sistem pendukung keputusan untuk …repository.amikom.ac.id/files/naskah publikasi_08.12.3406...1....
TRANSCRIPT
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK VERIFIKASI KARTU MENUJU SEJAHTERA (KMS) DI KOTA YOGYAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh
Maike Dawinza Yonida
08.12.3406
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM YOGYAKARTA
2012
DECISSION SUPPORT SYSTEM FOR VERIFICATION OF KMS
IN YOGYAKARTA CITY
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK VERIFIKASI KARTU MENUJU
SEJAHTERA (KMS) Di Kota Yogyakarta
Maike Dawinza Yonida Kusrini
NIK. 190302106 Jurusan Sistem Informasi
STMIK AMIKOM Yogyakarta
ABSTRACT
Kartu Menuju Sejahtera is a program of the City of Yogyakarta which aims to record a poor family. KMS itself serves as the identity of the families listed in it is the poor who apply once a year. With the KMS is expected to reduce the level of poverty in the city of Yogyakarta.
With the support of a computerized-based system, the workings of the previous
manual system can change the way work is more convenient, efficient, and effective. With the development of modern technology means better, will create a quality improvement system and created a work environment more productive. Making the Decision Support System Verification KMS aims to implement a computerized system work in Yogyakarta Dinsosnakertrans so as to improve image quality and provide for the Agency. This system can provide service and convenience to the officers in conducting the process of recording and verification process.
Keywords: Decision Support System. Decision Support System KMS
1. Pendahuluan
Kartu Menuju Sejahtera (KMS), adalah identitas bahwa keluarga yang tercantum
didalamnya merupakan penduduk miskin yang berlaku 1 tahun sekali, dan merupakan
program dari intervensi Pemerintah Kota Yogyakarta sebagai pendataan keluarga miskin,
tetapi berbagai bantuan yang sampai di tangan rakyat tidak sesuai dengan yang
diharapkan serta banyaknya parameter/indikator kemiskinan mengakibatkan kurang
efektifnya program penanganan kemiskinan. Hal ini juga menjadi masalah bagi
Pemerintah Kota Yogyakarta berkaitan dengan penentuan keluarga miskin yang belum
optimal yaitu banyak terjadi komplain dari pihak masyarakat karena keputusan dari
pemerintah yang menangani masalah penentuan keluarga miskin dalam pemberian
bantuan kemiskinan masih belum sesuai dengan realita yang ada. Hasil analisa terhadap
data keluarga miskin setelah verifikasi ulang yang dilakukan Dinas Sosial Kota
Yogyakarta menunjukkan bahwa penyebab terjadinya kesalahan penentuan keluarga
miskin antara lain akibat kesalahan pada saat proses pendataan, kesalahan dalam
proses perhitungan, dan akibat terjadinya kecurangan pada saat pendataan.
Hal tersebut menjadi perhatian penting bagi Pemerintah Kota Yogyakarta untuk
lebih meningkatkan ketelitian dalam proses penentuan keluarga miskin. Belajar dari
kesalahan dan kesulitan dalam menentukan sasaran penerima program bantuan di masa
lalu, maka diperlukan suatu alat bantu pengambil keputusan (pimpinan) untuk
menetapkan sasaran yang lebih efektif dan efisien.
Seiring kemajuan dunia teknologi informasi, yang meliputi perkembangan
perangkat keras dan perangkat lunak, ternyata membawa dampak yang multikompleks
dalam berbagai segi kehidupan manusia, salah satu diantaranya adalah munculnya
model pengambilan keputusan yang dikenal dengan Sistem Pendukung Keputusan
(SPK), dengan SPK para pengambil keputusan dalam menentukan kebijakannya dapat
dilakukan dengan cara yang tepat, efektif, dan efisien. Data yang ada akan dikelola oleh
sistem yang dibuat (komputerisasi), dengan pengolahan data yang terkomputerisasi
diharapkan dapat menyajikan informasi yang cepat, tepat, jelas, dan terarah.
Agar sistem yang akan dibangun mampu menyelesaikan masalah yang ada, maka
perlu adanya pembatasan masalah yang akan diteliti. Sistem yang akan dibangun tidak
melakukan pencatatan data untuk hasil wawancara. Sedangkan data dan laporan yang
dihasilkan oleh sistem yang diusulkan antara lain input data aspek, input data parameter,
input data nilai, input data nilai bobot, input data warga, input data petugas, input data
wilayah, input data stratifikasi, input data anggota keluarga, input data verifikasi laporan
data warga, laporan data wilayah, dan laporan hasil verifikasi.
2. Landasan Teori
2.1 Sistem Informasi
Sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan dari unsure atau variabel- variabel
yang saling terorganisasi, saling berinteraksi, dan saling bergantung sama lain.
Sedangkan menurut Murdick dan Ros (1993) mendefinisikan sistem sebagai
seperangkat elemen yang digabungkan satu dengan lainnya untuk suatu tujuan besama.
Sementara, definisi system dalam kamus Webster’s Unbriged adalah elemen-elemen
yang saling berhubungan dan membentuk satu kesatuan atau organisasi 1
2.2 Sistem Pendukung Keputusan
Menurut Michael S. Scott Morton dan Gorry (1970-an) berpendapat bahwa Decision
Support System (DSS) merupakan Sistem berbasis komputer interaktif, yang membantu
para pengambil keputusan untuk menggunakan data dan berbagai model untuk
memecahkan masalah-masalah tidak terstruktur.
Menurut Keen dan Scott Morton (1978) DSS memadukan sumber daya intelektual
dari individu dengan kapabilitas komputer untuk meningkatkan kualitas keputusan. DSS
adalah sistem pendukung berbasis komputer bagi para pengambil keputusan manajemen
yang menangani masalah-masalah tidak terstruktur.2
2.3 Basis Data
Menurut George Tsu-der Chou basis data merupakan kumpulan informasi bermanfaat
yang diorganisasikan ke dalam aturan yang khusus. Informasi ini adalah data yang telah
diorganisasikan ke dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan seseorang.3
2.4 ERD (Entity Relationship Diagram)
Model Entity-Relationship yang berisi komponen-komponen himpunan entitas dan
himpunan relasi yang masing-masing dilengkapi dengan atribut-atribut yang
merepresentasikan seluruh fakta dari “dunia nyata” yang ditinjau, dapat digambarkan
dengan lebih sistematis menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD). Entity
Relationship Diagram (ERD) adalah diagram yang menghubungkan antar entitas di
dalam penyusunan/perancangan basis data. 4
2.5 Analisis Sistem
2.5.1 Identifikasi Masalah
Pada tahapan analisis sistem, analis mempunyai tugas mendefinisikan masalah
sistem, melakukan studi kelayakan, dan menganalisa kebutuhan sistem yang akan
dikembangkan. Terdapat tiga pertanyaan kunci, yaitu :
1 Hanif Al Fattah, 2007 : 3 2 Turban, dkk 2005 : 19 3 Abdul,1999 4 Fathansyah, 2007
a. Apa masalah yang harus diseledaikan dengan sistem informasi?
b. Apa penyebab masalah tersebut?
c. Siapa yang menjadi pengguna akhir sistem?
Masalah yang dipelajari analis sistem adalah masalah yang dihadapi pengguna.
Dengan mempelajari masalah ini, maka analis berkerjasama dengan pemakai untuk
mendapatkan permasalahan secara kasar. 5
2.5.2 Analisis Kelemahan Sistem
Analisis kelemahan sistem menitikberatkan pada bagaimana mengidentifikasi
kelemahan yang dijumpai pada sistem lama. Untuk lebih mudah melakukannya
ditawarkan cara analisis dengan kerangka PIECES. 6
2.5.3 Analisis Kebutuhan Sistem
Tujuan dari fase analisis adalah memahami dengan sebenar-benarnya
kebutuhan dari sistem baru dan mengembangkan sebuah sistem yang mewadahi
kebutuhan tersebut, atau memutuskan bahwa sebenarnya pengmbangan sistem baru
tidak dibutuhkan. 7
2.6 Perancangan Sistem
2.6.1 Flowchart
Flowchart sistem adalah metode untuk menggambarkan tahap-tahap pemecahan
masalah dengan merepresentasikan symbol-simbol tertentu yang mudah dimengerti,
mudah digunakan dan standar 8
Tujuan utama dari penggunaan flowchart adalah untuk menggambarkan suatu
tahapan penyelesaian masalah secara sederhana, terurai, rapi dan jelas dengan
menggunakan simbol-simbol standar.
Tabel 1 Simbol-simbol flowchat
Nama Simbol Gambar Simbol Keterangan
Simbol Arus/Flow Simbol yang menyatakan
jalanya arus suatu proses
Simbol Proses
Simbol proses untuk
mewakili suatu proses
Simbol Dokumen
Menunjukan dokumen
input dan output baik
untuk proses manual,
mekanik atau computer
5 Hanif Al Fattah, 2007 : 50 6 Hanif Al Fatta, 2007 : 62 7 Hanif Al Fatta, 2007 : 63 8 Budi Sutedjo Dharma Oetomo 2001:126
Simbol Kegiatan
Manual
Menunjukan proses
manual
Simbol Harddisk
Menunjukan data
penyimpanan
Simbol Keybord
Menunjukan masukan
data secara manual
Simbol beberapa
tembusan dari
satu dokumen
Menunjukan multi
dokumen
2.6.2 DFD
DFD (Data Flow Diagram) atau DAD (Diagram Aliran Data) adalah diagram yang
digunakan untuk menggambarkan proses aliran data dan kerja dalam sebuah sistem.
Dalam model ini data-data yang ada dalam dapat dalam tiap proses dapat
diidentifikasikan. DFD memuat proses yang mentransformasikan data, aliran data yang
menggerakkan data, objek yang memproduksi serta mengkonsumsi data, serta data
store yang menjadi tempat penyimpanan data.9
Notasi-notasi yang digunakan dalam DFD (menurut Gane dan Sarson) yaitu:
a. Data Flow
Data flow adalah notasi yang menghubungkan keluaran
atau masukkan dalam sebuah proses.
b. External Agent
External Agent adalah orang, organisasi, atau sistem
dari luar yang berinteraksi dengan sistem. External
agent hanya berhubungan dengan process.
c. Data Store
Data Store
Data Store adalah kumpulan data yang
disimpan dengan cara tertentu untuk
digunakan selanjutnya. Data store hanya
berhubungan dengan process
9 Adi Nugroho, 2005: hal. 106
External
Agent
nama data flow
nama control flow
d. Process
Process adalah aktivitas yang terjadi di dalam suatu
sistem. Process dapat berhubungan dengan external
agent, data store, dan process
3. Analisis
3.1 Identifikasi Masalah
Pada sistem pendukung keputusan verifikasi penerima KMS, semua kriteria yang
dibuat relevan dengan data-data resmi yang dikumpulkan melalui observasi ke tempat
penelitian, yaitu Kantor Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transportasi data-data berupa
Perwal 75/ 2008, perwal Nomor 56 Tahun 2009, Perwal Nomor 417/ KEP/ 2009 dan hasil
dari diskusi melalui wawancara dengan pihak yang berwenang.
Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi melakukan pendataan keluarga miskin
(dilaksanakan 1 tahun sekali). Keluarga miskin di Kota Yogyakarta diukur dan
disimpulkan melalui Penetapan Parameter. Pada proses ini melibatkan RT/ RW/
Kelurahan /Kecamatan/ PSM. Ketua RT mengumpulkan berkas-berkas keluarga miskin
didaerahnya berupa Fotocopy KTP KK, Fotocopy C1, dan formulir pendaftaran yang
nantinya digunakan sebagai data. Data yang telah diterima selanjutnya akan dilakukan
verifikasi (kunjungan rumah) oleh petugas atas data hasil konfirmasi. Setelah lulus
verifikasi, data keluarga miskin selanjutnya diseleksi oleh petugas, mulai entri data,
pengolahan, hingga output. Sistem Pendukung Keputusan memberikan penilaian dan
menentukan prioritas berdasarkan parameter yang cocok dengan data berkas keluarga
miskin.
Tabel 2. PARAMETER PENDATAAN KELUARGA MISKIN
KOTA YOGYAKARTA
No ASPEK PARAMETER BOBOT
1 Pendapatan
dan Asset
1. Suami atau istri tidak bekerja.
2. Pendapatan rata-rata anggota keluarga
setiap bulan kurang dari Rp.200.000,-.
3. Status kepemilikan bangunan tmpat
tinggal bukan milik sendiri/ kontrak/
sewa/ ngindung
4. Keluarga tidak memiliki barang selain
tanah yang bernilai lebih dari Rp.
1.000.000,-.
5. Daya Listrik maksimal 450 watt dan
atau tagihan listrik perbulan kurang dari
Rp. 50.000,-.
8
12
6
5
4
nama process
2 Papan 1. Luas tempat tinggal rata-rata tiap
anggota keluarga kurang dari 5 meter.
2. Jenis bahan bidang dinding terluas dari
tempat tinggal berupa bambu/ kayu/
bahan lain berkualitas rendah/ tembok
tanpa diplester atau diplester kualitas
rendah.
10
8
3 Pangan 1. Keluarga tidak mampu memberikan
makan anggota keluarga 3x setiap hari.
2. Keluarga tidak mampu membeli dan
menyediakan lauk daging/ telur/ ayam/
ikan/ susu 2x seminggu.
9
9
4 Sandang Keluarga hanya dapat membelikan
pakaian baru bagi anggota keluarga
maksimal 1 kali setahun.
3
5 Kesehatan 1. Keluarga tidak mampu membayar biaya
tindakan puskesmas.
2. Sumber air minum dan masak bukan
dari PAM.
3. Tempat membuang air besar tidak di
MCK.
4
1
4
6 Pendidikan 1. Pendidikan Kepala Keluarga Maksimal
Lulus SMP.
2. Keluarga memiliki anak atau anggota
keluarga yang sedang sekolah sampai
dengan tingkat SMK/SMA:
- Satu anak atau anggota keluarga
- Dua anak atau anggota keluarga
3. Terdapat anak usia sekolah yang DO/
tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan
sampai dengan SMA
3
4
4
8
7 Sosial Keluarga tidak mengikuti aktifitas kegiatan
lingkungan sama sekali.
2
3.2 Analisis Kelemahan Sistem
Dari hasil analisis sistem lama, maka dapat diuraikan kelemahan dari sistem lama
dalam memilih penerima KMS, yaitu sebagai berikut :
1. Tidak ada sistem khusus yang memanfaatkan teknologi informasi guna membantu
Dinsosnakertrans Kota Yogyakarta dalam pengambilan keputusan untuk memilih
calon penerima KMS.
2. Rekomendasi jumlah warga miskin yang direkomendasikan oleh masing-masing
daerah sangat banyak, sehingga pihak instansi yang menyeleksi sangat kwalahan
dengan jumlah petugas yang minim.
3. Kriteria (Parameter) yang ditetapkan sebagai syarat calon penerima KMS sangat
banyak, ada 7 aspek dengan 17 parameter.
3.3 Analisis PIECES
3.3.1 Analisis Kinerja (Performance)
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana standar kinerja dapat diukur
dengan jumlah produksi (produtivitas) dan waktu tanggap (respon time) dari sistem.
a. Petugas yang seringkali terjadi kesalahan saat menginputkan data, sehingga
memperpanjang waktu tanggap.
b. Adanya perubahan bobot nilai yang menyebabkan petugas harus mengubah dan
melakukan perhitungan ulang dengan mengubah bobot nilai masing-masing kriterria.
Hal tersebut akan memperlambat kinerja proses.
3.3.2 Analisis Informasi (Information)
Sistem Dinsosnakertrans yang masih menggunakan sistem manual
menggunakan MS.Exel. Situasi yang membutuhkan peningkatan informasi dari hasil
analisis antara lain:
a. Pencatatan data warga dan proses sleksi yang masih manual menyebabkan waktu
yang dibutuhkan untuk menghasilkan informasi menjadi lebih banyak sehingga sering
terlambat.
b. Informasi akan tidak akurat apabila terjadi kesalahan dalam pencatatan.
c. Laporan yang dihasilkan masih belum sesuai dengan kebutuhan.
3.3.3 Analisis Ekonomi (Economic)
Dalam analisis ekonomi ini membahas mengenai biaya dan keuntungan.
Tinjauan analisis ekonomis atau tidak ekonomisnya sistem yang ada merujuk pada
jumlah sumber daya yang digunakan terhadap peningkatan manfaat dan keuntungan
yang diperoleh atau penurunan keuntungan yang diperoleh atau akibat biaya yang
digunakan. Hasil analisis nya sebagai berikut:
a. Penggunaan kertas, tinta dan alat tulis lainya dan tempat penyimpanan untuk
menyimpan dokumen tidak sedikit karena banyaknya data yang diinputkan atau
diproses, dan apabila terjadi kesalahan akan menambah biaya.
b. Serta apabila petugas ingin mendapatkan aplikasi yang baru dan lebih mudah
penggunaannya maka harus membeli perangkat lunak yang harganya cukup mahal.
c. Setiap pekerjaan dilakukan di komputer yang terpisah. Maka sistem tidak layak
dioperasikan.
3.3.4 Analisis Keamanan (Control)
Pengendalian atau kontrol dalam sebuah sistem sangat diperlukan untuk
menghindari kesalahan sistem serta untuk menjamin keamanan data dan informasi yang
dibutuhkan. Dengan adanya control maka tugas atau kinerja yang mengalami kendala
dapat diperbaiki. Adapun hal-hal yang perlu di perbaiki dari hasil analisis antara lain:
a. Keamanan aplikasi sistem yang lama belum begitu diperhatikan sehingga bisa dilihat
pihak lain.
b. Pada sistem yang lama ini pengendalian mengenai keamanan data serta
pemantauan data untuk meningkatkan kinerja sistem sulit dijalankan. Misalnya:
apabila laporan pencatatan hilang karena tidak ada sistem keamanan serta mudah
rusak yang mengakibatkan pencarian data terganggu. Sehingga mengakibatkan
penyajian informasi kepada pimpinan menjadi terhambat.
3.3.5 Analisis Efisiensi (Effiency)
Efisiensi juga berkaitan dengan bagaimana sebuah sistem tidak melakukan tugas
secara berlebihan. Berikut adalah hasil analisis yang mengatakan ketidak efisiensi sistem
yang lama:
a. Sumber daya (pekerjaan) yang dipakai lebih banyak karena masih melakukan
dokumentasi dan pekerjaan lain seperti pembuatan laporan yang masih manual akan
menyebabkan terjadinya pemborosan waktu, tenaga kerja, dan peralatan berupa
kertas, terlebih jika terjadi kesalahan pada pembuatan laporan.
b. Pada Dinsosnakertrans hanya memiliki 1 orang petugas saja, hal ini dapat
menambah ketidak efisien kinerja. Dan apabila berhalangan hadir maka proses
verifkasi KMS akan terlambat, karena tidak ada pengganti yang dapat mengurusi
pekerjaan tersebut.
3.3.6 Analisis Layanan (Sevices)
Layanan adalah system yang mencakup pelayanan yang diberikan oleh system
pada beberapa elemen, baik elemen yang bersifat langsung maupun tidak langsung.
Elemen yang terlibat langsung dalam hal ini adalah petugas yang mengoperasikan
system tersebut, sedangkan elemen yang tidak langsung adalah karyawan dan pihak-
phak lain yang membutuhkan. Berikut adalah hasil analisisnya:
a. Pada sistem lama terjadi keterlambatan pelayanan karena proses pencatata
data masih dilakukan secara manual. Sehingga membutuhkan waktu yang cukup
lama.
b. Penyerahan data dan pembuatan laporan sangat berkaitan satu sama lain,
jadi apabila penyerahan data terlambat maka ank mempengaruhi pembuatan laporan
dan akan terjadi antrian atau penumpukan data yang menunggu diproses.
3.4 Analisis Kebutuhan Sistem
3.4.1 Kebutuhan Fungsional
a. Sistem harus dapat melakukan entri data warga :
1. Pengguna bisa memasukkan data warga dengan memasukkan No.Reg.KM,
Nama KK, Alamat, dan lain-lain.
2. Pengguna bisa menambahkan data warga baru yang akan diverifikasi.
3. Pengguna bisa mencari data warga berdasarkan Nama.
4. Pengguna dapat mengubah Nama KK dan lain-lain yang berhubungan dengan
data warga.
5. Pengguna dapat menghapus beberapa data warga yang sudah tidak terdata lagi
menjadi keluarga miskin.
6. Pengguna dapat menyimpan data warga di database.
b. Sistem harus dapat melakukan entri data parameter
1. Pengguna (user) dapat mengubah nama parameter dan yang berhubungan
dengan parameter.
2. Pengguna (user) dapat menyimpan parameter.
c. Sistem harus dapat melakukan entri data aspek
1. Pengguna (user) dapat mengubah nama aspek dan yang berhubungan dengan
aspek.
2. Pengguna (user) dapat menyimpan aspek.
d. Sistem harus dapat melakukan entri nilai
1. Pengguna(user) dapat memasukkan nilai parameter baru dengan memasukkan
kode nilai parameter, nama nilai parameter.
2. Pengguna (user) dapat mengubah nilai parameter dan yang berhubungan
dengan nilai parameter.
3. Pengguna (user) dapat menghapus nilai parameter yang sudah tidak dipakai.
4. Pengguna (user) dapat menyimpan nilai parameter .
e. Sistem harus dapat melakukan entri nilai bobot
1. Pengguna(user) dapat memasukkan nilai bobot baru dengan memasukkan kode
parameter, kode aspek, nilai, dan bobot.
2. Pengguna (user) dapat mengubah nilai bobot dan yang berhubungan dengan
nilai bobot.
3. Pengguna (user) dapat menghapus nilai bobot yang sudah tidak dipakai.
4. Pengguna (user) dapat menyimpan nilai bobot .
f. Sistem harus dapat melakukan proses verifikasi (seleksi)
1. Pengguna menampilkan kode warga yang akan diseleksi.
2. Pengguna dapat memilih nilai sesuai dengan data warga.
3. Pengguna dapat mengetahui total nilai warga yang telah diseleksi.
g. Sistem dapat melakukan pencatatan laporan
1. Sistem dapat mencetak laporan hasil verifikasi (seleksi), berdasarkan NIK, tahun,
stratifikasi, wilayah atau keseluruhan.
2. Sistem dapat mencetak laporan Data Warga.
3. Sistem dapat mencetak laporan Wilayah.
3.4.2 Kebutuhan Nonfungsional
1. Operasional
a. Spesifikasi Perangkat Keras :
Intel Pentium dual-core processor T4200(2.0 GHz)
RAM 1 GB
VGA minimal 64 MB
Hardisk Dengan Kapasistas 250 GB
Monitor 14,1” WXGA Acer CrystalBriteTM LCD”
Keyboard
Mouse PS2
Printer
b. Spesifikasi Perangkat Lunak :
Digunakan pada sistem operasi Microsoft Windows XP.
2. Sekuriti
Sistem aplikasinya maupun databasenya dilengkapi dengan password. Sehingga
hanya pengguna yang terkait yang bisa memakai aplikasi ini.
3. Informasi
a. Digunakan untuk menginformasikan apabila password yang
dimasukkan oleh pengguna salah.
b. Digunakan untuk menampilkan prosedur entri data baru.
3.5 Perancangan Sistem
3.5.1 Data Flow Diagram (DFD)
Gambar 1. DFD Level 0 SPK Verifikasi Penerima KMS
3.5.2 Relasi Antar Tabel
Gambar 2. Relasi Antar Tabel SPK Verifikasi Penerima KMS
4. Kesimpulan
a. Permasalahan operasional yang ada pada Dinsosnakertrans ini terletak pada
proses pencatatan data dan pembuatan laporan.
b. Berdasarkan hasil identifikasi terhadap kebutuhan pengguna, Dinsosnakertrans
membutuhkan sebuah sistem yang mampu mendukung dan menangani kegiatan
operasional, yang meliputi pencatatan data, proses verifikasi yang cepat dan
pembuatan laporan yang akurat.
c. Penelitian dan studi kasus yang dilakukan atas Dinsosnakertrans Kota
Yogyakarta menghasilkan beberapa analisis, seperti analisis kelemahan sistem,
analisis kebutuhan sistem, dan analisis kelayakan sistem. Hasil analisis ini
digunakan untuk merancang sistem baru sehingga sesuai kebutuhan pengguna.
d. Perancangan dan pengimplementasian sistem dilakukan dengan cara membuat
desain proses, desain basis data, dan perancangan tampilan. Hasil desain ini
diterapkan ke dalam DBMS dengan membuat tabel. Kemudian mengembangkan
aplikasi berbasis desktop dengan menggunakan Visual Basic 6.0 yang
tersambung dengan DBMS. Hasil keluaran dari aplikasi ini adalah laporan data
dan kartu KMS.
e. Uji coba dilakukan dengan metode white-box dan metode black-box. Konversi
sistem dilakukan dengan metode paralel. Artinya, sistem lama dan baru
dijalankan secara bersamaan selama masa uji.
Daftar Pustaka
Arief, Rudyanto, Muhammad. 2005. Pemrograman Basis Data Menggunakan Transact-
SQL dengan Microsoft SQL Server 2000, Penerbit Andi, Yogyakarta
Al Fatta, Hanif. 2007. Analisis Perancangan Sistem Informasi. Yogyakarta :Penerbit
C.V ANDI OFFSET
Budi Sutedjo, Dharma Oetomo, Perencanaan dan Pembangunan Sistem Informasi,
Penerbit Andi, Yogyakarta, 2002
Fathansyah. 2007. Basis Data I, Yogyakarta : Penerbit Andi
Kadir, Abdul. 1999. Basis data. Yogyakarta : Penerbit ANDI
Turban, dkk. 2005. Decission Support Systems and Intelligent Systems, Jilid 2,
Yogyakarta : Penerbit C.V ANDI OFFSET
Waliyanto. 2000. Sistem Basis Data Analisis dan Pemodelan Data. Yogyakarta: J&J.
Learning