sistem imun

Upload: an-nisa-nurbaity

Post on 07-Jul-2015

826 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Dipresentasikan oleh : Aldy Raenaldy (02) Anna Aulia (07) Deny Hariyanto (15) Fitria Andaryani (18) Muhamad Basir Arasya (27) Snezana Yofanda (32)

Dapat menjelaskan fungsi sistem imun

bagi tubuh Mengetahui perbedaan respon imun nonspesifik dan respon imun spesifik.

Sistem ImunBekerja ketika

Patogen masuk tubuhmelalui

Pertahanan tubuh alamiJika kalah

misalnya

Kulit keringat

Patogen masuk tubuhtimbul

Non-spesifik

Inflamasi fagositosis

Respon imun

dibedakan

Spesifik

Imunitas yang diperantarai antibodi Imunitas yang diperantarai sel

Tujuan Pembelajarany Mengetahui pengertian sistem imun pada manusia

serta fungsinya

Sistem Imuny

y y

Fungsi: 1. Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit; menghancurkan & menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan virus, serta tumor) yang masuk ke dalam tubuh 2. Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau rusak (debris sel) untuk perbaikan jaringan. 3. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal Sasaran utama: bakteri patogen & virus Leukosit merupakan sel imun utama (disamping sel plasma, makrofag, & sel mast)

5

Patogen bagi tubuh manusiaBakteri 2. Virus 3. Jamur 4. Protozoa bersel satu 5. Parasit1.

6

faal_imun/ikun/2006

7

Tujuan Pembelajarany Mengenali sistem pertahanan tubuh alami pada tubuh

manusia

Pertahanan Tubuhy Pertahanan lapis pertama:

Pertahanan fisik , pertahanan mekanik, pertahanan kimia, perthanan biologis y Ada 2 sistem kekebalan tubuh: 1. Sistem kekebalan nonspesifik (didapat) (innate immune system) 2. Sistem kekebalan spesifik (dipelajari/adaptif ) (learned/adaptive immune system)10

PERTAHANAN TUBUH ALAMIKebanyakan patogen yang ada di sekitar kita sulit masuk ke dalam tubuh akibat adanya mekanisme pertahanan tubuh secara alami. Terdapat 4 mekanisme pertahanan tubuh terhadap patogen yang akan masuk ke dalam tubuh, yaitu: 1. Pertahanan fisik 2. Pertahanan mekanik 3. Pertahanan kimia 4. Pertahanan biologis

1.Pertahanan FisikKulit memberikan penghalang fisik bagi jalan masuknya patogen ke dalam tubuh. Lapisan luar selsel kulit mati yang keras mengandung keratin dan sangat sedikit air, sehingga pertumbuhan patogen terhambat. Kulit juga mensekresi berbagai zat yang menghambat pertumbuhan bakteri, yaitu air mata, sebum, dan mukus.

y Air mata

Kelenjar lakrimal mensekresi air mata, yang melarutkan dan mencuci mikroorganisme dan bahan kimia penyebab iritasi air mata. y Sebum (minyak) Sebum disekresikan oleh kelenjar sebaceous, mengandung asam lemak yang memiliki aksi antimikrobial. y Mukus Mukus merupakan hasil sekresi sel-sel goblet yang terdapat disepanjang saluran pernapasan. Mukus merupakan cairan lendir yang lengket sehingga dapat memerangkap patogen yang berasal dari udara.

2. Pertahanan MekanikRambut hidung berfungsi sebagai filter udara yang melewati saluran hidung. Bakteri dan partikel lain yang terperangkap di mukus akan disapu keluar dari paru-paru oleh silia. Silia merupakan rambutrambut halus yang memiliki gerakan seperti gelombang.

3. Pertahanan KimiaAir mata, mukus, saliva, dan keringat semuanya mengandung zat kimia yang menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Lisozim adalah suatu enzim yang ditemukan pada kebanyakan hasil sekresi. Enzim lisozim mengkatalis hidrolisis molekul dinding sel bakteri. Selain lisozim, keringat mengandung laktat yang juga berfungsi memperlambat pertumbuhan bakteri. Asam hidroklorik yang terdapat pada cairan lambung membunuh sebagian besar mikroorganisme yang masuk ke dalam lambung. Vagina mengandung bakteri tidak berbahaya yang mengubah karbohidrat menjadi laktat. Laktat dapat mematiakn bakteri-bakteri patogen.

4. Pertahanan BiologisTerdapat populasi alami bakteri tidak berbahaya yang hidup di kulit dan membran mukosa yang menghambat pertumbuhan banyak bakteri patogen. Bakteri-bakteri tidak berbahaya tersebut melindungi kita dengan cara berkompetisi dengan bakteri patogen dalam mendapatkan nutrien. Antibiotik dengan spektrum luas dapat menghancurkan bakteri yang bermanfaat tersebut dan menyebabkan hilangnya sejumlah pertahanan tubuh.

Tujuan Pembelajarany Memahami pertahanan tubuh yang dilakukan sel

darah putih y Mengenali Respon imun nonspesifik

Pertahanan Tubuh oleh Sel Darah Putih

18

Respon Imuny Respon imun adalah suatu cara yang dilakukan tubuh

untuk memberi respon terhadap masuknya patogen atau antigen tertentu ke dalam tubuh. Respon imun dibedakan menjadi 2 yaitu; respon imun nonspesifik dan respon imun spesifik.

1. Respon Imun Nonspesifiky Mekanisme pertahanan non spesifik disebut juga

komponen nonadaptif atau innate, atau imunitas alamiah, artinya mekanisme pertahanan yang tidak ditujukan hanya untuk satu jenis antigen, tetapi untuk berbagai macam antigen. Imunitas alamiah sudah ada sejak bayi lahir dan terdiri atas berbagai macam elemen non spesifik. Jadi bukan merupakan pertahanan khusus untuk antigen tertentu.

y Dilihat dari caranya diperoleh, mekanisme pertahanan

non spesifik disebut juga respons imun alamiah. Yang merupakan mekanisme pertahanan non spesifik tubuh kita adalah kulit dengan kelenjarnya, lapisan mukosa dengan enzimnya, serta kelenjar lain dengan enzimnya seperti kelenjar air mata. Demikian pula sel fagosit (sel makrofag, monosit, polimorfonuklear) dan komplemen merupakan komponen mekanisme pertahanan non spesifik.

a. Inflamasiy Merupakan reaksi cepat terhadap kerusakan jaringan. Baik

y y y

y

dalam respon terhadap luka, gigitan serangga, atau cedera. Tanda tanda terjadinya inflamasi : Timbul warna kemerahan. Dikarenakan pembuluh darah membesar, aliran darah bertambah cepat Timbul panas. Dikarenakan aliran darah bertambah cepat Terjadi pembengkakan. Aliran darah yang meningkat menyebabkan makin banyak cairan jaringan yang masuk ke dalam jaringan yang rusak. Timbul rasa sakit. Jaringan yang membengkak menekan reseptor dan saraf.

Tahap inflamasi1. 2. 3.

4. 5. 6.

Masuknya bakteri ke dalam jaringan Vasodilatasi sistem mikrosirkulasi area yg terinfeksi pmeningkatkan aliran darah (RUBOR/kemerahan & CALOR/panas) Permeabilitas kapiler & venul yang terinfeksi terhadap protein meningkat p difusi protein & filtrasi air ke interstisial (TUMOR/bengkak & DOLOR/nyeri) Keluarnya neutrofil lalu monosit dari kapiler & venula ke interstisial Penghancuran bakteri di jaringan p fagositosis (respons sistemik: demam) Perbaikan jaringan

b. Fagositosisy Dilakukan oleh sel darah putih jenis neutrofil dan

monosit. Proses fagositosis meliputi sel darah putih menelan patogen, membawanya ke dalam vakuola yang ada di sitoplasma sel tersebut, lalu mencernanya dengan enzim litik.

Mempelajari sistem respon imun spesifik (Antibody-

Mediated Immunity)

Respon Imun Spesifiky Mekanisme pertahanan tubuh spesifik atau disebut

juga komponen adaptif atau imunitas didapat adalah mekanisme pertahanan yang ditujukan khusus terhadap satu jenis antigen, karena itu tidak dapat berperan terhadap antigen jenis lain. Bedanya dengan pertahanan tubuh non spesifik adalah bahwa pertahanan tubuh spesifik harus kontak atau ditimbulkan terlebih dahulu oleh antigen tertentu, baru ia akan terbentuk. Sedangkan pertahanan tubuh non spesifik sudah ada sebelum ia kontak dengan antigen.

y Bila pertahanan non spesifik belum dapat mengatasi invasi mikroorganisme maka imunitas spesifik akan terangsang. Mekanisme pertahanan spesifik adalah mekanisme pertahanan yang diperankan oleh sel limfosit, dengan atau tanpa bantuan komponen sistem imun lainnya seperti sel makrofag dan komplemen. Dilihat dari caranya diperoleh maka mekanisme pertahanan spesifik disebut juga respons imun didapat. y Imunitas spesifik hanya ditujukan terhadap antigen tertentu yaitu antigen yang merupakan ligannya. Di samping itu, respons imun spesifik juga menimbulkan memori imunologis yang akan cepat bereaksi bila host terpajan lagi dengan antigen yang sama di kemudian hari. Pada imunitas didapat, akan terbentuk antibodi dan limfosit efektor yang spesifik terhadap antigen yang merangsangnya, sehingga terjadi eliminasi antigen.

y Sel yang berperan dalam imunitas didapat ini adalah sel yang mempresentasikan antigen (APC = antigen presenting cell = makrofag) sel limfosit T dan sel limfosit B. Sel limfosit T dan limfosit B masing-masing berperan pada imunitas selular dan imunitas humoral. Sel limfosit T akan meregulasi respons imun dan melisis sel target yang dihuni antigen. Sel limfosit B akan berdiferensiasi menjadi sel plasma dan memproduksi antibodi yang akan menetralkan atau meningkatkan fagositosis antigen dan lisis antigen oleh komplemen, serta meningkatkan sitotoksisitas sel yang mengandung antigen yang dinamakan proses antibody dependent cell mediated cytotoxicy (ADCC).

Respon imun spesifik melindungi tubuh dari serangan patogen dan juga memastikaan pertahanan tubuh tidak berbalik melawan jaringan tubuh sendiri. Timbul dari dua sistem berbeda yang saling bekerja sama, yaitu antibody-mediated immunity dan cell-mediated immunity.

Respon imun yang diperantarai antibodi tidak melibatkan sel, melainkan hanya senyawa kimia yang disebut antibodi. Antibodi dihasilkan oleh sel limfosit B dan teraktivasi bila mengenali antigen yang terdapat pada permukaan sel patogen, dengan bantuan sel limfosit T. Terdapat 3 jenis sel limfosit B, yaitu:

Tujuan Pembelajarany Mengetahui sistem imun spesifik ( Cell Mediated

Immunity) y Sistem kekeblan tubuh

- Sel B plasma, mensekresikan antibodi ke sistem sirkulasi tubuh. - Sel B memori, hidup untuk waktu yang lama dalam darah. Sel ini tidak menghasilkan antibodi, tapi diprogram untuk mengingat suatu antigen yang spesifik dan akan merespon dengan sangat cepat bila terjadi infeksi kedua. - Sel B pembelah, untuk menghasilkan lebih banyak lagi sel-sel limfosit B.

Cell Mediated Immunity Imunitas yang diperantai sel, merupakan respon imun

yang melibatkan sel sel yang menyerang langsung organisme asing. Sel-sel yang terlibat adalah sel limfosit T, yang ketika teraktivasi akan mematikan beberapa mikroorganisme. Namun, kebanyakan meyerang sel-sel tubuh yang terinfeksi. Tubuh menggunakan mekanisme respon imun tersebut untuk berhadapan dengan parasit multiseluler, fungi, sel-sel kanker, dan walaupun tuidak menguntungkan, juga menyerang jaringan atau organ transplan yang dianggap sel asing .

y Sel limfosit T juga bereaksi terhadap antigen yang

spesifik. Ketika suatu patogen menginfeksi tubuh untuk pertama kalinya, setiap antigen yang terdapat pada permukaan sel patogen tersebut akan menstimulasi satu sel limfosit t untuk membelah membentuk klon. Beberapa klon akan menjadi sel-sel memori yang tetap bertahan dalam tubuh untuk mempersiapkan respon imun sekunder bila terjadi infeksi lagi oleh patogen yang sama. Klon yang lainnya akan berkembang lagi menjadi salah satu dari 3 jenis sel T berikut :

Sel T pembantu (helper T cell)y Membantu/mengontrol komponen respon imun

spesifik lainnya. Sel T helper menstimulasi Sel B untuk membelah dan memproduksi antibodi, mengaktivasi 2 jenis sel T lainnya, dan mengaktivasi makrofag untuk segera bersiap memfagosit patogen dan sisa-sisa sel.

Sel T pembunuh (killer T cell) atau sel T sitotoksiky Menyerang sel tubuh yang terinfeksi dan sel-sel

patogen yang relatif besar (misalnya parasit) secara langsung. Kedua sel saling berhadapan, membran bertemu dengan membran, dan sel T killer akan melubangi sel lawannya. Sel yang terinfeksi atau sel parasit akan kehilangan sitoplasmanya dan mati.

Sel T supresor (suppresor T cell)y Berfungsi menurunkan dan menghentikan respon

imun. Mekanisme tersebut diperlukan ketika respon imun sudah mulai lebih dari yang diperlukan atau ketika infeksi telah berhasil diatasi. Mekanisme tersebut penting, sebab jika tubuh terus menerus memproduksi antibodi dan menstimulasi sel B dan sel t untuk terus membelah, bahkan ketika tidak dibutuhkan, komponen sistem imun tersebut dapat merusak ajringan tubuh sendiri.

PENCEGAHAN PENYAKITy Penyakit yang disebabkan oleh patogen dapat dicegah

dengan mekanisme kekebalan tubuh atau pertahanan tubuh yang terdapat dalam sistem imun. Pencegahan penyakit juga dapat dilakukan dengan vaksinasi atau imunisasi.

Kekebalan Tubuhy Kekebalan tubuh terhadap penyakit atau patogen

dapat dibagi menjadi kekebalan tubuh aktif dan pasif. y Kekebalan tubuh aktif adalah kekebalan tubuh yang dihasilkan karena limfosit teraktivasi oleh antigen yang terdapat di permukaan sel patogen. Karena proses aktivasi terjadi pada saat infeksi patogen secara alami, kekebalan tubuh tersebut dinamakan kekebalah tubuh aktif alami.

y Kekebalan tubuh juga dapat dipicu secara buatan.

Hal tersebut melibatkan penyuntikan (injeksi) antigen ke dalam tubuh. Kekebalan tubuh yang dihasilkan melalui proses tersebut dinamakan kekebalan tubuh aktif buatan, dan prosesnya lebih dikenal sebagai vaksinasi. y Kekebalan tubuh pasif timbul ketika seseorang mebjadi kebal untuk sementara terhadap suatu antigen, karena menerima antibodi dari orang lain. Kekebalan tubuh pasif alami timbul ketika antibodi diberikan oleh ibu kepada bayinya melalui plasenta dan ASI. Kekebalan tubuh tersebut hanya bersifat semetarauntuk melindungi tubuh bayi sampai bayi tersebut berkembang sistem imunnya dan telah mampu meproduksi antibodi sendiri.

y Kekebalan tubuh pasif buatan timbul ketika antibodi

yang diekstrak dari satu individu disuntikkan ke tubuh orang lain sebagai serum. Kekebalan tubuh yang dihasilkan sangatlah singkat, namun berguna untuk penyembuhan secara cepat, seperti pada individu yang digigit ular beracun atau anjing gila.

Tujuan Pembelajarany Mengetahui fungsi vaksinasi bagi kekebalan tubuh y Berbagai macam penyakit kekebalan tubuh

VaksinasiVaksinasi adalah pemberian vaksin yang dimasukkan ke dalam tubuh. Vaksin adalah suatu antigen yang disuntikkan atau diberikan secara oral (melalui mulut), dan menyebabkan perkembangan kekebalan tubuh (imunitas) aktif dari individu yang diberi vaksin. Sejumlah kecil antigen diperkenalkan ke tubuh seseorang sehingga menstimulasi produksi antibodi, seperti saat terjadi infeksi alami. Kekebalan tubuh melalui vaksinasi sifatnya tahan lama sebab tubuh mampu memproduksi sel sel memori yang akan mengingat antigen yang masuk ke dalam tubuh. Sebelum diberikan ke tubuh individu, antigen untuk vaksin dijadikan tidak berbahaya terlebih dahulu. Vaksin diperoleh dari sumber sumber berikut. y Mikroorganisme mematikan yang dimatikan, misalnya bakteri penyebab batuk rejan. Mikroorganisme tersebut dimatikan dengan pemanasan atau pemberian senyawa kimia yang mendenaturasi enzim enzim sel mikroorganisme. Patogen yang telah mati tidak akan menimbulkan penyakit, namun masih memiliki antigen pada permukaan selnya yang akan dikenali oleh limfosit T dan limfosit B, sehingga menghasilkan pembentukan antibodi oleh tubuh penerima vaksin.

y Strain hidup yang tidak mematikan, misalnya virus

penyebab rubella. Vaksin yang dihasilkan melalui cara tersebut sering dimakan vaksin yang dilemahkan. Patogen dilemahkan untuk memastikan tidak menyebabkan infeksi yang parah. Contoh lain adalah vaksin BCG yang digunakan untuk melawan tuberkulosis dan vaksin sabin untuk melawan poliomielitis. y Toksin yang dimodifikasi, misalnya vaksin yang digunakan untuk melawan difteri dan tetanus. Pada vaksin jenis tersebut, toksoit (senyawa toksik) yang dihasilkan bakteri dijadikan tidak berbahaya, kemudian digunakan untuk menstimulasi produksi antibodi dengan tidak ada resiko terjadi infeksi.

y Antigen hasil isolasi, terpisah dari patogennya, misalnya vaksin

influenza. Antigen yang penting dipisahkan dari mikroorganisme melalui pemecahan struktur patogen dan mengambil glikoprotein. Vaksin influenza mengandung campuran sejumlah antigen dari berbagai strain virus influenza, dengan tujuan mengalahkan banyaknya variasi strain virus influenza yang ada. Variasi antigen tersebut timbul pada mikroorganisme yang memiliki kecepatan mutasi tinggi. y Antigen hasil rekayasa genetik, misalnya vaksin hepatitis B. Antigen dihasilkan melalui ekstraksi gen pengkode antigen tertentu dari patogen, kemudian disisipkan ke plasmid mikroorganisme lain, misalnya bakteri yang tidak berbahaya. Sel bakteri tersebut kemudian akan bereplikasi, menghasilkan antigen dalam jumlah besar.

Gangguan sistem imun1. 2.

3.

Lack of response (imunodefisiensi) contoh: AIDS, leukemia Incorrect response (peny. autoimun) contoh: DM tipe I, miastenia gravis, multiple sclerosis; penyakit Graves. Overactive response (alergi/ hipersensitivitas) contoh: asma, rhinitis allergic, rx transfusi

Pengobatan penyakit dengan antibiotikSepanjang sejarah manusia, berjuta juta orang telah meninggal akibat infeksi bakteri. Sekarang kita masih mengalami infeksi tersebut, namun kita telah memiliki antibiotik, obat yang aman dan efektif digunakan untuk melawan bakteri penyebab penyakit. Antibiotik pertama yang dikembangkan pada tahun 1930 an dan 1940 an merupakan senyawa kimia yang dihasilkan suatu mikroorganisme, yang dapat membunuh mikroorganisme lain. Sebagai contoh, penisilin, antibiotik pertama yang dikembangkan dalam skala besar untuk melawan infeksi bakteri. Penisilin merupakan hasil produksi suatu jenis jamur (fungsi). Semenjak itu, antibiotik telah di ekstrak dari berbagai sumber, seperti kulit katak dan butiran salju, dan ada pula yang disintesis ( buatan).

Antibiotik dikarakterisasi berdasarkan jangkauan keefektifannya dan cara kerjanya. Antibiotik spektrum luas adalah antibiotik yang dapat membunuh berbagai jenis bakteri, sedangkan antibiotik spektrum kecil adalah antibiotik yang efektif hanya terdapat sedikit jenis bakteri. Untuk membunuh patogen yang spesifik, diperlukan antibiotik spektrum kecil yang spesifik terhadap penyakit tersebut. semua antibiotik harus memiliki sifat toksisitas spesifik, yaitu antibiotik tersebut harus mampu mematikan atau menghambat pertumbuhan bakteri, tapi menyebabkan sedikit atau tidak ada kerusakan bagi jaringan tubuh.

Target kerja antibiotik adalah proses metabolisme sel seperti sintesis protein, yang sedikit berbeda pada mikroorganisme dibandingkan pada sel manusia dan hewan lainnya. Antibiotik yang berbeda memiliki mekanisme aksi yang berbeda pula. Sebagai contoh, antibiotik tetrasiklin bekerja dengan cara berikatan dengan ribosom bakteri sehingga mencegah perlekatan RNA ; kloramfenikol bekerja dengan cara mencegah transfor asam amino ke ribosom; eritromisin bekerja dengan cara berikatan dengan ribosom bakteri dan mencegah terjadinya tranlasi; an penisilin bakerja dengan cara mencegah pembebtukan struktur peptidoglikan yang merupakan komponen penting bagi dinding sel bakteri sehingga dinding sel akan melemah dan sel pecah.

Saat ini banyak bakteri yang sebelumnya rentan terhadap antibiotik, menjadi kebal (resisten) karena terjadinya mutasi secara acak. sebagai contoh, ada bakteri yang kebal terhadap penisilin karena memiliki kemampuan untuk mensintesis penisilinase, enzim yang dapat memecah antibiotik penisilin. Pemaparan berkali kali terhadap antibiotik telah menyebabkan semakin banyak bakteri yang mampu bertahan hidup dan mewariskan gen gen resisten kepada strain yang berbeda. oleh karena itu, penggunaan antibiotik yang terlalu sering dan tidak sesuai aturan perlu dihindari. Mengurangi penggunaan antibiotik berarti semakin sedikit bakteri yang terpapar antibiotik dan mengurangi kemungkinan munculnya strain resisten.

thank you