sistem pendukung keputusan kelayakan.pdf
TRANSCRIPT
1
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT NASABAH DENGAN METODE AHP ( Analytical Hierarchy Process)
DI PT. BPRS BUMI RINJANI BATU
S K R I P S I
Oleh :
DAVID HARI SAPUTRA 04550001
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG 2009
2
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT NASABAH DENGAN METODE AHP ( Analytical Hierarchy Process)
DI PT. BPRS BUMI RINJANI BATU
S K R I P S I
Diajukan Kepada: Jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Malang
Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Strata Satu (S-I)
Oleh :
David Hari Saputra
04550001
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG 2009
3
LEMBAR PERSETUJUAN
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT NASABAH DENGAN METODE AHP ( Analytical Hierarchy Process)
DI PT. BPRS BUMI RINJANI BATU
S K R I P S I
Oleh :
Nama : David Hari Saputra Nim : 04550001 Jurusan : Teknik Informatika Fakultas : Sains dan Teknologi
Telah Disetujui, 10 Januari 2009
Dosen Pembimbing I
Fatchurrochman, M.Kom. NIP.150 368 774
Dosen Pembimbing II
M. Ainul Yaqin, M.Kom. NIP.150 377 940
Mengetahui, Ketua JurusanTeknik Informatika
Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri Malang
Suhartono, M.Kom. NIP. 150 327 241
4
HALAMAN PENGESAHAN
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT NASABAH DENGAN
METODE AHP ( Analytical Hierarchy Process) DI PT. BPRS BUMI RINJANI BATU
S K R I P S I
Oleh
David Hari Saputra
NIM. 04550001
Telah Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji Skripsi Dan Dinyatakan Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Informatika (S. Kom)
Tanggal, 15 Januari 2009
Susunan Dewan Penguji : Tanda Tangan
1. Penguji Utama : Totok Chamidy, M.Kom. ( ) NIP. 150 368 177
2. Ketua Penguji : Syahiduz Zaman, M.Kom. ( )
NIP. 150 368 777
3. Sekertaris Penguji : Fatchurrochman, M.Kom. ( ) NIP. 150 368 774
4. Anggota Penguji : M. Ainul Yaqin, M.Kom. ( ) NIP. 150 377 940
Mengetahui dan Mengesahkan Ketua Jurusan Teknik Informatika
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Malang
Suhartono, M.Kom. NIP. 150 327 241
5
Fatchurrochman, M.Kom. Dosen Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Malang
NOTA DINAS PEMBIMBING Hal : Skripsi David Hari Saputra Lamp : 6 (enam) Eksemplar Kepada Yth. Dekan Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri Malang Assalamu’alaikum Wr. Wb. Sesudah Melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa
maupun Teknik Penulisan, dan Setelah membaca Skripsi mahasiswa tersebut di
bawah ini :
Nama : David Hari Saputra
NIM : 04550001
Jurusan : Teknik Informatika
Alamat : Ds. Pudakit Barat, Sangkapura, Gresik
Judul Skripsi : Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan
Pemberian Kredit Nasabah dengan Metode AHP
(AnalyticalHierarchy Process)
di PT. BPRS Bumi Rinjani Batu
Maka Selaku Pembimbing, Kami berpendapat bahwa skripsi tersebut layak
diajukan untuk diujikan.
Demikian, Mohon dimaklumi adanya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Malang, 10 Januari 2009 Dosen Pembimbing I
Fatchurrochman, M.Kom. NIP.150 368 774
6
M. Ainul Yaqin, M.Kom. Dosen Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Malang
NOTA DINAS PEMBIMBING Hal : Skripsi David Hari Saputra Lamp : 6 (enam) Eksemplar Kepada Yth. Dekan Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri Malang Assalamu’alaikum Wr. Wb. Sesudah Melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa
maupun Teknik Penulisan, dan Setelah membaca Skripsi mahasiswa tersebut di
bawah ini :
Nama : David Hari Saputra
NIM : 04550001
Jurusan : Teknik Informatika
Alamat : Ds. Pudakit Barat, Sangkapura, Gresik
Judul Skripsi : Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan
Pemberian Kredit Nasabah dengan Metode AHP
(Analytical Hierarchy Process)
di PT. BPRS Bumi Rinjani Batu
Maka Selaku Pembimbing, Kami berpendapat bahwa skripsi tersebut layak
diajukan untuk diujikan.
Demikian, Mohon dimaklumi adanya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Malang, 10 Januari 2009 Dosen Pembimbing II
M. Ainul Yaqin, M.Kom. NIP.150 377 940
7
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini saya:
Nama : David Hari Saputra
Nim : 04550001
Alamat : Jl. Jujuk Tampo RT/RW 01/02 Pudakit Barat Sangkapura Gresik
Menyatakan bahwa “Skripsi” yang saya buat untuk memenuhi persyaratan
kelulusan pada Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, dengan judul :
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN
KREDIT NASABAH DENGAN METODE AHP ( Analytical Hierarchy
Process) DI PT. BPRS BUMI RINJANI BATU
Adalah hasil karya saya sendiri, bukan “duplikasi” dari karya orang lain.
Selanjutnya apabila di kemudian hari ada “klaim” dari pihak lain, bukan menjadi
tanggung jawab Dosen Pembimbing dan atau pihak Fakultas Sains dan Teknologi,
tetapi menjadi tanggung jawab saya sendiri.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan tanpa paksaan
dari siapapun.
Malang, 10 Januari 2009
Hormat saya,
DAVID HARI SAPUTRA
NIM : 04550001
8
Lembar Persembahan Yang utama dari sYang utama dari sYang utama dari sYang utama dari segalanya...egalanya...egalanya...egalanya...
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta kasih dan sayang-Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku dengan cinta. Atas Karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini
dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasulullah Muhammad SAW.
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi
dan kusayangi.
Bapak dan Ibu...Bapak dan Ibu...Bapak dan Ibu...Bapak dan Ibu... Sebagai tanda bakti, hormat, pengorbanan, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga adinda David Hari Saputra David Hari Saputra David Hari Saputra David Hari Saputra haturkan kepada Bapak dan Ibu yang telah memberikan kasih sayang , segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat david
balas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan.
Keluarga Besarku...Keluarga Besarku...Keluarga Besarku...Keluarga Besarku... Yang memiliki rasa kasih dan sayang yang begitu besar untuk Kel.Pakde Kukuh,
Kel.Bulek Kuten, Kel.Bulek Heti, Kel.Om Aziz, Kel. Mamang Hoho, dan Kel.Bibi Ila.
TeruntukmuTeruntukmuTeruntukmuTeruntukmu Kasih Kasih Kasih Kasih... Teruntuk nurul hidayati seseorang pengisi kehidupanku,
Terima kasih untuk setiap hiasan dalam hidupku, Atas cita dan cinta yang kau tulis dalam hatiku, Atas asa yang sempat membeku, Terima kasih atas suka dan duka yang kau
tumbuhkan di hidupku, Atas kerumitan dan masalah yang mendewasakanku, Atas kasih sayang yang kau balutkan di jiwa, Atas tangis dan tawa yang masuk ke rasa,
Semoga aku bisa semakin dewasa dan bijak menyikapi kehidupan
My Friends…My Friends…My Friends…My Friends… Keluarga Besar Kontrakan ”Paradise” dan My Roommate aT ”AlKeluarga Besar Kontrakan ”Paradise” dan My Roommate aT ”AlKeluarga Besar Kontrakan ”Paradise” dan My Roommate aT ”AlKeluarga Besar Kontrakan ”Paradise” dan My Roommate aT ”Al----FaFaFaFarobi 7” :robi 7” :robi 7” :robi 7” :
Kang_Ali, Om Horno, Umar Chan, Mich ganteng, Sukrie, Papa_Ismail, Miftah, Nasih, dan sahabat-sahabatku di Ma’had Al-A’ly Yang selalu memberikan keceriaan, dan memberikan solusi disaat penulis kesulitan. Terima kasih atas keceriaan, dukungan dan diskusi informal
untuk menyelesaikan skripsi ini. Canda tawa kalian membuatku bahagia. SahabatSahabatSahabatSahabat----sahabatkusahabatkusahabatkusahabatku : : : :
Adhie, Afdal, Kang Ajib, Gus zainal, Andrew, Alphie, Azwar, Kang Arief, Mas Mujib, Tuhil, Ayoung, Catur, Ulphe, Ana, Anief, Ema, Mbak Ivana, Terima kasih telah memberikan
bantuan dan motivasi serta pengetahuan dalam menyelesaikan skripsi ini. Temen2ku BoyanistyTemen2ku BoyanistyTemen2ku BoyanistyTemen2ku Boyanisty : : : :
Ashuri, Sulbi, Mas rahman, Mas Ipung, Jiran, Syamsiyah, Ending, Opang, Azmi, Ulhaq, Ojhek, Amel, Dimuth, Nita, Noer, Majid, Ika, Andika, n sahabat2ku yang tak mungkin disebutkan satu persatu. Terima kasih telah memberikan do’a dan masukan serta mau menemaniku walaupun hanya melalui telepon, sms, friendster. Maju terus pulau qta
tercinta...salam boyanisty...sukses selalu sahabat2ku...
9
MOTTOMOTTOMOTTOMOTTO
””””Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamuDan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamuDan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamuDan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahaigiaan) (kebahaigiaan) (kebahaigiaan) (kebahaigiaan) negeri negeri negeri negeri
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan jbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan jbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan jbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah anganlah anganlah anganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orankamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orankamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orankamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orangggg----orang orang orang orang
yang berbuat kerusakan”.yang berbuat kerusakan”.yang berbuat kerusakan”.yang berbuat kerusakan”. (Al-Qashash 28:77)
”Barangsiapa mengamalkan yang diketahuinya maka Allah
menganugerahkan kepadanya ilmu yang belum
diketahuinya”.
”Kek”Kek”Kek”Kekayaanku yang sejati adalah apa adanya aku, bukan ayaanku yang sejati adalah apa adanya aku, bukan ayaanku yang sejati adalah apa adanya aku, bukan ayaanku yang sejati adalah apa adanya aku, bukan
apa yang kumiliki”.apa yang kumiliki”.apa yang kumiliki”.apa yang kumiliki”.
“Berjuang untuk mendapatkan sesuatu bukan menunggu
untuk mendapatkannya”.
”Aku hanya menghendaki perbaikan semampuku, Tiada keberhasilanku, ”Aku hanya menghendaki perbaikan semampuku, Tiada keberhasilanku, ”Aku hanya menghendaki perbaikan semampuku, Tiada keberhasilanku, ”Aku hanya menghendaki perbaikan semampuku, Tiada keberhasilanku,
kecuali daya pertolongan Allah SWT. KepadaNya kecuali daya pertolongan Allah SWT. KepadaNya kecuali daya pertolongan Allah SWT. KepadaNya kecuali daya pertolongan Allah SWT. KepadaNya aku berserah diri, dan aku berserah diri, dan aku berserah diri, dan aku berserah diri, dan
kepadaNya pula aku akan kembali”.kepadaNya pula aku akan kembali”.kepadaNya pula aku akan kembali”.kepadaNya pula aku akan kembali”.
(Al-Qur’an XI:88)
10
KATA PENGANTAR
Bissmillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang melimpahkan
segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang menjadi salah satu syarat mutlak untuk menyelesaikan program studi Teknik
Informatika jenjang Strata-1 Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa dalam
menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari peran berbagai pihak yang telah banyak
memberikan bantuan, bimbingan dan dorongan. Dalam kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga khususnya kepada:
1. Bapak Prof. DR. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Malang beserta seluruh staf.
2. Bapak Prof. Drs. Sutiman Bambang Sumitro, SU., DSc, selaku Dekan Fakults
Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Malang beserta staf. Bapak dan
ibu sekalian sangat berjasa memupuk dan menumbuhkan semangat untuk
maju kepada penulis.
3. Bapak Suhartono, M.Kom selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika yang
telah memotivasi, membantu dan memberikan penulis arahan yang baik dan
benar dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini .
4. Bapak Fatchurrochman, M.Kom selaku dosen pembimbing yang selalu
memberikan peluang waktu, arahan dan kontribusi dalam penyelesaian skripsi
ini
11
5. Bapak Ainul Yaqin, S.Si., M.Kom selaku dosen pembimbing agama yang
bersedia meluangkan waktu untuk memberikan masukan dan arahan terhadap
permasalahan integrasi dalam skripsi ini.
6. Bapak Abdul Rohim selaku direktur utama PT. BPRS Bumi Rinjani Batu.
7. Seluruh Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, khususnya Dosen
Teknik Informatika dan staf yang telah memberikan ilmu kepada penulis
selama empat tahun lamanya, dan dukungan untuk menyelesaikan penulisan
skripsi ini.
8. Ayahanda dan Ibunda tercinta semoga Allah membalas dengan rahman dan
rahim-Nya yang tiada tara, dan saudara saudariku semoga dalam perjalanan
hidupku bisa memberikan setetes embun kebahagian kepada kalian.
9. Keluarga besar kontrakan “paradise” dan teman-teman Teknik Informatika
khususnya angkatan 2004 serta sahabat-sahabat semuanya.
10. Semua pihak yang ikut memberikan bantuan dan motivasi serta pengetahuan
dalam menyelesaikan skripsi ini.
Teriring do'a dan harapan semoga apa yang mereka berikan kepada
penulis, mendapat pahala dan balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Akhirnya
atas segala kekurangan dan ketidak sempurnaan skripsi ini, penulis mengharapkan
saran dan kritik yang bersifat konstruktif dari semua pihak. Semoga skripsi ini
dapat memberikan kontribusi positif serta bermanfaat bagi kita semua, Amin...
Malang, 10 Januari 2009 Penulis
12
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................i HALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................iii HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iv NOTA DINAS PEMBIMBING ........................................................................ v LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................vii HALAMAN PERSEMBAHAN.....................................................................viii MOTTO .......................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ...................................................................................... x DAFTAR ISI ..................................................................................................xii DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xv DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvii ABSTRAK .................................................................................................... xix BAB I : PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................... 8
1.3 Batasan Penelitian...................................................................... 8
1.4 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian .................................. 8
1.4.1 Tujuan Penelitian ........................................................... 8
1.4.2 Manfaat Penelitian ......................................................... 9
1.5 Metodologi Penelitian.............................................................. 10
1.6 Sistematika Penulisan .............................................................. 12
BAB II : LANDASAN TEORI.................................................................... 14
2.1 Pengertian Kredit Menurut Islam ............................................. 14
2.2 Unsur-Unsur Kredit ................................................................. 20
2.3 Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit............................................. 22
2.4 Prosedur Pemberian Kredit ...................................................... 25
2.5 Sistem Pendukung Keputusan.................................................. 34
2.5.1 Proses Berfikir Menurut Islam...................................... 34
2.5.2 Pengertian Sistem......................................................... 36
2.5.3 Pengertian Keputusan................................................... 38
2.5.4 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan..................... 38
13
2.5.5 Komponen Sistem Pendukung Keputusan .................... 42
2.5.6 Tahap Pembuatan Keputusan ....................................... 44
2.5.7 Metode Pemilihan Alternatif ........................................ 46
2.6 Basis Data................................................................................ 47
2.6.1 Definisi Data................................................................ 47
2.6.2 Definisi Basis Data....................................................... 48
2.6.3 Arsitektur Basis Data ................................................... 50
2.7 Pengembangan Sistem ............................................................. 51
2.8 Konsep Model Analytical Hierarchi Process (AHP) ................ 54
2.9 Bank Pengkreditan Rakyat Syari’ah (BPRS)............................ 59
2.10 Perangkat Pemodelan Sistem dalam Pembuatan suatu
Program................................................................................ 62
2.10.1 Diagram Konteks (Context Diagram) ........................... 63
2.10.2 Data Flow Diagram (DFD).......................................... 65
2.10.3 Diagram Entity Relationship (Diagram ER) ................. 67
2.10.4 Bagan Alir (Flowchart) ................................................ 68
2.10.5 Dependency Diagram...................................................69
2.11 Borland Delphi 7.0................................................................ 69
2.12 Interbase 6.5 ......................................................................... 71
BAB III : DESAIN DAN PERANCANGAN SISTEM ............ .................... 72
3.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian...................................... 72
3.1.1 Sejarah Perusahaan....................................................... 72
3.1.2 Job Description ............................................................ 74
3.2 Penyajian Data Dan Analisis Data......................................... 87
3.2.1 Tinjauan Umum Tentang Pembiayaan Di PT. BPRS
Bumi Rinjani Batu ....................................................... 87
3.2.2 Prosedur Pemberian Pembiayaan Di PT. Bumi
Rinjani Batu ................................................................. 88
3.2.3 Analisis Penilaian Nasabah Pembiayaan Di PT. BPRS
Bumi Rinjani Batu ....................................................... 93
14
3.3 Gambaran Umum Sistem .................................................... 101
3.4 Batasan Sistem.................................................................... 102
3.5 Pengguna Sistem................................................................. 102
3.6 Dependency Diagram......................................................... 103
3.7 Analisis Dendan Perhitungan Metode AHP......................... 104
3.8 Analisis Sistem ................................................................... 122
3.8.1 Context Diagram........................................................ 122
3.8.2 Data Flow Diagram (DFD)........................................ 122
3.8.3 Entity Relationships Diagram (ERD) ......................... 125
3.8.4 Rancangan Database .................................................. 127
3.9 Diagram Alir (Flowchart) Sistem Pendukung Keputusan.... 131
3.9.1 Diagram Alir Utama................................................... 131
3.9.2 Diagram alir DSS Kelayakan Pemberian Kredit ......... 132
3.9.3 Diagram alir Perhitungan AHP................................... 133
3.10 Rancangan User Interface ................................................... 134
3.10.1 Rancangan Form Main Menu ..................................... 134
3.10.2 Rancangan Form Matrik AHP .................................... 135
3.10.3 Rancangan Form Analisa ........................................... 138
3.10.4 Rancangan Form Master............................................. 142
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN................................................... 144
4.1 Lingkungan Implementasi...................................................... 144
4.1.1 Kebutuhan Hardware................................................. 144
4.1.2 Kebutuhan Software...................................................145
4.2 Struktur Program ................................................................... 146
4.3 Implementasi Antarmuka....................................................... 149
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ................................................. 160
BAB V : PENUTUP .................................................................................. 166
5.1 Kesimpulan............................................................................ 166
5.2 Saran ..................................................................................... 168
15
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Komponen DSS Yang Berupa Alat Analisis.............................. 43
Gambar 2.2 Tahap Pembuatan Keputusan ..................................................... 44
Gambar 2.3 Model Pengembangan Sistem .................................................... 52
Gambar 2.4 Proses ........................................................................................ 66
Gambar 2.5 Aliran ........................................................................................ 66
Gambar 2.6 Simpanan Data........................................................................... 66
Gambar 2.7 Kesatuan Luar............................................................................67
Gambar 3.1 Skema Proses Pembiayaan......................................................... 88
Gambar 3.2 Dependency Diagram.............................................................. 104
Gambar 3.3 Context Diagram..................................................................... 122
Gambar 3.4 DFD Level 1 SPK Kredit ......................................................... 123
Gambar 3.5 DFD Level 2 Proses 1 : Evaluasi Persyaratan Kelayakan Kredit123
Gambar 3.6 DFD Level 2 Proses 2 : Pengolahan Manager .......................... 124
Gambar 3.7 DFD Level 2 Proses 3 : Menyajikan Informasi Keputusan ....... 124
Gambar 3.8 ERD SPK Kredit...................................................................... 126
Gambar 3.9 Diagram Alir Sistem Pendukung Keputusan Utama ................. 132
Gambar 3.10 Diagram Alir DSS Kelayakan Pemberian Kredit ...................... 133
Gambar 3.11 Diagram Alir Perhitungan AHP ............................................... 134
Gambar 3.12 Rancangan Form Menu Utama................................................. 135
Gambar 3.13 Rancangan Form Matrik Perbandingan Berpasangan ............... 136
Gambar 3.14 Rancangan Form Nilai Kriteria ................................................ 136
Gambar 3.15 Rancangan Form Penjumlahan Tiap Baris................................ 137
Gambar 3.16 Rancangan Form Rasio Konsistensi ......................................... 137
Gambar 3.17 Rancangan Form Matrik Hasil ................................................. 138
Gambar 3.18 Rancangan Form Penilaian kredit Character............................ 139
Gambar 3.19 Rancangan Form Penilaian kredit Capital................................ 139
Gambar 3.20 Rancangan Form Penilaian kredit Capacity.............................. 140
Gambar 3.21 Rancangan Form Penilaian kredit Collateral............................ 140
Gambar 3.22 Rancangan Form Penilaian kredit Condition of Economy......... 141
Gambar 3.23 Rancangan Form Analisa Kelayakan Kredit............................. 141
16
Gambar 3.24 Rancangan Form Data Kelengkapan ........................................ 142
Gambar 3.25 Rancangan Form Data Nasabah ............................................... 143
Gambar 4.1 Struktur Program SPK Pemberian Kredit Nasabah................... 146
Gambar 4.2 Form Utama............................................................................. 149
Gambar 4.3 Form Set Matrik Perbandingan Berpasangan............................ 150
Gambar 4.4 Form Matrik Nilai Kriteria....................................................... 151
Gambar 4.5 Form Matrik Penjumlahan Setiap Baris.................................... 152
Gambar 4.6 Form Perhitungan Rasio Konsistensi........................................ 153
Gambar 4.7 Form Matrik Hasil ................................................................... 154
Gambar 4.8 Form Update Data Penilaian Kredit ......................................... 155
Gambar 4.9 Form Analisa Penilaian Kredit ................................................. 156
Gambar 4.10 Form Hasil Analisa .................................................................. 157
Gambar 4.11 Form Data Kelengkapan .......................................................... 158
Gambar 4.12 Form Update Data Kelengkapan .............................................. 158
Gambar 4.13 Form Data Nasabah ................................................................. 159
Gambar 4.14 Form Laporan Data Nasabah.................................................... 160
Gambar 4.15 Form Laporan Uji Program...................................................... 161
17
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Hubungan antara struktur masalah, tingkatan manajemen, dan
contoh system informasi yang relevan ........................................ 41
Tabel 2.2 Analisis Skala perbandingan........................................................ 55
Tabel 2.3 Daftar indeks random konsistensi ................................................ 58
Tabel 3.1 Matriks Perbandingan Berpasangan........................................... 105
Tabel 3.2 Matriks Nilai Kriteria ................................................................ 106
Tabel 3.3 Matriks Penjumlahan Setiap Baris ............................................. 107
Tabel 3.4 Perhitungan Rasio Konsistensi................................................... 108
Tabel 3.5 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Condition Of
Economy................................................................................... 109
Tabel 3.6 Matriks Nilai Kriteria Condition of Economy............................. 109
Tabel 3.7 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Condition Of
Economy................................................................................... 110
Tabel 3.8 Penghitungan Rasio Konsistensi ............................................... 110
Tabel 3.9 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Character............ 111
Tabel 3.10 Matriks Nilai Kriteria Character............................................... 112
Tabel 3.11 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Character.............. 112
Table 3.12 Perhitungan Rasio Konsistensi.................................................. 112
Tabel 3.13 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Capital................. 113
Tabel 3.14 Matriks Nilai Kriteria Capital...................................................113
Tabel 3.15 Matriks Penjumlahan Tiap Baris Kriteria Capital ..................... 114
Tabel 3.16 Perhitungan Rasio Konsistensi.................................................. 114
Tabel 3.17 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Capacity.............. 115
Tabel 3.18 Matriks Nilai Kriteria Capacity................................................ 115
Tabel 3.19 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Capacity................ 115
Tabel 3.20 Perhitungan Rasio Konsistensi.................................................. 116
Tabel 3.21 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Collateral ............ 116
Tabel 3.22 Matriks Nilai Kriteria Collateral............................................... 117
Tabel 3.23 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Collateral .............. 117
Tabel 3.24 Perhitungan Rasio Konsistensi ................................................. 117
18
Tabel 3.25 Matriks Hasil............................................................................. 118
Tabel 3.26 Nilai Nasabah............................................................................118
Tabel 3.27 Hasil Akhir................................................................................ 118
Tabel 3.28 Matrik Kriteria ..........................................................................127
Tabel 3.29 Matrik Subkriteria Karakter ....................................................... 127
Tabel 3.30 Matrik Subkriteria Kapital ......................................................... 128
Tabel 3.31 Matrik Subkriteria Kapasitas ..................................................... 128
Tabel 3.32 Matrik Subkriteria Jaminan........................................................ 128
Tabel 3.33 Matrik Subkriteria Kondisi Ekonomi ......................................... 129
Tabel 3.34 Tabel Nasabah........................................................................... 129
Tabel 3.35 Update Data Penilaian Kredit .................................................... 131
Tabel 4.1 Uji Kelayakan PT. BPRS Bumi Rinjani Batu............................. 162
Tabel 4.2 Uji Program SPK Kelayakan Pemberian Kredit ......................... 163
Tabel 4.3 Prosentase Tingkat Validasi Program ........................................ 164
19
ABSTRAK
Saputra, David Hari. 2009. Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Pemberian Kredit Nasabah dengan Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) di PT. BPRS BUMI RINJANI BATU. Skripsi. Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.
Pembimbing : (I) Fatchurrochman, M. Kom. (II) M. Ai nul Yaqin, M. Kom. Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Kredit, Metode AHP
PT BRRS Bumi Rinjani Batu adalah salah satu lembaga keuangan di Indonesia yang berbentuk bank yang memberikan jasa keuangan dengan menggunakan prinsip-prinsip perbankan syari’ah. PT BRRS Bumi Rinjani Batu memberikan bantuan pembiayaan dalam bentuk pembayaran secara kredit/cicilan dan mempunyai beberapa sistem, prosedur dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon debitur. Sehingga sebagai upaya untuk meningkatkan profitabilitas bank syari’ah maka perlu dilakukan pengelolaan pembiayaan untuk menjaga agar kualitas pembiayaan tetap terjaga dari pembiayaan yang bermasalah serta dari resiko kerugian. Demi efisiensi dan efektifitas kerja maka pengambilan keputusan yang tepat sangat diperlukan. Sehingga dalam penentuan kelayakan pemberian kredit kepada calon debitur PT. BPRS Bumi Rinjani Batu terdapat beberapa kriteria yang menjadi penilaian. Penilaian ini berdasarkan analisis kualitatif yakni analisis 5C (character, capital, capacity, condition of economy, collateral).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang, mengaplikasikan serta mengembangkan sistem pendukung keputusan (SPK) yang mampu memberikan keputusan kelayakan kredit kepada calon nasabah. Metode yang digunakan dalam sistem pendukung keputusan ini adalah metode AHP (Analytical Hierarchy Process).
Hasil uji program yang dilakukan kepada 17 calon nasabah yang disesuaikan dengan data penilaian kredit dari Bank didapatkan bahwa 9 calon nasabah diterima, 5 calon nasabah dipertimbangkan dan 3 calon nasabah ditolak. Tingkat validasi sistem ini adalah 76.47 % valid digunakan dalam menentukan kelayakan pemberian kredit nasabah dan 23.53 % tidak valid. Ketidakvalidasian dari sistem ini disebabkan dari kebutuhan bank dalam menentukan kelayakan pemberian kredit pada calon nasabah. Jika pihak Bank membutuhkan 10 calon nasabah untuk direkomondasikan dalam mendapatkan kredit maka calon nasabah yang dipertimbangkan dan ditolak juga dapat direkomondasikan dalam mendapatkan kredit. Berdasarkan hasil uji program tersebut menunjukkan bahwa sistem pendukung keputusan ini sudah dapat menentukan kelayakan kredit nasabah dengan baik.
20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semua transaksi yang dilakukan oleh orang muslim haruslah
berdasarkan prinsip rela sama rela, dan tidak boleh ada pihak yang menzalimi
atau yang dizalimi. Prinsip dasar ini mempunyai implikasi yang sangat luas
dalam bidang ekonomi dan bisnis, termasuk dalam praktik perbankan. Allah
SWT berfirman dalam surat An-Nisa’ ayat 29 yang berbunyi:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”. (QS: An-Nisa’: 29)
Allah SWT melarang hamba-hamba-Nya yang beriman memakan harta
sebagian mereka terhadap sebagian lainnya dengan bathil, yaitu dengan
berbagai macam usaha yang tidak syar’i seperti riba, judi dan berbagai hal
serupa yang penuh tipu daya, sekalipun pada lahiriahnya cara-cara tersebut
berdasarkan keumuman hukum syar’i, tetapi diketahui oleh Allah dengan jelas
bahwa pelakunya hendak melakukan tipu muslihat terhadap riba.
21
Jadi dalam surat ini Allah melarang kaum muslimin memakan harta
sesamanya dengan jalan bathil, artinya Allah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba, dan Allah memerintahkan kaum muslimin untuk
bermu’amalah dengan jalan suka sama suka dan rela sama rela. (Abdullah,
2003: 555-556)
Perkembangan perekonomian yang semakin kompleks tentunya
membutuhkan ketersediaan dan peran serta lembaga keuangan. Kebijakan
moneter dan perbankan merupakan bagian dari kebijakan ekonomi yang
diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan. Oleh sebab itu peranan
perbankan dalam suatu negara sangat penting. Tidak ada suatu negarapun
yang hidup tanpa memanfaatkan lembaga keuangan (Siamat, 1999: 47).
Lembaga keuangan perbankan merupakan lembaga keuangan yang
bertugas menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali ke
masyarakat guna memenuhi kebutuhan dana bagi pihak yang membutuhkan,
baik untuk kegiatan produktif maupun konsumtif. Lembaga perbankan di
Indonesia telah terbagi menjadi dua jenis yaitu, bank yang bersifat
konvensional dan bank yang bersifat syari’ah. Bank yang bersifat
konvensional adalah bank yang pelaksanaan operasionalnya menjalankan
sistem bunga (interest fee), sedangkan bank yang bersifat syari’ah adalah bank
yang dalam pelaksanaan operasionalnya menggunakan prinsip-prinsip syari’ah
Islam.
Pengertian BPR menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998 adalah
bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan
22
prinsip syari’ah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran.
BPRS adalah BPR yang pola operasionalnya mengikuti prinsip-prinsip
muamalah Islam. (perwataatmadja, 1992: 95)
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an :
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman”. (QS. Al-Baqarah: 278)
Dalam hal ini Allah memerintahkan hamba-hamba-Nya yang beriman
untuk bertakwa kepada-Nya sekaligus melarang mereka mengerjakan hal-hal
yang dapat mendekatkan kepada kemurkaan-Nya dan menjauhkan diri dari
keridhaan-Nya, dan Allah memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk takut
kepada-Nya dan berhati-hati, karena sesungguhnya Allah senantiasa
mengawasi sesuatu yang mereka perbuat.
Dan juga dalam firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 279
yang berbunyi:
Artinya: “Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya”. (QS. Al-Baqarah: 279)
23
Dalam ayat ini dijelaskan barang siapa yang masih tetap melakukan
praktek riba dan tidak melepaskan diri darinya, maka wajib atas imam kaum
muslimin untuk memintanya bertaubat, jika ia mau melepaskan diri darinya,
maka keselamatan baginya, dan jika menolak, maka ia harus dipenggal
lehernya.
Dan ayat ini merupakan peringatan keras dan ancaman yang sangat
tegas bagi orang-orang yang masih tetap mempraktekkan riba setelah adanya
peringatan tersebut. (Abdullah, 2003: 555-557)
PT BRRS Bumi Rinjani Batu sebagai salah satu lembaga keuangan di
Indonesia yang berbentuk bank yang memberikan jasa keuangan dengan
menggunakan prinsip-prinsip perbankan syari’ah. PT BRRS Bumi Rinjani
Batu memberikan bantuan pembiayaan dalam bentuk pembayaran secara
kredit/cicilan dan mempunyai beberapa sistem, prosedur dan persyaratan yang
harus dipenuhi oleh calon debitur. Adapun ruang lingkup kegiatan PT. BPRS
Bumi Rinjani Batu adalah mencakup tabungan, deposito, dan pembiayaan
diantaranya: pembiayaan murabahah, pembiayaan mudharabah dan
pembiayaan musyarakah.
Pada PT. BPRS Bumi Rinjani sebelum menyalurkan dana melalui
pembiayaan pada nasabah, pihak Bank terlebih dahulu melakukan penilaian
nasabah (analisis pembiayaan) untuk mengetahui layak atau tidaknya nasabah
tersebut menerima pembiayaan. Perusahaan menetapkan kebijakan dalam
pemberian kredit antara lain menetapkan standard untuk menerima atau
menolak resiko kredit yaitu menentukan siapa yang berhak menerima kredit
24
yang telah memenuhi syarat 5C, bagaimana karakter nasabah (character),
kapasitas melunasi kredit (capacity), kemampuan modal yang memiliki
nasabah (capital), jaminan yang dimiliki nasabah untuk menanggung resiko
kredit (collateral), dan kondisi ekonomi saat ini yang mempengaruhi usaha
nasabah (condition of economic).
Sistem yang sedang berjalan dalam Pengambilan keputusan di PT.
BPRS Bumi Rinjani masih menggunakan proses manual dan database yang
digunakan masih dalam bentuk kertas, sehingga membutuhkan waktu yang
lama untuk pengolahan dan kendala yang lainnya adalah kesulitan dalam
penyimpanan atau pencarian arsip yang telah tersimpan jika akan dicocokkan
dengan informasi/pedoman yang baru diperoleh, serta tak lupa masalah
pembuatan laporan yang terlambat terkadang juga menghambat penyampaian
informasi kepada pimpinan bank. Hal ini berdampak terhadap lamanya
nasabah dalam menunggu hasil keputusan dari pihak Bank.
Banyaknya perusahaan ataupun pengusaha yang mengajukan kredit ke
PT. BPRS Bumi Rinjani, menuntut bank harus lebih meningkatkan kualitas
pelayanan terhadap nasabah. Hasil ini bisa menggunakan aplikasi terbaru dari
produk bank yang sudah ada di komputer sehingga proses dapat berjalan
dengan cepat. Tapi di PT. BPRS Bumi Rinjani Batu belum menggunakan
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) berbasis komputer dikarenakan masih
banyaknya karyawan yang tidak bisa menggunakan teknologi informasi secara
advance, padahal sudah seharusnya di era globalisasi ini diharuskan
mengetahui tentang perkembangan teknologi. Bank sendiri diharapkan sudah
25
seluruhnya menggunakan teknologi komputer tanpa proses manual lagi
terutama dalam pengambilan suatu keputusan, agar para nasabah tidak harus
menunggu terlalu lama.
Dengan demikian penyaluran kredit yang berhasil akan membawa
keuntungan yang besar bagi bank. Oleh karenanya BPRS harus benar-benar
hati-hati dalam menyalurkan kreditnya.
Sehingga sebelum menyalurkan kredit kepada seorang calon nasabah,
PT. BPRS Bumi Rinjani harus menilai terlebih dahulu kelayakan terhadap
nasabah dalam pemberian kreditnya. Menilai suatu kelayakan terhadap
nasabah dalam pemberian kredit, bukanlah hal yang mudah karena melibatkan
banyak faktor yang harus dipertimbangkan dan dianalisis dengan tepat,
cermat, namun cepat. Hal ini mengingat keamanan dari kredit itu sendiri agar
di kemudian hari tidak menimbulkan masalah yang menyulitkan pihak
nasabah maupun merugikan pihak bank akibat pengembalian kredit yang
kurang lancar, diragukan,dan macet.
Dengan adanya perkembangan teknologi komputer di bidang sistem
informasi dan melihat karakteristik permasalahan di atas yang mana penilaian
kelayakan terhadap nasabah dalam pemberian kredit merupakan masalah yang
kurang terstruktur atau semi terstruktur dan cukup rumit dan kompleks, juga
merupakan tanggungjawab pihak manajemen menengah dan puncak yang
harus dilakukan secara tepat dan efisien sehingga penyaluran dana kredit tepat
kepada calon nasabah yang layak menerima kredit tersebut.
26
Salah satu teknik pengambilan keputusan yang digunakan dalam
analisis kebijaksanaan adalah AHP (Analytic Hierarchy Process). AHP adalah
prosedur yang berbasis matematis yang sangat baik dan sesuai untuk kondisi
evaluasi atribut-atribut kualitatif. Atribut-atribut tersebut secara matematik
dikuantitatif dalam satu set perbandingan berpasangan .
Pada hakekatnya AHP merupakan suatu model pengambil keputusan
yang komprehensif dengan memperhitungkan hal- hal yang bersifat kualitatif
dan kuantitatif. Dalam model pengambilan keputusan dengan AHP pada
dasarnya berusaha menutupi semua kekurangan dari model-model sebelumnya.
AHP juga memungkinkan ke struktur suatu sistem dan lingkungan kedalam
komponen saling berinteraksi dan kemudian menyatukan mereka dengan
mengukur dan mengatur dampak dari komponen kesalahan sistem (Saaty,2001)
Maka penulis mencoba membuat sebuah sistem informasi berbasis
komputer yang dikenal dengan Decision Support Systems atau Sistem
Pendukung Keputusan.
Dengan latar belakang tersebut, peneliti memilih judul: “SISTEM
PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT
NASABAH DENGAN METODE AHP ( Analytical Hierarchy Process) DI
PT. BPRS BUMI RINJANI BATU".
27
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, dapat
diambil rumusan masalah, yaitu:
Bagaimana merancang dan membuat Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan
Pemberian Kredit Nasabah dengan metode AHP di PT. BPRS Bumi Rinjani
Batu?
1.3 Batasan Masalah
1. Program ini berisi penentuan Kelayakan Pemberian Kredit Nasabah di PT.
BPRS Bumi Rinjani Batu.
2. Analisis yang digunakan dalam menentukan kelayakan pemberian kredit
PT. BPRS Bumi Rinjani Batu menerapkan Analisis 5C (Character,
Capital, Capacity, Collateral dan Condition of economic).
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
(1) Merancang dan membangun Sistem Pendukung Keputusan yang
dapat membantu Bank dalam menentukan kelayakan pemberian kredit
terhadap nasabah.
(2) Menerapkan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) sebagai
salah satu metode pengambilan keputusan pemecahan suatu masalah
28
multikriteria dengan membuat rancangan sistem dan membangun
perangkat lunak pendukung keputusan.
1.4.2 Manfaat Penelitian
Adapun penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi pihak-
pihak yang terkait dengan penelitian ini, antara lain adalah :
• Bagi peneliti
Menambah khazanah keilmuan, pemikiran dan pengalaman
dalam bidang Teknik Informatika, serta sebagai salah satu syarat
untuk meraih gelar Sarjana Strata Satu (S-1) di Universitas Islam
Negeri (UIN) Malang.
• Bagi lembaga
Hasil dari penelitian ini kiranya dapat digunakan sebagai
tambahan informasi dalam meningkatkan output pendidikan
khususnya di perguruan tinggi, yakni Universitas Islam Negeri
(UIN) Malang.
• Bagi PT. BPRS Bumi Rinjani Batu
Sistem pendukung keputusan diharapkan dapat
memberikan keputusan yang dapat membantu Bank dalam
menentukan kelayakan pemberian kredit Bank terhadap nasabah.
29
1.5 Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penyusunan Skripsi ini dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini,
yaitu penelitian tindakan (Action Research). Dalam perancangan aplikasi
yang dilakukan bersama-sama antara peneliti dengan pihak-pihak yang
bersangkutan di dalam menangani proses pengelolaan data-data yang ada
di lembaga tersebut.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah suatu wilayah yang dijadikan objek bagi
penelitian. Tempat penelitian guna penulisan skripsi ini berlokasi di PT.
BPRS Bumi Rinjani Batu .
3. Sumber Data
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian skripsi ini
meliputi:
a. Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung
dari sumbernya diamati dan dicatat untuk pertama kalinya, dan
mempunyai hubungan erat dengan permasalahan yang dihadapi
lembaga tersebut.
30
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari bahan
bacaan buku-buku yang berhubungan dengan permasalahan yang
dihadapi lembaga.
4. Metode Pengumpulan Data
Salah satu masalah yang terpenting dalam penelitian adalah
melalui metode tertentu untuk memecahkan suatu masalah yang diperoleh
dengan tujuan agar mendapat hasil yang dapat dipertanggung jawabkan.
Adapun langkah-langkah dalam teknik pengumpulan data suatu penelitian
adalah sebagai berikut :
a. Observasi
Dengan mengadakan penelitian dan menganalisa secara langsung
terhadap kondisi BPRS, sehingga dapat dilihat kebutuhan aplikasi yang
dirancang, dimana observasi ini meliputi pengamatan terhadap perangkat
lunak, perangkat keras dan sebagainya. Observasi juga mencakup
pencarian dan pengambilan data.
b. Studi Literatur
Dalam mempelajari data manual dan referensi yang berhubungan dengan
masalah yang dihadapi akan digunakan dalam perencanaan dan
perancangan aplikasi yang akan dibuat.
c. Teknik wawancara yang dilakukan secara langsung guna memperoleh
informasi tentang spesifikasi SPK Kredit yang akan dikembangkan.
31
d. Mempelajari dokumen-dokumen terkait, yaitu formulir-formulir yang
digunakan selama ini untuk dianalisis lebih lanjut
1.6 Sistematika Penulisan
Penulisan Skripsi ini terbagi menjadi beberapa bab yang masing-
masing bab membahas tentang :
Bab I : Pendahuluan
Di dalam bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat, metodologi penelitian
dan sistematika penulisan.
Bab II : Landasan Teori
Di dalam bab ini berisi tentang teori yang menjadi dasar dan
mendukung penulisan laporan skripsi.
Bab III : Desain dan Perancangan Sistem
Dalam bab ini menjelaskan tentang analisa penulis dalam
pengembangan sistem pendukung keputusan kelayakan pemberian
kredit nasabah dengan metode AHP.
Dan tahapan perancangan pembangunan sistem pendukung
keputusan kelayakan pemberian kredit nasabah dengan metode AHP
di PT. BPRS BUMI RINJANI BATU, yang meliputi rancangan antar
muka, perancangan proses dan perancangan basis data.
32
Bab IV : Hasil dan Pembahasan
Dalam bab ini penulis akan menuangkan aplikasi program tentang
pengimplementasian sistem pendukung keputusan kelayakan
pemberian kredit nasabah dengan metode AHP di PT. BPRS BUMI
RINJANI BATU ke dalam bahasa pemrograman Delphi 7.0.
Bab V : Penutup
Dalam bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran-saran yang
ada kaitannya dengan software aplikasi sistem pendukung keputusan
kelayakan pemberian kredit nasabah dengan metode AHP di PT.
BPRS BUMI RINJANI BATU, agar dapat berguna di lingkungan
perusahaan khususnya dan lingkungan luar pada umumnya.
33
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Kredit Menurut Islam
Semua transaksi yang dilakukan oleh orang muslim haruslah
berdasarkan prinsip rela sama rela, dan tidak boleh ada pihak yang menzalimi
atau yang dizalimi. Prinsip dasar ini mempunyai implikasi yang sangat luas
dalam bidang ekonomi dan bisnis, termasuk dalam praktik perbankan. Allah
berfirman dalam surat An-Nisa’ ayat 29 yang berbunyi:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”. (QS: An-Nisa’: 29)
Allah SWT melarang hamba-hamba-Nya yang beriman memakan harta
sebagian mereka terhadap sebagian lainnya dengan bathil, yaitu dengan
berbagai macam usaha yang tidak syar’i seperti riba, judi dan berbagai hal
serupa yang penuh tipu daya, sekalipun pada lahiriahnya cara-cara tersebut
berdasarkan keumuman hukum syar’i, tetapi diketahui oleh Allah dengan jelas
bahwa pelakunya hendak melakukan tipu muslihat terhadap riba. (Abdullah,
2003: 555-556)
34
Hadits Nabi riwayat al-Baihaqi dan Ibnu Majah dan dishahihkan oleh
Ibnu Hibban :
�ٍ�اْ�ُ�ْ�ِرْى َر�� ا� ��� َأن َرُ�ْ َل ا� َ�� ا� ْ�َ�ْ�ِ�َ �� َأِ�ِ� َو#ِ�ِ� َوَ�َ! َ�َل ْروا1 ا�*�0/� وا�� (ِإ,َ+� اْ�َ*ْ�ُ( َ�ْ� َ)َ'اٍض، : َ�َ
)4��3 و���� ا�� 2*�ن
Artinya : Dari Abu Sa’id al-Khudri Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka sama suka.” (HR. al-Baihaqi, Ibnu Majah, dan Shahih menurut Ibnu Hibban)
Dalam ayat di atas Allah melarang kaum muslimin memakan harta
sesamanya dengan jalan bathil, artinya Allah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba, dan Alah memerintahkan kaum muslimin untuk
bermu’amalah dengan jalan suka sama suka dan rela sama rela. (Abdullah,
2003: 556)
Diriwayatkan dari Qatadah bahwa Anas r.a membawa roti gandum
yang diolesi lemak kepada Nabi SAW. Nabi SAW menggadaikan baju besinya
kepada seorang Yahudi di Madinah, kemudian uang hasil gadai tersebut
dipergunakan untuk membeli gandum untuk makanan keluarganya. Saya
pernah mendengar Anas r.a mengatakan: pada malam hari keluarga
Muhammad SAW tidak memiliki satu sha’ tepung atau sha’ biji-bijian (untuk
dimakan) padahal beliau mempunyai sembilan orang istri. Berdasarkan
penjelasan hadist tersebut, bahwa Nabi SAW membeli bahan makanan dengan
cicilan/kredit. (Imam Az-Zabidi, 2001:452)
Dalam bahasa sehari-hari kata kredit sering diartikan memperoleh
barang dengan membayar dengan cicilan atau angsuran dikemudian hari atau
35
memperoleh pinjaman uang yang pembayarannya dilakukan di kemudian hari
dengan cicilan atau angsuran sesuai dengan perjanjian. Jadi dapat diartikan
bahwa kredit dapat berbentuk barang atau berbentuk uang. Baik kredit
berbentuk barang maupun kredit berbentuk uang dalam hal pembayarannya
adalah dengan menggunakan metode angsuran atau cicilan tertentu. Kredit
dalam bentuk uang lebih dikenal dengan istilah pinjaman. Dewasa ini
pengertian pemberian kredit di samping dengan istilah pinjaman oleh bank
yang berdasarkan prinsip konvensional adalah istilah pembiayaan yang
digunakan oleh bank berdasarkan prinsip syari’ah.
Menurut asal mulanya kata kredit berasal dari kata credere yang
artinya adalah kepercayaan, maksudnya adalah apabila seseorang memperoleh
kredit maka berarti mereka memperoleh kepercayaan. Sedangkan bagi si
pemberi kredit artinya memberikan kepercayaan kepada seseorang bahwa
uang yang dipinjamkan pasti kenbali.
Pengertian kredit menurut Undang-Undang Perbankan nomor 10 tahun
1998 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan
itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank
dengan dengan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Sedangkan pengertian pembiayaan adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang
36
dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka
waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.(Kasmir, 2000: 72-73)
Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu
pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan,
baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah
pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah
direncanakan. (Muhammad, 2005: 17)
Dari pengertian di atas dapatlah dijelaskan bahwa baik kredit atau
pembiayaan dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan
uang, Misalnya bank membiayai kredit untuk pembelian rumah atau mobil.
Kemudian adanya kesepakatan antara bank (kreditur) dengan nasabah
penerima kredit (debitur), dengan perjanjian yang telah dibuatnya.
Islam mengatur proses yang mencakup hak dan kewajiban masing-
masing pihak dalam proses kredit, sebagaimana firman Allah SWT dalam
surat Al-Baqarah ayat 280 yang berbunyi:
Artinya: “Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu Mengetahui”. (QS: Al-Baqarah: 280)
37
Allah SWT memerintahkan agar bersabar jika orang yang meminjam
dalam kesulitan dalam membayar hutang, yang tidak memperoleh apa yang
dapat digunakan dalam membayar. Tidak seperti yang terjadi di kalangan
orang-orang jahiliyah. Di mana salah seorang di antara mereka mengatakan
kepada peminjam, jika sudah jatuh tempo: “ dibayar atau ditambahkan pada
bunganya”. Selanjutnya Allah SWT menganjurkan untuk menghapuskannya
saja. Dan Dia menyediakan kebaikan dan pahala yang melimpah atas hal itu.
(Abdullah, 2003: 557)
Sehingga dalam perjanjian kredit tercakup hak dan kewajiban masing-
masing pihak, termasuk jangka waktu serta bunga yang ditetapkan bersama.
Demikian pula dengan masalah sanksi apabila si debitur ingkar janji terhadap
perjanjian yang telah dibuat bersama.
Pemberian kredit pada bank konvensional dalam meminjamkan uang
kepada yang membutuhkan dan mengambil bagian keuntungan berupa bunga
dan provisi dengan cara membungakan uang yang dipinjamkan tersebut,
prinsip syariah meniadakan transaksi semacam ini dan mengubahnya menjadi
pembiayaan. Bank tidak meminjamkan sejumlah uang kepada nasabah, tetapi
membiayai proyek keperluan nasabah. Dalam hal ini bank berfungsi sebagai
intermediasi uang tanpa meminjamkan uang dan membungakan uang tersebut.
Sebagai gantinya, pembiayaan usaha nasabah tersebut dapat dilakukan dengan
cara membelikan barang yang dibutuhkan nasabah, lalu bank menjual kembali
kepada nasabah, atau dapat pula dengan cara bank mengikutsertakan modal
dalam usaha nasabah.
38
Analisis kredit diberikan, untuk meyakinkan bank bahwa si nasabah
benar-benar dapat dipercaya maka, sebelum kredit diberikan bank terlebih
dulu mengadakan mengadakan analisis kredit. Analisis kredit mencakup latar
belakang nasabah atau perusahaan, prospek usahanya, jaminan yang diberikan
serta factor-faktor lainnya. Tujuan analisis ini adalah agar bank yakin bahwa
kredit yang diberikan benar-benar aman dalam arti uang yang disalurkan pasti
kembali.
Pemberian kredit tanpa dianalisis terlebih dulu akan sangat
membahayakan bank. Nasabah dalam hal ini dengan mudah memberikan data-
data fiktif sehingga kredit tersebut sebenarnya tidak layak untuk diberikan.
Akibatnya jika salah dalam dalam menganalisis, maka kredit yang disalurkan
akan sulit untuk ditagih alias macet. Namun faktor salah analisis ini bukanlah
merupakan penyebab utama kredit macet walaupun sebagian terbesar kredit
macet diakibatkan salah dalam mengadakan analisis. Penyebab lainnya
mungkin disebabkan oleh musibah seperti bencana alam yang memang tidak
dapat dihindari oleh nasabah. Seperti misalnya kebanjiran, atau gempa bumi
atau dapat pula kesalahan dalam pengelolaan.
Jika kredit yang disalurkan mengalami kemacetan, maka langkah yang
dilakukan oleh bank adalah oleh bank adalah berupaya untuk menyelamatkan
kredit tersebut dengan berbagai cara tergantung dari kondisi nasabah atau
penyebab kredit tersebut macet. Jika memang masih bisa dibantu, maka bank
adalah tindakan membantu nasabah apakah dengan menambah jumlah kredit
atau dengan memperpanjang jangka waktunya. Namun jika memang sudah
39
tidak dapat diselamatkan kembali maka tindakan terakhir bagi bank adalah
menyita jaminan yang telah dijaminkan oleh nasabah. (Kasmir, 2000: 73-74)
2.2 Unsur-unsur Kredit
Setiap pemberian kredit sebenarnya jika dijabarkan secara mendalam
mengandung beberapa arti. Jadi dengan menyebutkan kata kredit sudah
terkandung beberapa arti. Atau dengan kata lain pengertian kata kredit jika
dilihat secara utuh mengandung beberapa makna, sehingga jika kita bicara
kredit maka termasuk membicarakan unsur-unsur yang terkandung di
dalamnya.
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas
kredit adalah sebagai berikut:
1. Kepercayaan
Yaitu syarat keyakinan pemberi kredit (bank) bahwa kredit yang diberikan
bank berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar diterima kembali di
masa tertentu di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, karena
sebelum dana dikucurkan, sudah dilakukan penelitian dan penyelidikan
yang mendalam tentang nasabah. Penelitian dan penyelidikan dilakukan
untuk mengetahui kemauan dan kemampuannya dalam membayar kredit
yang disalurkan.
2. Kesepakatan
Di samping unsur kepercayaan di dalam kredit juga mengandung unsure
kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit.
Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masing-
40
masing pihak mendatangani hak dan kewajibanya masing-masing.
Kesepakatan penyaluran kredit dituangkan dalam akad kredit yang
ditangani oleh kedua belah pihak bank dan nasabah.
3. Jangka Waktu
Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu teretentu, jangka
waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.
Hampir dapat dipastikan bahwa tidak ada kredit yang tidak memiliki
jangka waktu.
4. Resiko
Faktor resiko kerugian dapat diakibatkan dua hal yaitu resiko kerugian
yang diakibatkan nasabah sengaja tidak mau membayar kredit nya pada
hal mampu dan resiko kerugian yang diakibatkan karena nasabah tidak
sengaja yaitu akibat terjadinya musibah seperti bencana alam. Penyebab
tidak tertagih sebenarnya dikarenakan adanya suatu tenggang waktu
pengembalian (jangka waktu). Semakin panjang jangka waktu suatu kredit
semakin besar resikonya tidak tertagih, demikian pula sebaliknya. Resiko
ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang disengaja maupun resiko
maupun resiko yang tidak disengaja.
5. Balas Jasa
Akibat pemberian fasilitas kredit bank tentu mengharapkan suatu
keuntungan dalam jumlah tertentu. Keuntungan atas pemberian suatu
kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga bagi bank
prinsip konvensional. Balas jasa dalam bentuk bunga, biaya provisi dan
41
komisi serta biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan utama
bank. Sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syari’ah balas
jasanya ditentukan dengan bagi hasil. (Kasmir, 2000: 74-76)
2.3 Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit
Artinya: “Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu’amalah tidak secara tunai), sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang oleh yang berpiutang. Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya), dan hendaklah dia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al Baqarah (2) : 283)
Ayat ini dijadikan sebagai dalil yang menunjukkan bahwa jaminan
harus sesuatu yang dapat dipegang. Sebagaimana yang menjadi pendapat
Imam Syafi’i dan jumhur ulama. Amanah merupakan salah satu moral
keimanan. Amanah juga berarti memilki tanggung jawab dalam melaksanakan
tugas dan kewajiban yang diberikan kepadanya. Amanah dapat ditampilkan
dalam keterbukaan, kejujuran, dan pelayanan yang optimal kepada nasabah
(Abdullah, 2003: 569).
42
Jaminan kredit yang diberikan nasabah kepada bank hanyalah
merupakan tambahan, terutama untuk melindungi kredit yang macet akibat
suatu musibah. Akan tetapi apabila suatu kredit diberikan telah dilakukan
penelitian secara mendalam, sehingga nasabah sudah dikatakan layak untuk
memperoleh kredit, maka fungsi jaminan kredit hanyalah untuk berjaga-jaga.
Oleh karena itu dalam pemberian kreditnya bank harus memperhatikan
prinsip-prinsip pemberian kredit yang benar. Artinya sebelum suatu fasilitas
kredit diberikan maka bank harus merasa yakin terlebih dahulu bahwa kredit
yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari
hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian kredit oleh
bank dapat dilakukan dengan berbagai prinsip untuk mendapatkan keyakinan
tentang nasabahnya.
Prinsip-prinsip penilaian kredit yang sering dilakukan yaitu dengan
analisis 5C. Prinsip pemberian kredit dengan analisis dengan 5C, kredit dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Character
Pengertian character adalah sifat atau watak seseorang dalam hal ini calon
debitur. Tujuannya adalah untuk memberikan keyakinan kepada bank
bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-
benar dapat dipercaya. Keyakinan ini tercermin dari latar belakang
nasabah baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat
pribadi seperti: cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan
keluarga, hobi dan sosial standingnya. Character merupakan ukuran untuk
43
menilai “kemauan” nasabah membayar kreditnya. Orang yang memilki
karakter baik akan berusaha untuk membayar kreditnya dengan berbagai
cara.
2. Capacity
Untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit yang
dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta
kemampuanya mencari laba. Sehingga pada akhirnya akan terlihat
kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang disalurkan. Semakin
banyak sumber pendapatan seseorang maka semakin besar kemampuanya
untuk membayar kredit.
3. Capital
Biasanya bank tidak akan bersedia untuk membiayai suatu usaha 100%,
artinya setiap nasabah yang mengajukan permohonan kredit harus pula
menyediakan danan dari sumber lainnya atau modal sendiri dengan kata
lain Capital adalah untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang
dimilki nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank.
4. Collateral
Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik
maupun nonfisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang
diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi
suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan
secepat mungkin. Fungsi jaminan adalah sebagai pelindung bank dari
resiko kerugian.
44
5. Condition of Economy
Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang
dan untuk di masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing. Dalam
kondisi perekonomian yang kurang stabil sebaiknya pemberian kredit
untuk sektor tertentu jangan diberikan terlebih dahulu dan kalaupun jadi
diberikan sebaiknya juga dengan melihat prospek usaha tersebut di masa
yang akan datang. (Kasmir, 2000: 91-92)
2.4 Prosedur Pemberian Kredit
Sebelum debitur memperoleh kredit terlebih dahulu harus melalui
tahap-tahapan penilaian mulai dari pengajuan proposal dan dokumen-
dokumen yang diperlukan, pemeriksaan keaslian dokumen, analisis kredit
sampai dengan kredit dikucurkan. Tahap-tahapan dalam memberikan kredit ini
kita kenal dengan nama prosedir pemberian kredit. Tujuan prosedur
pemberian kredit adalah untuk memastikan kelayakan suatu kredit, diterima
atau ditolak. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat An-Nisaa’: 58.
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. (QS. An-Nisaa’: 58)
45
Allah SWT mengabarkan, bahwa Dia memerintahkan untuk
menunaikan amanat kepada ahlinya. Dan perintah dari-Nya untuk menetapkan
hukum di antara manusia dengan adil. Untuk itu Muhammad bin Ka’ab, Zaid
bin Aslam dan Syahr bin Hausyab berkata: ”sesungguhnya ayat ini diturunkan
untuk para umara, yaitu para pemutus hukum diantara manusia”. Allah SWT
memerintahkan kalian untuk menunaikan amanat, menetapkan hukum di
antara manusia dengan adil dan hal lainnya, yang mencakup perintah-perintah
dan syariat-syariat-Nya yang sempurna, agung dan lengkap. (Abdullah, 2003:
336-337)
Oleh karenanya BPRS harus bersikap Amanah, contohnya memiliki
sikap keterbukaan, kejujuran, dan pelayanan yang optimal kepada nasabah.
Dan juga dalam kinerja perbankan harus benar-benar hati-hati dalam
menyalurkan kreditnya. Sehingga dalam menentukan kelayakan suatu kredit
maka dalam setiap tahap selalu dilakukan penilaian yang mendalam. Apabila
dalam penilaian mungkin ada kekurangan maka pihak bank dapat meminta
kembali ke nasabah atau bahkan langsung ditolak.
Prosedur pemberian dan penilaian kredit oleh dunia perbankan secara
umum antar bank yang satu dengan yang lain tidak jauh berbeda. Yang
menjadi perbedaan mungkin hanay terletak persyaratan dan ukuran-ukuran
penilaian yang ditetapkan oleh bank dengan pertimbangan masing-masing.
Dalam praktiknya prosedur pemberian kredit secara umum dapat dibedakan
antara pinjaman perseorangan dengan pinjaman oleh suatu badan hukum,
46
kemudian dapat pula ditinjau dari segi tujuannya apakah untuk konsumtif atau
produktif.
Secara umum akan dijelaskan prosedur pemberian kredit oleh badan
hukum sebagai berikut:
1. Pengajuan Proposal
Untuk memperoleh fasilitas kredit dari bank maka tahap yang pertama
pemohon kredit mengajukan permohonan kredit secara tertulis dalam suatu
proposal. Proposal kredit harus dilampiri dengan dokumen-dokumen lainnya
yang dipersyaratkan. Yang perlu diperhatikan dalam setiap pengajuan
proposal suatu kredit hendaknya yang berisi keterangan tentang:
• Riwayat perusahaan seperti riwayat hidup perusahaan, jenis bidang
usaha, nama pengurus berikut latar belakang pendidikannya,
perkembangan perusahaan serta wilayah pemasaran produknya.
• Tujuan pengambilan kredit, dalam hal ini harus jelas tujuan
pengambilan kredit. Apakah untuk memperbesar omset penjualan atau
meningktkan kapasitas produksi atau untuk mendirikan pabrik baru
(perluasan) serta tujuan lainnya. Kemudian juga yang perlu mendapat
perhatian adalah penggunaan kredit apakah untuk model kerja atau
investasi.
• Besarnya kredit dan jangka waktu.
Dalam proposal pemohon menentukan besarnya jumlah kredit yang
diinginkan dan jangka waktu kreditnya.
47
• Cara pemohon mengembalikan kredit maksudnya perlu dijelaskan
secara rinci cara-cara nasabah dalam mengembalikan kreditnya apakah
dari hasil penjualan atau dengan cara lainnya.
• Jaminan
Jaminan kredit yang diberikan dalam bentuk surat atau sertifikat.
Penilaian jaminan kredit haruslah teliti jangan sampai terjadi sengketa,
palsu dan sebagainya, biasanya setiap jaminan diikat dengan suatu
asuransi tertentu.
Selanjutnya proposal ini dilampiri dengan dengan berkas-berkas yang
telah dipersyaratkan seperti:
a. Akte Pendirian Perusahaan
Dipergunakan untuk perusahaan yang berbentuk P.T. (Perseroan Terbatas)
atau Yayasan yang dikeluarkan oleh Notaris dan disahkan oleh
Departemen Kehakiman.
b. Bukti diri (KTP) para pengurus dan pemohon kredit.
c. T.D.P. (Tanda Daftar Perusahaan).
Tanda Daftar Perusahaan ada selembar sertifikat yang dikeluarkan oleh
Departemen Perindustrian dan Perdagangan dan biasanya berlaku 5 tahun
dan jika masa berlaku habis dapat diperpanjang kembali.
d. N.P.W.P. (Nomor Pokok Wajib Pajak)
Nomor Pokok Wajib Pajak, merupakan surat tentang wajib pajak yang
dikeluarkan oleh Departemen Keuangan.
e. Neraca dan laporan rugi laba 3 tahun terakhir.
48
f. Foto copy sertifikat yang dijadikan jaminan.
g. Daftar penghasilan bagi perseorangan.
h. Kartu Keluarga (K.K) bagi perseorangan.
2. Penyelidikan Berkas Pinjaman
Tahap selanjutnya adalah penyelidikan dokumen-dokumen yang
diajukan pemohon kredit. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas
yang diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan yang telah ditetapkan. Jika
menurut pehak perbankan belum lengkap atau belum cukup maka nasabah
diminta untuk segera melengkapinya dan apabila sampai batas tertentu
nasabah tidak sanggup melengkapi kekurangan tersebut, maka sebaiknya
permohonan kredit dibatalkan saja.
Dalam penyelidikan berkas hal-hal yang perlu diperhatikan adalah
membuktikan kebenaran dan keaslian dari berkas-berkas yang ada, seperti
kebenaran dan keaslian Akte Notaris, TDP, KTP, dan Surat-surat jaminan
seperti Sertifikat Tanah, BPKB Mobil ke instansi yang berwenang
mengeluarkannya. Kemudian jika asli dan benar maka pihak bank mencoba
mengkalkulasi apakah jumlah kredit yang diminta memang relevan dan
kemampuan nasabah untuk membayar. Semua ini dengan menggunakan
perhitungan terhadap angka-angka yang dilaporan keuangan dengan berbagai
rasio keuangan yang ada.
3. Penilaian Kelayakan Kredit
Dalam penilaian layak atau tidak suatu kredit disalurkan maka perlu
dilakukan suatu penilaian kredit. Penilaian kelayakan suatu kredit dapat
49
dilakukan dengan menggunakan 5C (Character, capacity, capital, colleteral,
dan condition of economy) atau 7P (personality, party, perpose, prospect,
payment, profitability, dan protection) namun untuk kredit yang lebih besar
jumlahnya perlu dilakukan metode penilaian dengan Studi Kelayakan. Dalam
studi kelayakan ini setiap aspek dinilai apakah memenuhi syarat atau tidak.
Apabila salah satu aspek tidak memenuhi syarat maka perlu dilakukan
pertimbangan untuk mengambil keputusan.
Adapun aspek-aspek yang perlu dinilai dalam pemberian suatu fasilitas
kredit adalah:
a. Aspek Hukum
Dalam aspek ini, tujuannya adalah untuk menilai keaslian dan
keabsahan dokumen-dokumen yang diajukan oleh pemohon kredit. Penilaian
aspek hokum ini juga dimaksudkan agar jangan sampai dokumen yang
diajukan palsu atau dalam kondisi sengketa, sehingga menimbulkan masalah.
Penilaian dokumen-dokumen ini dilakukan ke lembaga yang berhak untuk
mengeluarkan dokumen-dokumen tersebut.
Penilaian aspek hukum meliputi:
• Akte Notaris
• Kartu Tanda Penduduk (KTP)
• Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
• Izin Usaha
• Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
• Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
50
• Sertifikat-sertifikat yang dimiliki baik sertifikat tanah atau surat-surat
berhaga
• Bukti Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB)
• Dan Lain.
b. Aspek Pasar dan Pemasaran
Merupakan aspek untuk menilai apakah kredit yang dibiayai akan laku
di pasar dan bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan. Dalam aspek ini
yang akan dinilai adalah prospek usaha sekarang dan di masa yang akan
dating.
c. Aspek Keuangan
Untuk menilai keuangan perusahaan yang dilihat dari laporan
keuangan yaitu Neraca dan Laporan Laba/Rugi selama 3 tahun terakhir.
Analisis keuangan meliputi analisa dengan menggunakan rasio-rasio keuangan
seperti rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, dan
analisis peluang pokok.
d. Aspek Teknis/Opearsi
Dalam aspek ini yang dinilai adalah masalah lokasi usaha, kemudian
kelengkapan saran dan prasarana yang dimiliki, termasuk lay out gedung dan
ruangan.
e. Aspek Manajemen
Untuk menilai pengalaman peminjam dalam mengelola usahanya,
termasuk sumber daya manusia yang dimilkinya.
51
f. Aspek Ekonomi Sosial
Untuk menilai dampak usaha yang diberikan terutama bagi masyarakat
luas baik ekonomi maupun sosial.
g. Aspek AMDAL
Aspek ini sangat penting dalam rangka apakah usaha yang dibuatnya
sudaj memenuhi criteria analisis dampak lingkungan terhadap darat, air, dan
udara sekitarnya.
4. Wawancara Pertama
Tahap ini merupakan penyidikan kepada calon peminjam dengan cara
berhadapan langsung dengan calon peminjam. Tujuannya adalah untuk
mendapatkan keyakinan apabila berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap
sperti yang bank inginkan. Wawancara ini juga untuk mengetahui keinginan
dan kebutuhan nasabah yang sebenarnya. Hendaknya dalam wawancara ini
dibuat serileks mungkin sehingga diharapkan hasil wawancara akan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan. Pertanyaan yang diajukan dapat pula
dilakukan dengan wawancara terstruktur, tidak terstruktur atau wawancara
stress atau dengan cara menjebak nasabah.
5. Peninjauan ke lokasi (On the Spot)
Setelah memperoleh keyakinan atas keabsahan dokumen dari hasil
penyelidikan dan wawancara maka langkah selanjutnya adalah melakukan
peninjauan ke lokasi yang menjadi obyek kredit. Kemudian hasil on the spot
dicocokkan dengan hasil wawancara yang pertama. Pada saat hendak
melakukan on the spot hendaknya jangan diberitau kepada nasabah, sehingga
52
apa yang kita lihat di lapangna sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Tujuan
peninjauan ke lapangan adalah untuk memastikan bahwa obyek yang akan
dibiayai benar-benar ada dan sesuai dengan apa yang tertulis dalam proposal.
6. Wawancara Kedua
Hasil peninjauan ke lapangan dicocokkan dengan dokumen yang ada
serta hasil wawancara satu dalam wawancara kedua. Wawancara kedua ini
merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan-
kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot di lapangan. Catatan yang
ada pada permohonan dan pada saat wawancara pertama dicocokkan dengan
pada saat on the spot apakah ada kesesuaian dan mengandung suatu
kebenaran.
7. Keputusan Kredit
Setelah melalui berbagai penilaian mulai dari kelengkapan dokumen
keabsahan dan keaslian dokumen serta penilaian yang meliputi seluruh aspek
studi kelayakan kredit maka langkah selanjutnya adalah keputusan kredit.
Keputusan kredit adalah untuk menentukan apakah kredit layak untuk
diberikan atau ditolak, jika layak maka, dipersiapkan administrasinya,
biasanya keputusan kredit akan mencakup:
• Akad kredit yang akan ditandatangani
• Jumlah uang yang diterima
• Jangka waktu kredit
• Dan biaya-biaya yang harus dibayar.
53
Keputusan kredit biasanya untuk jumlah tertentu merupakan keputusan
tim. Begitu pula bagi kredit yang ditolak maka hendaknya dikirim surat
penolakan sesuai dengan alasannya masing-masing. (Kasmir, 2000: 95-101)
2.5 Sistem Pendukung Keputusan
2.5.1 Proses Berfikir menurut Islam
Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih
bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan”.(QS. Al Baqarah: 164)
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, yaitu dalam hal
ketinggian, kelembutan, dan keluasannya, serta bintang-bintang yang bergerak
dan yang diam, juga peredaran pada garis edarnya; dataran rendah dan
dataran tinggi; gunung, laut, gurun pasir, kesunyian, keramaian, dan segala
manfaat yang terdapat di dalamnya, pergantian siang dan malam, satu pergi
yang lain datang menggantikannya dengan tidak saling mendahului dan tidak
54
sedikit pun mengalami keterlambatan meski hanya sekejap. Pada semuanya itu
terdapat bukti-bukti yang jelas menunjukkan keesaan-Nya.
Orang yang berzikir dan berfikir (secara murni) atau merenungkan
tentang fenomena alam raya, maka akan dapat sampai kepada bukti yang
sangat nyata tentang keesaan dan kekuasaan Allah SWT. Maka orang yang
memiliki akal pikiran yang murni dan jernih yang tidak diselubungi oleh
kabut-kabut ide yang dapat melahirkan kerancuan dalam berfikir. Termasuk di
dalamnya adalah orang yang mampu menyelesaikan masalah dengan adil,
yang benar dikatakan benar dan yang salah dikatakan salah.
Adil adalah "perhatian terhadap hak-hak individu dan memberikan
hak-hak itu kepada setiap pemiliknya". Pengertian inilah yang didefinisikan
dengan "menempatkan sesuatu pada tempatnya" atau "memberi pihak lain
haknya melalui jalan yang terdekat". Lawannya adalah "kezaliman", dalam
arti pelanggaran terhadap hak-hak pihak lain. Dengan demikian menyirami
tumbuhan adalah keadilan dan menyirami duri adalah lawannya. Sungguh
merusak permainan (catur), jika menempatkan gajah di tempat raja,
demikian ungkapan seorang sastrawan yang arif. Pengertian keadilan seperti
ini, melahirkan keadilan sosial.
Dalam surat An-Nisaa’ ayat 58 Allah SWT memerintahkan untuk
menetapkan hukum di antara manusia dengan adil. Untuk itu Muhammad bin
Ka’ab, Zaid bin Aslam dan Syahr bin Hausyab berkata: ” sesungguhnya ayat
ini diturunkan untuk para umara, yaitu para pemutus hukum diantara
manusia”. Allah SWT memerintahkan kalian untuk menunaikan amanat,
55
menetapkan hukum di antara manusia dengan adil dan hal lainnya, yang
mencakup perintah-perintah dan syariat-syariat-Nya yang sempurna, agung
dan lengkap. (Abdullah, 2003: 336-337)
Oleh karenanya BPRS harus bersikap Amanah, contohnya memiliki
sikap keterbukaan, kejujuran, dan pelayanan yang optimal kepada nasabah.
Dan juga dalam kinerja perbankan harus benar-benar hati-hati dalam
menyalurkan kreditnya. Sehingga dalam menentukan kelayakan suatu kredit
maka dalam setiap tahap selalu dilakukan penilaian yang mendalam. Apabila
dalam penilaian mungkin ada kekurangan maka pihak bank dapat meminta
kembali ke nasabah atau bahkan langsung ditolak.
2.5.2 Pengertian Sistem
System merupakan kumpulan elemen yang saling berkaitan yang
bertanggung jawab memproses masukan (input) sehingga menghasilkan
keluaran (output). (Kusrini, 2007: 11)
Dalam kamus inggris – Indonesia – nya John M. Echols dan Hassan
Shadily, “sistem” diartikan sebagai susunan. Seperti misalnya yang terdapat
dalam kata sistem syaraf , berarti susunan syaraf, sistem jaringan berarti
susunan jaringan, dan lain sebagainya.
Menurut M.J Alexander dalam buku Information System Analysis:
Theory and Application, sistem merupakan suatu group dari elemen-elemen
baik yang berbentuk fisik maupun non fisik yang menunjukkan suatu
kumpulan saling berhubungan di antaranya dan berinteraksi bersama-sama
menuju satu atau lebih tujuan, sasaran atau akir dari suatu system.
56
Dalam pengertian lain , “sistem” juga bisa diartikan sebagai “cara”.
Seperti misalnya kita sering mendengar kata-kata seperti sistem pengamatan,
sistem penilaian, sistem pengejaran, dan lain sebagainya. Istilah sistem juga
banyak dipakai dan dihubungkan dengan kata-kata seperti sistem pendidikan,
sistem perangkat lunak, sistem transportasi, dan lain sebagainya.
Dari sekian banyaknya arti kata sistem, kita akan mengambil
pengertian bahwa sistem adalah suatu kesatuan utuh yang terdiri dari beberapa
bagian yang saling berhubungan dan berinteraksi untuk mencapai tujuan
tertentu. (wahyono, 2004 : 12)
Sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan,
bekerja bersama, untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta
menghasilkan output dalam proses transformasi teratur. (O’brien, 2005: 29)
Sistem adalah sekumpulan komponen yang saling bekerja sama untuk
mencapai sustu tujuan. Masing-masing komponen memiliki fungsi yang
berbeda dengan yang lain, tetapi tetap dapat bekerja sama . Sistem pernafasan
kita terdiri atas hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Hidung digunakan untuk
menghirup udara, tenggorokan dipakai untuk menghantarkan udara masuk ke
dalam paru-paru, dan paru-paru berfungsi untuk mengambil oksigen dan
melakukan pembakaran sari makanan di dalam tubuh. Sistem akuntansi
perusahaan terdiri atas berbagai komponen yang digunakan untuk mencatat
data transaksi, mengolahnya, dan menyediakan informasi yang diperlukan
oleh semua pihak yang terkait.
57
Fungsi sistem yang utama adalah menerima masukan, mengolah
masukan, dan menghasilkan masukan. Agar dapat menjalankan fungsinya ini,
sistem akan memiliki komponen-komponen input, proses, keluaran, dan
control untuk menjamin bahwa semua fungsi dapat berjalan dengan baik.
(Winarno, 2004:1.5)
2.5.3 Pengertian Keputusan
Keputusan merupakan kegiatan memilih suatu strategi atau tindakan
dalam pemecahan masalah tersebut. Tindakan memilih strategi atau aksi yang
diyakini manajer akan memberikan solusi terbaik atas sesuatu itu disebut
pengambilan keputusan. Tujuan dari keputusan adalah untuk mencapai target
atau aksi tertentu yang harus dilakukan.
Kriteria atau ciri-ciri dari keputusan adalah:
1. Banyak pilihan/alternative
2. Ada kendala atau syarat
3. Mengikuti suatu pola/model tingkah laku, baik yang terstruktur maupun
tidak terstruktur
4. Banyak input/variable
5. Ada factor resiko
6. Dibutuhkan kecepatan, ketepatan, dan keakuratan (kusrini, 2007: 7).
2.5.4 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan
Sistem pendukung keputusan (decision support system atau DSS)
adalah sistem informasi berbasis komputer yang menyediakan dukungan
58
informasi interaktif bagi manajer dan praktisi bisnis selamam proses
pengambilan keputusan. Sistem pendukung keputusan menggunakan (1)
model analitis, (2) database khusus, (3) penilaian dan pandangan pembuat
keputusan, dan (4) proses permodelan berbasis computer yang interaktif untuk
mendukung pembuatan keputusan bisnis yang semiterstruktur dan tak
terstruktur. (O’brien, 2005: 448)
Sistem pemandu keputusan (SPK) adalah sebuah sistem yang
memandu pembuat keputusan. Sistem ini akan mendasarkan proses
pembuatan keputusan kepada aturan yang ditetapkan oleh para perancang
sistem. Sistem juga akan mendasarkan prosesnya kepada basis data yang ada
di dalam perusahaan.
Pengertian SPK seperti telah diuraikan pada paragraph di atas tersebut
mengandung beberapa pengertian, seperti yang diuraikan oleh Raymond
McLeod dan George P. Schell. Menurut McLeod dan Schell, SPK memiliki
komponen berikut ini:
• Suatu masalah dapat bervariasi struktur jalan keluarnya, ada yang
terstruktur dan ada yang tidak terstruktur.
• Proses pemecahan masalah terdiri atas empat langkah, yaitu: standar,
informasi, batasan, dan alternative jalan keluar.
• Pada awalnya, SPK banyak mengandalkan berbagai laporan dan model
matematis. Namun sekarang, DSS banyak yang sudah mengandalkan
pada proses pemecahan masalah dan OLAP (On-Line Analytical
Procedure).
59
• SPK (atau DSS) dapat digunakan oleh seorang pembuat keputusan.
Namun SPK dikembangkan lebih jauh hingga dapat memandu
pembuatan keputusan untuk sekelompok orang. Sistem ini disebut
dengan Sistem Pemandu Keputusan Kelompok (SPKK) atau Group
Decision Support Systems (disingkat GDSS). (Winarno, 2004:14.3)
Sistem pendukung keputusan (Decision Support System atau DSS)
adalah sistem informasi yang bertujuan untuk membantu manajemen puncak
dalam mengambil keputusan yang tidak terstruktur. Keputusan tidak
terstruktur sifatnya tidak rutin. Disebut keputusan tidak terstruktur karena
masalahnya tidak jelas, jalan keluarnya pun juga tidak jelas. (winarno; 2004:
2.9)
Menurut Gorry dan Scott Morton (1971), sistem informasi yang hanya
menangani satu atau sedikit masalah pembuatan keputusan akan memberikan
bantuan yang lebih baik kepada seorang manajer. Gory dan Scott Morton juga
menjadi orang yang mulai memperkenalkan istilah Decision Support System
(DSS) untuk mejelaskan sistem informasi yang dapat memandu keputusan
para manajer.
Untuk menggambarkan struktur suatu keputusan, Garry dan Scott
Morton menggambarkan seperti di bawah ini. Tabel tersebut menunjukkan
hubungan keputusan dengan masalah dan pembuat keputusannya. Tabel
tersebut sering disebut dengan Gorry dan Scott Morton grid.
Dari table tersebut terlihat bahwa semakin tinggi tingkatan manajemen,
keputusan yang diambil semakin banyak mengandung ketidakpastian. Selain
60
itu juga terlihat bahwa manajemen puncak juga tetap terlibat dalam pembuatan
keputusan terstruktur, meskipun bentuk keterlibatannya akan semakin kecil
bila dibanding dengan manajer level yang di bawahnya.
Sistem informasi yang diperlukan oleh masing-masing tingkatan
manajer memiliki karakteristik yang berbeda. Semakin rendah tingkatan
manajemen, system informasinya akan semakin terstruktur, yaitu system
pengolahan transaksi. Semakin tinggi tingkatan manajemen, semakin dekat
dengan system pemandu keputusan.
Tabel 2.1 Hubungan antara struktur masalah, tingkatan manajemen, dan contoh sistem informasi yang relevan
Tingkatan Manajemen
Operasional Pengendalian Strategis Terstruktur Piutang
Dagang Penerimaan Order Pencatatan Persediaan
Analisis Anggaran Forecasting jangka pendek
Pengaturan Transportasi barang Penyimpanan barang di gudang
Semi-Terstruktur
Penjadwalan Produksi Manajemen Kas
Analisis Selisih Penyusunan anggaran
Merger dan Akuisisi
Struktur Masalah
Tidak Terstruktur
Analisis PERT
Proses Produksi Pemasaran
Perancangan produk baru Litbang (R & D)
Gorry dan Scott Morton, menggambarkan hubungan antara struktur
masalah, tingkatan manajemen, dan contoh sistem informasi yang relevan.
(Winarno, 2004: 14.7-14.8)
61
2.5.5 Komponen SPK
Sebagai sebuah sistem, SPK juga memiliki komponen yang agak
berbeda dengan komponen SPT dan SIM. Komponen SPK pada dasarnya
adalah sebagai berikut:
a. Basis data, yang berasal dari sumber internal (dicatat oleh perusahaan
dari berbagai transaksi yang selama ini terjadi) dan dari sumber
eksternal (diambil oleh perusahaan dari di luar perusahaan, misalnya
data industri, data statistic, dan data peraturan pemerintah).
b. Model dan pengetahuan mengenai masalah dan keputusan yang harus
diambil.
c. Berbagai perangkat analisis, yang digunakan untuk mencari jalan
keluar terbaik.
• What-if analysis. Analisis ini digunakan untuk mengetahui apa
yang terjadi apabila satu atau beberapa variable berubah. Berapa
laba yang akan diperoleh perusahaan bila harganya dinaikkan 10%
sedang biaya variable naik 8%? Apa yang terjadi dengan biaya gaji
kalau hari minggu kantor bagian penjualan tetap buka, dan
seterusnya.
• Sensitivity analysis. Analisis ini digunakan untuk mengetahui
pengaruh perubahan suatu variable terhadap variable yang lain.
Analisis ini akan melakukan perubahan secara berkali-kali terhadap
suatu variable, sehingga dapat diketahui apakah pengaruhnya
konsisten atau tidak.
62
• Goal-seeking analysis. Analisis ini digunakan untuk mencari
solusi terbaik (misalnya laba tertinggi atau biaya terendah atau
waktu tersingkat) dari suatu masalah.
• Optimization analysis. Analisis ini digunakan untuk mencari
solusi yang paling menguntungkan bagi perusahaan, dan mirip
dengan goal-seeking analysis. Analisis ini biasanya memanfaatkan
perhitungan menggunakan linier programming.
KomponenPendukungKeputusanAnalitis
What-if analysis
Sensitivity analysis
Goal-seeking analysis
Optimization analysis
Gambar 2.1 Komponen DSS yang berupa alat analisis
Laporan ada tiga jenis, yaitu:
• Laporan rutin (periodic report), yang diterbitkan dan disediakan
secara berkala, memuat yang sudah standar, sehingga jarang
diperlukan oleh manajemen puncak.
• Laporan pengecualian (exception report), yang disediakan apabila
terjadi kondisi yang menyimpang dari kebiasaan. Sebagai contoh,
63
terjadi penurunan produksi, maka harus segera dicari informasi
penyebab terjadinya penyimpangan tersebut sehingga dapat
diambil tindakan segera.
• Laporan atas permintaan (on-demand report), yaitu laporan yang
disediakan apabila manajemen memintanya. Laporan ini biasanya
berisi informasi yang benar-benar diperlukan oleh manajemen,
sehingga bermanfaat cukup besar dalam pembuatan keputusan.
(winarno, 2004: 14.8-14.10)
2.5.6 Tahap Pembuatan Keputusan
Cara orang membuat keputusan bisa berbeda-beda, tergantung kepada
sifat keputusan yang akan dibuat, keadaan saat timbul masalah, atau kebiasaan
orang yang membuat keputusan. Menurut Herbert A. Simon, pembuatan
keputusan melibatkan empat langkah, seperti tampak pada gambar di bawah
ini.
Intelligence
Choice
Design
Implementation
Gambar 2.2 Tahap pembuatan keputusan
64
Tahap intelligence adalah tahap pengakuan adanya masalah. Masalah
dapat merupakan persoalan maupun kesulitan yang muncul dalam kehidupan
organisasi, atau dapat juga merupakan persoalan yang ditimbulkan sendiri
oleh pembuat keputusan.
Masalah yang sudah ada atau muncul (dengan sendirinya) misalnya
adalah persediaan barang di toko habis, maka jalan keluarnya adalah
mengambil barang dari gudang. Jika manajemen ingin menjual produk baru
yang sebelumnya belum pernah dijual, berarti manajemen telah menciptakan
masalah baru yang harus dipecahkan.
Tahap intelligence merupakan tahap yang paling penting dari tahapan-
tahapan pembuatan keputusan yang lain.
Tahap design adalah tahap perancangan berbagai alternative yang akan
dipilih. Contohnya, perusahaan akan membeli barang dagangan, tetapi
mendapat masalah misalnya membeli sebanyak berapa, dengan harga berapa,
membeli dimana, dan dibayar kapan. Masalah-masalah ini perlu disiapkan
beberapa jawabannya. Misalnya, perusahaan akan membeli berapa banyak.
Manajemen perlu menyiapkan alternative kalau membeli sebanyak 150 unit,
200 unit, atau 500 unit. Dengan data yang lain, perusahaan akan memilih salah
satu di antara angka tersebut.
Tahap choice adalah tahap memilih salah satu di antara berbagai
alternative yang sudah disiapkan dalam tahap design. Dalam tahap ini,
pembuat keputusan akan menggunakan model pemilihan alternative.
65
Setelah memutuskan untuk memilih salah satu elternatif, maka
manajemen akan melaksanakan keputusan itu. Tahap ini merupakan tahap
implementation. (winarno, 2004: 14.10-14.11)
Dalam mengambil keputusan dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Identifikasi masalah
2. Pemilihan metode pemecahan masalah
3. Pengumpulan data yang dibutuhkan untuk melaksanakan model
keputusan tersebut
4. Mengimplementasikan model tersebut
5. Mengevaluasi sisi positif dari setiap alternative yang ada
6. Melaksanakan solusi yang ada. (Kusrini, 2007: 9)
2.5.7 Metode Pemilihan Alternatif
Manajemen tidak selamanya dapat memilih keputusan yang terbaik,
disebabkan karena adanya berbagai factor. Keputusan yang diambil oleh
manajemen, akan merupakan salah satu di antara tiga keputusan berikut ini.
1. Model optimization: digunakan untuk mencapai hasil yan paling baik.
Misalnya: untuk memperoleh keuntungan yang paling besar, perusahaan
memutuskan untuk memproduksi sebanyak 750 unit produk.
2. Model satisficing: membuat keputusan tanpa mempertimbangkan semua
alternative, dan keputusan yang dibuat belum tentu merupakan
alternative yang paling baik, karena keputusan yang paling baik,
mungkin sulit sekali diperoleh. Contoh: kalau perusahaan ingin
66
membuka cabang, seharusnya dipilih daerah di pusat kota, tetapi karena
harga tanah dan bangunan terlalu mahal, maka di pinggiran kota pun
tidak apa-apa.
3. Model heuristic: adalah keputusan yang diambil berdasarkan aturan yang
sudah baku. Misalnya ada seorang raja wafat, mau tidak au anak laki-
lakinya harus menggantikannya, meskipun ia baru berumur 7 tahun.
(winarno, 2004: 14.11)
2.6 Basis Data
2.6.1 Definisi Data
Banyak terdapat pengertian data yang dirangkum dari berbagai
sumber. Bagian ini akan mengutip tiga pengertian data dari sudut pandang
yang berbeda-beda.
1. Menurut berbagai kamus bahasa Inggris-Indonesia, data diterjemahkan
sebagai istilah yang berasal dari kata ”datum” yang berarti fakta atau
bahan-bahan keterangan.
2. Dari sudut pandang bisnis, terdapat pengertian data bisnis sebagai berikut:
”Bussiness data is an organization’s description of things (resource) and
events (transaction) that it faces ”. Jika data, dalam hal ini disebut sebagai
data bisnis, merupakan deskripsi organisasi tentang suatu (resources) dan
kejadian (transactions) yang terjadi.
3. Pengertian yang lain mengatakan bahwa: ”data is the description of things
and events that we face”. Data merupakan deskripsi dari sesuatu dan
kejadian yang kita hadapi.
67
4. Gordon B. Davis dalam bukunya Management informations, System
Conceptual Foundation, structures and development menyebut data
sebagai bahan mentah dari informasi, yang dirumuskan sebagai
sekelompok lambang-lambang tidak acak, yang menunjukkan jumlah atau
tindakan atau hal-hal lain.
Dari ke empat pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
data adalah bahan baku informasi, didefinisikan sebagai kelompok teratur
simbol-simbol yang mewakili kuantitas, tindakan, benda, dan sebagainya.
Data terbentuk dari karakter, dapat berupa alphabet, angka, maupun symbol
khusus seperti *, $, dan /. Data disusun untuk diolah dalam bentuk struktur
data, struktur file dan basis data. (wahyono, 2004: 1-2)
2.6.2 Definisi Basis Data
Artinya: “ Inilah Kitab (catatan) kami yang menuturkan terhadapmu dengan
benar. Sesungguhnya kami Telah menyuruh mencatat apa yang Telah kamu kerjakan”. (QS. Al- Jaatsiyah:29)
Ibnu ‘Abbas dan juga yang lainnya bekata: “Malaikat akan menulis
semua amal perbuatan hamba Allah, lalu amal perbuatan itu dibawa naik ke
langit, dan kemudian disambut oleh para Malaikat yang menjaga tempat
penyimpanan amal perbuatan. Kepada mereka diperlihatkan Lauhul
Mahfuzh pada setiap malam lailatul Qodar, yang memuat semua apa yang
telah ditetapkan Allah bagi seluruh hamba-hamba-Nya sebelum mereka
68
diciptakan, sehingga tidak ada penambahan satu huruf pun dan tidak pula
dilakukan pengurangan . kemudian, ia membacakan ayat :
(ótβθ è=yϑ ÷è s?Ο çFΖ ä.$ tΒ‡ Å¡ΨtG ó¡nΣ$ ¨Ζ ä.$‾Ρ Î)) Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menyuruh mencatat apa telah kamu kerjakan”. (Abdullah bin Muhammad. 2006)
Dari kutipan ayat diatas telah dijelaskan bahwa semua amal manusia
tercatan dalam suatu kitab dan catatan tersebut tidak akan hilang bahkan
rusak dan tidak pula tertukar, sebab semua catatan tersebut telah diatur dan
tersimpan rapi. Dari sini dapat diambil pelajaran bahwa kemahabesaran
Allah tidak akan bisa ditandingi. Dan manusia hanya mampu belajar apa
yang diajarkan oleh Allah kepada mereka melalui Al-Qur’an, sebab ilmu
Allah adalah maha luas.
Sejak manusia mulai mengenal tulisan, mereka telah mencoba
menulis segala hal yang dialaminya kedalam sebuah media. Seiring dengan
perkembangan peradaban kemudian ditemukan kertas oleh bangsa Cina dan
dijadikannya sebagai media untuk menulis. Dengan semakin banyaknya data
yang harus disimpan media kertas tidak lagi sanggup menampung, sehingga
para ilmuan memikirkan suatu metode dalam penyimpanan data yang kita
kenal sekarang ini dengan sebutan database. Ada banyak sekali model-
model dari database tersebut diantaranya adalah Database Desktop.
Sistem Basis Data adalah suatu sistem menyusun dan mengelola
record-record menggunakan computer untuk menyimpan atau merekam
serta memelihara data operasional lengkap sebuah organisasi/perusahaan
69
sehingga mampu menyediakan informasi yang optimal yang diperlukan
pemakai untuk proses mengambil keputusan.
Basis data dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang seperti
dijelaskan berikut:
• Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang
diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali
dengan cepat dan mudah.
• Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara
bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redudansi) yang
tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
• Kumpulan file/tabel/arsip yang saling berhubungan yang disimpan
dalam media penyimpanan electronic. (mengkepe, 2004: 15)
2.6.3 Arsitektur Basis Data
Arsitektur sistem basis data dipengaruhi oleh sistem komputer di
mana sistem basis data dijalankan. Aspek-aspek arsitektur komputer seperti
network, paralellism, dan distribution tercermin dalam arsitektur basis data.
a. Sistem Tunggal
Pada arsitektur ini, database management system (DBMS), basis data
dan aplikasi basis data ditempatkan pada mesin (komputer) yang sama.
Dengan demikian, pemakai yang dapat menggunakannya di setiap saat
juga hanya satu orang (single user).
b. Sistem Tersentralisasi
70
Arsitektur ini terdiri atas sebuah mesin server dan sejumlah terminal
(yang menjadi tempat user berinteraksi dengan sistem). Yang
tersentralisasi dalam arsitektur ini dapat mencakup basis data, DBMS,
dan aplikasi basis data atau basis data saja.
c. Sistem Client-Server
Sebagaimana sistem tersentralisasi, arsitektur ketiga ini juga diterapkan
pada sebuah sistem jaringan. Sistem client server ini ditunjukkan untuk
mengatasi kelemahan-kelemahan yang terdapat pada sistem
tersentralisasi yang pertama yaitu beratnya beban server yang harus
menangani semua proses, diatasi dengan mambagi beban itu menjadi 2
(dua) bagian: client (yang menjalankan aplikasi basis data) dan server
(yang menjalankan DBMS dan berisi basis data ) pada mesin yang
berbeda. Dan kelemahan yang ke dua yaitu padatnya lalu lintas data
antara server dan workstation, diatasi dengan mekanisme transfer data
yang lebih efisien. (fatansyah, 1999).
2.7 Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem adalah menyusun suatu sistem baru untuk
menggantikan sistem yang lama secara menyeluruh atau menyempurnakan
sistem yang telah ada/berjalan. Jadi tujuan pengembangan sistem adalah
mengorganisasikan sistem informasi guna mengatasi berbagai problema yang
terjadi dalam suatu organisasi.
Model sekuensial linier seringkali disebut juga sebagai model air
terjun (waterfall), sebagaimana digambarkan berikut ini:
71
Rekayasa
Analisis
Perancangan
Implementasi
Pengujian
Pemeliharaan
Gambar 2.3 Model Pengembangan Sistem
Model sekuensial linier mengusulkan sebuah pendekatan kepada
perkembangan perangkat lunak yang sistematik dan sekuensial mulai pada
tingkat dan kemajuan sistem pada analisis, desain, pengkodean, pengujian dan
pemeliharaan.
Model ini mempunyai aktivitas-aktivitas sebagaimana dijelaskan
berikut:
1. Analisis kebutuhan Perangkat Lunak
Proses pengumpulan kebutuhan dintensifkan dan difokuskan khususnya
pada perangkat lunak. Untuk memahami sifat program yang dibangun,
analyst harus memahami domain informasi, tingkah laku, unjuk kerja, dan
interface yang diperlukan. Kebutuhan, baik untuk sistem maupun
perangkat lunak didokumentasikan dan dilihat lagi dengan pelanggan.
72
2. Desain
Desain perangkat lunak sebenarnya adalah proses multi langkah yang
berfokus pada empat atribut sebuah program yang berbeda yaitu struktur
data, arsitektur perangkat lunak, representasi interface dan detil
(algoritma) prosedural. Proses desain menerjemahkan kebutuhan ke dalam
sebuah representasi perangkat lunak yang dapat diperkirakan demi kualitas
sebelum dimulai proses pengkodean. Desain didokumentasi dan menjadi
bagian dari konfigurasi perangkat lunak.
3. Pengkodean
Hasil desain harus diterjemahkan ke dalam machine readable form (bentuk
yang bisa dimengerti oleh mesin). Tugas inilah yang dilakukan pada tahap
ini. Jika desain dilakukan dengan cara yang lengkap, maka pembuatan
kode dapat diselesaikan.
4. Pengujian
Sekali kode dibuat, pengujian program dimulai. Proses pengujian berfokus
pada logika internal perangat lunak, memastikan bahwa semua pernyataan
sudah diuji, dan pada eksternal fungsional yaitu mengarahkan pengujian
untuk menemukan kesalahan-kesalahan dan memastikan bahwa input atau
masukan tertentu, akan memberikan hasil aktual yang sesuai dengan
kebutuhan.
5. Pemeliharaan
Perangkat lunak akan mengalami perubahan setelah disampaikan kepada
pelanggan. Perubahan akan terjadi karena kesalahan-kesalahan yang
73
ditemui, karena perangkat lunak harus disesuaikan untuk mengakomodir
perubahan-perubahan di lingkungan eksternalnya (contohnya perubahan
yang dibutuhkan sebagai akibat dari perangkat pheriperal atau sistem
operasi baru), atau karena pelanggan membutuhkan perkembangan
fungsional atau unjuk kerja. Pemeliharaan perangkat lunak
mengaplikasikan lagi setiap fase program sebelumnya dan tidak membuat
yang baru lagi.
2.8 Konsep Model Analytical Hierarchi Process (AHP)
Pada dasarnya, proses pengambilan keputusan adalah memilih suatu
alternatif. Peralatan utama AHP adalah sebuah hierarki fungsional dengan
input utamanya persepsi manusia. Keberadaan hierarki memungkinkan
dipecahnya masalah kompleks atau tidak terstruktur dalam sub-sub masalah,
lalu menyusunnya menjadi suatu bentuk hierarki.
AHP memiliki banyak keunggulan dalam menjelaskan proses
pengambilan keputusan. Salah satunya adalah dapat digambarkan secara grafis
sehingga mudah di pahami oleh semua pihak yang terlibat dalam pengambilan
keputusan.
Prinsip Dasar AHP
Dalam menyelesaikan permasalahan dengan AHP ada beberapa prinsip
yang harus di pahami, di antaranya adalah:
1. Membuat hierarki
74
Sistem yang kompleks bisa di pahami dengan memecahnya menjadi
elemen-elemen pendukung, menyusun elemen secara hierarki, dan
menggabungkannya atau mensintesisnya.
2. Penilain kriteria dan alternatif
Kriteria dan alternatif dilakukan dengan perbandingan berpasangan.
Menurut Saaty (1988), untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah
skala terbaik untuk mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat
kualitatif dari skala perbandingan Saaty bisa diukur menggunakan tabel
analisis seperti tabel berikut:
Tabel 2.2 Analisis Skala perbandingan
Intensitas kepentingan Keterangan 1 Kedua elemen sama pentingnya 3 Elemen yang satu sedikit lebih penting
daripada elemen yang lainnya 5 Elemen yang satu lebih penting
daripada elemen lainnya 7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting
daripada elemen lainya 9 Satu elemen mutlak penting dari pada
elemen lainnya 2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai
pertimbangan yang berdekatan Kebalikan Jika aktifitas i mendapat satu angka
dibandingkan dengan aktifitas j, maka j memilki nilai kebalikannya dibandingkan dengan i.
3. Synthesis of priority (menentukan prioritas)
Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakaukan perbandngan
berpasangan (pairwise comparison). Nilai-nilai perbandinngan relatif dari
seluruh alternatif kriteri bisa disesuaikan dengan judgement yang telah
ditentukan untuk menghasilan bobot dan prioritas. Bobot danprioritas
75
dihitung dengan memanipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan
matematika.
4. Logical consistency (konsistensi logis)
Konsistensi memiliki dua makana. Peratama, objek-objek yang serupa
bisa diklempokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Kedua,
menyangkut tingkat hubungan antar objek yang didasarkan pada kriteria
tertentu.
Prosedur AHP
Pada dasarnya, prosedur atau langkah-langkah dalam metode AHP
meliputi:
1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu
menyusun hierarki dari permasalahan yang dihadapi. Menyusun
hierarki adalah dengan menetapkan tujuan yang merupakan sasaran
sistem secara keseluruhan pada level teratas.
2. Menentukan prioritas elemen
o Langkah pertama dalam menentukan prioritsa elemen adlah
memebuat perbandinagn pasangan, yaitu membandingkan elemen
secara berpasangan sesuai kriteria yang diberikan.
o Matriks perbandingn berpasangan diisi menggunkan bilangan
untuk mempresentasikan kepentingan relatif dari suatu elemen
terhadap elemen yang lainnya.
3. Sintesis
76
Pertimbangan-pertimbangan erhadap perbandingan berpasangan
disintesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas. Hal-hal yang dilakukan
dalam langkah ini adalah:
o Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks.
o Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang
bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks.
o Menumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan
jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata-rta .
4. Mengukur konsistensi
Dalam pembuatan keputusan, penting untuk mengetahui sebeapa
baik konsistensi yang ada karena kita tidak menginginkan keputusan
berdasarkan pertimbangan dengan konsistensi yang rendah. Hal-hal yang
dilakukan dalam langkah ini adalah:
o kalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas relatif
elemen pertama, nilai pada kolom kedua dengan prioritas relatif
elemen kedua, dan seterusnya.
o Jumlahkan setiap baris.
o Hasi dari pejumlahan baris dibagi dengan elemen prioritas relatif
yan bersangkutan.
o Jumlahkan hasil bagi di atas dengan banyaknya elemen yang ada,
hasilnya disebut λ maks.
5. Hitung Consistency Index (CI) dengan rumus :
CI = ( λ maks-n)/n
77
Di mana n = banyaknya elemen
6. Hitung Rasio Konsistensi / Consistency Ratio (CR) dengan rumus :
CR=CI/IR
Di mana CR=Consistency Ratio
CI=Consistency Index
IR=Indeks Random Consistency
7. Memeriksa konsistensi hierarki.
Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian data judgment harus
diperbaiki. Namun jika ratio konsistensi (CI/IR) kurang atau sama dengan
0,1. maka hasil perhitungan bisa dinyatakan benar.
Daftar index random konsistensi (IR) bisa dilihat dalam tabel di
abwah ini.
Tabel 2.3 Daftar indeks random konsistensi
Ukuran matriks Nilai IR 1,2 0,00 3 0.58 4 0.90 5 1.12 6 1.24 7 1.32 8 1.41 9 1.45 10 1.49 11 1.51 12 1.48 13 1.56 14 1.57 15 1.59
78
2.9 Bank Pengkreditan Rakyat Syari’ah (BPRS)
Pengertian BPRS adalah BPR yang pola operasionalnya mengikuti
prinsip-prinsip muamalah islam. (perwataatmadja, 1992: 95)
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an :
Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan”. (QS. Ali ’Imran: 130)
Dalam ayat ini terdapat nas yang secara jelas mengharamkan riba,
yang disertai dengan penjelasan yang menerangkan bahwa riba yang bersifat
pemerasan dari golongan ekonomi kuat terhadap ekonomi lemah itu
mengandung penganiayan. Dengan riba, pihak yang berutang pada umumnya
kaum lemah (dhuafa’) tidak mampu mengembalikan utangnya kepada pihak
yang meminjamkan. Jika tidak bisa melunasi utangnya pada waktu yang
dijanjikan, pihak yang berutang dipaksa melipatgandakan pembayaran
utangnya dengan imbalan penundaan jangka waktu pembayaran. Riba seperti
ini disebut riba an-nasi’ah, dan dalam ayat tersebut hukumnya diharamkan
secara juz’i. Artinya riba yang diharamkan adalah riba yang hanya mempunyai
sifat berlipat ganda. Mengenai riba yang tidak berlipat ganda, hukumnya
ditetapkan Allah pada ayat yang diturunkan berikutnya.
Berdirinya BPRS secara umum menurut perwataatmadja (1992:96)
mengandung pengertian sebagai langkah aktif dalam rangka restrukturisasi
79
perekonomian Indonesia yang dituangkan dalam berbagai paket kebijakan
keuangan, kebijakan, perbankan secara umum. Sedangkan secara khusus
adalah mengisi peluang terhadap kebijaksanaan yang membebaskan baik
penentapan tingkat suku bunga (rate interest), yang selanjutnya secara luas
dikenal sebagai system perbankan islam, dalam skala / outlet retail banking
(rual bank)
Adapun tujuan yang dikehendaki dengan berdirinya BPRS menurut
perwaatmadja, (1992:96) adalah:
1) Meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat terutama masyarakat
golongan ekonomi lemah.
2) Meningkatkan pendapatan perkapita.
3) Menambah lapangan kerja terutama di kecamatan-kecamatan.
4) Menambah ukhuwah islamiyah melalui kegiatan ekonomi.
5) Mengurangi urbanisasi.
Pengertian BPR menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998 adalah
bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan
prinsip syari’ah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran.
Berdirinya BPRS di indonesia selain didasari oleh tuntutan
bermuamalah secara islam yang merupakan keinginan kuat dari sebagian besar
umat islam di indonesia, juga sebagai langkah aktif dalam rangka restrukturasi
perekonimian indonesia yang dituangkan dalam berbagai paket kebijaksanaan
keuangan, moneter, perbankan secara umum.
80
Konsep dasar operasional BPRS, sama dengan konsep dasar
operasional pada bank muamalat Indonesia, yaitu: sistem simpanan murni (al-
wadi’ah), system bagi hasil, sistem jual beli dan margin keuntungan, sistem
sewa dan sistem upah. (Warkum Sumitro, 2004: 130).
Adapun kegiatan-kegiatan operasional BPRS adalah sebagai berikut:
(Warkum Sumitro, 2004: 130-134)
1) Mobilisasi Dana Masyarakat
BPRS akan mengerahkan dana dari masyarakat dalam bentuk seperti:
menerima simpanan wadi’ah, menyediakan fasilitas tabungan, dan
deposito berjangka. Fasilitas ini dapat digunakan untuk menitip infaq,
sedekah dan zakat, mempersiapkan ongkos naik haji, merencanakan
qurban, akikah, dan lain-lain.
a) Simpanan amanah
BPRS menerima titipan amanah berupa dana infaq, sedekah, zakat,
karena bank dapat menjadi perpanjangan tangan baitul maal dalam
menyimpan dan menyalurkan dana umat agar dapat bermanfaat
secara optimal.
b) Tabungan wadi’ah
BPRS menerima tabungan, baik pribadi maupun badan usaha
dalam bentuk tabungan bebas. Akad penerimaan dana ini
berdasarkan wadi’ah yaitu titipan-titipan yang tidak menanggung
risiko kerugian, serta bank akan memberikan kadar profit kepada
81
penabung sejumlah tertentu dari bagi hasil yang diperoleh bank
dalam pembiayaan kredit pada nasabah.
c) Deposito wadi’ah atau deposito mudharabah
BPRS menerima deposito berjangka baik pribadi maupun badan /
lembaga. Akad penerimaan deposito adalah wadi’ah atau
mudharabah dimana bank menerima dana masyarakat berjangka 1,
3, 6, 12 bulan dan seterusnya, sebagai penyertaan sementara pada
bank.
2) Penyaluran Dana
a) Pembiayaan mudharabah
b) Pembiayaan musyarakah
c) Pembiayaan bai’u bithamam ajil
d) Pembiayaan murabahah
e) Pembiayaan qardhul hasan
f) Jaminan / agunan
3) Jasa Perbankan Lainnya
Secara bertahap BPRS akan menyediakan jasa untuk memperlancar
pembiayaan pembayaran dalam bentuk proses transfer dan inkaso,
pembayaran rekening listrik, air, telepon, angsuran KPR dan lainnya.
2.10 Perangkat Pemodelan Sistem dalam Pembuatan suatu Program.
Didalam merancang sistem informasi diperlukan suatu pemodelan
sistem untuk menggambarkan dan mengkomunikasikan secara sederhana
rancangan sistem yang dibuat, agar sistem mudah dipahami dan dikoreksi.
82
Melalui pemodelan sistem, dapat digambarkan aliran data yang akan
diproses menjadi informasi dan aliran distribusinya secara sederhana, sehingga
arus data dan informasi dapat terlihat secara jelas.
Ada tiga alasan yang menyebabkan pemakaian pemodelan sistem,
yaitu: (Pohan&Bahri, 1997:9)
1. Dapat memfokuskan perhatian pada hal-hal penting dalam sistem tanpa
mesti terlibat terlalu jauh
2. Mendiskusikan perubahan dan koneksi terhadap kebutuhan pemakai
dengan resiko dan biaya minimal
Menguji pengertian penganalisa sistem terhadap kebutuhan pemakai
dan membantu pendisain sistem dan pemrograman membangun sistem
Dalam dunia pemodelan sistem terdapat sejmlah cara yang
mempresentasikan sistem melalui diagram, perangkat pemodelan sistem
tersebut meliputi:
2.10.1 Diagram Konteks (Context Diagram)
Diagram Konteks digunakan untuk menggambarkan suatu interaksi
dalam sistem informasi secara umum diperlukan suatu diagram konteks yang
menjelaskan mengenai keterkaitan sistem informasi tersebut dengan entitas-
entitas yang ada didalam sistem.
Diagram konteks menyoroti sejumlah karakteristik penting sistem,
yaitu:
� Kelompok pemakai, organisasi atau sistem lain, dimana sistem
melakukan komunikasi yang disebut terminator
83
� Data masuk, data yang diterima sistem dari lingkungan dan harus
diproses dengan cara tertentu
� Data keluar, data yang dihasilkan sistem dan diberikan ke dunia luar
� Penyimpana data (data store), digunakan secaa bersamaan bersama
antara sistem dengan terminator. Data ini dapat dibuat oleh sistem
dan digunakan oleh lingkungan atau sebaliknya, dibuat oleh
lingkungan dan digunakan oleh sistem. Hal ini berarti pembuatan
sistem data store dalam diagram konteks dibenarkan, dengan syarat
simbol tersebut merupakan bagian dari dunia di luar sistem
� Batasan antara sistem dan lingkungan (rest of the word)
Aturan-aturan konteks diagram antara lain:
� Jika terdapat banyak terminator yang mempunyai banyak masukan
dan keluaran, diperbolehkan untuk digambarkan lebih dari satu kali
sehingga mencegah penggambaran yang terlalu rumit, dengan
ditandai secara khusus untuk menelaskan bahwa terminator yang
dimaksud adalah identik
� Jika terminator mewakili individu atau personil, sebaiknya diwakili
oleh peran yang dimainkan personil tersebut. Alasan pertama adalah
kerana personil yang berfungsi melakukan itu dapat berganti
sedangkan diagram konteks harus tetap akurat walaupun personil
berganti. Alasan kedua adalah seorang personil dapat memainkan
lebih dari satu peran
84
� Karena fokus utama adalah mengembangkan model esensi, maka
penting untuk membedakan sumber (sources) dan pelaku (handler).
Pelaku adalah mekanisme, perangkat atau media fisik yang
mentransformasikan data ke atau dari sistem. Karena pelaku serig
kali familiar dengan pemakai dalam implementasi sistem berjalan,
maka sering menonjol sebagai sesuatu yang harus digambarkan lebih
dari sumber data itu sendiri. Sedangkan sistem baru dengan konsep
pengembangan teknologinya membuat pelaku menjadi sesuatu yang
tidak perlu digambarkan.
2.10.2 Data Flow Diagram (DFD).
Menurut Pohan dan Bahri (1997:16) Data Flow Diagram (DFD) ini
menggambarkan model sistem sebagai jaringan kerja antar fungsi yang
berhubungan satu sama lain dengan aliran dan penyimpanan data. Sebagai
perangkat analisis, model ini hanya mampu memodelkan sistem dari satu
sudut pandang yaitu sudut pandang fungsi. Pada sjumlah kasus, model ini
biasa dinamakan berbeda seperti buble chart, buble diagram, process model,
work flow diagram dan function model.
DFD ini tidak hanya dapat digunakan untuk memodelkan sistem
pemrosesan informasi tetapi bisa juga sebagai jalan untuk memodelkan
keseluruhan organisasi, sebagai perencana kerja dan perencana strategi.
Ada empat komponen dari Data Flow Diagram : (Pohan dan Bahri,
1997:16)
85
• Proses, merupakan kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang,
mesin atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk kedalam
proses untuk dihasilkan arus data yang akan keluar dari proses.
(Sumber : Kendall & Kendall, 2003:265)
Gambar 2.4 Proses
• Arus Data, komponen ini mengalir diantara proses, simpanan data
dan kesatuan luar. Arus data ini menunjukkan arus dari data yang
dapat berupa masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem.
(Sumber : Kendall & Kendall, 2003:265)
Gambar 2.5 Aliran
• Simpanan Data, merupakan simpanan dari data yang dapat berupa
database di sistem komputer, arsip, kotak tempat data di meja
seseorang, tabel acuan manual, dan agenda atau buku.
(Sumber : Kendall & Kendall, 2003:265)
Gambar 2.6 Simpanan Data
• Kesatuan Luar, merupakan kesatuan (entitas) di lingkungan luar
sistem yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang
86
berada di lingkungan luarnya yang akan memberikan input atau
menerima output dari sistem.
(Sumber : Kendall & Kendall, 2003:265)
Gambar 2.7 Kesatuan Luar
Data Flow Diagram level n merupkan suatu diagram level yang
berfungsi menjabarkan diagram konteks (diagram level sebelumnya) pada
suatu sistem. Level tertinggi dalam DFD hanya mempunyai sebuah proses
yang memodelkan seluruh sistem. Pemberian nomor pada setiap proses dalam
DFD berguna untuk memudahkan penurunan DFD pada level yang lebih
rendah.
2.10.3 Diagram Entity Relationship (Diagram ER)
Pada model relasional, basis data akan dikelompokkan kedalam
berbagai tabel dua dimensi, disetiap pertemuan baris dan kolom item-item data
(satuan data terkecil) ditempatkan. Model Entity-Relationship yang berisi
komponen-komponen himpunan entitas dan himpunan relasi yang masing-
masing dilengkapi dengan atribut-atribut yang merepresentasikan seluruh
fakta dari dunia nyata yang ditinjau, dapat digambarkan dengan lebih
sistematis dengan menggunakan Diagram E-R.
Kardinalitas relasi dapat dinyatakan dengan banyaknya garis cabang
atau dengan angka (1 dan 1 untuk relasi satu ke satu, 1 dan N untuk relasi satu
ke banyak atau N dan N untuk relasi banyak ke banyak). Kardinalitas relasi
87
menunjukkan jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas
pada himpunan entitas yang lain. Adapun kardinalitas yang terjadi antara dua
himpunan entitas dapat berupa (Fathansyah, 1999, hal.71):
1. Satu ke satu (one to one), yang berarti setiap entitas pada himpunan
entitas satu berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada
himpunan entitas lainnya, dan juga sebaliknya.
2. Satu ke banyak (one to many), yang berarti setiap entitas pada
himpunan entitas satu dapat berhubungan dengan banyak entitas
pada himpunan entitas lainnya, akan tetapi tidak sebaliknya.
3. Banyak ke satu (many to one), yang berarti setiap entitas pada
himpunan entitas satu berhubungan dengan paling banyak satu
entitas pada himpunan entitas lainnya, akan tetapi tidak sebaliknya.
4. Banyak ke banyak (many to many), yang berarti setiap entitas pada
himpunan entitas satu dapat berhubungan dengan banyak entitas
pada himpunan lainnya, dan juga sebaliknya.
Kardinalitas relasi satu ke banyak dan banyak ke satu dapat dianggap
sama, karena tinjauan kardinalitas relasi selalu dilihat dari satu sisi (dari
himpunan entitas A ke himpunan entitas B dan dari himpunan entitas B ke
himpunan entitas A).
2.10.4 Bagan Alir (Flowchart.)
Bagan alir (Flowchart) dapat didefinisikan sebagai sebuah
bagan (chart) yang menunjukkan aliran di dalam program atau prosedur
88
sistem secara logika (Jogianto, 1999: 75). Flowchart ini biasanya digunakan
sebagai alat bantu komunikasi dan untuk dokumentasi.
Bagan alir sistem merupakan bagan yang menunjukkan arus
kegiatan dari keseluruhan sistem. Bagan ini menjelaskan urutan–urutan dari
prosedur–prosedur yang ada dalam sistem. Bagan alir sistem menunjukkan
apa yang dikerjakan di sistem.
2.10.5 Dependecy Diagram
Dependency diagram adalah diagram yang menjelaskan hubungan
antara faktor penentu, inputan pertanyaan, aturan, nilai dan rekomendasi yang
dibuat pada pemodelan knowledge base. Dengan melihat dependency diagram
dapat diketahui rekomendasi-rekomendasi yang diberikan jika satu syarat
keadaan memenuhi syarat keadaan yang lain atau pun jika salah satu syarat
tidak dipenuhi maka akan menghasilkan rekomendasi yang berbeda.
Jumlah masukan dari dependency diagram harus lebih dari satu,
dimana masukan tersebut berguna dalam proses pengambilan suatu keputusan.
Hasil dari dependency diagram dapat berupa suatu rekomendasi, serta dapat
pula berupa nilai yang sudah diproses.
2.11. Borland Delphi 7.0
Borland Delphi merupakan suatu bahasa pemrograman yang
memberikan berbagai fasilitas pembuatan aplikasi visual. Keunggulan bahasa
pemrograman ini terletak pada produktivitas, kualitas, pengembangan
perangkat lunak, kecepatan kompilasi, pola desain yang menarik serta
89
diperkuat dapat digunakan untuk merancang program aplikasi yang dimiliki
tampilan seperti program aplikasi lain yang berbasis windows.
Bahasa Pemrograman Delphi termasuk dalam salah satu bahasa
pemrograman visual adalah generasi lanjut pemrograman pascal. Adapun, rilis
pertamanya (versi Delphi pertama) adalah tahun 1995, kemudian berlanjut
sampai rilis ketujuh pada tahun 2002 dan kini rilis terbarunya adalah Delphi 8
dan 2005. Pemrograman Delphi sendiri dibuat oleh Borland International
Corporation dan berjalan di atas platform (sistem operasi) Windows,
sedangkan sebagai pengetahuan yang berjalan di atas platform (sistem operasi)
Linux adalah Kylic, yang merupakan saudara kembarpemrograman Delphi.
(jamaluddin, 2005: 1)
Delphi adalah software buatan Borland yang sangat populer. Berbeda
dengan software Windows umumnya, Delphi bukanlah software aplikasi
seperti MS Office atau permainan game. Delphi adalah sebuah bahasa
pemrograman, Development Language, aplikasi umtuk membuat aplikasi.
Delphi digunakan untuk membangun Windows, aplikasi grafis, aplikasi
visual, bahkan aplikasi jaringan (client/server) dan berbasis internet. (husni,
2004: 1)
Secara umum, kemampuan Delphi adalah menyediakan komponen-
komponen dan bahasa pemrograman yang andal, sehingga memungkinkan
untuk membuat program aplikasi sesuai dengan keinginan, dengan tampilan
dan kemampuan yang canggih.
90
2.12. Interbase 6.5
Interbase merupakan program aplikasi database untuk menangani dan
mengelola database oleh sebuah perangkat lunak yang sangat terkenal, yaitu
Borland. (Bambang robi’in, 2002).
Interbase dapat ditemukan dalam satu paket dengan program Delphi.
Tujuannya adalah agar pemakai lebih mudah mengakses data. Delphi
merupakan program aplikasi database berbasis Windows yang menyertakan
banyak komponen untuk mengakses database dan mempresentasikan isi dari
informasi (Bambang robi’in, 2002).
91
BAB III
DESAIN DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian
3.1.1 Sejarah Perusahaan
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan umat Islam akan adanya
lembaga keuangan yang bernafaskan Islam, dan mayoritas penduduk
Indonesia adalah muslim, maka dari itu merupakan sebuah peluang yang
harus di cermati di samping sebagai sarana dakwah dan menyebarkan (syiar)
ajaran Islam. Realitas tersebut menggugah inisiatif Dr. H. Roeslan Djaelani
dan Dra Hj Betty Mahmud untuk memprakarsai berdirinya Bank Syari’ah.
Dengan mengajukan izin prinsip pendirian Bank Syariah, PT. BPRS
Bumi Rinjani Batu berdiri pada tanggal 5 oktober 2001 sesuai dengan
ketetapan Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia R.I Keputusan
Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI No. C- 17734 HT. 01. 01.
Th. 2002 Tentang pengesahan akta pendirian Perseroan Terbatas Menteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI bahwa mengesahkan akta pendirian
PT. Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah Bumi Rinjani Batu NP. WP. 02. 212.
396.2.628.000 berkedudukan di Batu sesuai format isian akta notaris model
1 yang tersimpan dalam database, salinan akta nomer 51, tanggal 5 Oktober
2001 yang dibuat oleh notaris Asrul Hakim, SH. berkedudukan di
Kepanjen.
Selanjutnya sesuai dengan surat keputusan Deputi Gubernur BI N0.
4/164/ KEP. DPG/ 2002 tanggal 31 oktober 2002 telah disetujui izin usaha
92
kepada PT. BPRS Bumi Rinjani Batu. Dan PT. BPRS Bumi Rinjani Batu
mulai beroperasi tanggal 11 November 2002.
Jenis Usaha : Lembaga Keuangan syariah ( Bank Syariah)
Berdiri : Pada hari jumat tanggal 05 Oktober 2001 sesuai dengan
Akta Pendirian Nomor 51 dengan Notari ASRUL HAKIM,
Sarjana Hukum. Dan disahkan oleh Menteri Kehakiman
Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia di Jakarta
Pada tanggal 16 September 2002 oleh ZULKARNAEN
YUNUS, SH.,MH NIP. : 040034478.
Izin Usaha : Izin usaha PT. BPR Syariah Bumi Rinjani Batu
ditetapkan di Jakarta pada tanggal 31 Oktober 2002 oleh
DEPUTI GUBENUR BANK INDONESIA ttd MAMAN
H. SOMANTRI. Dan salinan sesuai aslinya Biro Perbankan
Syariah Bank Indonesia ttd HARISMAN.
Lokasi : Jl. Dewi Sartika Nomor 10 Desa Temas Kec. Batu. Kota
Batu.
Visi, Misi dan Motto
Visinya yaitu: “Membawa Ummat Insya Allah menuju Kemakmuran dan
Kesejahteraan”
Misinya yaitu: “Memberi contoh dan menjadi contoh dalam bermu’amalah
berdasar dan bersandar kepada Al-Qur’an dan Hadits.
Mottonya yaitu: “Amanah Dalam Bermua’amalah.”
93
3.1.2 Job Description
A. Dewan Pengawas Syariah
Tugas dan tanggung jawab :
1. Mengawasi dan mengevaluasi sistem operasi dan produk-produk
bank dan tidak menyalahi konsep Syariah Islam serta memberi
keputusan berlaku tidaknya produk-produk yang baru diciptakan.
2. Membantu bagian marketing dalam merancang produk-produk yang
sesuai dengan Syariah Islam.
3. Mengevaluasi kebijakan-kebijakan bank yang baru ditetapkan oleh
direksi.
4. Menghadiri pertemuan bulanan pada hari Sabtu minggu ketiga
dengan komisaris/ Pemegang saham dan Direksi di kantor PT. Bank
Syariah Bumi Rinjani Batu.
5. Membantu direksi dalam mengoperasikan bank agar sesuai dengan
Syariah Islam.
BB.. Dewan Komisaris
Dewan Komisaris bertugas mengawasi dan mengarahkan
operasional yang dilaksanakan oleh Direksi agar tetap mengikuti
kebijaksanaan Bank seperti tercantum dalam Undang-Undang Perbankan
maupun Anggaran Dasar.
Tugas dan tanggung jawab :
1. Mempertimbangkan, menyempurnakan dan mewakili para pemegang
saham dalam memutuskan perumusan umum kebijaksanaan bank
94
yang baru diusulkan oleh Direksi untuk dilaksanakan Bank pada
masa yang akan datang.
2. Menyelenggarakan Rapat Umum Luar Biasa para pemegang saham
dalam hal pembebasan tugas dan kewajiban direksi.
3. Mempertimbangkan dan menyetujui Rancangan Anggaran
Perusahaan dan Rencana Kerja untuk tahun buku yang baru
diusulkan oleh Direksi.
4. Mempertimbangkan dan memutuskan permohonan pembiayaan yang
diajukan kepada bank yang jumlahnya melebihi jumlah maksimum
yang dapat diputuskan Direksi.
5. Menyetujui atau menolak jenis pelayanan baru yang dapat diberikan
bank kepada masyarakat atas usul Direksi.
6. Menyetujui semua hal yang menyangkut perubahan-perubahan
modal dan pembagian laba.
7. Ikut bergabung dengan komite pembiayaan setiap 2 minggu sekali di
kantor.
8. Pertemuan setiap bulan sekali dengan Dewan Pengawas Syariah dan
Direksi pada hari Jum’at minggu terakhir.
CC.. Direksi
Direksi terdiri dari seorang direktur Utama dan seorang Direktur.
Direksi memimpin serta mengawasi kegiatan Bank sehari-hari dengan
kebijaksanaan umum yang telah disetujui Dewan Komisaris dalam
meningkatkan tujuan Perusahaan.
95
Tugas dan tanggung jawab :
1. Direktur Utama
a. Bank dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari dipimpin oleh
seorang Direktur Utama.
b. Direktur Utama dalam menjalankan tugasnya melaksanakan
kebijaksanaan Bank sehari-hari mengikuti kebijaksanan umum
yang digariskan oleh komisaris.
c. Memimpin, mengkoordinasikan semua kegiatan Bank dan
bertindak mewakili Bank di dalam dan diluar pengadilan.
d. Membina tugas-tugas dalam lingkungan Bank untuk
pengembangan pengetahuan kerja, ketrampilan dan sikap kerja
(Pengembangan SDM Karyawan).
e. Menjalin serta menjaga keharmonisan hubungan kerjasama dengan
lembaga-lembaga Perbankan, Instansi-instansi Pemerintah,
demikian pula Badan-Badan Swasta dan Masyarakat pada
umumnya yang berada dilingkungan wilayahnya.
f. Mewakili Dewan Komisaris berdasarkan suatu kuasa khusus, untuk
melaksanakan tindakan-tindakan hukum tersendiri dalam rangka
pengamatan kredit atau pelunasan utang debitur serta tindakan-
tindakan hukum lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha
Bank
96
g. Menyusun dan mengusulkan Perancangan Anggaran Perusahaan
dan Rencana Kerja untuk tahun buku yang baru kepada Dewan
Komisaris.
h. Turut menandatangani surat-surat saham yang telah diberi nomor
urut sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam
Anggaran Dasar Perseroan.
i. Menyetujui pemindahtanganan saham-saham kepada pembeli baru
yang mana ditujukan atau dipilih oleh pemegang saham lama,
setelah mengikuti prosedur yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar
mengenai pemindah tanganan saham-saham.
j. Mengundang Pemegang Saham untuk menghadiri rapat pemegang
saham.
k. Mengajukan kepada Dewan Komisaris, jenis pelayanan baru yang
dapat diberikan Bank kepada masyarakat untuk disetujui.
l. Menyetujui besarnya gaji dan tunjangan lainnya yang harus
dibayarkan kepada para pejabat dan pegawai bank.
2. Direktur
a. Mengawasi dan mengendalikan semua kegiatan Bank sehingga
pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan tata kerja dan prosedur
yang berlaku.
b. Menjaga likuiditas perusahaan dan kas ratio/ uang kontan
terpelihara cukup baik untuk kepentingan intern Bank maupun
97
pihak luar serta tidak berada di bawah ketentuan-ketentuan
minimum yang diwajibkan.
c. Mengadakan penyelesaian perhitungan utang piutang yang tejadi
sehingga sejauh mungkin terhindar kemungkinan kerugian Bank
sebagai akibat penyelesaian yang ditempuh.
d. Menjaga dan memelihara termasuk tata usaha yang diperlukan atas
seluruh karyawan Bank dengan tertib dan teratur sehingga
terhindar dari kemungkinan kerusakan dan kehilangan.
e. Menjaga dan mengusahakan tersedianya dengan cukup fasilitas-
fasilitas, seperti alat-alat tulis menulis, barang-barang cetakan serta
perlengkapan lain yang diperlukan.
f. Menyetujui dan menetapkan penarikan dan penyetoran keuangan
Bank pada lembaga-lembaga keuangan lainnya baik secara tunai
maupun pemindah bukuan.
g. Menetapkan cara-cara penagihan kembali atas pembiayaan yang
ternyata cidera janji/ menunggak secara efektif dan efisien.
h. Menilai prestasi kerja/ kegiatan dan tindakan-tindakan lainnya
setiap pegawai Bank untuk kemudian mengusulkan lebih jauh
sesuai ketentuan dan prosedure kepegawaian yang berlaku.
i. Melimpahkan/ pendelegasian wewenang dan atau sebagian
wewenang kepada Kepala Bagian manajer dalam hal Direktur
berhalangan menjalankan tugasnya sesuai dengan prosedur dan
ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia.
98
j. Mengambil langkah-langkah penertiban personalia dalam arti luas
yang dipandang perlu guna menjamin disiplin dan tertib kerja
sesuai kebijaksanaan kepegawaian dan dalam batas-batas
wewenang yang dimiliki.
3. Direktur Utama Bersama-sama Direktur
a. Menetapkan, memutuskan dan menyetujui serta memerintahkan
Pembayaran dalam rangka realisasi pemberian kredit kepada calon-
calon nasabah Bank dalam batas-batas wewenang yang berlaku dan
sesuai dengan tata kerja dan prosedur yang berlaku. Dalam hal ini
termasuk pula penolakan permintaan kredit yang sesuai dengan
pokok kebijaksanaan/ persyaratan yang berlaku.
b. Mengadakan penilaian atas analisa kredit yang disusun oleh Kepala
Bagian Kredit dan Pemasaran untuk kemudian membuat
rekomendasi kepada komisaris dalam hal permintaan kredit
tersebut berada diluar wewenang Direktur.
c. Bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris tentang kekayaan
Bank dan bertanggung jawab tentang keberhasilan pelaksanaan
tugas-tugas sesuai dengan tata kerja dan prosedur yang berlaku
secara efektif dan efisien serta menjamin kelancaran jalannya
segala tugas/ pekerjaan Bank.
d. Bertanggung jawab penuh atas wewenang yang diberikan dalam
menjalankan usaha Bank yang telah digariskan oleh Dewan
Komisaris dan ketentuan-ketentuan Perbankan umumnya.
99
e. Menandatangani bersama surat-surat yang secara resmi
dikeluarkan oleh Bank yang bersangkutan kepada pihak-pihak luar.
DD.. Manager Marketing
Ringkasan Pekerjaan: Memimpin, mengawasi dan bertanggung
jawab atas terlaksananya kelancaran kerja di bagian marketing, serta
memberikan laporan berkala atas hasil pekerjaan kepada Direksi.
Tugas dan tanggung jawab :
1. Mengawasi dan mengkoordinir bagian-bagian yang berada di
bawahnya.
2. Memantau perkembangan/ kemajuan nasabah pinjaman/ Dana
3. Membantu terlaksananya tugas Direksi dalam bidang marketing.
4. Mengkaji ulang atas Program kerja di bidang pembiayaan/ dana.
5. Mencari sumber dana dengan melihat kemungkinan dan peluang
dana murah yang dapat dihimpun dari masyarakat.
6. Melakukan survey dan analisa yang mengajukan pembiayaan.
7. Melakukan koordinasi dengan AO tentang nasabah yang mendapat
fasilitas pembiayaan untuk segera melakukan angsuran.
8. Mengetahui dengan pasti bahwa produk atau jasa yang telah
diberikan oleh Bank kepada nasabahnya benar-benar memenuhi
kebutuhan.
9. Memaintenance dan menjaga hubungan baik dengan kreditur dan
debitur.
10. Melakukan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh direksi.
100
EE.. Account OOff ff iicceerr ((AAOO))
Ringkasan Pekerjaan: Membantu dalam memasarkan produk-
produk Bank yang sesuai dengan Syariah Islam kepada masyarakat
dengan service yang tinggi.
Tugas dan Tanggung jawab:
1. Melayani nasabah di wilayah masing-masing, baik nasabah
tabungan, deposito maupun nasabah pembiayaan.
2. Mencari sumber dana dengan melihat kemungkinan-kemungkinan
dan peluang dana murah yang dapat dihimpun dari masyarakat.
3. Mencari calon kreditur/ debitur yang potensial.
4. Melakukan koordinasi dengan Manajer Marketing tentang nasabah
yang mendapat fasilitas pembiayaan untuk segera melakukan
angsuran.
5. Memaintenance dan menjaga hubungan baik dengan kreditur dan
debitur.
6. Mengetahui dengan pasti bahwa produk atau jasa yang telah
diberikan oleh Bank kepada para nasabahnya benar-benar memenuhi
kebutuhan.
7. Melakukan tugas-tugas marketing lainnya yang diberikan oleh
Direksi maupun oleh Manajer Marketing.
FF.. Adminstrasi PPeemmbbiiaayyaaaann
Ringkasan Pekerjaan: Memasarkan produk-produk Bank yang
sesuai dengan Syariah Islam kepada masyarakat dengan servis yang
101
tinggi terutama dalam perolehan dana pihak ke tiga baik itu tabungan
maupun deposito.
Tugas dan Tanggung jawab :
1. Menyiapkan akad perjanjian pembiayaan antara pihak Bank dan
Nasabah yang mengajukan pembiayaan.
2. Memeriksa kelengkapan pengajuan pembiayaan dari nasabah.
3. Mencari sumber dana dengan melihat kemungkinan dan peluang
dana murah yang dapat dihimpun dari masyarkat.
4. Mencari calon Debitur yang potensial.
5. Selalu menjaga hubungan baik dengan nasabah.
6. Mengetahui dengan pasti produk atau jasa yang telah diberikan oleh
Bank kepada para debitur.
7. Melakukan tugas-tugas lainnya yang di berikan oleh Direksi.
GG.. CCaasshh DDaann TTeell lleerr
Ringkasan Pekerjaan: Melaksanakan seluruh aktivitas yang
berhubungan dengan transaksi kas, mengatur dan bertanggung jawab
atas semua pelaksanaan administrasi dan laporan perincian kas setiap
hari.
Tugas dan Tanggung jawab :
1. Memberikan pelayanan kepada nasabah secara cepat, cermat dan
ramah.
102
2. Mengatur dan bertanggung jawab atas dana kas yang tersedia, surat-
surat berharga lainnya : Chegue, Bilyet Giro, buku tabungan milik
Bank yang dipercayakan untuk disimpan di Bank.
3. Bertanggung jawab atas kecocokan saldo akhir dengan saldo akhir
uang tunai pada box teller di akhir hari.
4. Menerima, menyusun serta menghitung secara hati-hati setiap
setoran tunai, tarikan tunai dan sebagainya dari para nasabah untuk
disimpan.
5. Mengatur dan menyimpan pengeluaran uang berdasarkan tarikan
tunai dari nasabah.
6. Menandatangani formulir-formulir serta slip setoran tunai dari
nasabah.
7. Membubuhi cap “Tunai”, “Verivikasi” dan cap-cap lain pada setiap
dokumen pembayaran yang diuangkan atau diterima kas.
8. Mengurus pengeluaran uang kas untuk pinjaman yang telah disetujui
oleh bagian administrasi pembiayaan.
9. Melaksanakan tugas-tugas lain dalam membantu tugas operasi yaitu
bagian tabungan, deposito dan pembiayaan.
Tugas sesuai sistem :
1. Menyiapkan/ Menghidupkan komputer sebelum pekerjaan dimulai.
2. Menyiapkan peralatan Teller untuk verivikasi (stempel, sinar
ultraviolet dan sebagainya).
3. Memeriksa slip setoran dan slip tarikan dengan direfikasi.
103
4. Menginput slip setoran dan slip tarikan ke dalam komputer.
5. Memberikan slip-slip kepada bagian accounting untuk diotorisasi.
6. Mencocokkan mutasi harian kasir dan perincian uang tunai dengan
fisik uang yang ada.
HH.. Accounting
Ringkasan pekerjaan: Mengawasi dan bertanggung jawab atas
kelengkapan dana dan bukti-bukti mutasi untuk kebenaran pencatatan
transaksi sesuai dengan prinsip akuntansi Indonesia serta membuat
laporan untuk Bank Indonesia tepat pada waktunya.
Tugas dan tanggung jawab :
1. Mengotorisasi slip-slip transaksi dari kasir dan dari semua bagian
(yang menginput data).
2. Membantu membuat OB-an untuk transaksi yang ada.
3. Melakukan perhitungan Pendapatan dan perhitungan bagi hasil setiap
akhir bulan.
4. Membuat laporan keuangan (neraca, rugi laba), Rekap General
Ledger dan mutasi harian.
5. Mencetak daftar transaksi harian, daftar subledger rekapitulasi
rekening per akhir bulan.
6. Membuat laporan bulanan, laporan BMPK, laporan saldo rekening
dana pihak III dan sebagainya.
7. Memeriksa dan menyimpan bukti-bukti transaksi harian kepada
Direksi.
104
8. Membuat laporan semesteran, laporan tahunan dan laporan publikasi.
9. Melaporkan laporan keuangan (neraca dan laba rugi) harian kepada
Direksi.
10. Melaporkan laporan bulanan, laporan semesteran dan laporan
tahunan.
11. Mengusahakan agar penyerahan laporan tersebut tepat pada
waktunya sesuai ketentuan.
12. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Manager
Operasional dan juga Direksi.
II .. Customer SSeerr vviiccee// UUmmuumm
Ringkasan pekerjaan: Bertanggung jawab atas pengaturan dan
pelaksanaan pekerjaan yang berhubungan dengan kepegawaian,
pengadaan barang yang berguna untuk kelancaran operasional Bank
serta keamanan terhadap semua kekayaan Bank, memberikan informasi
pada calon nasabah tentang produk Bank.
Tugas dan tanggung jawab :
1. Melayani calon nasabah baru, baik itu calon nasabah tabungan,
deposito, serta pembiayaan dengan cara memberi informasi kepada
calon nasabah mengenai produk-produk Bank Syariah.
2. Melaksanakan administrasi data pegawai perusahaan dan
menjalankan arsipnya tersimpan dengan baik dan teratur sehingga
mudah dicari dan diperlukan.
105
3. Membuat absensi karyawan setiap bulannya dan hubungannya
dengan hak cuti yang dapat dijalankan setiap pegawai.
4. Menerima surat permohonan pemberhentian pegawai dan
menyetorkannya kepada Direksi.
5. Mengawasi keamanan dan kebersihan sarana kantor.
6. Menyediakan dan meregister alat-alat tulis kantor yang diperlukan.
7. Mengetik surat-surat/ surat edaran, memo intern, pengumuman serta
dokumen-dokumen lainnya yang berhubungan dengan kepegawaian
dan menyimpan didalam arsip yang baik.
8. Menginventariskan barang-barang yang ada dikantor juga melakukan
penyusutan barang-barang inventaris tersebut.
9. Pengadministrasikan gaji dan tunjangan setiap pegawai dan
melaksanakan perhitungan serta pembayarannya termasuk di
dalamnya penambahan karena lembur atau pengurangan karena
pembiayaan pegawai.
10. Mengawasi pembayaran listrik dan telepon kantor.
11. Membantu dan memberikan informasi kondisi kerja pegawai kepada
pimpinan.
12. Melaksanakan tugas-tugas non operasional lainnya yang ditugaskan
Direksi.
13. Membuat menyetorkan dan melaporkan pajak.
106
3.2 Penyajian Data dan Analisa Data
3.2.1 Tinjauan Umum Tentang Pembiayaan Di PT. BPRS Bumi
Rinjani Batu
Di BPRS Bumi Rinjani Batu pembiayaan merupakan fasilitas
penyediaan dana dari bank untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pada
umumnya, baik bersifat produktif (modal kerja dan investasi) maupun
konsumtif. Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan bapak
Abd. Rohim selaku direktur utama PT. BPRS Bumi Rinjani Batu (25-03-
2008) Penyaluran dana dalam BPRS Bumi Rinjani Batu adalah penyediaan
dana, dan atau barang serta fasilitas lainnya kepada nasabah yang tidak
bertentangan dengan konsep syari’ah Islam yang berlaku.
Adapun aktivitas utama PT. BPRS Bumi Rinjani dalam hal
pendanaan adalah melayani tabungan mudharabah dan deposito
mudharabah. Tabungan mudharabah pada PT. BPRS Bumi Rinjani Batu
terdapat dua jenis yaitu tabungan syari’ah rinjani (TASYARIN) dan
tabungan pendidikan. Sedangkan dalam hal penyaluran dana yakni
melayani nasabah dalam hal piutang murabahah, pembiayaan mudharabah
dan pembiayaan musyarakah.
107
3.2.2 Prosedure Pemberian Pembiayaan Di PT. Bumi Rinjani Batu
d di tolak
di setujui
Gambar 3.1 Skema proses pembiayaan
Bagian legal 1. Analisa yuridis 2. Analisa jaminan 3. Taksasi jaminan
Inisiasi
Solitasi
Analisa
Usulan pembiayaan
Panitia pembiayaan
Keputusan
Nasabah Bagian administrasi PYD
Realisasi
Nasabah
Bagian pembiayaan (AO)
Analisa ekonomis
108
BPRS Bumi Rinjani Batu sebagaimana yang disebutkan oleh bapak
Abd. Rohim selaku direktur utama PT. BPRS Bumi Rinjani Batu (13-06-
2008) Adapun tujuh prosedur pembiayaan tersebut adalah sebagai berikut:
A. Inisiasi
1. Pengumpulan Informasi
Jenis Nasabah
- Nasabah datang ke kantor
- A/ M datang ke nasabah
2. Tekhnik mencari Informasi
Intern : Nasabah dana, mempunyai reputasi yang bagus existing,
customer, Interlink Customer.
Ekstern : Referensi (surat atau kenalan), buyer dari produk existinG,
customer, supplier dari produk existing customer, jasa
sekarang terhadap bank.
3. Ta’aruf (wawancara)
Cakupan dalam wawancara
Kelengkapan data pemohon
Penjelasan data pendukung
Pemeriksaan kembali kebenaran dan konsistensi data permohonan
4. Penentuan calon nasabah potensial
Tidak membandingkan dengan nasabah lain
Kualifikasi tidak dibawah rata-rata
109
B. Solisitasi
1. Dasar pelasaksanaan
Mengetahui tentang kondisi perusahaan
Membicarakan hal khusus yang menjadi perhatian
2. Lagkah-langkah sosialisasi (meminta informasi)
Eksistensi perusahaan : Filosofi bisnis, sasaran, rencana jangka
pendek, menengah dan panjang, sejarah, para pendiri, pemegang
saham, prospek, jumlah karyawan, tingkat pendidikan rata-rata, system
penggajuan dan jaminan social lain.
Kebutuhan customer: bidang usaha, rekan bisnis, bantuan teknologi
dll.
Kemampuan membayar: kondisi produksi dan hasil produksi,
pemasaran dan strategi penjualan, kekuatan/ kelemahan perusahaan
(manajemen), sumber bahan baku atau cara pengadaan bahan baku,
system pelemparan kegiatan usaha dan keuangan yang telah di audit
oleh kantor ankuntan.
Jaminan: apakah punya market value.. ? kemudahan memonitoring,
lokasi, sifat fisika dan kimianya.
3. Pelaporan
C. Proses Analisa
1. Mengevaluasi kemampuan dan kesediaan calon nasabah membayar
kembali pembiayaan yang diterima yang sesuai dengan isi perjanjian
atau akad pembiayaan yang didasarkan pada aspek-aspek :
110
- Keberhasilan alur usaha di biayai
- Membuat kesimpulan dan usaha atas permodalan pembiaayaan secara
cepat dan tepat.
2. Bentuk analisa yang digunakan umumnya adalah dengan cara :
- Analisa kuantitatif
- Anisa kualitatif
D. Proses Persetujuan
1. Usulan pembiayaan
- Setelah proses analisa, maka dibuat usulan pembiayaan (UP) ke komite
pembiayaan untuk direkomendasikan mendapat fasilitas pembiayaan.
- Usulan pembiayan berisi ( terpenting)
◊ Bentuk fasilitas pembiayaan
◊ Jenis fasilitas pembiayaan : baru/ lama perpanjangan/ penambahan
◊ Khusus untuk bentuk pembiayaan jual beli tidak ada penambahan
plafon, yang ada hanya penangguhan waktu (jadwal angsuran di
perpanjang).
◊ Jumlah plafond.
2. Memorandum pembiayaan
- Analisa singkat kualitas pembiayaan
3. Komite pembiayaan
- Panitia yang menentukan keputusan Ya atau Tidak diterimanya
pembiayaan itu.
111
E. Proses Realisasi Pembiayaan
1. Proses Realisasi adalah proses pencarian dana atau pembelian barang
nasabah setelah diproses dan di putus oleh komite pembiayaan.
2. Penggunaan dana jual beli dinamakan pembayaran dan pengucuran
dana untuk pembiayaan dalam syirka dan jasa di sebut pencairan.
3. Persyaratan yang harus di penuhi :
- Pemeriksaan dokumen-dokumen nasabah
- Pemeriksaan kepatuhan ketentuan intern atau ekstern yang berlaku.
F. Pembinaan Pembiayaan
1. Pembinaan dan pemantauan adalah suatau cara yang konstruktif agar
kondisi usaha nasabah menjadi lebih baik
2. Mengarahkan penggunaan fasilitas pembiayaan dengan benar
3. Tindakan preventif agar tidak terjadi wanprestasi.
4. Dalam pembinaan pihak Bank harus melakukan :
- Menghidari sikap semata-mata mencari kesalahan atau kelemahan.
- Apabila ditemukan kesalahan dan kelemahan, maka diperlukan
evaluasi secara kritis dan analitis serta apakah ada kemungkinan
nasabah memperbaikinya.
5. Metode pembinaan :
- Membangun silaturrahmi.
- Mengevaluasi mutasi rekening atau kekayaan nasabah.
- Memperhatikan kelangsungan usaha nasabah terutama yang berkaitan
dengan produk maupun jasa yang dihasilkannya.
112
- Membantu nasabah untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi
terutama yang berkaitan langsung dengan problem cash fleour.
6. Pelaporan (kondisi dan kunjungan).
- Membuat laporan yang diperoleh termasuk hasil kunjungan langsung
yang bersifat terkait maupun nonn teknis.
G. Pelunasan dan Pelepasan Jaminan
1. Pelunasan
Pelunasan adalah selesainya kewajiban nasabah terhadap Bank,
pelunasan tersebut akan berdampak pada dokumen-dokumen penting yang
diserahkan nasabah kepada Bank, karena itu nasabah berhak meminta
kembali dan bank berkewajiban mengembalikannya. Proses pengembalian
dokumen dan jaminan ini umumnya disebut pelepasan jaminan.
2. Pelepasan jaminan
Jaminan akan diberikan apabila kewajiban dan keadministrasian
serta biaya-biaya lain yang timbul akibat dari pelunasan tersebut sudah
diselesaikan dengan bank.
3.2.3 Analisis Penilaian Nasabah Pembiayaan Di PT. BPRS Bumi Rinjani Batu
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibu Maisaroh
bagian Administrasi Pembiayaan yang menangani bagian
pemasaran/pembiayaan (19-05-08). Beliau menjelaskan bahwa sebelum
pembiayaan diberikan kepada calon nasabah (debitur) pihak bank BPRS
Bumi Rinjani Batu terlebih dahulu melakukan survey ke lokasi calon debitur
113
untuk menilai layak tidaknya calon nasabah menerima pembiayaan dengan
menggunakan analisis 5C yaitu: Character, Capacity, Capital, Collateral
dan Condition of Economic. Analisis ini merupakan proses untuk
memperoleh keyakinan kemampuan nasabah dalam melaksanakan ikatan
perjanjian pembiayaan dengan PT BPRS Bumi Rinjani Batu. Tujuan dari
adanya analisis pembiayaan ini adalah untuk menjaga agar tingkat
kolektifitas bank tetap terjaga dan agar bank yakin bahwa pembiayaan yang
disalurkan benar-benar aman dalam arti uang yang disalurkan akan kembali,
sehingga pembiayaan terhindar dari resiko kerugian dan menghasilkan profit
(keuntungan) yang diinginkan.
Penjelasan itu sama dengan yang disampaikan oleh Bpk. Abd
Rohim selaku Direktur Utama dan Bpk. Basyaruddin selaku Direktur BPRS
Bumi Rinjani Batu yang peneliti wawancarai (26-05-2008) ada beberapa
prinsip penilaian pembiayaan untuk menilai nasabah layak tidaknya
memperoleh pembiayaan yaitu dengan menggunakan analisa 5C. Hal ini
sesuai dengan konsep yang ditawarkan oleh Muhammad dalam bukunya
“Manajemen Pembiayaan Bank Syari’ah” (2005: 60) dan Kasmir dalam
bukunya “Manajemen Perbankan” (2001: 91). Adapun analisis penilaian
nasabah yang dilakukan di BPRS Bumi Rinjani Batu adalah sebagai berikut:
1) Character
Di BPRS Bumi Rinjani Batu dari hasil wawancara yang peneliti
lakukan dengan Bpk. Basyaruddin selaku Direktur, penilaian Character ini
penting dalam penilaian nasabah, sekaligus yang paling sulit. Karena dalam
114
kenyataannya untuk menilai watak seseorang tidaklah cukup dalam waktu
sehari/ dua hari.
Untuk menilai karakter ini pihak bank mencari informasi baik
melihat sendiri terhadap calon nasabah (debitur) yang bersangkutan dengan
melakukan tes, melihat caranya dia (calon nasabah) bicara apakah ada
kesesuaian antara yang dibicarakan dengan perbuatannya serta ketepatan dia
dalam memenuhi janji dengan pihak bank (misalnya pihak bank mengajak
bertemu jam sekian apakah calon nasabah tepat waktu apa tidak) dari hal ini
pihak bank juga dapat mengetahui apakah calon nasabah adalah orang yang
disiplin apa tidak sehingga juga akan mempengaruhi penilaian bank
terhadap calon nasabah yang bersangkutan. Maupun dari pihak lain dengan
melakukan survey bertanya pada rekan-rekannya, teman-temannya ataupun
tetangganya.
Di BPRS Bumi Rinjani Batu biasanya yang diterima adalah calon
debitur yang memiliki karakter yang baik, yang menurut masyarakat di
lingkungannya memiliki sifat yang positif seperti jujur, tanggungjawab dll.
Hal ini dilakukan sebagai upaya bank agar pembiayaan yang diberikan dapat
kembali serta dapat memperoleh profit yang diinginkan. Hal ini dikarenakan
nasabah yang memiliki karakter yang baik akan berusaha untuk membayar
pembiayaan yang telah diambilnya.
2) Capacity
Capacity ini bertujuan untuk mengetahui apakah calon nasabah
memiliki kemampuan dalam membayar ansuran (pembiayaan) yang akan
115
diberikan, sebagaimana dikatakan oleh Bpk. Abd. Rohim (02-06-2008)
selaku Direktur Utama, melakukan analisa dari pendapatan yang dihasilkan
calon nasabah (debitur), dengan rumus: total pendapatan bersih x 60%
(ketetapan BPRS Bumi Rinjani Batu).
Misal:
Pendapatan yang dihasilkan calon nasabah tiap bulannya adalah
Rp. 1.000.000,- pendapatan kotor. Kemudian dikurangi dengan biaya-biaya
lain, seperti biaya rumah tangga sebesar Rp. 500.000,- maka dalam hal ini
bank memeberikan analisa lagi dikalikan 60%. Jadi Rp. 500.000,- x 60% =
Rp. 300.000,- maka Rp. 300.000,- itulah batas maksimum kemampuan calon
nasabah membayar hutang. Hal ini dilakukan karena dalam kenyataannya
ada keperluan-keperluan yang sifatnya mendadak. Semakin besar
pendapatan yang dihasilkan oleh calon nasabah (debitur) maka semakin
besar pula kemampuan debitur untuk mengangsur dan begitu pula
sebaliknya.
Untuk memutuskan apakah calon nasabah diterima atau ditolak
permohonan pembiayaannya, pihak BPRS terlebih dahulu akan melakukan
analisis ini, sebagai upaya mengetahui apakah calon debitur memiliki
kemampuan untuk membayar kembali pembiayaan yang diberikan. Calon
debitur yang akan diterima permohonan pembiayaannya di BPRS Bumi
Rinjani Batu mereka hendaknya memiliki kemampuan untuk melunasi /
membayar kembali pembiayaan yang diberikan.
116
Namun bagaimana seseorang akan membayar pinjaman /
pembiayaan yang diberikan jika ia tidak memiliki kemampuan membayar.
Sehingga di BPRS Bumi Rinjani Batu untuk melakukan pembiayaan,
seorang calon debitur harus memiliki kemampuan membayar.
Hal ini dilakukan sebagai antisipasi bank untuk menghindari resiko
kerugian dari adanya pembiayaan yang bermasalah, karena jika calon
debitur yang diterima tidak memiliki kemampuan untuk membayar maka
bank akan mengalami kerugian yaitu kehilangan margin (profit) yang telah
disepakati dan lebih dari itu bank juga akan kehilangan pembiayaan yang
telah disalurkan.
3) Capital
Capital merupakan dana yang dimiliki calon nasabah untuk
menjalankan dan memelihara kelangsungan usahanya. Dari hasil
wawancara yang penulis lakukan dengan bagian Account Officer (AO) pada
(02-06-2008) dalam capital ini yang dianalisa oleh pihak bank adalah usaha
yang dijalankan oleh debitur, misalnya seorang pedagang modal yang
dimiliki milik sendiri atau bukan, stock barang yang ada apakah hasil
membeli sendiri atau hutang dll, yang kemudian ditaksir dengan nominal
yang disesuaikan dengan harga pasar untuk mengetahui seberapa besar
modal yang dimiliki oleh calon debitur. Untuk mendapatkan informasi pihak
bank melakukan survey datang ke tempat calon debitur atau bertanya kepada
orang disekitarnya. Modal ini tidak harus berbentuk materi. Untuk
melakukan pembiayaan, modal bisa dilihat dari kemampuan calon nasabah
117
(debitur) dalam membayar ansurannya sehingga yang dilihat oleh pihak
bank adalah pendapatannya. Bagi calon debitur yang bekerja sebagai
pegawai untuk mengetahui modal ini dilihat dari gaji yang diperolehnya.
Modal ini juga menjadi pertimbangan bank untuk menerima atau menolak
permohonan pembiayaan, biasanya calon nasabah yang diterima
permohonannya juga memiliki modal hal ini dilakukan bank sebagai
antisipasi untuk menghindari resiko kerugian tidak kembalinya pembiayaan
yang diberikan. Misalnya seorang pedagang ternyata mengalami
kebangkrutan masih ada modal yang ia miliki seperti tempat/lokasi yang
bisa dijual untuk mengembalikan pembiayaan yang telah diterimanya,
sehingga bank terhindar dari kerugian dan tetap mendapatkan
keuntungan/profit.
4) Collateral
Jaminan yang diberikan debitur kepada bank. Setiap pembiayaan
yang dikeluarkan oleh bank jumlahnya tidak boleh lebih dari 80% dari nilai
jaminan yang diberikan. Ketentuan ini merupakan ketentuan dari Bank
Indonesia (BI). Jaminan ini harus dimiliki oleh calon nasabah yang akan
melakukan pembiayaan.
Dalam prakteknya di PT. BPRS Bumi Rinjani Batu yang dapat
dijadikan jaminan pembiayaan oleh debitur adalah sebagai berikut:
a) Jaminan dengan barang dapat berupa: tanah, rumah, kendaraan
bermotor, dan lain-lainnya.
118
b) Jaminan surat berharga dapat berupa: sertifikat tanah, akte, tabungan,
deposito, dan lain-lainnya.
c) Jaminan orang atau perusahaan yaitu jaminan yang diberikan
seseorang/perusahaan kepada bank terhadap fasilitas pembiayaan yang
diberikan apabila pembiayaan tersebut macet/bermasalah maka orang
atau perusahaan yang memberikan jaminan ini dapat berupa surat
keterangan potongan gaji, dimana pihak penanggung jawab biasanya
pihak personalia.
Penilaian jaminan dilakukan dengan memperhatikan jenis jaminan
yang diberikan serta perkiraan nilai jaminan untuk saat ini atau yang akan
datang. Penilaian jaminan ini tergantung dari nilai transaksi. Untuk agunan
tanah nilai jaminan antara 70%-80%, sedangkan untuk kendaraan nilai
jaminan 70%. Misal: harga kendaraan Rp. 100.000.000,- maka pembiayaan
yang diberikan maksimal 70% dari Rp. 100.000.000,-. Hal ini dikarenakan
kendaraan semakin lama semakin turun. Kalau agunan berupa tanah dan
bangunan maka analisis penilaiannya sendiri-sendiri, tanah sendiri dan
bangunan juga sendiri.
Dalam melakukan penilaian calon debitur untuk diterima atau
ditolak maka seorang calon debitur harus memiliki jaminan yang diserahkan
kepada bank. Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Bpk. Abd.
Rohim selaku Direktur Utama pada (09-06-2008) biasanya calon nasabah
yang diterima adalah memiliki jaminan, hal ini dilakukan dengan tujuan
apabila nasabah tidak mampu membayar pembiayaan yang diberikan, dapat
119
ditutup oleh nilai agunan yang diserahkan debitur kepada bank. Penilaian
terhadap agunan ini meliputi jenis/macam barang, nilainya, lokasinya, bukti
pemilik/status hukumnya. Dengan adanya jaminan kemungkinan adanya
resiko kerugian dapat dihindari sehingga bank akan tetap mendapatkan
keuntungan/profit dari pembiayaan yang diberikan.
5) Condition Of Economic
Untuk memberikan pembiayaan pihak bank harus mengetahui
terlebih dahulu bagaimana kondisi ekonomi saat ini yaitu saat pemberian
pembiayaan sampai jangka waktu selesainya pembiayaan.
Untuk pembiayaan yang dianalisis untuk mengetahui condition ini
adalah pendapatan calon nasabah yaitu jenis usaha yang dijalankan oleh
calon nasabah (debitur) sebagaimana yang dijelaskan oleh Bpk. Abd Rohim
yang peneliti wawancarai (09-06-2008). Misal: seorang karyawan PT. JAYA
UTAMA, dia 1 bulan jadi karyawan. Pada saat dia meminta pembiayaan
kondisi perusahaan baik tapi setelah dilakukan analisis ke depan akan macet
yang akan berdampak pula pada gaji karyawan yang ikut macet. Hal ini
tentunya akan berpengaruh pada keputusan bank dalam memberikan atau
menolak permohonan pembiayaan tersebut. Untuk mengetahui condition ini
pihak bank melakukan analisis thingking (forecasting).
Dalam penerapan analisis 5C ini yang dilakukan oleh pihak bank
tidak mesti sama antara satu nasabah dengan nasabah yang lainnya. Misal
untuk nasabah yang akan melakukan pembiayaan, bagi nasabah yang sudah
kenal baik oleh pihak bank, maka bank tidak perlu ketat dalam menganalisis
120
karakter karean sudah diketahui. Hal ini berbeda dengan nasabah yang
belum dikenal tentunya analisis karakter merupakan hal yang sangat penting
untuk dilakukan bahkan menduduki urutan yang pertama.
3.3 Gambaran Umum Sistem
Sistem yang dikembangkan adalah sebuah sistem berupa perangkat
lunak yang membantu untuk pengambilan keputusan yaitu manager untuk
menentukan calon debitur yang layak dan tidak layak dalam menerima
kredit berdasarkan analisis 5C. Dari analisis dokumen penilaian yang diisi
oleh Manager dari tiap-tiap calon debitur lalu diproses melalui pemodelan
menggunakan AHP dan manager menilai calon debitur dari setiap criteria
yang telah ditentukan..
Setiap form isian dianalisis berdasarkan kriteria-kriteria penilaian.
Analisis dokumen-dokumen penilaian ini menghasilkan keluaran berupa
nilai prioritas calon debitur. Kemudian setelah semua penilaian dianalisis,
setiap penilaian diberi bobot, untuk selanjutnya dilakukan analisis pada
setiap calon debitur.
Pengambil keputusan dalam hal ini adalah manager melakukan
proses komunikasi dengan sistem lewat dialog (GUI) yang telah disediakan.
Manager dapat melakukan pengolahan data dan memberi perintah pada
sistem untuk mengolah data yang ada sesuai model yang digunakan dan
meminta sistem memberikan alternatif solusi setelah dimasukkan beberapa
kriteria dan bobot yang diperhitungkan. Keluaran informasi sistem bisa
121
dijadikan pertimbangan untuk menentukan kelayakan pemberian kredit
kepada calon debitur.
3.4 Batasan Sistem
Sistem ini memiliki batasan, yaitu:
3. Program ini berisi penentuan Kelayakan Pemberian Kredit PT. BPRS
Bumi Rinjani Batu.
4. Analisis yang digunakan dalam menentukan kelayakan pemberian kredit
PT. BPRS Bumi Rinjani Batu menerapkan Analisis 5C.
5. Data-data yang dikelola adalah data kelengkapan, data nasabah, data
kriteria, data subkriteria, data update penilaian kredit dan data hasil
analisa.
6. Metode AHP digunakan untuk menentukan nilai bobot pada setiap kriteria
dan sub kriteria
3.5 Pengguna Sistem
Sistem ini dirancang untuk digunakan oleh dua jenis pengguna, yaitu:
a. Manager, adalah orang yang melakukan pengelolaan data-data
kriteria dan menghasilkan sebuah keputusan.
b. Operator, adalah orang yang melakukan pengelolaan data-data
calon nasabah dan melakukan pengarsipan terhadap data-data
nasabah yang mengajukan permohonan kredit.
122
3.6 Dependency Diagram
Dependency diagram adalah diagram yang menjelaskan hubungan
antara faktor penentu, inputan pertanyaan, aturan, nilai dan rekomendasi
yang dibuat pada pemodelan knowledge base. Dengan melihat dependency
diagram dapat diketahui rekomendasi-rekomendasi yang diberikan jika satu
syarat keadaan memenuhi syarat keadaan yang lain atau pun jika salah satu
syarat tidak dipenuhi maka akan menghasilkan rekomendasi yang berbeda.
Dari dependency diagram pada gambar 3.2 dapat dijelaskan bahwa
data nasabah 1, data nasabah 2 dan data nasabah 3 menunjukan kondisi yang
mempengaruhi proses penilaian data persyaratan kredit, dari kondisi tersebut
menghasilkan kesimpulan awal bahwa sebelum nasabah memperoleh kredit
terlebih dahulu harus melalui tahap-tahap penilaian berupa penilaian data-
data nasabah sebagai bentuk penilaian terhadap persyaratan kredit. Setelah
proses penilaian data persyaratan kredit, membentuk kelayakan persyaratan
kredit yang berarti layak tidak layaknya nasabah dari segi proses penilaian
data persyaratan kredit. Setelah dapat ditentukan nasabah yang layak dari
segi proses penilaian data persyaratan kredit, maka proses selanjutnya adalah
proses setting matrik AHP. Proses ini hanya dapat dilakukan oleh seorang
Manager atau orang yang pakar dalam hal kredit. Proses ini menghasilkan
nilai bobot prioritas kriteria dan subkriteria. Nilai bobot prioritas kriteria dan
subkriteria ini yang akan diproses dalam analisis kredit. Proses analisis
kredit akan menghitung secara keseluruhan nilai bobot prioritas kriteria dan
nilai bobot prioritas subkriteria. Dari hasil ini akan diperoleh nilai total dari
123
setiap nasabah. Nilai total inilah yang kemudian menghasilkan keputusan
kelayakan pemberian kredit nasabah.
Gambar 3.2 Dependency Diagram
3.7 Analisis dengan Perhitungan Metode AHP
Sebuah bank ingin menentukan nasabah yang layak menerima kredit
dengan memperhatikan beberapa kriteria. Kriteria yang dipertimbangkan oleh
manajer beserta penilaiannya adalah:
1. Collateral: Baik, Cukup baik, Kurang
2. Capacity: Baik, Cukup baik, Kurang
3. Capital: Baik, Cukup baik, Kurang
4. Character: Baik, Cukup baik, Kurang
5. Condition of Economy: Baik, Cukup baik, Kurang.
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menentukan nasabah yang layak
menerima kredit adalah sebagai berikut:
1. Menentukan prioritas kriteria
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menentukan prioritas kriteria
adalah sebagai berikut:
124
a. Membuat matriks perbandingan berpasangan
Pada tahap ini dilakukan penilaian perbandingan antara satu criteria
dengan criteria yang lain. Hasil penilaian bisa dilihat dalam table 3.1
Tabel 3.1 Matriks perbandingan berpasangan
Condition of Economy
Character Capital Capacity Collateral
Condition of Economy
1 0.33 0.25 0.20 0.14
Character 3 1 0.50 0.33 0.25
Capital 4 2 1 0.50 0.33
Capacity 5 3 2 1 0.33
Collateral 7 4 3 3 1
Jumlah 20.00 10,33 6.75 5.03 2.05
Angka 1 pada kolom Condition of Economy menggambarkan tingkat
kepentingan yang sama antara Condition of Economy dengan Condition of
Economy, sedangkan angka 3 pada kolom Condition of Economy baris
Character menunjukkan Character sedikit lebih penting dibandingkan
dengan Condition of Economy. Angka 0.33 pada kolom Character baris
Condition of Economy merupakan hasil perhitungan 1/nilai pada kolom
Condition of Economy baris Character (3). Angka-angka yang lain
diperoleh dengan cara yang sama.
b. Membuat matriks nilai kriteria.
Matriks ini diperoleh dengan rumus berikut:
Nilai baris kolom baru = nilai baris kolom lama / jumlah masing kolom
lama.
Hasil perhitungan bisa dilihat dalam tabel 3.2
125
Tabel 3.2 Matriks nilai kriteria
Condition of
Economy
Character Capital Capacity Collateral Jumlah Prioritas
Condition of Economy
0.05 0.03 0.04 0.04 0.07 0.23 0.05
Character 0.15 0.10 0.07 0.07 0.12 0.51 0.10
Capital 0.20 0.19 0.15 0.10 0.16 0.80 0.16
Capacity 0.25 0.29 0.30 0.20 0.16 1.20 0.24
Collateral 0.35 0.39 0.44 0.60 0.49 2.27 0.45
Nilai 0.05 pada kolom Condition of Economy baris Condition of Economy
tabel 3.2 diperoleh dari nilai kolom Condition of Economy baris Condition
of Economy tabel 3.1 dibagi jumlah kolom Condition of Economy tabel
3.1.
Nilai kolom jumlah pada tabel 3.2 diperoleh dari penjumlahan pada setiap
barisnya. Untuk baris pertama nilai 0.23 merupakan hasil penjumlahan
dari 0.05+0.03+0.04+0.04+0.07.
Nilai pada kolom prioritas diperoleh dari nilai pada kolom jumlah dibagi
dengan jumlah kriteria, dalam hal ini 5.
c. Membuat matriks penjumlahan setiap baris.
Matriks ini dibuat dengan mengalikan nilai prioritas pada tabel 3.2 dengan
matriks perbandingan berpasangan (tabel 3.1). hasil perhitungan disajikan
dalam tabel 3.3.
126
Tabel 3.3 Matriks penjumlahan setiap baris
Condition of
Economy
Character Capital Capacity Collateral Jumlah
Condition of Economy
0.05 0.02 0.01 0.01 0.01 0.10
Character 0.30 0.10 0.05 0.03 0.03 0.51
Capital 0.64 0.32 0.16 0.08 0.05 1.25
Capacity 1.20 0.72 0.48 0.24 0.08 2.72
Collateral 3.15 1.80 1.35 1.35 0.45 8.10
Nilai 0.05 pada baris Condition of Economy kolom Condition of Economy
tabel 3.3 diperoleh dari prioritas baris Condition of Economy pada tabel
3.2 (0.05) dikalikan dengan nilai baris kedisiplinan kolom kedisiplinan
pada tabel 3.1.
Nilai 0.30 pada baris Character kolom Condition of Economy tabel 3.3
diperoleh dari prioritas baris Character pada tabel 3.2 (0.10) dikalikan
nilai baris Character kolom Condition of Economy pada tabel 3.1 (3).
Kolom jumlah pada tabel 3.3 diperoleh dengan menjumlahkan nilai pada
masing-masing baris pada tabel tersebut. Misalnya, nilai 0.10 pada kolom
jumlah merupakan hasil penjumlahan dari 0.05+0.02+0.01+0.01+0.01.
d. Penghitungan rasio konsistensi
Penghitungan ini digunakan untuk memastikan bahwa nilai rasio
konsistensi (CR) <= 0.1. Jika ternyata nilai CR lebih besar dari 0.1, maka
matriks perbandingan berpasangan harus diperbaiki.
Untuk menghitung rasio konsistensi, dibuat tabel seperti terlihat dalam
tabel 3.4.
127
Tabel 3.4 Perhitungan rasio konsistensi
Jumlah per baris
Prioritas Hasil
Condition of Economy
0.10 0.05 0.15
Character 0.51 0.10 0.61
Capital 1.25 0.16 1.41
Capacity 2.72 0.24 2.96
Collateral 8.10 0.45 8.55
Kolom jumlah per baris diperoleh dari kolom jumlah pada tabel 3.3,
sedangkan kolom prioritas diperoleh dari kolom prioritas pada tabel 3.2.
Dari tabel 3.4, diperoleh nilai-nilai sebagai berikut:
Jumlah (jumlahan dari nilai-nilai hasil) : 13.68
n (jumlah kriteria) : 5
λ maks (jumlah / n) : 2.736
CI ((λ maks – n) / n) : -0.45
CR (CI / IR (lihat tabel 4.2)) : -0.40
Oleh karena CR < 0.1, maka rasio konsistensi dari perhitungan tersebut
bisa diterima.
2. Menentukan prioritas subkriteria.
Penghitungan subkriteria dilakukan terhadap sub-sub dari semua kriteria.
Dalam hal ini, terdapat 5 kriteria yang berarti akan ada 5 perhitungan prioritas
subkriteria.
128
a. Menghitung prioritas subkriteria dari kriteria c ondition of economy
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung prioritas subkriteria
dari kriteria Condition of Economy adalah sebagai berikut:
� Membuat matriks perbandingan berpasangan.
Langkah ini seperti yang dilakukan pada langkah 1.a. hasilnya
ditunjukkan dalam tabel 3.5.
Tabel 3.5 Matriks perbandingan berpasangan Kriteria condition of economy
Baik Cukup Baik Kurang
Baik 1 0.50 0.20
Cukup Baik 2 1 0.50
Kurang 5 2 1
8.00 3.50 1.70
� Membuat matriks nilai kriteria
Langkah ini seperti yang dilakukan pada langkah 1.b. perbedaannya
adalah adanya tambahan kolom prioritas subkriteria pada langkah ini.
Hasilnya ditunjukkan dalam tabel 3.6.
Tabel 3.6 Matriks nilai kriteria c ondition of economy
Kurang Cukup Baik
Baik Jumlah Prioritas Prioritas Subkriteria
Kurang 0.13 0.14 0.12 0.39 0.13 0.22
Cukup Baik
0.25 0.29 0.29 0.83 0.28 0.47
Baik 0.63 0.59 0.59 0.79 0.60 1.00
Nilai pada kolom prioritas subkriteria diperoleh dari nilai prioritas
pada baris tersebut dengan nilai tertinggi pada kolom prioritas.
129
� Menentukan matriks penjumlahan setiap baris
Langkah ini sama dengan yang dilakukan pada langkah 1.c dan
ditunjukkan dalam tabel 3.7. setiap elemen dalam tabel ini dihitung
dengan mengalikan matriks perbandingan berpasangan dengan nilai
prioritas.
Tabel 3.7 Matriks penjumlahan setiap baris kriteria c ondition of economy
Kurang Cukup Baik Baik Jumlah
Kurang 0.13 0.07 0.03 0.23
Cukup Baik
0.56 0.28 0.14 0.98
Baik 3.00 1.20 0.60 4.80
� Penghitungan rasio konsistensi
Seperti langkah 1.d, penghitungan ini digunakan untuk memastikan
bahwa nilai rasio konsistensi (CR) <= 0.1.
Untuk menghitung rasio konsistensi, dibuat tabel seperti yang terlihat
pada tabel 3.8.
Tabel 3.8 Penghitungan rasio konsistensi
Jumlah perbaris Prioritas Jumlah
Kurang 0.23 0.13 0.36
Cukup Baik 0.98 0.28 1.26
Baik 4.80 0.60 5.40
Kolom jumlah perbaris diperoleh dari kolom jumlah pada tabel 3.7,
sedangkan kolom prioritas diperoleh dari kolom prioritas pada tabel
3.6, dari tabel 3.8, diperoleh nilai-nilai sebagai berikut:
130
Jumlah (jumlahan dari nilai-nilai hasil) : 7.02
n (jumlah kriteria) : 3
λ maks (jumlah / n) : 2.34
CI ((λ maks – n) / n) : - 0.22
CR (CI / IR (lihat tabel 4.2)) : -0.38
Oleh karena CR < 0.1, maka rasio konsistensi dari perhitungan tersebut
bisa diterima.
b. Menghitung prioritas subkriteria dari kriteria c haracter
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung prioritas subkriteria
dari kriteria Character sama dengan yang dilakukan dalam perhitungan
prioritas subkriteria dari kriteria Condition of Economy. Langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut:
� Membuat matriks perbandingan berpasangan
Hasilnya terlihat dalam tabel 3.9
Tabel 3.9 Matriks perbandingan berpasangan kriteria character
Kurang Cukup Baik Baik
Kurang 1 0.50 0.25
Cukup Baik 2 1 0.50
Baik 4 2 1
Jumlah 7.00 3.50 1.75
131
� Membuat matriks nilai kriteria
Hasilnya tampak pada table 3.10
Table 3.10 Matriks nilai kriteria c haracter
Kurang Cukup
Baik Baik ∑Baris Prioritas Prioritas
Sub Criteria
Kurang 0.14 0.14 0.14 0.42 0.14 0.25
Cukup Baik
0.29 0.29 0.29 0.87 0.29 0.51
Baik 0.57 0.57 0.57 1.71 0.57 1.00
� Matriks penjumlahan tiap-tiap baris
Hasilnya tampak pada table 3.11
Table 3.11 Matriks penjumlahan setiap baris kriteria character
Kurang Cukup Baik Baik Jumlah
Kurang 0.14 0.07 0.04 0.25
Cukup Baik 0.58 0.29 0.15 1.02
Baik 2.28 1.14 0.57 3.99
� Perhitungan rasio konsistensi
Hasilnya terlihat dalam table 3.12
Table 3.12 Perhitungan rasio konsistensi
Jumlah per baris Prioritas Jumlah
Kurang 0.25 0.14 0.39
Cukup Baik 1.02 0.29 1.31
Baik 3.99 0.57 4.56
Jumlah (jumlahan dari nilai-nilai hasil): 6.26
N (jumlah kriteria): 3
132
Λ maks (jumlah/n): 2.08
CI ((λ maks-n)/n): -0.30
CR (CI/IR(lihat tabel 4.2)): -0.51
c. Menghitung prioritas subkriteria dari kriteri capital
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung prioritas subkriteria dari
kriteria capital sama dengan yang dilakukan dalam perhitungan prioritas
subkriteria dari kriteria condition of economy. Langkah-langkah nya adalah
sebagai berikut:
� Membuat matriks perbandingan berpasangan
Hasilnya terlihat dalam tabel 3.13
Tabel 3. 13 Matriks perbandingan berpasangan kriteria capital
Kurang Cukup Baik Baik Kurang 1 0.33 0.20 Cukup Baik 3 1 0.50 Baik 5 2 1 Jumlah 9.00 3.33 1.70
� Menentukan matriks nilai kriteria
Hasilnya terlihat dalam tabel 3.14
Tabel 3.14 Matriks nilai kriteria capital
Kurang Cukup Baik
Baik ∑baris Prioritas Prioritas sub
criteria Kurang 0.11 0.10 0.12 0.33 0.11 0.19 Cukup Baik
0.33 0.30 0.29 0.92 0.31 0.53
Baik 0.56 0.60 0.59 1.75 0.58 1.00
133
� Menentukan matriks penjumlahan tiap baris
Hasilnya tampak dalam table 3.15
Tabel 3.15 Matriks penjumlahan tiap baris kriteria capital
Kurang Cukup Baik Baik Jumlah
Kurang 0.11 0.04 0.02 0.17
Cukup Baik 0.93 0.31 0.16 0.40
Baik 2.90 1.16 0.58 4.64
� Perhitungan rasio konsistensi
Hasilnya tampak dalam table 3.16
Tabel 3.16 Perhitungan rasio konsistensi
Jumlah per baris Prioritas Hasil
Kurang 0.17 0.11 0.28 Cukup Baik 1.40 0.31 1.71 Baik 4.64 0.58 5.22
Jumlah (jumlahan dari nilai-nilai hasil): 7.21
N (jumlah kriteria): 3
Λ maks (jumlah/n): 2.40
CI ((λ maks-n)/n): -0.2
CR (CI/IR(lihat tabel 4.2)): -0.34
d. Menghitung prioritas subkriteria dari kriteria capacity
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung prioritas sub criteria dari
kriteria capacity sama dengan yang dilakukan dalam perhitungan prioritas
subkriteria dari kriteria condition of economy.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikaut:
� Menghitung matriks perbandingan berpasangan
Hasilnya tampak dalam tabel 3.17
134
Tabel 3.17 Matriks perbandingan berpasangan kriteria capacity
Kurang Cukup Baik Baik Kurang 1 0.50 0.33
Cukup Baik 2 1 0.50 Baik 3 2 1 jumlah 6.00 3.50 1.83
� Menghitung matriks nilai kriteria
Hasilnya terlihat dalam table 3.18
Tabel 3.18 Matriks nilai kriteria capacity
Kurang Cukup Baik
Baik ∑baris Prioritas Prioritas sub
criteria
Kurang 0.17 0.14 0.18 0.49 0.16 0.30 Cukup Baik
0.33 0.29 0.27 0.89 0.30 0.56
Baik 0.50 0.57 0.55 1.62 0.54 1.00
� Menghitung matrik penjumlahan tiap baris
Hasilnya tampak pada tabel 3.19
Tabel 3.19 Matriks penjumlahan setiap baris kriteria capacity
Kurang Cukup Baik Baik Jumlah
Kurang 0.16 0.08 0.05 0.29
Cukup Baik
0.60 0.30 0.15 1.05
Baik 1.62 1.08 0.54 3.24
� Perhitungan rasio konsistensi
Hasilnya dapat dilihat dalam table 3.20
135
Table 3.20 Perhitungan rasio konsistensi
Jumlah per baris Prioritas Jumlah
Kurang 0.29 0.16 0.45
Cukup Baik 1.05 0.30 1.35
Baik 3.24 0.54 3.78
Jumlah (jumlahan dari nilai-nilai hasil): 5.58
N (jumlah kriteria): 3
Λ maks (jumlah/n): 1.86
CI ((λ maks-n)/n): -0.38
CR (CI/IR(lihat tabel 4.2)): -0.65
e. Menghitung prioritas subkriteria dari kriteria collateral
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung prioritas sub kriteria dari
kriteria collateral sama dengan yang dilakukan dalam perhitungan prioritas
subkriteria dari kriteria condition of economy.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikaut:
� Menghitung matriks perbandingan berpasangan
Hasilnya dapat dilihat dalam table 3.21
Table 3.21 Matriks perbandingan berpasangan kriteria collateral
Kurang Cukup Baik Baik Kurang 1 0.33 0.25 Cukup Baik 3 1 0.50
Baik 4 2 1 Jumlah 8.00 3.33 1.75
� Menghitung matriks nilai kriteria
Hasilnya terlihat dalam table 3.22
136
Tabel 3.22 Matriks nilai kriteria collateral
Kurang Cukup Baik
Baik ∑baris Prioritas Prioritas sub
kriteria
Kurang 0.13 0.10 0.14 0.37 0.12 0.21
Cukup Baik
0.38 0.30 0.29 0.97 0.32 0.57
Baik 0.50 0.60 0.57 1.67 0.56 1.00
� Menghitung matrik penjumlahan tiap baris
Hasilnya terlihat pada table 3.23
Tabel 3.23 Matriks penjumlahan setiap baris kriteria collateral
Kurang Cukup Baik Baik Jumlah
Kurang 0.12 0.04 0.03 0.19
Cukup Baik 0.96 0.32 0.16 1.44
Baik 2.24 1.12 0.56 3.92
� Perhitungan rasio konsistensi
Hasilnya tampak dalam table 3.24
Tabel 3.24 Perhitungan rasio konsistensi
Jumlah per baris Prioritas Jumlah
Kurang 0.19 0.12 0.31
Cukup Baik 1.44 0.32 1.76
Baik 3.92 0.56 4.48
Jumlah (jumlahan dari nilai-nilai hasil): 6.55
N (jumlah kriteria): 3
Λ maks (jumlah/n): 2.18
CI ((λ maks-n)/n): -0.27
CR (CI/IR(lihat tabel 4.2)): -0.46
137
3. Menghitung hasil
Prioritas hasil perhitungan pada langkah 1 dan 2 kemudian dituangkan
dalam matriks hasil yang terlihat dalam tabel 3.25
Tabel 3.25 Matriks hasil
Character Capacity Capital Collateral Condition of economy
0.10 0.24 0.16 0.45 0.05 Baik Baik Baik Baik Baik 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik
0.51 0.56 0.53 0.57 0.47 Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang
0.25 0.30 0.19 0.21 0.22
Seandainya diberikan data nilai dari 3 orang nasabah seperti yang terlihat
dalam table 3.26, maka hasil akhirnya akan tampak dalam table 3.27.
Tabel 3.26 Nilai nasabah
Character Capacity Capital Collateral Condition of economy
A Cukup Baik Cukup Baik Baik Cukup Baik Baik B Baik Kurang Cukup
Baik Baik Cukup Baik
C Cukup Baik Baik Baik kurang Baik
Tabel 3.27 Hasil akhir
Character Capacity Capital Collateral Condition of
economy
Total
A 0.051 0.13 0.16 0.25 0.05 0.641 B 0.1 0.072 0.08 0.45 0.02 0.722 C 0.051 0.24 0.16 0.09 0.05 0.591
138
Nilai 0.051 pada kolom Condition of economy baris A diperoleh dari nilai
nasabah A untuk Condition of economy, yaitu cukup baik dengan prioritas
0.51, dikalikan dengan prioritas Condition of economy sebesar 0.51
Kolom total pada table 3.27 diperoleh dari penjumlahan pada masing-masing
barisnya. Nilai total inilah yang dipakai sebagai dasar untuk merangking
kelayakan nasabah dalam mendapatkan kredit. Semakin besar nilainya, maka
calon debitur tersebut akan semakin besar peluang mendapatkan kredit.
4. Form Penilaian Kredit
A. Karakter ( Character)
1. Apakah bersikap kooperatif?
2. Apakah rumah tangganya agamis, rukun, dan harmonis?
3. Apakah penilaian / informasi warga sekitar baik?
4. Apakah kondisi ekonominya ada peningkatan?
5. Apakah tepat janji dan sesuai antara perkataan dengan kenyataan?
B. Kapasitas (Capacity)
1. Apakah usaha tidak bertentangan dengan agama?
2. Apakah merupakan usaha pokok?
3. Apakah memiliki pengalaman usaha yang sama?
4. Apakah bahan baku mudah diperoleh?
5. Apakah prospek pasar bagus?
6. Apakah telah memiliki pelanggan tetap?
7. Apakah usaha sejenis disekitarnya banyak?
8. Apakah omsetnya stabil setiap bulannya?
139
9. Apakah pemohon tidak petualang (ovonturir) dalam usaha?
10. Apakah ada tenaga lain selain pemohon yang dapat mengelola
usaha?
11. Apakah aset usaha > pinjaman?
12. Apakah tingkat keuntungan lebih tinggi dibanding margin bank?
13. Apakah kewajiban angsuran < 1/3 penerimaan kas?
C. Kapital ( Capital)
1. Apakah modal sendiri dibanding pembiayaan > 30 %?
2. Apakah tidak memiliki hutang di tempat lain?
3. Apakah pembiayaan dipakai untuk pengembangan usaha?
D. Jaminan (Collateral)
1. Apakah jaminan milik sendiri?
2. Apakah suami/istri penjamin bersedia tanda tangan akad?
3. Apakah nilai taksasi jaminan lebih tinggi dari pembiayaan?
4. Apakah jaminan mudah untuk diperjualbelikan?
E. Kondisi Ekonomi (Conditions Of Economy)
1. Apakah pasang surut harga tidak membahayakan usaha?
2. Apakah tidak ada larangan pemerintah terhadap produk / tempat
usaha?
3. Apakah pemasaran produk tersebut tidak sporadis?
4. Apakah usaha tidak ditentang oleh masyarakat sekitar?
5. Apakah usaha tidak mengganggu kesehatan dan lingkungan?
140
Form penilaian ini digunakan sebagai alat bantu tambahan untuk
dijadikan dasar penilaian terhadap setiap calon nasabah. Penilaian ini terdiri
atas baik, cukup baik dan kurang. Dari penilaian ini akan didapat nilai dari
setiap calon nasabah yang kemudian dibandingkan antar nasabah dengan
nasabah yang lainnya. Dari hasil ini akan diperoleh nilai total dari setiap calon
nasabah. Nilai total inilah yang dipakai sebagai dasar untuk merangking
kelayakan nasabah dalam mendapatkan kredit. Semakin besar nilainya, maka
calon debitur tersebut akan semakin besar peluang mendapatkan kredit.
Nilai dari tiap-tiap item pertanyaan dalam form penilaian ini
berdasarkan rumus: 100/jumlah pertanyaan. Dari rumus tersebut didapat bobot
nilai dari setiap pertanyaan. Dari hasil jawaban “Ya” dari setiap pertanyaan
akan menghasilkan sebuah nilai yang kemudian ditotal, Kemudian hasil
tersebut dicocokkan dengan rentang penilaian untuk dijadikan dasar apakah
nilai tersebut termasuk baik, cukup baik atau kurang.
Rentang penilaian:
0..33 ='Kurang';
34..67 ='Cukup Baik ';
68..100 ='Baik';
(Diadopsi dari Arikunto, 2000)
141
3.8 Analisis Sistem
3.8.1 Context Diagram
Context Diagram merupakan pendekatan terstruktur yang mencoba
untuk menggambarkan sistem pertama kali secara garis besar (disebut dengan
top level) dan memecah-mecahnya menjadi bagian yang lebih terinci. Context
diagram ini menggambarkan hubungan input/output antara sistem dengan
kesatuan luar (Jogiyanto, 1999: 54).
Laporan Hasil Analisa
Analisa Kelayakan Kredit
Matrik Hasil
Setup Matrik
Laporan Data Nasabah
Laporan Data Kelengkapan
Data Nasabah
Data Kelengkapan0
SPK KREDIT
+
Manager Operator
Gambar 3.3 Context Diagram
3.8.2 Data Flow Diagram (DFD)
Data Flow Diagram adalah suatu model logika data atau proses yang
dibuat untuk menggambarkan asal data dan tujuan data yang keluar dari
sistem, tempat penyimpan data, proses apa yang menghasilkan data tersebut,
serta interaksi antara data yang tersimpan dan proses yang dikenakan pada
data tersebut (Kusrini, 2007: 41).
Data Flow Diagram yang menjelaskan proses yang ada pada program
Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Pemberian Kredit Nasabah dengan
Metode AHP adalah sebagai berikut :
142
Data Penilaian Kredit
Update Data Penilaian Kredit
Simpan Data Hasil Analisa
Hasil Analisa
Laporan Hasil Analisa
Analisa Kelayakan Kredit
Simpan Nilai Bobot SubKriteria Karakter
Nilai Prioritas SubKriteria Karakter
Simpan Nilai Bobot Matrik Kriteria
Nilai Prioritas Kriteria
Data Nasabah
Simpan Data Nasabah
Data Kelengkapan
Simpan Data Kelengkapan
Matrik Hasil
Setup Matrik
Laporan Data Nasabah
Laporan Data Kelengkapan
Data Nasabah
Data Kelengkapan
Operator
Manager
1
Evaluasi Persyaratan Kelayakan
+
2
Pengolahan Manager
+
1 Master Nasabah
2 Matrik Kriteria
3 Matrik SubKriteria Karakter
3
Menyajikan Informasi Keputusan
+
Gambar 3.4 DFD Level 1 SPK Kredit
Simpan Data Nasabah
Data Nasabah
Simpan Data Kelengkapan
Data Kelengkapan
Data Nasabah
Data Kelengkapan
Update Data Nasabah
Update Data Kelengkapan
Laporan Data Kelengkapan
Data Nasabah
Laporan Data Nasabah
Data Kelengkapan
Operator1 Master Nasabah
1
Pengolahan Operator
Gambar 3.5 DFD Level 2 Proses 1 : Evaluasi Persyaratan Kelayakan Kredit
143
Data Penilaian Kredit
Update Data Penilaian Kredit
Matrik Hasil
Setup Matrik
Simpan Nilai Bobot Matrik Kriteria
Nilai Prioritas Kriteria
Simpan Nilai Bobot SubKriteria Karakter
Nilai Prioritas SubKriteria Karakter
Simpan Nilai Bobot SubKriteria Karakter
Nilai Prioritas SubKriteria Kapital
Simpan Nilai Bobot SubKriteria Kapasitas
Nilai Prioritas SubKriteria Kapasitas
Simpan Nilai Bobot SubKriteria Jaminan
Nilai Prioritas SubKriteria Jaminan
Simpan Nilai Bobot SubKriteria Kodisi EkonomiNilai Prioritas SubKriteria Kondisi Ekonomi
Manager
2Matrik Kriteria
3Matrik
SubKriteria Karakter
1
Perhitungan AHP
4Matrik
SubKriteria Kapital
5Matrik SubKriteria
Kapasitas
6Matrik SubKriteria
Jaminan
7Matrik
SubKriteria Kondisi Ekonomi
Gambar 3.6 DFD Level 2 Proses 2 : Pengolahan Manager
Data Hasil Analisa Nasabah
UpDate Data Hasil Analisa
Simpan Data Hasil Analisa
Hasil Analisa
Analisa Kelayakan Kredit
Laporan Hasil Analisa
Manager 1 Master Nasabah
1
UpDate Hasil Analisa
G
Gambar 3.7 DFD Level 2 Proses 3 : Menyajikan Informasi Keputusan
A
mbar
144
3.8.3 Entity RelationShips Diagram (ERD)
Entity Relationship Diagram (ERD) adalah sebuah diagram yang
menggambarkan hubungan / relasi antar Entity, dan setiap Entity terdiri atas
satu atau lebih atribut yang mempresentasikan seluruh kondisi (fakta) dari
“Dunia Nyata” yang kita tinjau (Winarko,Edi, 2006: 13)
Entity Relationship Diagram (ERD) yang menggambarkan hubungan /
relasi antar Entity pada program Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan
Pemberian Kredit Nasabah dengan Metode AHP adalah sebagai berikut :
145
KODE
ID_NASABAH
KODE
KODE
KODE
KODE
KODE
KODE
KODE
KODE
ID_NASABAH
Matrik SubKriteria Karakter
ID_NASABAHKODEBAIKCUKUPKURANG
Matrik SubKriteria Kapital
ID_NASABAHKODEBAIKCUKUPKURANG
Matrik SubKriteria Kapas itas
ID_NASABAHKODEBAIKCUKUPKURANG
Matrik SubKriteria Jaminan
ID_NASABAHKODEBAIKCUKUPKURANG
Matrik SubKriteria Kondisi Ekonomi
ID_NASABAHKODEBAIKCUKUPKURANG
Nasabah
ID_NASABAHNAMAADA_KKADA_KT PADA_AKT A_NIKAHADA_SK_JABATANADA_SLIP_GAJIADA_JAMINANADA_TABUNGANADA_IZIN_USAHA_NPWPT EMPAT_ LAHIRLOKASI_PEKERJAANJENIS_PEKERJAANJML_GAJINO_SK_J ABNO_AKT E_NIKAHNO_KKNO_KTPNO_T ELEPONJML_KELUARGASTATUSPEKERJAANKOT AALAMATAGAMAJENIS_KELAMINT OT ALEN_EKONOMIN_JAMINANN_KAPASITASN_KAPIT ALN_KARAKTEREKONOMIJAMINANKAPASIT ASKAPITALKARAKTERJML_KREDITNO_IZIN_USAHA_NPW PJML_TABUNGANNAMA_JAMINANLAMA_KERJAT GL_LAHIR
Matrik K riteria
ID_NASABAHKARAKTERKAPITALKAPASIT ASJAMINANKONDIS I EKONOMI
Manager
ID_NASABAHKODE
OPERATOR
ID_NASABAHNAMA
Matrik Has il
ID_NASABAHKODE
Hasil Ana lisa
ID_NASABAHKODE
Soal
Kode_Soa lPertanyaa nKriteria
Gambar 3.8 ERD SPK Kredit
146
3.8.4 Rancangan Database
Pembuatan desain sistem program melalui Data Flow Diagram dan
Entity Relationship Diagram dapat dibuat tabel-tabel database yang akan
dikelola dan digunakan untuk menjalankan aplikasi.
Aplikasi database yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah
Interbase 6.5, file databasenya “kredit_AHP”. Berikut ini nama-nama table
yang digunakan beserta field-field yang terdapat pada masing-masing table.
a. Tabel matrik kriteria, tabel ini berfungsi untuk menyimpan data nilai
kriteria
Tabel 3.28 Matrik Kriteria
No Fields Type Size
1 Kode Char 5
2 Karakter Char 5
3 Kapital Char 5
4 Kapasitas Char 5
5 Jaminan Char 5
6 Kondisi Ekonomi Char 5
b. Tabel matrik subkriteria karakter, tabel ini berfungsi untuk menyimpan
data nilai subkriteria karakter
Tabel 3.29 Matrik Subkriteria Karakter
No Fields Type Size
1 Kode Char 5
3 Baik Char 5
4 Cukup Char 5
5 Kurang Char 5
147
c. Tabel matrik subkriteria Kapital, tabel ini berfungsi untuk menyimpan data
nilai subkriteria Kapital
Tabel 3.30 Matrik Subkriteria Kapital
No Fields Type Size
1 Kode Char 5
3 Baik Char 5
4 Cukup Char 5
5 Kurang Char 5
d. Tabel matrik subkriteria kapasitas, tabel ini berfungsi untuk menyimpan
data nilai subkriteria kapasitas
Tabel 3.31 Matrik Subkriteria Kapasitas
No Fields Type Size
1 Kode Char 5
3 Baik Char 5
4 Cukup Char 5
5 Kurang Char 5
e. Tabel matrik subkriteria Jaminan, tabel ini berfungsi untuk menyimpan
data nilai subkriteria jaminan
Tabel 3.32 Matrik Subkriteria jaminan
No Fields Type Size
1 Kode Char 5
3 Baik Char 5
4 Cukup Char 5
5 Kurang Char 5
148
f. Tabel matrik subkriteria kondisi ekonomi, tabel ini berfungsi untuk
menyimpan data nilai subkriteria kondisi ekonomi
Tabel 3.33 Matrik Subkriteria kondisi ekonomi
No Fields Type Size
1 Kode Char 5
3 Baik Char 5
4 Cukup Char 5
5 Kurang Char 5
g. Tabel nasabah, tabel ini berfungsi untuk menyimpan data kelengkapan,
data debitur dan rekap hasil analisa.
Tabel 3.34 Tabel Nasabah
No Fields Type Size
1 ID_NASABAH Varchar 6
2 NAMA Varchar 35
3 ADA_KK Varchar 5
4 ADA_KTP Varchar 5
5 ADA_AKTA_NIKAH Varchar 5
6 ADA_SK_JABATAN Varchar 5
7 ADA_SLIP_GAJI Varchar 5
8 ADA_JAMINAN Varchar 5
9 ADA_TABUNGAN Varchar 5
10 ADA_IZIN_USAHA_NPWP Varchar 5
11 TEMPAT_LAHIR Varchar 35
12 TGL_LAHIR Timestamp
13 JENIS_KELAMIN Varchar 10
14 AGAMA Varchar 15
15 ALAMAT Varchar 35
149
16 KOTA Varchar 35
17 PEKERJAAN Varchar 20
18 STATUS Varchar 20
19 JML_KELUARGA Short
20 NO_TELEPON Varchar 20
21 NO_KTP Varchar 20
22 NO_KK Varchar 20
23 NO_AKTE_NIKAH Varchar 20
24 NO_SK_JAB Varchar 20
25 JML_GAJI Double
26 JENIS_PEKERJAAN Varchar 20
27 LOKASI_PEKERJAAN Varchar 35
28 LAMA_KERJA Short
29 NAMA_JAMINAN Varchar 100
30 JML_TABUNGAN Double
31 NO_IZIN_USAHA_NPWP Varchar 20
32 JML_KREDIT Double
33 KARAKTER Varchar 15
34 KAPITAL Varchar 15
35 KAPASITAS Varchar 15
36 JAMINAN Varchar 15
37 EKONOMI Varchar 15
38 N_KARAKTER Double
39 N_KAPITAL Double
40 N_KAPASITAS Double
41 N_JAMINAN Double
42 N_EKONOMI Double
43 TOTALE Double
150
h. Tabel soal, tabel ini berfungsi untuk melakukan update data penilaian
kredit
Tabel 3.35 Update Data Penilaian Kredit
No Fields Type Size
1 Kode Char 5
3 Soal Char 35
4 Kriteria Char 15
3.9 Diagram Alir ( Flowchart) Sistem Pendukung Keputusan
Untuk menggambarkan diagram alir semua proses yang dijalankan di
dalam sistem pendukung keputusan kelayakan pemberian kredit PT. BPRS
Bumi Rinjani Batu dengan metode AHP dapat dilihat pada diagram alir
berikut ini :
3.9.1 Diagram Alir Utama
Dalam diagram alir utama ini digambarkan algoritma secara umum
semua proses yang ada dalam Sistem Pendukung Keputusan. Proses diawali
dengan setup matrik kriteria, setup matrik subkriteria, dan pengisian form
penilaian kelengkapan, kemudian proses selanjutnya adalah proses sistem
pendukung keputusan kelayakan pemberian kredit. Algoritma utama ini
dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
151
Gambar 3.9 Diagram Alir Sistem Pendukung Keputusan Utama
3.9.2 Diagram alir DSS Kelayakan Pemberian Kredit
Diagram alir yang digambarkan merupakan diagram alir sistem
pendukung keputusan kelayakan pemberian kredit. Proses AHP ini
digunakan untuk menghitung nilai prioritas kriteria dan subprioritas kriteria.
Proses yang terdapat dalam sistem pendukung keputusan kelayakan
pemberian kredit ini adalah proses AHP kriteria, proses AHP subkriteria dan
proses hasil analisis.
T
Y
mulai
Penilaian kelengkapan
Analisis dokumen lagi?
DSS kelayakan pemberian kredit
selesai
152
Gambar 3.10 Diagram Alir DSS Kelayakan Pemberian Kredit
3.9.3 Diagram alir Perhitungan AHP
Diagram alir ini berfungsi untuk menggambarkan algoritma untuk
proses perhitungan AHP. Gambaran umum algoritma pada proses
perhitungan AHP dapat dilihat pada gambar 3.4. Proses yang terdapat dalam
perhitungan AHP ini adalah set skala perbandingan berpasangan, membuat
matrik perbandingan berpasangan, membuat matrik nilai kriteria, membuat
matrik penjumlahan setiap baris dan perhitungan rasio konsistensi. Dalam
perhitungan AHP ini, pengguna harus memasukkan nilai skala perbandingan
berpasangan yang akan dipakai pada form penilaian kredit.
mulai
selesei
AHP Kriteria
AHP SubKriteria
Matriks Hasil
Hasil Analisis Penilaian
Form Penilaian
153
Gambar 3.11 Diagram Alir perhitungan AHP
3.10 Rancangan User Interface
3.10.1 Rancangan Form Main Menu
Rancangan Form main menu merupakan bagian utama dari SPK
Kelayakan Pemberian Kredit yang berfungsi sebagai menu utama untuk
mengaktifkan komponen-komponen di bawahnya yaitu File, Matrik AHP,
Master, Analisa, dan Help.
mulai
selesei
Matriks Perbandingan Berpasangan
Matriks Kriteria
Mariks Penjumlahan Tiap Baris
Perhitungan Rasio Konsistensi
154
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDITSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDITSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDITSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT
NASABAH DENGAN METODE AHP DI PT.BPRS BUMI RINJANI BATUNASABAH DENGAN METODE AHP DI PT.BPRS BUMI RINJANI BATUNASABAH DENGAN METODE AHP DI PT.BPRS BUMI RINJANI BATUNASABAH DENGAN METODE AHP DI PT.BPRS BUMI RINJANI BATU
FILE MATRIK DEBITUR ANALISA HELP
Gambar 3.12 Rancangan Form Main Menu
3.10.2 Rancangan Form Matrik AHP
Rancangan Form ini berfungsi untuk memberikan nilai bobot
kriteria dan subkriteria, untuk menentukan nilai prioritas dan nilai
subprioritas dan untuk menentukan rasio konsistensi. Dari nilai bobot yang
dimasukkan dalam komponen Matrik menghasilkan nilai matrik hasil.
Matrik hasil ini yang dijadikan nilai untuk menganalisa layak tidaknya
calon nasabah dalam menerima kredit.
155
PerbandinganNilai Kriteria Penjumlahan Tiap Baris Rasio Konsistensi
Condition of
Economy
Character Capital Capacity Collatera l
Condition of
Economy
Character
Capital
Capacity
Collatera l
Jumlah
Lamda Max
Konsistensi Index (Ci)
Rasio Konsistensi (Cr)
Keterangan
Gambar 3.13 Rancangan Form Matrik Perbandingan Berpasangan
PerbandinganNilai Kriteria
Penjumlahan Tiap Baris Rasio Konsistensi
Condition
of
Economy
Character Capital Capacity Collateral Jumlah Prioritas
Condition
of
Economy
Character
Capital
Capacity
Collateral
Gambar 3.14 Rancangan Form Nilai Kriteria
156
Perbandingan Nilai KriteriaPenjumlahan Tiap Baris
Rasio Konsistensi
Condition
of
Economy
Character Capital Capacity Collateral Jumlah
Condition
of
Economy
Character
Capital
Capacity
Collateral
Gambar 3.15 Rancangan Form Penjumlahan Tiap Baris
Perbandingan Nilai Kriteria Penjumlahan Tiap BarisRasio Konsistensi
Jumlah per baris Prioritas Hasil
Condition of Economy
Character
Capital
Capacity
Collateral
Gambar 3.16 Rancangan Form Rasio Konsistensi
Dengan cara yang sama nilai bobot prioritas sub criteria dari
masing-masing criteria dapat dicari nilainya. Nilai bobot prioritas
subkriteria tersebut dapat dilihat dalam matrik hasil.
157
Matrik Hasil
Condition of
economy
Character Capital Capacity Collateral
Baik Baik Baik Baik Baik
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang
Gambar 3.17 Rancangan Form Matrik Hasil
3.10.3 Rancangan Form Analisa
Komponen ini terdiri dari komponen form Update data penilaian
kredit, form Analisa kelayakan kredit dan form laporan hasil analisa. Form
update data penilaian kredit digunakan untuk melakukan update data
terhadap pertanyan-pertanyaan yang ada dalam Form penilaian kredit.
Form penilaian kredit ini digunakan sebagai alat bantu tambahan untuk
dijadikan dasar penilaian terhadap setiap calon debitur. Penilaian ini terdiri
atas baik, cukup baik dan kurang. Dari penilaian ini akan didapat nilai dari
setiap calon nasabah yang kemudian dibandingkan antar nasabah dengan
nasabah yang lainnya. Dari hasil ini akan diperoleh nilai total dari setiap
calon debitur. Form rekap hasil analisa ini merupakan hasil dari penilaian
kredit. Nilai total inilah yang dipakai sebagai dasar untuk merangking
kelayakan nasabah dalam mendapatkan kredit. Semakin besar nilainya,
158
maka calon debitur tersebut akan semakin besar peluang mendapatkan
kredit.
CHARACTER JAWABAN
1. Apakah bersikap kooperatif?
2. Apakah rumah tangganya agamis, rukun, dan harmonis?
3. Apakah penilaian / informasi warga sekitar baik?
4. Apakah kondisi ekonominya ada peningkatan?
5. Apakah tepat janji dan sesuai antara perkataan dengan kenyataan?
Hasil
CharacterCapital Capacity Collateral
Condition ofeconomy
Gambar 3.18 Rancangan Form Penilaian Kredit Kriteria Character
CAPITAL JAWABAN
1. Apakah modal sendiri dibanding pembiayaan > 30 %?
2. Apakah tidak memiliki hutang di tempat lain?
3. Apakah pembiayaan dipakai untuk pengembangan usaha?
Hasil
CharacterCapital
Capacity CollateralCondition of
economy
Gambar 3.19 Rancangan Form Penilaian Kredit Kriteria Capital
159
Character CapitalCapacity
CollateralCondition of
economy
CAPACITY JAWABAN 1. Apakah usaha tidak bertentangan dengan agama?
2. Apakah merupakan usaha pokok?
3. Apakah memiliki pengalaman usaha yang sama?
4. Apakah bahan baku mudah diperoleh?
5. Apakah prospek pasar bagus?
6. Apakah telah memiliki pelanggan tetap?
7. Apakah usaha sejenis disekitarnya banyak?
8. Apakah omsetnya stabil setiap bulannya?
9. Apakah pemohon tidak petualang (ovonturir) dalam usaha?
10. Apakah ada tenaga lain selain pemohon yang dapat mengelola usaha?
11. Apakah aset usaha > pinjaman?
12. Apakah tingkat keuntungan lebih tinggi dibanding margin bank?
13. Apakah kewajiban angsuran < 1/3 penerimaan kas?
HASIL
Gambar 3.20 Rancangan Form Penilaian Kredit Kriteria Capacity
JAMINAN JAWABAN
1. Apakah jaminan milik sendiri?
2. Apakah suami/istri penjamin bersedia tanda tangan akad?
3. Apakah nilai taksasi jaminan lebih tinggi dari pembiayaan?
4. Apakah jaminan mudah untuk diperjualbelikan?
Hasil
Character Capital CapacityCollateral
Condition ofeconomy
Gambar 3.21 Rancangan Form Penilaian Kredit Kriteria Collateral
160
CONDITION OF ECONOMY JAWABAN
1. Apakah pasang surut harga tidak membahayakan usaha?
2. Apakah tidak ada larangan pemerintah terhadap produk / tempat usaha?
3. Apakah pemasaran produk tersebut tidak sporadis?
4. Apakah usaha tidak ditentang oleh masyarakat sekitar?
5. Apakah usaha tidak mengganggu kesehatan dan lingkungan?
Hasil
Character Capital Capacity Collateral Condition ofeconomy
Gambar 3.22 Rancangan Form Penilaian Kredit Kriteria Condition of Economy
Hasil Analisa
No Kode Nama Karakter Kapasitas Kapital Jaminan Kondisi Ekonomi
Nilai Karakter
Nilai Kapasitas
Nilai Kapital
Nilai Jaminan
Nilai Kondisi Ekonomi
Total
Gambar 3.23 Rancangan Form Analisa Kelayakan Kredit
161
3.10.4 Rancangan Form Master
Form ini terdiri dari Data Kelengkapan dan Data Nasabah. Komponen
Data Kelengkapan berfungsi untuk mengelola data-data Kelengkapan calon
nasabah sebagai bentuk persyaratan calon nasabah untuk menjadi nasabah dari
perusahaan. Komponen Data Nasabah digunakan untuk mengelola data-data
nasabah perusahaan baik yang diterima, dipertimbangkan maupun yang
ditolak oleh perusahaan.
Data Kelengkapan
ID Nasabah Nama Lengkap Kartu Keluarga KTP Akte Nikah SK Jabatan Slip Gaji Jaminan Tabungan Izin Usaha
SIMPAN
Gambar 3.24 Rancangan Form Data Kelengkapan
162
Data Nasabah
SIMPAN
IDNASABAH NAMA LENGKAP TEMPAT LAHIR TANGGAL LAHIR JENIS KELAMIN AGAMA ALAMAT KOTA PEKERJAAN STATUS JENIS KELAMIN NO TELPON NO KTP NO KK NO AKTE NIKAH NO SK JABATAN
JUMLAH GAJI JENIS PEKERJAAN LOKASI PEKERJAAN LAMA KERJA NAMA JAMINAN JUMLAH TABUNGAN NO IZIN USAHA JUMLAH KREDIT
Gambar 3.25 Rancangan Form Data Nasabah
163
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Lingkungan Implementasi
Teknologi yang digunakan dalam pengembangan sistem ini adalah
teknologi aplikasi berbasis client server, yang membentuk sebuah program
yang dapat berdiri sendiri dan dapat dijalankan dalam lingkungan jaringan
komputer. Sehingga manajer dan operator selaku pengguna (user) secara cepat
dan mudah dapat menggunakan aplikasi ini. Dengan sistem jaringan komputer
ini, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan serta memberikan suatu
kemudahan dalam hal memberikan kelayakan kredit kepada calon nasabah.
Dalam proses pengaplikasiannya sistem ini membutuhkan beberapa
komponen. Apabila semua komponen pendukung aplikasi sistem pendukung
keputusan kelayakan pemberian kredit terpasang (installed) dalam komputer,
seperti Bahasa Pemrograman Delphi 7.0, Interbase 6.5, dan Database Dekstop.
Maka langkah selanjutnya adalah mewujudkan rancangan sistem yang telah
dibuat. Berikut ditunjukkan bagian (modul) terpenting dari sistem yang akan
di implementasikan.
4.1.1 Kebutuhan Hardware
Mulai tahap penelitian sampai dengan tahap implementasi dalam
sebuah rancangan program Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan
Pemberian Kredit Nasabah dengan metode AHP di PT. BPRS Bumi Rinjani
Batu menggunakan perangkat komputer dengan spesifikasi sebagai berikut :
164
Hardware :
- Processor Pentium IV 2.67 GHz.
- Memory 512 MB.
- Hardisk 80 GB.
- Mouse, Keyboard, dan Monitor.
Sedangkan untuk instalasi program Sistem Pendukung Keputusan
Kelayakan Pemberian Kredit Nasabah dengan metode AHP di PT. BPRS
Bumi Rinjani Batu ini memerlukan spesifikasi hardware minimum sebagai
berikut:
Hardware minimum untuk menjalankan progam :
- Processor Pentium III 450 MHz.
- Memory 128 MB.
- Hardisk 40 GB.
- Mouse, Keyboard, dan Monitor.
4.1.2 Kebutuhan Software
Adapun untuk kebutuhan software mulai tahap penelitian sampai
tahap implementasi dari program Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan
Pemberian Kredit Nasabah dengan metode AHP di PT. BPRS Bumi Rinjani
Batu. Menggunakan beberapa software sebagai berikut:
Software :
- Microsoft Windows XP Professional Version 2002 Service
Pack 2
- Delphi 7.0
- Adobe Pothoshop
165
- Microsoft Office XP
Software Minimum Untuk Menjalankan progam :
- Windows 98
- Delphi 7.0
4.2 Struktur Program
Berikut struktur program perangkat lunak Sistem Pendukung
Keputusan Kelayakan Pemberian Kredit Nasabah dengan metode AHP di PT.
BPRS Bumi Rinjani Batu:
MENU UTAMA
FILEMATRIK
AHPMASTER ANALISA HELP
DataKelengkapan
Data Nasabah
MatrikKriteria
MatrikSubKriteria
Matrik Hasil
CloseUpdate Form
Penilaian
Laporan HasilAnalisa
BiodataProgrammer
PenggunaanProgram
AnalisaKelayakanKredit
Gambar 4.1 Struktur Program SPK Pemberian Kredit Nasabah
Berikut penjelasan komponen-komponen dari struktur program di atas, yaitu:
1. Komponen Menu Utama
Komponen ini merupakan bagian utama dari SPK Kelayakan Pemberian
Kredit Nasabah yang berfungsi sebagai menu utama untuk mengaktifkan
komponen-komponen di bawahnya yaitu File, Matrik AHP, Master,
Analisa, dan Help.
166
2. Komponen File
Komponen ini terdiri dari Menu Keluar. Komponen dari Menu Keluar
digunakan untuk keluar dari Program Aplikasi SPK Kelayakan Pemberian
Kredit Nasabah ini.
3. Komponen Matrik AHP
Komponen ini terdiri dari Menu Matrik Kriteria, Matrik Subkriteria dan
Matrik Hasil. Menu Matrik Kriteria dan Matrik Subkriteria berfungsi
untuk memberikan nilai bobot kriteria dan subkriteria, sehingga
menghasilkan nilai bobot prioritas kriteria dan nilai bobot prioritas
subkriteria dan juga untuk menentukan rasio konsistensi dari setiap
perhitungan matrik yang dihitung. Dari nilai bobot prioritas kriteria dan
nilai bobot prioritas subkriteria akan ditampilkan secara keseluruhan
dalam Menu Matrik Hasil.
4. Komponen Master
Komponen ini terdiri dari Data Kelengkapan dan Data Nasabah. Menu
Data Kelengkapan berfungsi untuk mengelola data-data Kelengkapan
calon nasabah sebagai bentuk persyaratan calon nasabah untuk menjadi
nasabah dari perusahaan. Menu Data Nasabah digunakan untuk mengelola
data-data nasabah baik yang diterima, dipertimbangkan maupun yang
ditolak oleh perusahaan.
167
5. Komponen Analisa
Komponen ini terdiri dari Menu Update Form Penilaian Kredit, Analisa
Kelayakan Kredit dan Menu Laporan Hasil Analisa. Menu Update Form
Penilaian Kredit ini digunakan untuk melakukan update data terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam Menu Form Penilaian Kredit.
Menu Form Penilaian Kredit ini digunakan sebagai alat bantu tambahan
untuk dijadikan dasar penilaian terhadap setiap calon debitur. Penilaian ini
terdiri atas baik, cukup baik dan kurang. Dari penilaian ini akan didapat
nilai dari setiap calon nasabah, apakah calon nasabah tersebut baik, cukup
baik atau kurang, berdasarkan analisa dari Menu Form Penilaian Kredit.
Hasil penilaian dari Menu Form Penilain Kredit akan ditampilkan dalam
Menu Analisa Kelayakan Kredit. Kemudian Menu Analisa Kelayakan
Kredit akan menghitung secara keseluruhan dari Nilai bobot prioritas
kriteria dan Nilai bobot prioritas subkriteria yang dihasilkan berdasarkan
penilaian dari Menu Penilaian Kredit. Dari hasil ini akan diperoleh nilai
total dari setiap calon debitur. Nilai total inilah yang dipakai sebagai dasar
untuk merangking kelayakan nasabah dalam mendapatkan kredit. Semakin
besar nilainya, maka calon debitur tersebut akan semakin besar peluang
mendapatkan kredit.
6. Komponen Help
Komponen ini terdiri dari Menu Biodata Programmer dan Menu
Penggunaan Program. Menu Biodata Programmer berfungsi untuk
menampilkan biodata dari prograamer / pembuat Program Aplikasi SPK
168
Kelayakan Pemberian Kredit Nasabah. Sedangkan Menu Penggunaan
Program digunakan untuk mengetahui tata cara penggunaan Program
Aplikasi SPK Kelayakan Pemberian Kredit Nasabah ini.
4.3 Implementasi Antarmuka
Di dalam Implementasi antar muka ini, menerangkan kegunaan form-
form yang ada di dalam program Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan
Pemberian Kredit Nasabah dengan Metode AHP beserta desain formnya.
4.3.1 Form Utama
Form utama adalah tampilan awal program dimana pada form utama
ini merupakan salam pembuka dari isi program. Adapun tampilan form utama
dari program ini adalah :
Gambar 4.2 Form Utama
169
4.3.2 Form Matrik AHP
4.3.2.1 Set Matrik Perbandingan Berpasangan
Pada form set matrik perbandingan berpasangan ini, Manager
melakukan penilaian perbandingan antara satu kriteria dengan kriteria
yang lain. Adapun tampilan form set matrik perbandingan berpasangan
ini adalah sebagai berikut:
Gambar 4.3 Form Set Matrik Perbandingan Berpasangan
Angka 1 pada kolom condition of economy baris condition of
economy mengambarkan tingkat kepentingan yang sama antara
condition of economy dengan condition of economy, sedangkan angka 3
pada baris karakter kolom condition of economy menunjukan karakter
sedikit lebih penting dibandingkan dengan condition of economy. Angka
0.33 pada kolom karakter baris condition of economy merupakan hasil
perhitungan 1/nilai pada kolom condition of economy baris karakter.
Angka-angka yang lain diperoleh dengan cara yang sama.
170
4.3.2.2 Form Matrik Nilai Kriteria
Nilai-nilai pada Form Matrik Nilai Kriteria diperoleh dari nilai
baris kolom matrik berbandingan berpasangan dibagi jumlah masing-
masing kolom pada matrik berbandingan berpasangan. Tampilan form
matrik nilai kriteria ini adalah sebagai berikut:
Gambar 4.4 Form Matrik Nilai Kriteria
Nilai 0.05 pada kolom condition of economy baris condition of
economy gambar di atas diperoleh dari nilai kolom condition of economy
baris condition of economy pada matrik perbandingan berpasangan
dibagi jumlah kolom condition of economy pada matrik perbandingan
berpasangan.
Nilai kolom jumlah pada gambar di atas diperoleh dari
penjumlahan pada setiap barisnya. Untuk baris pertama, nilai 0.23
merupakan hasil penjumlahan dari 0.05+0.03+0.04+0.04+0.07
171
Nilai kolom prioritas diperoleh dari nilai pada kolom jumlah
dibagi dengan jumlah kriteria dalam hal ini 5.
4.3.2.3 Form Matrik Penjumlahan Tiap Baris
Nilai-nilai Matrik pada form ini diperoleh dari hasil kali nilai
prioritas pada matrik nilai kriteria dengan matrik perbandingan
berpasangan. Hasil perhitungan disajikan dalam form di bawah ini :
Gambar 4.5 Form Matrik Penjumlahan Setiap Baris
Nilai 0.05 pada baris condition of economy kolom condition of
economy gambar di atas diperoleh dari prioritas baris condition of
economy pada form matrik nilai kriteria dikalikan dengan nilai baris
condition of economy kolom condition of economy pada form matrik
perbandingan berpasangan. Angka-angka yang lain diperoleh dengan
cara yang sama.
172
4.3.2.4 Form Perhitungan Rasio Konsistensi
Penghitungan ini digunakan untuk memastikan bahwa nilai rasio
konsistensi (CR) <= 0.1. Jika ternyata nilai CR lebih besar dari 0.1,
maka matrik perbandingan berpasangan harus diperbaiki. Untuk
menghitung rasio konsistensi, dibuat form seperti di bawah ini :
Gambar 4.6 Form Perhitungan Rasio Konsistensi
4.3.2.5 Form Matrik Hasil
Hasil perhitungan pada langkah-langkah di atas kemudian
dituangkan dalam matrik hasil yang terlihat seperti gambar di bawah ini :
173
Gambar 4.7 Form Matrik Hasil
Nilai bobot dari Baik, Cukup baik, kurang merupakan nilai prioritas
subkriteria. Dengan cara yang sama Nilai-nilai tersebut didapat seperti
menghitung nilai matrik criteria pada form matrik.
4.3.3 Form Analisa
4.3.3.1 Form Update Data Penilaian Kredit
Form Update data penilaian kredit digunakan untuk melakukan
update data terhadap pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam Menu Form
Penilaian Kredit.
Form Update data penilaian kredit disajikan dalam gambar
dibawah ini:
174
Gambar 4.8 Form Update Data Penilaian Kredit
4.3.3.2 Form Analisa Kelayakan Kredit
Analisa kelayakan kredit dapat dilihat dalam Form analisa penilaian
kredit. Form ini digunakan sebagai dasar dalam penilaian terhadap setiap
calon debitur. Penilaian ini terdiri atas baik, cukup baik dan kurang. Dari
penilaian ini akan didapat nilai dari setiap calon nasabah yang kemudian
dibandingkan antar nasabah dengan nasabah yang lainnya. Dari hasil ini akan
diperoleh nilai total dari setiap calon debitur. Nilai total inilah yang dipakai
sebagai dasar untuk merangking kelayakan nasabah dalam mendapatkan
kredit. Semakin besar nilainya, maka calon debitur tersebut akan semakin
besar peluang mendapatkan kredit.
Nilai dari tiap-tiap item pertanyaan dalam form penilaian ini
berdasarkan rumus: 100/jumlah pertanyaan. Dari rumus tersebut didapat bobot
nilai dari setiap pertanyaan. Dari hasil jawaban “Ya” dari setiap pertanyaan
175
akan menghasilkan sebuah nilai yang kemudian ditotal, Kemudian hasil
tersebut dicocokkan dengan rentang penilaian untuk dijadikan dasar apakah
nilai tersebut termasuk baik, cukup baik atau kurang.
Rentang penilaian:
0..33 = 'Kurang';
34..67 = 'Cukup Baik ';
68..100 = 'Baik';
Tampilan form penilaian kredit ini adalah sebagai berikut:
Gambar 4.9 Form Analisa Penilaian Kredit
4.3.3.3 Form Hasil Analisa
Hasil penilaian dari Menu Form Penilain Kredit akan ditampilkan
dalam Form Hasil Analisa. Kemudian Menu Hasil Analisa akan menghitung
secara keseluruhan dari Nilai bobot prioritas kriteria dan Nilai bobot prioritas
subkriteria yang dihasilkan berdasarkan penilaian dari Menu Penilaian Kredit.
176
Dari hasil ini akan diperoleh nilai total dari setiap calon debitur. Nilai total
inilah yang dipakai sebagai dasar untuk merangking kelayakan nasabah dalam
mendapatkan kredit. Semakin besar nilainya, maka calon debitur tersebut akan
semakin besar peluang mendapatkan kredit.
Tampilan form hasil analisa ini adalah sebagai berikut:
Gambar 4.10 Form Hasil Analisa
4.3.4 Form Data Kelengkapan
Form data kelengkapan ini adalah form yang digunakan untuk
menginputkan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon
debitur. Tampilan form persyaratan ini adalah sebagai berikut:
177
Gambar 4.11 Form Data Kelengkapan
4.3.5 Form Update Data Kelengkapan
Form update data kelengkapan ini adalah form yang digunakan untuk
mengupdate data persyaratan-persyaratan yang dikumpulkan oleh calon
debitur. Tampilan form Update data kelengkapan ini adalah sebagai berikut:
Gambar 4.12 Form Update Data Kelengkapan
178
4.3.6 Form Data Nasabah
Form data nasabah ini adalah form yang digunakan untuk
menginputkan data-data yang dimiliki oleh calon debitur. Tampilan form data
nasabah ini adalah sebagai berikut:
Gambar 4.13 Form Data Nasabah
4.3.7 Form Laporan Data Nasabah
Form laporan data nasabah ini adalah form yang digunakan untuk
melihat data-data yang dimiliki oleh calon debitur sebagai arsip data nasabah.
Tampilan form laporan data nasabah ini adalah sebagai berikut:
179
Gambar 4.14 Form Laporan Data Nasabah
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian
Dalam pembahasan hasil penelitian ini, program SPK Kelayakan
Pemberian Kredit Nasabah ini diuji coba kepada 17 orang dengan kriteria-
kiteria data yang berbeda antara satu dengan yang lain, dengan tujuan apakah
program SPK Kelayakan Pemberian Kredit Nasabah ini sudah bisa menetukan
kelayakan pemberian kredit kepada calon nasabah. Untuk mengecek
kebenaran dari sistem ini, peneliti membandingkan dengan data hasil uji
penilaian yang digunakan oleh PT. BPRS Bumi Rinjani Batu, data yang
digunakan adalah sebanyak 17 data hasil uji penilaian kredit. Adapun
percobaannya akan ditampilkan dalam bentuk gambar dibawah ini.
180
Gambar 4.15 Form Laporan Uji Program
Hasil percobaan yang dilakukan kepada 17 calon nasabah merupakan
data simulasi untuk mengetahui sejauh mana sistem pendukung keputusan ini
sudah bisa menentukan kelayakan pemberian kredit bagi nasabah yang
diterima, dipertimbangkan dan ditolak.
Berdasarkan dari 17 hasil percobaan uji program yang disesuaikan
dengan uji penilaian yang dilakukan oleh PT. BPRS Bumi Rinjani Batu
dengan kriteria yang berbeda didapatkan bahwa calon nasabah yang dapat
direkomendasikan diterima adalah 7 calon nasabah. Calon nasabah tersebut
adalah Moh Irwansyah, Tri Kustono Adi, Nur Rohmah, Winda Sulistiawati,
Nirwan, Rudi Sudarsono dan Ahmad Riyadi. Nilai total dari masing-masing
calon nasabah tersebut adalah 1, 1, 1, 0.89, 0.89, 1, dan 1. Hal ini didasarkan
dari hasil nilai total dari calon nasabah tersebut yang bernilai 1 atau mendekati
181
nilai 1. Karena nilai total inilah yang dijadikan dasar sebagai nilai prioritas
calon nasabah yang dapat direkomendasikan untuk mendapatkan kredit atau
tidak mendapatkan kredit.
Prosentase tingkat kevalidasian dari uji program yang telah dilakukan
di PT. BPRS Bumi Rinjani Batu adalah 76.47%. Hal ini didapatkan
berdasarkan uji program Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Kredit
dengan Metode AHP yang disesuaikan dengan uji penilaian yang dilakukan
oleh PT. BPRS Bumi Rinjani Batu. Hasil uji program dapat dilihat dalam tabel
dibawah ini:
Tabel 4.1 Tabel Uji Kelayakan PT. BPRS Bumi Rinjani Batu
No Nama Nilai Total Keputusan
1 M. Arief Hakim 20 Dipertimbangkan
2 Eko Sumartono 13 Ditolak
3 Sudarsono 18 Dipertimbangkan
4 Nirwan 26 Diterima
5 Siti Fatimah 13 Ditolak
6 Winda Sulistia Wati 25 Diterima
7 Nur Rohmah 29 Diterima
8 Tri Kustono Adi 28 Diterima
9 Moh Irwansyah 27 Diterima
10 Ahmad Riyadi 30 Diterima
11 Rudi Sudarsono 28 Diterima
182
12 Maimunah 18 Ditolak
13 Joni Setiawan 20 Dipertimbangkan
14 Hari Santoso 16 Ditolak
15 Pujianti 18 Dipertimbangkan
16 Hasan Basri 19 Dipertimbangkan
17 Budi Hermawan 17 Ditolak
Tabel 4.2 Tabel Uji Program Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Pemberian Kredit dengan Metode AHP
No Nama Nilai Total Keputusan
1 M. Arief Hakim 0.72 Diterima
2 Eko Sumartono 0.43 Ditolak
3 Sudarsono 0.59 Dipertimbangkan
4 Nirwan 0.89 Diterima
5 Siti Fatimah 0.31 Ditolak
6 Winda Sulistia Wati 0.89 Diterima
7 Nur Rohmah 1 Diterima
8 Tri Kustono Adi 1 Diterima
9 Moh Irwansyah 1 Diterima
10 Ahmad Riyadi 1 Diterima
11 Rudi Sudarsono 1 Diterima
12 Maimunah 0.53 Ditolak
13 Joni Setiawan 0.67 Diterima
183
14 Hari Santoso 0.39 Ditolak
15 Pujianti 0.53 Dipertimbangkan
16 Hasan Basri 0.59 Dipertimbangkan
17 Budi Hermawan 0.53 Dipertimbangkan
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dari 17 calon nasabah hasil dari
uji penilaian yang dilakukan oleh PT. BPRS Bumi Rijani Batu bahwa 7 calon
nasabah dinyatakan diterima, 5 calon nasabah dinyatakan dipertimbangkan
dan 5 calon nasabah ditolak. Dan uji program yang disesuaikan dengan data
penilaian kredit dari Bank didapat bahwa 9 calon nasabah diterima, 5 calon
nasabah dipertimbangkan dan 3 calon nasabah ditolak.
Dari hasil uji program ini didapat prosentase tingkat validasi sistem ini
adalah 76.47 %. Hasil prosentase ini dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
Tabel 4.3 Prosentase tingkat validasi program
No Keterangan Nilai Total Prosentase
Valid 13 76.47 %
Tidak valid 4 23.53 %
1
Jumlah 17 100 %
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat validasi sistem ini
adalah 76.47 % dapat digunakan dalam menentukan kelayakan pemberian
kredit nasabah dan 23.53 % tidak valid. Ketidakvalidan dari sistem ini
disebabkan dari kebutuhan bank dalam menentukan kelayakan pemberian
184
kredit pada calon nasabah. Jika pihak Bank membutuhkan 10 calon nasabah
untuk direkomondasikan dalam mendapatkan kredit maka calon nasabah yang
dipertimbangkan juga dapat direkomondasikan dalam mendapatkan kredit.
Padahal sistem hanya bisa menentukan 7 calon nasabah yang dapat
direkomondasikan dalam mendapatkan kredit.
185
BAB V
PENUTUP
Sistem pendukung keputusan untuk menentukan kelayakan pemberian
kredit nasabah dengan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) ini
diharapkan dapat menjadi bahan atau salah satu referensi bagi pengembangan
sistem pendukung keputusan lainnya atau bagi mahasiswa yang menyusun tugas
akhir yang berkaitan dengan sistem pendukung keputusan. Ada beberapa
kesimpulan dan saran yang dapat disampaikan penulis sebagai hasil dari evaluasi
pengembangan sistem dalam laporan tugas akhir ini.
5.1 Kesimpulan
Hasil percobaan yang diperoleh dari 17 hasil percobaan uji program
yang disesuaikan dengan uji penilaian yang dilakukan oleh PT. BPRS Bumi
Rinjani Batu didapatkan bahwa calon nasabah yang dapat direkomendasikan
diterima adalah 7 calon nasabah. Calon nasabah tersebut adalah Moh
Irwansyah, Tri Kustono Adi, Nur Rohmah, Winda Sulistiawati, Nirwan, Rudi
Sudarsono dan Ahmad Riyadi. Hal ini didasarkan dari hasil nilai total dari
calon nasabah tersebut yang bernilai 1 atau mendekati nilai 1. Karena nilai
total inilah yang dijadikan dasar sebagai nilai prioritas calon nasabah yang
dapat direkomendasikan untuk mendapatkan kredit atau tidak mendapatkan
kredit.
Prosentase tingkat kevalidasian dari uji program ini didapatkan
berdasarkan uji program Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Pemberian
186
Kredit dengan Metode AHP yang disesuaikan dengan uji penilaian yang
dilakukan oleh PT. BPRS Bumi Rinjani Batu. Uji penilaian yang dilakukan
oleh PT. BPRS Bumi Rinjani Batu didapatkan bahwa 7 calon nasabah
dinyatakan diterima, 5 calon nasabah dinyatakan dipertimbangkan dan 5 calon
nasabah ditolak. Dan uji program yang disesuaikan dengan data penilaian
kredit dari Bank didapatkan bahwa 9 calon nasabah diterima, 5 calon nasabah
dipertimbangkan dan 3 calon nasabah ditolak.
Dari hasil uji program didapat prosentase tingkat validasi sistem ini
adalah 76.47 % dapat digunakan dalam menentukan kelayakan pemberian
kredit nasabah dan 23.53 % tidak valid. Ketidakvalidasian dari sistem ini
disebabkan dari kebutuhan bank dalam menentukan kelayakan pemberian
kredit pada calon nasabah. Jika pihak Bank membutuhkan 10 calon nasabah
untuk direkomondasikan dalam mendapatkan kredit maka calon nasabah yang
dipertimbangkan dan ditolak juga dapat direkomondasikan dalam
mendapatkan kredit. Padahal sistem hanya bisa menentukan 7 calon nasabah
yang dapat direkomondasikan dalam mendapatkan kredit. Berdasarkan hasil
percobaan tersebut menunjukkan bahwa sistem pendukung keputusan ini
sudah dapat menentukan kelayakan kredit nasabah dengan baik.
5.2 Saran
Setelah mengembangkan sistem pendukung keputusan ini, ada
beberapa saran yang harus diterapkan guna pengembangan sisten pendukung
keputusan lebih lanjut:
187
1) Penulis menyarankan untuk penelitian selanjutnya sistem ini bisa
berkembang, bukan hanya dapat menentukan layak atau tidak layak
nasabah dalam mendapatkan kredit tetapi dapat mencakup seluruh
prosedur perkreditan yang ada (kapasitas melunasi kredit, penagihan kredit
dan lain-lain) dan dapat menganalisa dan membahas kebijakan yang akan
diambil pihak bank, sehingga program dapat dipergunakan secara optimal.
2) Kiranya pengembangan program aplikasi sistem pendukung keputusan
kelayakan pemberian kredit nasabah dapat dijadikan media yang tepat bagi
penggunanya, dalam menerima informasi yang akurat, terpercaya, dan
memiliki nilai yang efektif serta efisien bagi pengguna.
3) Pengetahuan sistem pendukung keputusan kelayakan pemberian kredit
nasabah kiranya semakin diperkaya dengan penambahan kompleksitas
kriteria yang diberikan, agar dapat menentukan kelayakan pemberian
kredit kepada calon nasabah dengan tepat dan akurat.
188
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah bin Muhammad. 2003. Tafsir Ibnu Kasir. Bogor: Pustaka Imam Syafi’i.
Allamah Kamal Faqih dan Tim Ulama. 2004. Tafsir Nurul Quran: Sebuah Tafsir Sederhana Menuju Cahaya Al-Quran. Jakarta: Al-Huda.
A. Perwataatmadja, Karnaen dan M. Syafi’i Antonio. 1992. Apa Dan Bagaimana Bank Islam. Yogyakarta: Dana Bhakti Waqof.
Arikunto, Suharsimi.1997. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Darmayuda, Ketut. 2007. Pemrograman Aplikasi Client Server. Bandung:
Informatika.
Dermawan, Rizky. 2001. Model Pengambilan Keputusan Dan Perencanaan Strategi Alfabeth. Bandung: IKAPI.
Efraim Turban, Jay E. Aronson, Ting-Peng Liang. 2005. Decision Support Systems and Intelligent Systems Edisi 7. Yogyakarta : Andi
Fatansyah. 1999. Basis Data. Bandung: Informatika.
Hutabarat, Bernaridho I. 2004. Pengelolaan Basis Data. Yogyakarta: Andi Offset.
Imam Az-zabidi. 2002. Ringkasan Hadis Shahih Al-Bukhari. Jakarta: Pustaka Amani.
James A. O’brien. 2005. Pengantar SI: Perspektif Bisnis dan Manajerial (Introduction to Information Systems). Jakarta: PT Salemba Empat (Emban Patria).
Jogiyanto HM. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan terstruktur teori dan praktek aplikasi bisnis. Yogyakarta : Andi
Jusuf, Jopie. 2008. Analisis Kredit untuk Account Officer. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
189
Kasmir. 2000. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Kusrini. 2007. Konsep Dan Aplikasi SPK. Yogyakarta: C.V Andi Offset.
Mengkepe, elisa. 2004. SPK Pemberian Kredit Mobil PT. Astra International Tbk. Isuzu Division Makasar. Skripsi Tidak Diterbitkan. Bandung: Jurusan Teknik Informatika Universitas Widyatama.
M. Agus J. 2003. Mengolah Database dengan Borland Delphi 7.0. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Muhammad. 2005. Manajemen Pembiayaan Bank Syari’ah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Rivai, Veithzal. 2007. Bank and Financial Institution Management. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
. 2006. Credit Management Handbook. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Robi’in, Bambang. 2002. InterBase Menggunakan Delphi 6.0. Yogyokarta: Andi
Sumitro, Warkum. 2004. Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga Terkait. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Suryadi, Kadarsah dan Ali Ramdhani. 2002. Sistem Pendukung Keputusan. Bandung: Rosda.
Teguh Wahyono. 2004. Sistem Informasi (Konsep Dasar, Analisis Desaign, Dan Implementasi). Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wing Wahyu Winarno.2004. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: UPP (Unit Penerbit Dan Percetakan) AMP YKPN.
Yanuar, Yahya dan Hakim, Lukmanul. 2004. Pemrograman Delphi Dengan Data Base Microsoft SQL Server. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
190
LAMPIRAN A
RIWAYAT HIDUP PENULIS
191
RIWAYAT HIDUP
David Hari Saputra dilahirkan di
Gresik, Jawa Timur pada tanggal 13
Juli 1986, anak pertama dari dua
bersaudara, pasangan Bapak Suharyanto,
S.Pd dan Ibu Nur Mala. Pendidikan
dasar dan Menengah telah ditempuh di
Gresik. Tamat SD tahun 1998 di SDN Pudakit Barat,
SMP tahun 2001 di SMP Negeri 1 Sangkapura, SMA tahu n
2004 di SMA Negeri 1 Sangkapura.
Kemudian melanjutkan Pendidikan Tinggi melalui
seleksi PMDK di Universitas Islam Negeri Malang.
Mengambil Jurusan Teknik Informatika yang
diselesaikan pada tahun 2009.
Ketika di perguruan tinggi pernah aktif di
Organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik
Informatika (HMJ-TI) Universitas Islam Negeri Malan g
periode 2004-2005. Pada Tahun 2005 masuk sebagai
anggota dan Kader PMII “Rayon Galileo”, Dan kemudia n
aktif dalam jajaran kepengurusan Badan Eksekutif
Mahasiswa Fakultas (BEM-F) Saintek UIN Malang
periode 2005-2006. Serta pernah menjadi asisten
praktikum Matakuliah Rangkaian Digital di
Laboratorium Teknik Informatika UIN Malang.
Keilmuan Teknik Informatika yang dikuasai
adalah Sistem Pendukung Keputusan, Pemrograman WEB,
Pemrograman Delphi, Networking, MySql, windows dan
Linux. Dan pernah kerja di IT Support PT. Indosat
Cabang Jember (2007) dan mengajar mata pelajaran
Pengenalan Teknologi Informasi di SMAN 1 MALANG
(2008).
192
LAMPIRAN B
BUKTI KONSULTASI
193
BUKTI KONSULTASI
Nama Lengkap : David Hari Saputra
Nomor Induk Mahasiswa : 04550001
Fakultas/Jurusan : Saintek/Teknik Informatika
Dosen Pembimbing I : Fatchurrochman, M.Kom.
Judul Skripsi : Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan
Pemberian Kredit Nasabah dengan Metode AHP
(Analytical Hierarchy Process)
di PT. BPRS Bumi Rinjani Batu
NO Hari, Tanggal Materi Konsultasi Tanda Tangan
1 Kamis, 26 Sepetember 2008 Proposal Penelitian
2 Rabu, 1 Oktober 2008 ACC Proposal Penelitian + Bab 1 dan Outline Bab II
3 Rabu, 15 Oktober 2008 Acc Bab 1, Bab II
4 Senin, 3 November 2008 Pengambilan Data dan outline Data Penilaian Kredit
5 Kamis, 4 Desember 2008 ACC Pengambilan Data dan outline kredit + Revisi Bab III
6 Selasa 30 Desember 2008 ACC BAB III
7 Senin, 5 Januari 2009 Revisi Bab IV
8 Rabu, 7 Januari 2009 Demo Aplikasi dan uji program
9 Jum’at, 9 Januari 2009 ACC Bab IV dan Bab V
10 Sabtu, 10 Januari 2009 ACC Keseluruhan
Malang, 10 Januari 2009 Mengetahui, Ketua JurusanTeknik Informatika Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Malang
Suhartono, M.Kom. NIP. 150 327 241
194
BUKTI KONSULTASI
Nama Lengkap : David Hari Saputra
Nomor Induk Mahasiswa : 04550001
Fakultas/Jurusan : Saintek/Teknik Informatika
Dosen Pembimbing II : M. Ainul Yaqin, M.Kom.
Judul Skripsi : Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan
Pemberian Kredit Nasabah dengan Metode AHP
(Analytical Hierarchy Process)
di PT. BPRS Bumi Rinjani Batu
NO Hari, Tanggal Materi Konsultasi Tanda Tangan
1. Senin, 3 November
2008
Arah Skripsi, Bab I, II
2. Kamis, 4 Desember
2008
Acc Bab 1, Bab II
3. Selasa 30 Desember
2008
Revisi Bab III dan Bab
IV
4. Senin, 5 Januari 2009 ACC Bab III dan Bab IV
5. Jum’at, 9 Januari 2009 ACC Bab IV dan Bab V
6. Sabtu, 10 Januari 2009 ACC Keseluruhan
Malang, 10 Januari 2009 Mengetahui, Ketua JurusanTeknik Informatika Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri Malang
Suhartono, M.Kom. NIP. 150 327 241
195
LAMPIRAN C
REKAPITULASI HASIL DATA PENILAIAN KELAYAKAN
PEMBERIAN KREDIT NASABAH
196
BANK SYARIAH BUMI RINJANI BATU PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH Jl. Dewi Sartika 10 Batu
ANALISA PEMBIAYAAN
PT. BPRS BUMI RINJANI BATU
No Uraian YA TIDAK
1
a. KARAKTER (CHARACTER) a. Apakah bersikap kooperatif? b. Apakah rumah tangganya agamis, rukun, dan
harmonis? c. Apakah penilaian / informasi warga sekitar
baik? d. Apakah kondisi ekonominya ada
peningkatan? e. Apakah tepat janji dan sesuai antara
perkataan dengan kenyataan?
2 b. KAPASITAS (CAPACITY) 1. Apakah usaha tidak bertentangan dengan
agama? 2. Apakah merupakan usaha pokok? 3. Apakah memiliki pengalaman usaha yang
sama? 4. Apakah bahan baku mudah diperoleh? 5. Apakah prospek pasar bagus? 6. Apakah telah memiliki pelanggan tetap? 7. Apakah usaha sejenis disekitarnya banyak? 8. Apakah omsetnya stabil setiap bulannya? 9. Apakah pemohon tidak petualang (ovonturir)
dalam usaha? 10. Apakah ada tenaga lain selain pemohon yang
dapat mengelola usaha? 11. Apakah aset usaha > pinjaman? 12. Apakah tingkat keuntungan lebih tinggi
dibanding margin bank? 13. Apakah kewajiban angsuran < 1/3 penerimaan
kas?
3 c. KAPITAL (CAPITAL) 1. Apakah modal sendiri dibanding pembiayaan
> 30 %?
197
2. Apakah tidak memiliki hutang di tempat lain? 3. Apakah pembiayaan dipakai untuk
pengembangan usaha? 4 d. JAMINAN (COLLATERAL)
1. Apakah jaminan milik sendiri? 2. Apakah suami/istri penjamin bersedia tanda
tangan akad? 3. Apakah nilai taksasi jaminan lebih tinggi dari
pembiayaan? 4. Apakah jaminan mudah untuk
diperjualbelikan?
5 e. KONDISI EKONOMI (CONDITIONS OF ECONOMIC)
1. Apakah pasang surut harga tidak membahayakan uasaha?
2. Apakah tidak ada larangan pemerintah terhadap produk / tempat usaha?
3. Apakah pemasaran produk tersebut tidak sporadis?
4. Apakah usaha tidak ditentang oleh masyarakat sekitar?
5. Apakah usaha tidak mengganggu kesehatan dan lingkungan?
30 JUMLAH
TOTAL POINT DAN KRITERIA
KEPUTUSAN
Sumber: data primer PT. BPRS Bumi Rinjani Batu
Batu, 10 Januari 2009
Mengetahui,
Direktur Utama PT. BPRS BUMI RINJANI
BATU
Abdul Rohim
198
LAMPIRAN D
SURAT IZIN PENELITIAN