sistem pelumasan

Upload: imran-valentino

Post on 15-Jul-2015

567 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Laboratorium Motor Bakar

6. SISTEM PELUMASAN Prinsip Pelumasan. Tujuan utama pelumasan adalah untuk mencegah kontak langsung dua bagian yang bergeser. Di dalam mesin terdapat bagian-bagian yang bergesekan. Dengan terjadinya suatu pergeseran maka puncak-puncak tonjolan akan patah dan membuat tonjolan baru. Hal ini dapat dicegah jika diantara kedua permukaan itu kita berikan suatu lapisan minyak. Apabila kedua bagian tadi bersentuhan (tidak ada jarak) sehingga tetapi maka jika luas kita bidang gesekan beri gesek juga akan menjadi besar, Akan akan koefisien bertambah besar. tadi

minyak

maka

lapisan

memberi jarak pada kedua permukaan logam tersebut. Pada lumas gambar berikut diperlihatkan yang akibat minyak di atas terhadap sebuah balok diluncurkan

sebuah lantai yang digenangi minyak.

Pergerakan Balok

ALapisan Pelumas

B Lantai

Dengan adanya lapisan minyak B, balok A cenderung bergerak dalam posisi mengambang pada permukaan minyak. Selama mencapai balok A tersebut pada lantai. bergerak saat Dengan maka akan pelumas tetap maka mengambang, tetapi berhenti adanya akan berusaha

permukaan

sentuhan langsung antara balok dengan lantai tidak akan pernah terjadi. Hal ini disebabkan karena adanya sifat hidrostatis dan hidrodinamis pada pelumasan. Jenis-jenis Sistem Pelumasan Bagian-bagian yang bergerak dalam mesin dilumasi dengan tiga macam cara, yaitu :

DIESEL ENGINE

Internal Combustion Engine

Laboratorium Motor Bakar

1. Sistem Percikan ( Splash Type ) Pada ujung sistem ini minyak lumas Rod dipercikkan kepada bahwa oleh bagian bawah Connecting dinding minyak

silinder dan bearing. Konstruksi sistem percikan cukup sederhana, tetapi kekurangannya ialah lumas sangat sulit melalui celah-celah yang sempit. Oleh karenanya sistem ini jarang sekali digunakan.

2. Sistem penyaluran tekanan Pada sistem ini minyak lumas dipompa ke bagianbagian yang harus dilumasi dengan tekanan tertentu ke bagian-bagian mesin yang memerlukan pelumasan. Dengan cara ini diperoleh suatu keuntungan bahwa semua bagian-bagian pada mesin dapat dilumasi dengan baik. Dewasa ini sistem penyaluran tekanan (Pressure Feed System) banyak digunakan. Jika pompa minyak rusak maka sistem ini tidak dapat bekerja.

DIESEL ENGINE

Internal Combustion Engine

Laboratorium Motor Bakar

3. Sistem cebur/ celup

Sistem ini dipakai pada mesin kecil yang rendah karena konstruksi dan proses

berdaya

pembuatannya

sederhana. Sistem ini menggunakan pompa roda gigi yang

DIESEL ENGINE

Internal Combustion Engine

Laboratorium Motor Bakar

memompa

minyak

pelumas

dari

bak

minyak

pelumas

ke

dalam mangkok minyak pelumas. Pada setiap kali pangkal batang bergerak mencebur ke dalam mangkok, memerciklah minyak pelumas dari dalam yang haru s dilumasi. 4.Sistem kombinasi ini percikan dan tekanan (Combination antara sehingga sistem efek mangkok membasahi bagian

Splash and Pressure Feed System) Sistem percikan menggunakan gabungan penuh dan sistem tekanan

pelumasan dihasilkan secara efektif.

Bagian-bagian utama Pada sistem pelumasan 1. Pompa Minyak Pompa minyak menghisap minyak dari bak oli dan menyalurkan ke seluruh bagian-bagian mesin. Saringan minyak dipasangkan pada lubang masuk pompa oli ( Oil Pump Inlet ) untuk menyaring kotoran-kotoran. Pompa minyak digerakkan oleh batang distributor atau sumbu nok ( camshaft gear ). Pompa minyak yang banyak digunakan antara lain :

DIESEL ENGINE

Internal Combustion Engine

Laboratorium Motor Bakar

a.

Pompa Type )

model

roda

gigi

(

Gear

Pump

Pompa model roda gigi ini terdiri dari body dan dua buah roda gigi yang berkaitan di dalam body. Bila salah satu dari roda gigi ini berputar, maka roda gigi lainnya akan berputar berlawanan arah. Karena itu minyak pelumas yang terdapat di antara celah-celah roda gigi dan body didesak keluar dari lubang masuk (inlet) ke lubang buang (outlet). Pompa minyak ini mempunyai konstruksi yang sederhana dan dapat bekerja dengan baik.

b. driven dengan gear

Pompa Model Rotor ( Rotor Type Pump ) Pada pompa model rotor ini, driver gear dan berkaitan pada bersama waktu dalam bodi pompa.

Poros drive gear dibuat eksentrik terhadap bodinya demikian drive gear berputar, driven gear juga akan berputar dan volume ruangan di antara drive gear dan driven gear akan berubah-ubah. Minyak pelumas melalui celah masuk (inlet port) yang terdapat di antara gear dan diteruskan ke bagian lainnya dengan jalan memperkecil ruang drive dan gigi driven gear. Pompa minyak ini mempunyai kemampuan kerja yang sama dengan pompa minyak model roda ( Gear Type Pump ) dan keuntungan lainnya ialah

DIESEL ENGINE

Internal Combustion Engine

Laboratorium Motor Bakar

mempunyai bentuk yang lebih kecil sehingga banyak digunakan.

3. Pengatur Tekanan Minyak ( Oil Pressure Regulatror ) Bila mesin bekerja dengan putaran tinggi, maka pompa minyak akan menyalurkan minyak yang berlebihan. Pengatur tekanan minyak berfungsi mengatur tekanan minyak agar tidak terjadi penyaluran yang berlebihan. Pengatur tekanan minyak ini terdiri dari katup yang biasanya berbentuk bola ( Steel Ball ) beserta pegasnya keadaan Tetapi yang dipasangkan lubang pada saluran tertutup mengalir kembali minyak oleh yang terdapat pada pompa minyak. Bila minyak mengalir dalam normal, bila bypass yang katup. jumlah minyak bertambah, ke bak oli

tekanan minyak naik dan akan membuka katup sehingga kelebihan minyak akan mengalir melalui lubang bypass.

4. Sistem Ventilasi.

DIESEL ENGINE

Internal Combustion Engine

Laboratorium Motor Bakar

Sistem

ventilasi

ini

berfungsi

untuk

menjaga

kekentalan dan kemurnian minyak pelumas. Suhu di dalam bak engkol akan naik pada saat mesin bekerja. Pada keadaan ini bahan-bahan yang tidak terbakar beserta air akan berada dalam kondisi uap ( vapor ). bahanbahan tersebut pipa harus segera dibuang. Untuk itu bak dipasangkan ventilasi yang menghubungkan

engkol dengan udara luar. 5. Saringan Oli ( Oil Filter ) Dalam jangka waktu tertentu minyak pelumas akan kotor. bahan Hal ini diakibtkan yang masuk akan adanya ke partikel-partikel minyak pelumas dan logam, kotoran dari udara ( debu ), karbon, dan bahanlainnya dalam tersebut. kemungkinan di bagian Akibatnya memperbesar panas untuk yang keausan

terjadinya luar mesin

berlebihan dipasangkan penggantian

( overheating ). Saringan minyak biasanya memudahkan elemen saringan.

6. Batang pengukur minyak. Pada batang pengukur tersebut terdapat huruf F dan huruf L. Bila minyak terlihat dan L berarti volumenya cukup. berada di antara F Di atas F berarti

berlebihan sedangkan di bawah L berarti kurang dan harus ditambah.

DIESEL ENGINE

Internal Combustion Engine

Laboratorium Motor Bakar

Efek pelumasan pada poros dan bantalannya.Load

Kedudukan poros dan bantalan pada saat diam

Daerah Bertekanan Tinggi Poros Dalam Keadaan Diam

Load

Kedudukan poros dan bantalan pada saat start, akan terjadi rolling efectDaerah Bertekanan Tinggi Poros Mulai Berputar

Load

Kedudukan poros dan bantalan pada saat berputar dengan distribusi gaya yang diberikan lapisan (film) minyak

Daerah Bertekanan Tinggi Poros Berputar Cepat

Pada peristiwa diatas (2 dan 3) berlaku rumus :f =k zv P

Di mana : f = koefisien gesekan k = konstanta z = viskositas minyak v = kecepatan bergerak P = gaya yang diterima oleh film minyak Secara grafis rumis ini dapat digambarkan sebagai berikut :Pelumasan terkecil

Koefisien Gesekan

Pelumasan hidrodinamis

ZN Kekentalan Kecepatan permukaan = P Tekanan

DIESEL ENGINE

Internal Combustion Engine

Laboratorium Motor Bakar

Dari gambar di atas dapat dilihat adanya suatu titik dimana sistem pelumasan dapat mencapai koefisien gesek yang terendah pada suatu kondisi tertentu. Aditive Pada Minyak Lumas Agar kendaraan kerusakan digunakan supaya dengan pada aditive minyak baik bagian yang lumas yang dapat digunakan maka minyak pada perlu lumas. dan dapat mencegah dengan kerusakan-

bergesekan

bercampur

Aditive yang sering digunakan pada minyak lumas adalah sebagai berikut : a. Detergents yaitu unbtuk mencegah terjadinya endapan pada suhu tinggi dan biasanya digunakan bahan kimia Sulfonaat (Ba, Ca), Phospanat, dan lain-lain. b. Dispersant, untuk mendepres lumpur yang terjadi dan biasanya digunakan bahan kimia polymer dari acrylic, mathacrylic. c. Corrosion Inhibitors yaitu untuk melindungi logamlogam non ferrous dalam mesin dan bahan kimia yang digunakan adalah metal ditheophos phates dan metal dicarbonates. d. Anti Oxidants yaitu untuk mengurangi oksidasi minyak pelumas e. Viscosity dan bahan kimia yang adalah digunakan agar adalah suffides dan Sulfarides. index improvers kekentalan minyak pelumas tidak banyak terpengaruh oleh suhu. f. Pour point depressant yaitu untuk mencegah terjadinya kristalisasi parafin wax pada suhu rendah dan bahan kimia yang digunakan adalah Polymethacrylates mencegah dan Polycrylamides. g. Extreme yang Possure(EP) yaitu untuk kerusakan atau akibat sentuhan logam dengan logam dan bahan kimia digunakan adalah persenyawaan sulfur halogen.

DIESEL ENGINE

Internal Combustion Engine

Laboratorium Motor Bakar

Beberapa Sifat Penting Minyak Pelumas. Beberapa sifat minyak pelumas di bawah ini perlu diperhatikan jika diinginkan pelumas memenuhi fungsinya, khusus pada motor bakar torak. a. Kekentalan. itu untuk mencegah keausan permukaan yang bagian terlalu Kekentalan minyak pelumas harus sesuai dengan fungsi minyak pada yang bergesekan, terutama pada beban yang besar dan putaran rendah. Minyak pelumas kental sukar mengalir melalui salurannya, di samping menyebabkan kerugian daya mesin yang terlalu besar. Biasanya kekentalan minyak pelumas diuji pada 210oF dan dinyatakan dengan bilangan SAE misalnya : SAE 30, SAE 40, dan SAE 50 dan bila diuji pada suhu 0o F digunakan bilangan SAE dan dibelakangnya diberi huruf w, misalnya SAE 10 w. b. Kekentalan yang baik minyak tidak baik panas Indeks kekentalan. pelumas terlalu itu peka berubah-ubah terhadap dingin menurut

perubahan temperatur. Dengan sendirinya minyak pelumas perubahan sebagaimana maupun dalam indeks mencatat mengukur temperatur, mestinya, keadaan perubahan kekentalan sehingga dalam dapat keadaan berfungsi kerja). dengan

(temperatur diperoleh

Untuk dipakai cara

kekentalan yang

tersebut

perubahan kekentalan bila pelumas didinginkan dari 210o F sampai 100o F.

c.akan minyak membentuk itu

Titik ruang.

Pada temperatur tertentu (titik tuang), minyak pelumas jaringan kristal yang itu menyebabkan sebaiknya sukar mengalir. Karena

dipergunakan minyak pelumas dengan titik tuang yang

DIESEL ENGINE

Internal Combustion Engine

Laboratorium Motor Bakar

serendah-rendahnya untuk menjamin bahwa minyak pelumas akan mengalir denagn lancar. d. Stabilitas. Beberapa minyak pelumas pada temperatur tinggi akan berubah susunan kimianya sehingga terjadilah endapan yang mengakibatkan cincin torak melekat pada alurnya. Selain itu endapan minyak pelumas tersebut dapat menyumbat saluran sirkulasi minyak tersebut. e. Kelumasan. pelumas harus memiliki kelumasan yang cukup

Minyak

baik, yaitu dapat membasahi permukaan logam. Hal ini berarti dalam segal keadaan selalu terdapat lapisan minyak pelumas pada permukaan bagian mesin yang bersentuhan. Penggolongan Minyak Pelumas. 1. Menurut Viscositasnya Viscositas ditandai dengan nomor-nomor SAE ( Society of Automotive Engineers ) yang berkedudukan di Ameriak serikat. Pada umumnya mobil menggunakan minyak pelumas SAE 5 SAE 70. Minyak pelumas SAE 40 biasanya digunakan untuk musim panas sedangkan SAE 20 digunakan untuk musim daya dingin. tahan Minyak terhadap pelumas perubahan MultiGrade viscositas mempunyai 2.

yang sangat baik terhadap adanya perubahan temperatur. Menurut penggunaannya Kode SA SB SC SD SE Bahan Straight mineral oil (S.M.O.) S.M.O. + anti rust + anti oksidasi S.M.O. + anti rust + yang anti oksidasi + detergency sifat dipunyai karena Untuk Mesin Bensin

aditive mencegah adanya gumpalan. Sama dengan SC + detergency + depersancy yang kuat. Sama dengan SC + detergency + depersancy

DIESEL ENGINE

Internal Combustion Engine

Laboratorium Motor Bakar

yang kuat.

Catatan : SE SD SC Kode CA CB CC CD untuk mobil produksi tahun 1973 ke atas untuk mobil produksi tahun 1968-1972. untuk mobil produksi tahun 1964-1967 Penggunaan Mesin Diesel, model tua, natural operated, operasi dingin. Mesin diesel operasi menengah. Mesin Mesin berat. Penggunaan minyak lumas antara mesin bensin dan mesin diesel dibedakan karena : Diesel mempunyai tekanan kompresi yang lebih tinggi, suhu kompresi tinggi memudahkan oksidasi. Kadar sulfur bahan bakar lebih besar, dapat terjadi pembentukan asam yang lebih kuat sehingga Total Base Number (TBN) harus besar (diatas 60). diesel, diesel, turbo turbo charged, charged, operasi operasi menengah.

Untuk mesin Diesel

DIESEL ENGINE

Internal Combustion Engine

Laboratorium Motor Bakar

A.

Pelumas Roda Gigi. minyak gear berdasarkan mutu, ada 4

Klasifikasi B. bagian

perbedaan tipe minyak gear dibawah ini. Reguler Gear Oil. Worm Gear Oil. Mild Extreme Pressure (EP) gear oil. Multi Purpose Gear Oil. Minyak Transmisi Otomatis (ATF). besar masing-masing dan ini yaitu Torque Control. fungsi panas Converter, Automatic sebagai (Torque (bagian

Jika kita perhatikan transmisi otomatis terdiri dari 3 Planetary untuk Gear, Hydraulic dan

Transmission Fluid (ATF) adalah minyak yang dipakai transmisi Bekerja Melumasi mempunyai berikut : akibat gigi, perpindahan clutch dan Converter). sebagainya Planetary Gear). Bekerja sebagai minyak penggerak dari mekanisme otomatis yang menggerakkan mekanisme transmisi (Hydraulic Control). Ada 2 macam ATF yaitu : Dextron, di mana digunakan untuk kendaraan yang diproduksi sebagainya. Tipe F, digunakan untuk, Ford dan kendaraankendaraan produksi Jepang. Syarat-syarat ATF 1. Viskositas yang tepat dan dapat memudahkan gerak secara efisien. 2. Karakteristik yang tepat agar dapat memindahkan gigi secara lembut. GM, CHRYSLER, AMF, MERCEDEZ, dan

DIESEL ENGINE

Internal Combustion Engine

Laboratorium Motor Bakar

3. Harus dapat melumasi, karena di dalam sistem ini ada bagian-bagian yang bergerak. 4. Tahan karat. 5. Tidak berbusa. Minyak ATF ini tidak boleh berbusa. 6. Sealing yang tinggi, tidak merusak seal yang ada pada sistem. C. Gemuk. 1. Gemuk bantalan roda (wheel bearing grease) ini digunakan untuk melumasi roda. 2. Gemuk Casis (Chassis Grease). Gemuk ini digunakan untuk melumasi casis dan yang sering dipakai adalah Calcium Base Grease. 3. Gemuk Ball Joint. Pada ball joint biasanya digunakan Soap grease, dan pada akhir-akhir ini ditambahkan unsur Sulfida dan Mulibdium untuk pemakaian yang lama. 4. Gemuk bodi (Body Grease). Biasanya sifat digunakan air, cat Lithium sifat yang body grease baik lesuh, terutama yang serta sifat untuk katakteristik tahan mechanical tercerminnya temperatur stability, rendahnya tahan baik sifat

Klasifikasi Gemuk adalah sebagai berikut :

mencegah

pemakaian yang lama. 5. Rubber Grease. Dipakai Lithium soap base grease yang berasal dari tumbuh-tumbuhan serta tidak merusak bagian karet dari kendaraan. 6. Disk Brake Grease. Dipakai sebagai pelumas dari kedua bidang anti skill shim dari disc brake di mana sifat tahan panas, tahan tekanan, tahan air yang baik, serta mencegah bunyinya rem.

DIESEL ENGINE

Internal Combustion Engine