 –

2,5 BM, angka ini lebih besar dibanding dengan hanya melibatkan spin elektron saja

yaitu 1,73 BM. Pada Ni2+ mempunyai konfigurasi elektron d8 dengan dua elektron

tidak berpasangan sehingga bersifat paramagnetik. Harga momen magnet efektif

kompleks nikel(II) adalah 2,80 – 3,50 BM, angka ini lebih besar dibanding dengan

hanya melibatkan spin elektron saja yaitu 2,83 BM (Huheey et al., 1993).

5. Daya Hantar Listrik

Daya hantar listrik adalah ukuran seberapa kuat suatu larutan dapat

menghantarkan arus listrik. Daya hantar listrik larutan elektrolit dapat dinyatakan

sebagai daya hantar listrik molar (molar conductivity) yang didefinisikan sebagai

Page 38: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

xxxviii

daya hantar yang ditimbulkan oleh satu mol zat, sesuai persamaan (7)

(Kartohadiprodjo, 1990).

C

Km =Λ ..........................................................................................................(7)

keterangan : Λm = hantaran molar (S mol-1 cm2)

K = daya hantar listrik spesifik larutan elektrolit (S cm-1)

C = konsentrasi elektrolit (mol cm-3)

Apabila daya hantar spesifik larutan merupakan daya hantar yang sudah terkoreksi

(K*) dalam satuan μ S cm-1 maka daya hantar molar larutan elektrolit dapat ditulis

seperti pada persamaan (8).

C

Km

1000

*

=Λ ..................................................................................................(8)

keterangan : Λm = hantaran molar (S.mol-1.cm2)

K* = konduktansi = daya hantar listrik spesifik terkoreksi (μ.S.cm-1)

= K-K pelarut

C = konsentrasi elektrolit (mol.L-1)

Pada kompleks logam transisi, anion dari sisa asam dapat terkoordinasi pada

ion pusat atau tidak terkoordinasi. Dengan membandingkan konduktivitas molar

suatu senyawa dengan senyawa ionik yang diketahui molarnya, dapatlah

diperkirakan jumlah ion (kation atau anion) yang dihasilkan dalam larutan (Szafran et

al., 1991). Besarnya konduktansi molar beberapa ion dalam air pada suhu kamar

ditunjukkan oleh tabel 4.

Tabel 4. Konduktansi Molar Ion dalam Air pada 25 ºC (Szafran et al., 1991)

Jumlah ion Konduktansi molar

(cm-1mol-1Ω-1)

2 3 4 5

118 – 131 235 – 273 408 – 435

~ 560

Page 39: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

xxxix

6. Spektroskopi Infra Merah

Inti-inti atom yang terikat oleh ikatan kovalen mengalami getaran (vibrasi)

atau osilasi, dengan cara serupa dengan dua bola yang terikat oleh suatu pegas.

Apabila getaran atom - atom tersebut menghasilkan perubahan momen dwikutub,

akan terjadi penyerapan radiasi infra merah pada frekuensi yang sama dengan

frekuensi vibrasi alamiah molekul tersebut (Pudjaatmaka, 1989).

Gerakan vibrasi suatu molekul ada dua macam yaitu vibrasi ulur (stretching)

dan vibrasi tekuk (bending). Vibrasi ulur terdiri atas vibrasi simetri dan antisimetri,

sedangkan vibrasi tekuk terdiri atas vibrasi gunting (scissoring), goyang (rocking),

kibas (wagging) dan putar (twisting) (Williams and Fleming, 1981).

Frekuensi vibrasi ulur antara dua atom yang berikatan dapat dihitung

berdasarkan hukum Hooke seperti dirumuskan dalam persamaan (9) (Kemp, 1987).

21

2121 )/().(2

1

+=

mmmm

k

cπυ ...................................................................(9)

keterangan : υ = frekuensi (detik-1)

k = tetapan gaya ikatan (Nm-1)

m1 dan m2 = massa dua atom (gram)

Dari persamaan (9) terlihat bahwa bilangan gelombang υ berbanding lurus

dengan kekuatan ikatan dua atom (k). Sebaliknya bilangan gelombang υ berbanding

terbalik dengan massa tereduksi μ, dimana :

21

21

mm

mm

+= •µ .................................................................................................(10)

Keterangan : μ = massa tereduksi (g)

m1 dan m2 = massa dua atom (g)

Page 40: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

xl

Pirazinamida memiliki gugus koordinasi yang berbeda-beda, sehingga model

ikatannya juga berbeda-beda. Dalam berikatan dapat melalui gugus N cincin

pyrazine, >C=O, dan atau gugus –NH2nya. Apabila ikatan koordinasinya melalui

atom N gugus amino, diharapkan pengurangan yang besar (Δ = 150-220 cm-1) pada

bilangan gelombang NH2 stretching, ikatan NH2, dan C-NH2 stretching, dan bila

koordinasi terjadi melalui oksigen gugus karbonil maka terjadi pergeseran negatif

υ(C=O) dibandingkan ligan bebasnya. Selain itu, bila nitrogen cincin aromatik

terlibat ikatan koordinasi, maka akan mempengaruhi model cincinnya (Akyuz et al.,

2007). Serapan kuat pada 871 cm-1 dan 685 cm-1 menunjukkan vibrasi kerangka

aromatik cincin pirazin yang teramati pada pirazinamida (Tanase et al., 2005).

Serapan N-H pada amida primer memperlihatkan dua pita serapan yang

sedang-kuat secara simetris dan asimetris pada 3400 cm-1 dan 3520 cm-1 dalam

larutan. Namun dalam cuplikan padat teramati di dekat 3180 cm-1 dan 3350 cm-1

yang disebabkan ikatan hidrogen. Amida sekunder menunjukkan serapan di daerah

3330-3060 cm-1. Uluran C=O pada amida primer memiliki serapan kuat di daerah

1650 cm-1 (dalam padatan) atau di dekat 1690 cm-1 (dalam larutan encer). Pada

amida sekunder, serapan karbonil di daerah 1640 cm-1 (dalam padatan) atau di dekat

1690 cm-1 (dalam larutan encer). Sedangkan pada gugus C–N mempunyai serapan di

dekat 1400 cm-1 dan gugus C=N di daerah 1689-1471 cm-1. Vibrasi ikatan rangkap

C=C aromatik terkonjugasi menunjukkan serapan pada 1650–1600 cm-1 (Hartono dan

Purba, 1986).

7. Thermogravimetric/Differential Thermal Analysis (TG/DTA)

Analisis termal didefinisikan sebagai pengukuran sifat fisika dan kimia dari

material sebagai fungsi temperatur. Thermogravimetri analysis (TGA) secara

otomatis mencatat perubahan berat sampel sebagai fungsi temperatur atau waktu

(Susilowati, 2002). Differential Thermal Analysis merupakan teknik yang mengukur

perbedaan temperatur antara sampel dan materi pembanding inert sebagai fungsi

temperatur jika temperatur keduanya dinaikkan dengan kecepatan sama dan konstan.

Page 41: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

xli

Proses yang terjadi pada sampel yaitu eksoterm dan endoterm yang ditampilkan

dalam bentuk termogram diferensial (Skoog, Holler and Nieman, 1985).

Dalam termogram diferensial, puncak maksimum menunjukan peristiwa

eksoterm dimana panas akan dilepaskan oleh sampel dan puncak minimum

menunjukan peristiwa endoterm dimana terjadi penyerapan panas oleh sampel. Salah

satu contoh bentuk termogram diferensial adalah termogram ([Cu2(pcp)2(4,4’-

bipy)].5H2O) (pcp = P,P’-diphenylmethylenediphosphinate) (Bataille, Costantino,

Luis, Midollini, Orlandini, 2008) seperti yang ditunjukkan pada gambar 17.

Gambar 17. Kurva TG/DTA Kompleks ([Cu2(pcp)2(4,4’-bipy)].5H2O) (Bataille et al., 2008)

Pada gambar 17 menggambarkan bahwa pada suhu 25-80 ºC kompleks

([Cu2(pcp)2(4,4’-bipy)].5H2O) kehilangan massa 7,8 % yang sebanding dengan

lepasnya 4 molekul H2O (teori 8,2 %). Pada suhu 80-260 ºC menunjukkan

pembentukan ([Cu2(pcp)2(4,4’-bipy)].H2O). Kemudian kehilangan massa 19 % terjadi

pada suhu 260-340 ºC yang sebanding dengan hilangnya sebuah molekul air dan

ligan 4,4’-bipy (teori 19,8 %). Kehilangan massa ketiga dan keempat sebesar 30 %

terjadi pada suhu 340-800 ºC yang merupakan pembakaran karbon dan hidrogen dari

gugus phosphinate dengan pembentukan campuran tembaga oksida dan tembaga

pirofosfat, hal ini didukung dengan puncak eksotermis yang kuat pada kurva DTA

dan data difraksi sinar-X (Bataille et al., 2008).

Page 42: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

xlii

8. Pirazinamida

Pirazinamida merupakan turunan dari pirazin yang analog dengan

nicotinamida, berupa serbuk kristal berwarna putih, stabil pada suhu ruangan dan

larut dalam kloroform, metil klorida, sedikit larut dalam benzena dan sangat larut

dalam air. Nama kimia pirazinamida adalah pyrazinecarboxamide, sedangkan nama

lainnya antara lain pyrazinoic acid amide, pyrazine carboxylamide, Pezetamida

(Hefa-Frenon), Pirafat (Fatol), Pirilena (Cassenne), Piraldina (Bracco), Tebrazida

(Searle), Unipiranamida (Unichem), Zinamida(Merck & Co.), 2-Carbamyl pyrazine,

2-Pyrazinecarboxamide, Pyrazine-2-carboxamide. Formula kimia pirazinamida

adalah C5H5N3O dengan berat molekulnya 123,11 g.mol-1, memiliki titik leleh 192 ºC

(Handbook of Anti-Tuberculosis Agents, 2008).

Pirazinamida merupakan turunan dari pirazin yang mampu bergabung dengan

senyawa lain membentuk senyawa polisiklis dengan struktur yang berguna dalam

bidang farmasi dan parfum. Pirazin sendiri merupakan komponen folat (pada vitamin

B) dan cincin isoalloxazin pada inti flavin. Pirazin dan turunan senyawa polisiklisnya

digunakan dalam industri parfum dan flavouring, obat, dan biologi. Pirazinamida

biasa digunakan sebagai obat antituberkulosis.

B. Kerangka Pemikiran

Senyawa kompleks akan terbentuk jika terjadi ikatan kovalen koordinasi

antara ion logam yang mempunyai orbital kosong dengan ligan yang merupakan

pendonor elektron. Besi(III) dan nikel(II) dapat menyediakan orbital kosong untuk

membentuk senyawa kompleks. Pirazinamida mempunyai atom donor lebih dari satu

yaitu atom O pada gugus karbonil, atom N amida dan dua atom N pada cincin

pirazinnya, sehingga ikatan koordinasi dengan Fe(III) dan Ni(II) dalam berbagai

kemungkinan. Sebagaimana pada kompleks ([Cu(iminodiacetato)(pyrazine-2-

carboxamide)(H2O)].H2O) (Blanco et al., 2003) atom N cincin pirazin dari pyrazine-

2-carboxamide terkoordinasi pada Cu(II). Pada kompleks {[Cu(2-pyrazine

carboxamide)(CH3CN)3](ClO4)2.H2O}n (Tanase et al., 2005), atom O gugus karbonil

Page 43: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

xliii

dan atom N cincin pirazin dari ligan 2-pyrazine carboxamide terkoordinasi pada

Cu(II). Kemungkinan ikatan koordinasi antara pirazinamida dengan Fe3+ dan Ni2+

ditunjukkan oleh gambar 18.

N

N

C

O

NH2

N

N

C

O

NH2N

N

C

O

NH2N

N

C

O

NH2N

N

C

O

NH2N

N

C

O

NH2

N

N

C

O

NH2

N

N

C

O

NH2

N

N

C

O

NH2

N

N

C

O

NH2

Fe3+

Ni2+

Ni2+

Fe3+

Fe3+

Ni2+

N

N

C

O

NH2

N

N

C

O

NH2

Fe3+

Ni2+ Gambar 18. Beberapa Kemungkinan Koordinasi Pirazinamida pada Atom Pusat

Fe(III) dan Ni(II)

Gugus amida pada pirazinamida mampu melakukan resonansi sehingga ikatan

pada ikatan karbon-nitrogen menjadi terbatas. Penumbang dipolar sangat penting

sehingga ikatan C-N berperilaku seperti ikatan rangkap. Akibatnya, atom N dan C

pada C=O dan dua atom yang melekat pada masing-masing atom tersebut terletak

pada bidang yang sama dan rotasi pada C-N terbatas.

O

C N

R

H

H

O

C N+

R

H

H

..

Sebagai penyumbang resonansi dipolar, gugus amida ini sangat polar dan

membentuk ikatan hidrogen yang kuat. Elektronegatifan atom O yang cukup besar

(3,5) daripada atom N (3,0) serta adanya awan elektron pada cincin pirazinnya,

memungkinkan koordinasi dengan ion pusat melalui salah satu atau kedua atom ini.

Page 44: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

xliv

Secara umum kompleks Fe(III) mempunyai struktur oktahedral dan kompleks

Ni(II) dapat berstruktur oktahedral, bujur sangkar atau tetrahedral. Dalam kompleks

Ni(II), ligan kuat yang terkoordinasi pada ion pusat dan mampu melakukan

pendonoran elektron lebih baik, cenderung memilih struktur bujur sangkar daripada

oktahedral.

Serapan spektrum elektronik dapat menandai terbentuknya kompleks dan

geometri yang terbentuk melalui besarnya transisi elektronik dari keadaan dasar ke

keadaan eksitasi. Kompleks Fe(III) dengan konfigurasi elektron d5 berstruktur

oktahedral menunjukkan beberapa puncak transisi pada daerah 300–600 nm atau

18.000–30.000 cm-1. Struktur oktahedral Ni(II) dengan dua elektron tidak

berpasangan ditandai dengan tiga puncak di sekitar 400-1000 nm dengan intensitas

tinggi, namun yang teramati dengan spektrofotometer UV-Vis biasanya hanya dua

puncak saja.

Besi(III) dengan konfigurasi elektron d5 dapat membentuk kompleks berspin

tinggi dengan lima elektronnya tidak berpasangan, mempunyai harga momen magnet

spin-only (µs) sebesar 5,92 BM atau berspin rendah dengan sebuah elektron yang

tidak berpasangan memiliki harga momen magnet spin-only (µs) sebesar 1,73 BM dan

keduanya bersifat paramagnetik. Sedangkan kompleks nikel(II) paramagnetik

cenderung menjadikan dua elektronnya (d8) tidak berpasangan dengan harga momen

magnet spin-only (µs) sebesar 2,83 BM.

C. Hipotesis

1. Besi(III) dan nikel(II) dapat membentuk kompleks dengan pirazinamida.

2. Formula kompleks yang mungkin terbentuk adalah Ni(pirazinamida)m(NO3)2.nH2O

dan Fe(pirazinamida)mCl3.nH2O dengan m = 1, 2, 3, 4, 5, atau 6 dan n = 0, 1, 2, 3,

4 atau 5.

3. Kompleks yang terbentuk diperkirakan memiliki karakteristik antara lain:

a. Mengalami pergeseran spektrum elektronik.

Page 45: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

xlv

b. Kompleks Fe(III)-pirazinamida bersifat paramagnetik dengan harga µeff

berkisar 1,73 atau 5,92 BM dan kompleks Ni(II)-pirazinamida bersifat

paramagnetik juga dengan harga µeff berkisar 2,83 BM.

c. Atom O pada gugus karbonil (C=O) dan atom N cincin pirazin mempunyai

kecenderungan besar terkoordinasi pada ion pusat.

d. Kompleks diperkirakan berstruktur oktahedral.

Page 46: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

xlvi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang dilakukan dalam sintesis kompleks ini adalah metode

eksperimen. Cara sintesis kompleks mengacu pada Cakir et al.,2006. Terbentuknya

kompleks ditandai dengan adanya pergeseran spektrum UV-Vis dan pergeseran

spektrum infra merah. Formula kompleks diperkirakan dari pengukuran kadar

besi(III) dan nikel(II) dalam kompleks dengan spektrofotometer serapan atom (SSA),

pengukuran daya hantar listrik (DHL) dengan konduktivitimeter dan analisis termal

dengan TG/DTA. Sifat kompleks ditentukan dari pengukuran spektrum UV-Vis,

spektrum infra merah, dan sifat kemagnetannya.

B Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan selama enam bulan yaitu bulan Oktober 2008 sampai

dengan Maret 2009 :

1. Sintesis kompleks dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas MIPA Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Pengukuran kadar logam, daya hantar listrik, spektrum elektronik, dan momen

magnet dilakukan di Laboratorium Pusat MIPA Sub-Lab Kimia Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

3. Pengukuran spektrum infra merah dilakukan di Laboratorium Kimia Organik

Fakultas Kimia Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

4. Analisis TG/DTA dilakukan di Laboratorium Uji Polimer Pusat Penelitian Fisika

(P2F) LIPI Bandung.

C. Alat dan Bahan

1. Alat

a. Spektrofotometer serapan atom (SSA) Shimadzu AA-6650

b. Spektrofotometer UV-Vis Double Beam Shimadzu 1601

Page 47: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

xlvii

c. Spektrofotometer FTIR Prestige 21

d. Thermogravimetric/Differential Thermal Analyzer 200 Seiko SSC 5200H

e. Magnetic Susceptibility Balance (MSB) Auto Sherwood Scientific 10169

f. Konduktivitimeter Jenway CE 4071

g. Neraca analitik Shimadzu AEL-200

h. Pemanas listrik Cimarec Thermolyne

i. Pengaduk magnetik Heidholp M1000 Germany

j. Peralatan gelas

k. Termometer 100 ºC

2. Bahan-bahan

Semua bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai derajat

kemurnian pro analisis (pa) :

a. Ni(NO3)2.6H2O (Merck)

b. FeCl3.6H2O (Merck)

c. Pirazinamida (PT. Kimia Farma-Linaria)

d. Asam nitrat (HNO3) 65% (Merck)

e. Asam klorida (HCl) 37% (Merck)

f. KBr kering (Merck)

g. Metanol (Merck)

h. Etanol (Merck)

i. Akuades

j. Kertas saring

D. Prosedur Penelitian

1. Sintesis Kompleks

a. Sintesis Kompleks Fe(III) dengan Pirazinamida

Larutan FeCl3.6H2O (1,081 g; 4 mmol) dalam akuades (10 ml) ditambahkan

ke dalam larutan pirazinamida (0,492 g; 4 mmol) dalam akuades (15 ml) pada suhu

55 ºC lalu diaduk konstan selama ± 3 jam. Larutan kemudian dipekatkan sampai

Page 48: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

xlviii

volume ± 10 ml kemudian dibiarkan selama ± 48 jam dan diperoleh endapan

berwarna jingga kemerahan. Endapan ini kemudian direkristalisasi, dicuci dengan

etanol dan didiamkan pada suhu kamar. Endapan berwarna jingga kemerahan

(0,9308 g; 90,12%) ini diperkirakan kompleks Fe(III)-pirazinamida.

b. Sintesis Kompleks Ni(II) dengan Pirazinamida

Larutan Ni(NO3)2.6H2O (1,163 g; 4 mmol) dalam aquades (10 ml)

ditambahkan ke dalam larutan pirazinamida (0,492 g, 4 mmol) dalam aquades (15 ml)

pada suhu 55 ºC lalu diaduk konstan selama ± 3 jam. Larutan kemudian dipekatkan

sampai volume ± 10 ml dan dibiarkan selama ± 48 jam hingga terbentuk endapan

hijau muda. Endapan ini kemudian direkristalisasi, dicuci dengan etanol dan

didiamkan pada suhu kamar. Endapan berwarna hijau muda (0,8420 g; 69,21 %) ini

diperkirakan kompleks Ni(II)-pirazinamida.

2. Penentuan Kadar Besi dan Nikel

Kadar besi diukur dengan spektrofotometer serapan atom (SSA) pada panjang

gelombang maksimum λmax 248,28 nm. Larutan standar induk dibuat dengan

melarutkan FeCl3.6H2O dalam HCl 0,1 N sehingga diperoleh standar Fe3+ 1000 ppm,

kemudian dibuat larutan standar Fe3+ 50 ppm. Konsentrasi larutan standar untuk

pengukuran dibuat pada konsentrasi 0,1, 2, 3, 4 dan 5 ppm yang diambil dari larutan

standar 50 ppm, kemudian diukur absorbansinya dan dibuat kurva standar. Larutan

sampel dalam HCl 0,1 N dibuat dengan konsentrasi tidak lebih dari 5 ppm, diukur

absorbansinya kemudian diplotkan pada kurva standar.

Pengukuran kadar nikel diukur dengan spektrofotometer serapan atom (SSA)

pada panjang gelombang maksimum λmax 232 nm. Larutan standar induk dibuat

dengan melarutkan Ni(NO3)2.6H2O dalam HNO3 0,5 N sehingga diperoleh standar

Ni2+ 1000 ppm, kemudian dibuat larutan standar Ni2+ 50 ppm dalam 0,1 N HNO3.

Konsentrasi larutan standar untuk pengukuran dibuat pada konsentrasi 0,1, 2, 3, 4 dan

5 ppm yang diambil dari larutan standar 50 ppm, kemudian diukur absorbansinya dan

Page 49: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

xlix

dibuat kurva standar. Larutan sampel dalam HNO3 0,1 N dibuat dengan konsentrasi

tidak lebih dari 5 ppm, diukur absorbansinya kemudian diplotkan pada kurva standar.

3. Pengukuran Daya Hantar Listrik (DHL)

Sampel dan standar dilarutkan dalam akuades dan dibuat pada konsentrasi

kurang lebih sama (10-3 M), kemudian masing-masing larutan diukur daya hantar

listriknya dengan konduktivitimeter (setiap pengukuran dikoreksi terhadap nilai daya

hantar spesifik pelarut, kpelarut).

4.Analisis TG/DTA

Analisis termal dilakukan dengan Thermografimetric Analyzer (TGA) yang

mencatat perubahan berat sampel sebagai fungsi temperatur dan Differential Thermal

Analyzer (DTA) untuk identifikasi adanya molekul H2O dalam senyawa kompleks

dengan mendeteksi perubahan pada kandungan panasnya. Analisis ini dilakukan pada

suhu 30-575 °C. Sampel kompleks yang diukur sekitar 5-10 mg dan ditempatkan

pada perangkat sampel TG/DTA.

5. Pengukuran Momen Magnet

Sampel senyawa kompleks padat yang akan ditentukan harga momen

magnetnya dimasukkan ke dalam tabung kosong pada neraca kerentanan magnetik,

lalu diukur tinggi sampel dalam tabung minimal 1,5 cm dan beratnya antara 0,001 –

0,999 gram. Hasil pengukuran akan diperoleh harga kerentanan magnetik per gram

atom (χg) yang kemudian diubah menjadi kerentanan magnetik molar (χM) dan

dikoreksi terhadap faktor diamagnetik (χL), sehingga didapatkan nilai kerentanan

magnetik terkoreksi (χA). Dari harga χA dapat dihitung momen magnet efektifnya.

6. Pengukuran Spektrum Infra Merah

Masing-masing sampel senyawa kompleks dan ligan pirazinamida (1 mg)

dibuat pelet menggunakan KBr kering (300 mg). Masing-masing pelet dibuat

Page 50: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

l

spektrumnya dengan menggunakan Spektrofotometer FTIR pada daerah 4000-400

cm-1.

7. Pengukuran Spektrum Elektronik

Sampel dan standar dilarutkan dalam metanol dengan konsentrasi 10-2 M

sampai 10-4 M, kemudian diukur spektrum elektroniknya dengan spektrofotometer

UV-Vis. Pengukuran spektrum elektronik dilakukan pada daerah 300 nm – 800 nm.

Serapan diamati pada absorbansi yang sesuai dengan panjang gelombang maksimum

dengan spektrofotometer UV-Vis.

E. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Data hasil pengamatan diolah secara deskriptif non statistik. Indikasi

terbentuknya kompleks besi(III) dan nikel(II) dengan pirazinamida ditandai dengan

pergeseran panjang gelombang spektrum elektronik UV-Vis dari FeCl3.6H2O dan

Ni(NO3)2.6H2O. Formula kompleks diperkirakan dari hasil analisis SSA yaitu kadar

logam Ni dan Fe hasil eksperiemen ini dibandingkan dengan yang persentasenya

mendekati perhitungan secara teoritis, hasil pengukuran daya hantar listrik yang

menunjukkan jumlah muatan ion dalam kompleks dan analisis TG/DTA. Sifat

magnetik kompleks ditentukan dengan pengukuran nilai momen magnet

menggunakan MSB. Besarnya energi transisi pada kompleks diketahui dari spektrum

elektronik UV-Vis. Gugus fungsi ligan yang terkoordinasi pada ion pusat diperkirakan

dari pergeseran spektrum infra merah.

Page 51: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

li

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sintesis Kompleks

1. Sintesis Kompleks Besi(III) dengan Pirazinamida

Sintesis kompleks dilakukan pada perbandingan mol logam dan mol ligan 1 :

1. Penambahan larutan FeCl3.6H2O ke dalam larutan pirazinamida pada suhu ± 55 ºC

merubah warna larutan yang semula bening menjadi merah tua. Pengadukan larutan

selama ± 3 jam (sampai volume larutan ± 10 ml) yang kemudian didiamkan ± 48 jam,

menghasilkan padatan berwarna jingga kemerahan (0,9308 gram) yang diperkirakan

kompleks Fe(III)-pirazinamida.

Pembentukan kompleks ini diindikasikan dengan adanya pergeseran λmax ke

arah yang lebih kecil (43,50 nm) spektrum elektronik Fe3+ dari larutan FeCl3.6H2O

(363,50 nm) terhadap spektrum elektronik Fe3+ dari larutan kompleks Fe(III)-

pirazinamida (320,00 nm), seperti yang ditunjukkan gambar 19.

Gambar 19. Spektrum Elektronik Fe3+ pada Larutan FeCl3.6H2O (a) dan Fe3+ pada Larutan Kompleks Fe(III)-pirazinamida (b) dalam Metanol

(b) 320,00 nm

(a) 363,50 nm

Page 52: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

lii

2. Sintesis Kompleks Nikel(II) dengan Pirazinamida

Sintesis kompleks dilakukan pada perbandingan mol logam dan mol ligan 1 :

1 dengan prosedur yang sama seperti pada sintesis Fe(III) dengan pirazinamida.

Penambahan larutan Ni(NO3)2.6H2O ke dalam larutan pirazinamida pada suhu ± 55ºC

merubah warna larutan yang semula bening menjadi hijau kebiruan. Pengadukan

larutan selama ± 3 jam (sampai volume larutan ± 10 ml) yang kemudian didiamkan ±

48 jam, menghasilkan serbuk berwarna hijau muda (0,8420 gram) yang diperkirakan

kompleks Ni(II)-pirazinamida.

Sebagaimana pada pembentukan kompleks Fe(III)-pirazinamida, terbentuknya

kompleks Ni(II)-pirazinamida juga diindikasikan oleh adanya pergeseran λmax pada

spektrum elektroniknya terhadap Ni(NO3)2.6H2O.

Gambar 20. Spektrum Elektronik Ni2+ pada Larutan Ni(NO3)2.6H2O (a) dan Spektrum Elektronik Ni2+ pada Larutan Kompleks Ni(II)-pirazinamida (b) dalam Metanol

Pada gambar 20 di atas, terlihat adanya pergeseran panjang gelombang

maksimum (λmax) spektrum elektronik puncak pertama dari daerah 671,88 nm

bergeser (10,38 nm) menjadi 661,50 nm. Terlihat juga pergeseran λmax (20,76 nm)

pada puncak kedua dari 397,50 nm menjadi 376,74 nm.

(a) 397,50 nm

(b) 376,74 nm

(a) 671,88 nm

(b) 661,50 nm

Page 53: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

liii

B. Penentuan Formula Kompleks

1. Pengukuran Kadar Besi dan Nikel

a. Pengukuran Kadar Besi dalam Kompleks

Hasil pengukuran kadar besi(III) secara eksperimen dalam kompleks Fe(III)-

pirazinamida dengan spektrofotometer serapan atom (SSA) adalah 10,93 ± 0,20 %,

sedangkan hasil secara teoritisnya ditunjukkan oleh tabel 5 (perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3). Dengan membandingkan hasil

pengukuran kadar besi secara eksperimen dengan teoritis, maka diperkirakan formula

kompleks Fe(III)-pirazinamida yang mungkin adalah Fe(pirazinamida)mCl3.nH2O

dengan m = 1 atau 2 dan n = 12,13, 5, atau 6.

Tabel 5. Kadar Besi dalam Kompleks Besi(III) dengan Pirazinamida dengan

Berbagai Komposisi secara Teoritis

No Komposisi Senyawa Kompleks Mr % Fe

1. Fe(pza)Cl3.12H2O 501,30 11,14

2. Fe(pza)Cl3.13H2O 519,30 10,75

3. Fe(pza)Cl3.14H2O 537,30 10,39

4. Fe(pza)2Cl3.5H2O 498,40 11,21

5. Fe(pza)2Cl3.6H2O 516,40 10,82

6. Fe(pza)2Cl3.7H2O 534,40 10,45

b. Pengukuran Kadar Nikel dalam Kompleks

Hasil pengukuran kadar nikel(II) secara eksperimen dalam kompleks Ni(II)-

pirazinamida dengan spektrofotometer serapan atom adalah 9,60 ± 0,26 %, sedangkan

hasil secara teoritisnya ditunjukkan dalam tabel 6 (perhitungan selengkapnya pada

lampiran 3). Dengan membandingkan hasil pengukuran kadar nikel secara

eksperimen dengan teoritis, maka diperkirakan formula kompleks Ni(II)-pirazinamida

yang mungkin adalah Ni(pirazinamida)m(NO3)2.nH2O dengan m = 2 atau 3 dan n = 3,

4, 10 atau 11.

Page 54: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

liv

Tabel 6. Kadar Nikel dalam Kompleks Nikel(II) dengan Pirazinamida pada Berbagai Komposisi secara Teoritis

No Komposisi Senyawa Kompleks Mr % Ni 1. Ni(pza)2 (NO3)2.9H2O 590,91 9,93 2. Ni(pza)2 (NO3)2.10H2O 608,91 9,64 3. Ni(pza)2 (NO3)2.11H2O 626,91 9,36 4. Ni(pza)2 (NO3)2.12H2O 644,91 9,10 5. Ni(pza)3 (NO3)2.2H2O 588,01 9,98 6. Ni(pza)3 (NO3)2.3H2O 606,01 9,68 7. Ni(pza)3 (NO3)2.4H2O 624,01 9,41 8. Ni(pza)3 (NO3)2.5H2O 642,01 9,14

2. Pengukuran Daya Hantar Listrik

Hasil pengukuran daya hantar larutan standar dan sampel kompleks dalam air

ditunjukkan oleh tabel 7 dan perhitungan selengkapnya pada lampiran 4. Hasil

pengukuran daya hantar listrik pada tabel 7 menunjukkan bahwa kompleks Fe(III)-

pirazinamida dan Ni(II)-pirazinamida mempunyai perbandingan jumlah muatan

kation : anion berturut-turut adalah 3 : 1 dan 2 : 1. Hasil ini menunjukkan bahwa

kompleks tersebut bersifat elektrolit dan anion Cl¯ dan NO3¯ yang ada

berkedudukan sebagai anion dan tidak berkoordinasi dengan ion pusat Fe(III) atau

Ni(II).

Tabel 7. Daya Hantar Listrik Larutan Standar dan Kompleks dalam Air

No Larutan ΛM (S.cm2.mol-1)

Perbandingan jumlah muatan kation : anion

1. Air 0 - 2. KCl 100,83 ± 0,17 1 : 1 3. KNO3 111,63 ± 0,33 1 : 1 4. Co(NO3)2.6H2O 138,23 ± 0,05 2 : 1 5. Ni(NO3)2.6H2O 155,07 ± 0,17 2 : 1 6. Al(Cl3)3.6H2O 253,07 ± 1,25 3 : 1 7. CrlCl3.6H2O 259,73 ± 0,47 3 : 1 8. FeCl3.6H2O 579,73 ± 1,25 3 : 1 9. Fe(III)-pirazinamida 382,44 ± 4,13 3 : 1 10. Ni(II)-pirazinamida 179,37 ± 1,42 2 : 1

Page 55: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

lv

3. Analisis Termal dengan TG/DTA

Hasil analisis TG/DTA untuk kompleks Fe(III)-pirazinamida dan kompleks

Ni(II)-pirazinamida ditunjukkan oleh gambar 21, gambar 22, tabel 8 dan tabel 9.

Gambar 21. Termogram (a) TG (b) DTA Kompleks Fe(III)-pirazinamida

Pada gambar 21, nampak adanya tiga puncak endoterm pada suhu 45,9 ºC,

284,8 ºC, dan 322,6 ºC. Termogram TG menunjukkan adanya pelepasan molekul

yang ditandai oleh pengurangan massa pada suhu tertentu, sebagaimana ditunjukkan

oleh tabel 8 (perhitungan selengkapnya pada lampiran 5). Proses dekomposisi

kompleks Fe(III)-pirazinamida diamati pada suhu 30 – 575 ºC. Puncak endoterm

pertama (45,9 ºC) mengindikasikan kompleks yang terdekomposisi dimulai dengan

lepasnya beberapa molekul air. Pada puncak endoterm kedua ( 284,8 ºC )

mengindikasikan kompleks yang terdekomposisi sebanding dengan hilangnya dua

buah molekul air dan ¼ molekul pirazinamida, serta puncak endoterm yang ketiga

(322,6 ºC) menunjukkan proses dekomposisi masih berlangsung . Pada suhu 568,9ºC

diperoleh residu sebesar 25,3 % yang diperkirakan sebanding dengan FeCl2.

(a)

(b)

Page 56: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

lvi

Tabel 8. Perkiraan Pelepasan Molekul Kompleks Fe(pirazinamida)2Cl3.6H2O

Hilang Massa ( % )

Suhu ( ºC )

Eksperimen Teori

Perkiraan Molekul yang Lepas

0-75,1

75,1-193,4

193,4-265,3

265,3-320,2

320,2-568,9

11,3

4,4

13,1

27,3

18,6

10,46

3,49

12,94

29,80

18,79

~ 3 mol H2O

~1 mol H2O

~ 2 H2O, ¼ mol pza

~1¼ mol pza

~ ½mol pza, Cl

568,9 25,3 % 24,56 % Sisa FeCl2

Berdasarkan hasil termogram TG/DTA ini, formula kompleks yang paling

sesuai adalah Fe(pirazinamida)2Cl3.6H2O. Keenam molekul air ini dapat sebagai ligan

atau bukan ligan. Umumnya sebagai ligan, air terlepas pada suhu yang lebih tinggi

bila dibandingkan dengan air yang bukan ligan (Barooah et al., 2006). Namun hal ini

tidak menutup kemungkinan air sebagai ligan terlepas pada suhu rendah. Sehingga

formula kompleksnya dapat dituliskan dengan [Fe(pirazinamida)2(H2O)m]Cl3.nH2O

(m = 0, 1, 2, 3 atau 4 dan n = 6, 5, 4, 3 atau 2).

Gambar 22 merupakan hasil analisis termogram TG/DTA kompleks Ni(II)-

pirazinamida yang menggambarkan puncak endoterm pada suhu 271,5 ºC dan puncak

eksoterm pada 382,4 ºC, sedangkan besarnya pelepasan molekul ditunjukkan oleh

tabel 9 (perhitungan selengkapnya pada lampiran 5). Puncak endoterm pada suhu

271,5 ºC mengindikasikan kompleks yang terdekomposisi sebanding dengan lepasnya

satu setengah molekul pirazinamida. Pada puncak eksoterm (382,4 ºC) dekomposisi

kompleks diperkirakan masih berlanjut dengan melepaskan setengah molekul

pirazinamida dan N2O5.

Page 57: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

lvii

Gambar 22. Termogram (a) TG (b) DTA Kompleks Ni(II)-pirazinamida

Tabel 9. Perkiraan Pelepasan Molekul Kompleks Ni(pirazinamida)2(NO3)2.10H2O

Hilang Massa ( % )

Suhu ( ºC )

Eksperimen Teori

Perkiraan Molekul yang Lepas

0-138,6

138,6-270,2

270,2-377,5

377,5-560,4

14,3

12,9

30,4

28,7

14,78

11,82

30,32

27,84

~ 5 mol H2O

~ 4 mol H2O

~ 1½ mol pza

~ ½ mol pza dan N2O5

560,4 13,7 % 12,27% Sisa NiO

Pada suhu 0 - 270,2 ºC kehilangan massa sebesar 27,2 % yang sebanding

dengan lepasnya sembilan molekul air. Pelepasan molekul air pada suhu tinggi juga

dialami kompleks [Cu2(pcp)2(4,4’-bipy)].5H2O yang dilaporkan Bataille et al., (2008)

dimana pada suhu 25-80 ºC kehilangan massa 7,8 % yang sebanding dengan

hilangnya empat molekul air dan suhu 260-340 ºC kehilangan massa 19 % yang

sebanding dengan hilangnya sebuah molekul air dan ligan 4,4’-bipy.

(a)

(b)

Page 58: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

lviii

Dengan demikian, dari hasil termogram TG/DTA ini formula kompleks yang

diperkirakan paling sesuai adalah Ni(pirazinamida)2 (NO3)2.10H2O dengan kesepuluh

molekul air ini dapat sebagai ligan atau bukan ligan, sehingga formulanya dapat juga

dituliskan [Ni (pirazinamida)2(H2O)m](NO3)2.nH2O (m = 0, 1, 2, 3 atau 4 dan n = 10,

9, 8, 7 atau 6).

C. Karakteristik Kompleks

1. Sifat Kemagnetan

Harga momen magnet efektif (µeff) kompleks Fe(III)-pirazinamida dan Ni(II)-

pirazinamida berturut-turut adalah 6,06 ± 0,09 BM dan 3,53 ± 0,04 BM (hasil

perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6). Harga momen magnet

efektif (µeff) kompleks yang lebih besar daripada harga spin only 5,92 BM

menunjukkan kecenderungannya membentuk geometri oktahedral disekitar ion pusat

Fe(III) (Moon et al., 2006). Angadi et al., (2008) melaporkan bahwa kompleks

{Fe(III)L2(H2O)Cl}, L = ligan Schiff Base dari 3-(4-chlorophenoxymethyl)-4-amino-

5-mercapto-1,2,4-triazole yang memiliki harga momen magnet 5,86 BM, berspin

tinggi tipe paramagnetik, berada pada range oktahedral yang mendekati spin only

5,90 BM, dengan tingkat dasar 6A1g, adalah berstruktur oktahedral. Dengan demikian,

hasil pengukuran momen magnet efektif (µeff) kompleks Fe(III)-pirazinamida sebesar

6,06 ± 0,09 BM menunjukkan bahwa kompleks Fe(III)-pirazinamida bersifat

paramagnetik dengan 5 elektronnya tidak berpasangan (d5) dan diperkirakan

bergeometri oktahedral.

Pada kompleks nikel(II) dengan konfigurasi elektron d8, momen magnet

yang diharapkan untuk dua elektron yang tidak berpasangan pada kompleks

oktahedral 2,8 – 3,2 BM dan tetrahedral 3,4 – 4,2 BM, sedangkan kompleks square

planar bersifat diamagnetik (Agarwal et al., 2005). Harga momen magnet kompleks

NiL2(2H2O), L = ligan Schiff Base dari 3-(4-chlorophenoxymethyl)-4-amino-5-

mercapto-1,2,4-triazole yang berada dikisaran 2,83-4,0 BM berstruktur oktahedral

(Angadi et al., 2008). Dengan demikian, kompleks Ni(II)-pirazinamida dengan harga

Page 59: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

lix

momen magnet 3,53 ± 0,04 BM bersifat paramagnetik, diperkirakan bergeometri

oktahedral atau tetrahedral.

2. Spektrum Infra Merah

Terjadinya pergeseran serapan gugus fungsi kompleks Fe ataupun Ni terhadap

ligan pirazinamida mengindikasikan terbentuknya kompleks Fe(III)-pirazinamida dan

Ni(II)-pirazinamida. Besarnya serapan gugus fungsi antara ligan bebas dengan

kompleksnya ditunjukkan oleh tabel 10, gambar 23 dan gambar 24, sedangkan hasil

spektrum selengkapnya pada lampiran 8.

Tabel 10. Serapan Gugus Fungsi Ligan Pirazinamida dan Kompleks Fe(III)-

pirazinamida maupun Ni(II)-pirazinamida

Senyawa υa (NH2) dan

υs (NH2) (cm-1)

υ (OH) atau

υ (NH) (cm-1)

υ (C=O) (cm-1)

υ(C=N) (cm-1)

υ cincin pirazin (cm-1)

υM-O

(cm-1) υM-N

(cm-1)

pirazinamida

3410,15 3286,70 3163,26

- 1712,79 ± 1605 1581,63 1165,00 1026,13 871,82

- -

Fe(III)-pirazinamida

3441,06 3278,99 3140,11

- 1705,07 1597,06 - 1157,29 1026,03 871,82

532,35 -

Ni(II)-pirazinamida

- 3371,57

1674,21

1627,92 1581,63 1172,72

-

486,06 354,90

Dari tabel 10 atau gambar 23, terlihat bahwa kompleks Fe(III)-pirazinamida

memiliki dua serapan tajam di daerah 3441 dan 3140 cm-1, mengindikasikan adanya

serapan NH2. Pergeseran serapan NH2 yang sangat kecil pada kompleks Fe(III)-

pirazinamida diperkirakan karena adanya interaksi ikatan hidrogen, sebagaimana

yang terjadi pada kompleks [Fe(nicotinamide)2(H2O)4][Fe(H2O)6](SO4)2.2H2O (Cakir

et al., 2006), adanya dua serapan tajam di sekitar 3700-2900 cm-1 menunjukkan

Page 60: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

lx

bahwa serapan itu merupakan serapan XH (X=O,N) dan serapan XH stretchings pada

3440-3349 cm-1 menunjukkan bahwa gugus XH ini terlibat dalam ikatan hidrogen.

Gambar 23. Spektrum Infra Merah Kompleks Fe(III)-pirazinamida

Pada tabel 10, terlihat serapan gugus karbonil υC=O kompleks Fe(III)-

pirazinamida maupun kompleks Ni(II)-pirazinamida mengalami pergeseran serapan

ke arah yang lebih kecil sebesar 7–85 nm, yaitu pada kompleks Fe(III)-pirazinamida

bergeser dari 1712,79 cm-1 menjadi 1705,07 cm-1 dan kompleks Ni(II)-pirazinamida

bergeser dari 1712,79 cm-1 menjadi 1674,21 cm-1. Hal ini mengindikasikan atom O

gugus karbonil ligan pirazinamida terkoordinasi pada atom pusat Fe3+ atau Ni2+. Hal

serupa terjadi pula pada kompleks [Ni(L)2].2H2O, L = Schiff Base dari 1-amino-5-

benzoyl-4-phenyl-1Hpyrimidine-2-on dengan 2-hydroxynapthal dehyde, dimana

koordinasi ligan pada ion pusat melalui atom O gugus karbonil ditandai dengan

pergeseran serapan dari 1690 cm-1 menjadi 1650 cm-1 (Sonmez, 2003). Serapan kuat

pada 1381 dan 871 cm-1 menunjukkan vibrasi kerangka aromatik cincin pirazin yang

teramati pada kedua kompleks.

-NH2 1705,07

>C=O

1597,06 >C=N

532,35 υM-O

Page 61: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

lxi

Pada gambar 24 terlihat serapan lebar kompleks Ni(II)-pirazinamida pada

3371, 57 cm-1 yang mengindikasikan adanya molekul air atau ikatan hidrogen yang

terjadi, sebagaimana serapan lebar υO-H maksimum 3399 cm-1 pada kompleks

{[Cu(pzca)(CH3CN)3](ClO4)2.H2O}n yang juga mengindikasikan adanya molekul air

(Tanase et al., 2005). Pada kompleks [Hg(SCN)2(nicotinamide)]n serapan lebar

υ(NH) pada 3368 cm-1 menggambarkan adanya tiga ikatan hidrogen oleh atom N

amida yang bertindak sebagai trifurcated aceptor (Dakovic et al., 2008).

Gambar 24. Spektrum Infra Merah Kompleks Ni(II)-pirazinamida

Pada tabel 10 nampak serapan υ(C=N) Ni(II)-pirazinamida mengalami

pergeseran ke arah lebih besar dari serapan ligan bebasnya yaitu dari ± 1605 cm-1

menjadi 1627,92 cm-1, sedangkan serapan υ(C=N) pada kompleks Fe(III)-

pirazinamida bergeser ke arah lebih kecil dari ± 1605 cm-1 menjadi 1597,06 cm-1.

Dalam kompleks [Fe(nicotinamide)2(H2O)4][Fe(H2O)6](SO4)2.2H2O (Cakir et al.,

2006), pergeseran serapan C=N pada cincin piridin ke arah yang lebih besar dari ligan

bebasnya, menunjukkan terjadinya ikatan logam dengan N cincin piridin yang

meningkatkan kontribusi dipolar C=N+ cincin heterosiklisnya. Chohan, Sherazi,

3371,57 >NH atau -OH

486,06 υM-O

1627,92 >C=N

1674,21>C=O

354,90

υM-N

Page 62: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

lxii

Praveen dan Iqbal (1998) menyatakan bahwa pergeseran positif serapan kerangka

cincin pirazin dari 1515 cm-1 dan 613 cm-1 menjadi 1525-1538 cm-1 dan 620-635 cm-1

pada kompleks [(ML2)Cl2] (dengan M = Co(II), Cu(II), Ni(II) dan Zn(II); L = N, N(-

Bis(2-furanylmethylene)pyrazine-2,3-dicarboxaimide; N,N-[Bis(2-thienylmethylene)

pyrazine-2,3-dicarboxaimide] atau N,N-[Bis(2-pyrrolmethylene)pyrazine-2,3-

dicarboxaimide]), mengindikasikan koordinasi dengan ion pusat melalui N cincin

pirazin. Sehingga diperkirakan juga atom N cincin pirazin ligan pirazinamida ini

terkoordinasi pada ion pusat Ni(II) pada kompleks Ni(II)-pirazinamida. Hal ini

didukung dengan pergeseran positif serapan cincin pirazin lainnya dari 1165 cm-1

menjadi 1172 cm-1.

Terlibatnya oksigen dan nitrogen dalam koordinasi dengan ion pusat

didukung dengan adanya serapan υM-O dan υM-N pada 550-520 cm-1 dan 380-420 cm-1

(Angadi et al., 2008), atau di daerah 600-450 cm-1 untuk vibrasi M-O dan 400-310

cm-1 untuk vibrasi M-N (Revanasiddappa et al., 2008). Pada Gambar 23 hanya

nampak serapan υM-O kompleks Fe(III)-pirazinamida pada 532,35 cm-1 dan Gambar

24 nampak serapan υM-O kompleks Ni(II)-pirazinamida pada 486,06 cm-1 dan υM-N

pada 354,90 cm-1. Sehingga, pada kompleks Fe(III)-pirazinamida koordinasi ligan

pirazinamida terhadap ion pusat terjadi secara monodentat melalui atom O gugus

karbonilnya dan pada kompleks Ni(II)-pirazinamida secara bidentat yang melalui

atom O gugus karbonil dan atom N cincin pirazinnya.

3. Spektrum Elektronik

Besarnya pergeseran panjang gelombang maksimum (λmaks), absorbansi (A)

dan absorptivitas molar (ε) kompleks Fe(III)-pirazinamida dan kompleks Ni(II)-

pirazinamida ditunjukkan oleh tabel 11 (selengkapnya pada lampiran 7).

Page 63: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

lxiii

Tabel 11. Panjang Gelombang Maksimum (λmaks), Absorbansi (A) dan Absorptivitas Molar (ε) untuk FeCl3.6H2O, Ni(NO3)2.6H2O

No Kompleks Mr

(g/mol) λ

(nm) υ

(cm-1) A ε

(L.mol-1 .cm-1)

1. FeCl3.6H2O 270,30 363,50 27.510,32 0,3447 3.054,77 2 Fe(III)-pirazinamida 516,40 320,00 31.250,00 0,5620 1.610,32

671,88 14.883,61 0,0100 1,91 3 Ni(NO3)2.6H2O 290,81 397,50 25.157,23 0,0326 6,23 661,50 15.117,16 0,0182 7,49 4 Ni(II)-pirazinamida 608,91 376,40 26.567,48 0,1000 41,15

Pada tabel 11 nampak hanya sebuah puncak yang muncul pada kompleks

Fe(III)-pirazinamida pada 320 nm (31.250 cm-1) dan harga absorptivitas molar (ε)

sebesar 1.610,32 L.mol-1cm-1. Harga 10 Dq kompleks Fe(III)-pirazinamida adalah

31.250,00 cm-1 x (1 kJ mol-1/83,7 cm-1) = 373,36 kJ mol-1. Hal ini mengindikasikan

adanya transisi perpindahan muatan molekul ligan pada transisi pπ ke dσ*

sebagaimana terjadi pada kompleks [Fe(L)(acac) (EtOH)], adanya serapan d-d lemah

pada 317 nm merupakan serapan transisi transfer muatan (charge transfer transition)

phenolate (pπ)→besi(III) (dσ*) (Bagherzadeh and Amini, 2009).

Pada spektrum elektronik kompleks Ni(II)-pirazinamida hanya muncul dua

buah puncak pada 661,50 nm (15.117,16 cm-1) dan 376,40 nm (26.567,48 cm-1).

Serapan ini sesuai dengan transisi ( )FTA gg 13

23 → (v2) dan ( )PTA gg 1

32

3 → (v3),

sebagaimana pada kompleks Ni(II) dengan Schiff Base dari 3-(4-chloro-

phenoxymethyl)-4-amino-5-mercapto-1,2,4-triazole (Angadi et al., 2008) yang

mempunyai tiga serapan pada 10.870 cm-1, 15.270 cm-1, dan 25.645 cm-1, yang

masing-masing serapan itu menunjukkan transisi ( ) ( )( )123

23 vFTFA gg → ,

( ) ( )( )213

23 vFTFA gg → dan ( ) ( )( )31

32

3 vPTFA gg → yang sesuai dengan geometri

oktahedral.

Besarnya energi transisi (10 Dq) kompleks Ni(II)-pirazinamida pada puncak

pertama (661,50 nm) sebesar 15.117,16 cm-1 x (1 kJ mol-1/83,7 cm-1) = 180,61 kJ

Page 64: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

lxiv

mol-1 dan pada puncak kedua (376,40 nm) sebesar 26.567,48 cm-1 x (1 kJ mol-1/83,7

cm-1) = 317,41 kJ mol-1. Menurut Cotton dan Wilkinson (1988), salah satu

karakteristik spektrum kompleks Ni(II) oktahedral adalah harga absorptivitas molar

(ε) rendah berkisar 1-100 Lmol-1cm-1. Harga absorptivitas molar (ε) kompleks Ni(II)-

pirazinamida berkisar 7,49-41,15 Lmol-1cm-1, sehingga diperkirakan berstruktur

oktahedral juga.

D. Perkiraan Struktur Kompleks

1. Perkiraan Struktur Kompleks Fe(III)-pirazinamida

Data SSA menunjukkan kemungkinan formula kompleks Fe(III)-pirazinamida

adalah Fe(pirazinamida)mCl3.nH2O dengan m = 1 atau 2 dan n = 12, 13, 5, atau 6.

Dari pengukuran DHL diketahui bahwa Cl¯ dalam larutan bukan sebagai ligan dan

tidak terkoordinasi dengan ion pusat, tetapi berkedudukan sebagai anion. Dari hasil

analisis TG/DTA diperkirakan terdapat enam molekul air yang dapat berfungsi

sebagai ligan maupun sebagai hidrat, maka formula kompleksnya

Fe(pirazinamida)2Cl3.6H2O. Keenam molekul air ini dapat sebagai ligan atau bukan

ligan, sehingga formula kompleksnya dapat juga dituliskan dengan

[Fe(pirazinamida)2(H2O)m]Cl3.nH2O (m = 0, 1, 2, 3 atau 4 dan n = 6, 5, 4, 3 atau 2).

Harga momen magnet kompleks Fe(pirazinamida)2Cl3.6H2O sebesar 6,06 ±

0,09 BM yang lebih besar daripada harga spin only 5,92 BM menunjukkan

kecenderungannya membentuk geometri oktahedral berspin tinggi. Pergeseran

serapan gugus karbonil ke arah bilangan gelombang yang lebih kecil pada spektrum

IR dan didukung dengan serapan υM-O pada 532,35 cm-1 menunjukkan bahwa atom O

gugus karbonil ligan pirazinamida terkoordinasi pada ion pusat Fe(III). Perkiraan

struktur kompleks Fe(III)-pirazinamida adalah [Fe(pza)2(H2O)4]Cl3.2H2O yang

ditunjukkan oleh gambar 25.

Page 65: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

lxv

NH2

ON

N

Fe3+

O

OHH

O

O

O

HH

H H

H

H

H2N

NN

Cl3.2H2O

Gambar 25. Perkiraan Struktur [Fe(pirazinamida)2(H2O)4]Cl3.2H2O

2. Perkiraan Struktur Kompleks Ni(II)-pirazinamida

Data SSA menunjukkan kemungkinan formula kompleks Ni(III)-pirazinamida

adalah Ni(irazinamida)m(NO3)2.nH2O dengan m = 2 atau 3 dan n = 3, 4,10 atau 11.

Dari pengukuran DHL diketahui bahwa NO3¯ dalam larutan bukan sebagai ligan dan

tidak terkoordinasi dengan ion pusat, tetapi berkedudukan sebagai anion. Dari hasil

analisis TG/DTA diperkirakan formula kompleks yang paling mungkin adalah

Ni(pirazinamida)2 (NO3)2.10H2O dengan kesepuluh molekul air ini dapat sebagai

ligan atau bukan ligan, sehingga formulanya dapat juga dituliskan [Ni(pirazinamida)2

(H2O)m](NO3)2.nH2O (m = 0, 1, 2, 3 atau 4 dan n = 10, 9, 8, 7 atau 6).

Harga momen magnet kompleks Ni(II)-pirazinamida sebesar 3,53 ± 0,04 BM

menunjukkan kecenderungannya membentuk geometri tetrahedral atau oktahedral.

Dari harga absorptivitas molar (ε) sebesar 7,49 L.mol-1cm-1 pada 15.117,16 cm-1 dan

41,15 L.mol-1cm-1 pada 26.567,48 cm-1 yang sesuai untuk transisi ( )FTA gg 13

23 → (v2)

dan ( )PTA gg 13

23 → (v3), serta energi transisi (10 Dq) sebesar 180,61 kJ mol-1 dan

317,41 kJ mol-1, mengindikasikan kompleks Ni(II)-pirazinamida bergeometri

oktahedral. Pergeseran negatif serapan gugus karbonil dan pergeseran positif serapan

cincin pirazinnya pada spektrum Infra Merah, serta didukung serapan υM-O pada

486,06 cm-1 dan υM-N pada 354,90 cm-1, menunjukkan bahwa ligan pirazinamida

Page 66: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

lxvi

terkoordinasi secara bidentat pada ion pusat Ni(II) melalui atom O gugus karbonil

dan atom N cincin pirazin. Perkiraan struktur kompleks Ni(II)-pirazinamida adalah

[Ni(pirazinamida)2(H2O)2](NO3)2.8H2O yang ditunjukkan oleh gambar 26 atau

[Ni(pirazinamida)2(H2O)3](NO3)2.7H2O pada gambar 27.

O

H2N

N NNi2+

ONH2

NN

O

OH

H H

H

(NO3)2. 8H2O

Gambar 26. Perkiraan Struktur [Ni(pirazinamida)2(H2O)2]Cl3.8H2O

O

H2N

N NNi2+

O

OH

H H

H

(NO3)2. 7H2O

NN

O

H

H

O

NH2

Gambar 27. Perkiraan Struktur [Ni(pirazinamida)2(H2O)3]Cl3.7H2O

Page 67: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

lxvii

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan :

1. Kompleks besi(III) dengan pirazinamida dan kompleks nikel(II) dengan

pirazinamida dapat disintesis dengan pencampuran larutan logam dan ligan

dalam aquades dan pemanasan pada suhu ± 55 ºC.

2. Fe(III) dengan pirazinamida dapat membentuk kompleks [Fe(pirazinamida)2

(H2O)4]Cl3.2H2O sebesar 0,9308 gram (90,12 %) dan Ni(II) dengan

pirazinamida membentuk kompleks [Ni(pirazinamida)2(H2O)m](NO3)2. nH2O

(m = 2 atau 3 dan n = 8 atau 7) sebesar 0,8420 gram (69,21 %).

3. Karakteristik kompleks yang terbentuk antara lain :

a. Serapan maksimum kompleks Fe(pirazinamida)2Cl3.6H2O pada 320 nm

(31.250 cm-1) memiliki harga 10 Dq sebesar 373,36 kJ mol-1 pada transisi

transfer muatan, sedangkan untuk kompleks Ni(pirazinamida)2(NO3)2.

10H2O pada 661,50 nm (15.117,16 cm-1) dan 376,40 nm (26.567,48 cm-1)

dengan harga 10 Dq sebesar 180,61 kJ mol-1 dan 317,41 kJ mol-1, sesuai

dengan transisi ( )FTA gg 13

23 → (v2) dan ( )PTA gg 1

32

3 → (v3).

b. Kedua kompleks bersifat paramagnetik dengan harga momen magnet

efektif (μeff) sebesar 6,06 ± 0,09 BM untuk kompleks [Fe(pirazinamida)2

Cl3.6H2O] dan 3,53 ± 0,04 BM untuk kompleks [Ni(pirazinamida)2

(NO3)2.10H2O].

c. Serapan gugus fungsi pada spektrum Infra Merah mengindikasikan

terjadinya ikatan koordinasi antara atom O gugus karbonil pada

pirazinamida dengan Fe(III), sedangkan dengan Ni(II) melalui atom O

gugus karbonil dan atom N cincin pirazin pada pirazinamida.

Page 68: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

lxviii

d. Perkiraan struktur kompleks [Fe(pirazinamida)2(H2O)4]Cl3.2H2O dan

[Ni(pirazinamida)2(H2O)m](NO3)2. nH2O (m = 2 atau 3 dan n = 8 atau 7)

adalah oktahedral.

B. Saran

Untuk mendapatkan formula kompleks yang lebih akurat, pada penelitian

selanjutkan perlu dilakukan pengukuran kadar C, H, N, O, Fe dan Ni secara bersama

dan analisis kristalografi untuk memperkirakan panjang ikatan dan besar sudut antar

atom pada kompleks, serta pengukuran kestabilan kompleksnya.

Page 69: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

lxix

DAFTAR PUSTAKA

Agarwal, Ram K., Deepak Sharma, Lakshman Singh, Himanshu Agarwal. 2005. Synthesis, Biological, Spectral, and Thermal Investigations of Cobalt(II) and Nickel(II) Complexes of N-Isonicotinamido-2’,4’-Dichlorobenzalaldimine. Bioinorganic Ches\mistry and Applications. Vol. 2006. 1-9.

Akyuz, Sevim, Liljana Andreeva, Biljana Minceva-Sukarova, Gonul Basar. 2007.

Vibrational Spectroscopic Study Of Two Dimensional Polymer Compounds Of Pyrazinamide. Journal of Molecular Structure. Vol. 834-836. 399-402.

Angadi, S.D., Vidyavati Reddy, Nirdosh Patil, Tukaram Reddy. 2008. Synthesis,

Characterization and Biological Activities of Cu(II), Co(II), Ni(II), Mn(II) and Fe(III) Complexes with Schiff Base Derived from 3-(4-Chlorophenoxymethyl)-4-amino-5-mercapto-1,2,4-triazole. E-Journal of Chemistry. Vol 5. No 3. 529-538.

Bagherzadeh, Mojtaba and Mojtaba Amini. 2009. Synthesis, characterization and

catalytic study of a novel iron(III)-tridentate. Schiff base complex in sulfide oxidation by UHP. Inorganic Chemistry Communications. Vol. 12. 21-25.

Bataille, Thierry, Ferdinando Costantino, Pablo Lorenzo-Luis, Stefano Midollini,

Annabella Orlandini. 2008. A New Copper(II) Tubelike Metal-organic Framework Constructed from P,P’-diphenylmethylenediphosphinic Acid and 4,4’-bipyridine: Synthesis, Structure, and Thermal Behavior. Inorganica Chimica Acta. Vol 361. 9-15.

Barooah, N., Rupam J.S., Andrei S.B., Jubaraj B.B.2006. N-phthaloylglycinato

complexes of cobalt, nickel, copper and zinc. Polyhedron . Vol 25. 17–24 Blanco, Maria Pilar Brandi, Gonzalez Perez, Josefa Maria, Duane Choquesillo-

Lazarte, Rosa Carbalo, Alfonso Castineiras, Juan Niclos-Gutierrez. 2003. Two Intra Molecular Inter-Ligand C(Aromatic) –H … O(Carboxyl) Interactions Reinforce The Foemation Of A Single Cu(II) N4(pza) Bond In The Molecular Recognition Between Pyrazine-2-Carboxamide (pza) And The (Iminodiacetato)Copper(II) Chelate, Synthesis, Molecular And Crystal Structure And Properties Of [Cu(IDA)(pza)(H2O)].H2O, Inorganica Chemistry Communication. Vol 6. 270-273.

Bulut, Iclal, Ibrahim Ucar, Canan Kazak. 2009. Spectroscopic and Structural Study of

Ni(II) Dipicolinate Complex with 2-Amino-4-methylpyrimidine. Turk. J. Chem. Vol. 33. 1-8.

Page 70: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

lxx

Cakir, Semiha, Ender Bicer, Katsuyuki Aoki, Emine Coskun. 2006. Structural

Features of a New [Fe(nicotinamide)2(H2O)4].[Fe(H2O)6].(SO4)2.2H2O Complex. Cryst. Res. Technol. Vol 41. No 3. 314-320.

Chohan, Zahid H, S. K. A. Sherazi, M. Praveen and M. S. Iqbal. 1998. Synthesis,

Ligational and Biological Properties of Cobalt(II), Copper(II), Nickel(II) and Zinc(II) Complexes with Pyrazinedicarboxaimide Derived Furanyl, Thienyl and Pyrrolyl Compounds. Metal-Based Drugs. Vol. 5.No 6. 347-354.

Cotton, F.A., and G.Wilkonson. 1988. Advanced Inorganic Chemistry. Fifth edition.

John Willey and Sons Inc. New York. Ðakovic´, M., Zora Popovic´, Gerald Giester, Masˇa Rajic´-Linaric´. 2008. Synthesis,

spectroscopic and structural investigation of Zn(NCS)2(nicotinamide)2 and [Hg(SCN)2(nicotinamide)]n. Polyhedron. Vol 27. 465-472.

Darmono. 1994. Logam dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. UI Press. Jakarta. Day, M.C., and J. Selbin. 1985. Theoritical Inorganic Chemistry. Second edition.

East-West Press. New Delhi. Effendy. 2007. Kimia Koordinasi. Jilid Satu. Bayumedia Publishing. Jawa Timur. Handbook of Anti-Tuberculosis Agents. 2008. Pyrazinamide. Tuberculosis. Volume

88. No. 2. 141-144. Hartono, A.J dan A. V. Purba. 1986. Penyidikan Spektrometrik Senyawa Organik.

Edisi ke-4. Erlangga. Jakarta. Terjemahan: Spectroscopic Identification of Inorganic Compound. Silverstein, Robert M, G. Clayton Bassler and Terrence C Morril. 1981. Fourth edition. John Willey and Sons. New York.

Huheey.J.E., R.L. Keither. 1993. Inorganic Chemistry. Fourth edition. Hamper

collies College Publisher. New York.

Jolly, W.L. 1991. Modern Inorganic Chemistry. Second editions. McGraw Hill Inc.

New York. Kartohadiprodjo, Irma I.1999. Kimia Fisika. Jilid 2. Edisi Ke-4. Erlangga. Jakarta.

Terjemahan : Physical Chemistry. Atkins, P.W.1990. Oxford University Press. Oxford.

Page 71: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

lxxi

Kemp, W.1987. Organic Spectroscopy. Second Edition. Macmillan Publishers.

London.

Khopkar, S.M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press. Jakarta. Kwak, Byunghoon, Hakjune Rhee, Myoung Soo Lah. 1999. Synthesis and

Characterization of Ferric Complex of Biomimetic Tripodal Ligand Bis(2-benzimidazolymethyl)ethanolamine. Bulletin Korean Chemistry Society. Vol. 20. No 10.

Lee, J.D. 1994. Concise Inorganic Chemistry. Fourth edition. Chapman and Hall.

London. Miesslar, Gary L. and Donald A. Tarr. 1991. Inorganic Chemistry. Prentice Hall.

New Jersey. Moon, Dohyun, Junghyun Kim, Myoung Soo Lah. 2006. Synthesis and

Characterization of Mononuclear Octahedral Fe(III) Complex Containing a Biomimetic Tripodal Ligand N-(benzimidazol-2-ylmethyl)iminodiacetic Acid. Bull. Korean Chem. Soc. Vol. 27. No. 10. 1597-1600.

Mosoarca, Elena-Maria, Ramona Tudose, Wolfgang Linert, Otilia Costisor. 2006.

Mononuclear Complex of Fe(III) with N, N’-tetra(4-antipyryl-methyl)-1,2 diaminoethane. Synthesis and Spectral Properties. Chem. Bull. "POLITEHNICA" Univ. (Timisoara). Vol. 51 No. 65. 1-2.

Potterfield, W. W. 1984. Inorganic Chemistry. Addison-Weslet Publishing Company.

Canada. Pudjaatmaka, A.H. 1997. Kimia Organik. Jilid 2 edisi Ke-3. Erlangga. Jakarta,

Terjemahan : Organic Chemistry. R.J Fessenden and J.S. Fessenden. 1986. Third Edition. Wadsworth Inc. California.

Revanasiddappa, M., T. Suresh, Syed Khasim, S.C. Raghavendra, C.Basavaraja, S.D.

Angadi. 2008. Transition Metal Complexes of 1,4(2’-Hydroxyphenyl-1-yl) di-imino azine: Synthesis, Characterization and Antimicrobial Studies. E-Journal of Chemistry. Vol. 5. No 2. 395-403.

Sharpe A.G. 1992. Inorganic Chemistry. 3th edition. John Willey and Sons Inc, New

York.

Page 72: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

lxxii

Shuangxi Wang, Liufang Wang, Ximeng Wang, And Qinhui Luo. 1997. Synthesis, Characterization And Crystal Structure Of A New Tripodal Ligand Containing Imidazole And Phenolate Moieties And Iron(III) Complexes. Inorganica Chimica Acta. Vol. 254. 71-77.

Siswandono dan Soekardjo. 1995. Kimia Medisinal. Airlangga University Press.

Surabaya.

Skoog, A.D, F.J. Holler, T.T. Nieman. 1998. Principles of Instrumental Analysis.

Fifth Edition. Thompson Learning Inc. Australia.

Sugiyarto, K.H., H.Sutrisno, A.K. Prodjosantoso. 2001. Kimia Anorganik 2. Cetakan

kedua. Universitas Terbuka Jakarta. Sukardjo. 1992. Kimia Koordinasi. Edisi Revisi. Rineka Cipta. Jakarta. Syariffudin, N. 1994. Ikatan Kimia. Cetakan pertama. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta. Szafran Z., Pie R.M., Singh M.M. 1991. Microscale Inorganic Chemistry. John

Willey and Sons. Canada. Tanase, Stefania, P.M Gallego, Elisabeth Bouwman, Rene de Gelder, J. Reedijk.

2005. A New Polymeric Copper(II) Complex Containing Pyrazine-2-Carboxamide (pzca): Synthesis and Crystal Structure of {[Cu(pzca)(CH3CN)3](ClO4)2.H2O}n. Inorganic Chemistry Communications. Vol. 8. 680-683.

Tripathi, U.N., K.V. Sharma, A. Chaturvedi, T.C. Sharma. 2003. Complexation

Behaviour of 5(2’-Hydroxyphenyl)-3-phenylpyrazoline with Some Metallic Moieties. Polish J. Chem. Vol. 77. 109-115.

Yamamoto, A. 1986. Organotransition Metal Chemistry : Fundamental Concepts

and Application. John Willey and Sons. New York.

Page 73: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

lxxiii

LAMPIRAN 1

Tahapan Sintesis Kompleks Fe(III) dan Ni(II) dengan Pirazinamida

didiamkan pada suhu kamar (± 48 jam)

distirer ± 3-6 jam pada suhu 55 ºC

Gambar 1. Diagram Tahapan Sintesis Senyawa Kompleks

1. Pengukuran momen magnet 2. Pengukuran spektrum elektronik 3. Pengukuran spektrum infra merah

1. Pengukuran kadar Fe atau Ni dengan SSA

2. Pengukuran DHL 3. Analisis dengan TG/DTA

1. dicuci dengan etanol 2. dikeringkan

1. didekantir 2. rekristalisasi

FeCl3.6H2O atau Ni(NO3)2.6H2O dalam 10 ml akuades

Pirazinamida dalam 15 ml akuades

Larutan kompleks

Campuran endapan

endapan filtrat

karakterisasi

Formula Kompleks Sifat Kompleks

Page 74: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

lxxiv

LAMPIRAN 2

Perhitungan Rendemen Hasil Sintesis Kompleks

1.Kompleks Besi(III) dengan Pirazinamida (pza)

Persamaan reaksi : FeCl3.6H2O + 2 pirazinamida → Fe(pza)2Cl3.6H2O

Perbandingan mol reaksi :

FeCl3.6H2O : pirazinamida : [Fe(pza)2Cl3.6H2O] = 1 : 2 : 1

Karena FeCl3.6H2O dan pirazinamida yang digunakan adalah 4 mmol dan 4 mmol

maka secara stoikiometri jumlah [Fe(pza)2Cl3.6H2O] yang dihasilkan adalah :

= (2 x 10-3 mol) x (516,4 g.mol-1)

= 1,0328 g

Jumlah [Fe(pza)2Cl3.6H2O] hasil percobaan adalah 0,9308 g, sehingga diperoleh :

Rendemen = teoritiskristalBerat

percobaan hasil kristalBerat x 100%

= g

g

0328,1

9308,0x 100 %

= 90,12 %

2.Kompleks Nikel(II) dengan Pirazinamida (pza)

Persamaan reaksi : Ni(NO3)2.6H2O + 2 Pirazinamida→ [Ni(pza)2(NO3)2.10H2O]

Perbandingan mol reaksi:

Ni(NO3)2.6H2O : Pirazinamida : [Ni(pza)2(NO3)2.10H2O] = 1 : 2 : 1

Dalam sintesis digunakan 4 mmol Ni(NO3)2.6H2O dan 4 mmol pirazinamida maka

secara stoikiometri jumlah [Ni(pza)2(NO3)2.10H2O] yang dihasilkan adalah :

= 2.10-3 mol x 608,91 g

= 1,2178 g

Jumlah [Ni(pza)2(NO3)2.10H2O] hasil percobaan adalah 0,8429 g sehingga :

Randemen = g

g

2178,1

8429,0x 100 %

Page 75: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

lxxv

= 69,21 %

LAMPIRAN 3

Pengukuran Kadar Besi dan Nikel dalam Kompleks dengan

Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)

1. Kompleks Fe(III)-Pirazinamida

Pengukuran kadar besi dalam kompleks dengan menggunakan SSA dilakukan

pada panjang gelombang 248,3 nm. Larutan induk dibuat dari 0,484 g FeCl3.6H2O

dalam 100 mL HCl 0,1 N sehingga diperoleh larutan standar Fe(III) 1000 ppm,

kemudian diambil 5 ml, diencerkan menjadi 100 ml, maka diperoleh larutan standar

50 ppm. Konsentrasi standar dibuat 0 ppm; 1 ppm; 2 ppm; 3 ppm; 4 ppm; dan 5 ppm.

Dari larutan standar ini diukur absorbansinya dengan SSA, sehingga diperoleh kurva

standar seperti yang ditunjukkan oleh gambar 2.

Gambar 2. Kurva Larutan Standar Fe(III)

Page 76: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

lxxvi

Larutan sampel dibuat dengan cara mendestruksi kompleks dalam 250 ml

HCl 0,1 N. Larutan sampel dibuat dengan konsentrasi antara 0 – 5 ppm. Kadar besi

dalam masing – masing sampel pada tabel 1, dapat diketahui dari perhitungan berikut

:

Berat Fe (mg) Konsentrasi Fe (ppm) = Volume Larutan (L)

Berat Fe (mg) = konsentrasi Fe (ppm) x volume larutan (mL) x 10-3

sehingga :

Berat Fe (mg) % Fe = x 100 %

Berat sampel (mg)

Tabel 1. Konsentrasi Besi dalam Larutan Sampel

No Berat Sampel (mg)

Volume (ml)

[Fe(III)] (ppm)

Berat Fe(III) (mg)

% Fe(III)

% Fe(III) rata-rata

250 2,3016 0,5754 10,8566 250 2,2986 0,5747 10,8434

1. 5,3

250 2,3061 0,5765 10,8774 250 2,3167 0,5792 10,7259 250 2,3183 0,5796 10,7333

2. 5,4

250 2,3198 0,5800 10,7407 250 2,6000 0,6500 11,2069 250 2,6121 0,6530 11,2586

3. 5,8

250 2,5863 0,6466 11,1483

10,9323 ±

0,2011

2. Kompleks Ni(II)-Pirazinamida

Pengukuran kadar nikel dalam kompleks dengan menggunakan SSA

dilakukan pada panjang gelombang 232 nm. Larutan induk dibuat dari 0,495 g

Ni(NO3)2.6H2O dalam 100 mL HNO3 0,5 N sehingga diperoleh larutan standar Ni(II)

1000 ppm, kemudian diambil 5 ml, diencerkan dengan HNO3 0,1 N menjadi 100 ml,

maka diperoleh larutan standar 50 ppm. Konsentrasi standar dibuat 0 ppm; 1 ppm; 2

ppm; 3 ppm; 4 ppm; dan 5 ppm dalam HNO3 0,1 N. Dari larutan standar ini diukur

Page 77: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

lxxvii

absorbansinya dengan SSA, sehingga diperoleh kurva standar seperti yang

ditunjukkan oleh gambar 3.

Gambar 3. Kurva Larutan Standar Ni(II)

Larutan sampel dibuat dengan cara mendestruksi kompleks dalam 250 ml

HNO3 0,1 N. Larutan sampel dibuat dengan konsentrasi antara 0 – 5 ppm. Kadar

nikel dalam masing – masing sampel ditunjukkan dalam tabel 2, dimana cara

penghitungannya seperti penghitungan kadar besi.

Tabel 2. Konsentrasi Nikel dalam Larutan Sampel

No Berat Sampel (mg)

Volume (ml)

[Ni(II)] (ppm)

Berat Ni(II) (mg)

% Ni(II)

% Ni(II) rata-rata

250 1,8806 0,4702 9,4040 250 1,8369 0,4592 9,1840

1. 5

250 1,8381 0,4595 9,1900 250 1,9789 0,4947 9,8940 250 1,9570 0,4893 9,7860

2. 5

250 1,9182 0,4796 9,5920

9,6024 ±

0,2605

Page 78: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

lxxviii

250 2,3562 0,5891 9,8183 250 2,3489 0,5872 9,7867

3. 6

250 2,3441 0,5860 9,7667 LAMPIRAN 4

Pengukuran Daya Hantar Listrik dengan Konduktivitimeter

Harga daya hantar listrik molar larutan kompleks diperoleh dari rumus

sebagai berikut :

Λ*m =

C

k

1000

*

keterangan:

K* = daya hantar spesifik terkoreksi (μS cm-1) = K-Kpelarut

K = daya hantar spesifik larutan (μS cm-1)

Λ*m = daya hantar listrik molar terkoreksi (S cm2 mol-1)

C = Konsentrasi molar elektrolit (mol L-1)

Daya hantar larutan kompleks dan standar dalam pelarut air diberikan pada tabel 3.

Tabel 3. Daya Hantar Listrik Larutan Standar dan Sampel Kompleks dalam Akuades

No Larutan Konsentrasi (M)

k k* Λ*m Rata-

rata Λ*

m

Kation: Anion

1. Aquades - 3,6 - - - - 104,50 100,90 100,90 104,60 101,00 101,00

2. KCl 10-3

104,20 100,60 100,60

100,83 ± 0,17

1:1

114,80 111,20 111,20 115,60 112,00 112,00

3. KNO3 10-3

115,30 111,70 111,70

111,63 ± 0,33

1:1

141,80 138,20 138,20 141,90 138,30 138,30

4. Co(NO3)2.6H2O 10-3

141,80 138,20 138,20

138,23 ± 0,05

2:1

158,60 155,00 155,00 158,90 155,30 155,30

5. Ni(NO3)2.6H2O 10-3

158,50 154,90 154,90

155,07 ± 0,17

2:1

6. Al(Cl3)3.6H2O 10-3 255,00 251,40 251,40 253,07 3:1

Page 79: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

lxxix

257,00 253,40 253,40 258,00 254,40 254,40

± 1,25

264,00 260,40 260,40 263,00 259,40 259,40

7. CrlCl3.6H2O 10-3

263,00 259,40 259,40

259,73 ± 0,47

3:1

583,00 579,40 579,40 582,00 578,40 578,40

8. FeCl3.6H2O 10-3

585,00 581,40 581,40

579,73 ± 1,25

3:1

1,00.10-3 386,00 382,40 382.40 1,00.10-3 381,00 377,40 377,40

9. Fe(III)-pirazinamida

1,01.10-3 395,00 391,40 387,52

382,44 ± 4,13

3:1

1,01.10-3 183,00 179,40 177,62 1,01.10-3 184,80 181,20 179,41

10. Ni(II)-pirazinamida

1,01.10-3 186,50 182,90 181,09

179,37 ± 1,42

2:1

Page 80: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

lxxx

LAMPIRAN 5

Pengukuran Sampel Kompleks dengan

Thermogravimetric/Differential Thermal Analyzer

(TG/DTA)

Kondisi pengukuran sampel kompleks dengan TG/DTA ditunjukkan oleh tabel

4.

Tabel 4. Kondisi Pengukuran Sampel Kompleks dengan TG/DTA

No

Kondisi

Fe(III)-pirazinamida

Ni(II)-pirazinamida

1 Berat sampel (mg) 5,5 5,9 2 Sel Platinum Platinum 3 Tekanan Gas Nitrogen Nitrogen 4 Kecepatan Suhu

(°C/menit) 10 10

4 Kecepatan Alir (ml/menit)

260 260

5 Suhu Penahanan (°C)

30 - 575 25 - 575

Tabel 5. Hasil Uji TG/DTA

Sampel Titik 1

Titik 2

Titik 3

Titik 4

Titik 5

Titik 6

Titik 7

Titik 8

TG (ºC) 45,9 75,1 193,4 265,3 284,8 320,2 568,9 - % berat sisa 93,2 88,7 84,3 71,2 56,6 43,9 25,3 -

Fe(III)-pirazinamida

DTA (ºC) 45,9 284,8 322,6 - - - - - TG (ºC) 54,4 138,6 240,9 270,2 314,1 377,5 450,6 560,4 % berat sisa 95,7 85,7 81,4 72,8 54,8 42,4 22,8 13,7

Ni(II)-pirazinamida

DTA (ºC) 271,5 382,4 - - - - - -

Page 81: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

lxxxi

Tabel 6. Perhitungan Pelepasan Molekul dalam Kompleks Fe(III)-pirazinamida

Fe(pza)Cl3.12H2O Suhu 0C

Massa Hilang

(%) Perhitungan eksperimen Perhitungan teori

0-75,1 75,1-193,4 193,4-265,3

265,3-320,2

320,2-568,9

11,3 4,4

13,1

27,3

18,6

11,3 % x 501,3 = 56,65 ~ 3 H2O (54) 4,4 % x 501,3 = 22,06 ~1 H2O (18) 13,1 % x 501,3 = 65,67 ~ 2 H2O, ¼ mol pza (66,78) 27,3 % x 501,3 = 136,85 ~ 1¼ mol pza (153,88) 18,6 % x 501,3 = 93,24 ~ ½ mol pza, Cl (97,05)

(54 / 501,30) x 100 % = 10,77% (18 / 501,30) x 100 % = 3,59 % (66,78 / 501,30) x 100 % = 13,32 % (153,88 / 501,3) x 100 % = 30,70 % (97,05 / 501,3) x 100 % =19,36 %

Sisa FeCl2 25,3 % (126,85 / 501,3) x 100 % = 25,30 %

Fe(pza)Cl3.13H2O

0-75,1 75,1-193,4 193,4-265,3

265,3-320,2

320,2-568,9

11,3 4,4

13,1

27,3

18,6

11,3 % x 519,3= 58,68 ~ 3 H2O (54) 4,4 % x 519,3 = 22,85 ~1 H2O (18) 13,1 % x 519,3 = 68,03 ~ 2 H2O, ¼ mol pza (66,78) 27,3 % x 519,3 = 141,77 ~ 1¼ mol pza (153, 88) 18,6 % x 519,3 = 96,59 ~ ½mol pza, Cl (97,05)

(54 / 519,30) x100 % = 10,40 % (18 / 519,30) x 100 % = 3,47 % (66,78 / 519,30) x100 % = 12,86 % (153, 88 / 519,3) x 100 %= 29,63 % (97,05 / 519,3) x 100 % = 18,69 %

Sisa FeCl2 25,3 % (126,85 / 519,3) x 100 % = 24,43 %

Fe(pza)2Cl3.5H2O

0-75,1 75,1-193,4 193,4-265,3

265,3-320,2

320,2-568,9

11,3 4,4

13,1

27,3

18,6

11,3 % x 498,4 = 33,89 ~ 3 H2O (54) 4,4 % x 498,4 = 21,93 ~1 H2O (18) 13,1 % x 498,4 = 65,29 ~ 2 H2O, ¼ mol pza (66,8) 27,3 % x 498,4 =136,06 ~ 1¼ mol pza (153, 88) 18,6 % x 498,4 = 92,70 ~ ½ mol pza dan Cl (97,05)

(54 / 498,4) x 100 % = 10,84 % (18 / 498,4) x 100 % = 3,61 % (66,8 / 498,4) x100 % = 13,40 % (153, 88 / 498,4) x 100 % =30,87 % (97,05 / 498,4) x 100 % =19,47 %

Sisa FeCl2 25,3 % (126,85 / 498,4) x 100 % = 25,45 %

Fe(pza)2Cl3.6H2O

0-75,1 75,1-193,4 193,4-265,3

11,3 4,4

13,1

11,3 % x 516,4 = 58,35 ~ 3 H2O (54) 4,4 % x 516,4 = 22,72 ~1 H2O (18) 13,1 % x 516,4 = 67,65 ~ 2H2O, ¼ mol pza (66,8)

(54 / 516,4) x 100 % = 10,46 % (18 / 516,4) x 100 % = 3,49 % (66,8 / 516,4) x 100 % = 12,94 %

Page 82: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

lxxxii

265,3-320,2

320,2-568,9

27,3

18,6

27,3 % x 516,4 = 140,98 ~ 1¼ mol pza (153,9) 18,6 % x 516,4 = 96,05 ~ ½ mol pza, Cl (97,1)

(153,88 / 516,4) x 100 % =29,80 % (97,05 / 516,40) x 100 % =18,79 %

Sisa FeCl2 25,3 % (126,85 / 516,4) x 100 % = 24,56 %

Tabel 7. Perhitungan Pelepasan Molekul dalam Kompleks Ni(II)-pirazinamida

Ni(pza)2(NO3)2.10H2O

Suhu 0C

Massa Hilang

(%) Perhitungan eksperimen Perhitungan teori

0-138,6 138,6-270,2 270,2-377,5

377,5-560,4

14,3 12,9 30,4

28,7

14,3 % x 608,91 = 87,07 ~ 5H2O (90) 12,9 % x 608,91 = 78,55 ~ 4H2O (72) 30,4 % x 608,91 = 185,11 ~ 1½ mol pza (184,65) 28,7 % x 608,91 = 174,76 ~ ½ mol pza dan N2O5 (169,55)

(90 / 608,91) x 100 % = 14,78 % (72 / 608,91) x 100 % = 11,82 % (184,65 / 608,91) x 100% = 30,32% (169,55 / 608,91) x 100% = 27,84%

Sisa NiO 13,7 % (74,69 / 608,91) x 100 % = 12,27%

Ni(pza)2(NO3)2.11H2O

0-138,6 138,6-270,2 270,2-377,5

377,5-560,4

14,3 12,9 30,4

28,7

14,3 % x 626,91 = 89,65 ~ 5H2O (90) 12,9 % x 626,91 = 80,87 ~ 4H2O (72) 30,4 % x 626,91 = 190,58 ~ 1½ mol pza (184,65) 28,7 % x 626,91 = 179,92 ~½ mol pza dan N2O5 (169,55)

(90 / 626,91) x 100 % = 14,36 % (72 / 626,91) x 100 % = 11,48 % (184,65 / 626,91) x 100% = 29,45% (169,55 / 626,91) x 100% = 27,05%

Sisa NiO 13,7 % (74,69 / 626,91) x 100 % = 11,91%

Ni(pza)3(NO3)2.3H2O

0-138,6 138,6-270,2 270,2-377,5

377,5-560,4

14,3 12,9 30,4

28,7

14,3 % x 606,01 = 86,66 ~ 5H2O (90) 12,9 % x 606,01 = 78,18 ~ 4H2O (72) 30,4 % x 606,01 = 184,23 ~ 1½ mol pza (184,65) 28,7 % x 606,01 = 173,92 ~½ mol pza dan N2O5 (169,55)

(90 / 606,01) x 100 % = 14,85 % (72 / 606,01) x 100 % = 11,88 % (184,65 / 606,01) x 100% = 30,47% (169,55 / 606,01) x 100% = 27,98%

Sisa NiO 13,7 % (74,69 / 606,01) x 100 % = 12,32%

Ni(pza)3(NO3)2.4H2O

0-138,6 138,6-270,2 270,2-377,5

377,5-560,4

14,3 12,9 30,4

28,7

14,3 % x 624,01 = 89,23 ~ 5H2O (90) 12,9 % x 624,01 = 80,50 ~ 4H2O (72) 30,4 % x 624,01 = 189,70 ~ 1½ mol pza (184,65) 28,7 % x 624,01 = 179,09 ~ ½ mol pza dan N2O5 (169,55)

(90 / 624,01)x100 % = 14,42 % (72 / 624,01)x100 % = 11,54 % (184,65 / 624,01) x 100% = 29,59% (169,55 / 624,01) x 100% = 27,17%

Page 83: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

lxxxiii

Sisa NiO 13,7 % (74,69 / 624,01) x 100 % = 11,97%

LAMPIRAN 6

Penentuan Momen Magnet Efektif

Hasil pengukuran kerentanan momen magnetik kedua kompleks ditunjukkan

oleh tabel 8.

Tabel 8. Hasil Pengukuran Kerentanan Magnetik

No Kompleks L (mm)

M (g)

T (°C)

χg

(cgs) 1. Fe(III)-pirazinamida 19

18 20

0,0791 0,0630 0,0870

23,3 23,3 23,3

2,928.10-5

3,052.10-5 2,846.10-5

2. Ni(II)-pirazinamida 19 17 21

0,1354 0,1204 0,1453

23,5 23,5 23,5

8,349.10-6 7,878.10-6 8,208.10-6

Keterangan :

L = tinggi sampel dalam tabung MSB (mm)

M = berat sampel dalam tabung MSB (gram)

T = suhu pada waktu pengukuran (°C)

χg = kerentanan massa (cgs)

Kerentanan magnetik molar (χM) untuk satu mol zat dihitung dengan rumus

χM = χg x Mr

dimana Mr adalah massa molekul relatif dari kompleks yang diukur.

Kerentanan terkoreksi (χA) dihitung dengan rumus

χA = χM – χL

dimana χL adalah faktor koreksi diamagnetik. Faktor koreksi diamagnetik untuk

beberapa ion adalah sebagai berikut :

Ni2+ = -13,00.10-6 Fe3+ = -13,00.10-6

NO3¯ = -18,90.10-6 Cl¯ = -23,40.10-6

Page 84: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

lxxxiv

H2O = -13,00.10-6 O = -1,73.10-6

C = -6,00.10-6 N dalam lingkar = -4,61.10-6

H = -2,93.10-6 N amida = -2,11.10-6

Besarnya momen magnetik dihitung berdasarkan persamaan :

µeff = 2,828(χA.T)½ BM

1. Kompleks Fe(III)-pirazinamida

Data pertama untuk Fe(pza)2Cl3.6H2O (T = 23,3 ºC)

χg = 2,928.10-5 cgs

Mr = 516,40 g/mol

χM = χg x Mr

= 2,928.10-5 x 516,40

= 1,512.10-2 cgs

Koreksi diamagnetik :

Fe3+ = 1 x (-13,00.10-6) = -13,00.10-6

Cl¯ = 3 x (-23,40.10-6) = -70,20.10-6

H2O = 6 x (-13,00.10-6) = -78,00.10-6

Pza = 2 x (-57,71.10-6) = -115,42.10-6

+ Σ χL = -276,62.10-6 cgs

χA = χM - χL

= 1,512.10-2 – (-276,62.10-6)

= 1,540. 10-2 cgs

μeff = 2,828(χA.T)½

= 6,04 BM

Page 85: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

lxxxv

Dengan cara yang sama, harga μeff dan μeff rata – rata untuk formula Fe(III)-

pirazinamida yang lainnya dapat dihitung. Hasilnya ditunjukkan oleh tabel 9.

Tabel 9. Harga μeff pada Beberapa Harga χg dari Sampel Kompleks Fe(III)-

pirazinamida

Kompleks Mr (g/mol)

χg

(cgs) x 10-5

χM

(cgs) x 10-2

χA (cgs) x 10-2

μeff

(BM) μeff

rata –rata

(BM) 2,928 1,512 1,540 6,04 3,052 1,576 1,604 6,17

Fe(pza)2Cl3.6H2O 516,40

2,846 1,470 1,498 5,96

6,06 ± 0,09

2. Kompleks Ni(II)-pirazinamida

Data pertama untuk Ni(pza)2 (NO3)2.10H2O (T = 23,5 ºC)

χg = 8,349.10-6 cgs

Mr = 608,91 g/mol

χM = χg x Mr

= 8,349.10-6 x 608,91

= 5,084.10-3 cgs

Koreksi diamagnetik :

Ni2+ = 1 x (-13,00.10-6) = -13,00.10-6

NO3- = 2 x (-18,90.10-6) = -37,80.10-6

H2O = 10 x (-13,00.10-6) = -130,00.10-6

pza = 2 x (-57,71.10-6) = -115,42.10-6 + Σ χL = -296,22.10-6 cgs

χA = χM - χL

= 5,084.10-3 – (-296,22.10-6)

= 5,380.10-3 cgs

μeff = 2,828(χA.T)½

Page 86: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

lxxxvi

= 3,57 BM

Dengan cara yang sama, harga μeff dan μeff rata – rata untuk formula Ni(II)-

pirazinamida yang lainnya dapat dihitung. Hasilnya ditunjukkan oleh tabel 10.

Tabel 10. Harga μeff pada Beberapa Harga χg dari Sampel Kompleks Ni(II)-

pirazinamida

Kompleks Mr (g/mol)

χg

(cgs) x10-6

χM

(cgs) x10-3

χA (cgs) x10-3

μeff

(BM) μeff rata

–rata (BM)

8,349 5,084 5,380 3,57 7,878 4,797 5,093 3,48

Ni(pza)2 (NO3)2.10H2O 608,91

8,208 4,998 5,294 3,54

3,53 ± 0,04

Page 87: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

lxxxvii

LAMPIRAN 7

Perhitungan Nilai Absorptivitas Molar dan Energi Pembelahan Kompleks

a. Perhitungan Nilai Absorptivitas Molar

Menurut hukum Lambert-Beer :

A = ε . b . C

Dimana :

A = absorbansi

ε = absorptivitas molar (L.mol-1cm-1)

b = jarak yang ditempuh sinar (cm)

C = konsentrasi (mol.L-1)

Harga absorptivitas molar FeCl3.6H2O, Ni(NO3)2.6H2O, Fe(III)-pirazinamida dan

Ni(II)-pirazinamida dalam metanol ditunjukkan dalam tabel 11.

Tabel 11. Harga Absorptivitas Molar Formula Kompleks Fe(III)-pirazinamida

No Kompleks Mr

(g/mol)

λ

(nm)

A C

(M)

b

(cm)

ε

(L.mol-1 .cm-1)

1. FeCl3.6H2O 270,30 363,50 0,3447 1,13.10-4 1 3054,77

2. Fe(pza)2Cl3.6H2O 516,40 320,00 0,5620 3,49.10-4 1 1610,32

671,88 0,0100 1,91 3. Ni(NO3)2.6H2O 290,81

397,50 0,0326

5,23.10-3 1

6,23

661,50 0,0182 7,49 4. Ni(pza)2(NO3)2.

10H2O

608,91

376,40 0,1000

2,43.10-3 1

41,15

Page 88: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

lxxxviii

b. Perhitungan Energi Pembelahan Kompleks

Dengan mengetahui panjang gelombang maksimum spektra kompleks, dapat

dihitung besarnya energi transisi (10 Dq) dengan rumus :

λ

Oo

hcN=∆

Keterangan

Δo = selisih energi orbital d (J mol-1)

h = konstanta Planck = 6,626 x 10-34 Js

c = kecepatan cahaya = 2,998 x 108 ms-1

NO = bilangan Avogadro (6,023 x 1023 mol-1)

λ = panjang gelombang cahaya yang diserap (m)

Harga 10 Dq untuk kompleks FeCl3.6H2O, Ni(NO3)2.6H2O, Fe(III)-pirazinamida dan

Ni(III)-pirazinamida ditunjukan oleh tabel 12.

Tabel 12. Harga 10 Dq FeCl3.6H2O, Ni(NO3)2.6H2O, Fe(III)-pirazinamida dan Ni(II)-pirazinamida

No. Senyawa λ

(nm)

10 Dq

(Kj mol-1)

1. FeCl3.6H2O 363,50 329,15

671,88 178,08 2. Ni(NO3)2.6H2O

397,50 300,99

3. Fe(III)-pirazinamida 320,00 373,89

661,50 180,87 4. Ni(III)-pirazinamida

376,74 317,58

Page 89: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

lxxxix

LAMPIRAN 8

Spektrum Infra Merah Ligan dan Kompleks

1. Ligan pirazinamida

Page 90: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

xc

Gambar 4. Spektrum Infra Merah Ligan Pirazinamida 2. Kompleks Fe(III)-pirazinamida

Page 91: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

xci

Gambar 5. Spektrum Infra Merah Kompleks Fe(III)-pirazinamida 3. Kompleks Ni(II)-pirazinamida

Page 92: SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS …/SINTESIS...muatan kation dan anion yang diperkirakan dari pengukuran daya hantar listrik dengan konduktivitimeter menunjukkan perbandingan muatan

xcii

Gambar 6. Spektrum Infra Merah Kompleks Ni(II)-pirazinamida