sintesis surfaktan anionik berbasis lauril...

92
SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL PROPOKSILAT MELALUI REAKSI KARBOKSILASI SKRIPSI EKA LARAS SANTI PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M/1441 H

Upload: others

Post on 12-Feb-2020

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL

PROPOKSILAT MELALUI REAKSI KARBOKSILASI

SKRIPSI

EKA LARAS SANTI

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M/1441 H

Page 2: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL

PROPOKSILAT MELALUI REAKSI KARBOKSILASI

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Program Studi Kimia

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh:

EKA LARAS SANTI

11150960000007

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M/1441 H

Page 3: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
Page 4: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
Page 5: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
Page 6: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

©Hak Cipta Milik UIN, Tahun 2019

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan

atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,

penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

tinjauan suatu masalah dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan

UIN.

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini

dalam bentuk apapun tanpa izin UIN dan LIPI KIMIA (Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia), Serpong.

Page 7: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

EKA LARAS SANTI. Sintesis Surfaktan Anionik Berbasis Lauril Propoksilat

Melalui Reaksi Karboksilasi. Dibimbing oleh YAN IRAWAN dan SITI

NURBAYTI

ABSTRAK

Surfaktan anionik merupakan kelompok surfaktan yang paling banyak

pemakaiannya. Keunggulan dari surfaktan anionik ini adalah kemampuannya

untuk daya pembusa yang sangat baik (busa yang berlimpah), meskipun dengan

konsentrasi yang rendah dengan sifat detergensi yang sangat baik. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk membuat surfaktan anionik lauril propoksi karboksilat

dari lauril propoksilat dan sodium kloroasetat (1:1 dan 2:1) melalui reaksi

karboksilasi, dengan penambahan katalis NaOH 10 dan 20%. Surfaktan anionik

hasil sintesis dikarakterisasi dengan pengujian kestabilan emulsi, tegangan

permukaan, dan Hydrophilic and Lipophilic Balance (HLB) serta diidentifikasi

menggunakan spektroskopi Nuclear Magnetic Resonance (13

C NMR), Gel

Permeation Chromatography (GPC), dan Fourier Transform InfraRed (FTIR).

Penelitian ini menunjukkan bahwa derajat polimerisasi yang paling baik adalah

LPC 1:1 20% dengan BM 692 g/mol, dengan nilai HLB 16,63, untuk karakterisasi

menggunakan PSA dihasilkan nilai IP yang paling baik adalah LPC 2:1 20%

dengan nilai 0,06 yang menunjukkan bahwa jenis distribusi monodispersi, nilai Z-

average untuk semua LPC merupakan sistem nanoemulsi tranlusen dengan

kisaran 160,47-205 nm.

Kata kunci : karboksilasi, lauril propoksilat, sodium kloroasetat, surfaktan

anionik

Page 8: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

EKA LARAS SANTI. Anionic Surfactant Synthesis Based on Lauril Propoxylate

Through Carboxylation Reaction. Supervised by YAN IRAWAN and SITI

NURBAYTI

ABSTRACT

Anionic surfactants are the most widely used surfactant group. The

advantage of this anionic surfactant is its ability to power a very good foaming

(abundant foam), even with low concentrations with excellent detergency

properties. The purpose of this research is to make anionic lauryl propoxy

carboxylic surfactant from lauryl propoxylate and sodium chloroacetate (1: 1 and

2: 1) through carboxylation reactions, with the addition of 10 and 20% NaOH

catalysts. Synthesized anionic surfactants were characterized by stability testing of

emulsion, surface tension, and Hydrophilic and Lipophilic Balance (HLB) and

were identified using Nuclear Magnetic Resonance (13

C NMR) spectroscopy, Gel

Permeation Chromatography (GPC), and Fourier Transform InfraRed (FTIR).

This study shows that the best degree of polymerization is LPC 1: 1 20% with BM

692 g / mol, with HLB value 16.63, for characterization using PSA the best IP

value is LPC 2: 1 20% with a value of 0,06 which shows that the type of

monodispersion distribution, the Z-average value for all LPC is a tranlusen

nanoemulsion system with a range of 160.47-205 nm.

Keywords : carboxylation, lauryl propoxylate, sodium chloroasetat, anionic

surfactant

Page 9: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirahim

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat

diselesaikan. Shalawat serta salam tak lupa penulis sampaikan pada kehadirat

Nabi Muhammad SAW karena berkat jasa beliaulah manusia dibawa dari zaman

jahiliyah ke zaman yang terang benderang oleh ilmu pengetahuan.

Atas kehendak dan izin Allah, skripsi yang penelitiannya dilakukan di

Laboratorium Makromolekul, LIPI – Kimia berjudul “Sintesis Surfaktan

Anionik Berbasis Lauril Propoksilat Melalui Reaksi Karboksilasi” telah

selesai disusun.

Dalam proses penulisan ini, banyak pihak yang telah berjasa dan

memberikan bantuannya baik melalui dorongan serta motivasi untuk dapat segera

menyelesaikan skripsi ini, oleh karena itu, tiada ungkapan yang lebih pantas

diucapkan kecuali puji syukur dan rasa terima kasih dengan ketulusan dan

kerendahan hati kepada :

1. Yan Irawan, ST., M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan

pengetahuan, bimbingan, dan arahan.

2. Dr. Siti Nurbayti, M.Si. selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan

pengetahuan dan bimbingan kepada penulis.

3. Dr. La Ode Sumarlin, M.Si. selaku Ketua Program Studi Kimia Fakultas Sains

dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Prof. Dr. Lily Surayya Eka Putri, M. Env. Stud. selaku Dekan Fakultas Sains

dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 10: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

viii

5. Seluruh dosen program studi Kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama

mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah bapak dan ibu berikan

bermanfaat dan mendapatkan berkah dari Allah SWT.

6. Ika Juliana, S.Si yang telah membantu dan memberikan arahan dalam

melakukan penelitian serta dalam pembuatan skripsi.

7. Bapak dan Mama yang selalu mendoakan, memberikan kasih sayang, nasihat

yang bermanfaat dan memantapkan hati penulis serta dukungan moril lainnya

maupun materil.

8. Teman-teman Mahasiswa Program Studi Kimia Angkatan 2015 yang selalu

mendukung.

9. Istianah, Eko, Roy, Jeremy, dan Ade selaku rekan kerja yang selalu membantu.

10. Semua pihak yang telah membantu penulis namun tidak dapat disebutkan satu

persatu, tanpa mengurangi rasa hormat dan syukur penulis.

Semoga skripsi ini sedikitnya dapat memberikan manfaat bagi pembaca

dan juga untuk pengembangan ilmu pengetahuan kedepannya.

Ciputat, November 2019

Penulis

Page 11: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

x

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 5

1.3 Hipotesis ............................................................................................................. 5

1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................................... 5

1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 6

2.1 Surfaktan ............................................................................................................ 6

2.1.1 Jenis-jenis Surfaktan ....................................................................................... 7

2.1.2 Kegunaan Surfaktan ..................................................................................... 10

2.2 Reaksi Alkoksilasi ........................................................................................... 14

2.3 Surfaktan Alkoksi Karboksilat ........................................................................ 14

2.4 Karakterisasi Surfaktan ................................................................................... 16

2.4.1 Particle Size Analyzer (PSA) ....................................................................... 16

2.4.2 Penentuan Tegangan Antarmuka Dengan IFT (Interfacial Tension) ........... 17

2.4.3 Kesetimbangan Hidrofobik-Lipofilik (HLB) ............................................... 18

2.4.4 GPC (Gel Permeation Chromatography…………………………………..19

2.4.5 FTIR (Fourier Transform Infra Red).……………………………………..20

2.4.6 13

C NMR (Nuclear Magnetic Resonance) …….…...……….……….……21

BAB III METODE PENELITIAN………………………………….…………23

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian……………………………………………….23

3.2 Alat dan Bahan………………………………………………………………23

3.2.1 Alat………………………………………………………………………..23

3.2.2 Bahan……………………………………………………………………...23

Page 12: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

xi

3.3 Skema Kerja………………………………………………………………...24

3.4 Prosedur Kerja………………………...…………………………………….26

3.4.1 Sintesis Lauril Propoksilat……………………………………..…………26

3.4.2 Sintesis Surfaktan Lauril Propoksi Karboksilat…………..………………26

3.4.3 Identifikasi Hasil Sintesis………………………………...……………….27

3.4.3.1 Identifikasi dengan Spektrofotometer FTIR……………………………27

3.4.3.2 Identifikasi dengan Spektrofotometer 13

C NMR ………………….…....27

3.4.3.3 Bilangan Asam……………………………………………………….....27

3.4.3.4 Bilangan Ester…………………………………………………………..27

3.4.4 Karakterisasi Surfaktan Lauril Propoksi Karboksilat…………………….28

3.4.4.1 Penentuan Bilangan HLB……………………………………….……....28

3.4.4.2 Pengukuran Particle Size Analyzer (PSA)…………...…………………28

3.4.4.3 Penentuan Tegangan Permukaan dengan IFT (Spinning Drop)………... 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 30

4.1 Sintesis Lauril Propoksilat ............................................................................. 30

4.1.1 Identifikasi Berat Molekul Lauril Propoksilat Menggunakan GPC ............ 31

4.1.2 Identifikasi Gugus Fungsi Lauril Propoksilat Menggunakan FTIR ............ 32

4.2 Sintesis Lauril Propoksi Karboksilat .............................................................. 34

4.2.1 Identifikasi Berat Molekul Lauril Propoksi Karboksilat Menggunakan

GPC ............................................................................................................ 34

4.2.2 Identifikasi Gugus Fungsi Lauril Propoksi Karboksilat Menggunakan

FTIR ........................................................................................................... 35

4.2.3 Identifikasi Struktur Kimia Lauril Propoksi Karboksilat Menggunakan

13C NMR .................................................................................................... 37

4.3 Bilangan Asam dan Bilangan Ester dari Lauril Propoksilat dan Lauril

Propoksi Karboksilat .................................................................................. 39

4.4 Karakterisasi Surfaktan Lauril Propoksi Karboksilat .................................... 40

4.4.1 Kestabilan Emulsi Menggunakan PSA (Particle Size Analyzer) ................ 40

4.4.1.1 Indeks Polidispersitas………………………………………...…...…… 40

4.4.1.2 Z-Average (Diameter Rata-Rata Partikel) dan COV (Koefisien

Variasi)……………………...……………………………………....…. 41

4.4.2 Penentuan Bilangan HLB (Hydrophobic Lipophilic Balance)…………...43

Page 13: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

xii

4.4.3 Penentuan Tegangan Antarmuka Menggunakan IFT (Interfacial tension) 44

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 44

5.1 Simpulan .......................................................................................................... 44

5.2 Saran……………………………………………………………………….....47

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...48

LAMPIRAN .......................................................................................................... 53

Page 14: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Molekul surfaktan ................................................................................ 6

Gambar 2. Grafik persentase penggunaan surfaktan. .......................................... 10

Gambar 3. Reaksi etoksilasi ................................................................................ 14

Gambar 4. Surfaktan karboksilat ......................................................................... 15

Gambar 5. Sintesis Guerbet alkoksi sulfat .......................................................... 16

Gambar 6. Skala HLB dan aplikasi surfaktan ..................................................... 19

Gambar 7. Mekanisme pemisahan ukuran .......................................................... 19

Gambar 8. Skema dasar Gel Permeation Chromatography (GPC).................... 20

Gambar 9. Sistem optik spektrofotometer FTIR ................................................. 21

Gambar 10. Sintesis lauril propoksilat ................................................................ 24

Gambar 11. Sintesis lauril propoksi karboksilat .................................................. 25

Gambar 12. Mekanisme reaksi sintesis lauril propoksilat ................................... 31

Gambar 13. Spektrum FTIR lauril alkohol .......................................................... 32

Gambar 14. Spektrum FTIR lauril propoksilat 1:10 ........................................... 33

Gambar 15. Reaksi sintesis surfaktan anionik ..................................................... 34

Gambar 16. Spektrum FTIR LPC ........................................................................ 37

Gambar 17. Spektrum 13

C NMR LPC 1:1 10% .................................................. 38

Page 15: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Klasifikasi surfaktan anionik .................................................................... 7

Tabel 2. Gugus hidrofilik surfaktan komersial ....................................................... 9

Tabel 3. Pergeseran kimia khas dalam spektrum 13

C NMR ................................ 22

Tabel 4. Hasil analisis FTIR ................................................................................. 32

Tabel 5. Hasil analisis GPC .................................................................................. 35

Tabel 6. Hasil analisis FTIR lauril propoksi karboksilat ...................................... 36

Tabel 7. Hasil bilangan asam dan ester ................................................................ 39

Tabel 8. Nilai indeks polidispersitas .................................................................... 41

Tabel 9. Rata-rata ukuran partikel ........................................................................ 42

Tabel 10. Nilai HLB pada surfaktan LPC ............................................................ 44

Tabel 11. Hasil analisis IFT ................................................................................. 45

Page 16: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Perhitungan berat lauril alkohol dan propilen oksida ..................... 53

Lampiran 2. Perhitungan berat lauril propoksilat dan sodium kloroasetat ......... 54

Lampiran 3. Perhitungan pembuatan katalis KOH dan NaOH ........................... 55

Lampiran 4. Data perhitungan bilangan asam ..................................................... 56

Lampiran 5. Data perhitungan bilangan ester ..................................................... 58

Lampiran 6. Data analisis FTIR .......................................................................... 60

Lampiran 7. Data analisis 13

C NMR ................................................................... 63

Lampiran 8. Data analisis GPC ........................................................................... 65

Lampiran 9. Data analisis Particle Size Analyzer (PSA) .................................... 71

Lampiran 10. Proses sintesis .............................................................................. 73

Lampiran 11. Karakterisasi dan identifikasi lauril propoksilat dan lauril propoksi

karboksilat ................................................................................... 74

Page 17: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Impor surfaktan di Indonesia semakin meningkat seiring bertambahnya

jumlah industri makanan, industri kosmetik, industri minuman, industri farmasi,

dan industri tekstil. Pada tahun 2013 data impor surfaktan di Indonesia telah

mencapai 65.624.484 kg, melihat kegunaan surfaktan yang sangat luas dan nilai

konsumsi dalam negeri yang besar, faktor tersebut dapat menjadi pendorong

perkembangan industri pembuatan surfaktan di Indonesia (BPS, 2013).

Surfaktan merupakan zat aktif permukaan (surface active agent) yang

dapat menurunkan tegangan permukaan suatu media, karena mempunyai

kemampuan untuk menggabungkan bagian antar fasa yang berbeda seperti udara

dan air ataupun fasa yang mempunyai kepolaran yang berbeda seperti minyak dan

air. Hal inilah yang menjadikan surfaktan banyak digunakan sebagai bahan aktif

pada detergen. Secara umum surfaktan dapat dibagi menjadi empat kelompok

berdasarkan gugus hidrofiliknya, yaitu surfaktan anionik, kationik, nonionik, dan

amphoterik (Suhendri et al., 2016).

Sifat aktif dari detergen sangat efektif dalam membersihkan kotoran

sehingga digunakan dalam proses pencucian. Pada mulanya surfaktan hanya

digunakan sebagai bahan utama pembuat detergen, namun karena terbukti ampuh

membersihkan kotoran, maka banyak digunakan sebagai bahan pencuci lain.

Masalah tentang kesucian yang didalamnya termasuk kebersihan banyak sekali

dibahas dalam Al-Qur’an dan Hadits, hal ini merupakan bentuk perhatian Tuhan

Page 18: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

2

terhadap hambaNya seperti yang tercantum dalam penggalan ayat Alqur’an

berikut ini:

ابين ويحب المتطهرين و يحب الت إن للا

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan

menyukai orang-orang yang mensucikan diri” (QS. Al-Baqarah:222).

Kebersihan dalam islam sebagai salah satu aspek yang benar-benar

mendapatkan perhatian yang serius dalam hal beribadah. Detergen dan produk

pencuci lain digunakan untuk menjaga kebersihan badan, dan pakaian. Zat aktif

dalam detergen dan sabun yaitu surfaktan bekerja dengan menurunkan tegangan

air untuk mengangkat kotoran. Struktur molekul surfaktan mempunyai ujung

berbeda yaitu hidrofilik dan hidrofobik. Bahan aktif ini yang dapat melepaskan

kotoran yang menempel pada permukaan bahan.

Surfaktan merupakan bahan yang dapat mengubah atau memodifikasi

tegangan permukaan dan antarmuka antara fluida yang tidak saling larut, atau

molekul yang mengadsorbsi molekul lain pada antarmuka dua zat (Hidayati,

2015). Karakteristik utama surfaktan adalah bersifat ampifilik yaitu senyawa yang

memiliki dua gugus yang berlainan sifat dalam satu molekulnya, yaitu gugus polar

yang sifatnya hidrofilik dan nonpolar yang sifatnya hidrofobik sehingga mampu

menyatukan dua komponen yang berbeda kepolarannya (Sana, 2017).

Surfaktan yang disintesis dalam penelitian ini adalah surfaktan anionik.

Surfaktan anionik adalah surfaktan yang bagian alkilnya terikat pada suatu anion.

Surfaktan anionik merupakan salah satu jenis surfaktan yang umumnya

ditemukan pada produk pencuci dan pembersih, penyegar udara, produk kosmetik,

pengilap, bahan kimia konstruksi, bahan bakar, pupuk, artikel tekstil, pelapis tinta,

Page 19: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

3

pengolahan air, pengendali hama dan produk perlindungan tanaman. Zat ini

digunakan sebagai pelumas dan pelarut atau perekat di berbagai macam aplikasi

(Shah et al., 2011).

Keunggulan dari surfaktan anionik ini adalah kemampuannya untuk daya

pembusa yang sangat baik (busa yang berlimpah), meskipun dengan konsentrasi

yang rendah dengan sifat detergensi yang sangat baik. Surfaktan anionik adalah

pengembangan paling awal, produksi surfaktan terbesar diberbagai jenis surfaktan

(Yuan et al., 2014).

Sifat surfaktan ditentukan oleh struktur dari gugus hidrofilik dan

hidrofobik yang menyusun surfaktan. Surfaktan anionik ini akan didominasi oleh

gugus hidrofilik. Surfaktan yang didominasi oleh gugus hidrofilik akan

mempunyai skala Hydrophilic and Lipophilic Balance (HLB) yang tinggi dan

mempunyai sifat yang lebih larut dalam air atau water soluble (Reningtyas dan

Mahreni, 2015).

Penelitian mengenai sintesis surfaktan anionik telah banyak dilakukan

antara lain oleh Awad et al. (2012) yang telah mensintesis surfaktan alkil amida

eter karboksilat dari berbagai asam lemak melalui reaksi esterifikasi, amidase,

etoksilasi, dan karbosimetilasi. Reaksi karboksimetilasi dilakukan menggunakan

sodium monokloroasetat dan katalis NaOH 1% dalam aseton, menghasilkan

surfaktan anionik, karena mempunyai gugus -COONa yang bersifat hidrofilik.

Penelitian lain dilakukan oleh Lu et al. (2012) mengenai pembuatan

surfaktan anionik Guerbet alkoksi karboksilat menggunakan reaksi propoksilasi,

etoksilasi dan karboksilasi. Surfaktan yang dihasilkan tahan dalam kondisi suhu

yang tinggi dan menghasilkan perolehan minyak yang tinggi sehingga dapat

Page 20: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

4

diaplikasikan untuk EOR (Enhanced Oil Recovery). Guerbet alkoksi karboksilat

telah terbukti berkinerja lebih baik daripada surfaktan komersial yang tersedia

sebelumnya.

Sintesis surfaktan anionik DEA (dietanolamina) diperoleh dengan

mereaksikan dietanolamina dan metil ester olein dari minyak sawit dengan

perbandingan 2:1 dan penambahan katalis NaOH sebanyak 1% pada suhu 1400C.

Proses ini menghasilkan surfaktan DEA (dietanolamina) dengan hasil perolehan

rendemen 95,24% (Meizar et al., 2017). Budiono dan Panggabean (2017)

mensintesis surfaktan anionik yaitu metil ester sulfonat menggunakan proses

refluks pada suhu 55-600C dengan katalis H2SO4, menghasilkan metil ester

sulfonat dengan kemampuan menurunkan tegangan permukaan air 46,7728%

(38,7494 dyne/cm).

Pembuatan surfaktan anionik menggunakan reaksi karboksilasi masih

belum banyak diteliti. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan penelitian untuk

sintesis surfaktan anionik melalui reaksi karboksilasi dengan mereaksikan lauril

propoksilat dan sodium kloroasetat (1:1 dan 2:1) menggunakan katalis NaOH

(10% dan 20% mol). Hasil sintesis diidentifikasi menggunakan 13

C NMR

(Nuclear Magnetic Resonance), GPC (Gel Permeation Chromatography), dan

FTIR (Fourier Transform InfraRed), serta dikarakterisasi menggunakan PSA

(Particel Size Analyzer) dan Zeta Potential untuk kestabilan emulsi, IFT

(Interfacial Tension) untuk tegangan permukaan serta HLB (Hidrophile and

Lypophile Balance).

Page 21: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana formulasi perbandingan antara lauril propoksilat dengan sodium

kloroasetat dan konsentrasi katalis NaOH yang optimal dalam pembuatan

surfaktan?

2. Bagaimana karakteristik surfaktan yang dihasilkan dan yang lebih cenderung

hidrofilik?

1.3 Hipotesis

1. Formulasi perbandingan antara lauril propoksilat dengan sodium kloroasetat

adalah 1:1 dan konsentrasi katalis NaOH yang optimal 10%.

2. Surfaktan anionik yang dihasilkan mempunyai karakteristik cenderung

hidrofilik.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menentukan formulasi perbandingan antara lauril propoksilat dengan sodium

kloroasetat dan konsentasi katalis NaOH yang optimal dalam sintesis lauril

propoksi karboksilat.

2. Menghasilkan surfaktan yang bersifat cenderung hidrofilik.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah bahwa surfaktan

anionik dapat disintesis melalui reaksi karboksilasi, dengan hasil produk yang

dapat menjadi pengembangan bagi pembuatan surfaktan di Indonesia.

Page 22: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Surfaktan

Surfaktan adalah molekul amfifilik yang memiliki gugus hidrofilik (larut

dalam air) dan hidrofobik (yang tidak larut dalam air) seperti pada (Gambar1).

Kepala dapat berupa kelompok anionik, kationik, zwitterion, atau nonionik

sedangkan ekornya adalah rantai hidrokarbon nonpolar (Azarmi dan Ashjaran,

2015).

Gambar 1. Molekul surfaktan

Penambahan surfaktan dalam larutan akan menyebabkan turunnya

tegangan permukaan larutan suatu cairan dan antarmuka fasa baik cair-gas

maupun cair-cair (Swasono et al., 2012). Setelah mencapai konsentrasi tertentu,

tegangan permukaan akan konstan walaupun konsentrasi surfaktan ditingkatkan.

Bila surfaktan ditambah melebihi konsentrasi ini maka surfaktan mengagregasi

membentuk misel. Konsentrasi terbentuknya misel ini disebut critical micelle

consentration (CMC). Tegangan permukaan akan menurun hingga CMC tercapai.

Setelah CMC tercapai, tegangan permukaan akan konstan yang menunjukkan

Page 23: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

7

bahwa antarmuka menjadi jenuh dan terbentuk misel yang berada dalam

keseimbangan dinamis dengan monomernya (Supriningsih, 2010).

2.1.1 Jenis-jenis Surfaktan

Berdasarkan gugus hidrofiliknya, surfaktan dikelompokan sebagai berikut:

1. Surfaktan anionik

Gugus hidrofilik surfaktan anionik sebagian besar terdiri dari sulfonat,

sulfat, atau kelompok karboksil (Tabel 1).

Tabel 1. Klasifikasi surfaktan anionik

Tipe Rumus

Linear alkylbenzene

sulfonat (LAS)

R

NaO3S

R= C10 – C13

Alkilsulfonat NaO3S - R

R= C11 – C17

α-olefin sulkfonat NaO3S - (CH2)mHC=CH(CH2)nCH3

m + n = 9 – 15

Alkilsulfat NaO3S-O-R

R= C11 – C17

Fatty alcohol eter sulfat NaO3S-O-(CH2CH2O)n-R

R= C12 – C14;

n = 1-4

ester metil asam lemak α-

sulfo NaO

3S

COOCH3

R

R= C14 – C16

Sulfo suksinat ester

NaOOC COOR

NaO3S

R= C12

Sabun NaOOC-R

R= C10 – C16

Sumber: Thiele (2005)

Surfaktan anionik adalah surfaktan yang mempunyai muatan negatif di

bagian hidrofilik, contoh surfaktan anionik diantaranya adalah garam asam

sulfonat (olefin sulfonat, sulfosuksinat), atau turunan asam sulfat atau asam sulfat

ester atau alkohol sulfat (natrium lauril sulfat/SLS, amonium lauril sulfat/ALS,

Page 24: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

8

natrium lauril sulfat/SLES), asam karboksilat (laktilat), asam amino terasilasi dan

peptida dan turunan asam fosfat atau asam fosfat ester. Surfaktan ini dapat

digunakan dalam bidang farmasi sebagai pembersih kulit sebelum operasi, dan

dapat juga digunakan untuk produk pencuci seperti shampo (Sekhon, 2013).

2. Surfaktan Kationik

Kationik terbentuk dalam reaksi dimana alkil halida bereaksi dengan

amina lemak primer, sekunder, atau tersier, disini bagian yang tidak larut dalam

air dari molekul memiliki muatan positif dan bagian molekul yang larut dalam air

adalah muatan negatif, sehingga memberinya nama agen aktif permukaan

kationik. Surfaktan ini ditemukan sebagai agen antistatik pada pelembut kain dan

formula bilas rambut (Azarmi dan Ashjaran, 2015).

Surfaktan ini tidak memiliki daya bersih yang baik dan bukan agen

pembusa yang baik, tetapi surfaktan kationik dipakai dalam formulasi shampoo

sebagai kondisioner. Muatan positif yang ada disurfaktan kationik ini akan

berikatan dengan rambut yang bermuatan negatif, sehingga rambut akan terasa

lebih lembut dan mudah disisir (Azarmi dan Ashjaran, 2015).

3. Surfaktan Nonionik

Surfaktan nonionik adalah surfaktan yang memiliki kepala hidrofilik

tidak terionisasi, khususnya dalam air. Surfaktan nonionik adalah golongan

surfaktan yang paling kompatibel dengan semua golongan surfaktan. Bagian

hidrofilik mengandung polioksietilen, atau polioksipropilen. Bagian hidrofobik

mengandung asam lemak jenuh, asam lemak tak jenuh atau alkohol lemak

penghilang lemak dan minyak yang sangat baik dan pengemulsi. Surfaktan non

Page 25: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

9

ionik dapat digolongkan sebagai poliol ester, polioksi etilena, poloxamers

(Muthuprasanna et al., 2009).

4. Surfaktan Amfoter

Surfaktan amfoter yaitu surfaktan yang bagian alkilnya mempunyai

muatan positif dan negatif. Contohnya surfaktan yang mengandung asam amino,

betain, fosfobetain (Sukmawati, 2017).

Surfaktan amfoter adalah surfaktan yang mengandung gugus anionik dan

kationik, dimana muatannya bergantung kepada pH. Pada pH tinggi dapat

menunjukkan sifat anionik dan pada pH rendah dapat menunjukkan sifat kationik

(Swasono et al., 2012).

Tabel 2. Gugus hidrofilik surfaktan komersial

Surfaktan Gugus hidrofilik Struktur kimia

Surfaktan Anionik Sulfat OSO2O-

Sulfonat SO2O-

Fosfat etoksilat [OC2H4x]2P(O)O-

Karboksilat COO-

Surfaktan Kationik Ammonium primer NH3

Ammonium sekunder --NH2

Ammonium tersier --NH--

Ammonium kuartener N

Surfaktan nonionik Polioksietilen (OCH2CH2)xOH

Monogliserida OCH2CHOHCH2OH

Digliserida OCH2CH(O-)CH2OH

Monoetanolamida NHCH2CH2OH

Surfaktan amfoterik Betain N+(CH2)xCOO

-

Sulfobetain N+(CH2)xCH2SO3

-

Amin oksid N+O

-

Sumber: Reningtyas dan Mahreni (2015)

Tabel 2 menampilkan jenis gugus hidrofilik surfaktan anionik, kationik,

nonionik dan amfoter, sedangkan gugus hidrofobik terdiri dari rantai alkil lurus,

bercabang atau rantai alkil tertutup atau gabungan dari rantai alkil lurus dan

bercabang.

Page 26: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

10

Gugus hidrofobik dapat berupa:

1. Gugus alkil (R= CnH2n+1) baik alkil rantai lurus, bercabang, siklik maupun

alifatik atau campuran siklik-alifatik.

2. Rantai perfluorohidrokarbon sebagai contoh: Perfluoropolyeter (PFPE) dengan

struktur kimia (-CF2-O-CF2-).

3. Siloksan, sebagai contoh aminopropiltrimetoksisilan (APTS).

4. Polioksipropilen, polioksibutilen. 4,4-dimethoksibutana-2-ol, 3-metilpentana-

1,2,5-triol, heksana-1,3,5-triol, trimetil ortopropionat (C6H14O3) (Reningtyas

dan Mahreni, 2015).

Kelompok terbesar dalam jumlah pemakaian surfaktan adalah surfaktan

anionik. Surfaktan jenis ini banyak diaplikasikan dalam hal pencucian dan

pembersihan. Persentase penggunaan surfaktan dapat dilihat pada grafik berikut:

Gambar 2. Grafik persentase penggunaan surfaktan (Hauthal, 2007).

57%

2% 1%

40% Anionik

Kationik

Amphoterik

Nonionik

Page 27: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

11

2.1.2 Kegunaan Surfaktan

Aplikasi surfaktan saat ini sudah banyak digunakan dalam dunia industri, antara

lain adalah:

1. Enhanced of Oil Recovery (EOR)

Peningkatan teknologi EOR mendapatkan banyak perhatian dibanyak

negara karena kurangnya sumber daya minyak dan kesulitan dalam menemukan

sumber minyak baru. Penerapan teknologi EOR memberi peluang tambahan untuk

mengeluarkan lebih banyak minyak dari reservoir, kemungkinan sekitar 20%.

Salah satu teknik injeksi kimia menggunakan surfaktan (Sampora et al., 2017).

Pada dasarnya, surfaktan untuk EOR terbentuk dari minyak nabati dan

turunan minyak sawit. Surfaktan polimer perwakilan alternatif yang sangat

menarik untuk teknik ini, karena mereka dapat memberikan peningkatan

viskositas air secara bersamaan dan penurunan tegangan antar muka, keduanya

bermanfaat untuk efisiensi proses (Raffa et al., 2016).

2. Flotasi

Metode flotasi cukup selektif untuk memisahkan mineral-mineral dari

pengotornya dengan menggunakan kolektor atau surfaktan. Minyak kolektor yang

merupakan anionik, kationik, atau surfaktan non-ionik. Partikel-partikel mineral

yang cenderung hidrofobik dengan adanya surfaktan atau kolektor akan

melepaskan diri dari molekul-molekul air dan ikut bersama-sama dengan

gelembung naik kepermukaan cairan flotasi sebagai buih atau busa, selanjutnya

buih yang mengandung konsentrat mineral tersebut dipisahkan untuk pengolahan

lebih lanjut. Flotasi jenis ini juga digunakan untuk prosedur pemurnian untuk

endapan dan kotoran (Kumar et al., 2013).

Page 28: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

12

3. Surfaktan dan detergensi

Detergen yang dijual bebas di pasaran biasanya mengandung 20–40%

surfaktan, sedangkan sisanya adalah bahan kimia yang biasanya disebut dengan

aditif atau detergen builders yang berfungsi untuk meningkatkan daya bersih

detergen. Surfaktan yang biasa digunakan sebagai bahan pembuatan detergen

adalah Alkilbenzen sulfonat. Alkilbenzen sulfonat merupakan surfaktan anionik

yang banyak digunakan sebagai detergen. Ada dua jenis alkilbenzen sulfonat yaitu

branched- alkilbenzen sulfonat (ABS) dan linear- alkilbenzen sulfonat (LAS).

Kedua surfaktan ini memiliki perbedaan sifat akibat jenis rantai alkil yang

dimilikinya. Surfaktan ABS dengan rantai alkil bercabang, bersifat tidak

terbiodegradasi, sedangkan surfaktan LAS, rantai alkil lurus yang dimilikinya

menyebabkan surfaktan dapat didegradasi oleh mikroorganisme dan mengurangi

masalah lingkungan. Pada proses detergensi, LAS berfungsi untuk menurunkan

tegangan permukaan dari air dengan membentuk misel yang digunakan untuk

menurunkan konsentrasi minyak dan noda kotoran pada pakaian (Suseno, 2010).

4. Pengemulsi

Pengemulsi (emulsifier) adalah bahan yang mempunyai karakteristik

khusus yang mampu menyatukan minyak dan air sekaligus, karena pada hampir

seluruh produk yang terdiri dari minyak dan air akan cenderung memisah.

Emulsifier merupakan surfaktan yang mampu menurunkan tegangan antar muka

dua fasa, molekul hidrofilik dan hidrofobik. Produk yang menggunakan campuran

air dan minyak selalu menggunakan emulsifier dalam formulasinya, seperti

margarin, mayonaise, obat-obatan dan kosmetik. Dalam industri kosmetik, hampir

Page 29: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

13

seluruh produknya yang memiliki manfaat untuk melembabkan kulit

menggunakan emulsifier (Yunilawati et al., 2011).

Emulsifier yang digunakan dalam kosmetika saat ini masih banyak yang

berasal dari minyak bumi, yang terkadang dapat menimbulkan alergi bagi

penggunanya. Selain itu, emulsifier yang berasal dari minyak bumi suatu saat bisa

habis persediaannya karena petrokimia merupakan sumber daya alam yang tidak

terbarukan. Oleh karena itu, saat ini sedang banyak dikembangkan emulsifier

yang berasal dari minyak nabati, seperti minyak kelapa sawit, minyak kelapa,

minyak kedelai, minyak zaitun, minyak jagung, dan minyak kacang (Yunilawati

et al., 2011).

5. Penghambatan Korosi

Korosi adalah kerusakan akibat reaksi kimia antara logam atau paduan

logam dengan lingkungannya. Salah satu metode untuk meminimalkan korosi

adalah dengan menggunakan inhibitor korosi. Inhibitor korosi adalah suatu zat

kimia yang bila ditambahkan ke dalam lingkungan yang korosif, secara efektif

dapat menurunkan laju korosi. Inhibitor korosi digunakan secara luas dalam

berbagai penerapan dan banyak operasi pabrik bergantung pada keberhasilan

penerapannya. Adsorpsi dari molekul surfaktan ke permukaan logam dapat

menghambat proses korosi logam dan secara umum langsung terkait dengan

kemampuan agregat untuk membentuk misel (Yatiman, 2009).

6. Solubilisasi Obat

Surfaktan memainkan peran penting dalam farmasi kontemporer

bioteknologi, karena mereka banyak digunakan dalam berbagai dosis obat bentuk

untuk mengendalikan pembasahan, stabilitas, dan bioavailabilitas. Surfaktan

Page 30: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

14

penting sehubungan dengan kemampuan mereka melarutkan obat-obatan

hidrofobik serta aplikasi untuk zat pembawa obat (Kumar et al., 2013).

2.2 Reaksi Alkoksilasi

Alkoksilasi adalah reaksi kimia yang melibatkan penambahan epoksida ke

senyawa lain. Reaksi alkoksilasi umumnya dilakukan dalam reaktor semibatch

dimana katalis dan substrat (alkil fenol, alkohol lemak atau asam) ditambahkan

epoksida (etilena atau propilena oksida). Strategi sintesis khusus ini disebabkan

oleh reaktivitas tinggi alkoksida dan juga panas tinggi yang terlibat dalam reaksi

alkoksilasi. Fatty alcohol tidak secara dominan ada di alam dan diperlukan

langkah reduksi dari ester lemak untuk mendapatkan alkohol lemak sebagai bahan

awal (Gambar 3) (Adilina et al., 2015).

Gambar 3. Reaksi etoksilasi (Laksmono et al., 2008)

Reaksi alkoksilasi biasanya dipromosikan oleh katalis alkali, seperti

NaOH atau KOH, dan sering dilakukan dalam tangki berpengaduk. Nitrogen

dimasukkan ke dalam reaktor sebelum etilen oksida untuk menghilangkan oksigen

dan untuk mencegah etilen oksida terdekomposisi, fase gas dalam reaktor harus

dibuat inert dengan jumlah nitrogen yang cukup (Serio et al., 2005).

2.3 Surfaktan Alkoksi Karboksilat

Surfaktan alkoksi karboksilat merupakan surfaktan anionik. Surfaktan

karboksilat adalah surfaktan khusus yang ditemukan dalam perlengkapan mandi

Page 31: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

15

seperti sampo, pasta gigi dan pembersih tangan, dimana surfaktan ini berfungsi

sebagai penguat busa, aplikasi lainnya yaitu dalam industri tekstil (zat pembasah

untuk proses bleaching, dyeing), agen pendispersi, dan Encanced Oil-Recovery

(EOR). Jenis surfaktan karboksilat diantaranya adalah: sabun karboksilat; polieter

karboksilat turunan dari fatty alcohol; polieter karboksilat turunan dari alkilfenol;

polieter karboksilat turunan dari asam lemak monoetanolamida; dan asil

sarkosinat (Gambar 4) (Cross, 1998).

RCOO-Na

+

(a)

R (OCH2CH2)nOCH2COO-Na

+

(b)

R (OCH2 CH2)nOCH2COO- Na+

(c)

RCONHCH2CH2 (OCH2CH2)n OCH2COO- Na

+

(d)

RCON(CH3) CH2COO- Na

+

(e)

Gambar 4. Surfaktan karboksilat

Penelitian Lu et al. (2014) mensintesis surfaktan anionik Guerbet alkoksi

sulfat dengan menggunakan reaksi propoksilasi, etoksilasi dan karboksilasi

(Gambar 5). Guerbet alkoksi sulfat divariasikan hidrofobisitasnya dengan

mengubah jumlah gugus propilena oksida (PO) dan etilena oksida (EO). Dalam

beberapa kasus, propoksilasi dilakukan sebelum etoksilasi untuk meningkatkan

hidrofobisitas starter atau setelah etoksilasi untuk mengubah karakteristik berbusa

produk final.

Page 32: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

16

CH3 OH

CH3

CH3

OH

Catalyst

Heat

-H2O

CH3

CH3

O

CH3

O

H

x

1) Base

2) propylene oxide (X= 7-65)

CH3

CH3

O

CH3

O

O

H

YX

Ethylene oxide (Y= 10-100)

NaOH, Heat, -H2O

Sodium monochloroacetate

CH3

CH3

O

CH3

O

O

O-

O

YX

2

Na+

Gambar 5. Sintesis Guerbet alkoksi sulfat (Lu et al., 2012)

2.4 Karakterisasi dan Identifikasi Surfaktan

Karakterisasi surfaktan bertujuan untuk mengetahui sifat fisik surfaktan.

Identifikasi menggunakan alat GPC, FTIR dan NMR.

2.4.1 Particle Size Analyzer (PSA)

Penganalisis ukuran partikel (PSA) dapat menganalisis partikel suatu

sampel bertujuan menentukan ukuran partikel dan distribusinya dari sampel yang

representatif. Distribusi ukuran partikel dapat diketahui melalui gambar yang

dihasilkan. Ukuran tersebut dinyatakan dalam jari-jari untuk partikel yang

berbentuk bola. Penentuan ukuran dan distribusi partikel menggunakan PSA dapat

dilakukan dengan:

1) Difraksi sinar laser untuk partikel dari ukuran submikron sampai dengan

milimeter,

Page 33: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

17

2) Counter principle untuk mengukur dan menghitung partikel yang berukuran

mikron sampai dengan milimeter, dan

3) Penghamburan sinar untuk mengukur partikel yang berukuran mikron sampai

dengan nanometer (Etzler, 2004).

Particel Size Analyzer adalah alat yang mampu mengukur partikel

distribusi ukuran emulsi, suspensi dan bubuk kering. Zeta potensial bisa

ditentukan dengan menggunakan PSA (Mardliyati et al., 2012).

Hasil dari pengukuran PSA yaitu nilai PI dan Z-average. PI adalah standar

deviasi antara ukuran tetesan rata-rata yang menunjukkan homogenitas ukuran

tetesan dalam sampel. Nilai PI yang lebih kecil akan menyebabkan lebih banyak

distribusi ukuran partikel homogen (Juniatik et al., 2017). Semakin mendekati nol

berarti distribusi partikelnya semakin baik (Ulya et al., 2017). Nilai yang lebih

besar dari 0,7 mengindikasikan bahwa sampel yang dianalisa memiliki distribusi

ukuran yang sangat lebar dan kemungkinan metode yang digunakan bukan

metode yang cocok untuk menganalisa sampel tersebut (Septiyanti et al., 2016).

Notasi yang menunjukan ukuran partikel rata-rata dinyatakan dalam Z-

Average. Partikel yang dipelajari memungkinkan memiliki ukuran yang tidak

seragam, informasi yang didapatkan dari pengukuran adalah ukuran partikel rata-

rata dan distribusi ukuran partikel (Septiyanti et al., 2016)

2.4.2 Penentuan Tegangan Antarmuka Dengan IFT (Interfacial Tension)

Tegangan antarmuka merupakan gaya per satuan panjang yang harus

diberikan sejajar pada permukaan untuk mengimbangi tarikan ke dalam, dengan

satuan dyne/cm dalam sistem cgs atau energi yang diperlukan untuk memperbesar

permukaan atau antarmuka sebesar 1 cm2 dan dinyatakan dalam erg/cm

2.

Page 34: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

18

Tegangan antarmuka dapat diukur menggunakan alat spinning drop tensiometer.

Prinsip alat ini adalah percepatan gravitasi bumi memberikan pengaruh kecil pada

bentuk droplet fluida yang tersuspensi dalam cairan, pada saat droplet dan cairan

berada dalam tabung putar pada arah longitudinal (Sari, 2017).

Gaya yang dihitung pada tegangan antarmuka adalah gaya yang terjadi

antara dua fasa, baik itu cair, padat, maupun gas. Interaksi antara dua fasa tersebut

yang disebut dengan tegangan antarmuka. Kemampuan menurunkan tegangan

antarmuka merupakan hal yang sangat penting dalam memberikan ciri terhadap

surfaktan. Kemampuannya menurunkan tegangan permukaan disebabkan karena

surfaktan memiliki gugus hidrofilik dan hidrofobik (Sari, 2017).

2.4.3 Kesetimbangan Hidrofobik-Lipofilik (HLB)

HLB menunjukkan skala keseimbangan gugus hidrofobik dan hidrofilik

dari suatu surfaktan. Penentuan HLB ini akan menentukan fungsi surfaktan.

Surfaktan yang mempunyai gugus hidrofobik yang lebih dominan mempunyai

skala yang rendah dan sebaliknya surfaktan yang didominasi oleh gugus hidrofilik

mempunyai skala yang tinggi (Reningtyas dan Mahreni, 2015).

Surfaktan dengan HLB lebih dari 9 adalah larut dalam air atau water

soluble digunakan untuk agensia pelarut (solubilizing agent). Surfaktan yang

digunakan sebagai detergen mempunyak HLB dengan skala 15-18 dan 13-15.

Surfaktan dengan skala HLB = 8-16 juga digunakan sebagai pengemulsi minyak

dalam air atau oil in water (O/W). Nilai HLB pada kisaran sampai dengan skala 6

diaplikasikan untuk anti busa. Surfaktan ini disebut oil solution surfactant. Untuk

lebih jelas, hubungan HLB dan kegunaan surfaktan dapat dilihat pada Gambar 6

(Reningtyas dan Mahreni, 2015).

Page 35: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

19

Gambar 6. Skala HLB dan aplikasi surfaktan (Reningtyas dan Mahreni, 2015)

2.4.4 GPC (Gel Permeation Chromatography)

GPC sejauh ini merupakan pilihan yang paling umum dalam karakterisasi

polimer untuk mengetahui berat molekul (BM) dan polidispersitas (PDI). Prinsip

yang mendasari permeasi gel kromatografi adalah polimer dalam pelarut dipompa

melalui kolom. Molekul yang lebih besar tidak dapat memasuki sebagian besar

pori-pori karena itu melewati kolomnya relatif cepat. Molekul yang lebih kecil

dapat memasuki lebih banyak pori dan harus menempuh jarak yang lebih jauh,

menghasilkan bagian yang lebih lambat melewati kolom (Gambar 7)

(Dyamenahalli et al., 2015).

Gambar 7. Mekanisme pemisahan ukuran (Dyamenahalli et al., 2015)

Page 36: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

20

Gambar 8. Skema dasar Gel Permeation Chromatography (GPC) (Waters, 2019)

Dalam merancang instrumentasi untuk GPC, berbagai persyaratan harus

dipenuhi. Injektor diperlukan untuk memasukkan larutan polimer ke dalam sistem

yang mengalir. Pompa mengirimkan sampel lalu pelarut melalui kolom dan

sistem. Detektor memantau dan merekam pemisahan (Gambar 8) (Waters, 2009).

2.4.5 FTIR (Fourier Transform Infrared)

Metode pengukuran dengan spektroskopi IR berkembang dikenal dengan

FTIR (Fourier Transform Infrared) dengan adanya interferometer Michelson dan

penggunaan laser sebagai sumber radiasi serta komputer untuk memproses data,

maka dengan metode ini spektroskopi IR dapat menyerap radiasi hingga frekuensi

5000-400 cm-1

. Perbedaan antara spektrofotometer FTIR dengan spektrofotometer

IR dispersi adalah pada pengembangan sistem optiknya sebelum berkas sinar

inframerah melewati sampel (Hermanto, 2009).

Sistem optik dari spektrofotometer FTIR dilengkapi dengan cincin yang

bergerak tegak lurus dan cermin yang diam. Sistem optik ini bekerja atas dasar

fourier transform interferometer. Ada tiga bagian utama dari interferometer yaitu

cermin diam (fixed mirror), cermin bergerak (vibrated miror) dan cermin penjatah

sinar (chopper mirror). Sinar dibagi menjadi 2 bagian. Bagian pertama dilewatkan

pada cermin diam (F) kemudian kembali, sedangkan bagian yang lain dilewatkan

Page 37: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

21

pada cermin bergerak (M) dan kembali. Kedua berkas digabung kembali di (O)

kemudian dipancarkan ke sampel dan kemudian dibaca oleh detektor (Gambar 9)

(Hermanto, 2009).

Gambar 9. Sistem optik spektrofotometer FTIR (Hermanto, 2009)

Spektroskopi FTIR merupakan salah satu metode pengukuran untuk

mendeteksi struktur molekul senyawa melalui identifikasi gugus fungsi penyusun

senyawa. Pengujian dengan spektroskopi FTIR tidak memerlukan persiapan

sampel yang rumit dan bisa digunakan dalam berbagai fase baik padat, cair mapun

gas. FTIR juga bisa melakukan kalibrasi sendiri atau self calibrating (Sulistyani,

2017).

2.4.6 13

C NMR (Nuclear Magnetic Resonance)

NMR pada dasarnya adalah suatu bentuk spektroskopi serapan, sama

halnya dengan spektrofotometer IR atau UV-Vis. Pada keadaan yang tepat, suatu

sampel yang diukur dengan NMR menyerap gelombang electromagnet di daerah

frekuensi radio sesuai ciri sampelnya, serapannya merupakan fungsi inti-inti

tertentu dalam molekul (Silverstein et al., 1986).

Spektroskopi NMR telah menjadi alat yang paling efektif untuk

menentukan struktur semua jenis senyawa. 13

C NMR atau disebut sebagai karbon

NMR) adalah penerapan spektroskopi resonansi magnetik nuklir (NMR) yang

Page 38: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

22

memungkinkan identifikasi atom karbon. 13

C NMR hanya mendeteksi isotop 13

C

karbon, yang kelimpahan alami hanya 1,1%, karena isotop karbon utama 12

C tidak

terdeteksi oleh NMR (Hermanto, 2009).

Skala horisontal ditunjukkan sebagai (ppm). dinamakan pergeseran kimia/

chemical shift dan dihitung dalam bagian per juta/ parts per million – ppm. Setiap

karbon atau kelompok karbon yang berbeda secara kimia akan memberikan

keunikan resonansi dalam spektrum NMR. Berikut ini adalah nilai pergeseran

kimia khas pada 13

C NMR:

Tabel 3. Pergeseran kimia khas dalam spektrum 13

C NMR

Sruktur Pergeseran Kimia (ppm)

Karbonil (keton) 205-220

Karbonil (aldehid) 190-220

Karbonil (ester, asam) 170-185

Aromatik 125-150

Alkena 115-140

Sumber: Hermanto (2009)

Page 39: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

23

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada Desember 2018- Agustus 2019 di Laboratorium

Makromolekul, LIPI Kimia Serpong, Tangerang Selatan dan LEMIGAS.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu alat- alat gelas, penangas,

alat refluks, evaporator, termometer, pH indikator, neraca analitik, buret, magnetic

stirrer, Fourier Transform Infrared (FTIR) (Shimadzu IR Prestige-21), Gel

Permeation Chromatography (GPC) (Shimadzu), Particle Size Analyzer (PSA)

dan Zeta Potential (HORIBA Nano Particle Size Analyzer SZ-100), Nuclear

Magnetic Resonance (NMR) (JEOL JNM ECA 125 MHz) dan Spinning Drop

Tensiometer TX 500.

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan aquades, sodium kloroasetat (Merck), natrium

hidroksida (Merck), aseton (Merck), propilen oksida (Merck), natrium sulfat

(Merck), lauril alkohol, asam asetat.glasial (Merck), asam klorida (Merck), etanol

(Merck), indikator PP, n-heksana (Merck), kalium hidroksida (Merck), 2-propanol

(Merck), gas nitrogen dan metanol (Merck).

Page 40: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

24

3.3 Skema Kerja

3.3.1 Sintesis Lauril Propoksilat

Gambar 10. Sintesis lauril propoksilat

Lapisan atas

(fraksi heksan)

Lapisan bawah

(fraksi air)

Diidentifikasi menggunakan

GPC, FTIR

Ditentukan bilangan asam,

dan ester

Dimasukkan ke dalam reaktor,

flushing dengan N2 sebanyak 5x

Propilen Oksida 58,1g (1

mol) + KOH 0,93 g (5%)

Dipanaskan dengan suhu 130-

1500C selama 5 jam

Didiamkan hingga

dingin

Dinetralkan pHnya menggunakan

asam asetat glasial

Ekstraksi menggunakan n-Heksan

dan air (1:1)

Evaporasi

Lauril Propoksilat

Lauril alkohol 18,633 g

(0,1 mol)

Diidentifikasi menggunakan

FTIR

Page 41: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

25

3.3.2 Sintesis Lauril Propoksi Karboksilat

Lauril propoksilat + Sodium kloroasetat

(1:1 dan 2:1)

DI tambahkan katalis NaOH (10% dan

20% mol) dalam 100 mL aseton

Direfluks selama 5 jam dengan suhu 60 0C

Lapisan bawah

(air)

Surfaktan

anionik

Karakterisasi

dan identifikasi

Dikarakterisasi:

1. PSA

2. HLB

3. IFT dengan Spinning Drop

Diidentifikasi dengan GPC, FTIR dan

NMR, bilangan asam dan ester

Lapisan atas (organik)

Evaporasi

Ditambahkan Na2SO4 dan disaring

Gambar 11. Sintesis lauril propoksi karboksilat

Page 42: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

26

3.4.1 Prosedur Kerja

Sintesis surfaktan anionik diawali dengan pembuatan lauril propoksilat

dari lauril alkohol dan propilen oksida, selanjutnya lauril propoksilat digunakan

sebagai bahan dalam sintesis lauril propoksi karboksilat.

3.4.1 Sintesis Lauril Propoksilat

Lauril alkohol sebanyak 18,633 g (0,1 mol) direaksikan dengan KOH

sebanyak 0,93 g (5%) dalam 5 mL metanol dan propilen oksida sebanyak 58,08 g

(1 mol), dimasukkan ke dalam reaktor lalu diflushing menggunakan N2.

Temperatur diatur pada 130-150 0C selama 5 jam, campuran reaksi dinetralkan

dengan asam asetat glasial, kemudian diekstraksi menggunakan n-heksana dan air

(1:1) untuk menghilangkan pengotor, fraksi n-heksana kemudian dievaporasi.

Produk yang dihasilkan kemudian diidentifikasi gugus fungsinya menggunakan

FTIR, ditentukan BMnya menggunakan GPC dan ditentukan bilangan asam, serta

bilangan ester (Laksmono et al., 2008).

3.4.2 Sintesis Surfaktan Lauril Propoksi Karboksilat

Sodium kloroasetat sebanyak 3,84 g (1 mol) yang sudah dilarutkan dalam

akuades sebanyak 10 mL direaksikan dengan lauril propoksilat sebanyak 12,87 g

(1 mol) dan ditambahkan katalis NaOH (10% dan 20% mol). Larutan yang telah

dibuat dimasukkan ke dalam labu leher tiga dan dicampurkan dengan aseton 100

mL sebagai pelarut. Proses refluks yang disertai dengan pengadukan dilakukan

pada suhu 60 oC selama 5 jam. Setelah selesai, didiamkan agar campuran menjadi

dingin. Campuran yang terbentuk diukur pHnya lalu dipisahkan berdasarkan

perbedaan fase. Fase organik diambil lalu dievaporasi sampai pelarutnya hilang.

Setelah itu ditambahkan Na2SO4 untuk menghilangkan air, kemudian dilakukan

Page 43: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

27

penyaringan. Produk yang dihasilkan dilakukan karakterisasi dan identifikasi. Hal

yang sama dilakukan juga untuk perbandingan lauril propoksilat dan sodium

kloroasetat 2:1 (Awad, 2012).

3.4.3 Identifikasi Hasil Sintesis

3.4.3.1 Identifikasi dengan spektrofotometer FTIR

Sampel dianalisis oleh Fourier Transform Infrared (FTIR) (Shimadzu

IRPrestidge-21/FTIR-8000). Sampel diteteskan pada pelat sel KBr, dan kemudian

ditempatkan pada sample holder, lalu dianalisis pada bilangan gelombang 500-

4000 cm-1

(Sampora et al., 2017).

3.4.3.2 Identifikasi dengan spektrofotometer NMR

Pengukuran 13

C-Nuclear Magnetic Resonance (NMR) (JEOL, 125 MHz)

dilakukan untuk identifikasi struktur. Sejumlah sampel produk dilarutkan dalam

CDCl3 dan ditempatkan pada sample holder kemudian diukur 13

C-NMR

(Laksmono et al., 2008).

3.4.3.3 Bilangan Asam

Sampel ditimbang sebanyak 1 g, ditambahkan 25 mL etanol 95%, lalu

dipanaskan dengan suhu 60 0C sampai larut. Selanjutnya ditambahkan indikator

PP sebanyak 3 tetes, dititrasi dengan KOH-etanol 0,1N sampai terbentuknya

warna merah muda seulas (ASTM D974-14e2). Bilangan asam ditentukan dengan

persamaan berikut:

Bilangan asam =(Vol.Sampel−Vol.Blanko) x N KOH x 56.1

Massa sampel……………(1)

3.4.3.4 Bilangan Ester

Sampel ditimbang sebanyak 2 g dalam labu Erlenmeyer 100 mL. Sampel

dilarutkan dalam 5 mL etanol 95% dan ditambahkan 3 tetes indikator fenolftalein,

Page 44: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

28

dinetralkan dengan KOH-etanol 0,1 N sampai warna merah muda. Selanjutnya,

ditambahkan dengan teliti 25 mL KOH-etanol 0,5 N dan sedikit batu didih,

dididihkan selama 1,5 jam dengan refluks, ditambahkan 3 tetes indikator

fenolftalein dan dititrasi dengan H2SO4/HCl sampai jenih (ASTM D1617-07).

Bilangan ester ditentukan dengan persamaan berikut:

Bilangan ester =(Vol.Banko−Vol.Sampel) x N HCl x 56.1

Massa sampel ……….(2)

3.4.4 Karakterisasi Surfaktan Lauril Propoksi Karboksilat

Karakterisasi ini untuk mengetahui sifat dari surfaktan yang telah

disintesis.

3.4.4.1 Penentuan Bilangan HLB

Metode yang digunakan dalam penentuan HLB ini adalah dengan metode

Griffin, dimana diketahui terlebih dahulu berat molekul dari surfaktan yang akan

diketahui nilai HLBnya. Surfaktan hasil sintesis dilarutkan dalam isopropil

alkohol sebelum diinjeksikan. Berat molekul sampel diukur dengan GPC

menggunakan air, detektor indeks refraktif dan kolom ultrahidrogel. Sampel

dilarutkan pada 40℃ dalam THF dan diinjeksikan ke dalam sistem. Volume

larutan sampel yang diinjeksi adalah 20 µL dengan waktu operasi 20 menit untuk

setiap sampel (Alsabagh et al., 2016). Harga HLB dapat ditentukan dengan

persamaan berikut:

HLB =20 x (Mw Total−Mw Lauril Alkohol)

Mw Total…..(3)

3.4.4.2 Pengukuran Particle Size Analyzer (PSA)

Ukuran partikel surfaktan dianalisis dengan menggunakan HORIBA Nano

Particle Size Analyzer SZ-100. Sampel sebanyak 0,01 g yang telah diketahui nilai

Page 45: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

29

refraksi indeksnya dipreparasi dengan menggunakan pendispersi 2-propanol dan

air yang telah dihilangkan kandungan ionnya, lalu disonikasi (Irawan, 2017).

Menurut standar ISO 13320 (ref.9) dan USP<429> (ref.10), sampel diukur

sebanyak tiga kali. Pengukuran dinilai baik apabila memiliki nilai COV

(Coeficient of variation) lebih kecil dari 3%. Persamaan untuk menghitung COV

adalah:

𝐶𝑂𝑉 =𝑆𝑇𝐷𝐸𝑉

𝑀𝑒𝑎𝑛𝑥 100% … … … … (4)

3.4.4.3 Penentuan Tegangan Permukaan dengan IFT (Spinning Drop)

Tegangan antar fase minyak-air dihitung antara 2µL minyak wonocolo

dengan surfaktan lauril propoksi karboksilat pada konsentrasi yang berbeda yaitu

0,1; 0,3; 0,5 dan 1%, diukur mengunakan spinning drop tensiometer. Larutan

surfaktan diaduk dengan kecepatan 6000 rpm pada suhu 60oC. Equilibrium

tegangan antar fasa dari larutan surfaktan diperoleh dengan persamaan sebagai

berikut:

σ = ω2R3 ∆ρ

4 ……………(5)

ω menunjukan kecepatan sudut pada sistem, R menunjukkan jari-jari dari

tetesan minyak yang jatuh, σ merupakan tegangan antar fasa dua cairan yang

kondisinya sudah ditetapkan, ∆ρ merupakan perbedaan kerapatan antara minyak

mentah dan larutan surfaktan (Saxene, 2017).

Page 46: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

30

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sintesis Lauril Propoksilat

Sintesis lauril propoksilat menggunakan lauril alkohol dan propilen oksida

(PO) (1:10) diperoleh melalui reaksi alkoksilasi. Perbandingan 1:10 untuk lauril

alkohol dan propilen oksida bertujuan untuk mendapatkan senyawa propoksilat

yang memiliki sifat hidrofilik karena dengan penambahan 10 mol propilen oksida

menyebabkan memanjangnya gugus hidrofilik yang bersifat polar pada bagian

kepala (Adilina et al.,2015).

Lauril alkohol bereaksi dengan propilen oksida pada gugus hidroksinya

menghasilkan ikatan eter dan gugus hidroksi baru (Gambar 12). Reaksi

berlangsung menggunakan katalis KOH (basa kuat) dengan konsentrasi 5%, hal

ini agar proses polimerisasi menggunakan propilen oksida lebih banyak terjadi

(Laksmono et al., 2008). Produk hasil sintesis harus dilakukan netralisasi, untuk

menghilangkan sisa katalis yang digunakan dalam proses ini yaitu KOH (Adilina

et al., 2015).

Proses alkoksilasi juga telah dilakukan oleh Yunilawati dan Komalasari

(2010) dibuat dari derivat minyak kelapa sawit yaitu stearil alkohol etoksilat yang

dibuat dari stearil alkohol dan direaksikan dengan etilen oksida dengan

perbandingan 1:1. Proses etoksilasi menggunakan katalis KOH 0,5% dan

menghasilkan stearil etoksilat, dengan nilai HLB sebesar 8. Produk yang

dihasilkan juga mempunyai kestabilan yang baik.

Page 47: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

31

Gambar 12. Mekanisme reaksi sintesis lauril propoksilat

4.1.1 Identifikasi Berat Molekul Lauril Propoksilat Menggunakan GPC

Gel Permeation Chromatography (GPC) digunakan untuk mengetahui

berat molekul. Berat molekul lauril propoksilat dari 2 kali sintesis yang diperoleh

sebesar 429 g/mol dan 474 g/mol (Lampiran 8). Sintesis LP dilakukan sebanyak 2

kali karena tidak cukup untuk sintesis selanjutnya. Jika dihitung jumlah propilen

oksida (PO) yang masuk ke dalam struktur lauril propoksilat adalah sebanyak 4,18

dan 4,95. PO yang masuk tidak seluruhnya, hal ini karena lauril alkohol sudah

jenuh, sehingga tidak dapat bereaksi dengan PO (Laksmono et al., 2008). Menurut

Adilina et al. (2015) propilen oksida yang tidak bereaksi akan tetap dalam bentuk

gas setelah reaksi dikeluarkan dari reaktor.

Propoksilasi menghasilkan surfaktan polimer yang memperpanjang bagian

hidrofilik surfaktan. Surfaktan polimer memiliki fungsi yang sama dengan

Page 48: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

32

surfaktan normal, perbedaan utamanya adalah massa molekul lebih besar

(Laksmono et al., 2008).

4.1.2 Identifikasi Gugus Fungsi Lauril Propoksilat Menggunakan FTIR

Keberhasilan sintesis lauril propoksilat dapat dilihat dari perubahan gugus

fungsional bahan awal (lauril alkohol) dan produk (lauril propoksilat). Hasil FTIR

dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil analisis FTIR Sampel Bilangan Gelombang (cm

-1) Gugus Fungsi

Lauril Alkohol 3327,21

2864,29-2926,01

OH

C-H alifatik

Lauril Propoksilat 3464,15

2860,43-2968,45

1107,14

OH

C-H alifatik

C-O-C

Gambar 13. Spektrum FTIR lauril alkohol

Lauril alkohol (Gambar 13) mempunyai serapan pada bilangan gelombang

3327,21 cm-1

yang merupakan serapan untuk gugus OH stretching (Hermanto,

2009). Serapan lainnya yaitu pada bilangan gelombang 2864,29-2926,01 cm-1

OH

CH alifatik

Page 49: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

33

yang merupakan serapan untuk gugus C-H alifatik. Ikatan C-H menyerap sinar

pada bilangan gelombang sekitar 2853-2962 cm-1

(Day dan Underwood, 1986).

Gambar 14. Spektrum FTIR lauril propoksilat 1:10

Hasil FTIR lauril propoksilat (Gambar 14) terdapat bilangan gelombang

3464,15 cm-1

merupakan serapan yang menunjukkan gugus OH, dan serapan

2860,43-2968,45 cm-1

untuk C-H alifatik, dan 1107,14 cm-1

yang merupakan

serapan gugus C-O-C, dimana serapan ini tidak muncul pada lauril alkohol

(Lambert et al., 1998).

Berdasarkan hasil analisis FTIR, sintesis lauril propoksilat dikatakan

berhasil karena munculnya gugus C-O-C pada panjang gelombang 1107,14 cm-1

.

Hal ini sejalan dengan penelitian Awad (2012) yang telah berhasil melakukan

sintesis surfaktan nonionik karena munculnya gugus C-O-C pada bilangan

gelombang 1115 cm-1

yang menandakan adanya gugus eter.

CH alifatik

OH

C-O-C

Page 50: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

34

4.2 Sintesis Lauril Propoksi Karboksilat

Lauril propoksi karboksilat disintesis menggunakan lauril propoksilat dan

sodium kloroasetat melalui reaksi karboksilasi menggunakan katalis NaOH.

Sodium kloroasetat digunakan untuk menambah gugus hidrofilik (polar). Sintesis

lauril propoksilat menggunakan berbagai variasi dari lauril propoksilat yang

dibuat 1 mol dan 2 mol, serta variasi konsentrasi dari katalis NaOH 10 dan 20%,

sedangkan sodium kloroasetat dibuat tetap yaitu 1 mol. Reaksi yang terjadi

adalah:

Gambar 15. Reaksi sintesis surfaktan anionik

Adanya penambahan gugus karboksilat dan propilen oksida dalam struktur

molekul lauril propoksi karboksilat membuat sifat hidrofobik molekul menurun

dan menjadi lebih hidrofilik (Awad, 2012). Surfaktan karboksilat juga merupakan

surfaktan anionik dimana surfaktan kelas ini menjadi alternatif untuk EOR

(Adkins et al., 2012).

4.2.1 Identifikasi Berat Molekul Lauril Propoksi Karboksilat Menggunakan

GPC

Pada reaksi karboksilasi, lauril propoksilat divariasikan yaitu 1 mol dan 2

mol dan sodium kloroasetat dibuat tetap, tetapi berat molekul lauril propoksi

karboksilat tidak jauh berbeda, hal ini menunjukkan bahwa sodium kloroasetat

Page 51: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

35

telah habis beraksi. Pada penelitian Awad (2012) sintesis amida eter karboksilat

telah berhasil dilakukan, dimana prosesnya menggunakan produk etoksilasi yang

direaksikan dengan sodium kloroasetat dengan perbandingan 1:1.

Keberhasilan sintesis dapat dilihat dari perubahan berat molekul lauril

propoksilat yaitu 429 g/mol dan 474 g/mol setelah mengalami reaksi karboksilasi

menjadi 659-692 g/mol (Tabel 5).

Tabel 5. Hasil analisis GPC

No. LP Sodium kloroasetat NaOH (%) Berat molekul (g/mol)

1 1 1 10 659

2 2 1 10 659

3 1 1 20 692

4 2 1 20 689

Pembuatan LP dilakukan sebanyak 2 kali, karena tidak cukup untuk sintesis

selanjutnya. Berdasarkan hal inilah terjadi perbedaan berat molekul dari LPC.

Berat molekul dari LPC 1:1 20% merupakan berat molekul terbesar dari yang

lainnya yaitu 692 g/mol, bisa diketahui bahwa derajat polimerisasi yang paling

baik adalah LPC 1:1 20% .

4.2.2 Identifikasi Gugus Fungsi Lauril Propoksi Karboksilat Menggunakan

FTIR

Pengukuran FTIR terhadap lauril propoksi karboksilat dilakukan untuk

mengetahui apakah reaksi karboksilasi berhasil dilakukan. Hasil analisis spektrum

FTIR (Tabel 6) menunjukan bahwa lauril propoksi karboksilat mempunyai gugus

fungsi dengan puncak serapan melebar pada bilangan gelombang 3454,51-

3480,30 cm-1

yang menunjukkan adanya gugus –OH yang berikatan hidrogen

(Creswell, 1987). Berdasarkan serapan ini dapat diketahui bahwa surfaktan lauril

propoksi karboksilat hasil sintesis mengalami hidrolisis, hal ini terlihat dari gugus

OH yang muncul. Disamping itu, terdapat serapan dengan bilangan gelombang

Page 52: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

36

pada 2864-2968 cm-1

, yang menunjukkan adanya vibrasi stretching asimateris

gugus fungsi –CH alifatik (Creswell,1987).

Tabel 6. Hasil analisis FTIR lauril propoksi karboksilat

Sampel Bilangan Gelombang cm-1

Gugus Fungsi

1:1 10% 3480,30

2884-2966,52

1708,93

1369.46

1105,21

514.99

OH

C-H alifatik

C=O

H-C=O

C-O-C

C-C=O

2:1 10% 3463,15

2864,29-2966,52

1708,93

1369.46

1105,21

518.85

OH

C-H alifatik

C=O

H-C=O

C-O-C

C-C=O

1:1 20% 3454,52

2864,29-2968,45

1707,00

1369.46

1105,21

514.99

OH

C-H alifatik

C=O

H-C=O

C-O-C

C-C=O

2:1 20% 3460,30

2864,29-2966,52

1708,93

1369.46

1105,21

520.78

OH

C-H alifatik

C=O

H-C=O

C-O-C

C-C=O

Page 53: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

37

Gambar 16. Spektrum FTIR LPC

Serapan juga terjadi pada bilangan gelombang 1708,93 dan 1707,00 cm-1

yang menunjukkan adanya gugus C=O. Gugus karbonil pada struktur lauril

propoksi karboksilat adalah C=O aldehida, hal ini diperkuat oleh adanya ciri khas

aldehida yang muncul pada bilangan gelombang 1369,46 cm-1

merupakan H-C=O

bending aldehida alifatik, dan 514,99; 518,85; serta 520,78 cm-1

yang merupakan

serapan C-C=O (Day dan Underwood, 1986). Serapan pada bilangan gelombang

1105,21 cm-1

menunjukkan adanya gugus C-O-C (Hermanto, 2009).

Hasil analisis FTIR lauril propoksi karboksilat tidak jauh berbeda jika

dibandingkan dengan penelitian Awad (2012) dimana gugus karbonil dari

surfaktan karboksilat muncul pada bilangan gelombang 1721 cm-1

, sedangkan

untuk lauril propoksi karboksilat, gugus karbonil C=O muncul pada bilangan

gelombang 1708,93 dan 1707,00 cm-1

.

4.2.3 Identifikasi Struktur Kimia Lauril Propoksi Karboksilat Menggunakan 13

C NMR

Spektroskopi 13

C NMR memberikan informasi berkaitan dengan jenis-

jenis karbon yang terdapat dalam molekul suatu senyawa. Spektrum karbon ini

LPC 1:1 10%

LPC 1:1 20%

LPC 2:1 20%

LPC 2:1 10%

Page 54: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

38

memiliki kelebihan, salah satunya adalah kesederhanaan penampakan spektrum

karbon sehingga lebih mudah dianalisis dibandingkan dengan spektrum proton

(Syah, 2016).

Gambar 17. Spektrum 13

C NMR LPC 1:1 10%

Spektrum LPC 1:1 10% memberikan sinyal pada δ 211,073 ppm

menunjukkan adanya C=O. Selanjutnya, untuk geseran kimia δ 71.738 ppm

menunjukkan adanya gugus metilen oksi (CH2-O) dan δ 77.402 merupakan gugus

metin oksi (CH-O). Nilai geseran kimia δ 17.266 merupakan gugus metil yang

terikat pada metin oksi (Silverstein et al., 2005).

Gugus karbonil yang muncul pada geseran kimia δ 211,073 ppm

merupakan C=O aldehida, hal ini tidak sesuai dengan struktur dari lauril propoksi

karboksilat dimana gugus C=O seharusnya adalah C=O garam karboksilat

dikarenakan lauril propoksi karboksilat yang telah terhidrolisis dan tereduksi

sehingga gugus C=O garam karboksilat berubah menjadi C=O aldehida.

Page 55: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

39

4.3 Bilangan Asam dan Bilangan Ester dari Lauril Propoksilat dan Lauril

Propoksi Karboksilat

Analisis bilangan asam dan ester dilakukan untuk mengkarakterisasi hasil

sintesis atau mengetahui perkembangan reaksi karboksilasi pada lauril

propoksilat, dan didapat hasilnya sebagai berikut:

Tabel 7. Hasil bilangan asam dan ester

No Sampel Bilangan Asam Bilangan Ester

1 LP 6.18 1.33

2 LPC 1:1 10% 0.47 14.53

3 LPC 2:1 10% 0.23 20.01

4 LPC 1:1 20% 0.47 8.28

5 LPC 2:1 20% 0.47 5.84

Bilangan asam lauril propoksilat (Tabel 7) yang dihasilkan lebih besar

daripada sampel lauril propoksi karboksilat yaitu 6,18. Hal ini dikarenakan lauril

propoksilat mempunyai gugus hidroksil yang memberikan bilangan asam cukup

tinggi dibandingkan dengan lauril propoksi karboksilat yang tidak mempunyai

gugus hidroksil karena sudah melalui reaksi karboksilasi menggunakan sodium

kloroasetat membentuk surfaktan anionik. Bilangan asam dari lauril propoksi

karboksilat adalah 0,23-0,47. Reaksi dianggap telah berlangsung jika bilangan

asam mengalami penurunan (Sampora et al., 2017).

Jika dilihat dari hasil analisis bilangan ester. bilangan ester dari lauril

propoksilat lebih kecil dari pada lauril propoksi karboksilat yaitu 1,33. Hal ini

dikarenakan lauril propoksi karboksilat mempunyai gugus ester dibandingkan

dengan lauril propoksilat. Bilangan ester dari lauril propoksi karboksilat adalah

5,84-20,01. Reaksi dianggap telah berlangsung jika bilangan ester mengalami

kenaikan (Sampora et al., 2017).

Page 56: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

40

4.4 Karakterisasi Surfaktan Lauril Propoksi Karboksilat

Karakterisasi surfaktan hasil sintesis menggunakan PSA, penentuan HLB,

dan IFT. Karakterisasi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sifat surfaktan

hasil sintesis.

4.4.1 Kestabilan Emulsi Menggunakan PSA (Particle Size Analyzer)

PSA (Particle Size Analyzer) digunakan untuk mengetahui ukuran partikel

dan distribusi molekulnya, metode yang digunakan adalah metode DLS (Dynamic

Light Scattering). DLS adalah teknik yang digunakan untuk ukuran partikel

sampel, biasanya dalam kisaran sub-mikron. Teknik ini mengukur fluktuasi

tergantung waktu dalam intensitas cahaya yang tersebar dari suspensi partikel

yang mengalami gerakan Brown secara acak (Malvern, 2016). Hasil dari

pengukuran PSA didapatkan nilai IP (Indeks Polidispersitas), Z-Average, dan

COV (Koefisien Variasi).

4.4.1.1 Indeks Polidispersitas

Indeks polidispersitas adalah ukuran dari distribusi massa molekul dalam

sampel tertentu. Indeks polidispersitas sampel dalam larutan terjadi dalam kisaran

0,05 hingga 0,7. Sampel dengan kisaran 0,05 merupakan jenis distribusi

monodispersi. Indeks polidispersitas lebih besar dari 0,7 menunjukkan bahwa

sampel yang dianalisis mengandung distribusi ukuran yang sangat luas. Sampel

dengan nilai indeks polidispersitas 0,1 hingga 0,4 diklasifikasikan sebagai jenis

distribusi polidispersi sedang, sedangkan di atas 0,4 diklasifikasikan sebagai

polidispersi luas (Septiyanti et al., 2016).

Page 57: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

41

Tabel 8. Nilai indeks polidispersitas

No. Sampel Indeks polidispersitas Rerata

1 LPC 1:1 10% 0,353

0,355

0,388

0,36

2

LPC 2:1 10%

0,135

0,085

0,128

0,48

3 LPC 1:1 20%

0,458

0,432

0,539

0,11

4 LPC 2:1 20%

0,085

0,054

0,049

0,06

Berdasarkan Tabel 8, indeks polidispersitas rerata surfaktan LPC berturut-

turut adalah LPC 1:1 10% (0,36); LPC 2:1 10% (0,48); LPC 1:1 20% (0,11); dan

LPC 2:1 20% (0,06). LPC 2:1 20% dengan nilai IP 0,06 merupakan nilai IP

terbaik dari pengukuran ini, karena yang paling mendekati nol, dan termasuk jenis

distribusi monodispersi. Nilai IP LPC 1:1 20% adalah 0,11 dan LPC 1:1 10%

dengan nilai IP 0,36 termasuk jenis distribusi polidispersi sedang (moderately

polydisperse). Selanjutnya, nilai IP LPC 2:1 10% yaitu 0,48 termasuk jenis

distribusi polidispersi luas (broad polydisperse). Nilai IP semua sampel LPC

termasuk baik karena tidak melebihi kisaran yang telah ditentukan sebelumnya

yaitu 0,7.

4.4.1.2 Z-Average (Diameter Rata-Rata Partikel) dan COV (Koefisien

Variasi)

Hasil PSA juga menunjukkan ukuran partikel rata-rata. Penentuan Z-

average berguna karena partikel yang dipelajari memungkinkan memiliki ukuran

yang tidak seragam, serta penentuan ukuran partikel merupakan faktor yang

penting dalam proses pembuatan nanoemulsi (Septiyanti et al., 2016).

Page 58: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

42

Emulsi dapat dikategorikan ke dalam tiga kelompok: mikroemulsi (10-100

nm), nanoemulsi (100-1000 nm), dan makroemulsi (0,5-100 mm). Nanoemulsi

juga dapat dikategorikan menjadi dua kelompok berdasarkan ukuran partikelnya,

yaitu translusen dengan rentang 50-200 nm dan milky dengan rentang sampai

dengan di atas 500 nm (Maali dan Mosavian, 2013).

Berdasarkan Tabel 8 pengukuran LPC 1:1 10% yang dihasilkan memiliki

ukuran partikel yang lebih kecil dibanding dengan yang lainnya yaitu 160.47, hal

ini dikarenakan konsentrasi sampel bisa mempengaruhi ukuran partikel.

Konsentrasi yang tinggi pada sampel juga memungkinan terjadinya aglomerasi,

dimana partikel dalam nanoemulsi bergerak secara acak, kemudian bertemu

dengan partikel lainnya kemudian menempel satu sama lain membentuk partikel

yang lebih besar, konsentrasi sampel yang cukup merupakan faktor yang penting

dalam pengukuran PSA agar didapat sinyal yang cukup dan mendapatkan data

yang berkualitas (Septiyanti et al., 2016).

Nilai Z-average yang berkisar dari 20-200 nm termasuk tipe nanoemulsi

translusen, hal ini jika dibandingkan dengan nilai Z-average LPC bisa diketahui

bahwa LPC termasuk sistem nanoemulsi translusen, dimana emulsi dengan

ukuran nano diharapkan memiliki kestabilan fisik dalam jangka waktu yang lama

(Yukuyama et al., 2016).

Tabel 9. Rata-rata ukuran partikel

No. Average Hydrodynamic diameter Z (nm)

LPC 1:1 10% LPC 2:1 10% LPC 1:1 20% LPC 2:1 20%

1 154.8 212.9 170.6 196.9

2 158.9 205.2 177 202.4

3 167.7 196.9 188.2 181.9

STDEV 6.60 8.00 8.91 10.61

Mean (nm) 160.47 205 178.6 193.73

COV (%) 4,11 3,90 4,98 5,48

Page 59: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

43

Perhitungan COV digunakan dan didorong sebagai perhitungan untuk

mengungkapkan hasil pengukuran reproduksibilitas (Lampiran 9). Koefisien

variasi (COV, atau (std dev / mean) * 100) untuk pengukuran sampel harus

kurang dari 3% (Horiba, 2014). Dari hasil penelitian pada Tabel 9 nilai COV yang

didapat lebih dari 3%, hal ini dapat diketahui bahwa dimana nilainya tidak

memenuhi standar. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa surfaktan

LPC tidak stabil sehingga nilai COV-nya melebihi 3%.

4.4.2 Penentuan Bilangan HLB (Hydrophobic Lipophilic Balance)

HLB (Hydrophobic Lipophilic Balance) sangat penting untuk dijadikan

parameter kerja surfaktan yang baik. Surfaktan yang mempunyai nilai HLB

rendah larut dalam minyak dan meningkatkan emulsi air dalam minyak (W/O),

dan sebaliknya surfaktan yang mempunyai nilai HLB tinggi larut dalam air dan

meningkatkan emulsi minyak dalam air (O/W). Nilai HLB berkisar 1 hingga 20

(Holmberg et al., 2003).

HLB ditentukan dengan metode Griffin yang sudah dimodifikasi, dimana

diidentifikasi terlebih dahulu berat molekul sampel menggunakan GPC.

Penentuan HLB juga bisa menggunakan metode titrasi, tetapi dalam penelitian ini

tidak digunakan, hal ini dikarenakan metode Griffin dengan titrasi menggunakan

bahan dari asam lemak dalam prosesnya untuk bilangan asam, sedangkan dari

penelitian ini menggunakan fatty alcohol sehingga tidak digunakan metode Griffin

tersebut (Gadhave, 2014).

Penentuan jumlah bagian hidrofilik (propilen oksida) dalam molekul yang

dimasukkan ke dalam struktur dianalisis dan dihitung dengan metode pengukuran

Page 60: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

44

GPC untuk mengetahui berat molekul dari senyawa tersebut seperti yang dapat

dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Nilai HLB pada surfaktan LPC

No. Sampel BM

(g/mol)

HLB

1 LP 429 11,31

2 LPC 1:1 10% 659 16,46

3 LPC 2:1 10% 659 16,46

4 LPC 1:1 20% 692 16,63

5 LPC 2:1 20% 689 16,61

Dari Tabel 10 didapatkan nilai HLB dari lauril propoksilat dengan lauril

propoksi karboksilat meningkat, hal ini dikarenakan penambahan sodium

kloroasetat. Semakin meningkatnya nilai HLB, semakin bersifat hidrofilik, dan

sebaliknya (Gadhave, 2014). Menurut Adilina et al. (2015) nilai HLB semakin

tinggi seiring dengan peningkatan berat molekul. Keberadaan gugus -COONa

dapat meningkatkan nilai HLB, karena adanya penambahan gugus hidrofilik

(Awad, 2012).

Nilai HLB untuk LP adalah 11,31 menunjukkan bahwa LP digunakan

sebagai pengemulsi minyak dalam air atau oil in water (O/W), serta nilai HLB

untuk LPC rata-rata adalah 16,54 menunjukkan LPC sebagai pengemulsi minyak

dalam air atau oil in water (O/W). Nilai HLB dari 8-18 merupakan pengemulsi oil

in water (O/W) (Swadesi et al., 2015).

4.4.3 Penentuan Tegangan Antarmuka Menggunakan IFT (Interfacial

tension)

Metode penentuan HLB digunakan untuk mempertimbangkan jenis

surfaktan dan untuk memahami mekanisme kerja dari surfaktan, sedangkan IFT

juga digunakan untuk menambah informasi kinerja formulasi surfaktan yaitu

Page 61: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

45

dalam menurunkan tegangan antarmuka (Iglauer et al., 2010; Swadesi et al.,

2015).

Hasil analisis IFT yang dihasilkan oleh surfaktan lauril propoksi

karboksilat pada temperatur 60oC dengan menggunakan minyak wonocolo adalah

sebagai berikut:

Tabel 11. Hasil analisis IFT

Sampel Konsentrasi (%) IFT (dyne/cm)

LPC 1:1 10% 0,1

0,3

0,5

1

81,18549

Tidak terukur

Tidak terukur

Tidak terukur

LPC 2:1 10% 0,1

0,3

0,5

1

Tidak terukur

Tidak terukur

Tidak terukur

Tidak terukur

LPC 1:1 20% 0,1

0,3

0,5

1

Tidak terukur

Tidak terukur

Tidak terukur

Tidak terukur

LPC 2:1 20% 0,1

0,3

0,5

1

Tidak terukur

Tidak terukur

Tidak terukur

Tidak terukur

Konsentrasi surfaktan yang digunakan untuk analisis IFT adalah 0,1; 0,3;

0,5; dan 1% yang diujikan menggunakan minyak Wonocolo serta air dengan

salinitas 1800 ppm. Berdasarkan Tabel 11 menunjukan bahwa tidak terukurnya

nilai IFT ini diindikasikan karena surfaktan LPC tidak sesuai dengan minyak

wonocolo dimana minyak ini adalah tipe minyak jenis ringan yang didominasi

oleh n-alkana rantai pendek. Minyak ini ditambang di daerah Wonocolo, Jawa

Timur (Yogafanny et al., 2019). Pada LPC 1:1 10% dengan konsentrasi 0,1%

menghasilkan nilai IFT 81,18549 dyne/cm, nilai IFT ini juga masih besar, karena

Page 62: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

46

menurut Raffa et al. (2016) nilai yang biasanya digunakan adalah 10-3

dyne/cm

untuk mendukung penerapan teknik EOR, untuk keberhasilan pengukuran

diperlukan pengujian ke seluruh jenis minyak.

Salah satu metode EOR yang digunakan yaitu injeksi kimia dengan

menggunakan surfaktan. Injeksi surfaktan merupakan salah satu cara untuk

mengurangi sisa minyak yang masih tertinggal di dalam reservoir dengan cara

menginjeksikan suatu zat aktif permukaan ke dalam reservoir sehingga tegangan

antarmuka minyak-air dapat diturunkan. Dengan turunnya tegangan antarmuka

maka tekanan kapiler pada daerah penyempitan pori-pori batuan reservoir dapat

dikurangi sehingga minyak yang terperangkap dalam pori-pori batuan dapat

didesak dan diproduksi (Rivai et al., 2011).

Lauril propoksi karboksilat adalah surfaktan jenis anionik, dimana

surfaktan anionik memiliki muatan negatif dan beberapa sifat seperti stabil,

penurunan IFT atau tegangan antarmuka, dan adsorpsi rendah terhadap batuan

dalam reservoir minyak bumi. Oleh karena itu, surfaktan anionik dapat dianggap

sebagai senyawa kimia yang efektif untuk teknik EOR (Sampora et al., 2017).

Dari nilai IFT, bisa diketahui nilai CMC (Critical Micelle Concentration)

yaitu dengan grafik hubungan konsentrasi surfaktan dan IFT. Ketika penambahan

surfaktan tidak merubah IFT atau perubahan IFT sangat kecil, maka konsentrasi

surfaktan sudah mencapai konsentrasi kritis atau CMC (Reningtyas dan Mahreni,

2015).

Page 63: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

47

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan didisimpulkan sebagai

berikut:

1) Sintesis lauril propoksi karboksilat berdasarkan pengukuran GPC yang

terbaik adalah dengan BM= 692 g/mol dilihat dari derajat polimerisasinya

diperoleh melalui reaksi antara lauril propoksilat dan sodium kloroasetat

1:1, dengan katalis NaOH 20%.

2) Surfaktan lauril propoksi karboksilat yang mempunyai nilai HLB yang

paling besar (lebih hidrofilik) yaitu 1:1 20% dengan nilai HLB sebesar

16,63.

3) Nilai IP yang paling baik adalah lauril propoksi karboksilat 2:1 20%

dengan nilai 0,06. Semua lauril propoksi karboksilat merupakan sistem

nanoemulsi translusen dengan nilai Z-average 160.47-205 nm.

4) Hasil pengukuran IFT, semua surfaktan lauril propoksi karboksilat tidak

sesuai dengan minyak wonocolo.

5.2 Saran

Sebaiknya pada penelitian ini dilakukan optimalisasi dari formulasinya

agar dalam hasil karakterisasinya dan pengaplikasiannya juga semakin baik, dan

perlu dilakukan pengujian IFT diberbagai tipe minyak untuk mengetahui

kesesuaian surfaktan dengan minyak yang akan diujikan.

Page 64: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

48

DAFTAR PUSTAKA

Adkins, S., G. W. P., Weerasooriya, U., and Pope, G. A., "Development of

Thermally and Chemically Stable Large-Hydrophobe Alkoxy Carboxylate

Surfactants", SPE 154256 presented at SPE IOR Symposium, Tulsa, OK, 14-

18 April, 2012.

Alsabagh, A. M., Hassan, M. E., Dosouky, S. D. M., Nasser, N. M., Elsharaky, E.

A., & Abdelhamid, M. M. (2016). Preparation of some thermal stable

polymers based on diesters of polyethylene and polypropylene oxides macro

monomers to use as surfactants at high temperature and pressure. Egyptian

Journal of Petroleum. 25(3), 355–366.

AOCS (American Oil Chemists Society). 1995. Official Method and

Recommended Practices of the American Oil Chemists Society. 4th Ed.. Am.

Oil Chemists Society. Champaign. USA.

Apriani. D., Darvina. Y. & Sumatera. W. 2013. Studi Tentang Nilai Viskositas

Madu Hutan dari Beberapa Daerah di Sumatera Barat untuk Mengetahui

Kualitas Madu. Pillar of Physics. 2, 91–98.

ASTM D1617-07. 2012. Standard Test Method for Ester Value of Solvents and

Thinners. West Conshohocken: ASTM International. www.astm.org doi:

10.1520/D1617-07R12.

ASTM D974-14e2. 2014. Standard Test Method for Acid and Base Number by

Color-Indicator Titration. West Conshohocken: ASTM International.

www.astm.org doi: 10.1520/D0974-14E02.

Awad. A. I. 2012. Preparation and evaluation of some amide ether carboxylate

surfactants. Egyptian Journal of Petroleum. 21(1), 11–17.

Azarmi. R. & Ashjaran. A. 2015. Review Article Type and application of some

common surfactants. Journal of Chemical and Pharmaceutical Research.

7(2), 632–640.

Badan Pusat Statistik. 2013. Statistik Ekspor-Impor. Tersedia pada:

http://www.bps.go.id. Jakarta. Diakses pada tanggal 30 Januari 2019.

Babu, K., Pal, N., Saxena, V.K., Mandal, A., 2016. Synthesis and

Characterization of a New Polymeric Surfactant for Chemical Enhanced Oil

Recovery. Korean Journal of Chemical Engineering. 33(2), 711–719.

Budiono. M. & Panggabean. A. S. 2017. Sintesis Surfaktan Metil Ester Sulfonat

Dari Metil Ester Minyak Biji Karet (Havea Brasiliensis) Melalui Reaksi

Sulfonasi Dengan Pengaruh Variasi Katalis. Samarinda (ID). Prosiding

Seminar Nasional Kimia 2017, 199–204.

Page 65: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

49

Creswell. Clifford J. 1987. Analisa Spektrum Senyawa Organik. Terjemahan.

Bandung. ITB.

Cross. J. 1998. Anionic Surfactants: Analytical Chemistry. 2nd Ed.. Marcel

Dekker Inc.. New York.

Day, R.A. & Underwood, A.L. 1986. Quantitative Analysis. 5th Edition, Prentice

Hall Publication, Upper Saddle River, 701.

Dyamenahalli, K., Famili, A., & Shandas, R. 2015. Characterization of shape

memory polymers for biomedical applications. Shape Memory Polymers for

Biomedical Applications. 35-63.

Etzler. F. M. 2004. Particle Size Analysis: AAPS workshop repost. cosponsored

by the food and drug administration and the united states pharmacopeia. The

American Association of Pharmaceutical Scientists Journal. 6(3), 1-12.

Griffin. W. C. 1953. Classification of Surface-Active agents by HLB. Journal Of

The Society of Cosmetic Chemist. 311–326.

Hauthal. H. G. 2007. Detergent Polymers. Other Ingredients. Basics. Tests.

Assessment of Sustainability and Environmental Evaluation. SEPAWA

Congress: October 10 –12. 2007. Congress Centrum Wurzburg.

Hermanto, S. 2009. Mengenal Lebih Jauh Teknik Analisa Kromatografi &

Spektroskopi. Program Studi Kimia. Fakultas Sains dan Teknologi.

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Hidayati. S. 2015. Pengaruh Suhu dan Lama Pemanasan Terhadap Metil Ester

Sulfonat dari Sawit. Prosiding Seminar Agroindustri dan Lokakarya Nasional

FKPT-TPI.

Horiba Instrument Catalog. 2014. A Guidebook to Particle Size Analysis. Horiba

Instrum. Cat. 1–32.

Iglauer, S., Wu, Y., Shuler, P., Tang, Y., & Iii, W. A. G. 2010. New surfactant

classes for enhanced oil recovery and their tertiary oil recovery potential.

Journal of Petroleum Science and Engineering. 71(1–2), 23–29.

Irawan. Y., Juliana. I., Adilina. I. & Alli. Y. F. 2017. Aqueous Stability Studies Of

Polyethylene Glycol And Oleic Acid-Based Anionic Surfactants For

Application In Enchanced Oil Recovery Through Dynamic Light Scattering.

International Journal of Technology. 8: 1414-1421.

Kaszuba, M., Corbett, J., Watson, F.M., Jones, A. 2010. High-concentration Zeta

Potential Measurements using Light-scattering Techniques. Phil. Trans. R.

Soc. A. 368, 4439-4451.

Kumar. S.. Bhattarai. A.. & Chatterjee. S. 2013. Applications of Surfactants in

modern Science and Technology. Modern Trends in Science and Technology

Page 66: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

50

2013. 147 - 158

Laksmono. J. A.. Adilina. I. B.. & Agustian. E. 2008. Direct Ethoxylation of

Glycerol Mono Oleate From Palm Oil Derivate As A Novel Non-ionic

Polymeric Surfactant. Reaktor. 12(2), 102–106.

Lambert, Joseph F., Shurvell, H. F., Lightner, D. A., Cooks, R. Graham. 1998.

Organic Structural Spectroscopy, 1st ed.; Prentice‐Hall.

Lu. J., Britton. C., Solairaj. S., Liyanage. P. J., & Kim. D. H. 2012. Novel Large-

Hydrophobe Alkoxy Carboxylate Surfactants for Enhanced Oil Recovery.

Paper SPE 154261 presented at the Eighteenth SPE Improved Oil Recovery

Symposium, Tulsa, Oklahoma, April.

Maali. A dan M. T. H. Mosavian. 2012. Preparation and Application of

Nanoemulsions in the Last Decade (2000–2010). J. Dispers. Sci. Technol.

34, 92–105.

Malvern Application Note. 2016. Surfactant Micelle Characterization using

Dynamic Light Scattering. Journal of Physical Chemistry. 1–5.

Mardliyati. E., Muttaqien. S. El., Setyawati. D. R., Rosidah. I. & Sriningsih. 2012.

Preparasi Dan Aplikasi Nanopartikel Kitosan Sebagai Sistem Penghantaran

Insulin Secara Oral. 29 November 2012. Jakarta (ID). Prosiding InSINas.

25–30.

Meizar. D. V., Suryano. A. & Hambali. E. 2017. Sintesis Surfaktan Dietanolamida

(DEA) dari Metil Ester Olein Sawit Menggunakan Reaktor 25 Liter. J.

Teknologi Industri Pertanian, 27(3), 328–335.

Juniatik. M., Hidayati. K., Wulandari. P. F., Pangetuti. N., Munawaroh. N.,

Martien. R. & Utami. S. 2017. Formulation Of Nanoemulsion Mouthwash

Combination Of Lemongrass (Cymbopogon citratus ) and Kaffir Lime Oil

(Citrus hystrix) Against Candida albicans. Traditional Medition Journal.

22(1), 7–15..

Muthuprasanna. P., Surya. K., Sobhita. P., Satish. I. A., Chandiran. I. S.,

Arunachalam. G. & Shalini. S. 2009. Basics and Potential Applications of

Surfactants - A Review. Journal of PharmTech. 1(4), 1354–1365.

Nisya. F. N., Prijono. D. & Nurkania. A. 2017. Application of diethanolamide

surfactant derived from palm oil to improve the performance of biopesticide

from neem oil. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science.

65(1).

Raffa, P., Broekhuis, A. A. & Picchioni, F. 2016. Polymeric Surfactants for

Enhanced Oil Recovery: a Review. Journal of Petroleum Science and

Engineering.

Reningtyas, R & Marheni. 2015. Biosurfaktan. Eksergi. 12(2), 12–22.

Page 67: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

51

Rivai, M., Irawadi, T. T., Suryani, A. & Setyaningsih, D. 2011. Perbaikan proses

produksi surfaktan metil ester sulfonat dan formulasinya untuk aplikasi. J.

Tek. Ind. Pert. 21(1), 41-49.

Sampora, Y., Juwono, A. L., Haryono, A. & Irawan, Y. 2017. Study of Synthesis

Polyethylene glycol oleate Sulfonated as an Anionic Surfactant for Enhanced

Oil Recovery (EOR). Journal of Physics: Conf. Series 909.

Sana. A & Zubaidi. 2017. Aplikasi Surfaktan Minyak Sawit Untuk Proses

Pemasakan-Pengelantangan dan Pencelupan Tekstil. Arena Tekstil. 32(01),

41–50.

Santi. S. S. 2009. Penurunan Konsentrasi Surfaktan Pada Limbah Detergen

Dengan Proses Photokatalitik Sinar UV. Jurnal Teknik Kimia. 4(1), 260–264.

Sari. M. S. 2017. Sintesis dan Karakterisasi Surfaktan Kationik Alkil Trietil

Amonium Klorida Dari Turunan Minyak Sawit [skripsi]. Bogor (ID): Institut

Pertanian Bogor.

Sekhon. B. S. 2013. Surfactants: Pharmaceutical and Medicinal Aspects. Journal

of Pharmaceutical Technology. Research and Management. 1, 11–36.

Septiyanti, M., Fahmiati, S. & Meliana, Y. 2016. Pengaruh Konsentrasi Sampel

Terhadap Akurasi Pengukuran Diameter Partikel Nanoemulsi (Effect of

Sample Concentration on Measurement of Nanoemulsion Particle Diameter).

Annual Meeting on Testing and Quality, LIPI. 121–127.

Serio. M. D., Tesser. R. & Santacesaria. E. 2005. Comparison of Different

Reactor Types Used in the Manufacture of Ethoxylated. Propoxylated

Products. Ind. Eng. Chem. Res., 9482–9489.

Shah. S. K., Bhattarai. A. & Chatterjee. S. K. 2011. Surfactants. its applications

and effects on environment. BIBECHANA. 7,61–64.

Sihotang. H. & Ginting. M. 2006. Pembuatan Monogliserida Melalui Gliserolisis

Minyak Inti Sawit Menggunakan Katalis. Jurnal Sains Kimia. 10(2), 51–57.

Silverstein, R.M., G.C. Bassler & T.C. Morril. 1986. Penyidikan Spektrometrik

Senyawa Organik, Edisi IV. Diterjemahkan Oleh: Drs. A.J Hartomo & Dra.

A. V. Purba, M.Sc. Erlangga, Jakarta.

Silverstein, R. M., Webster, F. X. & Kiemle, D. J., 2005. Spectrometric

Identification of Organic Compounds, 7th ed.; Wiley.

Suhendri, Nirwana & Irdoni. 2016. Sintesa Surfaktan Ramah Lingkungan Metil

Ester Sulfonat dan Palm Oil Methyl Ester Menggunakan Natrium

Metebisulfit dan Katalis Aluminium Oksida. Jom FTEKNIK. 3(1).

Sukmawati. 2017. Pengaruh Temperatur dan Rasio Bahan Baku pada Pembuatan

Surfaktan Dari Pelepah Sawit. Journal of Animal Science and Agronomy

Page 68: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

52

Panca Budi. 2(02).

Sulistyani, M. & Huda. N. 2017. Optimasi Pengukuran Spektrum Vibrasi Sampel

Protein Menggunakan Spektrofotometer Fourier Transform Infrared ( FT-IR

). Indo. J. Chem. sci. 6(2), 174-180.

Sundari. R., Gaos. H. & Yanker. A. 2010. Aplikasi Metoda Flotasi Buih Untuk

Pencucian Batubara Peringkat Rendah. 26 Januari 2010. Yogyakarta (ID):

Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia.

Supriningsih. D. 2010. Pembuatan Metil Ester Sulfonat (MES) sebagai Surfaktan

untuk EOR. [Tesis]. Jakarta: Universitas Indonesia.

Suseno. A. 2010. Detergensi Natrium Dodesilbenzen Sulfonat dengan

Penambahan Natrium Tripolifosfat dan Variasi pH. Jurnal Kimia Sains dan

Aplikasi. 13(1), 8–11.

Swadesi, B., Marhaendrajana, T. & Siregar, H. P. S. 2015. The Effect of

Surfactant Characteristics on IFT to Improve Oil Recovery in Tempino Light

Oil Field Indonesia, J. Eng. Technol. Sci. 47(3), 250–265.

Swasono. A.W.P., Sianturi. P.D.E. & Masyithah. Z. 2012. Sintesis Surfaktan Alkil

Poliglikosida dari Glukosa dan Dodekanol dengan Katalis Asam. Jurnal

Teknik Kimia USU. 1. 1, 5-9.

Syah, Yana Maolana. 2016. Dasar-Dasar Penentuan Struktur Molekul

Berdasarkan Data Spektrum 1H &

13C NMR. Laboratorium Spektroskopi

Massa dan NMR FMIPA: Institut Teknologi Bandung.

Thiele B. 2005. Analysis of Surfactants in Samples of the Aquatic Environment.

In: L.M.L. Nollet. editor. Chromatographic Analysis of the Environment.

Boca Raton: CRC Press. 1173–1198.

Ulya, M. R., Perdana, I. & Mulyono, P. 2017. Pengaruh Penambahan Surfaktan

Sodium Lignosulfonat (SLS) dalam Proses Pengendapan Nano Calcium

Silicate (NCS) dari Geothermal Brine. Jurnal Rekayasa Proses. 11(2), 54–

61.

Waters. 2019. Beginner's Guide to Size-Exclusion Chromatography. [diunduh 7

Nov 2019]. Tersedia pada: https://www.waters. com /nextgen/de /de.

html?locale=de_DE.

Yatiman. P. 2009. Application of Organic Inhibitors for Corrosion Control of

Metals and Alloys. Yogyakarta (ID): Prosiding Seminar Nasional Penelitian.

Pendidikan dan Penerapan MIPA.

Yogafanny, E., Utami, A., Kristiati, E. A. & Nandari, W. W. 2019. Rapid Lava

Sand Filtration for Decentralized Produced Water Treatment System in Old

Oil Well Wonocolo, J. of the Civil Engineering Forum. 5(2).

Page 69: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

53

Yuan. C. L., Xu. Z. Z., Fan. M. X., Liu. H. Y., Xie. Y. H. & Zhu. T. 2014. Study

on characteristics and harm of surfactants. Journal of Chemical and

Pharmaceutical Research. 6(7), 2233–2237.

Yukuyama, M. N., Ghisleni, D. D. M. & Pinto, T. J. A. 2016. Nanoemulsion :

process selection and application in cosmetics – a review. International

Journal of Cosmetic Science. 38, 13–24.

Yunilawati. R. & Komalasari. Y. 2011. Penggunaan Emulsifier Stearil Alkohol

Etoksilat Derivat Minyak Kelapa Sawit Pada Produk Losion dan Krim.

Jurnal Kimia dan Kemasan. 33(1), 83-89.

Page 70: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

53

LAMPIRAN

Lampiran 1. Perhitungan berat lauril alkohol dan propilen oksida

1. Lauril alkohol

10 𝑚𝑜𝑙 𝑥 1

100= 0,1 𝑚𝑜𝑙

0,1 𝑚𝑜𝑙 𝑥 186,33𝑔

𝑚𝑜𝑙= 18,633 𝑔𝑟𝑎𝑚

2. Propilen oksida

100 𝑚𝑜𝑙 𝑥 1

100= 1 𝑚𝑜𝑙

1 𝑚𝑜𝑙 𝑥 58,08𝑔

𝑚𝑜𝑙= 58,08 𝑔𝑟𝑎𝑚

Page 71: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

54

Lampiran 2. Perhitungan berat lauril propoksilat dan sodium kloroasetat

1. Lauril propoksilat

- 1 Eq

Mol LP

0,3 𝑀 =𝑛

0,1𝐿(𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛 100 𝑚𝐿)= 0,03 𝑚𝑜𝑙

Massa (gram)

𝑔𝑟𝑎𝑚 = 0,03 𝑚𝑜𝑙 𝑥 429 𝑔/𝑚𝑜𝑙 = 12,87 𝑔

- 2 Eq

Mol LP

0,3 𝑀 =𝑛

0,1𝐿(𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛 100 𝑚𝐿)𝑥2 = 0,06 𝑚𝑜𝑙

Massa (gram)

𝑔𝑟𝑎𝑚 = 0,06 𝑚𝑜𝑙 𝑥 429 𝑔/𝑚𝑜𝑙 = 25,74 𝑔

2. Sodium kloroasetat

Mol SMCA

0,03 𝑀𝑜𝑙 𝑥 1 = 0,03 𝑚𝑜𝑙

Massa (gram)

0,03 𝑚𝑜𝑙 𝑥 116,47𝑔

𝑚𝑜𝑙= 3,49

Page 72: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

55

Lampiran 3. Perhitungan pembuatan katalis KOH dan NaOH

1. Perhitungan pembuatan KOH 5% (w/w lauril alkohol)

5 𝑚𝑜𝑙 𝑥 1

100= 0,05 𝑚𝑜𝑙

0,05 𝑚𝑜𝑙 𝑥 18,6333 𝑔

𝑚𝑜𝑙= 0,93165 𝑔 (𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 2 𝑚𝐿 𝑚𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙)

2. Perhitungan pembuatan NaOH 10% mol LP

0,033 𝑚𝑜𝑙 𝐿𝑃 ∶ 10 = 0,003

𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑁𝑎𝑂𝐻 = 0,003 𝑚𝑜𝑙 𝑥 40𝑔

𝑚𝑜𝑙= 0,12 𝑔 (𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑚𝐿 𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠)

Perhitungan viskositas pendispersi PSA (air : 2-propanol)

𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠

=(𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑏𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖 𝑎𝑖𝑟 ∶ 2 − 𝑝𝑟𝑜𝑝𝑎𝑛𝑜𝑙) − (𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔)

𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒

= 24,6 𝑔−15,27 𝑔

10 𝑚𝑙= 0,9321 𝑔/𝑚𝑙

𝑉𝑖𝑠𝑘𝑜𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 (𝜂) = 𝜂𝑎𝑖𝑟

𝑡𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 𝜌𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

𝑡𝑎𝑖𝑟 𝑥 𝜌𝑎𝑖𝑟

0,995994𝑔

𝑐𝑚3𝑥

2606 𝑠 𝑥 0,88658𝑔

𝑚𝑙

1125 𝑠 𝑥 1𝑔

𝑚𝑙

= 2,0454 𝑔/𝑐𝑚3

Page 73: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

56

Lampiran 4. Data perhitungan bilangan asam

𝑨𝒗 =(𝐬𝐚𝐦𝐩𝐞𝐥 − 𝐛𝐥𝐚𝐧𝐤𝐨)𝒙 𝑵𝑲𝑶𝑯 𝒙 𝟓𝟔. 𝟏

𝐆𝐫𝐚𝐦 𝐬𝐚𝐦𝐩𝐞𝐥

Standarisasi KOH 0,1N

No. Berat sampel (mg) V. titran

(ml)

Kons. Titran

(N)

1 100 18,8

0,085 2 100 18,6

Rata2 100 18,7

𝑁 𝐾𝑂𝐻 − 𝐸𝑡 =100

18,7𝑥 63 = 0,085

No. Sampel Berat

sampel (g)

V. titran

(ml)

Kons. Titran

(N)

Bilangan

asam

1 Lauryl

propoksilat

1,0018 1,6 0,08488

6,18

2 Lauryl

propoksilat

1,0013 1,4 0,08488

Rerata 1,00155 1,5 0,08488

𝐴𝑣 =(1,5 − 0,2)𝑥 0,08488 𝑥 56.1

1,00155

𝐴𝑣 = 6,18

No. Sampel Berat sampel

(gr)

V. titran

(ml)

Kons.

Titran (N)

Bilangan

asam

1 LPC 1:1 (10%) 1,0042 0,3 0,08488

0,47 2 LPC 1:1 (10%) 1,0025 0,3 0,08488

Rerata 1,00335 0,3 0,08488

𝐴𝑣 =(0,3 − 0,2)𝑥 0,08488 𝑥 56.1

1,00335

𝐴𝑣 = 0,47

No. Sampel Berat sampel

(gr)

V. titran

(ml)

Kons.

Titran (N)

Bilangan

asam

1 LPC 2:1 (10%) 1,0040 0,3 0,08488

0,23 2 LPC 2:1 (10%) 1,0088 0,2 0,08488

Rerata 1,0064 0,25 0,08488

Page 74: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

57

𝐴𝑣 =(0,25 − 0,2)𝑥 0,08488 𝑥 56.1

1,0064

𝐴𝑣 = 0,23

No. Sampel Berat sampel

(gr)

V. titran

(ml)

Kons.

Titran (N)

Bilangan

asam

1 LPC 1:1 (20%) 1,0034 0,3 0,08488

0,47 2 LPC 1:1 (20%) 1,0079 0,3 0,08488

Rerata 1,00565 0,3 0,08488

𝐴𝑣 =(0,3 − 0,2)𝑥 0,08488 𝑥 56.1

1,00565

𝐴𝑣 = 0,47

No. Sampel Berat sampel

(gr)

V. titran

(ml)

Kons.

Titran (N)

Bilangan

asam

1 LPC 2:1 (20%) 1,0035 0,3 0,08488

0,47 2 LPC 2:1 (20%) 1,0021 0,3 0,08488

Rerata 1,0028 0,3 0,08488

𝐴𝑣 =(0,3 − 0,2)𝑥 0,08488 𝑥 56.1

1,0028

𝐴𝑣 = 0,47

Page 75: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

58

Lampiran 5. Data perhitungan bilangan ester

No. Sampel Berat sampel

(gr)

V. titran

(ml)

Kons. Titran

(N)

Bilangan

ester

1 LP 2,0080 23 0,4757

1,328 2 LP 2,0097 22 0,4757

Rerata 2,00885 22,5 0,4757

𝐸𝑣 =(22,6 − 22,45)𝑥0,4757𝑥56,1

2,00885

𝐸𝑣 = 1,328

No. Sampel Berat sampel

(gr)

V. titran

(ml)

Kons. Titran

(N)

Bilangan

ester

1 LPC 1:1 (10%) 2,0003 20,7 0,4928

14,53 2 LPC 1:1 (10%) 2,0021 20,6 0,4928

Rerata 2,0012 20,65 0,4928

𝐸𝑣 =(21,7 − 20,65)𝑥 0,4928 𝑥 56.1

2,0012

𝐸𝑣 = 14,53

No. Sampel Berat sampel

(gr)

V. titran

(ml)

Kons. Titran

(N)

Bilangan

ester

1 LPC 2:1 (10%) 2,0076 20,3 0,4936

20,01 2 LPC 2:1 (10%) 2,0042 20,2 0,4936

2,0059 20,25 0,4936

𝐸𝑣 =(21,7 − 20,25)𝑥 0,4936 𝑥 56.1

2,0059

𝐸𝑣 = 20,01

No. Sampel Berat sampel

(gr)

V. titran

(ml)

Kons. Titran

(N)

Bilangan

ester

1 LPC 1:1 (20%) 2,0053 21,2 0,4936

8.28 2 LPC 1:1 (20%) 2,0065 21 0,4936

Rerata 2,0059 21,1 0,4936

𝐸𝑣 =(21,7 − 21,1)𝑥 0,4936 𝑥 56.1

2,0059

𝐸𝑣 = 8,28

Page 76: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

59

No. Sampel Berat sampel

(gr)

V. titran

(ml)

Kons.

Titran (N)

Bilangan

ester

1 LPC 2:1 20% 2,0079 21,3 0,5223

5,84 2 LPC 2:1 20% 2,0052 21,3 0,5223

Rerata 2,00655 21,3 0,5223

𝐸𝑣 =(21,7 − 21,3)𝑥 0,5223𝑥 56.1

2,00655

𝐸𝑣 = 5,84

Page 77: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

60

Lampiran 6. Data analisis FTIR

1. Lauril Alkohol

2. Lauril propoksilat

Page 78: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

61

3. Lauril propoksi karboksilat 1:1 10%

4. Lauril propoksi karboksilat 2:1 10%

Page 79: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

62

5. Lauril propoksi karboksilat 1:1 20%

6. Lauril propoksi karboksilat 2:1 20%

Page 80: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

63

Lampiran 7. Data analisis 13

C NMR

LPC 1:1 10%

LPC 2:1 10%

Page 81: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

64

LPC 1:1 20%

LPC 2:1 20%

Page 82: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

65

Lampiran 8. Data analisis GPC

LP 1:10

Perhitungan jumlah PO yang masuk:

𝑃𝑂 =𝑀𝑤 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 − 𝑀𝑤 𝑙𝑎𝑢𝑟𝑖𝑙 𝑎𝑙𝑘𝑜ℎ𝑜𝑙

𝑀𝑤 𝑃𝑂

𝑃𝑂 =429

𝑔𝑚𝑜𝑙

−186,33𝑔

𝑚𝑜𝑙

58,08𝑔

𝑚𝑜𝑙

= 4,18

𝐻𝐿𝐵 = 20𝑥(429 − 186,33)

429= 11,31

Page 83: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

66

Perhitungan jumlah PO yang masuk:

𝑃𝑂 =𝑀𝑤 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 − 𝑀𝑤 𝑙𝑎𝑢𝑟𝑖𝑙 𝑎𝑙𝑘𝑜ℎ𝑜𝑙

𝑀𝑤 𝑃𝑂

𝑃𝑂 =474

𝑔𝑚𝑜𝑙

−186,33𝑔

𝑚𝑜𝑙

58,08𝑔

𝑚𝑜𝑙

= 4,95

𝐻𝐿𝐵 = 20𝑥(474 − 186,33)

429= 13,41

Page 84: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

67

LPC 1:1 10%

Perhitungan HLB

𝐻𝐿𝐵 = 20𝑥(659 − 186,33)

659= 16,46

Page 85: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

68

LPC 2:1 10%

Perhitungan HLB

𝐻𝐿𝐵 = 20𝑥(659 − 186,33)

659= 16,46

Page 86: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

69

LPC 1:1 20%

Perhitungan HLB

𝐻𝐿𝐵 = 20𝑥(692 − 186,33)

692= 16,63

Page 87: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

70

LPC 2:1 20%

Perhitungan HLB

𝐻𝐿𝐵 = 20𝑥(689 − 186,33)

689= 16,61

Page 88: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

71

Lampiran 9. Data analisis PSA (Particle Size Analyzer)

No. Average Hydrodynamic diameter Z (nm)

LPC 1:1 10% LPC 1:1 20% LPC 2:1 10% LPC 2:1 10%

1 154.8 170.6 212.9 196.9

2 158.9 177 205.2 202.4

3 167.7 188.2 196.9 181.9

STDEV 6.60 8.91 8.00 10.61

Mean

(nm) 160.47 178.6 205 193.73

COV (%) 4,11 4,98 3,90 5,48

𝐶𝑂𝑉 =STDEV

Mean𝑥100%

1. LPC 1:1 10%

𝐶𝑂𝑉 =6,60

160,47𝑥100%

𝐶𝑂𝑉 = 4,11%

2. LPC 2:1 10%

𝐶𝑂𝑉 =8,00

205𝑥100%

𝐶𝑂𝑉 = 3,90%

3. LPC 1:1 20%

No. Sampel Indeks polidispersitas Refraksi indeks

1

LPC 1:1 10%

0,353

0,355

0,388

1,42225

2

LPC 2:1 10%

0,135

0,085

0,128

1,43992

3

LPC 1:1 20%

0,458

0,432

0,539

1,43849

4

LPC 2:1 20%

0,085

0,054

0,049

1,44032

Page 89: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

72

𝐶𝑂𝑉 =8,91

178,6𝑥100%

𝐶𝑂𝑉 = 4,98%

4. LPC 2:1 20%

𝐶𝑂𝑉 =10,61

193,73𝑥100%

𝐶𝑂𝑉 = 5,48%

Page 90: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

73

Lampiran 10. Proses sintesis

Proses pembuatan lauril propoksilat Proses pembuatan lauril propoksi karboksilat

Pesmisahan hasil reaksi Evaporasi

Penambahan natrum sulfat Lauril propoksi karboksilat

Page 91: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

74

Lampiran 11. Karakterisasi dan identifikasi lauril propoksilat dan lauril propoksi

karboksilat

Analisis bilangan asam dan ester

PSA FTIR

GPC

Page 92: SINTESIS SURFAKTAN ANIONIK BERBASIS LAURIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

53