sistem pendukung keputusan kelayakan.pdf

198
1 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT NASABAH DENGAN METODE AHP (Analytical Hierarchy Process) DI PT. BPRS BUMI RINJANI BATU S K R I P S I Oleh : DAVID HARI SAPUTRA 04550001 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG 2009

Upload: mbob-si-obie

Post on 18-Jan-2016

190 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

1

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT NASABAH DENGAN METODE AHP ( Analytical Hierarchy Process)

DI PT. BPRS BUMI RINJANI BATU

S K R I P S I

Oleh :

DAVID HARI SAPUTRA 04550001

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG 2009

Page 2: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

2

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT NASABAH DENGAN METODE AHP ( Analytical Hierarchy Process)

DI PT. BPRS BUMI RINJANI BATU

S K R I P S I

Diajukan Kepada: Jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Malang

Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Strata Satu (S-I)

Oleh :

David Hari Saputra

04550001

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG 2009

Page 3: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

3

LEMBAR PERSETUJUAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT NASABAH DENGAN METODE AHP ( Analytical Hierarchy Process)

DI PT. BPRS BUMI RINJANI BATU

S K R I P S I

Oleh :

Nama : David Hari Saputra Nim : 04550001 Jurusan : Teknik Informatika Fakultas : Sains dan Teknologi

Telah Disetujui, 10 Januari 2009

Dosen Pembimbing I

Fatchurrochman, M.Kom. NIP.150 368 774

Dosen Pembimbing II

M. Ainul Yaqin, M.Kom. NIP.150 377 940

Mengetahui, Ketua JurusanTeknik Informatika

Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri Malang

Suhartono, M.Kom. NIP. 150 327 241

Page 4: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

4

HALAMAN PENGESAHAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT NASABAH DENGAN

METODE AHP ( Analytical Hierarchy Process) DI PT. BPRS BUMI RINJANI BATU

S K R I P S I

Oleh

David Hari Saputra

NIM. 04550001

Telah Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji Skripsi Dan Dinyatakan Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Informatika (S. Kom)

Tanggal, 15 Januari 2009

Susunan Dewan Penguji : Tanda Tangan

1. Penguji Utama : Totok Chamidy, M.Kom. ( ) NIP. 150 368 177

2. Ketua Penguji : Syahiduz Zaman, M.Kom. ( )

NIP. 150 368 777

3. Sekertaris Penguji : Fatchurrochman, M.Kom. ( ) NIP. 150 368 774

4. Anggota Penguji : M. Ainul Yaqin, M.Kom. ( ) NIP. 150 377 940

Mengetahui dan Mengesahkan Ketua Jurusan Teknik Informatika

Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Malang

Suhartono, M.Kom. NIP. 150 327 241

Page 5: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

5

Fatchurrochman, M.Kom. Dosen Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Malang

NOTA DINAS PEMBIMBING Hal : Skripsi David Hari Saputra Lamp : 6 (enam) Eksemplar Kepada Yth. Dekan Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri Malang Assalamu’alaikum Wr. Wb. Sesudah Melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa

maupun Teknik Penulisan, dan Setelah membaca Skripsi mahasiswa tersebut di

bawah ini :

Nama : David Hari Saputra

NIM : 04550001

Jurusan : Teknik Informatika

Alamat : Ds. Pudakit Barat, Sangkapura, Gresik

Judul Skripsi : Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan

Pemberian Kredit Nasabah dengan Metode AHP

(AnalyticalHierarchy Process)

di PT. BPRS Bumi Rinjani Batu

Maka Selaku Pembimbing, Kami berpendapat bahwa skripsi tersebut layak

diajukan untuk diujikan.

Demikian, Mohon dimaklumi adanya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, 10 Januari 2009 Dosen Pembimbing I

Fatchurrochman, M.Kom. NIP.150 368 774

Page 6: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

6

M. Ainul Yaqin, M.Kom. Dosen Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Malang

NOTA DINAS PEMBIMBING Hal : Skripsi David Hari Saputra Lamp : 6 (enam) Eksemplar Kepada Yth. Dekan Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri Malang Assalamu’alaikum Wr. Wb. Sesudah Melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa

maupun Teknik Penulisan, dan Setelah membaca Skripsi mahasiswa tersebut di

bawah ini :

Nama : David Hari Saputra

NIM : 04550001

Jurusan : Teknik Informatika

Alamat : Ds. Pudakit Barat, Sangkapura, Gresik

Judul Skripsi : Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan

Pemberian Kredit Nasabah dengan Metode AHP

(Analytical Hierarchy Process)

di PT. BPRS Bumi Rinjani Batu

Maka Selaku Pembimbing, Kami berpendapat bahwa skripsi tersebut layak

diajukan untuk diujikan.

Demikian, Mohon dimaklumi adanya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, 10 Januari 2009 Dosen Pembimbing II

M. Ainul Yaqin, M.Kom. NIP.150 377 940

Page 7: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

7

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini saya:

Nama : David Hari Saputra

Nim : 04550001

Alamat : Jl. Jujuk Tampo RT/RW 01/02 Pudakit Barat Sangkapura Gresik

Menyatakan bahwa “Skripsi” yang saya buat untuk memenuhi persyaratan

kelulusan pada Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, dengan judul :

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN

KREDIT NASABAH DENGAN METODE AHP ( Analytical Hierarchy

Process) DI PT. BPRS BUMI RINJANI BATU

Adalah hasil karya saya sendiri, bukan “duplikasi” dari karya orang lain.

Selanjutnya apabila di kemudian hari ada “klaim” dari pihak lain, bukan menjadi

tanggung jawab Dosen Pembimbing dan atau pihak Fakultas Sains dan Teknologi,

tetapi menjadi tanggung jawab saya sendiri.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan tanpa paksaan

dari siapapun.

Malang, 10 Januari 2009

Hormat saya,

DAVID HARI SAPUTRA

NIM : 04550001

Page 8: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

8

Lembar Persembahan Yang utama dari sYang utama dari sYang utama dari sYang utama dari segalanya...egalanya...egalanya...egalanya...

Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta kasih dan sayang-Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku dengan cinta. Atas Karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini

dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasulullah Muhammad SAW.

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi

dan kusayangi.

Bapak dan Ibu...Bapak dan Ibu...Bapak dan Ibu...Bapak dan Ibu... Sebagai tanda bakti, hormat, pengorbanan, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga adinda David Hari Saputra David Hari Saputra David Hari Saputra David Hari Saputra haturkan kepada Bapak dan Ibu yang telah memberikan kasih sayang , segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat david

balas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan.

Keluarga Besarku...Keluarga Besarku...Keluarga Besarku...Keluarga Besarku... Yang memiliki rasa kasih dan sayang yang begitu besar untuk Kel.Pakde Kukuh,

Kel.Bulek Kuten, Kel.Bulek Heti, Kel.Om Aziz, Kel. Mamang Hoho, dan Kel.Bibi Ila.

TeruntukmuTeruntukmuTeruntukmuTeruntukmu Kasih Kasih Kasih Kasih... Teruntuk nurul hidayati seseorang pengisi kehidupanku,

Terima kasih untuk setiap hiasan dalam hidupku, Atas cita dan cinta yang kau tulis dalam hatiku, Atas asa yang sempat membeku, Terima kasih atas suka dan duka yang kau

tumbuhkan di hidupku, Atas kerumitan dan masalah yang mendewasakanku, Atas kasih sayang yang kau balutkan di jiwa, Atas tangis dan tawa yang masuk ke rasa,

Semoga aku bisa semakin dewasa dan bijak menyikapi kehidupan

My Friends…My Friends…My Friends…My Friends… Keluarga Besar Kontrakan ”Paradise” dan My Roommate aT ”AlKeluarga Besar Kontrakan ”Paradise” dan My Roommate aT ”AlKeluarga Besar Kontrakan ”Paradise” dan My Roommate aT ”AlKeluarga Besar Kontrakan ”Paradise” dan My Roommate aT ”Al----FaFaFaFarobi 7” :robi 7” :robi 7” :robi 7” :

Kang_Ali, Om Horno, Umar Chan, Mich ganteng, Sukrie, Papa_Ismail, Miftah, Nasih, dan sahabat-sahabatku di Ma’had Al-A’ly Yang selalu memberikan keceriaan, dan memberikan solusi disaat penulis kesulitan. Terima kasih atas keceriaan, dukungan dan diskusi informal

untuk menyelesaikan skripsi ini. Canda tawa kalian membuatku bahagia. SahabatSahabatSahabatSahabat----sahabatkusahabatkusahabatkusahabatku : : : :

Adhie, Afdal, Kang Ajib, Gus zainal, Andrew, Alphie, Azwar, Kang Arief, Mas Mujib, Tuhil, Ayoung, Catur, Ulphe, Ana, Anief, Ema, Mbak Ivana, Terima kasih telah memberikan

bantuan dan motivasi serta pengetahuan dalam menyelesaikan skripsi ini. Temen2ku BoyanistyTemen2ku BoyanistyTemen2ku BoyanistyTemen2ku Boyanisty : : : :

Ashuri, Sulbi, Mas rahman, Mas Ipung, Jiran, Syamsiyah, Ending, Opang, Azmi, Ulhaq, Ojhek, Amel, Dimuth, Nita, Noer, Majid, Ika, Andika, n sahabat2ku yang tak mungkin disebutkan satu persatu. Terima kasih telah memberikan do’a dan masukan serta mau menemaniku walaupun hanya melalui telepon, sms, friendster. Maju terus pulau qta

tercinta...salam boyanisty...sukses selalu sahabat2ku...

Page 9: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

9

MOTTOMOTTOMOTTOMOTTO

””””Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamuDan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamuDan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamuDan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahaigiaan) (kebahaigiaan) (kebahaigiaan) (kebahaigiaan) negeri negeri negeri negeri

akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan jbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan jbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan jbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah anganlah anganlah anganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orankamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orankamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orankamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orangggg----orang orang orang orang

yang berbuat kerusakan”.yang berbuat kerusakan”.yang berbuat kerusakan”.yang berbuat kerusakan”. (Al-Qashash 28:77)

”Barangsiapa mengamalkan yang diketahuinya maka Allah

menganugerahkan kepadanya ilmu yang belum

diketahuinya”.

”Kek”Kek”Kek”Kekayaanku yang sejati adalah apa adanya aku, bukan ayaanku yang sejati adalah apa adanya aku, bukan ayaanku yang sejati adalah apa adanya aku, bukan ayaanku yang sejati adalah apa adanya aku, bukan

apa yang kumiliki”.apa yang kumiliki”.apa yang kumiliki”.apa yang kumiliki”.

“Berjuang untuk mendapatkan sesuatu bukan menunggu

untuk mendapatkannya”.

”Aku hanya menghendaki perbaikan semampuku, Tiada keberhasilanku, ”Aku hanya menghendaki perbaikan semampuku, Tiada keberhasilanku, ”Aku hanya menghendaki perbaikan semampuku, Tiada keberhasilanku, ”Aku hanya menghendaki perbaikan semampuku, Tiada keberhasilanku,

kecuali daya pertolongan Allah SWT. KepadaNya kecuali daya pertolongan Allah SWT. KepadaNya kecuali daya pertolongan Allah SWT. KepadaNya kecuali daya pertolongan Allah SWT. KepadaNya aku berserah diri, dan aku berserah diri, dan aku berserah diri, dan aku berserah diri, dan

kepadaNya pula aku akan kembali”.kepadaNya pula aku akan kembali”.kepadaNya pula aku akan kembali”.kepadaNya pula aku akan kembali”.

(Al-Qur’an XI:88)

Page 10: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

10

KATA PENGANTAR

Bissmillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang melimpahkan

segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang menjadi salah satu syarat mutlak untuk menyelesaikan program studi Teknik

Informatika jenjang Strata-1 Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa dalam

menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari peran berbagai pihak yang telah banyak

memberikan bantuan, bimbingan dan dorongan. Dalam kesempatan ini penulis

ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga khususnya kepada:

1. Bapak Prof. DR. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor Universitas Islam Negeri

Malang beserta seluruh staf.

2. Bapak Prof. Drs. Sutiman Bambang Sumitro, SU., DSc, selaku Dekan Fakults

Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Malang beserta staf. Bapak dan

ibu sekalian sangat berjasa memupuk dan menumbuhkan semangat untuk

maju kepada penulis.

3. Bapak Suhartono, M.Kom selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika yang

telah memotivasi, membantu dan memberikan penulis arahan yang baik dan

benar dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini .

4. Bapak Fatchurrochman, M.Kom selaku dosen pembimbing yang selalu

memberikan peluang waktu, arahan dan kontribusi dalam penyelesaian skripsi

ini

Page 11: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

11

5. Bapak Ainul Yaqin, S.Si., M.Kom selaku dosen pembimbing agama yang

bersedia meluangkan waktu untuk memberikan masukan dan arahan terhadap

permasalahan integrasi dalam skripsi ini.

6. Bapak Abdul Rohim selaku direktur utama PT. BPRS Bumi Rinjani Batu.

7. Seluruh Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, khususnya Dosen

Teknik Informatika dan staf yang telah memberikan ilmu kepada penulis

selama empat tahun lamanya, dan dukungan untuk menyelesaikan penulisan

skripsi ini.

8. Ayahanda dan Ibunda tercinta semoga Allah membalas dengan rahman dan

rahim-Nya yang tiada tara, dan saudara saudariku semoga dalam perjalanan

hidupku bisa memberikan setetes embun kebahagian kepada kalian.

9. Keluarga besar kontrakan “paradise” dan teman-teman Teknik Informatika

khususnya angkatan 2004 serta sahabat-sahabat semuanya.

10. Semua pihak yang ikut memberikan bantuan dan motivasi serta pengetahuan

dalam menyelesaikan skripsi ini.

Teriring do'a dan harapan semoga apa yang mereka berikan kepada

penulis, mendapat pahala dan balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Akhirnya

atas segala kekurangan dan ketidak sempurnaan skripsi ini, penulis mengharapkan

saran dan kritik yang bersifat konstruktif dari semua pihak. Semoga skripsi ini

dapat memberikan kontribusi positif serta bermanfaat bagi kita semua, Amin...

Malang, 10 Januari 2009 Penulis

Page 12: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

12

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................i HALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................iii HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iv NOTA DINAS PEMBIMBING ........................................................................ v LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................vii HALAMAN PERSEMBAHAN.....................................................................viii MOTTO .......................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ...................................................................................... x DAFTAR ISI ..................................................................................................xii DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xv DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvii ABSTRAK .................................................................................................... xix BAB I : PENDAHULUAN........................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah...................................................................... 8

1.3 Batasan Penelitian...................................................................... 8

1.4 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian .................................. 8

1.4.1 Tujuan Penelitian ........................................................... 8

1.4.2 Manfaat Penelitian ......................................................... 9

1.5 Metodologi Penelitian.............................................................. 10

1.6 Sistematika Penulisan .............................................................. 12

BAB II : LANDASAN TEORI.................................................................... 14

2.1 Pengertian Kredit Menurut Islam ............................................. 14

2.2 Unsur-Unsur Kredit ................................................................. 20

2.3 Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit............................................. 22

2.4 Prosedur Pemberian Kredit ...................................................... 25

2.5 Sistem Pendukung Keputusan.................................................. 34

2.5.1 Proses Berfikir Menurut Islam...................................... 34

2.5.2 Pengertian Sistem......................................................... 36

2.5.3 Pengertian Keputusan................................................... 38

2.5.4 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan..................... 38

Page 13: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

13

2.5.5 Komponen Sistem Pendukung Keputusan .................... 42

2.5.6 Tahap Pembuatan Keputusan ....................................... 44

2.5.7 Metode Pemilihan Alternatif ........................................ 46

2.6 Basis Data................................................................................ 47

2.6.1 Definisi Data................................................................ 47

2.6.2 Definisi Basis Data....................................................... 48

2.6.3 Arsitektur Basis Data ................................................... 50

2.7 Pengembangan Sistem ............................................................. 51

2.8 Konsep Model Analytical Hierarchi Process (AHP) ................ 54

2.9 Bank Pengkreditan Rakyat Syari’ah (BPRS)............................ 59

2.10 Perangkat Pemodelan Sistem dalam Pembuatan suatu

Program................................................................................ 62

2.10.1 Diagram Konteks (Context Diagram) ........................... 63

2.10.2 Data Flow Diagram (DFD).......................................... 65

2.10.3 Diagram Entity Relationship (Diagram ER) ................. 67

2.10.4 Bagan Alir (Flowchart) ................................................ 68

2.10.5 Dependency Diagram...................................................69

2.11 Borland Delphi 7.0................................................................ 69

2.12 Interbase 6.5 ......................................................................... 71

BAB III : DESAIN DAN PERANCANGAN SISTEM ............ .................... 72

3.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian...................................... 72

3.1.1 Sejarah Perusahaan....................................................... 72

3.1.2 Job Description ............................................................ 74

3.2 Penyajian Data Dan Analisis Data......................................... 87

3.2.1 Tinjauan Umum Tentang Pembiayaan Di PT. BPRS

Bumi Rinjani Batu ....................................................... 87

3.2.2 Prosedur Pemberian Pembiayaan Di PT. Bumi

Rinjani Batu ................................................................. 88

3.2.3 Analisis Penilaian Nasabah Pembiayaan Di PT. BPRS

Bumi Rinjani Batu ....................................................... 93

Page 14: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

14

3.3 Gambaran Umum Sistem .................................................... 101

3.4 Batasan Sistem.................................................................... 102

3.5 Pengguna Sistem................................................................. 102

3.6 Dependency Diagram......................................................... 103

3.7 Analisis Dendan Perhitungan Metode AHP......................... 104

3.8 Analisis Sistem ................................................................... 122

3.8.1 Context Diagram........................................................ 122

3.8.2 Data Flow Diagram (DFD)........................................ 122

3.8.3 Entity Relationships Diagram (ERD) ......................... 125

3.8.4 Rancangan Database .................................................. 127

3.9 Diagram Alir (Flowchart) Sistem Pendukung Keputusan.... 131

3.9.1 Diagram Alir Utama................................................... 131

3.9.2 Diagram alir DSS Kelayakan Pemberian Kredit ......... 132

3.9.3 Diagram alir Perhitungan AHP................................... 133

3.10 Rancangan User Interface ................................................... 134

3.10.1 Rancangan Form Main Menu ..................................... 134

3.10.2 Rancangan Form Matrik AHP .................................... 135

3.10.3 Rancangan Form Analisa ........................................... 138

3.10.4 Rancangan Form Master............................................. 142

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN................................................... 144

4.1 Lingkungan Implementasi...................................................... 144

4.1.1 Kebutuhan Hardware................................................. 144

4.1.2 Kebutuhan Software...................................................145

4.2 Struktur Program ................................................................... 146

4.3 Implementasi Antarmuka....................................................... 149

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ................................................. 160

BAB V : PENUTUP .................................................................................. 166

5.1 Kesimpulan............................................................................ 166

5.2 Saran ..................................................................................... 168

Page 15: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

15

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Komponen DSS Yang Berupa Alat Analisis.............................. 43

Gambar 2.2 Tahap Pembuatan Keputusan ..................................................... 44

Gambar 2.3 Model Pengembangan Sistem .................................................... 52

Gambar 2.4 Proses ........................................................................................ 66

Gambar 2.5 Aliran ........................................................................................ 66

Gambar 2.6 Simpanan Data........................................................................... 66

Gambar 2.7 Kesatuan Luar............................................................................67

Gambar 3.1 Skema Proses Pembiayaan......................................................... 88

Gambar 3.2 Dependency Diagram.............................................................. 104

Gambar 3.3 Context Diagram..................................................................... 122

Gambar 3.4 DFD Level 1 SPK Kredit ......................................................... 123

Gambar 3.5 DFD Level 2 Proses 1 : Evaluasi Persyaratan Kelayakan Kredit123

Gambar 3.6 DFD Level 2 Proses 2 : Pengolahan Manager .......................... 124

Gambar 3.7 DFD Level 2 Proses 3 : Menyajikan Informasi Keputusan ....... 124

Gambar 3.8 ERD SPK Kredit...................................................................... 126

Gambar 3.9 Diagram Alir Sistem Pendukung Keputusan Utama ................. 132

Gambar 3.10 Diagram Alir DSS Kelayakan Pemberian Kredit ...................... 133

Gambar 3.11 Diagram Alir Perhitungan AHP ............................................... 134

Gambar 3.12 Rancangan Form Menu Utama................................................. 135

Gambar 3.13 Rancangan Form Matrik Perbandingan Berpasangan ............... 136

Gambar 3.14 Rancangan Form Nilai Kriteria ................................................ 136

Gambar 3.15 Rancangan Form Penjumlahan Tiap Baris................................ 137

Gambar 3.16 Rancangan Form Rasio Konsistensi ......................................... 137

Gambar 3.17 Rancangan Form Matrik Hasil ................................................. 138

Gambar 3.18 Rancangan Form Penilaian kredit Character............................ 139

Gambar 3.19 Rancangan Form Penilaian kredit Capital................................ 139

Gambar 3.20 Rancangan Form Penilaian kredit Capacity.............................. 140

Gambar 3.21 Rancangan Form Penilaian kredit Collateral............................ 140

Gambar 3.22 Rancangan Form Penilaian kredit Condition of Economy......... 141

Gambar 3.23 Rancangan Form Analisa Kelayakan Kredit............................. 141

Page 16: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

16

Gambar 3.24 Rancangan Form Data Kelengkapan ........................................ 142

Gambar 3.25 Rancangan Form Data Nasabah ............................................... 143

Gambar 4.1 Struktur Program SPK Pemberian Kredit Nasabah................... 146

Gambar 4.2 Form Utama............................................................................. 149

Gambar 4.3 Form Set Matrik Perbandingan Berpasangan............................ 150

Gambar 4.4 Form Matrik Nilai Kriteria....................................................... 151

Gambar 4.5 Form Matrik Penjumlahan Setiap Baris.................................... 152

Gambar 4.6 Form Perhitungan Rasio Konsistensi........................................ 153

Gambar 4.7 Form Matrik Hasil ................................................................... 154

Gambar 4.8 Form Update Data Penilaian Kredit ......................................... 155

Gambar 4.9 Form Analisa Penilaian Kredit ................................................. 156

Gambar 4.10 Form Hasil Analisa .................................................................. 157

Gambar 4.11 Form Data Kelengkapan .......................................................... 158

Gambar 4.12 Form Update Data Kelengkapan .............................................. 158

Gambar 4.13 Form Data Nasabah ................................................................. 159

Gambar 4.14 Form Laporan Data Nasabah.................................................... 160

Gambar 4.15 Form Laporan Uji Program...................................................... 161

Page 17: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

17

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Hubungan antara struktur masalah, tingkatan manajemen, dan

contoh system informasi yang relevan ........................................ 41

Tabel 2.2 Analisis Skala perbandingan........................................................ 55

Tabel 2.3 Daftar indeks random konsistensi ................................................ 58

Tabel 3.1 Matriks Perbandingan Berpasangan........................................... 105

Tabel 3.2 Matriks Nilai Kriteria ................................................................ 106

Tabel 3.3 Matriks Penjumlahan Setiap Baris ............................................. 107

Tabel 3.4 Perhitungan Rasio Konsistensi................................................... 108

Tabel 3.5 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Condition Of

Economy................................................................................... 109

Tabel 3.6 Matriks Nilai Kriteria Condition of Economy............................. 109

Tabel 3.7 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Condition Of

Economy................................................................................... 110

Tabel 3.8 Penghitungan Rasio Konsistensi ............................................... 110

Tabel 3.9 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Character............ 111

Tabel 3.10 Matriks Nilai Kriteria Character............................................... 112

Tabel 3.11 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Character.............. 112

Table 3.12 Perhitungan Rasio Konsistensi.................................................. 112

Tabel 3.13 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Capital................. 113

Tabel 3.14 Matriks Nilai Kriteria Capital...................................................113

Tabel 3.15 Matriks Penjumlahan Tiap Baris Kriteria Capital ..................... 114

Tabel 3.16 Perhitungan Rasio Konsistensi.................................................. 114

Tabel 3.17 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Capacity.............. 115

Tabel 3.18 Matriks Nilai Kriteria Capacity................................................ 115

Tabel 3.19 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Capacity................ 115

Tabel 3.20 Perhitungan Rasio Konsistensi.................................................. 116

Tabel 3.21 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Collateral ............ 116

Tabel 3.22 Matriks Nilai Kriteria Collateral............................................... 117

Tabel 3.23 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Collateral .............. 117

Tabel 3.24 Perhitungan Rasio Konsistensi ................................................. 117

Page 18: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

18

Tabel 3.25 Matriks Hasil............................................................................. 118

Tabel 3.26 Nilai Nasabah............................................................................118

Tabel 3.27 Hasil Akhir................................................................................ 118

Tabel 3.28 Matrik Kriteria ..........................................................................127

Tabel 3.29 Matrik Subkriteria Karakter ....................................................... 127

Tabel 3.30 Matrik Subkriteria Kapital ......................................................... 128

Tabel 3.31 Matrik Subkriteria Kapasitas ..................................................... 128

Tabel 3.32 Matrik Subkriteria Jaminan........................................................ 128

Tabel 3.33 Matrik Subkriteria Kondisi Ekonomi ......................................... 129

Tabel 3.34 Tabel Nasabah........................................................................... 129

Tabel 3.35 Update Data Penilaian Kredit .................................................... 131

Tabel 4.1 Uji Kelayakan PT. BPRS Bumi Rinjani Batu............................. 162

Tabel 4.2 Uji Program SPK Kelayakan Pemberian Kredit ......................... 163

Tabel 4.3 Prosentase Tingkat Validasi Program ........................................ 164

Page 19: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

19

ABSTRAK

Saputra, David Hari. 2009. Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Pemberian Kredit Nasabah dengan Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) di PT. BPRS BUMI RINJANI BATU. Skripsi. Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.

Pembimbing : (I) Fatchurrochman, M. Kom. (II) M. Ai nul Yaqin, M. Kom. Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Kredit, Metode AHP

PT BRRS Bumi Rinjani Batu adalah salah satu lembaga keuangan di Indonesia yang berbentuk bank yang memberikan jasa keuangan dengan menggunakan prinsip-prinsip perbankan syari’ah. PT BRRS Bumi Rinjani Batu memberikan bantuan pembiayaan dalam bentuk pembayaran secara kredit/cicilan dan mempunyai beberapa sistem, prosedur dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon debitur. Sehingga sebagai upaya untuk meningkatkan profitabilitas bank syari’ah maka perlu dilakukan pengelolaan pembiayaan untuk menjaga agar kualitas pembiayaan tetap terjaga dari pembiayaan yang bermasalah serta dari resiko kerugian. Demi efisiensi dan efektifitas kerja maka pengambilan keputusan yang tepat sangat diperlukan. Sehingga dalam penentuan kelayakan pemberian kredit kepada calon debitur PT. BPRS Bumi Rinjani Batu terdapat beberapa kriteria yang menjadi penilaian. Penilaian ini berdasarkan analisis kualitatif yakni analisis 5C (character, capital, capacity, condition of economy, collateral).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang, mengaplikasikan serta mengembangkan sistem pendukung keputusan (SPK) yang mampu memberikan keputusan kelayakan kredit kepada calon nasabah. Metode yang digunakan dalam sistem pendukung keputusan ini adalah metode AHP (Analytical Hierarchy Process).

Hasil uji program yang dilakukan kepada 17 calon nasabah yang disesuaikan dengan data penilaian kredit dari Bank didapatkan bahwa 9 calon nasabah diterima, 5 calon nasabah dipertimbangkan dan 3 calon nasabah ditolak. Tingkat validasi sistem ini adalah 76.47 % valid digunakan dalam menentukan kelayakan pemberian kredit nasabah dan 23.53 % tidak valid. Ketidakvalidasian dari sistem ini disebabkan dari kebutuhan bank dalam menentukan kelayakan pemberian kredit pada calon nasabah. Jika pihak Bank membutuhkan 10 calon nasabah untuk direkomondasikan dalam mendapatkan kredit maka calon nasabah yang dipertimbangkan dan ditolak juga dapat direkomondasikan dalam mendapatkan kredit. Berdasarkan hasil uji program tersebut menunjukkan bahwa sistem pendukung keputusan ini sudah dapat menentukan kelayakan kredit nasabah dengan baik.

Page 20: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semua transaksi yang dilakukan oleh orang muslim haruslah

berdasarkan prinsip rela sama rela, dan tidak boleh ada pihak yang menzalimi

atau yang dizalimi. Prinsip dasar ini mempunyai implikasi yang sangat luas

dalam bidang ekonomi dan bisnis, termasuk dalam praktik perbankan. Allah

SWT berfirman dalam surat An-Nisa’ ayat 29 yang berbunyi:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”. (QS: An-Nisa’: 29)

Allah SWT melarang hamba-hamba-Nya yang beriman memakan harta

sebagian mereka terhadap sebagian lainnya dengan bathil, yaitu dengan

berbagai macam usaha yang tidak syar’i seperti riba, judi dan berbagai hal

serupa yang penuh tipu daya, sekalipun pada lahiriahnya cara-cara tersebut

berdasarkan keumuman hukum syar’i, tetapi diketahui oleh Allah dengan jelas

bahwa pelakunya hendak melakukan tipu muslihat terhadap riba.

Page 21: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

21

Jadi dalam surat ini Allah melarang kaum muslimin memakan harta

sesamanya dengan jalan bathil, artinya Allah menghalalkan jual beli dan

mengharamkan riba, dan Allah memerintahkan kaum muslimin untuk

bermu’amalah dengan jalan suka sama suka dan rela sama rela. (Abdullah,

2003: 555-556)

Perkembangan perekonomian yang semakin kompleks tentunya

membutuhkan ketersediaan dan peran serta lembaga keuangan. Kebijakan

moneter dan perbankan merupakan bagian dari kebijakan ekonomi yang

diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan. Oleh sebab itu peranan

perbankan dalam suatu negara sangat penting. Tidak ada suatu negarapun

yang hidup tanpa memanfaatkan lembaga keuangan (Siamat, 1999: 47).

Lembaga keuangan perbankan merupakan lembaga keuangan yang

bertugas menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali ke

masyarakat guna memenuhi kebutuhan dana bagi pihak yang membutuhkan,

baik untuk kegiatan produktif maupun konsumtif. Lembaga perbankan di

Indonesia telah terbagi menjadi dua jenis yaitu, bank yang bersifat

konvensional dan bank yang bersifat syari’ah. Bank yang bersifat

konvensional adalah bank yang pelaksanaan operasionalnya menjalankan

sistem bunga (interest fee), sedangkan bank yang bersifat syari’ah adalah bank

yang dalam pelaksanaan operasionalnya menggunakan prinsip-prinsip syari’ah

Islam.

Pengertian BPR menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998 adalah

bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan

Page 22: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

22

prinsip syari’ah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu

lintas pembayaran.

BPRS adalah BPR yang pola operasionalnya mengikuti prinsip-prinsip

muamalah Islam. (perwataatmadja, 1992: 95)

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an :

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman”. (QS. Al-Baqarah: 278)

Dalam hal ini Allah memerintahkan hamba-hamba-Nya yang beriman

untuk bertakwa kepada-Nya sekaligus melarang mereka mengerjakan hal-hal

yang dapat mendekatkan kepada kemurkaan-Nya dan menjauhkan diri dari

keridhaan-Nya, dan Allah memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk takut

kepada-Nya dan berhati-hati, karena sesungguhnya Allah senantiasa

mengawasi sesuatu yang mereka perbuat.

Dan juga dalam firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 279

yang berbunyi:

Artinya: “Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya”. (QS. Al-Baqarah: 279)

Page 23: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

23

Dalam ayat ini dijelaskan barang siapa yang masih tetap melakukan

praktek riba dan tidak melepaskan diri darinya, maka wajib atas imam kaum

muslimin untuk memintanya bertaubat, jika ia mau melepaskan diri darinya,

maka keselamatan baginya, dan jika menolak, maka ia harus dipenggal

lehernya.

Dan ayat ini merupakan peringatan keras dan ancaman yang sangat

tegas bagi orang-orang yang masih tetap mempraktekkan riba setelah adanya

peringatan tersebut. (Abdullah, 2003: 555-557)

PT BRRS Bumi Rinjani Batu sebagai salah satu lembaga keuangan di

Indonesia yang berbentuk bank yang memberikan jasa keuangan dengan

menggunakan prinsip-prinsip perbankan syari’ah. PT BRRS Bumi Rinjani

Batu memberikan bantuan pembiayaan dalam bentuk pembayaran secara

kredit/cicilan dan mempunyai beberapa sistem, prosedur dan persyaratan yang

harus dipenuhi oleh calon debitur. Adapun ruang lingkup kegiatan PT. BPRS

Bumi Rinjani Batu adalah mencakup tabungan, deposito, dan pembiayaan

diantaranya: pembiayaan murabahah, pembiayaan mudharabah dan

pembiayaan musyarakah.

Pada PT. BPRS Bumi Rinjani sebelum menyalurkan dana melalui

pembiayaan pada nasabah, pihak Bank terlebih dahulu melakukan penilaian

nasabah (analisis pembiayaan) untuk mengetahui layak atau tidaknya nasabah

tersebut menerima pembiayaan. Perusahaan menetapkan kebijakan dalam

pemberian kredit antara lain menetapkan standard untuk menerima atau

menolak resiko kredit yaitu menentukan siapa yang berhak menerima kredit

Page 24: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

24

yang telah memenuhi syarat 5C, bagaimana karakter nasabah (character),

kapasitas melunasi kredit (capacity), kemampuan modal yang memiliki

nasabah (capital), jaminan yang dimiliki nasabah untuk menanggung resiko

kredit (collateral), dan kondisi ekonomi saat ini yang mempengaruhi usaha

nasabah (condition of economic).

Sistem yang sedang berjalan dalam Pengambilan keputusan di PT.

BPRS Bumi Rinjani masih menggunakan proses manual dan database yang

digunakan masih dalam bentuk kertas, sehingga membutuhkan waktu yang

lama untuk pengolahan dan kendala yang lainnya adalah kesulitan dalam

penyimpanan atau pencarian arsip yang telah tersimpan jika akan dicocokkan

dengan informasi/pedoman yang baru diperoleh, serta tak lupa masalah

pembuatan laporan yang terlambat terkadang juga menghambat penyampaian

informasi kepada pimpinan bank. Hal ini berdampak terhadap lamanya

nasabah dalam menunggu hasil keputusan dari pihak Bank.

Banyaknya perusahaan ataupun pengusaha yang mengajukan kredit ke

PT. BPRS Bumi Rinjani, menuntut bank harus lebih meningkatkan kualitas

pelayanan terhadap nasabah. Hasil ini bisa menggunakan aplikasi terbaru dari

produk bank yang sudah ada di komputer sehingga proses dapat berjalan

dengan cepat. Tapi di PT. BPRS Bumi Rinjani Batu belum menggunakan

Sistem Pendukung Keputusan (SPK) berbasis komputer dikarenakan masih

banyaknya karyawan yang tidak bisa menggunakan teknologi informasi secara

advance, padahal sudah seharusnya di era globalisasi ini diharuskan

mengetahui tentang perkembangan teknologi. Bank sendiri diharapkan sudah

Page 25: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

25

seluruhnya menggunakan teknologi komputer tanpa proses manual lagi

terutama dalam pengambilan suatu keputusan, agar para nasabah tidak harus

menunggu terlalu lama.

Dengan demikian penyaluran kredit yang berhasil akan membawa

keuntungan yang besar bagi bank. Oleh karenanya BPRS harus benar-benar

hati-hati dalam menyalurkan kreditnya.

Sehingga sebelum menyalurkan kredit kepada seorang calon nasabah,

PT. BPRS Bumi Rinjani harus menilai terlebih dahulu kelayakan terhadap

nasabah dalam pemberian kreditnya. Menilai suatu kelayakan terhadap

nasabah dalam pemberian kredit, bukanlah hal yang mudah karena melibatkan

banyak faktor yang harus dipertimbangkan dan dianalisis dengan tepat,

cermat, namun cepat. Hal ini mengingat keamanan dari kredit itu sendiri agar

di kemudian hari tidak menimbulkan masalah yang menyulitkan pihak

nasabah maupun merugikan pihak bank akibat pengembalian kredit yang

kurang lancar, diragukan,dan macet.

Dengan adanya perkembangan teknologi komputer di bidang sistem

informasi dan melihat karakteristik permasalahan di atas yang mana penilaian

kelayakan terhadap nasabah dalam pemberian kredit merupakan masalah yang

kurang terstruktur atau semi terstruktur dan cukup rumit dan kompleks, juga

merupakan tanggungjawab pihak manajemen menengah dan puncak yang

harus dilakukan secara tepat dan efisien sehingga penyaluran dana kredit tepat

kepada calon nasabah yang layak menerima kredit tersebut.

Page 26: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

26

Salah satu teknik pengambilan keputusan yang digunakan dalam

analisis kebijaksanaan adalah AHP (Analytic Hierarchy Process). AHP adalah

prosedur yang berbasis matematis yang sangat baik dan sesuai untuk kondisi

evaluasi atribut-atribut kualitatif. Atribut-atribut tersebut secara matematik

dikuantitatif dalam satu set perbandingan berpasangan .

Pada hakekatnya AHP merupakan suatu model pengambil keputusan

yang komprehensif dengan memperhitungkan hal- hal yang bersifat kualitatif

dan kuantitatif. Dalam model pengambilan keputusan dengan AHP pada

dasarnya berusaha menutupi semua kekurangan dari model-model sebelumnya.

AHP juga memungkinkan ke struktur suatu sistem dan lingkungan kedalam

komponen saling berinteraksi dan kemudian menyatukan mereka dengan

mengukur dan mengatur dampak dari komponen kesalahan sistem (Saaty,2001)

Maka penulis mencoba membuat sebuah sistem informasi berbasis

komputer yang dikenal dengan Decision Support Systems atau Sistem

Pendukung Keputusan.

Dengan latar belakang tersebut, peneliti memilih judul: “SISTEM

PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT

NASABAH DENGAN METODE AHP ( Analytical Hierarchy Process) DI

PT. BPRS BUMI RINJANI BATU".

Page 27: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

27

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, dapat

diambil rumusan masalah, yaitu:

Bagaimana merancang dan membuat Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan

Pemberian Kredit Nasabah dengan metode AHP di PT. BPRS Bumi Rinjani

Batu?

1.3 Batasan Masalah

1. Program ini berisi penentuan Kelayakan Pemberian Kredit Nasabah di PT.

BPRS Bumi Rinjani Batu.

2. Analisis yang digunakan dalam menentukan kelayakan pemberian kredit

PT. BPRS Bumi Rinjani Batu menerapkan Analisis 5C (Character,

Capital, Capacity, Collateral dan Condition of economic).

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah

(1) Merancang dan membangun Sistem Pendukung Keputusan yang

dapat membantu Bank dalam menentukan kelayakan pemberian kredit

terhadap nasabah.

(2) Menerapkan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) sebagai

salah satu metode pengambilan keputusan pemecahan suatu masalah

Page 28: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

28

multikriteria dengan membuat rancangan sistem dan membangun

perangkat lunak pendukung keputusan.

1.4.2 Manfaat Penelitian

Adapun penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi pihak-

pihak yang terkait dengan penelitian ini, antara lain adalah :

• Bagi peneliti

Menambah khazanah keilmuan, pemikiran dan pengalaman

dalam bidang Teknik Informatika, serta sebagai salah satu syarat

untuk meraih gelar Sarjana Strata Satu (S-1) di Universitas Islam

Negeri (UIN) Malang.

• Bagi lembaga

Hasil dari penelitian ini kiranya dapat digunakan sebagai

tambahan informasi dalam meningkatkan output pendidikan

khususnya di perguruan tinggi, yakni Universitas Islam Negeri

(UIN) Malang.

• Bagi PT. BPRS Bumi Rinjani Batu

Sistem pendukung keputusan diharapkan dapat

memberikan keputusan yang dapat membantu Bank dalam

menentukan kelayakan pemberian kredit Bank terhadap nasabah.

Page 29: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

29

1.5 Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penyusunan Skripsi ini dapat diuraikan

sebagai berikut :

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini,

yaitu penelitian tindakan (Action Research). Dalam perancangan aplikasi

yang dilakukan bersama-sama antara peneliti dengan pihak-pihak yang

bersangkutan di dalam menangani proses pengelolaan data-data yang ada

di lembaga tersebut.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah suatu wilayah yang dijadikan objek bagi

penelitian. Tempat penelitian guna penulisan skripsi ini berlokasi di PT.

BPRS Bumi Rinjani Batu .

3. Sumber Data

Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian skripsi ini

meliputi:

a. Data primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung

dari sumbernya diamati dan dicatat untuk pertama kalinya, dan

mempunyai hubungan erat dengan permasalahan yang dihadapi

lembaga tersebut.

Page 30: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

30

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari bahan

bacaan buku-buku yang berhubungan dengan permasalahan yang

dihadapi lembaga.

4. Metode Pengumpulan Data

Salah satu masalah yang terpenting dalam penelitian adalah

melalui metode tertentu untuk memecahkan suatu masalah yang diperoleh

dengan tujuan agar mendapat hasil yang dapat dipertanggung jawabkan.

Adapun langkah-langkah dalam teknik pengumpulan data suatu penelitian

adalah sebagai berikut :

a. Observasi

Dengan mengadakan penelitian dan menganalisa secara langsung

terhadap kondisi BPRS, sehingga dapat dilihat kebutuhan aplikasi yang

dirancang, dimana observasi ini meliputi pengamatan terhadap perangkat

lunak, perangkat keras dan sebagainya. Observasi juga mencakup

pencarian dan pengambilan data.

b. Studi Literatur

Dalam mempelajari data manual dan referensi yang berhubungan dengan

masalah yang dihadapi akan digunakan dalam perencanaan dan

perancangan aplikasi yang akan dibuat.

c. Teknik wawancara yang dilakukan secara langsung guna memperoleh

informasi tentang spesifikasi SPK Kredit yang akan dikembangkan.

Page 31: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

31

d. Mempelajari dokumen-dokumen terkait, yaitu formulir-formulir yang

digunakan selama ini untuk dianalisis lebih lanjut

1.6 Sistematika Penulisan

Penulisan Skripsi ini terbagi menjadi beberapa bab yang masing-

masing bab membahas tentang :

Bab I : Pendahuluan

Di dalam bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan

masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat, metodologi penelitian

dan sistematika penulisan.

Bab II : Landasan Teori

Di dalam bab ini berisi tentang teori yang menjadi dasar dan

mendukung penulisan laporan skripsi.

Bab III : Desain dan Perancangan Sistem

Dalam bab ini menjelaskan tentang analisa penulis dalam

pengembangan sistem pendukung keputusan kelayakan pemberian

kredit nasabah dengan metode AHP.

Dan tahapan perancangan pembangunan sistem pendukung

keputusan kelayakan pemberian kredit nasabah dengan metode AHP

di PT. BPRS BUMI RINJANI BATU, yang meliputi rancangan antar

muka, perancangan proses dan perancangan basis data.

Page 32: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

32

Bab IV : Hasil dan Pembahasan

Dalam bab ini penulis akan menuangkan aplikasi program tentang

pengimplementasian sistem pendukung keputusan kelayakan

pemberian kredit nasabah dengan metode AHP di PT. BPRS BUMI

RINJANI BATU ke dalam bahasa pemrograman Delphi 7.0.

Bab V : Penutup

Dalam bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran-saran yang

ada kaitannya dengan software aplikasi sistem pendukung keputusan

kelayakan pemberian kredit nasabah dengan metode AHP di PT.

BPRS BUMI RINJANI BATU, agar dapat berguna di lingkungan

perusahaan khususnya dan lingkungan luar pada umumnya.

Page 33: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

33

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Kredit Menurut Islam

Semua transaksi yang dilakukan oleh orang muslim haruslah

berdasarkan prinsip rela sama rela, dan tidak boleh ada pihak yang menzalimi

atau yang dizalimi. Prinsip dasar ini mempunyai implikasi yang sangat luas

dalam bidang ekonomi dan bisnis, termasuk dalam praktik perbankan. Allah

berfirman dalam surat An-Nisa’ ayat 29 yang berbunyi:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”. (QS: An-Nisa’: 29)

Allah SWT melarang hamba-hamba-Nya yang beriman memakan harta

sebagian mereka terhadap sebagian lainnya dengan bathil, yaitu dengan

berbagai macam usaha yang tidak syar’i seperti riba, judi dan berbagai hal

serupa yang penuh tipu daya, sekalipun pada lahiriahnya cara-cara tersebut

berdasarkan keumuman hukum syar’i, tetapi diketahui oleh Allah dengan jelas

bahwa pelakunya hendak melakukan tipu muslihat terhadap riba. (Abdullah,

2003: 555-556)

Page 34: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

34

Hadits Nabi riwayat al-Baihaqi dan Ibnu Majah dan dishahihkan oleh

Ibnu Hibban :

�ٍ�اْ�ُ�ْ�ِرْى َر�� ا� ��� َأن َرُ�ْ َل ا� َ�� ا� ْ�َ�ْ�ِ�َ �� َأِ�ِ� َو#ِ�ِ� َوَ�َ! َ�َل ْروا1 ا�*�0/� وا�� (ِإ,َ+� اْ�َ*ْ�ُ( َ�ْ� َ)َ'اٍض، : َ�َ

)4��3 و���� ا�� 2*�ن

Artinya : Dari Abu Sa’id al-Khudri Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka sama suka.” (HR. al-Baihaqi, Ibnu Majah, dan Shahih menurut Ibnu Hibban)

Dalam ayat di atas Allah melarang kaum muslimin memakan harta

sesamanya dengan jalan bathil, artinya Allah menghalalkan jual beli dan

mengharamkan riba, dan Alah memerintahkan kaum muslimin untuk

bermu’amalah dengan jalan suka sama suka dan rela sama rela. (Abdullah,

2003: 556)

Diriwayatkan dari Qatadah bahwa Anas r.a membawa roti gandum

yang diolesi lemak kepada Nabi SAW. Nabi SAW menggadaikan baju besinya

kepada seorang Yahudi di Madinah, kemudian uang hasil gadai tersebut

dipergunakan untuk membeli gandum untuk makanan keluarganya. Saya

pernah mendengar Anas r.a mengatakan: pada malam hari keluarga

Muhammad SAW tidak memiliki satu sha’ tepung atau sha’ biji-bijian (untuk

dimakan) padahal beliau mempunyai sembilan orang istri. Berdasarkan

penjelasan hadist tersebut, bahwa Nabi SAW membeli bahan makanan dengan

cicilan/kredit. (Imam Az-Zabidi, 2001:452)

Dalam bahasa sehari-hari kata kredit sering diartikan memperoleh

barang dengan membayar dengan cicilan atau angsuran dikemudian hari atau

Page 35: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

35

memperoleh pinjaman uang yang pembayarannya dilakukan di kemudian hari

dengan cicilan atau angsuran sesuai dengan perjanjian. Jadi dapat diartikan

bahwa kredit dapat berbentuk barang atau berbentuk uang. Baik kredit

berbentuk barang maupun kredit berbentuk uang dalam hal pembayarannya

adalah dengan menggunakan metode angsuran atau cicilan tertentu. Kredit

dalam bentuk uang lebih dikenal dengan istilah pinjaman. Dewasa ini

pengertian pemberian kredit di samping dengan istilah pinjaman oleh bank

yang berdasarkan prinsip konvensional adalah istilah pembiayaan yang

digunakan oleh bank berdasarkan prinsip syari’ah.

Menurut asal mulanya kata kredit berasal dari kata credere yang

artinya adalah kepercayaan, maksudnya adalah apabila seseorang memperoleh

kredit maka berarti mereka memperoleh kepercayaan. Sedangkan bagi si

pemberi kredit artinya memberikan kepercayaan kepada seseorang bahwa

uang yang dipinjamkan pasti kenbali.

Pengertian kredit menurut Undang-Undang Perbankan nomor 10 tahun

1998 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan

itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank

dengan dengan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam melunasi

utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Sedangkan pengertian pembiayaan adalah penyediaan uang atau

tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang

Page 36: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

36

dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka

waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.(Kasmir, 2000: 72-73)

Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu

pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan,

baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah

pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah

direncanakan. (Muhammad, 2005: 17)

Dari pengertian di atas dapatlah dijelaskan bahwa baik kredit atau

pembiayaan dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan

uang, Misalnya bank membiayai kredit untuk pembelian rumah atau mobil.

Kemudian adanya kesepakatan antara bank (kreditur) dengan nasabah

penerima kredit (debitur), dengan perjanjian yang telah dibuatnya.

Islam mengatur proses yang mencakup hak dan kewajiban masing-

masing pihak dalam proses kredit, sebagaimana firman Allah SWT dalam

surat Al-Baqarah ayat 280 yang berbunyi:

Artinya: “Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu Mengetahui”. (QS: Al-Baqarah: 280)

Page 37: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

37

Allah SWT memerintahkan agar bersabar jika orang yang meminjam

dalam kesulitan dalam membayar hutang, yang tidak memperoleh apa yang

dapat digunakan dalam membayar. Tidak seperti yang terjadi di kalangan

orang-orang jahiliyah. Di mana salah seorang di antara mereka mengatakan

kepada peminjam, jika sudah jatuh tempo: “ dibayar atau ditambahkan pada

bunganya”. Selanjutnya Allah SWT menganjurkan untuk menghapuskannya

saja. Dan Dia menyediakan kebaikan dan pahala yang melimpah atas hal itu.

(Abdullah, 2003: 557)

Sehingga dalam perjanjian kredit tercakup hak dan kewajiban masing-

masing pihak, termasuk jangka waktu serta bunga yang ditetapkan bersama.

Demikian pula dengan masalah sanksi apabila si debitur ingkar janji terhadap

perjanjian yang telah dibuat bersama.

Pemberian kredit pada bank konvensional dalam meminjamkan uang

kepada yang membutuhkan dan mengambil bagian keuntungan berupa bunga

dan provisi dengan cara membungakan uang yang dipinjamkan tersebut,

prinsip syariah meniadakan transaksi semacam ini dan mengubahnya menjadi

pembiayaan. Bank tidak meminjamkan sejumlah uang kepada nasabah, tetapi

membiayai proyek keperluan nasabah. Dalam hal ini bank berfungsi sebagai

intermediasi uang tanpa meminjamkan uang dan membungakan uang tersebut.

Sebagai gantinya, pembiayaan usaha nasabah tersebut dapat dilakukan dengan

cara membelikan barang yang dibutuhkan nasabah, lalu bank menjual kembali

kepada nasabah, atau dapat pula dengan cara bank mengikutsertakan modal

dalam usaha nasabah.

Page 38: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

38

Analisis kredit diberikan, untuk meyakinkan bank bahwa si nasabah

benar-benar dapat dipercaya maka, sebelum kredit diberikan bank terlebih

dulu mengadakan mengadakan analisis kredit. Analisis kredit mencakup latar

belakang nasabah atau perusahaan, prospek usahanya, jaminan yang diberikan

serta factor-faktor lainnya. Tujuan analisis ini adalah agar bank yakin bahwa

kredit yang diberikan benar-benar aman dalam arti uang yang disalurkan pasti

kembali.

Pemberian kredit tanpa dianalisis terlebih dulu akan sangat

membahayakan bank. Nasabah dalam hal ini dengan mudah memberikan data-

data fiktif sehingga kredit tersebut sebenarnya tidak layak untuk diberikan.

Akibatnya jika salah dalam dalam menganalisis, maka kredit yang disalurkan

akan sulit untuk ditagih alias macet. Namun faktor salah analisis ini bukanlah

merupakan penyebab utama kredit macet walaupun sebagian terbesar kredit

macet diakibatkan salah dalam mengadakan analisis. Penyebab lainnya

mungkin disebabkan oleh musibah seperti bencana alam yang memang tidak

dapat dihindari oleh nasabah. Seperti misalnya kebanjiran, atau gempa bumi

atau dapat pula kesalahan dalam pengelolaan.

Jika kredit yang disalurkan mengalami kemacetan, maka langkah yang

dilakukan oleh bank adalah oleh bank adalah berupaya untuk menyelamatkan

kredit tersebut dengan berbagai cara tergantung dari kondisi nasabah atau

penyebab kredit tersebut macet. Jika memang masih bisa dibantu, maka bank

adalah tindakan membantu nasabah apakah dengan menambah jumlah kredit

atau dengan memperpanjang jangka waktunya. Namun jika memang sudah

Page 39: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

39

tidak dapat diselamatkan kembali maka tindakan terakhir bagi bank adalah

menyita jaminan yang telah dijaminkan oleh nasabah. (Kasmir, 2000: 73-74)

2.2 Unsur-unsur Kredit

Setiap pemberian kredit sebenarnya jika dijabarkan secara mendalam

mengandung beberapa arti. Jadi dengan menyebutkan kata kredit sudah

terkandung beberapa arti. Atau dengan kata lain pengertian kata kredit jika

dilihat secara utuh mengandung beberapa makna, sehingga jika kita bicara

kredit maka termasuk membicarakan unsur-unsur yang terkandung di

dalamnya.

Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas

kredit adalah sebagai berikut:

1. Kepercayaan

Yaitu syarat keyakinan pemberi kredit (bank) bahwa kredit yang diberikan

bank berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar diterima kembali di

masa tertentu di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, karena

sebelum dana dikucurkan, sudah dilakukan penelitian dan penyelidikan

yang mendalam tentang nasabah. Penelitian dan penyelidikan dilakukan

untuk mengetahui kemauan dan kemampuannya dalam membayar kredit

yang disalurkan.

2. Kesepakatan

Di samping unsur kepercayaan di dalam kredit juga mengandung unsure

kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit.

Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masing-

Page 40: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

40

masing pihak mendatangani hak dan kewajibanya masing-masing.

Kesepakatan penyaluran kredit dituangkan dalam akad kredit yang

ditangani oleh kedua belah pihak bank dan nasabah.

3. Jangka Waktu

Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu teretentu, jangka

waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.

Hampir dapat dipastikan bahwa tidak ada kredit yang tidak memiliki

jangka waktu.

4. Resiko

Faktor resiko kerugian dapat diakibatkan dua hal yaitu resiko kerugian

yang diakibatkan nasabah sengaja tidak mau membayar kredit nya pada

hal mampu dan resiko kerugian yang diakibatkan karena nasabah tidak

sengaja yaitu akibat terjadinya musibah seperti bencana alam. Penyebab

tidak tertagih sebenarnya dikarenakan adanya suatu tenggang waktu

pengembalian (jangka waktu). Semakin panjang jangka waktu suatu kredit

semakin besar resikonya tidak tertagih, demikian pula sebaliknya. Resiko

ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang disengaja maupun resiko

maupun resiko yang tidak disengaja.

5. Balas Jasa

Akibat pemberian fasilitas kredit bank tentu mengharapkan suatu

keuntungan dalam jumlah tertentu. Keuntungan atas pemberian suatu

kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga bagi bank

prinsip konvensional. Balas jasa dalam bentuk bunga, biaya provisi dan

Page 41: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

41

komisi serta biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan utama

bank. Sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syari’ah balas

jasanya ditentukan dengan bagi hasil. (Kasmir, 2000: 74-76)

2.3 Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit

Artinya: “Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu’amalah tidak secara tunai), sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang oleh yang berpiutang. Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya), dan hendaklah dia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al Baqarah (2) : 283)

Ayat ini dijadikan sebagai dalil yang menunjukkan bahwa jaminan

harus sesuatu yang dapat dipegang. Sebagaimana yang menjadi pendapat

Imam Syafi’i dan jumhur ulama. Amanah merupakan salah satu moral

keimanan. Amanah juga berarti memilki tanggung jawab dalam melaksanakan

tugas dan kewajiban yang diberikan kepadanya. Amanah dapat ditampilkan

dalam keterbukaan, kejujuran, dan pelayanan yang optimal kepada nasabah

(Abdullah, 2003: 569).

Page 42: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

42

Jaminan kredit yang diberikan nasabah kepada bank hanyalah

merupakan tambahan, terutama untuk melindungi kredit yang macet akibat

suatu musibah. Akan tetapi apabila suatu kredit diberikan telah dilakukan

penelitian secara mendalam, sehingga nasabah sudah dikatakan layak untuk

memperoleh kredit, maka fungsi jaminan kredit hanyalah untuk berjaga-jaga.

Oleh karena itu dalam pemberian kreditnya bank harus memperhatikan

prinsip-prinsip pemberian kredit yang benar. Artinya sebelum suatu fasilitas

kredit diberikan maka bank harus merasa yakin terlebih dahulu bahwa kredit

yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari

hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian kredit oleh

bank dapat dilakukan dengan berbagai prinsip untuk mendapatkan keyakinan

tentang nasabahnya.

Prinsip-prinsip penilaian kredit yang sering dilakukan yaitu dengan

analisis 5C. Prinsip pemberian kredit dengan analisis dengan 5C, kredit dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1. Character

Pengertian character adalah sifat atau watak seseorang dalam hal ini calon

debitur. Tujuannya adalah untuk memberikan keyakinan kepada bank

bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-

benar dapat dipercaya. Keyakinan ini tercermin dari latar belakang

nasabah baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat

pribadi seperti: cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan

keluarga, hobi dan sosial standingnya. Character merupakan ukuran untuk

Page 43: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

43

menilai “kemauan” nasabah membayar kreditnya. Orang yang memilki

karakter baik akan berusaha untuk membayar kreditnya dengan berbagai

cara.

2. Capacity

Untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit yang

dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta

kemampuanya mencari laba. Sehingga pada akhirnya akan terlihat

kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang disalurkan. Semakin

banyak sumber pendapatan seseorang maka semakin besar kemampuanya

untuk membayar kredit.

3. Capital

Biasanya bank tidak akan bersedia untuk membiayai suatu usaha 100%,

artinya setiap nasabah yang mengajukan permohonan kredit harus pula

menyediakan danan dari sumber lainnya atau modal sendiri dengan kata

lain Capital adalah untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang

dimilki nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank.

4. Collateral

Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik

maupun nonfisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang

diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi

suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan

secepat mungkin. Fungsi jaminan adalah sebagai pelindung bank dari

resiko kerugian.

Page 44: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

44

5. Condition of Economy

Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang

dan untuk di masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing. Dalam

kondisi perekonomian yang kurang stabil sebaiknya pemberian kredit

untuk sektor tertentu jangan diberikan terlebih dahulu dan kalaupun jadi

diberikan sebaiknya juga dengan melihat prospek usaha tersebut di masa

yang akan datang. (Kasmir, 2000: 91-92)

2.4 Prosedur Pemberian Kredit

Sebelum debitur memperoleh kredit terlebih dahulu harus melalui

tahap-tahapan penilaian mulai dari pengajuan proposal dan dokumen-

dokumen yang diperlukan, pemeriksaan keaslian dokumen, analisis kredit

sampai dengan kredit dikucurkan. Tahap-tahapan dalam memberikan kredit ini

kita kenal dengan nama prosedir pemberian kredit. Tujuan prosedur

pemberian kredit adalah untuk memastikan kelayakan suatu kredit, diterima

atau ditolak. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat An-Nisaa’: 58.

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. (QS. An-Nisaa’: 58)

Page 45: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

45

Allah SWT mengabarkan, bahwa Dia memerintahkan untuk

menunaikan amanat kepada ahlinya. Dan perintah dari-Nya untuk menetapkan

hukum di antara manusia dengan adil. Untuk itu Muhammad bin Ka’ab, Zaid

bin Aslam dan Syahr bin Hausyab berkata: ”sesungguhnya ayat ini diturunkan

untuk para umara, yaitu para pemutus hukum diantara manusia”. Allah SWT

memerintahkan kalian untuk menunaikan amanat, menetapkan hukum di

antara manusia dengan adil dan hal lainnya, yang mencakup perintah-perintah

dan syariat-syariat-Nya yang sempurna, agung dan lengkap. (Abdullah, 2003:

336-337)

Oleh karenanya BPRS harus bersikap Amanah, contohnya memiliki

sikap keterbukaan, kejujuran, dan pelayanan yang optimal kepada nasabah.

Dan juga dalam kinerja perbankan harus benar-benar hati-hati dalam

menyalurkan kreditnya. Sehingga dalam menentukan kelayakan suatu kredit

maka dalam setiap tahap selalu dilakukan penilaian yang mendalam. Apabila

dalam penilaian mungkin ada kekurangan maka pihak bank dapat meminta

kembali ke nasabah atau bahkan langsung ditolak.

Prosedur pemberian dan penilaian kredit oleh dunia perbankan secara

umum antar bank yang satu dengan yang lain tidak jauh berbeda. Yang

menjadi perbedaan mungkin hanay terletak persyaratan dan ukuran-ukuran

penilaian yang ditetapkan oleh bank dengan pertimbangan masing-masing.

Dalam praktiknya prosedur pemberian kredit secara umum dapat dibedakan

antara pinjaman perseorangan dengan pinjaman oleh suatu badan hukum,

Page 46: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

46

kemudian dapat pula ditinjau dari segi tujuannya apakah untuk konsumtif atau

produktif.

Secara umum akan dijelaskan prosedur pemberian kredit oleh badan

hukum sebagai berikut:

1. Pengajuan Proposal

Untuk memperoleh fasilitas kredit dari bank maka tahap yang pertama

pemohon kredit mengajukan permohonan kredit secara tertulis dalam suatu

proposal. Proposal kredit harus dilampiri dengan dokumen-dokumen lainnya

yang dipersyaratkan. Yang perlu diperhatikan dalam setiap pengajuan

proposal suatu kredit hendaknya yang berisi keterangan tentang:

• Riwayat perusahaan seperti riwayat hidup perusahaan, jenis bidang

usaha, nama pengurus berikut latar belakang pendidikannya,

perkembangan perusahaan serta wilayah pemasaran produknya.

• Tujuan pengambilan kredit, dalam hal ini harus jelas tujuan

pengambilan kredit. Apakah untuk memperbesar omset penjualan atau

meningktkan kapasitas produksi atau untuk mendirikan pabrik baru

(perluasan) serta tujuan lainnya. Kemudian juga yang perlu mendapat

perhatian adalah penggunaan kredit apakah untuk model kerja atau

investasi.

• Besarnya kredit dan jangka waktu.

Dalam proposal pemohon menentukan besarnya jumlah kredit yang

diinginkan dan jangka waktu kreditnya.

Page 47: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

47

• Cara pemohon mengembalikan kredit maksudnya perlu dijelaskan

secara rinci cara-cara nasabah dalam mengembalikan kreditnya apakah

dari hasil penjualan atau dengan cara lainnya.

• Jaminan

Jaminan kredit yang diberikan dalam bentuk surat atau sertifikat.

Penilaian jaminan kredit haruslah teliti jangan sampai terjadi sengketa,

palsu dan sebagainya, biasanya setiap jaminan diikat dengan suatu

asuransi tertentu.

Selanjutnya proposal ini dilampiri dengan dengan berkas-berkas yang

telah dipersyaratkan seperti:

a. Akte Pendirian Perusahaan

Dipergunakan untuk perusahaan yang berbentuk P.T. (Perseroan Terbatas)

atau Yayasan yang dikeluarkan oleh Notaris dan disahkan oleh

Departemen Kehakiman.

b. Bukti diri (KTP) para pengurus dan pemohon kredit.

c. T.D.P. (Tanda Daftar Perusahaan).

Tanda Daftar Perusahaan ada selembar sertifikat yang dikeluarkan oleh

Departemen Perindustrian dan Perdagangan dan biasanya berlaku 5 tahun

dan jika masa berlaku habis dapat diperpanjang kembali.

d. N.P.W.P. (Nomor Pokok Wajib Pajak)

Nomor Pokok Wajib Pajak, merupakan surat tentang wajib pajak yang

dikeluarkan oleh Departemen Keuangan.

e. Neraca dan laporan rugi laba 3 tahun terakhir.

Page 48: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

48

f. Foto copy sertifikat yang dijadikan jaminan.

g. Daftar penghasilan bagi perseorangan.

h. Kartu Keluarga (K.K) bagi perseorangan.

2. Penyelidikan Berkas Pinjaman

Tahap selanjutnya adalah penyelidikan dokumen-dokumen yang

diajukan pemohon kredit. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas

yang diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan yang telah ditetapkan. Jika

menurut pehak perbankan belum lengkap atau belum cukup maka nasabah

diminta untuk segera melengkapinya dan apabila sampai batas tertentu

nasabah tidak sanggup melengkapi kekurangan tersebut, maka sebaiknya

permohonan kredit dibatalkan saja.

Dalam penyelidikan berkas hal-hal yang perlu diperhatikan adalah

membuktikan kebenaran dan keaslian dari berkas-berkas yang ada, seperti

kebenaran dan keaslian Akte Notaris, TDP, KTP, dan Surat-surat jaminan

seperti Sertifikat Tanah, BPKB Mobil ke instansi yang berwenang

mengeluarkannya. Kemudian jika asli dan benar maka pihak bank mencoba

mengkalkulasi apakah jumlah kredit yang diminta memang relevan dan

kemampuan nasabah untuk membayar. Semua ini dengan menggunakan

perhitungan terhadap angka-angka yang dilaporan keuangan dengan berbagai

rasio keuangan yang ada.

3. Penilaian Kelayakan Kredit

Dalam penilaian layak atau tidak suatu kredit disalurkan maka perlu

dilakukan suatu penilaian kredit. Penilaian kelayakan suatu kredit dapat

Page 49: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

49

dilakukan dengan menggunakan 5C (Character, capacity, capital, colleteral,

dan condition of economy) atau 7P (personality, party, perpose, prospect,

payment, profitability, dan protection) namun untuk kredit yang lebih besar

jumlahnya perlu dilakukan metode penilaian dengan Studi Kelayakan. Dalam

studi kelayakan ini setiap aspek dinilai apakah memenuhi syarat atau tidak.

Apabila salah satu aspek tidak memenuhi syarat maka perlu dilakukan

pertimbangan untuk mengambil keputusan.

Adapun aspek-aspek yang perlu dinilai dalam pemberian suatu fasilitas

kredit adalah:

a. Aspek Hukum

Dalam aspek ini, tujuannya adalah untuk menilai keaslian dan

keabsahan dokumen-dokumen yang diajukan oleh pemohon kredit. Penilaian

aspek hokum ini juga dimaksudkan agar jangan sampai dokumen yang

diajukan palsu atau dalam kondisi sengketa, sehingga menimbulkan masalah.

Penilaian dokumen-dokumen ini dilakukan ke lembaga yang berhak untuk

mengeluarkan dokumen-dokumen tersebut.

Penilaian aspek hukum meliputi:

• Akte Notaris

• Kartu Tanda Penduduk (KTP)

• Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

• Izin Usaha

• Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

• Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Page 50: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

50

• Sertifikat-sertifikat yang dimiliki baik sertifikat tanah atau surat-surat

berhaga

• Bukti Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB)

• Dan Lain.

b. Aspek Pasar dan Pemasaran

Merupakan aspek untuk menilai apakah kredit yang dibiayai akan laku

di pasar dan bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan. Dalam aspek ini

yang akan dinilai adalah prospek usaha sekarang dan di masa yang akan

dating.

c. Aspek Keuangan

Untuk menilai keuangan perusahaan yang dilihat dari laporan

keuangan yaitu Neraca dan Laporan Laba/Rugi selama 3 tahun terakhir.

Analisis keuangan meliputi analisa dengan menggunakan rasio-rasio keuangan

seperti rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, dan

analisis peluang pokok.

d. Aspek Teknis/Opearsi

Dalam aspek ini yang dinilai adalah masalah lokasi usaha, kemudian

kelengkapan saran dan prasarana yang dimiliki, termasuk lay out gedung dan

ruangan.

e. Aspek Manajemen

Untuk menilai pengalaman peminjam dalam mengelola usahanya,

termasuk sumber daya manusia yang dimilkinya.

Page 51: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

51

f. Aspek Ekonomi Sosial

Untuk menilai dampak usaha yang diberikan terutama bagi masyarakat

luas baik ekonomi maupun sosial.

g. Aspek AMDAL

Aspek ini sangat penting dalam rangka apakah usaha yang dibuatnya

sudaj memenuhi criteria analisis dampak lingkungan terhadap darat, air, dan

udara sekitarnya.

4. Wawancara Pertama

Tahap ini merupakan penyidikan kepada calon peminjam dengan cara

berhadapan langsung dengan calon peminjam. Tujuannya adalah untuk

mendapatkan keyakinan apabila berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap

sperti yang bank inginkan. Wawancara ini juga untuk mengetahui keinginan

dan kebutuhan nasabah yang sebenarnya. Hendaknya dalam wawancara ini

dibuat serileks mungkin sehingga diharapkan hasil wawancara akan sesuai

dengan tujuan yang diharapkan. Pertanyaan yang diajukan dapat pula

dilakukan dengan wawancara terstruktur, tidak terstruktur atau wawancara

stress atau dengan cara menjebak nasabah.

5. Peninjauan ke lokasi (On the Spot)

Setelah memperoleh keyakinan atas keabsahan dokumen dari hasil

penyelidikan dan wawancara maka langkah selanjutnya adalah melakukan

peninjauan ke lokasi yang menjadi obyek kredit. Kemudian hasil on the spot

dicocokkan dengan hasil wawancara yang pertama. Pada saat hendak

melakukan on the spot hendaknya jangan diberitau kepada nasabah, sehingga

Page 52: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

52

apa yang kita lihat di lapangna sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Tujuan

peninjauan ke lapangan adalah untuk memastikan bahwa obyek yang akan

dibiayai benar-benar ada dan sesuai dengan apa yang tertulis dalam proposal.

6. Wawancara Kedua

Hasil peninjauan ke lapangan dicocokkan dengan dokumen yang ada

serta hasil wawancara satu dalam wawancara kedua. Wawancara kedua ini

merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan-

kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot di lapangan. Catatan yang

ada pada permohonan dan pada saat wawancara pertama dicocokkan dengan

pada saat on the spot apakah ada kesesuaian dan mengandung suatu

kebenaran.

7. Keputusan Kredit

Setelah melalui berbagai penilaian mulai dari kelengkapan dokumen

keabsahan dan keaslian dokumen serta penilaian yang meliputi seluruh aspek

studi kelayakan kredit maka langkah selanjutnya adalah keputusan kredit.

Keputusan kredit adalah untuk menentukan apakah kredit layak untuk

diberikan atau ditolak, jika layak maka, dipersiapkan administrasinya,

biasanya keputusan kredit akan mencakup:

• Akad kredit yang akan ditandatangani

• Jumlah uang yang diterima

• Jangka waktu kredit

• Dan biaya-biaya yang harus dibayar.

Page 53: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

53

Keputusan kredit biasanya untuk jumlah tertentu merupakan keputusan

tim. Begitu pula bagi kredit yang ditolak maka hendaknya dikirim surat

penolakan sesuai dengan alasannya masing-masing. (Kasmir, 2000: 95-101)

2.5 Sistem Pendukung Keputusan

2.5.1 Proses Berfikir menurut Islam

Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih

bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan”.(QS. Al Baqarah: 164)

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, yaitu dalam hal

ketinggian, kelembutan, dan keluasannya, serta bintang-bintang yang bergerak

dan yang diam, juga peredaran pada garis edarnya; dataran rendah dan

dataran tinggi; gunung, laut, gurun pasir, kesunyian, keramaian, dan segala

manfaat yang terdapat di dalamnya, pergantian siang dan malam, satu pergi

yang lain datang menggantikannya dengan tidak saling mendahului dan tidak

Page 54: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

54

sedikit pun mengalami keterlambatan meski hanya sekejap. Pada semuanya itu

terdapat bukti-bukti yang jelas menunjukkan keesaan-Nya.

Orang yang berzikir dan berfikir (secara murni) atau merenungkan

tentang fenomena alam raya, maka akan dapat sampai kepada bukti yang

sangat nyata tentang keesaan dan kekuasaan Allah SWT. Maka orang yang

memiliki akal pikiran yang murni dan jernih yang tidak diselubungi oleh

kabut-kabut ide yang dapat melahirkan kerancuan dalam berfikir. Termasuk di

dalamnya adalah orang yang mampu menyelesaikan masalah dengan adil,

yang benar dikatakan benar dan yang salah dikatakan salah.

Adil adalah "perhatian terhadap hak-hak individu dan memberikan

hak-hak itu kepada setiap pemiliknya". Pengertian inilah yang didefinisikan

dengan "menempatkan sesuatu pada tempatnya" atau "memberi pihak lain

haknya melalui jalan yang terdekat". Lawannya adalah "kezaliman", dalam

arti pelanggaran terhadap hak-hak pihak lain. Dengan demikian menyirami

tumbuhan adalah keadilan dan menyirami duri adalah lawannya. Sungguh

merusak permainan (catur), jika menempatkan gajah di tempat raja,

demikian ungkapan seorang sastrawan yang arif. Pengertian keadilan seperti

ini, melahirkan keadilan sosial.

Dalam surat An-Nisaa’ ayat 58 Allah SWT memerintahkan untuk

menetapkan hukum di antara manusia dengan adil. Untuk itu Muhammad bin

Ka’ab, Zaid bin Aslam dan Syahr bin Hausyab berkata: ” sesungguhnya ayat

ini diturunkan untuk para umara, yaitu para pemutus hukum diantara

manusia”. Allah SWT memerintahkan kalian untuk menunaikan amanat,

Page 55: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

55

menetapkan hukum di antara manusia dengan adil dan hal lainnya, yang

mencakup perintah-perintah dan syariat-syariat-Nya yang sempurna, agung

dan lengkap. (Abdullah, 2003: 336-337)

Oleh karenanya BPRS harus bersikap Amanah, contohnya memiliki

sikap keterbukaan, kejujuran, dan pelayanan yang optimal kepada nasabah.

Dan juga dalam kinerja perbankan harus benar-benar hati-hati dalam

menyalurkan kreditnya. Sehingga dalam menentukan kelayakan suatu kredit

maka dalam setiap tahap selalu dilakukan penilaian yang mendalam. Apabila

dalam penilaian mungkin ada kekurangan maka pihak bank dapat meminta

kembali ke nasabah atau bahkan langsung ditolak.

2.5.2 Pengertian Sistem

System merupakan kumpulan elemen yang saling berkaitan yang

bertanggung jawab memproses masukan (input) sehingga menghasilkan

keluaran (output). (Kusrini, 2007: 11)

Dalam kamus inggris – Indonesia – nya John M. Echols dan Hassan

Shadily, “sistem” diartikan sebagai susunan. Seperti misalnya yang terdapat

dalam kata sistem syaraf , berarti susunan syaraf, sistem jaringan berarti

susunan jaringan, dan lain sebagainya.

Menurut M.J Alexander dalam buku Information System Analysis:

Theory and Application, sistem merupakan suatu group dari elemen-elemen

baik yang berbentuk fisik maupun non fisik yang menunjukkan suatu

kumpulan saling berhubungan di antaranya dan berinteraksi bersama-sama

menuju satu atau lebih tujuan, sasaran atau akir dari suatu system.

Page 56: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

56

Dalam pengertian lain , “sistem” juga bisa diartikan sebagai “cara”.

Seperti misalnya kita sering mendengar kata-kata seperti sistem pengamatan,

sistem penilaian, sistem pengejaran, dan lain sebagainya. Istilah sistem juga

banyak dipakai dan dihubungkan dengan kata-kata seperti sistem pendidikan,

sistem perangkat lunak, sistem transportasi, dan lain sebagainya.

Dari sekian banyaknya arti kata sistem, kita akan mengambil

pengertian bahwa sistem adalah suatu kesatuan utuh yang terdiri dari beberapa

bagian yang saling berhubungan dan berinteraksi untuk mencapai tujuan

tertentu. (wahyono, 2004 : 12)

Sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan,

bekerja bersama, untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta

menghasilkan output dalam proses transformasi teratur. (O’brien, 2005: 29)

Sistem adalah sekumpulan komponen yang saling bekerja sama untuk

mencapai sustu tujuan. Masing-masing komponen memiliki fungsi yang

berbeda dengan yang lain, tetapi tetap dapat bekerja sama . Sistem pernafasan

kita terdiri atas hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Hidung digunakan untuk

menghirup udara, tenggorokan dipakai untuk menghantarkan udara masuk ke

dalam paru-paru, dan paru-paru berfungsi untuk mengambil oksigen dan

melakukan pembakaran sari makanan di dalam tubuh. Sistem akuntansi

perusahaan terdiri atas berbagai komponen yang digunakan untuk mencatat

data transaksi, mengolahnya, dan menyediakan informasi yang diperlukan

oleh semua pihak yang terkait.

Page 57: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

57

Fungsi sistem yang utama adalah menerima masukan, mengolah

masukan, dan menghasilkan masukan. Agar dapat menjalankan fungsinya ini,

sistem akan memiliki komponen-komponen input, proses, keluaran, dan

control untuk menjamin bahwa semua fungsi dapat berjalan dengan baik.

(Winarno, 2004:1.5)

2.5.3 Pengertian Keputusan

Keputusan merupakan kegiatan memilih suatu strategi atau tindakan

dalam pemecahan masalah tersebut. Tindakan memilih strategi atau aksi yang

diyakini manajer akan memberikan solusi terbaik atas sesuatu itu disebut

pengambilan keputusan. Tujuan dari keputusan adalah untuk mencapai target

atau aksi tertentu yang harus dilakukan.

Kriteria atau ciri-ciri dari keputusan adalah:

1. Banyak pilihan/alternative

2. Ada kendala atau syarat

3. Mengikuti suatu pola/model tingkah laku, baik yang terstruktur maupun

tidak terstruktur

4. Banyak input/variable

5. Ada factor resiko

6. Dibutuhkan kecepatan, ketepatan, dan keakuratan (kusrini, 2007: 7).

2.5.4 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan

Sistem pendukung keputusan (decision support system atau DSS)

adalah sistem informasi berbasis komputer yang menyediakan dukungan

Page 58: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

58

informasi interaktif bagi manajer dan praktisi bisnis selamam proses

pengambilan keputusan. Sistem pendukung keputusan menggunakan (1)

model analitis, (2) database khusus, (3) penilaian dan pandangan pembuat

keputusan, dan (4) proses permodelan berbasis computer yang interaktif untuk

mendukung pembuatan keputusan bisnis yang semiterstruktur dan tak

terstruktur. (O’brien, 2005: 448)

Sistem pemandu keputusan (SPK) adalah sebuah sistem yang

memandu pembuat keputusan. Sistem ini akan mendasarkan proses

pembuatan keputusan kepada aturan yang ditetapkan oleh para perancang

sistem. Sistem juga akan mendasarkan prosesnya kepada basis data yang ada

di dalam perusahaan.

Pengertian SPK seperti telah diuraikan pada paragraph di atas tersebut

mengandung beberapa pengertian, seperti yang diuraikan oleh Raymond

McLeod dan George P. Schell. Menurut McLeod dan Schell, SPK memiliki

komponen berikut ini:

• Suatu masalah dapat bervariasi struktur jalan keluarnya, ada yang

terstruktur dan ada yang tidak terstruktur.

• Proses pemecahan masalah terdiri atas empat langkah, yaitu: standar,

informasi, batasan, dan alternative jalan keluar.

• Pada awalnya, SPK banyak mengandalkan berbagai laporan dan model

matematis. Namun sekarang, DSS banyak yang sudah mengandalkan

pada proses pemecahan masalah dan OLAP (On-Line Analytical

Procedure).

Page 59: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

59

• SPK (atau DSS) dapat digunakan oleh seorang pembuat keputusan.

Namun SPK dikembangkan lebih jauh hingga dapat memandu

pembuatan keputusan untuk sekelompok orang. Sistem ini disebut

dengan Sistem Pemandu Keputusan Kelompok (SPKK) atau Group

Decision Support Systems (disingkat GDSS). (Winarno, 2004:14.3)

Sistem pendukung keputusan (Decision Support System atau DSS)

adalah sistem informasi yang bertujuan untuk membantu manajemen puncak

dalam mengambil keputusan yang tidak terstruktur. Keputusan tidak

terstruktur sifatnya tidak rutin. Disebut keputusan tidak terstruktur karena

masalahnya tidak jelas, jalan keluarnya pun juga tidak jelas. (winarno; 2004:

2.9)

Menurut Gorry dan Scott Morton (1971), sistem informasi yang hanya

menangani satu atau sedikit masalah pembuatan keputusan akan memberikan

bantuan yang lebih baik kepada seorang manajer. Gory dan Scott Morton juga

menjadi orang yang mulai memperkenalkan istilah Decision Support System

(DSS) untuk mejelaskan sistem informasi yang dapat memandu keputusan

para manajer.

Untuk menggambarkan struktur suatu keputusan, Garry dan Scott

Morton menggambarkan seperti di bawah ini. Tabel tersebut menunjukkan

hubungan keputusan dengan masalah dan pembuat keputusannya. Tabel

tersebut sering disebut dengan Gorry dan Scott Morton grid.

Dari table tersebut terlihat bahwa semakin tinggi tingkatan manajemen,

keputusan yang diambil semakin banyak mengandung ketidakpastian. Selain

Page 60: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

60

itu juga terlihat bahwa manajemen puncak juga tetap terlibat dalam pembuatan

keputusan terstruktur, meskipun bentuk keterlibatannya akan semakin kecil

bila dibanding dengan manajer level yang di bawahnya.

Sistem informasi yang diperlukan oleh masing-masing tingkatan

manajer memiliki karakteristik yang berbeda. Semakin rendah tingkatan

manajemen, system informasinya akan semakin terstruktur, yaitu system

pengolahan transaksi. Semakin tinggi tingkatan manajemen, semakin dekat

dengan system pemandu keputusan.

Tabel 2.1 Hubungan antara struktur masalah, tingkatan manajemen, dan contoh sistem informasi yang relevan

Tingkatan Manajemen

Operasional Pengendalian Strategis Terstruktur Piutang

Dagang Penerimaan Order Pencatatan Persediaan

Analisis Anggaran Forecasting jangka pendek

Pengaturan Transportasi barang Penyimpanan barang di gudang

Semi-Terstruktur

Penjadwalan Produksi Manajemen Kas

Analisis Selisih Penyusunan anggaran

Merger dan Akuisisi

Struktur Masalah

Tidak Terstruktur

Analisis PERT

Proses Produksi Pemasaran

Perancangan produk baru Litbang (R & D)

Gorry dan Scott Morton, menggambarkan hubungan antara struktur

masalah, tingkatan manajemen, dan contoh sistem informasi yang relevan.

(Winarno, 2004: 14.7-14.8)

Page 61: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

61

2.5.5 Komponen SPK

Sebagai sebuah sistem, SPK juga memiliki komponen yang agak

berbeda dengan komponen SPT dan SIM. Komponen SPK pada dasarnya

adalah sebagai berikut:

a. Basis data, yang berasal dari sumber internal (dicatat oleh perusahaan

dari berbagai transaksi yang selama ini terjadi) dan dari sumber

eksternal (diambil oleh perusahaan dari di luar perusahaan, misalnya

data industri, data statistic, dan data peraturan pemerintah).

b. Model dan pengetahuan mengenai masalah dan keputusan yang harus

diambil.

c. Berbagai perangkat analisis, yang digunakan untuk mencari jalan

keluar terbaik.

• What-if analysis. Analisis ini digunakan untuk mengetahui apa

yang terjadi apabila satu atau beberapa variable berubah. Berapa

laba yang akan diperoleh perusahaan bila harganya dinaikkan 10%

sedang biaya variable naik 8%? Apa yang terjadi dengan biaya gaji

kalau hari minggu kantor bagian penjualan tetap buka, dan

seterusnya.

• Sensitivity analysis. Analisis ini digunakan untuk mengetahui

pengaruh perubahan suatu variable terhadap variable yang lain.

Analisis ini akan melakukan perubahan secara berkali-kali terhadap

suatu variable, sehingga dapat diketahui apakah pengaruhnya

konsisten atau tidak.

Page 62: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

62

• Goal-seeking analysis. Analisis ini digunakan untuk mencari

solusi terbaik (misalnya laba tertinggi atau biaya terendah atau

waktu tersingkat) dari suatu masalah.

• Optimization analysis. Analisis ini digunakan untuk mencari

solusi yang paling menguntungkan bagi perusahaan, dan mirip

dengan goal-seeking analysis. Analisis ini biasanya memanfaatkan

perhitungan menggunakan linier programming.

KomponenPendukungKeputusanAnalitis

What-if analysis

Sensitivity analysis

Goal-seeking analysis

Optimization analysis

Gambar 2.1 Komponen DSS yang berupa alat analisis

Laporan ada tiga jenis, yaitu:

• Laporan rutin (periodic report), yang diterbitkan dan disediakan

secara berkala, memuat yang sudah standar, sehingga jarang

diperlukan oleh manajemen puncak.

• Laporan pengecualian (exception report), yang disediakan apabila

terjadi kondisi yang menyimpang dari kebiasaan. Sebagai contoh,

Page 63: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

63

terjadi penurunan produksi, maka harus segera dicari informasi

penyebab terjadinya penyimpangan tersebut sehingga dapat

diambil tindakan segera.

• Laporan atas permintaan (on-demand report), yaitu laporan yang

disediakan apabila manajemen memintanya. Laporan ini biasanya

berisi informasi yang benar-benar diperlukan oleh manajemen,

sehingga bermanfaat cukup besar dalam pembuatan keputusan.

(winarno, 2004: 14.8-14.10)

2.5.6 Tahap Pembuatan Keputusan

Cara orang membuat keputusan bisa berbeda-beda, tergantung kepada

sifat keputusan yang akan dibuat, keadaan saat timbul masalah, atau kebiasaan

orang yang membuat keputusan. Menurut Herbert A. Simon, pembuatan

keputusan melibatkan empat langkah, seperti tampak pada gambar di bawah

ini.

Intelligence

Choice

Design

Implementation

Gambar 2.2 Tahap pembuatan keputusan

Page 64: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

64

Tahap intelligence adalah tahap pengakuan adanya masalah. Masalah

dapat merupakan persoalan maupun kesulitan yang muncul dalam kehidupan

organisasi, atau dapat juga merupakan persoalan yang ditimbulkan sendiri

oleh pembuat keputusan.

Masalah yang sudah ada atau muncul (dengan sendirinya) misalnya

adalah persediaan barang di toko habis, maka jalan keluarnya adalah

mengambil barang dari gudang. Jika manajemen ingin menjual produk baru

yang sebelumnya belum pernah dijual, berarti manajemen telah menciptakan

masalah baru yang harus dipecahkan.

Tahap intelligence merupakan tahap yang paling penting dari tahapan-

tahapan pembuatan keputusan yang lain.

Tahap design adalah tahap perancangan berbagai alternative yang akan

dipilih. Contohnya, perusahaan akan membeli barang dagangan, tetapi

mendapat masalah misalnya membeli sebanyak berapa, dengan harga berapa,

membeli dimana, dan dibayar kapan. Masalah-masalah ini perlu disiapkan

beberapa jawabannya. Misalnya, perusahaan akan membeli berapa banyak.

Manajemen perlu menyiapkan alternative kalau membeli sebanyak 150 unit,

200 unit, atau 500 unit. Dengan data yang lain, perusahaan akan memilih salah

satu di antara angka tersebut.

Tahap choice adalah tahap memilih salah satu di antara berbagai

alternative yang sudah disiapkan dalam tahap design. Dalam tahap ini,

pembuat keputusan akan menggunakan model pemilihan alternative.

Page 65: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

65

Setelah memutuskan untuk memilih salah satu elternatif, maka

manajemen akan melaksanakan keputusan itu. Tahap ini merupakan tahap

implementation. (winarno, 2004: 14.10-14.11)

Dalam mengambil keputusan dilakukan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Identifikasi masalah

2. Pemilihan metode pemecahan masalah

3. Pengumpulan data yang dibutuhkan untuk melaksanakan model

keputusan tersebut

4. Mengimplementasikan model tersebut

5. Mengevaluasi sisi positif dari setiap alternative yang ada

6. Melaksanakan solusi yang ada. (Kusrini, 2007: 9)

2.5.7 Metode Pemilihan Alternatif

Manajemen tidak selamanya dapat memilih keputusan yang terbaik,

disebabkan karena adanya berbagai factor. Keputusan yang diambil oleh

manajemen, akan merupakan salah satu di antara tiga keputusan berikut ini.

1. Model optimization: digunakan untuk mencapai hasil yan paling baik.

Misalnya: untuk memperoleh keuntungan yang paling besar, perusahaan

memutuskan untuk memproduksi sebanyak 750 unit produk.

2. Model satisficing: membuat keputusan tanpa mempertimbangkan semua

alternative, dan keputusan yang dibuat belum tentu merupakan

alternative yang paling baik, karena keputusan yang paling baik,

mungkin sulit sekali diperoleh. Contoh: kalau perusahaan ingin

Page 66: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

66

membuka cabang, seharusnya dipilih daerah di pusat kota, tetapi karena

harga tanah dan bangunan terlalu mahal, maka di pinggiran kota pun

tidak apa-apa.

3. Model heuristic: adalah keputusan yang diambil berdasarkan aturan yang

sudah baku. Misalnya ada seorang raja wafat, mau tidak au anak laki-

lakinya harus menggantikannya, meskipun ia baru berumur 7 tahun.

(winarno, 2004: 14.11)

2.6 Basis Data

2.6.1 Definisi Data

Banyak terdapat pengertian data yang dirangkum dari berbagai

sumber. Bagian ini akan mengutip tiga pengertian data dari sudut pandang

yang berbeda-beda.

1. Menurut berbagai kamus bahasa Inggris-Indonesia, data diterjemahkan

sebagai istilah yang berasal dari kata ”datum” yang berarti fakta atau

bahan-bahan keterangan.

2. Dari sudut pandang bisnis, terdapat pengertian data bisnis sebagai berikut:

”Bussiness data is an organization’s description of things (resource) and

events (transaction) that it faces ”. Jika data, dalam hal ini disebut sebagai

data bisnis, merupakan deskripsi organisasi tentang suatu (resources) dan

kejadian (transactions) yang terjadi.

3. Pengertian yang lain mengatakan bahwa: ”data is the description of things

and events that we face”. Data merupakan deskripsi dari sesuatu dan

kejadian yang kita hadapi.

Page 67: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

67

4. Gordon B. Davis dalam bukunya Management informations, System

Conceptual Foundation, structures and development menyebut data

sebagai bahan mentah dari informasi, yang dirumuskan sebagai

sekelompok lambang-lambang tidak acak, yang menunjukkan jumlah atau

tindakan atau hal-hal lain.

Dari ke empat pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa

data adalah bahan baku informasi, didefinisikan sebagai kelompok teratur

simbol-simbol yang mewakili kuantitas, tindakan, benda, dan sebagainya.

Data terbentuk dari karakter, dapat berupa alphabet, angka, maupun symbol

khusus seperti *, $, dan /. Data disusun untuk diolah dalam bentuk struktur

data, struktur file dan basis data. (wahyono, 2004: 1-2)

2.6.2 Definisi Basis Data

Artinya: “ Inilah Kitab (catatan) kami yang menuturkan terhadapmu dengan

benar. Sesungguhnya kami Telah menyuruh mencatat apa yang Telah kamu kerjakan”. (QS. Al- Jaatsiyah:29)

Ibnu ‘Abbas dan juga yang lainnya bekata: “Malaikat akan menulis

semua amal perbuatan hamba Allah, lalu amal perbuatan itu dibawa naik ke

langit, dan kemudian disambut oleh para Malaikat yang menjaga tempat

penyimpanan amal perbuatan. Kepada mereka diperlihatkan Lauhul

Mahfuzh pada setiap malam lailatul Qodar, yang memuat semua apa yang

telah ditetapkan Allah bagi seluruh hamba-hamba-Nya sebelum mereka

Page 68: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

68

diciptakan, sehingga tidak ada penambahan satu huruf pun dan tidak pula

dilakukan pengurangan . kemudian, ia membacakan ayat :

(ótβθ è=yϑ ÷è s?Ο çFΖ ä.$ tΒ‡ Å¡ΨtG ó¡nΣ$ ¨Ζ ä.$‾Ρ Î)) Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menyuruh mencatat apa telah kamu kerjakan”. (Abdullah bin Muhammad. 2006)

Dari kutipan ayat diatas telah dijelaskan bahwa semua amal manusia

tercatan dalam suatu kitab dan catatan tersebut tidak akan hilang bahkan

rusak dan tidak pula tertukar, sebab semua catatan tersebut telah diatur dan

tersimpan rapi. Dari sini dapat diambil pelajaran bahwa kemahabesaran

Allah tidak akan bisa ditandingi. Dan manusia hanya mampu belajar apa

yang diajarkan oleh Allah kepada mereka melalui Al-Qur’an, sebab ilmu

Allah adalah maha luas.

Sejak manusia mulai mengenal tulisan, mereka telah mencoba

menulis segala hal yang dialaminya kedalam sebuah media. Seiring dengan

perkembangan peradaban kemudian ditemukan kertas oleh bangsa Cina dan

dijadikannya sebagai media untuk menulis. Dengan semakin banyaknya data

yang harus disimpan media kertas tidak lagi sanggup menampung, sehingga

para ilmuan memikirkan suatu metode dalam penyimpanan data yang kita

kenal sekarang ini dengan sebutan database. Ada banyak sekali model-

model dari database tersebut diantaranya adalah Database Desktop.

Sistem Basis Data adalah suatu sistem menyusun dan mengelola

record-record menggunakan computer untuk menyimpan atau merekam

serta memelihara data operasional lengkap sebuah organisasi/perusahaan

Page 69: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

69

sehingga mampu menyediakan informasi yang optimal yang diperlukan

pemakai untuk proses mengambil keputusan.

Basis data dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang seperti

dijelaskan berikut:

• Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang

diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali

dengan cepat dan mudah.

• Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara

bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redudansi) yang

tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan.

• Kumpulan file/tabel/arsip yang saling berhubungan yang disimpan

dalam media penyimpanan electronic. (mengkepe, 2004: 15)

2.6.3 Arsitektur Basis Data

Arsitektur sistem basis data dipengaruhi oleh sistem komputer di

mana sistem basis data dijalankan. Aspek-aspek arsitektur komputer seperti

network, paralellism, dan distribution tercermin dalam arsitektur basis data.

a. Sistem Tunggal

Pada arsitektur ini, database management system (DBMS), basis data

dan aplikasi basis data ditempatkan pada mesin (komputer) yang sama.

Dengan demikian, pemakai yang dapat menggunakannya di setiap saat

juga hanya satu orang (single user).

b. Sistem Tersentralisasi

Page 70: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

70

Arsitektur ini terdiri atas sebuah mesin server dan sejumlah terminal

(yang menjadi tempat user berinteraksi dengan sistem). Yang

tersentralisasi dalam arsitektur ini dapat mencakup basis data, DBMS,

dan aplikasi basis data atau basis data saja.

c. Sistem Client-Server

Sebagaimana sistem tersentralisasi, arsitektur ketiga ini juga diterapkan

pada sebuah sistem jaringan. Sistem client server ini ditunjukkan untuk

mengatasi kelemahan-kelemahan yang terdapat pada sistem

tersentralisasi yang pertama yaitu beratnya beban server yang harus

menangani semua proses, diatasi dengan mambagi beban itu menjadi 2

(dua) bagian: client (yang menjalankan aplikasi basis data) dan server

(yang menjalankan DBMS dan berisi basis data ) pada mesin yang

berbeda. Dan kelemahan yang ke dua yaitu padatnya lalu lintas data

antara server dan workstation, diatasi dengan mekanisme transfer data

yang lebih efisien. (fatansyah, 1999).

2.7 Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem adalah menyusun suatu sistem baru untuk

menggantikan sistem yang lama secara menyeluruh atau menyempurnakan

sistem yang telah ada/berjalan. Jadi tujuan pengembangan sistem adalah

mengorganisasikan sistem informasi guna mengatasi berbagai problema yang

terjadi dalam suatu organisasi.

Model sekuensial linier seringkali disebut juga sebagai model air

terjun (waterfall), sebagaimana digambarkan berikut ini:

Page 71: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

71

Rekayasa

Analisis

Perancangan

Implementasi

Pengujian

Pemeliharaan

Gambar 2.3 Model Pengembangan Sistem

Model sekuensial linier mengusulkan sebuah pendekatan kepada

perkembangan perangkat lunak yang sistematik dan sekuensial mulai pada

tingkat dan kemajuan sistem pada analisis, desain, pengkodean, pengujian dan

pemeliharaan.

Model ini mempunyai aktivitas-aktivitas sebagaimana dijelaskan

berikut:

1. Analisis kebutuhan Perangkat Lunak

Proses pengumpulan kebutuhan dintensifkan dan difokuskan khususnya

pada perangkat lunak. Untuk memahami sifat program yang dibangun,

analyst harus memahami domain informasi, tingkah laku, unjuk kerja, dan

interface yang diperlukan. Kebutuhan, baik untuk sistem maupun

perangkat lunak didokumentasikan dan dilihat lagi dengan pelanggan.

Page 72: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

72

2. Desain

Desain perangkat lunak sebenarnya adalah proses multi langkah yang

berfokus pada empat atribut sebuah program yang berbeda yaitu struktur

data, arsitektur perangkat lunak, representasi interface dan detil

(algoritma) prosedural. Proses desain menerjemahkan kebutuhan ke dalam

sebuah representasi perangkat lunak yang dapat diperkirakan demi kualitas

sebelum dimulai proses pengkodean. Desain didokumentasi dan menjadi

bagian dari konfigurasi perangkat lunak.

3. Pengkodean

Hasil desain harus diterjemahkan ke dalam machine readable form (bentuk

yang bisa dimengerti oleh mesin). Tugas inilah yang dilakukan pada tahap

ini. Jika desain dilakukan dengan cara yang lengkap, maka pembuatan

kode dapat diselesaikan.

4. Pengujian

Sekali kode dibuat, pengujian program dimulai. Proses pengujian berfokus

pada logika internal perangat lunak, memastikan bahwa semua pernyataan

sudah diuji, dan pada eksternal fungsional yaitu mengarahkan pengujian

untuk menemukan kesalahan-kesalahan dan memastikan bahwa input atau

masukan tertentu, akan memberikan hasil aktual yang sesuai dengan

kebutuhan.

5. Pemeliharaan

Perangkat lunak akan mengalami perubahan setelah disampaikan kepada

pelanggan. Perubahan akan terjadi karena kesalahan-kesalahan yang

Page 73: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

73

ditemui, karena perangkat lunak harus disesuaikan untuk mengakomodir

perubahan-perubahan di lingkungan eksternalnya (contohnya perubahan

yang dibutuhkan sebagai akibat dari perangkat pheriperal atau sistem

operasi baru), atau karena pelanggan membutuhkan perkembangan

fungsional atau unjuk kerja. Pemeliharaan perangkat lunak

mengaplikasikan lagi setiap fase program sebelumnya dan tidak membuat

yang baru lagi.

2.8 Konsep Model Analytical Hierarchi Process (AHP)

Pada dasarnya, proses pengambilan keputusan adalah memilih suatu

alternatif. Peralatan utama AHP adalah sebuah hierarki fungsional dengan

input utamanya persepsi manusia. Keberadaan hierarki memungkinkan

dipecahnya masalah kompleks atau tidak terstruktur dalam sub-sub masalah,

lalu menyusunnya menjadi suatu bentuk hierarki.

AHP memiliki banyak keunggulan dalam menjelaskan proses

pengambilan keputusan. Salah satunya adalah dapat digambarkan secara grafis

sehingga mudah di pahami oleh semua pihak yang terlibat dalam pengambilan

keputusan.

Prinsip Dasar AHP

Dalam menyelesaikan permasalahan dengan AHP ada beberapa prinsip

yang harus di pahami, di antaranya adalah:

1. Membuat hierarki

Page 74: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

74

Sistem yang kompleks bisa di pahami dengan memecahnya menjadi

elemen-elemen pendukung, menyusun elemen secara hierarki, dan

menggabungkannya atau mensintesisnya.

2. Penilain kriteria dan alternatif

Kriteria dan alternatif dilakukan dengan perbandingan berpasangan.

Menurut Saaty (1988), untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah

skala terbaik untuk mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat

kualitatif dari skala perbandingan Saaty bisa diukur menggunakan tabel

analisis seperti tabel berikut:

Tabel 2.2 Analisis Skala perbandingan

Intensitas kepentingan Keterangan 1 Kedua elemen sama pentingnya 3 Elemen yang satu sedikit lebih penting

daripada elemen yang lainnya 5 Elemen yang satu lebih penting

daripada elemen lainnya 7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting

daripada elemen lainya 9 Satu elemen mutlak penting dari pada

elemen lainnya 2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai

pertimbangan yang berdekatan Kebalikan Jika aktifitas i mendapat satu angka

dibandingkan dengan aktifitas j, maka j memilki nilai kebalikannya dibandingkan dengan i.

3. Synthesis of priority (menentukan prioritas)

Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakaukan perbandngan

berpasangan (pairwise comparison). Nilai-nilai perbandinngan relatif dari

seluruh alternatif kriteri bisa disesuaikan dengan judgement yang telah

ditentukan untuk menghasilan bobot dan prioritas. Bobot danprioritas

Page 75: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

75

dihitung dengan memanipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan

matematika.

4. Logical consistency (konsistensi logis)

Konsistensi memiliki dua makana. Peratama, objek-objek yang serupa

bisa diklempokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Kedua,

menyangkut tingkat hubungan antar objek yang didasarkan pada kriteria

tertentu.

Prosedur AHP

Pada dasarnya, prosedur atau langkah-langkah dalam metode AHP

meliputi:

1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu

menyusun hierarki dari permasalahan yang dihadapi. Menyusun

hierarki adalah dengan menetapkan tujuan yang merupakan sasaran

sistem secara keseluruhan pada level teratas.

2. Menentukan prioritas elemen

o Langkah pertama dalam menentukan prioritsa elemen adlah

memebuat perbandinagn pasangan, yaitu membandingkan elemen

secara berpasangan sesuai kriteria yang diberikan.

o Matriks perbandingn berpasangan diisi menggunkan bilangan

untuk mempresentasikan kepentingan relatif dari suatu elemen

terhadap elemen yang lainnya.

3. Sintesis

Page 76: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

76

Pertimbangan-pertimbangan erhadap perbandingan berpasangan

disintesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas. Hal-hal yang dilakukan

dalam langkah ini adalah:

o Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks.

o Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang

bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks.

o Menumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan

jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata-rta .

4. Mengukur konsistensi

Dalam pembuatan keputusan, penting untuk mengetahui sebeapa

baik konsistensi yang ada karena kita tidak menginginkan keputusan

berdasarkan pertimbangan dengan konsistensi yang rendah. Hal-hal yang

dilakukan dalam langkah ini adalah:

o kalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas relatif

elemen pertama, nilai pada kolom kedua dengan prioritas relatif

elemen kedua, dan seterusnya.

o Jumlahkan setiap baris.

o Hasi dari pejumlahan baris dibagi dengan elemen prioritas relatif

yan bersangkutan.

o Jumlahkan hasil bagi di atas dengan banyaknya elemen yang ada,

hasilnya disebut λ maks.

5. Hitung Consistency Index (CI) dengan rumus :

CI = ( λ maks-n)/n

Page 77: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

77

Di mana n = banyaknya elemen

6. Hitung Rasio Konsistensi / Consistency Ratio (CR) dengan rumus :

CR=CI/IR

Di mana CR=Consistency Ratio

CI=Consistency Index

IR=Indeks Random Consistency

7. Memeriksa konsistensi hierarki.

Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian data judgment harus

diperbaiki. Namun jika ratio konsistensi (CI/IR) kurang atau sama dengan

0,1. maka hasil perhitungan bisa dinyatakan benar.

Daftar index random konsistensi (IR) bisa dilihat dalam tabel di

abwah ini.

Tabel 2.3 Daftar indeks random konsistensi

Ukuran matriks Nilai IR 1,2 0,00 3 0.58 4 0.90 5 1.12 6 1.24 7 1.32 8 1.41 9 1.45 10 1.49 11 1.51 12 1.48 13 1.56 14 1.57 15 1.59

Page 78: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

78

2.9 Bank Pengkreditan Rakyat Syari’ah (BPRS)

Pengertian BPRS adalah BPR yang pola operasionalnya mengikuti

prinsip-prinsip muamalah islam. (perwataatmadja, 1992: 95)

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an :

Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan”. (QS. Ali ’Imran: 130)

Dalam ayat ini terdapat nas yang secara jelas mengharamkan riba,

yang disertai dengan penjelasan yang menerangkan bahwa riba yang bersifat

pemerasan dari golongan ekonomi kuat terhadap ekonomi lemah itu

mengandung penganiayan. Dengan riba, pihak yang berutang pada umumnya

kaum lemah (dhuafa’) tidak mampu mengembalikan utangnya kepada pihak

yang meminjamkan. Jika tidak bisa melunasi utangnya pada waktu yang

dijanjikan, pihak yang berutang dipaksa melipatgandakan pembayaran

utangnya dengan imbalan penundaan jangka waktu pembayaran. Riba seperti

ini disebut riba an-nasi’ah, dan dalam ayat tersebut hukumnya diharamkan

secara juz’i. Artinya riba yang diharamkan adalah riba yang hanya mempunyai

sifat berlipat ganda. Mengenai riba yang tidak berlipat ganda, hukumnya

ditetapkan Allah pada ayat yang diturunkan berikutnya.

Berdirinya BPRS secara umum menurut perwataatmadja (1992:96)

mengandung pengertian sebagai langkah aktif dalam rangka restrukturisasi

Page 79: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

79

perekonomian Indonesia yang dituangkan dalam berbagai paket kebijakan

keuangan, kebijakan, perbankan secara umum. Sedangkan secara khusus

adalah mengisi peluang terhadap kebijaksanaan yang membebaskan baik

penentapan tingkat suku bunga (rate interest), yang selanjutnya secara luas

dikenal sebagai system perbankan islam, dalam skala / outlet retail banking

(rual bank)

Adapun tujuan yang dikehendaki dengan berdirinya BPRS menurut

perwaatmadja, (1992:96) adalah:

1) Meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat terutama masyarakat

golongan ekonomi lemah.

2) Meningkatkan pendapatan perkapita.

3) Menambah lapangan kerja terutama di kecamatan-kecamatan.

4) Menambah ukhuwah islamiyah melalui kegiatan ekonomi.

5) Mengurangi urbanisasi.

Pengertian BPR menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998 adalah

bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan

prinsip syari’ah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu

lintas pembayaran.

Berdirinya BPRS di indonesia selain didasari oleh tuntutan

bermuamalah secara islam yang merupakan keinginan kuat dari sebagian besar

umat islam di indonesia, juga sebagai langkah aktif dalam rangka restrukturasi

perekonimian indonesia yang dituangkan dalam berbagai paket kebijaksanaan

keuangan, moneter, perbankan secara umum.

Page 80: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

80

Konsep dasar operasional BPRS, sama dengan konsep dasar

operasional pada bank muamalat Indonesia, yaitu: sistem simpanan murni (al-

wadi’ah), system bagi hasil, sistem jual beli dan margin keuntungan, sistem

sewa dan sistem upah. (Warkum Sumitro, 2004: 130).

Adapun kegiatan-kegiatan operasional BPRS adalah sebagai berikut:

(Warkum Sumitro, 2004: 130-134)

1) Mobilisasi Dana Masyarakat

BPRS akan mengerahkan dana dari masyarakat dalam bentuk seperti:

menerima simpanan wadi’ah, menyediakan fasilitas tabungan, dan

deposito berjangka. Fasilitas ini dapat digunakan untuk menitip infaq,

sedekah dan zakat, mempersiapkan ongkos naik haji, merencanakan

qurban, akikah, dan lain-lain.

a) Simpanan amanah

BPRS menerima titipan amanah berupa dana infaq, sedekah, zakat,

karena bank dapat menjadi perpanjangan tangan baitul maal dalam

menyimpan dan menyalurkan dana umat agar dapat bermanfaat

secara optimal.

b) Tabungan wadi’ah

BPRS menerima tabungan, baik pribadi maupun badan usaha

dalam bentuk tabungan bebas. Akad penerimaan dana ini

berdasarkan wadi’ah yaitu titipan-titipan yang tidak menanggung

risiko kerugian, serta bank akan memberikan kadar profit kepada

Page 81: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

81

penabung sejumlah tertentu dari bagi hasil yang diperoleh bank

dalam pembiayaan kredit pada nasabah.

c) Deposito wadi’ah atau deposito mudharabah

BPRS menerima deposito berjangka baik pribadi maupun badan /

lembaga. Akad penerimaan deposito adalah wadi’ah atau

mudharabah dimana bank menerima dana masyarakat berjangka 1,

3, 6, 12 bulan dan seterusnya, sebagai penyertaan sementara pada

bank.

2) Penyaluran Dana

a) Pembiayaan mudharabah

b) Pembiayaan musyarakah

c) Pembiayaan bai’u bithamam ajil

d) Pembiayaan murabahah

e) Pembiayaan qardhul hasan

f) Jaminan / agunan

3) Jasa Perbankan Lainnya

Secara bertahap BPRS akan menyediakan jasa untuk memperlancar

pembiayaan pembayaran dalam bentuk proses transfer dan inkaso,

pembayaran rekening listrik, air, telepon, angsuran KPR dan lainnya.

2.10 Perangkat Pemodelan Sistem dalam Pembuatan suatu Program.

Didalam merancang sistem informasi diperlukan suatu pemodelan

sistem untuk menggambarkan dan mengkomunikasikan secara sederhana

rancangan sistem yang dibuat, agar sistem mudah dipahami dan dikoreksi.

Page 82: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

82

Melalui pemodelan sistem, dapat digambarkan aliran data yang akan

diproses menjadi informasi dan aliran distribusinya secara sederhana, sehingga

arus data dan informasi dapat terlihat secara jelas.

Ada tiga alasan yang menyebabkan pemakaian pemodelan sistem,

yaitu: (Pohan&Bahri, 1997:9)

1. Dapat memfokuskan perhatian pada hal-hal penting dalam sistem tanpa

mesti terlibat terlalu jauh

2. Mendiskusikan perubahan dan koneksi terhadap kebutuhan pemakai

dengan resiko dan biaya minimal

Menguji pengertian penganalisa sistem terhadap kebutuhan pemakai

dan membantu pendisain sistem dan pemrograman membangun sistem

Dalam dunia pemodelan sistem terdapat sejmlah cara yang

mempresentasikan sistem melalui diagram, perangkat pemodelan sistem

tersebut meliputi:

2.10.1 Diagram Konteks (Context Diagram)

Diagram Konteks digunakan untuk menggambarkan suatu interaksi

dalam sistem informasi secara umum diperlukan suatu diagram konteks yang

menjelaskan mengenai keterkaitan sistem informasi tersebut dengan entitas-

entitas yang ada didalam sistem.

Diagram konteks menyoroti sejumlah karakteristik penting sistem,

yaitu:

� Kelompok pemakai, organisasi atau sistem lain, dimana sistem

melakukan komunikasi yang disebut terminator

Page 83: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

83

� Data masuk, data yang diterima sistem dari lingkungan dan harus

diproses dengan cara tertentu

� Data keluar, data yang dihasilkan sistem dan diberikan ke dunia luar

� Penyimpana data (data store), digunakan secaa bersamaan bersama

antara sistem dengan terminator. Data ini dapat dibuat oleh sistem

dan digunakan oleh lingkungan atau sebaliknya, dibuat oleh

lingkungan dan digunakan oleh sistem. Hal ini berarti pembuatan

sistem data store dalam diagram konteks dibenarkan, dengan syarat

simbol tersebut merupakan bagian dari dunia di luar sistem

� Batasan antara sistem dan lingkungan (rest of the word)

Aturan-aturan konteks diagram antara lain:

� Jika terdapat banyak terminator yang mempunyai banyak masukan

dan keluaran, diperbolehkan untuk digambarkan lebih dari satu kali

sehingga mencegah penggambaran yang terlalu rumit, dengan

ditandai secara khusus untuk menelaskan bahwa terminator yang

dimaksud adalah identik

� Jika terminator mewakili individu atau personil, sebaiknya diwakili

oleh peran yang dimainkan personil tersebut. Alasan pertama adalah

kerana personil yang berfungsi melakukan itu dapat berganti

sedangkan diagram konteks harus tetap akurat walaupun personil

berganti. Alasan kedua adalah seorang personil dapat memainkan

lebih dari satu peran

Page 84: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

84

� Karena fokus utama adalah mengembangkan model esensi, maka

penting untuk membedakan sumber (sources) dan pelaku (handler).

Pelaku adalah mekanisme, perangkat atau media fisik yang

mentransformasikan data ke atau dari sistem. Karena pelaku serig

kali familiar dengan pemakai dalam implementasi sistem berjalan,

maka sering menonjol sebagai sesuatu yang harus digambarkan lebih

dari sumber data itu sendiri. Sedangkan sistem baru dengan konsep

pengembangan teknologinya membuat pelaku menjadi sesuatu yang

tidak perlu digambarkan.

2.10.2 Data Flow Diagram (DFD).

Menurut Pohan dan Bahri (1997:16) Data Flow Diagram (DFD) ini

menggambarkan model sistem sebagai jaringan kerja antar fungsi yang

berhubungan satu sama lain dengan aliran dan penyimpanan data. Sebagai

perangkat analisis, model ini hanya mampu memodelkan sistem dari satu

sudut pandang yaitu sudut pandang fungsi. Pada sjumlah kasus, model ini

biasa dinamakan berbeda seperti buble chart, buble diagram, process model,

work flow diagram dan function model.

DFD ini tidak hanya dapat digunakan untuk memodelkan sistem

pemrosesan informasi tetapi bisa juga sebagai jalan untuk memodelkan

keseluruhan organisasi, sebagai perencana kerja dan perencana strategi.

Ada empat komponen dari Data Flow Diagram : (Pohan dan Bahri,

1997:16)

Page 85: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

85

• Proses, merupakan kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang,

mesin atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk kedalam

proses untuk dihasilkan arus data yang akan keluar dari proses.

(Sumber : Kendall & Kendall, 2003:265)

Gambar 2.4 Proses

• Arus Data, komponen ini mengalir diantara proses, simpanan data

dan kesatuan luar. Arus data ini menunjukkan arus dari data yang

dapat berupa masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem.

(Sumber : Kendall & Kendall, 2003:265)

Gambar 2.5 Aliran

• Simpanan Data, merupakan simpanan dari data yang dapat berupa

database di sistem komputer, arsip, kotak tempat data di meja

seseorang, tabel acuan manual, dan agenda atau buku.

(Sumber : Kendall & Kendall, 2003:265)

Gambar 2.6 Simpanan Data

• Kesatuan Luar, merupakan kesatuan (entitas) di lingkungan luar

sistem yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang

Page 86: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

86

berada di lingkungan luarnya yang akan memberikan input atau

menerima output dari sistem.

(Sumber : Kendall & Kendall, 2003:265)

Gambar 2.7 Kesatuan Luar

Data Flow Diagram level n merupkan suatu diagram level yang

berfungsi menjabarkan diagram konteks (diagram level sebelumnya) pada

suatu sistem. Level tertinggi dalam DFD hanya mempunyai sebuah proses

yang memodelkan seluruh sistem. Pemberian nomor pada setiap proses dalam

DFD berguna untuk memudahkan penurunan DFD pada level yang lebih

rendah.

2.10.3 Diagram Entity Relationship (Diagram ER)

Pada model relasional, basis data akan dikelompokkan kedalam

berbagai tabel dua dimensi, disetiap pertemuan baris dan kolom item-item data

(satuan data terkecil) ditempatkan. Model Entity-Relationship yang berisi

komponen-komponen himpunan entitas dan himpunan relasi yang masing-

masing dilengkapi dengan atribut-atribut yang merepresentasikan seluruh

fakta dari dunia nyata yang ditinjau, dapat digambarkan dengan lebih

sistematis dengan menggunakan Diagram E-R.

Kardinalitas relasi dapat dinyatakan dengan banyaknya garis cabang

atau dengan angka (1 dan 1 untuk relasi satu ke satu, 1 dan N untuk relasi satu

ke banyak atau N dan N untuk relasi banyak ke banyak). Kardinalitas relasi

Page 87: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

87

menunjukkan jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas

pada himpunan entitas yang lain. Adapun kardinalitas yang terjadi antara dua

himpunan entitas dapat berupa (Fathansyah, 1999, hal.71):

1. Satu ke satu (one to one), yang berarti setiap entitas pada himpunan

entitas satu berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada

himpunan entitas lainnya, dan juga sebaliknya.

2. Satu ke banyak (one to many), yang berarti setiap entitas pada

himpunan entitas satu dapat berhubungan dengan banyak entitas

pada himpunan entitas lainnya, akan tetapi tidak sebaliknya.

3. Banyak ke satu (many to one), yang berarti setiap entitas pada

himpunan entitas satu berhubungan dengan paling banyak satu

entitas pada himpunan entitas lainnya, akan tetapi tidak sebaliknya.

4. Banyak ke banyak (many to many), yang berarti setiap entitas pada

himpunan entitas satu dapat berhubungan dengan banyak entitas

pada himpunan lainnya, dan juga sebaliknya.

Kardinalitas relasi satu ke banyak dan banyak ke satu dapat dianggap

sama, karena tinjauan kardinalitas relasi selalu dilihat dari satu sisi (dari

himpunan entitas A ke himpunan entitas B dan dari himpunan entitas B ke

himpunan entitas A).

2.10.4 Bagan Alir (Flowchart.)

Bagan alir (Flowchart) dapat didefinisikan sebagai sebuah

bagan (chart) yang menunjukkan aliran di dalam program atau prosedur

Page 88: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

88

sistem secara logika (Jogianto, 1999: 75). Flowchart ini biasanya digunakan

sebagai alat bantu komunikasi dan untuk dokumentasi.

Bagan alir sistem merupakan bagan yang menunjukkan arus

kegiatan dari keseluruhan sistem. Bagan ini menjelaskan urutan–urutan dari

prosedur–prosedur yang ada dalam sistem. Bagan alir sistem menunjukkan

apa yang dikerjakan di sistem.

2.10.5 Dependecy Diagram

Dependency diagram adalah diagram yang menjelaskan hubungan

antara faktor penentu, inputan pertanyaan, aturan, nilai dan rekomendasi yang

dibuat pada pemodelan knowledge base. Dengan melihat dependency diagram

dapat diketahui rekomendasi-rekomendasi yang diberikan jika satu syarat

keadaan memenuhi syarat keadaan yang lain atau pun jika salah satu syarat

tidak dipenuhi maka akan menghasilkan rekomendasi yang berbeda.

Jumlah masukan dari dependency diagram harus lebih dari satu,

dimana masukan tersebut berguna dalam proses pengambilan suatu keputusan.

Hasil dari dependency diagram dapat berupa suatu rekomendasi, serta dapat

pula berupa nilai yang sudah diproses.

2.11. Borland Delphi 7.0

Borland Delphi merupakan suatu bahasa pemrograman yang

memberikan berbagai fasilitas pembuatan aplikasi visual. Keunggulan bahasa

pemrograman ini terletak pada produktivitas, kualitas, pengembangan

perangkat lunak, kecepatan kompilasi, pola desain yang menarik serta

Page 89: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

89

diperkuat dapat digunakan untuk merancang program aplikasi yang dimiliki

tampilan seperti program aplikasi lain yang berbasis windows.

Bahasa Pemrograman Delphi termasuk dalam salah satu bahasa

pemrograman visual adalah generasi lanjut pemrograman pascal. Adapun, rilis

pertamanya (versi Delphi pertama) adalah tahun 1995, kemudian berlanjut

sampai rilis ketujuh pada tahun 2002 dan kini rilis terbarunya adalah Delphi 8

dan 2005. Pemrograman Delphi sendiri dibuat oleh Borland International

Corporation dan berjalan di atas platform (sistem operasi) Windows,

sedangkan sebagai pengetahuan yang berjalan di atas platform (sistem operasi)

Linux adalah Kylic, yang merupakan saudara kembarpemrograman Delphi.

(jamaluddin, 2005: 1)

Delphi adalah software buatan Borland yang sangat populer. Berbeda

dengan software Windows umumnya, Delphi bukanlah software aplikasi

seperti MS Office atau permainan game. Delphi adalah sebuah bahasa

pemrograman, Development Language, aplikasi umtuk membuat aplikasi.

Delphi digunakan untuk membangun Windows, aplikasi grafis, aplikasi

visual, bahkan aplikasi jaringan (client/server) dan berbasis internet. (husni,

2004: 1)

Secara umum, kemampuan Delphi adalah menyediakan komponen-

komponen dan bahasa pemrograman yang andal, sehingga memungkinkan

untuk membuat program aplikasi sesuai dengan keinginan, dengan tampilan

dan kemampuan yang canggih.

Page 90: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

90

2.12. Interbase 6.5

Interbase merupakan program aplikasi database untuk menangani dan

mengelola database oleh sebuah perangkat lunak yang sangat terkenal, yaitu

Borland. (Bambang robi’in, 2002).

Interbase dapat ditemukan dalam satu paket dengan program Delphi.

Tujuannya adalah agar pemakai lebih mudah mengakses data. Delphi

merupakan program aplikasi database berbasis Windows yang menyertakan

banyak komponen untuk mengakses database dan mempresentasikan isi dari

informasi (Bambang robi’in, 2002).

Page 91: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

91

BAB III

DESAIN DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

3.1.1 Sejarah Perusahaan

Dengan semakin meningkatnya kebutuhan umat Islam akan adanya

lembaga keuangan yang bernafaskan Islam, dan mayoritas penduduk

Indonesia adalah muslim, maka dari itu merupakan sebuah peluang yang

harus di cermati di samping sebagai sarana dakwah dan menyebarkan (syiar)

ajaran Islam. Realitas tersebut menggugah inisiatif Dr. H. Roeslan Djaelani

dan Dra Hj Betty Mahmud untuk memprakarsai berdirinya Bank Syari’ah.

Dengan mengajukan izin prinsip pendirian Bank Syariah, PT. BPRS

Bumi Rinjani Batu berdiri pada tanggal 5 oktober 2001 sesuai dengan

ketetapan Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia R.I Keputusan

Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI No. C- 17734 HT. 01. 01.

Th. 2002 Tentang pengesahan akta pendirian Perseroan Terbatas Menteri

Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI bahwa mengesahkan akta pendirian

PT. Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah Bumi Rinjani Batu NP. WP. 02. 212.

396.2.628.000 berkedudukan di Batu sesuai format isian akta notaris model

1 yang tersimpan dalam database, salinan akta nomer 51, tanggal 5 Oktober

2001 yang dibuat oleh notaris Asrul Hakim, SH. berkedudukan di

Kepanjen.

Selanjutnya sesuai dengan surat keputusan Deputi Gubernur BI N0.

4/164/ KEP. DPG/ 2002 tanggal 31 oktober 2002 telah disetujui izin usaha

Page 92: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

92

kepada PT. BPRS Bumi Rinjani Batu. Dan PT. BPRS Bumi Rinjani Batu

mulai beroperasi tanggal 11 November 2002.

Jenis Usaha : Lembaga Keuangan syariah ( Bank Syariah)

Berdiri : Pada hari jumat tanggal 05 Oktober 2001 sesuai dengan

Akta Pendirian Nomor 51 dengan Notari ASRUL HAKIM,

Sarjana Hukum. Dan disahkan oleh Menteri Kehakiman

Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia di Jakarta

Pada tanggal 16 September 2002 oleh ZULKARNAEN

YUNUS, SH.,MH NIP. : 040034478.

Izin Usaha : Izin usaha PT. BPR Syariah Bumi Rinjani Batu

ditetapkan di Jakarta pada tanggal 31 Oktober 2002 oleh

DEPUTI GUBENUR BANK INDONESIA ttd MAMAN

H. SOMANTRI. Dan salinan sesuai aslinya Biro Perbankan

Syariah Bank Indonesia ttd HARISMAN.

Lokasi : Jl. Dewi Sartika Nomor 10 Desa Temas Kec. Batu. Kota

Batu.

Visi, Misi dan Motto

Visinya yaitu: “Membawa Ummat Insya Allah menuju Kemakmuran dan

Kesejahteraan”

Misinya yaitu: “Memberi contoh dan menjadi contoh dalam bermu’amalah

berdasar dan bersandar kepada Al-Qur’an dan Hadits.

Mottonya yaitu: “Amanah Dalam Bermua’amalah.”

Page 93: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

93

3.1.2 Job Description

A. Dewan Pengawas Syariah

Tugas dan tanggung jawab :

1. Mengawasi dan mengevaluasi sistem operasi dan produk-produk

bank dan tidak menyalahi konsep Syariah Islam serta memberi

keputusan berlaku tidaknya produk-produk yang baru diciptakan.

2. Membantu bagian marketing dalam merancang produk-produk yang

sesuai dengan Syariah Islam.

3. Mengevaluasi kebijakan-kebijakan bank yang baru ditetapkan oleh

direksi.

4. Menghadiri pertemuan bulanan pada hari Sabtu minggu ketiga

dengan komisaris/ Pemegang saham dan Direksi di kantor PT. Bank

Syariah Bumi Rinjani Batu.

5. Membantu direksi dalam mengoperasikan bank agar sesuai dengan

Syariah Islam.

BB.. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris bertugas mengawasi dan mengarahkan

operasional yang dilaksanakan oleh Direksi agar tetap mengikuti

kebijaksanaan Bank seperti tercantum dalam Undang-Undang Perbankan

maupun Anggaran Dasar.

Tugas dan tanggung jawab :

1. Mempertimbangkan, menyempurnakan dan mewakili para pemegang

saham dalam memutuskan perumusan umum kebijaksanaan bank

Page 94: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

94

yang baru diusulkan oleh Direksi untuk dilaksanakan Bank pada

masa yang akan datang.

2. Menyelenggarakan Rapat Umum Luar Biasa para pemegang saham

dalam hal pembebasan tugas dan kewajiban direksi.

3. Mempertimbangkan dan menyetujui Rancangan Anggaran

Perusahaan dan Rencana Kerja untuk tahun buku yang baru

diusulkan oleh Direksi.

4. Mempertimbangkan dan memutuskan permohonan pembiayaan yang

diajukan kepada bank yang jumlahnya melebihi jumlah maksimum

yang dapat diputuskan Direksi.

5. Menyetujui atau menolak jenis pelayanan baru yang dapat diberikan

bank kepada masyarakat atas usul Direksi.

6. Menyetujui semua hal yang menyangkut perubahan-perubahan

modal dan pembagian laba.

7. Ikut bergabung dengan komite pembiayaan setiap 2 minggu sekali di

kantor.

8. Pertemuan setiap bulan sekali dengan Dewan Pengawas Syariah dan

Direksi pada hari Jum’at minggu terakhir.

CC.. Direksi

Direksi terdiri dari seorang direktur Utama dan seorang Direktur.

Direksi memimpin serta mengawasi kegiatan Bank sehari-hari dengan

kebijaksanaan umum yang telah disetujui Dewan Komisaris dalam

meningkatkan tujuan Perusahaan.

Page 95: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

95

Tugas dan tanggung jawab :

1. Direktur Utama

a. Bank dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari dipimpin oleh

seorang Direktur Utama.

b. Direktur Utama dalam menjalankan tugasnya melaksanakan

kebijaksanaan Bank sehari-hari mengikuti kebijaksanan umum

yang digariskan oleh komisaris.

c. Memimpin, mengkoordinasikan semua kegiatan Bank dan

bertindak mewakili Bank di dalam dan diluar pengadilan.

d. Membina tugas-tugas dalam lingkungan Bank untuk

pengembangan pengetahuan kerja, ketrampilan dan sikap kerja

(Pengembangan SDM Karyawan).

e. Menjalin serta menjaga keharmonisan hubungan kerjasama dengan

lembaga-lembaga Perbankan, Instansi-instansi Pemerintah,

demikian pula Badan-Badan Swasta dan Masyarakat pada

umumnya yang berada dilingkungan wilayahnya.

f. Mewakili Dewan Komisaris berdasarkan suatu kuasa khusus, untuk

melaksanakan tindakan-tindakan hukum tersendiri dalam rangka

pengamatan kredit atau pelunasan utang debitur serta tindakan-

tindakan hukum lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha

Bank

Page 96: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

96

g. Menyusun dan mengusulkan Perancangan Anggaran Perusahaan

dan Rencana Kerja untuk tahun buku yang baru kepada Dewan

Komisaris.

h. Turut menandatangani surat-surat saham yang telah diberi nomor

urut sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam

Anggaran Dasar Perseroan.

i. Menyetujui pemindahtanganan saham-saham kepada pembeli baru

yang mana ditujukan atau dipilih oleh pemegang saham lama,

setelah mengikuti prosedur yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar

mengenai pemindah tanganan saham-saham.

j. Mengundang Pemegang Saham untuk menghadiri rapat pemegang

saham.

k. Mengajukan kepada Dewan Komisaris, jenis pelayanan baru yang

dapat diberikan Bank kepada masyarakat untuk disetujui.

l. Menyetujui besarnya gaji dan tunjangan lainnya yang harus

dibayarkan kepada para pejabat dan pegawai bank.

2. Direktur

a. Mengawasi dan mengendalikan semua kegiatan Bank sehingga

pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan tata kerja dan prosedur

yang berlaku.

b. Menjaga likuiditas perusahaan dan kas ratio/ uang kontan

terpelihara cukup baik untuk kepentingan intern Bank maupun

Page 97: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

97

pihak luar serta tidak berada di bawah ketentuan-ketentuan

minimum yang diwajibkan.

c. Mengadakan penyelesaian perhitungan utang piutang yang tejadi

sehingga sejauh mungkin terhindar kemungkinan kerugian Bank

sebagai akibat penyelesaian yang ditempuh.

d. Menjaga dan memelihara termasuk tata usaha yang diperlukan atas

seluruh karyawan Bank dengan tertib dan teratur sehingga

terhindar dari kemungkinan kerusakan dan kehilangan.

e. Menjaga dan mengusahakan tersedianya dengan cukup fasilitas-

fasilitas, seperti alat-alat tulis menulis, barang-barang cetakan serta

perlengkapan lain yang diperlukan.

f. Menyetujui dan menetapkan penarikan dan penyetoran keuangan

Bank pada lembaga-lembaga keuangan lainnya baik secara tunai

maupun pemindah bukuan.

g. Menetapkan cara-cara penagihan kembali atas pembiayaan yang

ternyata cidera janji/ menunggak secara efektif dan efisien.

h. Menilai prestasi kerja/ kegiatan dan tindakan-tindakan lainnya

setiap pegawai Bank untuk kemudian mengusulkan lebih jauh

sesuai ketentuan dan prosedure kepegawaian yang berlaku.

i. Melimpahkan/ pendelegasian wewenang dan atau sebagian

wewenang kepada Kepala Bagian manajer dalam hal Direktur

berhalangan menjalankan tugasnya sesuai dengan prosedur dan

ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia.

Page 98: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

98

j. Mengambil langkah-langkah penertiban personalia dalam arti luas

yang dipandang perlu guna menjamin disiplin dan tertib kerja

sesuai kebijaksanaan kepegawaian dan dalam batas-batas

wewenang yang dimiliki.

3. Direktur Utama Bersama-sama Direktur

a. Menetapkan, memutuskan dan menyetujui serta memerintahkan

Pembayaran dalam rangka realisasi pemberian kredit kepada calon-

calon nasabah Bank dalam batas-batas wewenang yang berlaku dan

sesuai dengan tata kerja dan prosedur yang berlaku. Dalam hal ini

termasuk pula penolakan permintaan kredit yang sesuai dengan

pokok kebijaksanaan/ persyaratan yang berlaku.

b. Mengadakan penilaian atas analisa kredit yang disusun oleh Kepala

Bagian Kredit dan Pemasaran untuk kemudian membuat

rekomendasi kepada komisaris dalam hal permintaan kredit

tersebut berada diluar wewenang Direktur.

c. Bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris tentang kekayaan

Bank dan bertanggung jawab tentang keberhasilan pelaksanaan

tugas-tugas sesuai dengan tata kerja dan prosedur yang berlaku

secara efektif dan efisien serta menjamin kelancaran jalannya

segala tugas/ pekerjaan Bank.

d. Bertanggung jawab penuh atas wewenang yang diberikan dalam

menjalankan usaha Bank yang telah digariskan oleh Dewan

Komisaris dan ketentuan-ketentuan Perbankan umumnya.

Page 99: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

99

e. Menandatangani bersama surat-surat yang secara resmi

dikeluarkan oleh Bank yang bersangkutan kepada pihak-pihak luar.

DD.. Manager Marketing

Ringkasan Pekerjaan: Memimpin, mengawasi dan bertanggung

jawab atas terlaksananya kelancaran kerja di bagian marketing, serta

memberikan laporan berkala atas hasil pekerjaan kepada Direksi.

Tugas dan tanggung jawab :

1. Mengawasi dan mengkoordinir bagian-bagian yang berada di

bawahnya.

2. Memantau perkembangan/ kemajuan nasabah pinjaman/ Dana

3. Membantu terlaksananya tugas Direksi dalam bidang marketing.

4. Mengkaji ulang atas Program kerja di bidang pembiayaan/ dana.

5. Mencari sumber dana dengan melihat kemungkinan dan peluang

dana murah yang dapat dihimpun dari masyarakat.

6. Melakukan survey dan analisa yang mengajukan pembiayaan.

7. Melakukan koordinasi dengan AO tentang nasabah yang mendapat

fasilitas pembiayaan untuk segera melakukan angsuran.

8. Mengetahui dengan pasti bahwa produk atau jasa yang telah

diberikan oleh Bank kepada nasabahnya benar-benar memenuhi

kebutuhan.

9. Memaintenance dan menjaga hubungan baik dengan kreditur dan

debitur.

10. Melakukan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh direksi.

Page 100: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

100

EE.. Account OOff ff iicceerr ((AAOO))

Ringkasan Pekerjaan: Membantu dalam memasarkan produk-

produk Bank yang sesuai dengan Syariah Islam kepada masyarakat

dengan service yang tinggi.

Tugas dan Tanggung jawab:

1. Melayani nasabah di wilayah masing-masing, baik nasabah

tabungan, deposito maupun nasabah pembiayaan.

2. Mencari sumber dana dengan melihat kemungkinan-kemungkinan

dan peluang dana murah yang dapat dihimpun dari masyarakat.

3. Mencari calon kreditur/ debitur yang potensial.

4. Melakukan koordinasi dengan Manajer Marketing tentang nasabah

yang mendapat fasilitas pembiayaan untuk segera melakukan

angsuran.

5. Memaintenance dan menjaga hubungan baik dengan kreditur dan

debitur.

6. Mengetahui dengan pasti bahwa produk atau jasa yang telah

diberikan oleh Bank kepada para nasabahnya benar-benar memenuhi

kebutuhan.

7. Melakukan tugas-tugas marketing lainnya yang diberikan oleh

Direksi maupun oleh Manajer Marketing.

FF.. Adminstrasi PPeemmbbiiaayyaaaann

Ringkasan Pekerjaan: Memasarkan produk-produk Bank yang

sesuai dengan Syariah Islam kepada masyarakat dengan servis yang

Page 101: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

101

tinggi terutama dalam perolehan dana pihak ke tiga baik itu tabungan

maupun deposito.

Tugas dan Tanggung jawab :

1. Menyiapkan akad perjanjian pembiayaan antara pihak Bank dan

Nasabah yang mengajukan pembiayaan.

2. Memeriksa kelengkapan pengajuan pembiayaan dari nasabah.

3. Mencari sumber dana dengan melihat kemungkinan dan peluang

dana murah yang dapat dihimpun dari masyarkat.

4. Mencari calon Debitur yang potensial.

5. Selalu menjaga hubungan baik dengan nasabah.

6. Mengetahui dengan pasti produk atau jasa yang telah diberikan oleh

Bank kepada para debitur.

7. Melakukan tugas-tugas lainnya yang di berikan oleh Direksi.

GG.. CCaasshh DDaann TTeell lleerr

Ringkasan Pekerjaan: Melaksanakan seluruh aktivitas yang

berhubungan dengan transaksi kas, mengatur dan bertanggung jawab

atas semua pelaksanaan administrasi dan laporan perincian kas setiap

hari.

Tugas dan Tanggung jawab :

1. Memberikan pelayanan kepada nasabah secara cepat, cermat dan

ramah.

Page 102: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

102

2. Mengatur dan bertanggung jawab atas dana kas yang tersedia, surat-

surat berharga lainnya : Chegue, Bilyet Giro, buku tabungan milik

Bank yang dipercayakan untuk disimpan di Bank.

3. Bertanggung jawab atas kecocokan saldo akhir dengan saldo akhir

uang tunai pada box teller di akhir hari.

4. Menerima, menyusun serta menghitung secara hati-hati setiap

setoran tunai, tarikan tunai dan sebagainya dari para nasabah untuk

disimpan.

5. Mengatur dan menyimpan pengeluaran uang berdasarkan tarikan

tunai dari nasabah.

6. Menandatangani formulir-formulir serta slip setoran tunai dari

nasabah.

7. Membubuhi cap “Tunai”, “Verivikasi” dan cap-cap lain pada setiap

dokumen pembayaran yang diuangkan atau diterima kas.

8. Mengurus pengeluaran uang kas untuk pinjaman yang telah disetujui

oleh bagian administrasi pembiayaan.

9. Melaksanakan tugas-tugas lain dalam membantu tugas operasi yaitu

bagian tabungan, deposito dan pembiayaan.

Tugas sesuai sistem :

1. Menyiapkan/ Menghidupkan komputer sebelum pekerjaan dimulai.

2. Menyiapkan peralatan Teller untuk verivikasi (stempel, sinar

ultraviolet dan sebagainya).

3. Memeriksa slip setoran dan slip tarikan dengan direfikasi.

Page 103: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

103

4. Menginput slip setoran dan slip tarikan ke dalam komputer.

5. Memberikan slip-slip kepada bagian accounting untuk diotorisasi.

6. Mencocokkan mutasi harian kasir dan perincian uang tunai dengan

fisik uang yang ada.

HH.. Accounting

Ringkasan pekerjaan: Mengawasi dan bertanggung jawab atas

kelengkapan dana dan bukti-bukti mutasi untuk kebenaran pencatatan

transaksi sesuai dengan prinsip akuntansi Indonesia serta membuat

laporan untuk Bank Indonesia tepat pada waktunya.

Tugas dan tanggung jawab :

1. Mengotorisasi slip-slip transaksi dari kasir dan dari semua bagian

(yang menginput data).

2. Membantu membuat OB-an untuk transaksi yang ada.

3. Melakukan perhitungan Pendapatan dan perhitungan bagi hasil setiap

akhir bulan.

4. Membuat laporan keuangan (neraca, rugi laba), Rekap General

Ledger dan mutasi harian.

5. Mencetak daftar transaksi harian, daftar subledger rekapitulasi

rekening per akhir bulan.

6. Membuat laporan bulanan, laporan BMPK, laporan saldo rekening

dana pihak III dan sebagainya.

7. Memeriksa dan menyimpan bukti-bukti transaksi harian kepada

Direksi.

Page 104: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

104

8. Membuat laporan semesteran, laporan tahunan dan laporan publikasi.

9. Melaporkan laporan keuangan (neraca dan laba rugi) harian kepada

Direksi.

10. Melaporkan laporan bulanan, laporan semesteran dan laporan

tahunan.

11. Mengusahakan agar penyerahan laporan tersebut tepat pada

waktunya sesuai ketentuan.

12. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Manager

Operasional dan juga Direksi.

II .. Customer SSeerr vviiccee// UUmmuumm

Ringkasan pekerjaan: Bertanggung jawab atas pengaturan dan

pelaksanaan pekerjaan yang berhubungan dengan kepegawaian,

pengadaan barang yang berguna untuk kelancaran operasional Bank

serta keamanan terhadap semua kekayaan Bank, memberikan informasi

pada calon nasabah tentang produk Bank.

Tugas dan tanggung jawab :

1. Melayani calon nasabah baru, baik itu calon nasabah tabungan,

deposito, serta pembiayaan dengan cara memberi informasi kepada

calon nasabah mengenai produk-produk Bank Syariah.

2. Melaksanakan administrasi data pegawai perusahaan dan

menjalankan arsipnya tersimpan dengan baik dan teratur sehingga

mudah dicari dan diperlukan.

Page 105: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

105

3. Membuat absensi karyawan setiap bulannya dan hubungannya

dengan hak cuti yang dapat dijalankan setiap pegawai.

4. Menerima surat permohonan pemberhentian pegawai dan

menyetorkannya kepada Direksi.

5. Mengawasi keamanan dan kebersihan sarana kantor.

6. Menyediakan dan meregister alat-alat tulis kantor yang diperlukan.

7. Mengetik surat-surat/ surat edaran, memo intern, pengumuman serta

dokumen-dokumen lainnya yang berhubungan dengan kepegawaian

dan menyimpan didalam arsip yang baik.

8. Menginventariskan barang-barang yang ada dikantor juga melakukan

penyusutan barang-barang inventaris tersebut.

9. Pengadministrasikan gaji dan tunjangan setiap pegawai dan

melaksanakan perhitungan serta pembayarannya termasuk di

dalamnya penambahan karena lembur atau pengurangan karena

pembiayaan pegawai.

10. Mengawasi pembayaran listrik dan telepon kantor.

11. Membantu dan memberikan informasi kondisi kerja pegawai kepada

pimpinan.

12. Melaksanakan tugas-tugas non operasional lainnya yang ditugaskan

Direksi.

13. Membuat menyetorkan dan melaporkan pajak.

Page 106: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

106

3.2 Penyajian Data dan Analisa Data

3.2.1 Tinjauan Umum Tentang Pembiayaan Di PT. BPRS Bumi

Rinjani Batu

Di BPRS Bumi Rinjani Batu pembiayaan merupakan fasilitas

penyediaan dana dari bank untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pada

umumnya, baik bersifat produktif (modal kerja dan investasi) maupun

konsumtif. Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan bapak

Abd. Rohim selaku direktur utama PT. BPRS Bumi Rinjani Batu (25-03-

2008) Penyaluran dana dalam BPRS Bumi Rinjani Batu adalah penyediaan

dana, dan atau barang serta fasilitas lainnya kepada nasabah yang tidak

bertentangan dengan konsep syari’ah Islam yang berlaku.

Adapun aktivitas utama PT. BPRS Bumi Rinjani dalam hal

pendanaan adalah melayani tabungan mudharabah dan deposito

mudharabah. Tabungan mudharabah pada PT. BPRS Bumi Rinjani Batu

terdapat dua jenis yaitu tabungan syari’ah rinjani (TASYARIN) dan

tabungan pendidikan. Sedangkan dalam hal penyaluran dana yakni

melayani nasabah dalam hal piutang murabahah, pembiayaan mudharabah

dan pembiayaan musyarakah.

Page 107: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

107

3.2.2 Prosedure Pemberian Pembiayaan Di PT. Bumi Rinjani Batu

d di tolak

di setujui

Gambar 3.1 Skema proses pembiayaan

Bagian legal 1. Analisa yuridis 2. Analisa jaminan 3. Taksasi jaminan

Inisiasi

Solitasi

Analisa

Usulan pembiayaan

Panitia pembiayaan

Keputusan

Nasabah Bagian administrasi PYD

Realisasi

Nasabah

Bagian pembiayaan (AO)

Analisa ekonomis

Page 108: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

108

BPRS Bumi Rinjani Batu sebagaimana yang disebutkan oleh bapak

Abd. Rohim selaku direktur utama PT. BPRS Bumi Rinjani Batu (13-06-

2008) Adapun tujuh prosedur pembiayaan tersebut adalah sebagai berikut:

A. Inisiasi

1. Pengumpulan Informasi

Jenis Nasabah

- Nasabah datang ke kantor

- A/ M datang ke nasabah

2. Tekhnik mencari Informasi

Intern : Nasabah dana, mempunyai reputasi yang bagus existing,

customer, Interlink Customer.

Ekstern : Referensi (surat atau kenalan), buyer dari produk existinG,

customer, supplier dari produk existing customer, jasa

sekarang terhadap bank.

3. Ta’aruf (wawancara)

Cakupan dalam wawancara

Kelengkapan data pemohon

Penjelasan data pendukung

Pemeriksaan kembali kebenaran dan konsistensi data permohonan

4. Penentuan calon nasabah potensial

Tidak membandingkan dengan nasabah lain

Kualifikasi tidak dibawah rata-rata

Page 109: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

109

B. Solisitasi

1. Dasar pelasaksanaan

Mengetahui tentang kondisi perusahaan

Membicarakan hal khusus yang menjadi perhatian

2. Lagkah-langkah sosialisasi (meminta informasi)

Eksistensi perusahaan : Filosofi bisnis, sasaran, rencana jangka

pendek, menengah dan panjang, sejarah, para pendiri, pemegang

saham, prospek, jumlah karyawan, tingkat pendidikan rata-rata, system

penggajuan dan jaminan social lain.

Kebutuhan customer: bidang usaha, rekan bisnis, bantuan teknologi

dll.

Kemampuan membayar: kondisi produksi dan hasil produksi,

pemasaran dan strategi penjualan, kekuatan/ kelemahan perusahaan

(manajemen), sumber bahan baku atau cara pengadaan bahan baku,

system pelemparan kegiatan usaha dan keuangan yang telah di audit

oleh kantor ankuntan.

Jaminan: apakah punya market value.. ? kemudahan memonitoring,

lokasi, sifat fisika dan kimianya.

3. Pelaporan

C. Proses Analisa

1. Mengevaluasi kemampuan dan kesediaan calon nasabah membayar

kembali pembiayaan yang diterima yang sesuai dengan isi perjanjian

atau akad pembiayaan yang didasarkan pada aspek-aspek :

Page 110: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

110

- Keberhasilan alur usaha di biayai

- Membuat kesimpulan dan usaha atas permodalan pembiaayaan secara

cepat dan tepat.

2. Bentuk analisa yang digunakan umumnya adalah dengan cara :

- Analisa kuantitatif

- Anisa kualitatif

D. Proses Persetujuan

1. Usulan pembiayaan

- Setelah proses analisa, maka dibuat usulan pembiayaan (UP) ke komite

pembiayaan untuk direkomendasikan mendapat fasilitas pembiayaan.

- Usulan pembiayan berisi ( terpenting)

◊ Bentuk fasilitas pembiayaan

◊ Jenis fasilitas pembiayaan : baru/ lama perpanjangan/ penambahan

◊ Khusus untuk bentuk pembiayaan jual beli tidak ada penambahan

plafon, yang ada hanya penangguhan waktu (jadwal angsuran di

perpanjang).

◊ Jumlah plafond.

2. Memorandum pembiayaan

- Analisa singkat kualitas pembiayaan

3. Komite pembiayaan

- Panitia yang menentukan keputusan Ya atau Tidak diterimanya

pembiayaan itu.

Page 111: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

111

E. Proses Realisasi Pembiayaan

1. Proses Realisasi adalah proses pencarian dana atau pembelian barang

nasabah setelah diproses dan di putus oleh komite pembiayaan.

2. Penggunaan dana jual beli dinamakan pembayaran dan pengucuran

dana untuk pembiayaan dalam syirka dan jasa di sebut pencairan.

3. Persyaratan yang harus di penuhi :

- Pemeriksaan dokumen-dokumen nasabah

- Pemeriksaan kepatuhan ketentuan intern atau ekstern yang berlaku.

F. Pembinaan Pembiayaan

1. Pembinaan dan pemantauan adalah suatau cara yang konstruktif agar

kondisi usaha nasabah menjadi lebih baik

2. Mengarahkan penggunaan fasilitas pembiayaan dengan benar

3. Tindakan preventif agar tidak terjadi wanprestasi.

4. Dalam pembinaan pihak Bank harus melakukan :

- Menghidari sikap semata-mata mencari kesalahan atau kelemahan.

- Apabila ditemukan kesalahan dan kelemahan, maka diperlukan

evaluasi secara kritis dan analitis serta apakah ada kemungkinan

nasabah memperbaikinya.

5. Metode pembinaan :

- Membangun silaturrahmi.

- Mengevaluasi mutasi rekening atau kekayaan nasabah.

- Memperhatikan kelangsungan usaha nasabah terutama yang berkaitan

dengan produk maupun jasa yang dihasilkannya.

Page 112: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

112

- Membantu nasabah untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi

terutama yang berkaitan langsung dengan problem cash fleour.

6. Pelaporan (kondisi dan kunjungan).

- Membuat laporan yang diperoleh termasuk hasil kunjungan langsung

yang bersifat terkait maupun nonn teknis.

G. Pelunasan dan Pelepasan Jaminan

1. Pelunasan

Pelunasan adalah selesainya kewajiban nasabah terhadap Bank,

pelunasan tersebut akan berdampak pada dokumen-dokumen penting yang

diserahkan nasabah kepada Bank, karena itu nasabah berhak meminta

kembali dan bank berkewajiban mengembalikannya. Proses pengembalian

dokumen dan jaminan ini umumnya disebut pelepasan jaminan.

2. Pelepasan jaminan

Jaminan akan diberikan apabila kewajiban dan keadministrasian

serta biaya-biaya lain yang timbul akibat dari pelunasan tersebut sudah

diselesaikan dengan bank.

3.2.3 Analisis Penilaian Nasabah Pembiayaan Di PT. BPRS Bumi Rinjani Batu

Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibu Maisaroh

bagian Administrasi Pembiayaan yang menangani bagian

pemasaran/pembiayaan (19-05-08). Beliau menjelaskan bahwa sebelum

pembiayaan diberikan kepada calon nasabah (debitur) pihak bank BPRS

Bumi Rinjani Batu terlebih dahulu melakukan survey ke lokasi calon debitur

Page 113: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

113

untuk menilai layak tidaknya calon nasabah menerima pembiayaan dengan

menggunakan analisis 5C yaitu: Character, Capacity, Capital, Collateral

dan Condition of Economic. Analisis ini merupakan proses untuk

memperoleh keyakinan kemampuan nasabah dalam melaksanakan ikatan

perjanjian pembiayaan dengan PT BPRS Bumi Rinjani Batu. Tujuan dari

adanya analisis pembiayaan ini adalah untuk menjaga agar tingkat

kolektifitas bank tetap terjaga dan agar bank yakin bahwa pembiayaan yang

disalurkan benar-benar aman dalam arti uang yang disalurkan akan kembali,

sehingga pembiayaan terhindar dari resiko kerugian dan menghasilkan profit

(keuntungan) yang diinginkan.

Penjelasan itu sama dengan yang disampaikan oleh Bpk. Abd

Rohim selaku Direktur Utama dan Bpk. Basyaruddin selaku Direktur BPRS

Bumi Rinjani Batu yang peneliti wawancarai (26-05-2008) ada beberapa

prinsip penilaian pembiayaan untuk menilai nasabah layak tidaknya

memperoleh pembiayaan yaitu dengan menggunakan analisa 5C. Hal ini

sesuai dengan konsep yang ditawarkan oleh Muhammad dalam bukunya

“Manajemen Pembiayaan Bank Syari’ah” (2005: 60) dan Kasmir dalam

bukunya “Manajemen Perbankan” (2001: 91). Adapun analisis penilaian

nasabah yang dilakukan di BPRS Bumi Rinjani Batu adalah sebagai berikut:

1) Character

Di BPRS Bumi Rinjani Batu dari hasil wawancara yang peneliti

lakukan dengan Bpk. Basyaruddin selaku Direktur, penilaian Character ini

penting dalam penilaian nasabah, sekaligus yang paling sulit. Karena dalam

Page 114: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

114

kenyataannya untuk menilai watak seseorang tidaklah cukup dalam waktu

sehari/ dua hari.

Untuk menilai karakter ini pihak bank mencari informasi baik

melihat sendiri terhadap calon nasabah (debitur) yang bersangkutan dengan

melakukan tes, melihat caranya dia (calon nasabah) bicara apakah ada

kesesuaian antara yang dibicarakan dengan perbuatannya serta ketepatan dia

dalam memenuhi janji dengan pihak bank (misalnya pihak bank mengajak

bertemu jam sekian apakah calon nasabah tepat waktu apa tidak) dari hal ini

pihak bank juga dapat mengetahui apakah calon nasabah adalah orang yang

disiplin apa tidak sehingga juga akan mempengaruhi penilaian bank

terhadap calon nasabah yang bersangkutan. Maupun dari pihak lain dengan

melakukan survey bertanya pada rekan-rekannya, teman-temannya ataupun

tetangganya.

Di BPRS Bumi Rinjani Batu biasanya yang diterima adalah calon

debitur yang memiliki karakter yang baik, yang menurut masyarakat di

lingkungannya memiliki sifat yang positif seperti jujur, tanggungjawab dll.

Hal ini dilakukan sebagai upaya bank agar pembiayaan yang diberikan dapat

kembali serta dapat memperoleh profit yang diinginkan. Hal ini dikarenakan

nasabah yang memiliki karakter yang baik akan berusaha untuk membayar

pembiayaan yang telah diambilnya.

2) Capacity

Capacity ini bertujuan untuk mengetahui apakah calon nasabah

memiliki kemampuan dalam membayar ansuran (pembiayaan) yang akan

Page 115: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

115

diberikan, sebagaimana dikatakan oleh Bpk. Abd. Rohim (02-06-2008)

selaku Direktur Utama, melakukan analisa dari pendapatan yang dihasilkan

calon nasabah (debitur), dengan rumus: total pendapatan bersih x 60%

(ketetapan BPRS Bumi Rinjani Batu).

Misal:

Pendapatan yang dihasilkan calon nasabah tiap bulannya adalah

Rp. 1.000.000,- pendapatan kotor. Kemudian dikurangi dengan biaya-biaya

lain, seperti biaya rumah tangga sebesar Rp. 500.000,- maka dalam hal ini

bank memeberikan analisa lagi dikalikan 60%. Jadi Rp. 500.000,- x 60% =

Rp. 300.000,- maka Rp. 300.000,- itulah batas maksimum kemampuan calon

nasabah membayar hutang. Hal ini dilakukan karena dalam kenyataannya

ada keperluan-keperluan yang sifatnya mendadak. Semakin besar

pendapatan yang dihasilkan oleh calon nasabah (debitur) maka semakin

besar pula kemampuan debitur untuk mengangsur dan begitu pula

sebaliknya.

Untuk memutuskan apakah calon nasabah diterima atau ditolak

permohonan pembiayaannya, pihak BPRS terlebih dahulu akan melakukan

analisis ini, sebagai upaya mengetahui apakah calon debitur memiliki

kemampuan untuk membayar kembali pembiayaan yang diberikan. Calon

debitur yang akan diterima permohonan pembiayaannya di BPRS Bumi

Rinjani Batu mereka hendaknya memiliki kemampuan untuk melunasi /

membayar kembali pembiayaan yang diberikan.

Page 116: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

116

Namun bagaimana seseorang akan membayar pinjaman /

pembiayaan yang diberikan jika ia tidak memiliki kemampuan membayar.

Sehingga di BPRS Bumi Rinjani Batu untuk melakukan pembiayaan,

seorang calon debitur harus memiliki kemampuan membayar.

Hal ini dilakukan sebagai antisipasi bank untuk menghindari resiko

kerugian dari adanya pembiayaan yang bermasalah, karena jika calon

debitur yang diterima tidak memiliki kemampuan untuk membayar maka

bank akan mengalami kerugian yaitu kehilangan margin (profit) yang telah

disepakati dan lebih dari itu bank juga akan kehilangan pembiayaan yang

telah disalurkan.

3) Capital

Capital merupakan dana yang dimiliki calon nasabah untuk

menjalankan dan memelihara kelangsungan usahanya. Dari hasil

wawancara yang penulis lakukan dengan bagian Account Officer (AO) pada

(02-06-2008) dalam capital ini yang dianalisa oleh pihak bank adalah usaha

yang dijalankan oleh debitur, misalnya seorang pedagang modal yang

dimiliki milik sendiri atau bukan, stock barang yang ada apakah hasil

membeli sendiri atau hutang dll, yang kemudian ditaksir dengan nominal

yang disesuaikan dengan harga pasar untuk mengetahui seberapa besar

modal yang dimiliki oleh calon debitur. Untuk mendapatkan informasi pihak

bank melakukan survey datang ke tempat calon debitur atau bertanya kepada

orang disekitarnya. Modal ini tidak harus berbentuk materi. Untuk

melakukan pembiayaan, modal bisa dilihat dari kemampuan calon nasabah

Page 117: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

117

(debitur) dalam membayar ansurannya sehingga yang dilihat oleh pihak

bank adalah pendapatannya. Bagi calon debitur yang bekerja sebagai

pegawai untuk mengetahui modal ini dilihat dari gaji yang diperolehnya.

Modal ini juga menjadi pertimbangan bank untuk menerima atau menolak

permohonan pembiayaan, biasanya calon nasabah yang diterima

permohonannya juga memiliki modal hal ini dilakukan bank sebagai

antisipasi untuk menghindari resiko kerugian tidak kembalinya pembiayaan

yang diberikan. Misalnya seorang pedagang ternyata mengalami

kebangkrutan masih ada modal yang ia miliki seperti tempat/lokasi yang

bisa dijual untuk mengembalikan pembiayaan yang telah diterimanya,

sehingga bank terhindar dari kerugian dan tetap mendapatkan

keuntungan/profit.

4) Collateral

Jaminan yang diberikan debitur kepada bank. Setiap pembiayaan

yang dikeluarkan oleh bank jumlahnya tidak boleh lebih dari 80% dari nilai

jaminan yang diberikan. Ketentuan ini merupakan ketentuan dari Bank

Indonesia (BI). Jaminan ini harus dimiliki oleh calon nasabah yang akan

melakukan pembiayaan.

Dalam prakteknya di PT. BPRS Bumi Rinjani Batu yang dapat

dijadikan jaminan pembiayaan oleh debitur adalah sebagai berikut:

a) Jaminan dengan barang dapat berupa: tanah, rumah, kendaraan

bermotor, dan lain-lainnya.

Page 118: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

118

b) Jaminan surat berharga dapat berupa: sertifikat tanah, akte, tabungan,

deposito, dan lain-lainnya.

c) Jaminan orang atau perusahaan yaitu jaminan yang diberikan

seseorang/perusahaan kepada bank terhadap fasilitas pembiayaan yang

diberikan apabila pembiayaan tersebut macet/bermasalah maka orang

atau perusahaan yang memberikan jaminan ini dapat berupa surat

keterangan potongan gaji, dimana pihak penanggung jawab biasanya

pihak personalia.

Penilaian jaminan dilakukan dengan memperhatikan jenis jaminan

yang diberikan serta perkiraan nilai jaminan untuk saat ini atau yang akan

datang. Penilaian jaminan ini tergantung dari nilai transaksi. Untuk agunan

tanah nilai jaminan antara 70%-80%, sedangkan untuk kendaraan nilai

jaminan 70%. Misal: harga kendaraan Rp. 100.000.000,- maka pembiayaan

yang diberikan maksimal 70% dari Rp. 100.000.000,-. Hal ini dikarenakan

kendaraan semakin lama semakin turun. Kalau agunan berupa tanah dan

bangunan maka analisis penilaiannya sendiri-sendiri, tanah sendiri dan

bangunan juga sendiri.

Dalam melakukan penilaian calon debitur untuk diterima atau

ditolak maka seorang calon debitur harus memiliki jaminan yang diserahkan

kepada bank. Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Bpk. Abd.

Rohim selaku Direktur Utama pada (09-06-2008) biasanya calon nasabah

yang diterima adalah memiliki jaminan, hal ini dilakukan dengan tujuan

apabila nasabah tidak mampu membayar pembiayaan yang diberikan, dapat

Page 119: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

119

ditutup oleh nilai agunan yang diserahkan debitur kepada bank. Penilaian

terhadap agunan ini meliputi jenis/macam barang, nilainya, lokasinya, bukti

pemilik/status hukumnya. Dengan adanya jaminan kemungkinan adanya

resiko kerugian dapat dihindari sehingga bank akan tetap mendapatkan

keuntungan/profit dari pembiayaan yang diberikan.

5) Condition Of Economic

Untuk memberikan pembiayaan pihak bank harus mengetahui

terlebih dahulu bagaimana kondisi ekonomi saat ini yaitu saat pemberian

pembiayaan sampai jangka waktu selesainya pembiayaan.

Untuk pembiayaan yang dianalisis untuk mengetahui condition ini

adalah pendapatan calon nasabah yaitu jenis usaha yang dijalankan oleh

calon nasabah (debitur) sebagaimana yang dijelaskan oleh Bpk. Abd Rohim

yang peneliti wawancarai (09-06-2008). Misal: seorang karyawan PT. JAYA

UTAMA, dia 1 bulan jadi karyawan. Pada saat dia meminta pembiayaan

kondisi perusahaan baik tapi setelah dilakukan analisis ke depan akan macet

yang akan berdampak pula pada gaji karyawan yang ikut macet. Hal ini

tentunya akan berpengaruh pada keputusan bank dalam memberikan atau

menolak permohonan pembiayaan tersebut. Untuk mengetahui condition ini

pihak bank melakukan analisis thingking (forecasting).

Dalam penerapan analisis 5C ini yang dilakukan oleh pihak bank

tidak mesti sama antara satu nasabah dengan nasabah yang lainnya. Misal

untuk nasabah yang akan melakukan pembiayaan, bagi nasabah yang sudah

kenal baik oleh pihak bank, maka bank tidak perlu ketat dalam menganalisis

Page 120: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

120

karakter karean sudah diketahui. Hal ini berbeda dengan nasabah yang

belum dikenal tentunya analisis karakter merupakan hal yang sangat penting

untuk dilakukan bahkan menduduki urutan yang pertama.

3.3 Gambaran Umum Sistem

Sistem yang dikembangkan adalah sebuah sistem berupa perangkat

lunak yang membantu untuk pengambilan keputusan yaitu manager untuk

menentukan calon debitur yang layak dan tidak layak dalam menerima

kredit berdasarkan analisis 5C. Dari analisis dokumen penilaian yang diisi

oleh Manager dari tiap-tiap calon debitur lalu diproses melalui pemodelan

menggunakan AHP dan manager menilai calon debitur dari setiap criteria

yang telah ditentukan..

Setiap form isian dianalisis berdasarkan kriteria-kriteria penilaian.

Analisis dokumen-dokumen penilaian ini menghasilkan keluaran berupa

nilai prioritas calon debitur. Kemudian setelah semua penilaian dianalisis,

setiap penilaian diberi bobot, untuk selanjutnya dilakukan analisis pada

setiap calon debitur.

Pengambil keputusan dalam hal ini adalah manager melakukan

proses komunikasi dengan sistem lewat dialog (GUI) yang telah disediakan.

Manager dapat melakukan pengolahan data dan memberi perintah pada

sistem untuk mengolah data yang ada sesuai model yang digunakan dan

meminta sistem memberikan alternatif solusi setelah dimasukkan beberapa

kriteria dan bobot yang diperhitungkan. Keluaran informasi sistem bisa

Page 121: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

121

dijadikan pertimbangan untuk menentukan kelayakan pemberian kredit

kepada calon debitur.

3.4 Batasan Sistem

Sistem ini memiliki batasan, yaitu:

3. Program ini berisi penentuan Kelayakan Pemberian Kredit PT. BPRS

Bumi Rinjani Batu.

4. Analisis yang digunakan dalam menentukan kelayakan pemberian kredit

PT. BPRS Bumi Rinjani Batu menerapkan Analisis 5C.

5. Data-data yang dikelola adalah data kelengkapan, data nasabah, data

kriteria, data subkriteria, data update penilaian kredit dan data hasil

analisa.

6. Metode AHP digunakan untuk menentukan nilai bobot pada setiap kriteria

dan sub kriteria

3.5 Pengguna Sistem

Sistem ini dirancang untuk digunakan oleh dua jenis pengguna, yaitu:

a. Manager, adalah orang yang melakukan pengelolaan data-data

kriteria dan menghasilkan sebuah keputusan.

b. Operator, adalah orang yang melakukan pengelolaan data-data

calon nasabah dan melakukan pengarsipan terhadap data-data

nasabah yang mengajukan permohonan kredit.

Page 122: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

122

3.6 Dependency Diagram

Dependency diagram adalah diagram yang menjelaskan hubungan

antara faktor penentu, inputan pertanyaan, aturan, nilai dan rekomendasi

yang dibuat pada pemodelan knowledge base. Dengan melihat dependency

diagram dapat diketahui rekomendasi-rekomendasi yang diberikan jika satu

syarat keadaan memenuhi syarat keadaan yang lain atau pun jika salah satu

syarat tidak dipenuhi maka akan menghasilkan rekomendasi yang berbeda.

Dari dependency diagram pada gambar 3.2 dapat dijelaskan bahwa

data nasabah 1, data nasabah 2 dan data nasabah 3 menunjukan kondisi yang

mempengaruhi proses penilaian data persyaratan kredit, dari kondisi tersebut

menghasilkan kesimpulan awal bahwa sebelum nasabah memperoleh kredit

terlebih dahulu harus melalui tahap-tahap penilaian berupa penilaian data-

data nasabah sebagai bentuk penilaian terhadap persyaratan kredit. Setelah

proses penilaian data persyaratan kredit, membentuk kelayakan persyaratan

kredit yang berarti layak tidak layaknya nasabah dari segi proses penilaian

data persyaratan kredit. Setelah dapat ditentukan nasabah yang layak dari

segi proses penilaian data persyaratan kredit, maka proses selanjutnya adalah

proses setting matrik AHP. Proses ini hanya dapat dilakukan oleh seorang

Manager atau orang yang pakar dalam hal kredit. Proses ini menghasilkan

nilai bobot prioritas kriteria dan subkriteria. Nilai bobot prioritas kriteria dan

subkriteria ini yang akan diproses dalam analisis kredit. Proses analisis

kredit akan menghitung secara keseluruhan nilai bobot prioritas kriteria dan

nilai bobot prioritas subkriteria. Dari hasil ini akan diperoleh nilai total dari

Page 123: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

123

setiap nasabah. Nilai total inilah yang kemudian menghasilkan keputusan

kelayakan pemberian kredit nasabah.

Gambar 3.2 Dependency Diagram

3.7 Analisis dengan Perhitungan Metode AHP

Sebuah bank ingin menentukan nasabah yang layak menerima kredit

dengan memperhatikan beberapa kriteria. Kriteria yang dipertimbangkan oleh

manajer beserta penilaiannya adalah:

1. Collateral: Baik, Cukup baik, Kurang

2. Capacity: Baik, Cukup baik, Kurang

3. Capital: Baik, Cukup baik, Kurang

4. Character: Baik, Cukup baik, Kurang

5. Condition of Economy: Baik, Cukup baik, Kurang.

Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menentukan nasabah yang layak

menerima kredit adalah sebagai berikut:

1. Menentukan prioritas kriteria

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menentukan prioritas kriteria

adalah sebagai berikut:

Page 124: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

124

a. Membuat matriks perbandingan berpasangan

Pada tahap ini dilakukan penilaian perbandingan antara satu criteria

dengan criteria yang lain. Hasil penilaian bisa dilihat dalam table 3.1

Tabel 3.1 Matriks perbandingan berpasangan

Condition of Economy

Character Capital Capacity Collateral

Condition of Economy

1 0.33 0.25 0.20 0.14

Character 3 1 0.50 0.33 0.25

Capital 4 2 1 0.50 0.33

Capacity 5 3 2 1 0.33

Collateral 7 4 3 3 1

Jumlah 20.00 10,33 6.75 5.03 2.05

Angka 1 pada kolom Condition of Economy menggambarkan tingkat

kepentingan yang sama antara Condition of Economy dengan Condition of

Economy, sedangkan angka 3 pada kolom Condition of Economy baris

Character menunjukkan Character sedikit lebih penting dibandingkan

dengan Condition of Economy. Angka 0.33 pada kolom Character baris

Condition of Economy merupakan hasil perhitungan 1/nilai pada kolom

Condition of Economy baris Character (3). Angka-angka yang lain

diperoleh dengan cara yang sama.

b. Membuat matriks nilai kriteria.

Matriks ini diperoleh dengan rumus berikut:

Nilai baris kolom baru = nilai baris kolom lama / jumlah masing kolom

lama.

Hasil perhitungan bisa dilihat dalam tabel 3.2

Page 125: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

125

Tabel 3.2 Matriks nilai kriteria

Condition of

Economy

Character Capital Capacity Collateral Jumlah Prioritas

Condition of Economy

0.05 0.03 0.04 0.04 0.07 0.23 0.05

Character 0.15 0.10 0.07 0.07 0.12 0.51 0.10

Capital 0.20 0.19 0.15 0.10 0.16 0.80 0.16

Capacity 0.25 0.29 0.30 0.20 0.16 1.20 0.24

Collateral 0.35 0.39 0.44 0.60 0.49 2.27 0.45

Nilai 0.05 pada kolom Condition of Economy baris Condition of Economy

tabel 3.2 diperoleh dari nilai kolom Condition of Economy baris Condition

of Economy tabel 3.1 dibagi jumlah kolom Condition of Economy tabel

3.1.

Nilai kolom jumlah pada tabel 3.2 diperoleh dari penjumlahan pada setiap

barisnya. Untuk baris pertama nilai 0.23 merupakan hasil penjumlahan

dari 0.05+0.03+0.04+0.04+0.07.

Nilai pada kolom prioritas diperoleh dari nilai pada kolom jumlah dibagi

dengan jumlah kriteria, dalam hal ini 5.

c. Membuat matriks penjumlahan setiap baris.

Matriks ini dibuat dengan mengalikan nilai prioritas pada tabel 3.2 dengan

matriks perbandingan berpasangan (tabel 3.1). hasil perhitungan disajikan

dalam tabel 3.3.

Page 126: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

126

Tabel 3.3 Matriks penjumlahan setiap baris

Condition of

Economy

Character Capital Capacity Collateral Jumlah

Condition of Economy

0.05 0.02 0.01 0.01 0.01 0.10

Character 0.30 0.10 0.05 0.03 0.03 0.51

Capital 0.64 0.32 0.16 0.08 0.05 1.25

Capacity 1.20 0.72 0.48 0.24 0.08 2.72

Collateral 3.15 1.80 1.35 1.35 0.45 8.10

Nilai 0.05 pada baris Condition of Economy kolom Condition of Economy

tabel 3.3 diperoleh dari prioritas baris Condition of Economy pada tabel

3.2 (0.05) dikalikan dengan nilai baris kedisiplinan kolom kedisiplinan

pada tabel 3.1.

Nilai 0.30 pada baris Character kolom Condition of Economy tabel 3.3

diperoleh dari prioritas baris Character pada tabel 3.2 (0.10) dikalikan

nilai baris Character kolom Condition of Economy pada tabel 3.1 (3).

Kolom jumlah pada tabel 3.3 diperoleh dengan menjumlahkan nilai pada

masing-masing baris pada tabel tersebut. Misalnya, nilai 0.10 pada kolom

jumlah merupakan hasil penjumlahan dari 0.05+0.02+0.01+0.01+0.01.

d. Penghitungan rasio konsistensi

Penghitungan ini digunakan untuk memastikan bahwa nilai rasio

konsistensi (CR) <= 0.1. Jika ternyata nilai CR lebih besar dari 0.1, maka

matriks perbandingan berpasangan harus diperbaiki.

Untuk menghitung rasio konsistensi, dibuat tabel seperti terlihat dalam

tabel 3.4.

Page 127: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

127

Tabel 3.4 Perhitungan rasio konsistensi

Jumlah per baris

Prioritas Hasil

Condition of Economy

0.10 0.05 0.15

Character 0.51 0.10 0.61

Capital 1.25 0.16 1.41

Capacity 2.72 0.24 2.96

Collateral 8.10 0.45 8.55

Kolom jumlah per baris diperoleh dari kolom jumlah pada tabel 3.3,

sedangkan kolom prioritas diperoleh dari kolom prioritas pada tabel 3.2.

Dari tabel 3.4, diperoleh nilai-nilai sebagai berikut:

Jumlah (jumlahan dari nilai-nilai hasil) : 13.68

n (jumlah kriteria) : 5

λ maks (jumlah / n) : 2.736

CI ((λ maks – n) / n) : -0.45

CR (CI / IR (lihat tabel 4.2)) : -0.40

Oleh karena CR < 0.1, maka rasio konsistensi dari perhitungan tersebut

bisa diterima.

2. Menentukan prioritas subkriteria.

Penghitungan subkriteria dilakukan terhadap sub-sub dari semua kriteria.

Dalam hal ini, terdapat 5 kriteria yang berarti akan ada 5 perhitungan prioritas

subkriteria.

Page 128: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

128

a. Menghitung prioritas subkriteria dari kriteria c ondition of economy

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung prioritas subkriteria

dari kriteria Condition of Economy adalah sebagai berikut:

� Membuat matriks perbandingan berpasangan.

Langkah ini seperti yang dilakukan pada langkah 1.a. hasilnya

ditunjukkan dalam tabel 3.5.

Tabel 3.5 Matriks perbandingan berpasangan Kriteria condition of economy

Baik Cukup Baik Kurang

Baik 1 0.50 0.20

Cukup Baik 2 1 0.50

Kurang 5 2 1

8.00 3.50 1.70

� Membuat matriks nilai kriteria

Langkah ini seperti yang dilakukan pada langkah 1.b. perbedaannya

adalah adanya tambahan kolom prioritas subkriteria pada langkah ini.

Hasilnya ditunjukkan dalam tabel 3.6.

Tabel 3.6 Matriks nilai kriteria c ondition of economy

Kurang Cukup Baik

Baik Jumlah Prioritas Prioritas Subkriteria

Kurang 0.13 0.14 0.12 0.39 0.13 0.22

Cukup Baik

0.25 0.29 0.29 0.83 0.28 0.47

Baik 0.63 0.59 0.59 0.79 0.60 1.00

Nilai pada kolom prioritas subkriteria diperoleh dari nilai prioritas

pada baris tersebut dengan nilai tertinggi pada kolom prioritas.

Page 129: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

129

� Menentukan matriks penjumlahan setiap baris

Langkah ini sama dengan yang dilakukan pada langkah 1.c dan

ditunjukkan dalam tabel 3.7. setiap elemen dalam tabel ini dihitung

dengan mengalikan matriks perbandingan berpasangan dengan nilai

prioritas.

Tabel 3.7 Matriks penjumlahan setiap baris kriteria c ondition of economy

Kurang Cukup Baik Baik Jumlah

Kurang 0.13 0.07 0.03 0.23

Cukup Baik

0.56 0.28 0.14 0.98

Baik 3.00 1.20 0.60 4.80

� Penghitungan rasio konsistensi

Seperti langkah 1.d, penghitungan ini digunakan untuk memastikan

bahwa nilai rasio konsistensi (CR) <= 0.1.

Untuk menghitung rasio konsistensi, dibuat tabel seperti yang terlihat

pada tabel 3.8.

Tabel 3.8 Penghitungan rasio konsistensi

Jumlah perbaris Prioritas Jumlah

Kurang 0.23 0.13 0.36

Cukup Baik 0.98 0.28 1.26

Baik 4.80 0.60 5.40

Kolom jumlah perbaris diperoleh dari kolom jumlah pada tabel 3.7,

sedangkan kolom prioritas diperoleh dari kolom prioritas pada tabel

3.6, dari tabel 3.8, diperoleh nilai-nilai sebagai berikut:

Page 130: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

130

Jumlah (jumlahan dari nilai-nilai hasil) : 7.02

n (jumlah kriteria) : 3

λ maks (jumlah / n) : 2.34

CI ((λ maks – n) / n) : - 0.22

CR (CI / IR (lihat tabel 4.2)) : -0.38

Oleh karena CR < 0.1, maka rasio konsistensi dari perhitungan tersebut

bisa diterima.

b. Menghitung prioritas subkriteria dari kriteria c haracter

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung prioritas subkriteria

dari kriteria Character sama dengan yang dilakukan dalam perhitungan

prioritas subkriteria dari kriteria Condition of Economy. Langkah-

langkahnya adalah sebagai berikut:

� Membuat matriks perbandingan berpasangan

Hasilnya terlihat dalam tabel 3.9

Tabel 3.9 Matriks perbandingan berpasangan kriteria character

Kurang Cukup Baik Baik

Kurang 1 0.50 0.25

Cukup Baik 2 1 0.50

Baik 4 2 1

Jumlah 7.00 3.50 1.75

Page 131: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

131

� Membuat matriks nilai kriteria

Hasilnya tampak pada table 3.10

Table 3.10 Matriks nilai kriteria c haracter

Kurang Cukup

Baik Baik ∑Baris Prioritas Prioritas

Sub Criteria

Kurang 0.14 0.14 0.14 0.42 0.14 0.25

Cukup Baik

0.29 0.29 0.29 0.87 0.29 0.51

Baik 0.57 0.57 0.57 1.71 0.57 1.00

� Matriks penjumlahan tiap-tiap baris

Hasilnya tampak pada table 3.11

Table 3.11 Matriks penjumlahan setiap baris kriteria character

Kurang Cukup Baik Baik Jumlah

Kurang 0.14 0.07 0.04 0.25

Cukup Baik 0.58 0.29 0.15 1.02

Baik 2.28 1.14 0.57 3.99

� Perhitungan rasio konsistensi

Hasilnya terlihat dalam table 3.12

Table 3.12 Perhitungan rasio konsistensi

Jumlah per baris Prioritas Jumlah

Kurang 0.25 0.14 0.39

Cukup Baik 1.02 0.29 1.31

Baik 3.99 0.57 4.56

Jumlah (jumlahan dari nilai-nilai hasil): 6.26

N (jumlah kriteria): 3

Page 132: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

132

Λ maks (jumlah/n): 2.08

CI ((λ maks-n)/n): -0.30

CR (CI/IR(lihat tabel 4.2)): -0.51

c. Menghitung prioritas subkriteria dari kriteri capital

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung prioritas subkriteria dari

kriteria capital sama dengan yang dilakukan dalam perhitungan prioritas

subkriteria dari kriteria condition of economy. Langkah-langkah nya adalah

sebagai berikut:

� Membuat matriks perbandingan berpasangan

Hasilnya terlihat dalam tabel 3.13

Tabel 3. 13 Matriks perbandingan berpasangan kriteria capital

Kurang Cukup Baik Baik Kurang 1 0.33 0.20 Cukup Baik 3 1 0.50 Baik 5 2 1 Jumlah 9.00 3.33 1.70

� Menentukan matriks nilai kriteria

Hasilnya terlihat dalam tabel 3.14

Tabel 3.14 Matriks nilai kriteria capital

Kurang Cukup Baik

Baik ∑baris Prioritas Prioritas sub

criteria Kurang 0.11 0.10 0.12 0.33 0.11 0.19 Cukup Baik

0.33 0.30 0.29 0.92 0.31 0.53

Baik 0.56 0.60 0.59 1.75 0.58 1.00

Page 133: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

133

� Menentukan matriks penjumlahan tiap baris

Hasilnya tampak dalam table 3.15

Tabel 3.15 Matriks penjumlahan tiap baris kriteria capital

Kurang Cukup Baik Baik Jumlah

Kurang 0.11 0.04 0.02 0.17

Cukup Baik 0.93 0.31 0.16 0.40

Baik 2.90 1.16 0.58 4.64

� Perhitungan rasio konsistensi

Hasilnya tampak dalam table 3.16

Tabel 3.16 Perhitungan rasio konsistensi

Jumlah per baris Prioritas Hasil

Kurang 0.17 0.11 0.28 Cukup Baik 1.40 0.31 1.71 Baik 4.64 0.58 5.22

Jumlah (jumlahan dari nilai-nilai hasil): 7.21

N (jumlah kriteria): 3

Λ maks (jumlah/n): 2.40

CI ((λ maks-n)/n): -0.2

CR (CI/IR(lihat tabel 4.2)): -0.34

d. Menghitung prioritas subkriteria dari kriteria capacity

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung prioritas sub criteria dari

kriteria capacity sama dengan yang dilakukan dalam perhitungan prioritas

subkriteria dari kriteria condition of economy.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikaut:

� Menghitung matriks perbandingan berpasangan

Hasilnya tampak dalam tabel 3.17

Page 134: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

134

Tabel 3.17 Matriks perbandingan berpasangan kriteria capacity

Kurang Cukup Baik Baik Kurang 1 0.50 0.33

Cukup Baik 2 1 0.50 Baik 3 2 1 jumlah 6.00 3.50 1.83

� Menghitung matriks nilai kriteria

Hasilnya terlihat dalam table 3.18

Tabel 3.18 Matriks nilai kriteria capacity

Kurang Cukup Baik

Baik ∑baris Prioritas Prioritas sub

criteria

Kurang 0.17 0.14 0.18 0.49 0.16 0.30 Cukup Baik

0.33 0.29 0.27 0.89 0.30 0.56

Baik 0.50 0.57 0.55 1.62 0.54 1.00

� Menghitung matrik penjumlahan tiap baris

Hasilnya tampak pada tabel 3.19

Tabel 3.19 Matriks penjumlahan setiap baris kriteria capacity

Kurang Cukup Baik Baik Jumlah

Kurang 0.16 0.08 0.05 0.29

Cukup Baik

0.60 0.30 0.15 1.05

Baik 1.62 1.08 0.54 3.24

� Perhitungan rasio konsistensi

Hasilnya dapat dilihat dalam table 3.20

Page 135: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

135

Table 3.20 Perhitungan rasio konsistensi

Jumlah per baris Prioritas Jumlah

Kurang 0.29 0.16 0.45

Cukup Baik 1.05 0.30 1.35

Baik 3.24 0.54 3.78

Jumlah (jumlahan dari nilai-nilai hasil): 5.58

N (jumlah kriteria): 3

Λ maks (jumlah/n): 1.86

CI ((λ maks-n)/n): -0.38

CR (CI/IR(lihat tabel 4.2)): -0.65

e. Menghitung prioritas subkriteria dari kriteria collateral

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung prioritas sub kriteria dari

kriteria collateral sama dengan yang dilakukan dalam perhitungan prioritas

subkriteria dari kriteria condition of economy.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikaut:

� Menghitung matriks perbandingan berpasangan

Hasilnya dapat dilihat dalam table 3.21

Table 3.21 Matriks perbandingan berpasangan kriteria collateral

Kurang Cukup Baik Baik Kurang 1 0.33 0.25 Cukup Baik 3 1 0.50

Baik 4 2 1 Jumlah 8.00 3.33 1.75

� Menghitung matriks nilai kriteria

Hasilnya terlihat dalam table 3.22

Page 136: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

136

Tabel 3.22 Matriks nilai kriteria collateral

Kurang Cukup Baik

Baik ∑baris Prioritas Prioritas sub

kriteria

Kurang 0.13 0.10 0.14 0.37 0.12 0.21

Cukup Baik

0.38 0.30 0.29 0.97 0.32 0.57

Baik 0.50 0.60 0.57 1.67 0.56 1.00

� Menghitung matrik penjumlahan tiap baris

Hasilnya terlihat pada table 3.23

Tabel 3.23 Matriks penjumlahan setiap baris kriteria collateral

Kurang Cukup Baik Baik Jumlah

Kurang 0.12 0.04 0.03 0.19

Cukup Baik 0.96 0.32 0.16 1.44

Baik 2.24 1.12 0.56 3.92

� Perhitungan rasio konsistensi

Hasilnya tampak dalam table 3.24

Tabel 3.24 Perhitungan rasio konsistensi

Jumlah per baris Prioritas Jumlah

Kurang 0.19 0.12 0.31

Cukup Baik 1.44 0.32 1.76

Baik 3.92 0.56 4.48

Jumlah (jumlahan dari nilai-nilai hasil): 6.55

N (jumlah kriteria): 3

Λ maks (jumlah/n): 2.18

CI ((λ maks-n)/n): -0.27

CR (CI/IR(lihat tabel 4.2)): -0.46

Page 137: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

137

3. Menghitung hasil

Prioritas hasil perhitungan pada langkah 1 dan 2 kemudian dituangkan

dalam matriks hasil yang terlihat dalam tabel 3.25

Tabel 3.25 Matriks hasil

Character Capacity Capital Collateral Condition of economy

0.10 0.24 0.16 0.45 0.05 Baik Baik Baik Baik Baik 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00

Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik

0.51 0.56 0.53 0.57 0.47 Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang

0.25 0.30 0.19 0.21 0.22

Seandainya diberikan data nilai dari 3 orang nasabah seperti yang terlihat

dalam table 3.26, maka hasil akhirnya akan tampak dalam table 3.27.

Tabel 3.26 Nilai nasabah

Character Capacity Capital Collateral Condition of economy

A Cukup Baik Cukup Baik Baik Cukup Baik Baik B Baik Kurang Cukup

Baik Baik Cukup Baik

C Cukup Baik Baik Baik kurang Baik

Tabel 3.27 Hasil akhir

Character Capacity Capital Collateral Condition of

economy

Total

A 0.051 0.13 0.16 0.25 0.05 0.641 B 0.1 0.072 0.08 0.45 0.02 0.722 C 0.051 0.24 0.16 0.09 0.05 0.591

Page 138: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

138

Nilai 0.051 pada kolom Condition of economy baris A diperoleh dari nilai

nasabah A untuk Condition of economy, yaitu cukup baik dengan prioritas

0.51, dikalikan dengan prioritas Condition of economy sebesar 0.51

Kolom total pada table 3.27 diperoleh dari penjumlahan pada masing-masing

barisnya. Nilai total inilah yang dipakai sebagai dasar untuk merangking

kelayakan nasabah dalam mendapatkan kredit. Semakin besar nilainya, maka

calon debitur tersebut akan semakin besar peluang mendapatkan kredit.

4. Form Penilaian Kredit

A. Karakter ( Character)

1. Apakah bersikap kooperatif?

2. Apakah rumah tangganya agamis, rukun, dan harmonis?

3. Apakah penilaian / informasi warga sekitar baik?

4. Apakah kondisi ekonominya ada peningkatan?

5. Apakah tepat janji dan sesuai antara perkataan dengan kenyataan?

B. Kapasitas (Capacity)

1. Apakah usaha tidak bertentangan dengan agama?

2. Apakah merupakan usaha pokok?

3. Apakah memiliki pengalaman usaha yang sama?

4. Apakah bahan baku mudah diperoleh?

5. Apakah prospek pasar bagus?

6. Apakah telah memiliki pelanggan tetap?

7. Apakah usaha sejenis disekitarnya banyak?

8. Apakah omsetnya stabil setiap bulannya?

Page 139: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

139

9. Apakah pemohon tidak petualang (ovonturir) dalam usaha?

10. Apakah ada tenaga lain selain pemohon yang dapat mengelola

usaha?

11. Apakah aset usaha > pinjaman?

12. Apakah tingkat keuntungan lebih tinggi dibanding margin bank?

13. Apakah kewajiban angsuran < 1/3 penerimaan kas?

C. Kapital ( Capital)

1. Apakah modal sendiri dibanding pembiayaan > 30 %?

2. Apakah tidak memiliki hutang di tempat lain?

3. Apakah pembiayaan dipakai untuk pengembangan usaha?

D. Jaminan (Collateral)

1. Apakah jaminan milik sendiri?

2. Apakah suami/istri penjamin bersedia tanda tangan akad?

3. Apakah nilai taksasi jaminan lebih tinggi dari pembiayaan?

4. Apakah jaminan mudah untuk diperjualbelikan?

E. Kondisi Ekonomi (Conditions Of Economy)

1. Apakah pasang surut harga tidak membahayakan usaha?

2. Apakah tidak ada larangan pemerintah terhadap produk / tempat

usaha?

3. Apakah pemasaran produk tersebut tidak sporadis?

4. Apakah usaha tidak ditentang oleh masyarakat sekitar?

5. Apakah usaha tidak mengganggu kesehatan dan lingkungan?

Page 140: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

140

Form penilaian ini digunakan sebagai alat bantu tambahan untuk

dijadikan dasar penilaian terhadap setiap calon nasabah. Penilaian ini terdiri

atas baik, cukup baik dan kurang. Dari penilaian ini akan didapat nilai dari

setiap calon nasabah yang kemudian dibandingkan antar nasabah dengan

nasabah yang lainnya. Dari hasil ini akan diperoleh nilai total dari setiap calon

nasabah. Nilai total inilah yang dipakai sebagai dasar untuk merangking

kelayakan nasabah dalam mendapatkan kredit. Semakin besar nilainya, maka

calon debitur tersebut akan semakin besar peluang mendapatkan kredit.

Nilai dari tiap-tiap item pertanyaan dalam form penilaian ini

berdasarkan rumus: 100/jumlah pertanyaan. Dari rumus tersebut didapat bobot

nilai dari setiap pertanyaan. Dari hasil jawaban “Ya” dari setiap pertanyaan

akan menghasilkan sebuah nilai yang kemudian ditotal, Kemudian hasil

tersebut dicocokkan dengan rentang penilaian untuk dijadikan dasar apakah

nilai tersebut termasuk baik, cukup baik atau kurang.

Rentang penilaian:

0..33 ='Kurang';

34..67 ='Cukup Baik ';

68..100 ='Baik';

(Diadopsi dari Arikunto, 2000)

Page 141: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

141

3.8 Analisis Sistem

3.8.1 Context Diagram

Context Diagram merupakan pendekatan terstruktur yang mencoba

untuk menggambarkan sistem pertama kali secara garis besar (disebut dengan

top level) dan memecah-mecahnya menjadi bagian yang lebih terinci. Context

diagram ini menggambarkan hubungan input/output antara sistem dengan

kesatuan luar (Jogiyanto, 1999: 54).

Laporan Hasil Analisa

Analisa Kelayakan Kredit

Matrik Hasil

Setup Matrik

Laporan Data Nasabah

Laporan Data Kelengkapan

Data Nasabah

Data Kelengkapan0

SPK KREDIT

+

Manager Operator

Gambar 3.3 Context Diagram

3.8.2 Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram adalah suatu model logika data atau proses yang

dibuat untuk menggambarkan asal data dan tujuan data yang keluar dari

sistem, tempat penyimpan data, proses apa yang menghasilkan data tersebut,

serta interaksi antara data yang tersimpan dan proses yang dikenakan pada

data tersebut (Kusrini, 2007: 41).

Data Flow Diagram yang menjelaskan proses yang ada pada program

Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Pemberian Kredit Nasabah dengan

Metode AHP adalah sebagai berikut :

Page 142: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

142

Data Penilaian Kredit

Update Data Penilaian Kredit

Simpan Data Hasil Analisa

Hasil Analisa

Laporan Hasil Analisa

Analisa Kelayakan Kredit

Simpan Nilai Bobot SubKriteria Karakter

Nilai Prioritas SubKriteria Karakter

Simpan Nilai Bobot Matrik Kriteria

Nilai Prioritas Kriteria

Data Nasabah

Simpan Data Nasabah

Data Kelengkapan

Simpan Data Kelengkapan

Matrik Hasil

Setup Matrik

Laporan Data Nasabah

Laporan Data Kelengkapan

Data Nasabah

Data Kelengkapan

Operator

Manager

1

Evaluasi Persyaratan Kelayakan

+

2

Pengolahan Manager

+

1 Master Nasabah

2 Matrik Kriteria

3 Matrik SubKriteria Karakter

3

Menyajikan Informasi Keputusan

+

Gambar 3.4 DFD Level 1 SPK Kredit

Simpan Data Nasabah

Data Nasabah

Simpan Data Kelengkapan

Data Kelengkapan

Data Nasabah

Data Kelengkapan

Update Data Nasabah

Update Data Kelengkapan

Laporan Data Kelengkapan

Data Nasabah

Laporan Data Nasabah

Data Kelengkapan

Operator1 Master Nasabah

1

Pengolahan Operator

Gambar 3.5 DFD Level 2 Proses 1 : Evaluasi Persyaratan Kelayakan Kredit

Page 143: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

143

Data Penilaian Kredit

Update Data Penilaian Kredit

Matrik Hasil

Setup Matrik

Simpan Nilai Bobot Matrik Kriteria

Nilai Prioritas Kriteria

Simpan Nilai Bobot SubKriteria Karakter

Nilai Prioritas SubKriteria Karakter

Simpan Nilai Bobot SubKriteria Karakter

Nilai Prioritas SubKriteria Kapital

Simpan Nilai Bobot SubKriteria Kapasitas

Nilai Prioritas SubKriteria Kapasitas

Simpan Nilai Bobot SubKriteria Jaminan

Nilai Prioritas SubKriteria Jaminan

Simpan Nilai Bobot SubKriteria Kodisi EkonomiNilai Prioritas SubKriteria Kondisi Ekonomi

Manager

2Matrik Kriteria

3Matrik

SubKriteria Karakter

1

Perhitungan AHP

4Matrik

SubKriteria Kapital

5Matrik SubKriteria

Kapasitas

6Matrik SubKriteria

Jaminan

7Matrik

SubKriteria Kondisi Ekonomi

Gambar 3.6 DFD Level 2 Proses 2 : Pengolahan Manager

Data Hasil Analisa Nasabah

UpDate Data Hasil Analisa

Simpan Data Hasil Analisa

Hasil Analisa

Analisa Kelayakan Kredit

Laporan Hasil Analisa

Manager 1 Master Nasabah

1

UpDate Hasil Analisa

G

Gambar 3.7 DFD Level 2 Proses 3 : Menyajikan Informasi Keputusan

A

mbar

Page 144: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

144

3.8.3 Entity RelationShips Diagram (ERD)

Entity Relationship Diagram (ERD) adalah sebuah diagram yang

menggambarkan hubungan / relasi antar Entity, dan setiap Entity terdiri atas

satu atau lebih atribut yang mempresentasikan seluruh kondisi (fakta) dari

“Dunia Nyata” yang kita tinjau (Winarko,Edi, 2006: 13)

Entity Relationship Diagram (ERD) yang menggambarkan hubungan /

relasi antar Entity pada program Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan

Pemberian Kredit Nasabah dengan Metode AHP adalah sebagai berikut :

Page 145: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

145

KODE

ID_NASABAH

KODE

KODE

KODE

KODE

KODE

KODE

KODE

KODE

ID_NASABAH

Matrik SubKriteria Karakter

ID_NASABAHKODEBAIKCUKUPKURANG

Matrik SubKriteria Kapital

ID_NASABAHKODEBAIKCUKUPKURANG

Matrik SubKriteria Kapas itas

ID_NASABAHKODEBAIKCUKUPKURANG

Matrik SubKriteria Jaminan

ID_NASABAHKODEBAIKCUKUPKURANG

Matrik SubKriteria Kondisi Ekonomi

ID_NASABAHKODEBAIKCUKUPKURANG

Nasabah

ID_NASABAHNAMAADA_KKADA_KT PADA_AKT A_NIKAHADA_SK_JABATANADA_SLIP_GAJIADA_JAMINANADA_TABUNGANADA_IZIN_USAHA_NPWPT EMPAT_ LAHIRLOKASI_PEKERJAANJENIS_PEKERJAANJML_GAJINO_SK_J ABNO_AKT E_NIKAHNO_KKNO_KTPNO_T ELEPONJML_KELUARGASTATUSPEKERJAANKOT AALAMATAGAMAJENIS_KELAMINT OT ALEN_EKONOMIN_JAMINANN_KAPASITASN_KAPIT ALN_KARAKTEREKONOMIJAMINANKAPASIT ASKAPITALKARAKTERJML_KREDITNO_IZIN_USAHA_NPW PJML_TABUNGANNAMA_JAMINANLAMA_KERJAT GL_LAHIR

Matrik K riteria

ID_NASABAHKARAKTERKAPITALKAPASIT ASJAMINANKONDIS I EKONOMI

Manager

ID_NASABAHKODE

OPERATOR

ID_NASABAHNAMA

Matrik Has il

ID_NASABAHKODE

Hasil Ana lisa

ID_NASABAHKODE

Soal

Kode_Soa lPertanyaa nKriteria

Gambar 3.8 ERD SPK Kredit

Page 146: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

146

3.8.4 Rancangan Database

Pembuatan desain sistem program melalui Data Flow Diagram dan

Entity Relationship Diagram dapat dibuat tabel-tabel database yang akan

dikelola dan digunakan untuk menjalankan aplikasi.

Aplikasi database yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah

Interbase 6.5, file databasenya “kredit_AHP”. Berikut ini nama-nama table

yang digunakan beserta field-field yang terdapat pada masing-masing table.

a. Tabel matrik kriteria, tabel ini berfungsi untuk menyimpan data nilai

kriteria

Tabel 3.28 Matrik Kriteria

No Fields Type Size

1 Kode Char 5

2 Karakter Char 5

3 Kapital Char 5

4 Kapasitas Char 5

5 Jaminan Char 5

6 Kondisi Ekonomi Char 5

b. Tabel matrik subkriteria karakter, tabel ini berfungsi untuk menyimpan

data nilai subkriteria karakter

Tabel 3.29 Matrik Subkriteria Karakter

No Fields Type Size

1 Kode Char 5

3 Baik Char 5

4 Cukup Char 5

5 Kurang Char 5

Page 147: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

147

c. Tabel matrik subkriteria Kapital, tabel ini berfungsi untuk menyimpan data

nilai subkriteria Kapital

Tabel 3.30 Matrik Subkriteria Kapital

No Fields Type Size

1 Kode Char 5

3 Baik Char 5

4 Cukup Char 5

5 Kurang Char 5

d. Tabel matrik subkriteria kapasitas, tabel ini berfungsi untuk menyimpan

data nilai subkriteria kapasitas

Tabel 3.31 Matrik Subkriteria Kapasitas

No Fields Type Size

1 Kode Char 5

3 Baik Char 5

4 Cukup Char 5

5 Kurang Char 5

e. Tabel matrik subkriteria Jaminan, tabel ini berfungsi untuk menyimpan

data nilai subkriteria jaminan

Tabel 3.32 Matrik Subkriteria jaminan

No Fields Type Size

1 Kode Char 5

3 Baik Char 5

4 Cukup Char 5

5 Kurang Char 5

Page 148: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

148

f. Tabel matrik subkriteria kondisi ekonomi, tabel ini berfungsi untuk

menyimpan data nilai subkriteria kondisi ekonomi

Tabel 3.33 Matrik Subkriteria kondisi ekonomi

No Fields Type Size

1 Kode Char 5

3 Baik Char 5

4 Cukup Char 5

5 Kurang Char 5

g. Tabel nasabah, tabel ini berfungsi untuk menyimpan data kelengkapan,

data debitur dan rekap hasil analisa.

Tabel 3.34 Tabel Nasabah

No Fields Type Size

1 ID_NASABAH Varchar 6

2 NAMA Varchar 35

3 ADA_KK Varchar 5

4 ADA_KTP Varchar 5

5 ADA_AKTA_NIKAH Varchar 5

6 ADA_SK_JABATAN Varchar 5

7 ADA_SLIP_GAJI Varchar 5

8 ADA_JAMINAN Varchar 5

9 ADA_TABUNGAN Varchar 5

10 ADA_IZIN_USAHA_NPWP Varchar 5

11 TEMPAT_LAHIR Varchar 35

12 TGL_LAHIR Timestamp

13 JENIS_KELAMIN Varchar 10

14 AGAMA Varchar 15

15 ALAMAT Varchar 35

Page 149: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

149

16 KOTA Varchar 35

17 PEKERJAAN Varchar 20

18 STATUS Varchar 20

19 JML_KELUARGA Short

20 NO_TELEPON Varchar 20

21 NO_KTP Varchar 20

22 NO_KK Varchar 20

23 NO_AKTE_NIKAH Varchar 20

24 NO_SK_JAB Varchar 20

25 JML_GAJI Double

26 JENIS_PEKERJAAN Varchar 20

27 LOKASI_PEKERJAAN Varchar 35

28 LAMA_KERJA Short

29 NAMA_JAMINAN Varchar 100

30 JML_TABUNGAN Double

31 NO_IZIN_USAHA_NPWP Varchar 20

32 JML_KREDIT Double

33 KARAKTER Varchar 15

34 KAPITAL Varchar 15

35 KAPASITAS Varchar 15

36 JAMINAN Varchar 15

37 EKONOMI Varchar 15

38 N_KARAKTER Double

39 N_KAPITAL Double

40 N_KAPASITAS Double

41 N_JAMINAN Double

42 N_EKONOMI Double

43 TOTALE Double

Page 150: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

150

h. Tabel soal, tabel ini berfungsi untuk melakukan update data penilaian

kredit

Tabel 3.35 Update Data Penilaian Kredit

No Fields Type Size

1 Kode Char 5

3 Soal Char 35

4 Kriteria Char 15

3.9 Diagram Alir ( Flowchart) Sistem Pendukung Keputusan

Untuk menggambarkan diagram alir semua proses yang dijalankan di

dalam sistem pendukung keputusan kelayakan pemberian kredit PT. BPRS

Bumi Rinjani Batu dengan metode AHP dapat dilihat pada diagram alir

berikut ini :

3.9.1 Diagram Alir Utama

Dalam diagram alir utama ini digambarkan algoritma secara umum

semua proses yang ada dalam Sistem Pendukung Keputusan. Proses diawali

dengan setup matrik kriteria, setup matrik subkriteria, dan pengisian form

penilaian kelengkapan, kemudian proses selanjutnya adalah proses sistem

pendukung keputusan kelayakan pemberian kredit. Algoritma utama ini

dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Page 151: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

151

Gambar 3.9 Diagram Alir Sistem Pendukung Keputusan Utama

3.9.2 Diagram alir DSS Kelayakan Pemberian Kredit

Diagram alir yang digambarkan merupakan diagram alir sistem

pendukung keputusan kelayakan pemberian kredit. Proses AHP ini

digunakan untuk menghitung nilai prioritas kriteria dan subprioritas kriteria.

Proses yang terdapat dalam sistem pendukung keputusan kelayakan

pemberian kredit ini adalah proses AHP kriteria, proses AHP subkriteria dan

proses hasil analisis.

T

Y

mulai

Penilaian kelengkapan

Analisis dokumen lagi?

DSS kelayakan pemberian kredit

selesai

Page 152: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

152

Gambar 3.10 Diagram Alir DSS Kelayakan Pemberian Kredit

3.9.3 Diagram alir Perhitungan AHP

Diagram alir ini berfungsi untuk menggambarkan algoritma untuk

proses perhitungan AHP. Gambaran umum algoritma pada proses

perhitungan AHP dapat dilihat pada gambar 3.4. Proses yang terdapat dalam

perhitungan AHP ini adalah set skala perbandingan berpasangan, membuat

matrik perbandingan berpasangan, membuat matrik nilai kriteria, membuat

matrik penjumlahan setiap baris dan perhitungan rasio konsistensi. Dalam

perhitungan AHP ini, pengguna harus memasukkan nilai skala perbandingan

berpasangan yang akan dipakai pada form penilaian kredit.

mulai

selesei

AHP Kriteria

AHP SubKriteria

Matriks Hasil

Hasil Analisis Penilaian

Form Penilaian

Page 153: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

153

Gambar 3.11 Diagram Alir perhitungan AHP

3.10 Rancangan User Interface

3.10.1 Rancangan Form Main Menu

Rancangan Form main menu merupakan bagian utama dari SPK

Kelayakan Pemberian Kredit yang berfungsi sebagai menu utama untuk

mengaktifkan komponen-komponen di bawahnya yaitu File, Matrik AHP,

Master, Analisa, dan Help.

mulai

selesei

Matriks Perbandingan Berpasangan

Matriks Kriteria

Mariks Penjumlahan Tiap Baris

Perhitungan Rasio Konsistensi

Page 154: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

154

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDITSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDITSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDITSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT

NASABAH DENGAN METODE AHP DI PT.BPRS BUMI RINJANI BATUNASABAH DENGAN METODE AHP DI PT.BPRS BUMI RINJANI BATUNASABAH DENGAN METODE AHP DI PT.BPRS BUMI RINJANI BATUNASABAH DENGAN METODE AHP DI PT.BPRS BUMI RINJANI BATU

FILE MATRIK DEBITUR ANALISA HELP

Gambar 3.12 Rancangan Form Main Menu

3.10.2 Rancangan Form Matrik AHP

Rancangan Form ini berfungsi untuk memberikan nilai bobot

kriteria dan subkriteria, untuk menentukan nilai prioritas dan nilai

subprioritas dan untuk menentukan rasio konsistensi. Dari nilai bobot yang

dimasukkan dalam komponen Matrik menghasilkan nilai matrik hasil.

Matrik hasil ini yang dijadikan nilai untuk menganalisa layak tidaknya

calon nasabah dalam menerima kredit.

Page 155: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

155

PerbandinganNilai Kriteria Penjumlahan Tiap Baris Rasio Konsistensi

Condition of

Economy

Character Capital Capacity Collatera l

Condition of

Economy

Character

Capital

Capacity

Collatera l

Jumlah

Lamda Max

Konsistensi Index (Ci)

Rasio Konsistensi (Cr)

Keterangan

Gambar 3.13 Rancangan Form Matrik Perbandingan Berpasangan

PerbandinganNilai Kriteria

Penjumlahan Tiap Baris Rasio Konsistensi

Condition

of

Economy

Character Capital Capacity Collateral Jumlah Prioritas

Condition

of

Economy

Character

Capital

Capacity

Collateral

Gambar 3.14 Rancangan Form Nilai Kriteria

Page 156: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

156

Perbandingan Nilai KriteriaPenjumlahan Tiap Baris

Rasio Konsistensi

Condition

of

Economy

Character Capital Capacity Collateral Jumlah

Condition

of

Economy

Character

Capital

Capacity

Collateral

Gambar 3.15 Rancangan Form Penjumlahan Tiap Baris

Perbandingan Nilai Kriteria Penjumlahan Tiap BarisRasio Konsistensi

Jumlah per baris Prioritas Hasil

Condition of Economy

Character

Capital

Capacity

Collateral

Gambar 3.16 Rancangan Form Rasio Konsistensi

Dengan cara yang sama nilai bobot prioritas sub criteria dari

masing-masing criteria dapat dicari nilainya. Nilai bobot prioritas

subkriteria tersebut dapat dilihat dalam matrik hasil.

Page 157: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

157

Matrik Hasil

Condition of

economy

Character Capital Capacity Collateral

Baik Baik Baik Baik Baik

Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup

Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang

Gambar 3.17 Rancangan Form Matrik Hasil

3.10.3 Rancangan Form Analisa

Komponen ini terdiri dari komponen form Update data penilaian

kredit, form Analisa kelayakan kredit dan form laporan hasil analisa. Form

update data penilaian kredit digunakan untuk melakukan update data

terhadap pertanyan-pertanyaan yang ada dalam Form penilaian kredit.

Form penilaian kredit ini digunakan sebagai alat bantu tambahan untuk

dijadikan dasar penilaian terhadap setiap calon debitur. Penilaian ini terdiri

atas baik, cukup baik dan kurang. Dari penilaian ini akan didapat nilai dari

setiap calon nasabah yang kemudian dibandingkan antar nasabah dengan

nasabah yang lainnya. Dari hasil ini akan diperoleh nilai total dari setiap

calon debitur. Form rekap hasil analisa ini merupakan hasil dari penilaian

kredit. Nilai total inilah yang dipakai sebagai dasar untuk merangking

kelayakan nasabah dalam mendapatkan kredit. Semakin besar nilainya,

Page 158: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

158

maka calon debitur tersebut akan semakin besar peluang mendapatkan

kredit.

CHARACTER JAWABAN

1. Apakah bersikap kooperatif?

2. Apakah rumah tangganya agamis, rukun, dan harmonis?

3. Apakah penilaian / informasi warga sekitar baik?

4. Apakah kondisi ekonominya ada peningkatan?

5. Apakah tepat janji dan sesuai antara perkataan dengan kenyataan?

Hasil

CharacterCapital Capacity Collateral

Condition ofeconomy

Gambar 3.18 Rancangan Form Penilaian Kredit Kriteria Character

CAPITAL JAWABAN

1. Apakah modal sendiri dibanding pembiayaan > 30 %?

2. Apakah tidak memiliki hutang di tempat lain?

3. Apakah pembiayaan dipakai untuk pengembangan usaha?

Hasil

CharacterCapital

Capacity CollateralCondition of

economy

Gambar 3.19 Rancangan Form Penilaian Kredit Kriteria Capital

Page 159: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

159

Character CapitalCapacity

CollateralCondition of

economy

CAPACITY JAWABAN 1. Apakah usaha tidak bertentangan dengan agama?

2. Apakah merupakan usaha pokok?

3. Apakah memiliki pengalaman usaha yang sama?

4. Apakah bahan baku mudah diperoleh?

5. Apakah prospek pasar bagus?

6. Apakah telah memiliki pelanggan tetap?

7. Apakah usaha sejenis disekitarnya banyak?

8. Apakah omsetnya stabil setiap bulannya?

9. Apakah pemohon tidak petualang (ovonturir) dalam usaha?

10. Apakah ada tenaga lain selain pemohon yang dapat mengelola usaha?

11. Apakah aset usaha > pinjaman?

12. Apakah tingkat keuntungan lebih tinggi dibanding margin bank?

13. Apakah kewajiban angsuran < 1/3 penerimaan kas?

HASIL

Gambar 3.20 Rancangan Form Penilaian Kredit Kriteria Capacity

JAMINAN JAWABAN

1. Apakah jaminan milik sendiri?

2. Apakah suami/istri penjamin bersedia tanda tangan akad?

3. Apakah nilai taksasi jaminan lebih tinggi dari pembiayaan?

4. Apakah jaminan mudah untuk diperjualbelikan?

Hasil

Character Capital CapacityCollateral

Condition ofeconomy

Gambar 3.21 Rancangan Form Penilaian Kredit Kriteria Collateral

Page 160: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

160

CONDITION OF ECONOMY JAWABAN

1. Apakah pasang surut harga tidak membahayakan usaha?

2. Apakah tidak ada larangan pemerintah terhadap produk / tempat usaha?

3. Apakah pemasaran produk tersebut tidak sporadis?

4. Apakah usaha tidak ditentang oleh masyarakat sekitar?

5. Apakah usaha tidak mengganggu kesehatan dan lingkungan?

Hasil

Character Capital Capacity Collateral Condition ofeconomy

Gambar 3.22 Rancangan Form Penilaian Kredit Kriteria Condition of Economy

Hasil Analisa

No Kode Nama Karakter Kapasitas Kapital Jaminan Kondisi Ekonomi

Nilai Karakter

Nilai Kapasitas

Nilai Kapital

Nilai Jaminan

Nilai Kondisi Ekonomi

Total

Gambar 3.23 Rancangan Form Analisa Kelayakan Kredit

Page 161: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

161

3.10.4 Rancangan Form Master

Form ini terdiri dari Data Kelengkapan dan Data Nasabah. Komponen

Data Kelengkapan berfungsi untuk mengelola data-data Kelengkapan calon

nasabah sebagai bentuk persyaratan calon nasabah untuk menjadi nasabah dari

perusahaan. Komponen Data Nasabah digunakan untuk mengelola data-data

nasabah perusahaan baik yang diterima, dipertimbangkan maupun yang

ditolak oleh perusahaan.

Data Kelengkapan

ID Nasabah Nama Lengkap Kartu Keluarga KTP Akte Nikah SK Jabatan Slip Gaji Jaminan Tabungan Izin Usaha

SIMPAN

Gambar 3.24 Rancangan Form Data Kelengkapan

Page 162: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

162

Data Nasabah

SIMPAN

IDNASABAH NAMA LENGKAP TEMPAT LAHIR TANGGAL LAHIR JENIS KELAMIN AGAMA ALAMAT KOTA PEKERJAAN STATUS JENIS KELAMIN NO TELPON NO KTP NO KK NO AKTE NIKAH NO SK JABATAN

JUMLAH GAJI JENIS PEKERJAAN LOKASI PEKERJAAN LAMA KERJA NAMA JAMINAN JUMLAH TABUNGAN NO IZIN USAHA JUMLAH KREDIT

Gambar 3.25 Rancangan Form Data Nasabah

Page 163: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

163

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Lingkungan Implementasi

Teknologi yang digunakan dalam pengembangan sistem ini adalah

teknologi aplikasi berbasis client server, yang membentuk sebuah program

yang dapat berdiri sendiri dan dapat dijalankan dalam lingkungan jaringan

komputer. Sehingga manajer dan operator selaku pengguna (user) secara cepat

dan mudah dapat menggunakan aplikasi ini. Dengan sistem jaringan komputer

ini, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan serta memberikan suatu

kemudahan dalam hal memberikan kelayakan kredit kepada calon nasabah.

Dalam proses pengaplikasiannya sistem ini membutuhkan beberapa

komponen. Apabila semua komponen pendukung aplikasi sistem pendukung

keputusan kelayakan pemberian kredit terpasang (installed) dalam komputer,

seperti Bahasa Pemrograman Delphi 7.0, Interbase 6.5, dan Database Dekstop.

Maka langkah selanjutnya adalah mewujudkan rancangan sistem yang telah

dibuat. Berikut ditunjukkan bagian (modul) terpenting dari sistem yang akan

di implementasikan.

4.1.1 Kebutuhan Hardware

Mulai tahap penelitian sampai dengan tahap implementasi dalam

sebuah rancangan program Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan

Pemberian Kredit Nasabah dengan metode AHP di PT. BPRS Bumi Rinjani

Batu menggunakan perangkat komputer dengan spesifikasi sebagai berikut :

Page 164: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

164

Hardware :

- Processor Pentium IV 2.67 GHz.

- Memory 512 MB.

- Hardisk 80 GB.

- Mouse, Keyboard, dan Monitor.

Sedangkan untuk instalasi program Sistem Pendukung Keputusan

Kelayakan Pemberian Kredit Nasabah dengan metode AHP di PT. BPRS

Bumi Rinjani Batu ini memerlukan spesifikasi hardware minimum sebagai

berikut:

Hardware minimum untuk menjalankan progam :

- Processor Pentium III 450 MHz.

- Memory 128 MB.

- Hardisk 40 GB.

- Mouse, Keyboard, dan Monitor.

4.1.2 Kebutuhan Software

Adapun untuk kebutuhan software mulai tahap penelitian sampai

tahap implementasi dari program Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan

Pemberian Kredit Nasabah dengan metode AHP di PT. BPRS Bumi Rinjani

Batu. Menggunakan beberapa software sebagai berikut:

Software :

- Microsoft Windows XP Professional Version 2002 Service

Pack 2

- Delphi 7.0

- Adobe Pothoshop

Page 165: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

165

- Microsoft Office XP

Software Minimum Untuk Menjalankan progam :

- Windows 98

- Delphi 7.0

4.2 Struktur Program

Berikut struktur program perangkat lunak Sistem Pendukung

Keputusan Kelayakan Pemberian Kredit Nasabah dengan metode AHP di PT.

BPRS Bumi Rinjani Batu:

MENU UTAMA

FILEMATRIK

AHPMASTER ANALISA HELP

DataKelengkapan

Data Nasabah

MatrikKriteria

MatrikSubKriteria

Matrik Hasil

CloseUpdate Form

Penilaian

Laporan HasilAnalisa

BiodataProgrammer

PenggunaanProgram

AnalisaKelayakanKredit

Gambar 4.1 Struktur Program SPK Pemberian Kredit Nasabah

Berikut penjelasan komponen-komponen dari struktur program di atas, yaitu:

1. Komponen Menu Utama

Komponen ini merupakan bagian utama dari SPK Kelayakan Pemberian

Kredit Nasabah yang berfungsi sebagai menu utama untuk mengaktifkan

komponen-komponen di bawahnya yaitu File, Matrik AHP, Master,

Analisa, dan Help.

Page 166: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

166

2. Komponen File

Komponen ini terdiri dari Menu Keluar. Komponen dari Menu Keluar

digunakan untuk keluar dari Program Aplikasi SPK Kelayakan Pemberian

Kredit Nasabah ini.

3. Komponen Matrik AHP

Komponen ini terdiri dari Menu Matrik Kriteria, Matrik Subkriteria dan

Matrik Hasil. Menu Matrik Kriteria dan Matrik Subkriteria berfungsi

untuk memberikan nilai bobot kriteria dan subkriteria, sehingga

menghasilkan nilai bobot prioritas kriteria dan nilai bobot prioritas

subkriteria dan juga untuk menentukan rasio konsistensi dari setiap

perhitungan matrik yang dihitung. Dari nilai bobot prioritas kriteria dan

nilai bobot prioritas subkriteria akan ditampilkan secara keseluruhan

dalam Menu Matrik Hasil.

4. Komponen Master

Komponen ini terdiri dari Data Kelengkapan dan Data Nasabah. Menu

Data Kelengkapan berfungsi untuk mengelola data-data Kelengkapan

calon nasabah sebagai bentuk persyaratan calon nasabah untuk menjadi

nasabah dari perusahaan. Menu Data Nasabah digunakan untuk mengelola

data-data nasabah baik yang diterima, dipertimbangkan maupun yang

ditolak oleh perusahaan.

Page 167: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

167

5. Komponen Analisa

Komponen ini terdiri dari Menu Update Form Penilaian Kredit, Analisa

Kelayakan Kredit dan Menu Laporan Hasil Analisa. Menu Update Form

Penilaian Kredit ini digunakan untuk melakukan update data terhadap

pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam Menu Form Penilaian Kredit.

Menu Form Penilaian Kredit ini digunakan sebagai alat bantu tambahan

untuk dijadikan dasar penilaian terhadap setiap calon debitur. Penilaian ini

terdiri atas baik, cukup baik dan kurang. Dari penilaian ini akan didapat

nilai dari setiap calon nasabah, apakah calon nasabah tersebut baik, cukup

baik atau kurang, berdasarkan analisa dari Menu Form Penilaian Kredit.

Hasil penilaian dari Menu Form Penilain Kredit akan ditampilkan dalam

Menu Analisa Kelayakan Kredit. Kemudian Menu Analisa Kelayakan

Kredit akan menghitung secara keseluruhan dari Nilai bobot prioritas

kriteria dan Nilai bobot prioritas subkriteria yang dihasilkan berdasarkan

penilaian dari Menu Penilaian Kredit. Dari hasil ini akan diperoleh nilai

total dari setiap calon debitur. Nilai total inilah yang dipakai sebagai dasar

untuk merangking kelayakan nasabah dalam mendapatkan kredit. Semakin

besar nilainya, maka calon debitur tersebut akan semakin besar peluang

mendapatkan kredit.

6. Komponen Help

Komponen ini terdiri dari Menu Biodata Programmer dan Menu

Penggunaan Program. Menu Biodata Programmer berfungsi untuk

menampilkan biodata dari prograamer / pembuat Program Aplikasi SPK

Page 168: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

168

Kelayakan Pemberian Kredit Nasabah. Sedangkan Menu Penggunaan

Program digunakan untuk mengetahui tata cara penggunaan Program

Aplikasi SPK Kelayakan Pemberian Kredit Nasabah ini.

4.3 Implementasi Antarmuka

Di dalam Implementasi antar muka ini, menerangkan kegunaan form-

form yang ada di dalam program Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan

Pemberian Kredit Nasabah dengan Metode AHP beserta desain formnya.

4.3.1 Form Utama

Form utama adalah tampilan awal program dimana pada form utama

ini merupakan salam pembuka dari isi program. Adapun tampilan form utama

dari program ini adalah :

Gambar 4.2 Form Utama

Page 169: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

169

4.3.2 Form Matrik AHP

4.3.2.1 Set Matrik Perbandingan Berpasangan

Pada form set matrik perbandingan berpasangan ini, Manager

melakukan penilaian perbandingan antara satu kriteria dengan kriteria

yang lain. Adapun tampilan form set matrik perbandingan berpasangan

ini adalah sebagai berikut:

Gambar 4.3 Form Set Matrik Perbandingan Berpasangan

Angka 1 pada kolom condition of economy baris condition of

economy mengambarkan tingkat kepentingan yang sama antara

condition of economy dengan condition of economy, sedangkan angka 3

pada baris karakter kolom condition of economy menunjukan karakter

sedikit lebih penting dibandingkan dengan condition of economy. Angka

0.33 pada kolom karakter baris condition of economy merupakan hasil

perhitungan 1/nilai pada kolom condition of economy baris karakter.

Angka-angka yang lain diperoleh dengan cara yang sama.

Page 170: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

170

4.3.2.2 Form Matrik Nilai Kriteria

Nilai-nilai pada Form Matrik Nilai Kriteria diperoleh dari nilai

baris kolom matrik berbandingan berpasangan dibagi jumlah masing-

masing kolom pada matrik berbandingan berpasangan. Tampilan form

matrik nilai kriteria ini adalah sebagai berikut:

Gambar 4.4 Form Matrik Nilai Kriteria

Nilai 0.05 pada kolom condition of economy baris condition of

economy gambar di atas diperoleh dari nilai kolom condition of economy

baris condition of economy pada matrik perbandingan berpasangan

dibagi jumlah kolom condition of economy pada matrik perbandingan

berpasangan.

Nilai kolom jumlah pada gambar di atas diperoleh dari

penjumlahan pada setiap barisnya. Untuk baris pertama, nilai 0.23

merupakan hasil penjumlahan dari 0.05+0.03+0.04+0.04+0.07

Page 171: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

171

Nilai kolom prioritas diperoleh dari nilai pada kolom jumlah

dibagi dengan jumlah kriteria dalam hal ini 5.

4.3.2.3 Form Matrik Penjumlahan Tiap Baris

Nilai-nilai Matrik pada form ini diperoleh dari hasil kali nilai

prioritas pada matrik nilai kriteria dengan matrik perbandingan

berpasangan. Hasil perhitungan disajikan dalam form di bawah ini :

Gambar 4.5 Form Matrik Penjumlahan Setiap Baris

Nilai 0.05 pada baris condition of economy kolom condition of

economy gambar di atas diperoleh dari prioritas baris condition of

economy pada form matrik nilai kriteria dikalikan dengan nilai baris

condition of economy kolom condition of economy pada form matrik

perbandingan berpasangan. Angka-angka yang lain diperoleh dengan

cara yang sama.

Page 172: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

172

4.3.2.4 Form Perhitungan Rasio Konsistensi

Penghitungan ini digunakan untuk memastikan bahwa nilai rasio

konsistensi (CR) <= 0.1. Jika ternyata nilai CR lebih besar dari 0.1,

maka matrik perbandingan berpasangan harus diperbaiki. Untuk

menghitung rasio konsistensi, dibuat form seperti di bawah ini :

Gambar 4.6 Form Perhitungan Rasio Konsistensi

4.3.2.5 Form Matrik Hasil

Hasil perhitungan pada langkah-langkah di atas kemudian

dituangkan dalam matrik hasil yang terlihat seperti gambar di bawah ini :

Page 173: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

173

Gambar 4.7 Form Matrik Hasil

Nilai bobot dari Baik, Cukup baik, kurang merupakan nilai prioritas

subkriteria. Dengan cara yang sama Nilai-nilai tersebut didapat seperti

menghitung nilai matrik criteria pada form matrik.

4.3.3 Form Analisa

4.3.3.1 Form Update Data Penilaian Kredit

Form Update data penilaian kredit digunakan untuk melakukan

update data terhadap pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam Menu Form

Penilaian Kredit.

Form Update data penilaian kredit disajikan dalam gambar

dibawah ini:

Page 174: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

174

Gambar 4.8 Form Update Data Penilaian Kredit

4.3.3.2 Form Analisa Kelayakan Kredit

Analisa kelayakan kredit dapat dilihat dalam Form analisa penilaian

kredit. Form ini digunakan sebagai dasar dalam penilaian terhadap setiap

calon debitur. Penilaian ini terdiri atas baik, cukup baik dan kurang. Dari

penilaian ini akan didapat nilai dari setiap calon nasabah yang kemudian

dibandingkan antar nasabah dengan nasabah yang lainnya. Dari hasil ini akan

diperoleh nilai total dari setiap calon debitur. Nilai total inilah yang dipakai

sebagai dasar untuk merangking kelayakan nasabah dalam mendapatkan

kredit. Semakin besar nilainya, maka calon debitur tersebut akan semakin

besar peluang mendapatkan kredit.

Nilai dari tiap-tiap item pertanyaan dalam form penilaian ini

berdasarkan rumus: 100/jumlah pertanyaan. Dari rumus tersebut didapat bobot

nilai dari setiap pertanyaan. Dari hasil jawaban “Ya” dari setiap pertanyaan

Page 175: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

175

akan menghasilkan sebuah nilai yang kemudian ditotal, Kemudian hasil

tersebut dicocokkan dengan rentang penilaian untuk dijadikan dasar apakah

nilai tersebut termasuk baik, cukup baik atau kurang.

Rentang penilaian:

0..33 = 'Kurang';

34..67 = 'Cukup Baik ';

68..100 = 'Baik';

Tampilan form penilaian kredit ini adalah sebagai berikut:

Gambar 4.9 Form Analisa Penilaian Kredit

4.3.3.3 Form Hasil Analisa

Hasil penilaian dari Menu Form Penilain Kredit akan ditampilkan

dalam Form Hasil Analisa. Kemudian Menu Hasil Analisa akan menghitung

secara keseluruhan dari Nilai bobot prioritas kriteria dan Nilai bobot prioritas

subkriteria yang dihasilkan berdasarkan penilaian dari Menu Penilaian Kredit.

Page 176: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

176

Dari hasil ini akan diperoleh nilai total dari setiap calon debitur. Nilai total

inilah yang dipakai sebagai dasar untuk merangking kelayakan nasabah dalam

mendapatkan kredit. Semakin besar nilainya, maka calon debitur tersebut akan

semakin besar peluang mendapatkan kredit.

Tampilan form hasil analisa ini adalah sebagai berikut:

Gambar 4.10 Form Hasil Analisa

4.3.4 Form Data Kelengkapan

Form data kelengkapan ini adalah form yang digunakan untuk

menginputkan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon

debitur. Tampilan form persyaratan ini adalah sebagai berikut:

Page 177: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

177

Gambar 4.11 Form Data Kelengkapan

4.3.5 Form Update Data Kelengkapan

Form update data kelengkapan ini adalah form yang digunakan untuk

mengupdate data persyaratan-persyaratan yang dikumpulkan oleh calon

debitur. Tampilan form Update data kelengkapan ini adalah sebagai berikut:

Gambar 4.12 Form Update Data Kelengkapan

Page 178: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

178

4.3.6 Form Data Nasabah

Form data nasabah ini adalah form yang digunakan untuk

menginputkan data-data yang dimiliki oleh calon debitur. Tampilan form data

nasabah ini adalah sebagai berikut:

Gambar 4.13 Form Data Nasabah

4.3.7 Form Laporan Data Nasabah

Form laporan data nasabah ini adalah form yang digunakan untuk

melihat data-data yang dimiliki oleh calon debitur sebagai arsip data nasabah.

Tampilan form laporan data nasabah ini adalah sebagai berikut:

Page 179: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

179

Gambar 4.14 Form Laporan Data Nasabah

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Dalam pembahasan hasil penelitian ini, program SPK Kelayakan

Pemberian Kredit Nasabah ini diuji coba kepada 17 orang dengan kriteria-

kiteria data yang berbeda antara satu dengan yang lain, dengan tujuan apakah

program SPK Kelayakan Pemberian Kredit Nasabah ini sudah bisa menetukan

kelayakan pemberian kredit kepada calon nasabah. Untuk mengecek

kebenaran dari sistem ini, peneliti membandingkan dengan data hasil uji

penilaian yang digunakan oleh PT. BPRS Bumi Rinjani Batu, data yang

digunakan adalah sebanyak 17 data hasil uji penilaian kredit. Adapun

percobaannya akan ditampilkan dalam bentuk gambar dibawah ini.

Page 180: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

180

Gambar 4.15 Form Laporan Uji Program

Hasil percobaan yang dilakukan kepada 17 calon nasabah merupakan

data simulasi untuk mengetahui sejauh mana sistem pendukung keputusan ini

sudah bisa menentukan kelayakan pemberian kredit bagi nasabah yang

diterima, dipertimbangkan dan ditolak.

Berdasarkan dari 17 hasil percobaan uji program yang disesuaikan

dengan uji penilaian yang dilakukan oleh PT. BPRS Bumi Rinjani Batu

dengan kriteria yang berbeda didapatkan bahwa calon nasabah yang dapat

direkomendasikan diterima adalah 7 calon nasabah. Calon nasabah tersebut

adalah Moh Irwansyah, Tri Kustono Adi, Nur Rohmah, Winda Sulistiawati,

Nirwan, Rudi Sudarsono dan Ahmad Riyadi. Nilai total dari masing-masing

calon nasabah tersebut adalah 1, 1, 1, 0.89, 0.89, 1, dan 1. Hal ini didasarkan

dari hasil nilai total dari calon nasabah tersebut yang bernilai 1 atau mendekati

Page 181: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

181

nilai 1. Karena nilai total inilah yang dijadikan dasar sebagai nilai prioritas

calon nasabah yang dapat direkomendasikan untuk mendapatkan kredit atau

tidak mendapatkan kredit.

Prosentase tingkat kevalidasian dari uji program yang telah dilakukan

di PT. BPRS Bumi Rinjani Batu adalah 76.47%. Hal ini didapatkan

berdasarkan uji program Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Kredit

dengan Metode AHP yang disesuaikan dengan uji penilaian yang dilakukan

oleh PT. BPRS Bumi Rinjani Batu. Hasil uji program dapat dilihat dalam tabel

dibawah ini:

Tabel 4.1 Tabel Uji Kelayakan PT. BPRS Bumi Rinjani Batu

No Nama Nilai Total Keputusan

1 M. Arief Hakim 20 Dipertimbangkan

2 Eko Sumartono 13 Ditolak

3 Sudarsono 18 Dipertimbangkan

4 Nirwan 26 Diterima

5 Siti Fatimah 13 Ditolak

6 Winda Sulistia Wati 25 Diterima

7 Nur Rohmah 29 Diterima

8 Tri Kustono Adi 28 Diterima

9 Moh Irwansyah 27 Diterima

10 Ahmad Riyadi 30 Diterima

11 Rudi Sudarsono 28 Diterima

Page 182: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

182

12 Maimunah 18 Ditolak

13 Joni Setiawan 20 Dipertimbangkan

14 Hari Santoso 16 Ditolak

15 Pujianti 18 Dipertimbangkan

16 Hasan Basri 19 Dipertimbangkan

17 Budi Hermawan 17 Ditolak

Tabel 4.2 Tabel Uji Program Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Pemberian Kredit dengan Metode AHP

No Nama Nilai Total Keputusan

1 M. Arief Hakim 0.72 Diterima

2 Eko Sumartono 0.43 Ditolak

3 Sudarsono 0.59 Dipertimbangkan

4 Nirwan 0.89 Diterima

5 Siti Fatimah 0.31 Ditolak

6 Winda Sulistia Wati 0.89 Diterima

7 Nur Rohmah 1 Diterima

8 Tri Kustono Adi 1 Diterima

9 Moh Irwansyah 1 Diterima

10 Ahmad Riyadi 1 Diterima

11 Rudi Sudarsono 1 Diterima

12 Maimunah 0.53 Ditolak

13 Joni Setiawan 0.67 Diterima

Page 183: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

183

14 Hari Santoso 0.39 Ditolak

15 Pujianti 0.53 Dipertimbangkan

16 Hasan Basri 0.59 Dipertimbangkan

17 Budi Hermawan 0.53 Dipertimbangkan

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dari 17 calon nasabah hasil dari

uji penilaian yang dilakukan oleh PT. BPRS Bumi Rijani Batu bahwa 7 calon

nasabah dinyatakan diterima, 5 calon nasabah dinyatakan dipertimbangkan

dan 5 calon nasabah ditolak. Dan uji program yang disesuaikan dengan data

penilaian kredit dari Bank didapat bahwa 9 calon nasabah diterima, 5 calon

nasabah dipertimbangkan dan 3 calon nasabah ditolak.

Dari hasil uji program ini didapat prosentase tingkat validasi sistem ini

adalah 76.47 %. Hasil prosentase ini dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel 4.3 Prosentase tingkat validasi program

No Keterangan Nilai Total Prosentase

Valid 13 76.47 %

Tidak valid 4 23.53 %

1

Jumlah 17 100 %

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat validasi sistem ini

adalah 76.47 % dapat digunakan dalam menentukan kelayakan pemberian

kredit nasabah dan 23.53 % tidak valid. Ketidakvalidan dari sistem ini

disebabkan dari kebutuhan bank dalam menentukan kelayakan pemberian

Page 184: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

184

kredit pada calon nasabah. Jika pihak Bank membutuhkan 10 calon nasabah

untuk direkomondasikan dalam mendapatkan kredit maka calon nasabah yang

dipertimbangkan juga dapat direkomondasikan dalam mendapatkan kredit.

Padahal sistem hanya bisa menentukan 7 calon nasabah yang dapat

direkomondasikan dalam mendapatkan kredit.

Page 185: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

185

BAB V

PENUTUP

Sistem pendukung keputusan untuk menentukan kelayakan pemberian

kredit nasabah dengan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) ini

diharapkan dapat menjadi bahan atau salah satu referensi bagi pengembangan

sistem pendukung keputusan lainnya atau bagi mahasiswa yang menyusun tugas

akhir yang berkaitan dengan sistem pendukung keputusan. Ada beberapa

kesimpulan dan saran yang dapat disampaikan penulis sebagai hasil dari evaluasi

pengembangan sistem dalam laporan tugas akhir ini.

5.1 Kesimpulan

Hasil percobaan yang diperoleh dari 17 hasil percobaan uji program

yang disesuaikan dengan uji penilaian yang dilakukan oleh PT. BPRS Bumi

Rinjani Batu didapatkan bahwa calon nasabah yang dapat direkomendasikan

diterima adalah 7 calon nasabah. Calon nasabah tersebut adalah Moh

Irwansyah, Tri Kustono Adi, Nur Rohmah, Winda Sulistiawati, Nirwan, Rudi

Sudarsono dan Ahmad Riyadi. Hal ini didasarkan dari hasil nilai total dari

calon nasabah tersebut yang bernilai 1 atau mendekati nilai 1. Karena nilai

total inilah yang dijadikan dasar sebagai nilai prioritas calon nasabah yang

dapat direkomendasikan untuk mendapatkan kredit atau tidak mendapatkan

kredit.

Prosentase tingkat kevalidasian dari uji program ini didapatkan

berdasarkan uji program Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Pemberian

Page 186: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

186

Kredit dengan Metode AHP yang disesuaikan dengan uji penilaian yang

dilakukan oleh PT. BPRS Bumi Rinjani Batu. Uji penilaian yang dilakukan

oleh PT. BPRS Bumi Rinjani Batu didapatkan bahwa 7 calon nasabah

dinyatakan diterima, 5 calon nasabah dinyatakan dipertimbangkan dan 5 calon

nasabah ditolak. Dan uji program yang disesuaikan dengan data penilaian

kredit dari Bank didapatkan bahwa 9 calon nasabah diterima, 5 calon nasabah

dipertimbangkan dan 3 calon nasabah ditolak.

Dari hasil uji program didapat prosentase tingkat validasi sistem ini

adalah 76.47 % dapat digunakan dalam menentukan kelayakan pemberian

kredit nasabah dan 23.53 % tidak valid. Ketidakvalidasian dari sistem ini

disebabkan dari kebutuhan bank dalam menentukan kelayakan pemberian

kredit pada calon nasabah. Jika pihak Bank membutuhkan 10 calon nasabah

untuk direkomondasikan dalam mendapatkan kredit maka calon nasabah yang

dipertimbangkan dan ditolak juga dapat direkomondasikan dalam

mendapatkan kredit. Padahal sistem hanya bisa menentukan 7 calon nasabah

yang dapat direkomondasikan dalam mendapatkan kredit. Berdasarkan hasil

percobaan tersebut menunjukkan bahwa sistem pendukung keputusan ini

sudah dapat menentukan kelayakan kredit nasabah dengan baik.

5.2 Saran

Setelah mengembangkan sistem pendukung keputusan ini, ada

beberapa saran yang harus diterapkan guna pengembangan sisten pendukung

keputusan lebih lanjut:

Page 187: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

187

1) Penulis menyarankan untuk penelitian selanjutnya sistem ini bisa

berkembang, bukan hanya dapat menentukan layak atau tidak layak

nasabah dalam mendapatkan kredit tetapi dapat mencakup seluruh

prosedur perkreditan yang ada (kapasitas melunasi kredit, penagihan kredit

dan lain-lain) dan dapat menganalisa dan membahas kebijakan yang akan

diambil pihak bank, sehingga program dapat dipergunakan secara optimal.

2) Kiranya pengembangan program aplikasi sistem pendukung keputusan

kelayakan pemberian kredit nasabah dapat dijadikan media yang tepat bagi

penggunanya, dalam menerima informasi yang akurat, terpercaya, dan

memiliki nilai yang efektif serta efisien bagi pengguna.

3) Pengetahuan sistem pendukung keputusan kelayakan pemberian kredit

nasabah kiranya semakin diperkaya dengan penambahan kompleksitas

kriteria yang diberikan, agar dapat menentukan kelayakan pemberian

kredit kepada calon nasabah dengan tepat dan akurat.

Page 188: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

188

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah bin Muhammad. 2003. Tafsir Ibnu Kasir. Bogor: Pustaka Imam Syafi’i.

Allamah Kamal Faqih dan Tim Ulama. 2004. Tafsir Nurul Quran: Sebuah Tafsir Sederhana Menuju Cahaya Al-Quran. Jakarta: Al-Huda.

A. Perwataatmadja, Karnaen dan M. Syafi’i Antonio. 1992. Apa Dan Bagaimana Bank Islam. Yogyakarta: Dana Bhakti Waqof.

Arikunto, Suharsimi.1997. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Darmayuda, Ketut. 2007. Pemrograman Aplikasi Client Server. Bandung:

Informatika.

Dermawan, Rizky. 2001. Model Pengambilan Keputusan Dan Perencanaan Strategi Alfabeth. Bandung: IKAPI.

Efraim Turban, Jay E. Aronson, Ting-Peng Liang. 2005. Decision Support Systems and Intelligent Systems Edisi 7. Yogyakarta : Andi

Fatansyah. 1999. Basis Data. Bandung: Informatika.

Hutabarat, Bernaridho I. 2004. Pengelolaan Basis Data. Yogyakarta: Andi Offset.

Imam Az-zabidi. 2002. Ringkasan Hadis Shahih Al-Bukhari. Jakarta: Pustaka Amani.

James A. O’brien. 2005. Pengantar SI: Perspektif Bisnis dan Manajerial (Introduction to Information Systems). Jakarta: PT Salemba Empat (Emban Patria).

Jogiyanto HM. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan terstruktur teori dan praktek aplikasi bisnis. Yogyakarta : Andi

Jusuf, Jopie. 2008. Analisis Kredit untuk Account Officer. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Page 189: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

189

Kasmir. 2000. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Kusrini. 2007. Konsep Dan Aplikasi SPK. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Mengkepe, elisa. 2004. SPK Pemberian Kredit Mobil PT. Astra International Tbk. Isuzu Division Makasar. Skripsi Tidak Diterbitkan. Bandung: Jurusan Teknik Informatika Universitas Widyatama.

M. Agus J. 2003. Mengolah Database dengan Borland Delphi 7.0. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Muhammad. 2005. Manajemen Pembiayaan Bank Syari’ah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Rivai, Veithzal. 2007. Bank and Financial Institution Management. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

. 2006. Credit Management Handbook. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Robi’in, Bambang. 2002. InterBase Menggunakan Delphi 6.0. Yogyokarta: Andi

Sumitro, Warkum. 2004. Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga Terkait. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Suryadi, Kadarsah dan Ali Ramdhani. 2002. Sistem Pendukung Keputusan. Bandung: Rosda.

Teguh Wahyono. 2004. Sistem Informasi (Konsep Dasar, Analisis Desaign, Dan Implementasi). Yogyakarta: Graha Ilmu.

Wing Wahyu Winarno.2004. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: UPP (Unit Penerbit Dan Percetakan) AMP YKPN.

Yanuar, Yahya dan Hakim, Lukmanul. 2004. Pemrograman Delphi Dengan Data Base Microsoft SQL Server. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Page 190: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

190

LAMPIRAN A

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Page 191: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

191

RIWAYAT HIDUP

David Hari Saputra dilahirkan di

Gresik, Jawa Timur pada tanggal 13

Juli 1986, anak pertama dari dua

bersaudara, pasangan Bapak Suharyanto,

S.Pd dan Ibu Nur Mala. Pendidikan

dasar dan Menengah telah ditempuh di

Gresik. Tamat SD tahun 1998 di SDN Pudakit Barat,

SMP tahun 2001 di SMP Negeri 1 Sangkapura, SMA tahu n

2004 di SMA Negeri 1 Sangkapura.

Kemudian melanjutkan Pendidikan Tinggi melalui

seleksi PMDK di Universitas Islam Negeri Malang.

Mengambil Jurusan Teknik Informatika yang

diselesaikan pada tahun 2009.

Ketika di perguruan tinggi pernah aktif di

Organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik

Informatika (HMJ-TI) Universitas Islam Negeri Malan g

periode 2004-2005. Pada Tahun 2005 masuk sebagai

anggota dan Kader PMII “Rayon Galileo”, Dan kemudia n

aktif dalam jajaran kepengurusan Badan Eksekutif

Mahasiswa Fakultas (BEM-F) Saintek UIN Malang

periode 2005-2006. Serta pernah menjadi asisten

praktikum Matakuliah Rangkaian Digital di

Laboratorium Teknik Informatika UIN Malang.

Keilmuan Teknik Informatika yang dikuasai

adalah Sistem Pendukung Keputusan, Pemrograman WEB,

Pemrograman Delphi, Networking, MySql, windows dan

Linux. Dan pernah kerja di IT Support PT. Indosat

Cabang Jember (2007) dan mengajar mata pelajaran

Pengenalan Teknologi Informasi di SMAN 1 MALANG

(2008).

Page 192: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

192

LAMPIRAN B

BUKTI KONSULTASI

Page 193: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

193

BUKTI KONSULTASI

Nama Lengkap : David Hari Saputra

Nomor Induk Mahasiswa : 04550001

Fakultas/Jurusan : Saintek/Teknik Informatika

Dosen Pembimbing I : Fatchurrochman, M.Kom.

Judul Skripsi : Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan

Pemberian Kredit Nasabah dengan Metode AHP

(Analytical Hierarchy Process)

di PT. BPRS Bumi Rinjani Batu

NO Hari, Tanggal Materi Konsultasi Tanda Tangan

1 Kamis, 26 Sepetember 2008 Proposal Penelitian

2 Rabu, 1 Oktober 2008 ACC Proposal Penelitian + Bab 1 dan Outline Bab II

3 Rabu, 15 Oktober 2008 Acc Bab 1, Bab II

4 Senin, 3 November 2008 Pengambilan Data dan outline Data Penilaian Kredit

5 Kamis, 4 Desember 2008 ACC Pengambilan Data dan outline kredit + Revisi Bab III

6 Selasa 30 Desember 2008 ACC BAB III

7 Senin, 5 Januari 2009 Revisi Bab IV

8 Rabu, 7 Januari 2009 Demo Aplikasi dan uji program

9 Jum’at, 9 Januari 2009 ACC Bab IV dan Bab V

10 Sabtu, 10 Januari 2009 ACC Keseluruhan

Malang, 10 Januari 2009 Mengetahui, Ketua JurusanTeknik Informatika Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Malang

Suhartono, M.Kom. NIP. 150 327 241

Page 194: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

194

BUKTI KONSULTASI

Nama Lengkap : David Hari Saputra

Nomor Induk Mahasiswa : 04550001

Fakultas/Jurusan : Saintek/Teknik Informatika

Dosen Pembimbing II : M. Ainul Yaqin, M.Kom.

Judul Skripsi : Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan

Pemberian Kredit Nasabah dengan Metode AHP

(Analytical Hierarchy Process)

di PT. BPRS Bumi Rinjani Batu

NO Hari, Tanggal Materi Konsultasi Tanda Tangan

1. Senin, 3 November

2008

Arah Skripsi, Bab I, II

2. Kamis, 4 Desember

2008

Acc Bab 1, Bab II

3. Selasa 30 Desember

2008

Revisi Bab III dan Bab

IV

4. Senin, 5 Januari 2009 ACC Bab III dan Bab IV

5. Jum’at, 9 Januari 2009 ACC Bab IV dan Bab V

6. Sabtu, 10 Januari 2009 ACC Keseluruhan

Malang, 10 Januari 2009 Mengetahui, Ketua JurusanTeknik Informatika Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri Malang

Suhartono, M.Kom. NIP. 150 327 241

Page 195: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

195

LAMPIRAN C

REKAPITULASI HASIL DATA PENILAIAN KELAYAKAN

PEMBERIAN KREDIT NASABAH

Page 196: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

196

BANK SYARIAH BUMI RINJANI BATU PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH Jl. Dewi Sartika 10 Batu

ANALISA PEMBIAYAAN

PT. BPRS BUMI RINJANI BATU

No Uraian YA TIDAK

1

a. KARAKTER (CHARACTER) a. Apakah bersikap kooperatif? b. Apakah rumah tangganya agamis, rukun, dan

harmonis? c. Apakah penilaian / informasi warga sekitar

baik? d. Apakah kondisi ekonominya ada

peningkatan? e. Apakah tepat janji dan sesuai antara

perkataan dengan kenyataan?

2 b. KAPASITAS (CAPACITY) 1. Apakah usaha tidak bertentangan dengan

agama? 2. Apakah merupakan usaha pokok? 3. Apakah memiliki pengalaman usaha yang

sama? 4. Apakah bahan baku mudah diperoleh? 5. Apakah prospek pasar bagus? 6. Apakah telah memiliki pelanggan tetap? 7. Apakah usaha sejenis disekitarnya banyak? 8. Apakah omsetnya stabil setiap bulannya? 9. Apakah pemohon tidak petualang (ovonturir)

dalam usaha? 10. Apakah ada tenaga lain selain pemohon yang

dapat mengelola usaha? 11. Apakah aset usaha > pinjaman? 12. Apakah tingkat keuntungan lebih tinggi

dibanding margin bank? 13. Apakah kewajiban angsuran < 1/3 penerimaan

kas?

3 c. KAPITAL (CAPITAL) 1. Apakah modal sendiri dibanding pembiayaan

> 30 %?

Page 197: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

197

2. Apakah tidak memiliki hutang di tempat lain? 3. Apakah pembiayaan dipakai untuk

pengembangan usaha? 4 d. JAMINAN (COLLATERAL)

1. Apakah jaminan milik sendiri? 2. Apakah suami/istri penjamin bersedia tanda

tangan akad? 3. Apakah nilai taksasi jaminan lebih tinggi dari

pembiayaan? 4. Apakah jaminan mudah untuk

diperjualbelikan?

5 e. KONDISI EKONOMI (CONDITIONS OF ECONOMIC)

1. Apakah pasang surut harga tidak membahayakan uasaha?

2. Apakah tidak ada larangan pemerintah terhadap produk / tempat usaha?

3. Apakah pemasaran produk tersebut tidak sporadis?

4. Apakah usaha tidak ditentang oleh masyarakat sekitar?

5. Apakah usaha tidak mengganggu kesehatan dan lingkungan?

30 JUMLAH

TOTAL POINT DAN KRITERIA

KEPUTUSAN

Sumber: data primer PT. BPRS Bumi Rinjani Batu

Batu, 10 Januari 2009

Mengetahui,

Direktur Utama PT. BPRS BUMI RINJANI

BATU

Abdul Rohim

Page 198: SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN.pdf

198

LAMPIRAN D

SURAT IZIN PENELITIAN